Min Young
keluar dari kantornya. Di luar ruangan ia disambut oleh kilatan cahaya kamera
yang mengarah padanya. Kilatan
kamera dari wartawan yang menunggu konfirmasinya atas artikel yang memberitakan
hubungan asmaranya dengan Kim
Soo Young.
Min Young menatap satu-persatu wajah para wartawan.
Soo Young
yang berada di studio radio pun mendapatkan pertanyaan yang sama terkait artikel tentang hubungannya dengan Min Young.
“Kim Soo
Young, apakah skandal itu benar?”
Soo Young
menoleh menatap si penyiar. Ia mengehela nafas panjang dan menatap tajam ke arah
depan dimana wartawan melihatnya.
Soo Young juga menjawab hal yang sama, “Itu benar.” kilatan cahaya foto pun terarah pada Soo Young.
Reporter menanyakan apa ada alasan khusus kenapa Min Young mengumumkan hubungan ini. Apa hubungan ini terjadi ketika insiden tabung pemadam itu. Min Young mengatakan kalau hubungannya dengan Soo Young belum terjalin lama.
Di tempat lain Soo
Young mengatakan bahwa yang namanya
perbedaan ideologi dan perbedaan partai
bukan berarti mereka bermusuhan. Begitu pula hubungan antara dirinya dengan Noh Min
Young.
Min Young menyadari kalau berita ini pasti akan mengecewakan sebagian orang. “Walaupun aku merasa perlu untuk meminta maaf tapi ini bukanlah hal yang memalukan.”
Soo Young : “Sejak insiden tabung pemadam, aku memperhatikan Noh Min Young yang saat itu adalah musuhku. Tapi melihat kerja kerasnya yang mengagumkan dan hasratnya untuk mencapai tujuan sebagai sesama politikus. Sebagai seorang pria, aku tak bisa untuk tak menyukainya.”
Min Young : “Hubungan kerjaku dan juga hubungan pribadiku dengan Kim Soo Young, aku akan bekerja keras untuk tak mengecewakan siapapun.”
Soo Young : “Aku sangat berharap kalau berita ini tidak membuat masyarakat meragukan tujuan partai kami karena perbedaan pandangan politik antara partaiku dan partainya.”
Min Young : “antar partai bukanlah musuh yang saling menjatuhkan tapi saling menumbuhkan.”
Soo Young : “setelah tiga kali menyatakan perasaanku akhirnya aku bisa mendapatkan hatinya. Walaupun aku tak mengharapkan restu kalian tapi kuharap kalian tak marah ataupun memutar balikan fakta. Demikian permintaanku pada kalian.”
Ok dan berita tentang keduanya pun semakin banyak saja
bahkan menjadi top news di daftar pencarian berita.
Masyarakat yang tak suka dengan sikap Min Young
mencoret-coret poster dan selebaran bergambar Min Young.
Diantara sekian banyak masalah yang sering terjadi di gedung parlemen skandal seperti ini pertama kalinya terjadi, respon publik pun banyak.
-kami memilihmu bukan untuk pacaran-
-peristiwa tabung pemadam itu hanya pura-pura saja, uh sangat mengecewakan. Kuharap mereka tak lagi menipu rakyat-
Bibi menonton berita ini di TV. Ia merasa marah karena
merasa dibohongi juga. Tapi
juga sedih melihat
reaksi orang-orang
yang negatif terhadap Min
Young.
Ketua Go
meminta sekretarisnya agar melakukan
berbagai cara untuk melindungi Kim So
Young yang merupakan anggota partainya
bahkan kalau perlu katakan pada media kalau Kim
Soo Young
adalah korban penipuan. Tak perlu
takut kalau solusi ini akan mencemarkan nama baik Noh Min
Young.
