Di arena berkuda Do Kyung melepaskan segala keluh kesahnya dengan menunggang kuda. Setelah puas berkeliling arena berkuda Do Kyung membawa kudanya kembali ke kandang. Disana ia bertemu Ha Ryu.
Ha Ryu berterima kasih karena bantuan Do Kyung ia bisa bekerja disini. Do Kyung pun berpasan agar Ha Ryu bekerja dengan baik. Ha Ryu membawa kuda milik Do Kyung ke kandang.
Do Hoon berada di kamar mencari sesuatu. Ia membuka tiap laci pakaiannya. Tapi yang dicari tak juga ketemu. Ada yang mengetuk pintu kamarnya, Bibi Ji Mi tapi Do Hoon mengira itu kakaknya karena ia tak berbalik sama sekali saking sibuknya mencari sesuatu. “Kakak dimana kau menyimpan kaos kakiku?” tanya Do Hoon mengira Bibi Ji Mi adalah Do Kyung.
“Aku bukan kakakmu, aku bibimu!” sahut Bibi Ji Mi.
Do Hoon pun bertanya pada Bibinya, apa Bibinya ini tahu dimana kaus kakinya. Bibi Ji Mi berusaha menebak, buka laci bawah katanya. Do Hoon melakukannya dan oek.. ternyata benar kumpulan kaus kakinya ada disana.
Bibi Ji Mi berseru benar kan, begitulah cara Do Kyung menyusun pakaian. Atasan di laci paling atas, bawahan di laci bawahnya, pakaian dalam di laci tengah, kaus kaki di laci paling bawah.
Do Hoon kemudian bertanya kenapa Bibinya ini ke kemarnya. Bibi Ji Mi menyahut kalau tanpa Do Kyung, Do Hoon tak bisa berpakaian sendiri bahkan tak bisa menemukan kaus kaki sendiri. Do Hoon berkata ini karena kakaknya tak pernah memberinya kesempatan tapi sekarang Da Hae lah yang akan melakukannya. (Busyet si Do Kyung manja in banget si Do Hoon)
Bibi Ji Mi menabok Do Hoon memperingatkan agar Do Hoon jangan melakukan itu, “Apa kau tahu seperti apa kakakmu itu? apa kau sudah berubah memihak Da Hae karena Do Kyung mengatakan sesuatu pada Da Hae?”
Do Hoon berkata kalau semalam kakaknya sudah terlalu kasar pada Da Hae dan karena Da Hae terlalu baik jadi dia menahan semuanya, Da Hae pasti merasa sakit hati.
Bibi Ji Mi mengingatkan kalau Do Hoon bersikap begini maka ini tak akan membantu Da Hae. Semakin Do Hoon memihak pada Da Hae, semakin Do Kyung membenci Da Hae. Kalau Da hae tak bergaul baik dengan kakak iparnya (Do Kyung), Da Hae tak akan bahagia selama hidupnya.
Do Hoon merasa kalau itu tak mungkin terjadi. Bibi Ji Mi memberi tahu kalau pagi ini Do Kyung pergi berkuda, ia menyuruh Do Hoon menyusul agar menghibur Do Kyung. Bibi Ji Mi akan keluar kamar tapi ia memberi tahu kalau semalam kakak Do Hoon yang tangguh itu menangis.
Do Hoon terdiam, meresapi apa yang dikatakan Bibinya. Sepertinya berfikir apa ia sudah keterlaluan marah pada kakaknya.
Da Hae menghubungi Manajer Kim. Ia memerintahkan Manajer Kim untuk membatalkan semua pengiriman bahan yang direncanakan hari ini. Tapi Manajer Kim berkata kalau ia belum mendengar apapun dari Direktur Baek Do Kyung. Da Hae mengingatkan kalau ini perintah dari Presdir. Ia pun meminta Manajer Kim jangan memulai apapun, ia akan menghubungi lagi Manajer Kim dari kantor.
Do Hoon sampai di peternakan kuda. Ia keluar dari mobil sambil menerima telepon dari Da Hae. Ia minta maaf tak bisa menjemput Da Hae karena sekarang ia berada di klub berkuda untuk menemui kakaknya.
Da Hae yang tengah bersiap-siap menanyakan apa yang Do Kyung lakukan di klub berkuda pagi-pagi begini. Do Hoon mengatakan kalau setiap kali bahagia ataupun marah, senang, sedih kakaknya selalu menunggang kuda. Do Hoon mengaku kalau sebenarnya kemarin adalah pertama kalinya ia marah pada kakaknya seperti itu, kakaknya pasti sekarang sedang sedih.
Da Hae bilang dirinya tak apa-apa, jadi ia harap Do Hoon menghibur Do Kyung saja. “Dia pasti merasa kalau aku sudah merebutmu darinya.”
Do Hoon membenarkan ia sudah meninggalkan kakaknya dan memilih Da Hae, “Jadi kau harus bersikap baik padaku.”
“Baik, aku akan sangat mencintaimu!” ucap Da Hae.
“Apa kau serius? Aku akan merekamnya lho!” kata Do Hoon.
