Monday 4 February 2013

Sinopsis Queen of Ambition Episode 5 Part 2

Ha Ryu mendatangi perusahaan Baek Hak. Sampai disana ia bertanya ke resepsionis apa Joo Da Hae ada disini. Ia ingin segera dipanggilkan seseorang yang bernama Joo Da Hae.

Petugas bingung dan bertanya dibagian mana Joo Da Hae bekerja. Ha Ryu mengatakan kalau Da Hae tak bekerja dibagian manapun, ia tak tahu pokoknya panggilkan Da Hae sekarang.
Da Hae dan Do Hoon keluar lift bersama. Ia melihat Ha Ryu di lantai bawah. Wajahnya terlihat cemas, ia pun meminta Do Hoon pergi lebih dulu. Ia mengatakan kalau ia lupa mengirim fax ke tempat pembangunan. Do Hoon menawarkan kalau ia akan menemani Da Hae. Tapi Da Hae bilang tak usah bukankah Bibi Ji Mi sudah menunggu. Ia akan menanganinya dan segera menyusul. Do Hoon mengangguk mengerti.
Da Hae memperhatikan Ha Ryu yang berada di lantai dasar. Ia menghubungi Ha Ryu menggunakan ponselnya. Ha Ryu melihat ada nomor baru meneleponnya. Ia pun menjawab sambil berbalik badan dan ia pun melihat Da Hae berdiri di lantai 2 menatapnya.
Keduanya bicara di tempat sepi. Da Hae menanyakan apa yang Ha Ryu lakukan kemarin padanya belum cukup hingga sekarang Ha Ryu muncul disini dan apa yang Ha Ryu lakukan sekarang.
Ha Ryu masih belum mengerti kenapa Da Hae melakukan ini. Da Hae mengatakan kalau mulai sekarang ia ingin hidup bahagia. Ha Ryu memohon agar Da Hae jangan melakukan ini. Ia minta maaf, ia mengaku apa yang ia lakukan memang salah. Da Hae berkata kalau ini bukan kesalahan Ha Ryu, dirinyalah yang jahat.

Ha Ryu berkata bukan Da Hae yang jahat tapi ia-lah yang pecundang. “Seseorang sepertiku tak pantas untukmu. Meskipun kau dan aku tak bisa saling mengenal, tapi kau tetaplah ibunya Eun Byul.”
Ha Ryu berlutut memohon, “Kau tak bisa melakukan ini pada Eun Byul. Aku mohon. Kau tak seharusnya melakukan ini pada Eun Byul.” Ha Ryu memohon dengan mata berkaca-kaca.
Da Hae bertanya apa Ha Ryu akan tetap bekerja di bar untuk menghidupi Eun Byul. Ha Ryu terkejut mengetahui kalau Da Hae tahu pekerjaannya. Da Hae berkata kalau tadinya ia ingin pura-pura tak tahu, “Aku mengetahui dimana dan pekerjaan apa yang kau kerjakan.”
Ha Ru terdiam lemas. Da Hae mengatakan kalau saat Eun Byul tumbuh dan kalau dia mengetahui cara Ha Ryu menghidupinya, dia juga akan merasakan apa yang ia rasakan. Ia melakukan ini demi Eun Byul. “Demi dia sebaiknya kau melepaskanku!” Ha Ryu terdiam menitikan air mata. Da Hae berlalu meninggalkan Ha Ryu yang terduduk lemas.
Da Hae menyusul Do Hoon dan Bibi Ji Mi ke sebuah kafe (atau bar ya) Ia minta maaf karena datang terlambat. Ji Mi menyindir karena orang seperti dirinya tak melakukan apapun (ga kerja apapun) sudah menjadi resikonya untuk menunggu.