Sekretarisnya mengerti tapi buru-buru Ketua Go meralat dan bilang jangan bertindak seperti itu karena ia yakin Presdir Ahn pasti sedang melakukan sesuatu. Ia menyuruh sekretarisnya untuk melihat situasinya dulu tapi yang pasti harus tetap melindungi Kim Soo Young.
Hee Sun
menemui pimpinan redaksi. Ia menyuruh pimpinan redaksi untuk mencabut semua artikel yang berkaitan
dengan Kim Soo
Young dan Noh Min
Young. Ia sendiri akan meyakinkan Presdir
(ayahnya) untuk mencabut artikel-artikel
itu. Hee Sun
mengancam, “kecuali
kalau kau mau kehilangan pekerjaanmu karena kegilaan putri boss-mu.”
Hee Sun
menemui ayahnya, ia tahu kalau ayahnya dibalik semua ini. Presdir Ahn
mengingatkan kalau sekarang Hee
Sun berada di kantornya. Hee Sun
yang marah bertanya apa ayahnya yang melakukan itu semua. Presdir Ahn
tak menjawab ia masuk ke mobilnya. Hee Sun
menyusul masuk ke mobil ayahnya.
Hee Sun
memperingatkan ayahnya jangan pernah mengganggu Kim Soo
Young. Ayahnya tanya kenapa ia tak boleh
melakukan itu, ia sudah melihat apa yang sudah dilakukan pria itu terhadap
putrinya. Hee Sun berkata kalau masalahnya dengan Soo Young
bukan urusan ayahnya, apa ayahnya ini tak tahu kalau perbuatan ayahnya ini
sudah mempermalukannya.
Presdir Ahn mengingatkan bukankah Hee Sun sendiri yang
minta tolong padanya. Hee Sun berkata bukankah ia sudah mencabut permintaannya
itu. Presdir Ahn malas bicara dengan putrinya, ia meminta putrinya diam. “Apakah
aku akan menghancurkannya atau membuatnya berlutut di hadapanmu itu aku sendiri
yang memutuskannya.”
Hee Sun yang marah pun tak peduli lagi dengan apa yang
akan ayahnya lakukan, karena ia tahu untuk menghentikan sebuah berita skandal
harus dengan skandal lain. Ia mengancam akan mengekspos semua skandal-skandal
ayahnya. Presdir Ahn marah dengan ancaman putrinya. Hee Sun menegaskan kalau ia
sama sekali tak bercanda dengan ancamannya. Kalau ayahnya ingin melihat
kegilaannya silakan lakukan apapun sesuka ayahnya. “Aku telah merasa
dipermalukan oleh ayah. Aku marah dan aku akan bertindak gila. Satu hal yang
harus ayah ingat, kalau ayah ingin kehilangan putri ayah, lakukan saja sesuka
ayah.”
Min Young yang berada di kantornya menerima telepon
dari Soo Young. Ia bertanya kenapa Soo Young mengatakan tentang tiga kali
ungkapan pernyataan cinta itu padanya pada media, apa Soo Young ini tak tahu
malu. Soo Young tersenyum bukankah itu kenyataannya karena tidak mudah
mendapatkan hati Min Young hehe.
“Semuanya baik-baik saja kan?” tanya Mn Young.
“Semua baik baik saja.” ucap Soo Young. “Kau sendiri?”
“Aku baik-baik saja.” jawab Min Young. “Aku hanya berpikir bagaimana bisa keluar dari masalah ini. Banyak wartawan di depan rumahku.”
Soo Young tanya apa Min Young mau ia menjemput. Min Young tak mau dan meminta Soo Young jangan menambah masalah. Soo Young mengerti.
-Anggota GJP yang merasa ditipu oleh Noh Mn Young berdemo di depan kantornya-
Dong Sook bertanya pada Yoon Hee dan Yoon Ki apa keduanya
akan meninggalkan Min Young. Yoon Ki terbata-bata mengatakan kalau ia tak akan
meninggalkan Min Young. Yoon Hee juga tak akan meninggalkan Min Young tapi ia
masih marah pada Min Young.
