Tuesday, 9 April 2013

Sinopsis May Queen Episode 38 Part 1

Presdir Jang mencekik Hae Joo kuat-kuat. Ia akan membunuh gadis itu. “Kalau kau mati maka semuanya akan berakhir, tak akan ada yang terjadi.”
Hae Joo sekuat tenaga berusaha melepaskan diri dari cekikan Presdir Jang. Tapi tenaga yang ia miliki kurang kuat untuk melepaskan diri. Presdir Jang semakin kuat mencekik Hae Joo.
Tepat saat itu Geum Hee datang. Ia marah melihat suaminya akan membunuh Hae Joo. “Apa kau tak mau berhenti juga?” teriak Geum Hee. Presdir Jang terkejut melihat istrinya datang. Ia melepaskan cekikan tangannya. Hae Joo terbatuk-batuk merasakan sakit di lehernya.

Geum Hee berteriak marah, “Bagaimana bisa kau melakukan ini? Anak ini, apa kau tahu siapa dia?” Hae Joo takut ibunya mengatakan hal yang sebenarnya. Ia menggeleng memberi tanda agar ibunya tak mengatakan itu. Presdir Jang terlihat bingung dan memandang dua wanita ini bergantian.
Geum Hee yang menilai tindakan suaminya sudah keterlaluan membongkar semuanya, “Anak ini dia putrimu!” Teriak Geum Hee sambil menangis. Hae Joo menjerit tak terima ibunya mengatakan ini. Presdir Jang tersentak kaget dan memandang Hae Joo penuh tanda tanya. Ia tak mengerti apa yang istrinya katakan. 
Hae Joo memohon ibunya jangan bicara lagi. Tapi Geum Hee tak mau menyimpan rahasia ini terus-menerus. Dengan berlinang air mata dan penuh kemarahan ia mengatakan kalau Yoo Jin ini adalah orang yang mewarisi darah Presdir Jang, “Dia putri kandungmu.” Hae Joo tak sanggup mendengar pengakuan ibunya. Presdir Jang menatap tak percaya dan menilai apa yang disampaikan istrinya omong kosong.
“Apa kau tak ingat?” Geum Hee mengingatkan hari dimana Presdir Jang menemuinya dalam keadaan mabuk. “Di hari Hak Soo pergi untuk perjalanan bisnis ke Jepang, di hari Jung Woo mendapatkan liburan pertama setelah ikut wajib militer. Hari itu kau datang menemuiku dalam keadaan mabuk. Dan 10 bulan setelah hari itu, anak ini lahir. Apa kau tak tahu apa yang telah kau lakukan? Bahkan binatangpun akan melindungi anaknya sedangkan kau, mencoba membunuh anakmu sendiri. Terlebih lagi, kau melakukannya dua kali.”
Presdir Jang masih tak mempercayai perkataan istrinya, “Bagaimana itu bisa terjadi? Itu tidak mungkin.” Geum Hee menyuruh suaminya menemui Dokter Lee di rumah sakit kalau memang tak percaya. “Pergilah dan pastikan sendiri apa yang sudah kau lakukan.”
Dengan penuh kemarahan Geum Hee mengusir Presdir Jang keluar dari kamar hotelnya. Presdir Jang menatap bingung Hae Joo dan istrinya. Hae Joo hampir menagis menatap penuh kebencian. Presdir Jang pun segera keluar dari kamar hotel. Hae Joo terduduk lemas, ia menangis. Geum Hee pun demikian ia menangis gemetaran.
Presdir Jang berjalan di lorong hotel. Berulang kali ia menoleh ke belakang. Ia masih belum percaya atas apa yang baru saja didengarnya. Tapi apa yang baru didengarnya ini jelas membuatnya sangat shock. Kakinya lemas, ia tak sanggup berdiri dan berpegangan pada dinding kamar hotel.
Geum Hee masih menangis di kamar hotel. Hae Joo menghampiri ibunya, “Kenapa ibu memberitahunya?” tanya Hae Joo. Geum Hee mengatakan kalau orang itu harus mengetahui apa yang sudah dilakukannya. Masa-masa yang sulit, dia harus mengalaminya.

