Hong Joo menyerahkan
dokumen pengunduran dirinya sebagai istri Seok Hoon. Itu artinya Hong Joo ingin
bercerai dari Seok Hoon. Hong Joo bahkan sudah menandatangi dokumen itu.
Seok Hoon : “Berpisah
denganku, apa satu-satunya hal kau akan bahagia?"
Hong Joo : "Itu tidak akan
membuatku lebih sengsara dari yang sudah kualami."
“Apa kau serius?” Seok Hoon
seolah memberi kesempatan Hong Joo untuk memikirkannya kembali namun Hong Joo
yang hatinya sudah terluka sudah membulatkan tekadnya. “Apa kau benar-benar
serius?” Seok Hoon kembali memberi kesempatan pada Hong Joo untuk berpikir tapi
keputusan Hong Joo sudah final. Seok Hoon bertanya lagi untuk yang ketiga
kalinya tapi tetap saja jawaban Hong Joo sama.
Hong Joo keluar lebih dulu
dari restoran dengan perasaan sedih. Seok Hoon ikut keluar menyusulnya. “Apa
yang kau lakukan? Aku tahu aku memang salah. Aku sudah berusaha yang terbaik
untuk menebusnya setelah pilihanku yang buruk itu. Aku sudah berusaha untuk menyelamatkan
kau dan aku serta pernikahan kita. Tapi apa yang sudah kau lakukan?” ucap Seok
Hoon dengan nada tinggi.
Hong Joo tanya apa sekarang
Seok Hoon ingin menyalahkannya. Seok Hoon hanya ingin tahu apa lagi yang sudah
Hong Joo lakukan selain menyalahkannya, membencinya, kemudian muncul dengan
surat perceraian seperti ini. Hong Joo berkata kalau keduanya seperti ini
karena Seok Hoon sama sekali tak memahami itu.
“Kalau begitu cobalah buat
aku mamahami ini!” bentak Seok Hoon. “Kau memikirkannya sendiri dan membuat
keputusan ini sendiri. Apa dengan menandatangani ini bisa menyelesaikan semuanya?
Apa bisa?”
Hong Joo tidak tahu
tentang Seok Hoon tapi ia meyakini dirinya bisa, walaupun setidaknya itu hanya menganggap
dirinya terbangun dari mimpi buruk ini. Seok Hoon terkejut Hong Joo menganggap
kehidupan bersamanya ini sebuah mimpi buruk, tapi baginya ini mimpi indah yang
tak pernah ingin ia terbangun. Seok Hoon pun mengerti, “Kalau begitu mari kita
bangun dari mimpi kita dan mengakhiri pernikahan kita.”
Seok Hoon mengambil cincin
di kotak perhiasan yang sudah ia siapkan. Ia menilai ini adalah mimpi bodoh
yang ia alami. Ia membuang cincin itu. Ia juga melepas cincin yang ada di
jarinya. Ia pun bersedia mengakhiri ini semua dan sampai bertemu di pengadilan.
Seok Hoon pun pergi dari sana.
Hong Joo menatap ke bawah
dimana Seok Hoon membuang cincin pernikahan mereka. Hatinya sakit, air matanya
mengalir membasahi pipinya.
Seok Hoon menyendiri di
tepi sungai. Ia melihat jemarinya yang sudah tak ada lagi cincin pernikahan.
Tanpa terasa air mata Seok Hoon pun menetes.
Keesokan harinya, ketika
sedang bersiap-siap akan berangkat kerja Se Young menerima telepon dari Min Woo.
Min Woo mengucapkan selamat karena Se Young berhasil mengambil alih hotel M. Ia
menilai itu suatu pencapaian besar yang Se Young lakukan. Tadinya ia ingin menelepon
tadi malam tapi ia harus menenangkan dirinya dulu, karena ia juga manusia. Se Young
meminta Min Woo menghubunginya kapan saja bukankah pemenangnya harus mentraktir
yang kalah, ia akan menepati ucapannya. Min Woo tidak bisa menerima traktiran Se
Young hari ini atau besok karna ia sedang dalam perjalanan menuju bandara. Ia
akan menemui Se Young setelah kembali nanti.
