Upacara peringatan kematian mendiang istri Presdir Baek pun usai. Presdir jelas kesal dengan tingkah Do Hoon di upacara peringatan tadi. Tanpa sengaja ia mendengar percakapan antara adiknya dengan Do Kyung.
Bibi Ji Mi berusaha menghibur Do Kyung yang sedih. Ia mengatakan kalau Do Hoon seperti itu karena dia belum dewasa. Ia sudah bertanya pada Do Hoon mengenai keterlambatan ke upacara tadi. Do Hoon bilang padanya kalau dia harus ke rumah sakit. Joo Da Hae sedang di rawat di rumah sakit. Jadi Do Hoon baru pulang dari sana. “Da Hae begitu hancur sampai tak makan berhari-hari. Dia hampir saja mati, tapi pegawai hotel menemukan dan membawanya ke rumah sakit.”
“Tidak. Itu karena dia berada di rumah sakit!” ucap Bibi Ji Mi.
Do Kyung menilai kalau itu sifat Da Hae. Ia tak mengerti bukankah dia sendiri yang bilang padanya kalau akan berangkat ke Amerika. “Apa lagi yang dia rencanakan terhadap Do Hoon?”
Bibi Ji Mi merasa walaupun Do Kyung menentang hubungan mereka bukankah Do Kyung tahu kalau Do Hoon itu keras kepala. Ia ingin tahu apa yang akan Do Kyung lakukan selanjutnya. Do Kyung tak tahu apa yang harus dilakukannya. Ia minta saran pada Bibinya, apa yang harus ia lakukan.
“Ya ampun, aku juga ga tahu harus melakukan apa!” Ujar Bibi Ji Mi merasakan sakit di kepalanya (aha pura-pura pusing, sok ikut mikirin gimana caranya)
Presdir Baek menemui adiknya di kamar. Ji Mi terkejut karena tak seperti biasanya kakaknya ini menemuinya di kamar. Ia mengira kalau yang datang itu Do Kyung. Ia penasaran untuk apa kakaknya menemuinya di kamar.
Presdir Baek ingin tahu seberapa baik adiknya ini mengenal Da Hae. Ji Mi bingung apa maksud kakaknya seberapa baik ia mengenal Da Hae.
“Ayah tirinya, penguburan mayat diam-diam, kakak seorang napi. Selain itu apa ada hal lain yang kau ketahui?” Tanya Presdir Baek.
Ji Mi teringat beberapa waktu lalu ia melihat Da Hae bersama seorang anak perempuan yang memanggil Da Hae dengan sebutan ibu.
“Tidak.” Jawab Ji Mi. Tak ada hal lain yang ia ketahui tentang Da Hae selain apa yang Do Kyung beritahukan padanya. (wah Bibi Ji Mi bohong nih)
Presdir Baek : “Benarkah?”
Ji Mi : “Oppa, apa kau tahu sesuatu?”
Presdir Baek menyuruh adiknya menanyakan pada Do Hoon di rumah sakit mana Da Hae dirawat. Bibi Ji Mi ingin tahu apa yang akan kakaknya lakukan selanjutnya. Presdir Baek harap Ji Mi memberitahukan itu padanya.
Kondisi kesehatan Da Hae berangsur membaik. Do Hoon membawakan makanan untuknya. Do Hoon sengaja pergi ke restouran dan membawakan makanan yang Da Hae suka. Ia tak mau tahu pokoknya Da Hae harus makan yang banyak di depannya.
Tepat saat itu Presdir Baek datang menjenguk Da Hae. Presdir tersenyum mengomentari kalau baju pasien sangat tak cocok dipakai oleh Da Hae. Ia berpesan agar Da Hae melupakan yang namanya kenangan buruk dan lebih baik fokus untuk sembuh.
Presdir Baek meminta Do Hoon agar memanggil Da Hae untuk bekerja kembali di kantor. Do Hoon tentu saja senang. Apalagi Da Hae.
Para napi berjalan berbaris siap-siap melaksanakan kegiatan harian mereka. Sam Do menyapa nama Ha Ryu. Ia bertanya kalau dirinya memanggil nama Ha Ryu tanpa permisi apa itu akan mengganggu. Ha Ryu tersenyum simpul dan berkata tidak. Sam Do pun meminta agar mulai saat ini Ha Ryu memanggilnya dengan sebutan ‘Guru’
Sam Do ingin tahu seberapa tinggi pendidikan Ha Ryu. Ha Ryu mengatakan kalau ia hanya lulusan SMA. Sam Do menilai kalau Ha Ryu ini kurang dalam pendidikan. “Kalau kau mau mendapatkan pekerjaan di Baek Hak grup kau harus sekolah lagi!”
Ha Ryu berkata kalau ia akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi dan akan mengambil ilmu administrasi tentang bisnis. Ia akan mendapatkan beberapa buku ujian perguruan tinggi. Sam Do menginginkan mulai hari ini Ha Ryu harus fokus belajar. “Kau harus berusaha keras!”
Ha Ryu pun mulai mempelajari buku-buku. Hingga larut ia terus membaca bahkan ketika napi yang lain tidur ia tetap terjaga.
Tapi yang namanya naluri manusia pasti terbatas, kalau kita kelelahan pasti hasilnya akan ngantuk juga.
