Choi Young Dal dan
istrinya keluar dari gedung hotel dan berada di parkiran. Ia menerima telepon dari
Dae Han. Ia marah sekali. In Ja tanya apa yang Dae Han katakan. Young Dal
berkata hasil tes DNA Choi Shin Hyung itu cocok.
Tak jauh dari sana Young Dal
melihat Shin Hyung juga ada di parkiran. Young Dal marah sekali, ia akan
melabrak Shin Hyung namun istrinya melarang. In Ja meminta suaminya
mendengarkan apa yang ia katakan.
In Ja mengeluarkan ponsel
dan memotret Shin Hyun dan mobilnya. Young Dal tanya apa yang akan istrinya
lakukan. In Ja berkata kalau ia harus menyingkirkan Shin Hyung, Kita tak bisa
hanya duduk dan berdiam diri saat hari pelantikan Shin Hyung sebagai Presdir
sudah semakin dekat. Young Dal menebak apa rencana istrinya ini akan membuat hal
ini menjadi terlihat seperti sebuah drama.
In Ja menghubungi
seseorang, “aku baru saja mengirimkan gambar. Lacak mobil itu menggunakan GPS!”
Young Dal tak mengerti apa yang akan istrinya lakukan.
Didalam mobil Dhin Hyung
menyalakan musik, namun ia heran kenapa musiknya jadul semua. Ya ampun Sekretari
Sung, ini semua lagu yang disukai Choi Go Bong.
Mr Back Episode 5
Dae Han dan Ha Soo masih
berada di bangku taman. Dae Ha minta maaf dan mengakui kalau ia agak kehilangan
pikirannya sejenak karena Shin Hyung. Ia harap Ha Soo jangan memikirkan apa
yang ia katakan tadi. Ia menyadari dirinya pasti terlalu sensitif.
Ha Soo memahami itu, ia
juga minta maaf. Dae Han tanya minta maaf untuk apa, apa untuk ini? tanyanya
sambil memegangi pipinya yang ditampar Ha Soo.
Ha Soo tahu pasti Dae Han
merasa agak bingung sejak Presdir Choi meninggal dan ada orang lain yang
menggantikannya.
Dae Han sendiri benar-benar
tidak mengerti dan tidak tahu ayahnya ternyata memiliki anak yang
disembunyikan. Karena sejauh yang ia tahu ayahnya itu tidak begitu bergairah dengan
yang namanya cinta.
Ha Soo heran kenapa Dae
Han berpikir begitu, Bukankah ibumu...
“Tidak, dia adalah
seseorang yang tidak mengerti akan cinta.” Jelas Dae Han.
Shin Hyung mendatangi Galaxy
Tailor Shop untuk mengambil pesanan jas-nya. Ibu Ha Soo berkata jika dipikir-pikir
sudah banyak yang terjadi diantara keluarganya dan keluarga Shin Hyung. “Ketika
ayahmu datang untuk memesan jas, aku tak tahu kalau dia itu Presdir Choi. Ayahmu
dulu kadang datang kesini.” Shin Hyung tersenyum, untuk itu ia juga datang
kesini. Ia mendengar tempat ini dari ayahnya.
Ibu berkata Ketika ayah
Shin Hyung masih muda suaminya-lah yang menjahit jasnya. Shin Hyung pun teringat
ke masa itu, masa dimana ia belum sukses seperti sekarang.
Flashback
Dibawah rintik hujan
salju, Choi Go Bong berdiri di depan toko penjahit. Ia membawa bungkusan di
tangannya. Ia ragu apakah ia harus masuk ke toko itu atau tidak. Ia pun
akhirnya memutuskan untuk masuk ke toko.
Pemilik toko menyambutnya
penuh senyuman. Kedua suami istri ini adalah orang tua Ha Soo. Ibu Ha Soo yang
tengah mengandung berkata bukankah pesanan jas Choi Go Bong sudah selesai. Ayah
menjawab tentu saja, ia pun mengambilkan jas pesanan Choi Go Bong. Ia tanya apa
Choi Go Bong menyukainya.
