Do Hoon baru saja sampai di rumah ketika Ha Ryu dan Da Hae di kamar berdua. Da Hae menyuruh Ha Ryu keluar dari kamarnya. Ia mengancam akan berteriak kalau Ha Ryu tak keluar.
Ha Ryu tak takut dengan gertakan Da Hae. Ia malah menantang silakan saja berteriak maka Do Kyung akan masuk ke kamar ini dan melihat dokumen-dokumen yang seharusnya dirahasiakan dari Do Kyung.
Ha Ryu mengingatkan bukankah ia sudah mengatakan apa yang ia inginkan. “Kita mati bersama!”
Da Hae yang menahan marah bertanya apa yang Ha Ryu ingin ia lakukan. Ha Ryu menantang memangnya Da Hae bisa melakukan apa.
Da Hae : “Apa yang harus kulakukan? Apa kau mau aku berlutut?”
Do Hoon semakin dekat menuju kamar.
Da Hae meyakinkan kalau ia sanggup melakukan yang lebih dari ini. “Aku tak akan mundur dari tempat ini!” Jadi ia harap Ha Ryu menyerah saja.
Ha Ryu : “Apa kau begitu menyukai tempat ini?”
Da Hae menegaskan kalau ia tak akan kembali ke kehidupannya yang dulu. “Aku baru saja mendapatkan sayapku untuk terbang.” Dengan penuh keyakinan Da Hae mengatakan kalau ia tak akan jatuh. Ia akan melakukan segalanya agar dirinya tak jatuh.
Da Hae pun berlutut di depan Ha Ryu. Do Hoon semakin mendekat ke kamar. Ha Ryu menatap sinis apa yang dilakukan Da Hae.
Da Hae mengangkat wajahnya menatap tajam Ha Ryu, “Aku bisa melakukan yang lebih buruk!” ucap Da Hae.
Do Hoon akan masuk ke kamar tapi tiba-tiba Do Kyung memanggilnya. Do Hoon menoleh dan tak jadi masuk ke kamar.
Da Hae dan Ha Ryu yang berada di kamar terkejut mendengar panggilan Do Kyung pada Do Hoon. Da Hae segera berdiri.
Da Hae dan Ha Ryu berpandangan sepertinya keduanya sedang berfikir alasan apa yang akan keduanya gunakan pada Do Kyung dan Do Hoon jika melihat keduanya bersama.
Do Kyung bertanya pada Do Hoon apa mau makan bersama dengannya karena pengacara Cha juga ada disni. Do Hoon heran kenapa pengacara Cha disini, dimana dia sekarang.
Jreng... Ha Ryu keluar lebih dulu dari kamar Da Hae. Ia menyapa Do Hoon. Do Hoon terkejut Ha Ryu keluar dari kamarnya dan di belakang Ha Ryu keluar pula Da Hae. makin heranlah Do Hoon, “Apa kalian berdua di kamar bersama?”
Da Hae mengatakan kalau ia sedang membahas tentang dokumen yayasan Baek hak. Presdir memintanya untuk melihat itu bersama Pengacara Cha. Do Hoon pun terpaksa percaya-percaya saja.
Da Hae heran bukankah Do Hoon akan pergi bertemu dengan Pengacara Cha pagi ini, apa keduanya tak bertemu.
Ha Ryu bertanya apa Do Hoon tadi mampir ke kantornya. Do Hoon berkata kalau sebenarnya ia ingin pergi kesana tapi terjadi sesuatu sehingga ia tak jadi kesana. Huwaaaaa Do Hoon bohong ya.
Ha Ryu pun mengajak Do Kyung pergi bersamanya. Da Hae kembali masuk ke kamarnya meninggalkan Do Hoon sendirian di depan kamar dengan wajah penuh tanda tanya.
Da Hae bersiap akan pergi. Do Hoon masuk ke kamarnya dan bertanya mau kemana Da Hae. Da Hae terkejut Do Hoon masuk kamar tiba-tiba, terbata-bata ia mengatakan kalau dirinya ada janji dengan seseorang. Do Hoon bertanya lagi memangnya akan bertemu siapa. Da Hae berkata kalau ia akan bertemu teman kuliahnya. Do Hoon terus bertanya dimana Da Hae akan bertemu dengan teman Da Hae. Da Hae menjawab kalau pertemuan dengan temannya ini di hotel Shin Ha. Do Hoon menawarkan apa Da Hae ingin ia mengantar kesana. Da Hae bilang tak perlu ia bisa menyetir sendiri.
“Apa yang kalian berdua lakukan disini?” Tanya Do Hoon menghentikan langkah Da Hae.
Da Hae berusaha tersenyum, “Bukankah aku sudah memberitahumu, kami melihat-lihat dokumen mengenai yayasan.”
