Thursday 24 July 2014

Sinopsis Temptation Episode 3 Part 1

Min Woo sampai di rumah rahasianya, ia tergesa-gesa karena khawatir terhadap Roy. Ia mengetuk pintu kamar namun tak ada sahutan. Ia membuka pintu kamar perlahan dan terlihat olehnya Roy terlelap dalam pelukan Hong Joo. Ia pun kembali menutup pintu membiarkan keduanya terlelap. Hong Joo terbangun merasa ada yang membuka pintu.

Min Woo melihat gambar yang dibuat oleh Roy. Ia tersenyum melihat gambar dirinya dengan wajah yang dicorat-coret.
Hong Joo yang terbangun dan keluar kamar menyapa Min Woo. Min Woo minta maaf karena sudah membangunkan Hong Joo, silakan tidur lagi. Hong Joo bilang ia harus segera pergi. Min Woo berkata Roy akan kecewa jika Hong Joo pergi tanpa pamitan. Ia harap Hong Joo menunggu sampai Roy bangun dan sarapan bersama mereka. Hong Joo merasa Roy akan baik-baik saja karena Min Woo sudah ada disini.

Hong Joo kemudian bertanya bagaimana keadaan bayi Min Woo. Min Woo mengatakan kalau bayinya sudah lebih baik dan sudah diperbolehkan pulang bersama istrinya.
Hong Joo melihat Min Woo memegang gambar yang dibuat Roy. Min Woo kembali memperhatikan gambar putranya dan berkata Roy semalam tak mengatakan apa-apa di telepon tapi ia merasa kalau semalam putranya sangat sedih. Hong Joo menilai itu sudah sangat jelas terlihat, dia hanya anak 6 tahun. Bahkan orang dewasa pun akan tegang dan stres di tempat baru. Roy meneleponnya karena tidak bisa menahannya sendiri.
Hong Joo pamit dan berpesan jika Roy bangun katakan padanya ia minta maaf karena pergi tak berpamitan dan berjanji akan menelepon Roy nanti. Hong Joo pun keluar.
Min Woo mengejar Hong Joo sampai diluar. Supir Kim sudah siap membuka pintu mobil akan mengantar tapi Hong Joo mengatakan ia akan pulang naik bis saja. Ia tak nyaman menumpang mobil Min Woo. Tapi Min Woo merasa tak enak apalagi Hong Joo sudah melakukan permintaan yang sulit. Ia harap Hong Joo menatakan pada suami Hong Joo ia minta maaf karena sudah mengganggu.

Sebagai rasa terima kasih Min Woo memberikan ampolop yang berisi uang sebagai imbalan apa yang Hong Joo semalam lakukan dalam menjaga Roy. Hong Joo menolaknya. Ia menganggap Roy sebagai teman, ia datang karena mengkhawatirkan temannya. Ia tak mau menerima itu. Min Woo pun tak memaksa tapi biskah ia meminta satu hal lagi pada Hong Joo, maukah Hong Joo menjaga Roy.
Hong Joo tak mengerti apa maksudnya. Min Woo berkata kalau sekarang ia sedang berusaha mempekerjakan Hong Joo secara resmi. 5 hari dalam seminggu, Hong Joo bisa pulang di malam hari dan menikmati akhir pekan. Ia akan membayar tiga kali lipat dari apa yang dulu pernah Hong Joo terima di rumah sakit. Ia juga tak akan lupa membayar pesangon.

Hong Joo : “Hidup pasti mudah disaat kau kaya. Bahkan ketika segalanya menjadi rumit uang menyelesaikan semuanya.”

Min Woo tak menyangkal pernyataan Hong Joo. Hong Joo berkata kalau ia tak menyukai uang, ditambah lagi uang juga tak menyukainya. Jadi ia hidup miskin sepanjang hidupnya.
Min Woo menyadari ia permintaannya ini terdengar menyedihkan. Ia juga menyadari bahwa dirinya seorang ayah yang tidak bertanggung jawab karena meninggalkan anaknya begitu saja. Hong Joo menilai tidak begitu, ia hanya penasaran berapa banyak yang dibutuhkan untuk membeli orang dan apakah itu juga akan membeli perasaan mereka. Min Woo menatap kembali amplop yang ada ditangannya, terkadang itu tidak selalu menyelesaikan masalah. Contohnya seperti sekarang ini.