Dong Sook tanya kenapa, apa Min Young sudah berbuat dosa, apa Min Young sudah merugikan negara, apa Min Young sudah menjual aset negara, apa Min Young sudah melakukan korupsi, apa Min Young sedang mengacaukan sejarah, atau apa Min Young sudah membuat undang undang yang mengacaukan negara? Yoon Hee menunduk diam.
Dong Sook : “Yang dia lakukan hanyalah berkencan. Dia memiliki hak untuk menyukai seseorang.”
Dong Sook mengerti perasaan Yoon Hee dan Yoon Ki sekarang yang merasa dibohongi oleh Min Young karena pada awalnya ia juga menentang hubungan ini. Tapi setelah ia memikirkannya, memangnya kenapa, kenapa harus dipermasalahkan padahal yang dilakukan Min Young bukanlah kejahatan. Bukankah Yoon Hee dan Yoon Ki tahu seperti apa Noh Min Young itu, “kenapa harus membenci seseorang yang melakukan 9 kebaikan tapi hanya melakukan satu hal yang tak kau sukai. Dan hanya karena satu hal itu, apa kau akan mengkritiknya seperti yang dilakukan orang lain?”
Yoon Ki menjawab tidak. Dong Sook berkata kalau sekarang adalah waktu yang sulit bagi Min Young, bukankah kita harus mendukungnya. Yoon Hee mengangguk pelan.
Joon Ha membawa Bibi dan Bo Ri bersamanya. Ia mengajak
keduanya untuk mengungsi di apartemennya. (ya ampun ngungsi memangnya kena
bencana alam hahaa)
Joon Ha menerima telepon dari Min Young. Ia mengatakan pada Min Young kalau untuk sementara ia akan mengamankan Bibi dan Bori di rumahnya jadi Min Young tak perlu khawatir karena ini hanya sebuah tindakan preventif.
Bibi ngomel-ngomel pada Min Young, “Lanjutkan saja sesukamu. Bairpun aku sudah melarang kau tetap saja tak mau berhenti. apa kau terjun ke politik hanya untuk dipermalukan seperti ini?”
Joon Ha tak ingin Bibi bicara yang bisa membuat Min Young bertambah cemas. Ia pun segera menutup teleponnya.
Yoon Hee dan Yoon Ki masuk ke ruangan Min Young. Yoon
Hee mengatakan kalau tindakan yang terbaik yang mereka lakukan sekarang ini
adalah diam. Yoon Ki berkata bahwa satu kata yang keluar dari mulut kita itu
bisa berarti banyak. Yoon Hee menyarankan agar Min Young menjawab no comment
terhadap semua pertanyaan yang diajukan ke Min Young nanti.
Min Young tiba-tiba menutup wajahnya, menangis. Yoon Hee dan Yoon Ki heran. Min Young mengusap air mata terharunya, ia berterim kasih atas saran yang Yoon Hee dan Yoon Ki berikan padanya. Ia merasa kalau dirinya pantas menerima satu atau dua tamparan dari keduanya. Yoon Hee tersenyum dan menyahut kalau Min Young memang pantas menerima itu. Yoon Ki berkelakar andai saja dirinya ini perempuan, ia pasti akan menampar Min Young, tapi sayangnya ia ini pria.
Acara peluncuran buku biografi Moon Bong Shik sepi. Ia
yang heran bertanya pada sekretarisnya kemana para wartawan, kenapa tak ada
yang datang. Park Bo San mengatakan kalau para wartawan sedang kemping di depan
rumah Noh Min Young dan di kantor Kim Soo Young. Bong Shik bertanya lagi lalu
mana para wakil rakyat yang sudah berjanji akan datang. Park Bo mengatakan
kalau para wakil rakyat itu….