Pengacara Choi penasaran
bagaimana caranya Min Woo menghubungi Presdir Du secara langsung. Min Woo bilang
kalau ia memiliki kartu tersembunyi. Jadi lebih baik kita biarkan Se Young
menghangatkan pertandingan tapi kita harus memenangkan putaran finalnya.
Se Young sampai di kantor,
langkahnya terhenti melihat tempat duduk Seok Hoon yang kosong. Seorang pegawai
membuyarkan lamunannya, Se Young meminta pegawainya agar mengatakan pada Manajer
Jo untuk datang ke ruangannya.
Se Young menunjukan
proposal rencana bisnis untuk kantor cabang toko es krim. Natuur pop. Jo Young Chul
terkejut dirinya ditunjuk sebagai direktur untuk semua cabang toko es krim. Se Young
mengatakan kalau posisi itu bertanggung jawab atas semua toko es krim, coffee
shop dan restoran keluarga. Secara mendesak kita perlu melebarkan bisnis es
krim sebelum memasuki pasar luar negeri, jelas Se Young.
Young Chul merasa ini
keputusan yang tiba-tiba. Se Young berkata kalau Young Chul sudah melakukan kerja
yang bagus selama pengambilalihan Hotel M dan Young Chul bisa mulai mengelola
tim yang baru. Young Chul khawatir jika dirinya dipromosikan menjadi direktur
siapa yang akan menggantikan posisinya. Se Young akan membiarkan posisi manajer
kosong untuk sementara, Young Chul boleh bekerja untuk dua posisi itu mulai
sekarang. Ia akan membuat pengumuman resminya minggu depan.
Young Chul menanyakan
mengenai pengundruran diri Seok Hoon, apa Se Young sudah menerima surat
pengunduran diri Seok Hoon. Se Young berkata ia harus menghormati keputusan
yang diambil Seok Hoon. Young Chul berkata kalau ini bukan hanya apa yang Se Young
pikirkan saja tapi ada alasan lain dibalik itu. Se Young tanya apa itu, sebaiknya
Young Chul langsung mengatakan intinya. Young Chul mengatakan kalau Seok Hoon
akan bercerai. Se Young terdiam kaget.
Seok Hoon yang masih
tinggal d rumah Young Chul melihat ada panggilan di ponselnya dari Se Young. Ia
tak menjawabnya, bahkan mematikan ponselnya.
Hong Joo melihat Seok Hoon
sudah sampai lebih dulu di depan gedung pengadilan. Seok Hoon tanya bagaimana
dengan pekerjaan Hong Joo. Hong Joo menjawab untuk hari ini ia sudah cuti
kerja. Ia pun balik bertanya bagaimana dengan Seok Hoon sendiri. Seok Hoon
berkata bukankah ia sudah bilang kalau dirinya sudah berhenti kerja. Ia sudah
tak bekerja di perusahaan Dongsung lagi. Seok Hoon mengajak Hong Joo segera masuk
ke gedung pengadilan namun Hong Joo berdiri diam saja. Ia pun kemudian berjalan
di belakang Seok Hoon.
Di ruang tunggu ketika
akan mendaftarkan gugatan cerai keduanya melihat suami istri yang bertengkar
disana. Seok Hoon dan Hong Joo menyerahkan berkas pendaftaran percaraian.
Usai
menyerahkan berkas pengajuan perceraian Seok Hoon mengajak Hong Joo makan siang
bersama karena kebanyakan dari mereka akan bisa menyelesaikan masalah setelah
makan bersama. Namun Hong Joo menolak. Karena diberi tenggat waktu sebulan maka
keduanya akan kembali ke pengadilan lagi bulan depan.
Min
Woo berada di Hongkong menemui Presdir Du. Ia tak pernah tahu jikalau Presdir Du
ada ditempat ini. Ia merasa sudah membuang waktu untuk minum-minum dan ngobrol
dengan orang yang salah.
