Friday, 30 November 2012

Sinopsis May Queen Episode 19 Part 1

San mengantar Hae Joo menemui Jung Woo malam-malam. Jung Woo yang sudah tahu putusnya hubungan Hae Joo dan Chang Hee menanyakan kebenarannya. Tapi kedatangan Hae Joo bukan untuk membahas masalah itu. San yang mendengar putusnya hubungan Hae Joo - Chang Hee terkejut.
Hae Joo menanyakan kasus kecelakaan mobil yang menimpa ayahnya. Jung Woo mengatakan kalau ia menemukan pelakunya ia akan langsung memberi tahu Hae Joo. Jung Woo teringat kalau Chang Hee mengambil semua dokumen tentang kasus itu, dia mengambil semuanya, dia memaksa kalau dia yang akan menanganinya.

Mendengar itu tentu saja Hae Joo kaget. Ia pun teringat dengan foto yang dikirim ke ponselnya. Ketika itu Chang Hee melihat kemudian marah dan membanting ponselnya. San heran dengan keterkejutan Hae Joo. San berkata kalau Hae Joo pasti punya alasan untuk datang menemui Jung Woo selarut ini.
Hae Joo memberitahu Jung Woo kalau ia menerima sms aneh. Sebuah foto aneh katanya. Jung Woo tanya foto seperti apa. Hae Joo berkata kalau itu foto plat nomor mobil, ia merasa kalau plat nomor itu sama dengan mobil yang menabrak ayahnya.
Jung Woo bertanya apa saat ayah Hae Joo meninggal Hae Joo melihat plat nomor mobil itu. Hae Joo menjawab tidak. Jung Woo tanya lagi lalu darimana Hae Joo tahu kalau itu plat nomor mobil yang sama. Hae Joo menjawab kalau ia tak tahu, ia hanya merasa seperti itu.
San bertanya apa Hae Joo masih demam karena menurutnya bagaimana mungkin Hae Joo tiba-tiba bilang kalau itu plat nomor mobil yang menabrak ayah Hae Joo sedangkan 15 tahun yang lalu Hae Joo saja tak melihat plat nomor itu. Hae Joo tak tahu menjelaskannya darimana tapi di plat nomor di foto itu ada noda darah di atasnya.

Jung Woo meminta ponsel Hae Joo, ia ingin melihatnya. Hae Joo mengatakan kalau ia tak memiliki ponselnya, ia menghilangkannya. (Hae Joo ga ngomong kalau ponselnya dirusak sama Chang Hee)

Jung Woo berkata kalau begitu tak ada yang bisa ia lakukan. Ia perlu melihat foto itu untuk melihat nomor telepon dan mencari pengirimnya. Hae Joo bertanya apa ada cara lain agar kita bisa mencari tahu siapa yang mengirimkannya. Jung Woo mengatakan kalau ia bisa mengetahuinya kalau melihat data di ponsel selama Hae Joo mengizinkannya. Hae Joo meminta tolong pada Jung Woo untuk mengungkap ini karena menurutnya ini sangat aneh.
Geum Hee di rumah mengingat ketika ia melihat luka di leher belanag Hae Joo dan juga ketika suaminya memberikan dokumen biodata Hae Joo yang menyatakan golongan darah Hae Joo AB. Dan ia juga mengingat pertanyaannya pada dokter tentang kemungkinan anak yang lahir dari orang tua yang bergolongan darah Cis AB dan O.
Tiba-tiba In Hwa datang marah-marah meminta ibunya mengusir keluarga Chang Hee. Geum Hee menilai pengusiran itu tak ada dasarnya, ia bingung apa yang In Hwa bicarakan. In Hwa tak mau tahu pokoknya ia ingin melihat keluarga itu diusir.

