Keesokan harinya Chang Hee ke kantor kejaksaan. Jung Woo sudah mendengar semua cerita dari Hae Joo tentang pengakuan ayah Chang Hee. Ia bertanya apa Chang Hee mengundurkan diri dari kejaksaan karena Presdir Jang mengancam Chang Hee terhadap kasus ayah Chang Hee. Chang Hee berkata kalau itu semua sudah berlalu.
Jung Woo tak mengerti kenapa Chang Hee melakukan ini, Chang Hee seharusnya memberi tahu padanya, bukankah kasus ayah Chang Hee ini sudah lewat batas hukumnya. Chang Hee berkata kalau ketika ia mengetahui ini batas waktu kasusnya belum lewat.
Jung Woo berkata kalau sekarang belum terlambat. Ia harap Chang Hee keluar dari rumah itu dan kembali bergabung dengannya untuk menjatuhkan Jang Do Hyun. Ia mengingatkan apa yang Chang Hee katakan ketika pertama kali masuk kejaksaan, “Kau mau mengganti keluhan orang yang tak bersalah dari orang-orang jahat. Dan sekarang orang jahat itu adalah Jang Do Hyun.” Ia ingin tahu apa yang menjadi kelemahan Chang Hee hingga tarus berada di bawah Jang Do Hyun.
Chang Hee tak ingin membahas itu, kedatangannya ke kejaksaan adalah untuk bertemu dengan Sek Choi. Jadi ia harap Jung Woo membolehkannya bertemu dengan Sek Choi.
Jung Woo kembali bertanya apa Chang Hee masih keras kepala dan tetap berada di jalur yang sekarang Chang Hee jalani. Chang Hee diam saja. Jung Woo menatap marah karena Chang Hee tetap berada di jalur Presdir Jang.
(tidak Samchoon, Chang Hee punya rencana kenapa dia melakukan ini)
Di ruang interogasi Chang Hee menyerahkan pesan tertulis dari Presdir Jang pada Sek Choi.
‘Kalau kau melangkah lebih jauh, aku akan dalam bahaya. Karena kau sudah memulainya, maka kau sendiri yang bertanggung jawab. Aku akan mengurus keluargamu.’
Sek Choi terkejut Presdir Jang lepas tangan terhadap kasusnya. Tapi ia mengerti karena ini hal yang ia lakukan tanpa perintah dari Presdir Jang. Ia pun menuruti saran Presdir Jang, bertanggung jawab sendiri atas semua perbuatannya tanpa melibatkan Presdir Jang. “Baiklah, tolong panggilkan jaksa (Jung Woo)”
Sek Choi meremas kertas pesan dari Presdir Jang dan menelannya untuk menghilangkan bukti. (Ya ampun nih orang setia banget sama majikannya)
Chang Hee menatap miris kesetiaan yang ditunjukan Sek Choi pada Presdir Jang.
Sek Kim menyampaikan pada Hae Joo dan San kalau mereka baru saja menerima telepon dan berliannya sudah sampai di Busan. San menyahut kalau dalam beberapa hari mereka bisa mendapatkannya. San menawarkan apakah ia dan Hae Joo harus pergi bersama. Hae Joo setuju.
Tapi Sek Kim mengatakan kalau ia saja yang akan mengambilnya. Setidaknya ini yang bisa ia lakukan untuk San dan Hae Joo. Karena yang mengambil berlian Sek Kim, maka San mengajak Hae Joo segera menyelesaikan mata bor-nya. Keduanya pun pergi.
Tapi Sek Kim mengatakan kalau ia saja yang akan mengambilnya. Setidaknya ini yang bisa ia lakukan untuk San dan Hae Joo. Karena yang mengambil berlian Sek Kim, maka San mengajak Hae Joo segera menyelesaikan mata bor-nya. Keduanya pun pergi.
Sek Kim kemudian menghubungi sesorang. Ternyata Sek Kim menghubungi bagian R & D Cheon Ji dan yang menjawabnya adalah Asisten Yang.
Asisten Yang berencana menukar berlian asli dengan berlian sintetik. Tapi Sek Kim khawatir bagaimana kalau mereka tahu, apa yang harus dilakukannya. Asisten Yang mengatakan kalau berlian sintetik dan berlian asli tak bisa dibedakan dengan mata telanjang, mereka tak akan tahu tanpa peralatan. Keduanya pun janjian sampai bertemu di tempat tujuan.
Ketua Tim Jo datang dan bertanya apa yang dilakukan Asisten Yang sekarang. Asisten Yang tersentak kaget karena tiba-tiba Ketua Tim Jo ada di belakangnya. Ia tampak cemas.
Ketua Tim Jo datang dan bertanya apa yang dilakukan Asisten Yang sekarang. Asisten Yang tersentak kaget karena tiba-tiba Ketua Tim Jo ada di belakangnya. Ia tampak cemas.
Hae Joo - San keluar dari pabrik dan ternyata di luar salju pertama turun. Keduanya senang melihat salju pertama turun apalagi keduanya mendengar kabar kalau berliannya sudah sampai. San melirik ke arah Hae Joo mengatakan kalau semua ini rasanya seperti ada makna tersendiri.
Hae Joo membenarkan apalagi sangat jarang terjadi turun salju di Ulsan. Keduanya tersenyum menatap butir-butir salju yang turun. Hae Joo menebak apa mungkin salju ini dikirimkan oleh kedua ayah mereka.
Hae Joo berharap suatu saat nanti semua masa sulit dan saat yang tak membahagiakan yang mereka hadapi sama seperti salju ini, akan menghilang. Ia merasa seperti itulah maknanya, “Benarkan ayah?” kata Hae Joo menengadahkan wajahnya ke langit.
Hae Joo berharap suatu saat nanti semua masa sulit dan saat yang tak membahagiakan yang mereka hadapi sama seperti salju ini, akan menghilang. Ia merasa seperti itulah maknanya, “Benarkan ayah?” kata Hae Joo menengadahkan wajahnya ke langit.