Tiba-tiba Ha Ryu tanpa sengaja menabrak Do Hoon. Ia tak melihat kalau Do Hoon menghalangi jalannya karena ia membawa beberapa pelana kuda yang menutupi arah pandangnya. Ha Ryu pun terjatuh. Do Hoon membantunya berdiri dan minta maaf. Ia bertanya apa Ha Ryu terluka. Ha Ryu bilang kalau ia tak apa-apa. Ia pun kembali bekerja membawa pelananya.
Do Hoon mencari kakaknya kesana kemari tapi ia tak menemukannya. Ia kemudian ke arena berkuda berharap bertemu kakaknya disana.
Ha Ryu melihat Do Hoon celingukan mencari seseorang. Ia pun bertanya apa Do Hoon mencari seseorang. Do Hoon juga bertanya apa Ha Ryu ini melihat kakaknya.
Ha Ryu tentu saja belum tahu yang mana kakak Do Hoon. Ia mengatakan kalau dirinya pekerja baru jadi belum hafal orang.
Do Hoon kemudian berkata kalau kakaknya ini pemilik Lisa (kuda yang namanya Lisa) mendengar itu Ha Ryu tahu, ‘Oh pemilik Lisa. Dia baru saja kembali ke Seoul!”
Di dalam mobil menuju Seoul, Do Kyung menerima telepon dari Manajer Kim. Ia terkejut mendengar bahwa Da Hae menghentikan semua pembangunan. Manajer Kim mengatakan kalau pagi ini Da Hae bahkan meneleponnya untuk menyingkirkan semua peralatan. Ia bingung apa yang harus dilakukannya. Do Kyung berkata kalau ia akan segera menghubungi Manajer Kim lagi ketika ada keputusan baru.
Do Kyung menemui ayahnya. Ia mengatakan proyek kota wisata berkuda tetap akan ia lanjutkan sesuai rencana. Presdir tentu saja tak menyetujui ini. Ia mengingatkan putrinya kalau hal ini tak akan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan.
Seandainya ada yang tak beres itu akan memunculkan pembicaraan mengenai pelanggaran lingkungan. Ia tak mengerti kenapa Do Kyung sangat terobsesi dengan proyek ini. Do Kyung mengatakan kalau bagian hukum perusahaan sudah mengatasi masalah ini dan mereka siap memulai proyeknya. Ia yakin semuanya tak akan ada masalah.
Presdir kembali mengingatkan kalau Do Kyung bertindak gegabah itu akan membuat Do Kyung dalam masalah besar. Do Kyung dengan penuh keyakinan berkata kalau seandainya hal ini menyebabkan masalah besar ia akan mempertaruhkan pekerjaannya. Ia akan mengundurkan diri jadi ia harap ayahnya membiarkan dirinya melanjutkan proyek ini.
Presdir merasa kalau Do Kyung terlalu ngotot untuk proyek ini, “Apa sebenarnya motifmu? Kota wisata berkuda atau Joo Da Hae? kalau kau akan melanjutkannya tanpa mempedulikan kelemahannya pertaruhkan pekerjaanmu dan silakan lakukan!’
Setelah mendapat persetujuan ayahnya, Do Kyung memerintahkan Sek Moon untuk menghubungi Joo Da Hae agar segera ke lokasi proyek.
Do Kyung sampai di lokasi proyek dan menyampaikan pada Manajer Kim kalau ia akan tetap melanjutkan proyeknya. Manajer Kim jadi bingung bukankah ada perubahan. Do Hyung menegaskan bukan ada perubahan tapi akan tetap dilaksanakan sesuai rencana semula. Bukankah kau mengatakan kalau kau sudah mengatur jadwal untuk memulai pembangunan hari ini? kenapa belum ada orang disini?
Manajer Kim mengatakan kalau truknya baru saja datang. Do Kyung memerintahkan agar melanjutkan pembangunan. Da Hae yang berada disana terlihat cemas, ia jelas takut kalau mereka menemukan sesuatu di hutan gunung Bi Wol.
Da Hae berada di sebuah kafe, ia akan menghubungi ponsel Ha Ryu tapi ia ragu melakukannya. Karena terdesak ia pun akhirnya menelepon Ha Ryu tapi sayang ponsel Ha Ryu sepertinya tak aktif ia pun meninggalkan pesan. “Ha Ryu oppa, ketika kau menerima pesan ini tolong segera hubungi aku kembali. Ada hal yang sangat penting. Aku akan menunggu teleponmu.”
Karena tak sabar Da Hae akan mengunjungi rumah Ha Ryu, rumah yang sudah ia tinggalkan. Disana ia melihat Eun Byul tengah bermain boneka di depan rumah. Da Hae yang sebunyi dibalik tembok tersenyum menatap putrinya. Ia terharu mendengar ucapan Eun Byul yang tengah berbicara dengan boneka, Eun Byul bermain boneka-bonekaan berperan sebagai seorang ayah (Ha Ryu)
“Eun Byul-ah! “dalam hati Da Hae memanggil putrinya. Seolah mendengar suara Eun Byul pun menoleh ke arah Da Hae berdiri. Tapi Da Hae sembunyi. Ia terduduk menangis. Ia akan melihat lagi putrinya tapi terkejut karena Taek Bae datang. Taek Bae menanyakan kenapa Eun Byul ada diluar bukankah sangat dingin. Ia menawarkan apa Eun Byul mau bermain dengannya di dalam rumah.