Ketika Ha Ryu tertidur dan Sam Do melihatnya, ia menabok kepala Ha Ryu keras. Tabokan dengan maksud membangunkan Ha Ryu supaya tetap terjaga. Setelah nabok kepala Ha Ryu, Sam Do tidur lagi. haha.
Untuk menghilangkan kantuk Ha Ryu melakukan push up.
Do Kyung menemui ayahnya mempertanyakan kebenaran tentang penunjukan Joo Da Hae sebagai ketua tim dalam bisnis kopi. Ia tak mengerti apa yang sebenarnya ayahnya pikirkan.
Presdir Baek heran apa hanya Da Hae yang bisa Do Kung perhatikan. Apa Do Kyung tak melihat kalau Do Hoon juga ditunjuk sebagai Direktur di tim bisnis ini. Do Kyung menebak apa penunjukan Da Hae ini sengaja ayahnya lakukan karena Do Hoon.
Presdir berkata bukankah Do Kyung sudah melihat kalau Do Hoon sangat membutuhkan Da Hae. Selama Da Hae ada, Do Hoon akan baik-baik saja. Jadi ia harap Do Kyung menerimanya.
Presdir juga meminta Do Kyung untuk mundur dari bisnis kopi dan menyerahkan itu pada Da Hae. Do Kyung tentu saja terkejut, ia tak bisa menerimanya. Presdir berkata kalau ini semua demi Do Hoon. Biarkan Do Hoon bertanggung jawab atas semua proses bisnis kopi ini. Selama pekerjaan ini berjalan biarkan Joo Da Hae yang melakukannya.
Do Kyung tak mengerti apa Do Hoon akan menjadi satu-satunya sasaran. Presdir tersenyum dan bilang bukan begitu, Joo Da Hae lah yang akan menjadi boneka kata Presdir menatap sinis. Do Kyung merasa kalau ayahnya ini terlalu mempercayai Da Hae.
Presdir mengingatkan putrinya kalau yang namanya binatang buas tidak berburu hanya untuk bersenang-senang. Mereka berburu supaya tak mati kelaparan. “Joo Da Hae, dia diambang kelaparan. Dia akan berburu dan dia akan membawakan kita hasil yang besar.”
Mengetahui rencana ayahnya Do Kyung bertanya bagaimana kalau Do Hoon yang menjadi bagian dari permainan Da Hae. Bagaimana kalau tujuan utama Da Hae hanya Do Hoon.
Presdir heran kenapa Do Kyung membuang tenaga untuk mengurusi Da Hae. “Seseorang seperti dia, kita harus memanfaatkannya selama kau bisa. Apa kau tak melihat Do Hoon bersikap bodoh ketika Da Hae tak ada? Dengan adanya Joo Da Hae di sisi Do Hoon, dia akan bekerja dengan baik. Membuat Joo Da Hae bekerja untuk Do Hoon itu akan membawakan keuntungan bagi kita.”
(Ya ampun jadi siapa memanfaatkan siapa. Da Hae memanfaatkan Do Hoon untuk ambisinya. Presdir memanfaatkan tenaga Da Hae agar memperoleh keuntungan dalam bisnisnya. Korbannya siapa? Do Hoon lah...)
Da Hae berada di ruangan Do Kyung. Do Kyung yang menahan marah berkata bukankah Da Hae memberitahunya kalau akan ke Amerika, apa maksudnya ini kenapa sekarang malah masuk kembali ke Baek Hak. Da Hae minta maaf.
Do Kyung : “Kenapa kau minta maaf? Apa karena ini berjalan sesuai yang kau harapkan? Atau karena kau sekali lagi berhasil menginjakkan kakimu di Baek Hak? Hanya karena Presdir membiarkanmu kembali, kau tak mungkin berfikir kalau aku akan bisa menerimamu kan?”
Do Kyung tak ingin melihat wajah Da Hae. Ia mengusir Da Hae keluar dari ruangannya. Da Hae berharap kalau Do Kyung memberinya kesempatan sekali lagi. Ia benar-benar akan bekerja keras dan membuktikannya kepada Do Kyung.
“Bekerja?” Do Kyung menggebrak meja dan berdiri. “Baiklah kalau begitu, kalau kau ingin bekerja kau bisa melakukan apa saja yang kau mau. Tapi bagaimana dengan Do Hoon? Apa yang akan kau lakukan terhadap hubunganmu dengan Do Hoon?”
Da Hae berkata lirih bahwa karena Do Hoon-lah ia mampu menguasai dirinya. Ia ingin bekerja dengan Do Hoon, berdampingan dengannya.
Do Kyung : “Apa maksudmu kau tak akan menyerah terhadapnya? Itu tak akan berjalan sesuai keinginanmu.”
Do Kyung yang marah meninggalkan Da Hae sendirian di ruang kerjanya.
Soo Jung berada di kantor Jae Woong, ia menerima telepon dan terkejut mendengarnya. Soo Jung membenarkan kalau ia-lah yang memasang iklan orang hilang di koran. “Apa kau menemukan orang itu?”