Aih kenapa tiba-tiba muncul wajah nakal San ya ketika melihat Hae Joo tersenyum ceria seperti ini.
San mendekat perlahan ke arah Hae Joo dan cup. San mencium pipi Hae Joo.
Hae Joo yang kaget tentu saja kesal, “Ah kau ini keterlaluan!”
San berkata, “Kalau ini benar dikirim oleh kedua ayah kita seperti yang kau katakan. Bukankah setidaknya dengan berciuman akan lebih menjamin?”
San berkata, “Kalau ini benar dikirim oleh kedua ayah kita seperti yang kau katakan. Bukankah setidaknya dengan berciuman akan lebih menjamin?”
Hae Joo yang kesal menabok San karena selalu bercanda. Ia menabok San berkali-kali. San tak menghindar ia malah menikmatinya haha.
“Kalau waktunya memukul maka berikan aku pukulan, tamparan di kepala sebagai ganti dari ciuman. Itu bisnis yang menguntungkan!” kata San haha. “Ayo pukul aku, pukul aku...”
(sebagai gantinya nanti San mencium Hae Joo – jadi ingat sama CYHMH ketika Woo Ri bohong maka Dong Joo akan membalasnya dengan ciuman hahaha)
Hae Joo melingkarkan lengannya mengajak San kembali bekerja. Keduanya tertawa-tawa.
(sebagai gantinya nanti San mencium Hae Joo – jadi ingat sama CYHMH ketika Woo Ri bohong maka Dong Joo akan membalasnya dengan ciuman hahaha)
Hae Joo melingkarkan lengannya mengajak San kembali bekerja. Keduanya tertawa-tawa.
Dan pemandangan keceriaan ini ada yang menyaksikannya dari kejauhan, Chang Hee. Wajahnya terlihat sedih melihat dua orang yang tertawa-tawa lepas tanpa beban.
Park Gi Chul menemui Geum Hee di restourn hotel. Geum Hee menebak apa kedatangan Gi Chul ini untuk kembali mengatakan kebohongan. Gi Chul menegaskan kalau kedatangannya bukan untuk mengatakan kebohongan, ia datang untuk minta maaf. Apa yang Geum Hee pikirkan selama ini semuanya benar. Geum Hee terlihat menahan marah.
Gi Chul berkata kalau Presdir Jang menyuruhnya membunuh Yoo Jin agar bisa menikah dengan Geum Hee. Tapi ia tak sanggup melakukannya jadi ia meninggalkan Yoo Jin pada seniornya Chun Hong Chul di Haenam. Ia tak tahu apakah Presdir Jang akan membunuh Chang Hee dnegan cara yang sama atau tidak karena ia juga ketakutan.
Gi Chul berkata kalau Presdir Jang menyuruhnya membunuh Yoo Jin agar bisa menikah dengan Geum Hee. Tapi ia tak sanggup melakukannya jadi ia meninggalkan Yoo Jin pada seniornya Chun Hong Chul di Haenam. Ia tak tahu apakah Presdir Jang akan membunuh Chang Hee dnegan cara yang sama atau tidak karena ia juga ketakutan.
Geum Hee bertanya lalu bagaimana dengan Ayah Yoo Jin, Yoon Hak Soo. Gi Chul mengatakan kalau Jang Do Hyun lah yang membunuh Hak Soo. Ia juga mengatakan kalau setelah membunuh Hak Soo, Jang Do Hyun berniat akan membunuhnya juga. Kakinya ditembak, dan sebagai gantinya Jang Do Hyun membiarkannya hidup. “Dia menyuruhku untuk membunuh Yoo Jin.”
Mendengar itu air mata Geum Hee tak henti-hentinya mengalir, ia menagis marah. Gi Chul kembali mengatakan kalau ia punya pilihan lain. Hidupnya memang tak berharga tapi demi putranya yang berharga, ia benar-benar ingin membesarkan anaknya dengan baik.
“Jadi ini semua karena aku...” ucap Geum Hee. “Karena aku semua ini terjadi.”
“Jadi ini semua karena aku...” ucap Geum Hee. “Karena aku semua ini terjadi.”
Gi Chul menyampaikan kalau waktu itu ini terjadi bukan karena Geum Hee yang menjadi alasannya. Saat itu setelah menerima telepon dari badan intelejen Jepang, Hak Soo berlari ke lantai 2. Hak Soo mengambil sebuah microfilm. Ia merasa Hak Soo dibunuh karena microfilm itu. Tapi ia sendiri tak tahu, itu apa.
Hae Joo dan San berada di pabrik. Keduanya tengah mengukur mata bor.
Keduanya kemudian kembali ke kantor pabrik. San menyedu vitamin(ya ampun nih vitamin selalu nongol ya,kayak dulu waktu Om Do Jin minum vitamin hehe). Hae Joo memperhatikan alat bor nya dan berkata kalau ia membuat beberapa penyesuainya baru supaya sesuai dengan desaign yang dibuat oleh San.
San menilai ini bagus dan pemasangan berlian akan membuat alat ini sempurna selesai. Hae Joo merasa kalau ini akan lebih cepat selesai kalau berliannya juga tiba dengan cepat. Glek... San oppa minum vitaminnya hahaha.
San menerima telepon dari Jung Woo. Jung Woo mengatakan kalau Sek Choi sudah menyerah dan mengakui perbuatannya terhadap Kakek Kang. Tapi meskipun dia mengaku dia tetap ngotot kalau dia melakukan ini sendiri. Tak ada hubungannya dengan Jang Do Hyun.
San ingin tahu apa yang dikatakan Sek Choi tentang alasan kejahatannya itu, kenapa Sek Choi melakukan pembunuhan terhadap akkeknya. Jung Woo mengatakan kalau Sek Choi berkata itu karena San mencampuri pekerjaaannya.