Do Hoon menatap Da Hae penuh tanda tanya. Haruskah ia percaya pada apa yang Da Hae katakan. Da Hae heran dengan sikap dan pertanyaan Do Hoon. Ia menyuruh Do Hoon istirahat. Ia berjanji kalau ia akan segera kembali.
Untuk menghilangkan rasa penasaran Do Hoon kembali menemui Bibi Hong di restouran. Do Hoon meminta waktu bicara dengan Bibi Hong. Bibi Hong malas bicara dengan Do Hoon karena perbincangan terakhir mereka Do Hoon sudah bersikap tak menyenangkan baginya.
Do Hoon hanya akan bertanya satu hal pada Bibi Hong. “Buku rekening yang kau kirimkan padaku, orang yang mengirimkan uang untuk Joo Da Hae apakah pengacara Cha Jae Woong?”
Bibi Hong kaget dengan pertanyaan Do Hoon. Ia tertawa kenapa tiba-tiba Do Hoon menyebut nama Cha Jae Woong, “Apa kau tahu kalau aku dekat dengan Pengacara Cha karena bosku? Apa kau tahu tentang itu?”
Do Hoon terdiam. Bibi Hong mengatakan kalau nama orang yang mengirim uang pada Joo Da Hae haruskah ia memberi tahu pada Do Hoon siapa dia. Do Hoon bilang tak usah, Bibi Hong tak perlu memberitahunya.
Bibi Hong tak mengerti dengan sikap Do Hoon yang tiba-tiba berubah. Tadi ingin tahu sekarang tak mau tahu.
Bibi Hong melihat Sam Do sampai di restouran. Ia menyapa bosnya. Sam Do pun berbasa-basi menyapa Do Hoon kalau ia mengenal Do Hoon sebagai Direktur Baek Hak yang pernah datang ke kantor pengacara Cha dan bertemu dengan pengacara Cha beberapa kali. “Kau juga datang dihari pembukaan restouran dan sekarang kau disini lagi.”
Sam Do ingin tahu kenapa Do Hoon datang ke restourannya. Do Hoon tak menjawab. Bibi Hong menyahut kalau kedatangan Do Hoon hanya membahas masalah pribadi. Do Hoon tak ingin berlama-lama disini, ia pun permisi.
Setelah Do Hoon pergi, Sam Do bertanya pada Bibi Hong apa yang diinginkan Do Hoon sampai dia sendiri datang ke tempat ini. Bibi Hong berkata kalau pada akhirnya ternyata Do Hoon memakan uampan mereka. “Dia bertanya apakah orang yang mengirim uang pada Joo Da Hae adalah Cha Jae Woong?” Sam Do menilai bahwa satu hal yang akan sangat melukai Joo Da Hae adalah ditinggalkan oleh Baek Do Hoon.
Da Hae tak menemui teman kuliahnya. Ia menemui Yang Hoon. Da Hae menceritakan kalau Pengacara Cha Jae Woong adalah Ha Ryu. Ia mengatakan kalau selama ini Ha Ryu telah berpura-pura menjadi Cha Jae Woong. Yang Hoon bertanya kalau begitu orang yang ia bunuh itu bukan Ha Ryu melainkan Cha Jae Woong. Da Hae membenarkan. Ha Ryu mengetahui semaunya dan sedang membantu polisi untuk proses penyelidikan. “Karena dia berpura-pura menjadi saudaranya yang seorang pengacara jadi polisi mendatangiku dan mengajukan pertanyaan.”
Yang Hoon mengeluh ia berfikir semuanya sudah beres tapi kenapa polisi ikut terlibat lagi. Ia ingin tahu apa yang diinginkan detektif itu. Da Hae meminta Yang Hoon tak perlu khawatir karena ia tak mengatakan pada polisi kalau Yang Hoon-lah yang telah membunuh Cha Jae Woong.
Yang Hoon menegaskan kalau bukti yang memberatkannya tak ada. Bukankah mobilnya sudah dihancurkan ditambah lagi tak ada sakti mata. “Bagaimana dia berfikir kalau dia bisa memenjarakan kita?”
Da Hae mengingatkan bagaimana kakaknya ini bisa yakin kalau tak ada bukti ataupun sakti mata. “Kalau mereka terus melakukan penyelidikan mereka bisa saja menemukan bukti ataupun saksi mata. Dan yang terpenting Ha Ryu tahu segalanya. Dia tak akan tinggal diam.”
yang Hoon ia ingin tahu apa yang akan Da Hae lakukan selanjutnya.
Da Hae : “Pertama selidiki sekeliling pengacara Cha. Aku tak bisa begitu saja menjadi korban.”
Ha Ryu dan Do Kyung makan bersama di restouran. Ha Ryu mengatakan kalau ia akan bekerja di Baek Hak mulai besok. Do Kyung merasa kalau kantor baru untuk Ha Ryu juga sudah siap. Ha Ryu mengatakan kalau ia dan Do Kyung akan bekerja di gedung yang sama.
