Sunday 1 September 2013

Sinopsis My Friend is Still Alive Part 1

TV Movie: My Friend is Still Alive
Revised romanization: Nae Chingooneun Ajik Salaittda
Hangul: 내 친구는 아직 살아있다
Director: Lee Eung-Bok
Writer: Ko Jung-Won
Network: KBS2
Episodes: 1
Release Date: June 19, 2013
Runtime: Wednesday 23:20
Language: Korean
Country: South Korea

My Friend is Still Alive-Lee Gi-Kwang.jpg My Friend is Still Alive-Lee Ju-Seung.jpg My Friend is Still Alive-Jeon Soo-Jin.jpg My Friend is Still Alive-Kim Chang-Hwan.jpg My Friend is Still Alive-Kim Ye-Ryeong.jpg
Lee Gi-Kwang Lee Ju-Seung Jeon Soo-Jin Kim Chang-Hwan Kim Ye-Ryeong
Kyung-Sook Chi-Hyun Gook-Hwa Myung-Soo Kyung-Sook's mother

Tadinya mau post The Queen of Office tapi apa daya belum selesai. Seminggu ini cuma sempat nulis sedikit-sedikit hehe. Apa yang membuat saya tertarik dengan drama ini, Bromance yang ditunjukan di drama special ini yang membuat saya menyukainya. Hmm...lumayan bagus, cuma 1 episode kok.
Disebuah tempat potong rambut dimana 3 sahabat karib berada. Chi Hyun dan Myung Soo berniat mencukur rambutnya. Ketika tukang cukur akan memangkas rambut Myung Soo, tiba-tiba dia meminta si tukang cukur menundanya dulu. Ia beralasan ingin ke toilet dan menyuruh lebih baik Chi Hyun dulu yang dicukur. (Yang jadi Myung Soo ini dia yang jadi Young Woo di drama School 2013 hehe)

Si tukang cukur pun beralih ke Chi Hyun. “Tunggu sebentar!” cegah Chi Hyun ketika alat cukur sudah didekat kepalanya. Ia tampak tegang, ia menunjuk ke arah Kyung Sook yang duduk di belakangnya, “Buat potongan rambutku lebih bagus dari dia!” (hahaha)
Kyung Sook (Gi Kwang) terkekeh mendengarnya.

Suara Chi Hyun : “Kyung Sook di diagnosis menderita leukimia dan aku diberitahu bahwa umurnya hanya tinggal 6 bulan lagi. Kami mencukur rambut kami demi teman kami.”

Keduanya pun benar-benar mencukur rambut. Chi Hyun dan Myung Soo mengabulkan segala keinginan Kyung Sook selama teman mereka masih bernafas. Salah satunya pergi ke laut.
Kyung Sook tampak senang lari kesana kemari dan nyebur ke laut. Kedua temannya tentu saja khawatir. Keduanya membopong Kyung Sook menjauh dari laut mengabaikan keinginan temannya yang masih ingin melihat matahari terbenam.

Suara Chi Hyun : “Dia ingin melihat laut, karena itu kami bolos sekolah dan pergi ke laut timur.” 
Akibatnya kesehatan Kyung Sook pun memburuk dan dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Kedua temannya cemas, “Hei kau jangan mati dulu. Kau masih punya tiga bulan lagi.” tangis Myung Soo.
Di lain waktu, Myung Soo bahkan mencoba bunuh diri ingin lompat dari jembatan tapi Kyung Sook dan Chi Hyun menariknya.

“Kami kehilangan akal sehat dan ingin mati bersama. Kami juga mempermasalahkan hal hal yang tabu kami sebutkan.”
Kyung Sook yang sedang dirawat di ruangan khusus beradu mulut dengan Chi Hyun. Chi Hyun kesal, “Kenapa kau memberi tahu orang-orang tentang infeksi jamur kronisku?” Kyung Sook menolak tuduhan temannya, “Bukan aku. Tapi dia, Park Myung Soo yang mengatakannya.”

Myung Soo juga mengelak bukan dia pelakunya. “Beraninya kau menuduhku seperti itu? keluar kau!”
Kyung Sook : “Kau pikir aku takut?”
Myung Soo : “Kau akan mati kalau kau keluar!”
Kyung Sook : “Mati? teganya kau mengatakan itu padaku?”

Mereka terus beradu mulut hingga dua perawat mengamankan keduanya agar si pasien tak terus terganggu hahaha.

Suara Chi Hyun : “Kami melakukan segala yang kami bisa demi sahabat kami. Seperti itulah, enam bulan pun berlalu. Hari-hari pun berlalu. Hari berikutnya berlalu. Kemudian sebulan pun berlalu. Lalu sekarang musim semi kembali tiba. Dan sekarang kami menjadi siswa kelas 11. Temanku masih hidup.”
Disebuah rumah sakit bagian bedah plastik dimana para wanita menjadi pasien operasi plastik disana. Mereka kebanyakan melakukan bedah plastik di wajah. Seorang wanita duduk di kursi paling ujung. Tiba-tiba ada seorang pria yang menghampirinya. Kyung Sook.

