Usai rapat, Soo Young dan Min Young masih duduk di kursi masing-masing yang bersebrangan. Min Young tampak membereskan dokumen-dokumennya. Soo Young memperhatikannya diam-diam.
Tapi ketika Min Young melihat ke arahnya, Soo Young mengalihkan pandangannya atau kasarnya membuang muka hahaha. Min Young keluar ruang rapat lebih dulu.
Keduanya berpapasan, tapi Min Young cuek tak menyapa sama sekali dan itu membuat Soo Young menahan kesal dan menarik nafas panjang.
Keduanya berpapasan lagi, Min Young kembali cuek tapi Soo Young tak mau menyia-nyiakan kesempatan ia bertemu Min Young. Ia melihat sekeliling, dirasa cukup aman ia menarik tangan Min Young ke kantornya dan berkata kalau keduanya perlu bicara.
Sang Soo masih di kantor ia mengunci ruangan Soo Young. Ia tampak bergumam kalau sekarang waktunya pulang sambil mengayunkan kunci ruangan. Tapi cerobohnya kunci itu malah tak sengaja terlempar hingga jatuh ke kolong meja. “Ya ampun kenapa pake jatuh segala sih!”
Sang Soo jongkok mencari kunci itu ke kolong meja. Ia mendapatkannya tapi ia terkejut mendengar suara pintu ruangan.
“Inisiatif apa, aku tak peduli dengan yang namanya inisiatif.” terdengar suara Soo Young bicara. Sang Soo heran mendengarnya dan terdiam di kolong meja usai mendapatkan kuncinya. “Politik atau pacaran, aku tak memerlukan perang dingin seperti ini.” sambung suara Soo Young. Sang Soo masih bingung dengan siapa Soo Young bicara seperti itu.
“Apa yang kau bicarakan?” terdengar suara seorang wanita yang tak lain Min Young. Sang Soo kaget mendengarnya dan menutup mulutnya agar keterkejutannya ini tak menimbulkan suara. Ia bergerak untuk mencari tahu siapa itu.
“Biar bagaimanapun aku yang salah.” kembali terdengar suara Soo Young. “Sepanjang hari aku merasakannya sampai ke tulang sumsumku bahwa aku tak bisa menang melawanmu. Tidak, aku tak butuh kemenangan. Bahkan nanti, aku akan tetap begitu.”
Sang Soo melihat dari kolong meja kaki Soo Young dan kaki seorang wanita. Tiba-tiba Sang Soo cegukan (mungkin masih kaget kali ya) ia berusaha untuk menahan cegukannya agar tak terdengar.
Suara Soo Young : “Kau, sudah tak marah padaku, kan?”
Suara Min Young : “Aku, aku juga tak sepenuhnya benar.”
Soo Young akan memeluk Min Young tapi keduanya heran karena mendengar suara orang cegukan. Keduanya melihat kiri kanan mencari sumber suara.
Sang Soo tak bisa menahan cegukannya. Ia pun terpaksa keluar dari kolong meja. Ia mengangkat tangan untuk menggapai tepi meja dan muncul perlahan mengagetkan Min Young dan Soo Young. Hingga mata keduanya membesar saking terkejutnya. Sang Soo jadi kikuk sendiri memergoki mereka berduaan seperti ini.
“Bagaimana ini?” Min Young terkejut campur panik.
“Aku tahu.” seru Sang Soo yang sudah mendengar semua yang keduanya bicarakan.
Kaki Min Young lemas. Soo Young memegaginya. “Apa kau tak apa-apa?” Tanya Soo Young khawatir. Min Young yang masih kaget berkata kalau dirinya sedang tak baik-baik saja setelah ketahuan seperti ini. “Apa yang akan kita lakukan?”
Soo Young yang juga panik meninggikan suara ia tak mengerti kenapa Sang Soo masih ada disini bukankah tadi Sang Soo sudah pergi untuk makan malam. Ia mengira kalau Sang Soo sudah pulang. Dengan polosnya Sang Soo bilang ia tak makan malam, makanya ia ada disini di ruangan ini.
Min Young tambah panik, “Bagaimana ini?” Soo Young juga panik ga tahu mesti menjelaskannya bagaimana.
“Kalian berdua, apa kalian seperti ini?” tanya Sang Soo.
“Tidak tidak begitu.” jawab Min Young menyangkal tuduhan Sang Soo.
“Benar sekali. Dasar brengsek.” Suara Soo Young tinggi dan tak menyangkal kalau dirinya terlibat hubungan cinta dengan Min Young. “Lalu kau mau apa?” bentak Soo Young pada Sang Soo.
Min Young jelas kaget dengan jawaban Soo Young. Ia bicara lirih, “Kau seharusnya membantah dan mengatakan kalau itu tak benar.” Soo Young juga berkata lirih, “Karena sudah tertangkap basah percuma saja kalau mengelak.” Min Young kesal, “Apa maksudmu percuma? Kita harus tetap membantahnya.” Bisik Min Young. Soo Young mengatakan juga dengan suara pelan kalau yang namanya berbohong itu ada batasnya.
“Benar!” sahut Sang Soo yang mendengar kembali obrolan keduanya. “Karena mata dan telingaku ini bukan sekedar aksesoris.”
Soo Young jadi jengkel mendengarnya. Sang Soo berkata kalau urusannya disini sudah selesai. Ia mempersilakan keduanya untuk melanjutkan urusan. “Selamat bersenang-senang!” ucap Sang Soo akan keluar ruangan.
