Wowowowo kenapa jadi nulis All About My Romance. Haha karena drama ini yang lagi saya tonton secara intens. Trus kok loncat ke episode 10. Ya karena di episode ini Noh Min Young menerima cinta Kim Soo Young, bahasa gaulnya jadian gitu. Ya walaupun ngumpet2 sih setelah kemarin2 dia menolak n menyangkal perasaannya. Tangan saya jadi gatel sejak nonton drama ini. Tapi ga sempet aja buat nulis, hahaha.
Sinopsis All About My Romance Episode 10 Part 1
Di depan gedung DPR, Noh Min Young dan Go Dong Sook menemani beberapa tamu tapi pikiran Min Young tertuju ke hal lain. Pengakuan cinta Soo Young yang ketiga kalinya dan Soo Young menjadikan ini sebagai kesempatan terakhir untuknya. Apakah ia harus menolaknya lagi. Min Young permisi pada Dong Sook kalau ia akan pergi ke suatu tempat.
Soo Young masih menunggu di taman tempat ia menunggu Min Young. Janji ketemuannya pukul 5 sore tapi sampai pukul 5.30 Min Young tak juga datang. Ia pun memberi kesempatan akan menunggu 5 menit lagi.
Min Young naik taksi, supir taksinya lelet. Tapi pas ada mobil lain yang nyalip si sopir marah dan ngejar tuh taksi. Sampai-sampai melupakan tujuan utama penumpangnya. Si sopir taksi memarahi pengendara mobil yang ngebut tadi. Min Young yang merasa sudah terlambat ikut ngoceh-ngoceh cemas.
“Apakah dia masih menunggu?” batin Min Young.
Min Young pun memutuskan untuk keluar dari taksi dan berlari menuju tempat Soo Young. Tapi ia bimbang, haruskah ia pergi kesana. Langkahnya terasa berat nan ragu. Tapi ia memutuskan untuk kesana, melanjutkan dan memantapkan langkahnya.
Ternyata banyak halangan ketika menuju kesana. Ditengah jalan ia melihat apa ya namanya, papan pemberitahuan kalau gorong-gorong lagi diperbaiki. Tapi benda itu ambruk n lubang gorong-gorong tak tertutup. Min Young pun membetulkan itu sebentar karena takut kalau-kalau ada yang jatuh terperosok kesana. Tak hanya sampai disitu, ia hampir saja tertabrak motor dan saking kagetnya ia terjatuh terduduk. Batin Min Young berharap Soo Young tetap berada disana.
Untuk cepat sampai disana Min Young pun naik kereta. Untuk mencegah Soo Young pergi, ia pun memberi tahu lewat telepon kalau dirinya akan datang tapi Soo Young tak menjawab panggilan teleponnya. Min Young tambah panik.
Batinnya pun berbisik agar lebih baik ia kembali saja tak perlu kesana. Tapi hati Min Young berkata lain lagi, ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menemui Soo Young.
Eskalator stasiun rusak, ia pun harus menguras tenaga untuk menaiki tangga. Min Young terus lari, jatuh bangun hingga lututnya terluka dan berdarah.
Min Young pun sampai di taman tempat Soo Young menantinya. Soo Young sudah akan meninggalkan tempat tapi Min Young memanggilnya dengan suara lirih.
Soo Young terdiam melihat kedatangan Min Young. Ia tak menyangka kalau Min Young benar-benar datang. Min Young berusaha mengatur nafasnya yang terengah-engah.
Soo Young melihat jam tangannya, “Sudah lewat tenggat waktu. Ding. Kau di diskualifikasi.” ucap Soo Young tegas. “Musnah sudah kesempatanmu Noh Min Young!”
Min Young terdiam terpaku mendengar ucapan tegas Soo Young. Ia tak bisa berkata-kata. “Dari semua pria yang ada kenapa harus pria brengsek ini.” Batin Min Young tak menyangka kalau usahanya untuk sampai ke tempat ini sia-sia belaka.
Song Joon Ha di ruangan Min Young melihat proposal cinta yang dibuat oleh Soo Young dan itu sudah ditanda tangani oleh Min Young. Yang artinya Min Young menerima cinta Soo Young. Joon Ha terdiam membaca proposal cinta itu.
Kembali ke taman
Karena sudah lewat tenggat waktu yang dijanjikan Min Young pun berjalan lemas berbalik akan kembali. Langkahnya terpincang-pincang karena kakinya terluka. Soo Young yang melihat itu jadi khawatir, “Apa kau terluka?”
