Shin Hyung dan Ha Soo
turun dari truk. Ha Soo yang kesal berlalu saja, Shin Hyung mengejarnya, mau
kemana, kenapa Ha Soo terlihat kesal.
Shin Hyung menanyakan
tentang kamera. Ha Soo tak mengerti kamera apa. Shin Hyung bilang pasti ada
kamera yang terpasang di mobil Ha Soo, bisakah ia melihatnya. Ha Soo berkata
apa maksudnya kotak hitam. Shin Hyung membenarkan. Ha Soo tanya memangnya kenapa,
kenapa Shin Hyung mencari itu.
Shin Hyung bingung
menjelaskannya bagaimana, “hanya saja aku mengalami kecelakaan tabrak lari
bebarapa hari yang lalu. Kamera pasti menangkap pelakunya.”
Ha Soo heran, “Tabrak
lari?” Ia melihat Shin Hyung tak cidera apapun. “Siapa yang tertabrak?”
Shin Hyung mengaku yang
tertabrak itu bukan dirinya, melainkan kakeknya yang menderita alzheimer. Shin Hyung
mewek-mewek, “dia pergi keluar sendirian dan dia tertabrak di parkiran.”
Ha Soo berkata mobilnya
akan dirongsokkan karena kecelakaan itu. Shin Hyung tanya dirongsokkan dimana.
Keduanya pun berada di tempat
pembuangan mobil-mobil rongsokkan. Shin Hyung lompat lompat mencari mobil Ha Soo.
Ha Soo menahan kesal bagaimana mungkin Shin Hyng menyeretnya kesini.
Shin Hyun naik ke bagian
atas tumpukan mobil-mobil rongsokkan. Tapi ia tak menemukan mobil Ha Soo. Ia
meminta Ha Soo juga mencari jangan duduk saja. Ha Soo malas karena ia kelelahan.
Ha Soo pun melihat mobil
van-nya. Shin Hyung yang juga melihat mobil itu segera turun dan mengejarnya.
Mobil itu dibawa seorang ahjussi menggunakan mobil gotong (halah apa itu
namanya hahaha)
Shin Hyung berteriak
meminta ahjussi menghentikan mobil, ia mencegat di depan mobil. Ha Soo panik
takut kalau Shin Hyung malah yang tertabrak. Ia menarik tubuh Shin Hyung.
keduanya saling memeluk. Mobil itu pun berhenti. Keduanya senang.
Keduanya menyadari kalau
posisi mereka sedang berpelukan. Suasana pun jadi kikuk, keduanya langsung
melepas pelukan.
Ha Soo mencari kesana
kemari kotak hitam di mobilnya. Tapi ia tak juga menemukannya. Shin Hyung sewot
wanita macam apa Ha Soo ini sampai ceroboh begitu, coba cari lebih teliti lagi.
Ha Soo kesal karena Shin Hyung selalu mengatakan ‘wanita macam apa’ memangnya Shin Hyung pikir ini hidup di abad
berapa.
Ha Soo pun akhirnya
menemukan apa yang dicari. Shin Hyung berkata kalau ia harus melihat itu, “bagaimana
kita bisa melihatnya?”
“Pria macam apa kau ini
yang tidak tahu bagaimana melakukan itu?” balas Ha Soo. Ia bersyukur karena
chip-nya tidak rusak.
Shin Hyung tak mau kalah
apa Ha Soo pikir pria itu harus tahu semuanya tentang bagaimana melakukan
sesuatu. Ia memegang chip dan bertanya bagaimana kita harus melihat ini. Ha Soo
bilang masukan itu ke komputer. Shin Hyung tak mengerti, “komputer? apa kau
tahu bagaimana menggunakannya?”
Dae Han sudah mendengar
dari Ji Yoon kalau Sekretaris Sung menerima telepon dari ayahnya. Sekretaris Sung
membenarkan. Dae Han tanya berapa nomornya, nomornya pasti masih tersimpan di
ponsel Sekretaris Sung kan? Sekretaris Sung menjawab tidak, karena nomor itu
sepertinya sudah diblokir.
Ji Yoon tanya apa Sekretaris
Sung tidak tahu kemungkinan dimana keberadaan Presdir Choi. Sekretaris Sung menjawab
tidak tahu karena Presdir Choi langsung menutup telepon setelah selesai
mengatakan apa yang dia katakan.
Sekretaris Sung balik
bertanya memangnya ada apa. Dea Han berkata bukankah Sekretaris Sung tahu orang
yang keduanya lihat di ruang kontrol CCTV, ada sesuatu yang mencurigakan
tentang orang itu. Sekretaris Sung ingin tahu apanya yang mencurigakan.
Ji Yoon mengatakan pria
itu tertangkap kamera CCTV didekat rumah Presdir Choi. Dan pria itu juga ada
disini, Sepertinya dia memiliki sesuatu atas hilangnya Presdir Choi.
