Ha Ryu terduduk menatap foto putrinya. Terdengar suara Bibi Hong yang mengusir Da Hae. Bibi Hong tak menyangka ibu seperti apa Da Hae ini yang pergi menemui pria lain dan meninggalkan anaknya hingga membuat Eun Byul meninggal. “Bagaimana bisa kau menunjukan wajahmu disini?”
Mendengar keributan itu Ha Ryu mengepal tangannya.
Bibi Hong mendorong dorong tubuh Da Hae, “Kaulah yang telah membunuh Eun Byul. Bahkan binatang pun tak akan membunuh anaknya, kau bukan manusia!” Bibi Hong menangis, Da Hae diam menerima makian Bibi Hong.
Bibi Hong terduduk lemas sambil terus menangis. Taek Bae membantu memberdirikannya. Taek Bae berkata kalau Da Hae tak semestinya berada disini. Saat ini ia sedang berusaha keras mengontrol dirinya. Jadi sebelum ia melakukan sesuatu yang bodoh lebih baik Da Hae segera pergi. “Keluar dari sini!” bentak Taek Bae sambil menarik Da Hae agar cepat pergi dari sana.
Ha Ryu menghampiri mereka meminta menghentikan keributan ini karena Eun Byul akan mendengarnya. Ha Ryu menggandeng tangan Da Hae dan mengatakan kalau ia dan Da Hae harus mengantarkan Eun Byul bersama, sebagai ayah dan ibu yang baik.
Keduanya berdiri di depan jenazah dan menatap foto Eun Byul. Da Hae yang menangis tak sanggup berdiri. Ia terduduk lemas menangis meratapi putrinya yang telah tiada.
Ha Ryu : “Eun Byul.... Ayah, ibu dan kau, sudah lama sejak kita bertiga bersama-sama. Sampai kau beristirahat dengan tenang, ibu dan ayahmu akan disini bersama-sama. Kami tak akan membiarkanmu kesepian.”
Da Hae tak bisa berkata-kata, ia hanya menangis sambil berkali-kali menyebut nama putrinya.
Mereka menggunakan bus menuju rumah abu. Di dalam bus Ha Ryu membawa foto putrinya. Ia menatap tajam ke depan, tangannya mencengkeram bingkai foto putrinya.
Da Hae menangis terdiam menggenggam ikat rambut milik putrinya. Bibi Hong terus menangis. Taek Bae berusaha mengusap air mata yang sesekali menetes. Dua orang petugas polisi ikut di dalam bus mengawasi Ha Ryu.
Di rumah abu Ha Ryu meletakan abu Eun Byul. Da Hae menatap foto putrinya, Ha Ryu juga menaruh foto Eun Byul yang paling cantik. Ia menatap sedih foto putrinya.
Petugas polisi datang mengingatkan kalau Ha Ryu harus segera kembali ke lapas. Ha Ryu pun mengikuti petugas polisi itu. Bibi Hong dan Taek Bae mengikuti mereka. Da Hae masih terdiam dengan mata penuh air mata.
Diluar rumah abu.
Da Hae menatap dari kejauhan Ha Ryu yang dibawa oleh polisi untuk kembali ke lapas. Bibi Hong berpesan agar Ha Ryu menjaga diri disana, kalau Ha Ryu sakit Eun Byul tak akan bisa pergi dengan damai. Taek Bae berjanji kalau ia akan sering menjenguk Ha Ryu.
Ha Ryu berbalik menatap Da Hae yang berdiri agak jauh darinya. Polisi memasangkan borgol di tangannya. Bibi Hong tak kuasa menahan tangisnya. Ha Ryu minta ijin ke petugas polisi, ia akan mengucapkan salam perpisahan pada Da Hae. Polisi mengijinkannya tapi hanya sebentar saja.
Dalam keadaan tangan terborgol Ha Ryu menghampiri Da Hae. Spontan Da Hae berjalan mundur selangkah (mungkin takut Ha Ryu berbuat nekat padanya)
Tangan Ha Ryu menyentuh pundak Da Hae, “Joo Da Hae kau bilang kau akan membesarkan Eun Byul dengan baik. Niatmu pada Eun Byul aku percaya kalau itu tulus. Itulah sebabnya aku melakukan apapun yang kau minta. Tapi, kau membunuh Eun Byul.”
