Huwa maaf ya gara-gara I Miss You, Yes Captain jadi agak tersendat. Maaf Ya Irfa kelamaan nunggu hehe.
Sinopsis Yes Captain Episode 10 Part 1
Da Jin berkata kalau ia tak ingin melihat Dong Soo jadi ia menyuruh Dong Soo pulang. Ia akan masuk ke rumahnya tapi Dong Soo menarik tangannya. Dong Soo meminta Da Jin melihatnya walaupun Da Jin tak mau melihanya. Ia tak mengerti kenapa Da Jin hanya melihat apa yang ingin Da Jin lihat.
Da Jin berkata kalau itulah dirinya. Mendengar Da Jin mengatakan itu Dong Soo pun memutuskan kalau mulai sekarang ia juga akan melihat apa yang ingin ia lihat dan melakukan apa yang ingin ia lakukan.
Da Jin menatap tak mengerti. Dong Soo dengan cepat meraih wajah Da Jin dan menciumnya. Da Jin hanya berdiri diam terkejut.
Paman Choi dan Ppo Song keluar rumah dan melihat keduanya. Paman Choi yang terkejut melihat pemandangan ini langsung menutup mata Ppo Song dan mengajaknya kembali masuk ke rumah.
Da Jin mendorong Dong Soo yang sudah kurang ajar padanya, ia marah. “Apa ini?” Dong Soo mengatakan kalau itu ungkapan perasaannya pada Da Jin.
Dengan ketus Da Jin meminta maaf kalau ia tak merasakan apapun terhadap ciuman yang barusan. Ia mengajak Dong Soo berteman saja dengannya sebagai teman baik.
Da Jin akan masuk ke rumah tapi Dong Soo kembali menahan tangannya. Dong Soo jelas kecewa dan menebak apa ini karena Kapten Kim Yoon Sung. Da Jin diam, ia hanya menatap Dong Soo. Da Jin pun meninggalkan Dong Soo sendirian yang menatapnya dengan perasaan sedih.
(huwaaaa kakak 300 won patah hati)
Dong Soo berada di rumahnya membunyikan alarm buatannya. Ia kembali teringat ucapan Da Jin tadi kalau Da Jin tak merasakan apapun terhadap ciuman Dong Soo dan mengajak Dong Soo berteman saja.
Paman Kang datang dan melihat putranya tengah dirundung kesedihan. Ia heran kenapa Dong Soo seharian memainkan alat itu. Dong Soo diam saja. Paman Kang tambah heran kenapa ekspresi wajah Dong Soo sepert itu, “Kenapa kau terlihat murung?” Dong Soo tetap diam saja.
Paman Kang bertanya-tanya bagaimana caranya mengembalikan semangat putranya. Ia mengambil minuman kaleng dan menyuruh Dong Soo meminumnya, karena setelah meminum bir suasana hati Dong Soo pasti akan lebih baik.
Dong Soo menerima minuman pemberian ayahnya tapi ia tak segera meminumnya dan kembali melamun. Paman Kang bertanya kenapa lagi apa ada sesuatu yang tak berjalan sesuai dengan keinginan Dong Soo.
Dong Soo tak menjawab ia malah bertanya pada ayahnya, “Perempuan dan uang. Apa keduanya akan benar-benar datang pada kita kalau kita mengejarnya?”
Paman Kang berkata kalau Dong Soo harus sangat dekat dan akrab ketika mengejar keduanya. “Jangan coba-coba mempertahankan dia kalau dia tak mau. Semakin kau melakukannya dia akan semakin menjauh pergi. Apa kau tak tahu tentang strategi mundur? Hanya menunggu dan sabar.”
Dong Soo kembali bertanya bagaimana kalau ia kehilangan ketika ia menunggu. Paman Kang sepertinya tahu situasi putranya dan memberi saran agar putranya lebih bergembira dan bersemangat. “Sama seperti uang yang tak ada artinya kalau kau tak peduli. Cinta tanpa tantangan itu membosankan.”
Paman Kang menyuruh putranya meneguk minuman satu teguk saja. Dong Soo menarik nafas dan meneguk minuman kalengnya. Paman Kang ikut merasakan kegalauan putranya nih.