Soo Jung menemui si penelepon, dia seorang wanita. Wanita itu bertanya apa Soo Jung yang memasang iklan orang hilang di koran. Soo Jung melihat iklan yang terpasang di koran menggunakan foto Jae Woong. Soo Jung membenarkan ia yang memasang iklan itu, “Apa kau pernah melihat pria ini?” (Maksudnya kembarannya Jae Woong)
Wanita itu menunjukan seorang pria yang ada di kafe itu. Ternyata itu Jae Woong. Soo Jung tentu saja kecewa, ia bicara lemas dan berkata kalau pria yang dimaksud wanita itu adalah pengacara Cha Jae Woong bukan seseorang yang ia cari. Soo Jung hanya bisa menarik nafas panjang.
Bagaimana Soo Jung bisa melakukan ini. Beberapa waktu yang lalu Soo Jung meminta Jae Woong berpose. Ia heran pada dirinya sendiri, “Kenapa aku tak memikirkan ini sebelumnya?” Ia membodohi dirinya sendiri.
Jae Woong tak mengerti kenapa Soo Jung ingin mengambil fotonya (ah ini yang kusuka dari Jae Woong, suara lirihnya itu lho tapi berwibawa)
Soo Jung mulai bertindak sebagai fotografer menyuruh Jae Woong berpose seperti kalau membuat foto KTP. “Orang yang kita cari itu saudara kembarmu. Jadi dia pasti mirip denganmu. Kalau kita mengambil fotomu dan memasang kata ‘orang hilang’ di iklan koran, itu akan berhasil.”
Soo Jung senang bukan main atas idenya dan menilai kalau dirinya ini pasti orang yang jenius.
Jae Woong tak yakin apa itu akan berhasil. Soo Jung meyakinkan bukankah ia sudah bilang kalau ia ini sangat jenius.
Soo Jung pun mulai memotret Jae Woong, “Jangan memasang wajah masam!” perintahnya.
“Jelek sekali!” sahut Soo Jung bikin saya ketawa aja haha.
(Pas foto sama Soo Jung ga pake jas tapi yang di koran kok pake jas ya haha)
Soo Jung dan Jae Woong menunjukan iklan itu pada Ayah Cha. “Jadi ada seseorang menelepon setelah dia melihat iklan ini dan kau menemukan pria ini (menunjuk Jae Woong)?”
Soo Jung menunduk membenarkan.
Ayah Cha menahan kesal dengan cara yang dilakukan Soo Jung, “Apa kita kehilangan pria itu (Jae Woong) apa kau membuat iklan untuk mencari orang ini? Bagaimana bisa seperti ini? Apa kau pikir ini ide yang bagus?”
Soo Jung berfikir kalau cara ini akan berhasil.
Jae Woong berkata sampai sekarang sudah berapa tahun ayahnya mencari saudara kembarnya, lebih baik mereka menyerah saja karena ini hanya akan membuat ayahnya kesal.
Ayah Cha tentu saja kesal, “Ya sudah. Kalian tak perlu mencarinya lagi.” Ia berlalu meninggalkan Soo Jung dan Jae Woong.
Soo Jung merasa tak enak, “Apa yang harus kita lakukan sekarang?” Ia melihat kalau Ayah sangat kecewa. Jae Woong merasa kalau mereka harus menghentikan pencarian itu. Bukankah mereka sudah cukup berusaha. Tapi Soo Jung memiliki firasat kalau saudara kembar Jae Woong tinggal didekat sini.
Jae Woong minta Soo Jung menghentikan pemikiran itu. Berhenti memberi harapan palsu terutama pada ayahnya.
Jae Woong beranjak ke kamarnya.
Soo Jung cemberut dan bergumam kalau ia tak bermaksud membuat Ayah Cha kecewa. Kemudian ia menemukan ide, “Haruskah aku menulis lagu untuk mencarinya?”
(#gubrak,,, Nulis lagu buat nyari orang hilang gimana caranya haha. Apa kayak lagunya Ayu Ting Ting. Dimana dimana dimana hahaha...)
Di rumah keluarga Baek, Do Hoon akan pergi keluar. Do Kyung menanyakan akan kemana Do Hoon bukankah sebentar lagi makan malam. Do Hoon mengatakan kalau Da Hae masih ada di kantor, ia akan makan malam dengan Da Hae.
Do Kyung melihat kancing jas Do Hoon hampir lepas. Ia akan mengencangkan supaya kancing itu tak lepas. Do Hoon bilang tak usah. Dengan sikap dingin Do Hoon pamit.
Do Hoon sampai di kantor sambil membawa makanan, “Setelah ayahku menunjukmu apa kau mulai bekerja lembur?” tanya Do Hoon.
Da Hae berkata kalau ia tak menyangka ada seseorang yang mempercayainya tapi ia tak tahu kalau akan seberat ini. Yang pasti ia akan bekerja keras supaya bisa mendapatkan pengakuan dari Presdir. Do Hoon sangat yakin kalau Da Hae akan melakukannya dengan baik.
Do Hoon menunjukan makanan yang dibawanya.
Da Hae menerimanya dan berterima kasih. Ia melihat kancing di jas Do Hoon akan terlepas, ia minta Do Hoon melepas dan akan mengencangkannya.
Da Hae menjahit kancing baju, Do Hoon tersenyum memperhatikannya. Do Hoon pun berinisiatif menyuapkan makanan pada Da Hae yang sibuk menjahit kancing bajunya. Keduanya makan malam penuh senyuman.
