Thursday, 1 November 2012

Sinopsis Yes Captain Episode 6 Part 1

Ok kuputuskan untuk membuat sinopsis ini dulu sama Irfa hehe. Untuk drama baru lain ku pending dulu.

Sinopsis Yes Captain Episode 6 Part 1
Kim Yoon Sung melawan beberapa rentenir seorang diri. Tepat saat itu Dong Soo datang. Salah satu anak buah bos rentenir mengambil kayu dan memukulkan ke kepala Yoon Sung (kepala atau punggung ya?) yang pasti pukulan ini membuat Yoon Sung tak sadarkan diri.

Yoon Sung pun dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan terhadap kemungkinan yang terjadi. Da Jin menunggu di ruang tunggu. Dokter berkata pada Da Jin bahwa tak ada hal yang serius terhadap Yoon Sung.
Da Jin sangat bersyukur kalau semuanya baik-baik saja. Yoon Sung ingin tahu yang terjadi tadi itu apa. Da Jin menceritakan kalau dulu Bibi-nya seorang penyanyi tapi dia tertipu hingga akhirnya menjual rumah dan hidupnya menjadi susah.

Yoon Sung bertanya apa yang Da Jin lakukan selama ini sampai keadaannya jadi parah. Dengan kehidupan yang kacau seperti itu apa Da Jin pikir bisa terbang dengan baik. Da Jin berkata kalau ia sudah berusaha untuk menyelesaikan masalah, ini juga sulit untuknya dan ini juga bukan salahnya. Ia benar-benar sudah berusaha keras. Yoon Sung berkata kalau Da Jin pasti bisa mengatasi semua kesulitan ini.
Di parkiran rumah sakit Dong Soo dan Bibi Yang menunggu. Bibi mengamati mobil Dong Soo kemudian beralih menatap pemuda ini. Bibi Yang menebak kalau Dong Soo memiliki hubungan khusus dengan Da Jin. Dong Soo bilang kalau saat ini ia belum memiliki hubungan apa-apa dengan Da Jin.

Dong Soo ingin tahu berapa jumlah hutang yang harus Bibi Yang bayar. Bibi Yang bilang kalau bunga hutangnya selalu berlipat ganda. Ia sadar kalau sudah menyusahkan keponakan-keponakannya.
Yoon Sung dan Da Jin datang. Bibi Yang dan Dong Soo langsung menghampiri keduanya. Bukannya menanyakan keadaan Yoon Sung yang tadi terkena pukul, Dong Soo malah bertanya pada Da Jin apa baik-baik saja. Da Jin mengangguk kalau ia baik-baik saja.

Da Jin melirik ke Bibinya. Bibi Yang merasa tak enak bertanya bagaimana ia bisa membalas kebaikan Yoon Sung. Ia menawarkan bagaimana kalau biaya pengobatannya ia yang bayar. Yoon Sung bilang tak perlu.
Da Jin menyindir Bibinya mau bayar pakai apa, Hutang lagi. Bibi Yang langsung terdiam. Dong Soo berterima kasih pada Yoon Sung karena sudah menyelamatkan Da Jin. Ia menawarkan apa Yoon Sung perlu diantar pulang. Yoon Sung menolak ia akan naik taksi saja. Da Jin mengucapkan terima kasih pada kaptennya untuk apa yang dilakukan Sang Kapten hari ini.
Dong Soo mengantar Da Jin dan Bibi pulang ke rumah Paman Choi. Ia berpesan agar Da Jin segera beristirahat. Bibi berterima kasih pada Dong Soo. Dong Soo akan pamit pulang. Sebelum Dong Soo pergi Da Jin mengucapkan ‘Go Cham See Eh’. Dong Soo tersenyum senang dan mengucapkan 'Go Cham See Eh' juga pada Da Jin.