Dewan Min ternyata ikut mengomentari hubungan Soo Young
dan Min Young. Pengen ikut nampang di media gitu lah, “Bagaimana bisa kedua
politisi itu menipu publik seperti ini? perbuatan mereka itu jelas salah.”
“Kalau diingat lagi, aku jadi curiga.”
“Pantas saja ekspresi wajahnya berubah ketika aku mengomentari daya tarik wakil Noh.” Sahut Dewan Sung.
Dewan Min membenarkan, “kukira dia yang waktu itu menyiramku dengan comberan di toilet.” (hahaha)
Wartawan langsung bertanya, siapa yang disiram air
comberan?
Ketiga wakil rakyat ini pun langsung memasang wajah
blo’on, “aku tak pernah bilang begitu. Kalian salah dengar.” Ketiganya langsung
ngibrit lari dari hadapan wartawan. Hahaha.
Park Bo mengatakan pada Bong Shik kalau para wakil rakyat itu mengatakan padanya bahwa mereka sedang sibuk. Bong Shik merasa kalau nasibnya ini memang sial, kenapa ini bisa terjadi padanya. Kenapa skandal Kim Soo Young yang harus menjadi perhatian hari ini.
Tiba-tiba ada seseorang yang datang menghampiri Bong Shik.
Bong Shik menyambutnya senang. Ia terkejut begitu melihat siapa yang datang. Go
Dong Sook. Dong Sook menagih janji Bong Shik yang katanya akan menandatangani
buku biografi itu untuknya.
Bong Shik masih tak percaya dengan yang dilihatnya,
apa yang Dong Sook lakukan disini. Dong Sook heran bukankah Bong Shik sendiri
yang mengirimkan undangan padanya. Bong Shik senang sekali, ia segera membubuhkan
tanda tangan ke buku biografi yang ia berikan pada Dong Sook. Dong Sook
berterima kasih dan berjanji akan membacanya.
Bong Shik tanya apa Dong Sook sekalian mau berfoto juga. Dong Sook bilang kalau ia sibuk, sebenarnya ia hanya mampir saja kesini. Bong Shik kembali menunduk kecewa. Dong Sook yang melihat kekecewaan di wajah Bong Shik pun akhirnya setuju untuk berfoto bersama. Bong Shik senang sekali.
Soo Young yang masih pusing memikirkan semuanya
bertanya pada Sang Soo akan membawanya kemana. Sang Soo meminta Soo Young
jangan bertanya apa-apa padanya, ikuti saja dirinya. Soo Young kembali bertanya
mau kemana. Sang Soo pun berkata kalau ia yakin di depan rumah Soo Young juga
akan banyak wartawan apalagi di gedung parlemen jadi ia akan membawa Soo Young
ke hotel untuk menginap disana. Tiba-tiba ia meralat, tidak jangan di hotel
lebih baik menginap di rumahnya saja.
Tapi Soo Young meminta Sang Soo mengantarnya ke gedung parlemen. Sang Soo sebenarnya enggan, tapi Soo Young mengancam kalau tak mau lebih baik Sang Soo turun disini. Sang Soo pun nurut.
Di gedung parlemen, Min Young dikerumuni wartawan.
Yoon Hee dan Yoon Ki kesulitan melindungi Min Young. Soo Young dan Sang Soo
sampai disana. Soo Young melihat Min Young hampir terjatuh. Soo Young yang
marah melihat sikap wartawan segera menghampiri mereka.
Dan tanpa berkata kata lagi, Soo Young memukul
wartawan. Semua terkejut dan para wartawan terus mengambil gambar Soo Young.
Sang Soo mengantar Min Young ke tempat aman.
Soo Young bicara lantang di depan wartwan. Ia memberi
kesempatan pada wartawan untuk bertanya dan ia akan menjawab semuanya.
Ketua Go terkejut mendengar kalau Soo Young memukul
wartawan. Bahkan pemukulan itu dilakukan di gedung parlemen. Ia meminta sekretarisnya
untuk segera meminta maaf dan segera menutup insiden ini.