Choi Go Bong menyentuh jas
itu dan memuji ayah benar-benar seorang penjahit yang terampil. Ayah tanya apa
Choi Go Bong ingin mencobanya. Choi Go Bong bingung mengatakannya bagaimana, “jujur
saja aku tak punya uang.” Ia meletakan di meja bungkusan yang dibawanya. Isinya
kayaknya ubi deh. “Aku memulai sesuatu untuk bertahan hidup, tapi begitu cepat
muncul sesuatu hal yang sulit saat ini.” Ia minta maaf, ia akan kembali
mengambil jas nya setelah ia mendapatkan uang.
“Kau harus mengambil
pakaianmu.” sahut ayah membuat langkah Choi Go Bong terhenti tak jadi pergi. Ayah
mengerti betul bagaimana sulitnya menjalankan bisnis yang terkadang naik turun.
Ibu juga paham betul dengan keadaan Choi Go Bong sekarang.
Ayah memberikan setelan
jas itu pada Choi Go Bong, “bayarlah kembali saat bisnismu berjalan baik.” Choi
Go Bong pun menerimanya ia sangat berterima kasih. Ia berjanji akan memakai jas
ini dan pasti akan membayarnya.
Flashback end
Ibu membantu Shin Hyung
mencoba jasnya. Shin Hyung melihat dirinya di cermin. Ibu tanya bagaimana
pendapat Shin Hyung, “apa kau menyukainya?”
“Ya, aku menyukainya.”
jawab Shin Hyung lantang tersenyum memandang dirinya di cermin.
“Bukankah kau, Kau
menyukai Ha Soo kan?” tanya ibu.
“Ya.” jawab Shin Hyung
yang kemduian terkejut dan menoleh pada ibu, “apa?”
Ibu menilai Ha Soo
mengukur Shin Hyung dengan baik, jas ini pas sekali.
Ibu tahu Shin Hyung pasti
telah melalui masa-masa yang sulit tidak bisa memanggil ayah sendiri dengan
sebutan ayah. Shin Hyung hanya tersenyum tipis. Dengan jas ini ibu berkata Shin
Hyung bisa melebarkan sayap, bukankah pakaian yang baik akan menjadikan pria
itu menjadi baik.
Shin Hyung keluar dari
toko jahit membawa dua jas. Ia melihat Ha Soo yang baru datang, ia ragu apakah
harus menyapa Ha Soo atau tidak, akhirnya... “hei.” Shin Hyung pun memanggilnya.
Melihat Shin Hyung membawa
jas Ha Soo bertanya apa Shin Hyung menyukai jasnya. Shin Hyung menjawab ya dan
memuji keterampilan menjahit ibu Ha Soo adalah salah satu yang terbaik.
Ha Soo permisi akan pergi,
tapi Shin Hyung berkata meminta Ha Soo hati-hati. Ha Soo heran siapa yang Shin Hyung
maksud. Shin Hyung berkata semua laki-laki itu pencuri. Ha Soo menebak apa yang
Shin Hyung maksud itu Choi Dae Han. Shin Hyung membenarkan. Ha Soo merasa ini
bukanlah haknya bisa mengatakan sesuatu tentang Shin Hyung ataupun Dae Han tapi
ia bisa melihat Dae Han sedang mengalami kesulitan.
Melihat Ha Soo begitu
mengkhawatirkan Dae Han, Shin Hyung menebak apa Ha Soo memiliki perasaan pada Dae
Han. Ha Soo bilang bukan begitu maksudnya. Shin Hyung menasehati agar Ha Soo
jangan pernah terlibat dengan seseorang seperti Dae Han, ia memint Ha Soo berpikir
jernih jika Ha Soo tak ingin patah hati suatu hari nanti.
Ha Soo menahan kesal bukan
itu maksudnya, “Ah lupakan saja apa yang sudah kukatakan.” Ia berlalu dari
sana.
Shin Hyung sedikit
berteriak, “Ya dia bukan orang jahat tapi aku hanya mengatakan kau berhati-hati.”
Ha Soo terus saja berjalan mengabaikan ocehan Shin Hyung.
Dae Han masuk ke kamar dan
merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Ia menatap foto ayahnya yang ada di meja
samping tempat tidurnya, “Kau hebat orang tua. Kau terlalu sibuk pada anakmu
tapi kau punya waktu untuk anak haram? Cukup mengejutkan.”