Eun Byul : “Taek Bae samchoon, aku akan menjadi ibu dan kau menjadi ayah.”
Taek Bae setuju. Ia pun menggandeng Eun Byul masuk ke rumah. Da Hae menoleh menatap sedih putrinya yang berjalan menjauh masuk ke rumah.
Hingga malam Da Hae masih berada di sekitar rumah Ha Ryu. Ia sengaja menunggu sampai Ha Ryu datang. Melihat Da Hae ada disana, Ha Ryu bersikap dingin. Keduanya pun bicara.
Da Hae mengatakan kalau ia sengaja menunggu Ha Ryu karena ada yang ingin ia bicarakan. Da Hae memberi tahu kalau gunung Bi Wol akan ditebang, mereka akan membangun tempat wisata disana. “Gunung itu, begitu mereka memulai pembangunan, mereka akan menggali gunungnya terlebih dulu dan itu hanya menunggu waktu sampai mayat itu ditemukan. Apa yang harus kita lakukan?”
Ha Ryu yang bersikap dingin tak peduli dan menilai itu bagus. Ia harap lebih baik Da Hae menyerah saja.
“Apa maksudmu?” Da Hae tentu saja terkejut dengan saran yang dikatakan Ha Ryu.
Ha Ryu mengatakan kalau ia dan Da Hae sejak saat itu sudah melakukan kesalahan. Ia harap Da Hae menebus kejahatan itu sekarang. Ia juga akan menebus keterlibatannya.
Ha Ryu akan pergi tapi Da Hae menahannya. Ia mengingatkan kalau gunung itu digali, maka ia dan Ha Ryu akan ditangkap. “Kalau kita berdua ditangkap bagaimana dengan Eun Byul?”
Ha Ryu menatap marah, “Eun Byul? Jangan pernah menyebut nama Eun Byul dengan mulutmu. Apa kau tahu kenapa Eun Byul dibawa ke rumah sakit? Dia menunggu ibunya ditengah udara dingin hingga pingsan. Tapi kau, ke rumah sakit pun tak datang. Dan sekarang kau menyebut nama Eun Byul?”
Da Hae membela diri saat itu ia tak tahu kalau Eun Byul sakit. Ia pun mengaku salah tapi sekarang masalahnya bukan itu. “Kalau kita berdua ditangkap maka tak ada yang akan merawat Eun Byul.”
Ha Ryu muak dengan ucapan Da Hae. Ia membentak menyuruh Da Hae diam, “Jangan katakan kalau kau melakukannya demi Eun Byul. Kau hanya memikirkan dirimu sendiri. Jangan pernah menggunakan Eun Byul untuk kepentinganmu sendiri!”
Da Hae mempertanyakan kalau memang begitu kenapa dulu Ha Ryu menghentikannya. “Ketika pria itu mati, kau seharusnya membiarkanku menyerahkan diri pada polisi. Oppa yang menghentikanku. Jadi apa yang harus kulakukan sekarang?”
Ha Ryu mengatakan bahwa selama 2 tahun ini ia membesarkan Eun Byul sendirian. Da Hae berkata kalau mulai sekarang ia lah yang akan membesarkan Eun Byul. “Aku akan memberinya makan, pakaian yang lebih baik dari siapapun dan memberinya pendidikan yang bagus. Tak akan kubiarkan siapapun menyentuhnya. Begitulah caraku akan membesarkannya.”
Mata Da Hae berkaca-kaca memohon Ha Ryu menolongnya. “Kita tak boleh tertangkap sekarang. Bukankah kita berdua tahu apa yang telah kita lalui sampai sejauh ini?”
Ha Ryu berkata kalau semuanya sudah terlambat. Ia akan pergi tapi Da Hae kembali menahannya dan berkata kalau semuanya belum terlambat pasti ada jalan. Ia memohon Ha Ryu melakukan sesuatu. Ha Ryu tak peduli, ia segera pulang karena Eun Byul sudah menunggu kedatangannya. Ha Ryu berlalu meninggalkan Da Hae yang terus memanggilnya.
Sampai di rumah Ha Ryu melihat Taek Bae tengah makan ramen. Ia menanyakan dimana Eun Byul. Taek Bae mengatakan kalau Eun Byul sudah tidur dan Bibi Hong belum datang. Ia bertanya apa Ha Ryu sudah makan. Ha Ryu bilang sudah.
Ha Ryu menatap Taek Bae yang tengah menikmati ramen, “Taek Bae-ya, kalau sesuatu terjadi padaku, kau bisa menjaga Eun Byul untukku kan?” pinta ha Ryu.
Taek Bae mengangkat wajah menatap Ha Ryu, “Sesuatu apa?” Ia tak mengerti maksud perkataan Ha Ryu.
