Monday 10 November 2014

Sinopsis Mr Back Episode 1 Part 2

Ha Soo dan Woo Young sudah sampai di rumah. Woo Young membantu memijit punggung Ha Soo. Ibu Ha Soo heran apa yang sebenarnya terjadi hari ini sampai Ha Soo pulang dalam keadaan seperti ini.


Woo Young akan memberi tahu bahwa ada orang tua di Silver house tapi Ha Soo menyela bertanya pada ibunya, apa seperti itu yang terjadi ketika seseorang menjadi tua. Ibu tak mengerti apa maksud perkatan Ha Soo.
Sambil mengoles luka di jarinya menggunakan antiseptik Ha Soo mengatakan hari ini ia bertemu seorang kakek yang emosian dan keras kepala. “Ketika seseorang menjadi lebih tua bukankah seharusnya mereka menjadi lebih murah hati, baik, serius dan bermartabat sesuai dengan usianya?”

Ibu menilai itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Ketika seseorang terluka oleh orang-orang dan hidup dengan luka hati, seseorang akan tumbuh seperti itu tanpa disadarinya.

Myung Soo, adik laki-laki Ha Woo sampai di rumah membawa ayam goreng. Mereka pun langsung memakannya bersama-sama.
Lain halnya dengan Presdir Choi Go Bong. Ia makan sendirian.
Ketika akan tidur, matanya tak bisa terpejam. Pikirannya terus tertuju pada wanita muda yang ditemuinya tadi, Eun Ha Soo. Ia memejamkan mata dan bayangan Ha Soo muncul di kepalanya.
Tiba-tiba ada kelopak mawar merah berjatuhan di tempat tidurnya. Semakin lama semakin banyak. Apa ini? apa hatinya mulai tersentuh pada wanita muda itu?
Matanya terbuka ketika teringat sebutan Ha Soo bahwa ia ini pria tua yang jahat. (kelopak bunganya ga ada hehehe) Presdir Choi bangun untuk mengambil kacamata dan permen mint pemberian Ha Soo yang ia simpan di laci. Ia memakai kacamatanya yang rusak itu dan perlahan membuka bungkusan permen.

Tidak tidak ia menyimpan lagi kacamata dan permen itu ke tempat semula. “Ini tidak masuk akal.” gumamnya berusaha menyangkal apa yang dirasakannya.
Keesokan harinya, Ha Soo yang masih tidur terbangun karena dering ponselnya. Ia terkejut begitu mendengar apa yang dikatakan seseorang diseberang telepon sana. Ia senang sekali mengucapkan terima kasih dan membangunkan Woo Young yang tidur di sampingnya.

Woo Young yang masih ngantuk bertanya ada apa. Ha Soo mengatakan kalau ia mendapatkan pekerjaan itu. Ponsel Woo Young juga bunyi. Ternyata bukan hanya Ha Soo yang mendapatkan pekerjaan, Woo Young juga mendapatkan pekerjaan magang di Hotel Daehan.
Kedua wanita ini berteriak kegirangan karena sudah mendapatkan pekerjaan yang baik, keduanya tak harus melakukan pekerjaan part time lagi. Keduanya berjanji ketika mendapatkan gaji pertama akan makan ayam utuh. Saking senangnya dua wanita ini jejogetan hahahaha.
Ha Soo dan Woo Young sampai di Hotel Daehan, keduanya bertemu Kang Gi Chan. Gi Chan mengucapkan selamat pada Ha Soo karena diterima bekerja disini.
Tak jauh dari sana lewat rombongan Presdir Choi Go Bong. Presdir Choi terkejut melihat Ha Soo ada disana, ia berpikir apa ia salah lihat, ia tak bisa melihat Ha Soo dengan jelas karena tertutup spanduk. Gi Chan mengantar dua wanita tadi.
Presdir Choi murka karena tak menemukan dimana keberadaan putranya. Setiap kamar ia buka supaya menemukan Choi Dae Han. Jika pintu kamar terkunci ia tak segan-segan mendobraknya. Ia berteriak bertanya pada Sekretaris Sung di ruangan mana Dae Han berada bukankah ia sudah berpesan agar Dae Han tetap diam, jangan keluyuran kemana-mana, apa yang dilakukan putranya sekarang.

