Han Soo menunjukan foto-foto
itu pada Min Woo. Ia tahu menguntit orang untuk mendapatkan uang bukanlah cara
terbaik tapi ia memiliki aturan sendiri. Keluarga bahagia membuat masyarakat
bahagia.
Min Woo tersenyum-senyum
melihat foto-foto dirinya, “Berapa banyak yang kau minta untuk foto-foto ini?”
Han Soo bilang itu
tergantung dari seberapa banyak nilai kebahagiaan keluarga Min Woo. Min Woo tertawa
menilai Han Soo sangat cerdas. Ia selalu memiliki tangan di atas saat membuat
kesepakatan. Ia pun akan membayar harga yang bagus untuk foto-foto itu, tapi
mau-kah Han Soo menerima tugas darinya. Han Soo bersedia.
Ketika sedang mengajari Roy
belajar mengenal huruf dan menulis, Hong Joo menerima telepon dari adiknya. Hong
Gyu tanya dimana kakaknya sekarang, apa ada di rumah. Hong Joo mengatakan ia
sedang bekerja. Hong Gyu tanya lagi apa kakaknya ini sudah mendapatkan
pekerjaan, di rumah sakit mana. Hong Joo heran kenapa tiba-tiba Hong Gyu bertanya
begitu.
Hong Gyu sangat penasaran
dengan foto bidikan Han Soo, “Noona apa mungkin kau memotong rambutmu?”
Hong Joo terkejut kapan Hong
Gyu melihatnya, bukankah adiknya ini belum pulang selama beberapa hari. Hong Gyu
terdiam, berarti benar wanita yang didalam foto itu adalah kakaknya.
Hong Gyu tanya di rumah
sakit mana kakaknya ini bekerja. Hong Joo bilang bukan di rumah sakit, ia
bekerja mengasuh anak. Hong Gyu semakin yakin dengan kecurigaannya, “apa kau
berada di Yangpyeong?” Hong Joo semakin heran bagaimana Hong Gyu tahu. Hong Gyu
meminta kakaknya tetap disana dan menutup teleponnya.
Hong Gyu akan keluar dari
parkir tapi ia hampir saja menabrak sebuah mobil yang melintas di depannya.
Hong Gyu kesal dan keluar untuk melabrak pengendara mobil itu.
Ia menggunakan ponselnya
untuk memotret bagian mobilnya yang rusak.
Ternyata pengendara mobil
itu Yoo Se Jin. “Hei... seharusnya kau minta maaf dulu setelah menabrakku. Kau
bisa mengambil fotonya nanti.”
Hong Gyu tak terima
disebut penabrak, “siapa yang menabrak siapa? Aku lebih dulu yang jalan.”
Se Jin kesal dan keluar
dari mobilnya. Ia memperingatkan jangan coba-coba mencari keuntungan hanya
karena ia seorang wanita. Ia tak pernah terlibat kecelakaan selama 7 tahun ini.
Ia pun ikut memotret bagian mobilnya yang tabrakan.
Se Jin berkaca merapikan
rambutnya. Tapi ketika Hong Gyu melihat ke arahnya Se Jin pura-pura terlihat sewot.
Se Jin kembali mengambil
foto tapi bukan bagian mobil yang ia foto melainkan cowok yang ada di depan dia.
hahaha.
Hong Gyu mengatakan kalau
sekarang ia sedang sibuk jadi bicaranya nanti saja. Ia memberikan kartu namanya
dan berkata kalau ia sudah memfoto plat nomor mobil Se Jin jadi jangan coba-coba
kabur.
Se Jin heran dengan cowok
judes di depanya ini, “Hei apa bukan kau yang mencoba kabur?”
Hong Gyu tak menjawabnya
ia masuk ke mobil dan segera berlalu dari sana menuju tempat kakaknya sekarang
berada.
Se Jin membaca kartu nama
yang Hong Gyu berikan padanya.
Se Jin berpapasan dengan Han
Soo yang baru saja keluar dari lift.
Hong Gyu menerima
panggilan telepon dari Han Soo. Tapi ia malas menjawabnya dan sedang buru-buru.