San ingin tahu apa yang dikatakan Sek Choi tentang alasan kejahatannya itu, kenapa Sek Choi melakukan pembunuhan terhadap akkeknya. Jung Woo mengatakan kalau Sek Choi berkata itu karena San mencampuri pekerjaaannya.
San menilai itu alasan yang tak masuk akal. Setelah ia mengerjakan azimuth thruster, ia sama sekali tak melakukan pekerkaan apapun. Jung Woo tahu kalau itu hanya sekedar alasan, alasan sebenarnya ada di tempat lain. Jung Woo mengatakan kalau ia sedang mencoba menemukan seorang agen intelejen yang ditemui kakek sebelum meninggal. Kalau mereka menemukan orang itu, kebenaran akan segera terungkap.
Setelah bicara dengan Jung Woo di telepon San hanya bisa menunduk lemas. Hae Joo yang khawatir mendekat ke arahnya, apa kau baik-baik saja. San menjawab kalau ia baik-baik saja.
Geum Hee di kamar hotel membuka ponselnya dan melihat ada banyak panggilan tak terjawab dari In Hwa. Ia mendengarkan pesan suara yang ditinggalkan In Hwa. Geum Hee menangis mendengar kalau In Hwa sekarang membutuhkannya.
Setelah mendengarkan pesan suara yang ditinggalkan In Hwa, teleponnya berdering dari Presdir Jang. Geum Hee melempar ponselnya ke tempat tidur. Ia tak ingin bicara dengan orang itu.
Setelah mendengarkan pesan suara yang ditinggalkan In Hwa, teleponnya berdering dari Presdir Jang. Geum Hee melempar ponselnya ke tempat tidur. Ia tak ingin bicara dengan orang itu.
Geum Hee menemui Presdir Jang di restouran hotel (hmm kalau gitu Geum Hee tadi menjawab telepon ya)
Dengan sikap dingin Geum Hee menanyakan keperluan Presdir Jang menemuinya. Presdir Jang berkata kalau wajah istrinya terlihat tak baik. Geum Hee tak mempedulikannya ia kembali bertanya, apa yang suaminya inginkan. Presdir Jang menginginkan istrinya pulang ke rumah. Ia merasa dunia ini hampa tanpa Geum Hee di sisinya.
Geum Hee tak tersentuh sedikitpun, ia malah berkata sinis. Bagaimana suaminya bisa berkata seperti itu setelah membuang Yoo Jin. Presdir Jang berkata bukankah Gi Chul sudah menjelaskan semuanya, ia tak pernah melakukan perbuatan itu. Untuk apa ia harus melakukan itu. Ia pun menyarankan kalau begitu bawa Hae Joo ke rumah untuk tinggal bersama Geum Hee.
Geum Hee berkata kalau begitu In Hwa dan Hae Joo akan hidup sebagai saudara tiri. Apa suaminya pikir ia akan membawa Hae Joo dalan keadaan seperti itu. Presdir Jang meminta istrinya memikirkan In Hwa. Kalau In Hwa tahu tentang kebenaran ini, dia pasti akan terkejut. Bukankah In Hwa juga putri Geum Hee.
Geum Hee berkata kalau begitu In Hwa dan Hae Joo akan hidup sebagai saudara tiri. Apa suaminya pikir ia akan membawa Hae Joo dalan keadaan seperti itu. Presdir Jang meminta istrinya memikirkan In Hwa. Kalau In Hwa tahu tentang kebenaran ini, dia pasti akan terkejut. Bukankah In Hwa juga putri Geum Hee.
Geum Hee menatap tajam suaminya, “Kenapa kau membunuh Hak Soo? apa sebenarnya film itu?” tanyanya dalam hati.
Presdir Jang menyadari kalau sepenuhnya ia lah yang berbuat salah pada Geum Hee. Tapi meskipun begitu, ia harap Geum Hee memikirkan ketika keduanya menjalani waktu bersama-sama. Bukankah Geum Hee menyukainya sejak berusia 15 tahun. Geum Hee menambahkan kalau waktu itu bahkan suaminya juga mengkhianatinya lebih dulu.
Presdir Jang berkata bukankah Geum Hee tahu kalau waktu itu ia tak punya pilihan lain. “Aku tahu kau menyukaiku dan ayahku memukulku hingga hampir mati. Dia mengambil semuanya dariku dan mengirimku ke Seoul.” Ia harus menyerah mendapatkan Geum Hee demi menyelamatkan keluarganya. Itulah alasannya bertemu dengan ibunya Il Moon.
“Lalu, kau tak seharusnya mencariku. Kalau kau tak mencariku ini semua tak akan terjadi!” ucap Geum Hee.
“Aku tak bisa melupakanmu!” ucap Presdir Jang sungguh-sungguh. “Aku bisa meninggalkan semuanya keculi kau, apa kau tak tahu kalau aku seperti itu?”
Presdir Jang berkata bukankah Geum Hee tahu kalau waktu itu ia tak punya pilihan lain. “Aku tahu kau menyukaiku dan ayahku memukulku hingga hampir mati. Dia mengambil semuanya dariku dan mengirimku ke Seoul.” Ia harus menyerah mendapatkan Geum Hee demi menyelamatkan keluarganya. Itulah alasannya bertemu dengan ibunya Il Moon.
“Lalu, kau tak seharusnya mencariku. Kalau kau tak mencariku ini semua tak akan terjadi!” ucap Geum Hee.
“Aku tak bisa melupakanmu!” ucap Presdir Jang sungguh-sungguh. “Aku bisa meninggalkan semuanya keculi kau, apa kau tak tahu kalau aku seperti itu?”
“Tidak, aku tak tahu!” suara Geum Hee meninggi. Ia tak tahu orang seperti apa suaminya ini karena hal itu cukup menakutkan untuk diketahui bentak Geum Hee meninggalkan Presdir Jang sendirian.