Min Young yang kesal menepis tangan Soo Young. “Ding. Diskualifiakasi. Kesempatanku sudah musnah.” Min Young menyadari kalau ia sudah terlambat.
Soo Young berusaha menjelaskan apa Min Young tak tahu bagaimana perasaannya ketika menunggu kedatangan Min Young. “Waluapun kau hanya terlambat 30 menit tapi itu rasanya seperti 30 jam dan itu membuatku marah. Jadi, itu sebabnya aku bersikap seperti orang brengsek. Tapi tetap saja, kenapa kau langsung menyerah? Biarpun melewati tenggat waktu, bukankah kau bisa bilang ada kemacetan, ada urusan. Bukankah banyak alasan yang bisa kau ucapkan dan meminta perpanjangan waktu dsb. Kau bisa mencari alasan.”
Min Young kesal, “Alasan? Kenapa kau tak menjawab teleponmu?”
Soo Young berkata kalau ponselnya ia tinggalkan di mobil.
Min Young menahan jengkel dan mengatakan kalau alat ini disebut ponsel karena untuk dibawa bersama pemiliknya. Kalau ditinggal apa itu pantas disebut ponsel.
“Kau tahu tidak bagaimana aku bisa sampai kesini?”
Min Young menangis, “Aku tersandung, jatuh, lututku, kakiku semuanya tergores dan memar. Dan yang kudapatkan hanyalah aku salah dan salah. Dunia melarangku pergi dan mengatakan aku sudah gila. Dunia menghalangiku dan mencoba menghentikanku untuk datang kesini. Tapi aku tetap datang. Tapi apa? Ding? Diskualifikasi dan aku dimarahi.”
Suara Soo Young melirih menyesal, “Jadi apa aku yang salah.”
“Benar, kau yang salah.” Ucap Min Young jengkel.
Soo Young pun memapah Min Young untuk duduk di bangku taman. Min Young yang kesal menolak tapi Soo Young memaksa karena ia harus memeriksa luka-luka di kaki Min Young. Soo Young melihat luka itu dan meminta Min Young menunggu disini. Ia akan mengambil obat. Min Young yang sudah terlanjur kesal tak peduli.
Soo Young : “Jangan kemana-mana, kau tak akan bisa pergi jauh dengan kaki seperti itu dan aku pasti bisa mengejarmu.”
Min Young pun duduk menunggu. Ia bertanya-tanya pada dirinya apakah yang dilakukannya ini benar. Bagaimana bisa ia membohongi teman-temannya. Min Young pun menepis pikiran itu, ia sudah memutuskan kalau ia pun harus memikirkan dirinya juga. Memikirkan perasaannya sendiri.
“Carpe diem, keep calm and carry on.” Min Young berulang kali mengucapkannya. Ia mengucapkan kalau sekarang ini dirinya adalah orang yang egois yang memikirkan dirinya sendiri.
“Carpe diem, Repello Muggletum.”
Soo Young tiba-tiba muncul di depan wajahnya. “Bukankah itu mantranya Harry Potter?” tanya Soo Young. “Bukankah itu mantra untuk memberikan kekuatan?”
Min Young berkata kalau ia belajar mantra itu dari Bo Ri. Ia heran darimana Soo Young tahu kalau itu mantra Harry Potter. Soo Young menyombongkan diri kalau ia ini tahu banyak hal. Ia pun menyadari kalau mantra itu akan cocok sesuai dengan hubungan rahasia cinta keduanya. Min Young tersenyum mengiyakan.
Soo Young akan mengobati kaki Min Young. Tapi Min Young menolak biar ia saja yang mengobati lukanya. Soo Young memaksa menyuruh Min Young diam saja. Ia pun mengoleskan antiseptic ke luka Min Young.
Soo Young duduk di sebelah Min Young. Ia memberikan Min Young ucapan selamat. Min Young heran bertanya kenapa memberinya selamat. Dengan pede-nya Soo Young mengatakan selamat karena Min Young berhasil mendapatkan dirinya hahaha. “Walaupun kau terlambat, aku tetap senang kau datang.”
Min Young tersipu. Ia kemudian mengatakan kalau ini hanya uji coba. Ini seperti Undang-undang yang sudah dikeluarkan, itu bisa saja dibatalkan. Karena kita tak tahu apakah cara ini akan berhasil atau tidak. Soo Young mengangguk mengerti. Ia setuju. “Jadi, ayo kita mulai pacaran rahasia kita.” (hahaha)
Min Young menghela nafas, “Aku tak suka politik pintu belakang tapi harus pacaran lewat pintu belakang.” Ia pun setuju menjalin hubungan pacaran lewat pintu belakang. (hahaha)
Keduanya sepakat dan salaman penuh senyuman. Soo Young heran, “Kalau orang baru pacaran. Apakah mereka berjabat tangan?”