“Bisa jadi dia yang adalah
orang yang menculiknya.” sahut Dae Han
Ha Soo pun membawa Shin Hyung
ke warnet. “Kau bilang kecelakaan itu terjadi di tempat parkir, kan?” Shin Hyung
membenarkan. Keduanya pun menonton rekaman dari kamera mobil Ha Soo.
“Tunggu.” seru Shin Hyung
membuat Ha Soo kaget. Shin Hyung bilang tidak apa-apa, ya maksudnya pelan-pelan
gitu. Ha Soo heran apa yang ia lakukan disini. Ia juga sangat lapar. Shin Hyung
berjanji akan mengajak Ha Soo makan malam yang enak jika ia menemukan apa yang
ia cari. Ha Soo bilang tak usah repot-repot, ia akan pergi sekarang saja.
Shin Hyung melarang, “bisakah
kau menghentikan videonya disini?” Pinta Shin Hyung yang tentu saja dia kan ga
bisa ngutak-atik komputer hahaha. (masa presdir ga bisa ya hahaha)
Ha Soo heran bukankah Shin
Hyung juga bisa melakukannya sendiri. Ia pun menghentikan videonya. Ia tanya
apa mobil itu salah satu yang menabrak.
“Mobil siapa ini?” Shin Hyung
mencoba mengenali mobil dimana ada seorang pria asing membawa dua tas besar. Ia
pun mengenali mobil itu, “Young Dal, brengsek kau.” umpatnya mengenali itu
adalah mobil adiknya sendiri.
Ha Soo kaget bukan main
mendengar teriakan Shin Hyung. Bukan hanya Ha Soo, bahkan mereka yang ada didalam
warnaet pun kaget. Ini tentu saja membuat Ha Soo malu sekali.
“Sangat tidak tahu
berterima kasih.” geram Shin Hyung. Ia meminta Ha Soo memundurkan video itu
sedikit. Ha Soo pun melakukannya.
Shin Hyung heran, “Bukankah
itu terlihat seperti tas yang akan dibawa keluar daripada dimasukkan?” Ha Soo
tak mengerti, bukankah Shin Hyung bilang mencari pengemudi yang tabrak lari.
Shin Hyung berpikir keras apa maksudnya ini. Ha Soo mengeluh ia sangat lapar.
Shin Hyung pun mengajak Ha
Soo makan. Shin Hyung terdiam memikirkan rekaman tadi. “Jika dia mengeluarkan
tas bukannya memasukan berarti ada perantara dalam pergantian tasnya. Siapa
yang akan melakukan hal seperti itu?” batin Shin Hyung.
Melihat Shin Hyung hanya
diam saja Ha Soo berkata bukankah Shin Hyung akan makan juga. Shin Hyung
menjawab ya. Ha Soo ingin tahu apa yang Shin Hyung lakukan saat ini, (maksudnya
pekerjaan apa gitu) Shin Hyung bingung menjawabnya ia pun berkata kalau
sekarang ia mengambil beberapa waktu untuk istirahat. Ha Soo mengerti, jadi Shin
Hyung itu pengangguran, apa Shin Hyung sekarang sedang mencari pekerjaan. “Apakah
kau pernah melakukan tes untuk menjadi penyapu jalan? Kau harus berlari dengan
cepat untuk itu, aku tak lulus tes.”
“Berlari? Aku akan menjadi
pelari yang baik mulai hari ini.” seru Shin Hyung menepuk kakinya yang dirasa
cukup kuat.
Ha Soo melihat Shin Hyung
diam saja tak segera makan ataupun minum. Ia pun menuangkan soju ke gelas Shin Hyung.
Shin Hyung bingung apa Ha Soo ingin ia minum soju. Ha Soo tanya kenapa, apa Shin
Hyung sedang sakit jadi tak bisa minum. Shin Hyung bilang tidak, bukan begitu..
(ya iyalah kan kata dokter aki-aki ga boleh minum alkohol hahaha)
Shin Hyung memperhatikan
gelas sojunya. Ha Soo heran pria macam apa Shin Hyung ini yang tak bisa minum.
Ha Soo pun bersulang.
Shin Hyung mendekatkan
gelas sojunya, ia mencium aroma sojunya dulu. Mendengus lah gitu hahaha.
Sruput... ia menyeruput sojunya sedikit, seteguk soju masuk ke kerongkongannya.
Ia pun merasakan nikmatnya. Seperti meminum minuman enak yang baru diminumnya.
Ha Soo menyuapi Shin Hyung
sepotong daging. Shin Hyung mengunyahnya dan menilai ini sungguh enak. Ia pun
langsung menghabiskan segelas sojunya. Shin Hyung makan lahap sekali, seperti ia
baru pertama kali makan makanan seperti itu. Ia juga memuji giginya ternyata
masih kuat juga hahaha. Shin Hyung bahkan mencampur minumannya.
Ha Soo sudah mabuk, “Orang-orang
yang mengancam orang lain dengan pekerjaan mereka, memecatku? Mereka pikir
mereka siapa? Pria tua yang jahat itu. Apa dia memberitahuku bahwa aku
menjalani kehidupanku dengan cara yang mudah? Apa dia itu tahu bagaimana aku
menjalani hidupku?”