Il Moon yang luntang-lantung di jalanan berkunjung ke restouran In Hwa. Disana In Hwa menyiapkan makanan untuknya. Il Moon makan lahap, kayak orang kesetanan. Ia menyahut kalau makanan ini benar-benar enak.
In Hwa ingin tahu apa yang terjadi pada kakaknya, apalagi setelah suaminya menjadi Presdir Cheon Ji. Il Moon kesal mendengar nama Chang Hee, “Si brengsek itu, dia memang berencana menjatuhkanku dari awal. Kau juga pasti dibodohi olehnya!’
In Hwa tak mengerti apa yang kakaknya bicarakan. Apa kakaknya ini sudah gila karena kelaparan. Il Moon meminta tolong pada In Hwa agar meminjamkan uang padanya. Sekarang ayahnya sudah memblokir semua kartu kreditnya. Ia bahkan belum sempat mengepak pakaiannya. “Aku bahkan sudah memberimu makan, tapi kau malah menyumpahi suamiku. Apa kau masih memiliki keberanian meminta uang?”
In Hwa terlihat kesal. Il Moon bertanya apa In Hwa tahu kenapa ia diusir dari rumah. Ini semua karena wanita itu. Wanita itulah yang sudah mempengaruhi ayah supaya mengusirnya keluar. In Hwa tak mengerti apa yang sedang dibicarakan kakaknya ini ibunya. Ia menilai kakaknya ini bicara omong kosong. Ini karena kakaknya bertingkah seperti ini, makanya diusir keluar.
In Hwa tak mengerti apa yang kakaknya bicarakan. Apa kakaknya ini sudah gila karena kelaparan. Il Moon meminta tolong pada In Hwa agar meminjamkan uang padanya. Sekarang ayahnya sudah memblokir semua kartu kreditnya. Ia bahkan belum sempat mengepak pakaiannya. “Aku bahkan sudah memberimu makan, tapi kau malah menyumpahi suamiku. Apa kau masih memiliki keberanian meminta uang?”
In Hwa terlihat kesal. Il Moon bertanya apa In Hwa tahu kenapa ia diusir dari rumah. Ini semua karena wanita itu. Wanita itulah yang sudah mempengaruhi ayah supaya mengusirnya keluar. In Hwa tak mengerti apa yang sedang dibicarakan kakaknya ini ibunya. Ia menilai kakaknya ini bicara omong kosong. Ini karena kakaknya bertingkah seperti ini, makanya diusir keluar.
Il Moon : “Hei apa kau pikir wanita itu ibu kandungmu?”
In Hwa merasa kakaknya sudah gila, kenapa kakaknya bisa seperti ini. Il Moon memberi tahu yang sebenarnya kalau ibu kandung mereka sudah meninggal karena muntah darah. In Hwa tak akan ingat ini karena saat itu In Hwa masih kecil. Tapi itulah kenyataan yang sebenarnya.
“Tak mungkin!” In Hwa masih belum mempercayai ucapan kakaknya.
Il Moon mengingatkan bukankah ia pernah bilang kalau ia akan mengatakan sesuatu pada In Hwa. Hal inilah yang ingin ia katakan pada In Hwa. “Ibu kandung kita bukanlah wanita itu. Dia ibu tiri kita. Apa kau tak tahu kalau sekarang wanita itu bersama Hae Joo. Itu karena Hae Joo adalah putri kandungnya. Dia akan membawa putrinya masuk ke rumah dan menendang kita keluar. Dia melakukan hal-hal yang tak terbayangkan.” Il Moon meminta In Hwa segera menyadari ini. In Hwa hanya bisa terdiam dengan mata berkaca-kaca.
In Hwa merasa kakaknya sudah gila, kenapa kakaknya bisa seperti ini. Il Moon memberi tahu yang sebenarnya kalau ibu kandung mereka sudah meninggal karena muntah darah. In Hwa tak akan ingat ini karena saat itu In Hwa masih kecil. Tapi itulah kenyataan yang sebenarnya.
“Tak mungkin!” In Hwa masih belum mempercayai ucapan kakaknya.
Il Moon mengingatkan bukankah ia pernah bilang kalau ia akan mengatakan sesuatu pada In Hwa. Hal inilah yang ingin ia katakan pada In Hwa. “Ibu kandung kita bukanlah wanita itu. Dia ibu tiri kita. Apa kau tak tahu kalau sekarang wanita itu bersama Hae Joo. Itu karena Hae Joo adalah putri kandungnya. Dia akan membawa putrinya masuk ke rumah dan menendang kita keluar. Dia melakukan hal-hal yang tak terbayangkan.” Il Moon meminta In Hwa segera menyadari ini. In Hwa hanya bisa terdiam dengan mata berkaca-kaca.
San, Hae Joo dan Bong Hee berada di lokasi proyek tengah melakukan penelitian terhadap alat bor.
Kemudian mereka kembali ke kantor pabrik. San mengatakan kalau ia sudah menguji yang akhir-akhir ini mereka buat. Karena bentuknya ini disebut mata bor trikon yang digunakan untuk pengeboran. Ia berfikir kalau ia akan bisa mendesign-nya.
Hae Joo memperhatikan dengan seksama bukankah bit cones ini dipasang bersamaan. Ketika ia melihatnya seperti ini, sepertinya digabungkan dengan pengelasan. Ia bertanya apa tak akan apa-apa kalau mereka menaruhnya secara bersamaan.
Hae Joo memperhatikan dengan seksama bukankah bit cones ini dipasang bersamaan. Ketika ia melihatnya seperti ini, sepertinya digabungkan dengan pengelasan. Ia bertanya apa tak akan apa-apa kalau mereka menaruhnya secara bersamaan.
San berkata kalau ia sepertinya bisa mendesign-nya tapi apa Hae Joo bisa membuat sisi luarnya lebih kuat kalau di-las. Hae Joo menjawab tentu saja ia bisa melakukannya bukankah ia ini dewa las.
