Thursday 27 November 2014

Sinopsis Mr Back Episode 6 Part 1

Setelah mendengar penjelasan Dae Han mengenai Shin Hyung yang sudah tak memiliki hak waris atas harta ayahnya, Ha Soo mencemaskan Shin Hyung.

Ia membuka obrolan chat-nya dengan Shin Hyung. Ia tak mengerti kenapa Shin Hyung harus mencoba mengambil uang itu begitu cepat setelah mendapatkan posisi sebagai Presdir dan akhirnya malah jadi seperti ini.
Shin Hyung minum-minum sendirian di kedai. Ia teringat ucapan Dae Han ketika bertanya apa Shin Hyung tahu kenapa ibunya meninggal, itu karena ayahnya yang membunuh ibunya. Bagi Dae Han ayahnya adalah seorang ayah yang sibuk mencari uang hingga tak mempedulikan ibunya. Shin Hyung tertawa, tawa penuh kepedihan.
Ha Soo yang melewati kedai itu terkejut melihat Shin Hyung minum-minum sendirian. Ia teringat perkataan Dae Han bahwa hak Shin Hyung sebagai ahli waris sudah berakhir dan sekarang Shin Hyung sudah kembali menjadi seorang pangeran yang buruk.
Tiba-tiba Shin Hyung merasakan jantungnya sakit, sakit sekali sampai rasanya ia hampir mati. Ha Soo yang melihat itu panik, ia masuk ke dalam kedai, “apa kau baik-baik saja?”
Shin Hyung yang merasakan sakit teramat sangat di jantungnya pun ambruk dipelukan Ha Soo. Tiba-tiba batu permata di kalung milik Dae Han bersinar memancarkan cahaya birunya.
Mi Hye menjelaskan pada Dae Han kalau ia bertiga sudah berhasil mengusir Shin Hyung, bukankah kita sudah melakukan pekerjaan yang baik?

In Ja : “Dia berusaha keras untuk masuk. Itu sangat mengganggu.”
Dae Han menghela nafas panjang. Young Dal tanya kenapa, apa mereka melakukan sesuatu yang salah. Dae Han menjawab tidak, Om dan Tante-nya sudah melakukan sesuatu yang hebat. Mereka heran lalu kenapa Dae Han menghela nafas panjang begitu.

Dae Han heran karena belum lama ini Om dan Tante-nya itu terlihat bersemangat untuk bisa dekat dengan Shin Hyung tapi sekarang tiba-tiba menyingkirkannya. Shin Hyung itu hanya orang yang kehilangan dokumen penggantian warisan. Ia bertanya-tanya kira-kira siapa yang melakukan itu, siapapun dia, dia punya nyali juga.
Mi Hye berkata bukankah ini berhasil, siapapun itu, ia benar-benar berterima kasih pada orang itu. Dae Han tak ingin membahasnya lagi. Ia pun ke kamarnya.

Mi Hye kesal dengan sikap Dae Han bukankah seharusnya Dae Han berterima kasih karena sebagai Om dan Tante-nya Dae Han ia sudah menyingkirkan Shin Hyung. In Ja menebak kalau Shin Hyung itu pasti sekarang sudah menghilang.
Young Dal jadi cemas apa jangan-jangan istrinya juga akan menyingkirkannya. In Ja tersenyum ia tak akan melakukan itu, ia akan percaya pada Young Dal. Karena sekarang Young Dal-lah rajanya. Mi Hye enek melihat tingkah keduanya.
Ha Soo membantu memapah Shin Hyung keluar dari kedai. Shin Hyung yang mabuk tanya siapa kau, ia pun melihat kalau itu adalah Ha Soo.

Ha Soo tanya apa sekarang Shin Hyung sudah lebih baik, tidak kesakitan lagi. Shin Hyung heran dengan dirinya, tadi ia merasakan jantungnya sakit sekali, tapi sekarang tidak apa-apa. Ha Soo masih khawatir apa Shin Hyung benar-benar baik-baik saja. Shin Hyung menjawab tentu saja apa Ha Soo ingin ia memastikannya.
Shin Hyung langsung nyanyi-nyanyi sambil jejogetan. Ha Soo menilai Shin Hyung baik-baik saja dan sekarang mabuk parah hingga membuatnya malu dengan tingkah Shin Hyung yang seperti itu.
Shin Hyung memandang langit dan ngoceh kalau malam ini bulan begitu terang. Ha Soo ingat Shin Hyung pernah mengatakan bahwa Shin Hyung akan membuat awan menghilang. Shin Hyung bilang kalau ia akan membuat awan menghilang.