Shin Hyung terdiam karena
ia tahu bahwa orang yang dimaksud dalam ucapan Ha Soo adalah dirinya, Choi Go
Bong.
Ha Soo : “Karena ayahku
meninggal aku telah bekerja begitu banyak pekerjaan paruh waktu dan aku punya
lebih dari sepuluh rekening bank yang berbeda. Dialah yang membuat keributan
dengan pembicaraan dana gelap itu. Siapa dia yang bicara? Dia hanya melihat apa
yang dia tahu, bukankah kau berpikir begitu?”
Shin Hyung : “Kau tak bsia
membuat asumsi seperti itu ketika belum ada yang dikonfirmasi.”
Ha Soo : “Ini sangat jelas
saat hal itu datang pada orang-orang seperti dia.”
Shin Hyung meninggikan
suara, “Apa maksudnya dengan orang seperti dia? Hah? Choi Go Bong itu telah
melakukan begitu banyak perbuatan baik selama bertahun-tahun dengan uang yang
dia hasilkan. Bagaimana kau percaya perkataan orang lain tentang dia? Dasar
sial.” umpatnya.
Shin Hyung berteriak pada
orang-orang di kedai, “apakah salah satu dari kalian tahu Choi Go Bong seperti
apa? Apakah kalian tahu bagaimana dia menjalani hidupnya? Bagaimana kau bsia
mempercayai berita dan bukan dari orang itu sendiri?”
“Dengan melihat sekali dan
kau sudah bisa melihat semuanya.” seru Ha Soo.
Shin Hyung kesal, apa Ha
Soo ini dukun bisa langsung mengetahui sifat orang hanya dengan sekali lihat.
Ha Soo yang sudah mabuk
berdiri menunjuk Shin Hyung, “Semua yang Choi Go Bong pikirkan itu uang.
beraninya dia memecatku?” Ha Soo melempar soju hingga mengenai pelanggan lain.
Pria yang tersiram soju jelas
saja marah. “Hei kalian berdua. Apa masalahmu?” Bentak pria itu.
Ha Soo kembali duduk
sambil meratap.
Pria itu marah, Shin Hyung
berusaha membuat pria itu tenang. Namun pria itu malah mendorong Shin Hyung
hingga terjengkang ke lantai.
Shin Hyung marah sekali dan sumpah serapahnya pun
keluar dari mulutnya. “Bukankah kau seharusnya punya sopan santun pada orang
tua?”
“Orang tua apanya?” Bentak
pria itu. Dia akan memukul namun Shin Hyung menghindar dengan gesit.
Shin Hyung
bahkan memiting pria itu. Ia sendiri heran dengan tenaganya yang kuat. Ia
berhasil menahan pukulan pria itu. Kini ia yang menendang dan menjotosnya.
Ha Soo yang terkejut,
nyengir sambil keplok-keplok wakakakaka.
Shin Hyung mengajak Ha Soo
pergi dari kedai ini. Pria itu tambah marah, ia melemparkan kursi ke arah Ha
Soo dan Shin Hyung. Shin Hyung jongkok melindungi Ha Soo. Kursi itu pun
melayang memecahkan kaca. Shin Hyung dan Ha Soo hanya bisa bengong.
Ahjuma pemilik kedai
meminta ganti rugi pada Shin Hyung. Tapi uang yang dimilki Shin Hyung pas-pasan.
Ahjuma bilang uang yang dibayarkan Shin Hyung ini bahkan tidak menutupi biaya
minuman. Shin Hyung membela diri bukan ia yang memecahkan kaca, preman itu yang
melakukannya.
Tapi berhubung preman itu
sudah kabur ahjuma hanya bisa meminta ganti rugi pada Shin Hyung. Ia tak mau
tahu pokoknya bayar semua. Shin Hyung bergumam, berapa banyak yang harus ia
bayar. Ahjumma kesal, “kau ini tak punya uang dan menyebabkan masalah,
beraninya kau bicara denganku?” Ahjumma menabok pantat Shin Hyung.
Shin Hyung jelas saja tak
terima bagaimana bisa ahjumma memukul pantat seorang pria. Ahjuma makin marah dan
semakin menaboki Shin Hyung. Shin Hyung yang masih protes berkata bagaimana
bisa ahjuma memperlakukannya seperti ini. Ahjuma tak peduli yang ia minta hanya
ganti rugi itu dibayar sekarang.
“Aku akan membayar
kerusakannya.” ucap Shin Hyung lalu pergi dari sana.
Shin Hyung yang keluar
kedai menggerutu kesal, “memangnya dia pikir siapa aku? Dia memperlakukanku
seperti anjing kampung.” Ia melihat Ha Soo duduk dengan mata terpejam karena
mabuk. “Ah... apa dia tak punya kekhawatiran apapun?” gerutunya.