Dae Han membalikan foto
ayahnya, ia tak ingin melihatnya. Ia akan tidur namun ada bunyi sms di ponsel.
Bukan ponselnya melainkan ponsel jadul ayahnya. Ia mengambil ponsel yang ia
simpan di laci. Ia heran siapa yang masih mengirimkan sms pada ayahnya.
Choi Go Bong, 48 hari lagi
sebelum pembayaran.
Dae Han yang tak mengerti
pesan apa itu mengira itu adalah spam. Ia pun tidur.
Seluruh pegawai Daehan
berbaris di lobi. Gi Chan berbisik pada Nan Hee, apa Choi Shin Hyung akan
mengambil alih perusahaan mulai hari ini. Nan Hee bilang Shin Hyung itu akan
menjadi pewaris masa depan Daehan, ia mengingatkan Gi Chan agar memanggil Choi Shin
Hyung dengan sebutan presdir.
Mi Mye juga ikutan
berbaris disana, In Ja heran dengan dandanan Mi Hye yang heboh. Mi Hye berkata
setidaknya ia telah melakukan hal seperti ini untuk mendapatkan sesuatu dari Shin
Hyung. In Ja mencibir bukankah kemarin Mi Hye menyebut Shin Hyung sebagai
penipu.
Young Dal juga berbaris,
ia sepertinya baru keluar dari toilet karena sleting celananya masih terbuka
wakakaka. Istrinya yang melihat itu menegurnya, “tutup itu, akan terbang nanti
jika terbuka.” (Hahaha) Young Dal pun langsung merapikan sleting celananya.
Ji Yoon bertanya pelan
pada Yi Gun bagaimana dengan penggantian hak waris. Yi Gun bilang ada bebarapa
langkah resmi yang harus dilakukan. Ia meminta Ji Yoon menerima ini, apalagi
yang bisa keduanya lakukan selain menerima kehadiran Shin Hyung.
Choi Shin Hyung pun tiba. Ia
berjalan gagah, di belakangnya ada sekretaris Sung. Shin Hyung melepas kacamata
hitamnya untuk melihat dengan jelas seluruh direktur dan karyawan Daehan.
Tiba di depan Choi Young Sal,
Shin Hyung menatap tajam, “kau orang yang tidak tahu terima kasih.” batinnya.
Begitupun ketika melihat In
Ja dan Mi Hye, “dasar orang yang jahat.”
Namun Shin Hyung tersenyum
bangga ketika ia melewati dan menatap Jung Yi Gun dan Hong Ji Yoon.
Nan Hee memainkan matanya ketika
Shin Hyung tiba di depannya. Shin Hyung heran, “kerasukan apa nih orang.” batinnya
(hahaha). Nan Hee menyentuh pipinya yang merona. Mi Hye melihat heran tingkah Nan Hee ini.
Dan ini nih ga tahu lagi
ngelihat apa si Ha Soo. Matanya sampai ada di pinggir gitu pas Shin Hyung ada
di depannya (haha). Shin Hyung tersenyum manis menatapnya.
Shin Hyung pun berlalu
dari sana menuju ruang kerjanya. Mereka pun bubar.
“Lihat itu dia sangat
mirip.” ujar Young Dal pada istrinya. “Bagaimana ini bisa terjadi? Dia kelihatan
mirip seperti kakakku ketika masih muda. Wah bahkan cara jalannya juga sama.”
Young Dal megal-megol memperagakan cara berjalannya Shin Hyung. In Ja jengkel,
ia mengajak suaminya segera pergi dari sana.
Mi Hye memanggil Nan Hee,
ia ingin bicara sebentar dengan Nan Hee.
Bersama Sekretaris Sung, Ji
Yoon dan Yi Gun, Choi Shin Hyung masuk ke ruangan presdir. Namun disana sudah
ada Dae Han yang duduk di kursi Presdir dengan posisi kaki diatas meja. Dae Han
memberikan tepuk tangan untuk Shin Hyung, “Bravo. Akhirnya kau melakukannya.”
Shin Hyung meminta Sekretaris
Sung menyingkirkan Dae Han dari sana. Dae Han berkata apa ia terlalu cepat datang
ke kantor, ia tahu tidak biasanya ia masuk kerja sepagi ini.
