Min Young di ruangannya menyelesaikan pekerjaannya sambil mengunyah cemilan. Yoon Hee masuk ke ruangannya bertanya apa Min Young belum mau pulang. Min Young menyuruh Yoon Hee pulang saja lebih dulu.
Yoon Hee melihat kalau dari siang hingga sore Min Young hanya makan sandwich saja. Kalau seperti itu terus pasti tubuh Min Young akan kurus. Ia menyarankan agar Min Young menjaga kesehatan dan mengatur pola makan.
Min Young meminta Yoon Hee tak perlu khawatir karena malam ini ia akan makan banyak. Jadi ia pasti akan sehat-sehat saja. Yoon Hee pun pulang lebih dulu.
“Demi kencanku.” gumam Min Young tersenyum-senyum. “Aku harus bekerja keras supaya kencanku lancar.”
Soo Young menyiapkan diri sebelum kencannya. Salah satunya, mencukur. Min Young juga sama ia menata rambutnya secantik mungkin.
Keduanya bingung memilih baju mana yang akan dipakai kencan nanti. Hahaha.
Soo Young menunggu Min Young di restouran. Ia celingukan mencari keberadaan Min Young tak juga muncul.
Tapi kemudian Soo Young terkejut melihat seorang wanita yang berjalan mengendap-endap sambil melihat sekeliling. Itu Min Young, dia memakai kerudung dan kacamata untuk menyamarkan agar orang-orang tak mengenalinya. Min Young duduk di depan Soo Young.
Soo Young : “Memangnya kau ini wanita Arab? Kenapa kau pakai hijab?”
Min Young bicara lirih, ia takut kalau ada yang mengenalinya. Soo Young berkata kalau yang Min Young lakukan malah terlihat mencolok.
Min Young : Benarkah?
Soo Young menilai kalau Min Young ini pasti menderita fobia selebriti. Ia mengatakan kalau tak banyak orang yang mengenali keduanya. Tapi Min Young belum yakin ia masih takut kalau-kalau ada yang mengenalinya.
Soo Young : “Memangnya berapa persen kemungkinan ada yang mengenali kita? Apa kau tahu berapa jumlah penduduk di Seoul? Tapi yang terpenting, sekarang kita bisa melakukan kencan dengan tenang. Apa kau tak merasa sudah menghina mataku dengan menutup wajahmu seperti itu?”
Min Young pun melepas kacamata dan kerudung yang dipakainya.
Keduanya makan bersama. Makan pasta hehe. Soo Young mengatakan kalau ia sengaja memilih menu masakan tepung. “Apa kau suka?”
Min Young mengangguk mengatakan kalau ia menyukainya.
Soo Young ga tahu mesti ngobrol apa lagi, “Cuacanya bagus kan ya?”
“Iya bagus.” jawab Min Young hahaha.
Min Young juga bingung mesti ngobrol apa. “Apa kau ingat RUU tentang pekerja usia muda?” Min Young bertanya tentang pekerjaan karena bingung mau ngobrol apa. Dan omongan Min Young pun selalu berkutat pada masalah pekerjaan mereka.
Soo Young bosan mendengarnya. Ia menghela nafas kenapa kencannya diisi dengan obrolan pekerjaan.
“Apa kau tahu, kau sudah bicara tentang pekerjaan selama setengah jam?” Sela Soo Young.
Min Young : “Benarkah? Lalu bagaimana kalau kita bicara mengenai hal lain?”
Soo Young melihat sekeliling, “Cuaca hari ini bagus ya....” (hahaha koplak)
Terus keduanya ga ngobrol malah main hape masing-masing.
Soo Young merasa kalau kencannya harus pindah tempat. Ia pun mengajak Min Young keluar dari restouran. Min Young setuju.
Keduanya masuk ke Mall. Min Young menebak ini pasti kencan pertama bagi Soo Young. Tapi Soo Young menyangkal ini bukan kencan pertama untuknya haruskah ia memberitahukan ini pada Min Young. Ia malah menebak kalau ini pasti kencan pertama bagi Min Young.
Min Young ga mau kalah, ia mengatakan kalau ini kencannya yang ketiga. Soo Young juga ga mau kalah lagi ia mengatakan kalau kencannya kali ini untuk yang ke empat atau kelima kalinya. Min Young masih juga ga mau kalah ia mengatakan kalau dihitung dengan cinta monyetnya mungkin ini yang keenam.
Soo Young : “Sebanyak itu? Kalau mau hitung-hitungan, satu, dua, tiga, empat, lima.”
Ketika keduanya berjalan beriringan sambil melihat toko-toko, Soo Young sangat ingin sekali menggandeng tangan Min Young. Tapi ia belum berani melakukannya. Hahaha.
