Kang Min Woo menikmati
pemandangan laut di bawah pohon yang rindang. Tak lama kemudian terdengar
olehnya suara anak kecil bernyanyi riang. Min Woo melihat anak laki-laki
digandeng oleh Tina. Ia pun berkeyakinan bahwa anak itu adalah Roy.
Min Woo menghampiri keduanya.
Roy yang tak kenal siapa Min Woo terlihat takut pada orang asing. Ia
bersembunyi di belakang Tina. Apalagi pria asing yang tak dikenalnya itu selalu
menatapnya. Tina meminta Roy tak usah takut karena pria itu adalah ayah Roy.
Min Woo jongkok agar
tingginya sama dengan Roy. Ia menyapa menggunakan bahasa Inggris, “Roy? Senang
bertemu denganmu. Aku adalah ayahmu.”
Roy terbata-bata menyahut
menggunakan Bahasa Korea. Min Woo terkejut Roy bisa berbahasa Korea, dimana Roy
belajar bahasa Korea. Roy bilang ia belajar bersama ibunya, tapi ibunya tidak
begitu mahir sedangkan ia lebih baik dari ibunya.
Min Woo yang terharu segera
memeluk Roy. Ia meminta maaf pada putranya karena baru datang sekarang.
Min Woo dan Roy berada
dalam satu taksi (Sepertinya Min Woo memutuskan untuk membawa Roy hidup
bersamanya). Min Woo terus-menerus memperhatikan wajah putranya. Roy diam saja.
Ketika Min Woo menggeser duduk supaya dekat, Roy malah menggeser menjauh.
Mungkin karena masih belum kenal dengan pria yang ternyata ayah kandungnya.
Seok Hoon dan Hong Joo
sampai di restouran mewah. Hong Joo bilang banyak artis terkenal dan pebisnis
yang sering datang kesini. Seok Hoon berkata kalau keduanya mungkin bisa makan
100 mangkuk mie kacang hitam untuk satu kali makan ditempat ini. Hong Joo pun
bertanya-tanya apa menurut Min Woo di restouran ini disediakan mie kacang hitam.
Ditempat yang sama disebuah
ruangan, Se Young dan Pengacara Choi tengah berbincang dengan CEO Jong. Se Young
tahu betul CEO Jong ini bekerja sebagai pebisnis bukanlah pencuri. CEO Jong tertawa
menilai pasti ada kesalahpahaman, ia sungguh seorang pebisnis.
Pengacara Choi menunjukan
dokumen pada CEO Jong, “Menggunakan reputasi Hotel Dong Sung, kami menemukan
kesalahan investasi di Asia Tenggara.” CEO Jong yang memeriksa dokumen tersebut
menilai ini sebuah konspirasi, pasti ada seseorang yang berusaha menjebaknya.
Se Young bilang ia sudah
mendapatkan informasi tentang CEO Jong dari Bank Investasi Pingho. “Anda akan
membutukan seorang pengacara handal untuk kasus sipil dan kriminal.” Jelas Se
Young. CEO Jong nampak cemas.
Se Young dan Pengacara Choi
akan pergi. CEO Jong berusaha mencegah, tapi kejadian ini benar-benar membuatnya
shock hingga penyakit jantungnya pun kambuh. Ia tergeletak pingsan.
Seok Hoon dan Hong Joo yang
tengah melihat menu pun terkejut mendengar keributan. Seorang pelayan
menghubungi pihak medis.
Melihat ada yang
tergeletak Seok Hoon mengatakan kalau istrinya seorang perawat. Hong Joo
langsung memeriksa nafas CEO Jong. Ia meminta suaminya menanyakan pada pelayan
apa memiliki alat pengejut. Seok Hoon bingung apa ya bahasa Inggrisnya alat
pengejut.
Se Young yang paham apa
yang dibicarakan dua orang Korea itu pun bertanya pada pelayan, apa punya
defibrillator. Pelayan menjawab tidak punya. Se Young pun menyampaikannya pada Seok
Hoon kalau disini tak ada alat itu.
