Tuesday 18 November 2014

Sinopsis Mr Back Episode 3 Part 1

Shin Hyung dan Ha Soo turun dari truk. Ha Soo yang kesal berlalu saja, Shin Hyung mengejarnya, mau kemana, kenapa Ha Soo terlihat kesal.
Shin Hyung menanyakan tentang kamera. Ha Soo tak mengerti kamera apa. Shin Hyung bilang pasti ada kamera yang terpasang di mobil Ha Soo, bisakah ia melihatnya. Ha Soo berkata apa maksudnya kotak hitam. Shin Hyung membenarkan. Ha Soo tanya memangnya kenapa, kenapa Shin Hyung mencari itu.

Shin Hyung bingung menjelaskannya bagaimana, “hanya saja aku mengalami kecelakaan tabrak lari bebarapa hari yang lalu. Kamera pasti menangkap pelakunya.”

Ha Soo heran, “Tabrak lari?” Ia melihat Shin Hyung tak cidera apapun. “Siapa yang tertabrak?”

Shin Hyung mengaku yang tertabrak itu bukan dirinya, melainkan kakeknya yang menderita alzheimer. Shin Hyung mewek-mewek, “dia pergi keluar sendirian dan dia tertabrak di parkiran.”

Ha Soo berkata mobilnya akan dirongsokkan karena kecelakaan itu. Shin Hyung tanya dirongsokkan dimana.
Keduanya pun berada di tempat pembuangan mobil-mobil rongsokkan. Shin Hyung lompat lompat mencari mobil Ha Soo. Ha Soo menahan kesal bagaimana mungkin Shin Hyng menyeretnya kesini.

Shin Hyun naik ke bagian atas tumpukan mobil-mobil rongsokkan. Tapi ia tak menemukan mobil Ha Soo. Ia meminta Ha Soo juga mencari jangan duduk saja. Ha Soo malas karena ia kelelahan.
Ha Soo pun melihat mobil van-nya. Shin Hyung yang juga melihat mobil itu segera turun dan mengejarnya. Mobil itu dibawa seorang ahjussi menggunakan mobil gotong (halah apa itu namanya hahaha)
Shin Hyung berteriak meminta ahjussi menghentikan mobil, ia mencegat di depan mobil. Ha Soo panik takut kalau Shin Hyung malah yang tertabrak. Ia menarik tubuh Shin Hyung. keduanya saling memeluk. Mobil itu pun berhenti. Keduanya senang.

Keduanya menyadari kalau posisi mereka sedang berpelukan. Suasana pun jadi kikuk, keduanya langsung melepas pelukan.
Ha Soo mencari kesana kemari kotak hitam di mobilnya. Tapi ia tak juga menemukannya. Shin Hyung sewot wanita macam apa Ha Soo ini sampai ceroboh begitu, coba cari lebih teliti lagi. Ha Soo kesal karena Shin Hyung selalu mengatakan ‘wanita macam apa’  memangnya Shin Hyung pikir ini hidup di abad berapa.
Ha Soo pun akhirnya menemukan apa yang dicari. Shin Hyung berkata kalau ia harus melihat itu, “bagaimana kita bisa melihatnya?”

“Pria macam apa kau ini yang tidak tahu bagaimana melakukan itu?” balas Ha Soo. Ia bersyukur karena chip-nya tidak rusak.

Shin Hyung tak mau kalah apa Ha Soo pikir pria itu harus tahu semuanya tentang bagaimana melakukan sesuatu. Ia memegang chip dan bertanya bagaimana kita harus melihat ini. Ha Soo bilang masukan itu ke komputer. Shin Hyung tak mengerti, “komputer? apa kau tahu bagaimana menggunakannya?”
Dae Han sudah mendengar dari Ji Yoon kalau Sekretaris Sung menerima telepon dari ayahnya. Sekretaris Sung membenarkan. Dae Han tanya berapa nomornya, nomornya pasti masih tersimpan di ponsel Sekretaris Sung kan? Sekretaris Sung menjawab tidak, karena nomor itu sepertinya sudah diblokir.

Ji Yoon tanya apa Sekretaris Sung tidak tahu kemungkinan dimana keberadaan Presdir Choi. Sekretaris Sung menjawab tidak tahu karena Presdir Choi langsung menutup telepon setelah selesai mengatakan apa yang dia katakan.

Sekretaris Sung balik bertanya memangnya ada apa. Dea Han berkata bukankah Sekretaris Sung tahu orang yang keduanya lihat di ruang kontrol CCTV, ada sesuatu yang mencurigakan tentang orang itu. Sekretaris Sung ingin tahu apanya yang mencurigakan.

Ji Yoon mengatakan pria itu tertangkap kamera CCTV didekat rumah Presdir Choi. Dan pria itu juga ada disini, Sepertinya dia memiliki sesuatu atas hilangnya Presdir Choi.