Kyung Sook menyapa sopan dengan muka memelas sambil melepas topi yang selalu menutupi kepalanya. Wanita itu tampak tertegun.
Di sebuah kelas, pak guru menegur siswa yang tidur di kelas. “Ini bukan kamarmu. Jangan tidur terus. Apa yang kau lakukan semalam? Apa kerja paruh waktu?”

Chi Hyun mengambil ponsel di saku seragamnya. Ia mendapat panggilan telepon.
Wanita yang Kyung Sook temui tampak menitikan air mata menangis, “Berapa lama lagi temanmu bisa bertahan?” Kyung Sook menunduk sedih menjawab satu bulan lagi. Itulah sebabnya ia mencukur rambutnya seperti ini.
Kyung Sook pun memohon, “Demi temanku. Temanku memiliki satu permintaan terakhir. Maukah kau membantuku? Kalau kau punya waktu.” Wanita itu mengangguk setuju.
Chi Hyun yang sehat wal’afiat berbaring di tempat tidur rawat Kyung Sook. Ia berpura-pura menjadi pasien penderita leukimia menggantikan Kyung Sook.

Kyung Sook datang mengajak wanita yang tadi ia temui. “Chi Hyun-ah, apa kau baik-baik saja? bangunlah!” pinta Kyung Sook dengan nada khawatir. Wanita itu juga ikut cemas, “Apa kau baik-baik saja?” Chi Hyun mengangguk. Wanita itu bertanya, “Apa permintaanmu? Kuharap aku bisa membantu!”
Chi Hyun : “Aku tahu ini keterlaluan, tapi mau-kah kau mencium temanku sekali saja? Dia belum pernah mendapatkan ciuman pertama.”

Wanita itu jelas saja terkejut. Kyung Sook mendehem... Chi Hyun langsung berpura-pura terbatuk supaya terkesan penyakit pura-puranya itu terlihat parah.

Kyung Sook seolah menolak, ia mengatakan pada wanita itu jangan pedulikan ucapan Chi Hyun. “Aku tak apa-apa, aku tak pernah punya pacar karena aku terlalu sibuk mengurusmu. Tapi aku baik-baik saja.” katanya sambil menggenggam sangat erat tangan Chi Hyun. Maksudnya supaya Chi Hyun mengatakannya lebih lagi haha.

Chi Hyun terus melanjutkan kepura-puraan ini, “Kau tetap harus mendapat ciuman pertamamu untuk menjadi seorang pria. Aku ingin melihatmu menjadi seorang pria sebelum aku mati.” Kyung Sook pun menyetujui permintaan temannya, “kalau itu yang kau inginkan...”
Kyung Sook tersenyum pada wanita itu. “Cium pipi saja juga tak masalah kok!” Kyung Sook menyodorkan pipinya siap dicium. Tapi tiba-tiba, “Oh ya Tuhan!” wanita itu terkejut.
Chi Hyun langsung terbangun dan segera mengambil tisu. Ia melihat Kyung Sook mimisan. Ia langsung menutup hidung Kyung Sook yang mengeluarkan darah. Seorang wanita paruh baya masuk ke ruangan itu dan terkejut melihat ada wanita asing disana. Itu ibu Kyung Sook. Wanita itu langsung permisi keluar. Kyung Sook yang hidungnya masih tutupi dengan tisu menggerutu kalau ini hampir saja berhasil.
Ibu memeriksa ke kolong tempat tidur dan menemukan pakaian putranya. Sebagai pasien Kyung Sook sudah terbaring di tempat tidurnya. Ibunya kesal berapa banyak baju yang Kyung Sook sembunyikan. Ibu juga menghukum teman-teman putranya.

Chi Hyun dan Myung Soo dihukum mengangkat kedua tangan ke atas. Ibu memarahi keduanya, “Sudah kubilang jangan bolos sekolah.” Myung Soo membela diri kalau hari ini ia tidak bolos sekolah, cuma Chi Hyun saja yang bolos. Ibu juga memarahi Kyung Sook, “Jangan pernah lagi ke bagian operasi plastik lagi.” Ibu juga kembali mengingatkan Chi Hyun dan Myung Soo, Jangan berani bolos sekolah lagi. “Aku akan patahkan kaki kalian supaya kalian juga masuk rumah sakit.” Ibu keluar membawa baju-baju yang tadi disembunyikan putranya.
Melihat ibu sudah pergi, Myung Soo bertanya pada Kyung Sook apa wanita itu cantik. Chi Hyun langsung menunjukan kedua jempolnya, wow... (hahaha) Kyung Suk mengeluh, sulit sekali mendapatkan ciuman.

Myung Soo : “Hei siapa yang rela saat ada orang asing yang meminta, ‘Maukah kau menciumku?’” 
Kyung Sook duduk, “Lalu bagaimana? Aku tak bisa keluar dan hanya kalian yang menjengukku? Perempuan disini semuanya anak-anak. Bagian operasi plastik memiliki pilihan terbaik.”
Chi Hyun : “Apa kau tahu betapa banyak penyakit yang menular melalui ciuman? Jangan membahayakan nyawamu hanya untuk sebuah ciuman. Tunggulah sampai kau sembuh!”