Shin Hyung pun menggendong
Ha Soo yang mabuk di punggungnya. Shin Hyung terus menggerutu, “Dia itu tak
takut pada orang yang lebih tua. Minum dengan pria yang tidak dia kenal.”
“Apa?” Sahut Ha Soo dalam
mabuknya. “Apa yang kau inginkan dariku?”
Shin Hyung : “Aku bilang
perempuan itu seharusnya berperilaku seperti wanita.”
“Berperilaku seperti wanita?”
Ha Soo jedugin kepalanya ke kepala Shin Hyung (hahaha). “Lalu bagaimana
seharusnya seorang pria berperilaku? Apakah baik-baik saja bagi seorang pria
menerobos ke ruangan dimana seorang karyawan wanita bekerja, mendorongnya ke
tempat tidur, melepaskan pakaiannya dan memecatnya setelah itu? apakah baik-baik
saja untuk pria yang melakukan itu?”
Shin Hyung: “Jika itu yang
terjadi, kau seharusnya memberikan penjelasan yang baik.”
“Aku bilang aku dipecat
dalam waktu 0,5 detik.” Ha Soo menjambak rambut Shin Hyung. Shin Hyung kesal,
ia sudah baik pada Ha Soo, kenapa Ha Soo malah memperlakukannya begini.
Dalam mabuknya Ha Soo
bertanya kenapa orang tidak bisa mempercayai diri mereka sendiri, “apa yang kau
lihat tidak sepenuhnya apa yang kau dapatkan.”
Shin Hyung : “Jangan
menyalahkan dunia untuk itu. Semua orang terjebak dengan kebutuhan mereka
sendiri dan keinginannya. Bahkan jika kau mencoba untuk berbicara pada diri
sendiri tidak akan ada orang yang berhenti dan mencoba untuk mendengarkanmu.
Kau melihat apa yang kau lihat dan orang-orang memilih untuk mempercayai apa
saja yang menurut mereka nyaman.”
Shin Hyung terdiam karena Ha
Soo diam saja. “Apa kau tertidur? Kau seharusnya memberi tahu kita harus
kemana.” Bentaknya Ia tak tahu dimana tepat tinggal Ha Soo.
Ha Soo mengangkat
wajahnya, “Pak supir taksi, ada toko penjahit Eun Ha Soo. Jika kau lewat sana, tepat
di sebelah itu, itu adalah rumahku.”
Shin Hyung terkejut
melihat toko penjahit itu. Ia nampak terdiam, terlihat bayangan masa lalunya.
Di bawah hujan salju Choi Go
Bong berdiri di depan toko penjahit. Ia memegang sesuatu di tangannya, sebuah
bungkusan yang terbungkus plastik putih. Choi Go Bong masuk ke toko penjahit
itu.
Ibu dan Myung Soo berjalan
mundur kaget melihat seorang pria menggendong Ha Soo yang mabuk masuk ke rumah.
Shin Hyung membaringkan Ha Soo ke kursi. Ia benar-benar kepayahan. Ibu cemas
sekali kenapa Ha Soo minum banyak hingga mabuk seperti ini, tidak biasanya ha
soo mabuk.
Shin Hyung yang kelelahan
berkata kalau ia lebih suka membawa karung beras sebagai gantinya daripada
menggendong Ha Soo. (hahaha)
Ibu menyuruh Myung Soo
mengambilkan selimut. Ibu tanya siapa Shin Hyung ini. Shin Hyung yang sangat
kelelahan malah meminta diambilkan air minum. Ibu segera ke dapur untuk
mengambil air minum.
Ketika ibu kembali dari mengambil
air minum dan Myung Soo kembali usai mengambil selimut, keduanya terkejut
melihat Shin Hyung dan Ha Soo terlelap. Yang satu kelelahan dan yang satunya
mabuk.
Ibu bertanya pelan pada Myung
Soo kira-kira siapa pria itu. Myung Soo terkekeh menjawab mungkin itu pacanya Ha
Soo. Ibu akan membangunkan Shin Hyung tapi Myung Soo melarangnya. Ia bisa
menebak yang membawa kakaknya pulang ini bukanlah orang jahat. Kakaknya benar-benar
mabuk dan pria ini mengantar langsung pulang. Ia merasa kasihan inilah sebabnya
kenapa kakaknya tidak akan pernah menikah.
Bukan hanya Ha Soo saja
yang mabuk, Dae Han juga mabuk. Ia berkata ini bagus karena ayahnya tidak ada
disini ketika dirinya mabuk. Ji Yoon, Kepala pelayan Yoon dan pelayan membantu
memapah Dae Han. Dae Han menyuruh dua pelayan pergi saja.
Ji Yoon memberi tahu besok
pagi ia akan datang menjemput Dae Han pukul 6.30. Ia menyuruh Dae Han segera
pergi tidur.
“Sekretaris Hong, kau ini
ibuku atau istriku?” seru Dae Han. “Jam berapa sekarang? pulanglah!”
Ji Yoon mengatakan semua
sedang sibuk karena keluarga akan melewati pemeriksaan. Ia harap Dae Han tak
pergi keluar untuk minum-minum dengan teman Dae Han.