Da Hae bertanya pada Do Hoon kenapa tak meninggalkan mereka berdua. Do Hoon heran apa ia tak boleh disini. Da Hae meminta persetujuan Bibi Ji Mi untuk menyingkirkan Do Hoo kali ini saja dan menikmati malam khusus wanita. Bibi Ji Mi tentu saja setuju. Do Hoon mengerti ia akan meninggalkan kedua wanita ini.
Setelah Do Hoon pergi Ji Mi berkata kalau Do Hoon ini seperti anak anjing, “Dia sangat patuh padamu.” Da Hae bertanya apa tak apa-apa kalau dirinya tak ikut minum wine. Bibi Ji Mi tak masalah.
Ha Ryu ke rumah Bibi Hong. Ia akan menjemput Eun Byul. Bibi Hong malah bertanya bagaimana dengan Eun Byul. Ha Ryu heran apa dia tak ada disini karena Eun Byul bilang akan kesini setelah dari penitipan anak. Bibi Hong mulai cemas ia mengira Ha Ryu yang menjemputnya.
Ha Ryu langsung berlari keluar mencari Eun Byul. Ia berteriak, berlari, celingukan kesana kemari mencari keberadaan putrinya. Ia juga mencari di taman bermain tapi Eun Byul tak ada disana.
Ha Ryu ingat Eun Byul pernah mengajaknya ke suatu tempat. Sebuat tempat dimana Eun Byul bisa melihat dengan jelas kalau ibunya datang. Tempat yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Hari itu setelah ia ke bandara untuk menjemput Da Hae, Eun Byul menunggu disana berharap bisa melihat kedatangan ibunya dari atas.
Ha Ryu yang saat itu menggendong Eun Byul mengatakan kalau ibu Eun Byul tak akan pulang hari ini. Karena Amerika itu jauh jadi ibu Eun Byul tak bisa pulang hari ini. Eun Byul tentu saja menangis karena kecewa padahal ia sudah menyiapkan gambar yang akan ia berikan ketika ibunya pulang nanti. “Lalu kapan ibu akan pulang? ibu...”

(Park Min Ha kalau akting nangis bener-benar menyayat hati, waktu di Feast of The Gods juga gitu)
Ha Ryu berlari ke tempat itu ia celingukan mencari Eun Byul dan terkejut melihat putrinya tergeletak kedinginan disana. Eun Byul setengah sadar membuka sedikit matanya, “Ayah apa ibu sudah pulang?” tanya Eun Byul dengan mata sedikit terpejam. Tapi sesaat kemudian ia tak sadarkan diri. Ha Ryu panik, ia melepas jaket dan memakaikannya pada Eun Byul. Ia pun segera melarikan Eun Byul ke rumah sakit.
Di rumah sakit. Bibi Hong tak habis pikir dicuaca sedingin ini sudah berapa lama Eun Byul berada di tempat itu. “Bisa kau bayangkan betapa dia merindukan ibunya?” Taek Bae bertanya kenapa Da Hae tak kunjung datang. Apa Da Hae tahu kalau keadaan Eun Byul seperti ini. “Apa kau sudah menghubunginya?” Ha Ryu diam ia hanya mengenggam tangan putrinya.
Da Hae masih menikmati minum bersama Bibi Ji Mi. Ada dua pria mendekati meja mereka. Kedua pria ini menawarkan apa boleh mereka bergabung. Da Hae dan Bibi Ji Mi berpandangan. Bibi Ji Mi memberi kode menggeleng. Da Hae mengerti dan berkata pada dua pria itu, “Kami sebenarnya sedang bosan,”

Kedua pria itu terlihat senang karena mereka mendapatkan tamu yang akan mereka hibur. Tapi kemudian Da Hae bertanya pada Bibi Ji Mi, “Ibu apa tak apa-apa kalau kita minum dengan mereka?”
Bibi Ji Mi kaget mendengar Da Hae menyebut ibu untuk mengelabui kedua pria ini. Dan dua pria ini tak menyangka kalau keduanya ibu dan anak. Bibi Ji Mi pun mengikuti permainan yang dibuat Da Hae, “Haruskah kita bersenang-senang dengan mereka sampai suamimu datang? Duduklah!” kata Bibi Ji Mi pada dua pria itu.