“Ibu, aku tak pernah menganggap dia sebagai ayahku, sekalipun itu tidak pernah.” Ucap Hae Joo mantap. Geum Hee membenarkan keduanya tak perlu mengakui Presdir Jang sebagai ayah Hae Joo.
Chang Hee jongkok di lorong rumah sakit dengan tatapan kosong yang memancarkan kesedihan. In Hwa menatapnya iba.
Geum Hee tergesa-gesa sampai disana. Ia bertanya pada In Hwa apa yang terjadi. In Hwa mengatakan kalau ayahnya berkelakuaan aneh. Ayahnya memukul Chang Hee dan ayah mertuanya sampai mereka hampir mati terbunuh. Kalau ia tak pergi menyusul, keduanya pasti sudah terbunuh oleh ayahnya. Geum Hee yang juga marah mengatakan kalau pada kenyataannya memang ayah In Hwa sudah tak waras lagi.
Dokter keluar, Chang Hee langsung berdiri menghampiri dokter. Ia ingin tahu kondisi ayahnya. “Bagaimana keadaan ayahku?” Dokter berkata kalau ia beruntung bisa menyelamatkan nyawa pasien. Tapi ada patah tulang di tulang keempat dan kelima. Itu menyebabkan pasien mengalami kelumpuhan dari pinggang ke bawah.
Chang Hee shock terdiam mendengar penjelasan dokter, In Hwa ikut merasa sedih mengetahui kondisi mertuanya. Ia menggenggam tangan suaminya berusaha memberikan kekuatan. Geum Hee ikut menangis mengetahui kadaan Gi Chul.
Presdir Jang menemui Dokter Lee. Dokter Lee pun menyerahkan hasil tes DNA pada Presdir Jang. Ia mengatakan kalau itu adalah hasil tes DNA yang diminta oleh Geum Hee. Presdir Jang pun membaca laporan hasil tes itu dan benar isinya menyatakan kalau dirinya dengan Hae Joo memiliki hubungan darah dengan kecocokan 99,99%. Presdir Jang terdiam membaca laporan tes itu.
Presdir Jang keluar dari ruangan Dokter Lee, ia tertawa tak percaya. “Apa ini? Dia ternyata putriku.” Presdir Jang membanting kertas laporan tes DNA-nya. Ia terduduk lemas. “Apa-apaan ini? Bagaimana ini bisa terjadi?” Presdir Jang meremas kertasnya dan mengusap air matanya yang tiba-tiba menetes.
Chang Hee duduk melamun di depan rumah sakit. In Hwa menghampiri dan duduk di sampingnya. In Hwa yang khawatir menanyakan apa Chang Hee baik-baik saja. Ia minta maaf, ia juga mengungkapkan permintaan maaf untuk ayah mertuanya. Ia tak mengerti kenapa ayahnya melakukan hal itu pada Chang Hee dan ayah mertuanya.
“In Hwa!” panggil Chang Hee tanpa menoleh menatap In Hwa. “Kita berpisah saja.”

“Oppa? Apa yang tadi kau katakan?” In Hwa kaget mendengar ajakan berpisah dari Chang Hee.

“Kubilang kita bercerai saja.” Jelas Chang Hee.
In Hwa makin tak mengerti apa ini karena tindakan ayahnya pada Chang Hee tadi. Kalau memang benar seperti itu ia akan membayar semua kesalahan ayahnya dengan cara hidup bersama Chang Hee seumur hidupnya. Jadi ia harap Chang Hee jangan mengatakan hal seperti itu lagi.
Chang Hee mengatakan kalau apa yang ayah In Hwa lakukan itu sebenarnya karena dirinya. “Aku membuat ayahmu bangkrut, membongkar semua korupsinya, mengirim bukti itu ke kantor kejaksaan dan sebentar lagi dia akan masuk penjara.” In Hwa tentu saja terkejut mendengar pengakuan Chang Hee.

Chang Hee mengingatkan bukankah In Hwa juga tahu kalau ia menikahi In Hwa bukan karena cinta. “Itu hanya untuk balas dendamku. Aku memanfaatkanmu, itu saja. Kau mungkin tak tahu, tapi Jang Do Hyun sudah banyak melakukan hal yang mengerikan padaku dan ayahku.”

Mata In Hwa berkaca-kaca, “Oppa?”

Chang Hee mengatakan kalau sekarang balas dendamnya sudah selesai. Dengan suara berat dan perasaan sedih Chang Hee mangatakan kalau sekarang In Hwa tak berguna lagi untuk dimanfaatkan. “Meskipun aku masih hidup bersamamu, kapanpun aku melihatmu itu akan mengingatkanku pada apa yang telah kulakukan padamu dan mengingatkanku pada ayahmu.”
Chang Hee berdiri akan meninggalkan In Hwa. Tapi In Hwa tak ingin berpisah dengan Chang Hee, ia menahan tangan Chang Hee.