Kyung Sook : “Kapan aku sembuh?”

Chi Hyun dan Myung Soo tak bisa menjawab.

Myung Soo : “Hei bukankah seharusnya kau melakukan ciuman pertama dengan cinta pertamamu?” 

Kyung Sook : “Itulah masalahnya!”
Chi Hyun bertanya apa ada gadis yang Kyung Sook sukai. Kyung Sook malah balik bertanya kalau ada seorang gadis, untuk apa ia melakukan hal ini. “Bisakah kalian menemukannya untukku?” Chi Hyun tak mengerti, menemukan apa. Kyung Sook tersenyum, “Cinta pertamaku.” Myung Soo heran, ia dan Chi Hyun bahkan tak tahu siapa cinta pertama Kyung Sook.

Kyung Sook tanya, “Siapa yang paling cantik diantara anggota Girls Generation?”

Chi Hyun : Tiffany
Myung Soo : Seohyun
 “Lihat dia tahu!” seru Kyung Sook menunjuk Chi Hyun. Ia pun memejamkan mata membayangkan wanita cantik mirip Tiffany. “Rambut panjang dan lurus, jari-jari yang putih. Bentuk tubuh yang bagus. Tapi kalian tak boleh memberi tahu dia kalau aku sakit. Kau lihat kan betapa cepatnya wanita itu melarikan diri? Temukan cinta pertamaku sebelum terlambat.”
Chi Hyun masuk diam-diam ke kamar saudara perempuannya dan mengambil buku tahunan milik saudaranya tapi katika ia akan keluar ia sudah ketahuan.

Chi Hyun : “Apa temanmu ada yang mirip Tiffany?”

“Apa kau kesepian?”

Chi Hyun : “Bukan untukku. Untuk Kyung Sook.”

“Apa kau gila? Menjauhlah dari teman-temanku.”

Chi Hyun : “Kenapa?”

“Kau tak tahu kapan dia akan mati. Bagaimana kalau aku mengenalkan temanku padanya, lalu dia mati? aku akan merasa bersalah pada temanku.”

Chi Hyun tak terima temannya dibilang begitu, “Dia tak akan mati, dia hampir sembuh.”

“Kau pikir aku tahu tahu kalau kau pura-pura sakit dan pulang sekolah lebih awal hanya untuk menjenguknya. Waktu itu kau menginap di rumah sakit kan? Ibu akan marah kalau dia tahu.”

Chi Hyun yang kesal keluar dari kamar kakak perempuannya.
Di depan gerbang sekolah, Chi Hyun dan Myung Soo memotret diam-diam setiap gadis yang lewat. Myung Soo kesal, “Bukankah ini perbuatan kriminal? Aku tak percaya dengan apa yang kita lakukan.” Chi Hyun mengomentari foto yang Myung Soo dapatkan, “Mirip Tiffany dari mananya?” 
“Itu Tiffany!” teriak Myung Soo melihat ke satu arah. Ia memungut sesuatu dari jalan. “Dihargai 30rb untuk sebuah ciuman.” Chi Hyun menilai kalau mereka itu melakukan lebih dari sekedar ciuman. 
Myung Soo berkata kalau mereka juga menerima panggilan. Chi Hyun memberi tahu kalau ini salah satu tempat yang seperti itu. Myung Soo yang akan menghubungi tanya tempat apa. Chi Hyun melarang temannya menghubungi tempat itu, tapi Myung Soo memaksa paling tidak biarkan ia bertanya dulu.

Myung Soo : “Halo, saya melihat selebaran anda. Ciuman. Bisakah kalian datang kesini? Lokasinya? Rusah sakit Shim Jung kamar 708. Kami hanya ingin ciuman.”

Myung Soo terdiam dengan mulut menganga, telepon pun ditutup. Chi Hyun bertanya apa katanya. Myung Soo menjawab, “Dia bilang dia akan membunuhku kalau aku hanya iseng.”
Di rumah sakit, Kyung Sook memohon pada dokter agar membolehkannya pergi ke sekolah sehari saja. Dokter yang melarang bertanya apa Kyung Sook tak mau cepat keluar dari rumah sakit. Sekolah itu penuh dengan kuman. Kyung Sook berjanji kalau ia akan diam di UKS, ia tak bisa melewatkan ulang tahun Chi Hyun.

Ibu : “Tak bisakah kau menyuruh mereka datang kesini?”

Kyung Sook : “Pesta ulang tahun seperti apa uang dirayakan di tempat seperti ini?”