“Bisa jadi dia yang adalah orang yang menculiknya.” sahut Dae Han
Ha Soo pun membawa Shin Hyung ke warnet. “Kau bilang kecelakaan itu terjadi di tempat parkir, kan?” Shin Hyung membenarkan. Keduanya pun menonton rekaman dari kamera mobil Ha Soo.

“Tunggu.” seru Shin Hyung membuat Ha Soo kaget. Shin Hyung bilang tidak apa-apa, ya maksudnya pelan-pelan gitu. Ha Soo heran apa yang ia lakukan disini. Ia juga sangat lapar. Shin Hyung berjanji akan mengajak Ha Soo makan malam yang enak jika ia menemukan apa yang ia cari. Ha Soo bilang tak usah repot-repot, ia akan pergi sekarang saja.
Shin Hyung melarang, “bisakah kau menghentikan videonya disini?” Pinta Shin Hyung yang tentu saja dia kan ga bisa ngutak-atik komputer hahaha. (masa presdir ga bisa ya hahaha)

Ha Soo heran bukankah Shin Hyung juga bisa melakukannya sendiri. Ia pun menghentikan videonya. Ia tanya apa mobil itu salah satu yang menabrak.
“Mobil siapa ini?” Shin Hyung mencoba mengenali mobil dimana ada seorang pria asing membawa dua tas besar. Ia pun mengenali mobil itu, “Young Dal, brengsek kau.” umpatnya mengenali itu adalah mobil adiknya sendiri.

Ha Soo kaget bukan main mendengar teriakan Shin Hyung. Bukan hanya Ha Soo, bahkan mereka yang ada didalam warnaet pun kaget. Ini tentu saja membuat Ha Soo malu sekali.

“Sangat tidak tahu berterima kasih.” geram Shin Hyung. Ia meminta Ha Soo memundurkan video itu sedikit. Ha Soo pun melakukannya.
Shin Hyung heran, “Bukankah itu terlihat seperti tas yang akan dibawa keluar daripada dimasukkan?” Ha Soo tak mengerti, bukankah Shin Hyung bilang mencari pengemudi yang tabrak lari. Shin Hyung berpikir keras apa maksudnya ini. Ha Soo mengeluh ia sangat lapar.
Shin Hyung pun mengajak Ha Soo makan. Shin Hyung terdiam memikirkan rekaman tadi. “Jika dia mengeluarkan tas bukannya memasukan berarti ada perantara dalam pergantian tasnya. Siapa yang akan melakukan hal seperti itu?” batin Shin Hyung.
Melihat Shin Hyung hanya diam saja Ha Soo berkata bukankah Shin Hyung akan makan juga. Shin Hyung menjawab ya. Ha Soo ingin tahu apa yang Shin Hyung lakukan saat ini, (maksudnya pekerjaan apa gitu) Shin Hyung bingung menjawabnya ia pun berkata kalau sekarang ia mengambil beberapa waktu untuk istirahat. Ha Soo mengerti, jadi Shin Hyung itu pengangguran, apa Shin Hyung sekarang sedang mencari pekerjaan. “Apakah kau pernah melakukan tes untuk menjadi penyapu jalan? Kau harus berlari dengan cepat untuk itu, aku tak lulus tes.”
“Berlari? Aku akan menjadi pelari yang baik mulai hari ini.” seru Shin Hyung menepuk kakinya yang dirasa cukup kuat.

Ha Soo melihat Shin Hyung diam saja tak segera makan ataupun minum. Ia pun menuangkan soju ke gelas Shin Hyung. Shin Hyung bingung apa Ha Soo ingin ia minum soju. Ha Soo tanya kenapa, apa Shin Hyung sedang sakit jadi tak bisa minum. Shin Hyung bilang tidak, bukan begitu.. (ya iyalah kan kata dokter aki-aki ga boleh minum alkohol hahaha)
Shin Hyung memperhatikan gelas sojunya. Ha Soo heran pria macam apa Shin Hyung ini yang tak bisa minum. Ha Soo pun bersulang.
Shin Hyung mendekatkan gelas sojunya, ia mencium aroma sojunya dulu. Mendengus lah gitu hahaha. Sruput... ia menyeruput sojunya sedikit, seteguk soju masuk ke kerongkongannya. Ia pun merasakan nikmatnya. Seperti meminum minuman enak yang baru diminumnya.
Ha Soo menyuapi Shin Hyung sepotong daging. Shin Hyung mengunyahnya dan menilai ini sungguh enak. Ia pun langsung menghabiskan segelas sojunya. Shin Hyung makan lahap sekali, seperti ia baru pertama kali makan makanan seperti itu. Ia juga memuji giginya ternyata masih kuat juga hahaha. Shin Hyung bahkan mencampur minumannya.
Ha Soo sudah mabuk, “Orang-orang yang mengancam orang lain dengan pekerjaan mereka, memecatku? Mereka pikir mereka siapa? Pria tua yang jahat itu. Apa dia memberitahuku bahwa aku menjalani kehidupanku dengan cara yang mudah? Apa dia itu tahu bagaimana aku menjalani hidupku?”