Ia pun tak menjawabnya.
Min Woo kembali melihat
foto-fotonya bersama Hong Joo dan Roy. Ia terdiam kemudian menggelengkan
kepalanya manilai ini tak boleh diketahui oleh keluarganya dulu.
Se Jin masuk ke ruangan Min
Woo. “Oppa....” panggil Se Jin.
Min Woo terkejut melihat
kedatangan Se Jin yang dadakan bukankah seharusnya Se Jin mengatakan padanya
jika akan datang. Se Jin tanya kenapa, apa Min Woo tidak punya waktu minum kopi
bersamanya.
Min Woo tersenyum ia
mungkin kelihatan seperti seorang gelandangan tapi ia juga seorang pebisnis. Se
Jin bilang kalau ia hanya ingin ngobrol dengan Min Woo dan mengadu tentang Eonninya.
Se Jin tanya apa Min Woo
sudah tahu kalau sekarang Eonni-nya sedang melirik seorang pria. Min Woo bilang
ia bertemu Se Young belum lama ini di Hongkong dan dari apa yang ia lihat Se Young
masih seorang Ratu Es, jadi itu tidak mungkin.
Se Jin bilang Eonni-nya memang
menyangkal itu, “tapi aku melihat pupil matanya bergetar sekitar 0,4 detik. Aku
ini percaya pada indera keenamku.”
Min Woo teringat kalau Se
Jin sangat faham betul dengan yang namanya merk baru. Se Jin tanya memangnya kenapa.
Min Woo ingin tahu merk perhiasan apa yang sedang populer belakangan ini. Se Jin
curiga apa Min Woo punya gadis baru. Min Woo tersenyum menilai Se Jin ini asal
menebak saja.
Hong Gyu ke rumah dimana
kakaknya bekerja. Ia memejamkan mata berharap bukan kakaknya yang ia lihat.
Hong Joo terheran-heran bagaimana Hong Gyu bisa menemukan tempat ini. Hong Gyu
membuka matanya dan kesal ia tak mau menjelaskan itu. Ia meminta kakaknya
segera berkemas dan pulang bersamanya.
Hong Joo tak mengerti
kenapa Hong Gyu seperti ini, kenapa marah padanya. Hong Gyu berusaha menahan
marah apa kakaknya ini tidak tahu, apa kakaknya ini tahu siapa anak yang
kakaknya asuh itu. Hong Joo menjawab tahu, “dia seorang anak malang dengan jiwa
yang baik. Dia sangat tergantung padaku dan mendengarkan kata-kataku. Itu
sebabnya aku memutuskan untuk menjaganya.”
Kalau begitu kakaknya
pasti tahu tentang ayah anak itu. Kang Min Woo itu pria tak baik yang main mata
dengan wanita manapun. Dia berusaha menggoda mereka dengan uangnya. Istrinya menyewa
orang untuk mengikutinya kemana-mana.
Hong Joo yang belum
percaya meminta adiknya jangan keterlaluan. Ia disini hanya untuk mengasuh anak
itu. Hong Gyu tak bisa membiarkannya, ia meminta kakaknya jangan bersikap begitu,
bagaimana jika Min Woo berusaha merayu kakaknya dengan menggunakan anak itu
sebagai umpan.
Hong Joo semakin tak
mengerti apa Hong Gyu sedang mengarang cerita. Hong Gyu bilang itu karena ia
tak mau kakaknya seperti itu, ia meminta kakaknya segera berkemas dan pergi
dari sini. “apa yang akan dikatakan suamimu jika dia tahu? Noona, kau sedang menusuknya
dari belakang.”
Hong Joo meminta adiknya
jangan sok tahu, “Kau menguntit orang demi beberapa won, tidak pada tempatnya
kau bicara seperti itu padaku.”
Hong Gyu yang kesal
menelepon Han Soo mengatakan kalau ia berhenti melakukan pekerjaan ini. Ia
berhenti melakukan hal omong kosong seperti ini.