Yes... di dalam mobil Dong Soo kegirangan hehe.
Setelah Dong Soo pergi Da Jin menatap kesal Bibinya. Ia mengatakan kalau ia sudah menggunakan uang muka rumah untuk melunasi hutang Bibi Yang dan sekarang apa lagi yang bisa digunakan untuk membayar hutang. Bibi Yang bilang kalau yang dulu itu hanya untuk hutang pokoknya saja dan masih ada bunga yang harus dibayar. Bibi berjanji ia akan segera melunasinya jadi Da Jin tak perlu khawatir.

Da Jin : “Bagaimana melunasinya? Apa dengan menjualku?”

Da Jin tak mengerti apa hanya mimpi Bibinya saja yang terpenting. Bagaimana dengan mimpinya dan juga mimpi Ppo Song. Demi mencapai impian Bibi sebagai penyanyi apa harus mengacaukan impian dirinya dan Ppo Song. Bibi Yang berkata kalau ia menjadi penyanyi terkenal ia dan Da Jin tak akan kesusahan lagi dan bisa hidup bahagia.

Da Jin berkata kalau ia ingin hidup bahagia sekarang, “Kau satu-satunya keluargaku tapi kenapa kau selalu membuat masalah?” Da Jin lelah karena selalu saja seperti ini. Ia kesal dan meninggikan suaranya kalau ia sudah lelah dengan semua ini.
Dong Soo menemui ayahnya. Tanpa basa-basi Dong Soo langsung menodong ayahnya, “Kalau memang ayah sudah menyiapkan warisan untukku bagaimana kalau memberikannya padaku sekarang.” (wahaha minta warisan di muka)

Paman Kang menilai kalau putranya pasti baru saja membuat masalah. Dong Soo membenarkan kalau ia sedang terkena masalah.
Paman Kang bertanya berapa berat badan Dong Soo. Dong Soo menjawab kalau berat badannya sekitar 70 Kg. Paman Kang mengira-ngira, “Harga besi 800 won/kg. 7 x 8 = 56. Jadi 56.000 won.” (hahaha)

Dong Soo kesal karena ia disamakan dengan besi bekas. Paman Kang berkata kalau tak ada yang lebih adil daripada mematok harga besi bekas karena besi-besi ini dihargai sesuai dengan kondisinya. “Kau ini memang ada masalah atau hanya mau uangku saja? Anak-anak seharusnya berkorban untuk mengisi kantong orang tuanya. Itu baru namanya anak berbakti.”

“Lupakan saja!” Dong Soo kesal. Ia meninggalkan ayahnya. Paman Kang berteriak karena Dong Soo putranya maka ia menyamakan Dong Soo dengan besi bekas, kalau saja Dong Soo itu produk gagal nilai Dong Soo bahkan tak akan sampai 10.000 won. (haha)
Han Da Jin mengingat perbincangannya dengan Yoon Sung di rumah sakit tadi. Dengan kehidupan yang kacau apa kau pikir bisa terbang dengan baik? Da Jin menutup rapat seluruh tubuhnya dengan selimut, Bibi Yang masuk ke kamar, ia melihat di lantai ada kasur. Ia ke tempat tidur Da Jin dan Ppo Song. Ia membetulkan letak kaki Ppo Song dan menyelimutinya dengan benar.
Da Jin membuka selimut dan langsung bangun membuat Bibi Yang terperanjat kaget. Da Jin menatap bibinya dengan tatapan galak. Da Jin berkata kalau bibinya ini selalu lari dan sembunyi, apa seperti itu caranya seseorang menjalani hidup. Bibi berkata apapun alasan yang ia katakan semuanya akan percuma. Ia minta izin untuk tidur di sini apa Da Jin membolehkannya.