Ketika kedua mata mereka
bertemu, keduanya sama-sama terkejut. (Apa keduanya sudah saling kenal?)
Hong Joo meminta Seok Hoon
membantunya agar detak jantung CEO Jang kembali dan bernafas normal. Bantuan
darurat yang dilakukan Hong Joo dan Seok Hoon berhasil, nyawa CEO Jong bisa
tertolong. Mereka yang ada disana pun lega.
Hong Joo mengelap keringat
di wajah suaminya. Se Young terus memperhatikan Seok Hoon. Ia pun teringat dulu
ketika pertama kali bertemu.
Saat itu Seok Hoon melakukan tes wawancara dan ia
adalah salah satu yang mewawancarai Seok Hoon.
Se Young tersenyum simpul
karena bertemu kembali dengan Seok Hoon. Kedua mata mereka pun bertemu pandang
lagi. Keduanya saling mengangguk tanda menyapa. Se Young dan Pengacara Choi
lebih dulu pergi dari sana.
Seok Hoon mengingat dulu
ia pernah diperlakukan tidak baik oleh Se Young. Ia menuntut penjelasan Se Young.
Se Young heran apa Seok Hoon masih tidak tahu alasan kenapa ia membuat
keputusan tersebut. Seok Hoon yang tidak terima menahan marah.
Hong Joo yang melihat
suaminya diam saja bertanya, ada apa. Seok Hoon bilang bukan apa-apa.
Ternyata pemesan sepatu di
toko sepatu yang dibeli Hong Joo adalah Se Young. Pelayan minta maaf, ia
menyadari kesalahannya. Tapi keadaan pelanggan yang memebeli sepatu itu sangat
menyedihkan jadi ia tak tega. Se Young merasa ini sungguh hari yang aneh.
Min Woo memberikan mainan
PS untuk Roy. Roy boleh memilih permainan apapun di PS itu. Tapi Roy tak
tertarik. Ia malah mengambil buku gambar dan crayon. Roy mulai menggambar
sesuatu.
Min Woo penasaran dan
melihat apa yang digambar Roy. Kemudian terdengar suara perut Roy yang
keroncongan haha. Min Woo terkekeh dan menebak bukankah Roy lapar. Ia tanya Roy
mau makan apa, pizza, hamburger, spaghetti? Roy menjawab spaghetti.
Keduanya pun makan
spaghetti di restouran hotel. Min Woo tersenyum begitu melihat Roy makan dengan
lahap. Ada panggilan telepon dari Ji Sun. Min Woo pun menjawabnya menjauh.
Terdengar suara Ji Sun
yang menanyakan dimana Min Woo sekarang. Min Woo bilang ia sedang di hotel,
sedang makan dengan pelanggan. Ji Sun tak percaya. Min Woo heran haruskah ia
mengirimkan foto apa yang dilakukannya sekarang pada Ji Sun. Apa perlu ia
meminta pelanggan berpose bersamanya untuk menunjukan itu pada istrinya.
Ji Sun kemudian memberikan
ponselnya pada kedua putrinya. Terdengar suara Yoon Ah dan Song Ah memanggil
ayah mereka bersamaan. Kedua anak ini rebutan ponsel hahaha.
Kedua anak ini ingin Min Woo
membawakan hadiah untuk mereka. Gaun Putri Elsa dan Boneka panda.
Ji Sun meminta lagi
ponselnya. Tak lupa kedua putrinya mengatakan bahwa mereka mencintai Min Woo.
Min Woo tersenyum dan mengatakan kalau ia juga mencintai putri-putrinya.
Ji Sun menanyakan apakah Mi
Woo sudah mengatakan hal yang kemarin ia katakan pada ibu Min Woo. Min Woo menjawab
belum. Ji Sun memberi tahu dirinya akan pulang dari rumah sakit dua hari lagi dan
pasti ibu Min Woo akan mengomelinya ketika ia sampai di rumah nanti. Apa Min Woo
ingin melihatnya di dalam peti mati. Min Woo bilang ia akan pulang besok dan
akan mengurus itu nanti setelah ia kembali.