Dae Han berdiri di atas
meja. Ia menyalakan musik klasik. Ia langsung menggerakan tangannya seolah dirinya
konduktor musik. Ji Yoon mengambil remote dan mematikan musiknya. Ia meminta Dae
Han berhenti. Dae Han tertawa miris dan terduduk.
Dae Han menggapai tangan Ji
Yoon, “kenapa kau melakukan ini?”
Ji Yoon bilang tak ada alasan.
Dae Han tak percaya, tak mungkin tak ada alasan. Ia meminta Ji Yoon jangan berbohong
karena ia bisa membacanya. “Sekretaris Hong, kau ini seorang malaikat atau
iblis?”
Ji Yoon terdiam menatap Dae
Han.
Dae Han : “Bagaimana
dengan ayahku, apa kau sangat menyukainya? Kau menghabiskan masa mudamu untuk
dia dan sekarang kau bahkan melakukan ini untukku?”
Ji Yoon mengingatkan Dae Han
untuk saat seperti ini Dae Han seharusnya lebih berhati-hati. Dae Han harus
menggantikan Presdir Choi utnuk sementara waktu. Dae Han tanya apa Ji Yoon
pikir ia bisa melakukan itu. Ji Yoon mengangguk, ia percaya Dae Han akan
melakukannya dengan baik.
Dae Han sendiri tak yakin Ji
Yoon percaya padanya, “Maukah kau menghabiskan malam disini denganku?”
Ji Yoon tak menjawab, ia
menyuruh Dae Han segera tidur. Ia akan pergi namun Dae Han bertanya kenapa, “apa
kau tak percaya padaku? Apakah baik-baik saja bagiku untuk mempercayaimu bahkan
saat kau tak percaya padaku?”
(huwaaaa jadi penasaran
orang seperti apa Hong Ji Yoon ini. Kenapa dia begitu setia pada Presdir Choi Go
Bong, benarkah tak ada maksud lain di belakangnya?)
Keesokan harinya, Choi Shin
Hyung masih di rumah keluarga Ha Soo. Ha Soo terkejut melihat Shin Hyung ada di rumahnya.
Ibu mengajak Shin Hyung sarapan bersama. Shin Hyung terkesan bagaimana bisa
mereka sarapan bersama. (Ya iyalah dia kan makan sendirian mulu)
Shin Hyung mengenakan sapu
tangan untuk melindungi pakaiannya supaya tak kotor. Apa yang dilakukannya
membuat mereka heran. Merasa apa yang dilakukannya tak biasa, Shin Hyung pun
pura-pura menggunakan sapu tangan untuk mengusap keringat di lehar dan wajahnya
haha. Ibu menilai Shin Hyung ini sepertinya orang yang baik.
“Berapa usiamu?” tanya
ibu.
“Aku 70 tahun.” jawab Shin
Hyung spontan.
Mereka yang mendengar
jawaban itu terdiam kaget dan heran. Shin Hyung buru-buru berkata seolah
bersenandung, “aku sarapan pagi-pagi.”
Ibu bertanya lagi dimana Shin
Hyung bekerja. Ha Soo kesal ibunya begitu penasaran pada Shin Hyung.
Shin Hyung mengomentari
sup yang ia makan rasanya hambar. Ibu langsung mengambilkan garam untuk Shin Hyung.
Shin Hyung juga mengomentari telur dadar, kenapa telurnya sangat matang, apa
kau punya telur yang setengah matang. Ibu pun segera menukarnya dengan telur
yang akan dimakan Myung Soo.
Shin Hyung terus saja
mengomentari makanan paginya, ini rasanya akan lebih enak dengan kecap bukan
dengan saus cabai merah. Ibu pun mengambilkan kecap.
“Sayuran ini seharusnya
diletakkan di piring setelah airnya keluar.” komen Shin Hyung.
Ibu akan ke dapur
menggantinya dengan piring. Ia heran kenapa Shin Hyung begitu pilih-pilih. Shin
Hyung bilang makanan itu seharusnya dimakan seperti obat, bukankah itu tertulis
dalam Prinsip Obat Timur.
Ha Soo yang kesal sudah
tak tahan lagi. Ibu bertanya pada Ha Soo kenapa Ha Soo tak mengatakan padanya
kalau pacar Ha Soo ini orangnya pilih-pilih makanan. Ha Soo kaget ibunya
menyebut Shin Hyung sebagai pacaranya, ia menyangkal Shin Hyung itu bukan
pacarnya.
Ha Soo, Woo Young dan Shin
Hyung berangkat menuju hotel Dae Han bersama-sama. Ketiganya naik bis. Ha Soo menahan
kesal karena ia harus membayar bis untuk dua orang, untuk siapa? Ya siapa lagi
kalau bukan Shin Hyung.
Shin Hyung menyombongkan
diri kalau ia adalah seseorang yang bisa membeli bus ini bahkan mungkin perusahaan
bus-nya sekalian. Shin Hyung duduk di kursi yang kosong.