Soo Young tak bisa membiarkan Sang Soo lolos begitu saja, ia berusaha menangkap Sang Soo, tapi gagal.
Min Young segara mencegat melarang Sang Soo keluar ruangan. Ia menatap galak, “Mau kemana kau?”
Sang Soo terkejut menatap takut. Min Young berteriak pada Soo Young, “Kenapa diam saja. Cepat tangkap dia dan jahit mulutnya!” Sang Soo ketakutan memegang mulutnya. Soo Young meminta Min Young jangan bertindak kejam, “Lihat itu, dia jadi ketakutan!”
Min Young masih menatap galak, “Kau tak akan bisa kemana-mana sampai mulutmu dijahit.” Sang Soo makin ketakutan. hahaha.
Di kantor Min Young. Anggota GJP (Green Justice Party) tengah menonton berita. Berita di TV menyebutkan bahwa Menteri Kesehatan & Kesejahteraan dan Menteri Pariwisata telah mengundurkan diri. Walaupun sudah ada calon pengganti tapi para calon pengganti itu perlu melalui tahap yang dinamakan debat calon dan ini dipastikan akan meningkatkan panasnya suhu politik dalam negeri.
Mendengar berita itu Yoon Ki mengeluh karena ia terpaksa harus membuat persiapan untuk mengikuti acara debat itu. Dong Sook juga tak suka dengan acara debat itu. Meskipun para calon yang diajukan itu rata-rata pecundang, sebagai manusia ia tak suka mengekspos keburukan orang lain.
Min Young tak memperhatikan berita di TV. Ia memikirkan hal lain. Ia mengingat kejadian dimana setelah ia minta Soo Young menjahit mulut Sang Soo.
Flash back dulu ya. Soo Young mencekik Sang Soo dan meminta Min Young tak perlu khawatir, biar ia yang mengurus Sang Soo. Jadi Min Young lebih baik pergi saja. Ia akan memastikan kalau Sang Soo tak akan pernah membuka mulut lagi. Flash back-nya udah.
Min Young bergumam kesal kalau ia meragukan Soo Young akan sanggup melakukan hal itu pada Sang Soo. “Seharusnya biar aku saja yang melakukannya.” Gerutu Min Young. Gerutuan Min Young ini didengar Dong Sook.
Flash back lagi. Mereka bertiga keluar dari kantor Soo Young. Ketiganya melihat sekeliling, aman. Sang Soo mengapit tangan Soo Young. Ia bicara lirih tak menyangka ternyata sakit cinta yang dialami Soo Young ternyata karena Wakil Noh, ia mengita itu pada orang lain. Ia bertanya apa Reporter Ahn sudah tahu hal ini. Apa hubungan Soo Young dengan Reporter Ahn sudah berakhir. Soo Young memarahi Sang Soo, bicara omong kosong apa kau ini? Min Young mendengar gerutuan Sang Soo heran kenapa nama Reporter Ahn Hee Sun dibawa-bawa. Flash back selesai.
Min Young terus menggerutu ia tak mengerti apa maksudnya. Ia yang kesal mencengkeram erat kaleng minuman sampe penyok hahaha. Dan itu membuat Dong Sook, Yoon Hee dan Yoon Ki kaget. Min Young langsung bersikap wajar dan santai seolah ia juga kesal dengan acara debat tersebut.
Soo Young dan Sang Soo berada ditempat latihan kendo. Keduanya berhadapan. Tampang Sang Soo jelas menunjukan kalau dia takut menghadapi Soo Young. Soo Young berkata kalau sekarang ini adalah awal pertempuran antara dua pria.
Sang Soo menilai kalau yang keduanya lakukan ini adalah hal yang konyol, “Aku ini pemula, dan kau sudah latihan selama 4 tahun dan kau juga mengaku kalau dirimu master.”
“Mengaku?” Soo Young ga terima kalau ia disebut hanya mengaku master kendo. “Kau bilang aku mengaku, padahal aku memang pernah menang di kejuaraan kendo nasional?”
Soo Young minta Sang Soo mendengarkan baik-baik apa yang akan ia katakan. “Kalau aku menang kau harus menutup mulutmu selamanya. Kalau kau menang kau harus menjaga mulutmu.” (hahah sama aja)
“Baiklah.” sahut Sang Soo yang kemudian menyadari kalau yang Soo Young ucapkan itu sama saja baginya. Menang kalah ia harus tetap menutup mulut dan menjaga mulut. Bukankah itu sama saja.
Ciyaaaaatttttt. Soo Young langsung mengayunkan pedang kayunya. Buk buk buk memukul Sang Soo berkali-kali. Sang Soo mencoba teknik bertahan dengan menghindar tapi tetap saja kepalanya selalu kena pukul hahaha. Sang Soo muter sana muter sini dan pedang kayunya pun lepas dari tangannya karena tebasan pedang kayu Soo Young. Sang Soo ambruk ke lantai.
Sang Soo melepas pelindung kepalanya. “Dengar, sekarang kau sudah membuat kesalahan besar. Apa kau tak tahu kalau yang menyimpan rahasia itu mempunyai kekuasaan yang lebih besar?”
“Dasar kau brengsek.” Soo Young kesal karena Sang Soo ngelunjak.
