Seok Hoon dan Se Young mengikuti
seseorang yang memiliki tatto di tangan. Seok Hoon meyakini bahwa orang yang
dimaksud adalah Presdir Du dari Hotel M.
Seok Hoon menggandeng Se Young
masuk ke gang sempit. Seseorang menyalakan senter diarahkan ke Seok Hoon dan Se
Young. Orang itu bertanya dalam bahasa inggris siapa Seok Hoon dan Se Young. Seok
Hoon menjawab menggunakan bahasa inggris kalau ia ingin bertemu dengan Presdir Du.
Pria itu menghubungi
Presdir Du menggunakan bahasa mandarin mengatakan kalau ada seseorang yang
ingin bertemu. Pria itu pun mengantar Se Young dan Seok Hoon menemui Presdir Du.
Diluar bekas restoran pria
itu mengantar Seok Hoon dan Seo Young. Keduanya masuk ke restoran yang tak
terurus. Kotor dan berantakan. Seorang pria berdiri diam disana.
Presdir Du heran bagaimana
Seok Hoon dan Se Young tahu kalau ia ini Presdir Du, karena tak ada orang tahu
bahwa dirinya ini Presdir Du yang asli. Seok Hoon tahu ketika melihat tato yang
ada di tangan Presdir Du. Presdir Du memperhatikan tato yang ada di tangannya dan
memuji Seok Hoon memiliki mata yang tajam.
Presdir Du beralih menatap
wanita yang ada disamping Seok Hoon, ia menebak kalau wanita itu pasti Yoo Se
Young dari perusahaan Dongsung. Se Young membenarkan, ia ingin membicarakan
tentang pembelian hotel M dengan Presdir Du.
Presdir Du sedang tak
ingin membicarakan tentang bisnis. Ia tak ingin bicara dengan Se Young, lagi
pula perusahaannya sedang bekerja sama dengan pembeli lain. Ia memperhatikan
sekeliling restoran mengatakan dirinya datang kesini untuk makan.
Kang Min Woo dan yang lain
selesai melakukan pertemuan. Mereka keluar dari ruang pertemuan denngan senyum
yang mengembang. Tentu saja yang bersama Min Woo ini bukanlah Presdir Du yang
asli. (orang suruhannya Presdir Du kali ya)
Young Chul yang ada disana
berusaha menghubungi Seok Hoon. Ia tak tahu kemana Seok Hoon dan Se Young
pergi. Tapi ponsel Seok Hoon tak aktif. Ia panik karena Presdir Du akan segera
pergi.
Seok Hoon mengaku ia sedikit
kecewa mengetahui Presdir Du menyukai sup buntut yang merupakan masakan Korea
padahal Presdir Du ini seorang milyuner. Presdir Du berkata kalau Korea memang
negara yang aneh, ini restoran tua yang sudah buka selama 30 atau 40 tahun
menghilang. Seok Hoon berkata banyak yang berubah dalam 5 tahun, banyak toko
seperti ini yang sudah tutup.
Presdir Du memahami itu,
ia pun tahu sebuah ungkapan Korea yang mengatakan bahwa ‘dunia berubah setiap
dekade’ tapi berubah seperti ini sungguh buruk.
Se Young harap Presdir Ddu
memberinya kesempatan untuk membicarakan persyaratannya membeli hotel. Presdir Du
kesal, ia tak ingin membicarakan itu bukankah ia sudah bilang dirinya sudah melakukan
bisnis dengan Perusahaan Ajin.
Se Young mengatakan kalau Dongsung
terlibat dalam bisnis ini dengan baik sebelum Ajin jadi tidak adil jika Presdir
Du tidak memberikan kesempatan pada perusahannya. Presdir Du tak mau
mendengarnya lagi.