Geum Hee tak mengerti kenapa In Hwa tiba-tiba seperti ini. Ia mengatakan kalau keluarganya sudah hidup bersama keluarga Chang Hee selama 30 tahun dan mereka tak ada bedanya dengan keluarga sendiri, bagaimana bisa In Hwa bicara begitu tentang mereka.
In Hwa jelas kesal, “Bagaimana mungkin mereka keluarga kita? Mereka hanya menempel pada kita.”
Geum Hee bertanya sebenarnya apa yang terjadi. In Hwa tak menjawab pokoknya ia akan mengirimkan Chang Hee ke penjara. Geum Hee kaget dengan niat In Hwa. In Hwa kesal ia langsung ke kamarnya.
In Hwa mengunci kamar dan duduk di depan meja rias. Ia menyentuh bibirnya dan teringat ciuman Chang Hee yang tiba-tiba terhadapnya. Ia marah dan mengobrak-abrik semua kosmetik yang ada di mejanya.
Geum Hee mencoba masuk tapi In Hwa mengunci pintu. In Hwa yang kesal menangis di tempat tidur dan mengumpat Chang Hee, “Beraninya dia... padaku..”
Geum Hee mengkhawatirkan In Hwa. Ia memohon In Hwa membuka pintu. In Hwa berteriak sambil menangis menyuruh ibunya meninggalkannya sendirian.
San dan Hae Joo makan di rumah makan. San makan lahap tapi Hae Joo makan setengah melamun. San melihatnya dan bertanya apa Hae Joo masih berfikir kalau meninggalnya ayah Hae Joo itu karena kesalahan Hae Joo. Hae Joo heran bagaimana San tahu itu. San berkata apa Hae Joo tak ingat kalau ia dan Chang Hee yang memanggul Hae Joo ke rumah saat Hae Joo diusir. (Yang manggul Chang Hee, San bawain tas doank haha)
Hae Joo membenarkan tapi ayahnya meninggal memang karena dirinya. Setiap kali ia membaca berita kecelakaan mobil di koran dan berita hatinya langsung terpukul. Kalau saja ia tak manaiki sepeda waktu itu ayahnya tak akan berakhir seperti ini. Hae Joo menitikan air mata mengingat semuanya.
San mengatakan kalau itu namanya trauma, “Kau mengalami trauma seperti itu ketika kau masih kecil dan kau belum sembuh. Orang yang melakukan tabrak lari-lah yang jahat, jangan salahkan dirimu sendiri dan kau terlalu sensitif tentang foto itu. Kita akan memperoleh jawabannya saat kita mengetahui siapa yang mengirimkannya.”
Hae Joo mengerti ia menyuruh San cepat makan. San berkata yang seharusnya cepat makan itu Hae Joo. Hae Joo langsung melahap makanannya sambil sesekali mengusap air matanya yang menetes.
Chang Hee pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. Ayahnya bertanya apa Chang Hee minum-minum lagi. Ia mengatakan kalau Presdir Jang berkata padanya bahwa Chang Hee akan ditempatkan menjadi Direktur perencanaan di Divisi (departeman) Kelautan.
Chang Hee manatap ayahnya dan berkata kalau ia sudah menjual jiwanya ke iblis bukankah sudah sepantasnya ia mendapatkan posisi yang tinggi. “Kenapa? Apa ayah tak suka?”
Gi Chul menjawab bukan begitu, karena semuanya sudah jadi seperti ini tutup saja mulutmu dan..
Chang Hee menyela ucapan ayahnya ia menyuruh ayahnya lebih baik urus saja urusan ayahnya sendiri dan jangan lakukan apapun yang membuat ayahnya dipukuli orang. Chang Hee masuk ke kamarnya.

Di kamar Chang Hee menerima panggilan telepon tapi ia tak menjawabnya, ia mematikannya. oh ternyata Hae Joo yang menelepon Chang Hee.
Hae Joo pun meninggalkan pesan, “Kakak. Ini aku. Aku menghubungi karena aku ingin bertanya tentang ponselku. Kau tak perlu menemuiku jadi tolong hubungi aku kembali.” Hae Joo memandang foto mendiang ayahnya.
Kakek berada di apartemen San, ia membuka laptop cucunya. Disana ia membuka halaman yang tengah dicari oleh San, nama Yoon Hak Soo Akiyama. San sampai di aparteman dan terkejut ternyata kakek ada di rumahnya.
Kakek bertanya sejak kapan San mengetahui nama orang ini. San berkata karena kakek tak mau memberitahukan itu padanya makanya ia mencari tahu sendiri.
Kakek membentak untuk apa San mencari tahu seseorang yang sudah mati. Bukankah ia sudah bilang ia tak ingin melihat bajingan durhaka yang pantas dihukum itu.

San berkata kalau dia mungkin anak durhaka bagi kakek tapi dia tetap orang tuanya. Ia punya hak untuk tahu semua itu, kenapa kakek mencoba menghalanginya.
Kakek berkata kalau ia sudah mengatakan semua yang perlu San ketahui. Apa lagi yang ingin San ketahui. San yang sudah kesal berkata kalau ingin tahu siapa nama ibunya, dimana ibunya dilahirkan, siapa keluarga ibunya, diamana ibunya bertemu dengan ayahnya, dan kakek belum mengatakan apapun tentang bagaimana mereka meninggal. Kakek berkata kalau tak ada satu pun yang ingin ia katakan tentang wanita itu.

