Monday 17 November 2014

Mama - Nothing to Fear Episode 7 Part 2

Ji Eun mencoba beberapa pakaian sebelum menemui Seung Hee. Ibunya masuk dan bertanya siapa yang akan Ji Eun temui hingga membuat Ji Eun kebingungan memilih pakaian. Ji Eun bilang ia akan menemui seorang teman. Ibunya heran kok sampai segitunya, ia menebak apa yang Ji Eun maksud teman itu yang membayar semua hutang Ji Eun. Ia mendengar tentang teman Ji Eun ini dari Sena.

Ibu ingin Ji Eun meminta bantuan pada teman Ji Eun itu untuk memberikan uang pinjaman. “Kau tahu apartemen 1000 meter persegi kan,  jika kau bisa meminjam untuk uang mukanya.....”

“Ah ibu yang benar saja.” Ji Eun tak setuju.

Ibu Ji Eun bilang untuk apa punya teman kaya, bukankah seharusnya saling membantu ketika membutuhkan. Ji Eun mengatakan dirinyaa sudah banyak berhutang pada temannya. Ia tak mau melakukannya.
Ji Eun menemui Seung Hee di dekat taman. Disana Seung Hee sudah menunggu.

“Chagiya...” panggil Ji Eun tersenyum.

Seung Hee heran kenapa Ji Eun begitu lama. Ji Eun berkata ia gugup karena merasa seperti dirinya sedang bertemu dengan mantan pacar. Ia sangat ingin terlihat baik.
Ji Eun sudah menunggu telepon Seung Hee, ia pikir Seung Hee ingin berbaikan lebih dulu. Seung Hee mengaku ia juga sudah melakukan banyak kesalahan. Ia merasa tak punya hak untuk kembali terlebih dulu. Ji Eun berkata kalau ia lah yang bersalah. Seung Hee merasa Ji Eun pasti terluka olehnya.

Ji Eun membenarkan, ia kemudian tersenyum dan berkata ketika ia memikirkan itu apa yang Seung Hee katakan ada benarnya. Ia tersenyum menggoda, “bukankah kau bosan tanpa aku?” Seung Hee tertawa, “apa aku ini anak kecil yang bisa bosan?”

Ji Eun merasa bahwa dirinya akan mati tanpa Seung Hee. Ia sampai malas pergi ke akademi dengan ibu lainnya. Seung Hee ingin nantinya meskipun ia melakukan sesuatu yang salah, Ji Eun tak akan mempermasalahkannya karena itu pasti ada alasannya.
Ji Eun mengulurkan tangan ingin berjabat tangan dengan Seung Hee sebagai tanda keduanya berbaikan. Seung Hee menjabat tangan Ji Eun. Ji Eun tersenyum senang ia berterima kasih karena Seung Hee menerima permintaan maafnya. Seung Hee juga mengucapkan maaf karena sudah melakukan kesalahan. Ji Eun tersenyum imut meminta Seung Hee jangan begitu, ia menggoyang-goyangkan tangannya yang berjabat tangan. Keduanya tersenyum.
Ji Eun mengaitkan lengannya ke lengan Seung Hee. Tiba-tiba air mancur di taman itu keluar. Kedua wanita ini kaget dan tertawa-tawa. Keduanya lari bersama agar tubuhnya tidak basah.

(Sweetu banget sih, udah kayak orang pacaran yang tadinya berantem trus baikan. Hahaha)
Keduanya berada di dalam mobil Seung Hee. Ada sms masuk di ponsel Seung Hee. Seung Hee menebak itu mungkin sms dari Bona karena ia memberitahu Bona untuk menjaga Geu Roo agar tak melarikan diri lagi.

Tapi itu bukan sms dari Bona melainkan Ji Sub.

Aku sedang dalam perjalanan menuju rumahmu. Jika kau tak muncul aku akan menerobos masuk.