Seok Hoon berkata ia akan
membantu Presdir Du menikmati sup buntut yang dulu biasa Presdir Du makan
disini. Tapi sebagai imbalannya bersediakah Presdir Du memberikan Dongsung
kesempatan. Presdir Du tertawa remeh tak percaya, apa Seok Hoon ingin melawan
ingatannya terhadap sup buntut itu. Seok Hoon berkata tidak ada yang rugi
apapun disini. Presdir Du pun mengangguk setuju.
Hong Joo berada di kamar
mandi mencuci pakaiannya yang terkena noda minuman ketika dirinya bicara dengan
Se Young. Ia teringat ucapan Se Young yang mengatakan padanya bahwa Se Young
sudah mulai terpesona pada suaminya. Hong Joo kesal karena noda itu tak juga
hilang ditambah lagi ia juga kesal pada Se Young.
Hong Gyu yang mendengar
suara kakaknya berisik di kamar mandi bertanya dari luar, suara apa itu, apa Hong
Joo baik-baik saja. Hong Joo menjawab bukan apa-apa. Hong Gyu memberi tahu
kalau ponsel Hong Joo terus berdering. Hong Joo pun keluar kamar mandi menjawab
teleponnya.
Hong Joo menerima telepon
yang meminta dirinya datang ke rumah sakit besok jam 2 siang. Ayah tanya apa
itu telepon dari rumah sakit. Hong Joo membenarkan, ada lowongan disana dan
yang menjadi manajer ingin bertemu dengannya. Ayah menilai itu bagus jika Hong Joo
kembali bekerja ditempat yang lama.
Hong Gyu menyahut itu berita
bagus, karena ia tahu kakaknya ini yang terbaik dalam menggosok punggung.
Itulah yang membuat suami kakaknya jatuh cinta. Hong Joo tak menanggapi ucapan
adiknya dan masuk kamar. Hong Gyu menegaskan bahwa apa yang ia katakan ini benar
karena Seok Hoon sendiri yang mengatakan itu padanya.
Hong Joo menatap foto
dirinya bersama Seok Hoon. Foto ketika Seok Hoon menjadi pasien dan dirinya
seorang perawat. Ia yang kesal membalikan foto itu, tak ingin melihatnya.
Seok Hoon dan Se Young berjalan
bersama menyusuri jalan. Se Young merasa tak nyaman berjalan karena kakinya
sedikit terluka. Tapi ketika Seok Hoon bertanya ada apa, ia mengatakan tidak
apa-apa. Seok Hoon melihat ada luka di kaki Se Young. Se Young bilang tidak apa-apa
lebih baik keduanya memanggil taksi. Seok Hoon meminta Se Young menunggu
disini.
Ketika Seok Hoon kembali, ia
membawa obat-obatan untuk mengobati luka di kaki Se Young. Se Young cemberut
karena luka yang di dapatnya ini gara-gara Seok Hoon. Seok Hoon minta maaf karena
tak melihat-lihat lagi ketika berlari tadi. Se Young tersenyum walau bagaimana
pun tadi itu bukan lah perjalanan yang membosankan. Berkat Seok Hoon ia bisa
bertemu dengan Presdir Du.
Seok Hoon menempelkan
plester di kaki Se Young yang terluka. Ada perasaan canggung di hati Se Young
apalagi ketika kedua matanya bertemu dengan kedua mata Seok Hoon. Hatinya
semakin gelisah.
Seok Hoon dan Se Young
turun dari taksi. Seok Hoon mengantar Se Young sampai di depan apartemen. Seok Hoon
melihat-lihat gedung itu. Se Young tanya ada apa. Seok Hoon berkata bukan apa-apa,
ini hanya jauh lebih biasa dari yang ia bayangkan. Ia mengira Se Young hidup
disebuah istana. Se Young bilang apartemen ini dekat dengan kantor dan cukup
bagus sebagai apartemen yang ditinggali hanya untuk dirinya. Karena jika ia
tinggal ditempat yang lebih besar maka ia akan kesulitan ketika
membersihkannya. Seok Hoon heran apa Se Young membershkan rumah sendiri. Se Young
menjawab ia sukup sering membersihkan rumahnya sendiri.