Ha Soo melihat lengan Shin Hyung terluka, kenapa bisa terluka begini. Shin Hyung menarik tangannya namun Ha Soo memaksa ingin melihat.
Ha Soo membawa Shin Hyung ke toko jahit ibunya. Disana ia akan mengobati luka Shin Hyung, “apa kau berkelahi dengan seseorang?” Shin Hyung menjawab tidak, ia hanya terjatuh.

Ha Soo ingin melihat seberapa parah lukanya tapi Shin Hyung bilang ia tak apa-apa, perbaiki saja jas-nya yang sobek itu.
Ha Soo memaksa Shin Hyung untuk duduk, ia pun mengobati luka Shin Hyung. Shin Hyung meringis kesakitan ketika Ha Soo mengoleskan obat di atas lukanya.

Ha Soo meniup-niup luka Shin Hyung untuk membantu mengurangi rasa perihnya. Shin Hyung terdiam menatap Ha Soo yang begitu tulus perhatian terhadapnya.
Selesai lukanya diobati Shin Hyung tanya kapan ia bisa mengambil jas-nya. Ha Soo bilang itu membutuhkan waktu beberapa hari untuk menyelesaikannya. Shin Hyung mengerti ia pun akan pergi.
“Apa kau ingin menginap di rumah kami?” ucap Ha Soo tiba-tiba.

Shin Hyung terkejut, “Omong kosong apa itu. Bagaimana bisa seorang wanita menawarkan sesuatu seperti itu begitu mudah?” ucapnya keras.

Ha Soo bilang bukankah waktu itu juga Shin Hyung menginap di rumahnya. “Apa kau punya tempat untuk pergi?”

“Apa kau pikir aku tak punya tempat tinggal?” Shin Hyung dengan suara kerasnya meminta Ha Soo tak usah khawatir. Ia pun pergi.
Ha Soo memeriksa jas Shin Hyung yang sobek, ia malah menemukan ponsel Shin Hyung tertinggal disana. Ia menghela nafas kenapa Shin Hyung sampai lupa pada ponselnya.
Di jalanan Shin Hyung berusaha berpikir kira-kira siapa yang mencuri dokumennya. Ia kemudian merasakan perutnya keroncongan, lapar. Ia melewati depan toko roti. Ia merogoh saku celananya, hanya ada 100 won. Ia yang kedinginan dan kelaparan hanya bisa duduk di depan toko roti sambil memeluk kakinya. Ia yang begitu lelah memejamkan mata. Ia pun bermimpi.
Shin Hyung yang tengah menonton TV terkejut dengan munculnya Ha Soo di TV bertanya, “apa kau ingin tinggal lebih lama?” Seperti pertanyaan Ha Soo saat di toko jahit tadi. Shin Hyung terkejut bagaimana bisa ada Ha Soo di TV.
Seseorang muncul di sebelah Shin Hyung, itu Ha Soo. Shin Hyung menoleh dan terkejut. Ha Soo tersenyum menggoda, “apa kau ingin tinggal lebih lama?”
Shin Hyung berendam di bak mandi. Muncul Ha Soo yang menyiraminya dengan air sabun. Shin Hyung menoleh dan kembali terkejut. Ha Soo tersenyum, “apa kau ingin tinggal lebih lama?”
Shin Hyung merebahkan tubuhnya di kasur. Ia begitu nyaman gempulingan disana. Namun ia kembali terkejut begitu melihat Ha Soo ada di sampingnya. “Apa kau ingin tinggal lebih lama?” goda Ha Soo sambil mengedipkan matanya.

Shin Hyung gempulingan di kasur dan ia pun tersadar dari tidurnya. Ia terjatuh. Benar-benar terjatuh. Haha.
Shin Hyung melihat sekeliling ia heran dimana dirinya sekarang. Ia merogoh saku untuk mencari ponselnya namun tak ada. Shin Hyung meringis kedinginan dan ia juga kelaparan.
Mata Shin Hyung tertuju pada satu arah. Ia melihat di tanah tergeletak sosis. Ia pun mengambil sosis itu. Ia melihat dengan seksama apakah sosis ini masih layak untuk dimakan atau tidak. Ia mencium aromanya.
Shin Hyung melihat sekeliling, ia mencoba menjilat untuk mencoba apakah itu masih enak atau tidak. Karena sosis itu masih layak dimakan ia pun langsung melahapnya. Bahkan bungkusnya pun ia jilati hahaha.
“Hei kau yang disana, anak baru.” tiba-tiba ada segerombolan orang datang menghampiri Shin Hyung. “Bukankah yang baru kau makan itu sosis?” Mereka mangambil bungkus sosis dari tangan Shin Hyung dan membenarkan, ini sosis.