Keesokan harinya Da Hae ke tempat pabrik kopi. Ia memeriksa proses pemanggangan kopinya. Ia melihat jam tangan, sepertinya ia masih memiliki waktu dan ingin mencicipi kopinya terlebih dahulu sebelum ia pergi.
Seorang pegawai membawakan sampel kopi tapi naas ketika Da Hae akan berbalik menerima itu tangannya malah menyenggol cawan panasnya.
Cawan itu pecah. Da Hae kepanasan.
Tangan Da Hae melepuh terkena air panas. Pegawai disana panik dan menyarankan akan mengantar Da Hae ke rumah sakit. Da Hae bilang tak usah ia bisa pergi sendiri. Mereka mengompresnya dengan air es.
Di ruang rapat, Presdir Baek dan para dewan direksi Baek Hak akan melakukan rapat. Tapi Joo Da Hae yang akan melakukan presentasi tak juga muncul. Presdir berkata jika yang melakukan presentasi tak datang maka rapatnya dimulai saja. Do Kyung mengeluh kesal bagaimana Da Hae melakukan pekerjaan hingga terlambat seperti ini.
Manajer Yoon masuk ke ruang rapat melapor pada Do Kyung, ia sudah menghubungi pabrik kopi katanya disana Joo Da Hae mengalami luka dan pergi ke rumah sakit. Mendengar Da Hae ke rumah sakit tentu saja membuat Do Hoon cemas.
Salah satu dewan direksi berkata bukankah bisnis kopi ini merupakan tanggung jawab Direktur Baek Do Hoon. Bagaimana kalau Do Hoon sendiri yang melakukan presentasi. Do Hoon minta maaf tapi ia akan memulai presentasi ketika Manajer Joo Da Hae tiba. Jadi ia harap para dewan direksi menunggu sebentar lagi.
Presdir Baek menatap kesal ke arah Do Hoon. Do Kyung berkata pada ayahnya kalau mereka kemungkinan harus membatalkan presentasinya. Presdir Baek berkata kalau Da Hae harus ke rumah sakit apa yang bisa mereka lakukan. Ia pun berdiri akan menunda presentasinya. Do Kyung mengumumkan ke peserta rapat kalau presentasinya dibatalkan.
Tapi tepat pada saat mereka akan pergi Da Hae datang. Ia minta maaf dan akan memulai presentasi tentang produk dan tempat Kafe kopi yang akan diluncurkan oleh Baek Hak Grup. Do Hoon tersenyum senang melihatnya. Peserta rapat kembali duduk untuk mendengarkan presentasi.
Da Hae melakukan presentasi dengan baik. Ia mengungkapkan bahwa Kafe kopi yang ditawarkan oleh Baek Hak Grup dibuat sesuai dengan ide untuk menikmati rasa terbaik di tempat yang terbaik pula. Mereka akan fokus pada tempat dimana orang bisa menikmati rasa kopi dengan nyaman. “Kita akan menantang pasar kopi yang ada di Korea.” ujarnya.
Presentasi yang dilakukan Da Hae mendapat sambutan yang baik dari peserta rapat. Mereka memberikan tepuk tangan. Do Hoon tersenyum lebar sambil terus memberikan tepuk tangan. Presdir Baek menatap sinis ke arah Do Hoon, ia terpaksa ikut tepuk tangan. Do Kyung diem wae.
Usai rapat Do Hoon menanyakan tentang keadaan Da Hae yang terluka ketika di pabrik kopi. Da Hae berusaha menutupinya, apa maksud Do Hoon ia terluka di pabrik kopi. Do Hoon ingin tahu dimana tepatnya Da Hae terluka. Da Har bilang kalau ia tak apa-apa, lukanya tak serius. Do Hoon berkata kalau ia sangat khawatir, tapi bagaimana pun juga yag penting presentasinya berjalan lancar.
“Kau memang yang terbaik!”
Do Hoon tersenyum akan menggandeng Da Hae. Tapi ia menyentuh pergelangan tangan Da Hae yang terluka. Spontan Da Hae langsung mengaduh. Do Hoon tentu saja cemas dan melihat luka itu. Tangan Da Hae merah melepuh.
“Apa kau melakukan presentasi dengan luka seperti ini? Kau seharusnya ke rumah sakit dulu!” Do Hoon terlihat sedih dan khawatir. Ia mengajak Da Hae ke rumah sakit untuk memeriksakan luka.
Di lapas para napi (ngapain ya? Kayak olahraga gitu. Jalan baris-berbaris hehe) Sam Do berkata kalau sekarang Ha Ryu tak memiliki banyak waktu sebelum ujian masuk perguruan tinggi. Ia menyarankan agar Ha Ryu berusaha keras.
Sam Do bertanya berapa nilai dari tes simulasi sebelumnya. Ha Ryu mengatakan kalau nilai yang keluar tak setinggi yang ia harapkan. Ia juga mengatakan kalau bidang ini sangat sulit baginya, karena ia tak memiliki dasar pengetahuan yang cukup.
Sam Do menyarankan agar Ha Ryu belajar lebih semangat lagi. Tapi itulah masalahnya karena Ha Ryu dan Sam Do ditambah tahanan lain tinggal di ruangan yang sama. Ia merasa sulit berkonsentrasi belajar di malam hari.
“Benarkah?” Sam Do berusaha berfikir mencari jalan keluar agar Ha Ryu bisa belajar dengan konsentrasi penuh. “Kalau begitu kau harus pergi ke ruang belajar!”