Kedua tangan Ha Ryu menggapai leher Da Hae. Ia mulai mencekik. “Kau bukan lagi ibunya Eun Byul. Aku tak akan pernah memaafkanmu.” Ha Ryu mencekik Da Hae kuat-kuat. “Kau akan mati di tanganku!” Ha Ryu mencekik marah sambil menitikan air mata.
Da Hae berusaha melepaskan diri dari cekikan tangan Ha Ryu yang kuat.
Bibi Hong berkata pada petugas polisi kalau Ha Ryu itu orang yang baik, ia ingin pak polisi menjaga Ha Ryu.
Polisi terkejut melihat apa yang dilakukan Ha Ryu. Ia segera berlari mengamankan Ha Ryu. Kedua polisi itu menyeret Ha Ryu ke mobil. Ha Ryu berteriak pada Da Hae, “Aku akan membunuhmu!”
Da Hae yang gemetaran berusaha menenangkan diri.
Dari dalam mobil Ha Ryu menatap Da Hae dengan tatapan penuh dendam.
Ha Ryu kembali ke lapas, ia kembali ke ruang tahanannya. Ia berdiri mematung. Sementara teman satu sel-nya sudah terlelap. Tapi Sam Do belum tidur, ia tahu kalau Ha Ryu sudah kembali dari ijin khususnya. Ia tak bertanya apa-apa, ia tetap terbaring bersama yang lainnya.
Da Hae sampai di depan apartemen tempatnya menginap. supir taksi memberi tahu kalau sudah sampai di tempat tujuan. Da Hae akan turun tapi ia melihat jalan dimana kecelakaan Eun Byul terjadi. Ia mengingat kejadian dimana ia meminta Eun Byul menunggunya karena ia harus menemui seseorang. Hingga kecelakaan itu pun terjadi.
Mengingat itu tubuh Da Hae bergidik. Ia berusaha menahan tangisnya. Ia tak jadi keluar dari taksi. Sementara diluar hujan salju lebat mengguyur.
Da Hae berjalan lemas di dalam kamar hotelnya, ia menginap di hotel. Ia melepas jaket dan menaruhnya di atas tempat tidur. Dari saku jaket itu jatuhlah ikat rambut milik Eun Byul.
Da Hae terduduk lemas. Dengan tangan gemetaran ia mengambil dan menggenggamnya erat. Ia menangis tanpa suara.
Keesokan harinya di lapas. Ha Ryu duduk diam di ruang tahanan. Sam Do dkk yang akan keluar untuk mengisi kegiatan mengajak Ha Ryu juga keluar. Ia menyebut Ha Ryu dengan sebutan 6453 (kalau nyebut nomor tahanan kayak gini jadi ingat sama movie Bollywood ‘Veer-Zaara’). Tapi ajakan Sam Do ini diabaikan oleh Ha Ryu.
Sam Do kesal, ia menjatuhkan sepatunya. Ia mulai meninggikan suara menyuruh Ha Ryu cepat karena kalau petugas datang mereka akan mendapatkan masalah. Tapi Ha Ryu tetap diam saja.
“Hei, apa kau pikir hanya kau yang paling berduka karena ada yang meninggal? Kalau kau sudah menguburkannya itu sudah berakhir. Berapa lama lagi yang kau butuhkan untuk menghadapinya.” ucap Sam Do membuat Ha Ryu mengangkat wajahnya.
“Kalau putrimu meninggal, kau bisa keluar dari sini dan membuatnya lagi. Benarkan? Ini akan menjadi alasan bagimu untuk keluar dari sini secepatnya!” sambung Sam Do.
Perkataan Sam Do ini jelas membuat Ha Ryu naik darah. Dengan cepat Ha Ryu langsung melayangkan pukulan ke arah Sam Do. Teman yang lain berusaha menahan Ha Ryu yang ngamuk-ngamuk. Hingga petugas polisi datang mengamankan Ha Ryu.
Petugas polisi membawa Ha Ryu ke kantor dan menyuguhkan teh hijau agar Ha Ryu lebih tenang. Ha Ryu bilang tak usah karena ia baik-baik saja. Petugas mengerti dengan apa yang dialami Ha Ryu tapi seharusnya Ha Ryu tak menyebabkan masalah. Karena yang namanya perkelahian antar napi berarti sebuah hukuman. Kalau Ha Ryu menyebabkan masalah lagi, ini akan berpengaruh pada pembebasan bersyarat yang akan Ha Ryu terima. Ha Ryu mengerti.