Wakakakaka....
Keduanya akan pergi meninggalkan taman. Min Young berjalan tertatih karena luka di kakinya masih sakit. Soo Young yang cemas bertanya apa itu masih sakit. Min Young berkata tak apa-apa.
Soo Young langsung jongkok di depan Min Young. “Naiklah!” kata Soo Young menawarkan diri akan menggendong Min Young.
Min Young tak mau, “Apa kau sudah gila? Wanita mana yang mau digendong di belakang oleh pacarnya yang baru jadian?”
Soo Young : “Hei, aku menawarkan punggungku karena kau sedang terluka. Jadi, kalau tak mau sekarang, apa besok mau?” (wakakaka)
Min Young : “Ah ya ampun, aku bisa jalan sendiri.”
Soo Young : “Bagaimana kalau lusa?” (wakakaka semangat banget pengen nge-gendong, Om gendong saya aja ya hahaha)
Akhirnya Min Young pun mau digendong. Tapi apa yang terjadi, Soo Young merasa keberatan menggendong Min Young. Ia berusaha sekuat tenaga berjalan sambil menggendong. Hahaha.
“Berapa kilo?” tanya Soo Young ngos-ngosan.
Min Young heran, “Berapa kilo? Kau sendiri parkir mobilmu dimana? Kenapa tak tahu berapa jaraknya?”
Soo Young : “Bukan itu, maksudku berapa kilo berat badanmu?”
Min Young : “Normal kok.”
Soo Young : “Apa? Kau ini lebih berat daripada wanita normal.”
Min Young berkata kalau sekarang berat badannya normal. “Kemarin aku agak kurus, jadi aku makan agak banyak supaya berat badanku normal lagi.”
“Jadi apa kau berencana untuk menambah berat badanmu?” tanya Soo Young dengan nafas ngos-ngosan. (hahaha kasihan)
Min Young mengatakan kalau wanita normal itu berat badannya antara 50-60 kilogram.
Hahahahah......
Soo Young mengantar Min Young pulang. Sebelum Min Young keluar mobil, Soo Young mengecup tangan Min Young dulu. Hihihi. Keduanya tertawa-tawa.
Ketika keluar dari mobil Min Young melihat sekeliling. Ia takut kalau-kalau ada yang memergokinya jalan bareng cowok, apalagi cowoknya dari GKP (Great Korea Party). Sebelum masuk rumah ia pun melambaikan tangannya pada Soo Young. Keduanya tersenyum.
Soo Young sampai di rumah. Ia melepas jaketnya dan menyalakan musik. Ia pun mulai berjoget-joget mengikuti alunan musik. (Wahahah udah kayak Kim Do Jin jejogetannya)
Soo Young mengambil puzzle yang hampir selesai terpasang. Ia akan memberikan puzzle itu pada Min Young sebagai hadiah jadian. Tapi karena terlalu asyik berjoget tanpa sengaja kakinya kesandung meja. Jatoh deh, berantakan deh tuh puzzle hahaha.
Melihat puzzle-nya amburadul ia pun kesal sendiri.
Soo Young pun teringat ucapan Min Young ketika di taman tadi. Apa Soo Young tak tahu bagaimana dia sampai di taman. Dia tersandung, jatuh, lututnya lecet dan memar. Dan ketika sampai dia malah disalah-salahkan. Dunia melarang dia pergi tapi dia tetap memaksa.
Soo Young bergumam kalau itu semua hanya kebetulan. Jangan percaya sama yang namanya takhayul. Ia pun kesal karena puzzle-nya amburadul. “Apa yang harus kulakukan dengan ini? Padahal ini akan kuberikan pada Noh Min Young sebagai hadiah karena dia mendapatkanku.”
Min Young, Bo Ri dan Bibi makan kue sambil menonton tayangan musik di TV. Min Young melihat krim kue di mulut Bo Ri belepotan. Ia pun mengambil itu dengan jarinya dan memakannya hehehe.
Min Young terlihat senang, ia menggoyangkan tubuhnya mengikuti alunan musik. Tingkah Min Young ini membuat Bibi aneh melihatnya. Min Young yang melihat tatapan aneh bibinya bertanya, kenapa?
Min Young berkata kalau selama ini ia mengira bahwa dirinya aseksual. “Bukan pria bukan wanita, hanya politisi. Tapi ternyata aku ini seorang wanita dan aku senang menjadi wanita.”
