Min Woo sampai di rumah
rahasianya, ia tergesa-gesa karena khawatir terhadap Roy. Ia mengetuk pintu kamar
namun tak ada sahutan. Ia membuka pintu kamar perlahan dan terlihat olehnya Roy
terlelap dalam pelukan Hong Joo. Ia pun kembali menutup pintu membiarkan
keduanya terlelap. Hong Joo terbangun merasa ada yang membuka pintu.
Min Woo melihat gambar
yang dibuat oleh Roy. Ia tersenyum melihat gambar dirinya dengan wajah yang
dicorat-coret.
Hong Joo yang terbangun
dan keluar kamar menyapa Min Woo. Min Woo minta maaf karena sudah membangunkan Hong
Joo, silakan tidur lagi. Hong Joo bilang ia harus segera pergi. Min Woo berkata
Roy akan kecewa jika Hong Joo pergi tanpa pamitan. Ia harap Hong Joo menunggu
sampai Roy bangun dan sarapan bersama mereka. Hong Joo merasa Roy akan baik-baik
saja karena Min Woo sudah ada disini.
Hong Joo kemudian bertanya
bagaimana keadaan bayi Min Woo. Min Woo mengatakan kalau bayinya sudah lebih
baik dan sudah diperbolehkan pulang bersama istrinya.
Hong Joo melihat Min Woo memegang
gambar yang dibuat Roy. Min Woo kembali memperhatikan gambar putranya dan
berkata Roy semalam tak mengatakan apa-apa di telepon tapi ia merasa kalau
semalam putranya sangat sedih. Hong Joo menilai itu sudah sangat jelas
terlihat, dia hanya anak 6 tahun. Bahkan orang dewasa pun akan tegang dan stres
di tempat baru. Roy meneleponnya karena tidak bisa menahannya sendiri.
Hong Joo pamit dan
berpesan jika Roy bangun katakan padanya ia minta maaf karena pergi tak berpamitan
dan berjanji akan menelepon Roy nanti. Hong Joo pun keluar.
Min Woo mengejar Hong Joo
sampai diluar. Supir Kim sudah siap membuka pintu mobil akan mengantar tapi Hong
Joo mengatakan ia akan pulang naik bis saja. Ia tak nyaman menumpang mobil Min Woo.
Tapi Min Woo merasa tak enak apalagi Hong Joo sudah melakukan permintaan yang
sulit. Ia harap Hong Joo menatakan pada suami Hong Joo ia minta maaf karena
sudah mengganggu.
Sebagai rasa terima kasih Min
Woo memberikan ampolop yang berisi uang sebagai imbalan apa yang Hong Joo
semalam lakukan dalam menjaga Roy. Hong Joo menolaknya. Ia menganggap Roy
sebagai teman, ia datang karena mengkhawatirkan temannya. Ia tak mau menerima
itu. Min Woo pun tak memaksa tapi biskah ia meminta satu hal lagi pada Hong Joo,
maukah Hong Joo menjaga Roy.
Hong Joo tak mengerti apa
maksudnya. Min Woo berkata kalau sekarang ia sedang berusaha mempekerjakan Hong
Joo secara resmi. 5 hari dalam seminggu, Hong Joo bisa pulang di malam hari dan
menikmati akhir pekan. Ia akan membayar tiga kali lipat dari apa yang dulu
pernah Hong Joo terima di rumah sakit. Ia juga tak akan lupa membayar pesangon.
Hong Joo : “Hidup pasti
mudah disaat kau kaya. Bahkan ketika segalanya menjadi rumit uang menyelesaikan
semuanya.”
Min Woo tak menyangkal
pernyataan Hong Joo. Hong Joo berkata kalau ia tak menyukai uang, ditambah lagi
uang juga tak menyukainya. Jadi ia hidup miskin sepanjang hidupnya.
Min Woo menyadari ia permintaannya
ini terdengar menyedihkan. Ia juga menyadari bahwa dirinya seorang ayah yang
tidak bertanggung jawab karena meninggalkan anaknya begitu saja. Hong Joo
menilai tidak begitu, ia hanya penasaran berapa banyak yang dibutuhkan untuk
membeli orang dan apakah itu juga akan membeli perasaan mereka. Min Woo menatap
kembali amplop yang ada ditangannya, terkadang itu tidak selalu menyelesaikan
masalah. Contohnya seperti sekarang ini.