Ji Sun tahu kalau Min Woo
selalu saja begitu, “Kau benar-benar tak sensitif.” Min Woo tanya kapan ia
tidak sensitif.
Ketika Min Woo bicara
begitu lewatlah Seok Hoon dan Hong Joo masuk ke dalam restouran. Min Woo terus
memperhatikan Hong Joo yang terlihat sangat cantik. Ia sampai lupa apa yang
ditanyakan Ji Sun tadi.
Ji Sun bilang ini tentang
putri Min Woo yang terkecil, Soo Ah. Min Woo sudah mendengar kalau Soo Ah
menderita menyakit kuning, apa hatinya juga lemah. Ji Sun merasa Min Woo tak
berhak menyalahkannya atas kondisi Soo Ah, ia malah menyalahkan Min Woo yang
sudah membuatnya menjadi istri yang suka ngomel. Min Woo jadi risih mendengar
ocehan Ji Sun.
Di dalam restouran, Seok Hoon
memperhatikan penampilan istrinya. Hong Joo tersenyum meminta Seok Hoon jangan
menatapnya begitu karena orang-orang akan berpikir keduanya sedang dalam
hubungan yang tidak pantas.
Seok Hoon bertanya-tanya
bolehkah Miss Korea mengambil bagian mengikuti Miss Hongkong. Hong Joo tertawa.
Keduanya pun akan duduk diantar oleh pelayan.
Tapi keduanya melihat anak
kecil (Roy) sendirian yang kebelet pipis. Hong Joo yang berbicara menggunakan
bahasa Korea, celingukan mencari kemana ibu anak ini pergi.
“Dimana toiletnya?” tanya Roy
menggunakan bahasa Korea.
Hong Joo terkejut ternyata
anak kecil di depannya ini orang Korea juga. Ia pun menunjukan dimana toiletnya
dan menawarkan apa mau ditemani. Roy bilang tak usah, ia pun segera ngibrit
lari hihi.
Se Young berada di
kamarnya memeriksa laporan di tab-nya. Pengacara Choi masuk menyampaikan
kondisi CEO Jong sekarang baik-baik saja. “Dia akan pulang setelah menjalani
perawatan di rumah sakit selama 1 atau 2 hari.”
Se Young merasa CEO Jong
tak mungkin akan tahan mengalami gugatan makanya kondisi kesehatannya pun
jatuh. Karena jika itu terjadi semua uang CEO Jong di Asia Timur akan hilang.
Pengacara Choi mengatakan
kala CEO Jong menawarakan kesepakatan. “Dia akan membayar kita 20 juta won.”
Se Young tersenyum beranggapan
CEO Jong seorang pebisnis yang baik. “Dia akan kalah lebih banyak jika
memutuskan untuk melawan kita. Coba naikkan sampai 950 juta won. Dia pasti akan
merengek selama beberapa hari kemudian menyerah lalu membayar kita. Minta dia
untuk mengangsur ke rekening bersama. Kita akan mengirimkan uang itu ke
beberapa bank jadi kita tidak akan meninggalkan jejak. Kemudian taruh semuanya
dalam rekening Singapura.”
Pengacara Choi mengerti. Se
Young tak menyangka kalau ia baru saja mendapatkan 1 Milyar Won uang kotor. Ia
bertanya apa Pengacara Choi memelukan sesuatu. Pengacara Choi malah bilang ia
sudah mengosongkan jadwal Se Young selama 4 hari ke depan. Jadi Se Young bisa
balanja lalu berstirhat. Ia tahu akhir-akhir ini Se Young sudah bekerja terlalu
keras.
Se Young bilang ia akan
sakit jika tidak bekerja. Pengacara Choi berkelakar kalau begitu ia akan datang
menjenguk Se Young. Hahaha.
Se Young tanya apa Pengacara
Choi sudah bicara dengan ayahnya. Pengacara Choi tak menjawab. Se Young pun bertanya-tanya
apa ayahnya ini tidak akan mengakuinya sebagai anak atau akan memecat dirinya, kira-kira
yang mana. Pengacara Choi memberi tahu ayah Se Young sedang berpuasa. Se Young
tak menyangka ayahnya itu pria tua dengan selera makan yang besar dan itu tindakan
yang berani.
