Ha Ryu berada di ruangan Presdir Baek. Ia dan Presdir menunggu kedatangan Da Hae. Ha Ryu melihat jam tangannya dan tersenyum sinis. Presdir menahan kesal karena keterlambatan Da Hae.
Da Hae pun sampai di ruangan Presdir. Ia tampak tergesa-gesa. Ia minta maaf atas keterlambatannya.
Da Hae pun sampai di ruangan Presdir. Ia tampak tergesa-gesa. Ia minta maaf atas keterlambatannya.
Presdir tak mengerti bagaimana Da Hae bisa terlambat untuk rapat sepenting ini. Da Hae kembali minta maaf. Presdir berkata kalau ia sudah memberi tahu Pengacara Cha tentang detail yang mereka rapatkan, ia tak akan mengulanginya lagi. Jadi ia harap Da Hae bisa mendapatkan informasi dari Pengacara Cha.
Presdir bertanya pada Ha Ryu apa sudah ke kantor baru tempat Ha Ryu sebagai konsultan pengacara. Ha Ryu berterima kasih atas perhatian Presdir sudah memberikan ruangan khusus untuknya.
Presdir memberikan map berisi dokumen pada Da Hae. Ia mengatakan untuk upacara pelantikan nanti dokumen itu berisi daftar nama para politisi yang Baek Hak undang.
Presdir menegaskan kalau ini adalah awal dari sebuah proyek. Ia meminta keduanya untuk bekerja sama membuat ini menjadi sempurna. Da Hae dan Ha Ryu mengerti dengan tugas yang mereka emban.
Presdir kembali menegaskan kalau ia memiliki harapan yang tinggi terhadap keduanya. Ia berharap mereka berdua tak mengecewakannya. Presdir pun mempersilakan keduanya untuk kembali bekerja.
Ha Ryu ke ruangan barunya. Da Hae mengikutinya masuk ke ruangan karena ia membutuhkan informasi yang Ha Ryu dapatkan dari Presdir. Ha Ryu duduk santai.
Da Hae menatap kesal, “Apa kau pikir kau bisa menjatuhkanku dengan melakukan sesuatu seperti itu?” Da Hae mengatakan kalau sejak awal ia sudah berada dilevel yang berbeda dengan Ha Ryu. “Aku adalah Nyonya Baek Hak.”
Ha Ryu masih bersikap santai, “Benarkah? karena itulah aku juga ingin menjadi bagian dari keluarga Baek Hak. Au berfikir untuk menikahi Direktur Baek Do Kyung.”
Da Hae tertawa sinis dengan rencana Ha Ryu. Ha Ryu berkata kalau seandainya ia masuk menjadi bagian keluarga Baek Hak bukankah ia dan Da Hae akan menjadi satu keluarga. Walaupun itu sangat berbeda dengan harapan sebuah keluarga yang ia inginkan. Da Hae meminta Ha Ryu berhenti bicara omong kosong. Ha Ryu mengingatkan kalau Da Hae tak bisa mengatasinya kenapa tidak keluar saja dari sini.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangan Ha Ryu. Do Hoon masuk ke ruangan Ha Ryu. Ia terkejut melihat Da Hae ada di ruangan ha ryu. Melihat kedatangan Do Hoon, Ha Ryu tersenyum menyapa dan berpura-pura kalau ia tengah membicarakan pekerjaan dengan Da Hae. Ia juga menyebut Da Hae dengan sebutan direktur di depan Do Hoon.
Ha Ryu menanyakan keperluan Do Hoon datang ke ruangannya. Do Hoon berkata kalau ia mendengar perihal kantor baru pengacara Cha jadi ia memutuskan mampir untuk melihatnya. Da Hae pun mengikuti alur akting yang dimainkan Ha Ryu di depan Do Hoon, ia pun permisi keluar.
Setelah Da Hae keluar Ha Ryu menawarkan apa Do Hoon mau minum kopi. Do Hoon bilang tak usah. Ia melihat kalau Ha Ryu tampak sibuk jadi ia akan mampir lagi ke kantor Ha Ryu lain kali. Do Hoon pun permisi menyusul Da Hae.