Sang Soo tak peduli Soo Young akan menjahit mulutnya. “Silakan saja jahit mulutku, apa kau pikir jariku akan diam saja? Kalau jariku memainkan ponselku, maka seluruh rakyat Korea akan tahu.” Sang Soo mengancam nih hahaha.
Soo Young membuka pelindung kepalanya, “Baiklah,” ia pun melunak. “Kalau begitu ayo kita selesaikan ini dengan damai. Lalu kita minum.” ucap Soo Young sambil mengulurkan tangannya.
Sang Soo menerima uluran tangan Soo Young sambil tertawa, “Aku sibuk.” ucapnya membuat keduanya tertawa lebar.
“Aku yang bayar deh.” rayu Soo Young sambil tersenyum.
“Masih tetap sibuk.” ucap Sang Soo menolak sogokan Soo Young. Keduanya tertawa lagi.
Soo Young : “Yang benar?”
Sang Soo melepas tangan Soo Young menatap jutek, “Sepertinya begitu.”
Sang Soo berbalik badan dan tersenyum senang akhirnya ia bisa jadi Boss-nya Soo Young hahaha.
Soo Young pun mentraksir Sang Soo makan dan minum di restouran Jepang. Sang Soo memberi kode yang tak dimengerti oleh Soo Young. “Gelasku kosong!” sahut Sang Soo yang ingin Soo Young menuangkan minuman untuknya. Soo Young menarik nafas kesal, ia pun menuruti menuangkan minuman untuk Sang Soo. hahaha.
Ketika Soo Young akan menuangkan minuman untuknya Sang Soo melarang. Soo Young tak boleh mabuk karena Soo Young harus mengemudi. “Kalau kita berdua minum, lalu siapa yang mengemudi?” Soo Young bilang kalau keduanya akan memanggil supir sewaan. Tapi Sang Soo tak mau, ia ingin sekali-kali duduk di kursi belakang ketika So Young yang mengemudi. (hahaha). Soo Young pun terpaksa menyetujuinya dan tentu saja kesal bukan main karena ia harus menuruti apa kemauan Sang Soo.
“Sushi sushi sushi,” ucap Sang Soo sambil membuka mulutnya menyuruh Soo Young nyuapin dia makan sushi (hahaha) Soo Young yang sudah kesal menyodorkan sushi dengan kasar.
Soo Young : “Kalau setelah ini kau masih tak bisa menjaga mulut dan jarimu maka ini bisa berakhir dengan pembunuhan. Sang Soo, kau harus bisa konsisten dalam hidup karena kalau tidak maka kita berdua akan mati.”
Sang Soo tak menyangka ternyata Soo Young takut ketahuan pacaran, “Bagaimana kalian bisa kencan kalau disembunyikan begitu?” Bagi Soo Young ketahuan atau tidak itu tak masalah. Ia tak peduli orang lain tahu atau tidak. Bukan dirinya yang takut, tapi Min Young.
Sang Soo : “Jadi kau melindungi Wakil Noh?”
Soo Young diam. Sang Soo tak menyangka ternyata Noh Min Young berhasil menundukan Soo Young. Ia tertawa bertanya apa yang akan Soo Young lakukan selanjutnya. Soo Young menegaskan kalau ia bukan ditundukan oleh Min Young.
“Aku tak bisa menang melawan Noh Min Young. Tidak, aku tak ingin menang. Dan akan terus begitu.” ucap Sang Soo sama persis seperti ucapan Soo Young pada Min Young sambil mengangkat tangan.
Soo Young menahan marah mengambil minumannya. Ia mencengkeram botol minuman. Sang Soo terlihat santai, “Dengan botol minuman di tanganmu itu, tolong tuangkan aku minuman,” (hahaha)
Soo Young yang menahan jengkel menuang minuman ke gelas Sang Soo sampai luber. “Bagaimana kau akan menghadapiku kalau semua ini sudah selesai?” ancam Soo Young.
Sang So menanggapinya santai, bukankah Soo Young tahu itu karena ia belum memikirkan sampai kesana, yang terpenting adalah ia menikmati saat-saat indah sebagai bos Hahaha.
Ok dan Soo Young pun yang menyetir mobil. Sang Soo duduknya petakilan. Kaki diangkat ke atas. Muter sana muter sini dan itu membuat Soo Young tambah jengkel.
Sang Soo sangat penasaran, menurutnya Soo Young dan Min Young bukan hanya sekedar bertengkar tapi keduanya ini sudah seperti musuh bebuyutan. Kalau berita pacaran keduanya terekspos ia yakin kalau keduanya akan tersakiti.
Soo Young : “Itu sebabnya aku minta carikan informasi. Apakah wakil Go Dong Sook atau penasehatnya (Joon Ha) kita harus menemukan kelemahan mereka.”
Sang Soo bertanya kalau situasi Soo Young terdesak, apa Soo Young akan menggunakan informasi itu untuk menyerang balik mereka dan membuat kesepakatan. Soo Young berkata bukankah Sang Soo sudah mengerti itu jadi cepat carikan informasi. Ia tak peduli apakah itu kasus korupsi ataupun skandal.
“Apa itu gratis?” tanya Sang Soo yang meminta bayaran kalau ia mencarikan informasi itu. Soo Young menoleh mendelik marah. Sang Soo langsung diam mengkerut haha. Soo Young menarik nafas kesal karena hubungan cintanya sudah ada yang mengetahui dan ia harus mengantisipasi kalau hal itu tersebar keluar.
