Da Jung bertemu In Ho di
lobi rumah sakit. In Ho menanyakan apa Da Jung bertemu dengan PM. Da Jung
membenarkan, “Tapi ada sesuatu yang terjadi dengannya hari ini kan? Selain
persoalan mosi pemberhentian, ada sesuatu yang terjadi kan?” tebak Da Jung.
In Ho pun memberi tahu kalau
hari ini Yool bertemu dengan Na Young lagi. Itu mungkin alasan kenapa dia
merasa sangat lelah. Da Jung pun mengerti kenapa Yool tak mengatakan itu
padanya.
“Aku tak suka roti lagi.”
ucap Man Se dengan nada llirih.
Na Ra menyahut kalau Man Se
bersikap seperti itu karena ahjumma (Da Jung) pergi. Man Se merindukan ahjumma.
Joon Ki heran ketiga keponakannya ini masih memanggil Da Jung dengan sebutan ahjumma bukan
ibu. Woo Ri berkata kalau sejak awal mereka memanggil Da Jung dengan sebutan
ahjumma dan menurut mereka itu lebih nyaman. Na Ra membenarkan ditambah lagi Da
Jung itu kan bukan ibu kandung mereka.
Joon Ki menutup wajahnya dengan
telapak tangan membenarkan ucapan keponakanya, “Benar begitu. Karena kalian kan
sudah punya ibu. Kalian tak bisa memanggilnya ibu.” Woo Ri heran dengan ucapan
samchoon-nya.
Tepat saat itu Yool sampai
di rumah. Ia terkejut melihat Joon Ki ada disana. Joon Ki mengatakan kalau ia
sengaja datang kesini untuk bicara dengan Yool.
Yool dan Joon Ki bicara
berdua di ruang kerja Yool. Joon Ki mengatakan pada Yool kalau ia sudah memastikan
bahwa mosi pemberhentian Yool ditolak hari ini, ia bahkan sudah meyakinkan
presiden. Jadi ia harap Yool bisa kembali fokus bekerja sebagai perdana
menteri.
“Kenapa kau membantu
mengatasi masalahku?” tanya Yool. “Apa karena Na Young?” tebak Yool.
Joon Ki membenarkan. “Aku
tahu aku sudah melakukan banyak hal padamu yang tak bisa dimaafkan. Tapi
sebagai teman, anggap saja aku sedang membantumu. Yool-ah, tolong terima adikku
lagi.”
Yool : “apa dia tak
memberitahumu? Aku menyuruhnya kembali sebagai ibu anak-anakku, tapi tidak
sebagai istriku.”
Joon Ki : “Yang harus kau
lakukan adalah menutup matamu dan menerima dia sekali ini saja. Selama Na Young
masih hidup, kau juga tahu jika pernikahanmu dengan Nam Da Jung itu tidah sah
kan? Dan lagi, aku mendengar kalau wanita itu sudah kembali ke ayahnya. Dan dia
pergi supaya Na Young bisa kembali.”
“Joon Ki-ya..” Yool
sedikit meninggikan nada suaranya. “Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?
Kenapa kau begitu kejam?”
Joon Ki : “Katakan saja
apa yang ingin kau katakan tapi kau tahu dengan baik wanita seperti apa Na Young.
Dia menyembunyikan perasaan bersalahnya selama bertahun-tahun. Demi anak-anak,
tak bisakah kau menerimanya? Ibu mereka masih hidup, jadi tentu saja dia harus
tinggal bersama anak-anaknya.”
Tiba-tiba pintu ruangan
terbuka. Woo Ri masuk ke ruang kerja ayahnya. “Apa yang kalian bicarakan?”
Yool
dan Joon Ki terkejut melihat Woo Ri ada disana mendengar semuanya.
Woo Ri meminta penjelasan
atas apa yang didengarnya, “Samchoon, apa yang baru saja samchoon katakan? Apa
maksud samchoon kalau ibu masih hidup? Apa maksudnya ibu masih hidup?”
Da Jung dan In Ho bicara
berdua. In Ho menanyakan apa yang terjadi antara Da Jung dengan Yool. Da Jung
berkata kalau ia dan Yool harus berpisah. In Ho bertanya lagi lalu apa yang
akan Da Jung katakan pada ayah Da Jung.
Da Jung akan memastikan
kalau ayahnya tak mengetahui hal ini. “Ayahku sangat bahagia ketika aku akan
menikah dengan perdana menteri. Jika dia tahu bahwa ini hanyalah pernikahan
kontrak, maka dia akan semakin terkejut.”
In Ho bertanya apa Yool
juga berpikiran sama seperti Da Jung. Da Jung menjawab tidak, itulah kenapa ia
tak tahu harus berbuat apa.
In Ho : “Da Jung-ssi,
kalau begitu berkencanlah denganku. Jika kau benar-benar ingin berpisah dengan
perdana menteri, berkencanlah denganku. Tidak, daripada seperti itu, kita bisa
berpura-pura sedang pacaran. Begitu saja. Aku akan membantumu.”
(maksudnya sebagai alibi
kali ya, agar kesan perpisahan Da Jung dan Yool itu ada sebabnya)
Da Jung : “Ketua kang?”