Di ruangan Da Hae, Do Hoon yang mulai curiga meminta Da Hae untuk menatap matanya. “Tak peduli apapun yang telah terjadi padamu, aku bisa sepenuhnya mengerti. Jadi, katakan padaku yang sebenarnya. Siapa yang membawamu ke gudang? Apa dia seseorang yang kukenal?”
Da Hae masih saja berbohong, ia kembali mengatakan kalau ia sendiri tak tahu siapa yang melakukannya.
Da Hae tak mengerti kenapa Do Hoon seperti ini. Akhir-akhir ini banyak sekali yang ia pikirkan sampai ia sendiri hampir gila. Ia memohon agar Do Hoon jangan membuat dirinya semakin sulit. Melihat tatapan memohon Da Hae, hati Do Hoon luluh. Ia pun tak akan kembali mempertanyakan ini. (alamak Do Hoon bimbang nih, dia harus percaya pada siapa)
Ha Ryu ke tempat parkiran mobil. Ia berdiri di depan diantara mobilnya dan mobil Do Hoon. Ia melihat roda mobil miliknya dan roda mobil Do Hoon yang kotor. Ia masuk ke mobilnya dan melepas kamera pengintai yang ia pasang. Ha Ryu mengambil memory card dan menyimpannya.
Di ruangannya Ha Ryu membuka file rekaman video dari kamera pengintai di mobilnya tadi. Ia melihat kalau Do Hoon tertangkap kamera tengah memperhatikan mobilnya. Ha Ryu tersenyum sinis melihat Do Hoon yang mulai curiga terhadapnya.
Ha Ryu sampai di rumah ia melihat Soo Jung masih di rumahnya duduk menunggu kepulangannya. Ha Ryu menanyakan keadaan ayahnya. Soo Jung mengatakan kalau ayah sudah tidur dari sejam yang lalu.
Ha Ryu membuka pelan pintu kamar ayahnya. Ia yang khawatir dengan kesehatan ayahnya mengecek apa ayahnya benar telah tidur. Melihat ayahnya tidur pulas Ha Ryu pun lebih tenang. Ia minta maaf karena sudah membuat Soo Jung menunggu seharian di rumah untuk menjaga ayahnya.
Soo Jung berkata kalau Ha Ryu tak perlu minta maaf padanya, “Kau harus minta maaf pada ayahmu dan kakakmu!” Soo Jung tak ingin suaranya membangunkan ayah yang sudah tidur. Ia mengajak Ha Ryu bicara di luar.
Keduanya berada di kafe. Soo Jung menanyakan apa yang Ha Ryu lakukan akhir-akhir ini, “Bagaimana bisa kau membiarkan Joo Da Hae membawa ayahmu?” Soo Jung marah meninggikan suaranya, “Bagaimana bisa kau membiarkan permainan Joo Da Hae terjadi pada ayahmu?”
Ha Ryu diam menunduk menyadari kesalahannya.
Soo Jung tak mengerti kenapa ini harus terjadi. Ha Ryu minta maaf, Soo Jung kesal dan bosan mendengar Ha Ryu selalu mengucapkan maaf. “Kalau kau tak bisa membalaskan dendam Jae Woong laporkan saja ke kantor polisi. Katakan pada polisi apa yang terjadi dan segera menyingkir!”
Ha Ryu mengatakan kalau mereka sudah melakukan semuanya untuk menemukan bukti. “Kita sudah melacak mobil yang membawa kakakku tapi mobilnya sudah dihancurkan. Jadi kita tak bisa melakukan apapun. Tak bisakah kau percaya padaku dan menunggu sebentar lagi? Kami belum menyerah mencari pembunuhnya.” Ha Ryu berharap agar Soo Jung mengerti, yang ia lakukan bukan hanya duduk diam tak mencari apapun.
Ha Ryu memiliki permintaan pada Soo Jung, “Aku tak tahu bagaimana mengatakannya karena aku merasa tak enak. Untuk menuduh Joo Da Hae atas pembunuhan terhadap kakakku, tolong bantu aku!”
“Apa yang bisa kulakukan?” tanya Soo Jung yang siap membantu Ha Ryu.
Ha Ryu ingin Soo Jung mendekati Da Hae karena satu-satunya orang yang tak akan dicurigai oleh Da Hae adalah Soo Jung. Ditambah lagi Soo Jung ini putri walikota Seok.
