Monday, 18 March 2013

Sinopsis Queen of Ambition Episode 11 Part 2

Mereka masih berkumpul mengitari meja makan. Ha Ryu bertanya pada Do Hoon dimana kamar mandinya. Do Hoon menunjukkan tempatnya. Ha Ryu pun permisi akan ke toilet sebentar.
Bibi Ji Mi akan menuangkan wine tapi sayang wine-nya sudah habis. Ia berniat mengambil lagi, tapi Da Hae menawarkan kalau ia saja yang mengambil wine-nya.
Da Hae sudah mengambil wine-nya. Ia berdiri menunggu Pengacara Cha. Saat Ha Ryu keluar dari toilet Da Hae langsung berkata kalau ia tahu Ha Ryu dan Do Kyung itu bertemu belum lama, “Kapan kalian berdua jadi cukup serius untuk bertemu dengan ayahnya?”

Ha Ryu berkata bukankah ia sudah membicarakannya tadi. Da Hae mencibir, apa menurut Ha Ryu ia akan percaya begitu saja pada kebohongan ini.

Ha Ryu : “Kau lebih memilih untuk percaya kalau itu adalah kebohongan, kan?”
Ha Ryu ingin bertanya satu hal pada Da Hae, “Ketika pertama kali kau menginjakan kakimu di rumah ini, bagaimana perasaanmu?”

“Kau sendiri, bagaimana perasaanmu sekarang?” Da Hae balik bertanya.

“Aku merasa seperti pindah ke rumah ini!” Jawab Ha Ryu membuat Da Hae diam.
Do Hoon datang mengatakan kalau Bibi Ji Mi menunggu wine-nya. Ia heran apa yang Da Hae dan Ha Ryu lakukan disini. Da Hae bilang kalau ia baru saja akan menuju ruang makan.
Makan siang bersama di rumah keluar Baek pun usai, Ha Ryu mohon diri. Do Kyung akan mengantar Ha Ryu sampai ke mobil. Sementara Da Hae berdiri menjauh menatap dua pasangan ini dan tentu saja dengan tatapan tak percaya kalau keduanya sepasang kekasih.
Sebelum keluar, Ha Ryu menoleh sebentar ke arah Da Hae. Ia kemudian meraih tangan Do Kyung dan menggandenganya. Ha Ryu berbisik kalau mereka sedang melihat keduanya.
Melihat kemesraan yang ditunjukan Ha Ryu, Bibi Ji Mi langsung berkomentar, “Ya ampun lihat bagaimana bisa mereka menunjukannya di depan kita!”

“Memangnya kenapa? Itu kan bagus!” sahut Do Hoon. Da Hae, dia cemberut aje. Hehe.
Sampai di luar, Ha Ryu masih menggandeng tangan Do Kyung. Ketika mobil Ha Ryu datang Do Kyung melepas gandengan tangan Ha Ryu. Untuk segala sesuatu yang terjadi hari ini Ha Ryu mengucapkan terima kasih. Do Kyung bilang kalau Ha Ryu tak perlu sungkan.
Ha Ryu pun segera meninggalkan kediaman keluarga Baek Hak. Do Kyung menatap mobil Ha Ryu yang perlahan menjauh dengan tatapan sendu. Ha Ryu melirik Do Kyung melalui kaca mobilnya.
Di dalam rumah, Bibi Ji Mi berkata pada Da Hae kalau sepertinya Do Kyung sudah mengganggu rencana. Da Hae sendiri khawatir apa yang akan terjadi pada rencana pernikahannya. Bibi Ji Mi merasa untuk sekarang, ini waktunya untuk mundur. Tapi Da Hae jelas menunjukan wajah kalau ia tak ingin mundur begitu saja.
Do Hoon datang membawakan tas Da Hae. Ia akan mengantar Da Hae pulang. Do Hoon meminta pendapat Bibinya bagaimana tentang Pengacara Cha tadi. “Dia itu bukan tipeku!” seru Bibi Ji Mi. Hahaha Da Hae pun pamit pada Bibi Ji Mi.
Di dalam mobil, Do Hoon terus memuji Jae Woong-hyung yang berpacaran dengan kakaknya, tapi Da Hae cemberut aja.

Da Hae : “Apa kau benar tak apa-apa kalau pernikahan kita ditunda? Bagaimana bisa kau mengatakan pada semua orang kalau kau menundanya?”

Do Hoon menjelaskan kalau ini bukan membatalkan tapi hanya menunda saja. Kalau ia menikah lebih dulu daripada kakaknya itu akan membuatnya merasa tak enak. Tapi Da Hae tak suka pernikahannya ditunda, apalagi ia sudah memberi tahu bawahannya. Do Hoon berusaha menghibur kalau penundaan ini sebaiknya keduanya gunakan untuk mempersiapkan pernikahan yang lebih baik.