In Ho : “Apa kau mau
melakukannya?”
Da Jung : “Apa sebenarnya
yang ingin kau katakan padaku sekarang?”
In Ho bisa menebaknya
kalau Da Jung tak akan melakukan hal itu, “Kau tak ingin berbuat sejauh itu
kan? Melihatmu bersikap seperti ini kau tak ingin berpisah dengan perdana
mentri. Kau hanya bicara saja. Kenapa kau terus membohongi dirimu? Kau hanya
harus menyukainya. Dan kau bisa mengkhawatirkan hal lain nanti. Apa Nam Da Jung
wanita seperti ini? kenapa kau jadi pengecut?”
Da Jung : “Kau bisa
mengatakan aku pengecut sepuasnya. Jika seseorang bisa bahagia karena aku, maka
tak masalah. Aku tahu kau melakukan ini karena khawatir padaku. Tapi ketua Kang,
mulai sekarang lebih baik kau selalu berada di sisi perdana menteri. Seperti
yang kau katakan waktu itu, kau akan selalu berada di sisiku. Jangan berpikir
seperti itu sekarang. Tolong, selalu-lah berada di sisi perdana menteri. Saat
ini, hanya ada kau di sisinya.”
Da Jung permisi akan ke
kamar ayahnya.
Di kamar ayahnya, Da Jung heran
melihat ayahnya sudah tidur. “Apa ayah sudah tidur?” Da Jung mendekat ke
ayahnya namun tak ada respon apapun.
Da Jung menyentuh pelan
ayahnya, tapi ayah diam saja tetap memejamkan mata. Da Jung mulai berfikiran
yang tidak-tidak, “ayah ayah…” ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada
ayahnya.
Da Jung mengguncang-guncangkan
tubuh ayahnya. Namun ayah tetap tak bergeming. Da Jung panik, “ayah ayah ayah…”
Da Jung akan keluar dan
berteriak memanggil dokter. Tapi tiba-tiba terdengar suara ayahnya terbatuk-batuk.
Da Jung yang semula panik setengah mati akhirnya menarik nafas lega karena
ayahnya baik-baik saja.
Ayah yang tebangun
mengomeli Da Jung karena berisik sekali dan membuatnya tak bisa tidur. Da Jung
yang tadi panik juga mengomeli ayahnya kenapa membuatnya ketakutan
setengah mati. Ayah pun melanjutkan
tidurnya lagi.
Kembali ke rumah PM. Sebelum
pulang, Joon Ki minta maaf pada Yool, ia tak menyangka jika Woo Ri akan
mendengar ini. Yool berkata kalau ia sudah berencana untuk mempertemukan Woo Ri
dengan Na Young tapi karena sudah seperti ini maka sebaiknya ia percepat saja
pertemuan itu. “Dan aku tahu apa yang ingin kau katakan. Tapi aku tak bisa
memenuhi keinginanmu. Walaupun itu tak merubah fakta bahwa Na Young adalah ibu
dari anak-anak. Aku tak bisa bersamanya.”
“Apa karena wanita itu, Nam
Da Jung?” tebak Joon Ki. Joon Ki minta maaf kalau ia sudah tak sopan, ia akan
menunggu kabar dari Yool tentang rencana pertemuan antara Woo Ri dan Na Young.
Joon Ki kemudian pamit pulang.
Woo Ri terdiam sedih di
kamarnya usai mendengar sesuatu yang membuatnya shock. Yool masuk ke kamar
putra sulungnya. Tapi Woo Ri tak ingin bicara dengan siapapun. Ia menunduk
menangis.
Yool mengerti bagaimana
perasaan putranya. Ia pun mengatakan kalau sebenarnya ia berencana untuk memberitahukan
hal ini pada Woo Ri. “Maafkan ayah karena kau mengetahui hal ini dengan cara
seperti ini. Bukankah kau harus bertemu ibumu?”
Woo Ri yang menangis
menoleh menatap marah ayahnya, “Dimana ibuku? Aku tak punya ibu. Ibuku sudah
meninggal. Dia meninggal karena kecelakaan mobil.” Woo Ri meninggikan suaranya.
“Tapi dia ternyata masih hidup. Dan dia tak datang menemui kita? Ibu macam apa
dia?”
Yool berusaha menjelaskan
kalau ibu Woo Ri memiliki alasan melakukan itu. Tapi Woo Ri yang dilanda
kemarahan tak mau tahu itu, “aku tak butuh ibu seperti itu. aku tak ingin
menemuinya.”
Na Young menjenguk Soo Ho.
Ia membersihkan wajah Soo Ho dengan handuk basah yang disiapkannya. “Soo Ho-ssi,
Kwon Yool… dia bilang akan mempertemukanku dengan Woo Ri. Aku sangat senang.
Walaupun aku merasa bersalah padamu, tapi aku sangat bahagia.”
Ponsel Na Young berdering,
ia menerima telepon dari kakaknya. Ia bertanya bagaimana, “Apa Woo Ri ingin
bertemu denganku?” Joon Ki menjawab tidak, Woo Ri belum siap menemuimu. Ia
meminta Na Young jangan terlalu mencemaskan dan tunggulah sebentar lagi.