Shin Hyung terdiam karena ia tahu bahwa orang yang dimaksud dalam ucapan Ha Soo adalah dirinya, Choi Go Bong.

Ha Soo : “Karena ayahku meninggal aku telah bekerja begitu banyak pekerjaan paruh waktu dan aku punya lebih dari sepuluh rekening bank yang berbeda. Dialah yang membuat keributan dengan pembicaraan dana gelap itu. Siapa dia yang bicara? Dia hanya melihat apa yang dia tahu, bukankah kau berpikir begitu?”
Shin Hyung : “Kau tak bsia membuat asumsi seperti itu ketika belum ada yang dikonfirmasi.”

Ha Soo : “Ini sangat jelas saat hal itu datang pada orang-orang seperti dia.”

Shin Hyung meninggikan suara, “Apa maksudnya dengan orang seperti dia? Hah? Choi Go Bong itu telah melakukan begitu banyak perbuatan baik selama bertahun-tahun dengan uang yang dia hasilkan. Bagaimana kau percaya perkataan orang lain tentang dia? Dasar sial.” umpatnya.
Shin Hyung berteriak pada orang-orang di kedai, “apakah salah satu dari kalian tahu Choi Go Bong seperti apa? Apakah kalian tahu bagaimana dia menjalani hidupnya? Bagaimana kau bsia mempercayai berita dan bukan dari orang itu sendiri?”

“Dengan melihat sekali dan kau sudah bisa melihat semuanya.” seru Ha Soo.

Shin Hyung kesal, apa Ha Soo ini dukun bisa langsung mengetahui sifat orang hanya dengan sekali lihat.
Ha Soo yang sudah mabuk berdiri menunjuk Shin Hyung, “Semua yang Choi Go Bong pikirkan itu uang. beraninya dia memecatku?” Ha Soo melempar soju hingga mengenai pelanggan lain.
Pria yang tersiram soju jelas saja marah. “Hei kalian berdua. Apa masalahmu?” Bentak pria itu.

Ha Soo kembali duduk sambil meratap.

Pria itu marah, Shin Hyung berusaha membuat pria itu tenang. Namun pria itu malah mendorong Shin Hyung hingga terjengkang ke lantai.
Shin Hyung marah sekali dan sumpah serapahnya pun keluar dari mulutnya. “Bukankah kau seharusnya punya sopan santun pada orang tua?”

“Orang tua apanya?” Bentak pria itu. Dia akan memukul namun Shin Hyung menghindar dengan gesit.
Shin Hyung bahkan memiting pria itu. Ia sendiri heran dengan tenaganya yang kuat. Ia berhasil menahan pukulan pria itu. Kini ia yang menendang dan menjotosnya.
Ha Soo yang terkejut, nyengir sambil keplok-keplok wakakakaka.
Shin Hyung mengajak Ha Soo pergi dari kedai ini. Pria itu tambah marah, ia melemparkan kursi ke arah Ha Soo dan Shin Hyung. Shin Hyung jongkok melindungi Ha Soo. Kursi itu pun melayang memecahkan kaca. Shin Hyung dan Ha Soo hanya bisa bengong.
Ahjuma pemilik kedai meminta ganti rugi pada Shin Hyung. Tapi uang yang dimilki Shin Hyung pas-pasan. Ahjuma bilang uang yang dibayarkan Shin Hyung ini bahkan tidak menutupi biaya minuman. Shin Hyung membela diri bukan ia yang memecahkan kaca, preman itu yang melakukannya.
Tapi berhubung preman itu sudah kabur ahjuma hanya bisa meminta ganti rugi pada Shin Hyung. Ia tak mau tahu pokoknya bayar semua. Shin Hyung bergumam, berapa banyak yang harus ia bayar. Ahjumma kesal, “kau ini tak punya uang dan menyebabkan masalah, beraninya kau bicara denganku?” Ahjumma menabok pantat Shin Hyung.

Shin Hyung jelas saja tak terima bagaimana bisa ahjumma memukul pantat seorang pria. Ahjuma makin marah dan semakin menaboki Shin Hyung. Shin Hyung yang masih protes berkata bagaimana bisa ahjuma memperlakukannya seperti ini. Ahjuma tak peduli yang ia minta hanya ganti rugi itu dibayar sekarang.

“Aku akan membayar kerusakannya.” ucap Shin Hyung lalu pergi dari sana.
Shin Hyung yang keluar kedai menggerutu kesal, “memangnya dia pikir siapa aku? Dia memperlakukanku seperti anjing kampung.” Ia melihat Ha Soo duduk dengan mata terpejam karena mabuk. “Ah... apa dia tak punya kekhawatiran apapun?” gerutunya.
Shin Hyung pun menggendong Ha Soo yang mabuk di punggungnya. Shin Hyung terus menggerutu, “Dia itu tak takut pada orang yang lebih tua. Minum dengan pria yang tidak dia kenal.”