Ha Soo tanya apa Shin Hyung
punya ponsel. Shin Hyung heran kenapa Ha Soo nanyain ponsel, ia menjawab punya
dan memamerkan kalau ponselnya itu model terbaru.
Ha Soo menelepon ke ponselnya
menggunakan ponsel Shin Hyung. “kau bilang kau kaya kan?” Ia akan mengirim sms
nomor rekeningnya, “Jadi kirimkan uangnya. Aku akan meminta uang untuk taksi
dan minuman tadi malam.”
Woo Young penasaran apa
sebenarnya yang terjadi semalam antara Ha Soo dan Shin Hyung. Ha Soo tak ingin
membahasnya, ia meminta Woo Young jangan menanyakan itu.
Shin Hyung menikmati
duduknya yang nyaman. Ia bahkan tak berdiri ketika seorang nenek masuk ke bus. Nenek
itu menunggu Shin Hyung memberikan kursi untuknya namun Shin Hyung cuek saja.
Ha Soo berkata apa Shin Hyung
tidak bangun dari tempat duduk dan memberikan kursi itu untuk nenek. Shin Hyung
dengan galaknya berkata kenapa dirinya harus melakukan itu.
Ha Soo benar-benar tak
menyangka akan sifat pria itu. Ia menarik paksa Shin Hyung agar menyingkir dari
kursi. Ia mempersilakan nenek duduk di kursi yang tadi diduduki Shin Hyung.
Si
nenek berterima kasih pada Ha Soo, ia menilai pemuda tadi itu tak tahu sopan
santun. Shin Hyung kesal sekali,
ia kan jauh lebih tua hahaha.
Pihak perusahaan Daehan
melakukan konferensi pers. Reporter menanyakan apa benar Presdir Choi Go Bong
menghilang, apa benar uang yang ada di mobil itu dana ilegal.
Hong Ji Yoon sebagai
perwakilan dari perusahaan mengatakan banyak orang yang membuat sekulasi palsu
mengenai keadaan Presdir Choi sekarang, disini ia memberi tahu bahwa Presdir Choi
tidak menghilang, beliau saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit dan
dia akan kembali setalah pulih. Ia harap para reporter menunggu sebentar lagi,
ia percaya Presdir Choi akan menjelaskan sumber uang itu berasal dari mana dan
mengambalikan reputasi Presdir Choi yang namanya menjadi buruk karena masalah
ini.
Shin Hyung dan Sekretaris Sung
ada di balakang gedung. Shin Hyung meminta uang pada Sekretaris Sung tapi Sekretaris
Sung tak mau memberikannya. Keduanya tarik-tarikan uang. Dengan sedikit tipuan Sekretaris
Sung berhasil mengamankan uangnya hahaha.
Sekretaris Sung sedikit kesal
apa sekarang Shin Hyung akan merampoknya. Shin Hyung cemas karena sama sekali
ia tak punya uang bahkan untuk makan sekali pun. Sekretaris Sung bilang kalau
ia juga dalam keadaan sulit, Dae Han dan Ji Yoon terus bertanya padanya dimana
Presdir Choi. Dutambah lagi orang-orang berpikir Shin Hyung lah yang menculik Presdir
Choi.
Shin Hyung kaget dengan
tuduhan itu, bagaimana bisa ia menculik dirinya sendiri. Sekretaris Sung ingin Shin
Hyung menjelaskan sendiri semuanya pada mereka, ini sudah membuatnya pusing.
Tapi Shin Hyung tak tahu bagaimana menjelaskannya pada mereka, siapa yang akan
percaya pada penjelasannya. Sekretaris Sung juga tak tahu harus bagaimana lagi,
kenapa Shin Hyung melakukan ini padanya. Shin Hyung bilang ia memiliki alasan
kenapa Sekretaris Sung harus menjaga rahasia ini. Ia pun menyuruh Sekretaris Sung
mencarikan pekerjaan untuknya disini secepatnya dan ada pegawai magang bernama
Eun Ha Soo, katakan pada Sekretaris Hong untuk mempekerjakan Ha Soo lagi
secepatnya.
“Kau bukan seorang penipu
kan?” Sekretaris Sung akan pergi namun sayang dia tersandung, jatoh deh.
Hahaha.
Shin Hyung langsung
mencekik Sekretaris Sung di lengannya. “Benar, aku seorang penipu. Aku
melakukan penipaun besar sekarang. Jangan mengatakan apapun lagi dan lakukan apa
yang kukatakan.”
Sekretaris Sung yang
merasakan sakit, memohon dilepaskan cekikannya (Hahaha). Shin Hyung bilang sangat
menyenangkan menjadi muda lagi, karena ia bisa membully Sekretaris Sung
wakakaka.
Dae Han menelepon Ji Yoon,
ia meminta Ji Yoon ke ruangannya bersama Ha Soo.