Hong Joo akan memikirkan
kembali penawaran yang Min Woo berikan padanya. Ia pun pamit pulang.
Se Young dan Seok Hoon
kembali dari Hongkong. Keduanya keluar dari pintu yang berbeda. Se Young
melihat Seok Hoon berdiri sendirian dan ketika Seok Hoon menoleh keduanya pun
bertemu pandang.
Pengacara Choi sampai
disana membukakan pintu mobil untuk Se Young. Se Young masuk ke mobilnya. Seok Hoon
terus memperhatikan Se Young yang berada didalam mobil yang meninggalkan
bandara.
Se Young diam saja sambil
menarik nafas dalam-dalam dan memejamkan matanya. (itu Se Young pakai peniti
kembarnya Kim Do Jin ya hahahaha)
Seok Hoon sampai di rumah
mertuanya, ia melihat rumah itu berantakan. Hong Joo keluar dari kamar membawa
selimut yang akan dicuci. Ia terkejut melihat suaminya sudah pulang. Seok Hoon
tanya apa yang Hong Joo lakukan. Hong Joo tersenyum mengatakan kalau dirinya
sedang membersihkan rumah. Seharusnya ini sudah ia selesaikan setelah musim
hujan tapi baru ia kerjakan sekarang, ia jadi semakin malas saja.
Seok Hoon melihat potongan
rambut istrinya beda. Hong Joo tanya apa ini jelek karena biaya potong
rambutnya murah. Seok Hoon menjawab tidak, ia meminta Hong Joo membersihkan
rumahnya nanti sajakarena ia ingin bicara dengan Hong Joo dulu. Hong Joo tanya
bicara tentang apa, bisakah bicaranya nanti saja. Ia mengeluhkan adiknya yang
sudah menyembunyikan pakaian kotor diseluruh rumah.
Seok Hoon tahu kalau Hong Joo
sedang menyembunyikan perasaan kecewanya. “Katakan saja jika kau marah dan
kutuklah aku jika kau mau. Aku tahu ada banyak yang ingin kau katakan.”
Hong Joo tersenyum tak
menanggapi perkataan Seok Hoon. Ia malah meminta tolong untuk mengambilkan
selimut di kamar ayahnya. Akan lebih bagus lagi kalau Seok Hoon juga bisa
membantunya membuang sampah. Ia ingin Seok Hoon membeli daging untuk makan
malam, ayahnya akan pulang lebih awal malam ini. Hong Joo masuk ke kamar
ayahnya. Seok Hoon hanya bisa diam.
Se Young dan Pengacara Choi
sampai di perusahaan. Se Young sudah langsung bekerja begitu dirinya baru
kembali dari Hongkong.
Se Young mengatakan pada Pengacara
Choi kalau kita akan memproses sesuai rencana dengan membeli Hotel M. Ia sudah
memilih perusahaan Chang Brothers Consulting sebagai partner baru. Ia sudah
menyepakati hal-hal pokoknya dan mereka akan datang minggu depan untuk membuat
penyesuaian akhir.
Pengacara Choi terkejut
dan membolak-balikan dokumen yang ada di tangannya, apa Se Young menyelesaikan
semua ini sendirian. Se Young berkata bukankah ia sudah mengatakannya ia akan
jadi sakit jika tidak bekerja. Pengacara Choi hanya bisa menarik nafas panjang
dengan ke-ngeyel-an Se Young yang terus bekerja padahal ia sudah meminta Se Young
untuk beristirahat.
Se Young membuka dokumen
tentang Ace Company (Perusahaannya Seok Hoon bersama Hwang Do Sik). Pengacara Choi
mengatakan itu dokumen yang Se Young minta. Dokumen itu berisi sejarah, laporan
manajemen dan informasi tentang wakil perusahaan itu, Cha Seok Hoon. Jika Se Young
mau, ia akan mencarikan informasi lebih banyak lagi. Se Young menutup dokumen
itu dan bilang tak perlu, kita tak perlu mengkhawatirkannya lagi.
Pengacara Choi berkata uang
kompensasi yang didepositkan dalam rekening Singapura sudah ditarik semua 4
hari terakhir ini. Ia melihat uang itu dimasukkan ke rekening Seok Hoon. Apa
ini ada hubungannya dengan apa yaang Se Young lakukan di Hongkong.