Se Young merasa sudah cukup
Seok Hoon bertanya tentang kehidupan pribadinya, ia pun bertanya apa yang akan Seok
Hoon lakukan sekarang. Bukankah Seok Hoon sudah berjanji pada Presdir Du. Apa Seok
Hoon benar-benar akan bisa menemukan pemilik restoran itu?
Seok Hoon berkata kalau kita
harus mulai mencobanya, akan hebat jika mereka memiliki restoran lain disuatu
tempat. Tapi jika tidak maka harus ada cara lain. Se Young menilai Seok Hoon
sungguh ceroboh menjanjikan hal yang mustahil pada Presdir Du. Seok Hoon
berkata begitulah dirinya. Se Young merasa Seok Hoon ini sungguh sederhana
seperti pemikian anak kecil. Ia pun menitip salam untuk istri Seok Hoon.
Se Young masuk ke gedung
apartemen, ketika sampai didalam gedung langkahnya terhenti dan berbalik untuk
kembali melihat Seok Hoon. Seok Hoon membungkukan kepalanya tanda menyapa
sampai bertemu nanti.
Se Young sampai di
apartemennya, ia membaringkan tubuhnya ke tempat tidur. Ia mengenggam tangan
yang tadi digenggam oleh Seok Hoon ketika melewati gang sempit tadi. Se Young
tersenyum malu mengingat kejadian tadi.
Senyum itu tiba-tiba menghilang
ketika dirinya dikejutkan oleh dering ponsel. Telepon dari temannya yang seorang
dokter.
Dokter tanya bagaimana
perasaan Se Young sekarang. Se Young malah balik bertanya tentang apa. Dokter
berkata bukankah Se Young bilang sedang tak enak badan, apa sekarang sudah baikkan.
Se Young merasa ini semakin buruk. Ia mudah lelah, pandangnnya kabur dan merasa
hampa.
Dokter meminta Se Young
datang menemuinya di rumah sakit besok. Tapi Se Young mengajak temannya ini ke
tempat lain mencari sesuatu untuk dimakan saja. Temannya malah ngomel, “apa kau
sadar dengan siapa kau bicara sekarang? Kau harus datang ke rumah sakit dan
melakukan check up menyeluruh. Kau terdengar tidak sehat.”
Se Young tahu dirinya
tidak sehat tapi ia yang paling tahu kondisi tubuhnya. Teman Se Yyoung tak mengerti
apa maksudnya. Se Young berjanji akan menceritakan ini pada temannya lain kali.
Ia akan memebuat reservasi ditempat yang temannya ini sukai.
Seok Hoon kembali ke
kantor disana ada Jo Young Chul. Young Chul merasa seharusnya kita memanggil
wartawan dan memberi wartawan itu bahan artikel. ‘Identitas asli milyuner Hongkong
yang misterius. Ajin telah tertipu oleh pengalihnya. Bukankah itu terdengar
seksi.
Seok Hoon merasa kalau
mereka mungkin masih terlibat dalam kemungkinan pengambilalihan. Dan kita
adalah pihak yang putus asa.
Young Chul heran melihat
apa yang Seok Hoon lakukan di depan komputer, “apa kau sedang mencari resensi
restoran?” Seok Hoon berkata kalau ia sedang membaca melalui blog-blog makanan
terkenal tapi sulit menemukan apa yang ia cari.
Young Chul mengingatkan
temannya ini jangan lagi menghilang tiba-tiba seperti tadi. Seok Hoon minta
maaf. Young Chul tak ingin itu terjadi, bagaimana nanti jika Hong Joo
menelepon. Tak mungkin ia mengatakan pada istri Seok Hoon kalau Seok Hoon menghilang
bersama Presdir Nya. Apa Seok Hoon ingin ia mengatakan itu pada Hong Joo.