Do Hoon mengawasi pegawainya yang tengah melakukan pemotretan produk fashion untuk katalog mereka. Ia tak bisa konsentrasi disana. Ia melihat jam tangan dan meminta Manajer Kim untuk mengawasi pemotretan lainnya.
Da Hae berada di ruangannya tengah menelepon seseorang. Ia mengatakan kalau mereka akan mendapatkannya dari luar negeri. Ia bertanya apa ia terlalu banyak permintaan sekarang. Ia berharap mereka akan mendapatkanya sebelum upacara pelantikannya.
Do Hoon sampai di ruangan Da Hae. Do Hoon melihat kalau Da Hae terlihat sangat sibuk. Da Hae mengatakan kalau ia memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk upacara pelantikan dirinya sebagai ketua yayasan. Do Hoon menawarkan diri apa ada yang bisa ia bantu. Da Hae bilang tak usah. Ia memberi tahu kalau di upacara pelantikan nanti Nyonya Song dan Menteri berjanji akan datang.
“Benarkah?” Do Hoon menilai itu bagus.
Da Hae berjanji kalau ia akan melakukan yang terbaik untuk upacara pelantikan ini. Do Hoon mengingatkan agar Da Hae jangan bekerja terlalu keras. Da Hae mengerti, ia tahu kalau Do Hoon juga pasti lelah setelah mengawasi mereka yang melakukan pemotretan untuk katalog. Ia menyarankan lebih baik Do Hoon pulang lebih dulu untuk beristirahat. Do Hoon pun keluar dari ruangan Da Hae akan pulang lebih dulu.
Setelah Do Hoon pergi Da Hae menuju kantor Ha Ryu.
Ruangan itu sepi, ia menyalakan lampu ruangan. Da Hae melihat-lihat sekeliling ruangan. Ia melihat papan nama bertuliskan Cha Jae Woong.
Do Hoon di dalam mobil di parkiran. Ia belum pulang, pikirannya masih berkecamuk. Do Hoon pun tak jadi pulang ia kembali ke kantor.
Do Hoon ke ruangan Da Hae tapi ia tak melihat istrinya berada disana. Do Hoon mencurigai istrinya berada dimana. Ia pun ke tempat yang ia curigai.
Da Hae akan memasang kamera pengintai di ruangan Ha Ryu. Ia berkeliling ruangan mencari area yang pas untuk meletakan kameranya.
Do Hoon berada di lift menuju ruangan Ha Ryu.
Da Hae meletakan kamera pengintai dibagian atas tempat beberapa piagam terpampang.
Da Hae akan keluar dari ruangan tapi ia dikejutkan dengan kedatangan Do Hoon yang tiba-tiba. Da Hae tentu saja kaget tak menyangka. Tebakan dan kecurigaan Do Hoon terbukti.
Do Hoon menanyakan apa yang Da Hae lakukan disini ketika Pengacara Cha tak ada. Da Hae berbohong mengatakan kalau ia datang kesini untuk mengambil dokumen yayasan. Da Hae balik bertanya lalu bagaimana dengan Do Hoon sendiri kenapa disini.
Do Hoon tak percaya begitu saja atas apa yang Da Hae katakan, “Apa itu benar-benar karena dokumen untuk yayasan?”
Da Hae memelas ia tak mengerti kenapa akhir-akhir ini do hoon bertingkah aneh. Ia ingin tahu apa sebenarnya maksud Do Hoon berkata begitu. “Apa sekarang kau mencurigaiku? Apa yang kau curigai? Apa sebenarnya yang ingin kau ketahui?”
Do Hoon berusaha menjelaskan kalau maksudnya bukan seperti itu. Ia hanya ingin kejelasan. Da Hae kembali memelas mengatakan kalau saat ini ia tengah menghadapi musuh dari segala arah. Tapi kalau Do Hoon mencurigainya maka ia tak akan memiliki tempat untuk bergantung. Da Hae meyakinkan kalau ia hanya percaya pada Do Hoon, “Tak tahukah kau kalau kau ini satu-satunya orang yang bisa kuandalkan? Kenapa kau membuatku tak nyaman?”
Do Hoon mengerti situasi Da Hae alami. Ia memeluk Da Hae dan minta maaf karena bukan seperti itu maksudnya. Da Hae melepas paksa pelukan Do Hoon dan berkata kalau ia akan pulang.