Shin Hyung tanya siapa mereka ini. Mereka berkata apa Shin Hyung tak bisa melihatnya, kami ini tunawisma. Mereka maju mengerumuni Shin Hyung. Shin Hyung panik dan membentak menyuruh mereka pergi.
Para tunawisma itu menuduh Shin Hyung mencuri makanannya jadi Shin Hyung harus membayar perbuatan Shin Hyung itu. Shin Hyung meminta mereka tenang, “aku akan memberikan satu kotak penuh sosis. Tidak tidak, aku akan memberikan satu truk penuh sosis.”

Tunawisma itu siap akan memukul Shin Hyung namun ada pramuwisma lain yang melerai. Mereka pun menunduk memberi salam, ya pramuwisma yang mungkin mereka segani begitu. (Kita panggil ahjussi saja ya)
Ahjussi yang juga seorang tunawisma ini bertanya pada rekannya, apa motto mereka sebagai tunawisma. “Sebuah dunia tanpa kekerasan.”

“Hari esok yang menjanjikan.” Ucap para tunawisma serantak.

Ahjussi tak menyangka ada sosis disekitar gubuk ini, asal Shin Hyung tahu ini adalah lingkungan para kucing liar mencari makan. Shin Hyung kaget, jadi apa ahjussi itu mengatakan jika ia baru saja memakan makanan kucing. Ahjussi bilang bahwa yang namanya kelaparan itu bukan sebuah kejahatan. Menjadi tunawisma juga bukan kejahatan. Beh.. beh... beh... Shin Hyung pengen banget melepeh lagi tuh sosis yang tadi di makan haha.
Ahjussi itu mengemut jari kelingkingnya dan mengarahkannya ke langit. Ini rasanya seperti terjatuh dan membeku kedinginan malam ini. Ia bertanya apa Shin Hyung punya tempat untuk tidur. Shin Hyung terdiam hampir mewek. Hahaha
Esok harinya, Shin Hyung ternyata tidur beralaskan kardus dan berselimutkan koran. Ia benar-benar kedinginan. Ahjussi yang semalam ada di sampingnya. Shin Hyung yang membuka matanya kaget ada orang disamping seakan orag itu ingin memeluknya, “apa yang kau lakukan?” Ternyata ahjussi itu membaca berita di koran yang dijadikan selimut oleh Shin Hyung.
Ahjussi tanya sudah berapa lama Shin Hyung menjadi tunawisma. Shin Hyung jengkel bukankah ia sudah bilang kalau ia ini bukan tunawisma. Ahjussi menilai Shin Hyung hanya menutup-nutupi saja, pada awalnya memang sulit mengakui namun setelah satu atau dua hari atau mungkin satu atau dua bulan Shin Hyung pasti akan bisa menerimanya.

Shin Hyung berusaha menahan kesal karena ahjussi itu tak percaya padanya bahwa ia bukanlah seorang tunawisma. “Apakau tahu siapa aku?”
Ahjussi memberi kode agar Shin Hyung tak berisik, “Situasi ini memang tak menguntungkan karena setiap dari kita pasti memiliki cerita seperti itu. Yang terpenting bukan dari masa lalu tapi bagaimana cara kau menjalani hidupmu di masa depan.”

Shin Hyung bilang jika ia mengetahui ini akankah ia terbaring disini dan terlihat menyedihkan seperti ini. Ia yang kesal kembali membaringkan tubuhnya. Si ahjussi iba terhadap Shin Hyung yang menurutnya belum bisa menerima kenyataan menambahkan koran untuk menyelimuti Shin Hyung.
Dae Han sarapan sendirian, pelayan yang menyiapkan semuanya. Ji Yoon berkata karena dokumen perngganti ahli waris hilang maka secara hukum Dae Han lah  penerus Presdir Choi. Ia akan pergi mendaftarkan pengalihan kepemilikan dan menyerahkan dokumen warisan ke pengadilan hari ini. Ia juga akan menjadwalkan upacara pelantikan Dae Han sebagai presdir sesegera mungkin.
Dae Han bertanya-tanya siapa yang melakukannya, siapa yang membuat Choi Shin Hyung menjadi seperti itu. Ia tidak berpikir kalau orang yang melakukan itu orang jauh, pasti orang dekat. Ji Yoon terkejut dengan prasangka Dae Han. Dae Han tertawa menilai Ji Yoon sudah terlihat seperti seorang tersangka. Ji Yoon tak mengerti bagaimana Dae Han bisa mengatakan itu padanya.

Ji Yoon memberi tahu kalau Jung Yi Gun akan menyelidiki masalah pengeroyoknnya dengan polisi, ia tanya apa ada sesuatu yang Dae Han butuhkan.
Dae Han : “Kenapa kau tidak berkencan dengan seseorang?”

