Thursday, 8 November 2012

Sinopsis Yes Captain Episode 8 Part 1

Para Pramugari cemas menunggu Kim Yoon Sung dan Han Da Jin yang tak kunjung datang. Padahal pesawat sebentar lagi tinggal landas. Lee Joo Ri mengeluh apa yang harus mereka lakukan kalau Kapten Kim dan Han Da Jin tak segera datang.
Yoon Sung dan Da Jin naik taksi bersama Nenek tapi mereka terjebak macet, ada kendaraan yang mogok dan menghalangi jalan.
Kapten Choi dan co-pilot Jae Soo sudah berada di kokpit siap berangkat tapi mereka masih menunggu kedatangan Yoon Sung dan Da Jin. Jae Soo tak mengerti karena tak seperti biasanya mereka terlambat.
Da Jin cemas ia tak sabar dan keluar dari taksi untuk melihat situasi. Ia menyarankan pada Yoon Sung lebih baik lari saja karena itu sepertinya lebih cepat. Yoon Sung melihat jam tangan dan setuju usul Da Jin. Ia segera keluar dari taksi.
Da Jin membuka pintu taksi dimana Nenek duduk tapi ketika ia membuka pintunya Nenek ambruk tak sadarkan diri. Da Jin dan Yoon Sung panik, apa yang harus keduanya lakukan. Mereka dikejar waktu karena pesawat sebentar lagi akan berangkat.

Penumpang sudah memenuhi kabin. Ji Won melihat jam tangannya menunggu cemas.
Yoon Sung dan Da Jin membawa Nenek ke rumah sakit. Dokter langsung memeriksa dan mengatakan kalau kadar gula nenek turun, hal ini biasa terjadi pada pasien diabetes.
Yoon Sung tanya apa ini akan menjadi masalah kalau nenek naik peswat. Dokter mengatakan selama penerbangannya lancar maka nenek akan baik-baik saja. Nenek yang sudah sadar berkata kalau ia tak apa-apa lebih baik cepat ke bandara. Da Jin menatap Yoon Sung. Yoon Sung mengangguk setuju.
Da Jin dan Yoon Sung tiba di bandara, keduanya mendorong kursi roda nenek. Keduanya tergesa-gesa menuju pesawat yang akan kembali ke Korea.
Di kokpit Kapten Choi sudah menahan kesal karena Kapten Kim dan Da Jin tak kunjung datang. Jae Soo mencoba menghubungi Da Jin.
Penumpang protes karena pesawat tak kunjung lepas landas padahal sudah lewat 10 menit dari jadwal keberangkatan. Lee Joo Ri berusaha menjelaskan kalau ada beberapa penumpang yang belum masuk ke pesawat.
Ada salah satu penumpang menghampiri Ji Won di pintu pesawat. Pria itu bertanya dalam bahasa inggris apa Ji Won manager kabin. Ji Won menjawab ya dan bertanya dalam bahasa inggris pula apa yang bisa ia bantu.

Pria itu berkata lebih baik bicara dalam bahasa Korea saja supaya cepat dimengerti. Pria itu bertanya kenapa pesawatnya belum berangkat. Ji Won bersikap ramah meminta maaf karena masih ada penumpang yang belum masuk.

Pria itu bilang kalau hal tersebut bukan urusannya, kalau pesawat terlambat dan bisnisnya berantakan bagaimana cara Ji Won mengganti nilai kontrak bisnis senilai 60 juta won. Ia meminta Ji Won memberi tahu pihak kokpit kalau pesawat tidak segera berangkat ia tak akan tinggal diam.

Ji Won kembali minta maaf ia memohon pengertian. Selain itu menurut laporan dari kokpit mereka akan mengalami Jet Stream pada penerbangan kali ini, “Kalau kita memanfaatkan arus ini kita bisa sampai 20-30 menit lebih awal.”