Da Hae punya ide untuk mengungkap benar tidaknya hubungan pengacara Cha dengan Do Kyung, “Untuk pembukaan toko outdoor besok bagaimana kalau kita mengundang Pengacara Cha?” Ia mengatakan kalau mereka berempat akan memiliki kesempatan untuk bicara bersama. Do Hoon setuju ia akan menghubungi Jae Woong hyung-nya apakah dia memiliki waktu senggang.
Do Kyung di kamar melakukan perawatan terhadap wajahnya. Tepat saat itu Bibi Ji Mi masuk ke kamarnya menanyakan apa Do Kyung punya pemotong kuku. Do Kyung tahu kalau menanyakan pemotong kuku hanya alasan Bibi Ji Mi untuk masuk ke kamarnya. Ia tahu kalau Bibinya pasti memiliki sesuatu yang ingin disampaikan.
Bibi Ji Mi tertawa, apa alasannya itu terlihat jelas. “Kalau begitu aku akan bertanya padamu dengan cepat. Apa kau benar-benar berkencan dengan Pengacara Cha?”

Kini giliran Do Kyung yang tertawa, “Pertanyaan apa itu? Bagaimana bisa seseorang perpura-pura pacaran?”

Bibi Ji Mi menilai kalau pacarannya Do Kyung ini begitu mendadak. “Kalau begitu, apa kau benar-benar akan menikah?”

Do Kyung menjawab pendek ya.
“Apa yang kau sukai darinya?” Bibi terus bertanya.
Do Kyung terdiam sejenak, “Aku rasa dia pria yang baik!” katanya lirih (aih penuh perasaan bangat nih) 

“Benar, kau tak bisa selalu hidup sebagai Joan of Arc-nya Baek Hak.” Kata Bibi Ji Mi menyebutkan salah seorang pahlawan wanita. “Kau juga harus memiliki kehidupan lain sebagai wanita. Sekarang kau harus mulai seperti putri salju. Tapi bagaimana pun juga kalau kau tulus, aku juga akan menyetujuinya.”

Setelah mengatakan itu Bibi Ji Mi keluar dari kamar Do Kyung. Do Kyung kembali terdiam dan menatap pantulan dirinya di cermin.
Di kantor pengacara, Sam Do mematikan lampu bersiap untuk tidur. Ia merebahkan dirinya di kursi. Baru saja ia memejamkan mata, tiba-tiba pintu terbuka dan lampu kembali menyala. Mata Sam Do langsung terbelalak dan bangun. Ha Ryu yang datang.
Ha Ryu yang lelah melempar tas-nya ke kursi. Ia duduk melepas lelah. Sam Do menatap penasaran bagaimana makan bersama dengan keluarga Baek Hak tadi. Ha Ryu mengatakan kalau ia mungkin sudah melewati satu krisis. Sam Do makin penasaran apa semuanya seperti yang Ha Ryu rencanakan, apa pernikahan Da Hae ditunda.
Ha Ryu : “Ketika Joo Da Hae mendengarnya, ekspresinya sangat bagus untuk dilihat.”
Yessss Sam Do memperagakan rasa senangnya. Tapi ia tetap berpesan pada Ha Ryu agar selalu berhati-hati. “Kau tak akan pernah tahu bagaimana dia akan membalas.”
Opening toko baru. Nih namanya toko (butiknya) MILLET (salah satu sponsornya Yawang, sama seperti Droptop) acara openingnya sukses, banyak kiriman bunga ucapan selamat.
Do Kyung dan Ha Ryu datang bersama. Do Hoon sebagai pengelola menerima banyak pujian dan ucapan selamat dari pengunjung. Ha Ryu juga mengucapkan selamat atas dibukanya toko baru. Ia menilai ini toko yang hebat. Do Hoon berterima kasih karena Ha Ryu sudah bersedia datang. Ia juga tak menyangka kalau respon openingnya sangat bagus. Da Hae melihat mereka dari kejauhan. Do Hoon kembali menyalami beberapa pengunjung.
Da Hae menyapa Ha Ryu dan Do Kyung. Ia mengajak keduanya untuk menunggu Do Hoon yang masih sibuk menyalami para tamu. Ketiganya berada di ruang tunggu. (kayak ruang penyimpanan)
Da Hae berkata bukankah tokonya begitu ramai pengunjung. Ia mengatakan kalau Do Hoon akan segera datang kesini jadi Do Kyung dan Ha Ryu bisa duduk disini menunggu Do Hoon. Ia akan keluar sebentar untuk membawakan minuman.
Ha Ryu dan Do Kyung duduk menunggu berhadapan. Keduanya diam canggung. Aih.. Ternyata Da Hae tidak segera mengambil minuman. Ia malah berdiri di ruang kontrol CCTV memperhatikan gerak-gerik Do Kyung dan Ha Ryu. Ternyata di ruangan dimana Do Kyung - Ha Ryu berada ada kamera CCTV nya.

