Berita di televisi menyebutkan bahwa Presdir Baek dilarikan ke rumah sakit karena zat beracun. Ha Ryu yang melihat berita itu segera menuju kediaman keluarga Baek. Bibi Ji Mi yang kesal mematikan televisi. Dari hasil tes menyatakan bahwa obat yang lain tidak mengandung zat berbahaya. Bibi Ji Mi ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi.
Do Kyung meminta Da Hae mengaku, “Masuk diantara aku dan ayahku, kau menginginkan posisi ketua yayasan dicabut dariku. Katakan saja dengan begitu aku akan turun!” Da Hae menegaskan kalau bukan dirinya yang meracuni Presdir Baek.
Do Hoon meninggikan suaranya mendengar Da Hae dituduh yang tidak-tidak. Bagaimana bisa kakaknya mengatakan itu, apa kakaknya ini benar-benar berfikir kalau Da Hae yang melakukannya. Bibi Ji Mi tambah kesal mendengar keributan ini. Ia mengingatkan kalau ayah mereka bisa saja mendengar keributan ini.
Do Kyung tak percaya ternyata Do Hoon masih saja membela Da Hae. Apa Do Hoon tak melihat kalau ayah mereka pingsan. “Baek Do Hoon, apa kau masih tak tahu apa yang terjadi? Apa kau begitu bodoh?”
Do Hoon masih meninggikan suaranya, “Lalu bagaimana dengan kakak? Tanpa bukti apapun, kenapa kau menuduh Da Hae atas apa yang terjadi? Apa motifmu? Tak peduli betapa kerasnya aku mencoba berfikir yang sebaliknya, melihat kakak menuduhnya seperti ini, aku tak bisa menghindar dari berfikiran yang salah.”
Do Kyung tercengang Do Hoon giliran menuduh dirinya yang tidak-tidak. Da Hae membenarkan perkataan Ho Hoon. Apa yang Do Hoon katakan menurutnya tak ada yang salah, kenapa Do Kyung terus menerus menuduhnya.
Do Kyung marah dan akan melayangkan tamparan ke wajah Da Hae. Tapi dengan sigap Da Hae menahan tangan Do Kyung. Do Kyung berusaha melepaskan diri tapi pipinya malah terluka tergores kuku. Pipinya berdarah.
Melihat ada noda darah Do Kyung makin marah dan berniat menampar Da Hae lagi. Tapi kali ini Do Hoon yang menahan tangan Do Kyung. Do Hoon memohon kakaknya menghentikan ini.
Tepat saat itu Ha Ryu sampai di rumah keluarga Baek. Ia menarik paksa tangan Do Hoon, “Apa yang kau lakukan pada kakakmu?” Do Hoon yang sudah emosi tambah marah. Ia mencengkeram kerah baju Ha Ryu. Ha Ryu pun melakukan hal yang sama. Kedua pria ini saling mencengkeram baju. Mereka yang berada di ruangan itu terkejut.
Prang.... Terdengar sesuatu pecah. Presdir Baek bangun mendengar keributan ini dan membanting guci dengan sengaja. “Apa yang kalian lakukan?” bentak Presdir marah. Ia meminta Ha Ryu dan Do Hoon menghentikan keributan. Presdir Baek berdiri sempoyongan.
Do Kyung dan Da Hae segera memegangi Presdir. Bibi Ji Mi pun terlihat khawatir dengan kondisi kakaknya. Presdir yang kesal mendengar keributan mereka melepaskan diri dan kembali ke kamarnya. Bibi Ji Mi juga ikut marah melihat keributan tadi dan menyuruh mereka bubar.
Do Kyung dan Ha Ryu bicara berdua di kafe. Ha Ryu yang mengerti perasaan Do Kyung menggenggam tangan Do Kyung. “Apa kau baik-baik saja?” tanya Ha Ryu khawatir. Do Kyung yang terkejut dengan genggaman tangan Ha Ryu mengatakan kalau ia merasa dirinya buruk karena Ha Ryu harus melihat keributan di rumahnya.
Ha Ryu menyampaikan kalau ia segera datang ke rumah keluarga baek setelah melihat berita di TV. Ia tadi juga mendengar apa yang Do Hoon katakan. “Apa kau dituduh menjadi penyebab pingsannya Presdir Baek?” Menurut Ha Ryu tak masuk akal kalau Do Kyung yang sengaja melakukan itu terhadap Presdir Baek. Do Kyung diam saja.
Ha Ryu berharap Do Kyung mengatakan sesuatu padanya supaya ia bisa mengambil tindakan. “Kenyataan bahwa zat beracun itu adalah anti beku, aku mendengarnya dari berita. Hal ini akan dimengerti kalau Presdir berada dilokasi konstruksi. Tapi bagaimana bisa Presdir melakukan kesalahan dengan air?” (salah minum air)
Do Kyung kaget mendengar pernyataan Ha Ryu, “Air?” “Bukankah itu karena dia meminum anti beku secara tak sengaja?” Tebak Ha Ryu mengira Presdir Baek salah meminum air. Do Kyung jadi menebak kalau penyebab ayahnya pingsan bukanlah karena obat tapi karena air.
Pecahan guci dibersihkan oleh pelayan yang ada disana. Da Hae dan Do Hoon masih berada di ruang tamu. Da Hae sudah bisa melihat kalau ayah mertuanya pasti sangat marah, apa yang harus mereka lakukan. Bibi Ji Mi berkata pada Miss Kim, pelayan yang sedang bersih-bersih. Ia menyuruh Miss Kim untuk membersihkan pecahan itu hingga bersih supaya tak ada yang terluka karena pecahannya.
Do Kyung dan Ha Ryu kembali ke rumah. Do Kyung bertanya pada Miss Kim, di malam ayahnya pingsan siapa yang bertugas di dapur. Miss Kim menjawab kalau yang bertugas di dapur adalah pelayan lain yang bernama Mi Young. Do Kyung menyuruh Miss Kim untuk memanggilkan Mi Young segera. Miss Kim mengatakan kalau Mi Young sudah berhenti bekerja semalam. Do Kyung terkejut dan panik. Ia menyuruh Miss Kim untuk segera menghubungi Mi Young.
Ha Ryu melirik menatap curiga ke arah Da Hae, keduanya bertemu pandang. Bibi Ji Mi ingin tahu kenapa Do Kyung mencari Mi Young. Do Kyung menjelaskan kalau ayahnya pingsan bukan karena obat melainkan karena air yang diminum ayahnya. Miss Kim yang mencoba menghubungi Mi Young ternyata tak bisa. Ponsel Mi Young tak aktif. Ha Ryu bertanya pada Miss Kim dimana rumah Mi Young. Miss Kim mengatakan kalau Mi Young rumahnya di daerah Bhang Wha-dong tapi ia tak tahu pasti dimana alamatnya. Ia akan mencari tahu dimana alamat pastinya tempat tinggal Mi Young.
Ha Ryu tak mau membuang waktu ia akan segera ke daerah itu. Ia harap Do Kyung segera menghubunginya untuk memberi tahu alamat lengkap Mi Young. Ia pasti akan menemukannya. Do Kyung setuju.
Sebelum pergi Ha Ryu kembali melirik menatap dengan tatapan menuduh ke arah Da Hae. “Joo Da Hae, itu perbuatanmu kan? Aku akan mengungkapkan kebenarannya.” batin Ha Ryu.
Setelah Ha Ryu pergi Do Kyung masih menatap curiga pada Da Hae. Ia meminta Da Hae tetap menunggu disini. Kalau Mi Young sudah kembali kesini maka dia akan memberi tahu apa yang sudah Da Hae lakukan. Da Hae juga akan menunggu kedatangan Mi Young karena ia tak melakukan apapun terhadap Presdir. Ia berharap pengacara Cha kembali membawa Mi Young dan mereka pasti akan tahu siapa yang sebenarnya melakukan ini.
Do Hoon yang masih kesal dengan tuduhan kakaknya mengajak Da Hae kembali ke kamar mereka. Bibi Ji Mi menyarankan Do Kyung untuk istirahat di kamar saja karena ia melihat Do Kyung juga tak begitu sehat. Ia akan membawakan alamat Mi Young ke kamar Do Kyung. Do Kyung yang menyadari dirinya kelelahan segera ke kamar. Ok dan wajah Bibi Ji Mi pun terlihat waspada.
Miss Kim menuliskan alamat tempat tinggal Mi Young. Bibi Ji Mi menunggu tulisan alamat itu. Ia menerima alamat itu dan mengatakan kalau ia-lah yang akan membawakan tulisan alamat ini pada Do Kyung. Tapi Bibi Ji Mi malah ke kamar Da Hae lebih dulu. Ia perlu bicara berdua dengan Da Hae.
Keduanya pun bicara di kamar Bibi Ji Mi. Bibi Ji Mi pun mengungkapkan pada Da Hae kalau dirinya-lah yang menyebabkan Presdir Baek pingsan. “Orang yang meracuni ayah mertuamu, akulah yang melakukannya!”
Da Hae tercengang tak menyangka. Bibi Ji Mi menjelaskan kalau malam itu ketika Da Hae masuk ke dapur dan mengambil obat untuk ayah mertua Da Hae, bukankah ia sedang minum di dapur. Da Hae yang masih kaget mengangguk membenarkan.
“Ketika aku sedang minum di bawah meja aku melihat satu dirigen penuh anti beku. Orang-orang yang bekerja di kebun pagi itu meninggalkannya di dapur dan pulang.”
Da Hae ke dapur menyiapkan obat untuk ayah mertuanya.
“Ketika aku melihatmu mengambil obat untuk ayah mertuamu tiba-tiba pemikiran ini datang padaku.”
Da Hae menuangkan air minum ke gelas yang akan ia bawa ke kamar Presdir Baek. Melihat Da Hae melakukan itu, Bibi Ji Mi meminta tolong pada Da Hae untuk mengambilkan majalah di lantai atas. Dengan senang hati Da Hae pergi mengambilkannya.