Keduanya mampir di toko yang jualan topi. Min Young akan memakaikan topi ke Soo Young tapi Soo Young menolak karena ia tak suka pakai topi. Min Young memaksa.
Soo Young memakaikan topi Angry Bird pada Min Young hahaha.
Keduanya bahkan mencoba kacamata haha keren. Soo Young menyombongkan diri kalau apapun yang ia pakai pasti terlihat bagus. (narsis ya hahaha)
So cute banget deh, foto bareng. Lucu-lucu.
Keduanya makan es krim. Min Young melihat ada es krim yang belepotan di mulut Soo Young. Ia pun mengusapnya dengan jari dan es krim di jarinya ia makan hahaha.
Soo Young kaget apa yang Min Young lakukan tadi (mungkin jorok gitu ya hahaha). Min Young tersadar kalau ia sudah reflek karena sering melakukan ini pada Bo Ri dan sudah menjadi kebiasaannya.
Soo Young tak menyangka ia pun dengan sengaja mengoleskan banyak es krim ke mulutnya supaya belepotan. Ia menyodorkan mulutnya agar dibersihkan dengan jari Min Young. Hahaha. Keduanya tertawa.
Tapi tawa keduanya hilang setelah melihat seseorang yang mereka kenal menuju ke tempat yang sama. Siapa. Moon Bong Shik. Keduanya kaget dan segera kabur dari sana. Bong Shik yang tengah menelepon tak melihat kalau di tempat itu ada Soo Young dan Min Young.
Supaya kaburnya gampang es krim pun dibuang. Tapi Bong Shik selalu saja ada di tempat mereka sembunyi.
Keduanya berada di tempat penjual pakaian. Ternyata Bong Shik juga kesana akan membeli baju. Keduanya pun mengambil jaket dan membawa ke ruang ganti yang sama seolah akan mencoba pakaian.
Keduanya berpandangan khawatir, kenapa harus bertemu dengan Moon Bong Shik disini.
Keduanya terlihat lega karena bisa kabur dari Bong Shik. Berada di ruangan sempit seperti itu membuat keduanya aih-aih... saling bertatapan sangat dalam.
Bong Shik berkata pada pelayan kalau ia menginginkan sebuah pakaian yang jika rakyat melihatnya itu akan membuat dirinya terlihat ramah atau pandai. Pelayan tertawa dan memberikan sebuah contoh pakaian.
Di dalam ruang ganti Soo Young menatap Min Young dengan tatapan tajam. Wajahnya semakin mendekat dan akan mencium Min Young.
“Kalau begitu aku akan mencobanya!” terdengar suara Bong Shik yang akan mencoba pakaian pilihan pelayan tadi.
Bong Shik berdiri di luar ruang ganti berkata kalau ia akan menunggu di luar jadi yang berada di dalam jangan lama-lama. Min Young n Soo Young yang ada di dalam diam khawatir. Karena tak ada sahutan dari dalam Bong Shik mengetuk pintu, “Apa belum selesai?”
“Bagaimana ini? apa kita keluar saja.” usul Soo Young, ia tak tahu bagaimana keduanya menghindar dari Bong Shik. Ia menahan gagang pintu agar Bong Shik tak memaksa membuka. Min Young ga mau keluar begitu saja dan ketahuan sama Bong Shik. Ia punya ide.
Min Young mengirim SMS ke Go Dong Sook yang lagi fitnes. ‘Maafkan aku tapi jangan tanya alasannya. Bisakah kau menghubungi Moon Bong Shik dan meminta bertemu.’
Tanpa bertanya pada Min Young, Dong Sook pun menghubungi Bong Shik.
Bong Shik heran kenapa yang di dalam ruang ganti tak merespon panggilannya. Ia pun akan membuka pintunya. Soo Young waspada tangannya menahan gagang pintu. Tapi tepat saat itu ponselnya berdering, dari Dong Sook.
Hati Bong Shik berbunga-bunga mendapat panggilan telepon dari Dong Sook. Ia pun manjawabnya, “Ya wakil Go.” Ia heran sekaligus penasaran ada apa Dong Dook menghubunginya. Bong Shik terlihat senang, “Sekarang? baiklah!”
Min Young dan Soo Young yang mendengar Bong Shik pergi dari sana terlihat lega. Keduanya kembali bertatapan sangat dalam. Wajah Soo Young kembali mendekat akan mencium tapi ia mengurungkannya dan segera membuka pintu agar keduanya segera pergi dari sana.