Da Hae ingin tahu apa benar mereka berdua itu sepasang kekasih. Ia terlihat puas karena yang ia lihat pengacara Cha dan Do Kyung terlihat diam tak bergerak, bahkan tak bicara sepatah katapun.
 Di dalam ruangan itu Ha Ryu tak bisa duduk tenang. Ga tahu mesti ngobrol apa sama Do Kyung. Do Kyung pun sama ia hanya duduk diam. Karena tak nyaman berdua di ruangan itu, Do Kyung pun akan menyusul Do Hoon.

Ha Ryu melihat kalau di ruangan itu ada kamera CCTV nya. Ia menahan tangan Do Kyung dan berbisik kalau Da Hae sedang mengawasi keduanya. Do Kyung terdiam kaget tak tahu harus melakukan apa.
Ha Ryu memintanya duduk. Ia duduk di sebelah Do Kyung. Supaya terkesan keduanya pasangan romantis, Ha Ryu menyentuh wajah Do Kyung. Da Hae yang melihat merasa heran kenapa sikap keduanya tiba-tiba berubah.

Do Kyung mulai kesal karena Da Hae mengawasinya seperti ini. Ia pun permisi pada Ha Ryu akan keluar sebentar.
Do Kyung ke ruang kontrol CCTV, “Apa kau sedang mengawasiku?” tanya Do Kyung mengagetkan Da Hae. Do Kyung mengingatkan kalau Da Hae tak perlu curiga padanya. Hubungannya dengan pengacara Cha itu serius.

Da Hae : “Tapi yang terlihat bukan seperti itu. Aku seperti melihat sebuah adegan sandiwara.”
Do Kyung : “Sampai aku menikah, kau tak akan pernah bisa menikah. Aku akan menggunakan waktu itu untuk mengungkap kebenaran tentang dirimu. Jadi berhentilah mengacau, pergi dan batalkan pernikahanmu sendiri.”
Da Hae yang marah masuk ke ruang penyimpanan barang. Disana ia meluapkan kekesalannya membanting dokumen yang dibawanya. Huwaaa.. di ruang penyimpanan itu sendiri ada kamera CCTV nya lho. Dan kemarahan Da Hae ini dilihat oleh Ha Ryu di ruangan kontrol CCTV. Ha Ryu tersenyum sinis melihat kemarahan Da Hae.
Do Hoon dan Da Hae mendatangi ke tempat mereka menyewa gedung resepsi. Kedatangan keduanya untuk merubah kontrak perjanjian terhadap penyewaan gedung. Petugas menanyakan kapan tanggal perubahannya. Do Hoon menjawab kalau ia belum tahu kapan kepastian tanggalnya. Dengan kesal Da Hae pun menjawab batalkan saja. Da hae yang kesal segera berlalu dari sana.
Ha Ryu membaca dokumen kasus dirinya yang ia terima dari Do Kyung. Ponselnya bunyi, ada SMS dari Soo Jung. 

‘Aku akhirnya tiba di Korea. Aku akan menemuimu di rumah, Jae Woong-ssi’
Ha Ryu menghela nafas bingung tak tahu bagaimana menghadapi Soo Jung. Ia melihat Sam Do tengah asyik makan. Ia memberi tahu Sam Do kalau Soo Jung sudah sampai di Korea. Ia bingung apa yang harus dilakukannya.

“Memangnya apa lagi yang bisa kau lakukan? Kau harus putus dengannya!” ucap Sam Do sambil mengunyah snack-nya. Ia mengatakan kalau putus hubungan seperti itu memang akan sedikit menyakiti hati Soo Jung.
Ha Ryu terus mengeluh ia bahkan tak bisa memberi tahu Soo Jung atas apa yang sebenarnya terjadi pada kakaknya.

Sam Do : “Kau pikir siapa yang akan pertama kali curiga kalau kau ini bukan Cha Jae Woong? Tentu saja pacarnya, Seok Soo Jung.”

Sam Do mengerti betapa bersalahnya Ha Ryu yang akan mengatakan itu pada Soo Jung. Tapi masih terlalu awal kalau jati diri Ha Ryu terungkap. “Tutup saja matamu dan putus dengannya!”
Soo Jung tiba di Korea bersama ayahnya, Seok Tae Il. Soo Jung ingin tahu pendapat ayahnya mengenai Seoul yang sudah 2 tahun tak dilihat. “Apa ayah senang?”

“Senang!” jawab Seok Tae Il pendek.

Soo Jung menahan kesal karena jawaban pendek ayahnya, “Kau sudah memutuskan untuk pulang apa perasaanmu nyaman?”

“Nyaman!” Seok Tae Il kembali menjawab pendek.