“Ketika aku melihatmu naik ke lantai atas, didalam air minum kakakku, aku menuangkan sedikit anti beku. Dengan jumlah yang sedikit, itu tak akan membunuhnya. Aku tahu itu hanya akan memberinya iritasi. Tapi sayangnya, Mi Young melihatku melakukan hal itu.”
Bibi Ji Mi yang tekejut berusaha bersikap santai seolah tak terjadi apapun. Mi Young yang terkejut dan takut segera meninggalkan dapur. Da Hae datang membawakan majalah yang diminta Bibi Ji Mi. Ia kemudian membawa obat dan air itu menuju kamar Presdir Baek.
“Hari setelah dia pingsan, Mi Young datang ke kamarku.”
Bibi Ji Mi melepas cincin berlian miliknya. Ia memberikan itu pada Mi Young. Ia berpesan Mi Young jangan pergi ke sembarang toko untuk menjual cincin itu. “Pergilah ke toko dimana mereka akan membayar dengan harga yang pantas dan jangan datang lagi padaku. Kalau kau serakah, kau mungkin akan mati karena terlalu banyak keinginan.”
Mi Young mengerti dan sejak saat itu ia meninggalkan kediaman keluarga Baek.
Bibi Ji Mi menyuruh Da Hae cepat pergi menemui Mi Young sekarang. Ia menyerahkan alamat Mi Young yang ia dapatkan dari Miss Kim. “Tak peduli apapun, Kau harus menghentikan pengacara Cha bertemu dengan Mi Young.”
“Aku?” Da Hae kaget kenapa Bibi Ji Mi menyuruhnya melakukan ini. Bibi Ji Mi bertanya apa Da Hae bahkan tak bisa melakukan hal ini untuknya. Bibi Ji Mi mengatakan kalau ia sudah menyembunyikan dari semua orang kenyataan bahwa Da Hae sudah memiliki anak.
Da Hae semakin tercengang mendengar Bibi Ji Mi tahu kalau dirinya sudah memiliki anak. Bibi Ji Mi mengatakan kalau dari awal ia sudah tahu tentang Da Hae yang sudah punya anak. Tapi ia tak mengatakan apapun pada siapapun. Bibi Ji Mi pun mengancam kalau masalah dirinya yang meracuni Presdir terbongkar maka ia akan memberi tahu semua orang kalau Da Hae sudah memiliki anak.
Bibi Ji Mi tersenyum menantang, “Apa kau hanya akan duduk saja? pengacara Cha sudah pergi ke Bang Wha-dong. Bagaimana kau akan menghentikannya? Cepat pergilah Da Hae!”
Da Hae yang cemas sekaligus panik tak berfikir dua kali. Ia segera mengambil kertas bertuliskan alamat Mi Young dan segera pergi menuju alamat yang dimaksud.
Di dalam mobil menuju rumah Mi Young, Da Hae terngiang ucapan Bibi Ji Mi tadi. Ucapan yang mengatakan kalau Bibi Ji Mi tahu dirinya memiliki seorang putri. Da Hae tak konsentrasi menyetir, lampu merah hampir ia terobos dan pengguna jalan yang tengah menyebrang hampir saja ia tabrak kalau saja ia tak segera menginjak rem.
Ha Ryu yang dalam perjalanan menuju rumah Mi Young menerima telepon dari Do Kyung yang memberi tahu padanya dimana alamat rumah Mi Young. Ha Ryu mengerti dan akan segera kesana.
Dalam perjalanan menuju rumah Mi Young, Da Hae berfikir keras bagaimana menghentikan Ha Ryu yang juga sedang menuju kesana. Ia menghubungi kakaknya, “Oppa apa kau bisa melaporkan pencurian mobil pada polisi? mobil itu menuju Bang Wha-dong.” Da Hae pun menyebutkan nomor plat mobil yang dikendarai Ha Ryu.
Benar saja, ketika Ha Ryu tergesa-gesa menuju rumah Mi Young. Polisi menghentikan laju mobilnya. Polisi pun memeriksa SIM Ha Ryu. Ha Ryu yang heran bertanya ada apa, kenapa dirinya tiba-tiba dihentikan di tengah jalan seperti ini.
Polisi mengatakan kalau mobil yang dikendarai Ha Ryu dilaporkan telah dicuri. Ha Ryu bingung apa maksudnya dicuri, ini mobilnya sendiri.
Polisi pun ingin memastikan dengan melihat SIM Ha Ryu. Ha Ryu pun menunjukan SIM identitas Jae Woong. Polisi menelpon kantor untuk memeriksa SIM, apa benar pemilik mobil ini Cha Jae Woong. Ga ada masalah donk, lha wong itu beneran mobilnya Jae Woong.
Ha Ryu pun sampai di tempat tujuan. Ia berdiri di depan rumah Mi Young. Beberapa kali Ha Ryu mengetuk pintu tapi tak ada sahutan dari si penghuni rumah. Ternyata Da Hae telah sampai dulu disana dan mengamankan Mi Young. Keduanya melihat dari kejauhan Ha Ryu yang memanggil sambil menggedor pintu rumah Mi Young. Mi Young panik tempat tinggalnya diketahui. Da Hae segera membawa pergi Mi Young.
Dalam mobil menuju pulang Da Hae menghubungi Bibi Ji Mi. Ia memberi tahu kalau Mi Young akan tinggal dengan sanak saudara Mi Young. Jadi tak ada yang perlu Bibi Ji Mi khawatirkan. “Benarkah?” Bibi Ji Mi terlihat senang dan memuji kalau Da Hae sudah melakukannya dengan bagus.
Di rumah, Bibi Ji Mi memarahi Miss Kim yang terus minta maaf karena ada anti beku di dalam rumah. Do Hoon dan Do Kyung juga ada disana mendengarkan. Bibi Ji Mi juga marah kenapa ada anti beku di dapur bukankah itu untuk kebun, apa seperti ini pelayan di rumah melakukan pekerjaan.
Do Kyung menerima telepon dari Ha Ryu. Ha Ryu yang masih di depan rumah Mi Young mengatakan kalau dirinya tak bertemu dengan Mi Young. Dia sudah menghilang. Do Kyung yang kecewa mengerti.
Do Hoon menebak kalau Mi Young itu pasti sudah melarikan diri karena takut terhadap kesalahan yang dilakukannya. Bibi Ji Mi masih sok memarahi Miss Kim apa yang akan Miss Kim lakukan sekarang setelah Mi Young tak ditemukan, apalagi kesehatan Presdir terancam dan antara saudara (Do Kyung - Do Hoon) terjadi keributan yang menyebabkan gangguan di keluarga. Miss Kim yang dimarahi menunduk diam.
Presdir yang kesehatannya sudah lebih baik meminta mereka berhenti melakukan hal ini. Ia berpesan agar jangan membuat insiden ini menjadi masalah, lupakan saja masalah ini. Anggap tak pernah terjadi. Bibi Ji Mi terlihat puas setelah mendengar kakaknya mengatakan itu.
Do Kyung dan Ha Ryu bertemu di kafe. Do Kyung menceritakan kejadian di rumah dimana ayahnya sudah tak mempermasalahkan masalah ini. Ha Ryu bersyukur, ia ikut tenang kalau semuanya tak ada kejadian yang serius. Do Kyung minta maaf karena sudah membuat Ha Ryu pergi ke tempat Mi Young tanpa membuahkan hasil. Ha Ryu bilang itu tak masalah baginya.
Melihat Do Kyung diam saja, Ha Ryu pun akan pamit. Tapi Do Kyung memanggil mengentikan Ha Ryu yang akan pergi. Do Kyung bingung mengatakannya bagaimana. Dengan ragu-ragu Do Kyung bertanya bukankah Ha Ryu belum makan malam. “Maukah kau makan malam bersama?” ajak Do Kyung. Ha Ryu bersedia.
Keduanya makan di restouran. Do Kyung merasa pasti sekarang perasaan Ha Ryu sedang tak enak karena ia sudah bersikap dingin pada Ha Ryu. Ha Ryu bilang tidak, ia tahu kalau ia terlalu fokus pada perasaannya sendiri. Do Kyung pun menganggap kalau pernyataaan Ha Ryu tadi benar kalau Ha Ryu memahami perasaannya.
Ha Ryu berkata kalau Do Kyung harus menjadi ketua yayasan dan Do Kyung tak boleh memberikan posisi itu pada Da Hae. Do Kyung meyakinkan kalau itu tak akan terjadi. Ia tak akan memberikan posisi ketua yayasan pada Da Hae karena pada awalnya ia-lah yang menjadi ketua dan hanya karena yayasan sekarang menjadi lebih berkembang bukan berarti mengganti ketuanya. Ha Ryu berjanji kalau ia akan bekerja keras menjadi konsultan pengacara di yayasan berada di samping Do Kyung.
“Aku akan selalu di sampingmu!” tegas Ha Ryu tanpa menatap Do Kyung. “Aku tak bisa menahan untuk selalu khawatir padamu setiap saat. Aku merasa kalau aku perlu melindungimu.”
Do Kyung terdiam dan memandang pria yang ada di depannya ini dengan tatapan sendu. Huhu.
Da Hae ke kamar Bibi Ji Mi. Bibi Ji Mi menceritakan kapan ia melihat Da Hae bersama putri Da Hae, Eun Byul. “Aku melihat kalian berdua di mall beberapa tahun lalu. Aku melihat kalian berdua belanja pakaian.”
Bibi Ji Mi minta maaf karena tak memberi tahu kalau ia sudah mengetahuinya. Da Hae bertanya ia ingin tahu alasan Bibi Ji Mi selama ini merehasiakan hal itu pada keluarga. Bibi Ji Mi malah balik bertanya untuk apa ia harus memberi tahu mereka tentang ini. “Di rumah ini aku bisa memanfaatkan seseorang untuk berada di pihakku.”