San dan Bong Hee tertawa mendengarnya. San menambahkan apalagi Bong Hee sudah menyediakan informasi, ia yang mendesign-nya dan Hae Joo yang membuatnya. Bukankah kita pasangan terbaik.
Bong Hee menilai itu bangus. Dengan mata bor trikon, ketiganya pasti akan mengahancurkan Cheon Ji. “Mimpi kita adalah membuat Drill Ship!” seru Hae Joo. “Semangat!” seru ketiganya bersama.
Geum Hee mondar-mandir di kamar hotel. Ia memikirkan apa yang harus dilakukannya. Ia memikirkan ucapan Gi Chul tentang microfilm. Ia harus mencari tahu kenapa benda itu sampai membuat suaminya terbunuh.
Ada yang menekan bel pintu kamarnya. In Hwa yang datang. In Hwa langsung memeluk ibunya dan menangis. Ia menanyakan kebenaran tentang ia yang bukan putri kandung Geum Hee dan kebenaran kalau Hae Joo itu putri kandung ibunya. Ia tak pernah berfikir kalau Geum Hee bukan ibu kandungnya.
Geum Hee menggenggam tangan In Hwa membenarkan. Ketika ia membesarkan In Hwa ia juga tak pernah berfikir kalau In Hwa bukan putrinya. In Hwa bertanya kalau begitu kenapa ibunya ini meninggalkannya. Kalau memang Geum Hee menganggapnya putri Geum Hee kenapa ibunya ini ada disini.
Geum Hee menggenggam tangan In Hwa membenarkan. Ketika ia membesarkan In Hwa ia juga tak pernah berfikir kalau In Hwa bukan putrinya. In Hwa bertanya kalau begitu kenapa ibunya ini meninggalkannya. Kalau memang Geum Hee menganggapnya putri Geum Hee kenapa ibunya ini ada disini.
Geum Hee berkata kalau ia sudah membesarkan dan tinggal bersama In Hwa selama 20 tahun dan ia tak pernah sekalipun melakukan itu untuk Hae Joo. Sekarang ia harus tinggal di dekat Hae Joo. Bukankah In Hwa juga tahu kalau hidup Hae Joo sangat menderita.
“Ibu, aku juga putrimu!” tangis In Hwa. Geum Hee kembali berkata kalau sekarang Hae Joo membutuhkannya. “Aku juga membutuhkan ibu. Meskipun aku mati, kau tetap ibuku!” In Hwa juga mengatakan kalau saat ini ia tengah mengalami masa sulit. Belakangan ini Chang Hee bertingkah aneh. Geum Hee terkejut, kenapa dengan Chang Hee. In Hwa yang manangis memohon ibunya jangan pernah meninggalkannya. “Jangan pergi ke Hae Joo. Ayo pulang ke rumah!”
“Ibu, aku juga putrimu!” tangis In Hwa. Geum Hee kembali berkata kalau sekarang Hae Joo membutuhkannya. “Aku juga membutuhkan ibu. Meskipun aku mati, kau tetap ibuku!” In Hwa juga mengatakan kalau saat ini ia tengah mengalami masa sulit. Belakangan ini Chang Hee bertingkah aneh. Geum Hee terkejut, kenapa dengan Chang Hee. In Hwa yang manangis memohon ibunya jangan pernah meninggalkannya. “Jangan pergi ke Hae Joo. Ayo pulang ke rumah!”
Geum Hee minta maaf sekarang ia tak bisa melakukannya. In Hwa sedih tak menyangka bagaimana mungkin ibunya ini bersikap seperti ini padanya. Geum Hee memeluk In Hwa, keduanya menangis.
Sang Tae menunjukan surat yang menyatakan kalau ia diterima masuk perguruan tinggi. Ia menyombongkan kalau ia ingin memberi tahu semua orang tentang ini. Ia membanggakan diri kalau ini pertama kalinya sejak lahir ia menerima surat penerimaan dari universitas.
San heran bukankah Sang Tae pernah bilang padanya kalau Sang Tae sudah masuk universitas.
Young Joo mengatakan kalau Sang Tae ini sebenarnya tak pernah lulus ujian masuk universitas, dia hanya mendaftar dan ikut ujian saja. Sang Tae berkata kalau ia sudah tak tahan ingin mengungkapkan ini sampai-sampai ia berfikir ia akan kehilangan tenggorokannya.
Young Joo mengatakan kalau Sang Tae ini sebenarnya tak pernah lulus ujian masuk universitas, dia hanya mendaftar dan ikut ujian saja. Sang Tae berkata kalau ia sudah tak tahan ingin mengungkapkan ini sampai-sampai ia berfikir ia akan kehilangan tenggorokannya.
Ibu melihat surat tanda diterima itu. Ia belum yakin, apa Sang Tae ini membuat surat penerimaan universitas yang palsu. Sang Tae mengatakan kalau itu surat sertifikat tingkat nasional, kalau memalsukannya bukankah itu namanya tindak krimainal. Ia mengatakan kalau ini semua berkat Kang San.
San ikut berbangga diri, ia mengatakan kalau ini terjadi saat ia menyadari bahwa Sang Tae bisa memaksakan sesuatu hal supaya terjadi. Hae Joo memuji kakaknya sudah bekerja keras, mereka bersulang merayakan Sang Tae yang diterima di universitas.
Chang Hee duduk melamun di kamarnya. Ia tak semangat. In Hwa sampai disana setelah menemui ibunya. In Hwa yang sedih bertanya pada Chang Hee apa yang harus dilakukannya. Ibunya yang sekarang bilang kalau dia bukanlah ibu kandungnya. Dia bilang Hae Joo lah putrinya.
Chang Hee terkejut ternyata In Hwa juga tahu. In Hwa bertanya apa mungkin kalau Chang Hee mengetahui ini.