Ha Ryu kemudian bertanya bolehkah ia mengatakan sesuatu terhadap cara bicara Do Kyung. “Ketika kau mengatakan sesuatu kau itu sulit mengatakan ‘baik atau buruk’ tapi kau sering mengatakan ‘benar atau bukan’.”
“Lihat, kau baru saja melakukannya!” seru Ha Ryu.
“Ah kurasa kau benar.” sahut Do Kyung kemudian tertawa dengan cara dia menanggapi obrolannya terhadap Ha Ryu.
Ha Ryu pun mengatakan lagi apa yang ia katakan tadi, “Kita akan bekerja di gedung yang sama!”
Do Kyung berusaha menjawab selain apa yang Ha Ryu komentari tadi, “Aku menyukainya!” Ucap Do Kyung tersenyum.
Yang Hoon menemui ayah Cha di rumah. Ia mengatakan kalau dirinya diutus oleh Ketua Yayasan Baek Hak, Direktur Joo Da Hae. Untuk meyakinkan ayah Cha, Yang Hoon menyerahkan kartu nama Da Hae. Membaca nama yayasan Baek Hak ayah ingat kalau sekarang putranya bekerja di yayasan itu sebagai konsultan pengacara.
Yang Hoon membenarkan, ia mengatakan kalau ketua yayasan mengundang ayah Cha dan pengacara Cha.
Ayah merasa kalau dirinya tak perlu diundang juga. Yang Hoon mengatakan kalau ketua yayasan memintanya untuk menjemput ayah Cha. Ia tak bisa menolak perintah atasannya, kalau tidak ia bisa-bisa dalam kesulitan. (Halah ada aja nih alasan yang dibuat Yang Hoon)
Yang Hoon membukakan pintu mobil mempersilakan ayah Cha masuk. Melihat Yang Hoon memaksa dengan sopan ayah Cha tak bisa menolaknya. Ia pun masuk ke mobil Yang Hoon.
Yang Hoon mengajak ayah Cha ke sebuah restouran dengan suguhan makanan yang enak-enak. Yang Hoon bertanya apa makanan yang disajikan ini sesuai dengan selera ayah Cha.
“Apa anda suka minum?” Yang Hoon menuangkan minuman untuk ayah Cha. Ayah Cha mengatakan kalau dulu ia menyukai minuman beralkohol tapi itu ketika ia masih muda. Sekarangg ia punya masalah dengan kesehatan jantung.
“Oh begitu..” Yang Hoon pun tahu kalau ayah Ha Ryu ini punya masalah dengan kesehatan jantung. Ia minta maaf dan mengatakan kalau anggur yang ini anggur langka. Ayah Cha pun tergoda ingin mencicipinya.
Yang Hoon pun bertanya selain pengacara Cha, apa ayah ini punya anak lain. Ayah membenarkan ia memiliki anak lain, saudara kembarnya Jae Woong yang bernama Ha Ryu. Dia sekarang berada di kapal nelayan untuk berkeliling dunia.
“Oh begitu...” sahut Yang Hoon.
Karena Jae Woong dan ketua yayasan belum datang, ayah Cha pun bertanya kapan mereka berdua datang. Yang Hoon pun permisi keluar untuk mencari tahu kapan keduanya datang.
Setelah Yang Hoon pergi, ayah Cha kembali melirik ke anggur yang Yang Haon katakan kalau ini anggur langka. “Bisakah aku minum segelas saja?” ayah Cha meneguknya satu gelas. Ia pun merasakan nikmatnya anggur itu.
Setelah Yang Hoon pergi, ayah Cha kembali melirik ke anggur yang Yang Haon katakan kalau ini anggur langka. “Bisakah aku minum segelas saja?” ayah Cha meneguknya satu gelas. Ia pun merasakan nikmatnya anggur itu.
Ha Ryu masih bersama Do Kyung, keduanya berada di dalam mobil di tepi sungai. Ha Ryu mengatakan pada Do Kyung tentang yayasan yang sebenarnya Presdir minta untuk dirahasiakan dari Do Kyung.
Do Kyung berkata kalau memang ayahnya bilang itu rahasia ia harap Ha Ryu tak memberitahukan itu padanya.
Ha Ryu menoleh berkata kalau sekarang ia bekerja untuk Do Kyung.
Do Kyung menilai meskipun Ha Ryu memberitahunya tentang yayasan, itu tak ada gunanya karena ketua yayasan yang sekarang adalah Joo Da Hae. Ha Ryu meyakinkan kalau ia akan membuat Joo Da Hae mundur dari posisi itu. Do Kyung ingin tahu bagaimana Ha Ryu akan melakukannya.