“Senang. Nyaman. Kenapa orang-orang di sekitarku seperti itu?” keluh Soo Jung. “Mereka sepertinya tak bisa membuat kalimat yang panjang.” (Haha karena Jae Woong juga sama ngomong seperlunya. Irit kalimat gitu)

“Apa pacarmu juga tak bicara banyak?” tanya Seok Tae Il ingin tahu tentang pacar putrinya.

Soo Jung : “Jae Woong-ssi? Ayolah ayah, jangan memulainya. Rasanya sesak sampai aku mau mati. Dia itu tak banyak bicara. Dia juga tak menyenangkan.”

“Kalau begitu kenapa kau mau menikahinya?” tanya Seok Tae Il.
Soo Jung tertawa merangkul tangan ayahnya, “Itu karena aku menyukainya.”

Soo Jung ingat kalau akhir pekan ini ayahnya harus bertemu dengan keluarga Jae Woong. Seok Tae Il ingat itu, tapi sekarang ada seseorang yang ingin ia temui. Jadi ia minta Soo Jung pulang saja lebih dulu. Soo Jung menghela nafas, “Kau sudah harus menemui seseorang begitu kau mendarat?”

Seok Tae Il menuju perusahaan Baek Hak.
Di depan perusahaan Do Kyung menyambut kedatangannya. “Senang bertemu dengan anda Tuan walikota.” Walikota Seok juga senang bisa menyapa Do Kyung seperti ini. Ia berterima kasih karena Do Kyung sudah mengirim mobil jemputan ke bandara. Ia berharap semoga semuanya berjalan baik-baik saja. Do Kyung mengatakan kalau ayahnya sudah menunggu.

(Aku masih bingung mau menyebut Seok Tae Il bagaimana. Menyebut namanya saja (Tae Il) kurang pantas/ga sopan. Apa walikota Seok aja ya atau Mayor Seok kayak di EngSub-nya)
Do Kyung mengantar walikota Seok menemui ayahnya. Presdir menyambut kedatangan Walikota Seok penuh kegembiraan. Walikota Seok pun meminta ijin ingin menyapa Presdir Baek dengan sepantasnya. Ia kemudian melakukan hormat lebih sopan lagi. (kayak memberi hormat ke raja)

Presdir Baek meminta walikota Seok jangan bersikap berlebihan seperti ini. Do Kyung pun keluar ia akan membiarkan mereka berdua berbincang.
Walikota Seok berterima kasih karena berkat bantuan Presdir Baek ia bisa menyelesaikan urusannya di Jerman dan kembali ke Korea. Presdri tahu itu, ia menduga pasti itu sangatlah sulit.

Walikota Seok : “Ketika aku tak terpilih kembali sebagai walikota Seoul, ketika tak seorang pun mau memberiku kesempatan. Presdir, andalah orang yang selalu ada untukku. Aku akan membalas jasamu seumur hidupku.”

Walikota Seok penasaran dan menanyakan alasan kenapa Presdir Baek memintanya kembali ke Korea. Presdir membenarkan, ia sengaja meminta mantan walikota Seok kembali untuk memberi pekerjaan. “Walikota Seok?”

“Ya Presdir.”

Presdir Baek : “Bukankah kau harus melakukan sesuatu yang besar?”

Huwaaaaa apakah itu. Jangan-jangan jadi Presiden.
Do Kyung kembali ke ruangannya. Sek Moon memberi tahu kalau ada kiriman paket untuk Do Kyung. Paket yang sama juga datang untuk Direktur Baek Do Hoon dan ia sudah membawa itu ke ruangannya Do Hoon. Sek Moon permisi akan keluar.

Do Kyung heran kenapa kiriman paket yang bersamaan. Kiriman paket itu sudah ada di mejanya. Ia membaca siapa pengirimnya. Mata Do Kyung membesar setelah membaca siapa yang mengirim paket itu, Kang Ji Hyuk.
Do Kyung memanggil Sek Moon dan bertanya apa tadi Sek Moon bilang kalau Sek Moon membawa kiriman paket yang satunya ke kantor Do Hoon. Sek Moon membenarkan. Do Kyung panik dan segera lari menuju kantor Do Hoon.
Do Hoon membuka kiriman paket yang ditujukan untuknya. Ia melepas kertas yang bertulisan si pengirimnya. Apa isinya.
Isinya map yang berisi kumpulan artikel tentang Do Hoon ketika masih bermain Ice Hockey (seperti kumpulan klipping) Do Hoon menebak kalau ini kiriman dari penggemarnya. hehe pede amat ya.
Do Kyung sampai di ruangan Do Hoon. Ia melihat kalau Do Hoon sudah membuka isi paketnya. Do Hoon memberi tahu kakaknya kalau ia mendapatkan kiriman paket ia bertanya apa mungkin kakaknya ini tahu siapa Kang Ji Hyuk. Do Kyung yang terkejut diam tak menjawab.