San : “Apa kenyataan kalau dia adalah seorang pengelas, apa sebegitu bermasalahnya? Kakek kau juga pengelas,”
Kakek menilai itu berbeda, karena wanita itu menggoda ayah San dan membuat ayah San menelentarkan dirinya dan anaknya, dia wanita seperti itu. Kalau saja ayah San masih hidup, setidaknya perusahaan pembangunan kapal Hae Poong tak akan runtuh seperti ini. Jadi ia harap San jangan lagi mengungkit bajingan dan wanita itu di depannya.
San mengerti tapi ia ingin bertanya satu hal, dimana kedua orang tuanya meninggal. Kakek menjawab kalau mereka sedang menyetir di Jepang dan tenggalam bersama di laut setelah menabrak pembatas jalan. Kakek menilai itu hukuman dari surga karena telah menelantarkannya. San bertanya berapa usianya saat itu. Kakek tak menjawab ia pamit tapi San menahannya.
Kakek memperingatkan kalau ia-lah yang membesarkan San jadi jangan pernah mengungkit bajingan dan perempuan itu. Kalau San melakukannya lagi maka San bukan keluarganya lagi.
Kakek meninggalkan San sendirian di rumah. San berusaha menahan air matanya. (huwaaa Oppa nangis nih)
Presdir Jang membaca buku di ruang kerjanya. Ia teringat sesuatu dan mengambil sebuah buku dari dalam laci mejanya. Buku bertuliskan memorandum.
Presdir Jang membukanya, di dalam buku itu terdapat foto yang sudah usang, foto 3 orang. Di halaman pertama buku itu tertulis, ‘Untuk sahabat baikku Hak Soo dari Kang Woon’
Hmm jadi ini foto Yoon Hak Soo, Jang Do Hyun dan Kang Woon.
Il Moon menemui ayahnya di kantor. Ia mempertanyakan bagaimana mungkin ayahnya melakukan ini. Presdir Jang tanya melakukan apa. Il Moon meninggikan suaranya kenapa ayahnya menjadikan Park Chang Hee Direktur Perencana. Presdir Jang marah Il Moon berteriak tak sopan padanya.
Il Moon berkata apa yang Chang Hee ketahui tentang laut. Dia itu hanya seorang jaksa dan dia orang yang mengkhianati kita. Presdir Jang menyuruh Il Moon menutup mulut, tapi Il Moon tetap saja mengungkapkan ketidaksetujuannya. Ia bertanya apa ayahnya ini tak puas dengan kinerjanya, apa ia benar-benar penerus ayahnya.
Presdir Jang membentak kembali menyuruh Il Moon menutup mulut. Ia menatap marah, apa Il Moon pikir Il Moon pantas menjadi penerusnya. Berapa banyak kesalahan yang sudah Il Moon buat. Ia melakukan ini untuk melatih Il Moon.

Presdir Jang : “Apa kau tahu apa yang terjadi pada pohon jujube yang tak menghasilkan buah. Kalau kau melukai kulit pohon jujube beberapa kali maka dia akan menghasilkan panen yang baik pada musim selanjutnya. Itulah yang kau butuhkan saat ini,”