Selesai menelepon Han Soo,
ia mematikan teleponnya bahkan mencopot baterainya untuk menunjukan pada
kakaknya bahwa ia sedang tidak melakukan sesuatu hal yang omong kosong.
Hong Joo menilai itu
bagus, karena ia tak pernah merasa senang dengan pekerjaan yang dilakukan Hong Gyu
selama ini. Ia mengatakan kalau dirinya harus kembali ke dalam karena anak itu
sedang sendirian.
Kini giliran Hong Gyu yang
tak mengerti dengan sikap kakaknya, apa kakaknya akan benar-benar tinggal
disini. Hong Joo memberi tahu kalau Seok Hoon sudah tahu tentang pekerjaanya.
Ia bahkan sudah memberikan alamat rumah ini pada suaminya untuk berjaga-jaga
jika terjadi sesuatu.
Hong Gyu masih belum
percaya. Hong Joo memberi nasehat pada adiknya agar lebih baik menghabiskan
waktu yang berharga untuk mencari pekerjaan yang lebih baik bukannya mengkhawatirkannya
seperti ini.
Hong Gyu tak mau tahu itu
yang pasti ia melihat akhir-akhir ini kakaknya bertingkah aneh. Hong Joo merasa
itu karena Hong Gyu belum terbiasa dengan rambut barunya. Hong Gyu bergumam tak
percaya kalau kakaknya membayar biaya potong rambut. Hong Joo menyahut ia tak
akan memberikan uang bensin kalau Hong Gyu mengajaknya bertengkar. Keduanya kemudian
tertawa.
Jo Young Chul membaca
artikel tentang Seok Hoon dan Hwang Do Sik. Ia bertanya pada temannya kapan
artikel ini diunggah. Temannya mengatakan kalau Pengacara Choi yang meminta
beberapa hari lalu. Young Chul menebak apa Presdir Yoo Se Young yang meminta
itu.
Young Chul menghubungi
sekretaris kantor Se Young bertanya tentang jadwal Se Young hari ini.
Seok Hoon menemui
seseorang untuk menagih uang pinjaman. Tapi Pria itu mengatakan kalau
pembayarannya sudah ia serahkan pada Hwang Do Sik. Ia bahkan punya nota-nya. Seok
Hoon berkata kalau Hwang Do Sik menuliskan nota sebelum pria itu mengangsurnya
sebagai permintaan pribadi. Perdebatan ini tak membuahkan hasil, Seok Hoon tak
bisa meng-klaim perusahaan itu berhutang pada perushaannya.
Seok Hoon menemui peminjam
lain. Pria itu bilang kalau perusahaannya merugi gara-gara ACE Company, maka
dari itu sudah waktunya untuk mengambil jalan terpisah dari ACE Ccompany dan
yang jelas lepas tangan gitu.
Seok Hoon jelas kecewa
karena tak menghasilkan apa-apa. Ia duduk di depan kios usai membeli air
mineral. Ia menekan panggilan cepat nomor 1, Hong Joo. Hong Joo menjawab
teleponnya tapi ia tak segera mengatakan apapun. Ia diam saja.
Hong Joo tanya kenapa Seok
Hoon diam saja. seok Hoon tak menjawab ia malah balik bertanya apa yang sedang
Hong Joo lakukan. Hong Joo mengatakan ia sedang menyiapkan makan malam dengan
ahjumma pembantu. Ia juga bertanya apa yang Seok Hoon lakukan. Seok Hoon
mengatakan ia baru saja menemui klien perusahaan untuk mengklaim bahwa mereka
memiliki hutang.
“Kau tak melewatkan makan
kan?” tanya Hong Joo. Seok Hoon berkata kalau ia bahkan belum sarapan. Ia tak
berselera makan tanpa kehadiran Hong Joo.
Seok Hoon menawarkan
haruskah ia datang menjemput Hong Joo malam ini. Hong Joo diam tak segera
menjawab. Seok Hoon heran apa Hong Joo tak mendengarnya. Hong Joo berkata
bukankah ia sudah bilang dirinya harus tinggal disini sepanjang minggu. Ia akan
pulang naik bis besok. Seok Hoon mengerti ia menanyakan itu karena ia
merindukan Hong Joo.