“Apa?” Sahut Ha Soo dalam mabuknya. “Apa yang kau inginkan dariku?”

Shin Hyung : “Aku bilang perempuan itu seharusnya berperilaku seperti wanita.”
“Berperilaku seperti wanita?” Ha Soo jedugin kepalanya ke kepala Shin Hyung (hahaha). “Lalu bagaimana seharusnya seorang pria berperilaku? Apakah baik-baik saja bagi seorang pria menerobos ke ruangan dimana seorang karyawan wanita bekerja, mendorongnya ke tempat tidur, melepaskan pakaiannya dan memecatnya setelah itu? apakah baik-baik saja untuk pria yang melakukan itu?”

Shin Hyung: “Jika itu yang terjadi, kau seharusnya memberikan penjelasan yang baik.”
“Aku bilang aku dipecat dalam waktu 0,5 detik.” Ha Soo menjambak rambut Shin Hyung. Shin Hyung kesal, ia sudah baik pada Ha Soo, kenapa Ha Soo malah memperlakukannya begini.
Dalam mabuknya Ha Soo bertanya kenapa orang tidak bisa mempercayai diri mereka sendiri, “apa yang kau lihat tidak sepenuhnya apa yang kau dapatkan.”
Shin Hyung : “Jangan menyalahkan dunia untuk itu. Semua orang terjebak dengan kebutuhan mereka sendiri dan keinginannya. Bahkan jika kau mencoba untuk berbicara pada diri sendiri tidak akan ada orang yang berhenti dan mencoba untuk mendengarkanmu. Kau melihat apa yang kau lihat dan orang-orang memilih untuk mempercayai apa saja yang menurut mereka nyaman.”

Shin Hyung terdiam karena Ha Soo diam saja. “Apa kau tertidur? Kau seharusnya memberi tahu kita harus kemana.” Bentaknya Ia tak tahu dimana tepat tinggal Ha Soo.

Ha Soo mengangkat wajahnya, “Pak supir taksi, ada toko penjahit Eun Ha Soo. Jika kau lewat sana, tepat di sebelah itu, itu adalah rumahku.”
Shin Hyung terkejut melihat toko penjahit itu. Ia nampak terdiam, terlihat bayangan masa lalunya.
Di bawah hujan salju Choi Go Bong berdiri di depan toko penjahit. Ia memegang sesuatu di tangannya, sebuah bungkusan yang terbungkus plastik putih. Choi Go Bong masuk ke toko penjahit itu.
Ibu dan Myung Soo berjalan mundur kaget melihat seorang pria menggendong Ha Soo yang mabuk masuk ke rumah. Shin Hyung membaringkan Ha Soo ke kursi. Ia benar-benar kepayahan. Ibu cemas sekali kenapa Ha Soo minum banyak hingga mabuk seperti ini, tidak biasanya ha soo mabuk.
Shin Hyung yang kelelahan berkata kalau ia lebih suka membawa karung beras sebagai gantinya daripada menggendong Ha Soo. (hahaha)

Ibu menyuruh Myung Soo mengambilkan selimut. Ibu tanya siapa Shin Hyung ini. Shin Hyung yang sangat kelelahan malah meminta diambilkan air minum. Ibu segera ke dapur untuk mengambil air minum.
Ketika ibu kembali dari mengambil air minum dan Myung Soo kembali usai mengambil selimut, keduanya terkejut melihat Shin Hyung dan Ha Soo terlelap. Yang satu kelelahan dan yang satunya mabuk.

Ibu bertanya pelan pada Myung Soo kira-kira siapa pria itu. Myung Soo terkekeh menjawab mungkin itu pacanya Ha Soo. Ibu akan membangunkan Shin Hyung tapi Myung Soo melarangnya. Ia bisa menebak yang membawa kakaknya pulang ini bukanlah orang jahat. Kakaknya benar-benar mabuk dan pria ini mengantar langsung pulang. Ia merasa kasihan inilah sebabnya kenapa kakaknya tidak akan pernah menikah.
Bukan hanya Ha Soo saja yang mabuk, Dae Han juga mabuk. Ia berkata ini bagus karena ayahnya tidak ada disini ketika dirinya mabuk. Ji Yoon, Kepala pelayan Yoon dan pelayan membantu memapah Dae Han. Dae Han menyuruh dua pelayan pergi saja.
Ji Yoon memberi tahu besok pagi ia akan datang menjemput Dae Han pukul 6.30. Ia menyuruh Dae Han segera pergi tidur.

“Sekretaris Hong, kau ini ibuku atau istriku?” seru Dae Han. “Jam berapa sekarang? pulanglah!”