Keduanya keluar dari mal. Min Young mengatakan kalau tadi Soo Young bilang kemungkinan bertemu dengan orang yang keduanya kenal itu 100%. Soo Young juga merasa kesal karena di kencan pertamanya saja sudah bertemu dengan paparazi. (hahaha)
Melihat belanjaan yang keduanya beli Min Young bertanya apa keduanya akan pergi hiking. Soo Young berkata kalau besok keduanya akan berangkat. “Tapi tidak, kurasa besok tak bisa.” ralat Soo Young. Ia akan memeriksa dulu jadwalnya, kalau tak sibuk kita pergi hiking.
Moon Bong Shik pun menemui Dong Sook. Ia terkejut karena Dong Sook tak memiliki alasan memanggil dirinya untuk bertemu. Bong Shik tak mengerti bukankah tadi Dong Sook bilang ada hal penting tapi kenapa sekarang mengatakan kalau tak ada alasan yang akan Dong Sook katakan padanya. “Kalau tak ada alasan apa itu berarti....”
“Kau ingin betemu denganku, dan itu berarti...” batin Bong Shik seraya tersenyum mengira Dong Sook ingin bertemu dengannya.
Dong Sook ingin tahu darimana saja Bong Shik tadi dan apa yang Bong Shik lakukan. Bong Shik tersenyum melihat Dong Sook begitu penasaran dengan apa yang dilakukannya. Dong Sook menatap tajam, “Apa kau sedang menyukai seseorang?”
Bong Shik : “Maksudmu siapa?”
“Noh...” Dong Sook tak melanjutkannya. Ia tak melanjutkan menyebut nama Min Young. “Apa kau suka sengan seorang wanita yang kukenal?” Tanya Dong Sook galak bin menyelidiki.
Bong Shik menahan tawa, “Tak ada seorang wanita dalam hidupku, Dong Sook.”
Dong Sook dengan judesnya terus bertanya, “Katakan kau tadi darimana dan sedang apa?”
Bong Shik : “Hei, benar lho, tak ada seorang wanita pun dalam hidupku.” (Kecuali dirimu wakakaka saya tambahin sendiri)
Dong Sook mendelik marah. Bong Shik tersipu ia mengira Dong Sook cemburu kalau dia dekat dengan wanita lain hahaha.
Ketua Go Dae Ryong bertemu dengan Presdir Ahn (Bapaknya Hee Sun) Presdir Ahn ingin tahu apa di partai GKP yang dipimpim Ketua Go ada seseorang yang bernama Kim Soo Young. Ketua Go bilang ada, “Apa anda mengenalnya?”
Presdir Ahn bilang kalau ia tak mengenalnya tapi ia ingin tahu orang seperti apa Kim Soo Young itu. Dengan semangat Ketua Go berkata kalau Kim Soo Young itu orang yang baik. Ia bahkan akan mengajak Kim Soo Young untuk mengikuti langkahnya.
Presdir Ahn mengangguk senang, “Kalau begitu dugaanku benar.” sahutnya. Ketua Go terlihat bingung apa maksud Presdir Ahn.
Di dalam mobil Ketua Go tampak memikirkan sesuatu. Ia melamun memikirkan ucapan Presdir Ahn. Lamunannya buyar ketika sekretarisnya memberi tahu kalau mereka sudah sampai di tempat tujuan. Ketua Go keluar dari mobil membawa karangan bunga.
Kim Soo Young berada di rumah abu seorang wanita yang bernama Kim Na Hee. Ia tampak sedih menatap foto wanita yang tak lain adalah ibunya.
Ternyata Ketua Go datang ke tempat yang sama. Ia meletakan karangan bunga untuk almarhumah ibu Soo Young. Soo Young diam tak menyapa Ketua Go yang baru datang.
Keduanya bicara di luar. Soo Young tak menyangka kalau Ketua Go tak melupakan hari kematian ibunya. “Tapi apa kau tak takut kalau orang lain melihatmu datang kesini?”
“Apa kau mengkhawatirkanku?” ketua Go balik bertanya.
Soo Young bilang tidak, ia lebih mengkhawatirkan dirinya sendiri. “Karena aku menolak, dicap sebagai anak diluar nikahmu, yang kau sembunyikan.” (Huwaaaa jadi Soo Young anaknya Ketua Go)
Ketua Go : “Kalau kau memang tak suka, kenapa kau terjun ke politik.”
Soo Young tertawa, “Jangan bercanda. Apa ada yang ingin kau katakan?”
Ketua Go menyadari kalau usianya sudah bertambah tapi ia tetap menginginkan apa yang dulu ia inginkan. “Tapi kalau sekarang aku masih menginginkan diriku sebagai kandidat Presiden, aku tak tahu apakah itu masih ada gunanya. Aku merasa tak punya keturunan dimana aku bisa menurunkan wewenang dan kekuasaanku.”
Soo Young : “Apa itu sebabnya kau menunjukku sebagai pejabat di GKP? Tapi aku menolak. Kau bisa mewariskannya pada putri dan menantumu di rumah.”