Presdir
Du ingin tahu bagaimana bisa Min Woo mendapatkan nomor pribadinya. Min Woo pun
berkata jujur kalau ia mendapatkan itu dari Cha Seok Hoon. Presdir Du tersenyum
menilai Cha Seok Hoon adalah teman yang baik. Min Woo berkata kedatangannya
kesini untuk berteman baik dengan Presdir Du. Tapi Presdir Du menegaskan kalau
dirinya ini sedang menjual hotel M pada perusahaan Dongsung jadi Ajin tak punya
kesempatan. Min Woo meyakinkan kalau kedatangnnya bukan membahas mengenai hotel
M. Ia merasa dirinya dan Presdir Du memiliki kesempatan lain.
Pengacara
Choi mengeluarkan dokumen dan diserahkan pada Presdir Du. Pengacara Choi tahu
bahwa Perusahaan Du memiliki bisnis di seluruh China dan Hongkong. Jika kita menggabungkan
bisnis anda dengan Ajin itu akan berarti keuntungan besar untuk kita.
Presdir
Du terkejut ketika membaca Prposal dokumen itu, “Jaringan toko es krim?”
Mi
Woo berkata bukankah budaya makan di luar orang China ini melebar seara gila-gilaan,
itu akan menjadi batu pijakan pertamanya. “Rasa es krim kami sangat lezat. Aku
yakin orang China juga akan menyukainya.” Presdir Du meniai rencana ini sangat
menarik.
(idihhhh
kenapa bisnisnya sama kayak Se Young ya, apa ga ada bisnis lain gitu?)
Usai
melakukan pertemuan dengan Presdir Du, Min Woo mendapat telepon dari Park Han Soo
yang sedang menguntit istrinya. Han Soo sekarang ada di bandara mengamati Ji Sun
yang disana bersama seorang pria. Ji Sun akan naik pesawat menuju Bangkok
bersama pria itu. Min Woo memerintahkan Han Soo untuk terus mengikuti istrinya.
Keluarga
Yoo tengah makan bersama. Se Jin kagum akan Hotel M yang sekarang sudah diambil
alih oleh Kakaknya. Sepengetahuannya Hotel M itu memiliki pemandangan yang
keren. Tn Yoo memuji Se Young sudah melakukan kerja bagus. Se Young menyampaikan
kalau ia tak melalukan ini sendiri, ia bekerja keras bersama karyawannya. Tn Yoo
ingin Se Young mentraktir mereka dengan uang atau promosi yang layak mereka
dapatkan.
Se
Jin iri mendengarnya, “Eonni... kau ada di Liga Premier (Liga inggris) sementara
aku ada dalam tim anak-anak.” Tn Yoo tak mengerti premier apa. Se Jin kesal dan
memperlihatkan otot lengannya, “Lihat lenganku jadi berotot karena menyendok semua
es krim itu.”
Bibi
Jung melihat Se Young hanya makan sedikit, apa Se Young tak nafsu makan, apa
perlu ia membuatkan makanan lain. Se Young bilang tdak usah, ini hanya karena
perutnya sedikit mengalami gangguan. Se Jin tanya kenapa, ia sudah memebelikan
kakaknya ice cream cake untuk memberi Se Young selamat atas pengambillihan
hotel M. Se Young bilang lain kali saja ia memakan itu. Tn Yoo berpesan agar Se
Young menjaga tubuh, “Kau itu lebih tua dari yang kau kira.”
Dalam
perjalanan kembali ke apartemennya, hati Se Young merasa tak tenang. Ia terus
saja gelisah. Ia pun berbalik arah menuju suatu tempat.
Seok
Hoon tiduran di kursi sambil menonton TV. Ah ga tahu deh nonton TV apa enggak,
lha wong channel-nya aja digonta-ganti terus.
Ia
kemudian melihat ponselnya ada panggilan tak terjawab dari Se Young. Tiba-tiba
saja ponselnya berdering, telepon dari Se Young. Kali ini Seok Hoon
menjawabnya.