Do Hoon mengatakan kalau isi kumpulan klipping, isinya semua artikel tentang dirinya sejak ia mulai bermain Ice Hockey dari SMP sampai ia bermain untuk tim kampusnya. Ia memuji kalau penggemarnya ini benar-benar hebat bisa mengumpulkan artikel tentang dirinya sebanyak itu. “Noona, apa kau tahu siapa Kang Ji Hyuk?” Tanya Do Hoon.
“Tidak tahu!” jawab Do Kyung menyembunyikan kepanikannya. Da Hae melihat ekspresi yang aneh di diri Do Kyung.

Do Kyung bertanya apa lagi isi paketnya, apa itu sudah semua. Do Hoon menjawab kalau ini sudah semuanya. Do Kyung mengambil kiriman peket itu, “Dia mungkin orang gila, mengumpulam semua ini dan mengirimnya. Jangan menyimpannya atau bahkan memikirkannya.”
Do Kyung memasukan map kumpulan artikel itu kembali ke kardus dan membawanya keluar. Ia akan membuangnya.

Do Hoon menatapnya bingung, kenapa kakaknya tiba-tiba begitu. Da Hae juga berfikir kenapa kiriman paket itu membuat Do Kyung begitu panik. Do Hoon teringat dokumen pekerjaannya, ia pun melanjutkan pekerjaannya.
Da Hae melihat kertas alamat pengirim paket tadi. Ia yang merasa curiga mengambil kertas itu.
Do Kyung membawa kiriman paket Do Hoon ke ruangannya. Ia segera membuka kiriman paket yang ditujukan untuknya. Isinya jam tangan. Do Kyung menatap sedih jam tangan itu. Ia terduduk lemas di kursinya.

Do Kyung melihat alamat si pengirim, ada nomor telepon yang bisa dihubungi. Ia pun menghubungi nomor itu.
“Ya disini rumah rawat Eun Ha.” jawab seorang wanita di seberang sana.

Do Kyung tak segera bicara. Ia mengumpulkan keberanian untuk bicara, “Apa mungkin disana ada seseorang yang bernama Kang Ji Hyuk?” tanya Do Kyung.

Petugas : “Oh Kang Ji Hyuk, dia baru meninggal 3 hari yang lalu. Apa kau anggota keluarganya?”

Do Kyung terdiam terkejut, ia menutup teleponnya perlahan. Air matanya menetes, ia menangis. Tapi sesaat kemudian ia mulai bisa menguasai perasaannya. Ia segera mengusap air matanya dan membawa keluar semua paket kiriman itu.
Da Hae berada di ruangannya memperhatikan kertas alamat si pengirim paket tadi. Alamat yang sama seperti paketnya Do Kyung. Ia merasa heran kenapa Do Kyung begitu panik mengetahui Do Hoon menerima paket itu. Da Hae pun menghubungi nomor telepon yang tertera disana.
Soo Jung berkunjung ke rumah Jae Woong. Ia tentu saja membawa oleh-oleh dari luar negeri. Ayah Cha senang Soo Jung memberinya sweater. Ia meminta pendapat putranya bagaimana penampilannya dengan sweater baru ini, cocok tidak.

“Ya..!” jawab Ha Ryu pendek.
Ayah Cha kesal dengan komentar pendek putranya, “Ah kau ini sama sekali tak menyenangkan. Kalau kau melihatku mengenakan pakaian baru bukankah kau bisa bilang ‘itu terlihat bagus’ atau ‘kau terlihat 10 tahun lebih muda’ atau ‘kau pantas untuk menikah lagi’. Bukankah kau bisa mengatakan hal-hal manis seperti itu. Apa yang bisa kau katakan hanyalah ‘ya’ saja? Kalau kau suka bergaul, kau seharusnya tahu aturan sosial, apa kau mengerti?”
“Ya..!” Ha Ryu kembali menjawab pendek. Haha.

“Ah ya ampun kau ini,” Ayah Cha makin kesal dengan jawaban pendek putranya. Haha.
Soo Jung berkata kalau ayahnya juga orang yang tak banyak bicara. Ayah Cha ingin tahu kapan ayah Soo Jung ingin bertemu dengannya. Soo Jung menawarkan bagaimana kalau akhir pekan ini. Ayah Cha tak masalah kapan pun itu, ia siap.
Ha Ryu tersentak kaget dengan rencana pertemuan dua keluarga ini. Ayah Cha melihat wajah putranya ini dari tadi tak terlihat senang, “Jae Woong-ah kenapa wajahmu begitu? Apa karena aku mendapatkan sweater dan kau hanya mendapatkan sapu tangan? Apa kau marah?”

Ha Ryu tak menjawab, ia mengajak Soo Jung bicara di luar.