Petugas polisi berharap Ha Ryu bisa menerima kenyataan tentang putri Ha Ryu dan bisa menyesuaikan hidup dengan keadaan yang sekarang. Ia membolehkan Ha Ryu pergi.
Sebelum Ha Ryu pergi, petugas berkata tentang Profesor Uhm Sam Do. Ia mengatakan kalau putri Sam Do juga meninggal ketika berusia 6 tahun. Ia sangat yakin kalau Sam So tak ada niat jahat pada Ha Ryu.
Di kamar Do Hoon sudah ada Do Kyung. Do Hoon yang meringkuk tiduran di kursi setelah (mungkin) semalaman minum karena di mejanya banyak botol minuman yang kosong. Presdir Baek masuk ke kamar putranya dan melihat banyak botol minuman.
Presdir Baek mencibir apa yang dilakukan Do Hoon sungguh hebat, “Minum sepanjang malam dan sekarang tak pergi bekerja. Apa kau akan kembali ke dirimu yang sebelumnya?”
Do Hoon diam saja. Presdir Baek merasa kalau Do Hoon memang seperti itu dan tak bisa menghilangkan kebiasaan itu. Do Kyung tak mengerti apa yang membuat adiknya seperti ini, Do Hoon bisa menceritakan semua padanya.
Do Hoon menoleh menatap marah, apa lagi yang kakaknya ingin ia katakan. Ini semua karena kakaknya. Ia minta kakaknya membawa Da Hae kembali.
Presdir Baek tak mengerti apa yang terjadi, kenapa Da Hae pergi. Do Kyung meminta ayahnya tak perlu mengkhawatirkan Do Hoon. Lebih baik ayahnya pergi bekerja saja. Ia yang akan mengurus Do Hoon.
Presdir menebak apa perilaku Do Hoon menjadi seperti ini karena Joo Da Hae. Do Kyung sekali lagi bilang kalau ia yang akan mengurus Do Hoon.
Presdir Baek kembali mencibir, ia pikir kalau semuanya akan berjalan dengan baik. Tapi apa yang terjadi sekarang? ia menyuruh Do Kyung cepat mengurus Do Hoon. Ia pun keluar dari kamar Do Hoon.
Do Kyung menarik kursi dan duduk di samping Do Hoon. Ia bertanya kalau Joo Da Hae seorang pembunuh apa Do Hoon masih ingin bersama wanita itu.
Do Hoon terperanjat dan bangun mendengar itu. Bagaimana kakaknya bisa mengatakan hal seperti itu. Do Kyung memberi tahu kalau belum lama ini ditemukan mayat di lokasi kota berkuda dan itu adalah mayat ayah tirinya Da Hae. Do Hoon terkejut karena ia baru mengetahui ini. Do Kyung yakin kalau Da Hae tak mengatakan hal ini pada Do Hoon. Do Hoon tak percaya kalau Da Hae pelakunya, bukankah kasusnya juga sudah ditutup.
Do Kyung bilang meskipun kasusnya sudah ditutup, sejauh yang ia ketahui Da Hae adalah salah satu dari tersangkanya. “Dia tak mengatakan kenyataan penting itu padamu. Apa dia tak memberitahumu kalau kakak tirinya adalah mantan napi? Joo Da Hae sejak awal sudah menipumu. Dia itu penipu. Dia mendekatimu karena uang. Itulah kenapa aku menendangnya dari kehidupanmu.”
Do Kyung meminta Do Hoon lekas bangun dan mandi karena hari ini adalah peringatan kematian ibu mereka. Setelah mengatakan itu Do Kyung keluar dari kamar adiknya. Do Hoon terdiam mengetahui kenyataan tentang Da Hae.
Untuk menghilangkan rasa sedihnya Do Hoon minum-minum sendirian di bar. Ia menatap cincin yang Da Hae kembalikan padanya. Cincin yang Da Hae bilang ingin diperbaiki karena tak cocok dengan jemarinya. Do Hoon kini mengerti itu adalah alasan Da Hae ingin melepasnya. Do Hoon menggenggam erat cincinnya dan meletakan kembali ke kotak yang berada di sampingnya.