Seok
Hoon menemui Se Young di depan gedung apartemen Young Chul. Ia heran bagaimaan Se
Young bisa menemukan tempat ini. Se Young mengingatkan bukankah ia ini presdir
sangat mudah baginya mengetahui alamat tempat tinggal Seok Hoon. Ia meminta Seok
Hoon masuk ke mobilnya. Ia tanya apa ada tempat sepi yang bisa keduanya gunakan
untuk bicara.
Hong
Joo duduk di ayunan sendirian. Hong Gyu yang melihat kakaknya ada disana menghampirinya
dan duduk di ayunan di samping Hong Joo. Hong Gyu tersenyum menanyakan apa yang
kakaknya lakukan disini. Hong Joo tersenyum dan balik bertanya dari mana saja
adiknya ini. Hong Gyu menjawab interview, ia memiliki teman yang bekerja di
akademi komputer, temannya ini menyuruhnya melamar pekerjaan disana. Ia bertemu
dengan pimpinan tempat itu dan melakukan interview. Hong Joo ikut senang dan
menilai itu bagus karena adiknya ini akan menjadi guru programer komputer. Hong
Gyu menilai sebutan itu terlalu berlebihan karena kakaknya ini akan kecewa
ketika ia memberi tahu berapa gaji yang akan didapatnya nanti.
Hong
Gyu memberitahu kalau Han Soo sedang pergi ke Thailand untuk berlibur (wakakak
ga dink nguntit hahaha) ia menoleh pada kakaknya menegaskan kalau dirinya ini
tidak iri terhadap Han Soo, ia hanya mengatakan saja.
Hong
Joo : “Hong Gyu-ya, kau bisa bahagia dengan siapa dirimu dan seperti apa
dirimu.”
Hong
Gyu : “Apa yang membuatmu bahagia adalah yang paling penting. Tapi mana mungkin
kau bisa bahagia tanpa uang di hari begini?”
Hong
Joo tanya berapa banyak yang adiknya butuhkan. “Apa kau akan bahagia dengan 1
milyar won?” Hong Gyu berpikir, nilai segitu menurutnya tidaklah buruk. Tapi
bagi Hong Joo uang dengan nilai segitu membuatnya sengsara. Hong Gyu menatap heran
namun Hong Joo mengalihkan pembicaraan kalau perasaannya hari ini sedikit
gundah jadi ia mengajak Hong Gyu untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan. Bukankah
adiknya ini sudah mendapatkan pekerjaan, apa tak akan mentarktirnya bukankah ia
sudah mentraktir Hong Gyu ketika dirinya mendapatkan pekerjaannya kembali. Hong
Gyu pun mau.
Se
Young dan Seok Hoon berdiri ditepi sungai. Seok Hoon mengatakan kalau ia datang
ke tempat ini ketika perasaannya sedang resah.
Se
Young langsung bertanya apa benar Seok Hoon akan bercerai, kenapa Seok Hoon
seperti itu. “Seharusnya kau tetap menahan istrimu bahkan jika dia meminta
bercerai. Seharusnya kau berada di sisinya jadi dia tak akan menyerah.”
“Presdir?”
Se
Young : “Apa kau ingat apa yang kau katakan padaku? Kau mengatakan kalian akan
membangun kembali, lagi dan lagi. Lalu apa ini? kenapa kau menyerah? Aku tahu
aku ini aneh, aku orang yang dingin tapi kau tidaklah seperti itu. Kenapa kau
menyerah seperti ini?”
Se
Young minta maaf ia menyadari ini semua karena kesalahannya. Seok Hoon meminta
Se Young tak perlu minta maaf seperti itu, “Aku sudah berubah dan Hong Joo juga
berubah karena aku.”
Hong
Joo dan Hong Gyo berada di karaoke. Hong Gyu menyanyi sementara Hong Joo duduk
diam meminum minumannya. Hong Gyu merasa apa yang ia nyanyikan tak asyik karena
kakaknya diam saja. Ia pun mematikan lagu yang dinyanyikannya.