Hye Joo masuk ke ruangan
Joon Ki. Joon Ki memberi tahu Hye Joo kalau Yool ingin mempertemukan Na Young
dengan Woo Ri, tapi sampai sekarang Yool belum juga menghubunginya. Hye Joo
menilai kalau Na Young pasti merasa tak enak hati.
Joon Ki kemudian mengatakan
kalau ia dan Hye Joo harus ke rapat dewan nasional (rapat anggota dewan) “haruskah
kita berangkat sekarang?”
“Sunbae..” sela Hye Joo
seperti akan mengatakan sesuatu.
Joon Ki berkata kalau ia
merasa ketakutan setiap kali Hye Joo memanggilnya sunbae. “Apa yang akan kau
katakan?” Hye Joo minta maaf untuk kejadian sebelumnya.
Joon Ki tersenyum berkata
kalau permintaan maaf Hye Joo itu tak perlu. “Aku tahu bagamana sifatmu. Kau tak
akan pernah kembali ke sisi Kwon Yool lagi. Sebagai seniormu aku ingin menjadi
kekuatan bagimu. Kau adalah wanita yang pintar dan berbakat lebih dari yang
diketahui orang lain. Menjadikanmu hanya sebagai asistenku sangat disayangkan.
Aku harap kau punya mimpi yang lebih besar dan punya visi jauh ke depan.”
(setuju sama Park Joon Ki)
Hye Joo terharu dengan
mata berkaca-kaca
Joon Ki : “Sampai kau
menemukannya aku harap kau tetap menjadi asistenku. Tapi mulai sekarang kau
jangan memeriksa laci mejaku lagi.”
Hye Joo tertawa malu
karena ketahuan pernah membongkar laci meja Joon Ki. Joon Ki tersenyum sambil
menepuk pundak Hye Joo. (sunbae n hoobae yang cute, ga apa2 deh ga jadi couple
juga haha)
Da Jung tergesa-gesa masuk
ke ruang rawat ayahnya. Ia akan mengajak ayahnya berolahraga. Tapi ia terkejut
ketika melihat Yool ada disana sedang bermain kartu bersama ayahnya. Ayah
berusaha menutupi kartu yang dimainkannya hehe, takut dimarahin Da Jung coz
main kartu melulu.
Da Jung yang terkejut
melihat Yool ada disana bertanya bagaimana Yool bisa disini. Ayah menyahut
kalau ia yang menyuruh menantunya untuk datang. Da Jung mengingatkan ayahnya
bukankah Yool itu sangat sibuk, kenapa ayahnya malah meminta Yool untuk datang
kesini.
Ayah terbata-bata membela
diri, “oh itu aku bilang kalau sibuk tak usah datang. Dia datang kesini berarti
dia tidak sibuk. Bukankah begitu menantu Kwon?”
Yool tersenyum
membenarkan, ia punya waktu luang sebelum ke Cheong Wa Dae (Blue House) jadi ia
mampir kesini sebentar.
Yool melihat jam tangannya
dan mengatakan pada ayah kalau ia harus pergi sekarang. Ayah bertanya Yool akan
datang kesini lagi kan. Yool menjawab tentu saja, ia pasti akan datang lagi.
Da Jung mengantar Yool
hingga ke depan kamar. Yool merasa kalau ingatan ayah Da Jung semakin memburuk,
ayah tidak bisa mengingat kartu dengan baik. Da Jung berkata kalau ayahnya
sudah berusaha keras. Ia akan memastikan kalau ayahnya tak akan melakukan hal
ini lagi pada Yool. Ia minta maaf. Yool merasa kalau Da Jung tak perlu minta maaf
seperti itu. Karena ia sudah ada disini, bukankah tak apa-apa kalau ia
bertanya. Ia harus membuat keputusan penting hari ini dan ia membutuhkan
bantuan Da Jung.
Yool : “Nam Da Jung-ssi,
kau bilang kau sangat tahu setiap sudut dan celah kota Seoul kan? Bagaimana
jika ada jalan yang tak bisa dikenali oleh sistem pemetaan? Apa yang akan kau
lakukan? Apa kau akan mengambil jalan itu?”
Da Jung berfikir sejenak, “Tujuan.
Ada sebuah tempat yang sudah pasti ingin anda datangi, kan?”
“Tentu saja.” jawab Yool.
Da Jung tersenyum, “Tentu
saja anda harus pergi. Ini mungkin akan membuat anda memulai dari awal lagi. Tapi
selama ada tujuan, maka suatu saat anda akan tiba disana. Dan itu akan menjadi
sebuah jalan hanya jika ada yang melewatinya. Dengan begitu, maka tidak kah
anda pikir jalan itu akan muncul dalam sistem pemetaan?”
Yool mengulang kalimat
yang Da Jung ungkapkan, “itu akan menjadi sebuah jalan hanya jika ada yang
melewatinya.” Yool tersenyum, ia terkesan dengan jawaban Da Jung. “Jawabanmu
lebih menakjubkan dari yang kubayangkan.” Da Jung turut tersenyum.