“Apa aku berada di pihakmu?” tanya Da Hae.
“Aku berfikir kalau kita berada dipihak yang sama, bukankah begitu?” sahut Bibi Ji Mi.
Da Hae : “Dengan sedikit informasi tentang aku, apa kau akan memanfaatkan aku sesuai keinginanmu, seperti hari ini?”
Bibi Ji Mi berkata kalau memang itu diperlukan ia akan memanfaatkan Da Hae. Tapi sebelum ia melakukan itu lebih baik Da Hae mengurus masalah itu sendiri. Da Hae mencoba menahan diri, ia bertanya apa yang sebenarnya Bibi Ji Mi inginkan.
Bibi Ji Mi mencibir, “Apa yang sebenarnya kuinginkan? Kau menginginkan semua hal tentang Baek Hak, kan? Aku tak membutuhkan uang ataupun perusahaan. Keluarga Baek Chang Hak saling menyerang satu sama lain, aku ingin melihat keluarga ini hancur. Bukankah kau sudah merasakannya pagi ini.”
Da Hae mengingatkan kalau sekarang dirinya juga keluarga Presdir Baek. Bibi Ji Mi tertawa, “Sudah kubilang padamu kau dan aku bukan bagian dari keluarga ini.”
Malam hari Do Hoon terbangun dan tak melihat Da Hae berada di sisinya. Ia melihat Da Hae duduk melamun di kursi. Do Hoon bangkit dari tempat tidur dan duduk di samping Da Hae.
Do Hoon menebak kalau Da Hae masih berfikiran tentang tuduhan bahwa Da Hae yang meracuni Presdir. Ia menggenggam tangan istrinya dan minta maaf karena Da Hae harus mengalami peristiwa ini. Tapi karena insiden ini sudah diselesaikan maka Da Hae tak perlu mengkhawatirkannya lagi. Da Hae tersenyum mengerti. (padahal kegalauan Da Hae bukan karena itu ya)
Sarapan pagi di keluarga Baek. Bibi Ji Mi khawatir apa kakaknya ini tak apa-apa kalau sarapannya sama dengan mereka. Presdir Baek meyakinkan kalau sekarang ia sudah tak apa-apa, Jangan khawatirkan dirinya lebih baik mereka makan saja. Ia melihat kursi di samping Da Hae masih kosong, kenapa Do Hoon belum juga turun. Da Hae berkata kalau Do Hoon sebentar lagi akan segera turun dari kamar.
Mereka pun sarapan bersama. Bibi Ji Mi melirik ke arah Da Hae. Keduanya saling bertemu pandang tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Da Hae berusaha memalingkan wajahnya dari Bibi Ji Mi. Do Hoon sampai di ruang makan tapi ia tak ikut sarapan. Ia pamit akan berangkat ke kantor lebih dulu. Da Hae akan menyusul suaminya tapi Do Kyung mencegah meminta Da Hae membiarkan Do Hoon. Ia menyuruh Da Hae untuk meneruskan makan saja. Bibi Ji Mi bergumam kalau setelah perseteruan antar saudara Do Hoon mungkin tak merasa nyaman makan bersama seperti ini. Ia menyindir kalau ini benar-benar rumah tangga yang baik.
Do Kyung ingat kalau hari ini ayahnya harus memutuskan siapa yang akan menjadi ketua yayasan. Presdir ingat itu. Do Kyung menyarankan lebih baik dilewatkan saja upacaranya dan kirimkan saja sertifikat pengangkatan dirinya.
Da Hae yang juga ingin menjadi ketua yayasan berkata kalau menjadi ketua yayasan adalah sesuatu yang benar-benar ingin ia lakukan. Do Kyung geram mendengarnya. Presdir melerai mengingatkan keduanya. Da Hae mengusulkan kalau menurut aturan biarkan dewan direksi yang melakukan voting. Do Kyung kesal dengan keinginan Da Hae. Presdir yang tak mau lagi ada keributan melerai keduanya, sudah cukup jangan mengatakan apapun lagi.
Da Hae berada di kamarnya sudah siap akan berangkat ke kantor. Tepat saat itu Bibi Ji Mi masuk ke kamarnya. Da Hae mengatakan kalau dirinya akan berangkat ke kantor. Bibi Ji Mi tahu dengan pasti kalau saat ini Da Hae sedang berusaha menghindar darinya. Da Hae berusaha tersenyum berkata sama sekali tidak. Bibi Ji Mi meminta Da Hae duduk sebentar.
“Karena aku hanya memberimu tugas yang sulit dan memanfaakanmu sekarang kau menghindar dariku.” Bibi Ji Mi mengingatkan kalau dirinya ini orang yang sangat menguntungkan bagi Da Hae. Jadi ia harap Da Hae berhenti terus menghindar darinya. “Posisi ketua yayasan kau menginginkannya kan?”
Dengan sorot mata tajam Da Hae mengiyakan pertanyaan Bibi Ji Mi. “Aku benar-benar ingin menjadi ketua yayasan!”
Bibi Ji Mi tahu kalau posisi ketua yayasan seharusnya diputuskan hari ini. Ia ingin tahu apa yang akan Da Hae lakukan dimenit-menit terakhir seperti ini. Da Hae berkata kalau ia akan menemui para dewan direksi satu persatu meminta bantuan dari mereka. “Bibi, apa kau bisa meminta bantuan pada ayah mertua?”
Bibi Ji Mi tertawa dan menilai kalau dewan direksi hanyalah sebuah boneka, apa Da Hae masih belum tahu itu. “Membentuk yayasan baru atau apapun itu adalah untuk membuat Seok Tae Il menjadi presiden di negara ini.”
Da Hae heran, “Mantan walikota Seok Tae Il?” Bibi Ji Mi pun memberi saran, sekarang segera temui Seok Tae Il.
Da Hae mengerti maksud bibi Ji Mi, “Apa kau menyuruhku untuk meyakinkan mantan walikota Seok Tae Il?”
Bibi Ji Mi berpesan ketika Da Hae nanti bertemu dengan walikota Seok ingatlah satu hal. “Saat kau bicara dengannya kau harus menggunakan bahasanya.” Da Hae yang penasaran ingin tahu apa maksud Bibi Ji Mi.
Bibi Ji Mi menjelaskan kalau Seok Tae Il itu seseorang yang keras terhadap tatanan sosial. Untuk seseorang yang kedudukannya lebih tinggi, dia akan menjilat tanpa malu. Tapi kalau dia melihat orang lain yang kelas sosialnya lebih rendah dia akan mengeram. Kalau mendirikan yayasan berarti membuat Seok Tae Il menjadi presiden bukankah lebih baik pandangan Presdir Baek untuk melihat ketua yayasan yang baru dan Seok Tae Il terlihat akur satu sama lain.
Da Hae mengerti maksud perkataan Bibi Ji Mi. Ia akan segera menemui walikota Seok.
Da Hae pun berkunjung ke rumah Walikota Seok. Da Hae memperkenalkan dirinya. Walikota Seok mendengar kalau Da Hae ini menantu terbaik Presdir Baek. Ia senang bisa bertemu dengan Da Hae. Da Hae datang ke rumah walikota Seok tentu saja tidak dengan tangan kosong. Ia membawa gingseng kecil dan berharap itu untuk usaha besar walikota Seok dimasa mendatang. Tak hanya untuk walikota Seok, Da Hae juga membawakan bingkisan untuk putri walikota Seok. (padahal Da Hae belum tahu siapa putri walikota Seok)
Walikota Seok penasaran apa yang membawa seseorang yang penting seperti Da Hae datang berkunjung ke rumahnya. Da Hae tersenyum dan merasa kalau ia seharusnya datang lebih awal untuk mengenalkan diri pada walikota Seok, ia menunduk sopan minta maaf. Da Hae tahu kalau walikota Seok pasti sangat sibuk jadi ia akan langsung saja ke pokok pembicaraan.
“Di depan nama anda, Seok Tae Il, aku lebih suka menambahkan ‘Presiden’ daripada walikota.” Ucap Da Hae seraya tersenyum. Apa yang Da Hae ucapkan membuat hati walikota Seok tentu saja berbunga-bunga, senangnya bukan main ada yang mengagungkan dirinya seperti ini. Da Hae pun berkata kalau walikota Seok bisa memanfaatkan dirinya sesuai keinginan Walikota Seok. “Dalam usahamu untuk memasuki Blue House, aku akan membersihkan jalan menuju ke sana untukmu.” Walikota Seok tertawa senang dan menilai ucapan Da Hae ini sungguh menarik.
Terdengar seseorang membuka pintu. Walikota Seok menebak kalau putrinya sepertinya sudah kembali dari berbelanja.
Dan benar saja Soo Jung sampai di rumah dan terkejut melihat Da Hae. Da Hae juga sama terkejutnya. Ternyata putri walikota Seok itu Seok Soo Jung. Melihat Da Hae di rumahnya Soo Jung jelas menunjukan ketidaksukaannya. Walikota Seok tak menyangka ternyata Da Hae dan Soo Jung sudah saling mengenal.
Da Hae dan Soo Jung bicara berdua di kafe. Da Hae menebak kalau pasti Soo Jung-lah yang merekomendarikan Pengacara Cha sebagai pengacara konsultasn pada ayah Soo Jung. Soo Jung membenarkan ia sama sekali tak menyangkal. Da Hae ingin tahu apa ada alasan kenapa Soo Jung melakukan itu.
Dengan sinis Soo Jung mengatakan kalau pengacara Cha Jae Woong memiliki kekampuan yang tinggi dan jujur. Apa harus ada alasan lain. Da Hae pun ingin tahu apa Soo Jung menyadari sesuatu yang aneh tentang pengacara Cha akhir-akhir ini. Soo Jung yang sudah tahu tentang Ha Ryu tak terpancing emosi ia malah balik bertanya sesuatu yang aneh seperti apa, kenapa Da Hae menanyakan itu padanya.