In Hwa berjanji kalau ia akan mencoba sebaik mungkin untuk membuat hal yang Chang Hee takutkan itu tak akan terjadi.
Chang Hee melepas tangan In Hwa perlahan. “Ayahku dan aku, tolong biarkan kami bebas dari keluargamu. Dan kau juga, temuilah orang lain yang tidak seperti aku.”
Chang Hee meninggalkan In Hwa dengan perasaan sedih. In Hwa menangis menatap sedih Chang Hee yang berjalan menjauh darinya.
Jung Woo menjenguk Park Gi Chul yang tergolek lemah di rumah sakit. Gi Chul yang sudah sadar menanyakan alasan Jung Woo datang menemuinya. Jung Woo berkata kalau ia sudah mendengar semuanya kalau Gi Chul mengalami kelumpuhan dari pinggang ke bawah.
Gi Chul yang menyadari kesalahannya berfikir kalau dirinya akan membayar semua dosanya ketika ia mati. Tapi nyatanya ia harus menebus semua kesalahannya selama ia masih hidup. Jung Woo memberi tahu kalau Jang Do Hyun sekarang sudah bisa dihukum. Ia akan memastikan kalau Jang Do Hyun akan membayar semua dosa-dosanya. Gi Chul juga berjanji kalau ia akan menebus seluruh dosa-dosanya bahkan setelah ia mati kelak. Ia harap agar Jung Woo bisa memastikan Jang Do Hyun dihukum dan masuk penjara.
Karena kondisi kesehatannya, Gi Chul kesulitan bicara lebih banyak lagi. Jung Woo mengerti kondisi Gi Chul, ia mohon agar Gi Chul berhenti bicara. Gi Chul menangis, “Pada Hae Joo, tolong katakan padanya kalau aku minta maaf karena sudah membunuh Chun Hong Chul dan mencoba menjual Hae Joo ke pulau. Untuk semuanya aku minta maaf.”

Chang Hee masuk ke kamar rawat ayahnya. Ia terkejut melihat Jung Woo ada disana. Jung Woo mengajak Chang Hee bicara berdua di luar.
Chang Hee dan Jung Woo berada di ... (sepertinya sebuah restouran) Jung Woo bertanya apa orang yang membocorkan tentang korupsi Jang Do Hyun itu Chang Hee. Chang Hee menunduk menjawab ya.

“Apa kau melakukan semua pekerjaan kotor disisi Jang Do Hyun karena hal itu?” tanya Jung Woo lagi.

Chang Hee menjawab kalau ia tak melakukan itu tak ada jalan lain untuk membongkarnya. “Kecuali aku mendapatkan kepercayaan penuhnya, sama sekali tak mungkin membuka korupsi dan membuatnya bangkrut.”
Jung Woo menghela nafas panjang. Ia tak menyangka kalau selama ini Chang Hee melakukan hal itu. “Aku akan segera menangkap Jang Do Hyun. Tak perlu menunggu hingga pengadilan bandingnya. Sudah cukup banyak penyebab untuk mendapatkan surat penahanan. Untuk penyerangan dan pecobaan pembunuhan.”

Tapi menurut Chang Hee itu masih belum bisa. Ia mohon agar Jung Woo menunggu sebentar lagi. “Aku masih perlu mendapatkan sesuatu darinya.”

“Apa mungkin yang kau bicarakan itu tentang mikrofilm?” tebak Jung Woo.
Chang Hee mengiyakan, “Aku akan mengambil mikrofilm itu darinya dan mengadakan konferensi pers untuk membongkar semua kejahatan yang dia lakukan. Untuk membuatnya mendapatkan hukuman dari hukum itu adalah balas dendamku yang terakhir.” Chang Hee kembali memohon agar Jung Woo menunggu sebentar lagi.
Presdir Jang berada di galangan kapal melihat kapal pengebor yang sedang dibuat. Ia mengambil sesuatu dari saku celananya, mikrofilm. Ia menatap mikrofilm itu dan tampak menimbang-nimbang sesuatu. Ia pun dengan penuh keyakinan memantapkan apa yang ia pikirkan.
San dan Hae Joo berada di kantor pabrik. Hae Joo terlihat murung. San yang mengkhawatirkannya bertanya apa terjadi sesuatu. Belum sempat Hae Joo mengatakan apapun ada seseorang yang datang kesana, siapa. Jang Do Hyun.
Kedatangan Presdir Jang yang tiba-tiba tentu saja membuat Hae Joo dan San terkejut tak menyangka. Presdir Jang tertawa sambil melihat-lihat ruangan kantor pabrik. Ia menilai kalau pabrik ini cukup kecil tapi ditempat seperti ini Hae Joo dan San bisa membuat mata bor dan itu sangat mengesankan untuknya. San dan

