Setelah mendengar penjelasan
Dae Han mengenai Shin Hyung yang sudah tak memiliki hak waris atas harta
ayahnya, Ha Soo mencemaskan Shin Hyung.
Ia membuka obrolan chat-nya
dengan Shin Hyung. Ia tak mengerti kenapa Shin Hyung harus mencoba mengambil
uang itu begitu cepat setelah mendapatkan posisi sebagai Presdir dan akhirnya
malah jadi seperti ini.
Shin Hyung minum-minum
sendirian di kedai. Ia teringat ucapan Dae Han ketika bertanya apa Shin Hyung
tahu kenapa ibunya meninggal, itu karena ayahnya yang membunuh ibunya. Bagi Dae
Han ayahnya adalah seorang ayah yang sibuk mencari uang hingga tak mempedulikan
ibunya. Shin Hyung tertawa, tawa penuh kepedihan.
Ha Soo yang melewati kedai
itu terkejut melihat Shin Hyung minum-minum sendirian. Ia teringat perkataan Dae
Han bahwa hak Shin Hyung sebagai ahli waris sudah berakhir dan sekarang Shin Hyung
sudah kembali menjadi seorang pangeran yang buruk.
Tiba-tiba Shin Hyung
merasakan jantungnya sakit, sakit sekali sampai rasanya ia hampir mati. Ha Soo
yang melihat itu panik, ia masuk ke dalam kedai, “apa kau baik-baik saja?”
Shin Hyung yang merasakan sakit
teramat sangat di jantungnya pun ambruk dipelukan Ha Soo. Tiba-tiba batu
permata di kalung milik Dae Han bersinar memancarkan cahaya birunya.
Mi Hye menjelaskan pada Dae
Han kalau ia bertiga sudah berhasil mengusir Shin Hyung, bukankah kita sudah
melakukan pekerjaan yang baik?
In Ja : “Dia berusaha
keras untuk masuk. Itu sangat mengganggu.”
Dae Han menghela nafas
panjang. Young Dal tanya kenapa, apa mereka melakukan sesuatu yang salah. Dae Han
menjawab tidak, Om dan Tante-nya sudah melakukan sesuatu yang hebat. Mereka
heran lalu kenapa Dae Han menghela nafas panjang begitu.
Dae Han heran karena belum
lama ini Om dan Tante-nya itu terlihat bersemangat untuk bisa dekat dengan Shin
Hyung tapi sekarang tiba-tiba menyingkirkannya. Shin Hyung itu hanya orang yang
kehilangan dokumen penggantian warisan. Ia bertanya-tanya kira-kira siapa yang
melakukan itu, siapapun dia, dia punya nyali juga.
Mi Hye berkata bukankah
ini berhasil, siapapun itu, ia benar-benar berterima kasih pada orang itu. Dae Han
tak ingin membahasnya lagi. Ia pun ke kamarnya.
Mi
Hye kesal dengan sikap Dae Han bukankah seharusnya Dae Han berterima kasih
karena sebagai Om dan Tante-nya Dae Han ia sudah menyingkirkan Shin Hyung. In
Ja menebak kalau Shin Hyung itu pasti sekarang sudah menghilang.
Young
Dal jadi cemas apa jangan-jangan istrinya juga akan menyingkirkannya. In Ja
tersenyum ia tak akan melakukan itu, ia akan percaya pada Young Dal. Karena
sekarang Young Dal-lah rajanya. Mi Hye enek melihat tingkah keduanya.
Ha
Soo tanya apa sekarang Shin Hyung sudah lebih baik, tidak kesakitan lagi. Shin
Hyung heran dengan dirinya, tadi ia merasakan jantungnya sakit sekali, tapi
sekarang tidak apa-apa. Ha Soo masih khawatir apa Shin Hyung benar-benar baik-baik
saja. Shin Hyung menjawab tentu saja apa Ha Soo ingin ia memastikannya.
Shin Hyung langsung nyanyi-nyanyi
sambil jejogetan. Ha Soo menilai Shin Hyung baik-baik saja dan sekarang mabuk
parah hingga membuatnya malu dengan tingkah Shin Hyung yang seperti itu.
Shin Hyung memandang
langit dan ngoceh kalau malam ini bulan begitu terang. Ha Soo ingat Shin Hyung
pernah mengatakan bahwa Shin Hyung akan membuat awan menghilang. Shin Hyung
bilang kalau ia akan membuat awan menghilang.
Ha Soo melihat lengan Shin
Hyung terluka, kenapa bisa terluka begini. Shin Hyung menarik tangannya namun Ha
Soo memaksa ingin melihat.