Hong Joo akan memikirkan kembali penawaran yang Min Woo berikan padanya. Ia pun pamit pulang.
Se Young dan Seok Hoon kembali dari Hongkong. Keduanya keluar dari pintu yang berbeda. Se Young melihat Seok Hoon berdiri sendirian dan ketika Seok Hoon menoleh keduanya pun bertemu pandang.
Pengacara Choi sampai disana membukakan pintu mobil untuk Se Young. Se Young masuk ke mobilnya. Seok Hoon terus memperhatikan Se Young yang berada didalam mobil yang meninggalkan bandara.
Se Young diam saja sambil menarik nafas dalam-dalam dan memejamkan matanya. (itu Se Young pakai peniti kembarnya Kim Do Jin ya hahahaha)
Seok Hoon sampai di rumah mertuanya, ia melihat rumah itu berantakan. Hong Joo keluar dari kamar membawa selimut yang akan dicuci. Ia terkejut melihat suaminya sudah pulang. Seok Hoon tanya apa yang Hong Joo lakukan. Hong Joo tersenyum mengatakan kalau dirinya sedang membersihkan rumah. Seharusnya ini sudah ia selesaikan setelah musim hujan tapi baru ia kerjakan sekarang, ia jadi semakin malas saja.

Seok Hoon melihat potongan rambut istrinya beda. Hong Joo tanya apa ini jelek karena biaya potong rambutnya murah. Seok Hoon menjawab tidak, ia meminta Hong Joo membersihkan rumahnya nanti sajakarena ia ingin bicara dengan Hong Joo dulu. Hong Joo tanya bicara tentang apa, bisakah bicaranya nanti saja. Ia mengeluhkan adiknya yang sudah menyembunyikan pakaian kotor diseluruh rumah.
Seok Hoon tahu kalau Hong Joo sedang menyembunyikan perasaan kecewanya. “Katakan saja jika kau marah dan kutuklah aku jika kau mau. Aku tahu ada banyak yang ingin kau katakan.”

Hong Joo tersenyum tak menanggapi perkataan Seok Hoon. Ia malah meminta tolong untuk mengambilkan selimut di kamar ayahnya. Akan lebih bagus lagi kalau Seok Hoon juga bisa membantunya membuang sampah. Ia ingin Seok Hoon membeli daging untuk makan malam, ayahnya akan pulang lebih awal malam ini. Hong Joo masuk ke kamar ayahnya. Seok Hoon hanya bisa diam.
Se Young dan Pengacara Choi sampai di perusahaan. Se Young sudah langsung bekerja begitu dirinya baru kembali dari Hongkong.

Se Young mengatakan pada Pengacara Choi kalau kita akan memproses sesuai rencana dengan membeli Hotel M. Ia sudah memilih perusahaan Chang Brothers Consulting sebagai partner baru. Ia sudah menyepakati hal-hal pokoknya dan mereka akan datang minggu depan untuk membuat penyesuaian akhir.
Pengacara Choi terkejut dan membolak-balikan dokumen yang ada di tangannya, apa Se Young menyelesaikan semua ini sendirian. Se Young berkata bukankah ia sudah mengatakannya ia akan jadi sakit jika tidak bekerja. Pengacara Choi hanya bisa menarik nafas panjang dengan ke-ngeyel-an Se Young yang terus bekerja padahal ia sudah meminta Se Young untuk beristirahat.
Se Young membuka dokumen tentang Ace Company (Perusahaannya Seok Hoon bersama Hwang Do Sik). Pengacara Choi mengatakan itu dokumen yang Se Young minta. Dokumen itu berisi sejarah, laporan manajemen dan informasi tentang wakil perusahaan itu, Cha Seok Hoon. Jika Se Young mau, ia akan mencarikan informasi lebih banyak lagi. Se Young menutup dokumen itu dan bilang tak perlu, kita tak perlu mengkhawatirkannya lagi.