Melihat sikap Soo Jung yang sinis padanya Da Hae merasa heran, “Apa kau marah padaku?”
“Tidak.” jawab Soo Jung dingin. Soo Jung berdiri akan pergi dari sana. “Hanya saja biasanya aku tak suka pada tipe orang sepertimu.”
Da Hae tersenyum sinis Soo Jung yang berjalan menjauh darinya.
Di ruang Presdir, Do Kyung mengajak dewan direksi yang setuju dirinya menjadi ketua yayasan. Presdir pun bertanya langsung pada Direktur Joo dan Direktur Shin, ia ingin tahu pendapat keduanya. Keduanya sepakat dan berkata kalau semua dewan direksi merekomendasikan Direktur Baek Do Kyung untuk menempati posisi ketua yayasan. Presdir pun akan mengumumkan ketua yayasan pada media secara pribadi. Do Kyung tersenyum senang dan mengajak dua dewan direksi ini makan siang bersama.
Usai makan siang di kantornya, Do Kyung mendapat kunjungan dari Walikota Seok. Do Kyung minta maaf karena sudah membuat walikota Seok menunggu lama. Walikota Seok juga minta maaf karena ia datang tanpa membuat janji terlebih dahulu. Do Kyung merasa heran kenapa Walikota Seok menemuinya bukankah ayahnya-lah yang ingin walikota Seok temui.
Walikota Seok tak berbasa-basi, ia langusng ke pokok permasalahan, mengenai yayasan ada sesuatu yang ingin ia diskusikan dengan Do Kyung. Do Kyung merasa walaupun komite beasiswa berubah menjadi yayasan ia menegaskan kalau dari awal itu tak akan pernah melibatkan politik.
Apa yang Do Kyung sampaikan sepertinya tak sesuai dengan harapan Walikota Seok jika Do Kyung menjadi ketua yaysannya. Walikota Seok yang kecewa segera meralat kalau yang akan ia bicarakan bukan tentang itu, “Aku datang kesini apakah ada pekerjaan di Baek Hak untuk putriku?”
Do Kyung minta maaf karena sudah salah menafsirkan maksud kedatangan walikota Seok. “Kalau begitu, bisakah anda mengirim resumenya padaku?” Do Kyung mengatakan kalau dirinya harus pergi rapat.
Huhu ternyata apa yang Do Kyung katakan tak sejalan dengan pemikiran walikota Seok. Ia merasa kalau Da Hae lah yang pantas menjadi ketua yayasan karena Da Hae sudah menyatakan kesiapsediaan untuk membantu dirinya memasuki Blue House.
Walikota Seok pun menemui Presdir. Presdir terkejut mendengar kalau walikota Seok tak mau bekerja dengan Do Kyung. Walikota Seok mengatakan kalau posisi ketua yayasan seharusnya diberikan kepada menantu presdir, Joo Da Hae. Presdir heran karena tak seperti biasanya walikota Seok bicara terus terang langsung pada tujuan seperti ini.
Walikota Seok berkata seandainya ia kalah dalam pemilihan kali ini maka Presdir Baek juga dipastikan akan mendapatkan pukulan keras. Presdir tentu saja tahu tentang resiko itu, pemilihan kali ini adalah tentang siapa yang akan memiliki kekuasaan dia yang akan menjadi pemenang pada akhirnya. Walikota Seok memuji kalau Presdir memiliki menantu yang sangat hebat. Presdir merasa tersanjung mendapat pujian seperti itu.
Do Kyung berniat menghubungi seseorang sepertinya Pengacara Cha. Ia menimbang-nimbang apa dirinya harus menelepon. Ketika ia akan menelepon hal itu tak jadi dilakukannya karena Do Hoon masuk ke kantornya. Do Kyung yang masih kesal diam saja.
Do Hoon berusaha bersikap manis pada kakaknya. Ia memberikan seikat rangkaian bunga cantik untuk Do Kyung. Do Hoon sengaja memilihkan bunga-bunga kesukaan kakaknya. Do Kyung tak bisa menolak itu, ia menerimanya. Do Kyung akan bicara tapi Do Hoon memohon kakaknya membiarkan dirinya yang bicara lebih dulu.
“Noona, maafkan aku. Kenapa aku terus keras kepala dan meminta hal yang mustahil? Hanya setelah aku mengacaukan semuanya aku minta maaf, karena aku terus meminta maaf atas tindakanku.”
Do Kyung tak mempermasalahkannya jadi ia minta Do Hoon menghentikan keributan ini. Do Hoon menyadari kalau dirinya selalu menyebabkan masalah bahkan sebelum ia menikah. Ia tak mengerti bagaimana bisa ia masih bersikap sama bahkan setelah ia menikah. “Aku juga akan meminta maaf pada Jae Woong hyung!” Do Kyung setuju Do Hoon juga harus minta maaf pada Pengacara Cha. Do Hoon berterima kasih karena pengertian kakaknya selama ini. Ia pun pamit akan menemui Jae Woong hyung-nya.
Do Hoon sampai di kantor pengacara. Ia merasa tak enak menemui Jae Woong hyung-nya karena merasa bersalah atas tindakannya kemarin. Ha Ryu senang melihat kedatangan Do Hoon. Do Hoon bertanya apa Ha Ryu sibuk. Ha Ryu bilang tidak dan mempersilakan Do Hoon untuk duduk.
Do Hoon tak tahu bagaimana harus minta maaf, “Hyung tentang masalah yang kemarin...” Belum sempat Do Hoon melanjutkan ucapannya Ha Ryu sudah menyodorkan tangannya untuk bersalaman, “Maafkan aku!” ucap Ha Ryu. Do Hoon menjabat tangan Ha Ryu. Ia tersenyum dan berkata kalau dirinya-lah yang seharusnya minta maaf. Ia sekarang bisa bernafas lega setelah melihat Jae Woong hyung-nya tersenyum. “Kau tak tahu, betapa aku merasa bersalah!” kata Do Hoon.
Ha Ryu berkata kalau ia juga merasa bersalah. Ia bertanya apa Do Hoon sudah berbaikan dengan kakak Do Hoon. Do Hoon mengiyakan ia mengatakan kalau dirinya memberi kakaknya bunga. Ia tahu kalau Jae Woong hyung-nya ini pasti memikirkan perasaan kakaknya. “Hanya kakakku satu-satunya yang ada di pikiranmu, kan?”
Ha Ryu mencoba tersenyum, “Apa itu kelihatan?” tanya Ha Ryu. “Sangat kelihatan!” sahut Do Hoon. Keduanya tertawa. Ha Ryu ingat kalau ada hal yang harus ia urus di kantor Do Kyung. Ia mengajak Do Hoon pergi sama-sama.
Presdir Baek pun memutuskan kalau Da Hae-lah yang akan menjadi ketua yayasan. Tentu saja Do Kyung tak bisa menerima keputusan ini. Ia meyakinkan kalau ayahnya pasti akan menyesal karena sudah mengambil keputusan ini. Tapi presdir sudah memutuskan kalau yang menjadi ketua yayasan adalah Da Hae. Jadi ia harap Do Kyung menerima keputusan penting ini. Do Kyung yang marah berkata kalau ia juga menyiapkan sendiri keputusan yang penting ini. Ia menatap marah Da Hae yang duduk tenang di ruangan itu. Ia keluar dari ruangan presdir dengan penuh emosi.
Da Hae mencoba mencari simpati ayah mertuanya. Ia meminta maaf karena sudah menyebabkan masalah dalam keluarga. Presdir berkata bukankah Da Hae juga melihat kalau hal ini sangat penting bagi keluarga mereka. Ia berpesan agar Da Hae bekerja dengan baik.
Da Hae berjanji kalau ia akan melakukan yang terbaik dan ayah mertuanya ini tak akan menyesal karena sudah menjadikan dirinya ketua yayasan. Da Hae tersenyum puas.
Ha Ryu sampai di kantor Do Kyung dan terkejut mendengar kalau Da Hae yang ditunjuk menjadi ketua yayasan. Do Kyung menyadari kalau ia memang belum memberikan yang terbaik bagi komite beasiswa. Tapi ia khawatir kalau Da Hae yang menjadi ketua yayasannya, Da Hae kemungkinan akan memaanfaatkan kekuasaan itu untuk kepentingan pribadi.
“Aku akan menghentikannya!” ucap Ha Ryu yakin. “Sebagai konsultan pengacara bagi yayasan aku akan mengawasinya setiap saat. Aku tak akan membiarkan Joo Da Hae melakukan apapun yang dia inginkan. Dia tak akan membiarkanku terus berada di posisi ini untuk waktu yang lama. Tapi aku akan membutuhkan bantuanmu.”
Do Kyung dan Ha Ryu menghadap Presdir Baek. Di ruangan Presdir masih ada Da Hae.
Do Kyung : “Seseorang dalam yayasan mengambil tindakan tanpa konsultasi, apalagi kalau itu keputusan yang salah maka akan sulit untuk merubahnya. Bukankah akan lebih baik kalau ada seseorang yang bertugas mengawasi dia dan memberikan dia nasehat?”
Ha Ryu berkata kalau ia akan melakukan hal yang dimaksud Do Kyung itu. Ia akan menjadi penasehat bagi ketua yayasan yang baru Joo Da Hae. Presdir setuju karena itu hal yang masuk akal dan pengacara Cha juga pengacara konsultan untuk yayasan Baek Hak. Tapi Da Hae tentu saja tak setuju bekerja bersama Ha Ryu.
Presdir menilai dalam sebuah organisasi memiliki seseorang yang akan mengawasi bukankah itu akan membantu Da Hae dalam hal meningkatkan yayasan. “Da Hae, kau harus menyetujui usulan ini!”