Kedua pria itu pun sungkan, “Oh ya sudah maaf sudah menganggu!” hehe. Keduanya pergi. Bibi Ji Mi tertawa ngakak. Ia menilai Da Hae sangat lucu. “Apa kau lihat wajah mereka saat kau mengatakannya? Karena aku bersama wanita muda sepertimu, aku bahkan ikut digoda.” Bibi Ji Mi mengaku kalau ia belum pernah tertawa lepas seperti ini. Da Hae menyarankan kalau keduanya harus sering-sering keluar bersama. Bibi Ji Mi setuju.
Ponsel Da Hae berdering dari Ha Ryu. Tapi Da Hae tak menjawabnya. Tapi kemudian ponsel Da Hae berdering lagi. Bibi Ji Mi heran apa Da Hae tak akan menjawab telepon itu. Da Hae pun permisi sebentar akan menjawabnya.
Da Hae menjawab telepon Ha Ryu menjauh dari Bibi Ji Mi. Ia menanyakan kenapa Ha Ryu terus meneleponnya. Ha Ryu yang duduk menyendiri di sudut rumah sakit memberi tahu kalau Eun Byul sakit. Ia memohon agar Da Hae datang ke rumah sakit. Da Hae tampak khawatir.

Ha Ryu mengatakan kalau demam Eun Byul tinggi dan dia hanya ingin bertemu dengan Da Hae. Da Hae bingung tak tahu harus bagaimana. Ha Ryu berkata ia tak akan menghalangi Da Hae kalau ingin pergi dari sisinya. Tapi ia harap Da Hae bisa datang ke rumah sakit demi Eun Byul. Ia akan berpura-pura tak mengenali Da Hae.
Da Hae yang bingung ternyata malah berkata kalau sekarang ia sibuk. Ia harus kembali bekerja. Ha Ryu emosi mendengarnya, bukankah Da Hae ini ibunya Eun Byul. Tak bisakah sekali ini saja Da Hae datang. “Datanglah ke rumah sakit sekarang!” bentak Ha Ryu. Tapi Da Hae malah menutup teleponnya. Tangannya gemetaran mendengar Eun Byul sakit.
Ha Ryu kesal dengan sikap Da Hae yang mengabaikan Eun Byul. Tiba-tiba Bibi Hong dan Taek Bae datang, keduanya mendengar apa yang Ha Ryu perbincangkan di telepon.

“Apa Joo Da Hae sudah pulang ke Korea?” tanya Taek Bae. “Apa benar dia yang ada di hotel itu? apa dia sudah gila? Apa dia sedang berusaha pergi meninggalkanmu dan Eun Byul?”

Bibi Hong lemas mendengarnya. Ia tak percaya dengan semua ini. “Aku salah dengar kan? Kenapa dia meninggalkanmu dan Eun Byul? Ini tak benar kan?”
Ha Ryu menunduk minta maaf. Permintaan maaf Ha Ryu ini sudah merupakan jawaban membenarkan apa yang sudah ditakutkan Bibi Hong selama ini.
Bibi Hong menangis memukul-mukul Ha Ryu, “Ya ampun kau bodoh. Bukankah aku sudah bilang, kenapa kau harus bersusah payah mengirimnya ke Amerika? Kenapa kau tak mendaftarkan pernikahanmu?” Bibi Hong menyadari kalau hal ini pasti akan terjadi, “Kau sudah memberikan segalanya,” Ia tak tahu apa yang akan ia katakan pada Eun Byul. Ha Ryu tertunduk diam. Bibi Hong marah dan akan melabrak Da Hae. Kalau perlu ia akan menyeret dan menjambak supaya Da Hae datang.

Tapi Ha Ryu dengan suara lemah berkata Bibi Hong jangan melakukan itu.

“Kenapa kau menghentikan Bibi?” Bentak Taek Bae. “Kalau tidak, akulah orang yang akan menyeret wanita itu kesini!”