“Ah ya ampun ternyata dia marah!” sahut Ayah Cha tertawa. Soo Jung permisi keluar sebentar menyusul Ha Ryu.
Ha Ryu dan Soo Jung berada di taman. Soo Jung menanyakan apa yang akan Ha Ryu bicarakan di luar sini. Ha Ryu bingung memulai pembicaraannya dari mana. Soo Jung menatap wajah Ha Ryu lebih dekat, “Apa kau benar-benar marah karena aku hanya memberimu sapu tangan?”

Ha Ryu menatap Soo Jung, “Kupikir kita tak bisa menikah. Kita putus saja!”
Soo Jung terdiam terkejut tapi sesaat kemudian ia tertawa. “Ya ampun, kau ini semakin manis saja Jae Woong-ssi.” Soo Jung mengira kalau apa yang diucapkan Ha Ryu candaan karena hanya marah diberi oleh-oleh sapu tangan.
“Aku serius kita putus saja.” ucap Ha Ryu penuh keyakinan.
“Hadiahnya tak seperti yang kau harapkan, ya?” Soo Jung mengeluarkan sesuatu dari tasnya. “Aku tahu kita sudah sepakat untuk tidak menyiapkan hadiah pernikahan yang terpisah. Tapi aku tak bisa tidak memberimu apapun.”

Soo Jung membuka kotak yang isinya jam tangan. Ia mengatakan kalau jam tangan ini tak terlalu mahal. Ia akan memakaikan jam tangan itu ke tangan Ha Ryu.
Tapi Ha Ryu menolak, ia menarik paksa tangannya tak mau menerima jam tangan itu. Soo Jung jelas terkejut dengan penolakan kasar ini.

Ha Ryu : “Aku minta maaf.”

Soo Jung menatap bingung, ia jelas tak mengerti. Kenapa Jae Woong berubah sikap seperti ini.
Ha Ryu : “Aku hanya bisa mengatakan maaf. Caci makilah aku dan bencilah aku. Aku minta maaf.”
Soo Jung kini mengerti ternyata apa yang dikatakan tadi bukan candaan, permintaan putus ini benar-benar serius. Matanya mulai berkaca-kaca. Tanpa terasa air matanya menetes.
Ha Ryu pergi meninggalkan Soo Jung sendirian. “Kenapa kau melakukan ini?” tangis Soo Jung. “Kenapa kau melakukan ini padaku?” Tangis Soo Jung semakin menjadi. Ha Ryu terus berjalan meninggalkan Soo Jung sendirian yang terus menangis.
Soo Jung menyendiri di kamarnya. Ia duduk memeluk kedua kakinya. Air matanya terus berlinang. Ia menatap jam tangan itu dengan perasaan terluka. Ia benar-benar tak mengerti kenapa tiba-tiba Jae Woong meminta putus padahal belum lama ini Jae Woong melamarnya.
Da Hae berkunjung ke rumah rawat Eun Ha. Ia mengaku kalau diriinyaa yang menerima kiriman paketnya. Petugas tak mengira kalau da hae akan datang secepat ini setelah menerima paket. Petugas mengatakan kalau yang bernama Kang Ji Hyuk baru saja meninggal. Selama ini dia tak punya pengunjung.
Da Hae bertanya lalu siapa yang mengirimkan paket itu padanya. Petugas mengatakan kalau sebelum meninggal Kang Ji Hyuk memintanya untuk mengirim paket itu kalau dia meninggal. Setelah pemakamannya masih ada barang-barang pribadi milik Kang Ji Hyuk. “Kami berencana membakarnya, tapi apa kau mau melihatnya?” Da Hae tentu saja mau melihatnya.

Petugas itu mengeluarkan sebuah kotak dan mengatakan kalau di dalamnya itu barang-barang yang Kang Ji Hyuk tinggalkan. Ia minta maaf tak bisa menemani Da Hae karena ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan.
Da Hae membuka kotak itu, ada medali dan benda lainnya. Disana ada juga foto antara Kang Ji Hyuk dengan Baek Do Kyung. Da Hae heran kenapa ada foto Do Kyung. Ia ingat kalau di kantor tadi ketika Do Hoon bertanya apa Do Kyung mengenal pria bernama Kang Ji Hyuk. Do Kyung saat itu mengatakan kalau dia tak kenal. Tapi kenapa ada foto Do Kyung bersama Kang Ji Hyuk. Da Hae mengambil foto lain. Disana tertulis kalau foto itu di ambil tahun 1984.
Da Hae pun membawa pulang barang-barang milik Kang Ji Hyuk. Ia tersenyum puas karena menemukan rahasia pribadi Do Kyung.
Ketika sampai di apartemen Da Hae mencari artikel di internet tentang Do Kyung ketika masih menjadi atlet berkuda. Da Hae merasa heran kenapa Do Kyung tak ikut di olimpiade 1984 malah pergi ke Jepang. Da Hae berusaha berfikir, ia pun teringat sesuatu. Ia bergegas menuju rumah besar menemui Do Hoon.
Di jalan menuju rumah besar ia mengingat beberapa pertemuan dan pembicaraan yang tak menyenangkan dengan Do Kyung. Do Kyung yang sekuat tenaga mencegah hubungannya dengan Do Hoon. Ia juga mengingat ucapan putri pejabat Kim yang di dengarnya di restouran dimana putri pejabat Kim mengatakan kalau teman-temannya ketika sekolah mengira Do Kyung itu ibunya Do Hoon.