Ji Yoon : “Apa maksudmu?”

Dae Han : “Kau pasti punya seseorang yang kau sukai, kan?”

Ji Yoon terdiam.

Dae Han : “Berapa persen menurutmu cinta bisa menempati kehidupan seseorang?”
Ji Yoon heran kenapa tiba-tiba Dae Han membicarakan itu. Dae Han berdiri menyudahi sarapannya, “Karena mulai hari ini aku pikir aku akan memilikinya lebih drai 1%.” (emangnya saham ya, hitungannya pake persentase segala haha)

Dae Han tersenyum menoleh pada Ji Yoon. Dan itu membuat hati Ji Yoon tak karuan. Apalagi Dae Han berlalu sampil menepuk pundaknya.
“Apa yang dia maksud itu aku?” Ji Yoon tersenyum tersipu malu. Ia menoleh ke arah dua pelayan yang dari tadi berdiri disana. Ia kemudian kembali bersikap seperti semula. Hehe.
Di hotel, Woo Young bertanya-tanya sekarang siapa yang akan menjadi Presdir setelah Shin Hyung tak memiliki hak waris lagi. Ha Soo berkata bukankah Woo Young berpikir kalau yang menempati posisi itu adalah Direktur Choi Dae Han. Woo Young mengeluh karena semua yang Dae Han lakukan itu membuat dirinya (para karyawan) bekerja keras. Ia dengar Dae Han memecat orang yang tidak disukai.
Woo Young terkejut begitu melihat rombongan Dae Han datang. Ia dan Ha Soo langsung memberi hormat. Nan Hee juga menarik Gi Chan untuk berbaris dan memberi hormat.
Tepat di depan Ha Soo, Dae Han menghentikan langkahnya dan menunduk menatap Ha Soo, “Eun Ha Soo-ssi bisakah kau datang ke kantorku nanti?” Ha Soo yang terkejut dengan perintah itu mengiyakan.
Ji Yoon berpikir apa mungkin wanita yang disukai Dae Han itu Ha Soo.
Shin Hyung duduk kedinginan dan masih menutupi tubuhnya menggunakan selimut. Ia mencium aroma selimut yang bau itu, ya walaupun bau, apa boleh buat dari pada kedinginan.
Ahjussi menghampirinya dan mengatakan daripada Shin Hyung disini mending menari bersama-sama. Shin Hyung tak mau karena sekarang ia sedang kedinginan. Ahjussi mengingatkan bahwa tubuh yang sehat membuat pikiran sehat juga. Ia memberi tahu kalau tarian ini bernama tarian Choi Go Bong yang dilakukan setiap pagi.
Shin Hyung kaget namanya digunakan sebagai nama tarian. Shin Hyung melihat mereka yang mulai mengerakan badan, “kau bilang tarian siapa itu?”

Ahjussi yang satunya berkata bukankah Shin Hyung tahu siapa Choi Go Bong itu. “Ini adalah tarian yang dia gunakan untuk bersenang-sennag.”
Shin Hyung tentu saja tak terima, “beraninya orang-orang ini mencoba mempraktekannya. Ia pun melepas selimutnya dan bertolak pinggang.
Dae Han tengah mempelajari dokumen konsep yang ada di tangannya. Ji Yoon berkata kalau apa yang ia usulkan ini agar Dae Han bisa  merubah reputasi, jadi Dae Han harus.....

Dae Han menyela kalau ia masuk ke sana itu hanya akan membuat membuat keributan. Apa Ji Yoon benar-benar berpikir reputasinya akan berubah dalam semalam.

Ji Yoon bilang Dae Han harus melakukannya, “Kau harus berhasil membuat opini publik untuk memenangkan direksi.”

“Lupakan saja.” Dae Han tak mau, biarkan saja ia bekerja untuk tugas ini lagi, ia menyerahkan dokumen yang tadi ia baca.
Ji Yoon membaca konsep itu dan terkejut bukankah ini salah stau pilihan Eun Ha Soo terakhir kali. Dae Han membenarkan. Ji Yoon mengingatkan bahwa sekarang bukan saatnya Dae Han memfokuskan ini.

Dae Han berkata bagaimana bisa ia menjalankan sebuah perusahaan, itu membuat kepalanya sakit. Angka-angka membuatnya mual dan ia tak suka bertemu dengan orang-orang untuk tujuan bisnis. Ia benar-benar tak tertarik dalam pengembangan usaha, dan sekarang Ji Yoon malah memintanya untuk pergi dan membantu para tunawisma.