Pengacara Choi memberi
tahu dirinya ada penerbangan kembali ke Korea dini hari nanti. Ia pun pamitan.
Setelah Pengacara Choi
pergi, Se Young merebahkan tubuhnya. Ia menyentuh perutnya. Ada rasa khawatir
terhadap kista yang ada di rahimnya. Tapi Se Young berusaha menepis pikiran
cemas itu. Ia akan keluar sebenar untuk mencari udara segar.
Hong Joo memandang sedih
pemandangan malam Hongkong melalui jendela kamarnya.
Seok Hoon menghampiri dan
memeluknya dari belakang. Hong Joo merasa pemandangan yang ia lihat ini begitu
indah, terlalu indah hingga ia merasa tak bisa menerima semuanya sekaligus.
Seok Hoon meminta Hong Joo
untuk tetap kuat saat keduanya kembali ke Korea nanti. Ia yakin pasti ada jalan
keluarnya. Hong Joo memberi kode meminta Seok Hoon tak membahas itu. Ia
berbalik memandang wajah suaminya.
Hong Joo meminta Seok Hoon
tidak mengkhawatirkan hal-hal itu esok hari. Malam ini, sekarang ini, aku hanya
ingin merasakan dirimu. Hong Joo mencium lembut bibir suaminya. Ia kemudian
mencium lagi, Seok Hoon membalasnya sambil mendekap tubuh istrinya.
Ibu.... sebut Roy
terbangun dari tidurnya. Ia melihat sekeliling dimana dirinya berada. Ia pun
tersadar dengan siapa ia sekarang tidur ketika melihat Min Woo tidur di
sampingnya. Roy menyingkirkan tangan Min Woo pelan. Ia bangun dan mengenakan
pakaiannya. Sekali lagi ia memperhatikan ayahnya yang terlelap.
Hong Joo dengan hati sedih
menyentuh wajah suaminya yang tertidur. Ia menyandarkan kepalanya ke samping
tubuh Seok Hoon. Air matanya menetes. Ada secarik kertas di tangannya yang
kemudian ia tinggalkan di meja samping tempat tidur. “Sok Hoon-ssi maafkan
aku!”
Hong Joo berjalan lunglai
menggunakan sepatu keluar hotel. Langkahnya lemas ia jongkok menangis di luar
hotel.
Tiba-tiba ada anak kecil
yang menyapanya, itu Roy. Hong Joo segera mengusap air matanya. Ia kenal dengan
anak itu karena bertemu di restouran tadi.
Roy bertanya ke arah mana
ia harus pergi jika ingin naik bis. Ia ingin naik bis untuk pergi ke tempat tantenya
(Tina). Hong Joo heran memangnya dengan siapa Roy tinggal di hotel ini. Semula
Roy menjawab dengan seorang ahjussi tapi ia buru-buru meralat kalau ia bersama
ayahnya. Hong Joo akan mengantar Roy kembali ke hotel karena ayah Roy pasti
sedang khawatir mencari dan Roy bisa menemui tante esok hari.
Min Woo yang terbangun
berlari keluar hotel sambil berteriak memanggil nama Roy. Ia pun melihat Roy bersama
seorang wanita. Ia yang cemas bertanya pada putranya apa yang terjadi, apa Roy
tahu betapa khawatirnya ia. Roy diam saja.
Hong Joo menjelaskan kalau
anak ini ingin naik bis untuk menemui tantenya. Min Woo bertanya ke Roy apa
benar begitu. Roy yang hampir menangis bilang ia takut, ia melihat monster
dalam mimpinya.
Min Woo mengingatkan
bukankah ia sudah bilang mulai sekarang Roy tinggal dengannya dan akan memiliki
lebih banyak waktu yang menyenangkan ketika kembali ke Korea nanti. Bukankah Roy
sudah berjanji padanya. Roy yang menahan tangis menunduk minta maaf. Min Woo bilang
tidak apa-apa, ia tidak marah. Ia pun akan mengajak putranya kembal ke hotel.