Chang Hee memebenarkan. In Hwa tak mengerti kalau tahu kenapa Chang Hee sama sekali tak memberi tahunya, bukankah keduanya ini suami istri. “Apa mungkin di hatimu kau masih memikirkan Hae Joo?” Chang Hee minta maaf dan mengatakan kalau benar Hae Joo adalah putri kandung Geum Hee. Dia menderita dan hidup penuh dengan luka.
Chang Hee memebenarkan. In Hwa tak mengerti kalau tahu kenapa Chang Hee sama sekali tak memberi tahunya, bukankah keduanya ini suami istri. “Apa mungkin di hatimu kau masih memikirkan Hae Joo?” Chang Hee minta maaf dan mengatakan kalau benar Hae Joo adalah putri kandung Geum Hee. Dia menderita dan hidup penuh dengan luka.
In Hwa : “Kalau hidupnya menyedihkan, kalau hidupnya terluka, apa kau harus mencintainya?”
In Hwa berkata kalau Kang San juga sama mengatakan mencintai Hae Joo. Sekarang ibunya bahkan suaminya pun begitu. Ia minta Chang Hee berfikir bagaimana dengan kebahagiannya. Apa Chang Hee tak bisa melihat kalau ia juga tak bahagia. “Kalau kau seperti ini kenapa kau menikahiku? Kau bilang menyukaiku sejak kita masih kecil. Apa itu bohong?”
“Benar. Itu semua bohong!” mata Chang Hee berkaca-kaca dan mengatakan kalau selama ini ia berbohong telah menyukai In Hwa sejak kecil. In Hwa tentu saja tambah sedih dan kecewa. Hatinya jelas terluka. Setelah mengatakan itu Chang Hee berlalu meninggalkan In Hwa.
“Benar. Itu semua bohong!” mata Chang Hee berkaca-kaca dan mengatakan kalau selama ini ia berbohong telah menyukai In Hwa sejak kecil. In Hwa tentu saja tambah sedih dan kecewa. Hatinya jelas terluka. Setelah mengatakan itu Chang Hee berlalu meninggalkan In Hwa.
Tapi In Hwa mengejar menanyakan Chang Hee mau kemana. Gi Chul yang mendengar keributan keluar dari kamarnya, “Apa kalian sedang bertengkar?”
In Hwa diam tak mengatakan apapun. Chang Hee berkata pada ayahnya, ia berfikir kalau ia sudah tak bisa membodohi dirinya lebih lama lagi. Ia sudah muak berpura-pura mencintai In Hwa. Chang Hee yang juga terluka meninggalkan rumah, In Hwa berusaha mengejarnya. Gi Chul bingung dengan apa yang terjadi.
Jung Woo menerima laporan kalau Kim Jung Bo akan tiba dari Singapura besok. Jung Woo tentu saja senang mendengarnya. Ia mengingatkan bawahannya agar memastikan kedatangan Kim Jung Bo tak diketahui oleh Presdir Jang.
Geum Hee datang ke kantor Jung Woo. Ia mengatakan kalau ia harus kembali ke rumah suaminya. Jung Woo terkejut bertanya apa yang terjadi bukankah Presdir Jang sudah tahu kalau Hae Joo itu putri Geum Hee.
Geum Hee mengatakan kalau ia bertemu dengan Gi Chul. Gi Chul mengatakan perihal pembunuhan Hak Soo adalah ulah Jang Do Hyun. Ia juga mengatakan kalau Gi Chul memberi tahu bahwa pembunuhan itu terjadi kareana sebuah microfilm. Ia harus menemukan benda itu untuk menembus kesalahannya pada Hak Soo. Ia memastikan kalau ia harus menemukannya.
Jung Woo menahan marah ternyata benar Jang Do Hyun dibalik peristiwa meninggalnya Hak Soo.
San, Hae Joo dan Jin Joo berada di kamar Hae Joo. San dan Hae Joo tengah membuat design bor. Jin Joo sepertinya mengawasi gerak-gerik keduanya mempelajari buku sekolahnya.
San menjelaskan pada Hae Joo kalau ia sudah mencoba mengubah pemasangan berlian dari berbagai sudut yang berbeda. Hae Joo menilai itu bagus, walaupun tidak mudah mencari dana untuk membeli berlian tapi ia berfikir kalau kali ini apa yang ia dan San lakukan akan berjalan dengan baik.
Jin Joo beberapa kali melirik ke arah dua orang ini.
San tersenyum menatap Jin Joo, ia sudah bisa menebak kalau Jin Joo ini spy hehe. Ia mengusap kepala Jin Joo dan berkata bukankah tak nyaman kalau belajar tanpa meja. Jin Joo menjawab tidak juga.
San menatap Jin Joo, “Kau sedang mengawasi kami kan? Apa ibumu yang menyuruhmu melakukan ini?”
Jin Joo terkejut dan terbata-bata mengatakan tidak.
San merogoh saku celananya dan mengeluarkan sejumlah uang untuk Jin Joo. “Jin Joo, Oppa melihat kue di toko persimpangan jalan. kelihatannya benar-benar enak, apa kau mau membelinya? Lalu kita makan bersama dan simpan kembaliannya untuk uang jajanmu!”
San meletakan uang itu di saku celana Jin Joo. Tapi Jin Joo menolak, kalau ia memakan kue di malam hari seperti ini berat badannya akan naik.
San meletakan uang itu di saku celana Jin Joo. Tapi Jin Joo menolak, kalau ia memakan kue di malam hari seperti ini berat badannya akan naik.
San : “Hei, apa kau pikir aku akan memakan kakakmu? Kau kan tahu betapa kuatnya dia. Apa kau tak tahu?”
San memaksa meletakan uang itu ke saku celana Jin Joo. Ia mengatakan kalau makan makanan ringan di malam hari akan membuat Jin Joo bisa belajar dengan baik.