Do Hoon akan menuangkan minumannya lagi tapi tanpa sengaja tangannya menyenggol kotak cincin hingga membuat cincin itu jatuh. Ia akan mengambil cincinnya, ia berjalan sempoyongan hingga menabrak pengunjung bar lain. Tapi Do Hoon berlalu tanpa mempedulikan pria itu.
Pria itu marah, “Hei apa kau tak mau minta maaf?” Do Hoon menepis tangan pria itu. Pria itu tambah marah dan mendorong Do Hoon hingga terjatuh.
Do Hoon tergeletak di samping cincinnya. Dengan perasaan sedih ia menatap cincin itu, mengambil dan menggemnya erat-erat. Tanpa terasa air matanya menetes.
Pelayan hotel membawa polisi ke kamar Da Hae. Ia mengatakan kalau ia tak melihat penghuni kamar ini keluar atau pun masuk selama 3 hari terakhir. Polisi mencoba menekan bel dan mengetuk pintu tapi tak ada sahutan dari dalam kamar. Pelayan bertanya haruskah ia membuka kamar ini. Polisi mengiyakan.
Keduanya pun masuk ke kamar Da Hae dan menemukan wanita itu tak sadarkan diri tergeletak di lantai. Polisi langsung meminta bantuan agar dikirimkan ambulans ke hotel Royal.
Do Hoon dalam keterpurukannya hanya bisa duduk diam di tangga bar sambil menggenggam cincinnya. Ponselnya berdering, lamunannya pun buyar. Ia terkejut ketika melihat nama Da Hae yang menghubunginya.
Do Hoon segera ke rumah sakit. Ia langsung ke UGD dan melihat Da Hae tak sadarkan diri. Polisi bertanya, “Apa kau Baek Do Hoon?” Do Hoon membenarkan. Polisi berkata kalau ketika ia menyalakan ponsel Da Hae, ia melihat nama Do Hoon dipanggilan terakhir. Karena itulah ia menghubungi Do Hoon.
Do Hoon bertanya pada dokter bagaimana keadaan Da Hae. Dokter mengatakan kalau yang ia lihat tak ada makanan dalam perut Da Hae dan menebak kalau pasien tak makan berhari-hari. Kalau terlambat sedikti saja Da Hae akan berada dalam masalah besar. Do Hoon menggenggam tangan Da Hae dan menatapnya sedih.
Di lapas Ha Ryu membersihkan (apa ya kayak dapur gitu) Ia menyikat lantainya. Sementara Uhm Sam Do yang menyiramkan air menggunakan selang ke lantai. Sam Do menarik selang panjangnya dan ia tak bisa mengendalikan selang yang airnya lumayan deras dan mengenai Ha Ryu. Basah deh. Ia segera menutup selangnya.
Ha Ryu tak marah ia malah mengucapkan permintaan maafnya. Sam Do heran jadi Ha Ryu bisa bicara, “Ternyata kau bisa bicara 6453.” Ia heran kenapa Ha Ryu yang minta maaf bukankah ia yang menyiram air. “Kau ini malaikat atau apa?” (kenapa ga marah kesiram air kayak gitu)
Ha Ryu berkata kalau ia sudah mendengar perihal anak perempuan Sam Do. Sam Do berusaha tak sedih, ia malah tertawa “Oh putriku ya!”
Sam Do duduk dan menceritakan kalau putrinya juga meninggal ketika berusia 6 tahun. Saat itu seolah-olah ia lah yang membunuhnya. Sam Do tertawa dan menyuruh Ha Ryu duduk di sampingnya. “Sedangkan ibunya, apa kau pikir dia akan hidup dengan seseorang sepertiku?”
Sam Do berpisah dengan istrinya ketika anaknya berusia 3 tahun. Ia membesarkannya sendirian. Ia kembali bermasalah dengan hukum. Pada saat itu detektif menunggu di luar rumah. Ia mengatakan pada putrinya kalau ia akan segera kembali tapi ia tak bisa pulang ke rumah selama 2 hari karena detektif itu menunggu di depan rumah. Saat itu ia benar-benar akan gila. Ia mengira putrinya akan makan sesuatu, ia tetap menunggu sampai detektif itu pergi. Tapi mereka bergantian mengintai rumahnya. Mereka tak juga pergi dari depan rumahnya. Ia berfikir akan lebih baik kalau ia tertangkap saja. Jadi saat itu ia menyerahkan tangannya untuk diborgol.