Seung Hee terkejut membaca sms dari Ji Sub, “apa dia ini gila?” Umpatnya. Ji Eun heran siapa yang Seung Hee maksud gila. Seung Hee tak mengatakan apapun, ia bergegas.
Ji Sub benar-benar dalam perjalanan menuju apartemen Seung Hee.
Sekolah usai, anak-anak berhambur keluar. Geu Roo, Bona, Min Joo dan Han Se keluar bersama. Ji Eun datang untuk menjemput Geu Roo dan Bona.
Ibu Min Joo yang sedang bicara di telepon dikejutkan dengan pengendara motor ngebut yang baru saja melintas di sampingnya. Ia ngomel-ngomel, “bagaimana bisa kau mengendarai motor dengan begitu ceroboh ditempat yang banyak anak-anak begini?”
Tapi omelannya terhenti ketika melihat siapa yang turun dari motor itu. Seorang pemuda tampan yang tak lain adalah Ji Sub. Ibu Min Joo terpesona melihatnya. Omelannya berubah menjadi ucapan kekaguman, “bagaimana bisa seorang pria begitu tinggi dan tampan? Dia itu model apa artis? Aku harus mengambil fotonya.”
Ibu Min Joo sembunyi dibalik pohon untuk mengambil foto Ji Sub menggunakan kamera di ponselnya. “Lihatlah karya seni yang indah itu. Aku tak tau kau siapa, tapi malam ini fotomu akan menghibur hatiku.”

Ji Sub tampak menghubungi seseorang, hmm pasti Seung Hee ya.

Ketika sedang asyik memotret pemuda tampan, tiba-tiba ada mobil yang berhenti di samping pemuda itu. Seung Hee keluar dari dalam mobil dan menarik Ji Sub agar menjauh dari tempat itu. Ji Sub menolak tapi Seung Hee tetap menariknya menjauh dari tempat ini. Ibu Min Joo yang sedang memotret terkejut melihat apa yang dipotret dan dilihatnya, ibu Geu Roo.
Ibu Han Se terkejut melihat ibu Min Joo sembunyi dibalik pohon, ia yang heran menanyakan apa yang ibu Min Joo lakukan dibalik pohon.
Ji Eun mengajak anak-anak makan di kafe. Ia mengajak Min Joo dan Han Se juga. Ji Eun sepertinya menjanjikan pada Min Joo dan Han Se akan mengajak kedua anak itu ke rumah Geu Roo. Min Joo senang sekali, tapi tidak bagi Han Se. Min Joo heran kalau tidak mau ikut kenapa Han Se ikut datang kesini. Han Se yang sedang bermain game di ponsel bilang Ji Eun ingin ia datang jadi ia terpaksa datang, hahaha. Min Joo menilai itu alasan yang terlalu dibuat-buat.

Han Se menilai Geu Roo sungguh beruntung, “jika kau bertengkar dengan ibumu disini kau bisa melarikan diri ke Kanada, ke tempat ayahmu.”

Geu Roo menahan kesal karena masalah ini sampai diketahui oleh Han Se. Bona juga menatap sebal ke arah Min Joo karena pasti Min Joo yang menceritakannya pada Han Se. Min Joo jadi tak enak hati, ia mencubit Han Se, bukankah ia sudah bilang kalau itu rahasia.
Ji Eun membawakan pesanan makanan untuk anak-anak. Wah kentang goreng. Ji Eun memberikan kentang goreng untuk Geu Roo tapi Geu Roo bilang ia tak makan kentang goreng. Ji Eun tanya kenapa. Han Se menebak apa Geu Roo ini pemilih makanan. Geu Roo bilang itu hanya karena ia tak menyukai kentang goreng saja.
Min Joo menyahut kalau ibunya pasti akan membunuhnya jika ia mengeluh tentang makanan. Ia tanya apa ibu Geu Roo membiarkan Geu Roo pilih-pilih makanan. Geu Roo membenarkan. Min Joo kagum dan menilai ibu Geu Roo yang terbaik.

Ji Eun memberi tahu kalau kentang goreng disini sangat enak jadi coba saja dulu, ucapnya sambil menyodorkan kentang goreng.
“Sudah kubilang tidak mau,” ucap Geu Roo dengan nada tinggi sambil menampik kentang goreng yang ada di tangan Ji Eun.

Ji Eun terkejut melihat kemarahan Geu Roo. Ia pun minta maaf , kalau memang Geu Roo tak mau memakannya, ya tidak apa-apa.

Geu Roo permisi akan pulang lebih dulu tapi Ji Eun mengatakan kalau ibu Geu Roo ingin ia menjaga Geu Roo sebentar karena ibu Geu Roo sedang ada urusan. Ia menawarkan apa Geu Roo ingin ia membelikan sesuatu yang lain untuk Geu Roo. Geu Roo tak menjawab, ia permisi.