Ha Ryu berkata kalau hanya Taek Bae dan Bibi Hong yang ia miliki. “Tanpa aku, kau bisa menjaga Eun Byul kan? Dia seperti keponakanmu sendiri kan?”
Taek Bae : “Tentu saja dia seperti keponakanku sendiri. Tak baik berkata begitu, apa yang terjadi?”
Ha Ryu tak mengatakan apapun, ia hanya menyuruh Taek Bae kembali makan. Taek Bae kesal karena ucapan Ha Ryu ia jadi kehilangan selera makan tapi Ha Ryu malah menyuruhnya untuk melanjutkan makan. Ha Ryu minta maaf, ia mengambil mangkuk ramen Taek Bae bertanya apa ini enak. Tapi Taek Bae melarang Ha Ryu mengambil makanannya.
Da Hae berada disebuah restouran bersama Bibi Ji Mi. Ia ingin Bibi Ji Mi membantunya. Bibi Ji Mi berkata siapapun yang melihat situasi ini akan menilai Do Kyung-lah pemenangnya. Da Hae cemas apa tak ada jalan lain.
Bibi Ji Mi mengira kalau Da Hae ini cerdas tapi ternyata ada sisi bodoh dari diri Da Hae. Ia menilai ini menarik. “Hanya Do Hoon yang bisa menggerakan hati Do Kyung. Dan satu-satunya yang mampu menggerakan hati Do Hoon itu kau.” Bibi Ji Mi mengingatkan kalau ia tak memihak siapapun. Entah itu Da Hae ataupun Do Kyung.
Di rumah Da Hae mengemasi pakaiannya. Do Hoon sampai disana tergesa-gesa menanyakan kenapa Da Hae tak menjawab telepon kalau memang sudah ada di rumah. Kenapa juga Da Hae tak masuk kerja dan mematikan ponsel. Do Hoon heran melihat Da Hae yang sedang berkemas. Apa yang kau lakukan?
Da Hae meminta putus dari Do Hoon. Pernyatan tiba-tiba ini tentu saja mengagetkan Do Hoon.
Da Hae sadar kalau ia memang wanita miskin dan tak ada yang bisa ia banggakan. Ia sudah menduga, berhubungan dengan Do Hoon ini akan berat, tapi ia tak menyangka kalau akan seberat ini.
Do Hoon menebak apa ini karena tempat wisata kota itu, karena kakaknya. Da Hae tak bisa mengatakan kalau ini karena kakak Do Hoon. Ia sangat ingin bisa berhubungan baik dengan Do Kyung. Berat rasanya ia melihat hubungan Do Hoon dengan Do Kyung menjadi renggang karena dirinya. Ia akan kembali ke Amerika dan melanjutkan kuliahnya.
Do Hoon tak ingin berpisah dari Da Hae. Ia menggenggam tangan Da Hae memohon jangan melakukan ini, “Aku tak bisa hidup tanpamu. Bukankah kau tahu, kalau kau satu-satunya bagiku. Aku minta maaf karena sudah membuat semuanya menjadi berat bagimu.”
Do Hoon memeluk Da Hae dan mengatakan bagaimanapun caranya ia akan menghentikan kakaknya jadi ia harap Da Hae jangan bersikap begini padanya.
Huwaaaa taktik Da Hae berhasil, saran Bibi Ji Mi ampuh.
Ha Ryu masih berada di tempat kerjanya. Ia mengatakan pada bos-nya kalau pekerjaannya untuk hari ini sudah selesai. Bos Ha Ryu membawa sesuatu yang sepertinya milik Do Kyung yang tertinggal disana. Ia merasa sulit mengatur waktu untuk makan bersama istrinya, ia mengeluh kapan ia bisa sampai di rumah tepat waktu. Ha Ryu menawarkan kalau itu akan diantarkan ke Seoul ia bisa mengantarkannya. Bos Ha Ryu tentu saja senang.
Do Kyung sampai disebuah restouran disana sudah ada Do Hoon dan Da Hae. Ia tentu saja tak suka dengan kebersamaan itu.
Do Hoon tahu karena dirinya kakaknya jadi marah, ia minta maaf. Itu pertama kalinya ia bertengkar Do Kyung. Ia berjani tak akan melakukannya lagi. Karena pertengkaran itu ia tak bisa tidur semalaman. (mirip kayak anak yang berjanji ga akan nakal lagi haha)
“Benarkah?” Do Kyung beralih menatap Da Hae tapi masih bicara pada Do Hoon, “Kalau kau ingin membicarakan itu seharusnya kau datang sendiri. Kau dan aku, menurutmu kenapa kita jadi seperti ini?”
Da Hae diam karena perkataan Do Kyung ini terarah padanya. Do Hoon tak mengerti bagaimana bisa kakaknya berkata begitu di depan Da Hae. Karena sepertinya pembicaraan ini hanya untuk adik kakak, Da Hae pun permisi.
Do Hoon masih tak mengerti dengan sikap kakaknya. Menurutnya semakin sering kakaknya melakukan ini maka akan semakin sulit untuknya, “Apa kakak tak tahu? Aku dan Da Hae bukan untuk main-main, bisakah kau memahami perasaanku padanya dan menerimanya?”