(Jet Stream : arus kencang di aliran udara kecil di atmosfer. Dengan memanfaatkan ini penerbangan akan lebih cepat)
Da Jin dan Yoon Sung tiba bersama nenek dan petugas dari dinas sosial. Yoon Sung dan Da Jin langsung menuju kokpit. Ji Won menyuruh pramugari yang bernama Sa Rang untuk memindahkan nenek ke kabin kelas 1. Da Jin berhenti mendengar permintaan Ji Won. Nenek bilang tak usah tapi petugas dari dinas sosial berkata kalau Ji Won akan memindahkan nenek ke tempat duduk yang lebih bagus. Nenek bersikeras tak usah tapi Ji Won mengatakan tak apa-apa karena masih ada kursi di kabin kelas 1 yang masih kosong. Sa Rang pun mengantar nenek ke tempat duduk di kabin kelas 1.
Da Jin akan ke ruang kokpit tapi langkahnya kembali terhenti ketika penumpang pria itu berkata kalau pilot Korea Selatan sangat tidak disiplin. Da Jin akan maju menyanggahnya tapi tak jadi karena Ji Won mengatakan kalau pria itu sudah salah paham maskapai penerbangannya sangat memperhatikan masalah waktu. Kalau bukan karena ada penumpang yang bermasalah penundaan keberangkataan seperti ini tak akan terjadi. “Tapi bagaimanapun juga setiap penumpang adalah keluarga. Kami tak bisa membiarkan anggota keluarga yang sedang mengalami kesulitan.”

Ji Won kembali minta maaf atas ketidaknyamannya. Penumpang pria itu kembali ke kursinya. Ji Won berbalik dan bertemu pandang dengan Da Jin. Da Jin mengabaikannya dan segera ke ruang kokpit.
Di ruang kokpit Yoon Sung dan Da Jin minta maaf pada Kapten Choi karena keterlambatannya. Kapten Choi berkata kalau mereka sudah terlambat dan harus segera take off. Ia menyuruh Yoon Sung dan Da Jin istirahat dulu nanti ia akan menyerahkan kendali pesawat pada keduanya.

Terdengar pemberitahuan dari pramugari kalau penumpang sudah lengkap semua, apa boleh mereka menutup pintunya. Kapten Choi pun memberi ijin menutup pintu.

Wings Air 202 penerbangan dari Inggris ke Korea pun lepas landas.
Da Jin menemui beberapa pramugari dan minta maaf atas keterlambatannya. Lee Joo Ri menatap kesal kenapa Da Jin terlambat mereka sudah cemas tadi, “Kau seharusnya tahu terlambat sedikit saja akan membuat penumpang tak senang.” Da Jin tersenyum mengerti dan kembali minta maaf.
Da Jin dan Ji Won pun kembali bertemu pandang. Da Jin juga meminta maaf atas keterlambatannya tadi pada Ji Won.
Dan ternyata ada salah satu penumpang yang menguping pembicaraan mereka, “Sulit dipercaya ternyata pilotnya yang terlambat!” Gumam si penumpang.
Da Jin kembali ke tempat duduknya di samping Yoon Sung, sekali lagi ia mengucapkan permintaan maaf. Tapi Yoon Sung sudah bosan mendengar ucapan permintaan maaf Da Jin. Da Jin meyakinkan kalau nenek itu sedang dalam kesulitan besar ia tak bisa membiarkannya begitu saja. Tapi menurut Yoon Sung kesulitan yang Da Jin hadapi jauh lebih besar, “Seseorang yang selalu melakukan sesuatu untuk orang lain perlu melakukan sesuatu untuk dirinya juga. Han Da Jin, kau orang yang membosankan.”
Da Jin berkata kalau ia hanya ingin menolong. Yoon Sung berterima kasih untuk hal itu dan Da Jin sudah membuang waktu 300 penumpang. Pada saat itu seseorang kehilangan kontrak bisnis, kehilangan momen kelahiran mereka dan mungkin juga ada yang kehilangan orang yang dicintainya. Yoon Sung tak ingin bicara lagi, ia memejamkan mata. Da Jin tertunduk diam.
Di menara pengawas Incheon. Atasan Dong Soo mengeluhkan kegagalan tes kesehatan Young Jae (sepertinya salah satu anak buahnya gitu) staf pengawas menara menanyakan sebarapa buruk keadaannya. Pak Kepala mengatakan kalau tekanan darah dan kolesterolnya tinggi dan itu benar-benar masalah yang besar untuk Yoong Jae. Bawahannya tanya lalu apa yang akan terjadi pada Yong Jae.