Ketika sedang menyetrika
pakaian Hong Joo menerima panggilan telepondari Seok Hoon. Seok Hoon mengatakan
kalau ia mendnegar dari Young Chul kalau hong Joo meneleponnya ia minta maaf
karena tadi ada sesuatu yang snagat penting. Hong joo berkata seperti menyindir
bahwa belakangangan ini memang ada banyak hal yang penting.
Seok Hoon tanya apa
semuanya berjalan lancar, apa Hong Joo menelepon karena ada masalah. Hong Joo
bilang kalau ia hanya ingin melepeon saja, ia tanya apaseok hoon sudah mendengar
sesuatu yang lain. Seok Hoon tanya apa, karena Young Chul hanya mengatakan Hong
Joo menelepon. Hong Joo berkata lupakan saja.
Seok Hoon mendengar
sekarang Hong Joo berhenti menjadi pengasuh, apa anak itu sudah pulang. Ia
menilai itu bagus karena Hong Joo tidak perlu bertemu dengan ayah anak itu
lagi. Hong Joo tanya apa itu yang ingin Seok Hoon tanyakan. Seok Hoon bilang ia
tak punya niat lain, ia mendengar ada banyak rumor buruk tentang hubungan Kang Min
Woo yang kacau dengan beberapa wanita.
Hong Joo tanya lagi
memangnya kenapa, “Rumor baik apa yang kau coba mulai dengan bekerja di
perusahaan wanita itu? haruskah aku menanyakanmu sebelumnya? Bagaimana jika dia
benar-benar berusaha untuk dekat denganmu? Bagaimana jika dia mengatakan dia
tak akan melepaskanmu pergi?”
Seok Hoon berkata itu tak
akan ada artinya, “aku hanya memerlukan kepercayaanmu.”
Hong Joo menarik nafas, ia
akan mempercayai Seok Hoon bahkan jika ia tidak bisa sepenuhnya ia akan berpura-pura
percaya. Seok Hoon minta maaf karena sudah bertanya tentang Min Woo, ia juga
akan mempercayai Hong Joo. Hong Joo mengingatkan agar Seok Hoon jangan mwnganggap enteng yang namanya perasaan orang lain. Ia pun menyudahi bicaranya
dengan Seok Hoon.
Hong Joo memperhatikan
pakaian yang disetrikanya. Noda itu tak hilang dari sana.
Keesokan harinya, Min Woo
bersama Pengacara Choi berada di mobilnya. Min Woo tanya apa pengacara Choi
melihat orang orang dari perusahaan dongsung ditempat kemarin. Ia melakukan
rapat dengan pihak hotel M. Pengacara Choi menjawab ia tak melihat mereka. Min Woo
merasa ini aneh, bukankah pihak Dongsung sudah tahu tempat dan waktu dimana Presdir
Du berada tapi kenapa mereka tidak emngambil tindakan apapun.
Supir Kim berkata kalau
kemarin ia melihat Presdir Perusahan Dongsung di lobi tempat itu ketika Min Woo
sedang dalam pertemuan. Min Woo terkejut apa supir Kim yakin itu. Supir Kim menjawab
ya, ia melihat Presdir Perusahaan Dongsung menunggu seseorang dengan
asistennya.
Min Woo heran mereka ada
disana tapi kenapa pergi tanpa menemui Presdir Du. Ia merasa ini aneh, ia pun
meminta pendapat pengacara Choi. Pengacara Choi tidak tahu karena terkadang Se
Young juga itu sulit diterka. Min Woo semakin merasa aneh karena Se Young bukan
tipe orang yang menyerah semudah ini. Ia pun mengeluh Se Young ini membuat
sakit kepalanya semakin memburuk saja.
Se Jin dengan tampang
sewotnya mendatangi perusahaan kakaknya. Se Jin berbalik akan pergi lagi, tapi
ia teringat ancaman ayahnya.