Sekretaris Sung meminta Presdir Choi tenang tapi ia malah kena bentak. Sekretaris Sung tentu saja tak tahu dimana Dae Han berada. Ia harap Presdir Choi memikirkan citra hotel, jika Presdir berbuat seperti ini nama baik hotel akan jadi buruk. Tapi Presdir sepertinya tak peduli.
Sekretaris Sung pun menghubungi Hong Ji Yoon, “Sekretaris Hong kau dimana?” Ji Yoon mengatakan saat ini ia sedang melatih pegawai magang. Sekretaris Sung berkata  sekarang bukan waktunya melakukan itu, kita dalam keadaan darurat. Ji Yoon mengerti, ia pun menugaskan hal pertama pada pegawai magang untuk memeriksa barang di setiap kamar setelah itu kembali ke kantor.
Hong Ji Yoon berusaha menghubungi Dae Han. Saat ini Dae Han masih tidur disalah satu  kamar hotel. Ketika Dae Han menjawab panggilan teleponnya, Ji Yoon menanyakan di kamar berapa Dae Han tidur. Masih sambil merem Dae Han balik bertanya kenapa, apa Ji Yoon akan datang. Ji Yoon mengingatkan sekarang bukan waktunya bermain-main, “apa kau tahu sekarang ini waktunya apa? Ini adalah waktunya check out. Ini sudah lewat waktunya untukmu datang masuk kerja. Ayahmu sedang mencarimu sekarang.”
Dae Han melihat jam di ponselnya dan terkejut melihat hari sudah siang. Ia pun tergesa-gesa mengenakan pakaiannya
Dae Han keluar dari kamar hotel dalam keadaan masih urakan. Ketika ia melewati sebuah lorong ia terkejut melihat ayahnya bersama Sekretaris Sung memeriksa setiap kamar mencarinya. Ia pun bersembunyi.
Supaya tak ketahuan Dae Han sembunyi disalah satu kamar. Di kamar itu ada seorang pegawai magang baru yang tengah merapikan barang-barang. Pegawai magang itu Eun Ha Soo. Ha Soo terkejut melihat ada orang lain masuk ke kamar itu. Ha Soo akan bertanya tapi Dae Han memberi kode agar Ha Soo diam.
Dae Han mencoba mengintip ke luar. Ia mendengar ayahnya menyuruh Sekretaris Sung untuk mencari tahu kamar mana saja yang masih terkunci. Sekretaris Sung memohon Presdir berhenti melakukan tindakan ini. Presdir Choi tak peduli dengan yang lain, ia hanya menyuruh putranya itu tepat waktu untuk bekerja. Lihat saja apa yang akan ia lakukan ketika ia menangkap putranya itu. Mendnegar hal tersebut Dae Han langsung menutup pintu. Ia cemas sekali.
Dae Han mencari tempat sembunyi di kamar itu. Ia masuk ke kamar mandi dan keluar lagi, bingung sembunyi dimana. Ha Soo heran melihat orang yang kebingungan itu.

Sebagai pegawai magang baru ia pun berusaha bersikap sebaik mungkin, “ada yang bisa saya bantu?” ucap Ha Soo.
Dae Han seperti mendapatkan ide. Ia menarik Ha Soo ke tempat tidur. Ha Soo tak mengerti apa yang diinginkan pemuda di depannya ini. Tanpa mengucapkan apapun Dae Han langsung membuka kancing baju dan melepaskannya.