Se Young mengingatkan bukankah
Pengacara Choi tahu hal terbaik dengan menjadi seorang presdir bahwa dirinya
tidak harus menjelaskan tentang keputusan apa yang ia buat. Pengacara Choi
minta maaf. Se Young berkata kalau sekarang ia ingin sendirian dan jika tak ada
lagi yang ingin Pengacara Choi laporkan silakan keluar.
Setelah Pengacara Choi
keluar, Se Young membuka kembali dokumen Ace Company.
Seok Hoon menuangkan
minuman untuk ayah mertuanya. Ia minta maaf karena sudah membuat ayah mertuanya
khawatir. Ayah tahu bukan pekerjaan mudah memberi makan keluarga tiga kali
setiap hari, bukankah Seok Hoon tahu kalau makanan itu hal yang paling penting.
Ayah akan menuangkan
minuman untuk menantunya tapi Hong Joo mengingatkan agar minum satu gelas saja.
Ia dan Seok Hoon harus memeriksa apartemen setelah makan malam jadi Seok Hoon
jangan mabuk karena dia yang menyetir.
Seok Hoon menoleh terkjut,
untuk apa keduanya kesana. Hong Joo bilang ia perlu mengambil beberapa barang
disana. Ia sudah mendapatkan pekerjaan. Ayah tanya apa rumah sakit menerima Hong
Joo kembali bekerja disana. Hong Joo menjawab tidak, pekerjaannya yang sekarang
adalah mengasuh anak. Tapi bayarannya sangat bagus, lagi pula itu pekerjaan
yang tidak membutuhkan kerja fisik. Ia akan menginap disana selama hari kerja
dan pulang diakhir pekan.
(Lha padahal tawaran Min Woo
kan setiap malam Hong Joo boleh pulang ya?)
Seok Hoon dan Hong Joo
berada didalam mobil menuju apartemen mereka. Dalam perjalanan Hong Joo diam
saja.
Ketika mobil berhenti di
lampu merah Seok Hoon menanyakan maksud Hong Joo yang akan bekerja mengasuh
anak, kenapa begitu mendadak. Hong Joo mengatakan kalau ini terjadi begitu
saja. Seok Hoon menebak apa Hong Joo direkomendasikan oleh rumah sakit. Hong Joo
menjawab tidak, ia bertemu anak itu secara tidak sengaja. Seok Hoon terus
bertanya bagaimana Hong Joo bertemu anak itu. Hong Joo tak menjelaskannya, ia
memberi tahu lampu lalu lintas sudah hijau. Seok Hoon tak bertanya lagi dan
segera menjalankan mobilnya.
Keduanya sampai di
apartemen. Hong Joo langsung masuk kamar mengambil barang-barangnya. Seok Hoon
mencopoti apa yang tertempel di perabotannya. (Tempelan kalau barang-barang di
rumah itu disita)
Seok Hoon sedikit emosi
ketika melepas tempelan sitaan itu. Hong Joo yang keluar dari kamar
mengingatkan Seok Hoon tidak boleh melepas tempelan itu tanpa ijin, bukankah
itu melanggar hukum.
Seok Hoon tak peduli,
biarkan saja mereka menangkapnya karena lagi pula keduanya harus menjual tempat
ini. “Tak bisakah kita menjual semuanya lalu membayar hutang kita?” suara Seok Hoon
meninggi seraya menoleh menatap tajam pada Hong Joo.
Hong Joo terdiam mendengar
kemarahan Seok Hoon. Seok Hoon menatap foto yang ada disana, foto ketika
dirinya menjadi pasien di rumah sakit dengan Hong Joo sebagai perawatnya.
Keduanya nampak tersenyum di foto itu.
Menyadari dirinya sudah
kelewatan, Seok Hoon menggenggam tangan Hong Joo. Ia bicara lembut meminta
maaf. Ia mengaku kalau sejak awal semua ini salahnya.