Il Moon tanya apa ayahnya mau mencoba membuangnya. Ia kesal dan keluar dari ruangann ayahnya.
Chang Hee pun tiba di kantor Divisi Kelautan. Ia disambut beberapa pegawai disana. Dengan sikap angkuh Chang Hee memasuki kantor.
Chang Hee memperkenalkan diri dan berkata pegawai disana mungkin sudah mendengar kalau mulai hari ini ia akan memimpin Tim Pengembngan di Divisi Kelautan. Ia mengatakan kalau ia tak tertarik terhadap apa yang sudah dijalankan oleh Tim pengembangan. Ia juga mengungkapkan bahwa ia tak percaya siapapun diantara pegawai di Tim Pengambangan dan mereka akan tahu apa maksud perkataannya itu setelah hari ini. Chang Hee mengatakan kalau mulai sekarang semuanya harus melapor padanya, ia tak akan mentoleransi adanya rahasia.
Wakil Yang mengangkat tangan bertanya bagaimana dengan Direktur Jang Il Moon. Chang Hee menatapnya dan berkata kalau ia tak pernah bilang membolehkan Wakil Yang untuk bertanya. Wakil Yang langsung menunduk.
Il Moon sampai disana tepat berada di belakang menatap marah Chang Hee. Ia akan ke ruangannya tapi Chang Hee memanggilnya.
Chang Hee memperingatkan kalau mulai sekarang Il Moon jangan lagi terlambat datang ke kantor melebihi dirinya dan jangn pergi sebelum ia selesai bicara.
Il Moon juga memperingatkan Chang Hee jangan sok hebat atau sok berkuasa karena ia dan Chang Hee memiliki level yang berbeda. Il Moon ke ruangannya.
San datang dan langsung tepuk tangan memberikan selamat untuk Direktur Park Chang Hee. San selalu saja bersikap friendly padahal Chang Hee menatapnya dengan tatapan tajam dan dingin.
San memberi hormat pada Chang Hee sambil tersenyum meminta tolong agar Chang Hee membimbingnya. Chang Hee mengabaikannya dan menatap semua pegawai disana untuk mulai melapor padanya. Chang Hee berlalu menuju ruangannya. Hae Joo menatap Chang Hee yang berlalu dari hadapannya.
San masuk ke ruangan Chang Hee dan melihat-lihat. Chang Hee tanya apa keperluan San. San berkata kalau ia mendengar Chang Hee membereskan tentang surat penahanan (Il Moon) ia bertanya apa Chang Hee membuat perjanjian untuk memperoleh jabatan itu (hmm maksudnya ada timbal balik gitu setelah Chang Hee membereskan masalah Il Moon, ia diberi jabatan tinggi di Cheon Ji)
Chang Hee mengingatkan agar San menggunakan bahasa formal saat bekerja. Chang Hee juga menyebut San dengan nama kepala pengawas Ryan Kang.
San mengangkat bahu ia tak mau melakukannya karena ia selalu melakukan apa yang ia mau. Tapi kalau Chang Hee lebih nyaman menggunakan bahasa formal silakan saja dan ia akan bicara dengan lebih santai.

Chang Hee pun tak memaksa ia bertanya apa keperluan San menemuinya. San berkata berhubung Chang Hee bukan lagi seorang jaksa ia bisa bertanya pada Chang Hee tentang sesuatu, “Apa kau ingin tinggal disisi Presdir Jang Do Hyun supaya kau memperoleh posisi ini?”
“Apa ada masalah dengan kapalnya?” Chang Hee balik bertanya tak menjawab pertanyaan San. San menjawab kalau ada masalah dengan kapal memangnya Chang Hee tahu apa yang menjadi permasalahannya. Memangnya Chang Hee tahu apa itu kapal pengebor. Chang hee berkata kalau ia tidak terlalu tahu banyak tapi ia tahu apa masalah pada thruster-nya, kalau perusahaan harus bertanggung jawab tentang itu maka ia perusahaan akan melakukannya.
San menatap Chang Hee lebih dekat dan tertawa, “Jadi kau sudah meneliti semuanya. bahkan sampai pada kenyataan kalau Il Moon menghabiskan dana penelitiannya di tempat lain.”