Ji Yoon mengatakan semua sedang sibuk karena keluarga akan melewati pemeriksaan. Ia harap Dae Han tak pergi keluar untuk minum-minum dengan teman Dae Han.
Dae Han berdiri di atas meja. Ia menyalakan musik klasik. Ia langsung menggerakan tangannya seolah dirinya konduktor musik. Ji Yoon mengambil remote dan mematikan musiknya. Ia meminta Dae Han berhenti. Dae Han tertawa miris dan terduduk.
Dae Han menggapai tangan Ji Yoon, “kenapa kau melakukan ini?”

Ji Yoon bilang tak ada alasan. Dae Han tak percaya, tak mungkin tak ada alasan. Ia meminta Ji Yoon jangan berbohong karena ia bisa membacanya. “Sekretaris Hong, kau ini seorang malaikat atau iblis?”

Ji Yoon terdiam menatap Dae Han.

Dae Han : “Bagaimana dengan ayahku, apa kau sangat menyukainya? Kau menghabiskan masa mudamu untuk dia dan sekarang kau bahkan melakukan ini untukku?”
Ji Yoon mengingatkan Dae Han untuk saat seperti ini Dae Han seharusnya lebih berhati-hati. Dae Han harus menggantikan Presdir Choi utnuk sementara waktu. Dae Han tanya apa Ji Yoon pikir ia bisa melakukan itu. Ji Yoon mengangguk, ia percaya Dae Han akan melakukannya dengan baik.

Dae Han sendiri tak yakin Ji Yoon percaya padanya, “Maukah kau menghabiskan malam disini denganku?”

Ji Yoon tak menjawab, ia menyuruh Dae Han segera tidur. Ia akan pergi namun Dae Han bertanya kenapa, “apa kau tak percaya padaku? Apakah baik-baik saja bagiku untuk mempercayaimu bahkan saat kau tak percaya padaku?”

(huwaaaa jadi penasaran orang seperti apa Hong Ji Yoon ini. Kenapa dia begitu setia pada Presdir Choi Go Bong, benarkah tak ada maksud lain di belakangnya?)
Keesokan harinya, Choi Shin Hyung masih di rumah keluarga Ha Soo. Ha Soo terkejut melihat Shin Hyung ada di rumahnya. Ibu mengajak Shin Hyung sarapan bersama. Shin Hyung terkesan bagaimana bisa mereka sarapan bersama. (Ya iyalah dia kan makan sendirian mulu)

Shin Hyung mengenakan sapu tangan untuk melindungi pakaiannya supaya tak kotor. Apa yang dilakukannya membuat mereka heran. Merasa apa yang dilakukannya tak biasa, Shin Hyung pun pura-pura menggunakan sapu tangan untuk mengusap keringat di lehar dan wajahnya haha. Ibu menilai Shin Hyung ini sepertinya orang yang baik.
“Berapa usiamu?” tanya ibu.

“Aku 70 tahun.” jawab Shin Hyung spontan.

Mereka yang mendengar jawaban itu terdiam kaget dan heran. Shin Hyung buru-buru berkata seolah bersenandung, “aku sarapan pagi-pagi.”

Ibu bertanya lagi dimana Shin Hyung bekerja. Ha Soo kesal ibunya begitu penasaran pada Shin Hyung.
Shin Hyung mengomentari sup yang ia makan rasanya hambar. Ibu langsung mengambilkan garam untuk Shin Hyung. Shin Hyung juga mengomentari telur dadar, kenapa telurnya sangat matang, apa kau punya telur yang setengah matang. Ibu pun segera menukarnya dengan telur yang akan dimakan Myung Soo.

Shin Hyung terus saja mengomentari makanan paginya, ini rasanya akan lebih enak dengan kecap bukan dengan saus cabai merah. Ibu pun mengambilkan kecap.

“Sayuran ini seharusnya diletakkan di piring setelah airnya keluar.” komen Shin Hyung.
Ibu akan ke dapur menggantinya dengan piring. Ia heran kenapa Shin Hyung begitu pilih-pilih. Shin Hyung bilang makanan itu seharusnya dimakan seperti obat, bukankah itu tertulis dalam Prinsip Obat Timur.
Ha Soo yang kesal sudah tak tahan lagi. Ibu bertanya pada Ha Soo kenapa Ha Soo tak mengatakan padanya kalau pacar Ha Soo ini orangnya pilih-pilih makanan. Ha Soo kaget ibunya menyebut Shin Hyung sebagai pacaranya, ia menyangkal Shin Hyung itu bukan pacarnya.
Ha Soo, Woo Young dan Shin Hyung berangkat menuju hotel Dae Han bersama-sama. Ketiganya naik bis. Ha Soo menahan kesal karena ia harus membayar bis untuk dua orang, untuk siapa? Ya siapa lagi kalau bukan Shin Hyung.