Da Jin menatap sebal. Bibi mengerti ia akan keluar tapi Da Jin tiba-tiba berkata kalau ibunya selalu bilang orang itu harus tidur di rumah memangnya bibi mau pergi kemana. Da Jin mengizinkan Bibinya tidur disini. Ia langsung merebahkan tubuhnya kembali. Bibi terharu dan mengucapkan terima kasih. Da Jin tersenyum.
Yoon Sung melamun di rumahnya, ia mengingat ucapan Da Jin tadi kalau Da Jin juga sulit menghadapi semuanya dan sudah berusaha keras.
Presdir Wings Air bertanya pada wakil Presdir Hong tentang rencana pelatihan khusus, ia ingin pelatihan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena ia mendengar kali ini banyak yang mendaftar menjadi kapten. Wk Presdir berkata kalau para co-pilot sangat memerlukan pelatihan khusus. Presdir menyarankan yang mengajar juga tak boleh sembarangan orang. Ia bertanya pada Mi Joo siapa kandidat pelatih yang direkomendasikan. Mi Joo merekomendasikan Kapten Kim Yoon Sung. Tapi Wakil Presdir tak setuju karena Kapten Kim tak ikut berpartisipasi. Ia menyarankan agar Presdir menerima pengunduran diri Kapten Kim.
Orang yang sedang dibicarakan pun tiba. Yoon Sung minta maaf karena sudah merepotkan. Wakil Presdir berkata bukankah Yoon Sung sendiri yang ingin keluar kenapa kembali lagi. Yoon Sung minta izin ia ingin menarik kembali pengunduran dirinya. Wakil Presdir Hong mencibir kalau Yoon Sung ini tak memiliki tanggung jawab. Presdir membenarkan ia sudah salah menilai Yoon Sung.

Yoon Sung menunduk minta maaf dan meminta agar dirinya diberi kesempatan sekali lagi. Wakil Presdir mengingatkan Presdir agar jangan menganggap enteng masalah ini karena ini bisa menjadi contoh buruk. Mi Joo berkata mumpung Kapten Kim sudah kembali ia meminta Presdir memberi kesempatan. Presdir merasa kalau saran Mi Joo masuk akal.
Yoon Sung berkata kalau tawaran untuk menjadi instruktur pelatihan khusus ia akan menerimanya. Wakil Presdir jelas tak suka, ia menilai kalau Yoon Sung benar-benar tak tahu malu karena jabatan itu bukan diperuntukan bagi orang yang tak memiliki tanggung jawab seperti Yoon Sung.

Presdir mengerti dan berkata kalau pengangkatan ini ia jadikan sebagai hukuman bagi Yoon Sung karena kurang bertanggung jawab. Mi Joo tersenyum dan berkata kalau keputusan Presdir sangat bijaksana. Presdir bertanya apa wakil Presdir setuju.

Wakil Presdir Hong mau tak mau harus menerima kembali Yoon Sung. Kapten Kim Yoon Sung akan memikul tanggung jawab atas pelatihan khusus. Yoon Sung permisi karena ia banyak tugas, sebelum pergi tak lupa ia mengucapkan terima kasih. Mi Joo menyusul Yoon Sung keluar.
Mi Joo berkata kalau ia mengkhawatirkan Yoon Sung. Yoon Sung minta maaf. Mi Joo menunjukan dan merobek surat pengunduran diri Yoon Sung. Mi Joo berkata alasan Yoon Sung kembali itu tak penting baginya. Mi Joo memeluk Yoon Sung, “Selamat datang kembali, Kak.” Yoon Sung melepas pelukan Mi Joo dan berlalu.
Wakil Presdir Hong bertanya pada Ketua Tim kenapa dulu Yoon Sung pergi ke Australia. Ketua Tim belum tahu alasannya tapi ia mengetahui kalau Yoon Sung berhenti menjadi pilot 7 tahun yang lalu dan bekerja di ruangan pendingin di Australia. Wakil Presdir Hong heran.