Da Hae berada di dalam mobil dalam perjalanan. Ia menerima laporan dari kakaknya. Setelah bicara dengan Yang Hoon di telepon, ia menghubungi Ha Ryu. Ha Ryu yang masih bersama Do Kyung melihat ada panggilan telepon dari Da Hae. Ia permisi keluar akan menjawab teleponnya.
Ha Ryu pun menjawab telepon dari Da Hae di luar mobil. Da Hae mengatakan kalau ia mendengar bahwa Ha Ryu sedang berada di perahu nelayan. Ha Ryu bertanya bagaimana Da Hae bisa tahu tentang ini. Da Hae berkata, “Seandainya aku bertemu dengan ayahmu dan memberi tahu kalau Ha Ryu sudah meninggal, kira-kira apa yang akan terjadi pada ayahmu? Kudengar dia tak sehat.”
Ha Ryu geram Da Hae mengancam dirinya lewat ayahnya. “Joo Da Hae jangan pernah berani kau menyentuh ayahku!”
“Menyentuh apa?” Ucap Da Hae santai. “Karena kau terus ikut campur dengan keluargaku, jadi aku hanya ingin mengunjungi keluargamu.”
“Dimana kau sekarang? Katakan dimana kau sekarang?” Ha Ryu yang emosi menahan marah.
Da Hae mengatakan kalau ia dalam perjalanan untuk bertemu dengan ayah Ha Ryu. Ha Ryu yang marah meninggikan suara bertanya dimana Da Hae sekarang. Dengan santai Da Hae balik bertanya memangnya ada apa, kenapa Ha Ryu terburu-buru seperti itu. Bukankah tadi Ha Ryu begitu terlihat tenang ketika berada di kamarnya. “Ini sangat menyakitkan karena hanya aku yang tahu kalau kau itu Ha Ryu. Bukankah seharusnya ayahmu juga tahu?”
Ha Ryu khawatir terjadi sesuatu pada ayahnya, “Kalau terjadi sesuatu pada ayahku, aku akan membunuhmu!”
Da Hae mengancam kalau hal ini bukan hanya Ha Ryu saja yang akan terluka tapi orang-orang di sekitar Ha Ryu juga bisa terluka. “Kau tak bisa mengalahkanku!” ucap Da Hae kemudian menutup telepon.
Do Kyung melihat kekhawatiran Ha Ryu. Ia keluar dari mobilnya menghampiri Ha Ryu. Ia bertanya apa terjadi sesuatu. Ha Ryu minta maaf dan berkata kalau ada masalah penting di rumahnya.
“Benarkah?” Do Kyung menyuruh Ha Ryu segera pergi dengan mobilnya saja. Ia mengatakan kalau sekarang keduanya ini jauh dari jalan utama. Ia bisa memanggil supir untuk membawa mobil ke tempat ini. Ia sendiri tak apa-apa kok kalau mobilnya dibawa Ha Ryu. Ha Ryu pun segera pergi menggunakan mobil Do Kyung.
Di restouran ayah Cha merasakan sakit di dadanya. Yang Hoon kembali masuk ke ruangan itu. Ayah Cha menebak apa ketua yayasan dan Jae Woong tak jadi datang. Yang Hoon bilang kalau mereka berdua sedang dalam perjalanan kesini.
Ayah Cha kembali merasakan sakit di dadanya. Ia minta maaf dan berkata kalau sekarang ia merasa tak enak badan, “Bisakah kau mengantarku pulang?”
Yang Hoon bersikap santai, “Kenapa anda tak menunggu mereka sebentar lagi? Bukankah putramu sedang dalam perjalanan kesini?”
Sambil menahan sakit ayah berkata kalau ia memerlukan obatnya. Ayah tak kuat lagi menahan sakit. Ia tergeletak tak sadarkan diri. Yang Hoon pura-pura khawatir.
Ayah Cha dilarikan ke UGD. Ha Ryu yang tergesa-gesa sampai disana. Dokter memberi tahu kalau ayah sudah melewati masa kritis dan beruntung tak ada komplikasi yang serius. Ha Ryu merasa lega dan berterima kasih pada dokter. Dokter heran karena sebelumnya sesuatu seperti ini belum pernah terjadi. “Pengacara Cha, belakangan ini ada apa denganmu? Kau membuatnya datang ke rumah sakit sendirian minggu lalu.”
Ha Ryu tentu saja tak tahu kalau ayahnya ke rumah sakit sendirian. Dokter mengingatkan sebagai anak bukankah Ha Ryu tahu kondisi ayah Cha sekarang, “Dia mungkin terlihat baik-baik saja tapi itu tak benar. Jantungnya sangat lemah. Bahkan kalau terkejut sedikit saja itu bisa berakibat fatal.” Ha Ryu menyadari kalau akhir-akhir ini ia kurang memperhatikan ayahnya. Ia minta maaf pada dokter.