Ha Soo jelas saja kaget orang itu akan berbuat yang tidak-tidak terhadapnya, ia berteriak, “Eommaaaaaa....” Dae Han menjatuhkan Ha Soo ke tempat tidur dan menutupi tubuh menggunakan selimut.
Ha Soo tentu saja memberontak berusaha melepaskan diri sambil berteriak. Dae Han membekap mulutnya. Ha Soo ketakutan dirinya akan diapa-apaakan oleh lelaki itu, “apa yang kau lakukan?” tanya Ha Soo dalam keadaan mulut dibekap.

Dae Han meminta dengan suara pelan agar Ha Soo diam dan tunggu saja sebentar seperti ini. Ha Soo diam, Dae Han melepas bekapan tangannya. Tapi tak lama kemudian Ha Soo kembali berteriak, Dae Han pun menutup mulut Ha Soo lagi.
Ha Soo yang ketakutan berusaha melepaskan diri dari Dae Han. Ia memukuli wajah Dae Han menggunakan tangannya. Dae Han tetap menahannya agar diam sebentar, ia bahkan mengunci kedua kaki Ha Soo menggunakan kakinya agar tak memberontak.
Ada yang membuka pintu kamar itu. Dae Han dan Ha Soo yang mendengar pintu kamar dibuka terdiam terkejut. Ha Soo seperti mendapat kesempatan untuk meminta tolong. Tapi Dae Han dengan wajah memohon berharap agar Ha Soo diam sebentar.
Presdir Choi dan Sekretaris Sung masuk ke kamar dimana Dae Han dan Ha Soo berada. Hong Ji Yoon yang menyusul Presdir Choi memberi tahu ia baru saja mendengar kabar dari Direktur Choi Dae Han. Sekretaris Sung tanya dimana Dae Han berada. Ji Yoon pun berbohong mengatakan kalau Dae Han mengalami kecelakaan kecil dalam perjalanan untuk membelikan hadiah ulang tahun bagi Presdir.

Sementara tiga orang ini membahas kecelakaannya Dae Han, Dae Han sendiri berusaha menahan sakit karena dipukuli bertubi-tubi dan dijambak oleh Ha Soo dibalik selimut hingga membuat kalungnya terlepas.

Sekretaris Sung tanya lagi apa Dae Han benar-benar terluka. Ji Yoon mengatakan kalau itu hanya cidera ringan.

Presdir Choi pun keluar dari kamar itu. Sekretaris Sung berkata ternyata itu sebabnya Dae Han tak bisa menjawab panggilan teleponnya, Dae Han mengalami kecelakaan. Itu melegakannya karena Dae Han hanya cidera ringan.

Ji Yoon yang keluar terakhir dari kamar itu mendengar jeritan seseorang. Ia menoleh ke kamar itu.
Ha Soo akhirnya bisa mendorong Dae Han jauh-jauh, hal itu membuat Dae Han terpelanting jatuh dari tempat tidur. Begitu pun dengan Ha Soo, di tangannya ada kalung milik Dae Han. Ia yang akhirnya terbebas dari cengkeraman Dae Han menyingkirkan kalung itu begitu saja disana.
Di depan lift, Presdir Choi berkata bukankah Sekretaris Sung tahu bahwa Dae Han tetaplah putranya. Sekretaris Sung menjawab tentu saja, Dae Han itu putra Presdir yang hanya memikirkan Presdir.

“Aku tahu dia bukan tipe yang akan pergi keluar untuk membelikanku hadiah ulang tahun lebih awal di pagi hari.” Ucap Presdir tak percaya Dae Han kecelakaan. Ia pun akan kembali ke kamar tadi.
Ha Soo gemetaran merapikan bajunya yang awut-awutan. Dae Han juga mengenakan pakaiannya. Ha Soo menyebut Dae Han dengan sebutan pria cabul, “Tak tahukah kau bahwa ini termasuk pelecehan seksual?”