Ketua Tim mengatakan kalau ia mendengar informasi bahwa Yoon Sung bekerja sebagai buruh. Ketua Tim ingin tahu kenapa Wakil Presdir penasaran tentang hal ini. Wakil Presdir Hong menatap tajam, “Apa kau bertanya padaku?” Ketua Tim langsung menunduk dan berkata kalau ia akan menyelidiki kapten Kim Yoon Sung.
Wakil Presdir Hong bertanya-tanya kalau 7 tahun lalu Kim Yoon Sung keluar dari pilot kira-kira kenapa dia kembali. Ia meminta Ketua Tim agar melaporkan semua yang berhubungan dengan Kim Yoon Sung padanya. Ketua Tim mengerti dan segera keluar dari ruangan Wakil Presdir Hong. Wakil Presdir Hong In Tae berfikir pasti ada sesuatu yang terjadi.
Sebelum melaksanakan penerbangan Kapten Kim Yoon Sung dan Wakil kapten Han Da Jin melakukan briefing dengan Tim pramugari. Yang bersama mereka adalah tim yang dipimpin oleh Choi Ji Won. Untuk penerbangan kali ini rutenya menuju ke Jeju menggunakan Wings Air 323.

Kapten Kim Yoon Sung menjelaskan tentang kondisi cuaca yang berawan dan itu kemungkinan akan terjadi turbulensi. Penumpang mereka kali ini kebanyakan siswa-siswi SMA yang sedang bertamasya untuk merayakan kelulusan. Ia meminta kerja sama agar menjaga situasi supaya tetap tenang.
Penumpang pun satu persatu mulai memenuhi kabin. Ada satu siswi yang sepertinya siswa pendiam dan ada dua orang siswi yang mencibir siswi tersebut.
Siswi yang pendiam itu disenggol secara sengaja oleh dua orang siswi yang lain hingga bukunya terjatuh. Ia akan mengambil bukunya tapi dua siswi sombong itu malah menendang dan mengambil bukunya.
Siswi yang pendiam itu meminta bukunya. Tapi bukannya diberikan kedua siswi itu malah mengoper buku dan membuangnya. Siswi itu berusaha untuk tak terpancing emosi ia mengambil bukunya tapi siswi sombong berjaket pink malah mendorongnya hingga terjatuh.
Da Jin melihat kejadian ini dan menolong siswi yang terjatuh tadi. Da Jin mengingatkan kalau mereka berdua tak sepantasnya melakukan hal ini pada teman sendiri. Kedua siswi sombong itu berkata kalau siswi itu bukan temannya.
Kedua siswi sombong berjalan menginjak buku. Da Jin berkata kalau ia Wakil kapten yang akan menerbangkan pesawat ini. Kedua siswi tersebut malah mencibir, “Ternyata supir pesawat.”

Da Jin berusaha tersenyum dan meminta tolong agar mereka jangan mengganggu teman dan sebaiknya segera ke tempat duduk masing-masing. Siswi sombong itu bertanya apa Da Jin melihatnya mengganggu teman. Siswi yang pendiam itu akan mengambil buku yang masih di lantai tapi kaki siswi yang sombong itu menahan dengan cara menginjaknya.

Da Jin melihat ini sudah keterlaluan ia menahan siswi yang sombong itu dan membuat kaca cermin yang dibawa siswi itu terjatuh dan pecah. Ji Won melihat keributan ini. Da Jin berkata kalau siswi itu memiliki wajah yang cantik dan seharusnya memiliki hati yang cantik juga. Siswi itu marah karena kaca cerminnya pecah, “Apa kau tahu berapa harganya?”
Da Jin menilai kalau siswi tersebut seharusnya minta maaf. Siswi yang pendiam itu berdiri dan berkata pada Da Jin tak perlu ikut campur urusan orang lain dan mengumpat. Ia pun kembali ke tempat duduknya.
Da Jin membereskan pecahan kaca. Manajer Choi Ji Won membantu membersihkannya dan berkata kalau anak-anak seumuran mereka memang seperti itu jadi Da Jin tak perlu ikut campur. Da Jin menatap tajam Ji Won, “Apa kau sedang bicara denganku?” Da Jin meninggalkan Ji Won dan kembali ke kokpit.
Kapten Kim dan wakil kapten Han sudah berada di kokpit. Yoon Sung menanyakan kenapa Da Jin tak menyapanya. Da Jin mengatakan ‘Halo’ dengan malas dan pelan.