Ha Ryu tersenyum puas menatap Da Hae yang kesal karena harus bekerja dengannya. Da hae jelas tak ingin Ha Ryu mengganggu pekerjaannya.
Do Kyung meminta Da Hae mengaku, “Masuk diantara aku dan ayahku, kau menginginkan posisi ketua yayasan dicabut dariku. Katakan saja dengan begitu aku akan turun!” Da Hae menegaskan kalau bukan dirinya yang meracuni Presdir Baek.
Do Hoon meninggikan suaranya mendengar Da Hae dituduh yang tidak-tidak. Bagaimana bisa kakaknya mengatakan itu, apa kakaknya ini benar-benar berfikir kalau Da Hae yang melakukannya. Bibi Ji Mi tambah kesal mendengar keributan ini. Ia mengingatkan kalau ayah mereka bisa saja mendengar keributan ini.
Do Kyung tak percaya ternyata Do Hoon masih saja membela Da Hae. Apa Do Hoon tak melihat kalau ayah mereka pingsan. “Baek Do Hoon, apa kau masih tak tahu apa yang terjadi? Apa kau begitu bodoh?”
Do Hoon masih meninggikan suaranya, “Lalu bagaimana dengan kakak? Tanpa bukti apapun, kenapa kau menuduh Da Hae atas apa yang terjadi? Apa motifmu? Tak peduli betapa kerasnya aku mencoba berfikir yang sebaliknya, melihat kakak menuduhnya seperti ini, aku tak bisa menghindar dari berfikiran yang salah.”
Do Kyung tercengang Do Hoon giliran menuduh dirinya yang tidak-tidak. Da Hae membenarkan perkataan Ho Hoon. Apa yang Do Hoon katakan menurutnya tak ada yang salah, kenapa Do Kyung terus menerus menuduhnya.
Do Kyung marah dan akan melayangkan tamparan ke wajah Da Hae. Tapi dengan sigap Da Hae menahan tangan Do Kyung. Do Kyung berusaha melepaskan diri tapi pipinya malah terluka tergores kuku. Pipinya berdarah.
Tepat saat itu Ha Ryu sampai di rumah keluarga Baek. Ia menarik paksa tangan Do Hoon, “Apa yang kau lakukan pada kakakmu?” Do Hoon yang sudah emosi tambah marah. Ia mencengkeram kerah baju Ha Ryu. Ha Ryu pun melakukan hal yang sama. Kedua pria ini saling mencengkeram baju. Mereka yang berada di ruangan itu terkejut.
Prang.... Terdengar sesuatu pecah. Presdir Baek bangun mendengar keributan ini dan membanting guci dengan sengaja. “Apa yang kalian lakukan?” bentak Presdir marah. Ia meminta Ha Ryu dan Do Hoon menghentikan keributan. Presdir Baek berdiri sempoyongan.
Do Kyung dan Da Hae segera memegangi Presdir. Bibi Ji Mi pun terlihat khawatir dengan kondisi kakaknya. Presdir yang kesal mendengar keributan mereka melepaskan diri dan kembali ke kamarnya. Bibi Ji Mi juga ikut marah melihat keributan tadi dan menyuruh mereka bubar.
Do Kyung dan Ha Ryu bicara berdua di kafe. Ha Ryu yang mengerti perasaan Do Kyung menggenggam tangan Do Kyung. “Apa kau baik-baik saja?” tanya Ha Ryu khawatir. Do Kyung yang terkejut dengan genggaman tangan Ha Ryu mengatakan kalau ia merasa dirinya buruk karena Ha Ryu harus melihat keributan di rumahnya.
Ha Ryu menyampaikan kalau ia segera datang ke rumah keluarga baek setelah melihat berita di TV. Ia tadi juga mendengar apa yang Do Hoon katakan. “Apa kau dituduh menjadi penyebab pingsannya Presdir Baek?” Menurut Ha Ryu tak masuk akal kalau Do Kyung yang sengaja melakukan itu terhadap Presdir Baek. Do Kyung diam saja.
Do Kyung kaget mendengar pernyataan Ha Ryu, “Air?” “Bukankah itu karena dia meminum anti beku secara tak sengaja?” Tebak Ha Ryu mengira Presdir Baek salah meminum air. Do Kyung jadi menebak kalau penyebab ayahnya pingsan bukanlah karena obat tapi karena air.
Pecahan guci dibersihkan oleh pelayan yang ada disana. Da Hae dan Do Hoon masih berada di ruang tamu. Da Hae sudah bisa melihat kalau ayah mertuanya pasti sangat marah, apa yang harus mereka lakukan. Bibi Ji Mi berkata pada Miss Kim, pelayan yang sedang bersih-bersih. Ia menyuruh Miss Kim untuk membersihkan pecahan itu hingga bersih supaya tak ada yang terluka karena pecahannya.
Do Kyung dan Ha Ryu kembali ke rumah. Do Kyung bertanya pada Miss Kim, di malam ayahnya pingsan siapa yang bertugas di dapur. Miss Kim menjawab kalau yang bertugas di dapur adalah pelayan lain yang bernama Mi Young. Do Kyung menyuruh Miss Kim untuk memanggilkan Mi Young segera. Miss Kim mengatakan kalau Mi Young sudah berhenti bekerja semalam. Do Kyung terkejut dan panik. Ia menyuruh Miss Kim untuk segera menghubungi Mi Young.
Ha Ryu melirik menatap curiga ke arah Da Hae, keduanya bertemu pandang. Bibi Ji Mi ingin tahu kenapa Do Kyung mencari Mi Young. Do Kyung menjelaskan kalau ayahnya pingsan bukan karena obat melainkan karena air yang diminum ayahnya. Miss Kim yang mencoba menghubungi Mi Young ternyata tak bisa. Ponsel Mi Young tak aktif. Ha Ryu bertanya pada Miss Kim dimana rumah Mi Young. Miss Kim mengatakan kalau Mi Young rumahnya di daerah Bhang Wha-dong tapi ia tak tahu pasti dimana alamatnya. Ia akan mencari tahu dimana alamat pastinya tempat tinggal Mi Young.
Setelah Ha Ryu pergi Do Kyung masih menatap curiga pada Da Hae. Ia meminta Da Hae tetap menunggu disini. Kalau Mi Young sudah kembali kesini maka dia akan memberi tahu apa yang sudah Da Hae lakukan. Da Hae juga akan menunggu kedatangan Mi Young karena ia tak melakukan apapun terhadap Presdir. Ia berharap pengacara Cha kembali membawa Mi Young dan mereka pasti akan tahu siapa yang sebenarnya melakukan ini.
Do Hoon yang masih kesal dengan tuduhan kakaknya mengajak Da Hae kembali ke kamar mereka. Bibi Ji Mi menyarankan Do Kyung untuk istirahat di kamar saja karena ia melihat Do Kyung juga tak begitu sehat. Ia akan membawakan alamat Mi Young ke kamar Do Kyung. Do Kyung yang menyadari dirinya kelelahan segera ke kamar. Ok dan wajah Bibi Ji Mi pun terlihat waspada.
Miss Kim menuliskan alamat tempat tinggal Mi Young. Bibi Ji Mi menunggu tulisan alamat itu. Ia menerima alamat itu dan mengatakan kalau ia-lah yang akan membawakan tulisan alamat ini pada Do Kyung. Tapi Bibi Ji Mi malah ke kamar Da Hae lebih dulu. Ia perlu bicara berdua dengan Da Hae.
Keduanya pun bicara di kamar Bibi Ji Mi. Bibi Ji Mi pun mengungkapkan pada Da Hae kalau dirinya-lah yang menyebabkan Presdir Baek pingsan. “Orang yang meracuni ayah mertuamu, akulah yang melakukannya!”
Da Hae tercengang tak menyangka. Bibi Ji Mi menjelaskan kalau malam itu ketika Da Hae masuk ke dapur dan mengambil obat untuk ayah mertua Da Hae, bukankah ia sedang minum di dapur. Da Hae yang masih kaget mengangguk membenarkan.
Flash Back
Bibi Ji Mi berada di dapur menikmati makanan dan minumannya.“Ketika aku sedang minum di bawah meja aku melihat satu dirigen penuh anti beku. Orang-orang yang bekerja di kebun pagi itu meninggalkannya di dapur dan pulang.”
Da Hae ke dapur menyiapkan obat untuk ayah mertuanya.
“Ketika aku melihatmu mengambil obat untuk ayah mertuamu tiba-tiba pemikiran ini datang padaku.”
Da Hae menuangkan air minum ke gelas yang akan ia bawa ke kamar Presdir Baek. Melihat Da Hae melakukan itu, Bibi Ji Mi meminta tolong pada Da Hae untuk mengambilkan majalah di lantai atas. Dengan senang hati Da Hae pergi mengambilkannya.
“Ketika aku melihatmu naik ke lantai atas, didalam air minum kakakku, aku menuangkan sedikit anti beku. Dengan jumlah yang sedikit, itu tak akan membunuhnya. Aku tahu itu hanya akan memberinya iritasi. Tapi sayangnya, Mi Young melihatku melakukan hal itu.”
Bibi Ji Mi yang tekejut berusaha bersikap santai seolah tak terjadi apapun. Mi Young yang terkejut dan takut segera meninggalkan dapur. Da Hae datang membawakan majalah yang diminta Bibi Ji Mi. Ia kemudian membawa obat dan air itu menuju kamar Presdir Baek.
“Hari setelah dia pingsan, Mi Young datang ke kamarku.”
Bibi Ji Mi melepas cincin berlian miliknya. Ia memberikan itu pada Mi Young. Ia berpesan Mi Young jangan pergi ke sembarang toko untuk menjual cincin itu. “Pergilah ke toko dimana mereka akan membayar dengan harga yang pantas dan jangan datang lagi padaku. Kalau kau serakah, kau mungkin akan mati karena terlalu banyak keinginan.”