Flashback
Tn Yoo mengancam Se Jin
jika anak perempuannya ini kabur lagi maka itu akan menjadi akhir bagi Se Jin. Tn
Yoo menyuruh Se Jin menemui Se Young dan bertanya apakah ada lowongan pekerjaan
untuk Se Jin. Mulai sekarang, ia akan membiarkan Se Jin tinggal dan makan di
rumah tapi Se Jin harus menghasilkan uang sendiri jika ingin berbelanja.
Se Jin cemberut
memalingkan wajahnya. Tn Yoo meninggikan suaranya apa Se Jin tak mendengar
ucapannya, kenapa tak mengatakan apapun. Bibi Jung menasehati Tn Yoo agar
pelan-pelan saja. Tapi Tn Yoo malah mengomeli Bibi Jung, seharusnya Bibi Jung
juga mendengarkan, jika Bibi Jung memberikan uang pada Se Jin tanpa persetujuan
darinya maka keduanya akan mendapatkan hukuman darinya. Se Jin bicara sinis, ia
tak akan mengambul uang ayahnya.
Se Jin akan pergi, ayahnya
tanya mau pergi kemana. Se Jin berkata bukankah ayahnya tadi menyuruhnya untuk
pergi menemui Se Young.
Se Jin kemudian bicara
manis sambil tersenyum manja, “Tapi ayah aku perlu membeli pakaian baru untuk
terlihat dan bekerja seperti seorang wanita karir.” Tn Yoo mendelik tak setuju.
Se Jin tersenyum manja memohon. Tapi bisa ditebak ayahnya ga bakalan ngasih
duit belanja hahaha.
Flashback end
Se Jin berada di ruangan Se
Young. Se Young mengatakan itu upah minimum untuk seorang pekerja paruh waktu
di toko. Se Jin terkejut tak menyangka kakaknya ini menempatkan dirinya sebagai
pelayan toko yang kerjanya paruh waktu dengan gaji yang tentu saja tak cukup
untuk dirinya. Ia protes apa ayah memintanya untuk bekerja mengambil pesanan,
memberi kembalian, dan dibayar dengan upah kecil.
Se Young bicara santai
mengatakan ada banyak orang yang senang mengambil pekerjaan itu. “Jika kau
berusaha untuk bolos aku akan langsung memecatmu.” ancam Se Young.
“Eonni....” Se Jin kesall
sekali.
Se Young meminta Se Jin
menyembunyikan identitas bahwa Se Jin adiknya. Jika ada orang tahu dari mana Se
Jin berasal dan siapa kakak Se Jin maka Se Jin akan langsung dipecat.
“Eonni-ya...” Se Jin
tersenyum manja dengan suara melembut, “Kau jangan jahat begitu. Ayo kita
saling membantu. Katakan saja pada ayah bahwa kerjaku bagus. Dia akan memberi
seribu jempol pada apapun yang kau katakan.”
Tapi tentu saja Se Young
tak mau melakukan itu, “Kau benar-benar tidak ingin bekerja kan?” Se Jin tak
menyangkal dan sebagai imbalan ia akan tetap menjaga rahasia Se Young. Se Young
tertawa memangnya rahasia apa. Se Jin tahu kalau kakaknya ini sedang melirik
seorang pria. Se Young bilang itu tak akan ada gunanya.
Se Jin tak bisa tertipu,
ia melihat tatanan rambut, dandanan dan pakaian yang Se Young kenakan semua
sudah menyatakan itu. “Kau sedang berusaha memamerkan pesonamu. ini seperti
uangkapan ‘kau tak bisa lari dariku’”
Se Young berkata kalau begitu
tolong bawa pria itu padanya, ia ingin melihatnya. Se Jin menatap curiga, ia yakin
Se Young pasti memiliki seorang pria yang disukai. Se Young diam saja tak menanggapi.
Seseorang mengetuk pintu
ruangan Se Young. Se Young mempersilakan masuk. Seok Hoon masuk ke ruangan Se Young.