Pengacara Choi berkata uang kompensasi yang didepositkan dalam rekening Singapura sudah ditarik semua 4 hari terakhir ini. Ia melihat uang itu dimasukkan ke rekening Seok Hoon. Apa ini ada hubungannya dengan apa yaang Se Young lakukan di Hongkong.
Se Young mengingatkan bukankah Pengacara Choi tahu hal terbaik dengan menjadi seorang presdir bahwa dirinya tidak harus menjelaskan tentang keputusan apa yang ia buat. Pengacara Choi minta maaf. Se Young berkata kalau sekarang ia ingin sendirian dan jika tak ada lagi yang ingin Pengacara Choi laporkan silakan keluar.

Setelah Pengacara Choi keluar, Se Young membuka kembali dokumen Ace Company.
Seok Hoon menuangkan minuman untuk ayah mertuanya. Ia minta maaf karena sudah membuat ayah mertuanya khawatir. Ayah tahu bukan pekerjaan mudah memberi makan keluarga tiga kali setiap hari, bukankah Seok Hoon tahu kalau makanan itu hal yang paling penting.

Ayah akan menuangkan minuman untuk menantunya tapi Hong Joo mengingatkan agar minum satu gelas saja. Ia dan Seok Hoon harus memeriksa apartemen setelah makan malam jadi Seok Hoon jangan mabuk karena dia yang menyetir.

Seok Hoon menoleh terkjut, untuk apa keduanya kesana. Hong Joo bilang ia perlu mengambil beberapa barang disana. Ia sudah mendapatkan pekerjaan. Ayah tanya apa rumah sakit menerima Hong Joo kembali bekerja disana. Hong Joo menjawab tidak, pekerjaannya yang sekarang adalah mengasuh anak. Tapi bayarannya sangat bagus, lagi pula itu pekerjaan yang tidak membutuhkan kerja fisik. Ia akan menginap disana selama hari kerja dan pulang diakhir pekan.

(Lha padahal tawaran Min Woo kan setiap malam Hong Joo boleh pulang ya?)
Seok Hoon dan Hong Joo berada didalam mobil menuju apartemen mereka. Dalam perjalanan Hong Joo diam saja.

Ketika mobil berhenti di lampu merah Seok Hoon menanyakan maksud Hong Joo yang akan bekerja mengasuh anak, kenapa begitu mendadak. Hong Joo mengatakan kalau ini terjadi begitu saja. Seok Hoon menebak apa Hong Joo direkomendasikan oleh rumah sakit. Hong Joo menjawab tidak, ia bertemu anak itu secara tidak sengaja. Seok Hoon terus bertanya bagaimana Hong Joo bertemu anak itu. Hong Joo tak menjelaskannya, ia memberi tahu lampu lalu lintas sudah hijau. Seok Hoon tak bertanya lagi dan segera menjalankan mobilnya.
Keduanya sampai di apartemen. Hong Joo langsung masuk kamar mengambil barang-barangnya. Seok Hoon mencopoti apa yang tertempel di perabotannya. (Tempelan kalau barang-barang di rumah itu disita)
Seok Hoon sedikit emosi ketika melepas tempelan sitaan itu. Hong Joo yang keluar dari kamar mengingatkan Seok Hoon tidak boleh melepas tempelan itu tanpa ijin, bukankah itu melanggar hukum.
Seok Hoon tak peduli, biarkan saja mereka menangkapnya karena lagi pula keduanya harus menjual tempat ini. “Tak bisakah kita menjual semuanya lalu membayar hutang kita?” suara Seok Hoon meninggi seraya menoleh menatap tajam pada Hong Joo.
Hong Joo terdiam mendengar kemarahan Seok Hoon. Seok Hoon menatap foto yang ada disana, foto ketika dirinya menjadi pasien di rumah sakit dengan Hong Joo sebagai perawatnya. Keduanya nampak tersenyum di foto itu.
Menyadari dirinya sudah kelewatan, Seok Hoon menggenggam tangan Hong Joo. Ia bicara lembut meminta maaf. Ia mengaku kalau sejak awal semua ini salahnya.
Air mata Hong Joo menetes, ia sudah berusaha melupakan semua yang terjadi di Hongkong dan menganggapnya sebagai mimpi seperti yang Seok Hoon katakan. Tapi yang membuatnya sedih terkadang kita tidak bisa melupakan mimpi yang sangat buruk. Ia tahu apa yang sebelumnya Seok Hoon pikirkan, ia mengerti Seok Hoon sudah menderita dan menyesal dan ia bisa melihat itu. Tapi itu membuatnya juga marah. “Aku marah membayangkan kau tidur dengannya tapi aku masih marah meskipun tidak terjadi apa-apa. Aku benci diriku sendiri karena terus meragukanmu.” Hong Joo memohon Seok Hoon memberinya waktu.