“Pelecehan seksual? Lalu apa kau akan pergi dan mengatakan bahwa kau sedang hamil?” Dae Han mengeluarkan sejumlah uang dan melemparkannya ke tempat tidur, “Lakukan apapun yang kau inginkan.” Ha Soo tak terima, ini benar-benar pelecehan baginya. Ia berteriak pada Dae Han. Hong Ji Yoon masuk ke kamar itu.
Ha Soo tak habis pikir dengan tindakan dan sikap Dae Han, “apa kau mengharapkan aku tetap tenang setelah sesuatu seperti itu?”

Ji Yoon yang mengerti situasi akan menjelaskannya pada Ha Soo. Dae Han meminta Ji Yoon membereskan ini dengan baik karena ia tahu ini keahlian Ji Yoon.
Dae Han akan keluar dari kamar tapi tepat saat itu Presdir Choi masuk. Dae Han kaget sekali dan berjalan mundur. Presdir Choi menatapnya tajam.

“Ayah...!!!” sebut Dae Han gemetaran.

Ha Soo juga terkejut melihat Presdir Choi. Ia mengenali kakek itu sebagai kakek yang ia temui di Silver House. Ia juga terkejut kalau pria yang tadi berbuat buruk padanya itu anak dari si kakek.
Presdir Choi langsung menampar Dae Han karena lagi-lagi mengejar-mengejar wanita. Dae Han berusaha menjelaskan kalau bukan seperti itu yang terjadi. Ji Yoon juga akan membantu menjelaskan, ia menyebut kata ‘Presdir’ yang membuat Ha Soo tambah terkejut. Ternyata kakek itu Presdir hotel ini.

Presdir Choi tambah marah karena sekarang putranya bahkan bermain-main dengan karyawan wanita hotel ini. Ia benar-benar tak percaya kalau Dae Han ini anaknya. Ji Yoon menyahut kalau yang terjadi bukanlah seperti itu.

Presdir Choi membentak Ji Yoon, apa maksudnya bukan seperti itu, kenapa Ji Yoon berbohong padanya mengenai kecelakaan Dae Han, apa Ji Yoon pikir ia ini mudah dibodohi. Ji Yoon bilang bukan begitu, ia minta maaf mengakui kesalahannya. Dae Han kesal karena penjelasannya tak didengar ayahnya keluar dari kamar lebih dulu.
Ha Soo menyapa Presdir Choi dengan sebutan kakek, “apa anda ingat denganku? Dari Silver house.” Presdir Choi berusaha melihat dengan jelas wajah Ha Soo. Ha soo masih tak percaya kalau kakek yang ditemuinya di Silver house adalah seorang Presdir.

Presdir Choi melihat di tangan Ha Soo ada sejumlah uang. Ha Soo menjelaskan kalau pria yang baru keluar tadi melemparkan uang ini padanya.

Presdir Choi tertawa sinis ia tak menyangka, ternyata ia sudah salah mengira tentang Ha Soo. Ia menilai Ha Soo sudah memilih cara yang lebih mudah untuk hidup sebagai wnaita muda. Presdir Choi pun memerintahkan Ji Yoon untuk segera memecat Ha Soo. Ha Soo terkejut mendengarnya, ini hari pertamanya bekerja, ia mengalami kejadian buruk dan sekarang ia dipecat.
Ha Soo mengejar Presdir Choi, “Bagaimana bisa anda menganggapku seperti itu?” Ia tahu Presdir Choi ini pria tua yang jahat tapi ternyata Predir Choi bisa membuat orang merasa buruk juga. Apa Presdir Choi tahu apapun tentang dirinya hingga langsung men-cap-nya sebagai wanita buruk, “apa anda tahu orang seperti apa aku ini dan bagaimana aku hidup selama ini?” Ha Soo hampir menangis. Presdir Choi diam menatap Ha Soo.