Ketua Go mengatakan kalau putri dan menantunya tak punya harapan untuk itu. Soo Young berkata kalau Ketua Go terus bersikap seperti ini maka statusnya sebagai anak hasil diluar nikah Ketua Go akan terungkap dan itu akan membuat kesempatan Ketua Go menjadi kandidat Presiden akan musnah. “Kalau kau terus memaksaku... aku akan meledak.”
Ketua Go bilang kalau Soo Young tak perlu khawatir, “Aku ingat dulu pernah menyingkirkan orang sepertimu. Menyingkirkan orang sepertimu bukan hal yang sulit bagiku.” (Siapa?)
Soo Young menatap tajam Ketua Go yang tersenyum melihatnya. Soo Young akan pergi lebih dulu. Tapi Ketua Go mengalihkan pembicaraan tentang Reporter Ahn Hee Sun yang sepertinya menyukai Soo Young.
Soo Young menarik nafas, “Lalu?”
Menurut Ketua Go kalau Soo Young bisa bersama dengan Reporter Ahn, maka ia dan Soo Young tak perlu khawatir. Soo Young kembali menatap tajam Ketua Go.
Soo Young menyetir mobilnya setengah melamun.
Min Young mewawancarai penjual buah. Penjual buah mengatakan kalau bisnis kecil yang ia jalankan sedang mengalami kesulitan karena masuknya perusahaan besar. Ia ingin wakil rakyat seperti Noh Min Young membantunya. Min young berkata kalau ia akan mengusahakannya.
Ponsel Min young berdering, dari alien (Kim Soo Young hahaha)
Supaya Yoon Hee tak tahu kalau itu dari Soo Young ia bergumam mengatakan kalau temannya yang menelepon. Ia melihat tulisan buah dan mendapatkan ide, “Oh hai Myung Ran,”
Soo Young heran, “Myung Ran? Apa tak ada panggilan yang lebih bagus daripada Myung Ran? Aku tak suka nama itu. Kalau begitu kau kupanggil Chang Ran Jyut.” (Kata Sub indo island sub, itu artinya asinan jeroan hahaha)
Min Young bersikap wajar di depan Yoon Hee agar tak ketahuan. Soo Young tanya sekarang Min Young dimana. “Katakan saja kau ada dimana!”
Soo Young pun menemukan Min Young berada di tepi jalan bertanya-tanya pada petugas. Min Young tampak tersenyum dan itu cukup membuat hati Soo Young yang tadinya gundah menjadi gembira lagi.
Min Young menyebrang jalan tapi karena tak hati-hati ia hampir saja terjatuh karena tersandung. Soo Young yang melihat dari dalam mobilnya jadi khawatir. Ia pun kembali menelepon Min Young.
Ponsel Min Young kembali berdering dan berbohong pada Yoon Hee kalau temannya si Myung Ran kembali meneleponnya. “Ada apa lagi, Myung Ran?”
Soo Young : “Aku menelepon hanya ingin melihat matamu yang cantik dan mengecek kalau kau tak pergi kemana-mana.”
Min Young : “Apa kau pikir aku ini anak kecil? Kekhawatiranmu itu berlebihan.”
“Awas ada sepeda motor!” seru Soo Young yang tahu kalau di depan Min Young akan lewat sepeda motor. Benar saja sepeda motor pun lewat di depan Min Young.
Min Young kaget, “Apa ini? apa kau membuntutiku?”
Soo Young tak menjawabnya ia malah mengatakan karena Min Young perasaannya sekarang menjadi tenang. Soo Young menutup telepon dan mobilnya pun lewat begitu saja di samping Min Young.
Jung Yoon Hee cemas, “Kenapa? Apa ada seseorang yang membuntuti kita?”
Min Young bilang tidak, ia mengatakan kalau temannya ini bercandanya sudah berlebihan. Dia memang agak aneh dan kekanak-kanakan.
Yoon Hee : “Tapi, apa kau tahu apa yang terjadi dengan Penasehat Song (Joon Ha) belakangan ini kelakukannya aneh.”
Min Young tahu itu tapi belakangan ini ia memang tak begitu memperhatikan Joon Ha.
Min Young menemui Joon Ha di rumah. Ia ingin Joon Ha mengajarinya beberapa hal tentang hukum. Joon Ha tengah menerima telepon dari Bibi dan memberi tahu Bibi kalau Min Young baru saja tiba ke rumahnya.
Joon Ha mengatakan kalau ia sedang mempertimbangkan hal yang Bibi sarankan padanya. Tapi minggu ini ia tak bisa dan berjanji akan mengusahakannya minggu depan. “Iya aku akan ikut kencan buta.”