Hong Joo mengambil kopernya dan keluar dari apartemen. Apakah dia akan ke rumah Min Woo untuk bekerja disana mengasuh Roy.
Min Woo berada di mobil bertanya pada supirnya, “apa kau tahu negara mana yang tidak ada wanitanya? Aku ingin pindah ke tempat seperti itu jika memang ada.” (wakakakaka)

Supir Kim sedikit tersenyum geli mendengar pertanyaan Boss-nya. Namun ia tak berani menunjukan senyum itu, “apa terjadi sesuatu di rumah?” tanya Supir Kim.

Min Woo mengatakan ibunya mengomel lagi, istrinya juga sama ngomel terus. Akan jadi keajaiban jika ia mengalami hari yang tenang satu hari saja.
Telepon Min Woo berdering, itu dari Hong Joo. Ia senang sekali ketika mendengar Hong Joo menerima tawaran pekerjaan darinya sebagai pengasuh Roy.

“Hei Supir Kim, aku tarik kembali apa yang kukatakan tentang pindah tadi.” sahut Min Woo tersenyum senang. (hahaha)
Roy menarik Hong Joo untuk ikut dengannya melihat bunga yang mekar di taman. Ia menyukai aroma bunga itu. Hong Joo bilang kalau ia juga menyukai aroma rerumputan. Roy bilang ini berbeda dengan di Hongkong. Hong Joo menawarkan haruskah keduanya membuat taman bunga bersama, Roy setuju.
Seok Hoon mendatangi kantor ACE Company yang kosong. Ia melihat sekeliling ruangan yang sudah tidak ada apa-apanya. Yang tersisa hanya papan nama yang tertempel di dinding.
Seok Hoon meninggalkan tempat itu dan berdiri di tepi jalan. Matanya kemudian tertuju pada sepasang kekasih yang sedang bersepeda. Melihat itu Seok Hoon jadi teringat pada Se Young dan kebersamaannya dengan Se Young ketika bersepeda.
Ternyata Se Young pun memikirkan hal yang sama. Ia melamun mengingat kenangan singkatnya bersama Seok Hoon. Hingga ketika Pengacara Choi masuk ke ruangan dan menyapanya pun tidak ia dengar. Se Young tersentak kaget ketika Pengacara Choi terus memanggilnya.
Se Young meminta Pengacara Choi untuk mencari tahu masalah internal ICE group secepatnya terutama fokuskan pada Ajin Company. Pengacara Choi tanya apa maksud Se Young pada Presdir Kang Min Woo.
Se Young berkata penipuan invsetasi SD Consulting tidak akan mudah ketahuan. Ia tahu Presdir Kang Min Woo mengenal banyak orang tapi menurutnya ada sesuatu yang mencurigakan.
Pengacara Choi menebak Ajin Company akan ikut-ikutan mencelupkan tangan mereka kedalam manajemen hotel. Se Young merasa jika itu terjadi maka akan menjadi mimpi buruk. Ia meminta Pengacara Choi untuk memfokuskan pada mempertahankan privasi perusahaan tentang MO Tech, pastikan karyawan tetap diam. Pengacara Choi mengerti.

Telepon di ruangan Se Young bunyi. Sekretaris mengatakan Manajer Hotel baru saja menelepon, ia merasa Se Young perlu datang ke hotel.
Se Young pun sampai di hotel ditemani Manajer hotel. Disebuah kamar mewah ia melihat Yoo Se Jin, adiknya sedang santai-santai sambil menelepon dan di sekelilingnya ada banyak belanjaan tas, sepatu dan barang-barang lainnya. Se Young memerintahkan manajer untuk membereskan barang-barang itu.

Se Jin melihat barang-barangnya akan dibawa, ia marah siapa yang menyuruh mereka membawa itu. Tapi ketika ia melihat disana ada Se Young yang melotot padanya, ia pun jadi terdiam.
“Eonniiii.....” Se Jin merentangkan tangan akan memeluk kakaknya. Tapi Se Young mendorong kepala Se Jin dengan telunjuknya. Hahaha.