Ha Soo diminta melihat
foto ketika dirinya ditarik oleh Shin Hyung kabur dari reporter. Dae Han tanya
siapa pria itu, kenapa pria itu menggandeng Ha Soo. Ha Soo tidak tahu pasti
siapa pria itu. Dae Han heran apa Ha Soo memegang tangan seseorang yang tidak
Ha Soo kenal, Ha Soo naik truk dengan pria itu juga kan. Ha Soo mengatakan itu
karena saat itu ia dikelilingi reporter, pria itu membantunya kabur dari reporter.
Dae Han tanya apa Ha Ssoo
tahu sesuatu tentang pria itu, apa yang dia lakukan. Ha Soo berkata pria itu sedang
mencari pekerjaan, dia tinggal bersama kakeknya yang merupakan korban
kecelakaan tabrak lari.
Dae Han merasa Shin Hyung
pasti mendekati perusahaan untuk mencoba mendapatkan kompensasi kecelakaan. Ji Yoon
tanya haruskah menelepon polisi. Dae Han bilang kita tak punya bukti.
Ha Soo ingin tahu apa pria
yang di foto itu melakukan sesuatu yang salah. Dae Han hampir saja mengatakan
perihal Presdir Choi. Namun Ji Yoon menyela berkata Ha Soo tak pelu tahu
tentang itu. Dae Han berkata kalau ini malah penting, jika Ha Soo bertemu Shin Hyung
lagi cepat beritahukan padanya. Ha Soo mengerti.
Choi Young Dal dan beberapa
dewan direksi masuk ke ruangan Dae Han. Young Dal mengatakan anggota dewan
direksi tidak percaya pernyataan perusahaan terhadap keberadaan Presdir Choi. Ia
tanya apa yang akan Dae Han lakukan. Jun Yi Gun menambahkan sepertinya dewan
direksi tak akan mengabaikan hal ini.
Mereka menuduh Presdir Choi
pasti melakukan korupsi 5 milyar won itu. “Katakan pada Presdir Choi untuk
mengundurkan diri.”
“Dia seharusnya sudah
mengundurkan diri ketika perusahaan dalam keadaan baik dan membiarkan orang
lain yang mengambil alih manajemen.”
Ji Yoon meminta mereka
menunggu beberapa hari lagi. Mereka marah berapa lama lagi mereka menunggu.
Ditambah lagi harga saham mengalami penurunan dan beberapa pesanan telah
dibatalkan. Apa mereka mencoba untuk menutup ini selamanya.
Young Dal ikut marah, semua
orang menuntut pengunduran Presdir Choi secara langsung.
Jung Yi Gun mengatakan
pertemuan dewan direksi akan diadakan besok untuk mengambil keputusan
manajerial dan pemecatan Presdir Choi. Young Dal bersama direksi lain keluar
dari ruangan Dae Han.
Dae Han mengomentari sikap
pamannya, “Darah lebih kental dari pada air, kan? Saudaranya menghilang,
ternyata bukan masalah baginya.” Ia menyuruh Ha Soo membawa dokumen yang ada di
meja dan ikut dengannya. Ha Soo membawa tumpukan dokumen dan mengikuti Dae Han.
Choi Shin Hyung menuju
meja resepsionis. Atas usulan Sekretaris Sung, ia diminta menghubungi seorang
pegawai yang bernama Yoo Nan Hee supaya Shin Hyung mendapatkan pekerjaan
disini.
Nan Hee tanya apa mungkin
Shin Hyung ini seseorang yang direkomendasikan oleh Sekretaris Sung. Shin Hyung
membenarkan. Nan Hee ingat Shin Hyung adalah pria yang menarik Ha Soo dari
kejaran reporter, ia memuji tindakan Shin Hyung itu sungguh keren. Ia meminta Shin
Hyung ikut dengannya.
Nan Hee mengingat ucapan Sekretaris
Sung padanya. Sekretaris Sung ingin ia memberikan perhatian khusus pada Shin Hyung
karena Shin Hyung ini orang yang kaya tapi sedang mendapatkan banyak masalah, ayah
Shin Hyung ingin Shin Hyung melakukan sesuatu dari bawah.
Shin Hyung terkejut ia
dipekerjakan sebagai tukang bersih-bersih alias cleaning service haha. Nan Hee memberikan
beberapa peralatan kebersihan padanya.
Nan Hee bilang pekerjaan
ini bahkan bukan untuk menunjukan jika orang tua Shin Hyung kaya. Kalau Shin Hyung
tak tahu sesuatu atau jika ada sesuatu yang mengganggu katakan saja padanya
kapan saja. Nan Hee menunjukan dimana Shin Hyung harus berganti pakaian.
Shin Hyung mengumpat
kesal, “Sialan kau Sung Gyung Bae.”
Shin Hyung mengganti
pakaiannya dengan seragam cleaning service. Ia benar-benar tak percaya dan
kesal kenapa dirinya ditempatkan sebagai tukang bersih-bersih. Ia akan memasukan
pakaiannya ke loker namun lokernya terkunci. Ia yang sudah kesal tambah kesal
lagi dan melempar pakaiannya ke meja. Ponsel jadulnya pun terjatuh.