Do Hoon sedih campur bingung, kecurigaannya malah membuat Da Hae kesal padanya. Ia merasa bersalah karena kecurigaannya. Ia benar-benar tak tahu siapa yang harus ia percaya.
Keesokan harinya Da Hae berada di ruangannya menyalakan laptop untuk melihat apa yang dilakukan Ha Ryu di ruangan sana. Da Hae melihat disana Do Kyung berkunjung ke ruangan Ha Ryu. Ha Ryu mengatakan kalau ada sesuatu yang akan ia tunjukan pada Do Kyung. Keduanya pun duduk di kursi. Sayang Da Hae tak bisa melihat dan mendengar apa yang keduanya bicarakan.
Da Hae mendapat telepon yang memintanya untuk ikut menghadiri pertemuan dengan Presdir Baek.
Presdir mangajak Da Hae makan siang bersama beberapa politikus. Disana juga ada walikota Seok. Presdir Baek memperkenalkan Da Hae sebagai anggota baru mereka. Presdir mengatakan kalau Joo Da Hae ini akan ditunjuk sebagai ketua Yayasan Baek Hak. Da Hae pun memperkenalkan namanya dengan sopan. Presdir ingin Da Hae menyampaikan sedikit tentang yayasan Baek Hak kepada mereka.
Da Hae mengatakan bahwa melalui yayasan, ia akan mendukung mereka melalui yayasan. Dana untuk membangun negara juga akan dihasilkan. Sebagai ketua yayasan ia akan melakukan yang terbaik untuk mendukung usaha mereka.
Mereka senang mendengarkan apa yang dikatakan Da Hae dan memberikan tepuk tangan.
Presdir berkata kalau mulai sekarang anggap saja ketua yayasan Joo Da Hae itu dirinya. Ia akan menghargai dukungan semuanya untuk yayasan Baek Hak.
Mereka pun mulai makan. Da Hae menatap satu persatu mereka yang hadir. Ia tersenyum puas bisa berada ditengah orang-orang penting ini.
Acara makan pun usai. Mereka satu persatu meninggalkan tempat. (Oho ini kan tempat tinggal n restourannya Ny Bok di Incarnation of Money. Di drama itu, tempat ini juga sering dijadikan ajang pertemuan para politikus n jaksa haha)
Walikota Seok berkata pada Da Hae kalau hari ini sangat mengesankan. Ia juga menyebut Da Hae dengan nama ketua. Da Hae pun berterima kasih pada walikota Seok.
Da Hae ke tempat acara pelantikan. Ia mengecek semua persiapan disana. Manajer penanggung jawab menyapa Da Hae dengan sebutan ketua.
Da Hae ke tempat acara pelantikan. Ia mengecek semua persiapan disana. Manajer penanggung jawab menyapa Da Hae dengan sebutan ketua.
Da Hae ingin tahu bagaimana persiapan semuanya karena ia secara pribadi mengundang para politisi yang berpengaruh di negeri ini. Ia ingin semuanya sempurna, meja dengan vas bunga, gelas untuk wine, bahkan garpu sekalipun semuanya harus yang terbaik.
Manajer mengatakan kalau mereka dalam proses mendapatkan yang terbaik seperti apa yang diinginkan Da Hae. Tapi sepertinya ada masalah dengan makanannya. Kalau Chef hotel terlalu lama tidak bekerja di hotel hanya karena upacara pelantikan maka pengoperasian hotel akan terancam.
Da Hae tak peduli dengan kondisi hotel. Ia tak mau acara pelantikan ini cacat terutama masalah hidangan. Meskipun hotel harus menghentikan bisnis mereka untuk satu hari katakan pada pihak hotel untuk mengirimkan chef utama mereka ke tempat ini. Manajer mengerti ia akan melaksanakannya.
Da Hae menerima telepon dari Reporter Kim. Da Hae pun mengundang Reporter Kim di acara pelantikannya.
Untuk acara pelantikannya Da Hae merias diri dibantu beberapa penata rias. Da Hae ingin riasannya ini membuat dirinya terlihat lebih bercahaya supaya para tamu bisa melihat dirinya bahkan dari jauh sekalipun.