Dong Soo menyahut apa lagi tentu saja dia tak akan bisa secepatnya berada di kantor. Dia harus minum obat dan mudah-mudahan bisa lulus tes kesehatan di tes berikutnya. Ia mengingatkan anak buahnya agar berhati-hati dengan kesehatan dan jangan lupa jenguk dia. Pak kepala menasehati bawahannya agar menjaga kesehatan, ia merasakan sakit di perutnya dan segera minum obatnya. Ia berpesan jangan sampai seperti dirinya. pak ketua meminum obatnya dan segera berlalu.
Bawahan Dong Soo memberi tahu kalau ia mendengar pak ketua sudah kehilangan kesempatan untuk dipromosikan lagi. Dong Soo tak percaya. Bawahannya yang lain berkata kalau pak kepala tidak bagus dalam bekerja, dia tak bisa menyampaikan informasi dengan cepat.
Dong Soo marah mendengar hal buruk tentang pimpinannya dan berkata apa pak kepala memiliki waktu untuk itu, dia sudah melakukan semua hal sulit sendirian. Bagaimana seandainya kalau pak kepala tak ada disini apa menara pengawas ini bisa beroperasi.
Bawahannya tertunduk tapi ada seorang yang bernama Lee Kyung Mi yang tersenyum mendengar kemarahan Dong Soo. Ia pun meminta pendapat Lee Kyung Mi. Kyung Mi tak tahu harus berkomentar apa ia pun berdiri dan mengatakan kalau ia setuju pendapat Dong Soo. Dong Soo menatap bawahannya dan berkata kalau ia hanya bisa mempercayai anak baru.
Paman Kang duduk di ayunan di depan rumah Paman Choi. Ia melihat jam tangannya hehe sepertinya Paman Kang lagi janjian nih ya. Paman Kang melihat orang yang ia tunggu sudah keluar rumah, siapa lagi kalau bukan Bibi Yang. Paman Kang mengatakan kalau ia sudah memesan tempat di restouran dan suasana disana juga sangat bagus.
Ppo Song keluar dari rumah sudah siap dengan pakaian lengkapnya. Paman Kang heran dan bertanya apa Ppo Song tak sekolah. Ppo Song menjawab tidak. Bibi Yang memberi tahu kalau di sekolah Ppo Song ada banyak anak yang terkena flu jadi ia tak bisa membiarkan Ppo Song pergi ke sekolah. Paman Kang berkata bukankah seharusnya Ppo Song istirahat saja di rumah. Ia pun bertanya pada Ppo Song apa Paman Dal Ho (Paman Choi) ada di rumah.
Tiba-tiba orang yang dimaksud datang dan mengagetkan Paman Kang. Paman Kang berkata kalau ada yang bilang ‘seekor harimau datang dengan sendirinya ketika orang-orang membicarakannya’ Tapi ini bukannya harimau yang datang malah seeokor rakun.