Do Kyung berkata kalau itu akan sulit untuknya. Jadi jangan pernah Do Hoon mengharapkan hal itu darinya.
“Kakak kau kau tahu kan, kakak seperti ibu bagiku. Aku tak pernah melihat ibuku. Tapi, karena kau aku tak pernah mengharapkan sosok seorang ibu. Bagiku, Da Hae juga sama pentingnya seperti dirimu. Kalian berdua sangat penting bagiku. Aku tak ingin kehilangan salah satu dari kalian.” Hati Do Kyung sedih dan trenyuh mendengar pengakuan Do Hoon yang menganggapnya sudah seperti ibu bagi Do Hoon.
“Kakak kau kau tahu kan, kakak seperti ibu bagiku. Aku tak pernah melihat ibuku. Tapi, karena kau aku tak pernah mengharapkan sosok seorang ibu. Bagiku, Da Hae juga sama pentingnya seperti dirimu. Kalian berdua sangat penting bagiku. Aku tak ingin kehilangan salah satu dari kalian.” Hati Do Kyung sedih dan trenyuh mendengar pengakuan Do Hoon yang menganggapnya sudah seperti ibu bagi Do Hoon.
Da Hae kembali ke mobil. Ia akan menunggu Do Hoon disana. Tepat saat Da Hae masuk ke mobil Ha Ryu sampai disana mencari alamat restouran dimana Do Kyung berada.
Pelayan menyiapkan makan malam yang tadinya untuk mereka bertiga. Do Hoon berkata kalau sebenarnya ia ingin makan malam bersama kakaknya dan juga Da Hae. jadi ia memesan makanannya lebih dulu. Ia tak tahu apa yang akan mereka lakukan terhadap semua makanann ini karena menurutnya makan malam bersamanya tak jadi. Haruskah ia memanggil Da Hae kembali dan memakan semua makanan ini bersama.
Do Kyung mengatakan kalau seseorang dari klub berkuda akan datang dan membawa tas-nya kesini. Jadi ketika tas-nya datang ia akan segera pergi. Do Hoon menebak kalau kakaknya ini tak mau makan malam dengannya dan Da Hae. Ia mengerti lain kali mungkin mereka bertiga akan makan malam bersama. Do Kyung setuju, ia mempersilakan adiknya pergi menemui Da Hae.
Do Hoon berdiri dan sebelum pergi ia tersenyum, “Kakak, aku mencintaimu!” Do Kyung hampir menangis mendengarnya.
Ha Ryu lewat di depan mobil yang di dalamnya ada Da Hae. Keduanya sama-sama tak menyadari. Tapi Ha Ryu malah berpapasan dengan Do Hoon yang baru keluar dari restouran. Do Hoon mengenali Ha Ryu sebagai pekerja di klub berkuda. Ha Ryu mengatakan kalau ia akan memberikan benda yang dibawanya pada pemilik Lisa.
Da Hae melihat dari kaca spion Do Hoon tengah berbincang dengan seseorang. Tapi ia tak bisa melihat wajah Ha Ryu yang tampak hanya punggungnya saja. Ia heran dengan siapa Do Hoon bicara.
Do Hoon menyuruh Ha Ryu masuk saja ke restouran karena pemilik Lisa ada di dalam. Do Hoon pun masuk ke mobilnya. Da Hae menanyakan siapa pria yang barusan Do Hoon ajak bicara. Do Hoon mengatakan kalau dia itu pekerja di klub berkuda Mong Bae Ru. Da Hae pun tak bertanya lagi. Keduanya meninggalkan parkiran restouran.
Do Kyung tak menyangka kalau yang mengantarkan tas-nya itu Ha Ryu karena ia mengira manajer di klub berkuda yang mengantarkannya. Ha Ryu mengatakan kalau ia sekalian pulang jadi tak ada salahnya ia sekalian membawakan ini untuk Do Kyung.
Do Kyung menawarkan kalau Ha Ryu belum makan, silakan kalau ingin makan malam. Ia bisa meninggalkan Ha Ryu disini bersama makanan yang sudah disediakan. Ha Ryu mengajak lebih baik makan bersama karena makanan ini terlalu banyak kalau dimakan satu orang.
Keduanya pun makan bersmaa dalam suasana diam. Tak ada obrolan yang mengiringi makan malam keduanya. Ha Ryu sendiri makan lahap. Asyik banget liat Ha Ryu makan, lap lep lap lep. Sementara Do Kyung makan anggun dengan pikiran berkecamuk di dalamnya.
Sampai di rumah Do Kyung menceritakan semua pada Bibinya. Bibi Ji Mi berkata ketika Do Hoon meminta dan memohon bukankah Do Kyung bisa tinggal dan makan malam bersama mereka berdua. Kenapa Do Kyung tak tinggal dan makan bersama.
Do Kyung berkata kalau ia akan melakukannya tapi ia hanya tak bisa melakukannya.
Bibi Ji Mi bertanya lalu apa yang Do Kyung putuskan tentang laporan baru Da Hae, apa akan mengganti proyek.