Se Young menyuruh adiknya segera check out dari hotel. Se Jin menatap kesal pada Manajer Hotel.
Se Jin kemudian tersenyum merangkul lengan kakaknya, ia mendengar kakaknya berlibur ke Hongkong. Se Young menyingkirkan tangan Se Jin dan bertanya kapan Se Jin kembali. Se Jin mengingat-ingat kapan ia kembai, dua hari yang lalu tapi ia segera meralat tiga hari yang lalu. Se Young bilang kalau seharusnya adiknya ini langsung pulang ke rumah, apa hotel ini tempat Se Jin bermain.

Se Jin cemberut, bukankah kakaknya ini tahu kalau Bibi Jung di rumahnya itu selalu saja menyusahkan. Se Young menilai Se Jin-lah yang menyusahkan. Ia menyuruh adiknya segera berkemas dalam 10 menit.

Se Jin meminta pada kakaknya bisakah mencarikan apartemen untuknya. Se Young bilang kalau Se Jin ingin pindah maka menikah dulu atau cari pekerjaan. Se Jin kembali merengut tak banyak pria baik untuk dinikahi dan juga gaji sebuah pekerjaan itu tidak banyak. Ia menilai hidup begitu tidak adil.

Se Young melihat jam tangannya dan mengingatkan kalau waktu untuk berkemas keluar dari kamar hotel tinggal 9 menit lagi. “Jika kau tak turun aku akan membuang semua belanjaanmu.” gertak Se Young.
Di rumah, Se Jin merengek memohon pada ayahnya untuk membelikannya sebuah apartemen. Tidak apa-apa jika apartemennya kecil. Tn Yoo bilang minta saja pada Se Young. Se Jin cemberut mengatakan kakaknya tidak menyetujui itu jadi bisakah ayahnya saja yang membelikan apartemen untuknya.

Tn Yoo mengingatkan bukankah belum terlalu lama mereka memiliki rumah ini. Ia menoleh pada Se Young, bolehkah ia mengizinkan Se Jin keluar dari rumah. Se Young bilang tidak boleh, apa ayahnya ini tidak akan pernah menebak masalah seperti apa yang akan dibawa oleh Se Jin.

Se Jin kesal pada kakaknya, “apa kita dulu musuh di kehidupan yang sebelumnya? Bagaimana bisa kau ini kakakku?”

Tn Yoo bilang seharusnya ia yang mengatakan itu. Kesalahan apa yang sudah ia lakukan memiliki anak seperti Se Young dan Se Jin. Yang satu tetap melajang seumur hidupnya, dan yang satu hanya seorang anak gila yang berkeliaran kemana-mana. (hahahaha)
Bibi Jung menyuguhkan buah-buahan di meja. Se Young mengajak makan bersama tapi Bibi Jung menolak, lebih baik mereka makan saja, masih ada yang harus ia kerjakan di belakang.

Se Jin yang sewot mengambil semangka dan mengunyahnya dengan kasar.
Tn Yoo penasaran siapa pria yang bersama Se Young di kamar hotel ketika di Hongkong. Se Jin hampir tersedak mendengar itu. Se Young mengatakan kalau itu hanya layanan kamar hotel.

Tn Yoo penasaran haruskah ia menyewa seseorang untuk menguntit Se Young. Haruskah ia mencari tahu sendiri benar atau tidak dia itu layanan kamar hotel. Se Young tak melarang, silakan saja kalau ayahnya mau melakukan itu. Tapi menurutnya sebaiknya ayahnya ini menikahkan Se Jin saja daripada membuang tenaga untuk mengurusi urusannya.
Se Jin tersenyum dan langsung duduk di samping ayahnya, “ayah aku akan menikah dengan seorang pria yang seperti ayah.” ucapnya manis. Tapi Tn Yoo tahu ini hanya tipu muslihat Se Jin saja. Se Jin memuji ayah adalah pria terbaik diseluruh dunia. Tn Yoo tak terpengaruh bujuk rayu putrinya. Se Jin merajuk kembali meminta apartemen. (hahaha)
Seok Hoon menghadiri pemakaman Hwang Do Sik. Ia memberikan sejumlah uang pada istri Hwang Do Sik. Do Sik memiliki seorang putra yang masih kecil.
Teman Seok Hoon, Jo Young Chul menilai ini bukanlah kesalahan Seok Hoon. Menurutnya Seok Hoon itu korban jadi jangan salahkan diri sendri atas apa yang terjadi pada Do Sik. Tapi hal itu tetap saja mengganggu Seok Hoon.