Penata rias mengerti, mulanya perias ini menyebut Da Hae dengan sebutan Direktur, tapi kemudian ia segera meralatnya, “Mulai sekarang haruskah aku memanggilmu ketua?” Ia ingin tahu pukul berapa acara pelantikannya dimulai. Da Hae yang tersenyum mengatakan kalau acaranya dimulai pukul 4.
Di rumah, Do Kyung juga bersiap-siap untuk menghadiri upacara pelantikan ketua yayasan. Bibi Ji Ji Mi masuk ke kamarnya ingin meminjam cincin yang berliannya besar. Do Kyung heran memangnya bibi Ji Mi mau kemana. Bibi mengatakan kalau ia juga harus menghadiri upacara pelantikannya Da Hae. Ia memberi tahu kalau dirinya sudah menjual semua cincin berliannya dan sekarang yang ia miliki hanya beberapa cincin emas. Ia ingin pinjam cincin yang memiliki permata besar.
Do Kyung heran kenapa Bibinya ini harus pergi ke upacara pelantikannya Da Hae. “Ayah akan marah kalau kau terlibat dalam masalah perusahaan. Tinggal saja di rumah!”
Bibi Ji Mi meyakinkan kalau dirinya tak akan terlibat dalam masalah perusahaan. Ia datang ke upacara pelantikan hanya ingin melihat Da Hae yang ditunjuk sebagai ketua yayasan.
Do Kyung pun memberikan sejumlah uang pada bibinya, “Kalau kau bosan pergi shopping saja!”
Bibi Ji Mi terdiam sesaat, “Kalau begitu, haruskah aku melakukan itu?” katanya sambil menerima uang pemberian Do Kyung dan berterima kasih.
Do Kyung berkata kalau ia sudah terlambat dan harus segera pergi. Setelah Do Kyung pergi, Bibi Ji Mi hanya diam menatap dingin.
Da Hae sampai di kantornya. Ia menatap laptop dan mengecek aktifitas Ha Ryu melalui kamera pengintainya. Tampak Ha Ryu yang sibuk bekerja. Disana terlihat kalau Sam Do datang berkunjung ke kantor Ha Ryu.
Ha Ryu bertanya pada Sam Do apa sudah menyembunyikannya dengan baik. Sam Do bilang tentu saja, karena itu adalah benda yang bisa mengirim Joo Da Hae pergi untuk selamanya. Jadi tentu saja ia menyembunyikannya dengan baik. Da Hae penasaran benda apa yang dimaksud.
Ha Ryu merasa kalau kali ini akan menjadi akhir bagi Joo Da Hae. Da Hae tersenyum sinis bergumam kalau ia akan mencari tahu tentang itu. “Aku akan membuat rencana kalian menjadi sia-sia.” batin Da Hae.
Tiba-tiba Ha Ryu yang duduk berbalik menatap kamera (huwaaaa Ha Ryu tahu kalau Da Hae memasang kamera pengintai) “Joo Da Hae apa kau mendengar itu?” tanya Ha Ryu membuat Da Hae kaget setengah mati.
Ha Ryu : “Aku tak tahu kalau kau akan memasang kamera. Kurasa kau takut padaku. Aku akan membuatnya singkat untukmu. Aku menyembunyikan sesuatu disuatu tempat. Foto kita bersama Eun Byul dan buku tabungan yang menunjukan uang yang ditransfer ke Amerika.”
Da Hae terdiam tercengang. Ha Ryu berdiri di depan kamera dan mengatakan kalau reporter yang Da Hae undang hari ini akan ke tempat itu lebih dulu. Ia sudah mengurus semuanya.
Ha Ryu : “Oh ya, aku tak memberitahumu dimana aku menyembunyikannya, kan? Gudang tempat kau dan aku pergi bersama. Aku menyembunyikannya disana!”
Ha Ryu melihat jam tangannya, “Kalau kau pergi sekarang, kau mungkin akan tiba lebih dulu sebelum reporter itu.”
Ha Ryu mengambil kamera yang disembunyikan Da Hae. Ia menjatuhkan benda itu ke lantai dan menginjaknya keras-keras hingga hancur.
Da Hae cemas Reporter Kim akan sampai ke tempat itu lebih dulu. Tanpa menunda lagi, Da Hae pun segera menuju ke gudang tempat Ha Ryu menyekapnya.