Kyung Sook memohon pada ibunnya, “Ibu boleh ya? Aku akan segera kembali kok!”
Kyung Sook pun diperbolehkan ke sekolah. Ibunya sendiri yang mengantar. Kyung Sook yang mengenakan masker di wajah berjanji kalau ia akan segera kembali. Ibu mengingatkan putranya agar tetap tinggal di UKS.
Kyung Sook melihat tali sepatunya tak terikat dengan baik. Ia pun jongkok untuk mengikat tali sepatu. Seorang gadis dari sekolah lain yang mengenakan stocking hitam berjalan melewatinya begitu saja.
Chi Hyun meniup lilin ulang tahunnya di ruang UKS. Setelah meniup lilin ia kembali mengenakan masker wajah. Ia menuntut hadiah ulang tahun dari kedua temannya. Myung Soo bilang kalau ia tak punya hadiah untuk Chi Hyun. Chi Hyun pun meminta hadiah pada Kyung Sook. Kyung Sook yang lagi sibuk melihat foto di ponsel malah bertanya pada Myung Soo. “Mana Tiffany?” Myung Soo menyuruh Kyung Sook jangan terlalu buru-buru. Kyung Sook pasti akan menemukannya. Kyung Sook melihat lagi foto-foto itu.
Seorang gadis dengan seragam sekolah lain yang mengenakan stocking hitam tadi masuk ke ruang UKS dimana ketiga sahabat ini berkumpul. Gook Hwa nama gadis itu. Ia bertanya pada ketiga cowok yang ada disana dimana plester. Chi Hyun mengambilkannya.
Gook Hwa duduk di kursi dan menurunkan stockingnya. Terlihatlah kaki Gook Hwa yang mulus. Ketiga cowok ini terkesima. Gook Hwa ternyata mengobati kakinya yang lecet. Tatapan mata Kyung Sook terarah ke bibir Gook Hwa yang merona. Gook Hwa selesai mengobati kakinya yang lecat. 
“Apa kalian semua sakit?” tanya Gook Hwa karena melihat ketiganya mengenakan masker di wajah. “Tidak!” Kyung Sook segera melepas maskernya dan masker teman-temannya. Gook Hwa ingin tahu ketiganya kelas berapa. Myung Soo menjawab kelas 11. Gook Hwa memberi tahu kalau dirinya kelas 12. “Apa kalian kenal Kim Dong Jin dari kelas 11-5?”

“Ya kami sangat mengenalnya!” seru Kyung Sook. Myung Soo ingat kalau di kelas 10 tahun lalu bukankah Dong Jin sekelas dengan Chi Hyun. Gook Hwa meminta Chi Hyun menelepon Dong Jin. Kyung Sook mengambil ponsel Chi Hyun disaku agar lekas menelepon. Myung Soo mengatakan kalau sekarang ini jam makan siang jadi Dong Jin pasti ada di kantin.
Chi Hyun pun menelepon Dong Jin. “Hei Kim Dong Jin ini aku...” baru segitu sapaan Chi Hyun, Gook Hwa langsung merebut ponsel Chi Hyun. “Hei kau brengsek.” Gook Hwa menangis marah meninggikan suaranya. “Kenapa kau tak menjawab teleponku? Dimana kau? Jangan pergi kemana-mana!” Gook Hwa keluar menuju dimana Dong Jin berada. Ponsel Chi Hyun dibawa juga.
Chi Hyun akan mengejar untuk mengambil ponselnya tapi Kyung Sook menariknya. “Aku ingin melakukannya. Ciuman pertamaku. Dengan dia!” Chi Hyun kaget, “Apa? Maksudku, dia sama sekali tak mirip dengan Tiffany. Lagipula dia sudah punya pacar.”

Kyung Sook tak peduli. Myung Soo mengingatkan, Kyung Sook akan dihukum kalau melakukan ini. 

Kyung Sook : “Lagi pula aku akan mati. Aku telah membayar semuanya. Apalagi yang bisa surga lakukan padaku?”

Chi Hyun : hei...
Kyung Sook merengek, “Aku benar-benar ingin menyukainya!” Chi Hyun memakaikan masker ke wajah Kyung Sook dan menyuruh temannya ini segera kembali ke rumah sakit. Kyung Sook melepas maskernya, ia membenarkan tak baik melakukan ciuman dengan orang yang sudah punya pacar. “Kalau begitu pisahkan mereka!” Kyung Sook merangkul dua temannya.
Myung Soo menilai itu tindakan gila karena Dong Jin jago berkelahi. Ditambah lagi Kyung Sook pasti akan masuk neraka karena memisahkan mereka. Kyung Sook membela diri kalau keluarganya memberi santunan setiap minggu, jadi ia tak akan masuk neraka. Chi Hyun meminta temannya jangan membicarakan tentang kematian lagi.

Kyung Sook terus merengek pada Chi Hyun. “Tolonglah, aku tak akan minta apa-apa lagi!”
Gook Hwa menemui Dong Jin di kantin sambil marah-marah, “Kenapa kau tak menjawab teleponku?” Dong Jin menyingkirkan kacang di nasinya. “Kau itu kakak kelas. Kau harus belajar.” Suara Gook Hwa meninggi, “Kau tak menyukaiku lagi? apa kau menyukai orang lain?” Dong Jin melihat sekeliling, “Ah kau membuatku malu. Pergilah!”

