Beruntung banget si Tae Joo,
dia ga ketahuan Ji Eun pas jalan berdua dengan Rae Yeon. Seung Hee yang melihat
Tae Joo bersama wanita lain berusaha menarik Ji Eun agar tak melihat Tae Joo,
ia dan Ji Eun lebih baik pergi saja dan panggil anak-anak untuk pulang. Ji Eun heran
dengan kengototan Seung Hee yang tak ingin nonton, kalau mau pulang silakan
pulang sendiri, ia akan pulang setelah nonton.
Geu Roo tampak menikmati
tontonannya dikala Bona ketakutan melihat Film itu.
Di tempat ibu-ibu nonton,
disana juga ada Tae Joo dan Rae Yeon. Seung Hee melihatnya namun tidak bagi Ji Eun
yang sama sekali tak tahu. Seung Hee bahkan menjatuhkan minuman dengan sengaja
ketika Tae Joo lewat disamping ketika keluar menerima telepon.
Ketika di luar menerima
telepon Tae Joo melihat putrinya ada disana bersama Geu Roo. Hal ini tentu saja
tak boleh diketahui putrinya kalau ia juga ada disana. Ia sembunyi dan menelepon
Bona bertanya dimana Bona sekarang. Bona tentu saja bilang kalau dirinya berada
di bioskop bersama teman dan juga ibunya. Tae Joo yang kaget tak jadi masuk
kembali ke bioskop, ia mengirim sms pada Rae Yeon mengatakan dirinya pulang
lebih dulu. Ji Eun terlihat sangat menghayati tontonanya. Sementara Seung Hee
terus memperhatikan wnaita yang tadi bersama Tae Joo. Seung Hee menelepon orang
suruhannya untuk mencari tahu hubungan Tae Joo dengan seorang wanita.
Ketika Ji Eun dan Bona
sampai di rumah, keduanya dikejutkan dengan kejutan romantis dari Tae Joo. Ji Eun
terharu suaminya menyiapkan kejutan seperti ini di hari ulang tahun pernikahan.
Ji Eun dan Bona tampak bahagia. Ah dasar si Tae Joo hahaha.
Sebagai lanjutan dari perayaan
ulang tahun pernikahan Ji Eun ingin ia dan Tae Joo mewujudkan keinginan ibu Tae
Joo memiliki cucu laki-laki. Setelah bertemu Geu Roo ia ingin sekali memiliki
anak laki-laki. Tapi Tae Joo malah berpura-pura bersin dan sakit. Ketika
istrinya keluar mengambilkan obat ia mengeluhkan tentang para suami yang begitu
pintar membodohi istri mereka. Ia terkejut ketika mendengar dari istrinya film
apa yang ditonton istrinya tadi, ternyata film yang sama untungnya ia sudah
pulang lebih dulu dan Ji Eun tak melihatnya di bioskop.
Ji Eun bersyukur karena ia
menikah dengan Tae Joo. Ia bahagia tinggal bersama Tae Joo. Ia pikir aneh jika
seorang istri ingin diperlkukan baik oleh suami mereka pada hari ulang tahun
pernikahan tapi menurutnya sang suami juga sangat layak untuk diperlakukan baik
juga.
Orang suruhan Seung Hee
memasang alat pelacak dibagian bawah mobil Tae Joo. Ketika Tae Joo melihatnya,
orang itu pura-pura kehilangan koin di bawah mobil dan berlalu membuat Tae Joo
heran namun tidak curiga.
Ketika sampai di
perusahaan Tae Joo satu lift dengan Rae Yeon. Ia minta maaf karena meninggalkan
Rae Yeon begitu saja di bioskop. Ia tak ingin Rae Yeon menelepon ketika dirinya
berada di rumah.
Ji Eun membantu Geu Roo mengeringkan
rambut menggunakan handuk. Namun Geu Roo ingin melakukan itu sendiri. Ji Eun memaksa
dan memuji Geu Roo terlihat sangat tampan. Tapi Geu Roo risih dengan sikap Ji Eun
padanya. Tapi bagi Ji Eun yang ia lakukan ini hanya karena dirinya menganggap Geu
Roo seperti anaknya. Ia bahkan menepuk pantat Geu Roo, sebagai tanda akrab. Geu
Roo tentu saja marah. Seung Hee mengingatkan bukankah ia sudah mengatakannya Ji
Eun tidak harus memperlakukan Geu Roo seperti itu. Ji Eun jadi tak enak hati dan
merasa bersalah melihat Geu Roo marah padanya.
Seung Hee meminta putranya
meminta maaf pada Ji Eun karena sudah bicara kasar tadi karena ini di Korea
bukan Kanada. Bukankah Geu Roo bilang ingin tinggal di Korea, Ji Eun adalah satu-satunya
yang bisa membantu Geu Roo di Korea, kalau tidak kita tak punya pilihan dan
kembali ke Kanada.