Hong Joo tak menjawab
ungkapan kerinduan suaminya. Seok Hoon diam menunggu tapi Hong Joo malah
mengatakan sampai bertemu di rumah. Pembicaraan telepon pun selesai.
Hong Joo menarik nafas
dalam-dalam sambil memejamkan mata, “aku juga merindukanmu Seok Hoon-ssi.”
Seok Hoon menerima sms
dari Young Chul yang mengajaknya minum bersama, sekalian ada yang ingin
dikatakannya pada Seok Hoon.
Hong Joo melihat-lihat
pemandangan di luar rumah. Ia kemudian menatap cincin yang melingkar di jari
manisnya. Di tempat lain Seok Hoon pun menatap cincin pernikahanya. Ia mencium
cincin itu sebagai bentuk kerinduannya terhadap istrinya.
Se Young menemukan uang 3
dollar (3rb won) di buku catatannya. Uang ketika Seok Hoon membeli waktunya
selama 3 jam. Se Young tersenyum kecil mengingat itu dan kembali menyimpan uang
itu dibuku catatannya.
Seok Hoon mendatangi hotel
tempat ia janjian dengan Young Chul.
Di tempat yang sama Min Woo
mengajak istrinya makan malam bersama. Tanpa diduga Se Young dan Pengacara Choi
pun berada di tempat itu. Keempatnya bertemu.
Min Woo tak menyangka ia akan
selalu bertemu dengan Se Young secara kebetulan seperti ini. Se Young mengingatkan
kalau ini adalah hotelnya, ada apa Min Woo kesini. Min Woo mengatakan kalau istrinya
sangat menyukai restoran Jepang yang di lantai atas.
Ji Sun menyapa Se Young
dengan sebutan Presdir Yoo. Ia melihat kalau Se Young tampak hebat seperti biasanya.
Se Young mengucapkan selamat karena Ji Sun baru melahirkan.
Ji Sun tersenyum mengait
lengan suaminya erat. Ia meminta suaminya ini bertanggung jawab, “Dia (Se
Young) begitu kompeten dan cantik. Apa kau tak punya teman yang bisa kau
kenalkan padanya?”
Se Young tersenyum tipis mendengar
ucapan Ji Sun.
Min Woo berkata kalau Presdir
Yoo (Se Young) itu memiliki standar setinggi langit. Ji Sun berkata pada Se Young
tentang kesehariannya, ia menghabiskan sepanjang waktu untuk mengasuh anak-anak
dan mengurus suami. Ia menilai terkadang kehidupannya seperti tak berarti, ia
iri pada kehidupan mewah Se Young.
Se Young paham betulkalau Ji
Sun sedang menyindirnya yang masih sendiri. Ia tersenyum berterima kasih atas
pujian Ji Sun. Ia harap Ji Sun menikmati makan malam disini.
Se Young akan pergi tapi
ia teringat sesuatu, “Oh iya Presdir Kang apa kau sudah memberi tahu istrimu
tentang apa yang terjadi di Hongkong?”
“Hongkong?” Ji Sun
terkejut.
Min Woo menjelaskan pada istrinya
itu ketika perjalanan bisnisnya. Se Young juga ada disana untuk menutup suatu
transaksi untuk membeli hotel baru, ini tentang itu kok.
Se Young bilang bukan yang
itu, “apa kau ingat, apa yang kau katakan padaku?”
Min Woo tanya tentang apa.
Se Young pura-pura
mengingat-ingat, “Kurasa namanya Roy.”
Min Woo memejamkan mata
berusaha menahan diri karena Se Young mengungkit masalah Roy di depan istrinya.
Ji Sun ingin tahu siapa itu.
Se Young bertanya ke Pengacara
Choi, bukankah namanya Roy. Pengacara Choi menjawab bukan, nama Inggris Presdir
Jong itu Joy Jong. Se Young kemudian menyahut kalau ia sudah salah mengingat
nama. “Dia itu Presdir perusahaan konsultan di Hongkong. Dia diam-diam membeli
hotel tanpa sepengatahuan kami, kami bisa mengurusnya berkat Presdir Kang.”