Soo Young masuk ke ruangan Ketua Go dan meminta
sekretaris tak usah menutup insiden ini karena ia sengaja memukul wartawan itu.
Ia mengancam kalau Ketua Go menutup insiden ini maka ia akan membuat kekacauan
yang lebih besar lagi. Ia tahu kalau Ketua Go berencana melemparkan semua
kesalahan pada Noh Min Young. Kalau Ketua Go melakukan itu maka ia akan semakin
berbuat gila.
Soo Young memperingatkan Ketua Go, “aku sama sekali
tak takut untuk hancur bersamamu.” Ketua Go juga memperingatkan Soo Young, “tak
ada gunanya mengungkapkan jati diriku pada Noh Min Young.” Soo Young berkata
kalau Min Young bukanlah wanita pendendam hanya karena tahu siapa ayah
kandungnya.
“Apa menurutmu begitu?” tanya Ketua Go. Soo Young bertanya apa itu, ia minta Ketua Go jangan membuat alasan yang aneh-aneh. Keduanya saling menatap tajam, “kalau kau tak mau mengatakannya aku akan menjatuhkan bom saat ini juga.” ancam Soo Young.
“Silakan saja.” tantang Ketua Go menghentikan langkah Soo Young yang akan keluar ruangannya. “Karena Noh Min Young mengira bahwa aku yang membunuh kakaknya.” Mata Soo Young membesar terkejut, ia menatap marah.
Flashback
Hari dimana kakak dan kakak ipar Min Young meninggal.
Min Young berkata pada Ketua Go kalau ia tak akan memaafkan Ketua Go karena kejadian
ini. “Semua hal yang telah kalian lakukan pada kakakku dan keluargaku, tak akan
kulupakan dan tak akan kumaafkan. Aku yakin kalianlah yang membunuh kakak dan
kakak iparku. Aku yakin kalian pasti membantah atau mungkin tidak. Tapi aku
tetap percaya kalianlah yang membunuh kakakku dan suaminya.”
Flashback end
Ketua Go : “Jawaban apa yang kau inginkan? Kalau kubilang aku yang membunuhnya, apakah kau bisa sadar dan kembali ke tempat asalmu? Kalau begitu, benar aku yang membunuhnya. Apakah bagimu lebih baik kalau aku tak membunuhnya? Kalau begitu, tidak, aku tak membunuhnya.”
Soo Young membentak marah.
Ketua Go : “Bukankah begitu kenyataannya? Apa maumu? Jawaban apa yang ingin kau dengar? Jawaban apa yang kau inginkan? Karena aku akan memberikan jawaban yang ingin kau dengar.”
Soo Young yang marah mengepalkan tangannya.
Bibi dan Min Young berada di apartemen Joon Ha. Bibi
meminta Min Young berhenti dari anggota parlemen. Tapi Min Young enggan. Bibi
kesal karena mereka (orang yang tak suka) terus menghujat Min Young. Bahkan
anggota partai Min Young sendiri menginginkan agar Min Young mundur. Min Young
berusaha menjelaskan kalau itu tak benar.
Tapi Bibi tak mau mendenger penjelasan Min Young, “apa
kau pikir aku tak punya mata dan telinga? Apa karena aku sudah tua dan tak bisa
menggunakan komputer, bukankah tidak berarti aku tak bisa membaca. Apa kau
pikir aku ini bodoh karena selalu mengikuti kemauanmu?”
Joon Ha berusaha menenangkan Bibi tapi Bibi meminta Joon Ha jangan ikut campur.
Bibi bertanya apa yang akan Min Young lakukan selanjutanya. “Kau akan memutuskan hubungan denganku atau kau putuskan hubunganmu dengan politik dan Kim Soo Young? Putuskan salah satunya.”
Min Young sedih ia tak bisa memilih.