Pertanyan kedua yang akan
Yool ajukan ke Da Jung, “Apa kau benar-benar ingin berpisah dariku?”
Da Jung menunduk terdiam
sejenak. Tapi kemudian ia mengangat wajahnya untuk menatap Yool dan menajwab
ya, ia ingin berpisah dari Yool. Yool mengerti dan tak bertanya lagi. ia
meminta Da Jung masuk ke ruang rawat ayah karena mungkin ayah sudah menunggu Da
Jung.
Yool pun segera pergi, Da Jung
masih berdiri terpaku di tempatnya dengan tatapan berkaca-kaca.
Yool berdiri di depan
lift, ia diam sejenak sebelum akhirnya menekan tombol lift. Ia pun masuk ke
lift itu. Da Jung mengejarnya namun sayang pintu lift sudah tertutup. Yool tak
tahu Da Jung mengejarnya.
Da Jung terus mengejar Yool menggunakan tangga. Ia
berlari sesegera mungkin menyusul Yool.
Pintu lift terbuka, Yool
segera keluar dari sana. Da Jung yang menyusul Yool melihat pria itu semakin
menjauh darinya. Langkah Da Jung terhenti, ia hanya menatap punggung Yool yang
semakin menjauh dan menghilang dari pandangannya.
Yool yang sudah ada di
depan rumah sakit menoleh ke lantai atas dimana ruang rawat ayah Da Jung
berada. Ia kemudian masuk ke mobilnya untuk segera menuju suatu tempat.
Da Jung duduk melamun
seorang diri. Tatapan matanya mengisyaratkan kesedihan yang menyatakan bahwa sebenarnya
ia tak ingin berpisah dengan Yool.
Yool yang berada di dalam
mobil mengingat ucapan Da Jung. “Tentu saja anda harus pergi. Ini mungkin akan
membuat anda memulai dari awal lagi tapi selama ada tujuan, maka suatu saat
anda akan tiba disana. Dan itu akan menjadi sebuah jalan hanya jika ada yang melewatinya.”
Yool menghadap Presiden di
Blue House. Ia menyerahkan surat pengunduran dirinya pada presiden. Presiden tak
mengerti, apa ini? Yool mengatakan kalau itu surat pengunduran dirinya. Ia akan
tetap sebagai perdana menteri sampai calon berikutnya terpilih.
Presiden menilai kalau
Yool hanya kesal saja karena mosi pemberhentian itu, “Jika kau berhenti seperti
ini, apa yang akan dipikirkan rakyat tentang diriku? Bukankah seharusnya kita
harus bersama sampai akhir?”
Yool : “apa anda akan mereformasi
perusahaan-perusahaan besar?”
Presiden terdiam.
Yool : “apa anda akan
mengatasi masalah mengenai proyek-proyek nasional secepatnya? Bisakah anda
memegang janji untuk memperhatikan kesejahteraan rakyat? Ketika saya menyetujui
menjadi perdana menteri, itu karena saya berpikir bahwa kita mempunyai tujuan
yang sama. Bagaimana pun, bahkan jika tujuan kita sama, kita tak bisa bersama-sama
jika jalan yang kita tempuh berbeda.”
Pertemuan Yool dengan Presiden
pun selesai. In Ho menanyakan perasaan Yool setelah menemui presiden. Yool merasa
kalau ia agak tak enak melakukannya. In Ho agak kurang sependapat dengan langkah
yang Yool ambil, apa ini satu-satunya jalan, bukankah ada banyak hal yang ingin
Yool wujudkan untuk kesejahteraan rakyat. Apa Yool akan menyerah begitu saja.
“Siapa yang bilang begitu?”
Sahut Yool. “Seperti yang kau bilang bahwa ada banyak hal yang harus dan ingin
kukerjakan. Pengunduran ini adalah awal dari semuanya.”
“Kalau begitu, maka aku
tak perlu mengatakan hal yang menenangkan anda. Selamat atas pengunduran diri
anda perdana menteri.” In Ho tersenyum.
Yool tertawa, “Ketua Kang,
tidak kah kau berpikir ini terlalu awal? Sampai calon berikutnya terpilih, maka
aku tetap perdana menteri lho.” In Ho ikut tertawa.
Di rumah sakit, Na Young
bicara berdua dengan Da Jung. Na Young mendengar kalau Da Jung berada disini,
tapi ia tak sampai berpikir kalau keberadaan Da Jung disini dan meninggalkan
rumah itu karena dirinya. Da Jung berkata kalau ia harus merawat ayahnya. Da Jung bertanya apa Na Young sudah bertemu
dengan anak-anak.
Na Young menjawab belum. “Tapi
hati manusia pasti ada tidak tahu terima kasihnya ya. Ketika aku bersembunyi,
sudah lebih dari cukup bagiku untuk melihat anak-anak dari jauh. Sekarang aku menjadi
egois karena berpikir bisa bertemu langsung dengan mereka. Aku berharap bisa
bertemu dengan mereka secepatnya. Dan saat itu terjadi, aku ingin memeluk
mereka dan memanggilku ibu. Akan sangat menyenangkan jika mereka mamanggilku
ibu. Sepertinya keserakahan manusia tak ada habisnya ya. Lucu sekali kan?”