Shin Hyung : “Apa kau pikir
itu tempat dudukmu hanya karena kau datang terlalu pagi? Apa ini perpustakaan?”
Dae Han berkata ia ingin
menyambut Shin Hyung dengan pesta yang meriah dan semuanya.
Yi Gun meminta dengan
sopan agar Dae Han bangun dari kursi Presdir. Dae Han heran apa Yi Gun sudah
bekerja untuk Shin Hyung, cepat sekali Yi Gun memutuskan untuk mengakui Shin Hyung
sebagai Presdir Prusahaan Daehan.
Dae Han pun berdiri, ia menatap
tajam Shin Hyung, “itu menyebalkan melihatmu mirip sepertinya. Bagaimana kau
bisa mirip dengannya daripada aku?”
Shin Hyung tak menanggapi
ucapan Dae Han, ia bertanya pada Ji Yoon apa jadwalnya hari ini. Dae Han
menyahut silakan nikmati posisi Shin Hyung sebagai presdir karena ia yakin ini
tak akan berlangsung lama. Berharap setiap saat seperti pasien yang sakit
parah. Shin Hyung tak mengerti maksudnya, pasien yang sakit parah? Dae Han pun
keluar dari ruangan itu.
Sekretaris Sung menawarkan
apa Shin Hyung ingin minum teh hijau. Shin Hyung yang sudah duduk di kursinya
menjawab tidak, ia ingin minum kopi, buatkan kopi yang manis. Sekretaris Sung
mengerti ia akan membuat kopi dengan 2 sendok gula dan 2 sendok krim.
Ji Yoon akan memberitahu
jadwal Shin Hyung untuk hari ini apa saja, namun Shin Hyung berkata ada sesuatu
yang harus dilakukan terlebih dahulu. “Tentang ledakan mobil di lubang, bawa
kembali semua uang yang mereka ambil itu.”
Yi Gun dan Ji Yoon tentu saja
kaget.
Shin Hyung bilang semua
uang itu harus diambil tak peduli uang itu terbakar ataupun robek, pokoknya
ambil kembali. Bila perlu ajukan tuntutan pada pemerintah atas kerusakan
kecelakaan itu.
Ji Yoon menilai itu tak
masuk akal karena sekarang nama baik perusahaan dan harga saham turun. Yi Gun
membenarkan orang-orang akan protes dan curiga tentang adanya aliran dana almarhum
Presdir Choi akan bermunculan lagi. Shin Hyung tak peduli pokoknya lakukan apa
yang sudah ia katakan tadi.
Ketika ledakan terjadi
banyak warga yang mengambil uang yang terbakar itu. Para karyawan Daehan berusaha
meminta kembali uang itu dari mereka yang mengambilnya. Mereka menunggu dering
telepon terus dan mengatakan pada orang disana agar mengembalikan uang itu. Mereka
sampai pusing mendengarkan dering telepon.
In Ja tak mengerti
bagaimana bisa Shin Hyung melakukan ini, dia semakin tidak sabaran. Young Dal
berkata Shin Hyung itu tidak akan peduli meskipun orang-orang mengeluh.
In Ja menilai Shin Hyung
ini lebih buruk daripada Presdir choi, dia juga bahkan mempekerjakan lebih
banyak karyawAn paruh waktu. Young dal tanya berapa banyak. In ja berkata itu
cukup untuk melumpuhkan perusAhaan dan membuat karyawan protes. Kita benar-benar
harus berhasil keluar hidUp-hidup. Apa kau ingin kembali? Young Dal menggeleng.
In Ja ingin suaminya melakukan apa yang sudah ia katakan jika suaminya ini
ingin tetap hidup.
Jung Yi Gun berada disebuah
restoran ia membaca koran tentang uang yang terbakar di mobil itu. Ia pun
mengingat perbincangannya dengan Choi Shin Hyung sebelumnya.
Flashback
Shin Hyung mengatakan
kalau ayahnya menyuruhnya untuk menemui Yi Gun. Ia mengerti betul pasti ini
sulit bagi Yi Gun untuk menerimanya. Ia mendengar Yi Gun jauh lebih dekat
dengan ayahnya daripada Dae Han.