Da Jin menghampiri Paman Choi yang tengah berada di ruang mesin. Paman Choi melihat wajah muran Da Jin dan bertanya kenapa. Ia teringat kejadian yang ia lihat tadi dan bertanya apa terjadi sesuatu. Da Jin menggeleng menjawab tidak.
Paman Choi mengingatkan Da Jin jangan hanya memikirkan Ppo Song dan pekerjaan saja, pergilah berkencan. Da Jin memegang dadanya dan berkata kalau ia merasakan ada yang aneh. Paman Choi menebak Da Jin memiliki perasaan pada Dong Soo, ia mengatakan kalau itu terjadi karena Da Jin memikirkan seseorang.
Da Jin berusaha tertawa dan berkata kalau kadang-kadang ia seperti itu.
Paman Choi tersenyum dan berkata kalau Dong Soo itu pria yang baik. Da Jin terkejut dengan apa yang dikatakan paman Choi tentang Dong Soo. tapi yang membuat Da Jin seperti ini bukanlah Kang Dong Soo.
Keesokan harinya Kang Dong Soo bersiap akan berangkat kerja dan wuih... penampilannya berubah. Lihat gaya rambutnya udah ga ikal lagi. Rambut lurus dengan poni lempar kanan hehe. (Chun Hee jadi kelihatan gemuk)
Dong Soo berkaca merapikan pakaiannya. Paman Kang datang dan berkata kalau ia sudah memanggil Dong Soo berkali-kali untuk sarapan. Tiba-tiba Paman Kang terdiam melihat penampilan baru putranya. Ia kaget putranya jadi terlihat lebih tampan.
Paman Kang mengamati Dong Soo dari kepala sampai kaki dan bertanya-tanya bisakah Dong Soo ini menjadi model. Ia heran dan bertanya kenapa Dong Soo berubah penampilan seperti ini. Dong Soo tak menjawabnya.
Dong Soo sampai di parkiran bandara, penampilan barunya membuat pramugari menatapnya terkagum-kagum (menurutku lebih cakepan yang rambut ikal) Para pramugari berada di loker minuman. Da Jin ke sana untuk membeli minuman tapi katika ia merogoh sakunya ia tak menemukan uang receh.
Dong Soo melihat Da Jin yang kebingungan mencari uang receh. Ia pun menghampiri Da Jin.
Para pramugari jelas terkejut melihat penampilan baru Dong Soo. Dong Soo memasukan uang koin dan mengambil minuman. Da Jin yang berada di sebelah terus menatapnya heran.
Dong Soo memberikan minuman itu pada Da Jin. Da Jin menerimanya dan dengan iseng Lee Joo Ri memotret penampilan baru Dong Soo dengan kamera ponselnya hehe.
Da Jin yang masih heran bertanya apa ini Kang Dong Soo. Dong Soo balik bertanya memangnya siapa yang Da Jin harapkan. Da Jin berkata kalau Dong Soo yang ia kenal berbeda dengan Dong Soo yang sekarang. Dong Soo mengatakan kalau ia sudah berubah dan mengucapkan selamat bekerja pada Da Jin.
Dong Soo berlalu dari sana dan diikuti oleh beberapa pramugari yang berjalan di belakangnya. Da Jin menatap tak mengerti kenapa Dong Soo tiba-tiba berubah seperti ini (ini karena kau hehe)
Lee Joo Ri dan beberapa pramugari berjalan mengekor di belakang Dong Soo. Lee Joo Ri mengagumi cara berjalan Dong Soo. Ia heran bagaimana bisa seseorang berubah menjadi sangat tampan dalam waktu semalam. Joo Ri gregetan liat tampang baru Dong Soo hehehe.
Wakil Presdir Hong mengadakan rapat dengan beberapa Direktur. Ia mengatakan kalau dewan komite akan memutuskan tentang insiden penerbangan sebelumnya. Kapten Kim Yoon Sung dan co-Kapten Han Da Jin akan bertanggung jawab bersama-sama. Ia akan meminta pendapat dari semua anggota panitia rapat sebelum melakukan keputusan.
Salah satu peserta rapat mengatakan kalau Wings Air sudah menerima lima bintang jadi apa masih perlu melakukan rapat evaluasi untuk staf. Mi Joo mengangguk setuju apa yang disampaikan peserta rapat.
Ketua Tim datang menyampaikan dokumen pada Wakil Presdir Hong. Mi Joo penasaran dokumen apa itu karena ayahnya terlihat sangat puas.