Ha Soo membawa Shin Hyung
ke toko jahit ibunya. Disana ia akan mengobati luka Shin Hyung, “apa kau
berkelahi dengan seseorang?” Shin Hyung menjawab tidak, ia hanya terjatuh.
Ha Soo ingin melihat
seberapa parah lukanya tapi Shin Hyung bilang ia tak apa-apa, perbaiki saja
jas-nya yang sobek itu.
Ha Soo memaksa Shin Hyung
untuk duduk, ia pun mengobati luka Shin Hyung. Shin Hyung meringis kesakitan
ketika Ha Soo mengoleskan obat di atas lukanya.
Ha Soo meniup-niup luka Shin
Hyung untuk membantu mengurangi rasa perihnya. Shin Hyung terdiam menatap Ha Soo
yang begitu tulus perhatian terhadapnya.
Selesai lukanya diobati Shin
Hyung tanya kapan ia bisa mengambil jas-nya. Ha Soo bilang itu membutuhkan
waktu beberapa hari untuk menyelesaikannya. Shin Hyung mengerti ia pun akan
pergi.
Shin Hyung terkejut, “Omong
kosong apa itu. Bagaimana bisa seorang wanita menawarkan sesuatu seperti itu
begitu mudah?” ucapnya keras.
Ha Soo bilang bukankah waktu
itu juga Shin Hyung menginap di rumahnya. “Apa kau punya tempat untuk pergi?”
“Apa kau pikir aku tak
punya tempat tinggal?” Shin Hyung dengan suara kerasnya meminta Ha Soo tak usah
khawatir. Ia pun pergi.
Ha Soo memeriksa jas Shin Hyung
yang sobek, ia malah menemukan ponsel Shin Hyung tertinggal disana. Ia menghela
nafas kenapa Shin Hyung sampai lupa pada ponselnya.
Di jalanan Shin Hyung
berusaha berpikir kira-kira siapa yang mencuri dokumennya. Ia kemudian
merasakan perutnya keroncongan, lapar. Ia melewati depan toko roti. Ia merogoh
saku celananya, hanya ada 100 won. Ia yang kedinginan dan kelaparan hanya bisa duduk
di depan toko roti sambil memeluk kakinya. Ia yang begitu lelah memejamkan mata.
Ia pun bermimpi.
Shin Hyung yang tengah
menonton TV terkejut dengan munculnya Ha Soo di TV bertanya, “apa kau ingin
tinggal lebih lama?” Seperti pertanyaan Ha Soo saat di toko jahit tadi. Shin Hyung
terkejut bagaimana bisa ada Ha Soo di TV.
Seseorang muncul di
sebelah Shin Hyung, itu Ha Soo. Shin Hyung menoleh dan terkejut. Ha Soo
tersenyum menggoda, “apa kau ingin tinggal lebih lama?”
Shin Hyung berendam di bak
mandi. Muncul Ha Soo yang menyiraminya dengan air sabun. Shin Hyung menoleh dan
kembali terkejut. Ha Soo tersenyum, “apa kau ingin tinggal lebih lama?”
Shin Hyung merebahkan
tubuhnya di kasur. Ia begitu nyaman gempulingan disana. Namun ia kembali
terkejut begitu melihat Ha Soo ada di sampingnya. “Apa kau ingin tinggal lebih
lama?” goda Ha Soo sambil mengedipkan matanya.
Shin Hyung gempulingan di
kasur dan ia pun tersadar dari tidurnya. Ia terjatuh. Benar-benar terjatuh.
Haha.
Shin Hyung melihat
sekeliling ia heran dimana dirinya sekarang. Ia merogoh saku untuk mencari
ponselnya namun tak ada. Shin Hyung meringis kedinginan dan ia juga kelaparan.
Mata Shin Hyung tertuju
pada satu arah. Ia melihat di tanah tergeletak sosis. Ia pun mengambil sosis
itu. Ia melihat dengan seksama apakah sosis ini masih layak untuk dimakan atau
tidak. Ia mencium aromanya.
Shin Hyung melihat
sekeliling, ia mencoba menjilat untuk mencoba apakah itu masih enak atau tidak.
Karena sosis itu masih layak dimakan ia pun langsung melahapnya. Bahkan
bungkusnya pun ia jilati hahaha.
“Hei kau yang disana, anak
baru.” tiba-tiba ada segerombolan orang datang menghampiri Shin Hyung. “Bukankah
yang baru kau makan itu sosis?” Mereka mangambil bungkus sosis dari tangan Shin
Hyung dan membenarkan, ini sosis.
Shin Hyung tanya siapa
mereka ini. Mereka berkata apa Shin Hyung tak bisa melihatnya, kami ini
tunawisma. Mereka maju mengerumuni Shin Hyung. Shin Hyung panik dan membentak
menyuruh mereka pergi.