Ji Yoon menyusul mereka. Ha Soo mengatakan kalau ia akan berhenti bekerja, ia tak punya keinginan bekerja untuk orang jahat seperti Presdir Choi.
Di hotel diadakan pesta ulang tahun untuk Presdir Choi. Dalam pesta mereka mengundang penyanyi seriosa. Mereka yang datang menikmati lagu yang dibawakan oleh penyanyi.
Ha Soo benar-benar tak menyangka ternyata kakek itu Presdir hotel ini.  Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya setelah dipecat. Ha Soo berdiri di depan ruangan dimana acara ulang tahun Presdir Choi berlangsung.

Presdri Choi Go Bong pun memberikan sambutannya...
“Aku datang ke Seoul ketika usiaku memasuki awal dua puluhan. Rasanya seperti baru kemarin aku memulai perusahaan dengan tanganku sendiri. Waktu telah berlalu.

Dalam dunia bisnis yang seperti medan pertempuran yang tenang ini, hanya ada satu alasan mengapa aku mampu bertahan selama ini. Karena... aku tak pernah mempercayai orang lain. Sebuah kesalahan, aku pernah mempercayai orang lain, ada juga saat-saat aku hampir dikhianati. Tapi aku mencoba untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Itulah cara bahwa aku tak akan menyesal selama tujun puluh tahun terakhir.”

Ucapan Presdir Choi pas bagian terakhir begitu menggebu-gebu. Riuh tepuk tangan pun terdengar dari samua yang hadir. Choi Mi Hye celingukan mencari keberadaan Dae Han.
Dae Han ternyata ada di klub malam. Ia minum-minum sendirian. Karena bosan ia akan pergi namun ada seseorang yang dikenalnya berada di tempat itu. Ia pun menghampirinya. Itu seorang wanita.
Wanita itu terkejut melihat Dae Han, apa ini? ia pura-pura tak mengenal Dae Han. Ia bersama seorang pria. Dae Han menatap tajam wanita itu dan mengatakan bukankah ia ini yang sudah membuat wanita itu hamil. Ia menarik wanita itu, wanita itu meronta meminta Dae Han melepaskan tangannya.
Pacar wanita itu akan memukul Dae Han namun Dae Han dengan sigap menahan tangan pria itu. Dae Han mencengkeramnya kuat-kuat. Pria itu berusaha sekuat tenaga melepas cengkeraman Dae Han. Dae Han melepasnya dan buk... tangan pria itu malah terlempar ke wajah di wanita hingga membuat wanita itu jatuh. hahaha
Dae Han meraba lehernya dan menyadari kalau kalungnya hilang.
Wanita itu menemui seorang pria (wajah pria ini tidak diperlihatkan tapi saya menebak ini Jung Yi Gun) wanita itu kesal dan memperlihatkan luka memar di wajahnya. Ia kesal kenapa dirinya harus kenapa pukul seperti ini, “kau harus mengurus sisanya jika aku membuatnya dalam kesulitan.”
Pria itu melemparkan map ke meja. Wanita itu terkejut begitu melihat apa isi di dalam map. “Gambar? Aku tak akan melakukannya secara gratis.” ucapnya.
Ha Soo sampai ditempat ibunya bekerja. Ibunya bekerja sebagai penjahit. Ibu menanyakan hari pertama Ha Soo bekerja. Ha Soo berbohong mengatakan pekerjaannya baik-baik saja. Ibu menyadari Ha Soo sudah bekerja keras karena dirinya.
Ponsel Ha Soo berdering, telepon dari Dae Han. Dae Han yang kehilangan kalungnya menanyakan ketika ia dan Ha Soo berada di tempat tidur yang sama, apa Ha Soo melihat permata di kalungnya.