Ji Yoon berkata jika Dae Han muncul disana dan mengambil beberapa foto itu akan membujuk dewan direksi agar menyetujui usulan proposal Eun Ha Soo ini. Dae Han kaget. (Hah pinter banget nih Ji Yoon menghasutnya haha)
Pintu ruangan Dae Han diketuk, itu Ha Soo yang masuk. Karena Ha Soo sudah datang, Dae Han meminta Ji Yoon menunggu di luar. Ji Yoon menahan greget karena dinomor duakan haha. Ia pun keluar ruangan.

Dae Han menyuruh Ha Soo duduk. Tapi sebelum duduk, ada yang ingin Ha Soo tanyakan.
Shin Hyung berdiri di depan para tunawisma, ia memberi aba-aba dan contoh gerakan tarian Choi Go Bong. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8

Wakakaka pokoknya nih scene bikin ketawa deh... bukan tarian sih, ini malah kayak senam hahaha.

“Ya ampun apa yang sedang kulakukan,” gumam Shin Hyung sambil menghitung dan memperagakan gerakan. Wakakakak
Dae Han terkejut mendengar dari Ha Soo bahwa semalam Shin Hyung mabuk. Shin Hyung bahkan tangannya terluka dan tak memiliki tempat untuk pulang. Dae Han kesal, apa sekarang Ha Soo mengkhawatirkan Shin Hyung. Ha Soo bilang bukan begitu, bukankah Shin Hyung itu anggota keluarganya Dae Han.

Dae Han : “Keluargaku? Dia menjalani hidupnya dengan baik ditempat lain dan kemudian tiba-tiba muncul. Hanya karena dia disingkirkan dari posisi sebagai presdir apa sekarang aku harus menjaganya? Jangan pernah menyebut dia lagi.”
Dae Han meminta proposal yang Ha Soo bawa. Ha Soo menyerahkannya. Ketika membaca proposal yang dibuat Ha Soo, Dae Han terkejut dengan konsepnya, Redday Festival.
Shin Hyung dan para tunawisma lain duduk di bangku taman sambil memperhatikan orang-orang yang lagi makan enak.

“Di hari seperti ini sop buntut dengan semangkuk nasi akan menjadi yang terbaik.”

“Oh aku ingin soju dengan sup ikan pedas.”
Shin Hyung marah mendengar ocehan mereka, “Hentikan omong kosong ini. Apa kalian tahu kenapa kalian hidup seperti ini? Berkeliling dan mencuri makanan kucing. Kalian iri dengan orang-orang disana. Kau punya pikiran yang kuat dan tubuh yang sehat. Kau harus segera bekerja di lokasi konstruksi. Apa yang kalian semua lakukan disini?”

Ahjussi-ahjussi itu cuek saja dengan ocehan Shin Hyung. Ahjussi menilai Shin Hyung sebagai pendatang baru tunawisma terlalu berpikiran sempit. “Pekerja konstruksi? Sulit untuk mendapatkan pekerjaan saat ini tanpa keahlian khusus. Jika kau cukup beruntung kau akan mendapatkan pekerjaan, tapi kebetulan juga punggungmu akan sakit atau semacamnya, mungkin kau lebih baik mati kelaparan. Ah ada sih pekerjaan di industri jasa, jika kau seorang presdir akankah kau membayar seorang tunawisma?”
Shin Hyung : “Memangnya siapa yang akan mempekerjakan gelandnagan yang bau seperti itu? Kenapa kau tak pergi mandi dan mencobanya?”

Ahjussi : “Jika kau punya uang untuk mandi, kau akan pergi menggunakan uang itu untuk makan lebih dulu.”

Shin Hyung tak bisa membantah karena apa yang dikatakan ahjussi itu ada benarnya juga.

Ada seorang tunawisma yang berteriak menunjukan kalau disana ada dapur umum untuk tunawisma makan gratis. Mereka senang, ahjussi mengajak Shin Hyung ikut dengannya.
Ya itu rombongan dari perusahaan Daehan. Ji Yoon diwawancarai reporter, Ji Yoon mengatakan kalau Direktur Choi Dae Han selau bersemangat untuk membantu orang lain.
Woo Young mengeluh apa kita harus tiba-tiba melakukan ini karena Direktur Choi, kita ini sedang berakting atau apa sih. Ha Soo menilai ini adalah hal baik untuk melakukan amal.
Sekretaris Sung juga ada di tempat itu, ia yang tak melihat keberadaan Shin Hyung sejak kemarin mencoba menghubungi nomor ponsel Shin Hyung, tapi sayang tak dijawab. Ia cemas sekali menghilang kemana presdir-nya ini.