Yi Gun : “Lalu?”
Shin Hyung ingin Yi Gun
yang memimpin Daehan sebagai Spesialis Manajemen. Itu juga keinginan ayahnya
sebagai seseorang yang mbangun perusahaan daehan.
Flashback end
Yi Gun membolak-balikan
dokumen penggantian hak waris itu. Ia memasukan itu kembali ke map ketika
sekretarisnya datang melapor. Yi Gun tanya apa sekretarsisnya sudah memeriksa
tentang asal usul Shin Hyung. Sektetarisnya menagtakan McGill Universty di
Montreal itu benar adanya, segera setelah tahun ajaran dimulai, dia tak pernah
muncul. Ibunya meninggal dalam kecelakaan kereta api lima tahun yang lalu. Yi Gun
mengerti dan mempersilakan sekretarisnya pergi.
Yi Gun khawatir jika tetap
dilakukan maka kecurigaan terhadap aliran dana almarhum presdir choi... Shin Hyung
menyela kalau ia sudah memilki rencana jadi Yi Gun tak usah khawatir.
Shin Hyung tanya apa Yi Gun
sudah memikirkan tawaran ia berikan kemarin. Yi Gun tak yakin dengan tawaran
itu, ia menghargai tawaran Shin Hyung namun sayangnya ia bukan bagian dari
keluarga Presdir Choi.
Shin Hyung heran kenapa Yi
Gun tidak bisa sedikit saja memiliki ambisius. “Jangan katakan apa-apa lagi,
pergilah serahkan dan daftarkan dokumen penggantian waris itu ke pengadilan.”
Son Woo Young mengeluh, ia
bisa gila jika mendengar dering telepon. Ha Soo berkata tentu saja orang akan
mengeluh, ia penasaran apa yang akan dilakukan Choi Shin Hyung dengan uang itu.”
Gi Chan merasa Choi Shin Hyung
itu kelihatannya lebih kejam jika dibandingkan dengan almarhum presdir choi.
Bagaimana dia bisa berpikir tentang mendapatkan uang itu kembali. Woo Young menyahut,
itulah maksudnya.
Untuk menghilangkan penat,
Gi Chan mengajak Ha Soo makan siang bersama, ia yang akan mentraktir. Namun
tiba-tiba Dae Han datang mengajak Ha Soo makan siang denganya. Ha Soo bilang
kalau ia, Gi Chan dan Woo Young akan makan bertiga.
Dae Han mengatakan konsep
iklan yang Ha Soo pilih itu ditolak. Ha Soo kaget.
Dan akhirnya Ha Soo pun
pergi bersama Dae Han. Keduanya berada di dalam mobil menuju suatu tempat. Dae Han
tak mengerti bagaimana Ha Soo bekerja seperti itu, bukankah ia sudah bilang
untuk memillih konsep iklan itu dengan hati-hati. Apa Ha Soo memilihnya secara
diacak. Ha Soo menjawab tidak, ia memilih sesuatu yang terlihat baik. Ia heran
kenapa itu ditolak, apa alasannya. Dae Han bilang konsep idenya terlalu polos,
jadi tidak akan ccok dengan tamu VIP hotel mereka.
Dae Han kemudian bertanya pernahkan
Ha Soo menghabiskan uang 5 milyar won dalam sehari. Ha Soo kaget mendengar uang
sebanyak itu.
Dae Han mengajak Ha Soo ke
sebuah toko. Dae Han langsung menunjuk sepatu ini, tas itu yang akan ia beli.
Sepatu dan tas wanita. Langsung nunjuk aja gitu. Ia tanya apa tak ada produk
yang istimewa. Pelayan bilang ada, ia pun pergi mengambilkannya.
Dae Han meminta Ha Soo
juga memilih barang. Ha Soo melongo kaget.
Pelayan datang membawakan
produk sepatu dan yang merupakan tas produk istimewa. Dae Han pun akan
mengambil itu. Ha Soo hanya bisa melongo melihatnya.
Dae Han mengambil sepasang
sepatu dan meminta Ha Soo untuk mencobanya. Ha Soo melihat label harga
sepatunya, ia kaget harganya snagat mahal 780 rb won.