“Ruang belajar? Apa penjara punya ruang belajar?” tanya Ha Ryu.
“Tak ada yang tak dimiliki penjara!” sahut Sam Do. “Pukul wajahku!” perintah Sam Do pada Ha Ryu.
“Apa?” Ha Ryu tak mengerti.
“Cepat pukul wajahku dengan kepalamu. Cepat cepat!” perintah Sam Do.
Ha Ryu tentu saja bingung dengan permintaan teman satu sel-nya ini. Karena Ha Ryu terlalu lama, Sam Do pun meraih kepala Ha Ryu dan menghantamkan ke wajahnya sendiri. Kedua kepala mereka pun beradu.
Sam Do tergeletak dengan hidung berdarah, “Jangan pukul aku. Jangan pukul aku!” ucapnya mencari perhatian petugas.
Kafe kopi Baek Hak Grup pun melakukan grand opening. Nama kafenya Droptop.
Sambutan opening Droptop sangat baik.
Do Hoon tersenyum menatap Da Hae yang tengah berbincang dengan Manajer Yoon (bingung saya namanya Manajer Yoon apa Yum ya) Presdir Baek memperhatikan senyum Do Hoon.
Do Hoon berkata pada ayahnya sambil tetap memperhatikan Da Hae, ia mengatakan bukankah opening kafe ini sukses besar. Presdir Baek tersenyum.
Salah satu dewan direksi berkata kalau openingnya terlihat sangat meriah.
Presdir Baek juga tak menyangka kalau Direktur Baek Do Hoon akan sukses besar seperti ini. Ia memuji Do Hoon, perlahan tapi pasti Do Hoon menunjukan potensinya. Ia berharap pada salah satu anggota dewan direksi ini mulai sekarang kalau rapat jangan hanya menentang Do Hoon. Coba lihat, bukankah Do Hoon sudah menunjukan hasilnya.
Dewan direksi itu setuju, ia juga tak menyangka. Ia memberikan selamat pada Do Hoon. Do Hoon tersenyum berterima kasih dan kembali menatap Da Hae penuh senyuman.
Di ruang tahanan Ha Ryu berjalan mondar-mandir. Sam Do terlihat santai sambil tiduran. Kedua teman yang lain juga menunggu cemas. “Kenapa masih belum datang juga? bukankah ini sudah waktunya?”
Sam Do yang tiduran pusing melihat Ha Ryu mondar-mandir kayak gitu. Ia menyuruh Ha Ryu duduk tenang. Tapi Ha Ryu cemas bagaimana kalau ia gagal.
“Kau mati saja!” sahut Sam Do. “Ketika kau tak lulus ujian perguruan tinggi. Apa lagi yang mungkin dilakukan di masa depan? Tempatkan saja hidungmu di mangkuk yang penuh air dan tenggelam. Itu akan menjadi jawabannya.”
Petugas menuju ruang tahanan Ha Ryu sambil membawa map. Napi yang berada di ruangan lain ingin tahu apa Ha Ryu lulus ujian. Pak sipir diem aja ga ngasih tahu dan membuat napi itu penasaran.
“Ha Ryu?” sebut Pak Sipir.
“Ya!” Ha Ryu tegang menunggu hasilnya.
“Tentang ujian jurusan administrasi bisnis.....!” sambung Pak Sipir.
Ha Ryu menelan ludah ketegangannya.
Ha Ryu pun berteriak, “Aku berhasil.”
Teman yang lain langsung lompat kegirangan. Sam Do langsung berdiri. Pak Sipir memberikan map tanda Ha Ryu lulus dan memberikan selamat. Mereka berempat berpelukan dan berteriak riang.
2 tahun kemudian.
Ha Ryu pun dinyatakan lulus dari jenjang pendidikan yang ditempuhnya. Mereka melakukan pesta lulusan. Sam Do memberikan sambutannya bahwa Ha Ryu si murid kebangganaannya ini setelah 2 tahun akhirnya dia berhasil lulus ujian perguruan tinggi dan meraih gelar sarjana untuk jurusan admisnistrasi bisnis.
Mereka berada disini akan mengadakan pesta untuk mengucapkan selamat pada Ha Ryu.
Mereka tepuk tangan hehe. Ikut gembira atas keberhasilan Ha Ryu.
Sam Do pun menyematkan topi sarjana pada Ha Ryu. (wakakaka topinya aneh, ini kan tempat telur ya. Trus itu mangkuk kan ya haha. Kreatif hihi)
“Kau cocok memakainya!” seru mereka.
Ha Ryu tersenyum lebar.
Sam Do menjabat tangan Ha Ryu mengucapkan selamat.
“Terima kasih!” ucap Ha Ryu.
Ha Ryu senyum-senyum aja.
“Kenapa kau tak memanggilku guru?” protes Sam Do.
Mereka pun merayakan pesta ini dengan menipun lilin tapi bukan dengan kue melainkan biskuit yang ditumpuk hehe. Minumnya juga dengan jus buah kotak bukan wine.
Droptop Cafe semakin maju dibawah pimpinan Da Hae. Da Hae udah kayak artis aja nih, di depan kamera n wartawan bergaya sangat keren hehe.