Wakil Presdir Hong mengatakan kalau sepertinya semuanya belum berakhir. Penumpang yang tidak puas dengan layanan dalam insiden tersebut telah mengajukan tuntutan terhadap perusahaan. Peserta rapat dan Mi Joo terkejut, mau tak mau mereka pun harus mengevaluasi staf.
Han Da Jin melihat Kapten Kim Yoon Sung sibuk dengan tab-nya. Da Jin teringat kejadian dimana ia melihat kapten Kim Yoon Sung dan Ji Won berpelukan di depan rumah Yoon Sung. Ada rasa marah dalam hatinya, hal itu ia tunjukan dengan sikap juteknya pada Yoon Sung.
Da Jin yang kesal (karena cemburu-mungkin) duduk tak sopan. Tapi Yoon Sung tak mempedulikannya. Da Jin membuka lembar majalah dengan suara keras dan cepat. Yoon Sung merasa terganggu dengan cara Da Jin membuka lembaran majalah. Yoon Sung mengatakan kalau Da Jin berisik. Da Jin menyahut kalau hatinya bahkan lebih berisik. Da Jin pindah tempat duduk dan kembali membuka tiap halaman majalah dengan kasar.
Ketua Tim datang menghampiri keduanya sambil mengeluh kenapa ia merasa seluruh tubuhnya sakit setiap kali melihat Yoon Sung dan Da Jin. Ia menyampaikan pada keduanya kalau ia sudah menerima instruksi dari atasan bahwa keduanya diskors dan itu merupakan keputusan komite kualifikasi.
Da Jin dan Yoon Sung jelas terkejut, skorsing?
Ketua Tim menyampaikan kalau tuntutan sudah diajukan kepada perusahaan. Ia memberi tahu kalau penumpang itu adalah salah satu pembeli tiket terbesar perusahaan Wings Air. “Kalian seharusnya tak membuat kekacauan terhadap seseorang tanpa mengetahui siapa dia.”
Da Jin menilai kalau hal ini tak masuk akal. Ketua Tim mengingatkan Da Jin jangan mencoba memohon padanya. Yoon Sung diam saja tak memprotes apapun tapi ia mencoba berfikir untuk mencari jalan keluar.
Da Jin menemui Wakil Presdir menanyakan apa maksud ia diskors itu ia tak boleh terbang. Wakil Presdir menghubungi sekertarisnya ia marah kenapa mengizinkan Da Jin masuk ke ruangannya.
Da Jin mengatakan kalau ia diskors terbang ia tak akan pernah bisa menjadi seorang kapten. Wakil Presdir berkata kalau keputusan itu dibuat karena ada alasannya. Seorang pemarah seperti Da Jin sebaiknya tak diberikan izin untuk terbang. Ia tak bisa membiarkannya lagi.
Da Jin berkata kalau pramugari juga keluarga mereka. Ia tak bisa membiarkan keluarganya menyimpan pemangsa seks. Wakil Presdir menyarankan Da Jin mencari pekerjaan lain di maskapai penerbangan lain.
Wakil Presdir mengatakan kalau Da Jin hanya diskors dari terbang seharusnya Da Jin merasa beruntung.
Tapi Da Jin memohon untuk tak diskors dan biarkan ia menjadi pilot. “Tolong biarkan aku terbang!”
Wakil Presdir mengingatkan bahwa tak semua orang yang memiliki sayap pasti bisa terbang. “Kau dianggap wanita. Wanita dengan sayap tapi tak pernah bisa terbang.”
Da Jin menunduk dan ada seorang lagi yang masuk ke ruangan Wakil Presdir, siapa itu? Kim Yoon Sung.
Kim Yoon Sung meminta Da Jin keluar. Tapi Da Jin tetap di tempatnya berdiri menatap Wakil Presdir dan berkata kalau ia harus bekerja demi keluarganya. Wakil Presdir mencibir memangnya ada orang yang tanpa keluarga. Yoon Sung merasa ucapan Wakil Presdir yang barusan itu menyinggung dirinya.
Da Jin memberi tahu kalau adiknya sedang sakit. Wakil Presdir menyahut kalau itu sangat disayangkan. Da Jin kembali mengatakan kalau ia melakukan pekerjaan disini untuk keluarganya, “Bagiku untuk bisa terbang ke langit memberi harapan untuk keluargaku. Itu adalah mimpiku.”