Dae Han akan memakaikan
kacamata ke Ha Soo. Namun Ha Soo spontan memundurkan tubuhnya. Dae Han memaksa
memakaikan kacamata itu ke Ha Soo. Ha Soo melongo dengan mulut menganga membuat
Dae Han terkekeh.
Dae Han mengambil tas dan
melemparkannya pada Ha Soo. Ha Soo akan mengembalikan tas itu ke tempat semula namun
Dae Han malah menariknya dari belakang hahaha.
Semuanya dibeli, Ha Soo
hanya bisa geleng-geleng melongo melihat Dae Han belanja sebanyak itu. Melihat
Ha Soo hanya diam saja, Dae Han bertanya apa yang Ha Soo lakukan, “bawa itu,
itu semua milikmu.”
Ha Soo kaget, “Kenapa ini
semua milikku?”
Pelayan memanggil Dae Han
karena tanda terimanya belum diambil. Ha Soo yang sudah kerepotan membawa
banyak belanjaan akhirnya mengambil tanda terima belanjaan itu digigit hehehe.
Ha Soo memasukan semua
belanjaan yang ia bawa ke kursi bagian belakang mobil. Sedang belanjaan Dae Han
dimasukan ke dalam bagasi mobil. Ha Soo diam saja tak segera masuk ke mobil. De
Han heran kenapa tak segera masuk, bukankah sekarang waktunya bekerja.
Dae Han mengajak Ha Soo ke
restoran. Melihat Ha Soo tak juga makan Dae Han bertanya apa Ha Soo tak suka dengan
makanannya, apa perlu ke tempat lain. Ha Soo bilang tidak, ia sedang berpikir
sebenarnya apa yang ia dan Dae Han lakukan sekarang. Dae Han berkata bukankah
ia sudah bilang kalau ia dan Ha Soo sedang bekerja.
Ha Soo menilai
menghabiskan uang untuk sebuah pekerjaan adalah tindakan yang sembrono. Namun
bagi Dae Han bukankah itu menyenangkan, ia bahkan ingin menghabiskan lebih
banyak lagi namun ia menahannya.
Ha Soo tanya kenapa Dae Han
melakukan itu. Dae Han menjawab Ha Soo tak perlu tahu alasannya. Ha Soo benar-benar
tak mengerti dengan sikap Dae Han, apa Dae Han tahu ada berapa banyak keluhan
yang masuk ke perusahaan. Pernahkah Dae Han membaca salah satu komentar tidak
suka di website perusahaan. Dae Han tak peduli karena itu semua ulah Choi Shin Hyung,
kenapa Ha Soo tak pergi dan katakan langsung pada Shin Hyung.”
“Hei...”
“Apa kau pikir aku sedang
bercanda?” Dae Han berkata ia yang akan memimpin iklan untuk musim dingin ini.
Ia menyuruh Ha Soo menulis sebuah proposal yang pasti akan disetujui dan tentu
saja kita akan mempertahankan model kontraknya.
“Direktur Choi?” Ha Soo
mulai kesal.
Tentang pakaian yang ia dan
Ha Soo beli hari ini, Dae Han menyuruh Ha Soo mencobanya dan bawa ke kantor. “Kita
akan melakukan pemotretan lebih dulu.” Ucapnya.
Ha Soo jelas saja kesal Dae
Han memutuskan ini seenak sendiri, apakah seperti ini bagaimana seseorang biasanya
hidup? Apa kau benar-benar mengabaikan pendapat orang lain?
Dae Han bilang umumnya begitu,
tapi ini bukan biasanya bagaimana ia membelanjakan uang. Kami cenderung sangat
teliti ketika menghabiskannya dengan orang lain.
Ha Soo : “Begitukah?
Berapa banyak yang akan kau bayar jika aku menajdi modelnya?”
Dae Han tertawa ternyata Ha
Soo mula menunjukan taring. Hargailah namamu, dan inilah tanda tanganku. Kita
sudah memiliki kontrak sekarang, ok?”
Ha Soo benar-benar tak
habis pikir dengan sikap Dae Han. Ia yang kesal pun akhirnya mencoba steak dari
restoran mahal ini.