Para tunawisma itu menuduh
Shin Hyung mencuri makanannya jadi Shin Hyung harus membayar perbuatan Shin Hyung
itu. Shin Hyung meminta mereka tenang, “aku akan memberikan satu kotak penuh
sosis. Tidak tidak, aku akan memberikan satu truk penuh sosis.”
Tunawisma itu siap akan memukul Shin Hyung namun ada pramuwisma lain yang melerai. Mereka pun menunduk memberi salam, ya pramuwisma yang mungkin mereka segani begitu. (Kita panggil ahjussi saja ya)
Ahjussi yang juga seorang
tunawisma ini bertanya pada rekannya, apa motto mereka sebagai tunawisma. “Sebuah
dunia tanpa kekerasan.”
“Hari esok yang
menjanjikan.” Ucap para tunawisma serantak.
Ahjussi tak menyangka ada
sosis disekitar gubuk ini, asal Shin Hyung tahu ini adalah lingkungan para
kucing liar mencari makan. Shin Hyung kaget, jadi apa ahjussi itu mengatakan
jika ia baru saja memakan makanan kucing. Ahjussi bilang bahwa yang namanya
kelaparan itu bukan sebuah kejahatan. Menjadi tunawisma juga bukan kejahatan.
Beh.. beh... beh... Shin Hyung pengen banget melepeh lagi tuh sosis yang tadi
di makan haha.
Ahjussi itu mengemut jari
kelingkingnya dan mengarahkannya ke langit. Ini rasanya seperti terjatuh dan
membeku kedinginan malam ini. Ia bertanya apa Shin Hyung punya tempat untuk
tidur. Shin Hyung terdiam hampir mewek. Hahaha
Esok harinya, Shin Hyung
ternyata tidur beralaskan kardus dan berselimutkan koran. Ia benar-benar
kedinginan. Ahjussi yang semalam ada di sampingnya. Shin Hyung yang membuka
matanya kaget ada orang disamping seakan orag itu ingin memeluknya, “apa yang
kau lakukan?” Ternyata ahjussi itu membaca berita di koran yang dijadikan
selimut oleh Shin Hyung.
Ahjussi tanya sudah berapa
lama Shin Hyung menjadi tunawisma. Shin Hyung jengkel bukankah ia sudah bilang
kalau ia ini bukan tunawisma. Ahjussi menilai Shin Hyung hanya menutup-nutupi
saja, pada awalnya memang sulit mengakui namun setelah satu atau dua hari atau
mungkin satu atau dua bulan Shin Hyung pasti akan bisa menerimanya.
Shin Hyung berusaha menahan
kesal karena ahjussi itu tak percaya padanya bahwa ia bukanlah seorang
tunawisma. “Apakau tahu siapa aku?”
Ahjussi memberi kode agar Shin
Hyung tak berisik, “Situasi ini memang tak menguntungkan karena setiap dari
kita pasti memiliki cerita seperti itu. Yang terpenting bukan dari masa lalu
tapi bagaimana cara kau menjalani hidupmu di masa depan.”
Shin Hyung bilang jika ia
mengetahui ini akankah ia terbaring disini dan terlihat menyedihkan seperti
ini. Ia yang kesal kembali membaringkan tubuhnya. Si ahjussi iba terhadap Shin Hyung
yang menurutnya belum bisa menerima kenyataan menambahkan koran untuk
menyelimuti Shin Hyung.
Dae Han sarapan sendirian,
pelayan yang menyiapkan semuanya. Ji Yoon berkata karena dokumen perngganti
ahli waris hilang maka secara hukum Dae Han lah penerus Presdir Choi. Ia akan pergi
mendaftarkan pengalihan kepemilikan dan menyerahkan dokumen warisan ke
pengadilan hari ini. Ia juga akan menjadwalkan upacara pelantikan Dae Han
sebagai presdir sesegera mungkin.
Dae Han bertanya-tanya siapa
yang melakukannya, siapa yang membuat Choi Shin Hyung menjadi seperti itu. Ia
tidak berpikir kalau orang yang melakukan itu orang jauh, pasti orang dekat. Ji
Yoon terkejut dengan prasangka Dae Han. Dae Han tertawa menilai Ji Yoon sudah
terlihat seperti seorang tersangka. Ji Yoon tak mengerti bagaimana Dae Han bisa
mengatakan itu padanya.
Ji Yoon memberi tahu kalau
Jung Yi Gun akan menyelidiki masalah pengeroyoknnya dengan polisi, ia tanya apa
ada sesuatu yang Dae Han butuhkan.