Nan Hee juga ada disana, ia mengeluhkan sikap Dae Han, “Dia itu seharusnya melakukannya lebih baik ketika ayahnya ada di dekatnya. Sekarang dia bersikap baik kepada orang tua lainnya.”
Walaupun malas Dae Han pun akhirnya mau menghadiri acara yang digagas oleh Ji Yoon ini. Tujuannya apa bukankah sebelumnya ia ngotot menolak. Seperti apa yang Ji Yoon janjikan mungkin dengan begini proposal yang dipilih Ha Soo bisa mendapatkan persetujuan dari dewan direksi.
Dae Han ikut membantu membagikan nasi untuk para tunawisma. Tunawisna berbaris antri menunggu mendapatkan bagian makanan gratis. Diantara tunawisma yang mengantri itu ada Choi Shin Hyung.

Ahjussi menilai Shin Hyung sungguh beruntung sebagai tunawisma pendatang baru karena pembagian makanan gratis ini tidak terjadi setiap hari. Shin Hyung kesal bagaimana ahjussi bisa memintanya untuk mendapatkan makanan gratis. Ahjussi bilang nikmati saja, Shin Hyung seharusnya bersyukur karena mendapatkan makanan gratis.
Shin Hyung mengeluh kenapa ia harus mengantri untuk mendapatkan makanan. Ia ngomel ketika dirinya mendapatkan nasi, “beri aku yang lebih banyak nasinya.” Tapi ketika ia melihat siapa yang membagikan nasi, ia kaget, itu Dae Han. Dae Han pun sama kagetnya melihat Shin Hyung jadi gelandangan dengan tampang kotor dan berantakan.
Semua yang ada disana kaget melihat salah satu tunawisma itu adalah Choi Shin Hyung. Kamera reporter langsung mengarah pada Shin Hyung. “Bukankah itu Choi Shin Hyung?”

Sekretaris Sung terkejut melihat Shin Hyung jadi gelandangan ikut mengantri makanan.
Ada tatapan iba dari Dae Han melihat keadaan Shin Hyung yang seperti ini.
Bagi-bagi makanan pun usai, Woo Young tak habis pikir bagaimana ini bisa terjadi, hidup bisa berputar arah hanya dalam semalam saja. “Dia itu masih anak Presdir Choi, sangat tidak masuk akal, apa dia seorang tunawisma?”
Dalam perjalanan kembali ke kantor, Ji Yoon mengatakan pada Dae Han kalau ia sudah meminta Sekretaris Sung untuk menyelidikinya jadi Dae Han tak usah khawatir. Dae Han berkata memangnya siapa yang khawatir sekarang.

Ji Yoon akan mencoba menghalangi seseorang yang mau mengambil foto Dae Han dan Shin Hyung tadi. Ia juga memberi tahu akan segera diadakan pertemuan dengan dewan direksi untuk membahas Presdir yang baru, Dae Han harus siap untuk itu. Dae Han diam saja.
Shin Hyung yang kelaparan setengah mati makan sangat lahap. Sekretaris Sung tak mengerti, sebenarnya apa yang terjadi. Shin Hyung marah sekali karena ini bisa membuatnya mati sebelum tiba ajalnya, kenapa ia harus muncul disini.

Sekretaris Sung melihat Shin Hyung yang terus mengomel apa Shin Hyung ini menderita gangguan jiwa (Hahaha) ada apa dengan ponselmu?

Shin Hyung bilang ponselnya hilang. Sekretaris Sung kesal bukankah Shin Hyung tahu nomornya kenapa tak menghubunginya. Shin Hyung ngomel ia kan tak tahu nomor ponsel Sekretaris Sung karena yang memasukan nomor itu ke ponselnya Sekretaris Sung sendiri.
Shin Hyung heran bagaimana bisa Dae Han memiliki ide untuk mengadakan acara ini. Sekretaris Sung bilang ini ide Sekretaris Hong Ji Yoon, “Mereka melakukan ini untuk mempertahankan posisi anakmu di perusahaan ke depannya.”

Shin Hyung mengangguk, biarkan saja mereka melakukan hal-hal yang tak berguna seperti itu untuk Dae Han. Kita lihat saja apakah Dae Han akan berubah atau tidak.

Sekretaris Sung mencibir, “apa sekarang waktunya khawatir pada orang lain? Kau sendiri terlihat seperti seorang pengungsi.”

Shin Hyung mengatakan kalau jabchae ini rasanya enak, ia menyuruh Sekretaris Sung untuk mengambilkan lagi untuknya. Sekretaris Sung tak mau, tapi Shin Gyung memaksa karena ini benar-benar enak.
“Choi Shin Hyung-ssi..!” tiba-tiba Ha Soo datang.