Wakil Presdir menyuruh Da Jin pulang saja dan bermimpilah di malam hari. Yoon Sung menahan marah ia menyuruh Da Jin keluar, ia menarik tangan Da Jin. Semantara ia kembali lagi menghadap Wakil Presdir.
Da Jin yang berada di luar ruangan cemas. Hong Mi Joo heran melihat Da Jin ada di depan ruangan ayahnya. Ia pun bertanya apa yang dilakukan Da Jin disini. Da Jin tak menjawab.
Mi Joo akan masuk ke ruangan ayahnya tapi Da Jin mencegah karena sekarang bukan saat yang tepat untuk masuk ke ruangan Wakil Presdir tapi Mi Joo tak peduli ia tetap membuka pintu.
Kemudian ia mendengar apa yang Yoon Sung dan ayahnya bicarakan. Ia tak jadi masuk dan mendengarkan yang mereka bicarakan. Terdengar permohonan dari Yoon Sung yang meminta wakil Presdir Hong tetap membiarkan Da Jin terbang. Mi Joo masuk ke ruangan ayahnya.
Yoon Sung bertanya apa wakil Presdir tak mau menunggu kesempatan untuk menyingkirkannya. Ia mengatakan kalau ia akan mengambil semua tanggung jawab ini jadi ia memohon agar wakil presdir mempertimbangkan lagi keputusan itu.
Wakil Presdir berkata kalau Yoon Sung ingin menyelamatkan pekerjaan Da Jin maka sebagain gantinya Yoon Sung yang harus pergi. Mi Joo jelas terkejut dan tak setuju. Yoon Sung akan keluar dari ruangan wakil presdir tapi wakil Presdir memperingatkan agar Yoon Sung jangan mengganggu putrinya lagi. Yoon Sung dengan tegas kalau ia mengerti ia tak akan melakukannya.
Mata Mi Joo berkaca-kaca mencegah Yoon Sung. Ia bertanya kenapa Yoon Sung begitu cepat menyerah terhadapnya. Karena dulu Yoon Sung begitu melindunginya. Tapi sekarang kenapa selalu saja dirinya seseorang yang tak bisa dilindungi oleh Yoon Sung. Yoon Sung hanya berkata maaf dan keluar dari ruangan Wakil Presdir.
Di depan ruangan wakil Presdir, Da Jin mempertanyakan hasil pembicaraan Yoon Sung dengan Wakil Presdir. Yoon Sung mengatakan kalau Da Jin hanya perlu mempersiapkan dan melakukan pekerjaan Da Jin dengan baik. Itu saja yang terpenting yang harus Da Jin lakukan. Da Jin jelas ingin tahu hasil yang sebenarnya. Yoon Sung berkata kalau saat ini Da Jin harus menunggu dan sabar.
Da Jin mengerti, kemudian keduanya berjalan berlainan arah tapi sejenak Yoon Sung menoleh untuk menatap Da Jin yang cemas dengan pekerjaannya.
Mi Joo meminta pada ayahnya menghentikan tindakan ayahnya pada Yoon Sung. Wakil Presdir marah kenapa Mi Joo mengatakan itu padahal Mi Joo mendengar sendiri apa yang Yoon Sung katakan.
Mi Joo meminta ayahnya harus menepati janji. Wakil Presdir berkata kalau ia tak pernah menjanjikan apa-apa. Mi
Joo mengatakan kalau berkat Yoon Sung citra perusahaan meningkat dan penjualan tiket juga semakin meningkat. Tapi ia tak mengerti alasan ayahnya ingin memecat Yoon Sung. Wakil Presdir berkata kalau itulah keputusannya ia tak mengerti kenapa Mi Joo membela Yoon Sung.
Mi Joo : “Ketika aku bersama kakak dulu, aku bahagia. Ketika kakak berada di usia yang tak bisa mengurus dirinya sendiri ia menyelamatkan hidupku. Ayah, kalau ayah benar-benar mencintaiku, aku tak harus melakukan ini pada kakak bahkan kalau itu karena aku.”
Wakil Presdir terdiam, mata Mi Joo berkaca-kaca hampir menangis.