Ha Ryu menghubungi Sam Do memberi tahu kalau ayahnya berada di rumah sakit. Sam Do ingin tahu kondisi ayah Ha Ryu sekarang. Ha Ryu mengatakan kalau sekarang ayahnya sudah terlihat lebih baik. Sam Do tak habis pikir bagaimana bisa Joo Da Hae melakukan hal setega itu. Ia ingin tahu apa yang akan Ha Ryu lakukan sekarang karena hal ini bisa membahayakan nyawa ayah Ha Ryu juga. Ia mengusulkan bagaimana kalau memberi tekanan pada Da Hae bukankah Do Hoon semakin curiga pada Da Hae.
Ha Ryu bilang itu tak usah dilakukan karena ia akan memiliki orang yang paling Da Hae takuti untuk menekan. Ia akan melanjutkan langkah selanjutnya pada Do Hoon seperti yang ia rencanakan. Sam Do mengerti, ia kemudian bertanya apa yang harus dirinya lakukan. Ha Ryu meminta tolong agar Sam Do mencarikan gudang untuknya. Sam Do heran untuk apa Ha Ryu membutuhkan gudang.
Keesokan harinya Soo Jung berkunjung ke rumah Ha Ryu. Ia memanggil ayah Cha, tapi tak ada sahutan. Ia mengetuk pintu kamar ayah dan membukanya. Tapi ayah Cha tak ada di dalam. Ia heran kemana ayah pergi.
Tepat saat itu ayah Cha dan Ha Ryu pulang dari rumah sakit. Ha Ryu memapah ayahnya. SooJjung terkejut melihat ayah Cha dan Ha Ryu baru datang. Ditambah lagi ia melihat ayah Cha tak sehat. “Ayah kau kenapa, apa kau sakit?” tanya Soo Jung khawatir.
Ayah bilang tidak, ia minta anak-anaknya ini jangan membuat kehebohan karena sakitnya. Bukankah ia ke rumah sakit bukan hanya sekali dua kali. Ia memberi tahu Soo Jung kalau semalam ia di rawat di UGD. Soo Jung tambah kaget mendengarnya. Ha Ryu memapah ayahnya masuk kamar untuk beristirahat.
Ha Ryu keluar dari kamar ayahnya. Soo Jung ingin tahu apa yang terjadi pada ayah Cha, “Apa dia tiba-tiba pingsan lagi?” Ha Ryu tak menjawab pertanyaan Soo Jung. Ia minta maaf karena harus ke kantor sekarang. Ia meminta bantuan Soo Jung untuk menemani ayahnya di rumah. Soo Jung tak memaksa Ha Ryu untuk menjelaskannya.
Soo Jung masuk ke kamar ayah Cha membawakan obat. Soo Jung tentu saja mengerti betul kapan waktunya ayah minum obat. Melihat kesehatan ayah Cha ngedrop seperti ini ia ingin tahu bagaimana hal ini bisa terjadi. Kalau ayah tak bisa menghubungi Jae Woong, bukankah bisa menghubungi dirinya.
Ayah Cha beralasan kalau kesehatannya tiba-tiba saja menurun jadi tak ada yang bisa ia lakukan.
Ayah bertanya apa Soo Jung tahu perusahaan tempat putranya bekerja sebagai konsultan pengacara. Ia memberi tahu kalau ketua yayasan disana ingin mengajaknya makan malam. Jadi ia tak bisa menolaknya untuk tak pergi.
Ayah membenarkan, “Memangnya kenapa? Apa kau kenal dia?”
Soo Jung yang tahu kalau ketua yayasan yang dimaksud adalah Joo Da Hae. Ia menahan marah karena Da Hae sudah membuat ayah Cha jadi begini.
Di Baek Hak, Ha Ryu menuju ruang petugas parkir. Ia menemui petugas disana. Ha Ryu melaporkan bahwa ketika ia memarkir mobil tak sengaja ia menggores mobil dengan nomor plat 32-4970. Ia minta tolong ke petugas untuk menghubungi pemilik mobil itu. Petugas pun mencari tahu siapa pemilik mobil dengan nomor plat itu.
Da Hae berada di ruangannya berkata pada sekretarisnya di telepon bahwa ia ada rapat di kantor Presdir 1 jam lagi. Ia meminta sekretarisnya untuk mengirimkan materi rapat yang ia minta.
Da Hae kemudian menerima telepon dari petugas pengelola parkir. Petugas parkir bertanya apa ini Direktur Joo Da Hae. Ha Ryu masih berada di ruangan petugas parkir.
Da Hae menuju tempat parkir. Ketika ia melintas tiba-tiba sebuah mobil meluncur cepat hampir menabraknya. Tepat di depan Da Hae mobil itu berhenti. Ha Ryu yang mengendarainya.