Min Young tersenyum tertawa-tawa riang. Tepat saat Min Young mengatakan itu Joon Ha sampai disana.
Bibi ikut senang dan menebak kalau semalam Mi Young pasti mimpi indah. Bibi akan mengambil kue lagi dan terkejut melihat Joon Ha hanya berdiri saja disana.
Min Young bertanya apa Joon Ha baru selesai bekerja. Ia berbohong mengatakan kalau tadi ia ada rapat dan sekarang ia baru ingat kalau ada yang harus ia kerjakan di kamar. Min Young pun masuk ke kamarnya. Joon Ha diam saja. Bibi heran kenapa suasana hati Min Young berubah-ubah seperti itu. (Min Young sepertinya menghindari pertanyaan yang nantinya bakal Joon Ha tanyakan padanya)
Min Young duduk di depan foto mendiang kakaknya (ibunya Bo Ri) “Eonnie, apa tak apa-apa aku melakukan ini? bisakah kau memberitahuku?”
Ada SMS masuk di ponsel Min Young, dari Soo Young.
Min Young terkekeh, “Ya ampun kau ini seperti hantu,”
Soo Young di rumah memperbaiki puzzle yang tak sengaja ia rusak tadi. Ia menatap ponselnya dan heran kenapa tak ada respon SMS dari Min Young. Ia pun bertanya-tanya, “Tapi SMS-nya sudah dibaca kan, ya? Ah sepertinya sudah.”
Tak lama kemudian ada SMS masuk dari Min Young.
‘Ya’
Soo Young heran kenapa balasan SMS nya hanya tulisan ‘ya’ saja. “Apa maksudnya? Ah dasar,” Soo Young menggerutu tapi sesaat kemudian ia tersenyum. “Ah yang penting dia kan tidak menyesal.” (hehehe) (menyesal menerima cintanya gitu)
Joon Ha akan pulang ke rumahnya. Di depan gedung apartemennya ia melihat Ahn Hee Sun duduk sendirian. “Ahn Hee Sun!” panggil Joon Ha.
Hee Sun mendongakan kepalanya dan tersenyum begitu melihat Joon Ha, “Aku tak tahu harus kemana?” Kata Hee Sun. Ia menghela nafas mengatakan kalau ayahnya sudah mengusir dirinya dan menyebut kalau dirinya ini anak berandal. “Dengan kata lain aku kabur dari rumah.”
“Aku menyewakan kamar.” ucap Joon Ha sambil berlalu dari sana. Hee Sun tersenyum menyambut tumpangan menginap di rumah Joon Ha.
Keduanya minum wine. Joon Ha bertanya, “Seberapa jauhkah cinta sebelum berubah menjadi obsesi? Sungguh menakutkan!” Hee Sun tak mengerti apa sebenarnya yang ingin Joon Ha katakan.
Joon Ha : “Bukankah cinta itu mengikhlaskan orang yang dicintai supaya dia bahagia?”
Hee Sun tertawa dan menilai pendapat Joon Ha itu lucu. “Biar bagaimanapun seorang anak yang mempertahankan pendapat tentang kebahagiaannya. Tapi kalau orangtua tetap saja ikut campur dan itu akan mengganggu. Apa enaknya hidup terus diatur? Cinta bagiku bukan hanya memberikan tapi juga harus menerima. Pertama aku akan memberikan segala yang kupunya lalu sebagai balasannya aku harus mendapatkan yang kuinginkan.”
Joon Ha menghela nafas dan menyuruh Hee Sun lebih baik tidur saja. Hee Sun akan tidur di sofa. Joon Ha memberi tahu kalau belum lama ini Moon Bong Sik datang ke rumah ini sambil mabuk dan tidur di kursi itu. Hee Sun pun tak mau tidur di kursi itu dan akan tidur di lantai saja. Joon Ha menyarankan lebih baik tidur di tempat tidurnya saja, lagi pula sprei-nya baru saja diganti.
Tapi Hee Sun merasa tak enak kalau dirinya tidur di tempat tidur Joon Ha. Ia tak mau Joon Ha menginap di sauna hanya gara-gara dirinya menginap disini. Ia takut sendirian.
Joon Ha tertawa, “Kalau begit tidurlah dengan lampu menyala.”
Hee Sun cemberut, “Ya ampun aku ditolak.”
Joon Ha terkekeh mendengarnya. Hee Sun kembali mengeluh, ia menebak kalau besok ia pun pasti akan kembali ditolak oleh Soo Young. “Harga diriku telah jatuh ke lantai.” ucapnya.