Gook Hwa : “Kalau begitu jawab teleponku sebelum aku menjadi gila!”

Tepat saat itu Chi Hyun dan Myung Soo sampai di kantin.

Dong Jin kesal melihat tingkah kekanakan Gook Hwa. “Noona, kalau kau terus seperti ini, aku akan benar-benar meninggalkanmu!” ancamnya. Gook Hwa melunak dengan ancaman Dong Jin. “Baiklah. Tapi berjanjilah padaku kalau kau akan meneleponku.”
Gook Hwa menyodorkan jari kelingkingnya. Dong Jin terpaksa menurutinya. Jari kelingking keduanya pun bertautan berjanji.
Gook Hwa menyendok kacang yang ada di piring Dong Jin. Ia berusaha menelan makanan yang tak ia sukai. “Aku akan makan kacang ini untukmu kalau kau tak menyukainya. Aku juga tak menyukainya, tapi seperti itulah karena aku menyukaimu.”
Gook Hwa pergi dari sana tapi tak lama kemudian ia berbalik, “Dong Jin-ah, kau tahu kalau aku begitu menyukaimu kan? Aku serius. Aku benar-benar menyukaimu. Sungguh aku tak bohong.” ucap Gook Hwa tanpa malu-malu padahal banyak orang yang melihatnya di kantin yang cekikikan melihat tingkah Gook Hwa.

Chi Hyun yang melihat semuanya terdiam bingung karena wanita yang ingin temannya sukai ternyata menyukai orang lain.
Dong Jin mengeluh kesal, “Dia membuatku gila. Dia akan benar-benar gila kalau aku meninggalkannya.”

“Apa lebih gila dari pada saat ini? aku dengar dia punya banyak pacar.” Sahut teman Dong Jin dan menilai kalau Gook Hwa pasti sudah terbiasa.

Dong Jin membenarkan, “Itulah misterinya. Dia ketakutan setiap kali dia ditinggalkan. Aku berpacaran dengannya karena kupikir dia gampangan. Tapi ternyata aku salah, dia terlalu lengket.”
Chi Hyun menyusul Gook Hwa, ia meminta ponselnya. Gook Hwa memberikan ponsel itu sambil menangis. Gook Hwa berharap Chi Hyun jangan salah paham, “Aku tak menangis karena pacarku tak menghormatiku. Aku menangis karena aku begitu menyukai Dong Jin. Ini karena aku tak tahu apa yang harus aku lakukan.” Gook Hwa pergi dari sana meninggalkan Chi Hyun yang tak tahu harus berbuat apa untuk mengabulkan permintaan temannya, Kyung Sook.
Karena ngeyel tetap berangkat ke sekolah, wajah Kyung Sook pucat terbaring di kamar rumah sakit di ruangan khusus. Di luar ruangan ibunya memanggil melalui interkom tapi Kyung Sook diam saja terbaring sedih dan itu membuat ibunya khawatir.

Ibu : “Kyung Sook, dokter bilang kau tidak kambuh. Sel sumsum tulang belakangmu hanya melemah sementara. Kyung Sook, apa kau mau ibu nyanyikan lagu rohani?”

Chi Hyun sampai disana.
Kyung Sook bangun dan menjawab interkomnya. Air mata Kyung Sook menetes, “Ibu... berikanlah lebih banyak sumbangan ke gereja. Kenapa ini terjadi?”
Kyung Sook menangis, “Berilah mereka lebih banyak sumbangan dan terus berdoa. Aku akan mati atau tidak, suruh mereka memilih salah satu. Mereka bilang aku akan berumur panjang kalau aku memakai nama perempuan. Ibu bahkan sudah mengganti namaku. Tapi apa yang aku dapatkan. Ibu.... aku ingin pulang....”

Ibu tak sanggup lagi mendengarnya, ia pun menangis. Chi Hyun yang ada disana menghibur ibu, “Tante biar aku coba bicara padanya!”
Chi Hyun bicara dengan Kyung Sook melalui interkom, “Kyung Sook lihat aku.” Kyung Sook diam menunduk. “Hei Noona itu tak punya pacar sekarang. Dia tak punya pacar.”