Min Young duduk di ayunan menunggu Soo Young. Ia menggerutu karena Soo Young tak juga sampai. “Kim Soo Young, si bodoh itu jangan-jangan dia hanya asal bicara dan hanya mencoba merayu sekretarisnya. Seharusnya aku melakukannya sendiri.”
Soo Young sampai disana tanpa sepengetahuan Min Young. Ia berdiri di belakang Min Young mencoba mendengarkan gerutuan wanita itu.
Soo Young iseng mendorong Min Young pelan. Tapi dorongan itu membuat Min Young tersungkur ke tanah. Soo Young kaget karena Min Young jatuh dengan mudahnya. Ia jadi cemas sendiri. “Apa kau tak apa-apa?”
“Ya ampun, kau hampir membunuhku.” omel Min Young.
Soo Young ga mau disalahkan. “Itu karena kau tak berpegangan erat. Kenapa begitu saja kau bisa jatuh?” Soo Young membantu Min Young berdiri. Min Young tak habis pikir Soo Young malah menyalahkannya padahal sudah jelas Soo Young yang mendorongnya. Min Young ingin Soo Young menceritakan apa yang terjadi dengan Sang Soo.
Keduanya duduk beriringan. Min Young berkata kalau saat ini hanya satu orang yang tahu tentang hubungan keduanya yaitu Sekretaris Kim Sang Soo. Tapi Soo Young meralat kalau sebenarnya ada satu orang lagi yang tahu hubungan rahasia keduanya. Penasehat Maeng.
Min Young kaget bukankah Soo Young sendiri yang bilang kalau keduanya harus berbohong pada saudara dan teman sendiri. Tapi kenapa semua orang didekat Soo Young tahu hubungan keduanya.
Soo Young meyakinkan kalau Min Young tak perlu mengkhawatirkan Penasehat Maeng. Tapi Min Young tetap khawatir, ia merasa dirinya shock dan tiba-tiba bertambah tua beberapa tahun.
“Oh ya ampun itu tak bagus,” Soo Young berjanji akan memperbaiki keadaan. Ia langsung memeluk Min Young. Min Young tertawa, “Apa kau pikir seperti ini bisa membuat keadaan jadi lebih baik?”
Soo Young menikmati pelukannya pada Min Young. “Bukankah kau bilang kau sedang shock. Aku akan berbagi energiku supaya kau mendapatkan kekuatan.” Min Young ikut tertawa dan mendorong Soo Young.
“Tanganmu.” Soo Young meminta tangan Min Young. Ia menggenggam tangan Min Young. Keduanya bertatapan dan tersenyum.
Joon Ha dan Bo Ri berjalan bergandengan. Bo Ri ingin tahu apa Samchoon dan Imo-nya ini sedang bertengkar karena ia melihat Joon Ha jarang datang ke rumah. Joon Ha bilang tidak ia hanya menghindari Min Young. Bo Ri ingin tahu alasannya. Joon Ha mengatakan ini karena Min Young terus bermain dengan orang yang tidak ia sukai. Bo Ri menilai tindakan itu sangat kekanak-kanakan. Bo Ri menyarankan agar Joon Ha menelepon Min Young sekarang.
Kembali ke taman bermain dimana Soo Young masih menggenggam tangan Min Young. Min Young menarik nafas berkata kalau saat ini ia merasa dirinya sedang melakukan kesalahan. “Aku merasa kita seperti sepasang kriminal.”
Soo Young berkata kalau keduanya tak bisa lama-lama seperti ini karena partainya nanti akan menyita waktunya. Kalau hal itu terjadi ia akan memikirkan cara agar hubungan keduanya tak terganggu. Tapi sekarang lebih baik keduanya menikmati yang ada.
“Menikmati apa?” Min Young tak mengerti.
“Sensasinya.” sahut Soo Young. Keduanya tertawa.
Ponsel Min Young berdering. “Ya, Joon Ha Oppa.” Mendengar Joon Ha yang menelepon Soo Young jadi bete. Dan sudah dipastikan kalau Min Young akan segera pulang. Soo Young cemberut. “Lihat. Kau menomor duakan aku lagi.”
Min Young meminta Soo Young jangan bercanda seperti itu dan mengajak pergi. Soo Young menarik nafas dan bergumam kalau ia tak bercanda, Min Young memang menomor dua kan dirinya setelah Joon Ha.
Soo Young akan mengantar Min Young sampai di rumah tapi Min Young meminta lebih baik pulang saja. Ia khawatir kalau tertangkap basah bagaimana. Soo Young mengatakan kalau negara kita ini masih belum benar-benar aman bagi wanita yang pulang malam dan jalan sendirian. Ia melihat kalau lingkungan sekitar rumah Min Young sepertinya kurang aman.
Min Young mendorong Soo Young kebelakang, “Paling tidak kau jangan dekat-dekat denganku.”
Begitu melihat ke arah depan Min Young terkejut melihat Joon Ha dan Bo Ri keluar rumah. Secepat kilat Soo Young sembunyi di balik pohon.
Min Young langsung menghampiri Joon Ha dan Bo Ri.
Min Young bertanya apa Joon Ha dan Bo Ri jalan-jalan dan tidak mengajaknya. Joon Ha mengatakan kalau Min Young terlambat pulang jadi tak diajak.