“Adik yang seperti putra baginya!” sahut Da Hae mencoba menerka.
Di rumah besar tepatnya di kamar Do Hoon, Da Hae membuka foto album milik Do Hoon. Tapi ia tak menemukan foto yang ia cari. Do Hoon datang membawakan minuman untuknya. Ia heran kenapa Da Hae tiba-tiba ingin melihat album fotonya. Da Hae beralasan kalau ia hanya penasaran saja, “Aku ingin melihat bagaimana kau ketika kecil. Tapi, apa kau tak punya foto ketika kau masih bayi? Apa itu ada di album yang lain?”

Do Hoon bilang tak ada, hanya itu saja foto yang ia punya karena ia sendiri lahir di Jepang. Ketika pindah ke Seoul kami kehilangan semua foto.
Da Hae berfikir, Do Kyung tak ikut olimpiade tahun 1984 dan pergi ke Jepang. Ia bertanya untuk meyakinkan tebakannya, “Apa kau lahir di Jepang?” Do Hoon membenarkan. Da Hae ingin tahu kenapa Do Hoon lahir disana. Do Hoon tak tahu, tapi yang pasti saat itu orang tuanya sedang berada di Jepang. Da Hae mulai yakin dengan tebakannya.
Do Kyung berada di bar seorang diri. Ia sedih setelah mengetahui Kang Ji Hyuk meninggal. Ponselnya berdering, dari Da Hae. Dengan malas Do Kyung menjawabnya.
Da Hae berada di mobil mengajak Do Kyung bertemu. Do Kyung heran kenapa Da Hae mengajak ketemuan selarut ini. Da Hae bilang kalau ini masalah penting. Do Kyung ingin bicaranya besok saja tapi Da Hae mengatakan kalau yang akan ia bicarakan ini mengenai kelahiran Do Hoon. Do Kyung pun setuju ia bertanya ada dimana Da Hae sekarang.
Da Hae duduk menunggu kedatangan Do Kyung. Di depannya ada amplop putih besar. Do Kyung sampai disana, Da Hae segera menyimpan amplop itu.
Do Kyung menanyakan apa yang akan dibicarakan keduanya ini mengenai Do Hoon. Da Hae langsung bicara terus terang kalau yang akan dibicarakan ini tentang kelahiran Do Hoon. Ia mengatakan kalau hari ini ia pergi ke rumah rawat Eun Ha di Chuncheon. “Aku mendapatkan barang-barang Kang Ji Hyuk.” Ada foto Do Kyung di dalamnya.

Do Kyung yang terkejut berusaha menutupi keterkejutannya, “Lalu apa ada hubungannya dengan sesuatu?” Tanya Do Kyung.
Da Hae : “Haruskah aku memberitahumu secara detail? Do Hoon lahir di Jepang tahun 1984. Ditahun 1984, kau pergi ke Jepang mengundurkan diri tak ikut olimpiade. Kenapa kau tiba-tiba pergi ke Jepang?”

Do Kyung : “Apa yang ingin kau katakan?”

Da Hae tersenyum licik, “Menghidar dari semua orang, kau melahirkan Do Hoon di Jepang."

Tubuh Do Kyung mulai menegang tapi ia masih berusaha bersikap tenang.

Da Hae : “Kau bukanlah kakaknya Do Hoon melainkan ibunya.”
Do Kyung berusaha mengelak apa yang dikatakan Da Hae. Ia tak tahu omong kosong darimana yang sudah Da Hae dengar karena itu sama sekali tidak benar.

Da Hae : “Karena kau bukan kakaknya melainkan ibunya, apa karena itu kau menentang hubunganku dengan Do Hoon? Apa karena kau tak mau aku menjadi menantu perempuanmu?”

“Tutup mulutmu!” Do Kyung mulai emosi. Tak peduli omong kosong apa yang kau bicarakan aku tak akan pernah menyetujui kau sebagai pasangan Do Hoon.

Da Hae : “Kalau begitu aku pun akan menyerah menikah dengan Do Hoon. Tapi sebaliknya kau tak boleh hidup sebagai kakaknya tapi sebagai ibunya.”

Do Kyung tambah emosi, “Joo Da Hae. Kau ini memang sampah. Apa kau pikir orang-orang akan percaya padamu?”
Da Hae menunjukan amplop putih besar yang dibawanya, “Ini laporan hasil tes DNA antara kau dan Do Hoon. Hasilnya cocok 99,9% dan tentang pernikahan kami di bulan depan kami akan melanjutkannya sesuai jadwal. Apa kau akan menentangnya?”