Kyung Sook yang masih menangis mengangkat wajahnya, “Benarkah?” Chi Hyun berusaha menghibur temannya dan berbohong mengatakan tentu saja Noona itu tak punya pacar. Ia menyuruh Kyung Sook berlatih ciuman. Kyung Sook mengusap air matanya. Ia meminta Chi Hyun jangan pulang dulu sampai ia tidur. Chi Hyun berjanji ia tak akan pulang.
Kyung Sook berbaring di tempat tidurnya. Chi Hyun menemaninya di luar ruangan.
Chi Hyun sampai di rumahnya. Kakak perempuannya juga ada di rumah. Kakaknya mengira kalau Chi Hyun akan pergi padahal Chi Hyun baru saja tiba di rumah usai menginap di rumah sakit.
Chi Hyun akan keluar rumah tapi teringat sesuatu dan berbalik mengatakan pada kakaknya kalau gadis yang disukai Kyung Sook berpacaran dengan pria brengsek. Ia bertanya bagaimana caranya memisahkan dua orang itu. Noona kesal dan mengingatkan adiknya untuk tak merusak hubungan orang lain. Lebih baik cari saja pacara untuk Chi Hyun sendiri.
Chi Hyun dan Myung Soo di kantin sekolah. Keduanya duduk didekat Dong Jin duduk. Ponsel Dong Jin terus berdering. Teman Dong Jin menyuruh Dong Jin untuk segera menjawab telepon itu kalau tidak Gook Hwa pasti akan datang lagi. Dong Jin menggerutu kesal, “Ah dia sangat menyebalkan!” Temannya pun menyarankan agar Dong Jin putus saja.
Dong Jin menyadari ada orang di belakangnya, “Hei siapa kau?” Chi Hyun mengatakan kalau ia dan Dong Jin satu kelas tahun lalu. Dong Jin tak begitu ingat, tapi ia menyuruh Chi Hyun untuk mengatakan pada Gook Hwa kalau hubungannya sudah berakhir. Chi Hyun tak mau lebih baik beritahu saja sendiri.

Untuk menghindari pertengkaran, Myung Soo mengajak Chi Hyun pergi dari sana. Dong Jin juga akan pergi, ia menepuk pundak Chi Hyun. Ia akan mengandalkan Chi Hyun untuk memberi tahu Gook Hwa tentang putusnya hubungan mereka.
Ketika Dong Jin akan pergi dengan sengaja Chi Hyun menjegal kaki Dong Jin membuat pemuda itu tersungkur. Dong Jin tentu saja tak terima, “Apa kau sudah gila?” bentak Dong Jin mencengkeram baju Chi Hyun. Dong Jin yang marah membanting tubuh Chi Hyun ke lantai dan memukulnya berkali-kali. Myung Soo berusaha membantu Chi Hyun dengan menarik Dong Jin tapi sial ia sendiri terkena pukulan. Teman Dong Jin juga ikut menghajar Myung Soo.
Selanjutnya apa yang terjadi, Myung Soo dan Chi Hyun malah mendapatkan hukuman untuk melakukan pelayanan masyarakat selama satu minggu dan mendapatkan pengurangan 20 poin. Wajah keduanya babak belur saat membaca pengumuman ini. “Apa-apaan ini? pelayanan masyarakat dan 20 poin?” Myung Soo kesal.
Keduanya juga diperlakukan tidak baik oleh teman-teman mereka (Hmm mungkin genk nya si Dong Jin) mereka menggetok kepala Myung Soo dan Chi Hyun. Mereka mengatakan kalau Dong Jin menyuruhnya untuk memukul dua kali sehari. Mereka minta maaf karena sudah sengaja melakukannya tapi mereka akan dihajar Dong Jin kalau tak melakukannya. Dan plokkkk mereka tertawa setelah menggaplok dan mereka pun kabur.
Tidak hanya itu, meja dan kursi tempat duduk Chi Hyun dan Myung Soo di kelas pun tak ada. Ternyata meja dan kursinya dibuang ke pembuangan sampah.
Setelah mengambil meja dan kursi ponsel Chi Hyun bunyi, tapi Myung Soo yang kesal merebutnya. Chi Hyun meminta ponsel itu baik-baik. Myung Soo tahu kalau Chi Hyun menyimpannya dengan nama ‘Tiffany’ bukan ‘Kyung Sook’
“Berikan padaku!” pinta Chi Hyun tapi Myung Soo malah mematikannnya. Chi Hyun marah, “Apa yang kau lakukan?”

Myung Soo kesal, “Apa kau mau menghancurkan hidupmu? Bagaimana kau akan menebus 20 poin? Kalau Kyung Sook sembuh dan pulang ke rumah. Apa itu akan membantumu masuk perguruan tinggi?”

“Hei park Myung Soo!” Chi Hyun marah temannya berkata begitu.

Myung Soo : “Yang kau lakukan itu sudah cukup. Ini sudah lebih dari setahun. Kau selalu pergi setiap kali dia menelepon dan melakukan apapun yang dia minta. Sampai kapan kita harus melakukan ini? sampai kapan?”

Chi Hyun menunduk diam.

“Aku tak tahan lagi!” Myung Soo meninggalkan Chi Hyun membawa meja dan kursinya.
Chi Hyun melihat ponselnya dan mendapat pesan gambar kalau Kyung Sook sedang berlatih ciuman. 
Sepulang sekolah Chi Hyun menunggu Gook Hwa di depan gerbang sekolah Gook Hwa. Ia membawa bunga di tangannya. Gook Hwa yang heran bertanya apa ada yang meninggal. Chi Hyun yang gugupmengatakan kalau ia ingin memberi Gook Hwa bunga gook hwa agar sama seperti nama Gook Hwa, tapi mereka hanya memiliki ini.
Gook Hwa marah dan menampar Chi Hyun, “Memangnya kau siapa memberitahuku bahwa pacarku ingin putus?” Chi Hyun menunduk minta maaf.