Han Se tak menyangka, menurutnya Geu Roo tidak memiliki sopan santun sama sekali.

Bona kesal kenapa ibunya memaksa Geu Roo untuk memakan sesuatu yang tidak Geu Roo suka. Ji Eun juga sedikit menyesal.
Langkah Geu Roo terhenti sebelum ia keluar dari kafe. Ia melihat seorang pelayan akan membuang sisa-sisa kentang goreng dari pelanggan yang tidak habis dimakan. Ia sedih melihat makanan sisa itu dibuang dan ia pun teringat akan masa kecilnya.

Flashback
Di Kanada, ketika Geu Roo masih kecil, ia selalu ikut jika ibunya bekerja. Saat itu ibunya bekerja disebuah kafe. Ia duduk sendiri sementara ibunya melayani pelanggan. Saat itu hidup keduanya sungguh susah. Ketika melihat masih ada sisa kentang goreng, Seung Hee memberikan itu pada Geu Roo. Ia tahu betul putra kecilnya ini lapar jadi ia minta Geu Roo memakan itu saja dulu. Geu Roo memakannya.
Tapi apa yang Seung Hee lakukan ini diketahui boss-nya, Julia. Julia memarahi Seung Hee karena sudah membuat pelanggan lain jijik dengan memberikan makanan sisa ke anak Seung Hee. Seung Hee minta maaf dan berjanji tak akan mengulanginya.

Julia yang mengkritik kerja Seung Hee berkata bukankah ia sudah berbaik hati membiarkan Seung Hee bekerja sambil membawa anak tapi sesuatu yang seperti ini tak bisa dilanjutkan. Seung Hee harus pilih, meninggalkan anak di rumah atau berhenti bekerja. Itu sebabnya ia tak ingin mempekerjakan orang asia.
Geu Roo tak terima ibunya dimarahi begitu. Ia pun melempar sisa kentang goreng ke tubuh Julia. “Jangan mengatakan hal-hal buruk pada ibuku. Dia bukan orang asia yang buruk. Minta maaf padanya.”

Seung Hee terkejut dengan apa yang dilakukan Geu Roo. Ia memeluk putranya agar tak mengatakan yang tidak-tidak lagi. Seung Hee pun dipecat.

Flashback end
Geu Roo sampai di rumah, ia masuk ke kamar ibunya.
Seung Hee marah karena Ji Sub datang ke lingkungan tempat tinggalnya, bagaimana Ji Sub tahu ia tinggal disini. Ji Sub berkata Seung Hee sudah membuat pria normal seperti dirinya terlihat seperti seorang penguntit, apa Seung Hee tidak ingat, dihari Seung Hee dibawa ke UGD ia yang mengantar Seung Hee pulang. Seung Hee tak mau Ji Sub jangan datang ke rumahnya lagi.

Ji Sub tanya kenapa Seung Hee tak menepati janji pergi dengannya. Seung Hee balik bertanya apa Ji Sub pikir ia punya waktu untuk pergi makan dengan Ji Sub. Ji Sub bilang ia tak pernah mengatakan kalau ia akan pergi dengan Seung Hee untuk makan bersama, apa Seung Hee pikir ia hanya ingin makan bersama Seung Hee.
Ji Sub : “Obat itu... obat yang kau minum, itu adalah pereda nyeri yang cukup kuat untuk mematikan indera perasa.”

Seung Hee : “apa kau sedang menyelidiki aku?”

Ji Sub membenarkan dan mengku kalau ayahnya Presdir perusahaan yang tengah bekerja sama dengan Seung Hee. “Orang yang diandalkan oleh ayahku sedang sakit. Haruskah aku menutup mata? Ini akan menjadi kerumitan bagiku jika kesepakatan dengan perusahaannya jatuh. Kau sakit dan kau menempatkanku dalam posisi yang buruk. Saat kau sakit, menolak pengobatan dengan meminum obat penghilang rasa sakit hanya membuat semuanya lebih buruk.” Ia sudah bertanya pada seorang teman di rumah sakit untuk mengatur janji pengobatan Seung Hee, tapi apa ini?

Seung Hee minta maaf, tapi... Ji Sub tak mau mendengar alasan Seung Hee, ia akan mengatur janji lagi dengan dokter lain kali. Kalau Seung Hee mengatakan namanya pada temannya mereka akan merawat Seung Hee.