Air mata Hong Joo menetes,
ia sudah berusaha melupakan semua yang terjadi di Hongkong dan menganggapnya
sebagai mimpi seperti yang Seok Hoon katakan. Tapi yang membuatnya sedih
terkadang kita tidak bisa melupakan mimpi yang sangat buruk. Ia tahu apa yang
sebelumnya Seok Hoon pikirkan, ia mengerti Seok Hoon sudah menderita dan menyesal
dan ia bisa melihat itu. Tapi itu membuatnya juga marah. “Aku marah membayangkan
kau tidur dengannya tapi aku masih marah meskipun tidak terjadi apa-apa. Aku benci
diriku sendiri karena terus meragukanmu.” Hong Joo memohon Seok Hoon memberinya
waktu.
Hong Joo mengambil
kopernya dan keluar dari apartemen. Apakah dia akan ke rumah Min Woo untuk
bekerja disana mengasuh Roy.
Min Woo berada di mobil
bertanya pada supirnya, “apa kau tahu negara mana yang tidak ada wanitanya? Aku
ingin pindah ke tempat seperti itu jika memang ada.” (wakakakaka)
Supir Kim sedikit
tersenyum geli mendengar pertanyaan Boss-nya. Namun ia tak berani menunjukan
senyum itu, “apa terjadi sesuatu di rumah?” tanya Supir Kim.
Min Woo mengatakan ibunya
mengomel lagi, istrinya juga sama ngomel terus. Akan jadi keajaiban jika ia mengalami
hari yang tenang satu hari saja.
Telepon Min Woo berdering,
itu dari Hong Joo. Ia senang sekali ketika mendengar Hong Joo menerima tawaran
pekerjaan darinya sebagai pengasuh Roy.
“Hei Supir Kim, aku tarik
kembali apa yang kukatakan tentang pindah tadi.” sahut Min Woo tersenyum senang.
(hahaha)
Roy menarik Hong Joo untuk
ikut dengannya melihat bunga yang mekar di taman. Ia menyukai aroma bunga itu. Hong
Joo bilang kalau ia juga menyukai aroma rerumputan. Roy bilang ini berbeda
dengan di Hongkong. Hong Joo menawarkan haruskah keduanya membuat taman bunga bersama,
Roy setuju.
Seok Hoon mendatangi
kantor ACE Company yang kosong. Ia melihat sekeliling ruangan yang sudah tidak
ada apa-apanya. Yang tersisa hanya papan nama yang tertempel di dinding.
Seok Hoon meninggalkan
tempat itu dan berdiri di tepi jalan. Matanya kemudian tertuju pada sepasang
kekasih yang sedang bersepeda. Melihat itu Seok Hoon jadi teringat pada Se Young
dan kebersamaannya dengan Se Young ketika bersepeda.
Ternyata Se Young pun
memikirkan hal yang sama. Ia melamun mengingat kenangan singkatnya bersama Seok
Hoon. Hingga ketika Pengacara Choi masuk ke ruangan dan menyapanya pun tidak ia
dengar. Se Young tersentak kaget ketika Pengacara Choi terus memanggilnya.
Se Young meminta Pengacara
Choi untuk mencari tahu masalah internal ICE group secepatnya terutama fokuskan
pada Ajin Company. Pengacara Choi tanya apa maksud Se Young pada Presdir Kang Min
Woo.
Se Young berkata penipuan
invsetasi SD Consulting tidak akan mudah ketahuan. Ia tahu Presdir Kang Min Woo
mengenal banyak orang tapi menurutnya ada sesuatu yang mencurigakan.
Pengacara Choi menebak Ajin
Company akan ikut-ikutan mencelupkan tangan mereka kedalam manajemen hotel. Se
Young merasa jika itu terjadi maka akan menjadi mimpi buruk. Ia meminta Pengacara
Choi untuk memfokuskan pada mempertahankan privasi perusahaan tentang MO Tech,
pastikan karyawan tetap diam. Pengacara Choi mengerti.
Telepon di ruangan Se Young
bunyi. Sekretaris mengatakan Manajer Hotel baru saja menelepon, ia merasa Se Young
perlu datang ke hotel.
Se Young pun sampai di
hotel ditemani Manajer hotel. Disebuah kamar mewah ia melihat Yoo Se Jin, adiknya
sedang santai-santai sambil menelepon dan di sekelilingnya ada banyak belanjaan
tas, sepatu dan barang-barang lainnya. Se Young memerintahkan manajer untuk membereskan
barang-barang itu.
Se Jin melihat barang-barangnya
akan dibawa, ia marah siapa yang menyuruh mereka membawa itu. Tapi ketika ia
melihat disana ada Se Young yang melotot padanya, ia pun jadi terdiam.