San bertanya apa Chang Hee memperoleh jabatan ini karena Chang Hee menutup mulut kasus ini. Chang Hee berkata kalau ia tak ingin menjawab pertanyaan pribadi. San mengerti itu tak terlalu mengejutkannya.
San kemudian bertanya serius tentang masalah pribadi, kenapa Chang Hee putus dengan Hae Joo. Setelah Chang Hee memutuskan untuk menaikan status apa Chang Hee melihat Hae Joo sebagai beban.
Chang Hee tak menjawabnya, kalau tak ada lagi yang ingin San katakan lebih baik keluar dari ruangannya karena ia perlu memikirkan bagaimana menjalankan perusahaan ini. San tersenyum mengerti ia menyentuh plat nama yang ada di meja Chang Hee. Ia berkata kalau ia akan melakukannya.
Sebelum keluar dari ruangan chang Hee San menatap memberikan kode kalau ia akan mengawasi Chang Hee (mungkin itu maksudnya. ga tahu deh ya haha)
Hae Joo dipanggil menghadap Presdir Jang. Presdir berkata ada kekacauan yang terjadi di rumahnya karena Hae Joo, ia bertanya apa Hae Joo baik-baik saja. Hae Joo yang tak tahu keributan itu bertanya apa maksud Presdir. Presdir Jang tak menjelaskannya lebih lanjut ia minta lupakan saja. Presdir mengatakan ada yang perlu Hae Joo lakukan untuknya.
Presdir berkata waktu itu Hae Joo bisa menebak ketebalan baling-baling dengan mata tertutup jadi ia sengaja mengirim Hae Joo ke tim pengembangan baling-baling. Karena menurutnya sangat disayangkan kalau Hae Joo memiliki kemampuan yang disia-siakan. Ia ingin tahu apa Hae Joo suka bekerja disana. Hae Joo tersenyum dan berkata sangat menyenangkan bekerja disana.
Presdir kembali bertanya apa Hae Joo tahu apa itu azimuth thruster. Hae Joo dengan mantap menjawab ya, ia sangat mengerti tentang itu. Presdir Jang menyuruh Hae Joo ke pabrik dan mengecek apakah pekerja membuat azimuth thruster dengan baik karena dengan kecakapan Hae Joo ia bisa mempercayakan tugas ini pada Hae Joo. Hae Joo tentu saja senang mendapat kepercayaan. Ia berterima kasih karena Presdir Jang sudah mengakui kemampuannya meskipun pendidikannya rendah. Ia berjanji akan bekerja keras.
Kemudian Presdir Jang beralih menceritakan kisah hidupnya. Saat ia masih muda ia pergi ke gunung untuk menebang pohon. Pohon itu bukan milik siapapun tapi pemerintah lokal yang bersikeras kalau itu milik mereka. Ia dipukuli dan berkata kalau itu bukan milik mereka. Ayahnya kehilangan segalanya bahkan lahan yang disewanya untuk bertani saat itu. Ia sangat membenci orang itu tapi sekarang ia sangat bersyukur karena semua kesulitan itu bisa membentuk dirinya yang sekarang.
Presdir Jang : “Kau Hae Joo kan? Saat aku melihatmu, aku melihat kalau kau ini mirip denganku!”
Hae Joo berterima kasih karena Presdir Jang sudah menyukainya. Presdir Jang tersenyum dan membolehkan Hae Joo pergi.
Il Moon mendapat laporan dari Ketua Tim Jo Min Kyung kalau Hae Joo mengunjungi pabrik baling-baling. Il Monn bertanya untuk apa Hae Joo kesana. Ketua Tim Jo mengatakan kalau Hae Joo kesana atas perintah Presdir Jang.
Wakil Yang berkata kalau itu tak akan ada masalah karena baling-baling itu sendiri belum dibuat. Ia menebak kalau Hae Joo tak akan bisa membedakan mana yang baling-baling biasa mana yang baling-baling azimuth.
Tapi Ketua Tim Jo berkata kalau Hae Joo bahkan bisa membedakan antara thruster untuk lambung kapal dan azimuth thruster setelah melihat blue prin. Ia menilai kalau Hae Joo tak akan sebodoh itu. Ketua Tim Jo bertanya pada Il Moon apa yang harus mereka lakukan. Il Moon meminta agar Hae Joo menemuinya setelah kembali sebelum melapor pada ayahnya.
Il Moon kemudian menanyakan apa belum ada kabar dari Indonesia. Wakil Yang menjawab belum karena mereka bilang akan mencobanya sekali lagi. Il Moon mengebrak meja ia marah sampai kapan ia harus menunggu.
Hae Joo ke pabrik untuk mengecek baling-baling. Ia memeriksa semuanya dan mencatat hal-hal yang ia temui.
Hae Joo menemui Manajer penanggung jawab. Ia mengatakan kalau ia sudah mengecek semua cetakan tapi ia tak menemukan dimana cetakan untuk model azimuth thruster. Manajer itu bingung (atau pura-pura bingung) ia mengatakan kalau ia juga tidak tahu.