Tapi Seung Hee menolak, “Aku bukan seseorang yang perlu pergi ke rumah sakit.” Ji Sub menahan kesal, apa itu harus menjadi sebuah alasan bagi Seung Hee. Seung Hee bilang itu bukan alasan karena pengobatan teknologi modern sudah tak ada pilihan lagi untuk pengobatannya, alias percuma.
Ji Sub penasaran, penyakit seperti apa yang diderita Seung Hee. Seung Hee bilang itu penyakit yang sangat umum, Ji Sub pasti sudah sering mendengarnya, itu adalah kanker rahim stadium akhir. Hidupnya tersisa hanya 6 bulan lagi. Ji Sub terdiam terkejut, ia tak bisa berkata-kata.

Seung Hee tak punya banyak waktu yang tersisa, masih banyak hal yang harus ia lakukan. Jadi, jika tak bisa menghubunginya terlalu sulit bagi Ji Sub...

Ji Sub menyela bertanya kenapa Seung Hee memberitahukan padanya akan hal ini, “Bagaimana bisa kau mengatakan seperti itu, seperti sesuatu yang bukan masalah besar bahkan tanpa memita ijiiku terlebih dulu.”

Seung Hee bilang ia dan Ji Sub tak memiliki hubungan, karena menurutnya rahasia yang sebenarnya itu sangat mudah diungkapkan pada orang asing. Orang yang dicintai mungkin akan membenci atau mengalami waktu yang sulit untuk berurusan dengan hal itu. Ia minta maaf tapi bagaimana pun ia berharap Ji Sub bertanggung jawab menjaga rahasia ini, berpura-pura tak tahu tentang penyakitnya.
Seung Hee akan pergi namun Ji Sub menahan tangannya. Seung Hee meminta Ji Sub jangan merasa terbebani, Ji Sub bisa memperlakukannya seperti yang Ji Sub lakukan padanya selama ini. Seung Hee melepas tangan Ji Sub dan berlalu dari sana.
Seung Hee masuk ke rumah dn memanggil putranya, namun tak ada sahutan dari Geu Soo. Ia masuk ke kamar putranya namun Geu Roo tak ada disana. Ia mendengar suara musik.
Seung Hee masuk ke kamarnya, ia melihat Geu Roo tidur di tempat tidurnya. Ia mematikan musik yang berasal dari ponsel Geu Roo.

Seung Hee mengusap kepala putranya pelan. Ia memandang putranya yang terlelap. Matanya berkaca-kaca, “Jangan khawatir, jangan khawatir akan apapun. Semuanya akan baik-baik saja Geu Roo. Kau memiliki ibu.” Air mata Seung Hee mengalir.
Air mata Geu Roo menetes dari sudut matanya ketika ia tidur. Seung Hee yang melihat itu mengusap air mata putranya.

Tiba-tiba tangan kiri yang ia gunakan untuk mengusap air mata Geu Roo gemetaran. Ia terkejut, ia tak bisa menunjukan kondisi tubuhnya yang seperti ini di depan Geu Roo. Ia menggenggam tangannya yang gemetaran. Seung Hee menahan tangis dan teringat ucapan dokter padanya.

“Seiring waktu berlalu, kau akan mengalami tangan yang gemetaran dan suhu badan yang sangat rendah. Jadi kau akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sehari-harimu. Itu mungkin akan membuatmu tak akan bisa melukis lagi.”
Geu Roo terbangun dan melihat Seung Hee duduk di samping dirinya tidur, “Mom...” panggil Geu Roo lirih.

Seung Hee menyahut namun tak memandang Geu Roo. Ia tak mau Geu Roo melihatnya dalam keadaan begini. “Ada apa?”

Geu Roo mengatakan ia bermimpi buruk. Seung Hee berkata itu mungkin karena Geu Roo kelelahan. Geu Roo ingin ia bersama ibunya di kamar ini walaupun sebentar. Seung Hee menangis tak bersuara, sebisa mungkin ia tak memperlihatkan tangisnya di depan Geu Roo. Ia mengatakan kalau dirinya ingin beristirahat jadi Geu Roo lebih baik kembali ke kamar sendiri.