Shin Hyung mengambil
ponsel itu dan mengaktifkannya. Ada banyak panggilan yang masuk. Ia bertanya-tanya
kira-kira siapa yang menaruh uang itu ke mobilnya.
Terdengar seseorang masuk
ke ruang ganti. Shin Hyung buru-buru menyimpan ponsel jadulnya ke saku celana. Orang
yang masuk itu ternyata Myung Soo. Keduanya sama-sama terkejut bertemu di
tempat ini.
Myung Soo yang terkejut
bertanya apa Shin Hyung bekerja disini. Shin Hyung juga bertanya apa yang
membawa Myung Soo datang ke sini. Myung Soo meminta Shin Hyung menjaga rahasia
ini dari kakaknya, ia bekerja paruh wkatu disini untuk melunasi tagihan karu
kreditnya. Kakaknya berpikir ia belajar di perpustakaan. Ia heran apa Shin Hyung
dan kakaknya bekerja di perusahaan yang sama.
Shin Hyung marah-marah
pada Sekretaris Sung karena ia dipekerjakan sebagai cleaning service. Ia tak
terima, ia ini Presdir perusahaan ini. Sekretaris Sung bersikap santai kalau Shin
Hyung tak suka pekerjaan itu ya berhenti saja. Shin Hyung kesal apa Sekretaris Sung
pikir ia melakukan ini untuk uang, “aku bekerja disini untuk mendapatkan
berita.”
Shin Hyung pun menyuruh
Sekretaris Sung yang melakukan bersih-bersih, kalau memang Sekretaris Sung
ingin mendapatkan gaji. Sekretaris Sung tak percaya ini, kenapa malah ia yang
disuruh bersih-bersih. Shin Hyung menyuruh Sekretaris Sung cepat melakukannya, “Lakukan
semua pekerjaannya, ini hotelku.”
Sekretaris Sung menggerutu,
“Ah apa yang kulakukan disini?” Shin Hyung seenak jidat nyuruh-nyuruh bersihin
sana bersihin sini.
Ada beberapa pegawai
lewat, Sekretaris Sung panik dan menyuruh Shin Hyung melakukan bersih-bersih sendiri.
Shin Hyung pun segera melakukannya. Gantian sekarang Sekretaris Sung yang
nyuruh-nyuruh hahaha.
“Aku bilang bersihkan
sudut-sudutnya dengan benar. Kau setidakanya melakukan pekerjaan yang layak
walau temperamenmu buruk. Bersihkan disini, disini!” perintah Sekretaris Sung
pada Shin Hyung.
Shin Hyung jengkel sekali
disuruh-suruh begitu, ia pun nguyek-uyek wajah Sekretaris Sung menggunakan kain
lap wakaka. Ia menendang-nendang Sekretaris Sung karena sudah kurang ajar
padanya.
Shin Hyung mengambil tongkat
pel dan memukulkannya ke Sekretaris Sung, pukulan yang selalu ia lakukan, atas
kanan kiri dan nguyek-uyek perut wahaha. Ia menyuruh Sekretaris Sung yang membersihkan
kaca. Sekretaris Sung yang takut pun akhirnya melakukan pekerjaan itu dibawah
tongkat yang siap memukulnya kapan saja hahaha.
Sekretaris Sung sewot Shin
Hyung seharusnya berterima kasih padanya, bukankah karena dirinya Shin Hyung
mendapatkan pekerjaan. “Kau seharusnya memberikanku kenaikan gaji.” Shin Hyung
tak mau menaikkan gaji karena menurutnya Sekretaris Sung tak melakukan sesuatu
yang spesial. Sekretaris Sung minta ya paling tidak ia mendapatkan bonus di
akhir tahun gitu.
Sekretaris Sung teringat
sesuatu, “aku bisa mengatakan padanya untuk memecatmu karena kau tidak mendengarkanku.
Bagaimana menurutmu, pecat?” ancam Sekretaris Sung hahaha.
Shin Hyung pun mengerti ia
akan memberikan Sekretaris Sung bonus tapi ia tak akan menaikkan gaji. Sekretaris
Sung senang sekali, apa Shin Hyung yakin, kalau begitu ia akan memberi tahu Sekretaris
Hong JI Yoon. Shin Hyung kesal karena Sekretaris Sung balik mengancamnya
hahaha.
Shin Hyung tanya kabar apa
saja yang sudah Sekretaris Sung dapatkan dari kantor. Sekretaris Sung bilang
kalau ia mengabarkan pada mereka tempat ini akan disterilkan. Shin Hyung
mengangguk mengerti.
Bersambung ke part 2
wahahhahaha ngakak liat kelakuan Shin Hyung sma Sekertaris Sung,,,,koplak banget mereka berdua,,,,,Mbak fighting ya !!!
ReplyDeleteOfie
Mba anis, semangat terus ya recap sinopsisnya. Aku suka banget drama ini.
ReplyDelete~yanti~