Ji Yoon membacakan artikel
yang memberitakan tentang sikap Shin Hyung terhadap uang yang terbakar itu.
‘Presdir Choi Shin Hyung
mengumpulkan uang yang terbakar dan sobek dari mereka yang mengambilnya pada
hari ledakan. Dia tampaknya tidka peduli akan keluhan para warga....”
“Sudah cukup,” sela Shin Hyung.
Ji Yoon tanya apa Shin Hyung ingin ia membacakan komentar-komentar yang masuk
juga. Shin Hyung yang memejamkan mata sambil kakinya nangkring di meja
mengiyakan. Ji Yoon pun mulai membacakan komentar di artikel itu.
Shin Hyung kaget dan membuka
matanya.
“Apakah kau menulis namamu
pada cek nya?”
“Kau adalah pendatang baru
yang busuk di daehan.”
“Kau tidak sah Choi Shin Hyung,
mundur.”
“Beraninya kau mengelola
sebuah perusahaan tanpa sebuah prinsip. Menyerah sajalah.”
“Dia seperti almarhum
ayahnya.”
“Seorang bajingan yang
gigih yang berusaha untuk mendapatkan aliran dana almarhum ayahnya.”
“Kau adalah kehormatan
untuk keluargamu, kau memang baik.”
Shin Hyung tanya bagaimana
dengan semua orang di gedung. Ji Yoon mengatakan kalau karyawan tak bisa
melakukan pekerjaan mereka karena jumlah panggilan keluhan yang tinggi. Para
eksekutif dan pemegang saham menolak menerima Shin Hyung sebagai presdir yang
baru. Shin Hyung mengangguk mengerti, ia tenang saja tak nampak cemas. Di
ruangannya disana
Ji Yoon masih belum mengerti
kenapa Shin Hyung melakukan ini. Shin Hyung tak mengatakan apapun pada Ji Yoon.
Sekretaris Sung masuk ke
ruangannya. Ia jelas kesal sekali. Shin Hyung tanya apa yang terjadi.
Sekretaris Sung mengatakan kalau ia baru saja mendapat kabar bahwa Dae Han
telah menghabiskan uang dengan sembarangan. Mobil, pakaian dan perhiasan. Shin Hyung
tentu saja marah, dimana Dae Han sekarang.
Shin Hyung yang marah
melabrak Dae Han, “Kau pikir apa yang sedang kau lakukan?” Dae Han bilang ia
sedang bekerja, Memangnya kenapa?” Shin Hyung mengumpat, “bekerja gundulmu.”
Shin Hyung terkejut begitu
melihat kemunculan Ha Soo. Ia pun mulai menilai Dae Han yang tidak-tidak, “kau
ini masih belum sadar juga ya?”
Dae Han terkejut karena
cara bicara Shin Hyung bahkan persis seperti cara bicara ayahnya. Apa itu yang
disebut dengan saudara. “Jika kau menduduki posisi ayahku maka kau juga harus
belajar bagaimana membersihkan kotoranku. Tak bisakah kau melakukan itu untuk
adikmu?”
Ha Soo hanya bisa menunduk
diam berada di antara pertengkaran dua orang ini.
Shin Hyung tak ingin
berdebat lagi dengan Dae Han. Ia meraih tangan Ha Soo mengajaknya pergi dari
sana. Namun Ha Soo menarik tangannya. Shin Hyung bertanya apa hari ini Ha Soo
dan Dae Han pergi bersama-sama sepanjang hari. Ha Soo balik bertanya kenapa Shin
Hyung mempedulikan itu. Shin Hyung tanya lagi apa Ha Soo dan Dae Han berbelanja
menggunakan kartu kredit. Ha Soo tak bisa mengelak.
Ha Soo tanya sekarang apa
yang Shin Hyung pikirkan, karena ini bukan seperti apa yang Shin Hyung pikirkan.
Shin Hyung menyahut lalu apa itu, bukankah ia sudah memberi tahu Ha Soo untuk
berhati-hati dengan Dae Han.