Da Jung : “Sama sekali
tidak. Apa yang kau rasakan itu hal yang wajar. Kau adalah ibu mereka. Pasti akan
ada hari dimana kau bisa memeluk dan mendengar mereka memanggimu ibu,”
Na Young : “Da Jung-ssi,
kupikir aku mengerti kenapa dia menyukaimu. Ketika terakhir kali aku bertemu
dengannya, dia mengatakan padaku untuk kembali sebagai ibu anak-anak bukan
sebagai istrinya. Sepertinya itu juga yang kupikirkan.”
Usai bicara dengan Na Young,
Da Jung menerima telepon Hye Joo. Hye Joo yang cemas bertanya apa sekarang Da Jung
sedang bersama Yool. Da Jung menjawab tidak. Hye Joo bertanya lagi, apa Yool
benar-benar tidak bersama Da Jung. “Kau sedang tak main-main kan?” Da Jung yang
bingung kembali mengatakan kalau Yool sedang tak bersamanya, “tapi ada apa? Apa
ada sesuatu yang terjadi?”
Hye Joo mengatakan kalau
Yool menyerahkan surat pengunduran diri pada presiden hari ini. “Dia tak menjawab
teleponya dan aku tak tahu dimana dia berada sekarang. Kalau dia meneleponmu,
segera kau hubungu aku, mengerti?”
Woo Ri mengajak kedua
adiknya menemui Da Jung di rumah sakit. Nara menilai ini benar-benar kejutan Woo
Ri ingin bertemu Da Jung. Tanpa mereka ketahui, Da Jung baru saja lewat di
belakang mereka, pergi tergesa-gesa. Da Jung juga tak melihat anak-anak ada
disana.
Woo Ri berkata kalau ada
sesuatu yang ingin ia tanyakan pada Da Jung. Man Se menebak kalau Da Jung pasti
akan tekejut ketika melihat mereka bertiga datang. Woo Ri diam saja.
Ketiganya sampai di ruang
rawat ayah Da Jung. Man Se kecewa karena Da Jung tak ada ditempat. Ayah Da Jung
mengatakan kalau Da Jung sedang pergi karena harus mengurus sesuatu. “Kalian seharusnya
menelepon dulu sebelum datang.”
Woo Ri bertanya kapan Da Jung
kembali. Ayah Da Jung tak tahu, yang pasti dia akan segera kembali. “Tapi apa
kalian kesini hanya untuk bertemu dengan ahjumma?”
“Ah tentu saja tidak.”
sahut Nara. “Kami datang kesini untuk melihat kakek.” ucapnya dengan nada
manja. “Kakek, kami sangat merindukanmu.” Ayah Da Jung senang sekali
mendengarnya.
Man Se teringat sesuatu, “Hyung
jangan lupa hadiahnya.”
Ayah Da Jung terkejut, “hadiah?”
Woo Ri memberikan sebuah
hadiah untuk ayah Da Jung. Ayah heran darimana anak-anak mendapatkan uang untuk membeli hadiah. Hadiahnya
Sebuah topi berbulu yang lucu. Man Se dan Nara meminta ayah Da Jung memakai
itu. Ayah pun langsung memakainya, “Bagaimana pantas tidak?”
“kakek kelihatan lucu.” Seru
Man Se.
Ayah : “Lucu? kau itu yang
jauh lebih lucu. Ah dasar anak-anak.”
Ayah Da Jung bertanya apa
anak-anak ini ingin minum sesuatu. Ayah akan keluar untuk mengambil minuman
tapi Woo Ri berkata kalau ia saja yang akan keluar membelinya.
Woo Ri membeli empat
minuman kaleng dari kantin rumah sakit. Tanpa ia sadari dirinya berjalan
berpapasan dengan Na Young. Na Young tak menyadari keberadaan Woo Ri. Tiba-tiba
Woo Ri menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke arah wanita yang tadi lewat di
sampingnya. ia menatap penuh tanda tanya, itu seperti seseorang yang
dikenalnya.
Da Jung lari secepat mungkin
menuju gereja, ia menebak Yool berada disana. Tapi Yool tak ada di gereja. Ia khawatir
berada dimanakah Yool. Ia berlari keluar dari gereja untuk mencari keberadaan
Yool.
Yool berjalan seorang diri
di jalan dimana ada kenangannya bersama Da Jung. Sementara Da Jung hingga malam
terus kesana kemari mencari keberadaan Yool terutama ditempat yang pernah Yool
datangi.
Da Jung naik taksi menuju
suatu tempat. Ia melihat sekeliling siapa tahu, ia melihat keberadaan Yool.
Yool menghentikan
langkahnya, mengenang kebersamaannya dengan Da Jung di jalan itu. Saat itu Yool
meminta Da Jung untuk tetap berdiri di tempat Da Jung. Ia yang akan mendekat
pada Da Jung, menghampiri Da Jung selangkah demi selangkah.
Da Jung yang berada di
dalam taksi menyesal mengatakan kalau ia ingin berpisah dari Yool.