Saat itulah semuanya terjadi. Wajah Sam Do berubah sedih, “Tepat di depan mataku ada ledakan gas. Ketika putriku menungguku dia merasa lapar. Dia mencoba menggunakan kompor untuk memasak ramen. Itulah yang dikatakan polisi padaku. Dia baru berusia 6 tahun.”
Mata Sam Do berkaca-kaca, “Aku terus mengatakan kalau akulah yang membunuh putriku. Tapi polisi hanya mendakwaku untuk kasus penipuan. Mereka tak mendakwaku sebagai pembunuh.”
Air mata Sam Do menetes ia mengeraskan suaranya, “Walaupun aku bersikeras mengatakan bahwa aku seorang pembunuh, mereka hanya mengatakan kalau aku hanya seorang penipu. Dan aku memang seorang pembunuh,”
Sam Do berkata karena dirinya yang tak berguna putrinya bahkan tak bisa melihat indahnya dunia. Ia merasa seperti seorang pecundang.
“Aku juga pecundang!” ucap Ha Ryu mengerti betul perasaan Sam Do karena ia juga kehilangan putrinya.
“Benarkah? pecundang seperti apa kau ini?” tanya Sam Do.
Malam harinya para napi tidur berbaring bersama di lantai. Sam Do dan Ha Ryu belum tidur tapi Sam Do memejamkan matanya. Ha Ryu menceritakan kisah hidupnya pada Sam Do.
Dengan mata terpejam Sam Do bertanya, “Jadi saat ibu Eun Byul kembali dari Amerika dia kembali dengan seorang pria kaya?”
Ha Ryu mengiyakan.
Sam Do ingin tahu keluarga kaya mana pria itu, “Apa pemilik restouran BBQ yang besar? Atau Pemilik gedung di Gangnam?”
(BBQ : Nama restouran yang sering jadi sponsor K-Drama salah satunya di CYHMH) (kalau pemilik gedung di Gangnam itu kan Tante Park Min Suk AGD ya hehe)
“Baek Hak!” jawab Ha Ryu.
Sam Do menoleh menatap Ha Ryu dan bertanya, “Dimana?” karena menurutnya ia salah mendengar.
“Baek Hak!” jawab Ha Ryu lagi.
“Apa restouran BBQ yang terkenal di taman Baek Hak?” Tanya Sam Do. “Atau restouran sup tulang sapi Baek Hak? atau Gedung Baek Hak? Jangan-jangan yang kau bicarakan ini Baek Hak grup?”
“Ya Baek Hak Grup!” jawab Ha Ryu sambil menatap langit-langit.
Sam Do tercengang, “Apa? Baek Hak Grup?”
Ha Ryu mengangguk.
Da Hae bermimpi buruk. Mimpi ketika Ha Ryu mencekiknya. Da Hae terperanjat membuka matanya. Do Hoon yang ada disana senang melihat Da Hae sudah sadar. Da Hae terkejut melihat Do Hoon.
Do Hoon menanyakan apakah yang begitu menakutkan dan menyulitkan hingga membuat Da Hae menderita seperti ini. Da Hae tak menjawab, ia malah bertanya apa dirinya sekarang berada di rumah sakit. Do Hoon berkata kalau Da Hae hampir saja mati dan sekarang semuanya baik-baik saja karena ia ada disini.
“Seharusnya kau membiarkanku mati!” ucap Da Hae lirih. Do Hoon yang sedih meminta Da Hae jangan berkata begitu karena mulai sekarang ia tak akan membiarkan Da Hae sendirian. Ia akan menjaga Da Hae.
Di rumah Presdir Baek banyak tamu yang datang untuk peringatan 25 tahun meninggalnya istri Presdir Baek. Presdir dan Do Kyung menyalami mereka.
Presdir Baek bertanya pada Do Kyung dimana Do Hoon sekarang kenapa dia belum datang. “Di hari peringatan kematian ibunya sendiri bagaimana mungkin dia tak hadir padahal dia yang penting?” Presdir Baek menyuruh Do Kyung segera menghubungi Do Hoon.