Hae Joo memperlihatkan dokumen yang mengatakan kalau cetakan untuk azimuth thruster sudah dibuat, sangat tidak masuk akal kalau cetakannya sama sekali belum dibuat. Manajer kesal dan kembali mengatakan kalau ia tak tahu kenapa Hae Joo bertanya padanya. Hae Joo tanya siapa yang bertanggung jawab tentang ini.
Manajer mencoba berfikir (atau pura-pura berfikir) ia menyarankan sebaiknya Hae Joo bertanya ke tempat pengolahan pasir. Manajer langusung meninggalkan Hae Joo.
Hae Joo ke tempat yang tadi disarankan Manajer. Ia heran ternyata mereka sama sekali belum membuat olahan pasir untuk azimuth thruster.
Tiba-tiba San memanggilnya dengan sebutan ‘tukang las’ bertanya apa yang Hae Joo lakukan disini. Hae Joo mengatakan kalau Presdir Jang memerintahkan dirinya untuk mengecek perkembangan pembuatan azimuth thruster tapi ia melihat sekeliling tak ada benda yang ia cari. San berkata Hae Joo jangan melakukan hal yang sia-sia. Ia mengajak Hae Joo makan siang. Hae Joo heran bagaimana bisa ini sia-sia karena Presdir Jang sendiri yang menyuruhnya.
Hae Joo menerima telepon dari Jung Woo yang mengajaknya makan siang tentu saja Hae Joo mau. Ia terkejut karena Jung Woo menemukan sesuatu. Ia pun akan segera menemui Jung Woo sekarang.
San heran Hae Joo mengabaikan ajakan makan siang darinya malah Hae Joo langsung menjawab iya ajakan makan siang Jung Woo. Hae Joo memberi tahu kalau Jung Woo sudah mendapatkan data ponsel-nya ia harus segera menemui Jung Woo.
San berteriak, “Hei semalam aku yang membelikanmu makan malam. Aku ikut.” San mengikuti Hae Joo.
Hae Joo menerima data nomor-nomor yang menghubunginya, ia bingung ponsel ‘canon’ (ponsel dengan data palsu---saya ga ngerti)
Jung Woo membenarkan, orang yang mengirim foto pada Hae Joo tapi saat ia mengecek nomor identitasnya orang itu tidak ada. Hae Joo bertanya kalau begitu ia tak bisa tahu siapa pengirimnya. Jung Woo membenarkan.
San merasa kalau ini aneh sekali, siapa coba yang bercanda melakukan hal seperti itu. Apa mungkin ada penguntit yang selama ini mengikuti Hae Joo. Jung Woo berkata kalau ia akan mengatasi masalah ini. Ia mengajak keduanya makan dulu.
Ketiganya makan di kantin kejaksaan (kayaknya sih) Hae Joo merasa bagaimana pun ini aneh. San tanya apanya yang aneh.
Hae Joo berkata ini tentang azimuth thruster, ketika rapat masalah ini sudah cukup aneh tapi sekarang di lokasi produksi juga aneh. Seperti yang San tahu setiap perkembangan azimuth thruster seharusnya dimonitor dan diawasi setiap perkembangannya tapi sekarang berdasarkan daftar pengecekan cetakannya sudah selesai dan siap untuk dilakukan milling. Tapi di lokasi milling tak ada baling-baling seperti itu.