Paman Choi kesal, Apa?
Paman Kang membalas, Apa?
Paman Choi, apa?
Paman Kang berkata apa orang ini makan nasi hanya setengah kenapa bicara dengannya dengan bahasa informal. Paman Choi berkata kalau Paman Kang ini pasti lebih muda darinya. Bibi Yang menengahi dan segera mengajak Paman Kang pergi. Ia minta tolong pada Paman Choi agar menjaga Ppo Song. Sebelum pergi paman Kang berkata kalau ia itu lahir di tahun 1958 tahun anjing yang terkenal.
Paman Choi menyenggol Ppo Song dengan sengaja, sepertinya Ppo Song mengerti ia langsung memanggil Bibinya. Ia juga ingin ikut kemana Bibinya pergi dan yang pastinya paman Choi juga ikut. Wajah Ppo Song memelas ingin diajak, Bibi Yang melihatnya tak tega. Ia pun mengajak keponakannya.
Kemana mereka pergi, ke tempat karaoke. Bibi Yang dan Paman Kang berduet romantis dan itu jelas membuat Paman Choi jengah. Ia memilih lagu yang akan ia nyanyikan bersama Ppo Song. Ia membuka lembar buku pilihan lagunya dengan kasar. hehe.
Paman Kang dan Bibi Yang selesai menyanyi. Paman Choi berniat memberikan minuman pada Bibi Yang tapi ia kalah cepat karena Paman Kang lebih dulu memberikan minuman. Sementara minuman yang diambilkan Paman Choi diambil Paman Kang haha.
Kini saatnya Ppo Song dan Paman Choi nyanyi (kayaknya lagu anak-anak deh haha) Tapi Paman Choi tak konsentrasi menyanyi. Ia melihat Paman Kang dan Bibi Yang saling berbisik dan tertawa-tawa. Paman Choi jengkel dan mengganggu keduanya, ia menyanyi dengan suara keras-keras. Paman Kang jelas kesal haha.
Mereka pun pulang ke rumah paman Choi. Ppo Song terlelap Paman Choi membopongnya untuk dipindahkan ke kamar. Ia kesal karena Paman Kang tak kunjung pulang. Apalagi ia melihat Bibi Yang tertawa-tawa dan bercanda mengamati CD lagu Bibi Yang. Paman Kang memuji foto di cover CD itu sangat cantik.
Paman Choi berada di ruang mesin ia tengah mendengarkan lagu dari CD. Ia mencoba menyanyikannya tapi ditengah-tengah ia lupa liriknya haha.
Di dalam pesawat Ji Won mengambilkan minuman jus jeruk yang dipesan salah satu penumpang (pria tadi yang protes kenapa pesawatnya terlambat) Tapi pria itu bilang kalau ia ingin dibawakan air putih saja. Ji Won mengerti ia pun mengambilkannya, tapi ketika Ji Won mengantarkan air putih penumpang itu minta dibawakan kopi. Ji Won bersikap seramah mungkin dan tersenyum.
Ji Won mengambilkan kopi pesanan penumpang. Pramugara yang saya belum tahu namanya bertanya apa penumpang itu minta ganti minuman lagi. Ia menilai kalau pria itu sungguh keterlaluan. Pramugari yang lain membenarkan ini sudah yang kesekian kalinya. Si pramugara membaca nama penumpang yang dimaksud Tony Brian. Ji Won teringat kalau si bapak Tony Brian sempat menyentuh perut. Ia pun tak jadi membuatkan kopi ia mengambilkan minuman jahe.
Lee Joo Ri mengeluh kesalahan apa yang ia buat di kehidupan sebelumnya sampai ia berulang kali mengucapkan ‘saya minta maaf’ Sa Rang bertanya memangnya ada apa. Joo Ri mengatakan kalau ada salah satu penumpang yang terus meminta alkohol.
Ji Won memberikan minuman jahe pada penumpang yang bernama Tony Brian. Tony Brian berkata kalau ia meminta kopi. Ji Won mengatakan kalau ia melihat perut Pak Tony Brian ini kembung, ia pun bertanya apa pak Tony Brian alergi terhadap jahe. Tony Brian menjawab tidak. Ji Won mengatakan kalau minuman ini berkhasiat untuk meringankan perut kembung. Ji Won permisi.
Yoon Sung dan Da Jin beristirahat di kursi kelas bisnis. Sa Rang dan pramugari lain melayani penumpang. Tapi lihat ada penumpang yang mencoba mencuri kesempatan. Ia melirik bagian kaki Sa Rang.
Sa Rang menuangkan wine ke gelas pria yang tadi menatap kakinya, tangan pria itu mengambil kesempatan dengan menggenggam tangan Sa Rang. Sa Rang tentu saja kaget tapi ia masih berusaha bersikap tenang.
Sa Rang menuangkan wine untuk pria yang ada di sebelah dan lagi-lagi pria tadi berusaha menyentuh kaki Sa Rang tapi ada tangan seseorang yang mencegahnya, tangan Ji Won. Sa Rang segera menyingkir.
Ji Won mengingatkan kalau penumpang dilarang keras melakukan hal yang tak pantas di dalam pesawat. Pria itu berkata kalau ia hanya melakukan hal yang biasa saja. Ji Won kembali mengingatkan pria itu kalau masih seperti ini demi keamanan penumpang lain dan kru mereka harus mengambil tindakan khusus.