Do Kyung ke kamar Bibinya. Disana Bibi Ji Mi tengah berdandan untuk bersiap-siap menghadiri peringatan kematian kakak iparnya. Ia bertanya pada Do Kyung apa upacara peringatannya belum dimulai. Do Kyung berkata kalau Do Hoon belum datang. Ia menilai adiknya ini benar-benar membuat hidupnya tertekan.
Bibi Ji Mi mengatakan kalau Do Hoon seperti itu karena Da Hae menghilang. Do Kyung merasa kalau Do Hoon bertingkah seperti anak-anak.
Bibi Ji Mi menilai karena Joo Da Hae menghilang bukankah itu artinya Do Kyung yang menang. Do Kyung kesal dan berkata kalau ini bukan tentang menang atau kalah.
Bibi Ji Mi mengerti ia tahu kalau Da Hae itu bukan lawannya do kyung. “Apa itu harga diri untuk kemenangan? Kau bisa mengusir Joo Da Hae tapi sekarang Do Hoon yang pergi menjauh!”
Do Kyung berkata kalau ia melakukan itu untuk Do Hoon. Tapi sekarang ia benar-benar frustasi.
Bibi Ji Mi berkata kalau ini karena Do Hoon tak mengerti darimana ketulusan Do Kyung itu datang. “Jadi, katakan saja padanya kalau kau ibu kandungnya!”
“Bibi...!” Do Kyung terkejut dengan apa yang disarankan Bibinya.
Bibi Ji Mi menilai kalau Do Hoon tahu Do Kyung itu ibu kandungnya, dia akan memahami Do Kyung 100%. Tapi karena sekarang Do Kyung hanya berkedudukan sebagai kakak makanya jadi bermusuhan.
“Aku tak bisa melakukannya!” Do Kyung menolak mengatakan hal yang sebenarnya bahwa ia adalah ibu kandung Do Hoon.
“Kenapa? Berapa lama lagi kau akan menyembunyikannya?” tanya Bibi Ji Mi.
“Aku akan membawanya sampai mati!” jawab Do Kyung. “Jadi mulai sekarang, jangan pernah menyinggung tentang itu lagi. Meskipun hanya sambil berlalu, jangan beritahu siapapun.”
Bibi Ji Mi mengerti. Kalau itu yang Do Kyung inginkan, tak usah khawatir. Tapi Do Kyung tak yakin dengan janji Bibinya. Bibi Ji Mi kesal karena Do Kyung tak mempercayainya, “Bukankah kubilang tak usah khawatir.” Bibi Ji Mi yakin kalau Do Hoon akan datang ke acara ini karena ini adalah hari peringatan kematian ibunya. Bibi Ji Mi mengajak Do Kyung segera keluar.
Do Hoon masih di rumah sakit menemani Da Hae. Ia tak mengerti kenapa Da Hae tak memberitahunya. Bukankah ia sudah bilang agar Da Hae tak pergi kemanapun. “Apa sebenarnya yang membuatmu menjauh dariku? Bukankah sudah kubilang kalau aku akan melindungimu?”
Da Hae berkata kalau ada sesuatu tentang dirinya yang tak Do Hoon ketahui. Ia memberi tahu kalau mayat yang akhir-akhir ini ditemukan di gunung lokasi wisata berkuda adalah ayah tirinya. Ia juga mengatakan kalau ia memiliki kakak tiri seorang mantan napi.
Tak peduli betapa keras ia mencoba tapi tetap saja masa lalunya tak akan berubah. kalau ia tetap bersama Do Hoon, kemungkinan ia hanya menjadi beban Do Hoon seumur hidup. Ia harap Do Hoon kembali ke kehidupan Do Hoon sendiri. Jangan pernah memberi perhatian pada orang seperti dirinya. Jangan masuk ke dalam kehidupannya yang buruk.
Do Hoon meminta Da Hae mendengarkan perkataannya, “Hidupmu yang buruk, aku akan membersihknnya. Aku akan menghapus semua kenangan buruk dan menyakitkan. Aku akan tetap bersamamu untuk membuat kenangan baru yang membahagiakan. Kau akan bahagia, kau akan tersenyum. Jadi kumohon tetaplah di sisiku. Untuk menjagamu aku akan menjadi lebih kuat. Jadi kumohon, jangan pernah menghilang.” Do Hoon menitikan air mata.