Menyadari Se Young sedang ada tamu Seok Hoon pun permisi akan kembali nanti. Se
Young bilang tidak apa-apa karena ia dan tamunya sudah selesai bicara.
Se Jin tersenyum mendengar nada suara kakaknya yang terdengar bersemangat dan melihat penampilan Seok Hoon. Sepertinya di kepala Se Jin muncul
pikiran ‘oh ini nih cowok yang dilirik kakaknya’ Tajem juga instingnya nih anak
hahaha.
Se Jin tersenyum menyapa Seok
Hoon, ia merasa dirinya belum pernah bertemu dengan Seok Hoon. Ia mengenalkan
dirinya adik Se Young. Se Young meminta Se Jin segera pergi karena ia ada
jadwal pertemuan. Ia harap Se Jin mulai bekerja di toko itu besok. Se Jin menjawab
mengerti dengan kesal, tapi ketika melihat Seok Hoon ia tersenyum dan permisi.
Seok Hoon menilai adik Se Young
ini sungguh manis. Se Young tersenyum adiknya ini memang bayi di keluarganya, dia
juga pembuat masalah.
Seok Hoon menayakan
kondisi kaki Se Young. Se Young bilang itu hanya luka lecet. Ia kemudian menanyakan
maksud Seok Hoon menemuinya. Seok Hoon mengatakan ia sudah menemukan tempat pemilik
restoran itu tinggal. Se Young senang mendengarnya.
Hong Joo sampai di rumah
sakit, ia tersenyum menyapa rekan-rekan yang dulu bekerja bersamanya. Ia
menemui manajer rumah sakit yang ternyata temannya Se Young dan dokter konsultasinya
kemarin.
Dokter berkata kalau ia
tahu bukan bagiannya terlibat dalam bagian keperawatan tapi mereka tiba-tiba
teringat pada Hong Joo ketika membicarakan pernikahan Hong Joo. Ia sedikit
penasaran apa Hong Joo sudah tidak berusaha untuk memiliki seorang bayi lagi. Hong
Joo merasa sekarang bukanlah saat yang terbaik. Dokter menebak kalau semuanya
tidak berjalan baik dengan suami Hong Joo. Hong Joo tersenyum, Dokter berkata seorang
pria terkadang seperti itu, mereka jadi lebih ketakutan meskipun bukan mereka
yang mengalami hamil dan melahirkan.
Dokter berharap Hong Joo
akan mulai bekerja besok. Hong Joo tersenyum menyanggupi, ia akan bicara dengan
Perawat Park mengenai jadwalnya. Ia berterima kasih pada dokter karena sudah memanggilnya
kembali ke rumah sakit ini.
Hong Joo akan keluar dari
ruangan dokter. Tapi ketika dokter menerima telepon dan menyebut nama Se Young,
Hong Joo terdiam terkejut mengetahui kalau dokter kenal dengan Se Young. Dokter
mengingatkan Se Young, bukankah ia sudah menyuruh Se Young untuk datang ke
rumah sakit. Sepertinya keduanya ini akan janjian ketemuan.
Malam hari, Han Ji Sun
mengendap-endap masuk ke dalam kamar. Ia pulang kemalaman. Ia melihat Min Woo sudah
tidur. Ia meniup aroma mulutnya mengecek apakah bau alkohol masih tercium. Ia
pun berjalan jinjit menuju ke kamar mandi. Tiba-tiba Min Woo membuka matanya,
ia belum tidur.
Keesokan harinya, Seok Hoon
menerima sms dari Se Young yang memintanya menjemut dirinya di apartemen. Seok Hoon
pun memacu mobilnya kesana.
Seok Hoon sampai didepan
gedung apartemen Se Young. Se Young mengajak Seok Hoon segera pergi. Seok Hoon
terkejut Se Young akan pergi kemana. Se Young bilang bukankah Seok Hoon akan
pergi bekerja, sementara dirinya akan menikmati perjalanan itu. Seok Hoon
bingung tak mengerti. Se Young tertawa, apa Seok Hoon hanya akan berdiri saja
dengan tampang bengong begitu.