“Permata?” Ha Soo berusaha mengingat ketika dirinya dibekap Dae Han. Ia pun ingat. Dae Han tanya dimana permata kalung itu. Ha Soo mengatakan kalau ia membuangnya. Dae Han marah bagaimana Ha Soo bisa membuang sesuatu milik pelanggan, apa itu masuk akal, apa Ha Soo tidak mendapatkan pelatihan yang baik hingga begitu mudahnya membuang barang milik pelanggan hotel, bentak Dae Han.
Dae Han mengatakan kalau permata di kalung itu sangat penting baginya. Ia menyuruh Ha Soo mencari itu dan bawa kembali padanya hari ini juga. Bukankah Ha Soo sudah tahu siapa dirinya. Ia mengancam Ha Soo akan dipecat jika tidak menemukan permata kalung itu hari ini, harus sekarang diserahkan padanya, bahkan jika kau harus pergi mengelilingi bumi sepuluh kali.
Ha Soo pindah bicara di luar agar ibunya tak mendengar. Ia memberi tahu kalau dirinya sudah dipecat. Presdir sudah mengambil kesimpulan yang buruk tentang dirinya karena Dae Han. “Jadi kau pergi jelaskan padanya apa yang sebenarnya terjadi dan kembalikan pekerjaanku. Aku akan pergi menemukannya dan membawanya kembali padamu hari ini.”

“Aku mengerti, jadi cepat pergi bawakan padaku. Jika kau membawakannya padaku, kau akan mendapatkan pekerjaanmu kembali.” Bentak Dae Han.
(udah kayak bapaknya, bentak-bentak melulu)
Ha Soo mengambil kunci mobil. Ibunya heran putrinya ini mau pergi kemana. Ha Soo tak mengatakannya ia hanya mengatakan kalau ia akan segera kembali.

Ha Soo mengendarai mobil toko ibunya. Ia kembali ke kamar hotel dimana ia bersama Dae Han tadi siang. Ia mencari kalung permata itu disetiap sudut bahkan hingga ke kolong-kolong. Ia pun berhasil menemukan permata itu dibawah kursi. Ia senang sekali karena dengan ini mungkin pekerjananya akan kembali.
Sekretaris Sung jongkok di luar mobil menatap langit malam. Presdir Choi datang bersama Hong Ji Yoon. Keduanya tak melihat keberadaan Sekretaris Sung. Presdir Choi celingukan dan berteriak memanggil Sekretaris Sung.
Sekretaris Sung langsung berdiri menyahut panggilan Presdir. Presdir tanya apa yang Sekretaris Sung lakukan jongkok disitu. Sekretaris Sung mengatakan ia mendnegar malam ini akan ada hujan meteor. Presdir tak peduli dan meminta Sekretaris Sung memastikan agar kepala Sekretaris Sung tidak jatuh. Hahaha
Berita di televisi menyebutkan bahwa dalam beberapa saat lagi mulai pukul 9.30 malam ini masyarakat akan menyaksikan banyak bintang jatuh (ya hujan meteor) melintasi langit. Institut astronomi Korea memprediksi akan ada 200 bintang jatuh perjam-nya.
Ha Soo menghubungi Dae Han, dimana ia harus menemui Dae San. Ia menggerutu karena Dae Han sudah membuatnya pergi ke semua tempat. Ha Soo mendengar berita dari radio di mobilnya.

‘Bintang jatuh yang akan segera anda lihat adalah potongan-potongan komet yang lebih besar. Diperkirakan memiliki meteor berdiameter 1 cm.’
Di dalam mobil, Presdir Choi menanyakan kenapa Sekretaris sung lewat jalan ini. Sekretaris Sung bilang rute jalan lain terlalu macet. Karena bintang jatuh di langit dan ada begitu banyak orang di luar. Sekretaris Sung menyetel berita tentang hujan meteor di radio. Tapi Presdir Choi malas mendengarnya dan menyuruh Sekretaris Sung mematikan radio.
Presdir Choi memandang langit malam dimana saat itu juga tengah terjadi gerhana bulan. Disana mulai lah meteor itu jatuh menghiasi langit malam.
Ha Soo yang tengah mengendarai mobil melihat bintang jatuh itu.