Ha Ryu keluar dari mobil menyeret Da Hae untuk masuk ke mobilnya. Da Hae tak mau ia berusaha melepaskan diri. Tapi Ha Ryu tetap memaksa Da Hae masuk ke mobilnya. Ha Ryu mengancam bukankah Da Hae tak mau menarik perhatian orang lain, jadi diam saja dan ikut dengannya.
Keduanya menuju suatu tempat. Da Hae mencibir apa yang dilakukan Ha Ryu padaya, “Apa kau ingin kita pergi berkencan?”
Ha Ryu diam menatap tajam jalanan di depannya.
Ponsel Da Hae berdering, dari Do Hoon. Da Hae bingung menjawabnya bagaimana. Ha Ryu dengan cepat merebut ponsel Da Hae. Da Hae marah dan berusaha merebut kembali ponselnya. Tapi Ha Ryu menjauhkan ponsel itu dari Da Hae dan menekan tombol jawab. Ia menyuruh Da Hae untuk bicara sementara ponsel ia pegang. Ha Ryu mengaktifkan loadspeaker-nya.
Terdengar suara Do Hoon bertanya dimana Da Hae karena sekarang ia berada di kantor tapi Da Hae tak ada. Da hae berbohong mengatakan kalau ia kedatangan tamu jadi ia harus pergi. Ha Ryu tersenyum sinis dengan alasan kebohongan yang dibuat Da Hae.
“Benarkah? Kapan kau kembali?” Tanya Do Hoon lagi. Da Hae berkata kalau ia sudah masuk ke tempat pertemuannya dengan tamu ia harus segera kesana karena tamunya sudah menunggu. Do Hoon mengerti ia harap Da Hae menghubunginya kalau pertemuan dengan tamu sudah selesai.
Usai menelepon Da Hae kembali akan merebut ponselnya. Tapi Ha Ryu kembali menjauhkannya, ia melarang Da Hae membawa ponsel itu. Ia mengantongi ponsel Da Hae. Ia menatap sinis kenapa Da Hae tak mengatakan pada Do Hoon hal yang sebenarnya bahwa Da Hae pergi dengannya. Da Hae meminta Ha Ryu berhenti melakukan permainan ini.
Usai menelepon Da Hae kembali akan merebut ponselnya. Tapi Ha Ryu kembali menjauhkannya, ia melarang Da Hae membawa ponsel itu. Ia mengantongi ponsel Da Hae. Ia menatap sinis kenapa Da Hae tak mengatakan pada Do Hoon hal yang sebenarnya bahwa Da Hae pergi dengannya. Da Hae meminta Ha Ryu berhenti melakukan permainan ini.
Ha Ryu : “Sekarang kau mengerti, kan? Memprovokasiku tak akan ada gunanya untukmu. Tutup mulutmu dan duduk diam!”
Ha Ryu membawa Da Hae ke sebuah gudang kosong. Ha Ryu menyeret Da Hae masuk ke gudang itu. Da Hae meronta berusaha melepaskan diri tapi genggaman tangan Ha Ryu lebih kuat.
Ha Ryu memaksa Da Hae masuk ke gudang. Ia kemudian menutup pintu gudang.
Ha Ryu mengingatkan bukankah sudah ia katakan kalau ia akan membalas perbuatan Da Hae dengan cara yang sama. “Anggap ini sebagai balasan karena telah menculik ayahku!”
Da Hae bersikap tenang, “Menculik? Memangnya siapa yang menculik siapa?”
Ha Ryu berkata kalau membawa seseorang ketika dia tak mau itu berarti penculikan. “Kau menggunakan namaku untuk membawa ayahku. Dan setelah itu kau mengancamku. Karena kau, ayahku hampir mati!”
Da Hae bersikap tak peduli dan berkata kalau ia hanya mengajak ayah Ha Ryu untuk makan malam.
“Apa?” bentak Ha Ryu.
Da Hae mengingatkan kalau saja Ha Ryu tak memancing dirinya untuk melakukan ini, hal seperti itu tak akan terjadi. “Bukankah sudah kuperingatkan, jangan pernah memancingku.”
Emosi Ha Ryu memuncak, ia melihat sekeliling mencari sesuatu. Ia menemukan beberapa tongkat kayu. Ia mengambilnya satu dan akan ia pukulkan itu pada Da Hae.
Da Hae menatap tajam dan bersikap tenang, tak ada ketakutan terpancar dari wajahnya.
Dengan amarah memuncak Ha Ryu mengayunkan tongkat kayu itu dan memukulkanya dengan keras ke tong yang ada di gudang, bukan ke arah Da Hae.
Da Hae sama sekali tak takut atas gertakan yang Ha Ryu lakukan, ia malah menantang. “Kenapa? Kenapa kau tak memukulku? Bukankah kau ingin memukulku?”
Ha Ryu menatap marah meminta Da Hae jangan salah paham. “Ini bukannya aku tak bisa tapi aku memilih untuk tak melakukannya. Kau akan pergi ke tempat yang kuinginkan, kau akan menjadi apa kuinginkan dan kau akan mati dengan cara yang kupilih. Bagaimana menurutmu? Apa kau tak sabar menantinya?”