Mi Joo yang kesal dengan sikap ayahnya melampiaskan semuanya dengan berbelanja. Ia mendapatkan penghormatan khusus ketika memasuki tempat perbelanjaan. Ia tak memilih benda yang akan dibelinya tapi hanya menunjuk saja. Yang ini, yang ini satu, lalu ini, ini, dan ini juga. Dompet merah, yang pink, orange.
Mi Joo melihat disana ada Ji Won yang tengah memilih kaca mata hitam (hmm kemungkinan besar untuk Yoon Sung) Ji Won memilih kaca mata pilihannya untuk dibeli. Mi Joo menghampirinya. Mi Joo tertawa menyindir dan berkata kalau Yoon Sung sudah diskors terbang karena seseorang dan ia heran kenapa Ji Won malah belanja.
Ji Won jelas kaget mendengar Yoon Sung mendapatkan skorsing terbang. Mi Joo memberi tahu kalau ada orang yang mengajukan tuntutan terhadap perusahaan. Ia mengatakan kalau Yoon Sung pernah melindungi Ji Won seharusnya Ji Won tak meminta sesuatu sebagai imbalan pada Yoon Sung.
Mi Joo merebut kacamata pilihan Ji Won dan menyuruh pelayan untuk menambahkan kacamata itu ke dalam daftar belanjaannya. Tapi Ji Won mengambil kembali kacamata pilihannya dan berkata kalau ia yang akan membeli kacamata ini.
Mi Joo menatap marah, “Sepertinya kau tak mengerti apa yang kukatakan sebelumnya. Kakak dan aku memiliki hubungan yang khusus.”
Ji Won minta maaf karena Yoon Sung juga orang yang istimewa baginya. Mi Joo jelas marah mendengar ini. Ia merebut paksa kacamata yang ada di tangan Ji Won dan menginjaknya keras-keras.
Sambil menatap tajam Ji Won ia mengatakan kalau ia membenci hal yang sulit dan rumit, “Hanya aku satu-satunya yang menyukainya. Hanya satu-satunya di negara ini. Seperti barang ini, di dunia ini hanya ada satu kakak.”
Ji Won : “Dia juga satu-satunya orang yang istimewa bagiku.”
Mi Joo tertawa remeh, “Benarkah? ini akan menarik. Bahkan ketika masih muda aku tak
suka berbagi dengan orang lain. Kalau aku tak bisa memilikinya, maka tak ada satu pun yang akan memilikinya.”
Para Pramugari membahas masalah tuntutan yang ditujukan pada perusahaan. Salah satu staf berkata ia tak berfikir kalau itu akan sampai pada tingkat tuntutan. Ia menilai kalau ini benar-benar buruk. Pramugara berkata kalau ia berfikir inilah saatnya mereka ikut melibatkan diri. Sa Rang setuju. Lee Joo Ri sepertinya punya ide.
Rombongan pramugari mendatangi orang yang melakukan tuntutan terhadap perusahaan Wings Air, dia yang tak lain adalah orang yang melakukan pelecehan terhadap Ji Won di pesawat. Mereka mendatangi pria itu di tempat kerjanya.
Staf perusahaan disana terkejut mendapat kunjungan rombongan pramugari.
Pria itu tak menyangka kalau ia akan didatangi secara langsung oleh rombongan pramugari, ia bingung. Ji Won berkata sambil tersenyum kalau kedatangan mereka itu untuk minta maaf. Semuanya menunduk mengatakan maaf.
Pria itu menahan kesal karena para Pramugari mendatangi tempat kerjanya langsung. Ia celingukan melihat rekan kerja yang terus menatapnya.
Ji Won berkata ketika pria itu melakukan penerbangan dengan Wings Air mereka berjanji akan memberikan pelayanan terbaik. Joo Ri berkata kalau ia akan tersenyum lebih seksi.
“Ketika kami memberikan pelayanan makanan kami akan melakukannya dengan lebih seksi.” ujar pramugari lain membuat pria itu menahan kesal dan malu karena dilihat rekan kerjanya.
“Minuman layanan kami juga akan disediakan dengan lebih seksi.” ujar Sa Rang.
“Mungkin aku tak bisa seperti mereka, aku minta maaf.” kata Pramugara. hahaha.