Video editan skandal cinta Min Young dan Soo Young
terus muncul di internet. Park Bo tertawa dan menebak kalau yang membuat video
ini pasti sama dengan orang yang membuat video editan Bong Shik.
Bong Shik yang dari tadi diam saja menegur
sekretarisnya, apa kau pikir ini lucu? Park Bo berkata ini lucu, bukankah mereka
seperti berada di drama. Park Bo kembali tertawa.
Bong Shik pun teringat sesuatu, teringat ketika ia mengejar Dong Sook keluar usai memberikan buku biografinya.
Flashback
Bong Shik menanyakan kenapa Dong Sook pergi begitu
saja. Dong Sook balik bertanya lalu ia harus bagaimana. Bong Shik berkata
karena Dong Sook sudah datang, paling tidak ia bisa mengajak Dong Sook makan
malam.
Dong Sook : “kau, apa kau menganggap kita ini seperti Kim Soo Young dan Noh Min Young?”
Bong Shik tertawa, “apa maksudmu seperti mereka? Mereka itu memang seperti pemain drama.”
Dong Sook : “kalau kau menganggap begitu kenapa kau datang padaku? Apa menurutmu aku dan kau ini berbeda?”
Bong Shik tak tahu harus mengatakan bagaimana. Dong Sook menyarankan lebih baik Bong Shik membungkus kembali buku-buku ini, kalau tidak terjual apa apa semua buku mau ditaruh disini, lebih baik bawa pulang saja.
Flashback end
Bong Shik kesal kenapa ucapan dirinya dan ucapan Park Bo
sama tentang hubungan Min Young dan Soo Young, ia menatap kesal Park Bo. “Lalu
kau mau apa kalau mereka sudah saling mencintai? memangnya kenapa kalau mereka
saling menyukai?” ucap Bong Shik jengkel.
“Apa?” Park Bo heran dengan ucapan atasannya.
Bong Shik : “kau ini seperti orang bodoh yang tak tahu artinya cinta. Tutup mulutmu dan pergi sana.”
Setelah menyelimuti dan mematikan lampu kamar dimana Bibi
dan Bori tidur, Joon Ha mengajak Min Young pergi ke suatu tempat.
Di dalam mobil Min Young bertanya Joon Ha mau membawanya kemana.
Joon Ha menghentikan mobilnya, Min Young melihat
sekeliling dan terkejut. Joon Ha menyuruh Min Young pergi ia akan menunggu Min Young
disini. Min Young mengerti ia pun segera keluar. Joon Ha melihat Min Young yang
menjauh melalui kaca spion dengan perasaan sedih tapi ia berusaha tersenyum untuk
menegaskan bahwa inilah kebahagaaan bagi Min Young
Ternyata itu tempat latihan kendo dimana Soo Young
berada. Soo Young tersenyum senang melihat Min Young datang. Min Young bertanya
ada apa. Soo Young berkata kalau kali ini Joon Ha mau membantunya bertemu
dengan Min Young.
Min Young menjawab tentu saja.
Soo Young minta maaf. Min Young tanya minta maaf untuk apa. Min Young mendorong kasar Soo Young, “untuk apa kau minta maaf padaku? Jadi kau sudah sadar harus minta maaf padaku? Lalu kenapa kau merayuku? Lihat kekacauan yang kau buat.” Min Young sewot.
Soo Young tersenyum, baiklah. Ia membuka kedua
tangannya. “Ini. Silakan kau pukul aku sampai kemarahanmu reda.”
Min Young merebut pedang kendo yang ada di tangan Soo Young. Ia siap menyerang Soo Young dengan benda itu.
“Benarkah? Apa boleh kucoba?” sahut Min Young mengayunkan pedang kendo ke arah Soo Young.