“Eonniiii.....” Se Jin
merentangkan tangan akan memeluk kakaknya. Tapi Se Young mendorong kepala Se Jin
dengan telunjuknya. Hahaha.
Se Young menyuruh adiknya
segera check out dari hotel. Se Jin menatap kesal pada Manajer Hotel.
Se Jin kemudian tersenyum
merangkul lengan kakaknya, ia mendengar kakaknya berlibur ke Hongkong. Se Young
menyingkirkan tangan Se Jin dan bertanya kapan Se Jin kembali. Se Jin mengingat-ingat
kapan ia kembai, dua hari yang lalu tapi ia segera meralat tiga hari yang lalu.
Se Young bilang kalau seharusnya adiknya ini langsung pulang ke rumah, apa
hotel ini tempat Se Jin bermain.
Se Jin cemberut, bukankah
kakaknya ini tahu kalau Bibi Jung di rumahnya itu selalu saja menyusahkan. Se Young
menilai Se Jin-lah yang menyusahkan. Ia menyuruh adiknya segera berkemas dalam
10 menit.
Se Jin meminta pada kakaknya
bisakah mencarikan apartemen untuknya. Se Young bilang kalau Se Jin ingin
pindah maka menikah dulu atau cari pekerjaan. Se Jin kembali merengut tak
banyak pria baik untuk dinikahi dan juga gaji sebuah pekerjaan itu tidak
banyak. Ia menilai hidup begitu tidak adil.
Se Young melihat jam
tangannya dan mengingatkan kalau waktu untuk berkemas keluar dari kamar hotel
tinggal 9 menit lagi. “Jika kau tak turun aku akan membuang semua belanjaanmu.”
gertak Se Young.
Di rumah, Se Jin merengek
memohon pada ayahnya untuk membelikannya sebuah apartemen. Tidak apa-apa jika
apartemennya kecil. Tn Yoo bilang minta saja pada Se Young. Se Jin cemberut
mengatakan kakaknya tidak menyetujui itu jadi bisakah ayahnya saja yang membelikan
apartemen untuknya.
Tn Yoo mengingatkan
bukankah belum terlalu lama mereka memiliki rumah ini. Ia menoleh pada Se Young,
bolehkah ia mengizinkan Se Jin keluar dari rumah. Se Young bilang tidak boleh,
apa ayahnya ini tidak akan pernah menebak masalah seperti apa yang akan dibawa
oleh Se Jin.
Se Jin kesal pada
kakaknya, “apa kita dulu musuh di kehidupan yang sebelumnya? Bagaimana bisa kau
ini kakakku?”
Tn Yoo bilang seharusnya
ia yang mengatakan itu. Kesalahan apa yang sudah ia lakukan memiliki anak
seperti Se Young dan Se Jin. Yang satu tetap melajang seumur hidupnya, dan yang
satu hanya seorang anak gila yang berkeliaran kemana-mana. (hahahaha)
Bibi Jung menyuguhkan buah-buahan
di meja. Se Young mengajak makan bersama tapi Bibi Jung menolak, lebih baik
mereka makan saja, masih ada yang harus ia kerjakan di belakang.
Se Jin yang sewot
mengambil semangka dan mengunyahnya dengan kasar.
Tn Yoo penasaran siapa
pria yang bersama Se Young di kamar hotel ketika di Hongkong. Se Jin hampir
tersedak mendengar itu. Se Young mengatakan kalau itu hanya layanan kamar
hotel.
Tn Yoo penasaran haruskah
ia menyewa seseorang untuk menguntit Se Young. Haruskah ia mencari tahu sendiri
benar atau tidak dia itu layanan kamar hotel. Se Young tak melarang, silakan
saja kalau ayahnya mau melakukan itu. Tapi menurutnya sebaiknya ayahnya ini
menikahkan Se Jin saja daripada membuang tenaga untuk mengurusi urusannya.
Se Jin tersenyum dan
langsung duduk di samping ayahnya, “ayah aku akan menikah dengan seorang pria
yang seperti ayah.” ucapnya manis. Tapi Tn Yoo tahu ini hanya tipu muslihat Se
Jin saja. Se Jin memuji ayah adalah pria terbaik diseluruh dunia. Tn Yoo tak
terpengaruh bujuk rayu putrinya. Se Jin merajuk kembali meminta apartemen.