Pria itu mengajak Ji Won dan yang lainnya keluar. Ia ingin membahas masalah ini di luar supaya tak dilihat rekan kerjanya. Tapi Ji Won malah berkata apa nanti mereka akan bertemu dengan pria itu lagi besok. Dan sikap para pramugari ini membuat pria itu malu hehe karena diperhatikan rekan kerjanya.
Wakil Presdir menemui Presdir. Presdir berbasa-basi bertanya sudah berapa lama keduanya bekerja sama. Wakil Presdir menjawab sudah sekitar 20 tahun. Presdir menyahut apa sudah selama itu.
Presdir sepertinya sulit untuk mengatakan apa yang ingin ia katakan pada wakil presdir, ia mengatakan kalau saat ini ia sudah dipindahkan untuk bekerja di kantor international airlines. Wakil Presdir mengucapkan selamat dan berkata kalau presdir akan terkenal di dunia sekarang. Presdir tertawa terkenal apanya.
Presdir berkata karena itu posisi yang bagus rasanya itu memberatkan baginya. Ia pun mengungkapkan apa yang ingin ia katakan, “Wakil Presdir aku harus menyerahkan Wings Air ke tanganmu.”
Wakil Presdir Hong kaget dan berdiri lebih dekat menatap Presdir, aku?
Presdir membenarkan tapi sebagai gantinya ia minta kapten Kim Yoon Sung dan co-kapten Han Da Jin tetap berada di Wings Air. Ia telah memikirkan hal itu, seandainya ia berada di usia dan keadaan yang sama seperti Yoon Sung ia juga akan melakukan hal yang sama.
Wakil Presdir berkata kalau mereka sudah melanggar aturan dan nama baik perusahaan sudah rusak. Ia harap Presdir membuat keputusan yang rasional. Presdri berkata sebenarnya insiden ini menjadikan image perusahaan mereka sebagai maskapai yang setia dan bisa dipercaya dan bahkan sebelum tuntutan dibatalkan (haha tuntutannya sudah dibatalkan ya)
Wakil Presdri yang tak setuju Kim Yoon Sung tetap berada di Wings Air akan pergi dari ruangan Presdir tapi Presdir berkata apa ada orang seperti Kim Yoon Sung dan Han Da Jin yang bisa menempatkan kepentingan perusahaan lebih dahulu dalam melaksanakan pekerjaannya.
“Hei, In Tae.” Presdir menyebut nama Wakil Presdri Hong karena keduanya memang sudah akrab. “Jangan hanya mencari hal yang menguntungkan untukmu. Tak ada yang tahu kalau permata akan tersembunyi dibalik semua ini.”
Presdir berharap kalau Wakil Presdir ada waktu bawa Mi Joo ke Kanada untuk mengunjunginya. Wakil Presdir mengangguk.
Keduanya pun berjabat tangan, Wakil Presdir Hong berterima kasih atas kerja keras Presdir selama ini. Presdir berkata kalau ia percaya pada Wakil Presdir untuk menggantikan posisinya. Wakil Presdir Hong tampak tersenyum licik, sepertinya ia akan merencanakan sesuatu dan menggunakan posisi barunya ini.
Wakil Presdir Hong memanggil Kim Yoon Sung dan Han Da Jin ke ruangannya. Di dalam ruangan itu juga ada Mi Joo. Wakil Presdir mengatakan kalau Yoon Sung dan Da Jin sangat beruntung. Tapi Yoon Sung berkata kalau ia tak bergantung pada yang namanya keberuntungan ketika ia terbang.
Wakil Presdir berkata meskipun ia tak menyukai ini ia tetap akan mematuhi permintaan Presdir
Da Jin bertanya apa itu artinya ia dan Yoon Sung diizinkan untuk terbang. Wakil Presdir mengingatkan keduanya kalau ia tak akan memberikan kesempatan lagi untuk lain kali karena sekarang di Wings Air ia yang berkuasa. Da Jin tersenyum dan mengucapkan terima kasih tapi tidak dengan Yoon Sung, ia hanya cukup memberi hormat lalu keluar dari ruangan.
Keluar dari ruangan Wakil Presdir membuat Da Jin tersenyum-senyum riang. Yoon Sung bertanya apa Da Jin senang. Da Jin menjawab pendek ya sambil tersenyum.