Min Young kaget, “Apa kau akan ikut kencan buta?” Joon Ha mengatakan kalau ini semua ide Bibi jadi apa salahnya ia mencoba. Siapa tahu ia bisa bertemu dengan wanita yang baik. Min Young merasa ini terlalu tiba-tiba.
Joon Ha : “Seperti yang kau bilang. Kau, Bo Ri dan aku. Kita bertiga tidak bisa selalu bersama selamanya.”
Karena Min Young sudah datang, Joon Ha pun siap menjadi tutor belajar bagi Min Young. Tapi untuk selanjutnya ia harap Min Young belajar sendiri karena ia merasa kalau Min Young sudah bisa belajar sendiri.
Sepulang dari apartemen Joon Ha, Min Young duduk sendiri di halte bis. “Apa mungkin karena Reporter Ahn atau... apa ada sesuatu yang salah?” tebak Min Young karena Joon Ha tiba-tiba memutuskan ikut kencan buta.
Keesokan harinya Dong Sook meminta penjelasan Min Young terkait Min Young yang meminta dirinya menghubungi Bong Shik. “Apa yang kau lakukan waktu itu?” Min Young terbata-bata menjelaskannya ia berulang kali menghela nafas dan itu membuat Dong Sook heran, kenapa terus-menerus menghela nafas. “Kenapa kau menyuruhku menelepon wakil Moon?”
Min Young : “Ah itu... aku terjebak dalam situasi dimana aku tak boleh terlihat olehnya.”
Dong Sook kesal karena penjelasan Min Young tak cukup jelas untuknya. Ia pun tak memaksa, “Anggap saja aku percaya kata-katamu. Dengan siapa kau waktu itu?”
Min Young berfikir sejanak, “Dengan temanku, Myung Ran.”
Dong Sook berfikir, “Myung Ran?”
Bong Shik berada di ruangannya berfikir keras dengan sikap Dong Sook yang waktu itu tiba-tiba ingin bertemu dengannya. “Berkencan itu seharusnya dengan seseorang yang berideologi sama. Apa ya yang dipikirkan Dong Sook?” Bong Shik galau memikirkannya.
Reporter Ahn mewawancarai Ketua Go. Ketua Go mengatakan dengan adanya generasi muda sebagai pejabat dalam komite Partai, ia berharap itu akan menjadi perubahan yang positif. Dengan pengalaman dan pengetahuan darinya, digabung dengan semangat dan idealisme generasi muda, apalagi yang lebih baik dari itu?
Hee Sun menilai itu berati Ketua Go bersedia menerima yang namanya perubahan. Ketua Go bertanya apa ia pernah tak menerima yang namanya perubahan.
Wawancaranya pun usai. Ketua Go sudah mengatakan yang ingin ia katakan. Tapi Hee Sun merasa masih ada yang ingin Ketua Go katakan padanya. Ia yakin ketua Go pasti punya alasan khusus memanggilnya untuk melakukan wawancara.
Ketua Go : “Reporter Ahn, apa kau sedang menyukai seseorang?”
Hee Sun terdiam terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba ini. Ketua Go bertanya apakah pertanyaannya ini terlalu memaksa. Bagi Hee Sun memaksa atau tidak itu akan ia putuskan setelah mendengar alasan Ketua Go lebih lanjut kenapa menanyakan itu padanya. Ketua Go berkata kalau ia hanya ingin menawarkan bantuannya kalau Hee Sun memang membutuhkannya.
Min Young di jalan celingukan mencari sesuatu. Tin... tiba-tiba ada suara klakson mobil yang memberi kode. Itu suara klakson mobil Soo Young.
Bukannya masuk ke mobil itu, Min Young malah sembunyi dibalik pohon. Ia celingukan kanan kiri takut kalau ada yang melihatnya. Min Young pun mengendap-endap masuk ke mobil Soo Young. Soo Young cengingisan ngelihat tingkah Min Young.
Di dalam mobil Min Young masih menunduk sembunyi. Soo Young yang cengingisan mengusap lembut kepalanya. Wakakaka lucu. Min Young masih nunduk pas mobil udah jalan tapi pas keluar dari lingkungan gedung DPR baru deh Min Young duduk tegak.
Min Young ingin menanyakan sesuatu, kira-kira apa yang membuat seseorang tiba-tiba berubah sikap. Seseorang yang tadinya hangat dan ramah tiba-tiba menjadi dingin dan tiba-tiba setuju ikut kencan buta padahal sebelumnya tak pernah mau.
Soo Young balik bertanya, “Menurutmu apa alasannya?”
Min Young : “Ye.. aku bertanya karena aku tak tahu.”
Soo Young : “Kalau begitu tak usah kau pikirkan.”