Gook Hwa : “Apa kau menyukaiku?”
Chi Hyun : “Temanku yang menyukaimu.”
Gook Hwa : “Lalu kau apa?”
Chi Hyun : “Dewa cinta, cupid?”

Cewek-cewek yang mengerumuni keduanya terkekeh mendengar ucapan Chi Hyun.
Chi Hyun memberanikan diri jongkok memberikan bunga itu seromantis mungkin, “Terimalah bunga dari temanku ini. Namanya Go Kyung Sook. Tingginya 175cm. Ayahnya seorang direktur dan ibunya baik hati.”

Huuuuuuuu..... terdengar suara cewek-cewek yang terus ngeliatin keduanya hehehe. Chi Hyun melanjutkan kalau Kyung Sook merupakan anak satu-satunya, karena itu dia mendapatkan uang saku yang banyak. Dia murid pintar....
“Kenapa malah kau yang melakukannya?” Gook Hwa menyela ucapan Chi Hyun. Chi Hyun bingung menjawabnya, “Sebenarnya... dia sangat gugup.” Gook Hwa akan pergi dari sana mengabaikan ucapan Chi Hyun.
Chi Hyun segera berdiri, “Noona aku menyukaimu.” Gook Hwa terkejut berbalik menatap Chi Hyun. Chi Hyun segera meralat, “Maksudku, temanku menyukaimu. Dia bilang dia serius, dia bilang dia benar-benar menyukaimu.”
Gook Hwa : Lalu?
Chi Hyun bingung tak tahu harus ngomong apa lagi, lalu...
Gook Hwa : Lalu?
Chi Hyun : “Noona kakimu indah!”

Mereka yang melihat ikut terkekeh. Gook Hwa tersipu mendengarnya, Lalu?

Chi Hyun : “Ketika SMP kakiku patah, dia membawakan tas sekolahku setiap hari sampai gips ku dilepas.”
Gook Hwa : “Apa kau ingin aku pacaran dengannya karena dia membawakan tas-mu?”
Chi Hyun : “Dia suka kacang, jadi kau tak perlu makan kacang untuknya. Noona, kau tak suka kacang kan?”

Gook Hwa heran, “Bagaimana kau tahu?” Chi Hyun berbohong, “Temanku yang memberitahuku!” Gook Hwa bertanya untuk meyakinkan, “Apa temanmu benar-benar menyukaiku?” Chi Hyun mengangguk. “Benarkah?” tanya Gook Hwa. “Benar!” jawab Chi Hyun tegas.

Gook Hwa tanya lagi bagaimana kalau dia bohong. Chi Hyun berjanji kalau ia yang akan bertanggung jawab sepenuhnya. Gook Hwa tersenyum, “kau tak pernah menyatakan parasaanmu pada gadis yang kau sukai kan?” Chi Hyun membenarkan.

Gook Hwa kesal siapa coba yang menyatakan perasaan di hari seorang gadis dicampakan. Chi Hyun berkata bahwa yang namanya cinta itu harus disembuhkan dengan cinta lain. Gook Hwa terkejut tak menyangka ternyata Chi Hyun mengetahui hal itu.
Gook Hwa melihat disana ada sepeda, ia bertanya apa itu sepeda Chi Hyun. Chi Hyun mengiyakan. Gook Hwa mengambil bunga yang ada di tangan Chi Hyun dan menyuruh Chi Hyun segera naik ke sepeda.

Chi Hyun naik ke sepeda sesuai perintah Gook Hwa dan Gook Hwa pun naik di boncengan dan melingkarkan tangan ke pinggang Chi Hyun. Ada perasaan lain di hati Chi Hyun ketika mengayuh sepeda dan Gook Hwa duduk dibelakangnya. Hihi.
Chi Hyun dan Kyung Sook berada disebuah ruangan di RS. Keduanya bertukar pakaian. Chi Hyun memakai pakaian pasien milik Kyung Sook sedangkan Kyung Sook mengenakan seragam sekolah Chi Hyun. Kyung Sook mencium bau di seragam Chi Hyun. Chi Hyun meminta temannya mengabaikan itu, pakai saja.
Kyung Sook melihat wajah temannya penuh luka, ia bertanya apa Chi Hyun berkelahi. Chi Hyun mengatakan kalau ia terjatuh. Kyung Sook tak percaya begitu saja, “Apa kau ini anak-anak? Kenapa berkelahi?”

Chi Hyun mulai kesal, ah sudahlah.