San tertawa dan berkata itu artinya mereka tak bisa membuatnya. San kemudian terdiam dan meralat yang benar mereka sama sekali tidak membuatnya. Hae Joo tak mengerti apa maksud perkataan San. San berkata kalau ia tak ingin bergosip seperti ini di depan Jaksa tapi San pun menceritakannya juga. Ia mengatakan kalau Direktur Jang Il Moon sudah menyalahgunakan dana pengembangan untuk hal yang lain.
Hae Joo kaget. Jung Woo yang mendengarnya menjadi tertarik ingin tahu. Ia menilai ini menarik dan meminta San untuk menceritakannya lebih detail.
San berkata ketika Jung Woo mengeluarkan surat penggeledahan dan penangkapan apa Jaksa Park Chang Hee tak melaporkannya pada Jung Woo. Jung Woo terkejut Chang Hee ikut terlibat menutupi kasus ini.
Chang Hee membuka data di laptop-nya (hmmm sepertinya data tentang dana yang disalahgunakan oleh Il Moon)
In Hwa masuk ke ruangannya, Chang Hee segera menutup laptop-nya. In Hwa menyuruh Chang Hee ikut dengannya ia ingin bicara di luar. Tapi Chang Hee tak beranjak dari tempat duduknya. In Hwa kesal ia mengancam apa Chang Hee mau dipermalukan di depan semua pegawai. Apa perlu ia membicarakan tentang yang Chang Hee lakukan padanya disini. Chang Hee pun berdiri dan keluar dari ruangannya (hehe sambil mendorong In Hwa supaya tak menghalangi laju jalannya)
In hwa memperingatkan saat ia masih bisa bicara baik-baik sebaiknya Chang Hee segera keluar dari perusahaan dan rumahnya. Chang Hee diam saja.
In Hwa kesal, “Apa kau tak dengar?” Bagaimana mungkin manusia rendahan seperti Chang Hee melakukan hal seperti itu padanya. Chang Hee menatap In Hwa dan bertanya apa yang In Hwa bicarakan.
In Hwa bingung, “Apa kau tak ingat. Kau menciumku di bar. Kenapa kau malakukannya?” Dengan tatapan dingin Chang Hee berkata kalau ia melakukannya karena In Hwa sangat berisik sedangkan ia tak bisa memukul wanita. Chang Hee berkata kalau ia sedang sibuk jadi pembicaraannya sampai disini saja.
Chang Hee berlalu tapi In Hwa sudah terlanjur kesal dan memukul-mukul punggung Chang Hee. Chang Hee manangakap tangannya menatap tajam. In Hwa menilai Chang Hee ini pria jahat, itu ciuman pertamanya bahkan ciuman dengan San tak sedalam itu. Chang Hee sudah mencuri itu darinya.
Chang Hee melepas tangan In Hwa pelan. In Hwa yang masih marah meminta Chang Hee mengembalikan ciuman pertamanya. Chang Hee tanya apa yang harus ia lakukan untuk mengambalikannya. Apa bisa kembali kalau ia melakukannya lagi. Chang Hee bergerak maju, In Hwa spontan mundur. Gemetaran dan menutup mulutnya.
Chang Hee memperingatkan awas saja kalau sekali lagi In Hwa mempermalukannya. Chang Hee berlalu tapi In Hwa mengikutinya. In Hwa mengancam kalau ia akan mengadukan semua pada ayahnya. Ia akan menyuruh ayahnya untuk memecat Chang Hee. Chang Hee berkata kalau sekarang ia sedang menuju tempat Presdir Jang. Ia mengajak In Hwa kesana bersama dan menantang silakan katakan semuanya pada Presdri Jang.
Chang Hee melapor pada Presdir Jang kalau dana pengambangannya sudah tak ada. Ia marasa kalau Direktur Jang Il Moon mengirim semua dana pengembangan thruster ke ladang minyak di Indonesia. Presdir Jang tentu saja terkejut bagaimana mungkin itu bisa terjadi.
Chang Hee berkata kalau sebenarnya ia sudah mengetahui ini ketika melakukan penggeledahan. Presdir Jang tambah kaget mendengarnya. Chang Hee mengatakan kalau yang menjadi masalah adalah Ryan Kang alias Kang San, dia sudah mengetahui masalah ini. Kalau Presdir jang tak segera menindak lanjuti makan Presdir Jang akan mengalami kerugian yang besar.
Presdir Jang jelas marah, ia bertanya dimana Il Moon. Presdir Jang langsung keluar menuju kantor divisi kelautan untuk menemui Il Moon.
Il Moon terkejut mendapat kunjungan yang tiba-tiba dari ayahnya. Tanpa bertanya lagi Presdir langsung memukul Il Moon. Il Moon tak mengerti kenapa ayahnya tiba-tiba memukulnya seperti ini. Ujung bibir Il Moon berdarah. Presdir marah dan bertanya apa yang Il Moon lakukan terhadap dana pengembangan azimuth thruster. Il Moon terkejut darimana ayahnya tahu tentang ini. Presdir Jang membentak marah, apa yang terjadi.
Presdir mendorong Il Moon hingga terjatuh dan berkata kalau sebalum ia menjadi ayah Il Moon, ia lebih dulu seorang Presdir perusahaan pembangunan kapal Cheon Ji tapi beraninya Il Moon membohongi dirinya. Il Moon terbata-bata mencoba menjelaskan. Tapi Presdir Jang masih marah dan berkata, “Mengambil dana pengambangan dan menginvestasikan pada ladang minyak di Indonesia padahal kau jelas-jelas diperintahkan untuk tak melakukannya? Apa kau gila?”

Il Moon berkata kalau kemungkinan keuntungannya lebih besar daripada 7 ladang perminyakan yang ayahnya yakini selama ini.
Presdir kembali memukul Il Moon. Ia sangat murka, “Apa yang ayahmu ini katakan padamu? Berapa kali kukatakan padamu untuk percaya padaku. Meskipun kau ini anakku, apakah aku harus mengunyah perkataanku lebih dulu dan menyuapkannya padamu agar kau percaya padaku? Bagaimana mungkin kau bisa menjadi anakku dan penerusku padahal kau seburuk ini.”

Presdir Jang yang marah mengobrak-abrik meja Il Moon. Ia membanting plat nama yang ada di meja, “Meskipun kau anakku tapi kalau kau tak patuh dan percaya padaku kau tak pantas berada di posisi ini. Terlebih lagi, kau tak pantas menjadi penerusku.”
Il Moon : “Ayah kalau begitu kenapa kau tak bisa percaya pada anakmu? Kenapa ayah memposisikan Chang Hee di atasku dan tak percaya perkataanku tentang ladang minyak di Indonesia?”