Shin Hyung menyombongkan diri kalau ia adalah seseorang yang bisa membeli bus ini bahkan mungkin perusahaan bus-nya sekalian. Shin Hyung duduk di kursi yang kosong.
Ha Soo tanya apa Shin Hyung punya ponsel. Shin Hyung heran kenapa Ha Soo nanyain ponsel, ia menjawab punya dan memamerkan kalau ponselnya itu model terbaru.

Ha Soo menelepon ke ponselnya menggunakan ponsel Shin Hyung. “kau bilang kau kaya kan?” Ia akan mengirim sms nomor rekeningnya, “Jadi kirimkan uangnya. Aku akan meminta uang untuk taksi dan minuman tadi malam.”

Woo Young penasaran apa sebenarnya yang terjadi semalam antara Ha Soo dan Shin Hyung. Ha Soo tak ingin membahasnya, ia meminta Woo Young jangan menanyakan itu.
Shin Hyung menikmati duduknya yang nyaman. Ia bahkan tak berdiri ketika seorang nenek masuk ke bus. Nenek itu menunggu Shin Hyung memberikan kursi untuknya namun Shin Hyung cuek saja.
Ha Soo berkata apa Shin Hyung tidak bangun dari tempat duduk dan memberikan kursi itu untuk nenek. Shin Hyung dengan galaknya berkata kenapa dirinya harus melakukan itu.

Ha Soo benar-benar tak menyangka akan sifat pria itu. Ia menarik paksa Shin Hyung agar menyingkir dari kursi. Ia mempersilakan nenek duduk di kursi yang tadi diduduki Shin Hyung.
Si nenek berterima kasih pada Ha Soo, ia menilai pemuda tadi itu tak tahu sopan santun. Shin Hyung kesal sekali, ia kan jauh lebih tua hahaha.
Pihak perusahaan Daehan melakukan konferensi pers. Reporter menanyakan apa benar Presdir Choi Go Bong menghilang, apa benar uang yang ada di mobil itu dana ilegal.

Hong Ji Yoon sebagai perwakilan dari perusahaan mengatakan banyak orang yang membuat sekulasi palsu mengenai keadaan Presdir Choi sekarang, disini ia memberi tahu bahwa Presdir Choi tidak menghilang, beliau saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit dan dia akan kembali setalah pulih. Ia harap para reporter menunggu sebentar lagi, ia percaya Presdir Choi akan menjelaskan sumber uang itu berasal dari mana dan mengambalikan reputasi Presdir Choi yang namanya menjadi buruk karena masalah ini.
Shin Hyung dan Sekretaris Sung ada di balakang gedung. Shin Hyung meminta uang pada Sekretaris Sung tapi Sekretaris Sung tak mau memberikannya. Keduanya tarik-tarikan uang. Dengan sedikit tipuan Sekretaris Sung berhasil mengamankan uangnya hahaha.
Sekretaris Sung sedikit kesal apa sekarang Shin Hyung akan merampoknya. Shin Hyung cemas karena sama sekali ia tak punya uang bahkan untuk makan sekali pun. Sekretaris Sung bilang kalau ia juga dalam keadaan sulit, Dae Han dan Ji Yoon terus bertanya padanya dimana Presdir Choi. Dutambah lagi orang-orang berpikir Shin Hyung lah yang menculik Presdir Choi.
Shin Hyung kaget dengan tuduhan itu, bagaimana bisa ia menculik dirinya sendiri. Sekretaris Sung ingin Shin Hyung menjelaskan sendiri semuanya pada mereka, ini sudah membuatnya pusing. Tapi Shin Hyung tak tahu bagaimana menjelaskannya pada mereka, siapa yang akan percaya pada penjelasannya. Sekretaris Sung juga tak tahu harus bagaimana lagi, kenapa Shin Hyung melakukan ini padanya. Shin Hyung bilang ia memiliki alasan kenapa Sekretaris Sung harus menjaga rahasia ini. Ia pun menyuruh Sekretaris Sung mencarikan pekerjaan untuknya disini secepatnya dan ada pegawai magang bernama Eun Ha Soo, katakan pada Sekretaris Hong untuk mempekerjakan Ha Soo lagi secepatnya.
“Kau bukan seorang penipu kan?” Sekretaris Sung akan pergi namun sayang dia tersandung, jatoh deh. Hahaha.

Shin Hyung langsung mencekik Sekretaris Sung di lengannya. “Benar, aku seorang penipu. Aku melakukan penipaun besar sekarang. Jangan mengatakan apapun lagi dan lakukan apa yang kukatakan.”