Direktur Kim orang yang
paling benci pada Tae Joo di perusahaan meminta maaf pada beberapa karyawan
wanita karena sebelumnya ia pernah melecehkan mereka. Direktur Kim tahu jelas
bahwa Rae Yeon dibalik semua ini demi mendapatkan kepercayaan dari karyawan
wanita dan mengontrol dirinya. Apa Rae Yeon lupa siapa yang memberikan posisi Rae
Yeoen sekarang ini. Rae Yeon berkata sinis kalau ia hanya bersyukur telah
menerima kebaikan Direktur Kim karena di dunia ini kekuatanlah yang menang atas
kebenaran, sekarang ini ia lebih kuat daripada Direktur Kim, jadi jangan pernah
bermain-main dengannya.
Proyek perusahaan semuanya
berjalan lancar hanya tinggal menyewa jasa Stella Han saja. Presdir Koo
mengandalkan hal ini pada Tae Joo. Tentu saja Tae Joo tak bisa mengabaikan
kepercayaan ini begitu saja.
Tae Joo menerima panggilan
telepon yang tak ada suaranya. Ia teringat pada Seung Hee yang beberapa waktu
lalu menghubunginya. Ia mencari tahu lewat karyawan disana apa ada seorang wanita
bernama Han Seung Hee yang menelepon mencarinya. Apa dia meniggalkan nomor
telepon yang bisa dihubungi, karyawan wanita bilang tidak karena seseorang
bernama Seung Hee itu hanya mengatakan bahwa dia akan menunggu Tae Joo di kafe.
Seung Hee hanya bisa
geleng-geleng kepala melihat Ji Sub tiduran di ayunan di depan tenda yang dia
buat sendiri. Bahkan pemuda itu pun menjemur pakaian disana. Ia akan
membangunkan pemuda itu namun Ji Sub dengan cueknya tetap berbaring di ayunannya.
Di dalam rumah Seung Hee
mulai melukis kembali. Namun cuaca diluar tiba-tiba berubah. Hujan tiba-tiba
turun. Ia khawatir pada Ji Sub yang ada di luar. Ji Sub sesegera mungkin
mengamankan jemuran dan kameranya namun itu malah membuat tenda buatannya
hampir roboh. Seung Hee menawarkan diri supaya Ji Sub masuk ke rumah sampai
hujan berhenti. Gengsi, Ji Sub menolak namun akhirnya ia berteduh juga di dalam
rumah hahaha.
Seung Hee tak mengerti
kenapa Ji Sub masih disini, Ji Sub tetap keukeuh tak akan pergi dari rumah ini
bahkan jika ada banjir atau hujan badai sekalipun ia tak akan pergi dari sini
tak peduli apapun. Ji Sub membantu Sung Hee memasang lukisan di dinding ketika
Seung Hee tak bisa menjangkaunya. (Harusnya pas adegan ini ada scene sweetu ya,
minimal pandang-pandangan lah hahaha)
Ji Sub menanyakan apa Seung
Hee berasal dari Kanada, namun Seung Hee malas mambahasnya. Ji Sub hanya bertanya
kira-kira kapan Seung Hee akan kembali ke Kanada. Seung Hee meyakinkan kalau
itu tidak akan lebih dari enam bulan jadi Ji Sub tak usah khawatir. Karena
melihat peralatan lukisan Ji Sub pun menebak Seung Hee ini seorang pelukis. Ia
melihat ada wadah yang diluarnya dihias dengan lukisan. Seung Hee mengatakan
kalau itu namanya ham, kotak hadiah pernikahan yang dikirim oleh mempelai pria
untuk mempelai wanita. Ji Sub heran kenapa Seung Hee meletakannya disni. Ji Sub
melihat ke luar jendela dan menepikan kotak ham itu.
Ji Sub menarik Seung Hee
keluar, ke serambi rumah. Ia sangat tahu sekali tata letak rumah itu. Ia
menunjukan sebuah lukisan dinding pada Seung Hee. Lukisan pohon rindang bersama
seekor kelinci yang memeluk pohon itu dan seorang wanita yang duduk di bawahnya
sambil memeluk kucing. Ji Sub mengatakan yang melukis itu adalah ibunya, dia
pemilik rumah ini. Ia tak tahu berapa lama Seung Hee akan tinggal disini tapi
sebaiknya berhati-hati ketika disini. Jika Seung Hee menghancurkan apapun atau
membuat masalah ia tak akan memaafkan Seung Hee. Seung Hee pun mengerti kanapa
Ji Sub mati-matian ingin tinggal disini.
Tae Joo mengatakan pada
adiknya perihal Seung Hee yang menghubunginya. Tae Hoon heran bukankah Seung Hee
itu mantan pacar kakaknya 13 tahun yang lalu, kenapa dia ingin bertemu dengan Tae
Joo. Tae Joo khawatir karena toko ibunya masih di tempat yang sama, jangan-jangan
nanti Seung Hee pergi ke toko ibunya mencoba menemukan dirinya disana. Ia tak
bisa membayangkannya, jadi ia ingin Tae Hoon yang mengurus ini. Tae Hoon
menilai kakaknya ini tidak melakukan kesalahan apapun pada Seung Hee, sangat
wajar orang-orang bercerai setelah menikah puluhan tahun, jadi bukan masalah
besar kalau Tae Joo juga putus setelah beberapa tahun pacaran.