(hahaha)
Seok Hoon menghadiri
pemakaman Hwang Do Sik. Ia memberikan sejumlah uang pada istri Hwang Do Sik. Do
Sik memiliki seorang putra yang masih kecil.
Teman Seok Hoon, Jo Young Chul
menilai ini bukanlah kesalahan Seok Hoon. Menurutnya Seok Hoon itu korban jadi
jangan salahkan diri sendri atas apa yang terjadi pada Do Sik. Tapi hal itu
tetap saja mengganggu Seok Hoon.
Young Chul tanya apa
rencana Seok Hoon sekarang. Seok Hoon mengatakan kalau klien perusahaan masih
ada yang berhutang pada perusahannya. Ia akan berusaha meng-klaim itu dan
menemukan klien lain untuk melakukan transaksi baru. Young Chul meminta Seok Hoon
bersikap santa saja, ia juga akan berusaha menemukan cara membantu Seok Hoon.
Seok Hoon berterima kasih.
Se Young kembali ke
apartemennya. Ia melihat sekeliling apartemen itu, disana dirinya hanya seorang
sendiri.
Ia merebahkan tubuhnya, kemudian
mengambil ponsel untuk menghubungi temannya yang seorang dokter. Temannya bertanya
kenapa Se Young menelepon malam-malam. Se Young balik bertanya apa temannya ini
ingat resep yang diberikan padanya, apa manfaatnya. Temannya khawatir memangnya
apa yang Se Young rasakan.
“Aku merasa murung dan
hampa. Aku tak menyukainya.”
Temannya bilang itu bukan
karena obat bisa jadi itu awal menopouse. Ia meminta Se Young mampir ke rumah
sakit jika ada waktu. Ia perlu melihat lagi kistanya Se Young. Se Young
mengerti ia akan mampir nanti.
Usai menelepon temannya Se
Young tiba-tiba teringat akan kebersamaannya dengan Seok Hoon. Ia heran kenapa
ia selalu memikirkan Seok Hoon. Ia berusaha membuang pikiran itu jauh-jauh. Ia
pun menyalakan musik klasik untuk menghilangkan pikiran anehnya.
Min Woo sampai di rumah
rahasianya ketika Hong Joo menemani Roy. Min Woo membuka tangannya berseru
kalau dirinya sudah datang. Bukannya langsung memeluk Roy malah membungkuk mengucapkan
selamat datang pada ayahnya.
Min Woo mengangkat tubuh Roy
dan memangkunya. Ia tanya apa Roy sudah makan. Roy menjawab pendek ya. Min Woo
ingin tahu apa yang Roy dan Hong Joo lakukan seharian. Roy mengatakan kalau
tadi ia berlatih Bahasa Korea.
Hong Joo menjelaskan Roy itu
tidak memiliki masalah ketika berbicara menggunakan Bahasa Korea tapi Roy masih
kesulitan dalam membaca dan menulis. Ia sedang berusaha mengajari Roy sedikit
demi sedikit.
Min Woo memuji putranya, “Wah
kau akan segera menjadi dokter, benar kan?” ucapnya sambil menggelitik
putranya.
Ahjumma pembantu
mengiriskan buah dan Roy menikmatinya. (Haha enak banget lihat Roy makan
semangka. Jadi pengen)
Min Woo sangat berterima
kasih pada Hong Joo karena sudah menjaga putranya. Ia tak tahu bagaimana
membalasnya. Hong Joo berkata bukankah Min Woo akan membayarnya dengan baik
atas pekerjaannya menjaga Roy ini, sekarang ia sedang berusaha menjadi teman
dekatnya uang. Min Woo kaget mendengarnya namun Hong Joo tersnyum meralat kalau
ia hanya bercanda. Min Woo terkekeh dengan candaan Hong Joo.
Hong Joo menilai kalau Roy
itu anak yang cerdas dan baik. Semakin lama Roy tinggal disini semakin dia
mulai bertanya-tanya, kenapa dia tidak boleh pergi ke rumah ayahnya dan kenapa
ada wanita lain yang menjaganya bukan ibunya.
Min Woo merasa tentu saja Roy
akan berpikiran begitu. Hong Joo tahu ini situasi yang sulit bagi tapi ia harap
Min Woo mencoba mengajak Roy ke rumah Min Woo, itu akan menjadi hal terbaik
yang bisa Min Woo lakukan untuk Roy.