Ketika Yool menikmati
kesendirian dengan berjalan disana, ia terkejut begitu melihat Da Jung sudah
berdiri tepat tak jauh di depannya. Da Jung menarik nafa lega karena berhasil
menemukan Yool.
Hingga malam anak-anak
masih di rumah sakit. Sementara itu, ayah Da Jung sudah terlelap sambil memeluk
topi berbulu hadiah pemberian anak-anak. Woo Ri mengajak adik-adiknya pulang
karena ahjumma pasti akan terlambat pulang kesini. Man Se menyahut bagaimana dengan
hadiah yang akan mereka berikan untuk Da Jung. Nara melihat disana ada tas
milik Da Jung, ia pun meletakan kotak kecil hadiah di dalam tas itu.
Man Se berseru melihat
ayah Da Jung tidur sambil tersenyum. Woo Ri bicara lirih pamitan pada ayah Da Jung,
“kakek kami pulang dulu.” Nara dan Man Se juga pamitan dengan suara pelan.
Kwon bersaudara
bergandengan tangan keluar dari lift. Man Se cemberut kecewa karena tak bertemu
dengan Da Jung. Nara menghibur adiknya, “bukankah kakek memberi kita uang jajan
lagi.” katanya sambil menunjukan uang jajan pemberian ayah Da Jung. Woo Ri
menegur adik perempunnya, “hei apa kau kesini supaya mendapatkan uang jajan?” Mereka
tertawa.
Na Young melihat ketiga
putra-putrinya. Ia berdiri terpaku melihat mereka. Tiba-tiba pandangan matanya
bertemu dengan mata Woo Ri. Woo Ri terkejut melihat wanita itu benar-benar
masih hidup. Nara dan Man Se menoleh melihat ke arah pandang Woo Ri. Mata Na Young
berkaca-kaca melihat ketiga putra-putrinya.
“Ibu..” tiba-tiba kata itu
keluar dari mulut Woo Ri. Ia terkejut melihat ibu kandungnya benar-benar masih
hidup.
Air mata Na Young hampir
jatuh. Ia seakan ingin menghampiri mereka, tapi langkahnya terasa berat. Kakinya
seolah tak bisa diangkat untuk berjalan. Mulutnya ingin bersuara untuk memanggil
mereka tapi lidahnya terasa kelu.
Da Jung berkata kalau ia
khawatir ketika mendengar Yool tiba-tiba mengajukan surat pengunduran diri. “Anda
seharusnya menjawab telepon dari Sek Seo? Kenapa anda tak menjawabnya?”
Yool berkata kalau ia
sengaja tak melakukannya. Karena Hye Joo hanya akan mengomel kenapa ia
mengundurkan diri. “Tapi, apa kau datang kesini hanya untuk menanyakan itu?”
Da Jung berusaha bersikap
cuek padahal tadi ia khawatir bukan main, “aku senang anda baik-baik saja.” Da Jung
akan pergi tapi Yool memanggilnya.
Yool menatap Da Jung
dengan tatapan lembut, “Nam Da Jung-ssi.. bisakah kau hidup tanpa aku?”
Da Jung terdiam menatap
Yool.
Note : Tetap berkomentar sesuai
episodenya ya…
Komentar :
Seperti komentar saya sebelumnya bahwa memang Joon Ki egois ingin Na Young kembali ke sisi
Yool. Ia mendesak yool, tapi Yool menegaskan bahwa dirinya hanya bisa menerima
Na Young sebagai ibu anak-anak saja, bukan istrinya. Joon Ki pun akhirnya tak
memaksa. Tapi yang pasti keinginannya sama seperti Yool, melihat anak-anak
bertemu dengan ibu kandung mereka lagi. Tapi belum sempat keinginan itu
diutarakan, Woo Ri sudah mendengarnya lebih dulu. Anak mana yang tidak akan
kecewa ketika tahu bahwa setelah sekian tahun ibu yang dikabarkan meninggal
ternyata masih hidup dan selama itu tak pernah menemui mereka. Kecewa jelas,
marah tentu saja. Tapi dalam hati kecil seorang anak, betapapun ia marah atau
benci, ia tetap akan merindukan ibu kandungnya.
Agar Na Young kembali ke
sisi Yool, dengan berat hati Da Jung pun berusaha ikhlas melepas Yool. Tapi
jujur sepertinya ia juga tak rela berpisah dengan Yool. Kalau ia rela,
sepertinya ia sudah setuju dengan ide In Ho yang mengatakan keduanya pacaran
agar bisa berpisah dengan Yool. Tapi Da Jung menolak ide itu. In Ho sepertinya
sudah bisa melepas Da Jung dengan nyaman. Ia hanya ingin wanita itu bahagia dan
kebahagian Da Jung bukanlah berada di sisinya sebagai kekasih melainkan teman.
Park Joon Ki memang
menyukai Hye Joo tapi sekarang rasa suka itu sepertinya tak lebih dari seorang
sunbae yang akan mendukung hoobae-nya. Seperti pendapat saya sebelumnya bahwa
kemampuan Hye Joo itu jangan hanya sebagai sekretaris saja. Hye Joo bisa
melakukan hal yang lebih besar dengan kemampuannya dan Joon Ki menyadari
kemampuan Hye Joo itu. Ia siap mendukung Hye Joo untuk melangkah ke arah yang
lebih baik lagi.