Hae Joo menatap tak suka kedatangan Presdir Jang. Dengan sikap ketus San bertanya kenapa Presdir Jang datang. Presdir Jang berkata kalau ada sesuatu yang ingin ia bicarakan berdua dengan Hae Joo. Jadi ia minta San memberikan waktu untuknya berdua dengan Hae Joo.
Tapi San tak bisa meninggalkan Hae Joo berdua saja dengan Presdir Jang. Memangnya apa yang akan Presdir Jang lakukan terhadap Hae Joo.

Hae Joo dengan sinis berkata pada Presdir Jang kalau ada yang ingin dibicarakan dengannya lebih baik katakan saja di depan San. Presdir Jang berkata kalau yang akan ia bicarakan itu berhubungan dengan hal yang ibu Hae Joo katakan di hotel tadi. Masih dengan sikap sinis Hae Joo memberi Presdir tahu kalau San sudah tahu semua tentang dirinya, jadi lebih baik katakan saja sekarang.
 Presdir Jang kaget, “Apa dia sudah tahu? Jadi San juga sudah tahu kalau kau itu putriku?” San membenarkan kalau ia sudah tahu semuanya. Presdir Jang tertawa dan duduk santai disana. Ia menilai itu sangat bagus kalau memang San sudah tahu Hae Joo itu putrinya. Hae Joo dan San pun ikut duduk disana menatap benci Presdir Jang. “Apa yang ingin kau katakan?” tanya Hae Joo ketus.
Presdir Jang menjelaskan bukankah Hae Joo sudah mendengar kalau Cheon Ji membeli hak pengeboran dari Ocean. Hae Joo mencibir kalau hal itu bukan sesuatu yang bisa diperjualbelikan sesuka hati dan hak pengeboran yang sudah Presdir Jang klaim karena sudah dibeli itu hanya setengahnya saja karena yang setengahnya adalah haknya dan San.

Presdir Jang tahu itu, ia juga sudah mendengar kalau San dan Hae Joo lah yang memiliki setengah hak pengeboran itu. “Hae Joo, mungkin kau sudah mendengar dari ibumu tentang mikrofilm itu. Apa kau tak penasaran apa isinya? Di dalam film itu terekam lokasi tempat paling banyak minyak yang tertidur di bawah lokasi tambang ke 7. Sekarang, apa kau bisa menebak kenapa aku kemari menemuimu?” Presdir Jang menatap tajam Hae Joo, “Ayo bekerja sama denganku!”
Hae Joo menatap sinis tak percaya dengan penawaran ini. Presdir Jang tahu kalau San dan Hae Joo memiliki kemampuan teknik dan dirinya tahu dimana minyaknya berada. Dengan semangat ia mengajak San dan Hae Joo untuk bersama-sama memompa minyaknya. Ia menilai kalau inilah yang namanya takdir karena ia dan Hae Joo sejauh ini saling berkaitan satu sama lain.
San emosi, “Itu yang ditemukan oleh orang tua kami dan kau yang sudah membunuh mereka.”

Presdir Jang mengatakan kalau lebih tepatnya orang tua San meninggal karena kecelakaan mobil. Dan ayahnya Hae Joo itu dirinya bukan Yoon Hak Soo. “Aku benar-benar bangga padamu. Kau memang berbeda karena kau memang keturunanku.”
Hae Joo menatap marah, “Siapa yang bilang kalau aku ini putrimu? Aku tak punya ayah sepertimu. Aku hanya punya dua ayah dan kau tak termasuk di dalamnya. Ayah-ayahku memang tak memiliki hubungan darah denganku tapi mereka membesarkanku penuh cinta. Mereka sama sekali berbeda dengan iblis sepertimu.” Suara Hae Joo meninggi.
Presdir Jang terdiam mendengar perkataan Hae Joo. Ia mengambil mikrofilm dari saku jasnya. Ia menunjukan mikrofilm itu kepada San dan Hae Joo. Ia mengatakan kalau ini adalah impian Yoon Hak Soo dan Kang Woon. Kalau sejarah ingin dirubah selalu ada yang namanya pengorbanan, ia ingin Hae Joo dan San memikirkan hal itu.