“Tindakan khusus?” Pria itu menilai kalau hal ini terdengar menarik.

Ji Won berkata kalau berdasarkan peraturan keamanan penerbangan Korea jika ada kru yang dilecehkan mereka diperbolehkan menahan penumpang tersebut bahkan memborgolnya dan menyerahkan ke polisi, dia bahkan akan dituntut ke pengadilan.
Tanpa sengaja Da Jin mendengar semuanya. Yoon Sung pun demikian ia membuka matanya. Pria itu terdiam setelah mendengar penjelasan Ji Won, sepertinya ia menahan kesal deh. Ji Won memberi kode pada Sa Rang agar segera pergi. Sa Rang mengangguk mengerti.
Pak Tony Brian terlelap, Ji Won berjalan melintas dan album foto milik Tony Brian pun jatuh, Ji Won mengambilkannya. Tony Brian terbangun. Ji Won melihat album foto milik Tony Brian. Foto pemandangan langit dengan awan-awannya.

Ji Won tersenyum mengembalikan album foto dan bertanya apa perut pak Tony Brian sudah baikan. Tony Brian mengangguk. Ji Won mengambil kaleng kosong minuman jahe yang sudah dihabiskan oleh Tony Brian. Tony Brian membuka album fotonya.
Ji Won masuk ke toilet, belum sempat ia mengunci pintu tiba-tiba ada seseorang yang membuka dan memaksa masuk ke toilet bersamanya. Ia jelas terkejut ternyata itu pria yang melakukan pelecehan terhadap Sa Rang.
Ji Won ketakutan, apa lagi pria itu mulai membelainya. Sesaat kemudian pria itu mencengkeram baju Ji Won.
Ji Won berkata kalau pria itu keluar dengan tenang ia tak akan menuntut. Tapi pria itu makin mencengkeram baju Ji Won dan berkata kalau masalahnya ia bisa menyelesaikannya sendiri. Ia menarik baju Ji Won keras membuat kancing bajunya lepas. Ji Won berteriak ketakutan.
Tiba-tiba ada tangan yang menarik baju pria itu. Kapten Kim Yoon Sung. Ia menarik dan menjatuhkan si lelaki hidung belang.
Yoon Sung menatap marah seakan ingin mmebunuh pria ini. Ji Won berusaha menahan dan menenangkan Yoon Sung. Beberapa pramugari datang, tapi Yoon Sung tak bisa membiarkan pria ini lolos begitu saja. Ia mendorong Ji Won agar menyingkir.
Yoon Sung yang sudah marah akan memukul tapi dengan cepat Da Jin datang menahan tangan Yoon Sung, pria itu mulai ketakutan.
Yoon Sung yang sudah hilang kesabaran pun mendorong pria itu hingga tersungkur dan jatuh di kabin kelas ekonomi. Penumpang jelas saja terkejut dengan keributan ini.
Pria itu tak terima diperlakukan seperti itu, pramugara berdiri dan menutup tirai agar keributan tak terlihat oleh penumpang. Pria itu mengatakan kalau dirinya itu penumpang kelas bisnis apa Yoon Sung tahu berapa harga tiket kelas bisnis. Yoon Sung berkata kalau harga tiket para penumpang tak termasuk bonus para pramugari. Pria itu menuduh kalau wanita itu (Ji Won) yang menggodanya lebih dulu. Ji Won menyangkal kalau ia tak melakukan hal seperti itu.
Yoon Sung berkata kalau mereka akan menyerahkan pria ini ke polisi bandara ketika sudah mendarat nanti. Si pramugara mengerti, ia akan membawa pria itu kembali ke tempat duduk. Pria itu jelas tak terima sudah diperlakukan seperti ini, ia mengancam akan menuntut. Ji Won tak takut dengan ancaman itu, silakan saja karena ia akan menjadi saksi di pengadilan nanti.
Yoon Sung berusaha menanangkan pikirannya, ia memberi pengumuman kepada penumpang. “Wings Air 202. Aku kapten Kim Yoon Sung, mohon maaf atas kekacauan yang baru saja terjadi. Para pramugari akan memprioritaskan keamanan dan kenyamanan anda. Maka dari itu, mohon untuk menjaga keselamatan pramugari seperti anda menjaga keselamatan diri anda. Sekali lagi saya mohon maaf.”
Pria itu kembali ke kursi tempat duduknya dengan kesal. Ia pun memanggil pramugari Sa Rang untuk memasangkan sabuk pengaman. Tapi Sa Rang antara mau tak mau melayani penumpang seperti pria tadi. 