Do Kyung sendiri tak mengerti dengan dirinya kenapa ia terus merasa kesal pada Do Hoon, apa ini yang terjadi saat ada wanita dihidup adiknya.
Bibi Ji Mi malah bertanya apa Do Kyung sudah memutuskan seperti yang Do Hoon minta. Do Kyung tak menjawab, ia hanya menarik nafas dalam-dalam.
Bibi Ji Mi menebak kalau begitu Do Kyung pasti belum makan malam karena makan malam dengan Do Hoon dan Da Hae tak terlaksana. Do Kyung mengatakan kalau ia sudah makan di restouran.
“Sendirian?” Bibi Ji Mi heran dan terkejut, “Bukankah kau tak bisa makan sendirian?”
Do Kyung memberi tahu kalau ia makan dengan seseorang. Bibi Ji Mi ingin tahu apa dengan pria, Do Kyung menjawab bukan. Dengan wanita tebak Bibi Ji Mi, Do Kyung kembali menjawab bukan, bukan dengan siapa-siapa ucap Do Kyung. Ia juga tak tahu bagaimana ia dan orang itu akhirnya makan bersama itu saja.
Pria atau wanita Bibi Ji Mi mendesak Do Kyung mengatakannya karena ia penasaran. Yang namanya manusia itu ada dua, pria dan wanita. Do Kyung berdiri dan berkata dia seorang pria. Do Kyung akan mengatakan sesuatu tapi ia tak jadi dan mengucapkan selamat malam pada Bibinya.
Di kantor, Do Kyung memperhatikan gambar rancangan kota wisata berkuda yang menjadi proyeknya. Ia teringat ucapan Do Hoon semalam yang menganggap dirinya sebagai pengganti ibu bagi Do Hoon. Dirinya dan Da Hae adalah dua wanita yang penting bagi Do Hoon dan tak ingin kehilangan salah satunya.
Do Kyung menghubungi ayahnya dan memutuskan kalau ia mundur dari proyek kota wisata berkudanya. Dan sesuai laporan perencanaan yang dibuat Da Hae ia akan melakukan proyek pembangunan kota yang ramah lingkungan. Ia minta maaf pada ayahnya karena sudah membuat masalah.
Do Kyung menyuruh sekretarisnya menyingkarkan semua dokumen yang berhubungan dengan proyek kota wisata berkuda. Sek Moon menyampaikan kalau beberapa saat yang lalu Manajer Kim ingin bicara dengan Do Kyung karena ada masalah penting.
Do Kyung pun menghubungi Manajer Kim. Ia memerintahkan Manajer Kim untuk menghentikan semua pembangunan di lokasi dan akan beralih membangun kota yang ramah lingkungan di kawasan gunung Bi Wol. Tapi sesaat kemudian ia terkejut mendengar sesuatu dari Manajer Kim.
Dari lokasi proyek disana ada beberapa mobil kepolisian. Manajer Kim menyampaikan pada kalau pekerja menemukan mayat ketika melakukan penggalian. Jadi mereka menghentikan proses penggalian dan sekarang polisi sedang menyelidikinya.
Polisi menemukan tulang belulang dan beberapa benda yang ikut terkubur.
Do Kyung tentu saja terkejut bukankah sebelum proses pembangunan berjalan masalah tentang pemindahan pemakaman dilokasi sudah diselesaikan.
Manajer Kim membenarkan itu sudah ditangani berdasarkan hukum bahkan terhadap makam yang tak memiliki keluarga sekalupun. Tapi yang ini masalahnya bukan seperti itu, kelihatannya mayat ini dikubur secara rahasia.
Do Kyung memperingatkan Manajer Kim agar masalah ini jangan mencemari image perusahaan. Ia harap Manajer Kim dapat memastikan kalau masalah ini bisa diatasi. Ia juga mengatakan kalau tim baru untuk proyek kota ramah lingkungan akan mengambil alih.
Da Hae melakukan presentasi terhadap proyek kota ramah lingkungannya. Ia ingin peserta rapat mengajukan ide tentang sebuah jembatan yang melewati hutan atau fasilitas olahraga yang bisa begerak melewati hutan. Manajer Yoon berkata kalau ia akan mengumpulkan beberapa contoh proyek ramah lingkungan dari seluruh dunia. Da Hae senang dan berkata kalau semuanya sudah terkumpul ia meminta Manajer Yoon untuk bertanggung jawab terhadap semua fasilitas di kota ramah lingkungan itu.
Manajer Yoon tentu saja senang mendapat kepercayaan seperti ini, “Aku akan melakukan yang terbaik!” sahutnya. Da Hae mengajak semuanya mengerahkan kemampuan terbaiknya.
Da Hae kembali ke ruangannya dan tersenyum puas karena mereka tak jadi meratakan gunung Bi Wol dan memilih proyek rancangannya.
Ada seorang pria masuk menemui Da Hae. Pria itu menunjukan identitasnya, ia seorang detektif dari kepolisian. Tangan Da Hae gemetaran menerima identitas si detektif. Detektif bertanya apa ayah tiri Da Hae bernama Joo Young Tae.