Ha Ryu melarang Taek Bae melakukannya. Ia yang akan bicara pada Da Hae. Sekarang ia harus tetap berada di samping Eun Byul. Dengan langkah lunglai Ha Ryu kembali ke ruang perawatan Eun Byul.
Da Hae kembali ke tempat ia minum dengan Bibi Ji Mi. Ji Mi ingin tahu siapa yang menelepon Da Hae, apa itu Do Hoon yang menginginkan Da Hae pulang sekarang. Da Hae menjawab bukan. Bibi Ji Mi pun mengajak Da Hae minum sampai pagi. Tentu saja kata Da Hae bersulang bersama Ji Mi. Tapi sesekali Da Hae melirik jam tangannya, ia cemas.
Bibi Ji Mi memperhatiakannya dan berkata bahwa ketika Da Hae datang ke rumahnya pertama kali ia tahu kalau Da Hae akan bergabung menjadi keluarganya suatu hari nanti. Tapi Da Hae tak akan mudah berurusan dengan Do Kyung. “Apa kau butuh bantuanku?” Da Hae terkejut dengan tawaran Bibi Ji Mi yang tiba-tiba. Keduanya kembali bersulang.
Da Hae sampai di depan rumah sakit. Begitu melihat melihat Bibi Hong, Taek Bae dan Ha Ryu, ia langsung sembunyi. Bibi Hong marah-marah. Mereka sudah berada di rumah sakit semalaman tapi Da Hae tak juga datang. “Orang seperti apa yang tak datang menjenguk anaknya yang sakit.” Ia mengancam kalau ia akan mengakhiri hidup Da Hae dan hidupnya.

Bibi Hong meminta katakan satu saja yang tak pernah dilakukan Ha Ryu untuk Da Hae, maka ia akan diam. Bibi Hong ingin tahu dimana wanita itu sekarang. Taek Bae mengajak Bibi Hong segera naik taksi.

Taek Bae memperingatkan Ha Ryu, “Hyung aku tak akan diam saja kalau bertemu dengannya!” taksi yang membawa keduanya pun pergi. Ha Ryu hanya bisa menarik nafas panjang.

Da Hae yang bersembunyi di balik tembok hanya bisa menitikan air mata. Sementara Ha Ryu kembali ke ruang perawatan Eun Byul.
Do Kyung mengajak Da Hae ke sebuah peternakan kuda milik perusahaan Baek Hak. Ia memberikan sekop pada Da Hae. Da Hae tentu saja bingung melihatnya. Do Kyung berkata bukankah Da Hae bilang ingin ia mengajari Da Hae. Ia akan mengajari tapi Da Hae harus belajar dari dasar dulu. Da Hae pun menerima sekop itu. Do Kyung tahu kalau saat Da Hae kuliah di Amerika mereka tak mengajari tentang ini. Ia harap Da Hae mempelajarinya baik-baik. Do Kyung meninggalkan Da Hae seorang diri di kandang kuda.
Da Hae menatap sinis Do Kyung yang berlalu. Ternyata Do Kyung ingin dirinya membersihkan kandang dari kotoran kuda. Da Hae melakukannya dengan cekatan, tanpa rasa jijik sekalipun. Pekerja disana mengamati apa yang dilakukan Da Hae.
Dalam hati Da Hae mencibir, “Apa kau pikir kau bisa mematahkan semangatku hanya dengan menyuruhku membersihkan kotoran kuda? Kau salah. Aku bahkan pernah hidup di lingkungan yang penuh dengan kotoran!”
Di kantor Do Kyung kedatangan seorang tamu, Seok Soo Jung. Do Kyung mengamati kartu nama yang ia terima dari Soo Jung. Soo Jung ini ternyata seseorang dari sebuah organisasi lingkungan hidup tapi Do Kyung tak begitu familar dengan organisasi Soo Jung. Soo Jung mengatakan kalau ada organisasi gerakan lingkungan kecil bersatu membentuk organisasi baru.