Shin Hyung terkejut  dan langsung berubah sikap, “Kubilang aku tak mau memakannya!” bentak Shin Hyung membanting makanannya. Hahaha.
Shin Hyung marah-marah pada Sekretaris Sung, “berapa kali aku bilang, apa aku ini seorang pengemis? Cepat bawa itu dan pergi!” bentak Shin Hyung membuat Sekretaris Sung melongo heran kenapa dirinya tiba-tiba dimarahi begini.

Shin Hyung memberi kode dengan matanya meminta Sekretaris Sung cepat pergi. Sekretaris Sung membawa pergi wadah tempat nasi yang digunakan Shin Hyung untuk makan tadi. Ia menahan kesal dengan sikap presdir-nya itu. Ia pun pergi dari sana.
Shin Hyung mengira semua orang sudah pergi tapi ternyata Ha Soo masih disini. Ha Soo berkata kalau ia sedikit khawatir jadi ia datang untuk melihat apakah Shin Hyung masih disini atau tidak. Ia heran sebenarnya apa yang terjadi kenapa Shin Hyung sampai jadi gelandangan begini. Shin Hyung juga tak tahu, hanya saja ini tiba-tiba berubah seperti ini.

Ha Soo memberi tahu kalau jas Shin Hyung sudah selesai diperbaiki dan disana juga ada ponsel Shin Hyung. Shin Hyung terkejut ternyata ponselnya tidak hilang. Ha Soo bilang Shin Hyung bisa datang kapan saja untuk mengambilnya. Shin Hyung tersenyum ia akan mengambilnya.
Artikel Shin Hyung yang menjadi tunawisma pun cepat muncul di internet. Ji Yoon menghela nafas karena tak bisa mencegah ini. Dae Han yang melihat itu bertanya bukankah fotonya bagus, apa sekarang Ji Yoon senang.
Tapi bukan foto seperti ini yang Ji Yoon harapkan untuk membantu Dae Han memenangkan hati dewan direksi. Ia minta maaf.

“Anak almarhum Presdir Choi, Choi Dae Han memberikan makanan untuk saudara tirinya.” Dae Han tertawa, “sungguh keluarga yang mengharukan.” Ujarnya.
Young Dal dan beberapa direktur sudah melihat artikel itu. Mereka menilai ini sungguh memalukan. Dia bikin malu saja.

Dae Han sampai di ruangan dan rapat dewan direksi pun akan dimulai.
Mereka mempertanyakan apa yang terjadi dengan Choi Shin Hyung, kenapa tak hadir. Ji Yoon mengatakan kalau Choi Shin Hyung tak bisa bertindak sebagai Presdir sekarang. Dewan direksi terkejut dan bertanya kalau begitu apa direktur Choi Dae Han yang diputuskan untuk bertanggung jawab dan memimpin Daehan?

Mereka saling berpandangan tanda tak setuju kalau Dae Han yang akan mengambil alih perusahaan. Mereka tak percaya dengan kemampuan Dae Han yang bisanya hanya bermain-main dan membuat masalah.
Dae Han berkata kalau menurut hukum memang seperti itu adanya, “aku berharap aku bisa mengambil alih dan bertindak sebagai presdir tapi seperti yang kalian semua tahu, aku ini citra yang buruk bagi Perusahaan Daehan dan tak tahu apa-apa tentang manajemen. Jadi aku akan memilih seseorang yang akan mengisi posisi itu sekarang.”
Dae Han berdiri di depan, “Kupikir Direktur Choi Young Dal, yang telah bekerja keras bersama ayahku yang harus mengambil alih posisi itu. Seharusnya sejak awal begitu, kita sudah menyia-nyiakan waktu tanpa sebuah alasan.”
Lee In Ja menggenggam tangan suaminya, keduanya tersenyum senang karena akhirnya bisa menduduki orang nomor satu di Perusahaan Daehan. Dewan direksi menilai ini keputusan yang baik.
Dae Han berkata kalau ia akan menyarankan ini sebagai agenda pertemuan dewan direksi, jika setuju tanpa ada sedikit penolakan maka upacara peresmiannya akan diadakan sesegera mungkin. Ia akan sangat menghargai dukungan semuanya. Semua memberikan dukungan tanda setuju Choi Young Dal yang menjadi Presdir Daehan.
Mi Hye yang kecewa berusaha tersenyum dan memberikan selamat pada Kakaknya.