Joon Ha menemui Hee Sun di bar. Hee Sun berterima kasih karena Joon Ha mau datang. Ia menawarkan minuman pada Joon Ha. Joon Ha meminta Hee Sun menuangkan minuman untuknya, ia lelah karena harus membereskan setiap kekacauan yang dibuat Hee Sun, Min Young dan Soo Young.
Hee Sun menyindir sepertinya ucapan Joon Ha itu ditujukan untuknya. Joon Ha menyahut ternyata Hee Sun cepat tanggap juga. “Kau itu bisa hebat kalau kau buang keras kepalamu.” Hee Sun tertawa miris.
Joon Ha benar-benar tak mengerti pada Hee Sun dan juga Min Young. “Kenapa selera kalian rendah sekali?” (hahaha)
Hee Sun tertawa, “Jangan bercanda. Ini semua gara-gara
kau. Setelah kita putus, perasaanku terluka dan sulit melupakanmu. Aku menangis
tak henti-henti. Dan setiap aku menangis, aku selalu pergi ke Soo Young sunbae.”
Flashback semasa kuliah.
Hee Sun menangis dan terus menangis karena perasaan
sedihnya putus dari Joon Ha. Soo Young lewat di depannya. Soo Young memperhatikan
Hee Sun, ia pun berlalu dengan hanya menarik nafas panjang melihat Hee Sun
menangis. Hee Sun tak menyangka dengan sikap cuek Soo Young yang melihat
seorang wanita menangis.
Dilain waktu Hee Sun menangis lagi sambil berjalan.
Tak sengaja ia bertabrakan dengan Soo Young. Hee Sun minta maaf. Soo Young yang
cinta kebersihan marah-marah karena air mata Hee Sun membasahi bajunya. Soo Young
ngomel-ngomel, “kenapa kau selalu menangis lalu mengganggu orang dengan
tangisanmu?” Setelah ngomel Soo Young berlalu dari sana. Hee Sun yang sedih
menilai ucapan Soo Young itu sungguh kasar.
Dilain waktu Hee Sun pun menangis lagi. Dan lagi-lagi
Soo Young melintas di depan Hee Sun yang duduk menangis. Hee Sun yang melihat
kehadiran Soo Young langsung mengusap air matanya. Soo Young menatapnya sinis
dan tak jadi lewat di depan Hee Sun.
Flashback end
Hee Sun : “tapi karena aku selalu melihat tingkahnya
yang brengsek, aku tak pernah melihat seorang wanita pun disisi Soo Young
sunbae, karena setiap ada wanita yang datang, dia selalu mengusir mereka.
Kulihat.. hatinya begitu murni. Kukira tak ada seorang wanita pun di hatinya.
Itulah yang ada dalam benakku. Seiring waktu berlalu kami semakin dekat. Dan
hanya ada aku wanita disisi Soo Young sunbae. Dan kupikir seiring waktu,
kupikir dia bisa menjadi milikku.”
Hee Sun dengan perasaan sedih mengangguk mengerti. Ia tak kuasa menahan air matanya.
Min Young membuka matanya berkata kalau ia lapar. Tapi
Soo Young diam saja, masih memajamkan mata. Min Young pun mengecup pipi Soo Young
untuk membangunkannya. “Bangunlah, aku lapar!”
Min Young tersenyum dan mengecup kembali pipi Soo Young.
Soo Young mengangkat kepalanya dengan mata masih terpejam, “Yang ketiga selalu lebih baik.” ujar Soo Young pengen nambah dicium hahaha.
Min Young tertawa, Soo Young membuka matanya dan
menyambar Min Young dengan kecupan di bibirnya. Keduanya tertawa.
Min Young berada di bangku taman membaca artikel di
internet tentang dirinya dan beberapa komentar nitizen.
Soo Young datang membawakan makanan. Min Young berkata
kalau komentar para nitizen itu bukan sekedar komentar biasa, tapi berisi
kritis, penghinaan dan ejekan. Soo Young meminta Min Young mengabaikan komentar
para nitizen. Tapi Min Young berkata kalau ia tak apa-apa, karena ia percaya
masalah ini akan segera berlalu.