Reporter berkata bahwa dalam waktu 2 tahun Da Hae berhasil mencapai puncak pasar kopi untuk wilayah dalam negeri. Ia ingin tahu rahasia apa yang dimiliki Da Hae hingga bisa sesukses itu.
Da Hae mengatakan kalau itu semua karena kerja keras semua pegawai.
Reporter tersenyum, ia tahu kalau Joo Da Hae ini merupakan bintang baru dari generasi yang dimiliki oleh Baek Hak grup. Da Hae menilai pujian itu terlalu berlebihan tapi ia sangat berterima kasih.
Reporter kemudian bertanya mengenai alasan khusus Da Hae membantu lembaga adopsi anak. Da Hae mengatakan kalau kebanyakan anak-anak itu sudah terluka akibat ditelantarkan. Ia merasa kasihan mengetahui kenyataan kalau anak-anak itu harus diadopsi hingga ke luar negeri.
Reporter tak menyangka dengan kemuliaan hati Da Hae, padahal Da Hae sendiri masih lajang tapi peduli terhadap anak-anak dan menunjukan kasih sayang seperti seorang ibu kepada anak-anaknya (huwekkk) Da Hae terdiam tersenyum miris. Reporter pun minta ijin untuk mengambil foto Da Hae di depan kafe.
Disalah satu sudut ruangan kantor polisi Ha Ryu mempelajari buku-bukunya. Sam Do memperhatikan apa yang dilakukan Ha Ryu. Ia kemudian menunjukan koran yang dibawanya.
Koran berisi berita mengenai kesuksesan Da Hae, baik dalam bisnis maupun tentang lembaga adopsi anak yang dibantunya. Ha Ryu membaca artikel itu.
Sam Do bertanya bukankah dia orangnya, Baek Hak Grup Joo Da Hae?
Ha Ryu mengiyakan.
Sam Do merasa kalau melihat berita itu Da Hae terlihat seperti malaikat. Dia membantu keluarga untuk mengadopsi anak di negara ini.
Ha Ryu menatap sinis artikel berita yang dibacanya, ia berjanji akan membuka topeng asli Joo Da Hae.
Sam Do tanya kenapa, bukankah Da Hae ini tampak seperti seseorang yang berwajah malaikat. Ha Ryu berkata kalau dulu Da Hae juga seperti malaikat baginya. Tapi sekarang Da Hae sebaiknya bersiap-siap untuk jatuh ke neraka.
Ha Ryu meremas koran yang dipegangnya. “Aku akan membuka topengnya dan memotong sayapnya. Untuk melakukan itu, aku mungkin harus melihatnya sekali lagi.”
Ha Ryu berada di ruang tahanannya. Ia membuat surat gugatan terhadap Da Hae. Ia memberi titi mangsa pada surat gugatannya tanggal 6 bulan 2 tahun 2011.
Di Baek Hak Grup, Da Hae menerima dokumen dari Do Kyung. Do Kyung mengatakan kalau surat ini adalah syarat dari pabrik dan ini masalah yang penting. Da Hae membenarkan dan ia baru saja akan berangkat ke pabrik Ahn Sung.
Tepat saat itu ponselnya berdering. Da Hae menjawabnya dan itu telepon dari kantor polisi Gangnam.
Polisi yang menelepon bertanya apa Da Hae mengenal seseorang yang bernama Ha Ryu. Tubuh Da Hae menegang. Ia memperhatikan sekeliling terutama Do Kyung. Dengan suara lirih Da Hae bertanya ada apa polisi itu menghubunginya. Do Kyung memperhatikan Da Hae yang bicara terus membelakanginya.
Polisi mengatakan kalau ada gugatan yang ditujukan kepada Da Hae, ia harap Da Hae segera ke kantor polisi untuk membantu penyelidikan. Da Hae mengerti ia akan datang sekarang.
Usai Da Hae menerima telepon, Do Kyung mengingatkan bukankah Da Hae harus pergi ke pabrik Ahn Sung. Dengan suara bergetar Da Hae mengiyakan kalau ia akan ke pabrik Ahn Sung terlebih dahulu sebelum pergi ke tujuan selanjutanya. (Da Hae ga bilang kalau dia akan ke kantor polisi) Do Kyung menatap gelagat yang mencurigakan dari reaksi Da Hae setelah menerima telepon yang tak ia ketahui dari siapa.
Di kantor polisi. Polisi mengatakan bahwa isi gugatannya adalah Joo Da Hae tak memenuhi syarat untuk melakukan kegiatan amal terhadap anak-anak. Ditambah lagi Da Hae telah menyembunyikan sebuah kenyataan dan telah melakukan wawancara palsu. Jadi orang yang menggugat telah menggugat Da Hae atas tuduhan penipuan dan meminta masalah ini dibawa ke pengadilan. Penggugatnya Ha Ryu.
Da Hae menilai kalau gugatan ini tak masuk akal, apa ia harus mengikuti penyelidikan yang tak masuk akal ini. Polisi berkata kalau setelah gugatan diajukan mereka harus melakukan yang namanya penyelidikan. Itulah sebabnya ia meminta Da Hae untuk hadir. Da Hae ingin masalah ini ditangani dengan cepat dan tenang. Polisi berkata kalau Da Hae ingin menanganinya dengan cepat maka segera temui Ha Ryu dan minta dia untuk menarik gugatannya.