Kyung Sook tak mau memakai pakaian bau, ia melihat sekeliling dan menemukan sebuah jas yang biasanya dikenakan seseorang yang berkabung. Chi Hyun yang melihat itu melepas paksa dan meninggikan suaranya, “Memangnya ada yang meninggal?” Kyung Sook heran kenapa temannya ini marah. Chi Hyun balik bertanya kenapa ganti baju di ruangan ini. Kyung Sook berkata kalau di ruangan ini tak akan diketahui ibunya. Kyung Sook pun memakai pakaian Chi Hyun, ia menilai kalau Chi Hyun berpakaian begini di sekolah tak akan ada gadis yang mau jadi pacar Chi Hyun.
Dengan pakaian Chi Hyun di tubuhnya, Kyung Sook menemui Gook Hwa disalah satu sudut rumah sakit. “Apa kau Go Kyung Sook?” tanya Gook Hwa. Dengan nafas terengah-engah karena berlari Kyung Sook membenarkan. Gook Hwa heran kenapa Kyung Sook ingin bertemu di tempat seperti ini.

Kyung Sook bingung menjawabnya. Ia kemudian menunjuk ke salah satu sudut, “Karena mesin penjual otomatis itu menyediakan kopi yang paling enak.” ucapnya sebagai alasan.
Gook Hwa melihat sesuatu di wajah Kyung Soo, “Lipstik siapa itu?” wajah Gook Hwa sangat dekat ke wajah Kyung Sook untuk melihat lebih dekat bibir Kyung Sook. Kyung Sook yang gugup menyentuh bibirnya. Tak jauh dari sana Chi Gyun memperhatikan keduanya. Tapi tak lama kemudian ia pun pergi dari sana. Gook Hwa heran, “Apa itu masih baru?” (baru dipoles hahaha)
“Noona, aku menyukaimu!” tiba-tiba Kyung Sook megungkapkan rasa sukanya. Gook Hwa sudah tahu itu karena teman Kyung Sook sudah memberitahunya.

Kyung Sook : “Kalau begitu apakah Noona mau menjadi pacarku?”

Gook Hwa memberi tahu kalau ia baru saja dicampakan oleh pacarnya. Jadi Kyung Sook jangan menyukainya dulu. Kyung Sook menuntut sampai kapan baru ia boleh menyukai Gook Hwa. Gook Hwa bilang tidak tahu.

Kyung Sook : “Tak bisakah aku menyukaimu sekarang juga?”

Gook Hwa berfikir sebentar, “Baiklah!” Kyung Sook terkejut campur senang, “Benarkah?”
Gook Hwa melihat tag nama di pakaian Kyung Sook, “Namamu itu Go Kyung Sook atau Choi Chi Hyun?” Kyung Sook menjawab kalau namanya Go Kyung Sook. Gook Hwa menunjuk tag nama yang ada di pakaian Kyung Sook. Menyadari itu Kyung Sook segera melepas tag nama itu. Ia memberi tahu kalau Choi Chi Hyun itu nama temannya.
Gook Hwa berjanji akan menelepon Kyung Sook kalau sudah siap. Kyung Sook tersenyum senang dan berterima kasih. Saking senangnya Kyung Sook berulang kali mengucapkan terima kasih pada Gook Hwa. Hehe.
Chi Hyun sampai di rumah masih mengenakan pakaian pasien milik Kyung Sook. Ia berada di kamarnya. Untuk melepas lelah ia berbaring. Chi Hyun menoleh ke samping tempat tidurnya dan terkejut bukan main begitu melihat sosok Gook Hwa terbaring tersenyum menatapnya. “Apa kau tak manyukaiku?” tanya Gook Hwa yang ternyata hanya imajinasi saja.
Chi Hyun yang terkejut duduk menenangkan diri tapi bayangan Gook Hwa kembali datang. Kali ini Gook Hwa duduk di meja belajarnya tersenyum sangat cantik. “Apa kau tak menyukaiku?” tanya bayangan Gook Hwa. Chi Hyun gugup, “Sebenarnya... bukannya aku tak menyukaimu.”

Tiba-tiba ponsel Chi Hyun berdering dari Tiffany yang tak lain adalah Kyung Sook. Chi Hyun menjawabnya dan imajinasi sesosok Gook Hwa pun menghilang.
Kyung Sook bertanya pergi kemana saja Chi Hyun dengan pakaian rumah sakit. Chi Hyun berkata kalau ibunya menyuruh pulang. Kyung Sook memberi tahu Chi Hyun kalau Gook Hwa bilang ia boleh menyukainya. Ia menilai Gook Hwa sangat keren. Ia tertawa saking senangnya. Tapi tidak dengan Chi Hyun, ia berkata dengan nada lemas yang tak Kyung Sook dengar. Chi Hyun berkata kalau ia ikut senang.

Kyung Sook meminta temannya untuk mengambil seragam sekolah yang sekarang ia pakai. Bukankah temannya ini harus pergi ke sekolah besok. Chi Hyun mengingatkan kalau besok itu hari minggu. Ia pun menutup telepon dan kembali berbaring di tempat tidurnya.

4 comments:

  1. hohohohohoho
    terharu dengan persahabatan mereka

    ReplyDelete
  2. Di kamarnya si Chi hyun ada posternya mbak-mbak SNSD... Hahaha

    ReplyDelete
  3. lucu n suka sama kompaknya mereka :)

    ReplyDelete
  4. Bkin nangis bombay..jd inget shbt dulu.mbak ita where are you? I hopu you always be happy with your life

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.