Da Hae tersenyum menantang, “Benar. Aku akan menantinya. Tapi, kapan itu terjadi? Apa kau pikir saat itu akan tiba? Tak peduli seberapa keras kau menjadi pengacara, kau hanyalah Ha Ryu, mantan narapidana yang masuk penjara karena mengubur mayat.”
Ha Ryu menahan marah, “Tidak. Kau sudah membunuh Ha Ryu!”
Da Hae tak mengerti kenapa Ha Ryu terus mengatakan kalau ia yang membunuh Ha Ryu. “Apa kau punya bukti?”
Ha Ryu : “Ketika kau datang ke upacara pemakaman, bagaimana perasaanmu? Apa kau merasa bersalah? Atau kau bahagia? Ketika aku melihatmu memberi penghormatan di upacara pemakaman, saat itu aku harus menahan diri untuk membunuhmu. Aku bisa membunuhmu sekarang tapi kalau aku melakukannya rasa sakit yang kau tanggung hanyalah sesaat.”
Da Hae : “Semuanya pasti akan lebih baik kalau kau sudah mati saat itu. Jadi, ayah dan kakakmu bisa hidup bahagia.”
Ha Ryu tak bisa lagi menahan emosinya. Ia menampar keras Da Hae. Tapi Da Hae tak diam saja, ia membalas tamparan Ha Ryu.
Da Hae : “Apa kau pikir semua ini salahku? Pernahkah kau berfikir kalau itu juga salahmu? Ketika aku mengatakan kalau aku akan menyerahkan diri setelah membunuh ayah tiriku, kalau saat itu kau membiarkanku. Ketika aku kembali dari Amerika, seandainya kau melepaskanku. Kalau kau tak berpura-pura menjadi pengacara, hidupmu dan hidupku tak akan serumit ini.”
Ha Ryu : “Benar, mungkin itu salahku telah menyelamatkanmu ketika aku bertemu denganmu. Disamping mayat ibumu, seharusnya kubiarkan kau mati disana.”
Mata Da Hae berkaca-kaca menahan marah, “Kau benar. Kau seharusnya membiarkan aku disana!”
Ha Ryu mendekat menatap tajam Da Hae, “Kau, putriku Eun Byul, kau juga membunuh kakakku Cha Jae Woong. Kau juga hampir membunuh ayahku. Kau sudah membuang kontrol dalam diriku untuk berhenti, jadi aku tak akan berhenti. Aku akan membuat kau menyesalinya.”
Ha Ryu akan keluar dari gudang tapi ia teringat sesuatu. “Katakan pada Do Hoon ketika dia datang menyelamatkanmu kalau aku yang melakukan ini. Setelah itu aku akan memberi tahu Do Hoon alasan kenapa aku mengurungmu disini.”
Ha Ryu keluar dari gudang. Ia mengunci pintu gudang dengan gembok. Da Hae yang akan membukanya tentu saja tak bisa. Ia menggedor-gedor pintu gudang berteriak meminta Ha Ryu membukakan pintu untuknya. Ha Ryu membuang kuncinya. Ia segera pergi meninggalkan tempat itu.
Do Hoon rapat dengan pegawainya. Pegawainya melaporkan bahwa bisnis perusahaan yang bergerak di bidang fashion telah meningkatkan kualitas terhadap pakaian outdoor yang mereka produksi. Mereka bahkan menambahkan beberapa warna yang sedang trend, karena itu merupakan konsep untuk fashion di musim baru.
Do Hoon merasa sepertinya produk mereka telah dibuat dengan baik sesuai konsepnya. Ia memuji pegawainya sudah bekerja dengan bagus. Ia meminta pegawainya menyiapkan foto katalog untuk minggu ini. Pegawainya mengerti, mereka pun bubar.
‘Do Hoon selamatkan aku. Aku di 98 Tan Yang Myun, Pa Ju di Kyung Ki Do’
Do Hoon yang terkejut menerima SMS itu berusaha menghubungi ponsel Da Hae tapi ponsel itu tak aktif. Do Hoon tentu saja khawatir. Ia bergegas pergi ke tempat yang dimaksud SMS tadi.
Siapa yang mengirim SMS? Tentu saja bukan Da Hae, bukankah ponselnya disimpan oleh Ha Ryu. Ya, yang mengirim SMS adalah Ha Ryu. Dari lantai atas Ha Ryu melihat Do Hoon lari tergesa-gesa.
Da Hae masih berusaha membuka pintu gudang tempat ia disekap. Ia kesal dan berusaha melihat sekeliling tempat, siapa tahu ada celah yang bisa ia lewati untuk keluar dari sana.