Do Kyung bertanya apa kedatangan Soo Jung ini untuk memberikan perintah pembatalan terhadap program yang sudah disetujui. Soo Jung berkata kalau ia tahu program ini sedang dikerjakan Do Kyung, pembangunan resort kuda Baek Hak dan ini sangat berpotensi meracuni lingkungan gunung Bi Wol. Ia akan menunjukan bahan-bahan dan memperlihatkan prediksi polusinya.
Tapi ketika Soo Jung ingin menunjukan dokumennya dengan ceroboh ia malah mengeluarkan semua isi tasnya hingga berhamburan. Soo Jung panik dan minta maaf.
Do Kyung menyindir kalau yang dilakukan Soo Jung ini mungkin membahayakan lingkungan kantornya. Soo Jung menyesali perbuatannya, ia ingin mencegah adanya polusi malah ia sendiri yang ceroboh dan berbuat kesalahan. Sambil membereskan isi tasnya soo jung mengatakan kalau pertama sekali ia sudah menyampaikan permintaan secara lisan untuk menghentikan konstruksi. Soo Jung kemudian minta maaf bisakah Do Kyung mengangkat kaki sebentar untuk mengambil barang-barangnya yang berserakan.
Soo Jung dan Jae Woong pulang bersama. Soo Jung jelas kesal dengan perbuatannya tadi. Ia mengeluhkan semuanya pada Jae Woong. Ia tak mengerti bagaimana direktur Baek Do Kyung mengabaikan organisasinya. “Apa dia tak akan setuju dengan permintaan kami?” Soo Jung meminta pendapat Jae Woong.
Jae Woong berkata kalau di rapat seperti itu maka sudah dipastikan meraka akan mengabaikan jika Soo Jung membuat kesalahan. Soo Jung cemberut mengeluh makanya sejak pagi ia sudah merasa perasaannya tak enak. Ia merasa kalau dirinya harus mengganti kaos kaki.
Soo Jung melepas sepatu dan menunjukan lubang di kaos kakinya. Ia tekejut, “Ya ampun lubangnya bertambah besar dari yang tadi pagi. Karena itulah kenapa aku ceroboh tadi!” Jae Woong tersenyum geli melihatnya. Haha.
Ayah Jae Woong keluar rumah memanggil putranya. Soo Jung cepat-cepat mengenakan sepatunya. Ayah ingin tahu perkembangan pencarian saudara kembar Jae Woong. “Apa kau sudah bertemu dengan saudara kembarmu?”
Jae Woong berkata kalau ia baru saja melihat seorang pria tapi bukan dia karena terlihat berbeda. Wajah ayah jelas menunjukan kekecewaan, ia tentu saja sedih karena belum menemukan saudara kembarnya Jae Woong. Melihat kesedihan ayah Jae Woong, Soo Jung melingkarkan lengannya akan menghibur. Ia mengajak ayah Jae Woong masuk ke dalam karena sekarang cuaca sangat dingin.
Ayah Jae Woong kecewa karena putranya belum menemukan saudara kembar Jae Woong, “Bagaimana bisa kau tak bisa menemukan orang padahal kau seorang pengacara? Atau kau ini memang tak berusaha menemukannya?” suara ayah Jae Woong meninggi. Jae Woong berkata kalau ia sudah mencari kemana-mana, rumah anak telantar, panti asuhan, organisasi untuk anak-anak bahkan kepolisian. Ia sudah mencari disemua tempat.
Ayah Wae Woong menangis, “Apa itu artinya dia sudah meninggal? Karena dia sudah meninggal, maka kau tak bisa menamukannya, begitu kan?”