Sam Do merasa kalau Joo Da Hae harus pergi sekarang. Ha Ryu memastikan kalau Joo Da Hae memang harus pergi ke tempat itu. Sam Do memuji Ha Ryu karena bisa dengan cepat menemukan kamera pengintai itu. Ia menebak bukankah Ha Ryu sudah tahu semua ini dari awal. Ha Ryu membenarkan.
Sam Do tertawa dan menebak kalau Da Hae pasti dalam perjalanan ke gudang itu sekarang. Ia ingin tahu apa yang akan Ha Ryu lakukan sekarang. Ha Ryu mengatakan kalau hidangan yang Da Hae sajikan ia akan menikmatinya.
Da Hae menyetir cepat mobilnya menuju gudang. Ponselnya berdering, dari Presdir Baek. Presdir bertanya apa semua persiapannya lancar. Da Hae meminta ayah mertuanya tak perlu khawatir.
Presdir berkata kalau dihari penting seperti ini Da Hae seharusnnya lebih tahu daripada dirinya mengenai persiapan ini. “Bukan hanya terpilih sebagai ketua, di hari ini secara resmi kau akan menunjukan wajahmu pada dunia sebagai anggota dari keluarga Baek Hak.”
Da Hae mengerti itu, ia akan selalu memperhatikannya. Pembicaraan di telepon dengan Presdir pun usai.
Da Hae melihat jam di mobilnya. Hmm pukul 2.58 masih ada watu 1 jam sebelum acara pelantikan dimulai. Da Hae mempercepat laju mobilnya.
Satu persatu tamu undangan hadir di Baek Hak. Banyak tamu penting hadir salah satunya Walikota Seok.
Sebagai pengacara konsultan yayasan Ha Ryu menyalami tamu yang hadir.
Walikota Seok melihat sekeliling dan tak melihat keberadaan ketua Joo Da Hae. Ia bertanya pada Ha Ryu kenapa ketua Joo Da Hae belum sampai disini. Ha Ryu menjawab kalau ia tak tahu dimana ketua yayasan dan berbohong mengatakan kalau sepertinya Joo Da Hae akan datang terlambat karena banyak yang harus dipersiapkan. Ha Ryu pun mempersilakan walikota Seok untuk duduk.
Walikota Seok melihat sekeliling dan tak melihat keberadaan ketua Joo Da Hae. Ia bertanya pada Ha Ryu kenapa ketua Joo Da Hae belum sampai disini. Ha Ryu menjawab kalau ia tak tahu dimana ketua yayasan dan berbohong mengatakan kalau sepertinya Joo Da Hae akan datang terlambat karena banyak yang harus dipersiapkan. Ha Ryu pun mempersilakan walikota Seok untuk duduk.
Da Hae sampai di gudang. Ia memarkir mobilnya di depan gudang. Ia segera masuk untuk mencari foto dirinya bersama Ha Ryu dan Eun Byul. Di balik tembok gudang Taek Bae muncul dan tersenyum puas.
Da Hae mencari kesana kemari ditiap sudut gudang itu. Ia membuka tiap kardus kosong yang ada disana. Da Hae mulai panik karena belum menemukan apa yang ia cari.
Ha Ryu duduk menemani walikota Seok. Seseorang menyapa walikota karena keduanya sudah lama tak bertemu. Walikota Seok memberi hormat dengan sopan dan ternyata dia Menteri Park.
Walikota Seok meminta Ha Ryu memperkenalkan diri pada menteri. Ia mengatakan kalau mentri park ini orang yang bertanggung jawab di kementerian keuangan. Ha Ryu menyapa Menteri Park dengan sopan. Ia mengenalkan namanya sebagai Cha Jae Woong, pengacara konsultan yayasan Baek Hak.
Menteri Park tertawa senang ternyata sekarang ini pengacara itu dipilih berdasarkan penampilan ya (wakakaka ganteng ya) walikota Seok pun ikut tertawa. Ha Ryu senyum-senyum aja hahaha. Menteri park berkata kalau ada beberapa orang yang ingin ia perkenalkan pada walikota Seok karena itu mungkin saja akan bermanfaat untuk walikota Seok. Menteri Park juga membolehkan Ha Ryu ikut dengannya.
Da Hae masih berusaha mencari foto itu di gudang. Ia hampir frustasi karena belum juga menemukannya. Tapi tak lama kemudian ia menemukan sebuah kotak kecil dan membukanya. Benar itu foto dirinya bersama Eun Byul dan Ha Ryu juga buku rekening yang dimaksud Ha Ryu. Da Hae tersenyum puas karena menemukan apa yang menjadi ancaman baginya.