Min Woo berterima kasih
pada Hong Joo. Hong Joo bilang tidak apa-apa. Ia kemudian jongkok dan bicara
pada Roy, “Lain kali jika kau melihat monster cobalah lakukan ini. satu, dua,
tiga,” Hong Joo menepuk tangan sekali. Roy pun mengikuti apa yang Hong Joo lakukan.
Hong Joo tersenyum, “Jika
kau melakukan itu maka kau akan terbangun dari mimpi buruk.” Roy mengerti. Hong
Joo pun permisi. Ia pergi dari sana meninggalkan hotel. Min Woo heran kemana
akan pergi wanita itu malam-malam begini. Ia mengajak Roy kembali ke kamar.
Di kamar, Min Woo
meninabobokan Roy dengan sebuah lagu. Roy menatap heran, bagaimana ayahnya tahu
lagu itu, karena itu adalah lagu yang biasa ibunya nyanyikan untuknya sebelum
tidur. Min Woo tak menyangka dan berkata mulai sekarang ia lah yang akan menyanyikan
lagu ini untuk Roy.
Hong Joo terus berjalan
tanpa arah. Sementara di hotel, Seok Hoon membaca surat yang ditinggalkan Hong Joo.
Seok Hoon-ssi, aku ditempat
yang damai sekarang. Aku sudah memutuskan aku tak akan berusaha begitu keras
untuk hal yang tidak berarti. Dengan begitu, aku tidak harus menyimpan
penyesalan atau kebencian.
Jika kau lihat disamping
album foto pernikahan kita, kau akan menemukan polis asuransiku. Aku harap kau
bisa melindungi rumah ayahku dengan itu. Hanya itu yang bisa kulakukan untuknya.
Aku memintamu untuk melakukan itu demi aku.
Aku tahu kau sudah
mengalami banyak hal, aku benar-benar menyesal tak bisa membuatmu senang dan
malah melukaimu. Tolong lupakan semuanya dan maafkan aku. Aku seorang wanita
yang bahagia dan diberkati untuk menjadi istrimu. Terima kasih atas saat-saat
kita bersama yang bahagia. Kau akan ada dalam hatiku selamanya. Selamat
tinggal, Seok Hoon.
Seok Hoon yang telah
membaca surat dari Hong Joo bergegas keluar kamar bertanya pada resepsionis
apakah melihat istrinya. Resepsionis tidak tahu. Ia yang panik berlari keluar mencari
keberadaan istrinya. Ia takut Hong Joo akan berbuat nekat setelah meninggalkan
pesan terakhir seperti itu.
Hong Joo berada di tepi
pantai dengan tatapan kosong. Ia sudah membulatkan tekad untuk mengakhiri hidupnya.
Ia sepertinya tak akan sanggup menghadapi apa yang akan terjadi kelak ia
kembali ke Korea.
Hong Joo melepas sepatunya
dan berjalan menuju tengah laut untuk menenggelamkan diri.
Se Young yang tengah
mencari udara segar di pinggir pantai melihat sepasang sepatu yang pernah ia
pesan. Ia heran dimana pemilik sepatu ini, kenapa sepatu ini ditinggalkan
malam-malam ditempat ini.
Se Young celingukan
mencari siapa pemilik sepatu itu. Ia pun melihat seorang wanita berjalan menuju
tengah laut. Ia berteriak memanggil, namun wanita itu seperti tak mendengarnya.
Se Young pun beranggapan wanita itu akan bunuh diri.
Se Young berlari mengejar
ke tengah laut untuk menyelamatkan wanita itu. Hong Joo sudah hampir tenggelam,
tapi untungnya masih bisa diselamatkan oleh Se Young yang menariknya ke
daratan.
Hong Joo menyadari dirinya
masih hidup, “aku harus mati.” Ia akan kembali ke tengah laut lagi. Se Young
tanya apa Hong Joo orang Korea. Hong Joo tak mendengarkan Se Young dan berjalan
lagi akan kembali ke tengah laut. Tapi Se Young menahannya.