Joon Ha keluar dari apartemennya. Ia tak tidur di rumah. Kemana Joon Ha tidur malam ini, apa ke sauna lagi.
Joon Ha keluar dari apartemennya. Ia tak tidur di rumah. Kemana Joon Ha tidur malam ini, apa ke sauna lagi.
Min Young di kamarnya tak bisa tidur. Ia membolak-balikan tubuhnya.
Soo Young pun sama belum tidur atau tak bisa tidur ya. Ia tersenyum senang karena perasaan cintanya mendapat balasan dari Min Young.
Soo Young pun sama belum tidur atau tak bisa tidur ya. Ia tersenyum senang karena perasaan cintanya mendapat balasan dari Min Young.
Ketika Soo Young berbalik badan, di sebelahnya ada Min Young yang terbaring sambil tersenyum menatapnya. (Huwehehehe kayak adegan di AGD) Tapi cuma khayalannya Soo Young doank nih.
Keesokan harinya, Kim Sang Soo masuk ke rumah Soo Young. Ia tampak tergesa-gesa membangunkan Soo Young yang sampai siang bolong belum bangun. “Hyung, bangun!”
Melihat Sang Soo masuk ke rumahnya, Soo Young menyadari kalau ia belum mengganti password pintu rumahnya. Sang Soo berkata walaupun Soo Young mengganti password pintu rumah itu dengan mudah bisa ditebak olehnya. “Tanggal lahir, nomor identitas, ukiran celana dalam dll.” (hahaha)
Soo Young tiba-tiba terbangun, ia menyadari sesuatu. “Hari ini? hari apa ini? ini bukan mimpi kan?”
Sang Soo heran melihatnya.
Soo Young : “Ini bukan dunia lain dimana aku berada di hari kemarin, kan?” (wakakaka)
Sang Soo ga ngerti apa yang diomongin Soo Young. Ia mengiyakan saja dan bergegas membuka lemari pakaian supaya Soo Young cepat bersiap-siap.
Soo Young masih belum yakin dengan kejadian kemarin dimana Min Young membalas perasaannya. Ia pun bertanya pada Sang Soo, “Apa aku kelihatan normal?”
“Kau terlihat tak normal. Tapi itu sudah biasa.” jawab Sang Soo (hahaha). “Karena kau terbiasa tak normal, kalau kau kelihatan normal maka kau akan menjadi tak normal.” hahaha
“Ah sudah cukup.” bentak Soo Young. Ia pun memperingatkan agar jangan ada sehelai rambut Sang Soo pun yang jatuh ke lantai rumahnya. “Iya iya iya.” Sang Soo mengerti.
Soo Young ingin kembali memastikan kalau kemarin bukanlah mimpi, “Jadi menurutmu sekarang ini bukan mimpi, kan?”
Sang Soo bengong, ia melihat disana ada benda yang tak tertata rapi. Soo Young yang menyukai kerapihan pun meminta Sang Soo untuk membiarkannya dan lebih baik dibiarkan berantakan haha.
“Oh oh hari yang indah.” Sahut Soo Young tersenyum hahaha.
Sang Soo yang teringat kalau keduanya sudah terlambat mengingatkan kalau sekarang bukan saatnya Soo Young mengagumi cuaca.
Soo Young diam di tempat tidurnya tersenyum-senyum.
Sang Soo pun memapah dirinya untuk membersihkan diri di kamar mandi. Soo Young nya mah senyum-senyum aja ga karuan hahaha.
Soo Young yang tersenyum-senyum bahagia melihat dirinya di kaca. Ia menyentuh wajahnya dengan kedua tangannya. (Chibi-chibi haha sumpeh ga kuku lihatnya ketawa mulu wakakaka) Sang Soo makin heran kenapa Soo Young jadi begini. hahahah.
Soo Young dan Sang Soo sampai di depan gedung DPR. Soo Young yang tengah berbunga-bunga tak henti-hentinya tersenyum.
Moon Bong Shik yang ada disana memanggil Soo Young, “Apa baru saja kau tertawa padaku?” Soo Young bilang malah sebaliknya, “Memang menyedihkan setiap hari menghamba dan menjilat. Untuk pertama kalinya aku merasa bersimpati padamu.”
Moon Bong Shik yang ada disana memanggil Soo Young, “Apa baru saja kau tertawa padaku?” Soo Young bilang malah sebaliknya, “Memang menyedihkan setiap hari menghamba dan menjilat. Untuk pertama kalinya aku merasa bersimpati padamu.”