‘Kau akan melihat banyak bintang jatuh bersama dengan gerhana total.....’ terdengar kembali suara reporter.
Ha Soo mengambil jalan lain supaya tak terjebak macet. “Saat semua orang mengadakan pesta kenapa aku harus melakukan ini?” gumamnya. Ia mengeluarkan permata di kalung milik Dae Han. Ia bertanya-tanya ada apa dengan permata ini. Ia pun memacu mobilnya cepat agar pekerjaannya segera kembali.
Tiba-tiba aspal jalan raya retak, retakannya cukup lebar. Sekretaris Sung terkejut melihat mobil di depannya berbelak-belok. Hal yang lebih mengejutkan pun terjadi, tanah di jalan raya tiba-tiba amblas sangat dalam dan lebar.
Sekretaris Sung dan Presdir Choi berteriak terkejut. Sekretaris Sung berusaha menghindari lubang itu dengan membanting setir ke kiri agar mobil tidak meluncur jatuh ke dalam lubang.
Ha Soo yang mengedari mobil dari arah berlawanan pun sama terkejutnya begitu melihat ada lubang besar di tengah jalan raya. Ia yang memacu mobilnya cepat-cepat segera mengerem mendadak agar tak terperosok ke lubang itu.
Walaupun sudah membanting setir untuk menghindar agar tak terperosok ke lubang, mobil yang dikemudian Sekretaris Sung masih terus bergerak, mobil bergerak mundur.
Ha Soo yang sudah ngerem mendadak masih belum bisa menghentikan laju mobilnya. Mobilnya meluncur jatuh ke dalam lubang. Ia berteriak. Begitu pun dengan mobil yang di dalamnya ada Presdir Choi, mobil itu bergerak mundur dan masuk ke lubang.
Bersamaan dengan itu serpihan batu meteor jatuh sampai ke permukaan bumi.
Ha Soo, Sekretaris Sung dan Presdir Choi terluka. Tangan Ha Soo bergerak. Presdir Choi dengan sisa tenaga yang dimiliki membuka pintu mobil, ia tergeletak di tanah. Di sampingnya muncul percikan yang ditimbulkan serpihan batu meteror yang jatuh.
Presdir Choi tiba-tiba merasakan jantungnya sakit, ia juga sulit bernafas. Ponsel di sakunya terjatuh. Ia mengambil botol obat pemberian dokter. Ketika ia membuka tutup botol obat, obatnya malah berhamburan jatuh ke tanah.
Disamping obat yang berhamburan tadi ada potongan batu kecil yang bersinar berwarna biru. Presdir berusaha menggapai obatnya namun yang ia ambil bukan obat yang berwarna hijaunya melainkan sesuatu yang berwarna biru. Ia langsung menelan sesuatu yang dikira obatnya.
Bersamaan dengan itu permata yang ada di saku Ha Soo memancarkan sinar birunya.
Setelah menelan itu Presdir Choi merasakan sesuatu di tubuhnya, ada cahaya biru yang memancar di tangannya, tak lama kemudian ia tak sadarkan diri. Lubang besar itu bersinar berwarna biru.
Di dunia antah-berantah Presdir Choi Go Bong terbangun. Ia terkejut melihat dirinya dikelilingi oleh orang-orang berpakaian putih, apakah ia sekarang benar-benar menemui ajalnya.