Ji Yoon : “Apa maksudmu?”
Dae Han : “Kau pasti punya
seseorang yang kau sukai, kan?”
Ji Yoon terdiam.
Dae Han : “Berapa persen
menurutmu cinta bisa menempati kehidupan seseorang?”
Ji Yoon heran kenapa tiba-tiba
Dae Han membicarakan itu. Dae Han berdiri menyudahi sarapannya, “Karena mulai
hari ini aku pikir aku akan memilikinya lebih drai 1%.” (emangnya saham ya,
hitungannya pake persentase segala haha)
Dae Han tersenyum menoleh
pada Ji Yoon. Dan itu membuat hati Ji Yoon tak karuan. Apalagi Dae Han berlalu
sampil menepuk pundaknya.
“Apa yang dia maksud itu
aku?” Ji Yoon tersenyum tersipu malu. Ia menoleh ke arah dua pelayan yang dari
tadi berdiri disana. Ia kemudian kembali bersikap seperti semula. Hehe.
Di hotel, Woo Young bertanya-tanya
sekarang siapa yang akan menjadi Presdir setelah Shin Hyung tak memiliki hak
waris lagi. Ha Soo berkata bukankah Woo Young berpikir kalau yang menempati
posisi itu adalah Direktur Choi Dae Han. Woo Young mengeluh karena semua yang Dae
Han lakukan itu membuat dirinya (para karyawan) bekerja keras. Ia dengar Dae Han
memecat orang yang tidak disukai.
Woo Young terkejut begitu
melihat rombongan Dae Han datang. Ia dan Ha Soo langsung memberi hormat. Nan Hee
juga menarik Gi Chan untuk berbaris dan memberi hormat.
Tepat di depan Ha Soo, Dae
Han menghentikan langkahnya dan menunduk menatap Ha Soo, “Eun Ha Soo-ssi
bisakah kau datang ke kantorku nanti?” Ha Soo yang terkejut dengan perintah itu
mengiyakan.
Shin Hyung duduk
kedinginan dan masih menutupi tubuhnya menggunakan selimut. Ia mencium aroma
selimut yang bau itu, ya walaupun bau, apa boleh buat dari pada kedinginan.
Ahjussi menghampirinya dan
mengatakan daripada Shin Hyung disini mending menari bersama-sama. Shin Hyung
tak mau karena sekarang ia sedang kedinginan. Ahjussi mengingatkan bahwa tubuh
yang sehat membuat pikiran sehat juga. Ia memberi tahu kalau tarian ini bernama
tarian Choi Go Bong yang dilakukan setiap pagi.
Shin Hyung kaget namanya
digunakan sebagai nama tarian. Shin Hyung melihat mereka yang mulai mengerakan
badan, “kau bilang tarian siapa itu?”
Ahjussi yang satunya
berkata bukankah Shin Hyung tahu siapa Choi Go Bong itu. “Ini adalah tarian
yang dia gunakan untuk bersenang-sennag.”
Shin Hyung tentu saja tak
terima, “beraninya orang-orang ini mencoba mempraktekannya. Ia pun melepas
selimutnya dan bertolak pinggang.
Dae Han tengah mempelajari
dokumen konsep yang ada di tangannya. Ji Yoon berkata kalau apa yang ia usulkan
ini agar Dae Han bisa merubah reputasi, jadi
Dae Han harus.....
Dae Han menyela kalau ia
masuk ke sana itu hanya akan membuat membuat keributan. Apa Ji Yoon benar-benar
berpikir reputasinya akan berubah dalam semalam.
Ji Yoon bilang Dae Han
harus melakukannya, “Kau harus berhasil membuat opini publik untuk memenangkan
direksi.”
“Lupakan saja.” Dae Han
tak mau, biarkan saja ia bekerja untuk tugas ini lagi, ia menyerahkan dokumen
yang tadi ia baca.
Ji Yoon membaca konsep itu
dan terkejut bukankah ini salah stau pilihan Eun Ha Soo terakhir kali. Dae Han
membenarkan. Ji Yoon mengingatkan bahwa sekarang bukan saatnya Dae Han
memfokuskan ini.
Dae Han berkata bagaimana
bisa ia menjalankan sebuah perusahaan, itu membuat kepalanya sakit. Angka-angka
membuatnya mual dan ia tak suka bertemu dengan orang-orang untuk tujuan bisnis.
Ia benar-benar tak tertarik dalam pengembangan usaha, dan sekarang Ji Yoon
malah memintanya untuk pergi dan membantu para tunawisma.