Yoon Sung menghela nafas dan berkata ketika ia berfikir terbang dengan Da Jin ia masa depan terlihat sebagai sebuah firasat untuknya (hah... bener ga nih terjemahannya ya). Da Jin menyahut jadi selama ia tak masalah bisa terbang siapa saja. Ia tak peduli dengan kehidupan pribadi orang itu, Da Jin berlalu mendahului Yoon Sung.
Ketua Tim memberikan bucket bunga ucapan selamat pada Presdir Wings Air yang baru. Presdir Hong menjawab kalau itu belum resmi. Ketua Tim bertanya dimana Presdir Hong In Tae akan melakukan upacara pelantikan sebagai Presdir baru karena kemungkinan ia harus menggundang semua orang dari yang tua sampai yang muda. Ia akan membuat daftar semua orang yang berpengaruh.
Presdir Hong tersenyum dan Ketua Tim terus-menerus menjilat dengan mengatakan kalau ia sangat menghormati dan mulai sekarang ia akan mengikuti perintah Presdir Hong.
Presdir terdahulu melihat beberapa miniatur pesawat dan berbicara dengan mereka seolah berpesan, “Kau kendalikan emosimu. Kau tingkatkan kecepatanmu. Kau harus hati-hati!”
Kim Yoon Sung menemui Presdir lama. Yoon Sung menanykan apa Presdir benar-benar akan pergi. Presdir menjawab ya, ia harus pergi kemana saja ia diperlukan dan menggunakan apa yang tersisa dari tubuhnya. Ia mengatakan walaupun ia tak lagi berada disini semuanya akan tetap berjalan lancar.
Presdir berkata karena Yoon Sung berada di Wings Air itu membuatnya bisa pergi dengan tenang. “Aku sangat mencintai langit seperti kau. Kau tahu itu kan?”
Yoon Sung menjawab kalau ia tahu itu. Presdir berpesan kalau Yoon Sung dalam penerbangan ke Kanada jangan lupa temui dirinya. Yoon Sung mengerti ia akan melakukannya.
Yoon Sung masih menyebut dengan nama Presdir tapi Presdir bilang kalau ia bukan presdir lagi. Ia bertanya sapaan apa yang harus Yoon Sung sebut ketika memanggilnya. Presdir mengusulkan bagaimana kalau memanggilnya dengan sebutan ‘kakak’ bukan Presdir. Yoon Sung tersenyum.
Bagaimanakah dengan kepemimpinan Presdir baru di Wings Air, apa Presdir Hong In Tae akan menggunakan kekuasaannya untuk menekan Yoon Sung.
Bersambung di Part 2
akhirnya episode 10 di posting juga ma mbak anis makasih mbak da memposting SEMANGAT
ReplyDeletetia
tku mb anis buat sinopsisnya suka bgt sama ini drama udah nonton sampe tamat sih tapi tetep aja kurang asyik kalo ngak baca sinopnya :)
ReplyDeletemakasi ya akhirnya bisa baca episode 10..
ReplyDeletenuy
makasih ya ... yg kutunggu akhirnya nongol juga ....
ReplyDeletebbrrr....yg part 2 nya kira2 lama g ya heheheeh?? aq always menunggu, (g memaksa) aq mbk.......
ReplyDeletedongso tambh keliatan cool.....lebih cool lg klo cuek sama Da Jin ajh, biar ngerasa
kerenn...ditunggu kelanjutannya.. (henny)
ReplyDeletealhamdulillah artinya ditunggu nongol juga. o ya kira-kira episode 10 part 2 dipostingnya lama gak ya???
ReplyDeleteAkhirnya,,,diposting juga ep 10 Ώyå,,,trims bnyak ya mbk anis,,smoga ϔάп̥̥ģ part 2 dan ep selnjutnya bs cpt di posting ÿa̲̅å mbak,,,
ReplyDeleteya ampuuun yg ditunggu-tunggu akhirnya keluar juga...
ReplyDelete@ All : part 2 diusahakan cepet deh... huhu semoga tanganku cepet sembuh... ada ga yang mau mijitin....
ReplyDeleteMakasih mbak. Part 2 dan episode selanjutnya ditungguuu banget, secepatnya. Semangaaat :)
ReplyDeletePokoknya makasih banyak ya mba, udh nulis sinopsis ini (btw panjang lebar bat, seneng bacanya saya) hehe.
ReplyDelete