Bo Ri tersenyum, ia menyatukan tangan Min Young dan Joon Ha. “Imo, Samchoon, kalian jangan bertengkar dan berbaikan ya?” Min Young tak mengerti apa maksudnya berbaikan.
Soo Young yang bersembunyi melihat itu jadi jengkel pada Bo Ri. “Ya ampun dasar anak kecil itu.”
Min Young berkata pada Joon Ha kalau Bo Ri sudah salah pengertian karena Joon Ha jarang datang ke rumah ditambah lagi Joon Ha juga jarang masuk kantor. Joon Ha memberi tahu kalau besok ia masuk kantor. Bukankah ia sudah mengatakannya kalau ia akan tetap membantu untuk masalah-masalah kebijakan, kita harus siap untuk acara debat itu.
Mereka bertiga tersenyum senang.
Tapi Soo Young cemberut ingin tahu apa yang mereka bertiga bicarakan. Ia pun pergi dari sana.
Di rumah Soo Young kembali memasang puzzle-nya. Ia teringat ucapan Joon Ha padanya. Saat itu Joon Ha berkata bukankah Soo Young bilang padanya kalau ia memiliki hak untuk menolak, jangan dengan si brengsek ini.
Saat itu Soo Young tahu kalau Joon Ha memiliki maksud tersembunyi pada Min Young sama seperti dirinya yang menyukai Min Young.
Joon Ha yang marah mencengkeram baju Soo Young. Soo Young pun demikian. Joon Ha menegaskan kalau ia berbeda dengan Soo Young. “Demi kedamaian hati Min Young aku akan melindunginya dari jahatnya dunia politik. Itu keinginanku yang sebenarnya terhadap dirinya. Jadi tutup mulutmu.”
Soo Young juga mengingat kembali keributannya dengan Min Young karena membahas Joon Ha. Apa pentingnya Joon Ha bagi Min Young. Saat itu Min Young menegaskan kalau Joon Ha sangat penting baginya.
Soo Young mengeluh, kenapa Min Young menganggap Joon Ha itu penting. Ia yang kesal berdiri terburu-buru hingga membuat puzzle-nya kembali berantakan. Ia pun tambah kesal.
Joon Ha mengikuti kencan buta yang sudah diatur Bibi. Tapi Joon Ha sibuk nerima telepon dan itu bikin si cewek bete haha. Joon Ha minta maaf karena itu telepon penting.
Ponsel Joon Ha berdering lagi. Tuh cewek nahan kesel bangat tapi berusaha tersenyum.
Si cewek bener-bener jengkel Joon Ha lebih mentingin panggilan telepon.
Kencan buta pun selesai, si cewek kelihatan banget nahan marah. Si cewek pun pamit. Joon Ha minta maaf karena gangguan telepon tadi.
Ahn Hee Sun ada ditempat yang sama. Ia melihat Joon Ha bersama seorang wanita. Ia menghampiri Joon Ha dan berpapasan dengan wanita itu yang ngedumel, “Dasar tak tahu sopan santun.” Hee Sun mendengar gerutuan wanita itu.
Joon Ha tak menyadari kehadiran Hee Sun.
Hee Sun mengetuk meja dan itu membuat Joon Ha kaget bukan main. “Kenapa kau ada disini?” tanya Joon Ha. Hee Sun mengatakan kalau gym-nya ada di gedung ini.
Hee Sun tertawa mengatakan kalau wanita tadi bilang kalau Joon Ha tak tahu sopan santun. Joon Ha jadi salah tingkah, ia minum minumanya. Hahaha ekspresi Joon Ha lucu.
Joon Ha berada di mobil Hee Sun. Hee Sun jadi tahu kenapa akhir-akhir ini Joon Ha jarang terlihat di gedung parlemen. Ia tak menyangka ternyata Joon Ha sibuk mengikuti kencan buta. Joon Ha mengatakan ini karena Bibi yang memintanya. Ditambah lagi ia juga sibuk dengan hal lain jadi jarang ke gedung parlemen.
Tapi apapun alasannya entah kenapa Hee Sun tak suka Joon Ha melakukan kencan buta. Ia ingin tahu apa boleh seorang penasehat seperti Joon Ha jarang berada di kantor. Joon Ha berkata makanya sekarang ia pergi ke kantor supaya ia bisa menyiapkan materi untuk acara debat nanti.
Hee Sun mencium ada gelagat yang tak beres. “Bukankah Kim Soo Young dan Noh Min Young saling membenci. Apa aku salah?”
Joon Ha membenarkan. Hee Sun heran kalau begitu kenapa Joon Ha mengikuti kencan buta, bukankah seharusnya Joon Ha itu menempel seperti lem pada Min Young. Joon Ha kembali mengatakan kalau ia melakukan kencan buta karena keinginan Bibi. Tapi tetap saja Hee Sun melihat ada yang tak beres.
Soo Young melihat Min Young dari kejauhan. Min Young tersenyum. Soo Young membalas tersenyum.
Tapi ternyata senyum itu bukan ditujukan padanya melainkan Joon Ha yang baru saja tiba bersama Hee Sun. Soo Young jadi bete deh.
Min Young mengatakan kalau ia dan Joon Ha memiliki banyak kesibukan. Keduanya pun menuju kantor meninggalkan Hee Sun.
Soo Young juga akan pergi dari sana tapi Hee Sun melihatnya dan berteriak, “Sunbae.” Soo Young masuk ke lift, Hee Sun menyusulnya.
Keduanya berada di lift.