Da Hae pun menemui Ha Ryu. Ha Ryu mencibir ternyata Da Hae jauh-jauh datang hanya untuk memintanya menarik gugatan. Da Hae pun menatap sinis, apa yang Ha Ryu rencanakan terhadap gugatan itu.
Ha Ryu menjelaskan bahwa yang namanya gugatan berarti dia adalah korban dari kejahatan atau seseorang yang berhubungan dengan korban yang melaporkan kejahatan kepada polisi untuk membawa terdakwa ke pengadilan. Itu pendapatnya dan itulah yang akan ia lakukan terhadap Da Hae. Ia mengajukan gugatan untuk menghukum Da Hae.
Da Hae berkata kalau gugatan itu hanya alasan. Ia tahu kalau Ha Ryu hanya ingin ia datang. Ha Ryu mengaku dan berkata kalau ia ingin Da Hae melihat bagaimana kehidupannya selama di tahanan. Ia memberi tahu kalau 3 bulan lagi ia akan keluar dari tahanan.
“Apa sekarang kau mengancamku?” Da Hae berusaha bersikap tenang, “Apa kau mau mengatakan kalau kau tak akan melepaskanku setelah kau keluar?”
Ha Ryu menilai Da Hae cepat sekali tanggap dan cerdas. “Kau banyak berubah tapi aku juga sudah berubah,”
Da Hae tersenyum sinis, “Aku penasaran bagaimana kau berubah,”
Ha Ryu : “Kau akan segera melihatnya. Jadi bekerjalah lebih keras dan raihlah posisi yang lebih tinggi. Kalau kau jatuh dari tempat yang tinggi kau akan hancur dan akan merasakan penderitaan. Itu akan menjadi neraka tempatmu jatuh nanti. Aku akan membuka pintu neraka untukmu.”
Da Hae tak gentar mendengar ucapan Ha Ryu. Ia mengatakan kalau kedatangannya agar Ha Ryu menarik gugatan. Ha Ryu berkata kalau setelah ia keluar dari sini maka tak akan ada saat dimana Da Hae akan merasa tenang. Da Hae tak takut, ia mengatakan kalau dirinya berada ditempat dimana Ha Ryu tak akan bisa meraihnya.
Da Hae : “Tak peduli seberapa tinggi kau melompat kau hanya bisa menyentuh jariku. Mungkin sudah saatnya bagimu untuk melihat kenyataan.”
Da Hae akan pergi. Ha Ryu tak peduli Da Hae akan melakukan apapun, itu terserah. Tapi itu tak akan lama, “Kau sudah datang sejauh ini kau seharusnya mendapat pelajaran.”
Ha Ryu menunjukan surat gugatannya. Ia kembali ke ruang tahananya.
Da Hae membaca surat gugatan yang tertempel di kaca. Surat gugatan tertanggal 6 Februari 2011. Ia berusaha tak gentar dan mencoba bersikap tenang.
Tak hanya hidup Da Hae yang menjadi lebih baik. Kakak tirinya, Joo Yang Hoon pun hidup enak. Da Hae menemui kakak tirinya disebuah bar tempat Yang Hoon bekerja.
Yang Hoon minta maaf karena ia hanya bisa menyuguhkan minuman. Akan menyenangkan kalau ia dan Da Hae duduk sambil makan malam tapi ia tak bisa pergi jauh karena sekarang waktunya untuk bekerja. Da Hae sendiri sudah merasa senang bisa melihat tempat kakaknya bekerja.
Yang Heon menanyakan keperluan Da Hae menemuinya, bukankah Da Hae bisa meneleponnya kalau ingin bicara.
Da Hae memberi tahu kakak tirinya kalau Ha Ryu sebentar lagi akan keluar dari penjara.
Yang Heon jelas marah karena ia masih menilai Ha Ryu adalah pembunuh ayahnya. kalau saja ia memiliki bukti yang memberatkan Ha Ryu sebagai pembunuh, ia bisa memasukan Ha Ryu ke penjara dengan tuduhan pembunuhan.
Da Hae berkata kalau dulu ia bersaksi melawan Ha Ryu dan sekarang Ha Ryu mengancam akan menemuinya usai keluar dari tahanan.
“Dia mengancammu?” Yang Heon tentu saja geram, “Setelah membunuh ayahku apa dia memiliki keberanian untuk mengancammu? Aku harus membuat perhitungan dengannya.”
Da Hae pura-pura terlihat cemas seolah meminta perlindungan, bagaimana kalau Ha Ryu datang menemuinya. Yang Heon meminta Da Hae tak perlu mengkhawatirkan apapun, ia akan memastikan kalau Ha Ryu tak akan mendekati Da Hae.
Di lapas, para tahanan akan kembali ke sel masing-masing. Sam Do berkata kalau akhir-akhir ini tak melihat Ha Ryu belajar, “Apa sekarang kau sudah menyerah untuk mendapatkan pekerjaan di Baek Hak?”
Ha Ryu berkata kalau ia sedang memikirkan alasan kenapa ia ingin mendapatkan pekerjaan disana. Sam Do mengatakan bahwa apa yang dilakukan Joo Da Hae di Baek Hak itulah satu-satunya alasan Ha Ryu untuk mendapatkan pekerjaan disana. “Kau harus benar-benar melakukan pekerjaan yang sebenarnya.”