Ji Yoon berkata jika Dae Han
muncul disana dan mengambil beberapa foto itu akan membujuk dewan direksi agar
menyetujui usulan proposal Eun Ha Soo ini. Dae Han kaget. (Hah pinter banget
nih Ji Yoon menghasutnya haha)
Pintu ruangan Dae Han diketuk,
itu Ha Soo yang masuk. Karena Ha Soo sudah datang, Dae Han meminta Ji Yoon
menunggu di luar. Ji Yoon menahan greget karena dinomor duakan haha. Ia pun
keluar ruangan.
Dae Han menyuruh Ha Soo
duduk. Tapi sebelum duduk, ada yang ingin Ha Soo tanyakan.
Shin Hyung berdiri di
depan para tunawisma, ia memberi aba-aba dan contoh gerakan tarian Choi Go Bong.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
Wakakaka pokoknya nih
scene bikin ketawa deh... bukan tarian sih, ini malah kayak senam hahaha.
“Ya ampun apa yang sedang
kulakukan,” gumam Shin Hyung sambil menghitung dan memperagakan gerakan. Wakakakak
Dae Han terkejut mendengar
dari Ha Soo bahwa semalam Shin Hyung mabuk. Shin Hyung bahkan tangannya terluka
dan tak memiliki tempat untuk pulang. Dae Han kesal, apa sekarang Ha Soo
mengkhawatirkan Shin Hyung. Ha Soo bilang bukan begitu, bukankah Shin Hyung itu
anggota keluarganya Dae Han.
Dae Han : “Keluargaku? Dia
menjalani hidupnya dengan baik ditempat lain dan kemudian tiba-tiba muncul. Hanya
karena dia disingkirkan dari posisi sebagai presdir apa sekarang aku harus
menjaganya? Jangan pernah menyebut dia lagi.”
Dae Han meminta proposal
yang Ha Soo bawa. Ha Soo menyerahkannya. Ketika membaca proposal yang dibuat Ha
Soo, Dae Han terkejut dengan konsepnya, Redday Festival.
Shin Hyung dan para
tunawisma lain duduk di bangku taman sambil memperhatikan orang-orang yang lagi
makan enak.
“Di hari seperti ini sop
buntut dengan semangkuk nasi akan menjadi yang terbaik.”
“Oh aku ingin soju dengan
sup ikan pedas.”
Shin Hyung marah mendengar
ocehan mereka, “Hentikan omong kosong ini. Apa kalian tahu kenapa kalian hidup
seperti ini? Berkeliling dan mencuri makanan kucing. Kalian iri dengan orang-orang
disana. Kau punya pikiran yang kuat dan tubuh yang sehat. Kau harus segera
bekerja di lokasi konstruksi. Apa yang kalian semua lakukan disini?”
Ahjussi-ahjussi itu cuek
saja dengan ocehan Shin Hyung. Ahjussi menilai Shin Hyung sebagai pendatang
baru tunawisma terlalu berpikiran sempit. “Pekerja konstruksi? Sulit untuk mendapatkan
pekerjaan saat ini tanpa keahlian khusus. Jika kau cukup beruntung kau akan mendapatkan
pekerjaan, tapi kebetulan juga punggungmu akan sakit atau semacamnya, mungkin
kau lebih baik mati kelaparan. Ah ada sih pekerjaan di industri jasa, jika kau
seorang presdir akankah kau membayar seorang tunawisma?”
Shin Hyung : “Memangnya
siapa yang akan mempekerjakan gelandnagan yang bau seperti itu? Kenapa kau tak
pergi mandi dan mencobanya?”
Ahjussi : “Jika kau punya
uang untuk mandi, kau akan pergi menggunakan uang itu untuk makan lebih dulu.”
Shin Hyung tak bisa
membantah karena apa yang dikatakan ahjussi itu ada benarnya juga.
Ada seorang tunawisma yang
berteriak menunjukan kalau disana ada dapur umum untuk tunawisma makan gratis.
Mereka senang, ahjussi mengajak Shin Hyung ikut dengannya.
Ya itu rombongan dari perusahaan
Daehan. Ji Yoon diwawancarai reporter, Ji Yoon mengatakan kalau Direktur Choi Dae
Han selau bersemangat untuk membantu orang lain.
Woo Young mengeluh apa
kita harus tiba-tiba melakukan ini karena Direktur Choi, kita ini sedang
berakting atau apa sih. Ha Soo menilai ini adalah hal baik untuk melakukan
amal.
Sekretaris Sung juga ada
di tempat itu, ia yang tak melihat keberadaan Shin Hyung sejak kemarin mencoba
menghubungi nomor ponsel Shin Hyung, tapi sayang tak dijawab. Ia cemas sekali
menghilang kemana presdir-nya ini.