Da Jin datang dan menggantikan Sa Rang. Ia menatap pria tadi dan mengencangkan sabuk pengaman dengan kasar, “Apa pendapatmu tentang aku?” tanya Da Jin. “Aku seksi kan?” Pria itu merasa kesakitan karena Da Jin mengencangkan sabuk terlalu kencang

Da Jin menatap tajam, “Apa tugas pramugari hanya untuk menyuguhkan teh?” Rasanya ia benar-benar ingin melempar pria itu keluar tapi ia tak bisa karena itu akan mencemari langit. Da Jin pergi, Pria itu mendesah kesal.
Ji Won menjahit kancing bajunya sendiri. Sa Rang minta maaf dan merasa bersalah. Ji Won berkata kalau ini bukan kesalahan Sa Rang jadi tak perlu dipikirkan. Joo Ri menyuruh teman-temannya kembali bekerja. Tangan Ji Won masih gemetaran ketika menjahit kancing bajunya.
Saatnya pergantian pilot dan co-pilot. Kapten Choi dan Jae Soo beristirahat kendali pesawat digantikan oleh Kapten Kim Yoon Sung dan Da Jin. Da Jin melirik ke arah kaptennya dan berkata kalau hari ini banyak hal yang terjadi. Ia melihat kalau hari ini kapten Kim bukan seperti diri kapten yang sebenarnya. Tapi ia ingin percaya kalau yang dilakukan Yoon Sung itu untuk semua orang. Yoon Sung diam saja.
Di menara pengawas Incheon, Dong Soo berulang kali melihat jam tangannya. Ia gelisah. Pak Kepala heran dan bertanya apa ada masalah. Dong Soo memberi kode kalau tak ada apa-apa.
Tepat saat itu Dong Soo menerima laporan dari Wings Air 202 dimana pesawat dari Inggris meminta izin mendarat. Dong Soo tentu saja senang mendengar suara Da Jin. Sebelum menerima laporan Da Jin ia bahkan mengetes suaranya dulu hehe.
Dong Soo menatap jendela melihat ke langit luar, ia tersenyum senang. “Aku lega bisa melihatnya sekarang.”
Pesawat pun mendarat di bandara Incheon dengan selamat. Para pramugari menyalami penumpang dan meminta maaf atas penundaan keberangkatan. Pak Tony Brian akan keluar dari kabin, Ji Won berkata kalau pesawat akhirnya bisa mendarat 20 menit lebih awal karena Jet Stream. Ia masih khawatir kalau hal ini membuat Tony Brian tak nyaman tapi ia lega ternyata hal itu tak terjadi.