Young Chul tanya apa rencana Seok Hoon sekarang. Seok Hoon mengatakan kalau klien perusahaan masih ada yang berhutang pada perusahannya. Ia akan berusaha meng-klaim itu dan menemukan klien lain untuk melakukan transaksi baru. Young Chul meminta Seok Hoon bersikap santa saja, ia juga akan berusaha menemukan cara membantu Seok Hoon. Seok Hoon berterima kasih.
Se Young kembali ke apartemennya. Ia melihat sekeliling apartemen itu, disana dirinya hanya seorang sendiri.
Ia merebahkan tubuhnya, kemudian mengambil ponsel untuk menghubungi temannya yang seorang dokter. Temannya bertanya kenapa Se Young menelepon malam-malam. Se Young balik bertanya apa temannya ini ingat resep yang diberikan padanya, apa manfaatnya. Temannya khawatir memangnya apa yang Se Young rasakan.

“Aku merasa murung dan hampa. Aku tak menyukainya.”

Temannya bilang itu bukan karena obat bisa jadi itu awal menopouse. Ia meminta Se Young mampir ke rumah sakit jika ada waktu. Ia perlu melihat lagi kistanya Se Young. Se Young mengerti ia akan mampir nanti.
Usai menelepon temannya Se Young tiba-tiba teringat akan kebersamaannya dengan Seok Hoon. Ia heran kenapa ia selalu memikirkan Seok Hoon. Ia berusaha membuang pikiran itu jauh-jauh. Ia pun menyalakan musik klasik untuk menghilangkan pikiran anehnya.
Min Woo sampai di rumah rahasianya ketika Hong Joo menemani Roy. Min Woo membuka tangannya berseru kalau dirinya sudah datang. Bukannya langsung memeluk Roy malah membungkuk mengucapkan selamat datang pada ayahnya.
Min Woo mengangkat tubuh Roy dan memangkunya. Ia tanya apa Roy sudah makan. Roy menjawab pendek ya. Min Woo ingin tahu apa yang Roy dan Hong Joo lakukan seharian. Roy mengatakan kalau tadi ia berlatih Bahasa Korea.

Hong Joo menjelaskan Roy itu tidak memiliki masalah ketika berbicara menggunakan Bahasa Korea tapi Roy masih kesulitan dalam membaca dan menulis. Ia sedang berusaha mengajari Roy sedikit demi sedikit.

Min Woo memuji putranya, “Wah kau akan segera menjadi dokter, benar kan?” ucapnya sambil menggelitik putranya.
Ahjumma pembantu mengiriskan buah dan Roy menikmatinya. (Haha enak banget lihat Roy makan semangka. Jadi pengen)
Min Woo sangat berterima kasih pada Hong Joo karena sudah menjaga putranya. Ia tak tahu bagaimana membalasnya. Hong Joo berkata bukankah Min Woo akan membayarnya dengan baik atas pekerjaannya menjaga Roy ini, sekarang ia sedang berusaha menjadi teman dekatnya uang. Min Woo kaget mendengarnya namun Hong Joo tersnyum meralat kalau ia hanya bercanda. Min Woo terkekeh dengan candaan Hong Joo.
Hong Joo menilai kalau Roy itu anak yang cerdas dan baik. Semakin lama Roy tinggal disini semakin dia mulai bertanya-tanya, kenapa dia tidak boleh pergi ke rumah ayahnya dan kenapa ada wanita lain yang menjaganya bukan ibunya.

Min Woo merasa tentu saja Roy akan berpikiran begitu. Hong Joo tahu ini situasi yang sulit bagi tapi ia harap Min Woo mencoba mengajak Roy ke rumah Min Woo, itu akan menjadi hal terbaik yang bisa Min Woo lakukan untuk Roy.