Yoon Sung meminta Da Jin mengucapkannya dengan jelas. Da Jin menoleh menatap Yoon Sung, “Halo kapten!” sapa Da Jin dengan suara lebih jelas namun kesal. Da Jin merasa kalau Yoon Sung seharusnya minta maaf padanya karena mengambil sertifikat penerbangannya hingga ia tak bisa terbang. Ia juga tak suka Yoon Sung ikut campur dalam urusan pribadinya.

Yoon Sung : “Aku tak mau terbang bersamamu lalu kau ingin aku minta maaf hanya gara-gara itu?”

Da Jin merasa senang tapi sekaligus kesal kalau terbang bersama Yoon Sung tapi ia tak punya pilihan lain karena harus bekerja, “Kapten. Kau jangan mencampuri urusanku lagi!”

“Aku tak mencampuri urusan pribadimu,” ucap Yoon Sung membuat Da Jin menarik nafas kesal.
Ji Won memberi tahu kalau penumpang sudah lengkap semua. Yoon Sung meyuruh da Jin minta izin lepas landas. “Roger!” ucap Da Jin mengikuti perintah kaptennya.
Da Jin pun menghubungi menara pengawas untuk minta izin lepas landas. Pihak menara pengawas menerima laporan dan mengizinkan terbang dari runway (landasan terbang) sebelah kiri dengan ragu-ragu. Da Jin mengerti dan menjawab sebelah kanan (wahaha salah) Yoon Sung tanya kanan atau kiri. Da Jin menjawab kanan. Yoon Sung menyuruh Da Jin bertanya lagi pada pihak pengawas menara. Da Jin pun bertanya untuk mengkonfirmasi dan jawaban dari pihak tower adalah sebalah kanan. Tapi Yoon Sung meminta dipastikan lagi. Da Jin meyakinkan kalau dari pihak tower sebelah kanan. Yoon Sung ngotot meminta memeriksa lagi dengan benar.
Dong Soo mendengar percekcokan ini dan menghampiri petugas yang menerima laporan dari Da Jin. Ia langsung bertanya pada bawahannya tangan mana yang digunakan untuk makan. Bawahannya langsung mengangkat tangan kanannya.

Dong Soo kesal, “Besok-besok makan dengan tangan kiri.” Kata Dong Soo. Dong Soo pun mengkonformasi untuk runway di sebelah kiri. Da Jin yang mendengar itu langsung meralat pada Yoon Sung dan minta maaf.
Yoon Sung jelas marah, “Permintaan maafmu tak bisa menghidupkan kembali penumpang yang mati. Jangan membawa masalah pribadimu ke dalam kokpit. Kalau tak bisa lebih baik tak usah pegang kendali pesawat.” Suara Yoon Sung meninggi, “Meskipun kau ini yang terburuk paling tidak kau harus tetap berusaha melakukan yang terbaik. Kalau tidak, kau akan tetap menjadi yang paling buruk.”

Da Jin heran kenapa Yoon Sung selalu marah-marah padanya.

“Apa?” Bentak Yoon Sung.
Dan percekcokan di kokpit ini didengar oleh pihak menara pengawas. Dong Soo meminta keduanya mematikan saluran frekuensi kalau mau berdebat. Da Jin minta maaf dan mematikan saluran frekuensi. Yoon Sung berkata kalau Da Jin minta maaf seperti itu sama artinya dengan mengakui kalau Da Jin itu memang buruk.
Pesawat pun lepas landas. Pramugari mulai melayani penumpang. Ji Won bertanya pada siswi yang pendiam ingin minum apa. Siswi itu tak menjawab hanya membetulkan letak bukunya yang sobek, sebuah buku catatan dengan gambar pesawat.