Min Woo mengusulkan
bagaimana kalau ia menjadikan tempat ini sebagai rumah. “Kau bisa terus menjaganya
dan aku berkunjung kapanku aku bisa.”
Hong Joo diam, ia bingung
mengatakannya bagaimana. Min Woo tertawa kalau ia hanya bercanda. Ia merasa
begitu santai ketika dirinya berada disini. “Aku lebih suka tempat ini sebagai
rumahku.”
Min Woo tak bisa menginap
di rumah ini, ia akan pulang ke rumahnya. Roy dan Hong Joo mengantarnya sampai
diluar. Tanpa ketiganya ketahui ada yang memotret kebersamaan ketiganya. Park Han
Soo dan Na Hong Gyu.
Han Soo terkejut melihat
wanita yang ia foto. ia menilai wanita yang di foto ini seperti kakaknya Hong Gyu.
Hong Gyu melihat foto hasil jepretan temannya itu dan menurutnya itu tidak
mirip dengan kakaknya karena potongan rambutnya beda. Han Soo bilang ia tak mengatakan
itu adalah kakaknya Hong Gyu, ia hanya bilang itu mirip. Hong Gyu kesal karena
itu sama artinya Han Soo menilai kakaknya wanita yang bukan-bukan. Han Soo
minta maaf ia tak bermaksud membuat Hong Gyu marah.
Se Young membaca dokumen
tentang pimpinan dan wakil ACE Company yang memiliki jiwa semangat. Ia pun jadi
teringat pada apa yang Seok Hoon lakukan untuknya ketika Seok Hoon bekerja
membantunya di Hongkong, sangat bersemangat dan cekatan.
Seok Hoon mengenakan
pakaian rapi dan ayah mertuanya memuji penampilan Seok Hoon yang tampan. Ayah bertanya
apa Seok Hoon akan pergi ke tempat yang menyenangkan. Seok Hoon berkata kalau
ia harus memulai perusahaannya lagi. Ayah menilai itu keputusan yang tepat.
Ayah berpesan istirahat jika lelah dan maju terus dengan kecepatan penuh ketika
tenaga sudah pulih.
Ayah yang sedikit cemas
bertanya tidak ada masalah lain kan. Seok Hoon balik bertanya memangnya Hong Joo
mengatakan sesuatu pada ayah. Ayah bilang tidak karena Hong Joo itu selalu
menyimpan semuanya sendiri dan tak pernah menunjukannya. Tapi ia masih khawatir,
untuk itulah ia bertanya pada Seok Hoon. Seok Hoon tak menjelaskan ia hanya
minta maaf dan berjanji akan membuat hidup Hong Joo lebih baik lagi setelah apa
yang dialami.
Han Soo sudah mencetak
foto-foto yang ia dapatkan semalam. Hong Gyu heran apa Han Soo akan bertemu
sendiri dengan Min Woo. Han Soo berkata kalau ia dan Hong Gyu harus memanfaatkan
foto-foto ini. Hong Gyu tambah heran bukankah Han Soo mengatakan kalau istrinya
Min Woo itu kliennya Han Soo.
Han Soo mengingatkan Hong Gyu
jangan menghabiskan semua waktu di depan komputer untuk meretas situs. “Luangkan
waktumu untuk belajar. Apa kau tahu ungkapan membunuh dua burung dengan satu
batu? Ini senilai dengan banyak uang. Kau mengerti?” ucapnya sambil menunjukan
foto-foto yang ada di tangannya.
Han Soo mengajak Hong Gyu
pergi bersaanya. Ia akan mengajari Hong Gyu semua hal yang perlu Hong Gyu
ketahui. Hong Gyu tak mau, lebih abik Han Soo pergi sendiri saja. Han Soo pun
pergi sendiri.
Apa yang akan Han Soo
lakukan dengan foto2 itu?
Bersambung ke part 2
*****
Sinopsis awal drama ini
mengisahkan seorang pria yang sudah menikah berhubungan dengan wanita kaya agar
mendapatkan uang demi membayar hutang dan itu sudah terjadi di dua episode
awal. Lalu akan kemanakah kisah di drama ini berlanjut? Penasaran hahahaa.