Saya menyukai percakapan Yool
dan Da Jung ketika di depan kamar rawat ayah Da Jung. Yool saat itu sepertinya
sedang bimbang dengan keputusan yang akan diambilnya. Tapi setelah mendengar
jawaban Da Jung tentang pertanyaannya, ia pun semakin yakin dengan jalan yang
akan dipilihnya. Pengunduran diri sebagai langkah awal untuk tujuan yang lebih
besar. Ya Yool pun melakukannya, ia tak bisa lagi berjalan beriringan dengan
presiden yang tak memiliki tujuan yang sama dengannya. Dan setelah mendengar
alasan Yool, In Ho yang semula tak setuju akhirnya menyetujuinya juga. Senang deh
ketika In Ho bisa tersenyum lepas begitu di depan Yool.
Na Young memaklumi Yool
yang tak bisa kembali ke sisinya sebagai suami, tapi ia cukup senang Yool mengijinkanya
bertemu dengan anak-anak, padahal ia menyadari kalau semua itu kesalahannya. Ia
pun sepertinya setuju jika Da Jung-lah wanita yang seharusnya berada disisi Yool.
Ehm...ehm...mw ksh komen,tp tb2 tenggorakanku serak wkwkw...liat Yool yg msh pke cincin kwn,wah sng bgt htiqu^^ ya ampun ank2 Kwon in ya,mereka dkt bgt^^ kmna2 sll br3 dan bergandegan tgn,Woori syg bgt sm adk2x...
ReplyDeleteBt mbk Anisnya,thanks ya udh meluangkan wkt,tenaga dan jg pikiran unk menulis sipnosis in^^ahh sbnrx msh sdh bgt drama in brakhr,tp ya sdhlh....
Selesai jg sinop epis.16 tnggl 17 deh.. Dtmpt mb inda... Gomawo y ud meluangkn wkt tux bkin sinop PMI ini., walau masih blm rela dramanya udh finish...
ReplyDeleteInna_
Sinopsis terakhir ditempat mba anis.. sedih~~~
ReplyDeleteDa jung-ssi bisakah kau hidup tanpa aku??? Nyesek dengernya . . .
Akhirnya Na Young menyadari posisinya dihati PM Yool & dia tidak bisa mmaksakannya. Toh sekarang hanya Da Jung seorang yg dihati PM Yool.
suka sm adegan joon ki & hye joo tetap bisa brsahabat & saling mendukung.
Ini yg aku suka dr drama korea bhwa gak ada orang yg benar2 jahat smpai akhir & mau mengakui kesalahannya. Kayak joon ki, na young & in ho yg menyadari kesalahannya trhadap PM Yool.
Onnie Gomawo tuk sinopsis drama ini.
Terima kasih tuk karya & waktumu yg tlah dibagi brsama... ^^
hoaaaa.... tinggal 1 episode lg, makasih mbak anis :)
ReplyDeletepengennya sih lihat hejoo ama joonki jadian tp kasian yoon he ya... dajung ama yool itu emang pasangan serasi ya, walaupun tanpa banyak sentuhan fisik, tapi terlihat sekali kalo mereka itu saling cinta dan saling butuh satu sama lain.... good couple pokoknya
^_^nur
udah lama baca sinopsis dblognya mbak tp baru kali bisa coment..
ReplyDeletehuuaaaa gk bisa bicara apa-apa deh,,
keinget kata-kata da jung yg tdk perduli dkatakan pengecut asalkan mereka dpt bahagia. knpa mesti bo'ong.. :o
Untuk kebaikan yg lebih besar ya oenni
ReplyDeleteJd keinget sesuatu,heheheee
Hye joo pnya kemampuan untuk berpolitik
Klu yool jd presiden entr hye joo yg jd pmx hehehe
(Ngarep)
Sberx da baca sinopsisnya dblog lain tp kurang pas klu blom bc blogx oenni
Makasih byk slama ini,proyek slanjutx ditunggu sehat slalu oenni
æ
Gara2 lihat ahjussi LBS di sini aku jadi hunting nonton / Lihat cuplikan video drama / movie yg lain, dan sepanjang penglihtan ku, koq ahjussi justru paling keren di sini, kharismannya , wibawanya dapt bgt . Di Dr. Jin kyanya juga oke ya .
ReplyDeleteSaya setuju sama Nur, walaupun tanpa banyak sentuhan fisik , tapi dpt bgt cemistrynya, betapa besar rasa cinta mereka Jadi teringan Couple Bidam QSD .Akting Yoona menurtku paling bgus nih di drama ini. Love Rain mah lewat , apalagi YAMD. Nunggu drama Ahjussi masih lama . Buat Mba Inda dan Mba Suci terimakasih banyak ya udah buat sinopsisnya . Walau udah nonton dramanya & dan udah baca sinopsisya juga di blog lain , tapi ttep blum afdhol klo belum " berkunjung " kesini . Maaf kepanjangan :)
Seneng liat kwon bersaudara,nangis pas liat adegan anak anak ketemu ibunya,dan begitu galau saat yool tanya apa apa da jung bisa hidup tanpanya.thanks mba,d tunggu last episodenya....walau bukan di blig ini
ReplyDeleteNam Da Jung ssi, bisakah kau hidup tanpaku?....huawaaa KwonNam couple emang dapet bgt kemistrix mulai dr awal nonton udah ngrasa kuat bgt ma kemistrinya....