Presdir Jang tambah marah karena Il Moon berani bekara begitu padanya, “Kalau kau melihat satu berarti kau sudah melihat semuanya,” Presdir Jang membanting telepon. “Aku tak butuh kau! Mana mungkin orang sepertimu menjadi Direktur? Aku tak membutuhkanmu.”
Hae Joo sampai di kantor dan suasanya disana tegang karena mendengar kemarahan Presdir Jang terhadap Il Moon. Tapi Chang Hee ia jelas bersikap santai saja. Presdir Jang yang marah keluar dari ruangan Il Moon, pegawai disana memberi hormat.
Chang Hee menatap pegawai, “Apa yang kalian lihat? Apa menurut kalian ini menyenangkan untuk dilihat?” Ia menyuruh pegawai kembali bekarja. Chang Hee kembali ke ruangannya.
Hae Joo masuk ke ruangan Chang Hee. Chang Hee tanya ada apa. Hae Joo bersikap sopan pada Chang Hee karena dia atasannya. Hae Joo melaporkan kalau ia tadi mendatangi pabrik baling-bailing sesuai permintaan Presdir tapi ternyata produksi azimuth thurster tertunda dan itu berbeda dengan laporan.

Belum sempat Hae Joo menjelaskan semuanya Chang Hee memotong ucapannya (panggilan Chang Hee pada Hae Joo juga formal nih, Chun Hae Joo-ssi) Chang Hee mengatakan kalau Hae Joo sudah terlambat karena ia sudah melaporkannya pada Presdir Jang dan sekarang semua orang sudah tahu tentang masalah itu. Hae Joo terkejut apa itu sebabnya tadi Presdir marah pada Direktur Jang.
Chang Hee dengan sikap dinginnya bertanya apa Hae Joo bisa masuk begitu saja ke ruangannya tanpa ia minta. Apa Hae Joo tak tahu posisi Hae Joo. Ia memperingatkan mulai sekarang kalau Hae Joo mau melapor lakukan melalui Ketua Tim Jo. Ia menyuruh Hae Joo keluar dari ruangannya.
Hae Joo terdiam. Chang Hee tanya apa Hae Joo tak mendengar apa yang ia katakan. Hae Joo minta maaf dan bertanya apa Chang Hee masih menyimpan ponselnya. Ia mengatakan kalau di ponselnya ada foto dan data penting. Hae Joo akan mengatakan foto yang ia terima di bandara tapi Chang Hee mengingatkan agar Hae Joo jangan mengungkit masalah itu lagi.
Chang Hee kembali mengingatkan apa Hae Joo pikir bisa melakukan percakapan pribadi di kantor. Ia memberi tahu kalau ia sudah tak memiliki ponsel Hae Joo, apa Hae Joo mau ia membelikan ponsel yang baru. Hae Joo bilang tak perlu karena ia hanya bertanya dimana ponselnya dan uang yang Chang Hee pinjamkan pada kakaknya ia akan mengirimkannya kembali ke rekening Chang Hee. Hae Joo permisi.
Il Moon keluar dari ruangannya dan melihat Hae Joo sudah sampai di ruangan pegawai. Ia langsung menghampiri Hae Joo dan menamparnya. Semua menatap tekejut kenapa tiba-tiba Il Moon menampar Hae Joo.
“Apa yang kau lakukan?” bentak Hae Joo menatap marah.

Bersambung di part 2

7 comments:

  1. makasihhhhh mba anis sinopsis may queen episode 19 part 1 ,,cepet banget mba anis update sinopsis baru nya,,semangat mba buat bkin part 2 ^0^ ~ flo ~

    ReplyDelete
  2. cetarrrrr membahana badai halilintar buat blog n mba anis yang udah bikin sinopsis may queen ^0^ ~ flo ~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha kaget donk kalau ada halilintar mah..

      Kalau udah selesai pasti di post.. Kenapa cepet karena emang aku cuma fokus sama May Queen.. Yg lain nanti hehe..

      Delete
  3. wahh keren lanjutjan sampai tamat y........

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mudah2an bisa sampai tamat ya.. Masih lama nih coz ada 38 episode.

      Delete
  4. hwaaa...nggak sabar nunggu sinopsis berikutnya...
    Semangat^^

    ReplyDelete
  5. makasih sinopsisnya. ditunggu lanjutannya. salam kenal :)

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.