Min Woo mengusulkan bagaimana kalau ia menjadikan tempat ini sebagai rumah. “Kau bisa terus menjaganya dan aku berkunjung kapanku aku bisa.”

Hong Joo diam, ia bingung mengatakannya bagaimana. Min Woo tertawa kalau ia hanya bercanda. Ia merasa begitu santai ketika dirinya berada disini. “Aku lebih suka tempat ini sebagai rumahku.”
Min Woo tak bisa menginap di rumah ini, ia akan pulang ke rumahnya. Roy dan Hong Joo mengantarnya sampai diluar. Tanpa ketiganya ketahui ada yang memotret kebersamaan ketiganya. Park Han Soo dan Na Hong Gyu.
Han Soo terkejut melihat wanita yang ia foto. ia menilai wanita yang di foto ini seperti kakaknya Hong Gyu. Hong Gyu melihat foto hasil jepretan temannya itu dan menurutnya itu tidak mirip dengan kakaknya karena potongan rambutnya beda. Han Soo bilang ia tak mengatakan itu adalah kakaknya Hong Gyu, ia hanya bilang itu mirip. Hong Gyu kesal karena itu sama artinya Han Soo menilai kakaknya wanita yang bukan-bukan. Han Soo minta maaf ia tak bermaksud membuat Hong Gyu marah.
Se Young membaca dokumen tentang pimpinan dan wakil ACE Company yang memiliki jiwa semangat. Ia pun jadi teringat pada apa yang Seok Hoon lakukan untuknya ketika Seok Hoon bekerja membantunya di Hongkong, sangat bersemangat dan cekatan.
Seok Hoon mengenakan pakaian rapi dan ayah mertuanya memuji penampilan Seok Hoon yang tampan. Ayah bertanya apa Seok Hoon akan pergi ke tempat yang menyenangkan. Seok Hoon berkata kalau ia harus memulai perusahaannya lagi. Ayah menilai itu keputusan yang tepat. Ayah berpesan istirahat jika lelah dan maju terus dengan kecepatan penuh ketika tenaga sudah pulih.

Ayah yang sedikit cemas bertanya tidak ada masalah lain kan. Seok Hoon balik bertanya memangnya Hong Joo mengatakan sesuatu pada ayah. Ayah bilang tidak karena Hong Joo itu selalu menyimpan semuanya sendiri dan tak pernah menunjukannya. Tapi ia masih khawatir, untuk itulah ia bertanya pada Seok Hoon. Seok Hoon tak menjelaskan ia hanya minta maaf dan berjanji akan membuat hidup Hong Joo lebih baik lagi setelah apa yang dialami.
Han Soo sudah mencetak foto-foto yang ia dapatkan semalam. Hong Gyu heran apa Han Soo akan bertemu sendiri dengan Min Woo. Han Soo berkata kalau ia dan Hong Gyu harus memanfaatkan foto-foto ini. Hong Gyu tambah heran bukankah Han Soo mengatakan kalau istrinya Min Woo itu kliennya Han Soo.

Han Soo mengingatkan Hong Gyu jangan menghabiskan semua waktu di depan komputer untuk meretas situs. “Luangkan waktumu untuk belajar. Apa kau tahu ungkapan membunuh dua burung dengan satu batu? Ini senilai dengan banyak uang. Kau mengerti?” ucapnya sambil menunjukan foto-foto yang ada di tangannya.

Han Soo mengajak Hong Gyu pergi bersaanya. Ia akan mengajari Hong Gyu semua hal yang perlu Hong Gyu ketahui. Hong Gyu tak mau, lebih abik Han Soo pergi sendiri saja. Han Soo pun pergi sendiri.

Apa yang akan Han Soo lakukan dengan foto2 itu?

Bersambung ke part 2

*****

Sinopsis awal drama ini mengisahkan seorang pria yang sudah menikah berhubungan dengan wanita kaya agar mendapatkan uang demi membayar hutang dan itu sudah terjadi di dua episode awal. Lalu akan kemanakah kisah di drama ini berlanjut? Penasaran hahahaa.

Dua episode melodrama banget. Tapi memasuki episode 3 aroma komedi sedikit muncul. Karakter Yoo Se Jin sepertinya sangat menghibur ya, apalagi liat interaksi dia pas ketemu sama Hong Gyu nanti.