Tidak, ia tidak mau mati seperti ini. Ia menangis dan menilai ini tidak adil, “aku telah bekerja sepanjang hidupku untuk mendapatkan uang.” Ia tidak ingin mati seperti ini. Ia memohon pada malaikat pencabut nyawa itu agar memberinya lebih banyak waktu lagi untuk hidup di dunia. Walaupun satu hari pun tidak apa apa. Tidak apa-apa jika itu harus ditukar dengan mengambil semua uang yang ia hasilkan. Orang-orang itu mendekat ke arah Presdir Choi Go Bong lebih dekat membuat Presdir Choi meringkuk ketakutan.
Eun Ha Soo berhasil keluar dari mobil. Ia yang terluka terjatuh ke tanah. Dengan suara tertatih ia memanggl ibunya. Ha Soo melihat ada orang lain yang terluka tergeletak di depannya. “Tolong aku!” ucapnya dengan suara lemah. Sekuat tenaga Ha Soo merangkak menggapai pria tua yang terluka di depannya.
Presdir Choi Go Bong memohon pada orang-orang yang membawanya agar membiarkan ia pergi, ia jangan dibawa. Selama hidupnya ia tidak melakukan apa-apa. Satu hari pun ia tidak pernah merasakan yang namanya kenyamanan dalam hidupnya. Ia tak pernah merasa bahagia. Ia memohon dengan sangat.

Tiba-tiba langkah orang-orang itu terhenti. Presdir Choi terkejut dan menoleh ke belakang.
Dengan sisa tenaganya Ha Soo berhasil meraih tangan Presdir Choi. “Kumohon, tolong aku!” ucap Ha Soo lirih yang kemudian tak sadarkan diri. Presdir Choi membuka sedikit matanya.

Ada sms masuk di ponsel Presdir Choi. Dari mobil Presdir Choi keluar cairan yang kemungkinan itu adalah bensin.
Polisi dan ambulans sampai ditempat itu. Ketiga korban langsung diselamatkan. Setengah sadar, Presdir Choi melihat ke arah Ha Soo yang tak sadarkan diri.
Tiba-tiba dari dalam lubang meledaklah mobil Presdir Choi. Bersamaan dengan api yang disebabkan ledakan itu, berhamburan pula lembaran-lembaran uang tunai yang ikut terbakar. Presdir Choi dan Ha Soo setengah sadar melihat itu.
Presdir Choi Go Bong membersihkan diri dengan mandi di kamar mandinya. Ia teringat ucapan dokter.

“Ini sebuah keajaiban. Dia hanya mengalami cidera ringan. Organ dalam dan otaknya tidak terluka. Selebihnya, yang dia butuhkan adalah istirahat.”
Presdir Choi ingin menenggelamkan dirinya sejenak di bak mandi. Namun ia malah kesulitan untuk bangun. Ia tenggelam, sesuatu yang aneh terjadi pada tubuhnya.
Dari dalam bak mandi muncul sinar berwarna biru.
Choi Go Bong berhasil meraih tepi bak mandinya.
Dan oh siapa dia? Choi Go Bong berubah menjadi muda.

Wakakaka muka bebeknya Shin Ha Kyun...

Bersambung ke episode 2

Jadi apakah karena batu meteor biru yang ditelan makanya Choi Go Bong berubah menjadi muda? Bagaimana ia menghadapi keluarganya dengan keadaan yang seperti ini? Hal apa yang ingin ia lakukan untuk mengisi hidupnya? Kenapa ia mengatakan tidak sehari pun ia hidup dengan nyaman.

Saya penasaran dengan karakter Jung Yi Gun, berasa ada rahasia. Jadi inget karakter Kang In Ho di Prime Minister and I. 

3 comments:

  1. hehe, akhirnya ada drama romcom lg
    btw mbak, tertarik sama aki-akinya ya? haha
    soalnya nyari-nyari birthof a beauty mbak wkwk
    aneh banget interaksinya jsw sama hys :P

    ReplyDelete
  2. Mba Anis,q seneng bgt pas liat sinopsis mr back udah ada part 2 nya,,haha. Q tunggu2 looh sinopsis lengkapnya ya,,hehe
    Mba Anis,cepetan ya bikin sinopsis episode 2 nya mr back,,thanx

    ReplyDelete
  3. makasih mbak udah bikin sinopsisnya, sempat khawatir gak ada yang bikin sinopsisnya. soalnya suka banget sama aktingnya shin ha kyun, lucunya selalu dapet. semangat mbak buat sinopsinnya

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.