Se Young mengatakan pada Pengacara
Choi kalau makan malam Kang Min Woo ini ia yang akan traktir. Pengacara Choi mengerti
ia akan menghubungi restoran.
Sebelum pergi Se Young
berkata kalau ia senang melihat Ji Sun bahagia. Ji Sun tampak tersenyum kecut. (Hahaha
siapa suruh pamer didepan Se Young)
Min Woo menarik nafas lega
karena Se Young tak membuka rahasianya tentang Roy di depan istrinya.
Ji Sun langsung menuduh suaminya,
apa sekarang suaminya juga sedang mengincar Se Young. Min Woo mengatakan kalau
ia hanya main mata dengan para wanita, wanita sepertimu yang seksi, ucapnya sambil
memeluk pinggang istrinya.
Wakakakak dasar.
Pengacara Choi melihat
kalau tadi Kang Min Woo terlihat bingung. Se Young tersenyum ingin sekali-kali
memberi Min Woo saat-saat yang sulit dan menurutnya tadi itu cukup menyenangkan.
Se Young akan pulang
setelah berkeliling hotel, apa Pengacara Choi akan ikut. Pengacara Choi berkata
ia akan menemui teman kuliahnya. Temannya ini baru berhenti dari Ajin grup,
jadi ia memiliki sedikit pertanyaan untuk temannya. Jika kita mendapatkan
gambaran yang jelas tentang keseluruhan manajemen mereka kita akan mendapatkan
ide lebih baik tentang apa yang sedang mereka coba lakukan dalam bisnis hotel.
Tanpa keduanya ketahui ada
seseorang yang mendengarkan, dia adalah Park Han Soo.
Seok Hoon menemui Young Chul
di restouran hotel. Ia kira tadi temannya ini mengajak minum bir, kenapa
disini. Young Chul mengira Seok Hoon masih murung atas apa yang sduah terjadi, apa
itu masih menganggu pikiran Seok Hoon. Seok Hoon meminta temannya melupakan itu
dan lebih baik minum saja.
Young Chul melihat
sekeliling seperti menunggu seseorang. Seok Hoon tanya apa keduanya sedang
menunggu orang lain. Young Chul mengatakan presdir perusahaannya sedang
berkeliling disekitar hotel hari ini. Ia berharap Seok Hoon jangan hanya memikirkan
masa lalu yang bisa menghalangi masa depan. Ia tahu ide-ide bisnis Seok Hoon
itu mengherankan dan juga menyegarkan. Ia ingin membicarakan itu dengan...
Seok Hoon menyela tak mau
membahas itu, ia akan pergi. Young Chul berusaha menahan Seok Hoon agar tak
pergi, ia mengatakan Presdir-nya menyukai ide-ide Seok Hoon. “Dia meminta sekretarisnya
untuk melihat ke dalam perusahaanmu.” Ia rasa ini kesempatan besar untuk Seok Hoon.
Seok Hoon tak tertarik dan
akan pergi tapi keduanya terkejut melihat kedatangan Se Young. Seok Hoon tak
menyangka akan bertemu dengan Se Young lagi.
Young Chul berbasa-basi
tak menyangka bisa bertemu dengan Se Young disni. Se Young tanya apa yang Manajer
Jo Young Chul lakukan disini. Young Chul bilang ia ingin minum disini dengan
teman lamanya. Ia pun mengenalkan Seok Hoon pada Se Young sebagai seseorang
yang pernah mendaftar di perusahaan ini. Keduanya pun saling menyapa, namun
tatapan Seok Hoon terlihat dingin.
Min Woo menghadiahkan
kalung untuk istrinya. Ji Sun terharu menerimanya. Ia menilai kalung itu sulit
dicari bahkan jika punya uang banyak sekalipun. Ia penasaran bagaimana Min Woo
mendapatkanya.