San memaksa meletakan uang itu ke saku celana Jin Joo. Ia mengatakan kalau makan makanan ringan di malam hari akan membuat Jin Joo bisa belajar dengan baik.
Saat keduanya ribut, Ponsel Hae Joo berdering. Hae Joo melihat siapa yang menelepon, ia sebenarnya malas menjawab telepon itu tapi akhirnya ia pun menjawabnya. Hae Joo bertanya ada apa. Terdengar suara Chang Hee dari seberang telepon mengajak bertemu sekarang. Hae Joo tak bisa karena ia sibuk. Chang Hee memaksa kalau Hae Joo tak keluar menemuinya ia yang akan ke rumah Hae Joo. Jadi ia harap Hae Joo keluar rumah menemuinya, ia akan menunggu di depan rumah.
San heran melihat wajah Hae Joo setelah menelepon. Hae Joo minta izin kalau ia akan keluar sebentar. San makin heran kenapa malam-malam begini. Hae Joo berkata kalau ia hanya keluar sebentar saja. Hae Joo mengambil syal-nya dan keluar menemui Chang Hee.
San menyenggol Jin Joo dan kembali akan memberikan uang pada Jin Joo. Tapi Jin Joo tetap tak mau menerimanya.
Hehe aneh ya, San menyebut dirinya Oppa. Tapi Jin Joo sendiri nyebut San dengan sebutan ahjussi haha.
Hehe aneh ya, San menyebut dirinya Oppa. Tapi Jin Joo sendiri nyebut San dengan sebutan ahjussi haha.
Hae Joo pun menemui Chang Hee. Dengan sikap dingin Hae Joo langsung bertanya ada keperluan apa Chang Hee mamanggilnya keluar malam-malam karena sekarang ia tak memiliki alasan untuk bertemu dengan Chang Hee. Chang Hee berkata kalau ia tahu Hae Joo akan membuat mata bor. Ia harap Hae Joo menyerah saja.
Hae Joo bertanya kenapa harus menyerah. Chang Hee mengatakan kalau Hae Joo dan yang lainnya tak akan bisa menandingi Jang Do Hyun, ini akan sama saja seperti melempar telur diatas batu. Jadi ia harap Hae Joo menyerah sebelum terluka. Dengan kemampuan San, Hae Joo bisa melakukan apapun untuk hidup yang lebih baik.
Hae Joo minta maaf tapi ia tak bisa melakukan apa yang Chang Hee sarankan padanya. Chang Hee memohon tapi Hae Joo bersikeras bukankah ia sudah jelas mengatakannya pada kalau ia tak mau bertemu dengan Chang Hee seseorang yang sudah menjadi iblis seperti Jang Do Hyun. “Kalau kau mengatakan hal itu lagi, jangan pernah meneleponku.”
Chang Hee membenarkan kalau ia sudah mengambil jalan yang sama seperti Presdir Jang. “Tapi siapa yang telah membuatku menjadi seperti ini? Kau...!”
Hae Joo : “Aku? Kenapa karena aku?”
Mata Chang Hee berkaca-kaca menahan emosi, “Sejak aku tahu kalau ayahku yang membunuh ayahmu, apa kau tahu betapa putus asanya aku? Apa kau tahu itu? Maka dari itu aku meninggalkan ayahku dan memilihmu. Ketika aku memintamu untuk pergi bersamaku kau menolakku. Bukan memilihku, tapi kau memilih keluargamu.”
Air mata Chang Hee menetes, “Karena itu hidupku hancur, karena kau tak bisa bersamaku, aku akan melakukan apapun untuk menjatuhkan Jang Do Hyun. Aku akan menjadi lebih buruk darinya dan aku akan mengambil alih tempatnya. Kaulah yang membuatku seperti ini. Apa kau tak tahu?”
Mata Hae Joo penuh air mata mengetahui alasan Chang Hee melakukan semua ini. Kenapa Chang Hee tak membrri tahu padanya apa yang terjadi sebenarnya.
Chang Hee menilai itu tak akan ada bedanya. Walau bagaimanapun Hae Joo tak akan bisa meninggalkan keluarga Hae Joo dan ia hanya bisa mengambil jalan ini dalam hidupnya. Ia juga sebenarnya ingin meninggalkan semuanya dan lari bersama Hae Joo. Tapi sekarang ia sudah melangkah sejauh ini. Jadi ia harap Hae Joo menyerah saja dan jangan mencoba mengalahkan Jang Do Hyun. Ia yang akan melakukannya sendiri.
Chang Hee berlalu meninggalkan Hae Joo yang menangis. Akhirnya Hae Joo tahu kalau Chang Hee melakukan ini hanya untuk melakukan pembalasan dendam terhadap Jang Do Hyun.
Chang Hee berlalu meninggalkan Hae Joo yang menangis. Akhirnya Hae Joo tahu kalau Chang Hee melakukan ini hanya untuk melakukan pembalasan dendam terhadap Jang Do Hyun.
San merasa terlalu lama menunggu Hae Joo, akhirnya ia menyusul Hae Joo keluar. Ia terkejut melihat Chang Hee baru saja pergi dengan mobil. Ditambah lagi ia melihat Hae Joo menangis. San tentu saja kesal karena Hae Joo tadi berbohong padanya apalagi Hae Joo berbohong demi bertemu Chang Hee.
Ketika Chang Hee mengendarai mobilnya ia memikirkan kembali apa yang harus dilakukannya. Ia pun memutar balik mobilnya akan kembali menemui Hae Joo.
San berdiri di samping Hae Joo. Hae Joo terkejut dengan kedatangan San yang tiba-tiba. Ia segera mengusap air matanya. San bertanya kenapa Hae Joo menangis. Hae Joo berbohong bilang tak ada apa-apa.
San tahu kalau Hae Joo berbohong, “Hapus air matamu dengan benar kalau kau mau berbohong.” San menanyakan ada apa Chang Hee datang. Hae Joo bilang tak ada apa-apa.