Soo Jung menghibur ayah Jae Woong, ia mengatakan kalau saudara kembar Jae Woong pasti masih hidup dan suatu saat nanti pasti akan bertemu dengannya. “Aku akan menemukan kembaran Jae Woong demi kau.”
Ayah Jae woong menatap Soo Jung, “Bisakah kau menemukannya meskipun ada lubang di kaos kakimu?” (hahaha)
“Ayah?” Soo Jung cemberut ayah Jae Woong menyinggung kesialannya ketika mengenakan kaos kaki bolong. Jae Woong tersenyum melihatnya.

Soo Jung tersenyum berjanji kalau ia akan segera mencari kembaran Jae Woong setelah mengganti kaos kakinya. Ayah Jae Woong yang tadi menangis sekarang tertawa. Soo Jung mengajaknya masuk ke rumah dan akan membuatkan teh panas.

(Soo Jung menyebut ayah Jae Woong ini dengan sebutan ayah. Kira-kira ada hubungan apa ya sama Jae Woong, aku nebak sih pacarnya)
Do Kyung mendapat laporan dari pekerja di peternakan kuda kalau Da Hae membersihkan semua kandang dari kotoran kuda. Da Hae melakukan pekerjaannya dengan baik, dia bahkan lebih baik daripada pekerja disini. Mendengar itu Do Kyung hanya tersenyum sinis dan mengucapkan terima kasih atas laporannya.
Da Hae menemui Do Kyung, ia mengatakan kalau hari ini ia mempelajari pekerjaan dengan baik. Do Kyung berkata butuh waktu 1 hingga 2 hari untuk mempelajarinya dengan baik. Da Hae menyahut bahkan kalau butuh 2 tahun pun ia akan melanjutkan pekerjaan itu hingga Do Kyung puas dengan pekerjaannya.
Da hae bertanya apa ada hal lain yang bisa Do Kyung ajarkan padanya selain membersihkan kandang kuda dari kotoran. Do Kyung bilang tak usah khawatir karena masih ada pekerjaan lain yang akan ia ajarkan pada Da Hae.
Eun Byul masih terbaring lemah di rumah sakit. Taek Bae datang dan menyarankan agar Ha Ryu makan sesuatu karena ia melihat Ha Ryu belum makan apapun. Ia akan menemani Eun Byul disini. Ia harap Ha Ryu bisa beristirahat sebentar. Ha Ryu mengerti lagi pula sebentar lagi Bibi Hong datang. Ha Ryu minta ijin bolehkah ia membawa mobil Taek Bae.

Taek Bae tanya memangnya mau kemana. Ha Ryu tak mengatakannya, ia harap Taek Bae memberikan kunci mobil padanya. Taek Bae khawatir dan berkata begitu Bibi Hong tiba ia akan mengantar Ha Ryu pergi. Ha Ryu memaksa pokoknya berikan kunci mobil padanya. Sebelum pergi Ha Ryu mengusap lembut wajah putrinya.
Ha Ryu sampai di depan perusahaan Baek Hak, ia menghubungi Da Hae. (hmm Da Hae ga menamai nomor telepon Ha Ryu) Da Hae kesal bukankah ia sudah memperingatkan jangan menghubunginya lagi. Ha Ryu menyuruh Da Hae kleuar sekarang, kalau tidak ia yang akan masuk menemui Da Hae. Da Hae berkata kalau sekarang ia sibuk lebih baik bicara nanti malam saja. Tapi Ha Ryu bilang kalau ini untuk yang terakhir kalinya, jadi ia harap Da Hae segera keluar menemuinya.
Ha Ryu pun membawa Da Hae ke suatu tempat menggunakan mobil Taek Bae. Da Hae tanya kemana Ha Ryu akan membawanya pergi, apa akan menculiknya. Ha Ryu tak menjawab. Da Hae mulai cemas, ia melihat sekeliling dan itu arah menuju peternakan Bi Wol. Terbayang dalam ingatan Da Hae kejadian 7 tahun lalu ketika ia membunuh ayah tirinya disana. Da Hae cemas apa yang Ha Ryu lakukan kenapa pergi ke peternakan. Ha Ryu tetap diam. Da Hae mulai panik dan meminta Ha Ryu menghentikan mobil. Tapi Ha Ryu terus melaju menuju hutan tempat keduanya menguburkan tubuh ayah tiri Da Hae.
Ha Ryu keluar dari mobil dan mengambil sekop yang ia simpan di bagasi mobil. Ia menarik Da Hae untuk ikut dengannya. Keduanya menuju ke tengah hutan. Kembali terbayang dalam ingatan Da Hae hari dimana ia dan Ha Ryu menguburkan mayat ayah tirinya. Da Hae yang gemetaran berkata apa Ha Ryu sedang mencoba mengancamnya.
Ha Ryu berkata, “Menggali tanah ini adalah satu-satunya cara untuk membuatmu kembali ke dirimu yang sebelumnya. Ini adalah satu-satunya cara karena tak peduli bagaimanapun aku memohon kau tak akan mau mendengar. Kalau ini bisa mengembalikanmu ke dirimu yang sebelumnya aku akan menggali seluruh gunung ini.”
“Jadi, apa sekarang kau bermaksud mengatakan aku harus menyerahkan diriku, membayar untuk kejahatanku dan kembali pada jalanku yang dulu? Tidak, aku tak akan pernah kembali.” Ucap Da Hae penuh keyakinan.

“Apa kau pikir kau bisa hidup sebagai orang lain? Ketika kau mengubur seseorang disini 7 tahun lalu. Kau dan aku juga terkubur disini, di tanah ini!” bentak Ha Ryu, “Bagaimana bisa kau tak tahu itu?”