Setelah mengatakan itu Dae Han keluar ruangan. Ji Yoon yang kecewa dengan keputusan Dae Han menyusulnya keluar.
Ji Yoon benar-benar tak mengerti bagaimana bisa Dae Han membuat keputusan itu tanpa berdiskusi dengannya terlebih dulu. Dae Han berkata bukankah Ji Yoon sudah tahu lebih baik darinya tentang reputasinya ini. Tapi tetap saja bagi Ji Yoon bagaimana bisa Dae Han membiarkan kesempatan ini lepas begitu saja.

Dae Han mengalihkan ke pembicaraan lain, direktur Jung Yi Gun kelihatannya masih di rumah sakit. Ia harap Ji Yoon ke rumah sakit melihat bagaimana keadaan Yi Gun sekarang. Dae Han berlalu dari sana.
“Bagaimana mungkin kau tak mengerti bagaimana perasaanku?” gerutu Ji Yoon sambil menghela nafas panjang.

(ya tuh kan Ji Yoon beneran suka sama Dae Han)
Shin Hyung mendatangi Galaxy Tailor Shop untuk megambil jas-nya yang diperbaiki Ha Soo. Shin Hyung terkesan karena jas-nya jadi kelihatan seperti baru lagi.

Ha Soo tanya bagaimana dengan luka di tangan Shin Hyung, apa sudah sembuh. Shin Hyung bilang lukanya cepat sembuh karena ia masih muda.
Ha Soo menyerahkan ponsel Shin Hyung yang ia simpan. “Kau bilang padaku untuk tak perlu khawatir, tapi apa yang kau lakukan sekarang?”

Shin Hyung tak mengerti apa maksud Ha Soo. “Apa kau sudah membaca buku yang ditulis Almarhum Presdir Choi Go Bong?”

“Apa itu?” Ha Soo ingin tahu.

Shin Hyung : “Karena kau terluka kau menyadari masa mudamu. Orang-orang pasti mengalami kesulitan saat mereka masih muda. Jika kau membuat itu sebagai dasarmu, maka di masa depan......”
“Aku mengerti.” sela Ha Soo. Ia pun memakaikan syal yang semula dipakainya ke leher Shin Hyung, “ini sangat dingin, setidaknya tutupi dengan ini.”

Shin Hyung tak nyaman, “apa ini?”
Ha Soo menyuruh Shin Hyung diam. Ia tersenyum dan menilai Shin Hyung terlihat lebih baik mengenakan syal itu. “Kau juga seharusnya memakai lapisan pakaian yang lebih banyak. Terkadang kau harus tahu kapan menerima bantuan dari orang lain.”

Shin Hyung mengerti, ia pun pamit. Tapi Ha Soo memanggilnya, “sekarang ponselmu sudah kembali, kau harus meneleponku.” ucap Ha Soo sedikit salah tingkah, gugup gitu. Shin Hyung mengangguk.
Shin Hyung berdiri di luar toko menatap Ha Soo yang berada di dalam. Ia tersenyum sambil menyentuh syal pemberian Ha Soo.

Bersambung ke part 2


Nah lho tuh kan sudah ada benih-benih cinta di hati Ha Soo teruntuk Shin Hyung.

5 comments:

  1. wah wah senengnya postingannya tiap hari gini...hohohooo
    gumawo mb anis (kedipin mb anis) :D
    gregetan juga ni si DH malah nunjuk YD sbg penerus perusahaan...hadeh belum tau dia kejahatan sodara2 bapaknya ntu.. ngeliat tingkahnya yang kayaknya nganggep remeh uang bisakah dia jadi penerus Daehan, secara pastinya ayahnya ingin Daehan bwt DH kan?? dulunya q pikir CGB yg gak bs mencintai ibunya DH apa mungkin mencintai DH? lagian kan gak jelas juga yg pertama make nama Daehan itu perusahaan apa anaknya, agak ribet ya, biasanya ngasih nama perusahaan kan pake namanya sendiri. Ntahlah, penasaran bisa gak SH ngelindungin DH (baik itu DH perusahaan ato DH anaknya)???
    (nantikan aja selanjutnya*mode on* :)

    ReplyDelete
  2. Uyeah DH-JY oklah moga aja banyaj scene mereka ,,,, DH gimna ya oppa satu ibi bikin melting sih g di Iris 2 ,g di Gapdong keren banget meskipun jadi SLM ,,,moga suatu hri nanti jadi LM oppa keceku hahhaha
    Fighting mbak!!!



    Ofie

    ReplyDelete
  3. wiihhh tambah seru, tp ttp aja ngarep DH jadiannya ama HS ....

    ReplyDelete
  4. Ya kali Ha Soo jadian sama Go Bong? Gak mungkin kan?

    ReplyDelete
  5. lanjutkan episodenya ya.... bener-bener gak sabar bisa baca sampai tuntas.. hehe

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.