Hong Joo meronta meminta Se
Young melepaskan dan membiarkan dirinya mati saja. Se Young pun menampar Hong Joo
agar wanita itu lekas sadar dengan apa yang diperbuatnya sekarang.
Hong Joo menatap Se Young,
ia benar-benar frustasi. Ia memohon, biarkan saja ia mati. Se Young benar-benar
tak mengerti kenapa wanita yang ada di depannya ini begitu ingin mati.
Seok Hoon kembali ke hotel
begitu mendengar kabar tentang Hong Joo. Ia berlari menuju kamar Se Young.
Se Young dan Hong Joo
mengganti pakaian keduanya yang basah dengan handuk piyama. Se Young bilang
pakaian keduanya akan segera kembali karena sekarang sedang dilaundry. Hong Joo
berterima kasih karena Se Young membawanya kesini, ia bisa saja pergi ke
kamarnya. Se Young memberikan minum untuk Hong Joo namun Hong Joo tak segera
meminumnya.
Se Young terus memperhatikan
Hong Joo yang menunduk menangis. Hong Joo beriat kembali ke kamarnya, ia berterima
kasih atas teh yang tidak ia minum. Se Young meminta Hong Joo menunggu disini dan
boleh pergi setelah suami Hong Joo datang. Karena bukan ide bagus meninggalkan Hong
Joo yang sendirian dalam keadaan begini setelah tindakan nekat tadi. Hong Joo
berjanji ia tak akan melakukan tindakan bodoh itu lagi.
Hong Joo heran kenapa Se Young
tak menanyakan apapun padanya, alasan kenapa ia ingin mati. Se Young melihat Hong
Joo masih muda dan cantik jadi menurutnya hanya ada 2 alasan kenapa seorang
wanita muda ingin mati. Suami yang memiliki selingkuhan atau bisnis suami bangkrut.
“Aku rasa Cha Seok Hoon bukanlah tipe pria yang akan berselingkuh. Jadi
bukankah alasannya sudah jelas.”
Hong Joo tambah heran
bagaimana Se Young bisa kenal dengan suaminya. Se Young bilang Hong Joo bisa
mendengar sendiri dari Seok Hoon nanti, ya meskipun itu bukan kenangan yang
menyenangkan bagi Seok Hoon.
Terdengar bel pintu kamar Se
Young bunyi. Se Young membuka pintu, itu Seok Hoon. Seok Hoon terkejut itu
kamar Se Young dan Se Young lah yang menolong istrinya. Se Young memberi kode
dengan kepalanya kalau Hong Joo ada di dalam.
Begitu melihat istrinya Seok
Hoon yang cemas bertanya apa Hong Joo baik-baik saja. Hong Joo menangis atas
tindakan bodohnya, ia minta maaf dan mengakui kalau ini salahnya. Seok Hoon yang
cemas bukan main memeluk istrinya. Ia meminta Hong Joo jangan pernah lagi melakukan
hal bodoh seperti ini.
Ada rasa iri di wajah Se Young
ketiga melihat keduanya.
Seok Hoon tak tahu harus
bagaimana berterima kasih pada Se Young. Se Young bilang ia sudah lelah karena
belum tidur jadi ia meminta keduanya untuk kembali ke kamar dan beristirahat.
Seok Hoon pun mengajak istrinya kembali ke kamar.
Se Young duduk diam di
tempat tidurnya. Ia nampak tersenyum sinis, dan sesaat kemudian berubah jadi agak sangar gitu.
Hong Joo yang menyadari
tindakan bodohnya kembali minta maaf pada Seok Hoon. “Aku tahu betapa marah dan
kecewanya kau terhadapku tapi aku tak bisa memikirkan jalan lain. Aku takut
pada apa yang akan terjadi di Korea. Aku tak bisa mengatakan pada ayahku
mengenai itu.”
Mata Seok Hoon berkaca-kaca,
ia mengajak Hong Joo menganggap semua ini sebagai mimpi. Kita tidak pernah
datang kesini. Semua yang terjadi disini adalah mimpi. Mari kita lupakan semuanya.
Seok Hoon memeluk istrinya. Ia mengajak istrinya segera sarapan dan berkemas.