Nan Hee juga ada disana,
ia mengeluhkan sikap Dae Han, “Dia itu seharusnya melakukannya lebih baik
ketika ayahnya ada di dekatnya. Sekarang dia bersikap baik kepada orang tua
lainnya.”
Walaupun malas Dae Han pun
akhirnya mau menghadiri acara yang digagas oleh Ji Yoon ini. Tujuannya apa
bukankah sebelumnya ia ngotot menolak. Seperti apa yang Ji Yoon janjikan
mungkin dengan begini proposal yang dipilih Ha Soo bisa mendapatkan persetujuan
dari dewan direksi.
Dae Han ikut membantu membagikan
nasi untuk para tunawisma. Tunawisna berbaris antri menunggu mendapatkan bagian
makanan gratis. Diantara tunawisma yang mengantri itu ada Choi Shin Hyung.
Ahjussi menilai Shin Hyung
sungguh beruntung sebagai tunawisma pendatang baru karena pembagian makanan
gratis ini tidak terjadi setiap hari. Shin Hyung kesal bagaimana ahjussi bisa
memintanya untuk mendapatkan makanan gratis. Ahjussi bilang nikmati saja, Shin Hyung
seharusnya bersyukur karena mendapatkan makanan gratis.
Shin Hyung mengeluh kenapa
ia harus mengantri untuk mendapatkan makanan. Ia ngomel ketika dirinya
mendapatkan nasi, “beri aku yang lebih banyak nasinya.” Tapi ketika ia melihat
siapa yang membagikan nasi, ia kaget, itu Dae Han. Dae Han pun sama kagetnya
melihat Shin Hyung jadi gelandangan dengan tampang kotor dan berantakan.
Semua yang ada disana kaget
melihat salah satu tunawisma itu adalah Choi Shin Hyung. Kamera reporter
langsung mengarah pada Shin Hyung. “Bukankah itu Choi Shin Hyung?”
Sekretaris Sung terkejut
melihat Shin Hyung jadi gelandangan ikut mengantri makanan.
Bagi-bagi makanan pun
usai, Woo Young tak habis pikir bagaimana ini bisa terjadi, hidup bisa berputar
arah hanya dalam semalam saja. “Dia itu masih anak Presdir Choi, sangat tidak
masuk akal, apa dia seorang tunawisma?”
Dalam perjalanan kembali
ke kantor, Ji Yoon mengatakan pada Dae Han kalau ia sudah meminta Sekretaris Sung
untuk menyelidikinya jadi Dae Han tak usah khawatir. Dae Han berkata memangnya
siapa yang khawatir sekarang.
Ji Yoon akan mencoba menghalangi
seseorang yang mau mengambil foto Dae Han dan Shin Hyung tadi. Ia juga memberi
tahu akan segera diadakan pertemuan dengan dewan direksi untuk membahas Presdir
yang baru, Dae Han harus siap untuk itu. Dae Han diam saja.
Shin Hyung yang kelaparan
setengah mati makan sangat lahap. Sekretaris Sung tak mengerti, sebenarnya apa
yang terjadi. Shin Hyung marah sekali karena ini bisa membuatnya mati sebelum
tiba ajalnya, kenapa ia harus muncul disini.
Sekretaris Sung melihat Shin
Hyung yang terus mengomel apa Shin Hyung ini menderita gangguan jiwa (Hahaha)
ada apa dengan ponselmu?
Shin Hyung bilang
ponselnya hilang. Sekretaris Sung kesal bukankah Shin Hyung tahu nomornya kenapa
tak menghubunginya. Shin Hyung ngomel ia kan tak tahu nomor ponsel Sekretaris Sung
karena yang memasukan nomor itu ke ponselnya Sekretaris Sung sendiri.
Shin Hyung heran bagaimana
bisa Dae Han memiliki ide untuk mengadakan acara ini. Sekretaris Sung bilang ini
ide Sekretaris Hong Ji Yoon, “Mereka melakukan ini untuk mempertahankan posisi
anakmu di perusahaan ke depannya.”
Shin Hyung mengangguk,
biarkan saja mereka melakukan hal-hal yang tak berguna seperti itu untuk Dae Han.
Kita lihat saja apakah Dae Han akan berubah atau tidak.
Sekretaris Sung mencibir, “apa
sekarang waktunya khawatir pada orang lain? Kau sendiri terlihat seperti
seorang pengungsi.”
Shin Hyung mengatakan
kalau jabchae ini rasanya enak, ia menyuruh Sekretaris Sung untuk mengambilkan
lagi untuknya. Sekretaris Sung tak mau, tapi Shin Gyung memaksa karena ini benar-benar
enak.