Soo Young ingin mengatakan sesuatu, tapi ia melihat ada noda makanan di mulut Min Young. Ia pun membersihkannya dengan sapu tangan.
Ponsel Min Young berdering, ia terkejut mendengar sesuatu.
Min Young datang ke sekolahnya Bori bersama Joon Ha.
Disana Bori dihukum oleh guru karena melakukan kesalahan.
Min Young terkejut mengetahui dari guru kalau kemping sekolah ternyata tidak ditunda. Guru berkata kalau Bori tak ikut kemping dengan alasan terjadi sesuatu di rumah hingga membuat Bori tak bisa ikut kemping bahkan beberapa hari ini Bori bolos sekolah. Min Young yang tak mengetahui itu minta maaf.
Joon Ha dan Min Young berada di luar sekolah. Min Young
terduduk sedih, ia mengira kalau dirinya sudah berbuat sesuatu yang terbaik
bagi Bori. Ia mengira kalau dirinya telah memberikan dunia yang terbaik bagi Bori
supaya tumbuh. Tapi ternyata begini, karena pada akhirnya ia telah membuat Bori
menderita. Min Young menangis, apa yang harus ia lakukan. Joon Ha mengerti
bagaimana perasaan Min Young karena Bori juga keponakannya.
Ketiganya berjalan pulang bersama. Bori merasa
bersalah pada Samchoon dan Immo-nya. Ia minta maaf karena sudah melakukan
kesalahan.
Min Young meminta Bori mengatakan yang sejujurnya, “kau
tak perlu takut padaku atau samchoon-mu. Karena kau baru 10 tahun, kau tak
perlu bersikap dewasa dulu. Karena aku bukan politisi, tapi aku tantemu. Kau
tak perlu berbasa-basi seperti para politisi. Bicaralah yang jujur padaku.”
“Bicara apa?” tanya Bori.
Min Young : “Kau, apa kau tak suka aku bekerja di politik? Begitu? Kenapa kau tak bisa mengatakannya?”
Joon Ha meminta Min Young agar lebih tenang. Min Young mendesak Bori untuk mengatakannya.
“Sejak kapan kau membenci itu?” mata Min Young ikut berkaca-kaca.
“Sejak awal. Apa tante puas?” tangis Bori tersedu-sedu.
Min Young memeluk Bori, ia turut menangis. “Ya aku
puas sekarang. Kalau kau bilang membencinya maka aku tak usah berpolitik. Aku akan
berhenti. Maafkan aku, Bori.”
Apakah Min Young benar-benar akan mengundurkan diri dari anggota parlemen?
Bersambung ke episode 15 part 2
JIAH, ini mbak anis kelamaan nunggu lee min jungnya wkwkwkwk
ReplyDeletewah, wah semoga bisa tetep sweetu couple jadinya
biar bisa ngeliat jsw senyum terus aih :D
Hehehehe...ternyata dilanjutkan juga yaa mbak sinopsis AAMRnya, mgkin krn efek ªϑα̍ drama terbarunya LMJ ♏ªΰ tayang neh...makasih yaa mbak....aku seneng bingit ama drama ini
ReplyDeletewakakaka gitu deh efek drama Lee Min Jung segera tayang, semoga drama barunya se-sweetu drama ini ya...
ReplyDeleteIya mbak...aku berharap lbh sweeetu, soalnya kan lawan mainnya JSW mbak Anis...trims
Deleteℳϐªk Aniiiisssss ♥ u, ˚°º̮⌒⌒нǐнǐнǐ⌒⌒̮º°˚
ReplyDelete✽̶┉♏∂ƙ∂șîħ┈⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴, y ℳϐªk d lanjut lg (´̯ ̮`̯ƪ)
-RaRa-