Tapi Min Young tak bisa begitu saja mengabaikan hal ini. Soo Young bisa menebak kalau orang yang dimaksud pasti Penasehat Song Joon Ha, “Dia itu akan senang kalau kau tak memperhatikannya.”
Min Young heran dan bertanya kenapa, apa Soo Young tahu sesuatu. Soo Young menjawab tidak. Min Young kemudian menebak apa jangan-jangan Joon Ha sudah tahu hubungan rahasianya dengan Soo Young.
Soo Young menarik nafas meminta Min Young tak usah khawatir. “Walaupun dia sudah tahu dia tak akan membocorkannya kemana-mana.”
Tapi yang Min Young khawatirkan bukan itu. Soo Young tanya lalu apa yang Min Young khawatirkan. Min Young tak bisa menjelaskannya karena Soo Young pasti tak akan mengerti.
Keduanya sampai disuatu tempat. Min Young heran dimana ini. Soo Young mengatakan kalau keduanya sampai di depan rumahnya. Min Young kaget, kenapa tak mengatakan padanya terlebih dahulu kalau mau ke rumah Soo Young. “Apa ini tak terlalu cepat?” Min Young cemberut tak suka Soo Young membawanya ke rumah sebelum mengatakan padanya terlebih dahulu.
Soo Young : “Kau tak pernah bertanya dan aku tak sempat memberitahumu. Sepanjang perjalanan kau terus membicarakan tentang Penasehat Song.”
Min Young meralat kalau ia membicarakan Joon Ha hanya sebenatar. Soo Young ingin tahu kenapa Min Young tak membebaskan diri dari asuhan Joon Ha karena hal itu juga tak baik dilihat orang. Min Young tak mengerti apa maksudnya. Soo Young mengatakan kalau Min Young memiliki keluarga yang aneh. Min Young makin tak mengerti apa maksudnya keluarga aneh.
Soo Young : “Keluar masuk rumah orang setiap hari, bagaimana pendapat tetangga.”
Min Young : “Pendapat tetangga? Kau memikirkannya sampai kesana.”
Soo Young berkata memangnya apa yang aneh. Ia sendiri merasa heran. Min Young menyarankan agar Soo Young diam saja daripada ikut campur urusan orang lain. “Jangan mengkhawatirkan hubunganku dengan Joon Ha oppa.”
Soo Young : “Apa itu masuk akal? Bagaimana aku bisa tenang?”
Min Young mengatakan kalau itu masalah dirinya dan keluarganya. Soo Young tak akan mengerti itu. Soo Young menarik nafas membenarkan ia memang tak mengerti hal itu atau mungkin bahkan ia lebih tahu daripada Min Young sendiri.
Min Young tanya apa itu, apa hal yang ia tak tahu tapi Soo Young mengetahuinya. Soo Young tak mau membahasnya. Sudah hentikan saja.
Min Young kesal, “Hentikan apa?”
“Alasan yang tak penting ini.” sahut Soo Young.
Min Young tak habis pikir, “Apa kau pikir mudah melupakan sesuatu setelah kau membuatku gusar karenanya?”
Soo Young : Lalu aku harus bagaimana?”
“ok ok kita hentikan saja!” Min Young yang kesal keluar dari mobil Soo Young.
Soo Young mengejar dan menahan tangan Min Young. Ia mengajak Min Young masuk ke rumahnya. Tapi mood Min Young sudah terlanjur buruk ia tak mau, ia mau pulang saja, ucapnya sambil menepis tangan Soo Young.
Soo Young juga kesal, “Masuklah dulu sebelum kau pergi.”
Min Young : “Memangnya apa yang bisa kita lakukan di rumahmu kalau suasana hatiku sudah rusak seperti ini?”
Soo Young tak mengerti apa Min Young akan pergi begitu saja padahal sudah sampai disini. “Kenapa Song Joon Ha penting bagimu? Apa begitu penting dia bagimu?”
“Dia penting bagiku.” Jawab Min Young tegas. “Walaupun kau itu pacarku, tapi Bibiku, Bo Ri dan Joon Ha oppa lebih penting bagiku.”
Min Young yang kesal pergi dari sana. Soo Young yang juga kesal, ia hanya menatap Min Young yang berjalan semakin menjauh. (Huwaaaaaa berantem deh)
Min Young berpapasan dengan Hee Sun. Keduanya terkejut bertemu di tempat itu. Hee Sun bertanya apa yang Min Young lakukan disini. Min Young mengatakan kalau rumah temannya disekitar sini. Hee Sun heran bukankah disekitar sini adalah perumahan mewah, apa temanmu tinggal disini?
Min Young menahan kesal dan berlalu dari sana. Hee Sun menebak apa mungkin Min Young kesini untuk menemui Soo Young sunbae.