Penolakan ini jelas membuat Geu Roo kecewa. Ia keluar dari kamar ibunya dengan perasaan marah campur kecewa. Padahal dirinya sangat membutuhkan perlindungan dan belaian ibunya. Seung Hee hanya bisa menangis sambil memegangi tangannya yang gemetaran. Ia tak bermaksud mengabaikan putranya.
Geu Roo yang marah dan kecewa akan membanting mainan motornya. Namun ia teringat itu adalah mainan motor pemberian ibunya ketika ia masih kecil. Saat menerima hadiah itu ia sangat bahagia sekali. Geu Roo tak membantingnya, ia hanya bisa menangis.
Ibu Han Se menunjukan pada Sena foto Seung Hee yang menarik tangan Ji Sub. Ia berkata bukankah Seung Hee ini orang yang menarik. Sena merasa ibu Han Se harus memberi tahu Ji Eun agar berhati-hati terhadap seung hee, karena bisa saja Ji Eun terluka. Ibu Han Se bilang itu sebabnya ia menunjukan foto ini pada Sena karena ibunya Bona itu sudah dibodohi oleh Seung Hee.
Sena menebak sepertinya Seung Hee sudah membantu Ji Eun secara finansial. Seung Hee meminjamkan begitu banyak uang pada Ji Eun tanpa meminta imbalan apapun.

Ponsel Sena berdering telepon dari anaknya, Hyun Soo. Ia terkejut mendengar sesuatu dari Hyun Soo.
Hyun Soo yang berada di dapur bersama ayah dan neneknya menangis. Ia yang dipeluk ayahnya mengatakan kalau ia takut karena neneknya sudah menyebabkan kebakaran. Neneknya bilang tdak, Hyun Soo ini sama saja seperti ibu Hyun Soo. Ia bertanya pada Young Jin dimana Sena. Young Jin berkata kalau Sena sedang ada janji, jadi akan pulang sedikit terlambat.

Ibu kesal Sena seharusnya memberi tahu kalau sudah mempekerjaakan seorang pengurus rumah tangga, “dia (Pengurus rumah tangga) hampir membakar rumah dengan mengukus cucian.” tuduh ibu.

“Dia tidak mempekerjakan pengurus rumah tangga.” ucap Young Jin khawatir dengan kondisi ibunya.
Ibu terkejut dan menilai Sena sudah melempar tanggung jawab. Jika bukan pembantu rumah tangga, siapa yang mengukus pakaian, apa itu pencuri atau hantu. Hyun Soo menyahut kalau neneknya-lah yang melakukan itu, ia melihat sendiri. Ibu menyangkal ia tak melakukannya. Young Jin tampak khawatir dengan kesehatan ibunya.
Tae Joo berdiri di depan rumah Seung Hee. Ia mengambil ponselnya akan menghubungi Seung Hee. Namun tepat saat itu Ji Eun, Bona dan Geu Roo keluar dari rumah itu. Bona mamanggil ayahnya, Tae Joo terkejut dan tak jadi menelepon. Ia heran bagaimana istrinya bisa ada disini. Ji Eun juga balik bertanya kenapa suaminya ada disini.

Tae Joo mengatakan ia sudah menelepon ke rumah tapi tak ada yang menjawab, jadi ia menebak kemungkinan Ji Eun dan Bona ada di rumah Geu Roo, ternyata tebakannya benar. (hueeeee bo’ong hahaha) Ji Eun tanya bagaimana Tae Joo tahu kalau ia sudah berbaikan dengan ibunya Geu Roo. Tae Joo bilang kalau wanita selalu begitu, berbaikan dan bertengkar, berdebat dan berbaikan.
Tae Joo heran melihat Geu Roo ikut keluar, Geu Roo mau kemana. Bona menjawab Geu Roo akan menginap di rumah mereka. Tae Joo tambah heran kenapa begitu. Ji Eun memberi tahu kalau malam ini ibu Geu Roo sibuk, jadi Geu Roo akan tidur di rumahnya dan pergi dari sekolah dari rumahnya.

Tae Joo tanya apa ibunya Geu Roo sekarang tak ada di rumah. Ji Eun menjawab ada, tapi sebentar lagi Seung Hee akan pergi. Ia senang suaminya datang jadi mereka bisa pulang bersama.
Seung Hee menerima sms dari Tae Joo.