Presdir Jang : “Bayangkan saja lautan di negara ini yang memiliki minyak tak terbatas. Kalau itu terjadi, bukan hanya negara ini tapi hidup semua orang juga akan berubah. Karena itulah aku tak peduli bahkan kalau aku harus menjadi iblis. Pengorbanan Yoon Hak Soo dan Kang Woon tak bisa dihindari karena sebab yang besar ini. Minyak yang tak terbatas cukup membuatmu dan anak-anakmu menikmati kekayaan tepat di depan matamu. Jadi apalah artinya pengorbanan yang sedikit itu demi sesuatu yang besar seperti ini.”
San tambah emosi dan meninggikan suaranya meminta Presdir Jang berhenti memprovokasi dengan hal yang menyesatkan seperti itu. “Kalau kau tak membunuh kedua orang itu, impian yang kau bicarakan itu bisa terwujud lebih awal. Tapi pada akhirnya kau membunuh mereka berdua karena keserakahanmu.”
Presdir Jang : “Itu karena kau tak mengerti apa arti kemiskinan. Tapi Hae Joo, aku yakin kalau kau mengerti. Kesedihan dan penghinaan yang kau terima dari dunia karena kemiskinan kau bisa menghapusnya sekaligus dengan mikrofilm ini. Kalau kau berdiri di puncak tertinggi maka orang-orang akan memandangmu.”
Hae Joo menolak, “Tidak. Aku tak ingin berdiri di tempat yang tinggi. Kau akan mencoba mendaki ke tempat tertinggi seumur hidupmu tapi pada akhirnya kau akan ditinggalkan oleh orang-orang terdekatmu. Kau hanya orang yang malang, itu saja.”

Presdir Jang kembali terdiam mendengar ucapan Hae Joo. tahu kalau Hae Joo menolak ajakannya, ia segera kembali menyimpan mikrofilmnya.
In Hwa menemui ibunya di hotel. Ia menangis mengatakan kalau Chang Hee ingin berpisah darinya. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya. Geum Hee menebak apa permintan perpisahan ini karena penyerangan yang dilakukan oleh ayah In Hwa terhadap Chang Hee dan Gi Chul.

In Hwa menggeleng manjawab bukan karena itu. Ini semua terjadi karena apa yang Chang Hee dapatkan dari ayahnya sejak kecil. “Chang Hee Oppa mencoba membalas dendam pada ayah, itulah yang dia katakan padaku. Karena itulah dia membutuhkanku tapi sekarang dia tak membutuhkanku lagi. Jadi dia ingin berpisah denganku.”
In Hwa mengerti kenapa Chang Hee merasa seperti itu, semua ini terjadi karena ayahnya. Meskipun Chang Hee mengatakan hal yang menyakitkan padanya ia bisa mengerti semua perkataannya. Ia menilai Chang Hee pria yang malang. In Hwa menangis mengatakan kalau ia merasakan sakit di dadanya. “Aku merasa kalau aku benar-benar mencintainya.”

Geum Hee memeluk In Hwa yang menangis. Ia turut sedih atas apa yang menimpa putrinya. Ia juga tak tahu apa yang harus dilakukannya untuk In Hwa.
Sang Tae keluar dari kamar dengan penutup kapala menutup rambutnya. Ia duduk mengitari meja makan dengan tampang cemberut. San heran melihat Sang Tae memakai topi di dalam rumah.

“Hei siapa yang memakai topi di meja makan?” Seru ibu menarik topi Sang Tae. Dan bralll.... rambut Sang Tae jadi ikal hahaha.
Huwahahahaha apa itu, seluruh keluarganya tertawa melihat penampilan rambut baru Sang Tae. “Hei apa yang terjadi dengan rambutmu?” San tertawa.

Sang Tae kesal dan melirik Young Joo, “Gadis ini yang membuat rambutku jadi seperti ini, apa maksudmu gaya yang terpanas?”

San berkata kalau ini bukannya panas tapi terlalu terbakar. San tak bisa menahan tawanya. Young Joo mengatakan kalau sebenarnya ia ada tes menata rambut besok.