Soo Young yang kesal membereskan beberapa lembar resep masakan. Karena ga jadi makan bersama Min Young ia pun membuang resep masakan itu dan kembali menyimpan perabotan makan yang sudah ia siapkan sebelumnya.
Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Soo Young terkejut dan menebak kalau Min Young pasti kembali lagi tapi ketika ia membuka pintu yang muncul adalah Ahn Hee Sun.
Soo Young bete ngeliatnya. “Kenapa aku mengharapkan seseorang yang tak tahu dimana rumahku?” gumamnya.
Hee Sun bertanya siapa yang Soo Young maksud. Soo Young menjawab kalau itu seseorang yang bernama Chang Ran.
Soo Young bertanya untuk apa Hee Sun datang kesini, kenapa tak memberi tahu dulu. Hee Sun balik bertanya memangnya ia tak boleh datang, “Kenapa, apa ada seorang wanita yang kau sembunyikan disini?”
Soo Young tak mau menjawabnya ia menyuruh Hee Sun mengikat rambut panjang Hee Sun. Ia tak mau ada selesai rambut siapaun jatuh di lantai rumahnya. Hee Sun mengerti ia langsung mengikat rambutnya.
Soo Young berkata kalau ia hanya akan menyuguhkan secangkir kopi dan mmberikan Hee Sun waktu 5 menit lalu silakan pergi.
Soo Young membuatkan kopi. Hee Sun mengamati sekeliling rumah siapa tahu Soo Young benar-benar menyembunyikan wanita di rumah. Ia melihat kesana kemari bahkan dengan berani akan membuka laptop di meja kerja Soo Young.
Tapi Hee Sun terperanjat kaget begitu mendengar Soo Young mengatakan kalau waktunya di rumah Soo Young tak banyak. Hee Sun harus cepat meminum kopi yang disuguhkan. Hee Sun menyeruputnya dan kepanasan.
“Ah tiup dulu lalu minum...” sahut Soo Young.
Hee Sun : “Sunbae, kau tak menyembunyikan apa-apa dariku kan?”
“Tidak.” jawab Soo Young. “Bukankah sudah kubilang aku tak melihatmu sebagai wanita.”
Hee Sun bilang bukan itu maksudnya. Soo Young berkata lirih kalau ia tak menyembunyikan apa-apa. Hee Sun sepertiinya cukup puas dengan jawaban Soo Young.
Min Young berada di kamarnya membaca buku. Ia mengambil ponselnya dan kesal karena tak ada SMS pemberitahuan apapun dari Soo Young. Ia yang marah kembali membaca bukunya.
Soo Young bukannya tak mau menghubungi Min Young. Ia ragu melakukannya. Ia hampir menelepon tapi ia mengurungkan niatnya, “Bukankah dia yang seharusnya minta maaf?”
Keesokan harinya di dalam mobil menuju gedung parlemen Soo Young membaca koran yang memuat berita Ketua Go akan melakukan kebijakan reformasi bagi generasi muda. Ia mencibir kalau Ketua Go ini hanya ingin menonjolkan nama sendiri.
Sang Soo bertanya, “Hyung apa semalam kau tak tidur nyenyak lagi?” Soo Young menjawab tidak. Sang Soo ingin tahu kenapa. Soo Young bilang kalau Sang Soo tak perlu tahu. Sang Soo menebak kalau Soo Young ini pasti sudah punya pacar.
Tapi Soo Young tak mengaku dan menganggap omongan Sang Soo ini omong kosong. Soo Young pun mulai waspada karena Sang Soo menaruh curiga padanya.
Soo Young berpapasan dengan Min Young. Min Young cuek aja lewat di samping Soo Young sambil memperlihatkan wajah juteknya.
Soo Young di ruangannya berdiskusi dengan Penasehat Maeng. Penasehat Maeng mengatakan kalau anggota GKP yang lain tak memberitahukan kapan waktunya. Ia merasa kalau ini dikarenakan jabatan Soo Young yang baru. Soo Young memerintahkan Penasehat Maeng untuk menyiapkan tanggal dan beritahu semuanya. Dan kalau tak ada yang hadir tanpa kabar yang jelas katakan pada mereka kalau mereka akan dikeluarkan dari komite.
Penasehat Maeng mengerti. Sebelum keluar ruangan ia mengatakan kalau seperti halnya pacaran yang namanya inisiatif juga diperlukan dalam berpolitik. Soo Young tersenyum mengangguk.
“Inisiatif.” Gumam Soo Young. “Jadi apa tak salah kalau aku minta maaf lebih dulu?”
Rapat selesai, semua keluar dari ruangan. Tinggallah Soo Young dan Min Young duduk berseberangan. Min Young tampak beres-beres, keduanya berpandangan tapi saling membuang muka.