Da Hae melihat jam tangan, 3.30. Ia pun bergegas keluar dari gudang untuk segera kembali ke perusahaan.
Tapi apa yang terjadi, begitu Da Hae sampai di luar ia terkejut bukan main. Mobilnya tak ada. Da Hae pun bisa menebak kalau ini pasti perbuatan Ha Ryu. Da Hae kembali melihat jam tangannya, ia harus bergegas.
Anggota keluarga Baek masuk ke ke aula acara pelantikan. Presdir Baek, Do Kyung dan Do Hoon. Presdir menjabat tangan Menteri Park berterima kasih karena sudah menyempatkan diri untuk datang.
Keluarga Baek duduk satu meja dengan walikota Seok dan Ha Ryu. Presdir menanyakan keberadaan ketua Joo Da Hae. Ha Ryu menjawab tak tahu karena ia sendiri terus berada di aula, ia belum melihat Da Hae.
Presdir bertanya pada Do Hoon memangnya apa yang terjadi dengan Da Hae. Do Hoon menunduk diam karena memang ia tak tahu dimana keberadaan istrinya. Do Hoon pun keluar aula untuk mencari tahu dimana Da Hae.
Do Kyung teringat ucapan Ha Ryu ketika di mobil bersamanya. Saat itu Ha Ryu mengatakan kalau dia akan membuat Joo Da Hae mundur dari posisi ketua yayasan. Do Kyung menatap Ha Ryu penuh tanda tanya. Ha Ryu menoleh menatap Do Kyung Juga, ia tersenyum menatap Do Kyung.
Da Hae berlari sampai di jalan raya. Ia berusaha menyetop mobil yang lewat untuk mendapatkan tumpangan. Tak ada mobil yang mau berhenti. Da Hae melihat jam tangannya, ia cemas karena acara pelantikan sebentar lagi akan dimulai.
Ponsel Da Hae berdering, dari Do Hoon. Do Hoon yang berada di luar aula menanyakan dimana Da Hae sekarang. Ia mengatakan kalau acaranya sudah hampir dimulai. Da Hae berkata kalau ia pasti sudah sangat tegang dan kepalanya sakit. Jadi sekarang ia sedang berada di apotik (Huwaaa Da Hae bohong) Da Hae mengatakan kalau ia akan segera kembali dan meminta Do Hoon tak perlu khawatir.
Da Hae kembali menyetop mobil, ada sebuah mobil berhenti. Orang itu bertanya mau kemana. Da Hae memberi tahu kalau dirinya akan ke gedung Baek Hak grup. Ia pasti akan membayar biaya tumpangannya. Orang itu pun bersedia mengantar Da Hae.
Waktu sudah menunjukan pukul 4 lebih tapi Da Hae belum juga sampai. Do Hoon mulai khawatir. Terdengar kasak-kusuk tamu yang hadir karena acara tak juga dimulai.
Presdir menahan kesal karena yang datang adalah orang-orang penting sampai kapan Da Hae akan membuat orang yang berada disini menunggu. Ia bertanya pada Do Hoon apa Da Hae masih belum ada disini. Do Hoon berkata kalau ia baru saja bicara dengan Da Hae, dia akan segera datang.
Do Kyung mengusulkan agar memulai acaranya terlebih dahulu. Meskipun ketua yayasan tak ada disini bukankah kita bisa memulai dari program perdana yayasan. Presdir setuju usul Do Kyung, ia menyuruh Ha Ryu untuk memulai acaranya. Ha Ryu memberi aba-aba pada MC agar memulai acaranya.
Da Hae sampai di gedung Baek Hak. Ia segera lari menaiki tangga untuk mengejar waktu karena ia sudah terlambat.
Di pembuka acara ditampilkan pemutaran video. Walikota Seok bertanya pada Do Hoon kapan ketua Joo Da Hae tiba. Do Hoon meminta walikota Seok untuk menunggu sebentar lagi. Presdir yang mendengarnya tentu saja menahan kesal. Ha Ryu diam saja ia tersenyum sinis.