Hee Sun meminta pendapat Soo Young tentang Joon Ha dan Min Young. Soo Young berkata bukankah Hee Ssun sudah pernah menanyakan hal itu padanya. Hee Sun tahu itu dan berkata kalau respon Soo Young tentang mereka adalah ‘kalau mereka tampak seperti seorang politisi dan penasehat’ Ia bertanya apa Soo Young masih melihat mereka dengan pandangan seperti itu.
Soo Young heran apa tujuan Hee Sun menanyakan hal itu padanya. Ia menebak pasti tujuannya tak baik. Ia tak mau Hee Sun bicara berputar-putar. “Langsung saja katakan apa yang mau kau katakan. Kalau tidak, diam saja.” ucap Soo Young judes. Ia tak mau membuang waktu berdiri disini mendengar omong kosong Hee Sun.
Hee Sun bilang kalau ia tak memiliki tujuan apa-apa. “Aku hanya berharap hubungan mereka (Joon Ha dan Min Young) bisa berhasil.”
Soo Young : “Kenapa? Menjadi penguntit saja sudah merepotkan, apa sekarang kau mau menjadi cupid (dewa asmara)? Apa kau melakukan dua pekerjaan sekaligus?”
Hee Sun bilang bukan begitu maksudnya, “Song Joon Ha dan Noh Min young yang kutahu masing-masing dari mereka adalah cinta pertama. Aku terharu melihat mereka berdua bersama disini.”
Soo Young menahan kesal mendengarnya, ia pun menyindir. “Pada akhirnya, kau ini hanya jurnalis murahan.” Hee Sun jengkel mendengar hinaaan Soo Young.
Soo Young keluar dari lift, ia kesal kenapa Hee Sun berpendapat seperti itu tentang Joon Ha dan Min Young.
Soo Young sampai di kantornya. Disana sudah ada Sang Soo yang tengah berdiskusi dengan Penasehat Maeng. “Wakil kim, kau sudah datang. Bisakah kau bawakan aku secangkir kopi?” perintah Sang Soo pada Soo Young.
Soo Young yang sudah dibuat jengkel oleh Hee Sun di lift jadi tambah jengkel pula dengan tingkah Sang Soo yang makin ngelunjak. Ia yang akan masuk ruangannya berbalik menuruti apa yang diinginkan Sang Soo. Ia pun mengambilkan kopi untuk Sang Soo yang ternyata tempatnya ga jauh dari sana, masih diruangan itu aja kok hahaha.
Penasehat Maeng terkejut bagaimana bisa Sang Soo begitu berani memerintah Soo Young. “Apa kau sudah gila?” Sang Soo tersenyum dan bergumam kalau kopinya enak sekali. Hahaha.
Joon Ha dan Min Young sampai di kantor mereka. Kedatangan Joon Ha tentu saja disambut bahagia yang lain. Dong Sook berseru senang melihat Joon Ha datang. “Kau sudah lama tak masuk kantor tanpa alasan yang jelas. Sebenarnya pemimpin partai ini adalah kau, Penasehat Song.”
Yoon Ki membenarkan Joon Ha-lah pemimpin sebenarnya. Joon Ha bergurau berkata itu lah tujuannya pergi, supaya mereka semua menyadari siapa dirinya ini. (hahaha)
Ok dan mereka pun segera menyiapkan materi yang akan digunakan untuk debat nanti.
Joon Ha berkata walaupun moral dan etika calon menteri itu penting tapi visi dan kualifikasi mereka juga penting. Ia menyarahkan daftar pertanyaan yang sudah disusunnya.
Min Young membaca daftar pertanyaan yang diterima dari Joon Ha. Tapi sesekali tatapan matanya tak pernah lepas dari Joon Ha.
Min Young menemui Hee Sun di kafe. Min Young berkata kalau sejak awal ia sudah menentang hubungan Hee Sun dengan Joon Ha. Tapi sekarang ia tak mau ikut campur lagi. Ia pun membolehkan Hee Sun menjalin hubungan dengan Joon Ha. Hee Sun tersenyum sinis mendengarnya. Min Young mengatakan kalau akhir-akhir ini Joon Ha mengalami waktu yang sulit. Ia berharap Joon Ha tak menyakiti Hee Sun karena hal itu.
“Soo Young sunbae.” sela Hee Sun. “Pria yang kusukai bukan Joon Ha sunbae tapi Soo Young sunbae.”
“Apa?” Min Young keget.
“Omo, kau sepertinya terkejut mendengarnya.” seru Hee Sun.
Min Young berusaha bersikap normal. Ia mengatakan kalau ia tahu Hee Sun sering datang ke rumah Joon Ha. Hee Sun dengan santai sambil minum kopi menyela kalau ia juga sering ke rumah Soo Young. Min Young yang tambah terkejut tapi kembali berusaha bersikap wajar dan mengambil kopi dengan tangan gugup.
Hee Sun melihat kalau Min Young sepertinya terkejut. Ia akan menjelaskannya supaya Min Young lebih tenang.
Hee Sun mengaku kalau dulu ia menyukai Joon Ha dan pernah pacaran. Lalu keduanya putus dan sekarang ia menyukai Soo Young. Min Young tentu saja baru mengetahui ini.
Hee Sun berkata sekarang Min Young sudah tahu, bagaimana kalau Min Young membantunya. “Biarpun kalian selalu bertengkar aku tahu kalau kau dekat dengan Soo Young sunbae. Tolong aku supaya aku bisa pacaran dengan Soo Young sunbae.”