Hong Joo mengangguk.
Hong Joo melepas pelukan,
ia penasaran siapa wanita tadi (Se Young). Seok Hoon bilang kalau wanita itu
penyelamat hidup Hong Joo dan juga musuhnya. Seok Hoon mengecup lembut kening
istrinya dan kembali memeluknya.
Se Young pun mencari
informasi tentang Seok Hoon dan pekerjaannya melalui Pengacara Choi. Pengacara Choi
menjelaskan kalau CEO Hwang Do Sik telah dipastikan meninggal oleh kepolisian Hongkong.
Alasan bunuh diri sepertinya tekanan atas penggelapan dana.
Se Young menebak jadi Seok
Hoon yang bertanggung jawab atas sisa hutang Hwang Do Sik. Ia ingin tahu berapa
banyak hutang itu. Pengacara Choi bilang perusahaan Hwang Do Sik belum terlalu
lama mendapatkan investasi jadi jumlahnya tidak terlalu besar, sekitar 1 juta
dollar.
Se Young heran dan
bertanya-tanya apa Hong Joo ingin bunuh diri gara-gara itu. Pengacara Choi tak mengerti
apa maksudnya ingin bunuh diri bukankah ia sudah mengatakan Hwang Do Sik memang
sudah dipastikan mati. Se Young menyahut kalau ia membicarakan orang lain. Ia
memerlukan informasi lebih mengenai Ace Production Perusahaan Hwang Do Sik. Ia meminta
pada Pengacara Choi untuk mengirimkan data itu padanya.
Pengacara Choi tanya apa
sekarang Se Young sedang beristirahat (tidak bekerja). Se Young menjawab tentu saja
dan berbohong sekarang kulitnya mulai kecoklatan karena sengatan matahari. Ia
pun menutup teleponnya.
Se Young kembali membaca
artike tentang perusahaannya Hwang Do Sik dan Seok Hoon yang sekarang bangkrut.
Se Young melihat di
kamarnya masih ada sepatu milik Hong Joo. Ia mencoba sepatu itu dan pas di
kakinya.
Sorot matanya berubah, ia sepertinya
mendapatkan sebuah ide.
Seok Hoon merebahkan
tubuhnya di kasur usai berkemas. Telepon di kamarnya berdering, itu dari Se Young.
Se Young mengatakan sepatu istri Seok Hoon masih tertinggal di kamarnya. Seok Hoon
bilang ia akan kesana untuk mengambilnya.
Di kamar Se Young, Seok Hoon
terkejut mendengar penawaran dari Se Young. “Apa kau bilang tadi?”
Se Young : “1 juta dollar
untuk 4 hari. Kubilang aku akan membayarmu 1 juta dollar untuk 4 hari dalam
hidupmu.”
Seok Hoon marah
mendengarnya. Namun lain halnya dengan Se Young yang terlihat santai.
Bersambung ke episode 2
*******
Huwaaaa apa maksudnya, apa
Se Young ingin Seok Hoon menemaninya selama 4 hari dan dibayar gitu. Seok Hoon
mau ga ya, kan dia lagi butuh uang. Kalau mau terus kapan rencana pulang ke
Korea.
Se Young ini karakternya gimana ya, sulit ditebak. Ekspresi wajahnya berubah-ubah. Choi Ji Woo keren.
Min Woo...Kang Min Woo....uwahhhh nih orang lagi ngomong ama istrinya malah ngelirik cew. lain ...ckckckck Bang inget ada anak dan istri abang hehehehe....
ReplyDeleteEps 2 masih disini apa duet bareng Inda?
Tunjuk tangan sendiri. Duet Mbak hihihi
DeleteSempet mikir engga ada yg mau bkin sinop drama ini, *kyaknya melodrama banget,.
DeleteTp ternyataaaa,, mb Anis n mb Inda duet sejati, ttep semangat mb nulis sinop ny.
Jgn bilang Kwang Soo perannya disini kaya di drama Yawang. Melakukan apapun demi mendapatkan uang.
ReplyDeleteGood job mba anis..
ReplyDelete