Do Hoon sampai di gudang tempat Da Hae di sekap. Ia menggedor pintu gudang dan berteriak memanggil Da Hae. Da Hae terkejut mendengar suara Do Hoon. Ia tak menyangka kalau Do Hoon datang akan menyelamatkannya sesuai perkataan Ha Ryu.
Da Hae yang khawatir berdiri di depan pintu menjawab panggilan Do Hoon.
Do Hoon yang juga khawatir berusaha membuka pintu gudang yang tergembok. Ia berusaha membuka pintu sekuat tenaga dengan tubuhnya, tapi tak berhasil. Ia mencari sesuatu dan menemukan batu yang tak jauh dari sana. Ia menggunakan batu itu untuk membuka gemboknya dan berhasil.
Pintu terbuka. Do Hoon yang cemas bukan main bertanya pada Da Hae apa yang terjadi, siapa yang melakukan ini pada Da Hae. Da Hae berbohong ia tak tahu siapa yang melakukannya. Do Hoon tak bisa membiarkan ini, ia akan menghubungi polisi. Tapi Da Hae melarangnya. Do Hoon heran memangnya kenapa bukankah seseorang sudah menculik Da Hae. “Kita harus menangkap dan memenjarakannya.”
Da Hae mengingatkan kalau upacara pelantikan bagi ketua yayasan baru segera tiba. Sebelum acara besar itu terjadi, hal ini tentu saja akan menimbulkan kekacauan. Ia merasa kalau seseorang mungkin sudah merencanakannya. Upacara pelantikan ini sangat penting, bukankah Do Hoon juga tahu ini.
Do Hoon tak mengerti apa pelantikan ketua yayasan lebih penting dari keselamatan Da Hae. Da Hae berkata kalau hal itu penting baginya. Ia memohon pada Do Hoon agar tak menghubungi polisi, jangan pernah menimbulkan masalah tentang hal ini.
Do Hoon merasa curiga, “Apa benar sama sekali tak ada masalah? Apa mungkin kau merahasiakan sesuatu dariku?”
Da Hae terdiam sejenak. Ia kemudian berkata kalau ia sama sekali tak menyembunyikan rahasia apapun. Ia mengalihkan pembicaraan mengajak Do Hoon untuk cepat kembali ke kantor karena Presdir pasti sedang menunggu. Keduanya pun meninggalkan tempat itu.
Do Hoon memarkir mobilnya di parkiran perusahaan. Ia memarkir mobil tepat di sebelah mobil Ha Ryu. Da Hae mengatakan kalau ia sudah terlambat untuk ikut rapat di kantor Presdir. Ia akan pergi lebih dulu. Sebelum keluar Da Hae minta maaf pada Do Hoon. Da Hae secepat mungkin segera menuju ruangan Presdir.
Do Hoon yang masih merasa curiga tetap diam saja. Ia keluar dari mobilnya. Ia melihat ban mobil yang terparkir di samping mobilnya tampak kotor seperti ban mobilnya. Ia pun menebak apa mobil itu baru saja ke tempat tadi ia berada.
Do Hoon ke tempat petugas pengelola parkir. Ia ingin tahu mobil dengan plat nomor 7090 yang bersebelahan dengannya apa itu milik pengacara Cha Jae Woong. Petugas parkir berusaha mengingat-ingat dan sesaat kemudian ia membenarkan kalau itu mobil pengacara Cha.
Do Hoon ingin melihat video CCTV di area itu. Petugas parkir minta maaf karena pagi ini kamera CCTV di area itu rusak.
Do Hoon tentu saja kecewa sejak kapan itu terjadi. Petugas parkir berkata kalau ini terjadi sudah satu jam. Karena tak bisa mendapatkan rekaman video secara lengkap ia pun ingin melihat rekaman yang sampai jam itu.
Petugas mencoba membuka file rekaman video yang diminta Do Hoon.
Makasih yaaa...
ReplyDeleteDitunggu kelanjutannya ^^
teruskn ya uni.. thanks
ReplyDeleteMau comment hair style nya Soo Ae nih di Yawang dari model rambut pendek ke rambut panjang,itu gimana caranya yaa,apa pake wig,hair extension atau apa ya? Penasaran cin haha
ReplyDelete_Sari_
Joo Da Hae = Jang Ok Jung versi modern :p
ReplyDeleteWah bnr2 seru... Lanjutin yah...
ReplyDeleteSemangat!!!!!
Sepertinya ini episode terakhir yg bisa dibaca..kelanjutannya blm ada yah sis?
ReplyDeleteHayuuuu...semangat lg menulis blognya.. ;)
Ditungfu ya sis untuk kelanjutan ceritanya.. ;)
akhirnyaaaa ada kelanjutannya... semangat ya sist ... di tggu loh sinopsis lanjutannya... gomawo...
ReplyDeletebagus bget nie drama.. terimakasih kakak
ReplyDelete>>enli<<