“Apa?” Bong Shik kaget atau ga ngerti ya dengan ucapan Soo Young.
Soo Young pun memberikan semangat, “Teruskan perjuanganmu ya?” (hahaha)
“Ga tahu.” jawab Park Boo San.
Soo Young dan Sang Soo pun masuk lift. Di sana sudah ada Go Dong Sook dan sekretarisnya, Yoon Ki. Soo Young masih saja memperlihatkan senyum cerianya. Dong Sook mencium aroma parfumnya. Ia seperti meminta pendapat pada Yoon Ki.
Soo Young tiba-tiba berkata, “Selera wewangianmu sudah lebih baik. Wanginya enak.” kata Soo Young memuji aroma parfum Dong Sook.
Dong Sook tersenyum, “Benarkah?”
Keluar dari lift Soo Young berpapasan dengan Min Young dan Jung Yoon Hee. Sang Soo melambaikan tangan menyapa Yoon Hee. (hehehe)
Supaya hubungan asmara keduanya tak ketahuan, Min Young bersikap jutek pada Soo Young. “Bagaimana?” Tanya Min Young.
Soo Young tak mengerti, “Bagaimana apanya? Aku tak berbuat apa-apa.”
Min Young menebak kalau begitu Soo Young pasti belum melihat statistik pekerja lokal berdasarkan usia. Min Young mencibir, pasti belum kan?
“Ok ok nanti kulihat, puas?” Soo Young tak kalah judes.
Min Young menganggap orang-orang seperti Soo Young inilah yang merusak citra politikus. Yoon Hee melihat kalau atasannya ini sudah kelewatan. Min Young malah nyolot, “Memangnya kenapa, apa ucapanku salah?”
Soo Young menatap tajam, “Ah sudahlah, kita perlu bicara.”
“Memangnya aku takut, kalau mau bicara ya ayo!” ucap Min Young galak.
Keduanya pun bicara di lorong (apa namanya ya hahaha) keduanya memperhatikan sekeliling, celingukan kanan dan kiri takut kalau ada orang yang memergoki atau nguping.
Setelah dirasa aman, keduanya tampak lega.
Min Young berkata kalau kakinya gemetaran karena berbohong seperti tadi. Ia pun memuji kalau aktingnya bagus.
Soo Young tersenyum bertanya apa sebenarnya yang Min Young lakukan tadi. Min Young berkata kalau tadi yang ia lakukan supaya orang lain tak tahu kalau keduanya pacaran. Jadi keduanya harus pura-pura bermusuhan. “Seperti ketika kau menipu orang-orang sampai mereka mengira kau membenciku.”
Soo Young memuji akting Min Young tadi bagus. Tapi menurutnya itu berlebihan, “Seharusnya kau tahu kapan harus berhenti. Kalau tidak begitu, orang lain malah akan curiga.”
“Apa menurutmu begitu?” Min Young mulai khawatir. “Berpura-pura bermusuhan lebih berat daripada berpura-pura berteman.”
Soo Young berkata kalau nanti juga akan terbiasa jadi tenang saja. Menurut Min Young keduanya harus bekerja keras dalam situasi ini. Soo Young bilang tentu saja. Keduanya tersenyum.
Tiba-tiba Soo Young meraih kepala Min Young dan mengecup keningnya. Ow ow hehehe. Soo Young pamit keluar lebih dulu dan memasang wajah sangar seolah habis berantem sama Min Young hahaha.
Mendapat kecupan di kening membuat Min Young tersipu dan kipas-kipas hahaha. Ia pun keluar dari sana dan memasang wajah garang juga hahaha.
Min Young dan Yoon Hee sampai di ruangan mereka. Keduanya heran melihat Joon Ha akan pergi. Yoon Hee tanya Joon Ha mau kemana. Joon Ha mengatakan kalau ia ada janji advokasi buruh jadi untuk beberapa hari ia akan sibuk. Tapi ia janji akan tetap hadir dalam rapat kalau memang dirinya diperlukan.
Setelah Joon Ha pergi, Yoon Hee merasa kalau akhir-akhir ini kelakuan Joon Ha terlihat aneh. Min Young heran, benarkah?
Kunjungan kerja anggota DPR. Moon Bong Shik dan Go Dong Sook mengunjungi sebuah sekolah anak-anak (kayaknya TK) Dong Sook berjanji kalau ia akan memperbesar ruangan untuk anak-anak dan juga akan mencoba memperbaiki kesejahteraan para guru.