Aku minta maaf atas apa yang terjadi hari itu. Aku bingung dan hanya memikirkan hal itu dari sudut pandangku. Tolong jangan beritahu ibunya Bona. Aku mengandalkanmu.
Tae Joo mengatakan pada Ji Eun ketidaksetujuannya akan Geu Roo yang berteman dengan Bona. Menurutnya Geu Roo itu tak punya sopan santun, ia tahu mungkin itu karena anak itu tinggal di luar negeri. Ia tak menyukainya. Ia harap Ji Eun memberi tahu Bona agar tidak terlalu akrab dengan Geu Roo. (yah biar hubungan masa lalunya dengan Seung Hee ga ketahuan istrinya gitu) Ji Eun heran kenapa Tae Joo tiba-tiba ikut campur dengan kehidupannya dan Bona.

Tae Joo mengajak Ji Eun sebaiknya pindah rumah saja. Ia beralasan dirinya bosan tinggal di lingkungan ini. Ji Eun tanya kalau pindah bagaimana dengan sekolah Bona. Tae Joo bilang Bona bisa pindah sekolah juga. Ji Eun tidak mau. Tae Joo merasa jarak dari rumah ke tempat kerjanya terlalu jauh dan itu membuatnya seperti membuang-buang waktu. Ji Eun bilang itu tidak terlalu buruk karena jarak rumah ke kantor paling 20 sampai 30 menit. Mereka tak bisa pindah begitu saja karena harga rumah sekarang mahal. Walaupun mendapatkan kembali yang muka apartemen, itu tak akan cukup untuk memiliki tempat tinggal baru.
Ada sms masuk di ponsel Tae Joo. Ketika Tae Joo akan membukanya Ji Eun merebut ponselnya. Tae Joo kesal apa yang istrinya lakukan. Ji Eun mengingatkan bukankah ia sedang mengawasi Tae Joo.

Ji Eun terkejut membaca sms itu. Tae Joo tanya sms dari siapa. Ji Eun menjawab dengan nada sinis bahwa ini sms dari Asisten Manajer Lee. Ia pun menunjukan sms itu pada suaminya.

Sunbae, aku mabuk. Aku ingin bicara dneganmu.
Tae Joo tahu pasti siapa itu, itu Kang Rae Yeon. Ia akan mengambil ponselnya. Tap Ji Eun yang juga tahu siapa yang mengirim sms bertanya pada Tae Joo, apa suaminya ingin pindah rumah karena wanita ini, “apa kau ingin mempersingkat jam kerjamu untuk menemui dia?”

Tae Joo jelas menolak tuduhan itu, memangnya berapa lama lagi Ji Eun akan curiga terus seperti ini. Ji Eun meninggikan suara kalau Tae Joo lah yang membuatnya seperti ini.

Tae Joo : “apa kau tak mempercayaiku?”

Ji Eun : “Kau harus membuatku percaya. Kau harus bersikap agar aku mempercayaimu.”

Ji Eun menyuruh Tae Joo menghubungi Rae Yeon sekarang dan biarkan ia bicara dengan wanita itu. Tae Joo meminta istrinya menghentikan kecurigaan ini. Ia mengambil ponselnya dan keluar kamar. Ji Eun menyusulnya.
Kang Rae Yeon berada di dalam mobil tersenyum puas. Ia menilai ini menyenangkan.
Ji Eun tanya Tae Joo mau kemana. Tae Joo mengatakan ia akan pergi ke sauna. Ji Eun yang tak ingin suaminya macam-macam diluar meminta suaminya mengajak Geu Roo juga jika benar-benar ingin pergi ke sauna. Walaupun heran, Geu Roo pun nurut aja sih disuruh ikut ke sauna karena memang ia belum pernah ke sauna Korea.
Di tempat sauna, Tae Joo menggetok kepala Geu Roo dengan telur. Geu Roo jelas saja mengaduh kesakitan. Tae Joo memberi tahu beginilah cara mengupas telur. Ia pun memberikan sebutir telur pada Geu Roo dan meminta anak itu mencoba mengupas telur seperti yang ia lakukan.
Tae Joo mempersilakan Geu Roo mengupas telur dengan menggetokan telur ke kepalanya. Plok... Tae Joo mengaduh, karena apa yang Geu Roo lakukan itu terlalu keras. Geu Roo terkesan karena kulit telur lepas dengan mudah.
Tae Joo tanya apa Geu Roo tak merindukan ayah Geu Roo. Geu Roo tak yakin ia merindukan ayahnya atau tidak. Tae Joo menyuruh Geu Roo menghubungi ayah Geu Roo dan katakan bahwa Geu Roo ingin kembali ke Kanada. Dari yang ia lihat Geu Roo sepertinya mengalami waktu yang sulit disini dengan ibu Geu Roo. Geu Roo diam saja, ia bermain game di ponselnya.