Mi Young mengerti dan sejak saat itu ia meninggalkan kediaman keluarga Baek.
Flash Back End
“Aku?” Da Hae kaget kenapa Bibi Ji Mi menyuruhnya melakukan ini. Bibi Ji Mi bertanya apa Da Hae bahkan tak bisa melakukan hal ini untuknya. Bibi Ji Mi mengatakan kalau ia sudah menyembunyikan dari semua orang kenyataan bahwa Da Hae sudah memiliki anak.
Da Hae semakin tercengang mendengar Bibi Ji Mi tahu kalau dirinya sudah memiliki anak. Bibi Ji Mi mengatakan kalau dari awal ia sudah tahu tentang Da Hae yang sudah punya anak. Tapi ia tak mengatakan apapun pada siapapun. Bibi Ji Mi pun mengancam kalau masalah dirinya yang meracuni Presdir terbongkar maka ia akan memberi tahu semua orang kalau Da Hae sudah memiliki anak.
Bibi Ji Mi tersenyum menantang, “Apa kau hanya akan duduk saja? pengacara Cha sudah pergi ke Bang Wha-dong. Bagaimana kau akan menghentikannya? Cepat pergilah Da Hae!”
Da Hae yang cemas sekaligus panik tak berfikir dua kali. Ia segera mengambil kertas bertuliskan alamat Mi Young dan segera pergi menuju alamat yang dimaksud.
Di dalam mobil menuju rumah Mi Young, Da Hae terngiang ucapan Bibi Ji Mi tadi. Ucapan yang mengatakan kalau Bibi Ji Mi tahu dirinya memiliki seorang putri. Da Hae tak konsentrasi menyetir, lampu merah hampir ia terobos dan pengguna jalan yang tengah menyebrang hampir saja ia tabrak kalau saja ia tak segera menginjak rem.
Ha Ryu yang dalam perjalanan menuju rumah Mi Young menerima telepon dari Do Kyung yang memberi tahu padanya dimana alamat rumah Mi Young. Ha Ryu mengerti dan akan segera kesana.
Dalam perjalanan menuju rumah Mi Young, Da Hae berfikir keras bagaimana menghentikan Ha Ryu yang juga sedang menuju kesana. Ia menghubungi kakaknya, “Oppa apa kau bisa melaporkan pencurian mobil pada polisi? mobil itu menuju Bang Wha-dong.” Da Hae pun menyebutkan nomor plat mobil yang dikendarai Ha Ryu.
Benar saja, ketika Ha Ryu tergesa-gesa menuju rumah Mi Young. Polisi menghentikan laju mobilnya. Polisi pun memeriksa SIM Ha Ryu. Ha Ryu yang heran bertanya ada apa, kenapa dirinya tiba-tiba dihentikan di tengah jalan seperti ini.
Ha Ryu pun sampai di tempat tujuan. Ia berdiri di depan rumah Mi Young. Beberapa kali Ha Ryu mengetuk pintu tapi tak ada sahutan dari si penghuni rumah. Ternyata Da Hae telah sampai dulu disana dan mengamankan Mi Young. Keduanya melihat dari kejauhan Ha Ryu yang memanggil sambil menggedor pintu rumah Mi Young. Mi Young panik tempat tinggalnya diketahui. Da Hae segera membawa pergi Mi Young.
Dalam mobil menuju pulang Da Hae menghubungi Bibi Ji Mi. Ia memberi tahu kalau Mi Young akan tinggal dengan sanak saudara Mi Young. Jadi tak ada yang perlu Bibi Ji Mi khawatirkan. “Benarkah?” Bibi Ji Mi terlihat senang dan memuji kalau Da Hae sudah melakukannya dengan bagus.
Di rumah, Bibi Ji Mi memarahi Miss Kim yang terus minta maaf karena ada anti beku di dalam rumah. Do Hoon dan Do Kyung juga ada disana mendengarkan. Bibi Ji Mi juga marah kenapa ada anti beku di dapur bukankah itu untuk kebun, apa seperti ini pelayan di rumah melakukan pekerjaan.
Do Kyung menerima telepon dari Ha Ryu. Ha Ryu yang masih di depan rumah Mi Young mengatakan kalau dirinya tak bertemu dengan Mi Young. Dia sudah menghilang. Do Kyung yang kecewa mengerti.
Do Hoon menebak kalau Mi Young itu pasti sudah melarikan diri karena takut terhadap kesalahan yang dilakukannya. Bibi Ji Mi masih sok memarahi Miss Kim apa yang akan Miss Kim lakukan sekarang setelah Mi Young tak ditemukan, apalagi kesehatan Presdir terancam dan antara saudara (Do Kyung - Do Hoon) terjadi keributan yang menyebabkan gangguan di keluarga. Miss Kim yang dimarahi menunduk diam.
Presdir yang kesehatannya sudah lebih baik meminta mereka berhenti melakukan hal ini. Ia berpesan agar jangan membuat insiden ini menjadi masalah, lupakan saja masalah ini. Anggap tak pernah terjadi. Bibi Ji Mi terlihat puas setelah mendengar kakaknya mengatakan itu.
Do Kyung dan Ha Ryu bertemu di kafe. Do Kyung menceritakan kejadian di rumah dimana ayahnya sudah tak mempermasalahkan masalah ini. Ha Ryu bersyukur, ia ikut tenang kalau semuanya tak ada kejadian yang serius. Do Kyung minta maaf karena sudah membuat Ha Ryu pergi ke tempat Mi Young tanpa membuahkan hasil. Ha Ryu bilang itu tak masalah baginya.
Melihat Do Kyung diam saja, Ha Ryu pun akan pamit. Tapi Do Kyung memanggil mengentikan Ha Ryu yang akan pergi. Do Kyung bingung mengatakannya bagaimana. Dengan ragu-ragu Do Kyung bertanya bukankah Ha Ryu belum makan malam. “Maukah kau makan malam bersama?” ajak Do Kyung. Ha Ryu bersedia.
Keduanya makan di restouran. Do Kyung merasa pasti sekarang perasaan Ha Ryu sedang tak enak karena ia sudah bersikap dingin pada Ha Ryu. Ha Ryu bilang tidak, ia tahu kalau ia terlalu fokus pada perasaannya sendiri. Do Kyung pun menganggap kalau pernyataaan Ha Ryu tadi benar kalau Ha Ryu memahami perasaannya.
Ha Ryu berkata kalau Do Kyung harus menjadi ketua yayasan dan Do Kyung tak boleh memberikan posisi itu pada Da Hae. Do Kyung meyakinkan kalau itu tak akan terjadi. Ia tak akan memberikan posisi ketua yayasan pada Da Hae karena pada awalnya ia-lah yang menjadi ketua dan hanya karena yayasan sekarang menjadi lebih berkembang bukan berarti mengganti ketuanya. Ha Ryu berjanji kalau ia akan bekerja keras menjadi konsultan pengacara di yayasan berada di samping Do Kyung.
“Aku akan selalu di sampingmu!” tegas Ha Ryu tanpa menatap Do Kyung. “Aku tak bisa menahan untuk selalu khawatir padamu setiap saat. Aku merasa kalau aku perlu melindungimu.”
Do Kyung terdiam dan memandang pria yang ada di depannya ini dengan tatapan sendu. Huhu.
Da Hae ke kamar Bibi Ji Mi. Bibi Ji Mi menceritakan kapan ia melihat Da Hae bersama putri Da Hae, Eun Byul. “Aku melihat kalian berdua di mall beberapa tahun lalu. Aku melihat kalian berdua belanja pakaian.”
Bibi Ji Mi minta maaf karena tak memberi tahu kalau ia sudah mengetahuinya. Da Hae bertanya ia ingin tahu alasan Bibi Ji Mi selama ini merehasiakan hal itu pada keluarga. Bibi Ji Mi malah balik bertanya untuk apa ia harus memberi tahu mereka tentang ini. “Di rumah ini aku bisa memanfaatkan seseorang untuk berada di pihakku.”
“Apa aku berada di pihakmu?” tanya Da Hae.
“Aku berfikir kalau kita berada dipihak yang sama, bukankah begitu?” sahut Bibi Ji Mi.
Da Hae : “Dengan sedikit informasi tentang aku, apa kau akan memanfaatkan aku sesuai keinginanmu, seperti hari ini?”
Bibi Ji Mi berkata kalau memang itu diperlukan ia akan memanfaatkan Da Hae. Tapi sebelum ia melakukan itu lebih baik Da Hae mengurus masalah itu sendiri. Da Hae mencoba menahan diri, ia bertanya apa yang sebenarnya Bibi Ji Mi inginkan.
Bibi Ji Mi mencibir, “Apa yang sebenarnya kuinginkan? Kau menginginkan semua hal tentang Baek Hak, kan? Aku tak membutuhkan uang ataupun perusahaan. Keluarga Baek Chang Hak saling menyerang satu sama lain, aku ingin melihat keluarga ini hancur. Bukankah kau sudah merasakannya pagi ini.”
Da Hae mengingatkan kalau sekarang dirinya juga keluarga Presdir Baek. Bibi Ji Mi tertawa, “Sudah kubilang padamu kau dan aku bukan bagian dari keluarga ini.”
Malam hari Do Hoon terbangun dan tak melihat Da Hae berada di sisinya. Ia melihat Da Hae duduk melamun di kursi. Do Hoon bangkit dari tempat tidur dan duduk di samping Da Hae.