Sang Tae tambah kesal apa maksud Young Joo kalau ia sekarang sedang dijadikan kelinci percobaan. “Adik macam apa kau ini?”
Hae Joo melerai, “Hei oppa, model rambut ini paling cocok denganmu diantara model rambut yang pernah ada.”

“Benarkah?” Sang Tae berubah jadi tersenyum mendengar mereka memuji model rambut itu cocok untuknya.

Ibu juga ikut memuji kalau anaknya ini tampan dengan model rambut yang baru, haha. Young Joo membanggakan diri kalau ia akan membawa sensai baru di bidang penataan rambut.
Sang Tae pun jadi ke-geer-an haha. “Aku ini cukup tampan untuk memilki model rambut seperti ini.” Mereka tertawa.
Jung Woo mengajak Bong Hee makan malam di restouran. Bong Hee heran kenapa Jung Woo bersikap baik dan mengajaknya makan di tempat bagus seperti ini. “Apa kau berbuat salah padaku? Atau apa? Orang bilang kalau orang bisa berubah ketika mereka sudah mendekati kematian. Ada apa?”

Sambil memotong steak-nya Jung Woo berkata kalau Bong Hee sudah begitu menderita karena dirinya. Ia hanya ingin menebusnya dengan mengajak Bong Hee makan malam.

“Itulah maksudku. Ini seperti kau akan mati.” kata Bong Hee.

“Sebelum aku mati, aku harus hidup bersamamu setidaknya untuk beberapa saat.” sahut Jung Woo tetap memotong steak-nya.

“Tentu saja sampai kita mati...” ujar Bong Hee kemudian terdiam terkejut mendengar perkataan Jung Woo. “Apa? Apa yang kau katakan?”
Jung Woo menyudahi memotong steak dan menatap Bong Hee, “Aku sendiri sudah terlalu lama. Aku memasak nasi, mencuci dan bersih-bersih lebih baik daripada dirimu.”

Bong Hee cemberut menyadari kekurangannya sebagai seorang wanita yang tak pandai mengurus rumah tangga, “Kurasa itu benar.”

Jung Woo : “Aku tak membutuhkanmu untuk alasan itu. Kau tahu dengan baik tentang gaji seorang jaksa. Kadang-kadang kami tak bisa pulang ke rumah karena kami perlu menyelidiki kasus.”

Bong Hee mulai kesal, “Apa ini? Apa kau menyuruhku untuk menyerah terhadapmu atau semacamnya?”

Jung Woo : “Terlebih lagi, aku tak punya keyakinan berkata manis untuk membuatmu tersenyum.”

Bong Hee : “Apa kau pikir aku tak tahu kalau kau ini orang yang lamban?”

Jung Woo : “Meskipun kau ini sangat ceroboh, arogan dan tak pernah bisa diam, maukah kau menerimaku apa adanya dan hidup bersamaku?”

Bong Hee kaget, “Sekarang ini, apa kau sedang melamarku?”

Jung Woo tersenyum mengangguk.
Bong Hee protes, “Hei aku bahkan tak meminta 1000 karat cincin berlian tapi tidakkah seharusnya kau menyiapkan cincin meskipun itu terbuat dari baling-baling?”

Jung Woo berkata kalau cincin itu diberikan pada saat upacara pernikahan. Bong Hee belum sepenuhnya yakin atas apa yang dikatakan Jung Woo. Bagaimana kalau sekarang Jung Woo mengatakan tentang lamaran ini dan dikemudian hari Jung Woo malah tak mengakuinya karena tak ada bukti. Apa tidak seharusnya Jung Woo memberikan bukti padanya atas lamaran ini.
Jung Woo bangkit dari tempat duduknya dan berdiri ke samping Bong Hee. Bong Hee gugup menatapnya, ia tak tahu apa yang akan Jung Woo buktikan untuk lamaran ini. Dan Jung Woo pun memberikan sebuah ciuman manis untuk Bong Hee sebagai bukti ucapan lamarannya.
Jung Woo menggenggam tangan Bong Hee, “Menikahlah denganku, Lee Bong Hee!” Bong Hee terharu matanya berkaca-kaca, ia tersenyum mengangguk. “Aku bersedia, Yoon Jung Woo!” Keduanya tersenyum.
“Tapi bukankah ini terlalu lemah?” sahut Bong Hee mengomentari ciuman yang diberikan Jung Woo padanya tadi. “Kita ini kan bukannya masih SD!” kata Bong Hee sambil mengusap air mata bahagianya. Jung Woo melihat sekeliling dan berkata kalau disini terlalu banyak orang (hahaha). Bong Hee pun mengusulkan kalau Jung Woo harus melakukannya di rumah. Kalau tidak ia akan mengalami kesialan selama 3 tahun. Keduanya kembali tertawa.