Tae Joo ingin melihat wajah ayah Geu Roo, Geu Roo pasti punya fotonya di ponsel. Geu Roo bilang tidak ada. Tae Joo tak percaya, ia memaksa akan melihat. Geu Roo kesal bukanlah ia sudah bilang ia tak punya foto ayahnya.
Geu Roo yang kesal duduk di tepi kolam air hangat. Tae Joo mengikutinya, ia tanya apa ayah Geu Roo tidak bepergian dengan Geu Roo. Geu Roo tak menjawab ia menahan kesal karena terus-terusan ditanyai tentang ayahnya yang tentu saja tak bisa ia jawab.

Geu Roo melepas bajunya dan nyemplung ke kolam air hangat. Tae Joo juga melakukan hal yang sama. Lucu gerakan keduanya sama haha.
Geu Roo heran kenapa Tae Joo begitu tertarik ingin tahu tentang ayahnya. Tae Joo bilang ia sama sekali tidak tertarik, “aku hanya berpikir ayahmu tidak mendidikmu dengan baik. Seorang pria seharusnya tidak melukai perasaan wanita, tidak peduli siapapun dia. Khususnya ibumu.”

Geu Roo tanya apa Tae Joo ini mengenal ibunya. Tae Joo menjawab tidak juga, tapi ia bisa membaca orang-orang dalam sekejap, “Ibumu terlihat sangat kuat tapi sebenarnya cukup lemah. Dia juga terlihat menyedihkan. Kau tidak punya kakek dari ibumu, kan? Kau tidak punya keluarga dari pihak ibumu sama sekali. Tak bisakah kau bayangkan betapa ibumu itu mencintaimu? Tapi kau tidak mengakui kasih sayangnya. Sebaliknya kau malah melukainya.”

Geu Roo kesal karena Tae Joo sudah salah menilai, “Aku tidak punya nenek, kekek dari ibu ataupun kerabat lainnya, tapi kau salah tenang yang lainnya.”

Tae Joo : “Dimana salahku? Aku sudah mendengar semuanya tentang ibumu, karena dia dan istriku berteman.”

Geu Roo : “Mereka tidak berteman. Ibuku selalu baik seperti itu pada orang-orang yang mengurusku, itu karena dia tak bisa menjagaku dnegan baik. Dia juga memberikan mereka bayaran yang banyak.”
Tae Joo terkejut, “bayaran?”

Geu Roo :”Semakin ibu membayar mereka, semakin sedikit ibu harus terbebani olehku.”

Tae Joo : “Apa ibumu membayar istriku untuk mengurusmu?”

Geu Roo : “Ibuku bahkan membelikannya mobil.”

Tae Joo tentu saja kaget, ternyata Ji Eun menerima mobil dari Seung Hee.
Ketika sedang bersih-bersih Ji Eun terkejut melihat disalah satu dinding ada brankas. Brankas itu tak terkunci, Ji Eun membukanya. Ada map besar disana, Ji Eun melihat isinya. Ia terkejut dan tersenyum begitu melihat foto Seung Hee bersama Geu Roo kecil.
Geu Roo dan Bona masuk ke ruangan dimana Ji Eun bersih bersih. Ji Eun yang kaget segera mengembalikan foto itu ke tempat semula. Ia juga menutup kembali brankasnya. Geu Roo heran apa yang Ji Eun lakukan. Ji Eun bilang ia sedang bersih-bersih.

Bona mengatakan pada ibunya kalau Geu Roo membutuhkan buku etika, tapi di sekolah bukunya sudah terjual habis. Ji Eun mengerti ia akan membelikan buku itu untuk Geu Roo di toko buku.
Ketika tengah melukis Seung Hee menerima panggilan telepon dari Tae Joo namun ia tak menjawabnya. Tae Joo pun mengirim sms padanya.

Mari kita bicara. Aku akan menunggu sampai kau datang.
Seung Hee pun menemui Tae Joo disebuah kafe. Ia tanya apa yang terjadi kenapa Tae Joo menginginkan dirinya menemui Tae Joo. Belum juga Tae Joo mengatakannya, ponsel Seung Hee berdering, telepon dari Ji Eun.