Seok Hoon pun membuka
pintu belakang mobil agar Se Young masuk. Tapi Se Young malah membuka pintu
depan, ia akan duduk di samping pengemudi.
Di dalam mobil Seok Hoon
mengatakan kalau hari ini ia akan pergi ke provinsi Gangwon. Se Young terkejut,
“Benarkah? Kita tidak pergi ke pulau Jeju ya?”
Kini giliran Seok Hoon
yang terkejut. Namun sesaat kemudian Se Young tertawa, ia tahu ini perjalanan
menuju provinsi Gangwon untuk menemui nenek tua itu. Kenapa, apa Seok Hoon tak
nyaman pergi bersamanya. Seok Hoon menyahut bukan begitu, ia hanya berpikir Se
Toung tak perlu datang. Se Young berkata bukankah ia sudah bilang silakan saja
Seok Hoon bekerja ia akan beristirahat dan menggunakan perjalanan ini sebagai
alasan.
Se Young merasa perjalanan
ini begitu sunyi, ia minta ijin bisakah keduanya mendengarkan musik. Seok Hoon
bilang ini mobil sewaan jadi tidak banyak tersedia CD lagu. Ia memiliki
bebererapa CD lagu di tasnya. Se Young menyahut kalau ia juga membawa beberapa CD
lagu.
Seok Hoon akan mengambil CD
lagu di tas yang ia letakan di jok belakang. Begitu pun dengan Se Young.
Keduanya akan mengambil tas yang diletakkan di belakang. Wajah keduanya hampir
saja bertabrakan, keduanya saling menatap sejenak. Canggung, salah tingkah dan
langsung ke posisi semula. Keduanya diam tak ada yang bicara.
Hong Joo mengenakan
seragam perawat di rumah sakit. Ia menyapa setiap kali bertemu dengan teman-temannya.
Dalam perjalanan menuju
provinsi Gangwon, sesekali Se Young menoleh memperhatikan Seok Hoon.
Yoon Ah dan Song Ah
bermain gelembung sabun di halaman rumah. Sementara Roy menggambar sendirian.
Ia hanya bisa menghela nafas berat memperhatikan kedua kakak perempuannya
bermain riang gembira.
Min Woo datang menghampiri
Roy. Roy menutup buku gambar dan merapikan crayon. Ia berlalu dari sana.
Se Young membuka jendela
mobil untuk menikmati udara segar. Ia benar-benar menikmati perjalanan ini.
Seok Hoon menepikan
mobilnya ketika sampai disuatu tempat. Ia mengatakan pada Se Young sepertinya
sudah hampir sampai. Ia akan keluar sebentar untuk bertanya. Seok Hoon masuk ke
sebuah toko untuk bertanya.
Ketika Seok Hoon kembali
ke mobil ia tak mendapati Se Young disana. Ia celingukan mencari dimana Se Young.
Seok Hoon mencari
disekitar sana dan melihat Se Young tengah asyik bermain dengan anak-anak yang
mencari ikan di sungai. Se Young yang
melihat Seok Hoon melambaikan tangan agar Seok Hoon bergabung dengan mereka.
Seok Hoon pun turun ke
sungai. Mereka mencari ikan bersama-sama. Bisa ditebak yah, kalau keduanya
pasti akan bermain air. Main ciprat-cipatan hingga baju keduanya basah kuyup
hahaha.
Seok Hoon membagikan es
pada anak-anak dan Se Young. Satu persatu anak-anak berterima kasih menerima es
itu hingga Se Young pun mengucapkan terima kasih dengan logat anak-anak sebagai
guyonan. Keduanya tertawa, Seok Hoon membantu membuka plastik es-nya.
Seok Hoon dan Se Young sudah
berganti pakaian kering. Keduanya berjalan sambil menikmati es. Senyum selalu
terpancar di wajah Se Young.