Sekretaris Sung yang merasakan sakit, memohon dilepaskan cekikannya (Hahaha). Shin Hyung bilang sangat menyenangkan menjadi muda lagi, karena ia bisa membully Sekretaris Sung wakakaka.
Dae Han menelepon Ji Yoon, ia meminta Ji Yoon ke ruangannya bersama Ha Soo.
Ha Soo diminta melihat foto ketika dirinya ditarik oleh Shin Hyung kabur dari reporter. Dae Han tanya siapa pria itu, kenapa pria itu menggandeng Ha Soo. Ha Soo tidak tahu pasti siapa pria itu. Dae Han heran apa Ha Soo memegang tangan seseorang yang tidak Ha Soo kenal, Ha Soo naik truk dengan pria itu juga kan. Ha Soo mengatakan itu karena saat itu ia dikelilingi reporter, pria itu membantunya kabur dari reporter.
Dae Han tanya apa Ha Ssoo tahu sesuatu tentang pria itu, apa yang dia lakukan. Ha Soo berkata pria itu sedang mencari pekerjaan, dia tinggal bersama kakeknya yang merupakan korban kecelakaan tabrak lari.

Dae Han merasa Shin Hyung pasti mendekati perusahaan untuk mencoba mendapatkan kompensasi kecelakaan. Ji Yoon tanya haruskah menelepon polisi. Dae Han bilang kita tak punya bukti.

Ha Soo ingin tahu apa pria yang di foto itu melakukan sesuatu yang salah. Dae Han hampir saja mengatakan perihal Presdir Choi. Namun Ji Yoon menyela berkata Ha Soo tak pelu tahu tentang itu. Dae Han berkata kalau ini malah penting, jika Ha Soo bertemu Shin Hyung lagi cepat beritahukan padanya. Ha Soo mengerti.
Choi Young Dal dan beberapa dewan direksi masuk ke ruangan Dae Han. Young Dal mengatakan anggota dewan direksi tidak percaya pernyataan perusahaan terhadap keberadaan Presdir Choi. Ia tanya apa yang akan Dae Han lakukan. Jun Yi Gun menambahkan sepertinya dewan direksi tak akan mengabaikan hal ini.

Mereka menuduh Presdir Choi pasti melakukan korupsi 5 milyar won itu. “Katakan pada Presdir Choi untuk mengundurkan diri.”

“Dia seharusnya sudah mengundurkan diri ketika perusahaan dalam keadaan baik dan membiarkan orang lain yang mengambil alih manajemen.”

Ji Yoon meminta mereka menunggu beberapa hari lagi. Mereka marah berapa lama lagi mereka menunggu. Ditambah lagi harga saham mengalami penurunan dan beberapa pesanan telah dibatalkan. Apa mereka mencoba untuk menutup ini selamanya.

Young Dal ikut marah, semua orang menuntut pengunduran Presdir Choi secara langsung.

Jung Yi Gun mengatakan pertemuan dewan direksi akan diadakan besok untuk mengambil keputusan manajerial dan pemecatan Presdir Choi. Young Dal bersama direksi lain keluar dari ruangan Dae Han.
Dae Han mengomentari sikap pamannya, “Darah lebih kental dari pada air, kan? Saudaranya menghilang, ternyata bukan masalah baginya.” Ia menyuruh Ha Soo membawa dokumen yang ada di meja dan ikut dengannya. Ha Soo membawa tumpukan dokumen dan mengikuti Dae Han.
Choi Shin Hyung menuju meja resepsionis. Atas usulan Sekretaris Sung, ia diminta menghubungi seorang pegawai yang bernama Yoo Nan Hee supaya Shin Hyung mendapatkan pekerjaan disini.

Nan Hee tanya apa mungkin Shin Hyung ini seseorang yang direkomendasikan oleh Sekretaris Sung. Shin Hyung membenarkan. Nan Hee ingat Shin Hyung adalah pria yang menarik Ha Soo dari kejaran reporter, ia memuji tindakan Shin Hyung itu sungguh keren. Ia meminta Shin Hyung ikut dengannya.

Nan Hee mengingat ucapan Sekretaris Sung padanya. Sekretaris Sung ingin ia memberikan perhatian khusus pada Shin Hyung karena Shin Hyung ini orang yang kaya tapi sedang mendapatkan banyak masalah, ayah Shin Hyung ingin Shin Hyung melakukan sesuatu dari bawah.
Shin Hyung terkejut ia dipekerjakan sebagai tukang bersih-bersih alias cleaning service haha. Nan Hee memberikan beberapa peralatan kebersihan padanya.

Nan Hee bilang pekerjaan ini bahkan bukan untuk menunjukan jika orang tua Shin Hyung kaya. Kalau Shin Hyung tak tahu sesuatu atau jika ada sesuatu yang mengganggu katakan saja padanya kapan saja. Nan Hee menunjukan dimana Shin Hyung harus berganti pakaian.

Shin Hyung mengumpat kesal, “Sialan kau Sung Gyung Bae.”
Shin Hyung mengganti pakaiannya dengan seragam cleaning service. Ia benar-benar tak percaya dan kesal kenapa dirinya ditempatkan sebagai tukang bersih-bersih. Ia akan memasukan pakaiannya ke loker namun lokernya terkunci. Ia yang sudah kesal tambah kesal lagi dan melempar pakaiannya ke meja. Ponsel jadulnya pun terjatuh.
Shin Hyung mengambil ponsel itu dan mengaktifkannya. Ada banyak panggilan yang masuk. Ia bertanya-tanya kira-kira siapa yang menaruh uang itu ke mobilnya.