Se Young mulai ada rasa-rasa nih ke Seok Hoon begitu pun sebaliknya. Apakah akan tumbuh getar-getar cinta?

Lalu seiring keduanya sering bertemu apakah Min Woo dan Hong Joo juga akan semakin dekat?



8 comments:

  1. Jadi deg deg an klo mikir Se Young sama Seok Hoon bakal punya hubungan, suka sie sama 2 orang ini kalo sampe nyatu tapi klo ke22 nya masih lajang.

    Tapi masalahnya haduhhh Seok Hoon udah punya Hong Joooo, piyeee iki?????

    Suka karakter Se Jin yang manja sama kakaknya dan ayahnya hahahhaha. setidaknya keluarga mereka sepertinya harmonis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi cie cie kompak bener nih mbak anis sama mbak inda
      mbak inda selesai ngerjain ganjilnya, giliran mbak anis ngepost sinop ganjil projet lain :P
      untung bentar lagi satu project sudah bisa selesai (ya kan mbak? ^^), jadi bakal lebih ringan...
      oya senyum-senyum sendiri mbak mau ngikutin secret door (kirain secret hotel mbak hahahahaha drama uri gong min muncul lagi, heran kok ga capek2 ya? tapi ada si so remi bikin ga minat ya mbak? :P) sementara mbak irfa mau fangirling lewat drama three musketers yang sama-sama nyeritain pangeran sa do juga...
      oya, btw agak kaget juga kenapa mbak anis mau ngikutin misaeng? hayo, hayo...
      akhir kata MAKASIH untuk mbak anis dan mbak inda yang mau nyinop ini hehe meski ga suka ma dramanya, sekali2 jadi bisa ngintip uri park ha sun :D

      Delete
    2. Penasaran sama Secret Door karena ingin tahu kisah tentang Crown Prince Sado hahaha. Kalau 3 Musketeers bukan CP Sado tapi CP Sohyun jadi beda Dira hahaha...

      Iya Nam Gung Min mau main drama lagi, ya nanti deh intip2 kalau sempat. hahaha.

      Misaeng karena pengen liat Siwan hahaha... nanggung donk hampir semua drama dia saya tonton kecuali sitkom 'Stanby' jadi drama barunya jangan sampai terlewat hehehe.

      Delete
    3. ohya mbak? haha kirain sado sama sohyun orang yang sama wkwkwk mian ya mbak, maklum gatau nih ^^"

      iya mbak, kalo ga gitu mungkin bisa tanya mbak irfa kalo jadi ngikutin :P

      jiah, bener-bener ga nyangka alasannya sesimple itu *guling2
      yang pure love kan juga sitkom mbak? itu juga diikutin? ^^"
      sejak kapan mbak anis suka siwan??? equator man? haha (ternyata siwan seumuran ma seo joon to)

      Delete
    4. dulu pernah liat Pure Love karena pengen liat tante Jeon Mi Sun, sempet kaget karena disana ada Siwan, tapi ga lanjut nonton panjang sih hahaha.

      lihat siwan pertama di Moon Sun, udah suka liat muka imutnya hahaha tambah suka pas dia main di Equator Man.

      Delete
    5. oooooo
      makasih ya mbak anis udah njawab, kepo nih sama mbak anis setelah lama ga ngobrol dan cboxnya juga ngilang dari blog...
      apa karena doki-doki ma siwan jadi pink ya cat blognya? wkwkwkwk
      oya mbak, ga tertarik sama plus nine boys? kangen tema kayak gini nih, banyak tokoh kayak school 2013 :P

      Delete
    6. Itu tadi niatnya mau warna ungu tapi malah jadi kebawa pink hahaha. Jadi sekarang nyoba ganti lagi deh hahahaha...

      Tertarik nonton hehehe., kalau recaps udah ada Mumuzizi tuh sama aNNa.

      Delete
  2. Min Woo oh Min Woo kenapa kau begitu (read:playboy) .... meskipun jdi bad guy dia tetep mempesona hhahahaha kumat...
    mbak Anis sama Inda duet yg ok...masih bertahan sampek skr jgn "cerai" ya guys kalian suka kalian berdua .
    Fighting y!!!!

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.