Yoo Se Jin benar-benar
bekerja sebagai pelayan di toko hahaha. Dan salah satu pelanggan yang datang
adalah Na Hong Gyu. Hong Gyu tertawa geli melihat Se Jin bekerja paruh waktu
menjadi pelayan toko. Se Jin menahan kesal melihat Hong Gyu menertawakannya.
Hong Gyu mengira Se Jin
hanya bercanda mengatakan bekerja paruh waktu tapi ternyata benar. Se Jin tak
suka kedatangan Hong Gyu hanya mau meledeknya saja, lebih baik pergi saja. Ia
kesal akan memukul, tapi Hong Gyu langsung menoleh pada manajer toko itu. Manajer
toko sepertinya tak tahu siapa Se Jin hahaha. Se Jin pun langsung pasang wajah
senyum pada Hong Gyu sebagai bentuk sopan santun pada pelanggan.
Hong Gyu tanya apa yang
enak disini. Se Jin bilang semuanya enak. Hong Gyu ingin Se Jin
merekomendasikan sesuatu yang enak disini padanya. Se Jin tersenyum kesal
menawarkan es krim vanila plus tamparan sebagai toppingnya (hahaha) Hong Gyu
tersenyum geli, ia tak mau es krim yang akan membakar. Ia akan memesan es krim
green tea double dalam 1 cup.
Hong Gyu mengambil ponsel
dan memotret apa yang Se Jin lakukan. Se Jin yang sedang menyiapkan pesanan Hong
Gyu tak menyadari dirinya dipotret oleh Hong Gyu.
Hong Gyu merasa Se Jin
benar-benar takut pada kakak Se Jin. “Kau bekerja disini paruh waktu tanpa
protes.”
“Aku tidak takut.” tegas Se
Jin. “Aku sedang mempelajari kehidupan melalui pengalaman yang berharga.”
Hong Gyu memuji kakak Se Jin
benar-benar keren ketika ia bertemu dengannya. Ia mencetak foto Se Jin. Ia
bertanya apa pekerjaan kakak sejin, pengacara? Profesor? Seniman?
“Dia seorang wanita tua
yang belum menikah.” jawab Se Jin kesal sambil menyerahkan pesanan Hong Gyu.
Hong Gyu menerima es krim
green tea-nya, “kau terlihat manis berpakaian seragam itu.” ucapnya sambil menyerahkan
fotonya tadi.
Se Jin terkejut Hong Gyu
mengambil fotonya. Ia kemudian tersenyum senang, “Benarkah?” Ia puun bicara
manis pada Hong Gyu, selamat menikmati. Hong Gyu tersenyum berlalu dari sana.
Seok Hoon dan Se Young sampai
di depan sebuah rumah. Pemilik rumah yang seorang nenek keluar bertanya siapa Seok
Hoon dan Se Young. Seok Hoon mengatakan dirinya berasal dari Seoul, “apakah
anda yang dulu pemilik restoran sup buntut di pasar Sambu?”
Nenek itu membenarkan, “apa
yang membawa kalian kesini?” tanya si nenek.
Bersambung ke episode 7
part 2
Apa yang akan Seok Hoon
dan Se Young minta dari si nenek. Berhasilkah keduanya dalam mengambil alih hotel M.
Se Young benar-benar
bahagia, sepertinya dia baru pertama kali merasakan kebahagiaan seperti ini. Bahagia
bisa menyukai seseorang dengan hatinya. Bahagia karena bisa merasakan jatuh
cinta.
Gomawo sinopnya nis.
ReplyDeleteJadi penasaran gmn endingnya.
Semangat terus ya..
Ita
seok hoon sama se young serasi yah
ReplyDeletecjw aktingnya kereeennn
makasih mba anis sinopsisnya ^_^
Q suka klo seok hoon & se young jadian..pasti asik
ReplyDelete