Dengan tubuh gemetaran Da Hae berkata anggap saja Ha Ryu juga menguburnya ketika hari itu, “Anggap saja aku meninggal. Aku akan pergi dengan pilihanku. Jadi jangan coba-coba menghentikanku.”
Ha Ryu menahan tubuh Da Hae dengan kedua tangannya, “Ini peringatan terakhirku, kembalilah ke dirimu sebelum kau pergi ke Amerika. Pulanglah pada kami dan hiduplah sebagai ibunya Eun Byul. Aku tahu kalau aku tak pantas untukmu. Tapi kau melahirkan Eun Byul karena pemberian Tuhan. Kau tak bisa memutuskan hubungan itu. Tak ada yang bisa kau lakukan, kembalilah pada kami dan tetaplah sebagai ibunya Eun Byul!” 

Dengan berderai air mata Da Hae akan pergi dari sana. Tapi Ha Ryu masih menahan tubuhnya. Tapi sesaat kemudian Ha Ryu melepaskannya dan mengambil sekop. Ia mulai menggali tanah.
Da Hae ketakutan dan menyuruh Ha Ryu mengentikan itu. “Kubilang jangan lakukan itu!” bentak Da Hae. 
“Kenapa? Kenapa aku harus berhenti?” Bentak Ha Ryu tetap melanjutkan menggali tanah.
Da Hae yang ketakutan meninggalkan tempat itu, ia bejalan sempoyongan. Melihat Da Hae pergi Ha Ryu mengejarnya. Da Hae masuk ke mobil dan menjalankan mobil sesegera mungkin meninggalkan Ha Ryu yang berteriak memanggilnya.
Da Hae mengendari mobil dengan penuh linangan air mata ketakutan.
Ha Ryu berjalan sempoyongan di hutan. Ia terjatuh dan berteriak memanggil Da Hae agar kembali. Ia meluapkan emosinya dengan berteriak sekencang-kencangnya, melempar daun kering dan menendang pohon untuk meluapkan rasa frustasinya.
Da Hae menempikan mobil di pinggir jalan. Sambil berlinang air mata ia menelepon Ha Ryu. Ha Ryu yang masih di hutan gunung mendengar tangis ketakutan Da Hae. Dengan suara lemah Ha Ryu menanyakan keberadaan Da Hae.

Da Hae minta maaf, ia tak bisa kembali pada Ha Ryu. “Aku benar benar minta maaf. Tak peduli apapun yang kau lakukan, kau tak akan bisa menghentikanku. Aku benar-benar minta maaf. Kumohon lepaskan aku. Kumohon lepaskan aku sekarang, oppa. Maafkan aku oppa.”

Tanpa terasa Ha Ryu menjatuhkan ponselnya. Ia terduduk lemas dengan air mata membasahi wajahnya.
Da Hae masuk ke sebuah parkiran dan meninggalkan mobil itu disana. Ia merapikan penampilannya dan melanjutkan perjalanannya menggunkan taksi. Da Hae menerima telepon dari Do Hoon. Dengan suara santai ia mengatakan kalau sekarang ia menuju rumah Do Hoon.
Da Hae sampai di gerbang rumah keluarga Baek. Ia berlari menuju rumah. Do Kyung yang tengah mencari udara segar bersama tarzan melihatnya dari kejauhan. Ia heran kenapa Da Hae terlihat terburu-buru sambil membersihkan pakaian dari kotoran yang menempel di baju.
Da Hae masuk ke rumah mengganti sepatu dengan sandal dan lihat sepatu Da Hae kotor belepotan.
Da Hae minta maaf karena datang terlambat. Presdir Baek tak mempermasalahkannya, ia mengajak Da Hae makan bersama. Ia bertanya pada Do Hoon dimana Do Kyung. Do Hoon mengatakan kalau kakaknya ada di taman sedang mencari udara segar. Bibi Ji Mi pun mengajak mereka makan karena ia sudah lapar. Sekali lagi Da Hae minta maaf karena datang terlambat, Do Hoon tak mempermasalahkannya dan mengajak Da Hae makan. Tapi Da Hae minta izin mau mencuci tangan terlebih dahulu. Do Hoon menunjukan tempatnya.
Do Kyung masuk ke rumah dan melihat sepatu milik Da Hae yang kotor. Ia heran kenapa sepatu Da Hae sekotor itu, kotor terkena tanah.
Ha Ryu masih terduduk diam di hutan. Tatapan matanya kosong, tapi air mata tak henti mengalir dari matanya.
Da Hae pun makan malam bersama keluarga Baek. Ia memperhatikan mereka satu persatu penuh senyuman. Dalam hati ia berkata, “Bahkan kalau pilihanku sekarang ini salah, aku tak akan menyesalinya. Ini adalah jalan keluar terakhir bagiku!”