Ji Won memberikan bingkisan kepada Tony Brian. Tony Brian bingung dan bertanya apa ini. Ji Won berkata meskipun sudah berusaha melakukan yang terbaik tapi tentu saja masih jauh dari harapan Tony Brian. Ia meminta Tony Brian menghilangkan semua perasaan tak enak ia berdoa semoaga perjalanan Tony Brian menyenangkan. Tony Brian bilang lupakan saja karena hal seperti ini tak bisa diselesaikan dengan cara seperti ini. Ji Won sekali lagi minta maaf.
Para pramugari mengagumi tindakan Yoon Sung di pesawat tadi bahkan kata seorang pramugara kalau Kapten Kim Yoon Sung sungguh menawan. Lee Joo Ri menambahkan karena itulah Kaptem Kim menawan dimata para wanita, ia bertanya tanya apa perlu diselidiki lebih lanjut tentang latar belakangnya.

Joo Ri menebak kalau ada sesuatu antara Kapten Kim dengan manajer kabin Choi Ji Won. Sa Rang tanya kenapa. Joo Ri merasa walaupun hati Kapten Kim keras tapi dia adalah seseorang yang siap mencekik leher orang lain atas insiden pelecehan. Joo Ri pun menyuruh Ji Na untuk mencari tahu lebih lanjut.
Tony Brian melihat album foto langitnya di ruang tunggu. Da Jin menelepon Ppo Song memberi tahu kalau ia akan segera pulang. Ia bertanya pada adiknya apa sudah makan. Ketika Da Jin berjalan, Tony Brian bangkit dari duduknya dan bertabrakan dengan Da Jin.

Barang bawaan Tony Brian pun berhamburan bahkan wig yang dikenakan Tony Brian pun bergeser (ya ampun ternyata itu wig tho haha) Da Jin minta maaf dan membantu merapikan barang bawaan. Tapi tatapannya beralih pada kepala si Tony Brian.

Tony Brian tak menyadari kalau wig-nya tak terpasang rapi. Da Jin berusaha memberi tahu tapi sepertinya Tony Brian tak menyadari kode Da Jin. Da Jin pun bingung harus ngomong apa. Pengen bilang, pak itu wig-nya miring hahaha. Tony Brian pun berlalu setelah membereskan barang-barangnya, tapi ada satu foto yang terjatuh. Da Jin memanggilnya, pak permisi.
Langkah Tony Brian terhenti dan berbalik. Da Jin mendekat ia bingung apa yang harus dikatakannya, ia pun memberanikan merapikan wig Tony Brian.

Apa yang dilakukan Da Jin jelas membuat Tony Brian terkejut, “Apa yang kau lakukan?”

Da Jin bilang kalau sekarang sudah tak apa-apa, sudah tertata rapi hehe. Tony Brian pun merapikan wig-nya, “Kau seharusnya memberitahuku lebih dulu. Benar-benar menjengkelkan!”