Jung Woo mengusap lembut air mata Bong Hee yang jatuh ke pipi. Bong Hee menangis terharu karena saking bahagianya.
Presdir Jang melamun sendirian di ruang kerjanya di rumah. Ia mengingat hari dimana Hae Joo berada di ruangan itu.

Flash Back
“Apa kau tahu tentang kapal pengeboran?” tanya Presdir Jang.

Hae Joo mengatakan kalau kapal pengeboran ini kapal yang mengebor minyak dari laut. Presdir Jang terkesan dengan pengetahuan Hae Joo tentang kapal pengeboran. Hae Joo berkata kalau ia penasaran bagaimana cara membuat kapal semahal itu.

“Apa kau ingin membuat kapal?” tanya Presdir Jang. Dengan semangat Hae Joo menjawab ya.

Flash Back End

Presdir Jang melamun menatap miniatur kapal pengebor sambil mengingat perbincangannya dengan Hae Joo dulu. Wajahnya terlihat muram.
Keesokan harinya di kantor pabrik, mereka menyaksikan berita di TV.

Berita di TV menyebutkan bahwa sebelumnya mereka sudah memberitakan tentang penyerangan terhadap mantan anggota intelijen nasional, dana gelap dan pembunuhan Dr Yoon Hak Soo dan Kang Woon yang dilakukan oleh mantan Presdir Cheon Ji, Jang Do Hyun. Sekarang, mantan Presdir Cheon Ji itu dituduh melakukan penyerangan terhadap Presdir Cheon Ji yang sekarang, Park Chang Hee dan ayahnya, Park Gi Chul. Dalam berita juga disebutkan bahwa Park Gi Chul diserang paling parah hingga membuat lumpuh dari pinggang ke bawah. Karena insiden ini Presdir Park Chang Hee akan mengadakan konferensi pers.
Geum Hee juga menonton berita ini melalui televisi kamar hotelnya. Ia menitikan air mata.
Konferensi Pers pun dilakukan oleh Chang Hee selaku Presdir Cheon Ji. Terlebih dahulu Chang Hee mengucapkan permintaan maaf pada semua keluarga besar Cheon Ji yang akan terluka karena kasus ini.
Chang Hee pun menjelaskan semuanya, “Alasan kenapa Jang Do Hyun menyerangku dan ayahku adalah karena Presdir Jang telah menyebabkan kesalahan fatal pada perusahaan dengan menggunakan dana gelap ilegal. Karena dia menggunakan dana tersebut untuk urusan pribadinya dan hal itu diketahui olehku. Sebagai seorang pengusaha, aku tak bisa membiarkan hal ini selama aku masih memiliki hati nurani. Presdir Jang untuk mengalihkan dana, mengelak dari pajak dan melalaikan tugasnya serta menghindari pajak dia layak mendapatkan hukuman yang setimpal. Aku percaya kalau kejaksaan akan menyelidiki kasus ini dengan seksama. Dan dari kasus ini, mantan Presdir Jang Do Hyun tidak saja gagal sebagai pengusaha tapi dia juga gagal sebagai penduduk biasa.”
Jung Woo juga melihat konferensi pers ini di kantornya.

Sebagai tambahan untuk kasus ini ayah Chang Hee, Park Gi Chul karena diserang oleh Presdir Jang dia mengalami kelumpuhan dan dia akan bersaksi dari rumah sakit.
Terlihat di layar Park Gi Chul akan bersaksi atas kejahatan Presdir Jang. “Presdir Jang Do Hyun telah membunuh Dr Yoon Hak Soo menggunakan pistol. Akulah saksi atas insiden itu. Dia bahkan menembak kakiku untuk menyembunyikan insiden itu. Dan putri dari Dr Yoon Hak Soo yang bernama Hae Joo, dia bahkan menyuruhku untuk membunuhnya."

Terlihat kasak-kusuk reporter yang melibut konferensi pers ini, mereka tak menyangka kalau seorang Presdir Cheon Ji melakukan kejahatan seperti itu.