Do Kyung terlihat sangat marah diancam seperti ini. Ia diam menahan marah. Sebaliknya Da Hae tersenyum menang. Ia menganggap kalau diamnya Do Kyung ini sebagai tanda telah menyetujui pernikahannya, ia pun permisi.
Sebelum pergi Da Hae meminta kalau Do Kyung tak perlu khawatir. Selama ia menjadi menantu perempuan Do Kyung, seumur hidup ia akan merahasiakan ini dari Do Hoon. Da Hae pergi dari sana tak lupa ia membawa amplop besar yang berisi laporan tes DNA.
Do Kyung yang marah dengan ancaman Da Hae hanya bisa duduk sedih sambil menitikan air mata. Rahasia yang selama ini ia jaga akhirnya ada yang mengetahuinya. Dan rahasia ini dijadikan senjata oleh Da Hae agar membuat dirinya tak bisa berkutik menentang pernikahan itu.
Da Hae berdiri di jembatan penyebrangan. Ia mengambil amplop berisi laporan tes DNA Do Kyung–Do Hoon. Ia mengambil isinya dan ternyata itu hanya sekumpulan kertas kosong. (busyet ngancem pake kertas kosong)
Da Hae membuang kertas-kertas kosong itu ke Jalan Raya. Ia tersenyum puas karena ancaman kertas kosongnya berhasil membuat Do Kyung tak berkutik.

Komentar :

Ah gila sungguh menyebalkan kenapa amplopnya tadi ga dibuka dulu. Ok, akankah pernikahan itu berhasil terlaksana. Ada aja yang membuat Da Hae tersenyum menang n berada di atas angin. Apakah keberuntungan Da Hae ini akan terus berlanjut, kapan dia kena batunya.

Huwaaa ikutan nangis pas Soo Jung nangis karena diputusin. Apa Soo Jung akan menerima begitu saja putus cinta yang tiba-tiba ini. Akankah ia mencari tahu apa yang terjadi.

Hmmm ternyata pria yang menjadi ayah kandung Do Hoon sudah meninggal. Aku awalnya mikir kalau yang akan menjadi Presidennya nanti ayah kandungnya Do Hoon sama seperti perkiraannya Kiki. Tapi meliha episode ini, pikiranku pun berubah.

Seok Tae Il, apa dia yang akan menjadi presidennya. Berhubung dia mantan walikota, setidaknya dia merupakan kandidat yang cukup kuat dan berpeluang menjadi presiden di drama ini atau akankah ada tokoh lain yang muncul.

10 comments:

  1. ceritanya seru abisss...
    mba aniss semangat ngelanjutin sinopsisnya y.. filmnya keren bgt..
    ha ryu juga mulai masuk ke keluarga bae hak.. kira2 do kyung bakal ngelakuin apa y untuk ngebales da hae.. penasaran mba... :D

    ReplyDelete
  2. Makin dibuat penasaran setelah tebakanku yg jadi presiden salah...

    ReplyDelete
  3. Iya aku juga berubah pikiran setelah tebakanku yg jd presiden salah,trnyata bpknya Do Hoon udh meninggal.Sepemikiran nih dgn mbak anis,jgn2 mantan walikota Seok Tae Ill ya yg jd presiden n suami Da Hae.Huwaa bener2 bkin stress nih drama haha.Pdhl yg pemainnya nyantai ketawa2 aja,seperti d pict BTS,kita2 aja yg galau :lol:
    Makasih sinopsis n foto2 bonus BTS nya mbak anis,chayoo!

    ReplyDelete
  4. Tadinya malah aku pikir yg bapaknya si do hoon itu si walikota ternyataa hahaha

    ReplyDelete
  5. indria purnwwati19 March 2013 at 18:32

    halooo anis...
    tadi gak sengaja di blog irfa nemu sinopsis drama uhm tae wong n han ji min yg ressurection( kalo gak salah) kok mirip ya ma yawang...jalan ceritanya,tokoh kembarnya,n tokoh yg lain agak mirip..

    ReplyDelete
  6. Makin seru aja cerita nya... Tunggu episode selanjutnya ... :-)

    ReplyDelete
  7. kalo menurutku yg jd presiden do hoon .....toh pasti ni ceritanya bisa jadi di buat 5thn kemudian atau 10 tahun kemudia do hoon pants untuk jd presiden
    karena dr awal tebakanku yg jd presiden do hoon

    #aida

    ReplyDelete
  8. suka banget sama drama yang satu ini

    ReplyDelete
  9. seruu bgt drama nya..kpn ne mbk d ilanjutkan lg?mksh bnyak udh mw bwt sinopsis nya,sukses selalu..

    ReplyDelete
  10. tambah nge fans sma soo ae...yg cool bgt

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.