Terdengar seseorang masuk ke ruang ganti. Shin Hyung buru-buru menyimpan ponsel jadulnya ke saku celana. Orang yang masuk itu ternyata Myung Soo. Keduanya sama-sama terkejut bertemu di tempat ini.
Myung Soo yang terkejut bertanya apa Shin Hyung bekerja disini. Shin Hyung juga bertanya apa yang membawa Myung Soo datang ke sini. Myung Soo meminta Shin Hyung menjaga rahasia ini dari kakaknya, ia bekerja paruh wkatu disini untuk melunasi tagihan karu kreditnya. Kakaknya berpikir ia belajar di perpustakaan. Ia heran apa Shin Hyung dan kakaknya bekerja di perusahaan yang sama.
Shin Hyung marah-marah pada Sekretaris Sung karena ia dipekerjakan sebagai cleaning service. Ia tak terima, ia ini Presdir perusahaan ini. Sekretaris Sung bersikap santai kalau Shin Hyung tak suka pekerjaan itu ya berhenti saja. Shin Hyung kesal apa Sekretaris Sung pikir ia melakukan ini untuk uang, “aku bekerja disini untuk mendapatkan berita.”
Shin Hyung pun menyuruh Sekretaris Sung yang melakukan bersih-bersih, kalau memang Sekretaris Sung ingin mendapatkan gaji. Sekretaris Sung tak percaya ini, kenapa malah ia yang disuruh bersih-bersih. Shin Hyung menyuruh Sekretaris Sung cepat melakukannya, “Lakukan semua pekerjaannya, ini hotelku.”

Sekretaris Sung menggerutu, “Ah apa yang kulakukan disini?” Shin Hyung seenak jidat nyuruh-nyuruh bersihin sana bersihin sini.
Ada beberapa pegawai lewat, Sekretaris Sung panik dan menyuruh Shin Hyung melakukan bersih-bersih sendiri. Shin Hyung pun segera melakukannya. Gantian sekarang Sekretaris Sung yang nyuruh-nyuruh hahaha.

“Aku bilang bersihkan sudut-sudutnya dengan benar. Kau setidakanya melakukan pekerjaan yang layak walau temperamenmu buruk. Bersihkan disini, disini!” perintah Sekretaris Sung pada Shin Hyung.
Shin Hyung jengkel sekali disuruh-suruh begitu, ia pun nguyek-uyek wajah Sekretaris Sung menggunakan kain lap wakaka. Ia menendang-nendang Sekretaris Sung karena sudah kurang ajar padanya.

Shin Hyung mengambil tongkat pel dan memukulkannya ke Sekretaris Sung, pukulan yang selalu ia lakukan, atas kanan kiri dan nguyek-uyek perut wahaha. Ia menyuruh Sekretaris Sung yang membersihkan kaca. Sekretaris Sung yang takut pun akhirnya melakukan pekerjaan itu dibawah tongkat yang siap memukulnya kapan saja hahaha.
Sekretaris Sung sewot Shin Hyung seharusnya berterima kasih padanya, bukankah karena dirinya Shin Hyung mendapatkan pekerjaan. “Kau seharusnya memberikanku kenaikan gaji.” Shin Hyung tak mau menaikkan gaji karena menurutnya Sekretaris Sung tak melakukan sesuatu yang spesial. Sekretaris Sung minta ya paling tidak ia mendapatkan bonus di akhir tahun gitu.
Sekretaris Sung teringat sesuatu, “aku bisa mengatakan padanya untuk memecatmu karena kau tidak mendengarkanku. Bagaimana menurutmu, pecat?” ancam Sekretaris Sung hahaha.

Shin Hyung pun mengerti ia akan memberikan Sekretaris Sung bonus tapi ia tak akan menaikkan gaji. Sekretaris Sung senang sekali, apa Shin Hyung yakin, kalau begitu ia akan memberi tahu Sekretaris Hong JI Yoon. Shin Hyung kesal karena Sekretaris Sung balik mengancamnya hahaha.

Shin Hyung tanya kabar apa saja yang sudah Sekretaris Sung dapatkan dari kantor. Sekretaris Sung bilang kalau ia mengabarkan pada mereka tempat ini akan disterilkan. Shin Hyung mengangguk mengerti.

Bersambung ke part 2


2 comments:

  1. wahahhahaha ngakak liat kelakuan Shin Hyung sma Sekertaris Sung,,,,koplak banget mereka berdua,,,,,Mbak fighting ya !!!




    Ofie

    ReplyDelete
  2. Mba anis, semangat terus ya recap sinopsisnya. Aku suka banget drama ini.

    ~yanti~

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.