“Bukan hanya itu, ketika dia mengetahui kalau Hae Joo masih hidup dia membawaku ke gunung. Membuatku menggali tanah, dia mencoba menguburku. Aku ingin mengambil kesempatan ini untuk meminta maaf pada Hae Joo.”
Gi Chul menangis, “Hae Joo-ya, maafkan aku. Aku sudah melakukan banyak dosa terhadapmu. Aku tak tahu apa aku bisa menebus semua kesalahanku. Maafkan aku, Hae Joo. Tolong maafkan aku.”
Hae Joo menangis mendengar ucapan maaf Gi Chul. San yang duduk di sampingnya menyantuh pundak Hae Joo memberikan kekuatan padanya.

Reporter : “Kalau tuduhan Presdir Park Cang Hee terhadap korupsi mantan Presdir Jang Do Hyun terbukti benar, maka pengadilan kedua bagi Jang Do Hyun akan berlangsung 3 hari lagi dan dia dipastikan akan dihukum. Sementara itu, para jaksa sudah melancarkan penyelidikan besar terhadap kematian Dr Yoon Hak Soo dan Kang Woon. Untuk penyerangan dan percobaan pembunuhan terhadap Park Gi Chul diharapkan kejaksaan akan mengambil alih kasus ini.”
Presdir Jang yang menonton berita sendirian di rumah mematikan TV-nya. Ponselnya berdering. Presdir Jang malas menjawabnya tapi ponsel itu terus berdering. Ia melihat siapa yang menghubunginya, Yoon Jung Woo. Ia pun menjawabnya.

Jung Woo mengatakan kalau Jang Do Hyun digugat oleh Presdir Park Chang Hee atas penyerangan dan percobaan pembunuhan terhadap Park Gi Chul, “Apa kau mau datang sendiri atau kami mengirim orang untuk menjemputmu?” Presdir Jang berkata kalau ia akan ke kejaksaan sendiri. Jadi sekarang ia harap Jung Woo memberikan ia sedikit waktu.
In Hwa juga menonton berita itu di TV. Presdir Jang datang menemuinya di rumah. Presdir bertanya apa In Hwa menonton TV. Melihat kedatangan ayahnya, In Hwa membuang muka. “Aku sudah melihatnya.” jawab In Hwa.
In Hwa kemudian menatap marah dan kecewa, “Bagaimana bisa kau memakai topeng manusia dan melakukan hal yang begitu mengerikan? Bukan saja membunuh ayahnya Hae Joo dan ayahnya San Oppa. Ayah bahkan membunuhku, putrimu sendiri. Karena ayah, aku dan Chang Hee oppa akhirnya harus bercerai.”
Presdir terkejut mendengar Chang Hee akan menceraikan In Hwa, ia marah dan mengumpat Chang Hee.

In Hwa memperingatkan ayahnya jangan pernah memanggil namanya lagi. “Karena ayah seluruh hidupku menjadi bencana. Mulai sekarang jangan pernah mencariku lagi!”

In Hwa yang marah segera masuk ke kamarnya meninggalkan Presdir Jang sendirian.

Bersambung di part 2. Ok dikit lagi

8 comments:

  1. walopun udh ntn ep 38 tapi ttp nunggu sinopsis mbak Anis :) sensasinya beda ntn sama baca hehehe...

    eh eh eh bentar, itu background blognya lho lho Appa Eodiga Lover juga??? hihihi Junsu lover ato Hoo ni mbak?? they are so cute ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku Hoo Lover sama Joon Lover... Imut banget si Hoo, apalagi kalau udah pedekate sama Ji Ah, seneng banget liat anak ini makan, lahap banget...

      Joon, nih anak yg paling cool diantara semuanya, jempol deh... Hahaha....

      Delete
  2. Setengah part lagi kah?

    Kasian juga liat Presdir Jang.., hikz

    ReplyDelete
  3. Sedih liat park gi chul minta maaf sambil sakit kaya gitu T.T tapi kok aku jadi kasian sama jang do hyun ya? Demi memenuhi hawa nafsunya akhirnya jang do hyun ditinggalkan sama keluarganya sendiri.. Kasian :(

    ReplyDelete
  4. semangat ! semangat !

    ReplyDelete
  5. eps nie bnar2 sedih bget..., tp masih ada juga bag yang lucu.., jdi msih bisa menghemat airmata untuk part 2

    setengah lagi menjelang ending.., semangat..

    ReplyDelete
  6. Jujur yang paling kasihan Presdir Jang, hukuman terberat itu adalah penyesalan-_-

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.