Karena enggan kembali ke
rumah Sena, ibu Ji Eun menginap di sauna. Tapi pelanggan sauna lain menyuruhnya
pergi saja karena ibu Ji Eun terus-terusan tidur disana. Ibu Ji tak terima dan
terjadilah adu muut diantara keduanya. Ji Eun yang sampai disana mengira ibunya
pulang ke rumah dan Young Jin mengira ibunya ada di rumahnya. Kenapa tidak
menelepon, Young Jin sudah menunggu ibu diluar.
Ibu Ji Eun tak melihat Sena,yang ia lihat hanya Young Jin. Ia kesal dengan menantu perempuannya itu, ia tak akan
pulang. Young Jin juga sudah lelah dengan semuanya, terserah ibunya mau tinggal
disauna terus atau tidak. Ia siap membayar ibunya untuk tinggal di sauna selama
satu bulan. Ibu benar-benar kesal.
Ji Eun menyadari kehidupan
ibunya ini tak pernah mengalami yang namanya kekurangan ekonomi dan tak bisa
hidup sendiri. Jadi ia harap Sena menerima kembali ibu di rumah. Sena akan
memikirkan itu tapi tentu saja perilaku ibu mertuanya itu harus berubah.
Sena sangat penasaran
bagaimana Ji Eun bisa kenal dengan Han Seung Hee. Ia tak percaya ketika Ji Eun
mengatakan bahwa Seung Hee adalah teman Ji Eun. Ia ingat nama itu yang membayar
semua hutang-hutang Ji Eun, apa sekarang wanita itu mempekerjakan Ji Eun. Ia
harap Ji Eun berhati-hati dengan wanita seperti itu. Tapi Ji Eun yakin bahwa
tidak semua orang seperti Sena. Sena mengingatkan bahwa yang namanya hubungan
itu terbantuk karena kebutuhan, dia tidak memiliki alasan untuk memberikan uang
sebanyak itu jika dia tidak menginginkan apapun dari Ji Eun. Tapi Ji Eun
menegaskan bahwa Seung Hee itu temannya, dia bukan teman seperti Sena, dia
adalah sahabat sejati.
Ibu Ji Eun tak bisa
membuka pintu rumah Sena karena kode-nya diganti. Ia yang bertemu Hyun Soo (anak
Sena) bertanya apa kode rumahnya. Hyun Soo yang sudah diberi pesan ibunya tak
boleh mengatakan kode rumah pada sembarangan orang. Ibu Ji Eun kesal apa ia
yang merupakan neneknya Hyun Soo adalah sembarangan orang. Hyun Soo menangis
mendengar suara neneknya yang marah.
Seung Hee menunjukan kunci
kamar lantai dua pada Ji Sub. Ji Sub senang sekali dan berterima kasih. Seung Hee
mengingatkan bahwa Ji Sub harus bersikap tenang dan jangan mengganggunya. Ji Sub
tentu saja akan melaksanakannya bahkan ia siap membayar jika Seung Hee
menginginkan dirinya membayar sewa lantai dua. Tapi Seung Hee tak perlu itu
yang penting Ji Sub mampu bersikap tenang dan jangan mengganggunya.
Orang suruhan Seung Hee
berhasil mendapatkan foto-foto antara Tae Joo dan Kang Rae Yeon. Wanita itu bos-nya
Tae Joo di perusahaan, jadi Tae Joo otomatis tak bisa lari dari Rae Yeon dengan
mudah. Seung Hee ingin orang suruhannya ini melakukan sesuatu untuknya.
Ketika Tae Joo dan Rae Yeon
akan pergi menggunakan mobil keduanya terkejut saat melihat kaca mobil penuh dengan
coretan ‘aku berselingkuh’ Tae Joo marah sekali, siapa yang melakukan ini. Rae
Yeon yakin pasti ada banyak pecundang yang melakukan ini. Ketika melintas di
jalan Tae Joo malu sekali karena orang-orang melihat ke mobilnya. Bahkan ketika
sampai di bengkel pun ia banyak mendapatkan tatapan heran dari para montir.
Geu Roo memamerkan
kebolehannya dalam bermain basket. Bona dan Min Joo bertepuk tangan ketika Geu Roo
berhasil memasukan bola ke keranjang. Bona merasa sepertinya Geu Roo
menyukainya. Min Joo tanya lalu bagaimana dengan Han Se, bukankah Han Se sudah
pernah mengatakan pada Bona bahwa dia menyukai Bona. Min Joo ingin tahu resep Bona
kenapa bisa dekat dengan Geu Roo. Bona bilang ibunya dan ibu Geu Roo berteman.