ReplyDeleteaq pasti mrindukan kalian....siap2 hunting kasetx....
Nam Dajung ssi bisakah kau hidup tanpaku... nyesss banget di hati dimulut berkata tidak, tpi lain di hati...
ReplyDeleteNgarep nya Joon Ki sm Hye Joo tapi ya sudah lah gpp lah antara sunbae dan hobae sweet kok mereka...
Adu si om Ryu Jin manis bgt si senyumnya.. :)
Kwon bersaudara... akrab bgt sama kakek nya ya...
Makasih nis sinop nya...
Di tunggu sinop terbarunya... ^^
sedihhhhh...
ReplyDeleteudah episode 16.. :(
dajung itu gak bisa hidup tanpamu lho yool..
tapi dia malu ungkapinnya..
heeemm gak sabar sama edingnya ...
semagat mbak..
Lumayan pas lagi insomnia gini ternayata maba anis udah update part 2nya hehe thx u, udh nonton sampai ending sih tp tetap aja kurang fix klo belum baca sinopsisnya, btw aq sesuju bgt deh sama komentar2 mba anis ^^ hihi nara dan manse cute bgt semoga bisa ketemu mereka lg di drakor lain. Ah sumpah gara2 ney drakor list ajjusi yg aku sukai jd bertambah, aq jadi suka Lee bum soo juga haha tepikat aq sama aktingnya disini haha mau punya suami macem Yool lah rasanha ^^ ok mba sampai ketemu di sinopsis drakor lain yg nanti aq ingin baca dr blog ini, bye bye¡
ReplyDeletemba anis, waktu aku liat farewell partynya PMAI aku ga percaya loh kalo yoon shi yoon itu yg jadi kim tak goo di bread king kim tak goo... eeh, pas aku liat episode ini aku baru sadar dia yang jadi kim tak goo, waktu dia senyum kalo keputusan PM untuk mungundurkan diri itu benar.... abisnya dia disini jarang banget senyumnya, ga kayak di bread king kim tak goo... oh iya, baru sadar kalo di episode ini pertama kalinya in ho senyum di depan PM. biasanya kan, dia murung terus. mungkin dia beneran uda ngelepas da jung kali yaaa. seneeeeng liaat in ho senyuuum, makin ganteeeeeng.... huaaaaa... uda tamat si. rerun rerun aaah~
ReplyDeleteSedih banget baca sinopsis 16 ini...
ReplyDeleteYool dan da jung sama2 saling butuh,. Dan anak2 juga udah sayang ama da jung meski gak manggil da jung ibu... Hmmpphhh... Di tunggu episode 17nyaa segera... :) :) :)
ihh sdih bgt sih ngeliat yool sma da jung...
ReplyDeletetp lbih sdih lg krn dah tggal eps trakhir bkal kngen sma kwon-DJ pa lg sma trio kwoon...
Mksih bnyk wat mb anis yg udah bkin sinop y mksh bnyk mb....
Bt mbk Anisnya,thanks ya udh meluangkan wkt,tenaga dan jg pikiran unk menulis sipnosis
ReplyDeletedi episode ini banyak banget yang sedih"...
ReplyDeletejadi nangis ela mba pas baca sinop mba anis,,,,,
T.T
ela masih belom bisa move on ne dari Urri JongRiNim mba........
Gomawwo Mba anis buat sinopsis PMAInya selama ini.
udah mau luangin waktu dan tenaganya
walaupun baca d blog lain,,
tapi tetap sinops mba anis dan mba inda itu yang paling the best alnya mencakup semua cerita per-episodenya...
d tunggu projek selanjutnya ya mba..
Mksh ya mba anis atas usaha ny buat recap drakor ini...sedih jg hrs berpisah ama dajung,yool,man se, ....chemistry mrka berdua dpt biar pun jarang bersentuhan fisik.akting terbaik yoona memang ada di drama ini sy setuju.
ReplyDelete^_^
"Nam dajung ssi bisakah kau hidup tanpa ku"nyesek banget bacanya,pengen cepat cepat beli kaset nya
ReplyDeleteGomawo mbak anis,kira kira episode 17 kapan di tulis
Aaaaaaaakkkk,,,,,, serius ini sih nyeseeeeeeeeeeeeeekkkkkkkkk :'(
ReplyDeleteAh kemanakah scene yang bikin aku ketawa ngakak klo gk scene yang bikin gemes sama senyum sendri ???
ReplyDeleteHaddeuh ngapa jadi melow gini coba T_T
Akhir episode ini loh ,tatapan yool itu juga ,klo gini ceritanya bakal susah move on dari PMAI -__-