Ji Won mengambilkan jus, siswi itu akan mengambilnya tapi kedua siswi yang sombong tadi menyenggol dengan sengaja dan minuman itu pun membasahi buku milik siswi itu. Kedua siswi sombong minta maaf tapi kemudian tertawa. (ah nyebelin banget nih dua anak)
Ji Won mengambil tisu dan membersihkan tumpahan jus. Siswi itu diam saja menahan perlakukan kedua temannya yang sombong (mungkin dia orang ga punya jadi diperlakukan kayak gitu sama temannya)
Da Jin berada di toilet membasuh wajahnya.
Siswi itu beranjak dari tempat duduknya ia akan ke toilet. Dua siswi yang sombong bergumam, “Mau kemana dia, sangat menyebalkan.” Da Jin meminta air dingin pada pramugari. Da Jin melihat siswi itu berdiri sendirian di depan toilet sambil memeluk buku catatan yang memuat gambar pesawat. Gadis remaja itu tampak terdiam. Usai menerima dan meminum air Da Jin mendekatinya.
Da Jin menebak kalau siswi itu menyukai pesawat karena ia juga menyukai pesawat. “Bagaimana pesawat bisa terbang di langit? Karena ada orang yang benar-benar percaya kalau itu mungkin.”
Siswi itu berkata kalau dirinya ingin menjadi pilot yang keren seperti Da Jin. Tapi ia tak bisa apa-apa, setiap hari ia selalu ditindas teman-temannya. Pintu toilet terbuka, siswi itu permisi dan minta maaf tentang kejadian tadi.
Di kokpit kapten Kim Yoon Sung akan memberikan pengumuman kepada para penumpang. Da Jin meminta izin ia yang akan menyampaikan pengumuman untuk para penumpang. Yoon Sung awalnya ragu tapi Da Jin memohon.

Yoon Sung pun membolehkannya, “You have!”
Da Jin tersenyum senang, “I have!” jawabnya. 

Da Jin mengambil cacatan yang akan ia umumkan pada penumpang. Pengumuman yang bersifat umum seperti biasanya. Sapaan pada para penumpang, memberitahukan letak ketinggian dan kecepatan pesawat dan berapa lama lagi mereka akan sampai di Jeju dan juga memberitahukan cuaca di tempat tujuan.
Usai menyampaikan pengumuman itu Da Jin mengucapkan pengumuman yang berisi kata-kata motivasi pada siswa-siswi yang melakukan perjalanan wisata ke Jeju.

“Para siswa sekalian apa mimpi kalian?”

Yoon Sung terkejut dengan pengumuman yang disampaikan Da Jin.
“Kalian mungkin ingin menyerah pada mimpi kalian karena kesulitan yang kalian hadapi. Kalau kalian sedang mengalami masa-masa itu, majulah perlahan-lahan tapi jangan mundur. Tentu saja impian kalian itu terasa masih jauh dari sekarang. Tapi kalau kalian terus maju menuju impian maka suatu hari kalian akan bisa meraih mimpi kalian.

Lihatlah keluar, kalau kalian merasa sedih atau stres kalian bisa melempar semua perasaan itu ke langit. Aku berharap kalian bisa menikmati penerbangan ini.”

“Ya...” sahut para siswa serempak. Ji Won dan pramugari lain tersenyum.
“Dan untuk siswa laki-laki tolong jangan mengambil foto kakak cantik dengan Hp-mu lebih baik kalian ambil gambar diri kalian sendiri untuk kenang-kenangan karena penampilan kalian sekarang ini adalah yang tercantik dan tertampan.”

Para pramugari menoleh ke beberapa siswa laki-laki yang sedang asyik memotret haha. (emangnya hape boleh diaktifin ya?)
Da Jin mengajak para siswa mengucapkan kata semangat.
Para siswa mengikuti ajakan Da Jin. Mereka mengucapkan kata ‘semangat’ suasana pun menjadi riuh karena semangat mereka.
Dua siswi sombong itu malah mencibir, “Uh semangat apaan sih?”