Min Joo juga menyukai Geu Roo tapi demi persahabatannya dengan Bona ia akan
menyerah. (aduh Bona, Geu Roo itu kan kakakmu hahaha)
Tanpa sengaja Geu Roo dan Han
Se bertabrakan ketika bermain basket. Geu Roo mengulurkan tangan akan membantu Han
Se berdiri. Namun Han Se manampik tangan Geu Roo. Min Joo heran kenapa Han Se
bersikap kasar dan tidak bersikap sportif seperti Geu Roo. Han Se semakin kesal
dan mendorong Min Joo hingga terjatuh. Geu Roo mengulurkan tangan akan membantu
Min Joo berdiri, namun Min Joo yang tersenyum malu menolaknya hahaha.
Ibu Han Se tidak terima
anaknya dipelakukan begitu. Ia mengajak ibu Min Joo
dan Ji Eun mendatangi rumah Seung Hee. Bagi ibu Han Se tak peduli seberapa
parah anaknya terluka bukankah Seung Hee harus tetap menghubunginya saat
sesuatu seperti ini terjadi pada anak-anak mereka. Ia tak bisa mengabaikan ini.
Ibu Min Joo memaanfaatkan ini untuk melihat seperti apa bagusnya tempa tinggal Seung
Hee hehehe.
Ibu Min Joo benar-benar
terpukau melihat bagian dalam rumah Seung Hee. Bahkan ketika ia akan duduk
kursi itu terasa sangat lembut. Ibu Min Joo terus-menerus membicarakan isi
dalam rumah Seung Hee, sebaliknya ibu Han Se langsung bicara mengenai anaknya.
Ibu Han Se ingin Geu Roo
minta maaf pada putranya. Seung Hee tak masalah dengan permintaan maaf itu tapi
kenapa ibu Han Se harus repot-repot mengatur sesuatu seperti ini. Ia tahu ayah Han
Se (Direktur Kim) itu atasannya ayah Bona (Tae Joo) pasti Ji Eun tak bisa
menolak permintaan ibu Han Se untuk pertemuan seperti ini. ibu Han Se merasa
tersindir dan bertanya pada Ji Eun apa ia memaksa Ji Eun untuk melakukan ini,
jangan lakukan jika Ji Eun tak menginginkannya. Ji Eun bilang tidak apa-apa. Seung
Hee sudah mendnegar bahwa ibu Han Se memilki pengetahuan yang bagus tentang
pendidikan anak-anak jadi ia juga tahu kalau ibu-ibu di lingkungan ini mencoba
untuk menghormati ibu Han Se tapi ia tak mau memaksa Geu Roo untuk belajar jika
memang putranya itu tidak mau. Masalah perselisihan anak-anak itu akan hilang dengan
sendirinya jadi ia tak bisa memaksa Geu Roo meminta maaf pada Han Se.
Karena suasana sudah
menjadi tegang begini, Ji Eun menawarkan bagaimana kalau mereka minum kopi. Ibu
Min Joo yang merasakan aroma ketegangan menyetujui usul Ji Eun dan berusaha
mencairkan suasana. Ia mengatakan kalau hari itu juga Han Se mendorong putrinya
dan tangannya terluka. Tapi jika ia menyalahkan ibu Han Se seperti apa yang ibu
Han Se lakukan pada Seung Hee pasti ibu Han Se juga akan tidak nyaman.
Ibu sombong ini tentu saja
tak mau disalahkan, ia tak ingin merusak hubungan pertetanggaan mereka jadi ia
mencoba mengatasi ini melalui obrolan tapi sepertinya ia harus berpikir kembali
tentang cara mengatasinya dengan cara yang berbeda mulai dari sekarang. Ia
pamit pulang.
Ibu Min Joo heran mulai
kapan Seung Hee dan Ji Eun jadi dekat. Seung Hee mengatakan kalau ia meminta Ji
Eun menjadi pengasuh Geu Roo. Ketika Ibu Min Joo akan pulang, Ji Eun meyakinkan
kalau apa yang ia lakukan ini bukan demi uang, ia ingin ibu Min Joo
merahasiakan ini.
Ibu Han Se menyampaikan
kekesalannya pada ayah Han Se yang tak lain Direktur Kim. Ia kesal karena ibu Bona
alias si Ji Eun mulai mengabaikannya. Ternyata kedua orang tua Han Se ini
bercerai. Tapi keduanya berencana merahasiakan perceraian ini hingga Han Se
masuk kuliah. Direktur Kim sendiri sudah dibuat kesal oleh Tae Joo, jika ibu Han
Se ini masih ingin mendapatkan biaya pengasuhan anak darinya maka jangan pernah
meneleponnya lagi.
Ji Eun tak mengerti kenapa
Seung Hee mengatakan hal sekasar itu pada ibu Han Se. Tapi ternyata Seung Hee melakukan
itu dengan sengaja, sekarang ibu Han Se tak bisa lagi bersikap kasar pada Ji
Eun. Tapi Ji Eun cemas bagaimana jika nanti ibu-ibu disini menggosipkan dirinya
dan berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya. Mereka akan mengatakan kalau ia
bekerja sebagai pengasuh anak temannya karena ia membutuhkan uang. Seung Hee
heran kenapa Ji Eun begitu peduli tentang pemikiran orang lain, bukankah setiap
orang memiliki keadaan mereka sendri. Jika Ji Eun baik-baik saja maka itu akan
baik-baik saja.