Hong
Gyu kesal ada apa dengan kakaknya ini, bukankah tadi kakaknya bilang ingin
bersenang-senang, kenapa malah membuatnya terlihat bodoh dengan menyanyi
sendirian. Ia menyerahkan buku daftar lagu meminta kakaknya menyanyikan sebuah
lagu.
Ponsel
Hong Gyu berdering dari DORAI (orang gila hahahaha) Hong Gyu permisi keluar
sebentar akan menjawab teleponnya.
Ternyata
si orang gila itu Yoo Se Jin ahahaha. Se Jin tanya dimana Hong Gyu sekarang,
kenapa terdengar berisik sekali. Hong Gyu bilang ia sedang di karaoke bersama Noonanya.
“Benarkah?”
tanya Se Jin.
“Tidak.”
jawab Hong Gyu. “Aku di klub dengan seorang gadis yang seksi.” canda Hong Gyu
sambil tersenyum membuat SE Jin berteriak kesal.
Hong
Gyu terkejut mendengar lagu dari ruang karaokenya. Ia akan menelepon Se Jin
lagi nanti. Ia pun menutup teleponnya.
Hong
Gyu melihat dari luar pintu kakaknya menyanyi lagu sedih. Hong Joo menangis tersedu-sedu
tak bisa lagi menahan sedih di hatinya. Hong Gyu pun bertanya-tanya apa yang
terjadi pada kakaknya ini.
Kembali ke tepi sungai.
Seok Hoon pernah mendengar sesuatu yang entah dari mana asalnya bahwa pasangan
yang bahagia itu serupa tapi pasangan yang tidak bahagia menjadi sengsara
karena perasaan mereka tertutup. “Aku bukan pria yang dulu dicintai Hong Joo
dan Hong Joo juga bukan wanita yang aku ingat. Itu sebabnya kami saling mengucapkan
selamat tinggal.” Se Young merasa kalau Seok Hoon masih bisa berusaha untuk
berdamai dengan Hong Joo. Seok Hoon menggeleng.
Se Young tanya apa yang
akan Seok Hoon lakukan sekarang. Seok Hoon merasa semua orang terus menanyakan
padanya hal yang sama. Ia tak harus memutuskannya sekarang. Ia hanya akan
membiarkannya saja.
Se Young berkata kalau
surat pengunduran diri Seok Hoon belum ia proses. Ia tidak tahu kemana perasaan
Seok Hoon ingin berada tapi ia akan menunggu Seok Hoon. Tapi Seok Hoon meminta Se
Young jangan menunggunya karena ia tak bisa menjanjikan apapun atau meminta Se Young
untuk menunggunya.
Seok Hoon akan pergi dari
sana tapi langkahnya terhenti karena Se Young memanggilnya. Seok Hoon berbalik
badan menatap Se Young. “Aku akan menunggumu.” ucap Se Young penuh keyakinan.
Seok Hoon dan Hong Joo
berada di ruang sidang. Sebelum memutuskan perceraian pak hakim menanyaan pada
keduanya apakah memiliki anak. Keduanya menjawab tidak. Pak hakim tanya lagi
apakah perceraian ini sudah disepakati oleh kedua pihak. Keduanya diam. Pak
hakim menunggu jawaban keduanya. Seok Hoon dan Hong Joo pun menjawab ya. Pak
hakim pun akhirnya memutuskan bahwa keduanya sudah tak terikat lagi dalam
pernikahan. Keduanya resmi bercerai.
Seok Hoon dan Hong Joo sudah
berada di luar gedung pengadilan. Seok Hoon tanya apa Hong Joo lapar. Ia harap Hong
Joo tak khawatir akan ajakannya ini karena semuanya sudah berakhir, tak ada
lagi usaha untuk berdamai atau kembali. Hong Joo bilang ia tak mengkhawatirkan
itu.