Tapi siswi yang bercita-cita menjadi pilot tersenyum senang dan mengucapkan semangat dengan suara pelannya.
Da Jin menyudahi pengumumannya. Yoon Sung mengingatkan kalau yang namanya pengumuman itu untuk penumpang bukan pengumuman secara pribadi. Kalau tindakan Da Jin seperti itu lebih baik berhenti menjadi pilot dan menjadi DJ saja.

Da Jin tersenyum dan berkata kalau cuacanya selalu berbeda. Setiap hari para penumpang pasti bosan mendengar pengumuman yang sama. Meskipun hanya ada satu penumpang yang mendengarkan pengumumannya ia akan terus membuat pengumuman seperti tadi, “Kapten kau juga harus semangat.” Kata Da Jin sambil tertawa-tawa.
Pesawat pun mendarat di Jeju. Ji Won memberikan kaca cermin pengganti kepada siswi sombong yang kaca cerminnya pecah. Siswi itu berkata kalau kaca cerminnya lebih mahal daripada kaca cermin pengganti dari Ji Won. Ji Won tersenyum berkata kalau kaca cermin ini akan membuat hati menjadi lebih cantik. Siswi itu mengambilnya secara kasar.
Siswi yang bercita-cita menjadi pilot sepertinya enggan keluar dari pesawat, ia terus melihat kesana kemari sebelum keluar.

Sebelum siswi itu pergi Da Jin memanggilnya. Ia memberikan sebuah buku pada siswi tesebut. Da Jin mengatakan kalau buku ini berisi catatan pribadinya. Ia tak memberikan buku ini pada sembarang orang. Siswi tersebut membuka tiap lembar buku catatan Da Jin, ternyata itu buku catatan tentang pesawat. Da Jin berpesan kalau keduanya harus bertemu lagi disini. Siswi itu tersenyum senang.
Kang Dong Soo berlari cepat mengejar Yoon Sung dan Da Jin yang baru tiba dari Jeju. “Kapten Kim Yoon Sung!” panggil Dong Soo.

Dong Soo berkata bukankah sudah menjadi aturan standar kalau suasana hati pilot sangat mempengaruhi penerbangan. Kalau menurut Yoon Sung suasana hati kapten penting maka suasana hati Wakil Kapten Han Da Jin juga sama pentingnya. Dong Soo mengungkit perdebatan antara Yoon Sung dan Da Jin sebelum penerbangan ke Jeju tadi.
Yoon Sung mengatakan kalau suasana hati Wakil Kapten Han Da Jin berada di bawah standar. Dong Soo berkata kalau siapapun bisa berbuat kesalahan. Da Jin mengerti kalau yang tadi itu kesalahannya, ia minta maaf.

Yoon Sung mengingatkan bahwa tak boleh ada kesalahan di dalam kokpit. Ini sama seperti kontrol lalu lintas pesawat yang menjadi tanggung jawab Dong Soo. Kesalahan sepersekian detik bisa berakibat fatal.
Yoon Sung akan pergi tapi Dong Soo bertanya apa Yoon Sung tak pernah sekalipun membuat kesalahan dan itu membuat langkah Yoon Sung terhenti. Yoon Sung berbalik menatap Dong Soo.
Dong Soo kembali bertanya apa Yoon Sung langsung mahir sejak pertama kali mengendalikan pesawat. Da Jin merasa kalau perdebatan ini tak akan ada ujungnya ia melerai dan mengaku kalau ia yang salah dan akan bertanggung jawab, ia minta maaf.