Min Woo tersenyum memakaikan
kalung itu ke leher istrinya. “Ini sebuah medali untukmu atas semua yang sudah
kau lalui. Mari kita saling mencintai seolah-olah tidak ada lagi hari esok.
Mari kita menghargai setiap momen dan saling memaafkan satu sama lain.”
Ji Sun heran ada apa,
kenapa Min Woo mengatakan itu, apa Min Woo sudah melakukan sesuatu yang salah
hingga mengatakan itu. “Aku rasa ini lebih seperti obat penenang daripada
sebuah medali. Kau sedang mencoba menyuapku.”
Min Woo bilang bukan
seperti itu dan jangan mengajaknya bertengkar.
Ji Sun menyadari
pernikahannya yang sudah berjalan 10 tahun. Ia kenal baik siapa Min Woo. “Kau
akan terus memburu rok pendek untuk 10 tahun, 20 tahun atau 30 tahun
berikutnya.” Aku akan tetap berusaha membebaskan dirimua dari stres tentang itu
lagi dan lagi.
Min Woo tanya apa ia
seburuk itu.Ji Sun bilang tidak apa-apa, karena ia tahu Min Woo yang paling
buruk dalam hal itu, tapi juga yang terbaik dalam hal merayu karena kemewahan
juga suatu cara untuk menunjukan cinta. Jadi ia mencintai Min Woo. Min woo
berkata kalau ia akan mengubah itu menjadi keuntungan yang lebih baik dangan cara
mempertahankan Ji Sun tetap berada di sisinya.
Ji Sun kemudian mengatakan
pada Min Woo untuk tinggal terpisah dengan ibu. Kita bisa pindah atau meminta
ibumu yang pindah ke Boston. Min Woo tanya kenapa harus ibunya yang harus
tinggal dengan Min Jung, bukankah dia punya seorang putra.
Ji Sun : “Jika aku terus
tinggal dengan ibumu, aku akan tercekik. Lalu bagaimana dengan anak anak kita?
Aku bisa membiarkan ini karena aku menantunya tapi anak-anak kita tidak seharusnya
mempelajari wajah (mungkin sifat maksudnya) nenek mereka sepanjang waktu.”
Min Woo mencengkeram cawan
minumannya mendengar ucapan Ji Sun. Sekali lagi Ji Sun mengajak Mi Woo untuk
tinggal terpisah dari ibu.
Min Woo yang marah
menghentakan cawan minumannya, “aku sudah menyerah menjadi seorang putra yang
baik tapi jangan membuatku melakukan apapun untuk mengabaikan ibuku.”
Ji Sun terdiam mendengar
ucapan tegas suaminya.
Seok Hoon, Se Young dan Young
Chul berada di meja yang sama. Young Chul gugup ketika mengucapkan terima kasih
pada Se Young karena sudah meluangkan waktu. Ia dengar Pengacara Choi sudah
menyiapkan laporan tentang ACE Company.
“Manajer Jo, bisakah kau
ambilkan laporan yang ada di kantorku?” perintah Se Young. Young Chul mengerti,
ia pun segera melaksanakan perintah. Ia mengedipkan mata pada Seok Hoon
berharap berbincangan ini membuahkan hasil yang baik untuk Seok Hoon.
Seok Hoon menilai Young Chul
sudah bekerja keras untuk melakukan hal yang sia-sia. “Dia itu sedang berusaha
untuk membantuku dan memanggilku kesini. Aku tidak akan datang jika tahu kau
akan kesini.”
Se Young malah merasa
sebaliknya, ia sudah memiliki firasat kalau dirinya dan Seok Hoon akan bertemu
lagi. Ia tadi melihat rencana pengembangan perusahaan Seok Hoon, menurutnya itu
ide yang segar tentang bisnis trading Korea. Jika saja Seok Hoon berhasil itu
akan menjadi teladan yang baik untuk yang lainnya.
Seok Hoon merasa perkataan
Se Young itu aneh, bukankah itu benar-benar hanya omong kosong yang berdasarkan pada sebuah idealisme.