Ji Eun juga tak mengerti
kenapa Seung Hee begitu peduli tentang dirinya. Seung Hee hanya ingin Ji Eun
menjadi kuat dan nyaman. Ji Eun tidak harus peduli apa yang orang lain pikirkan
atau katakan. Jika Ji Eun menjalani hidup seperti itu maka Ji Eun akan berakhir
dalam situasi yang lebih buruk. Lalu apa yang akan Ji Eun lakukan, apa Ji Eun
akan bersembunyi dari mereka karena malu bertemu mereka. Ji Eun menegaskan
kalau ia berbeda dengan Seung Hee, kita berdua tak bisa sama karena Seung Hee
hidup dalam kenyamanan. Seung hee tahu dengan jelas bahwa ia dan Ji Eun
berbeda, kita sangat berbeda kalau ia tidak ingin terlibat dengan Ji Eun lagi
tapi disini ia pun tak mengetahui apa yang telah ia lakukan. Ketika melihat Ji
eun, ia kesal, lelah, marah. Ji Eun bilang bukankah Seung Hee bisa
mengabaikannya jika merasa demikian. Tapi Seung Hee tak bisa melakukannya dan
ini membuatnya gila. Ji Eun yang marah tak ingin bertemu dengan Seung Hee lagi.
Tae Joo dan Rae Yeon
kembali mendatangi rumah Stella Han. Namun kembali Ji Sub menyuruh keduanya
lebih baik pergi karena orang yang keduanya cari tak ada disini. Rae Yeon ingin
tahu nomor telepon Stella han, ia harus menghubungi wanita itu. Tapi Ji Sub tak
punya nomornya. Tae Joo dan Rae Yeon pun menyerahkan kartu nama keduanya pada Ji
Ssub agar disampaikan pada Stella Han. Ji Sub kesal sendiri, ia tak bisa
mengabaikan dua orang itu karena mereka datang dari perusahaan ayahnya.
Sambil
belajar Bona membicarakan tentang Geu Roo pada ayahnya. Tae Joo penasaran
bagaimana dengan ayah Geu Roo, Ji Eun tak tahu tentang itu. Bona bisa melihat
kalau keluarga Geu Roo itu sangat kaya. Bona bilang Min Joo iri padanya karena
ia dekat dengan Geu Roo. Tae Joo tak ingin putrinya menilai sesuatu dengan
materi, “Hidup lebih berharga ketika kau mengejar impianmu daripada uang” Tapi
dengan polos Bona mengatakan kalau ia masih lebih suka mendapatkan uang. Melihat
pemikiran Bona yang seperti itu, Tae Joo tak ingin istrinya bergaul lagi dengan
ibu Geu Roo karena itu akan berpengaruh buruk bagi Bona. Tapi menurut Ji Eun
ibu Geu Roo itu orang baik. Tae Joo heran bukankah tadi Ji Eun sudah mendengar
apa yang dikatakan Bona.
Ji
Eun menyesal karena sudah bertengkar dengan Seung Hee tadi. Ia tak mengerti apa
dirinya ini begitu berarti bagi Seung Hee. Ia akan mengirim sms pada Seung Hee
tapi tak jadi ia lakukan.
Keesokan
harinya Ji Eun malah menunggu Seung Hee di mobil. Ia heran dengan dirinya
kenapa melakukan ini. Seung Hee masuk ke mobil. Ji Eun pikir Seung Hee tidak
akan datang karena kejadian kemarin. Seung Hee minta maaf. Ji Eun bilang itu
salahnya tapi Seung Hee juga bilang kalau itu salahnya bahkan jika ia marah
pada Seung Hee seperti kemarin ia sebenarnya tidak benar-benar marah pada Ji Eun
tapi sedang berjuang dengan dirinya sendiri jadi ia harap Ji Eun jangan terluka
karena ucapannya.
Ji
Eun melihat pakaian yang ia kenakan cocok dengan pakaian yang Seung Hee
kenakan. Seung Hee tak menanggapi, ia memakai kacamatanya. Ji Eun juga membawa
kacamata, ia pun memakainya juga. (Hahaha benar-benar sweetu deh nih ibu-ibu)
Tae
Joo bermain squash bersama Rae Yeon. Ia menyerah kalah karena kelelahan. Rae Yeon
pun akan mentraktir Tae Joo makan karena ia yang memenangkan pertandingan ini.
Tapi Tae Joo tak bisa karena akhir pekan itu waktunya dia bersama keluarga
bukankah Rae Yeon juga sudah setuju tentang itu.
Ji
Eun mengajak Seung Hee ke kafe dimana ada kenangannya bersama Tae Joo. Ji Eun
mengatakan kalau ia sering datang kesini ketika masih pacaran dengan suaminya
dulu.