Ha Ryu tak mengerti, “Pekerjaan yang sebenarnya?”
Sam Do mengingatkan bukankah tak lama lagi Ha Ryu akan segera keluar dari tahanan, jadi sekarang Ha Ryu harus melakukan pekerjaan yang sebenarnya.
Di ruang tahanan Sam Do memperlihatkan foto-foto target mereka. Sam Do bertanya kemana wanita yang mengkhianati Ha Ryu itu pergi. Ia menunjuk foto Do Hoon.
Sam Do menjejerkan foto Do Hoon dengan gambar apel sebagai pengganti Da Hae, “Dia Baek Do Hoon, putra Presdir Baek Chang Hak. Lalu ke sisi mana kau harus pergi?”
“Kesini!” Sam Do menunjuk foto Do Kyung. “Baek Do Kyung, putri Presdir Baek Chang Hak.” Sam Do menempelkan nama Ha Ryu disamping foto Do Kyung. Ia mengatakan kalau inilah tempat yang harus Ha Ryu tuju.
Ha Ryu bertanya lalu apa yang akan dilakukan selanjutnya. Sam Do berkata kalau Ha Ryu harus membuat wanita ini (Do Kyung) menjadi wanitanya Ha Ryu.
Ha Ryu tertawa bagaimana ia melakukan itu. Sam Do memberi tahu kalau Do Kyung ini sudah tak lagi muda tapi dia masih single. Pokoknya Ha Ryu harus melakukan apapun untuk memenangkan hati wanita itu. Ia menyarankan agar Ha Ryu melihat foto Do Kyung ratusan kali sehari, karena itulah wanita yang akan Ha Ryu sukai.
Ha Ryu memperhatikan foto Do Kyung dengan seksama. Ia sepertinya kenal dengan wanita ini, ia pun melihatnya lebih dekat. Ia teringat dengan wanita yang berada di tempat berkuda yang membantu memberi pekerjaan.
Ha Ryu berseru kalau ia mengenal Do Kyung.
Sam Do tentu saja terkejut tak menyangka, ia menilai Ha Ryu sudah setengah jalan menuju tujuan. Ha Ryu menatap tajam foto Do Kyung.
Malam harinya ketika teman satu sel-nya terlelap Ha Ryu membaca artikel tentang Do Kyung hingga ia hafal tentang segala sesuatu mengenai Do Kyung.
“11 Mei 1967!” jawab Ha Ryu (Kim Sung Ryung juga kelahiran 1967)
“Apa wine favoritnya?”
“Chateau Mont bleu, 1989.”
“Film favoritnya?”
“Ukurannya?”
“Tinggi 168 cm dan berat 48kg. Ukuran sepatunya 245.”
Huwaaaaaa Ha Ryu sampai ngapalin yang kayak gitu nih. Di ruang tahanan pun tertempel foto-foto Do Kyung.
Ha Ryu menempelkan foto dirinya disamping foto Do Kyung. Ia melepas foto apel dan menggantinya dengan foto Da Hae yang ia sejajarkan dengan foto Do Hoon.
Ha Ryu menatap foto Da Hae.
Komentar :
Ha Ryu hebat ya dalam 2 tahun bisa nyelesai-in pendidikannya. Kira2 biayanya gimana tuh, masa ga bayar haha (abaikan)
Aku suka dandanan rambut Da Hae yang panjang terlihat lebih segar. Do Kyung juga malah kelihatan lebih muda dibandingkan tatanan rambutnya yang kemarin2.
Untuk movie favoritnya Do Kyung untuk lebih jelasnya bisa dibaca [disini]
Untuk movie favoritnya Do Kyung untuk lebih jelasnya bisa dibaca [disini]
Wah sudah selesai part 2nya, ditunggu selanjutnya ya mbak....
ReplyDeletePertma baca sinopsis di blog mbak anis tuh pas zman CYHMH tpi bru comment skrng *hehe* salam kenal ya mbak
ReplyDeleteMaaf bru comment skrang coz kmrin" saya msih Gaptek *hehe*
Di tunggu kelanjutan sinopsis YAWANG nya mbak
Fighting ^^
Do Kyung nih dia pernah main d iljimae kan,jd ibunya Shi Hu (Park Shi Hoo)
ReplyDeletesetelah saya cek main cast Iljimae, iya benar hehe...
DeleteIya aku baru ngeh klo dia main d Iljimae krn disitu msh keliatan muda tapi mimik mukanya sama persis dgn d Yawang ini,serius tanpa senyum
Deletewaaw.. Makin seruu.. Spertinya pembalasan dendam akan segera dimulaii..
ReplyDeleteItu ha ryu ikutan universitas terbuka ya .. Belajar jarak jauh.. Bener kt mba anis, siapa yg bayarin ya?? Apa beasiswa.. Hehehe
wah, aku sedih kalo do kyung jadi korbannya ha ryu buat balas dendam sama da hae -,-
ReplyDeleteceritanya semakin membuat penasaran badai..
mba anis semangat! dan saya tunggu episod slanjutnya
semakin seru..menegangkan...trimakasih,mbak..dah meluangkan waktu bikin sinposis QoA...
ReplyDeletekalau orang yang di penjara bisa masuk perguruan tinggi
ReplyDeleteemang kalau orang yang lagi di penjara bisa masuk perguruan tinggi gitu
ReplyDelete