Min Young : “Kenapa aku?”
Hee Sun bertanya apa Min Young tak merasa kasihan padanya. Min Young merasa kalau Hee Sun tak tahu apa arti dari kata kasihan. Hee Sun tertawa, ia mengatakan kalau sejak lahir ia hanya menyukai 2 orang pria. Tapi kedua pria itu menolaknya, apa Min Young tak kasihan padanya. Min Young berkata seharusnya Hee Sun bisa mengatasi masalah cinta sendiri. Kenapa minta tolong orang lain.
Hee Sun membenarkan ia merasa kalau begitu tak ada masalah. Tanpa bantuan Min Young pun hubungannya dengan Soo Young berjalan lancar. “Selama tak ada yang mengganggu, aku dan Soo Young sunbae akan menjadi pasangan yang sempurna.”
Min Young memberi tahu kalau Joon Ha itu menyukai Hee Sun, kenapa Hee Sun malah menyukai Soo Young. Hee Sun berkata kalau itu salah, Joon Ha menyukai wanita lain, seorang wanita yang sudah lama disukai Joon Ha.
“Siapa?” tanya Min Young. (Dia ga tahu kalau yang Hee Sun maksud itu dirinya) Hee Sun tak mengatakannya.
Min Young mempelajari materi debat di bangku taman tak jauh dari gedung parlemen. Ia bertanya-tanya siapa wanita yang disukai Joon Ha. Ia juga heran apa ini juga sama seperti yang dimaksud oleh Kim Soo Young. Ia menggerutu kalau dirinya tak menyukai Hee Sun. Min Young jadi pusing sendiri. Ia menundukan wajahnya.
Soo Young sampai disana duduk di samping Min Young dan melentikan jarinya. Hal itu membuat Min Young tersingkap kaget. Soo Young bertanya apa Min Young tertidur. Min Young berkata kalau ia merasa dirinya hampir meledak jadi ia berusaha untuk mendinginkan diri.
Soo Young mengerti karena ia bisa membayangkannya, “Kapasaitas otakmu itu memang tidak begitu besar.” (hahaha)
“Jaga mulutmu.” bentak Min Young. Soo Young tersenyum dan keduanya tertawa.
Min Young teringat ucapan Hee Sun yang katanya sering berkunjung ke rumah Soo Young dan selama tak ada pengganggu Hee Sun dan Soo Young akan menjadi pasangan yang sempurna.
Min Young menoleh memandang Soo Young. Soo Young yang tengah mempelajari materi debat heran kenapa Min Young melihatnya seperti itu. Min Young bilang bukan apa-apa. Ia hanya ingin tahu apakah ada sesuatu yang ingin Soo Young katakan padanya. Soo Young bilang tak ada.
Soo Young pun mengingat ucapan Hee Sun ketika di lift bahwa Joon Ha dan Min Young masing-masing merupakan cinta pertama. Soo Young balik bertanya, “Lalu kau sendiri adakah sesuatu yang ingin kau katakan padaku?” Min Young bilang tak ada, kenapa. Soo Young bilang tidak apa-apa, lupakan saja.
Obrolan keduanya pun berlanjut ke masalah debat menteri nanti. Min Young ingin tahu apa Soo Young memiliki informasi untuknya tentang debat. Soo Young heran informasi apa. Min Young memberi contoh, misalnya adakah kesepakatan antara GKP dan MP mengenai debat calon.
Soo Young : “Apa kau pikir aku ini mata-mata? Apa kau mau memanfaatkanku lagi?”
Dengan tegas Min Young menjawab tentu saja, “Kalau bukan untuk itu, untuk apa aku pacaran denganmu? Yang pasti aku harus bisa memanfaatkanmu.” (hahaha)
Soo Young menggenggam tangan kanan Min Young, ia duduk mendekat dan bertanya apa ia juga berguna untuk melampiaskan rasa frustasi Min Young. Min Young akan menarik tangannya tapi Soo Young menggenggamnya erat dan tersenyum. Soo Young berkata selama keduanya duduk bekerja disini maka keduanya akan tetap begini, saling menggenggam tangan.
Keduanya mempelajari materi debat masing-masing dengan tangan tetap saling menggenggam. Keduanya tersenyum, so sweet.
Min Young menoleh menatap Soo Young yang sibuk membaca materi debat. Ia mulai resah karena ternyata Hee Sun juga menyukai pria yang kini ada di sampingnya.
Ketika Min Young beralih pandang giliran Soo Young yang menatap Min Young. Kegundahannya sama, ternyata ada pria lain yang juga menyukai Min Young.
Ketua Go mengumpulkan anggota GKP untuk menyiapkan materi debat nanti. Ia mengingatkan anggotanya agar jangan lagi ada kekacauan seperti mengatakan partai oposisi sebagai pornografi, katanya sambil melirik Moon Bong Shik.
Bong Shik meminta Ketua Go tak perlu khawatir. Karena kali ini ia sudah menyiapkan materinya dengan hati-hati. Ia menyombongkan diri kalau pada akhirnya ia lah yang menjadi juru bicara partai.
Di kantor Min Young pun sibuk menyiapkan materi debat. Min Young meminta daftar kekayaan Kandidat Kang. Yoon Hee memberikannya. Dong Sook yang memeriksa laporan kekayaan heran bagaimana bisa ada transaksi keuangan tanpa adanya bukti transaksi. Ditambah lagi nilainya sangat besar bukan jutaan won tapi milyaran won.