Dua episode melodrama
banget. Tapi memasuki episode 3 aroma komedi sedikit muncul. Karakter Yoo Se
Jin sepertinya sangat menghibur ya, apalagi liat interaksi dia pas ketemu sama
Hong Gyu nanti.
Se Young mulai ada
rasa-rasa nih ke Seok Hoon begitu pun sebaliknya. Apakah akan tumbuh
getar-getar cinta?
Lalu seiring keduanya
sering bertemu apakah Min Woo dan Hong Joo juga akan semakin dekat?
Jadi deg deg an klo mikir Se Young sama Seok Hoon bakal punya hubungan, suka sie sama 2 orang ini kalo sampe nyatu tapi klo ke22 nya masih lajang.
ReplyDeleteTapi masalahnya haduhhh Seok Hoon udah punya Hong Joooo, piyeee iki?????
Suka karakter Se Jin yang manja sama kakaknya dan ayahnya hahahhaha. setidaknya keluarga mereka sepertinya harmonis.
hihi cie cie kompak bener nih mbak anis sama mbak inda
Deletembak inda selesai ngerjain ganjilnya, giliran mbak anis ngepost sinop ganjil projet lain :P
untung bentar lagi satu project sudah bisa selesai (ya kan mbak? ^^), jadi bakal lebih ringan...
oya senyum-senyum sendiri mbak mau ngikutin secret door (kirain secret hotel mbak hahahahaha drama uri gong min muncul lagi, heran kok ga capek2 ya? tapi ada si so remi bikin ga minat ya mbak? :P) sementara mbak irfa mau fangirling lewat drama three musketers yang sama-sama nyeritain pangeran sa do juga...
oya, btw agak kaget juga kenapa mbak anis mau ngikutin misaeng? hayo, hayo...
akhir kata MAKASIH untuk mbak anis dan mbak inda yang mau nyinop ini hehe meski ga suka ma dramanya, sekali2 jadi bisa ngintip uri park ha sun :D
Penasaran sama Secret Door karena ingin tahu kisah tentang Crown Prince Sado hahaha. Kalau 3 Musketeers bukan CP Sado tapi CP Sohyun jadi beda Dira hahaha...
DeleteIya Nam Gung Min mau main drama lagi, ya nanti deh intip2 kalau sempat. hahaha.
Misaeng karena pengen liat Siwan hahaha... nanggung donk hampir semua drama dia saya tonton kecuali sitkom 'Stanby' jadi drama barunya jangan sampai terlewat hehehe.
ohya mbak? haha kirain sado sama sohyun orang yang sama wkwkwk mian ya mbak, maklum gatau nih ^^"
Deleteiya mbak, kalo ga gitu mungkin bisa tanya mbak irfa kalo jadi ngikutin :P
jiah, bener-bener ga nyangka alasannya sesimple itu *guling2
yang pure love kan juga sitkom mbak? itu juga diikutin? ^^"
sejak kapan mbak anis suka siwan??? equator man? haha (ternyata siwan seumuran ma seo joon to)
dulu pernah liat Pure Love karena pengen liat tante Jeon Mi Sun, sempet kaget karena disana ada Siwan, tapi ga lanjut nonton panjang sih hahaha.
Deletelihat siwan pertama di Moon Sun, udah suka liat muka imutnya hahaha tambah suka pas dia main di Equator Man.
oooooo
Deletemakasih ya mbak anis udah njawab, kepo nih sama mbak anis setelah lama ga ngobrol dan cboxnya juga ngilang dari blog...
apa karena doki-doki ma siwan jadi pink ya cat blognya? wkwkwkwk
oya mbak, ga tertarik sama plus nine boys? kangen tema kayak gini nih, banyak tokoh kayak school 2013 :P
Itu tadi niatnya mau warna ungu tapi malah jadi kebawa pink hahaha. Jadi sekarang nyoba ganti lagi deh hahahaha...
DeleteTertarik nonton hehehe., kalau recaps udah ada Mumuzizi tuh sama aNNa.
Min Woo oh Min Woo kenapa kau begitu (read:playboy) .... meskipun jdi bad guy dia tetep mempesona hhahahaha kumat...
ReplyDeletembak Anis sama Inda duet yg ok...masih bertahan sampek skr jgn "cerai" ya guys kalian suka kalian berdua .
Fighting y!!!!