Tepat saat itu Da Hae sampai. Presdir menahan kesal menanyakan apa yang terjadi pada Da Hae, kenapa baru muncul sekarang. Do Hoon yang juga khawatir bertanya apa semuanya baik-baik saja karena ia melihat Da Hae terlihat tidak sehat. Da Hae minta maaf pada semua atas keterlambatannya. Do Hoon menatap curiga.
Ha Ryu menatap tajam Da Hae dalam hati ia berkata, “Bagus Joo Da Hae kau sudah datang.”
Da Hae pun menatap tajam Ha Ryu. Ia seolah mendengar apa yang Ha Ryu gumamkan dalam hati. “Ya, aku sudah datang. Dengan sesuatu seperti itu apa kau pikir aku akan pingsan lagi?” batin Da Hae.
Manajer penanggung jawab acara menghampiri meja mereka. Ia berbisik pada Da Hae mengatakan bahwa ketika pemutaran video selesai maka Joo Da Hae dipersilakan naik ke podium. Karena saat itu Da Hae harus menyampaikan pidato pelantikan.
Da Hae pun bersiap akan menuju podium.
Manajer memberikan map yang berisi bahan podato Da Hae. Manajer mengatakan kalau ini dibuat berdasarkan pidato yang sebelumnya Da Hae berikan padanya.
Manajer kemudian memberikan sebuah MP3 pada Da Hae, “Pengacara Cha memintamu untuk mendengarkan ini sebelum kau naik.”
Da Hae heran, “Pengacara Cha?”
Do Hoon melihatnya dan penasaran apa itu yang diterima Da Hae.
Da Hae pun mendengarkan rekaman dari MP3 itu. Terdengar kalau itu rekaman suara dirinya ketika menelepon Ha Ryu.
“Kalau aku menemui ayahmu dan memberitahunya bahwa Ha Ryu sudah meninggal, apa yang akan terjadi padanya? Kudengar dia tak begitu sehat. Bukan hanya kau tapi orang-orang di sekitarmu juga akan terluka. Kau tak bisa mengalahkanku.”
Da Hae tercengang mendengar rekaman suaranya. Ia melepas MP3 dan menoleh menatap Ha Ryu dengan tatapan terkejut. Ha Ryu pun membalas menatapnya dan menyeringai puas melihat keterkejutan Da Hae.
Pemutaran video selesai, MC acara pun mempersilakan ketua yayasan naik ke podium untuk menyampaikan pidatonya. Dengan gugup Da Hae naik ke podium, terdengar riuh tepuk tangan tamu yang hadir.
Da Hae berusaha menguasai dirinya, ia membuka map yang sudah disiapkan dan terkejut karena di dalamnya ada dua berkas. Yang satu pidato yang harus ia sampaikan, yang satu sebuah peringatan.
“Kupikir, aku bukan orang yang tepat untuk posisi ketua. Aku akan mengundurkan diri dari posisi ketua.”
Da Hae terkejut membaca tulisan yang harus ia ucapkan dalam mengisi pidatonya. Ia menatap terkejut Ha Ryu.
Da Hae tampak diam menimbang-nimbang keputusan mana yang harus ia ambil.
Presdir kembali menahan kesal karena Da Hae terlalu lama berdiri tak juga berpidato. Tamu undangan pun kasak-kusuk.
Da Hae pun mengambil keputusan, ia menatap tajam Ha Ryu. “Hadirin sekalian, aku pikir, aku bukan orang yang tepat untuk posisi ketua. Aku akan mengundurkan diri dari pisisi ketua. Maafkan aku.”
Semua terkejut atas apa yang disampaikan Da Hae. Apalagi presdir, ia tak menyangka Da Hae akan melakukan hal yang memalukan seperti ini di depan tamu-tamu penting dan di acara sepenting ini.
Wartawan berebut ke depan untuk memotret Da Hae.
Do Hoon menatap Da Hae dan Ha Ryu bergantian, ia tak mengerti apa yang terjadi diantara keduanya.
Da Hae masih menatap tajam Ha Ryu. Ia terpaksa mengambil keputusan ini. Ia tak mau rekaman yang tadi tersebar keluar.
Ditunggu lanjutannya ^^
ReplyDeleteJo Da Hee nggak capek bohong terus ya...
ReplyDeleteDa Hee ini wanita ulet...ulet bikin emosi....
ReplyDelete