Da Hae yang terkejut menjawab ya dengan wajah pucat. Detektif mengatakan kalau pagi ini mereka menemukan sesosok tubuh yang terkubur di gunung yang dikubur secara diam-diam. Ia ingin Da Hae ikut bersamanya ke kantor polisi untuk memberi pernyataan dari anggota keluarga.
Wajah Da Hae tambah pucat dan bicara terbata-bata kalau ia akan segera keluar ikut ke kantor polisi. Polisi berkata kalau ia akan menunggu di lantai bawah.
Setelah polisi keluar dari ruangannya tubuh Da Hae gemetaran. Ia mencoba menenangkan diri dengan meminum air putih agar lebih tenang tapi tangannya tetap gemetaran ketika mengambil gelas air putihnya.
Polisi mambawa Da Hae ke ruang penyimpanan barang. Polisi menunjukan kartu identitas si korban, “Apa benar ini ayah tirimu?” Dengan wajah tegang Da Hae melihat kartu identitas ayah tirinya dan membenarkan kalau itu ayah tirinya.
Seorang anggota polisi lain masuk bersama seorang pria, detektif itu mengatakan kalau yang ia bawa ini adalah putra korban. Joo Yang Hoon.
Da Hae dan Yang Hoon terkejut keduanya bertemu di kantor polisi. Apalagi Da Hae, karena selama ini ia selalu menghindari Yang Hoon. Polisi bertanya jadi Yang Hoon ini putra kandung korban dan Da Hae putri tiri korban. Yang Hoon membenarkan sambil terus menatap Da Hae. Yang Hoon tak menyangka kalau ia akan bertemu Da Hae di kantor polisi, Da Hae berusaha bersikap tenang seolah ia senang bertemu kakak tirinya. Mereka pun kembali ke ruangan kantor untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Di ruang pemeriksaan detektif bertanya kapan keduanya terakhir kali melihat Joo Young Tae. Yang Hoon berkata pada Da Hae bukankah keduanya terakhir kali melihat ayahnya tepat setelah ibu Da Hae meninggal. Da Hae mengingat hari itu, hari dimana setelah ia mengurus pemakaman ibunya ia melihat ayah tirinya keluar dari rumahnya untuk mencarinya.
Dengan suara terbata-bata Da Hae berkata ya. Yang Hoon menambahkan kalau ketika itu ia baru saja keluar dari penjara dan ibunya Da Hae meninggal. Jadi itu sudah 7 tahun yang lalu.
Yang Hoon ingin tahu dimana sebenarnya ayahnya dikuburkan. “Siapa yang membunuh ayahku?” Detektif mengatakan kalau tempat ditemukannya mayat adalah di gunung Bi Wol. Yang hoon berusaha mengingat-ingat tempat itu dan teringat ketika ia menuju peternakan kuda Bi Wol berdasarkan catatan alamat yang ditulis ayahnya untuk mencari Da Hae.
Yang Hoon bertanya pada detektif apa mungkin disana ada klub penunggang kuda. Da Hae terlihat cemas dan panik. Ia berusaha menghindari temu pandang dengan si detektif.
Detektif membenarkan kalau didekat gunung itu ada klub berkuda. Yang Hoon pun teringat di hari yang sama dulu Da Hae mengungkapkan padanya kalau adik tirinya ini berkeinginan untuk membunuh ayahnya.
Yang Hoon yang teringat ucapan itu menatap adik tirinya dengan tatapan menuduh. Da Hae pun menatap kakak tirinya, wajahnya memancarkan ketakutan dan menggeleng sebagai tanda ia menolak tuduhan kakak tirinya.
Detektif yang lain datang sambil membawa sesuatu dan berbisik pada detektif yang menanyai Yang Hoon dan Da Hae. Da Hae terlihat gelisah.
Detektif mengatakan kalau di tubuh jenazah ditemukan ponsel. Ponsel milik korban dan juga ponsel lain. Yang Hoon heran kenapa bisa ada 2 ponsel.
Detektif memberi tahu kalau ponsel yang satunya adalah milik seseorang yang bernama, Ha Ryu. “Apa mungkin kalian berdua mengenal seseorang yang bernama Ha Ryu?”
Tubuh Da Hae bergidik ia teringat hari itu ketika Ha Ryu akan menghubungi Bibi Hong untuk mengantarkan makanan. Ha Ryu yang menyusul Bibi Hong meninggalkan ponsel disana. Da Hae menyimpannya. Dan ketika ayah tirinya datang Da Hae menggunakan ponsel itu untuk meminta tolong tapi karena panik ia membuang ponsel itu. Tak disangka ternyata ponsel itu disimpan oleh ayah tirinya dan ikut terkubur.
Da Hae sesak nafas mengingat itu. Yang Hoon dan Detektif bertanya apa Da Hae baik-baik saja. Detektif menawarkan minum agar Da Hae lebih tenang. Da Hae menolak dan berkata kalau ia baik-baik saja.