Komentar :

Benar-benar deh ya si Da Hae punya pelet apa dia sampai Do Hoon tunduk kayak gitu. Kasihan liat Eun Byul nungguin ibunya sampai kedinginan kayak gitu. Liat nangisnnya bener-benar menyayat hati. Padahal Da Hae dah sampai di depan rumah sakit kenapa ga masuk.

Entah kenapa kehadiran Soo Jung membuat drama ini lebih berwarna, sifat cerianya menambah kesan kalau drama ini ga begitu dark. Tetap penasaran sama Jae Woong. Tiap muncul cuma sebentar hehe.

Do KYung mau melakukan pembangunan di hutan gunung Bi Wol, bukankah itu tempat Ha Ryu n Da Hae mengubur mayat ayah tiri Da Hae... Hmmm, apa yang akan dilakukan Da hae untuk mencegah pembangunan itu.

8 comments:

  1. Kasian Da Hae disuruh bersihin kandang kuda,seperti commentku sebelumnya,lebih pengen nampar Do Kyung ketimbang Da Hae.Gimana org gak tambah skt hati coba,Cuma satu aja yg gak kusuka dari Da Hae,mengorbankan anak n suaminya itu lho.Da Hae itu pny pesona alami yg kuat mba anis jd bukan pelet hehe. Jae woong n Ha Ryu mungkin terpisah secara tdk sengaja seperti Ji Hyun n Yi Kyung d 49 Days?? Thanks udh mau melanjutkan sinopsisnya,fighting! ~Kiki~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha..... Aku juga ga suka cara Do Kyung melatih Da Hae, ngeremehin gitu...

      Aku malah mikirnya ha ryu - jae woong terpisah emang sengaja, mungkin dulu ayah jae woong orang ga punya jadi ga sanggup ngerawat 2 anak (drama banget) atau malah dua saudara kembar ini emang tinggal di panti trus ayah jae woong ngadopsi jae woong (drama juga ya) haha... Tetep penasaran sama Jae woong nih.... Hehehe....

      Delete
  2. asik udah muncul.. makin panas saudara-saudara :D

    ReplyDelete
  3. semoga ga ada ada orang bodoh yang ke 2 setelah ha ryu.....menurutku ha ryu BODOH!! kenapa?
    karena manusia kalo di cekokin terus sama uang tidak akan baik dan akan ngelunjak sekalinya di kasih terus2san minta.....sama anak pun ga baik ngedidik anak hanya dengan uang apa yang di minta di turutin...
    inilah akhirnya seprti da hae...karena selalu di turuti keinginan nya sama ha ryu...sampai kuliah ke amerika itu kan hal yg tidak mungkin dilakukan oleh orang yg kehidupan nya kekurangan ...dan ha ryu memaksakann diri memnuhi semua kemauan da hae.....sampai mau menjual tubuh nya (tragis benerrr)

    semoga ga ada ha ryu yg lain .....

    makasih yaa mb anis sinopsis nya...ditunggu ke lanjutan nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau saya sih harapannya semoga ga ada Da hae-Da Hae yang lain hingga ga bisa menimbulkan munculnya Ha Ryu- Ha ryu yang lain hehehe....

      Delete
  4. Pengen tau endingny langsung,soalnya kesel banget sama da hae

    ReplyDelete
  5. Wahh,, cerita makin seru nihh,,
    makin penasaran siapa sih yang tertembak di kediaman ibu negara
    teruss presidennya siapa?
    Jadi penasaran buangettt, ,, dehhh

    ReplyDelete
  6. ediaaaaaaaaaaaaaaaaaan yoja iki ,pengen pooooooooooook pok pok

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.