Dong Soo membentak kenapa Da Jin terus meminta maaf. Hal itu membuatnya tambah kesal dan meninggalkan keduanya. Yoon Sung menyahut kalau Dong Soo dan Da Jin sama saja. Ia pun meniggalkan Da Jin yang berdiri sendirian disana menghela nafas panjang.
Paman Choi pulang bersama dengan Dong Soo. Dong Soo membawa bossam (daging kukus yang dibungkus sayuran) Bibi Yang dan Ppo Song senang menerimanya. Tapi Bibi Yang bilang kalau ia sedang diet. Dong Soo tanya dimana Da Jin.
Da Jin berada di kamar tengah belajar. Dong Soo membuka pintu dan memainkan mainan anak-anak untuk mencari perhatian Da Jin. Tapi Da Jin mengabaikannya. Dong Soo menyahut kalau ia datang tapi Da Jin cuek padanya. Dong Soo membawakan makanan kesukaan Da Jin yang ia bawa. Ia meminta Da Jin mencobanya.

Dong Soo bertanya kenapa Da Jin belajar. Da Jin tak menjawab ia hanya bilang kalau Dong Soo jangan ikut campur urusannya. Dong Soo minta maaf karena tadi ia sudah marah-marah. Da Jin berkata bukankah Dong Soo sudah tahu sifat Kapten Kim Yoon Sung tapi kenapa Dong Soo masih marah-marah seperti itu dan kenapa Dong Soo ikut campur urusannya. Dong Soo tak menjawab.
Da Jin mengambil daging dan sayuran lalu memakannya. Ia melirik ke arah Dong Soo mengambil daging dan membungkusnya pada sayuran lalu menyodorkannya ke mulut Dong Soo (disuapin haha) Da Jin mengingatkan agar Dong Soo menjaga sikap mulai dari sekarang. Dong Soo mengangguk tersenyum sambil mengunyah dagingnya.
Yoon Sung makan malam bersama Presdir Wings Air. Presdir bertanya apa sekarang Yoon Sung merasa lebih baik setelah kembali bertugas. Ia merasa kalau Yoon Sung lebih baik tinggal di Korea daripada di Australia. Yoon Sung menjawab pendek ya.
Presdir mengungkapkan alasan kenapa ia mengajak Yoon Sung ke Wings Air. Ia membutuhkan orang seperti Yoon Sung untuk mengembangkan Wings Air. Yoon Sung minta maaf karena sudah mengecewakan Presdir. Presdir berkata kalau ia tak merasa kecewa ia yakin kalau Yoon Sung pasti punya alasan.

Yoon Sung berterima kasih karena Presdir sudah percaya padanya. Presdir berpesan agar Yoon Sung jangan menanggung beban sendirian. Kalau itu terasa berat Yoon Sung bisa berbagi dan ia juga akan melakukan hal yang sama.
Heo Jae Soo dan Jang Min Ah terkejut melihat daftar peserta pelatihan khusus. Nama keduanya dan Han Da Jin ada diantara nama peserta pelatihan khusus. Da Jin datang dan merangkul keduanya ia bertanya ada apa. Jae Soo mengeluh kalau meraka akan mati.
Da Jin membaca pengumuman peserta pelatihan khusus ia terkejut membaca namanya tercantum disana. Ditambah lagi ia terkejut mengetahui siapa instruktur yang akan melatih mereka, Kapten Kim Yoon Sung.

Bersambung di Episode 6 Part 2 >

6 comments:

  1. semangat.............................

    ReplyDelete
  2. Terima kasih mba anish atas lanjutan sinop ini.Saya belum sempet baca eps ini sich tp mau komen dulu.sebelumnya salam kenal mba anis.Aku se7 dech kalau mba Anish sm mba irfa kerjasama buat nulis sinop ini supaya gampang.Kaya mba dee sm mba fanny.saya tggu sinop eps selanjutnya dg sabar pastinya.Mba anish sm mba irfa ttp semangat ya smg sukses nulis sinopnya sampai tamat.Apry.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trims Apry salam kenal juga ya. Semoga bisa sampai end.

      Delete
  3. yayaaa mb aniizz lanjuut...

    ReplyDelete
  4. Hp boleh d aktifkan kok, walau dalam mode pesawat kan yang off cuma pengaturan signal kalo gak salah hehe

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.