Se Young merasa kegagalan Seok
Hoon karena sang partner menghilang. Secara keseluruhan ia melihat ide Seok Hoon
ini tidaklah buruk. “Apa kau akan melanjutkan bisnismu dengan itu?”
Seok Hoon tertawa, kenapa,
apa Se Young akan membayarnya jika dirinya gagal lagi. Sekali lagi Se Young
tanya apa Seok Hoon akan melanjutkan bisnis itu. Sebelumnya ia sudah mengatakan
bahwa Seok Hoon perlu melatih wajah poker Seok Hoon. Seok Hoon menyerah, ia
sudah menunjukan kebahagiaan dan kesedihan saat ia merasakannya, karena begitulah
dirinya.
Se Young : “Kalau begitu
aku rasa wajahmu sekarang sedang menunjukan kau tidak nyaman dengan apa yang
kukatakan.”
Seok Hoon bilang bukan
begitu, “kau terlihat menyedihkan. Kau tak pernah bernasib buruk atau begitu
senang hingga jantungmu berpacu. Karena itu kau bisa selalu mempertahankan
wajah jokermu.”
“Bahagia? Jadi, apa kau
bahagia Cha Seok Hoon-ssi?” tanya Se Young.
Seok Hoon berkata kalau ia
berusaha seperti itu.
Se Young ingin tahu apa Seok
Hoon sudah menyelesaikan masalah dengan istri. Seok Hoon diam pertanda
masalahnya belum beres. Se Young minta maaf memang mudah menyebabkan suatu
kesalah pahaman tapi sulit membuat seseorang mengerti.
Seok Hoon mengingatkan semua
kesalahpahaman ini bermula karena penawaran Se Young. Tapi menurut Se Young ini
karena Seok Hoon yang menerima tawarannya, apa Soek Hoon lupa itu. Seok Hoon
diam tak membantah.
Se Young akan pamit lebih
dulu, ia senang bisa betemu lagi dengan Seok Hoon.
Seok Hoon menyusul Se Young,
ia ingin menanyakan sesuatu. “Apa yang kau lakukan waktu itu di pantai? Disaat anak-anak
lain bermain dan membuat istana pasir, apa yang kau lakukan? Apa kau takut semuanya akan dihancurkan oleh ombak? Apa kau berdiri menjauh sendirian?”
Se Young tak mengerti apa
sebenarnya yang ingin Seok Hoon katakan.
Seok Hoon : “Aku dan Hong Joo
akan membangun kembali istana pasir kami jika itu memang hancur. Kami akan melakukannya
lagi dan lagi, tapi kau tak bisa. Kau seorang pengecut sekarang, persis seperti
ketika kau masih kecil. Bukankah itu benar?”
Se Young tak menjawab, ia
berlalu dari sana mengabaikan perkataan Seok Hoon.
Dalam perjalanan pulang Se
Young sepertinya memikirkan ucapan Seok Hoon. Untuk melepas penat ia membuka
jendela mobil dan membiarkan angin malam menyapu wajahnya.
Seok Hoon memutuskan untuk
menjemput Hong Joo. Ia kesana menggunakan mobil.
Min Woo sampai di rumah
rahasianya. Hong Joo baru saja keluar dari kamar Roy. Ia yang melihat
kedatangan Min Woo mengatakan kalau Roy baru saja tidur, kenapa Min Woo datangnya
malam sekali. Min Woo memberi kode agar Hong Joo jangan bersuara. Ia akan masuk
ke dalam kamar.
Min Woo duduk di samping
putranya yang terlelap. Ia merapikan selimut dan menepuk-nepuk putranya sambil
menyanyikan lagu yang selalu dinyanyikan oleh Jenny pada Roy. Hong Joo terharu
melihat apa yang Min Woo lakukan.
Min Woo duduk sendirian di
luar rumah sambil minum wine. Hong Joo menghampirinya mengatakan kalau ia akan
pergi tidur juga. Min Woo meminta jika tak keberatan maukah Hong Joo
menemaninya minum wine. Hong Joo berkata anggap saja ia dan Min Woo sudah minum
wine bersama. Min Woo mengerti penolakan Hong Joo dan mempersilakan Hong Joo
beristirahat. Ia akan pulang setelah pengaruh alkoholnya hilang.