Do Hoon menebak kalau Da Hae masih berfikiran tentang tuduhan bahwa Da Hae yang meracuni Presdir. Ia menggenggam tangan istrinya dan minta maaf karena Da Hae harus mengalami peristiwa ini. Tapi karena insiden ini sudah diselesaikan maka Da Hae tak perlu mengkhawatirkannya lagi. Da Hae tersenyum mengerti. (padahal kegalauan Da Hae bukan karena itu ya)
Sarapan pagi di keluarga Baek. Bibi Ji Mi khawatir apa kakaknya ini tak apa-apa kalau sarapannya sama dengan mereka. Presdir Baek meyakinkan kalau sekarang ia sudah tak apa-apa, Jangan khawatirkan dirinya lebih baik mereka makan saja. Ia melihat kursi di samping Da Hae masih kosong, kenapa Do Hoon belum juga turun. Da Hae berkata kalau Do Hoon sebentar lagi akan segera turun dari kamar.
Mereka pun sarapan bersama. Bibi Ji Mi melirik ke arah Da Hae. Keduanya saling bertemu pandang tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Da Hae berusaha memalingkan wajahnya dari Bibi Ji Mi. Do Hoon sampai di ruang makan tapi ia tak ikut sarapan. Ia pamit akan berangkat ke kantor lebih dulu. Da Hae akan menyusul suaminya tapi Do Kyung mencegah meminta Da Hae membiarkan Do Hoon. Ia menyuruh Da Hae untuk meneruskan makan saja. Bibi Ji Mi bergumam kalau setelah perseteruan antar saudara Do Hoon mungkin tak merasa nyaman makan bersama seperti ini. Ia menyindir kalau ini benar-benar rumah tangga yang baik.
Do Kyung ingat kalau hari ini ayahnya harus memutuskan siapa yang akan menjadi ketua yayasan. Presdir ingat itu. Do Kyung menyarankan lebih baik dilewatkan saja upacaranya dan kirimkan saja sertifikat pengangkatan dirinya.
Da Hae yang juga ingin menjadi ketua yayasan berkata kalau menjadi ketua yayasan adalah sesuatu yang benar-benar ingin ia lakukan. Do Kyung geram mendengarnya. Presdir melerai mengingatkan keduanya. Da Hae mengusulkan kalau menurut aturan biarkan dewan direksi yang melakukan voting. Do Kyung kesal dengan keinginan Da Hae. Presdir yang tak mau lagi ada keributan melerai keduanya, sudah cukup jangan mengatakan apapun lagi.
Da Hae berada di kamarnya sudah siap akan berangkat ke kantor. Tepat saat itu Bibi Ji Mi masuk ke kamarnya. Da Hae mengatakan kalau dirinya akan berangkat ke kantor. Bibi Ji Mi tahu dengan pasti kalau saat ini Da Hae sedang berusaha menghindar darinya. Da Hae berusaha tersenyum berkata sama sekali tidak. Bibi Ji Mi meminta Da Hae duduk sebentar.
“Karena aku hanya memberimu tugas yang sulit dan memanfaakanmu sekarang kau menghindar dariku.” Bibi Ji Mi mengingatkan kalau dirinya ini orang yang sangat menguntungkan bagi Da Hae. Jadi ia harap Da Hae berhenti terus menghindar darinya. “Posisi ketua yayasan kau menginginkannya kan?”
Dengan sorot mata tajam Da Hae mengiyakan pertanyaan Bibi Ji Mi. “Aku benar-benar ingin menjadi ketua yayasan!”
Bibi Ji Mi tahu kalau posisi ketua yayasan seharusnya diputuskan hari ini. Ia ingin tahu apa yang akan Da Hae lakukan dimenit-menit terakhir seperti ini. Da Hae berkata kalau ia akan menemui para dewan direksi satu persatu meminta bantuan dari mereka. “Bibi, apa kau bisa meminta bantuan pada ayah mertua?”
Bibi Ji Mi tertawa dan menilai kalau dewan direksi hanyalah sebuah boneka, apa Da Hae masih belum tahu itu. “Membentuk yayasan baru atau apapun itu adalah untuk membuat Seok Tae Il menjadi presiden di negara ini.”
Da Hae heran, “Mantan walikota Seok Tae Il?” Bibi Ji Mi pun memberi saran, sekarang segera temui Seok Tae Il.
Da Hae mengerti maksud bibi Ji Mi, “Apa kau menyuruhku untuk meyakinkan mantan walikota Seok Tae Il?”
Bibi Ji Mi berpesan ketika Da Hae nanti bertemu dengan walikota Seok ingatlah satu hal. “Saat kau bicara dengannya kau harus menggunakan bahasanya.” Da Hae yang penasaran ingin tahu apa maksud Bibi Ji Mi.
Bibi Ji Mi menjelaskan kalau Seok Tae Il itu seseorang yang keras terhadap tatanan sosial. Untuk seseorang yang kedudukannya lebih tinggi, dia akan menjilat tanpa malu. Tapi kalau dia melihat orang lain yang kelas sosialnya lebih rendah dia akan mengeram. Kalau mendirikan yayasan berarti membuat Seok Tae Il menjadi presiden bukankah lebih baik pandangan Presdir Baek untuk melihat ketua yayasan yang baru dan Seok Tae Il terlihat akur satu sama lain.
Da Hae mengerti maksud perkataan Bibi Ji Mi. Ia akan segera menemui walikota Seok.
Da Hae pun berkunjung ke rumah Walikota Seok. Da Hae memperkenalkan dirinya. Walikota Seok mendengar kalau Da Hae ini menantu terbaik Presdir Baek. Ia senang bisa bertemu dengan Da Hae. Da Hae datang ke rumah walikota Seok tentu saja tidak dengan tangan kosong. Ia membawa gingseng kecil dan berharap itu untuk usaha besar walikota Seok dimasa mendatang. Tak hanya untuk walikota Seok, Da Hae juga membawakan bingkisan untuk putri walikota Seok. (padahal Da Hae belum tahu siapa putri walikota Seok)
Walikota Seok penasaran apa yang membawa seseorang yang penting seperti Da Hae datang berkunjung ke rumahnya. Da Hae tersenyum dan merasa kalau ia seharusnya datang lebih awal untuk mengenalkan diri pada walikota Seok, ia menunduk sopan minta maaf. Da Hae tahu kalau walikota Seok pasti sangat sibuk jadi ia akan langsung saja ke pokok pembicaraan.
“Di depan nama anda, Seok Tae Il, aku lebih suka menambahkan ‘Presiden’ daripada walikota.” Ucap Da Hae seraya tersenyum. Apa yang Da Hae ucapkan membuat hati walikota Seok tentu saja berbunga-bunga, senangnya bukan main ada yang mengagungkan dirinya seperti ini. Da Hae pun berkata kalau walikota Seok bisa memanfaatkan dirinya sesuai keinginan Walikota Seok. “Dalam usahamu untuk memasuki Blue House, aku akan membersihkan jalan menuju ke sana untukmu.” Walikota Seok tertawa senang dan menilai ucapan Da Hae ini sungguh menarik.
Terdengar seseorang membuka pintu. Walikota Seok menebak kalau putrinya sepertinya sudah kembali dari berbelanja.
Dan benar saja Soo Jung sampai di rumah dan terkejut melihat Da Hae. Da Hae juga sama terkejutnya. Ternyata putri walikota Seok itu Seok Soo Jung. Melihat Da Hae di rumahnya Soo Jung jelas menunjukan ketidaksukaannya. Walikota Seok tak menyangka ternyata Da Hae dan Soo Jung sudah saling mengenal.
Da Hae dan Soo Jung bicara berdua di kafe. Da Hae menebak kalau pasti Soo Jung-lah yang merekomendarikan Pengacara Cha sebagai pengacara konsultasn pada ayah Soo Jung. Soo Jung membenarkan ia sama sekali tak menyangkal. Da Hae ingin tahu apa ada alasan kenapa Soo Jung melakukan itu.
Dengan sinis Soo Jung mengatakan kalau pengacara Cha Jae Woong memiliki kekampuan yang tinggi dan jujur. Apa harus ada alasan lain. Da Hae pun ingin tahu apa Soo Jung menyadari sesuatu yang aneh tentang pengacara Cha akhir-akhir ini. Soo Jung yang sudah tahu tentang Ha Ryu tak terpancing emosi ia malah balik bertanya sesuatu yang aneh seperti apa, kenapa Da Hae menanyakan itu padanya.
Melihat sikap Soo Jung yang sinis padanya Da Hae merasa heran, “Apa kau marah padaku?”
“Tidak.” jawab Soo Jung dingin. Soo Jung berdiri akan pergi dari sana. “Hanya saja biasanya aku tak suka pada tipe orang sepertimu.”
Da Hae tersenyum sinis Soo Jung yang berjalan menjauh darinya.
Di ruang Presdir, Do Kyung mengajak dewan direksi yang setuju dirinya menjadi ketua yayasan. Presdir pun bertanya langsung pada Direktur Joo dan Direktur Shin, ia ingin tahu pendapat keduanya. Keduanya sepakat dan berkata kalau semua dewan direksi merekomendasikan Direktur Baek Do Kyung untuk menempati posisi ketua yayasan. Presdir pun akan mengumumkan ketua yayasan pada media secara pribadi. Do Kyung tersenyum senang dan mengajak dua dewan direksi ini makan siang bersama.
Usai makan siang di kantornya, Do Kyung mendapat kunjungan dari Walikota Seok. Do Kyung minta maaf karena sudah membuat walikota Seok menunggu lama. Walikota Seok juga minta maaf karena ia datang tanpa membuat janji terlebih dahulu. Do Kyung merasa heran kenapa Walikota Seok menemuinya bukankah ayahnya-lah yang ingin walikota Seok temui.
Walikota Seok tak berbasa-basi, ia langusng ke pokok permasalahan, mengenai yayasan ada sesuatu yang ingin ia diskusikan dengan Do Kyung. Do Kyung merasa walaupun komite beasiswa berubah menjadi yayasan ia menegaskan kalau dari awal itu tak akan pernah melibatkan politik.