Karena Do Hoon tak kunjung datang, keluarga Baek gelisah. Tamu undangan pun kasak-kusuk kenapa acaranya tak juga dimulai. Presdir Baek menahan marah, “Apa yang terjadi dengan Do Hoon, kenapa belum juga datang. Dihari peringatan kematian ibunya bagaimana bisa dia melakukan ini?”
Bibi Ji Mi menyarankan bagaimana kalau Do Kung yang melanjutkan upacaranya karena para tamu tak bisa menunggu terus. Do Kyung pun minta ijin ayahnya, apa ia dimungkinkan untuk melakukan upacara yang seharusnya menajdi tugas Do Hoon. Presdir Baek yang menahan kesal pun yah apa boleh buat. Do Kyung memberi kode pada MC untuk memulai acaranya.
Semua berdiri, Do Kyung ke depan untuk melaksanakan upacara. Di depan foto ibunya ia membungkuk dan menyalakan dupa (maaf ga ngerti sama upacaranya hehe)
Do Kyung akan menggandeng tapi Do Hoon menepis dan menatap Do Kyung marah, “Aku putra keluarga ini. Apa kau tak tahu tugas seorang putra? Ini adalah tugasku. Kau bisa minggir.”
Presdir Baek yang menahan malu menghampiri keduanya. Apa yang keduanya lakukan di depan tamu. Do Hoon berkata kalau ia selalu menjadi orang yang memimpin upacara kematian ibunya. “Tapi kenapa sekarang dia yang melakukannya?”
Do Kyung membela diri ini karena Do Hoon terlambat. Do Hoon meninggikan suaranya, apa Do Kyung sedang mencoba mengambil apa yang menjadi hak-nya. Do Kyung terkejut Do Hoon membentaknya di depan semua orang.
Presdir Baek marah, apa Do Hoon tak bisa menghentikan ini. Ia malu dilihat semua tamu. Ia meyuruh Do Hoon segera melanjutakn upacaranya dan meminta Do Kyung duduk. Do Kyung menunduk kecewa dengan sikap Do Hoon padanya.
Ah oh ih Bibi Ji Mi senyum-senyum. Apa ini yang ia harapkan? Apa Perpecahan antara Do Kyung dan Do Hoon? Dia berpihak ke siapa sih?
Do Hoon berdiri di depan foto mendiang ibunya dan memberi hormat melanjutkan upacara peringatan mendiang istri Presdir Baek.
Bersambung ke part 2
Bersambung ke part 2
Komentar :
Yah ternyata benar kan Do Kyung itu ibu kandungnya Do Hoon. Toh perbedaan usia keduanya juga sangat jauh 18 tahun. Kalau saya jadi Do Kyung, pasti sakit hati banget dibentak sama anak sendiri.
Waktu Ha Ryu nyekek Da Hae, saya jadi ikutan pengen nyekek (hahaha) sekarang dendam banget tuh si Ha Ryu.
Kira2 apa yang bakal Ha Ryu lakuin di tahanan ya.
Si Do Hoon mungkin ngira kalau Da Hae sampai sakit kayak gitu karena dirinya kali ya, padahal kan si Da Hae ampe ga makan karena kehilangan anak. Huwaaaaa nangis denger kata2nya Do Hoon yang tulus banget ke Da Hae. Nih orang beneran cinta mati sama Da Hae.
Si Do Hoon mungkin ngira kalau Da Hae sampai sakit kayak gitu karena dirinya kali ya, padahal kan si Da Hae ampe ga makan karena kehilangan anak. Huwaaaaa nangis denger kata2nya Do Hoon yang tulus banget ke Da Hae. Nih orang beneran cinta mati sama Da Hae.
dari http://www.ohkpop.com/95939/kdrama-queen-of-ambition-episode-11-synopsis-preview
ReplyDeleteQueen of Ambition Episode 11 Synopsis Preview
. , . …
(KDrama) Queen of Ambition Episode 11 Synopsis Preview by happy22qt:
Yang Heon finally went to see for himself the person who looks exactly the same as Ha Ryoo and gets flustered when he was asked when was the last time he had seen Ha Ryoo.
Do Hoon informs Ha Ryoo with the news that he is marrying Da Hae and invites him to come to the wedding ceremony, while Ha Ryoo tells Do Gyeong that he can help her to prevent the couple from getting married. But Do Gyeong gets more confused when Ha Ryoo proposes that she takes him as her man…
Note: Video preview to follow. Episode 11 will air on Monday, February 18, 2013 at 09:55 PM (Korea Standard Time).