Ji Eun mengira Seung Hee sedang sibuk ia pun meninggalkan pesan. “Kenapa kau tak menjawab teleponmu? Aku sedang keluar membeli buku pelajaran untuk Geu Roo. Geu Roo sendirian di rumah, jadi pulanglah sesegara mungkin. Hubungi aku lagi.”
Seung Hee merasa tak nyaman bertemu Tae Joo seperti ini. Makanya ia datang untuk memberi tahu Tae Joo, “aku tak ingin melakukan apapun untuk melukai ibunya Bona...”

“Kau...” sela Tae Joo. “Apa kau ingin menghancurkan aku? Dendam yang kau miliki terhadapku, apa rasanya melegakan bisa membuat istriku menjadi seorang pesuruh?”

Seung Hee menatap tak mengerti apa maksud perkataan Tae Joo.

Tae Joo : “Karena aku meninggalkanmu untuk seorang wanita yang memiliki kasta lebih tinggi, apakau puas melihat dimana aku gagal?”
Seung Hee : “Apa ibu Bona memberitahumu?”

Tae Joo : “Anakmu yang memberitahuku, anakmu.”

“Namanya Geu Roo,” Seung Hee meminta Tae Joo menggunakan nama itu. Tae Joo marah itu tak penting menyebut nama Geu Roo atau tidak. Tapi bagi Seung Hee ini sangat penting.

Tae Joo mengerti, ia pun mengatakan Geu Roo yang memberitahunya. “Dia memberitahuku bahwa istriku menerima uang dan mobil darimu sebagai pengganti mengurus Geu Roo. Apa itu menyenangkan?”

Seung Hee : “Apa hanya itu yang bisa kau katakan?”

Tae Joo : “Wanita yang kutinggalkan tiba-tiba muncul kembali di lingkungan tempat tinggalku. Secara kebetulan dengan tiba-tiba dia adalah sahabat istriku. Persisnya, apa yang seharusnya aku pikirkan? Jika balas dendam adalah tujuanmu, maka kau berhasil.”
Ji Eun yang kehausan masuk ke kafe dimana Seung Hee dan Tae Joo berada. Ia membeli es kopi.
Seung Hee sama sekali tak menyalahkan atau memiliki dendam pada Tae Joo. Ia tak akan pernah membelenggu dirinya dengan melakukan itu. Ia bahkan sudah terlalu sibuk daripada memikirkan balas dendam. Jika semua ini sudah direncanakan, seperti yang Tae Joo duga tidakkah menurut Tae Joo pasti akan ada alasan dibalik itu, kenapa sampai ia harus melakukan itu, pasti ada alasannya.

Tae Joo mencibir, “Kau hanya ingin memamerkan gaya hidupmu yang kaya.” Seung Hee bertanya haruskah ia benar-benar menunjukan itu pada Tae Joo, bagaimana ia telah hidup dan bagaimana ia hidup sekarang, haruskah ia menujukan semuanya.
Ji Eun pun melihat suaminya ada di kafe itu. Ia terkejut suaminya bersama seorang wanita. Ia menebak suaminya ini bersama Kang Rae Yeon. Ia benar-benar marah dan akan melabrak mereka. Namun ia malah menabrak seorang pelayan yang membawakan pesanan.
Tae Joo terkejut melihat istrinya ada disana. Ji Eun marah sekali, “kau bilang kau sudah mengakhirinya, kau bilang kau tak ada hubungan spesial dengannya. Kau memberitahuku untuk mempercayaimu.”

Seung Hee juga terkejut melihat Ji Eun. “Tunggu sebentar!” sela Seung Hee terbata-bata.
Ji Eun menoleh ke arah Seung Hee, ia terkejut wanita yang bersama suaminya ini bukan Kang Rae Yeon melainkan Seung Hee. “Kenapa kalian berdua disini bersama-sama?”
Apa yang akan Seung Hee dan Tae Joo jelaskan pada Ji Eun?


Bersambung ke episode 8

3 comments:

  1. Iiih seru...
    Ditunggu kelanjutannya mbk

    ReplyDelete
  2. Yay Anis, akhirnya.. Muncul lagi si ganteng geu roo :)
    Gomawo
    Eh ita baru tahu kalo drama ini 20-an episode.. Tp may queen aj 30-an episode, Anis selesai nyinopnya;)
    Semangat terus ya nis..
    Btw, ternyata mr. Back itu romcom ya..

    Ita

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.