Shin Hyung terkejut dan langsung berubah sikap, “Kubilang aku tak
mau memakannya!” bentak Shin Hyung membanting makanannya. Hahaha.
Shin Hyung marah-marah
pada Sekretaris Sung, “berapa kali aku bilang, apa aku ini seorang pengemis?
Cepat bawa itu dan pergi!” bentak Shin Hyung membuat Sekretaris Sung melongo
heran kenapa dirinya tiba-tiba dimarahi begini.
Shin Hyung memberi kode
dengan matanya meminta Sekretaris Sung cepat pergi. Sekretaris Sung membawa
pergi wadah tempat nasi yang digunakan Shin Hyung untuk makan tadi. Ia menahan
kesal dengan sikap presdir-nya itu. Ia pun pergi dari sana.
Shin Hyung mengira semua
orang sudah pergi tapi ternyata Ha Soo masih disini. Ha Soo berkata kalau ia
sedikit khawatir jadi ia datang untuk melihat apakah Shin Hyung masih disini
atau tidak. Ia heran sebenarnya apa yang terjadi kenapa Shin Hyung sampai jadi
gelandangan begini. Shin Hyung juga tak tahu, hanya saja ini tiba-tiba berubah seperti
ini.
Ha Soo memberi tahu kalau
jas Shin Hyung sudah selesai diperbaiki dan disana juga ada ponsel Shin Hyung. Shin
Hyung terkejut ternyata ponselnya tidak hilang. Ha Soo bilang Shin Hyung bisa
datang kapan saja untuk mengambilnya. Shin Hyung tersenyum ia akan
mengambilnya.
Artikel Shin Hyung yang
menjadi tunawisma pun cepat muncul di internet. Ji Yoon menghela nafas karena
tak bisa mencegah ini. Dae Han yang melihat itu bertanya bukankah fotonya
bagus, apa sekarang Ji Yoon senang.
Tapi bukan foto seperti
ini yang Ji Yoon harapkan untuk membantu Dae Han memenangkan hati dewan
direksi. Ia minta maaf.
“Anak almarhum Presdir Choi,
Choi Dae Han memberikan makanan untuk saudara tirinya.” Dae Han tertawa, “sungguh
keluarga yang mengharukan.” Ujarnya.
Young Dal dan beberapa
direktur sudah melihat artikel itu. Mereka menilai ini sungguh memalukan. Dia
bikin malu saja.
Dae Han sampai di ruangan
dan rapat dewan direksi pun akan dimulai.
Mereka mempertanyakan apa
yang terjadi dengan Choi Shin Hyung, kenapa tak hadir. Ji Yoon mengatakan kalau
Choi Shin Hyung tak bisa bertindak sebagai Presdir sekarang. Dewan direksi
terkejut dan bertanya kalau begitu apa direktur Choi Dae Han yang diputuskan
untuk bertanggung jawab dan memimpin Daehan?
Mereka saling berpandangan
tanda tak setuju kalau Dae Han yang akan mengambil alih perusahaan. Mereka tak
percaya dengan kemampuan Dae Han yang bisanya hanya bermain-main dan membuat
masalah.
Dae Han berkata kalau
menurut hukum memang seperti itu adanya, “aku berharap aku bisa mengambil alih
dan bertindak sebagai presdir tapi seperti yang kalian semua tahu, aku ini
citra yang buruk bagi Perusahaan Daehan dan tak tahu apa-apa tentang manajemen.
Jadi aku akan memilih seseorang yang akan mengisi posisi itu sekarang.”
Dae Han berdiri di depan, “Kupikir
Direktur Choi Young Dal, yang telah bekerja keras bersama ayahku yang harus
mengambil alih posisi itu. Seharusnya sejak awal begitu, kita sudah menyia-nyiakan
waktu tanpa sebuah alasan.”
Lee In Ja menggenggam
tangan suaminya, keduanya tersenyum senang karena akhirnya bisa menduduki orang
nomor satu di Perusahaan Daehan. Dewan direksi menilai ini keputusan yang baik.
Dae Han berkata kalau ia
akan menyarankan ini sebagai agenda pertemuan dewan direksi, jika setuju tanpa
ada sedikit penolakan maka upacara peresmiannya akan diadakan sesegera mungkin.
Ia akan sangat menghargai dukungan semuanya. Semua memberikan dukungan tanda
setuju Choi Young Dal yang menjadi Presdir Daehan.
Setelah mengatakan itu Dae
Han keluar ruangan. Ji Yoon yang kecewa dengan keputusan Dae Han menyusulnya
keluar.