Dong Sook bertanya pada Yoon Ki bagaimana dengan catatan keuangannya. Yoon Ki mengatakan kalau mereka sedang sibuk bersama tim audit jadi ia disuruh menunggu. Dong Sook meninggikan suaranya, “Kalau begitu cepat kesana. Jangan pulang sampai kau mendapatkannya!”
Mereka semua sibuk.
Di kantor Soo Young pun sama sibuknya. Melihat Soo Young dan Sang Soo sibuk, penasehat Maeng menyarankan agar keduanya istirahat dulu untuk makan siang.
Ketiganya keluar dari ruangan. Soo Young tampak lelah. Joon Ha berjalan di belakang mereka. Dan ini adegan yang paling saya suka. Joon Ha sengaja nendang kaki belakang Soo Young hingga membuat Soo Young tersungkur. (wakakaka ngakak liat adegan ini)
Penasehat Maeng dan Sang Soo ikutan kaget. Keduanya membantu membangunkan Soo Young, “Ya ampun, apa kau kesandung?”
Joon Ha menoleh, ia menampilkan muka polosnya, “Ada apa? Kalau jalan hati-hati.” Soo Young tak menyangka kalau Joon Ha akan sengaja melakukan itu padanya, “Dasar brengsek.”
Wakakakaak
Soo Young berada di perpusatakaan. Ia melihat Min Young dan Joon Ha, berdua disana. Soo Young jelas sewot, cemburu. Apalagi ia melihat keduanya tersenyum begitu cerianya.
Sang Soo menghampirinya menyerahkan tumpukan buku. Ia mengatakan kalau masing-masing bawa setengahnya. Tapi Sang Soo malah mengambil sedikit tumpukan dokumen. Buku yang tebal dan besar Soo Young yang bawa. Hahaha. Soo Young ga bisa protes.
Hee Sun melihat Soo Young. Ia berteriak memanggil dan mengaitkan tangannya ke lengan Soo Young. Soo Young yang risih memita Hee Sun melepaskan tangan. Tepat saat itu keduanya berpapasan dengan Ketua Go dan Moon Bong Shik. Keduanya lewat saja tanpa menyapa.
Ternyata Min Young juga ngeliat. Merengut dong dia, hahaha cembokur. Min Young yang sewot berlalu dari sana.
Bersambung di part 2
Komentar :
Hee Sun terang-terangan sama Min Young kalau dia suka sama Soo Young. Dia belum tahu aja kalau Min Young udah jadian sama Soo Young. Wah wah Min Young malah ngira Joon Ha suka sama Hee Sun, padahal suka sama dia. Tapi ya itu terbentur hubungan ipar. (Bagi yang belum tahu Hyung-nya Joon Ha itu suami Eonnie-nya Min Young)
Lucu liat muka blo’onnya Joon Ha pas kepergok Hee Sun dia lagi Blind Date haha. Muka salah tingkahnya itu lho, ampun malah ngegemesin hahaha. Ngakak liat muka polosnya yang seolah-olah ga tahu apa-apa, padahal dia yang nendang Soo Young sampai jatuh. Muka bengongnya Soo Young juga bikin ga bisa nahan ketawa hahaha. Nih adegan biarpun diulang ditonton berkali-kali tetep ngakak. Wakakaka.
Kim Sang Soo emang kurang ajar tuh. Hahaha. Ketawa liat dia nguasain Soo Young haha.
Ok, Soo Young tahu kalau Joon Ha suka sama Min Young tapi Min Young ga tahu. Dan Min Young tahu kalau Hee Sun juga suka sama Soo Young tapi Soo Youngnya cuek bebek aja sama Hee Sun.
Jadi kasihan liat Hee Sun. 2 cowo yang dia suka ga ada yang bales cintanya... huhu...
lucu hehe.. mba anis knpa ga dari awal aja kyanya seru tuh
ReplyDeleteKalau dari awal ga keburu, coz juni ada drama baru yg mau ku recaps. Sementara kemarin2 ku agak repot. Ini aja tangan gatel pengen cepet2 recaps drama ini...
ReplyDeletelucu banget :D
ReplyDeleteMba Anis semangat yaa tulis Sinopsis AAMR heheh...
tumben buka blog anis nih..maaf ya nis( kirain gak ada sinopsis baru sih)
ReplyDeleteawalnya nonton krn lee min jung,awalnnya jg ngerasa gak sreg sama pemeran cowoknya, gak familiar gitu nis, he..he..
tapi malah tiap minggu jadi galau nis gr2 nunggu episode berikutnya
kapok ah nonton drama yg lg tayang gini, tidak kuat menahan rindu hi..hi...
* min young and soo young cucoook deh!*
tadinya sih ga ada niat buat nulis recaps drama ini. tapi tangan jadi gatel. sejak awal tayang udah pengen banget buat recaps tapi repotnya minta ampun, ga jadi deh... tapi kok ya, ga tahan juga nih drama kalau dianggurin ga direcaps. jadilah nulis dari episode 10 hahaha.
Deletebaca sinopsis ini bikin senyum-senyum/ketawa-ketawa sndri kyk org gila...,slm knl bt mba anis... & lannnnnjuuuttttkannnn!!!! semangat ya mba.....
ReplyDelete