Setelah
mengantar Rae Yeon, Tae Joo melihat pria asing yang kemarin bertemu di parkiran
yang beralasan mencari koin yang terjatuh. Orang suruhan Seung Hee panik Tae Joo
melihatnya dan segera pergi dari sana. Tae Joo mulai curiga.
Rae
Yeon menjerit ketakutan ketika masuk ke apartemennya. Apartemennya berantakan
seperti baru saja ada perampok yang masuk. Ia melihat foto dirinya diberi tanda
silang merah. Tubuhnya gemetaran ketakutan. Belum sempat Tae Joo masuk taksi, Rae
Yeon sudah menelepon memintanya untuk segera datang ke apartemannya. Ia yang
ketakutan meminta Tae Joo cepat datang. Tae Joo terkejut melihat kondisi dalam
rumah Rae Yeon yang berantakan. Rae Yeon yang ketakutan menangis memeluk Tae Joo.
Ji
Eun menyadari kalau kafe tempatnya sekarang bersama Seung Hee ini kuno, tapi
bukankah ini cukup nyaman dan tidak ada kafe seperti ini ditempat lain.
Ternyata makanan yang dipilih Ji Eun adalah makanan yang pernah Seung Hee pesan
ketika disini bersama Tae Joo dulu. Terdengar sebuah pesan bahwa mobil Ji Eun
diminta untuk pindah parkir. Ketika Ji Eun tak ada Tae Joo menelepon ke nomor
istrinya, Seung Hee yang menjawab namun diam tak bersuara. Tae Joo tak bisa
pulang karena ada pekerjaan. Kemudian terdengar suara Rae Yeon, buru-buru Seung
Hee mematikan telepon.
Rae
Yeon merebut ponsel yang ada di tangan Tae Joo, bagaimana bisa Tae Joo sempat-sempatnya
bicara dengan istri setelah melihat apa yang terjadi padanya sekarang. Ia
menilai Ji Eun itu seperti parasit yang hidup dengan makan gaji sang suami. Tae
Joo mengerti perasaan Rae Yeon sekarang yang sangat membutuhkan perlindungan.
Ia tak marah dan memeluk Rae Yeon.
Ji
Eun membenarkan apa yang dikatakan Seung Hee kemarin tapi ia tak bisa jika
harus tiba-tiba berubah, ia sudah hidup dengan caranya sendiri jadi pasti akan memakan
waktu jika ia mencobanya. Seung Hee berkata bukankah Ji Eun mengatakan padanya
bahwa Ji Eun ingin berteman dengannya, ia pikir yang namanya teman itu seseorang
yang ia rasa akan mampu ia percayakan akan anaknya jika ia mati mendadak. Ji Eun
jelas saja heran kenapa Seung Hee mengatakan itu. Seung Hee ingin Ji Eun menunggu
saja saat ia harus berpikir tentang apakah dirinya memiliki teman seperti itu
atau tidak. Ia menyesal sudah meninggalkan semua pemikiran hidupnya dan menyesal
mengira bahwa yang namanya teman-teman itu hanya menyusahkan.
Menurut
Ji Eun setelah seorang wanita menikah, hidup dengan suami dan anak-anak, itulah
kebahagiaan bagi si wanita. Suami menjadi sahabat. Ia berpikir jika dirinya
mengurus suami dan mendukung pendidikan anaknya itu menjadi nilai lebih daripada
seorang istri yang berkumpul dan mengobrol dengan teman-temannya. Ia menyadari
kalau dirinya juga tak bisa dipisahkan dari teman-temannya. Maka dari itu
teman-teman adalah yang terbaik.
“Bisakah
kau melakukannya?” tanya Seung Hee. “Bisakah kau memikirkanku sebagai temanmu
tidak peduli apa dan tidak peduli siapa aku? Jika kau bisa, aku bisa melakukan
apapun untukmu. Aku akan melakukan apapun demi melindungi kebahagiaanmu.”
Ji
Eun merasa Seung Hee tak perlu sampai harus melakukan itu. Ia sudah menganggap
Seung Hee sebagai temannya.
Seung
Hee sampai di rumah galerinya, ia menyimpan nomor ponsel Ji Eun. Semula ia akan
menyimpan dengan nama ‘Seo Ji Eun’ namun ia hapus dan diubah menjadi nama ‘teman’
(terharuuuu)
Lampu
di apartemen tempat tinggal Geu Roo tiba-tiba mati. Terdengar pengumuman bahwa
mati lampu ini karena penggunaan listrik yang berlebihan dan akan segera nyala kambali.
Geu Roo panik sendirian di dalam rumah dalam keadaan gelap. Ia menabrak apapun
yang ada di depannya. Ia ketakutan dan mencari sesuatu untuk membuat ruangan
disana terang.
Geu
Roo tanpa sengaja menabrak vas bunga yang ada di meja. Vas jatuh dan pecah,
pecahan kaca mengenai kakinya. Ia yang kesakitan dan ketakutan bersembunyi di
bawah meja.