Gelagat Da Hae ini tentu saja membuat detektif curiga, “Seseorang yang bernama Ha Ryu, apa dia orang yang kau kenal?” tanya Detektif pada Da Hae.
Da Hae mengangkat wajahnya menatap si detektif.
Ha Ryu berada di tempat kerjanya memberikan makanan pada kuda-kuda. Bosnya mengingatkan agar Ha Ryu merawat Lisa dengan baik karena itu kuda yang sangat istimewa. Ha Ryu mengerti dan berkata kalau ia sudah dekat satu sama lain dengan Lisa.
Ha Ryu tersenyum menikmati pekerjaannya.
Apa yang akan dilakukan Da Hae. Apa dia akan mengatakan kalau dia mengenal Ha Ryu?
di tunggu kelanjutannya yach... walau sudah nonton gak klop rasanya tanpa abca sinopsisnya
ReplyDeleteHai mbak.. salam kenal.. aku br nonton ep 2 dan penasaran trnyt di blog ini dah sampe ep. 6.. jd seneng dehhhh.. Semangat ya mbak,, ditunggu kelanjutannya..
ReplyDeleteakankah da hae akan memperalat ha ryu? akankah ha ryu yg akan mengakui kalo dia yg membunuh??penasaran!penasaran!
ReplyDeleteCoba Da Hae menyerahkan diri aja wkt abis bunuh bpk tirinya,mgkn hukumannya gak berat atau malah gak dihukum krn dia membunuh utk membela diri krn mau diperkosa ama bpk tirinya.Tapi dia n Ha Ryu malah menguburkannya,klo udh bgtu mereka b2 emg brsalah meskipun utk membunuh utk membela diri krn udh menguburkan diam2.
ReplyDeletePerkiraanku Kayaknya Da Hae akan mengkambing hitamkan Ha ryu krn bukti mengarah ke dia,dgn adanya kasus Ha Ryu (mgkn akan muncul d media) akan lebih memudahkan Jae Woong n bpknya menemukannya.Trus Jae Woong jd pengacaranya Ha ryu deh,mgkn dari sinilah Da Hae jd membunuh entah itu Ha ryu atau Jae Woong, membunuh Ha Ryu krn Da Hae takut Ha Ryu bs bebas n buka mulut Klo Da Hae lah yg membunuh bpk tirinya(episode 1,Ha Ryu atau Jae Woong blg ke Da Hae,apa kau ingin membunuhku lagi?)Tapi yg trbunuh malah Jae woong,krn Ha Ryu udh kaya dia disekolahkan ama bpknya ambil hukum biar bs jd jaksa (episode 1) trus balas dendam ama Da Hae.
Mba anis biar piku nya blum d upload tetap makasih krn udh lanjutin sinopsisnya pdhl mba anis lagi sibuk :) Ditunggu episode 7 n 8,fighting!!
~Kiki~
Sepertinya da hae bakal bilang dia emang kenal ha ryu tp bkn sbg ayah eun byul melainkn org yg dia kenal sbg penghibur bar, wktu da hae pertama x krja d prusahaan baek deh..
ReplyDeletebener kt kiki, da hae pun akan mengkambing hitamkan ha ryu sbg pelakunya krna da hae tdk mau dipenjara..
makin seru ja nh!
ReplyDeleteD tnggu kelanjutax....:)
Aduh bikin kesel aja lihat ulah si da hae,,,,
ReplyDeleteKasian Ha Ryu,punya istri kelakuannya kya gitu,,,
Jdi penasaran,ditunngu kElanjutannya ya mba Anis,,,
Sma may queen juga
Kalo mau nonton dimana ya? Di viki koq ƍäª bisa.
ReplyDeletewow..ada sesuatu yg bru nich di blog mba anis,,jdi mudah dech klo mau nyari sinopsis episode yg k'brp,,semangat mba buat bikin yg lain nya.. Ganbatte ^o^
ReplyDeletekalo liat di fb nya, emang sih ha ryu yg masuk penjara terus eunbyul diasuh dae hae tapi meninggal gara-gara da hae.. jadi bikin ha ryu tambah dendam. kalo nggak salah hehehe
ReplyDeleteckckck ha ryu masuk penjara,eun byul mati...
ReplyDeleteinilah cirikhas drama korea,kejam kejam sekalian,gak nanggung,siepin hati yg bakalan sakit sama dae hae ni!
omo,, itu Do Hoon nuruuut ajah y sm perkataan Da Hae ,,, cinta bener2 buta :D
ReplyDeleteSpertinya Da Hae bakalan menimpakan kesalahannya sm Ha Ryu nih.. Ha Ryu yg akan jd tertuduh dlm kasus pembunuhan itu.. Poor Ha Ryu pdhal dia sdh sdikit hidup tenang dgn dpt kerjaan yg layak nd sdikit melupakan Da Hae..
ReplyDeleteAyoooo cepet tulis episode 7 nyaaaaaa. Penasaranbanget!! Klo nunggu d tv kelamaan.. Mnding baca sinopsis...
Gomawo yaaa udh nulis sinopsisnyaaaa :
drama yang mengharu biru
ReplyDelete