Da Jin berkata kalau ia menyesal sudah membuat Tony Brian jengkel tapi ia melihat Tony Brian membawa barang bawaan sangat banyak, ia minta maaf. Tony Brian kesal dan berlalu meninggalkan Da Jin.
Da Jin melihat ada sesuatu di lantai, ia memungutnya. Sebuah foto pemandangan langit. Da Jin sadar kalau itu milik pria yang bertabrakan dengannya tadi. Da Jin pun berlari mengejar tapi ia tak menemukannya. Da Jin mengamati foto itu ia tersenyum dan membaca tulisan yang tertera pada foto, ‘Tahun 2003 langit Inggris juga indah’
Ji Won berdiri terdiam di depan loker. Ia tertunduk sedih atas apa yang menimpanya selama penerbangan kali ini. Ia mengambil tanda co-pilot ber-strip tiga milik Yoon Sung dan menggenggamnya erat penuh kasih.
Ji Won berada di mobilnya sendirian, ia tak segera pulang. Ia kembali tertunduk sedih.
Ada seseorang yang mendekati mobilnya, Kim Yoon Sung. Yoon Sung menatap pilu kesedihan Ji Won, ia seakan ingin mengusir kegalauan hati Ji Won. Tangannya mengusap lembut kaca mobil seolah ia mengusap lembut Ji Won. Ji Won menyadari ada seseorang di sebelahnya, ia menoleh dan dilihatnya Yoon Sung berada di luar mobilnya.
Yoon Sung pun mengantar Ji Won pulang. Ia tak tega membiarkan Ji Won mengendarai mobil sendirian dalam keadaan seperti ini. Di dalam mobil keduanya hanya diam. Yoon Sung sesekali melirik ke arah Ji Won yang terus melamun.
Keduanya berada di tempat bermain anak-anak di dekat rumah Ji Won. Keduanya duduk di ayunan. Yoon Sung berdiri dan menyuruh Ji Won segera pulang agar bisa beristirahat. Ji Won mengucapkan terima kasih dengan nada sedih.
Yoon Sung mendekat tangannya terangkat ingin mengusap kepala Ji Won tapi sepertinya ia berat melakukannya. Ji Won menangis pelan.
Yoon Sung akan membiarkan Ji Won sendiri, tapi sepertinya Ji Won tak ingin berpisah dengan Yoon Sung. Dengan mata yang terus berurai air mata Ji Won bangkit mengejar Yoon Sung dan memeluknya dari belakang. Yoon Sung terdiam, tangis Ji Won membuat hatinya ikut sedih.
Ji Won sampai di rumahnya. Ia menyandarkan tubuhnya ke sofa sambil menggenggam tanda strip co-pilot milik Yoon Sung.
Yoon Sung terdiam di mobil di depan rumahnya, ia tak segera masuk ke rumah. Da Jin melintas dan tepat saat itu Yoon Sung keluar dari mobilnya.
Keduanya bertemu pandang tapi tak ada kata- kata yang keluar dari mulut keduanya. Yoon Sung berlalu masuk ke rumahnya tapi sebelum masuk ke rumah ia melirik sepintas ke arah Da Jin. Da Jin bergumam kalau Yoon Sung hari ini sedikit bertindak keren. Ia terheran-heran kenapa terus memikirkan Yoon Sung. Ia pun beranggapan kalau kemungkinan ia lapar. Ia pun segera pulang.
Tony Brian menginap di sebuah hotel, wig-nya tak terpasang. Ia membuka album foto langitnya. Ia pun menyadari kalau ia kehilangan satu foto langit koleksinya. Ia berusaha mencari di dalam koper dan di sela-sela buku. Tapi ia tak menemukannya.

Bersambung ke Part 2

Komentar :
Kapten keren deh, pengen rasanya nonjok tuh penumpang. Hmm... Ji Won masih memendam perasaan nih sama kapten. Apakah Kapten juga demikian. 

4 comments:

  1. Kynya kapten jg masih "punya" tuh mbak,,keliatan masih care gt...
    Wajar seh krna mrka pisah bukan krn g saling cinta...#malah gosip..:))

    Tapi kapten sama da jin aja,,walaupun nanti jalannya akan sulit seh...:(

    -indah-

    ReplyDelete
  2. Makasih mba Anish ditunggu part2nya .Apry

    ReplyDelete
  3. Makasih mba Anish ditunggu part2nya .Apry

    ReplyDelete
  4. hadeuh bete ngeliat si kapten kaya masih ada feeling ma si ji won... lah... aq yang cemburu ya!?he....mbak anish n mba irfa sengat ya bikin sinopsisnya.....
    -asuy-

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.