Keduanya berpapasan lagi tapi tak saling menyapa. Soo Young hanya bisa menarik nafas kesal melihat Min Young yang berlalu di depannya.
Keduanya kembali berpapasan, tapi kali ini Soo Young tak ingin perang dingin mereka terus berlanjut. Ia mengatakan kalau ia harus bicara dengan Min Young. Soo Young menarik Min Young ke kantornya.
Keduanya melihat situasi. Sepi. Aman.
Soo Young tak tahu harus bicara apa, “Ya ampun, inisiatif apa.” gerutunya. “Aku... Aku tak memerlukan yang namanya inisiatif. Politik atau pacaran, aku tak memerlukan perang dingin seperti ini.”
Min Young tak mengerti apa yang Soo Young bicarakan.
Soo Young menatap tajam, “Biar bagaimanapun, aku yang salah.”
Soo Young mengangkat kedua tangannya tanda menyerah. Ia menunduk dengan wajah sedih. “Sepanjang hari, aku merasakannya sampai ke tulang sumsumku bahwa aku tak bisa menang melawanmu. Tidak, aku tak butuh kemenangan. Bahkan nanti, aku akan tetap begitu.”
Min Young tersenyum.
Soo Young masih mengangkat kedua tangannya, “Kau sudah tak marah lagi padaku, kan?”
Min Young mengaku kalau yang ia lakukan juga tak sepenuhnya benar. Soo Young tertawa karena ini berarti kesalahpahaman diantara keduanya hilang sudah.
Soo Young akan memeluk Min Young tapi tiba-tiba terdengar sesuatu. Suara orang cegukan.
Keduanya menolah kesana kemari mencari sumber suara.
Tiba-tiba dari bawah meja muncul tangan seseorang.
Kim Sang Soo keluar dari kolong meja. (ngapain dia di kolong meja)
Soo Young dan Min Young terkejut melihat ada orang yang mendengar pembicaraannya. Mata keduanya membesar dan mulutnya terbuka saking kagetnya.
Huwaaaaaaaa ketahuan Sang Soo.... bagaimana ini? apa yang akan terjadi?
Komentar :
Kaget banget begitu tahu kalau Soo Young anaknya Ketua Go. Berarti nama Kim itu dari nama Ibunya Soo Young ya. Hmm siapa politikus yang dulu Ketua Go singkirkan? Jangan2 keluarganya Min Young. Wow kalau benar begitu jadi...?
Apa Ketua Go bakal jomblangin Soo Young sama Hee Sun ya? Dia udah joinan gitu sama bapaknya Hee Sun.
Woke pacarannya seru, petak umpet biar ga ketahuan. Istilah gaulnya Backstreet hahaha. Kaku n kelihatan banget kalau keduanya baru pacaran tapi sok-sokan sudah sering nge-date hahaha.
Bong Shik bener-bener kepedean. Dikiranya Dong Sook suka sama dia haha. Asoy geboy sama pasangan ini. hahaha.
Asyikkk... keluar juga Part2 nya.. ya ampun lucu gaya pacarannya...
ReplyDeletekocak.. hahaha
ketawa geli lihat Soo Young minta maaf... gimana klo nonton DVD nya saya bisa ketawa guling2an kali yah hahahah :D
lanjut eps 11 ga Anis buat sinopnya...?
kereeeen, lucu n menghibur bgt..
ReplyDeleteini sperti gantinya AGD yg kocak..
tolong lanjutkan ya mb anis,,makasih..
#puji#
kak anis mau bikin sinpsis AAMR ? Semoga kak anis bikin yah :)
ReplyDelete-nia-
Iya deh dilanjutkan...!!!!!
ReplyDeletebiarpun tentng politik nich drama bkny bikin puyeng malah bikin ngakak saking lucunya
ReplyDeletetolong dooong di lanjutkan drama nya lucu :D
ReplyDeleteahahahahah
Hahah aku pernah sekilas liat teasernya, keliatannya sih seru tapi pas liat pemeran utama cowonya agk aneh aja kok dipasangin ama dia? Gak ketuaan tuh?
ReplyDeleteTapi pas liat sinopsis mba anis langsung buyar semua pikiran gak cocok/ gak pantes. Ini pasangan bener2 kocak dan cucooook :D
Malah menurutku ini jadi best couple drama thn ini (haha padahal drama lain belum tayang)
ReplyDeletesetidaknya untuk drama kurun waktu januari - Mei couple ini ga ada duanya.... Aih aih.... Bikin senyum2 sendiri deh... Senyum ahjussi Shin manis banget....
Terima kasih untuk tulisan sinopsis ep.10
ReplyDeletebagus, alurnya cukup jelas & ada banyak gambar.
Tetaplah berkarya, semoga berhasil ^^