(Original text preview and screen cap source: Queen of Ambition SBS official website)
(KDrama) Queen of Ambition Episode 11 Synopsis Preview eng Subtitle. Watch online new korean drama in korean Series. (KDrama) Queen of Ambition Episode 11 Synopsis Preview Recap Watch Episodes Reviews
Wiachh dach keluar sinop y
ReplyDeleteapa yaa hub y teman napi y ha ryu sama baek hak group ????
# Jgan* dia bpak y donghoon hahaha ngacoo
Iya jdi pingin ikut nyekik dae hee juga ni
btw thanxz mbak sinop y
Hwaiting ……… ;D
Hmm, no comment deh buat da hae..
ReplyDeleteDari awal dia sudah berhasil membuat aku ga suka ..
Hahha ..
Dan entah kenaapa sekarang jadi kasian sam do kyung ..
Hhe ..
Btw, profesor uhm sam do ??
Dia seorang profesor ??
Hwaa ..
Jadi penasaran sama dia ..
.ndah.
Drama ini jg ada di ONEchannel yaa...
ReplyDeleteTp ga kuat nontonny, ga tahan ngliat kelakuan da hae...
Jd baca sinopsisnya aja....
Gowamo onnie..
Oiya, nanti bikin sinopsis That winter, The wind blow jg kan...??
.iiNTaa.
Wah aku ga buat that winter tuh... Kalau mau baca sinop nya ke CLover Blossom nya Hazuki atau Dramaku nya Lilik aja ya... Disana ada tuh sinopnya... Lagian aku juga belum nonton dramanya.
Deletemba anis klo ga salah that winter itu pernah ada versi movie nya deh..... yang mainnya itu moon geun young. klo versi movienya sih sediiih banget...
DeleteOk....makasiii bgt...udah ada ternyata sinopsisny di hazuki....
ReplyDelete.iiNTaa.
Ahhh akhirnya muncul juga sinopsisnya,tiap hari selalu cek blog ini.
ReplyDeleteGomawo onnie
Intaa » iya di one channel ada tp kan bru eps 5,lebih seru baca sinopsisnya deh kayaknya.
Thanks sinopnya ya.Mudah mudahan Da hae cepat ketemu batunya.(Secara dlm drama yg married krn harta nggak akan bahagia sampai akhir).Btw Ibu yg nggak ngakuin anaknya nggak berhak dptin cinta anaknya,bener gak? Meta.
ReplyDeletesempet panik kemarin waktu blog ini ndak bisa kebuka!mau nimbrung di fb,dah kirim permintaan temenan,cuma anis belum konfirm..gak bisa nimbrung jadinya
ReplyDeleteteng u anis,sinopsisnya bikin gregetan
heran! kwon sang woo gak perlu ngapa2in dah,diem aja,saya dah sesenggukan liatnya,emang wajahnya mengundang air mata ya..hiks..
tolong nis kalo ada adegan da hae di skip aja,* jengkeeeeel*
semakin menegangkan....sangat menarik...makasih,mbak...saya tunggu kelanjutannya...
ReplyDeletewah tebakanq bener d do hoon anakx do kyung
ReplyDeleteSejak liat Do Kyung over protective bgt ama Do Hoon udh yakin bgt klo mereka ibu n anak,sebenarnya aku suka sih liat cara Do Hoon mencintai Da Hae tapi sayang cinta wanitanya gak jujur n tulus jd gak pantas utk dipertahankan.Ntar klo Da Hae gak jd ama Do Hoon tapi jdnya ama bpk kandungnya Do Hoon,klo kayak gtu ibarat peribahasa...gak ada rotan akar pun jadi hahaha.
ReplyDeletemakasih sinopsisnya mb anis. semangat ya ('',)
ReplyDeletegomawo anis
ReplyDeletekamffffreeeet emng ci da hae !!!!! aplgi pas eun nyul mnggal huweeeeee ;;;;;;;
ReplyDeleteUnnie judul lagu pengiring pas eun byul di makamkan apa ya? Aku mw download tp gtw judulnya.. Tlg info ya.. Gomawo unnie
ReplyDeletehttp://anishuchie.blogspot.com/2013/02/lagu-ketika-di-rumah-abu-eun-byul.html
Delete