Dong Sook melihat dari luar jendela Bong Shik tampak riang bermain dan bercanda dengan anak-anak. Yoon Ki menilai kalau Bong Shik itu sepertinya menyukai anak-anak. Tapi Dong Sook berpendapat lain, Bong Shik melakukan hal itu hanya ketika di depan kamera saja. Dia itu cuma pura-pura di depan kamera.
Yoon Ki : “Lalu kenapa anak-anak itu bisa akrab dengannya? Bukankah anak-anak itu seharusnya merasa risih? Atau anak-anak itu juga hanya berpura-pura?”
Dong Sook : “Anak-anak itu pandai mengenali orang yang selevel dengan mereka.”
(Jadi Dong Sook masih menilai kalau Bong Sik ini masih anak-anak hahaha)
Dong Sook berkata pada Bong Shik bahwa bukan hanya instansi pemerintah saja tapi fasilitas umum juga harus diperhatikan. Banyak kepala sekolah dan guru disini yang korupsi dan mereka ikut ambil bagian atas rusaknya fasilitas umum. Jadi banyak sekali yang harus di evaluasi. Bahkan ada juga kepala sekolah yang memakan sendiri subsidi sekolah dan membayar guru dengan gaji yang kecil. Dan masih banyak lagi pelanggaran lain, tapi hukuman atas pelanggaran itu terlalu ringan. Paling berat hukumannya hanya skorsing selama satu tahun.
Bong Shik membenarkan kalau hukuman itu terlalu ringan. Ia berpendapat kalau pelanggaran seperti itu izin mengajar mereka perlu dicabut seumur hidup. Bagaimana bisa genereasi muda kita dididik oleh mereka yang tak bermoral?
Benar sekali sahut Dong Sook semangat. Ia tak menyangka kalau kali ini pemikiran Bong Shik sejalan dengannya. Dong Sook menyayangkan kalau RUU mereka sudah disingkirkan oleh RUU lain. Ia merasa kalau keduanya sebaiknya bekerja sama dalam hal lain. Bong Shik setuju.
Keduanya akan meninggalkan sekolah itu, Bong Shik memanggil Dong Sook. Ia bertanya apa Dong Sook lapar. Ia tahu kalau di dekat sini ada bubur ayam yang paling enak.
Dong Sook berkata, “Pertama kita akan berbagi makan, lama-kelamaan kita akan berbagi rasa.” Dong Sook menolak ajakan makan bersama. Ia masuk ke mobilnya. Bong Sik terbengong-bengong, ia juga masuk ke mobilnya.
Di dalam mobil Dong Sook menggerutu, “Kenapa dia terus mendekatiku? Ya ampun aku harus waspada. Semakin kesepian seseorang, semakin dia asal memilih.” (hahahaha)
“Apa?” Tanya Yoon Ki tak mengerti dengan gerutuan Dong Sook. Dong Sook kaget ucapannya direspon Yoon Ki. Ia bilang bukan apa-apa hehe.
Di dalam mobil lain Bong Shik bertanya-tanya, “Memangnya kenapa kalau bisa berbagi rasa? Memangnya dia mau berbagi rasa dengan siapa? Atau mungkin dia takut berbagi rasa denganku?”
“Aku tak tahu.” sahut Park Boo merespon ucapan atasannya.
Bong Sik kembali bertanya-tanya kalau politikus berkumpul dengan mereka yang berideologi sama, apakah itu akan berlaku juga dalam hal berbagi rasa.
Penasehat Maeng membawakan minuman untuk Soo Young. Tapi Soo Young tak berada di ruangannya. Penasehat Maeng membereskan meja kerja Soo Young. Ia merapikan beberapa dokumen. Disana ia melihat goresan tulisan Soo Young yang galau tentang rencana kencan pertama haha.
Penasehat Maeng melihat monitor komputer yang menampilkan beberapa lokasi yang bagus untuk tempat kencan. Ia tersenyum akhirnya Soo Young kencan juga hahaha.
Soo Young masuk ke ruangannya. Penasehat Maeng tersenyum berkata kalau sepertinya awan hitam di atas kepala Soo Young sudah menghilang dan digantikan dengan cuaca yang cerah. Soo Young tersipu, “Tak bisakah kau pura-pura tak tahu apa yang terjadi?” Penasehat Maeng tertawa ia minta maaf.
Dibantu Sang Soo dan Penasehat Maeng, Soo Young mencari tempat yang cocok untuk kencannya. Tentu saja ia tak mengatakan pada Sang Soo kalau tempat itu akan ia gunakan untuk kencan dirinya. Ia mengatakan kalau ia akan membantu memilihkan tempat berkencan untuk temannya.