Ji Yoon benar-benar tak
mengerti bagaimana bisa Dae Han membuat keputusan itu tanpa berdiskusi
dengannya terlebih dulu. Dae Han berkata bukankah Ji Yoon sudah tahu lebih baik
darinya tentang reputasinya ini. Tapi tetap saja bagi Ji Yoon bagaimana bisa Dae
Han membiarkan kesempatan ini lepas begitu saja.
Dae Han mengalihkan ke
pembicaraan lain, direktur Jung Yi Gun kelihatannya masih di rumah sakit. Ia harap
Ji Yoon ke rumah sakit melihat bagaimana keadaan Yi Gun sekarang. Dae Han
berlalu dari sana.
“Bagaimana mungkin kau tak
mengerti bagaimana perasaanku?” gerutu Ji Yoon sambil menghela nafas panjang.
(ya tuh kan Ji Yoon
beneran suka sama Dae Han)
Shin Hyung mendatangi Galaxy
Tailor Shop untuk megambil jas-nya yang diperbaiki Ha Soo. Shin Hyung terkesan
karena jas-nya jadi kelihatan seperti baru lagi.
Ha Soo tanya bagaimana dengan
luka di tangan Shin Hyung, apa sudah sembuh. Shin Hyung bilang lukanya cepat
sembuh karena ia masih muda.
Ha Soo menyerahkan ponsel
Shin Hyung yang ia simpan. “Kau bilang padaku untuk tak perlu khawatir, tapi
apa yang kau lakukan sekarang?”
Shin Hyung tak mengerti
apa maksud Ha Soo. “Apa kau sudah membaca buku yang ditulis Almarhum Presdir Choi
Go Bong?”
“Apa itu?” Ha Soo ingin
tahu.
Shin Hyung : “Karena kau
terluka kau menyadari masa mudamu. Orang-orang pasti mengalami kesulitan saat
mereka masih muda. Jika kau membuat itu sebagai dasarmu, maka di masa depan......”
“Aku mengerti.” sela Ha Soo.
Ia pun memakaikan syal yang semula dipakainya ke leher Shin Hyung, “ini sangat
dingin, setidaknya tutupi dengan ini.”
Shin Hyung tak nyaman, “apa
ini?”
Ha Soo menyuruh Shin Hyung
diam. Ia tersenyum dan menilai Shin Hyung terlihat lebih baik mengenakan syal
itu. “Kau juga seharusnya memakai lapisan pakaian yang lebih banyak. Terkadang
kau harus tahu kapan menerima bantuan dari orang lain.”
Shin Hyung mengerti, ia
pun pamit. Tapi Ha Soo memanggilnya, “sekarang ponselmu sudah kembali, kau harus
meneleponku.” ucap Ha Soo sedikit salah tingkah, gugup gitu. Shin Hyung
mengangguk.
Shin Hyung berdiri di luar
toko menatap Ha Soo yang berada di dalam. Ia tersenyum sambil menyentuh syal pemberian Ha Soo.
Bersambung ke part 2
Nah lho tuh kan sudah ada
benih-benih cinta di hati Ha Soo teruntuk Shin Hyung.
wah wah senengnya postingannya tiap hari gini...hohohooo
ReplyDeletegumawo mb anis (kedipin mb anis) :D
gregetan juga ni si DH malah nunjuk YD sbg penerus perusahaan...hadeh belum tau dia kejahatan sodara2 bapaknya ntu.. ngeliat tingkahnya yang kayaknya nganggep remeh uang bisakah dia jadi penerus Daehan, secara pastinya ayahnya ingin Daehan bwt DH kan?? dulunya q pikir CGB yg gak bs mencintai ibunya DH apa mungkin mencintai DH? lagian kan gak jelas juga yg pertama make nama Daehan itu perusahaan apa anaknya, agak ribet ya, biasanya ngasih nama perusahaan kan pake namanya sendiri. Ntahlah, penasaran bisa gak SH ngelindungin DH (baik itu DH perusahaan ato DH anaknya)???
(nantikan aja selanjutnya*mode on* :)
Uyeah DH-JY oklah moga aja banyaj scene mereka ,,,, DH gimna ya oppa satu ibi bikin melting sih g di Iris 2 ,g di Gapdong keren banget meskipun jadi SLM ,,,moga suatu hri nanti jadi LM oppa keceku hahhaha
ReplyDeleteFighting mbak!!!
Ofie
wiihhh tambah seru, tp ttp aja ngarep DH jadiannya ama HS ....
ReplyDeleteYa kali Ha Soo jadian sama Go Bong? Gak mungkin kan?
ReplyDeletelanjutkan episodenya ya.... bener-bener gak sabar bisa baca sampai tuntas.. hehe
ReplyDelete