San tahu pasti ada sesuatu yang terjadi. “Apa kau masih menyukai Chang Hee? Meskipun si brengsek itu sudah meninggalkanmu dan menikahi In Hwa apa kau masih belum bisa melupakannya? Sampai ketika melihatnya kau menangis?”
Hae Joo meyakinkan kalau bukan seperti itu. San yang kecewa juga menitikan air mata kekesalannya. “Kalau selama ini kau memang merasa sakit dan masih belum bisa melupakannya seperti itu, pergilah ke si brengsek itu. Jangan pernah menangis seperti ini.”
San berbalik akan meninggalkan Hae Joo tapi Hae Joo menahan tangannya. “Apa kau ini bodoh? Ini karena aku begitu menyukaimu. Tak bisakah kau melihat kalau aku menyukaimu? Karena aku menyukaimu, hatiku merasa sakit. Tapi, untuk menyukaimu aku merasa memiliki banyak kekurangan!” Air mata Hae Joo tumpah membasahi kedua matanya.
San menarik Hae Joo agar mendekat ke arahnya. Ia mencium Hae Joo untuk menunjukan perasaannya. Hae Joo tak menolak, ia membalas ciuman San sebagai bentuk ungkapan perasaannya pada San. (long kiss)
Dan Chang Hee melihatnya. Bagaimana perasaan Chang Hee? Pasti hatinya sakit banget ya. Nyesek.
Komentar :
Huwaaaaa pasti nyesek banget buat Chang Hee. Tapi inilah pembuktian perasaan Hae Joo yang sebenarnya. Ia sudah melupakan Chang Hee dan membuka hatinya untuk San. Tapi disaat ia mulai menyukai San, tiba-tiba Chang Hee mengatakan alasan dia melakukan semuanya. awalnya aku mikir kalau Hae Joo lagi bimbang, aku takut banget ketika Chang Hee pergi setelah ngomong ini, Hae Joo bakal ngejar Chang Hee tapi ternyata enggak. Hae Joo malah menumpahkan semua perasaannya pada San. Ia pun menyambut cinta yang diberikan San padanya.
Chang Hee sendiri dia ga mau Hae Joo terluka karena melawan jang Do Hyun, ia ingin ia sendiri yang menghancurkan orang itu.
Sedih melihat pasangan In Hwa – Chang Hee. Apa Chang Hee akan berusaha mencintai istrinya. Poor In Hwa, ia merasa semua orang meninggalkannya, semua orang mengambil miliknya. San yang dulu ia sukai menyukai Hae Joo, disaat ia bisa melepas San dan menerima Chang Hee ternyata suami yang sudah ia cintai berbohong padanya dan masih menyimpan perasaan terhadap Hae Joo. ibu yang selama ini ia sayangi ternyata bukan ibu kandungnya. Apa yang akan dilakukan In Hwa untuk mempertahankan rumah tangganya.
Microfilm, ya Geum Hee penasaran dengan benda itu. Benda apa itu hingga membuat Jang Do Hyun membunuh Hak Soo. karena ingin mengetahui itu ia terpaksa akan kembali ke rumah suaminya.
seruu !! seneng sii HJ bisa ungkapin perasaannya ke san tp ga kuat liat uri CH liat kemesraan mereka berdua~
ReplyDeletekok aq jdi was-was masalah mata bor itu ya ? udah d curi lagi sma CJ berarti bakal rugi buat yg ke2 kalinya yaa~
kan kasian couple qta udah usaha keras
at least sii lega juga udah kebongkar satu2 misteri ini~
kang san nyoba nyogok JJ buat bisa berduaan sma HJ haahhaaa *tpi ga mempan
semangat ya mba nulisnya~ bansai !!!^^~
wahhhhh seneng bgt udh keluar sinopsisnya, tetep semangat ya mba...
ReplyDeletepokoknya ditunggu kelanjutannya..:)
nyesek liat chang hee :((
ReplyDeleteWAAaaaaahhhh,,,
ReplyDeleteSetelah lama menanti
Akhirnya Hae joo membuka hatinya tuk San,,,,
:)
kasian chang hee..
ReplyDeletehemm kayaknya dia yg paling terluka..
Huweeee cepet bgt updatenya kak ^^b
ReplyDeleteaku kasiaaan sama chang hee T^T
nyesek pasti tuh u.u
poor in hwa :(
gomawo sinopnya kak^^
Lanjut ya kak anis ^^
FIGHTING!
Fie
Huweeee cepet bgt updatenya kak ^^b
ReplyDeleteaku kasiaaan sama chang hee T^T
nyesek pasti tuh u.u
poor in hwa :(
gomawo sinopnya kak^^
Lanjut ya kak anis ^^
FIGHTING!
Fie
Akhirny san gk prlu susah2 nyogok JJ lg..heheh
ReplyDeleteKsian bgt liat in hwa,,tyt slma ini cm dbhongi,,brhrap akhr ny nnti CH bnar2 bs syg n cnta sm dy... :(
Smangat,,,!!! Lanjut 34... \(•ˆ⌣ˆ•)/
akhirny stlh pnantian lmany san oppa hae joo nrima cinta oppa^^
ReplyDeleteadegan yg dtnggu2 trjdi jg,keke
stlh kmrin ga2L mlu(kissue) wkwk xD
faighting eon next episod tnggu sc4ny y.
udh pnsrn ending.ny
ne drakor bnyk bgt episodny,ug'slsai2 keke^^
#amre^^
hahaha ternyata mulai banyak yang bersimpati sama Chang Hee ya, padahal kemarin dia dihujat hahaha....
ReplyDeletethak you bgt sinopsisnya mba...suka bgt sama drama ini...seru!
ReplyDeletebner..kasihan chang hee..tapi aku sc setujunya hae joo sama kang san..serasi ^.^
kok episode 34 nya belum ada????
ReplyDelete