Sang Soo menebak kalau dia teman Soo Young pasti usianya tak jauh dari Soo Young. “Tapi kenapa kencan pertama? Ya ampun kasihan sekali bujang lapuk itu.” hahaha Sang Soo tertawa lebar (hahaha saya tulis seperti sub indonya island sub lucu sih sub-nya haha)
“Sudah cukup!” Soo Young kesal karena itu berarti Sang Soo menyindir dirinya. Ia mengatakan kalau saat ini ia membutuhkan ide dari Sang Soo.
Sang Soo heran kenapa Soo Young mengurusi kencan pertama teman Soo Young. Soo Young mendelik marah, Sang Soo langsung menunduk diam.
Sang Soo : “Club.”
Jalan setapak istana Deoksu
Kencan Scary Movie
Menara Namsan
Bioskop
Pantai Walmido
Motel
Soo Young bolak-balik gantian melihat keduanya yang memberikan usul tempat untuk kencan, ia pun kesal. Ia pusing sendiri hahaha.
Penasehat Maeng dan Sang Soo keluar dari ruangan Soo Young bergandengan tangan (hahaha). Sepertinya keduanya diusir keluar karena sudah membuat Soo Young bingung untuk memilih tempat kencan hahaha.
Sang Soo berfikir keras ia tak percaya kalau Soo Young akan mencarikan tempat berkencan untuk seorang teman. Tebakannya ini pasti untuk Soo Young sendiri. Penasehat Maeng yang tak membuka suara mengingatkan agar Sang Soo jangan berpikir yang macam-macam tentang Soo Young. Tapi Sang Soo masih penasaran kira-kira siapa ya teman Soo Young itu.
“Mungkinkah itu Go Dong Sook?” Tebak Sang Soo karena tadi ia satu lift dengan Dong Sook yang memakai parfum baru. Penasehat Maeng geleng-geleng kepala dengan tebakan Sang Soo.
Bagaimanakah kencan Soo Young dan Min Young nanti. Ada di Episode 10 Part 2
Komentar :
Hmmm akhirnya keduanya resmi jadian. Setelah beberapa kali Soo Young mengungkapkan perasaannya tapi selalu ditolak Min Young. Saking senangnya Soo Young sampai tersenyum tanpa henti hahaha.
Berat ya perjalanan Min Young untuk menemui cintanya. Ia sendiri juga bimbang, pikiran kanan dan kirinya tak sama. Yang satu bilang kembali saja, yang satunya bilang lanjutkan. Tapi hati Min Young memilih lanjutkan. Hmm, apa halangan rintangan Min Young itu suatu pertanda kalau ia tak diperkenankan untuk menjalin hubungan cinta dengan Soo Young.
Berat ya perjalanan Min Young untuk menemui cintanya. Ia sendiri juga bimbang, pikiran kanan dan kirinya tak sama. Yang satu bilang kembali saja, yang satunya bilang lanjutkan. Tapi hati Min Young memilih lanjutkan. Hmm, apa halangan rintangan Min Young itu suatu pertanda kalau ia tak diperkenankan untuk menjalin hubungan cinta dengan Soo Young.
Selain Young-Young couple masih ada couple lain yang juga manis banget tapi juga ga akur. Go Dong Sook n Moon Bong Shik. Dong Sook masih menganggap Bong Shik seperti anak kecil, sementara Bong Shik masih saja terngiang dengan romansanya ketika kuliah yang ditolak mentah-mentah oleh Dong Sook. Pengen banget nih couple juga jadian hahaha.
WKWKWKWK... ketawa ngakak baca sinop anis... sumpah,,, jadi penasaran mau nonton dramanya nunggu tamat lagsung beli dvd nya,,, :D
ReplyDeletewah udh ditunggu2 bgt sinopsis untk drama ini!! terimakasih, kalo boleh episode2 sblm nya juga dong hehe
ReplyDeleteMaaf kalau episode awal UNTUK SAAT INI saya tidak ada rencana untuk membuatnya, selain waktu yg ga ada juga malas karena ujung2nya bikin emosi jiwa akibat ulah tukang copas.
DeleteKalau mau ditayangkan di TV dalam negeri nanti bisa dipertimbangkan untuk ditulis dari awal.
Ooh jd mb Anis memang nulisnya dari eps 10 ya? Pantesan bolak balik buka blog nyari eps 1 g nemu2! Hehehehe gpp yg penting lanjutkan sampe tamat ya, btw drama ini ada brp eps?
ReplyDelete