Kemudian
muncul kilasan balik tentang kejadian dirinya dimasa lalu. Ia mengingat suara
orang yang berteriak. Geu Roo kecil yang saat itu menangis ketakutan ada yang
membekap mulutnya. Orang itu mengambil sesuatu kemudian pergi. Geu Roo
ketakutan mengingat kejadian yang membuatnya trauma.
Geu
Roo menelepon ibunya meminta ibunya cepat pulang. Tapi pada saat yang sama
penyakit Seung Hee kambuh. Geu Roo tak mau tahu pokoknya ibunya harus pulang
sekarang. Seung Hee yang menahan sakit berjanji akan segera pulang. Tapi ia tak
bisa pmembiarkan putranya tahu keadaannya yang seperti ini.
Geu
Roo pun menekan panggilan cepat nomor 1, ibu tiri. Ji Eun dalam keadaan
lingkungan apartemen yang gelap bergegas menuju apartemen Geu Roo. Ia menemukan
Geu Roo duduk sendirian di bawah meja dalam keadaan kaki terluka dan menangis. Tak
lama kemudian lampu di apartemen pun menyala.
Ji Eun mengirim sms pada Seung Hee mengabarkan kalau sekarang Geu Roo sudah baik-baik
saja bersamanya. Ia sengaja mengirim sms karena Seung Hee tidak menjawab
teleponnya. Ia semula berpikir Geu Roo sudah dewasa tapi Geu Roo masihlah anak-anak
yang membutuhkan perlindungan. Dia kelihatannya sangat ketakutan sendirian.
Untuk sementara ini ia akan bersama Geu Roo jadi Seung Hee tak usah khawatir.
Seung Hee hanya bisa menangis karena disaat putranya membutuhkan perlindungannya
ia tak bisa berada disana. Ia merasakan sakit yang teramat sangat di tubuhnya.
Ambulans
datang dan membawa Seung Hee ke rumah sakit. Ji Sub yang baru saja pulang
terkejut melihat ambulans baru saja pergi dari sana. Ia masuk ke dalam rumah Seung
Hee dan tak menemukan Seung Hee. Ia teringat ucapan Tae Hoon tentang obat yang
ada di botol kecantikan. I bergegas ke rumah sakit.
Ji
Sub bertanya pada perawat apa ada pasien yang bernama Han Seung Hee. Dia baru
saja datang dengan ambulans. Ia sudah mencari ke semua rumah sakit di sekitar
sini. Perawat membenarkan pasien bernama Han Seung Hee baru saja keluar dari
UGD. Sekarang dia sedang menemui dokter di lantai dua. Ji Sub lega mendengarnya
dan berterima kasih.
Dokter
tahu kalau Seung Hee terus meminum obat penghilang rasa sakit jadi ia mulai
mengubah pengobatan Seung Hee. Seung Hee minta maaf karena sudah menelpon
dokter tiba-tiba. Dokter berkata kalau dokter Yoon di Kanada sudah menelepon
menceritakan tentang kondisi Seung Hee padanya, kenapa Seung Hee tidak memulai
pengobatan lagi, rumah sakitnya ini sudah memiliki obat baru. Seung Hee sudah
melakukan kemoterapi sampai tahap tiga, apa itu belum cukup, setiap kali obat
keluar ia mulai pengobatan lagi dan lagi. Jika ia terus melakukan itu, ia hanya
akan mati diantara pengobatan itu. Sekarang ia sudah tidak tertarik melakukan
pengobatan bahkan jika itu membuat dirinya bisa mati kapan saja.
Dokter
menyarankan Seung Hee tetap melakukan yang terbaik walaupun kemungkinan
berhasilnya nol persen sekalipun. Ia sudah memiliki kasus yang sama dengan
pasien lain dan sudah sembuh sepenuhnya. Tapi Seung Hee tak yakin, bagaimana
jika kasus penyakitnya ini berbeda dengan pasien yang sembuh itu. Ia tak ingin
sisa hidupnya hanya sebagai seorang pasien. Ia memiliki terlalu banyak hal yang
harus dilakukan daripada mati seperti itu.
Ji
Sub yang cemas menyusul ke lantai dua. Ia pun menemukan Seung Hee ada disana.
Ia mengomeli Seung Hee, “Kau membuatku takut. Kau seharusnya memberitahuku
sebelum kau pergi.” Seung Hee tentu saja heran kenapa ia harus melakukan itu.
Ji
Sub bingung mengatakannya, ia sudah terlihat seperti orang blo’on. “Ambulans
datang ke rumahku tengah malam dan kau dibawa diatas tandu. Aku tak tahu rumah
sakit mana kau dibwa. Jadi aku pergi ke setiap rumah sakit untuk menemukanmu.