Apa yang Do Kyung sampaikan sepertinya tak sesuai dengan harapan Walikota Seok jika Do Kyung menjadi ketua yaysannya. Walikota Seok yang kecewa segera meralat kalau yang akan ia bicarakan bukan tentang itu, “Aku datang kesini apakah ada pekerjaan di Baek Hak untuk putriku?”
Do Kyung minta maaf karena sudah salah menafsirkan maksud kedatangan walikota Seok. “Kalau begitu, bisakah anda mengirim resumenya padaku?” Do Kyung mengatakan kalau dirinya harus pergi rapat.
Huhu ternyata apa yang Do Kyung katakan tak sejalan dengan pemikiran walikota Seok. Ia merasa kalau Da Hae lah yang pantas menjadi ketua yayasan karena Da Hae sudah menyatakan kesiapsediaan untuk membantu dirinya memasuki Blue House.
Walikota Seok pun menemui Presdir. Presdir terkejut mendengar kalau walikota Seok tak mau bekerja dengan Do Kyung. Walikota Seok mengatakan kalau posisi ketua yayasan seharusnya diberikan kepada menantu presdir, Joo Da Hae. Presdir heran karena tak seperti biasanya walikota Seok bicara terus terang langsung pada tujuan seperti ini.
Walikota Seok berkata seandainya ia kalah dalam pemilihan kali ini maka Presdir Baek juga dipastikan akan mendapatkan pukulan keras. Presdir tentu saja tahu tentang resiko itu, pemilihan kali ini adalah tentang siapa yang akan memiliki kekuasaan dia yang akan menjadi pemenang pada akhirnya. Walikota Seok memuji kalau Presdir memiliki menantu yang sangat hebat. Presdir merasa tersanjung mendapat pujian seperti itu.
Do Kyung berniat menghubungi seseorang sepertinya Pengacara Cha. Ia menimbang-nimbang apa dirinya harus menelepon. Ketika ia akan menelepon hal itu tak jadi dilakukannya karena Do Hoon masuk ke kantornya. Do Kyung yang masih kesal diam saja.
Do Hoon berusaha bersikap manis pada kakaknya. Ia memberikan seikat rangkaian bunga cantik untuk Do Kyung. Do Hoon sengaja memilihkan bunga-bunga kesukaan kakaknya. Do Kyung tak bisa menolak itu, ia menerimanya. Do Kyung akan bicara tapi Do Hoon memohon kakaknya membiarkan dirinya yang bicara lebih dulu.
“Noona, maafkan aku. Kenapa aku terus keras kepala dan meminta hal yang mustahil? Hanya setelah aku mengacaukan semuanya aku minta maaf, karena aku terus meminta maaf atas tindakanku.”
Do Kyung tak mempermasalahkannya jadi ia minta Do Hoon menghentikan keributan ini. Do Hoon menyadari kalau dirinya selalu menyebabkan masalah bahkan sebelum ia menikah. Ia tak mengerti bagaimana bisa ia masih bersikap sama bahkan setelah ia menikah. “Aku juga akan meminta maaf pada Jae Woong hyung!” Do Kyung setuju Do Hoon juga harus minta maaf pada Pengacara Cha. Do Hoon berterima kasih karena pengertian kakaknya selama ini. Ia pun pamit akan menemui Jae Woong hyung-nya.
Do Hoon sampai di kantor pengacara. Ia merasa tak enak menemui Jae Woong hyung-nya karena merasa bersalah atas tindakannya kemarin. Ha Ryu senang melihat kedatangan Do Hoon. Do Hoon bertanya apa Ha Ryu sibuk. Ha Ryu bilang tidak dan mempersilakan Do Hoon untuk duduk.
Do Hoon tak tahu bagaimana harus minta maaf, “Hyung tentang masalah yang kemarin...” Belum sempat Do Hoon melanjutkan ucapannya Ha Ryu sudah menyodorkan tangannya untuk bersalaman, “Maafkan aku!” ucap Ha Ryu. Do Hoon menjabat tangan Ha Ryu. Ia tersenyum dan berkata kalau dirinya-lah yang seharusnya minta maaf. Ia sekarang bisa bernafas lega setelah melihat Jae Woong hyung-nya tersenyum. “Kau tak tahu, betapa aku merasa bersalah!” kata Do Hoon.
Ha Ryu berkata kalau ia juga merasa bersalah. Ia bertanya apa Do Hoon sudah berbaikan dengan kakak Do Hoon. Do Hoon mengiyakan ia mengatakan kalau dirinya memberi kakaknya bunga. Ia tahu kalau Jae Woong hyung-nya ini pasti memikirkan perasaan kakaknya. “Hanya kakakku satu-satunya yang ada di pikiranmu, kan?”
Ha Ryu mencoba tersenyum, “Apa itu kelihatan?” tanya Ha Ryu. “Sangat kelihatan!” sahut Do Hoon. Keduanya tertawa. Ha Ryu ingat kalau ada hal yang harus ia urus di kantor Do Kyung. Ia mengajak Do Hoon pergi sama-sama.
Presdir Baek pun memutuskan kalau Da Hae-lah yang akan menjadi ketua yayasan. Tentu saja Do Kyung tak bisa menerima keputusan ini. Ia meyakinkan kalau ayahnya pasti akan menyesal karena sudah mengambil keputusan ini. Tapi presdir sudah memutuskan kalau yang menjadi ketua yayasan adalah Da Hae. Jadi ia harap Do Kyung menerima keputusan penting ini. Do Kyung yang marah berkata kalau ia juga menyiapkan sendiri keputusan yang penting ini. Ia menatap marah Da Hae yang duduk tenang di ruangan itu. Ia keluar dari ruangan presdir dengan penuh emosi.
Da Hae mencoba mencari simpati ayah mertuanya. Ia meminta maaf karena sudah menyebabkan masalah dalam keluarga. Presdir berkata bukankah Da Hae juga melihat kalau hal ini sangat penting bagi keluarga mereka. Ia berpesan agar Da Hae bekerja dengan baik.
Da Hae berjanji kalau ia akan melakukan yang terbaik dan ayah mertuanya ini tak akan menyesal karena sudah menjadikan dirinya ketua yayasan. Da Hae tersenyum puas.
Ha Ryu sampai di kantor Do Kyung dan terkejut mendengar kalau Da Hae yang ditunjuk menjadi ketua yayasan. Do Kyung menyadari kalau ia memang belum memberikan yang terbaik bagi komite beasiswa. Tapi ia khawatir kalau Da Hae yang menjadi ketua yayasannya, Da Hae kemungkinan akan memaanfaatkan kekuasaan itu untuk kepentingan pribadi.
“Aku akan menghentikannya!” ucap Ha Ryu yakin. “Sebagai konsultan pengacara bagi yayasan aku akan mengawasinya setiap saat. Aku tak akan membiarkan Joo Da Hae melakukan apapun yang dia inginkan. Dia tak akan membiarkanku terus berada di posisi ini untuk waktu yang lama. Tapi aku akan membutuhkan bantuanmu.”
Do Kyung dan Ha Ryu menghadap Presdir Baek. Di ruangan Presdir masih ada Da Hae.
Do Kyung : “Seseorang dalam yayasan mengambil tindakan tanpa konsultasi, apalagi kalau itu keputusan yang salah maka akan sulit untuk merubahnya. Bukankah akan lebih baik kalau ada seseorang yang bertugas mengawasi dia dan memberikan dia nasehat?”
Ha Ryu berkata kalau ia akan melakukan hal yang dimaksud Do Kyung itu. Ia akan menjadi penasehat bagi ketua yayasan yang baru Joo Da Hae. Presdir setuju karena itu hal yang masuk akal dan pengacara Cha juga pengacara konsultan untuk yayasan Baek Hak. Tapi Da Hae tentu saja tak setuju bekerja bersama Ha Ryu.
Presdir menilai dalam sebuah organisasi memiliki seseorang yang akan mengawasi bukankah itu akan membantu Da Hae dalam hal meningkatkan yayasan. “Da Hae, kau harus menyetujui usulan ini!”
Ha Ryu tersenyum puas menatap Da Hae yang kesal karena harus bekerja dengannya. Da hae jelas tak ingin Ha Ryu mengganggu pekerjaannya.
gumawooo... hmm...lanjut mbkk..
ReplyDeleteHo'oh dilanjut kok... Trims ya....
DeleteAlhamdulilah blognya bisa terbuka untuk umum,makasih ya Anis.Sempat sedih kemarin krn gak bisa dibuka blognya padahal lagi pengen baca sinopsis May Queen
ReplyDeleteHihi..... Selamat membaca May Queen ya :)
DeleteMbk aniss...akhirnya bisa lanjut baca sinop Yawangnya..hemm,,penasaran gimana klanjutan ceritanya...
ReplyDeleteYawang emang selalu bikin penasaran :D tetap ditunggu ya kelanjutannya...
Deletelanjuut teeruus mba Anis.. Pantang mundur.. Hujan badai (baca>copaster) harus diterjang.. ^^
ReplyDeleteTerima kasih utk sinopnya..
Hujan badai bukan hanya harus diterjang tapi juga disingkirkan :D trims juga buat Mbak Woro
DeleteAkhirnyaa dilanjut lagi sinop Yawangnya,kalo bisa sampai tamat ya,harus bisa!! Semangat!! Biar banyak drakor baru yg bikin anis galau tapi Tetap ditunggu kelanjutan Sinopsis Yawang.
ReplyDeleteGomawo anis ^^
_Sari_
Iya Sari, sampai tamat kok. Lagian drama yg airing sekarang ga ada yg ku recaps, nunggu season Juni nanti hehe...
DeleteMba Anis .... terima kasih banyak sudah bisa buka blognya mba anis, padahal sudah hopeless banget. Tapi, nama blognya berubah ya mbak? Ayo mba Anis.... semangat, saya tunggu kelanjutannya! Terima kasih banyak ya Mba Anis
ReplyDelete