Hong Joo makan bersama Seok
Hoon di sebuah kedai. Ia sudah ada disana, Seok Hoon datang setelahnya sambil
membawa sesuatu. Hong Joo tanya kemana Seok Hoon tadi pergi. Seok Hoon malah
bertanya balik kenapa Hong Joo tidak makan saja lebih dulu.
Sambil makan Seok Hoon mengatakan
kalau ia akan pergi ke Brazil. “Aku memiliki seorang teman yang memerlukan
seseorang untuk mengurus perdagangan. Dia membutuhkan seseorang untuk menjaga
beberapa perkebunan kopinya. Aku bilang aku akan melakukannya.”
Hong Joo yang terkejut
heran kenapa pergi ke tempat sejauh itu. Seok Hoon mengatakan kalau dulu ia
bekerja di perkebunan ketika melakukan
bisnis dengan Do Shik jadi ini sama jadi tak akan terlalu sulit. Hong Joo
sepertinya khawatir namun ia berkata kalau dirinya seharusnya tidak mempermasalahkan
Seok Hoon akan kemana karena ia bukan lagi istri Seok Hoon. Ia harap Seok Hoon
manjaga diri dan menikmati perjalanan itu.
Usai makan bersama Seok Hoon
menyerahkan pada Hong Joo bingkisan yang dibawanya tadi. Ia memberikan Hong Joo
sepatu. Ia tahu kaki Hong Joo itu cepat bengkak ketika bekerja d rumah sakit
jadi ia memilihkan sepatu yang nyaman di kaki. Hong Joo tak mengerti kenapa Seok
Hoon melakukan ini sekarang, ini sudah terlambat.
Seok Hoon meraih tangan Hong
Joo agar menerima pemberiannya. Ia menatap Hong Joo lembut, ia minta maaf
karena semuanya jadi seperti ini. “Lupakan semua kebencian dan lukamu. Selamat
tinggal Hong Joo.” Hong Joo juga mengucapkan selamat tinggal.
Seok Hoon berbalik
berjalan perlahan meninggalkan Hong Joo sendirian disana dengan hati pedih.
Hong Joo menatap kepergian Seok Hoon yang semakin menjauh. Hatinya seakan tak
ingin pria itu pergi darinya namun ia menyadari bahwa semuanya sudah selesai.
Hong Joo pun berjalan ke
arah yang berlawanan. Keduanya kini akan menempuh hidup di jalan masing-masing.
Bersambung ke part 2
Ok jadi keduanya ga bisa
rujuk nih? Saya masih tetap berharap keduanya akan bersama lagi nanti. Tapi
jikalau keduanya tak ditakdirkan bersama lagi saya harap keduanya akan
menemukan kebahagiaan.
Semudah itukah bercerai???
ReplyDeleteJadi mo marah..
Hong joo nya ga mau mendengar
Seok hoon nya ga mau bicara
Iiiiih..
Ita
Hidup itu dijalani dengan membuat pilihan........., drama ini bisa menjadi pelajaran yang berharga.
ReplyDeleteHong joo terlalu keras kepala, perceraian tdk menyelesaikan masalah, terlalu egois, seok hoon plin plan tdk bisa ambil keputusan, kalau komunikasi nyambung masalah bisa selesai, tp tdk untuk mereka berdua
ReplyDeletePerceraian bagi bbrp pasangan mjd pilihan terbaik... bbrp istri mgkin bs menerima kesalahan suami sprt SH... tp sebagian lg ada yg pny hati sprt HJ. Trauma mmbyangkn suami pernah bersama wanita lain it selalu ada mmbyangi tdk mudah melepas bayangan it. Ap lg stlh balik k korea SH msh bertemu SY... walaupun hny bisnis harusx dy tdk melakukan it klo dy benar2 ingin ttp bersama HJ.
DeleteCuma salahx HJ harusx setelah brcerai dia berusaha menghilangkan sakit hati dan dendamx. Bkn malah mw balas dendam.. akhirx dia malah semakin terluka dan malah akan ikut melukai perasaan MW.