Bahkan aku tak tahu apakah kau masih hidup atau tidak.” (ah manis banget sih
khawatirnya Ji Sub hahaha)
Diluar
rumah sakit, Ji Sub penasaran apa Seung Hee sakit. Seung Hee bilang kalau
dokter mengatakan ia terlalu banyak pekerjaan. Ji Sub mendengar Seung Hee yang
meminta dibawa ke rumah sakit ini dan sudah memiliki dokter yang ditemui jadi
ia sempat berpikir Seung Hee mengidap penyakit yang mematikan. Seung Hee
menilai tak penting Ji Sub mengetahui ini, karena dari semua orang-orang yang
ada disini tak ada yang tahu siapa yang akan meninggal lebih dulu. Apakah itu Ji
Sub yang sehat sempurna ataukah pasien yang memiliki penyakit parah, yang
namanya kehidupan dan kematian bukankah sama untuk semua orang. Ji Sub menilai
ini benar-benar menyedihkan.
Seung
Hee akan pulang lebih dulu tapi Ji Sub menahan tangannya. Ia akan memberi Seung
Hee tumpangan pulang. Bukankah Seung Hee sudah menderita semalaman dan sekarang
ia menemukan Seung Hee di rumah sakit, bagaimana bisa ia membiarkan Seung Hee
pergi sendirian. Seung Hee pun menerima tumpangan Ji Sub, ia membonceng motor Ji
Sub.
Seung
Hee sampai di depan apartemen pagi hari. Geu Roo yang sudah bangun melihat dari
jendela kedatangan ibunya bersama seorang pemuda. Ia tampak marah karena disaat
dirinya ketakutan ibunya malah bersenang-senang dengan seorang pemuda. (ya sepertinya
begitu pikiran Geu Roo)
Ji
Sub melihat lingkungan apartemen yang lumayan besar, bukankah ini terlalu besar
untuk hidup sendirian, apa Seung Hee tinggal bersama orang lain. Seung Hee tak
mengatakan apapun ia meminta Ji Sub segera pergi. (Belum tahu aja nih si Ji Sub
kalau Seung Hee dah punya anak)
Geu
Roo kemudian bertanya berapa lama ibunya ini kemungkinan akan pergi. Seung Hee
menjawab mungkin enam bulan, atau bisa jadi dua tahun. Geu Roo tanya lagi apa
bisa lebih lama dari itu. Seung Hee mengangguk, jadi ia ingin ibu Bona yang
mengurus ketika Geu Roo sendirian. Geu Roo sangat kesal, “Thank you so much,
aku akan baik-baik saja dengan siapapun kecuali denganmu, Bu.” ucapnya dengan
suara tinggi dan berlalu dari sana.
Seung
Hee hanya bisa menangis dengan air mata yang bercurcuran. Geu Roo yang berada
di kamar pun menangis marah dan sedih.
Tae
Joo menanyakan pada istrinya kenapa menutup telepon ketika terakhir kali ia
menelpon. Ji Eun yang tidak merasa melakukan itu heran karena ia hanya melihat
sms tidak menjawab telepon. Tae Joo pun bilang sepertinya ia salah menelepon.
Huweeee.
Mobil
Tae Joo sudah kinclong lagi. Di jalan ia melihat pria yang ia curigai berjalan seorang
diri. Ia pun menghentikan mobilnya dan mengejar pria itu. Namun sayang ia
kehilangan jejaknya.
Ia
berusaha mencari dan melihat pria itu masuk ke sebuah kafe dan bicara dengan
seorang wanita. Ia pun menunggu di luar kafe.
Tae
Joo melihat pria itu dan seorang wanita keluar dari kafe. Ia menyusul keduanya
namun pria itu sudah pergi.
Dan
ketika wanita itu akan pergi Tae Joo menarik tangannya. Ia terkejut bukan main
mengetahui wanita itu adalah Han Seung Hee. Seung Hee pun sama terkejutnya.
Bersambung
ke episode 5
Ah
kenapa makin banyak aja yang saya tulis ya. Walaupun tidak semua percakapan
saya tulis tapi tetap saja banyak padahal pengen buat seringkas mungkin hehehe.
Rasanya sayag sekali jika ada scene yang penting saya lewatkan. Makin kesini
semua scene makin penting karena berhubungan dengan scene selanjutnya.
Sekarang
Tae Joo sudah bertemu Seung Hee, apa dia bakal tahu kalau ibu Geu Roo itu Seung
Hee. Kalau tahu begitu apakah dia akan curiga Geu Roo itu anaknya.
Huwaaaaa nangis liat salah pahamnya Geu Roo ke ibunya. Andai dia tahu apa yang sebenarnya terjadi pada ibunya.
Sismance
antara Ji Eun dan Seung Hee semoga semakin banyak. Hahahaha.
Udh lama nungguin drama nya seung hee lg setelah On Air. Tq mba anis
ReplyDeleteWah anis bener2 nerusin!
ReplyDeleteMakasih anis..
Btw dah tayang sampe episode brp disananya?
Semangat terus ya nis
Ita
sekarang ini udah tayang sampai episode 6, Ta. rekap episode 5 segera ya.
DeleteMbak anis jngan dringkas lgiii,dipanjangin aj lgi biar jdi sinopsis sekalian,. Ceritanya kan bgus,biasanya kalo drama keluarga bisa bikin mewek 7 keliling yu,. Hehe,. Gomawo mbax,smngat terus nulisnya.
ReplyDelete