Baru beberapa langkah Hong
Joo berjalan ia kembali berbalik menghampiri Min Woo dan duduk di kursi. Min Woo
menoleh terkejut. Hong Joo mengatakan kalau ayahnya suka minum jadi ia akan
bisa mengatasi beberapa gelas wine.
Seok Hoon dalam perjalanan
menuju Yangpyeong tempat dimana Hong Joo bekerja.
Sambil minum wine Min Woo
bercerita kalau ia orang yang tak pernah gagal, “aku terlahir dalam keluarga
kaya dan mendapatkan nilai tertinggi setelah belajar sepanjang malam. Aku mendapatkan
gadis manapun yang kuinginkan. Ah mungkin itu bukan hal terbaik untuk
diceritakan ya. Tapi bukankah itu suatu kehidupan yang bagus bagi seorang pria?”
Hong Joo menilai itu
memang kehidupan yang sangat bagus.
“Tapi akhir-akhir ini aku
sering merasa sangat sedih.” sambung Min Woo. “Masalah keluarga,
mengkhawatirkan Roy. Aku juga merasa tak enak padamu.”
Hong Joo meminta Min woo
tak perlu begitu, “aku yakin tidak ada pengasuh anak lain yang dibayar sebaik
yang kudapatkan dan bisa bekerja di tempat seindah ini. Aku juga memerlukan
waktu untuk menjauh, untuk menenangkan diriku sendiri.”
Min Woo terkejut apa Hong Joo
bertengkar dengan suami karena permintaannya agar Hong Joo bekerja mengasuh
anaknya. Hong Joo bilang tidak, itu karena sesuatu yang lain, menurutnya ini tidak
begitu menyenangkan bila diceritakan.
Seok Hoon sampai didepan
sebuah rumah. Ia melihat sekeliling rumah dan tiba-tiba mendengar suara tawa. Ia
mencari dimana sumber orang yang tertawa-tawa itu berasal.
Min Woo tertawa, “ada
psikolog anak dan psikolog wanita, kenapa tidak ada psikolog pria?”
Hong Joo mencoba berfikir
alasannya.
Min Woo menjawab itu
karena pria dan anak-anak berpikiran sama. Hong Joo dan Min Woo tertawa.
Min Woo menoleh ke satu
arah dan melihat kedatangan seorang pria.
Hong Joo menoleh ke arah
yang dilihat Min Woo. Ia terkejut begitu tahu bahwa pria yang datang itu adalah
Seok Hoon, suaminya.
Apa yang dipikirkan Seok Hoon
ketika melihat istrinya minum wine sambil tertawa-tawa bersama pria lain?
Bersambung ke episode 4
*****
Min woo mungkin bukan pria
yang baik karena rayuannya pada wanita tapi ia merupakan ayah yang baik untuk anak-anaknya dan
seorang anak yang sayang pada orang tuanya.
Setuju sama komentarnya...
ReplyDeleteMin Woo emang keren ...
penasaran alur critanya gimana apalagi sama Min Woo yg ditunggu tiap scenenya... pngen lebih lama interaksinya Min Woo dan Roy...ineraksi ayah dan anak ....
aiiiiiiih, ada sinyal bakal tergoda ngikutin drama ini nih gara-gara mbak anis lagi t.t *masih inget pertama dulu karena CYMH (interaksi ayah-anak? mau banget :)
ReplyDeleteAPALAGI ada JUNGSHIN dan pemain muda laen yang imut imut gitu XD
kok bisa sih baru tau gini T.T
GUD JOB OPPA! jadi adeknya park ha sun bener2 pas banget wkwkwkwk
FIGHTING MBAK ANIS sudah mempertemukan dengan dramanya jung shin lagi haha^^ (beda sama mbak anis, saya mah lebih suka jung shin acting daripada siwan setelah nonton MDSY -seperti kata ahjumma kim hye ok *kabur)
Lanjut terus Unni ^^
ReplyDeletefighting:)