Dae Han meraih tangan Ha Soo
dan bertanya pada Shin Hyung apa yang sedang Shin Hyung lakukan sekarang
terhadap Ha Soo, akankah Shin Hyung meminta maaf pada Ha Soo. Dae Han akan
mengajak Ha Soo pergi dari sana namun Shin Hyung menahan tangannya. Dae Han
meminta dengan pelan Shin Hyung melepaskan tangannya pada Ha Soo.
Shin Hyung menatap Dae Han,
“apa ini waktu yang tepat untukmu tersenyum dan bergaul dengan seorang wanita?
bukankah kau tahu apa yang sedang terjadi di hotel? Nada suara Shin Hyung
meninggi. “Ini sebabnya kenapa almarhum ayahmu lebih mempercayai orang lain
daripada kau.”
Dae Han balik bertanya
lalu bagaimana dengan Shin Hyung, kenapa datang ke sini. “Kau kesini karena
khawatir tentang biaya kartu kreditku atau khawatir padaku? Atau mungkin kau
khawatir padanya?” ucapnya sambil menoleh pada Ha Soo. Dae Han heran kenapa
sikap Shin Hyung begitu berlebihan.
Ha Soo melepaskan diri
dari pegangan dua orang itu.
Shin Hyung mencoba mencari
alasan, “itu karena dia (Ha Soo) dibesarkan sebagai putri yang berharga, “aku
tak ingin dia tertipu oleh kebohongan ketika semuanya jelas apa yang terjadi
disini. Bagaimana aku hanya bisa duduk dan membiarkan itu terjadi?” teriak Shin
Hyung.
Dae Han terkejut Shin Hyung
benar-benar mirip seperti ayahnya. “Apa kau menginginkanku secara langsung? itu
sebabnya dia tak ada urusannya denganmu.”
Ha Soo tak mengerti urusan
apa, “kalian berdua ini sama persis. Aku akan pergi saja. apa sih yang kalian
bicarakan?” Ha Soo pun pergi dari sana.
Woo Young dan Myung Soo
rebutan ramen. Keduanya heran apa Ha Soo tak ikutan makan. Ha Soo bilang
silakan saja makan lebih dulu. Ha Soo yang pikirannya lagi pusing masuk ke
kamar.
Woo Young memberi tahu Myung
Soo kalau tadi Ha Soo pergi keluar dengan Direktur Choi Dae Han dan pasti
keduanya memiliki sesuatu yang benar-benar baik.
Terdengar suara bel pintu
rumah. Woo Young tanya siapa di luar. Terdengar suara bahwa yang datang itu
kurir. Woo Young menyuruh Myung Soo untuk mengambil barang kiriman kurir itu. tapi
tiba-tiba Ha Soo keluar dari kamar dan berlari, ia saja yang mengambil itu.
Woo Young terkejut tak
menyangka melihat begitu banyak barang-barang, “Kau bilang Direktur Choi yang
membeli semua ini? Wah daebak. Bisakah aku
melihat yang satu ini? Ya ampun ini bagus sekali.” seru Woo Young ketika
mengeluarkan salah satu sepatu.
Ha Soo diam saja ia
teringat ucapan Dae Han bahwa ia diminta untuk mencoba pakaian itu dan membawa
salah satu yang ia suka.
Woo Young berkata apa yang
Ha Soo khawatirkan, “Jika dia menginginkanmu menjadi model kau harus berterima
kasih padanya.” Ia minta ijin bolehkan ia memakai salah satunya. Haruskah ia
memilihkannya untuk Ha Soo. Ha Soo tak mau.
Woo Young melihat salah satu
tas, “Ya ampun aku benar-benar tak mengerti dengan karakter wanita dalam drama
yang menolak menerima hal-hal seperti ini.” Namun berbeda dengan pendapat Ha
Soo, “Aku benar-benar memahami meraka.”
Shin Hyung pun akhirnya
bisa masuk ke dalam rumahnya dengan nyaman walaupun kedua pelayannya agak
canggung. Shin Hyung duduk di kursi di ruang belajar presdir, ia duduk disana
dan berputar hehe.
Shin Hyung masuk ke kamar
tidur. Ia duduk di ranjangnya yang empuk. Ia membuka laci mejanya dan mengambil
kacamata rusak yang diperbaiki Ha Soo dan perment mint pemberian Ha Soo. Ia
tersenyum menatap dua benda itu. (permennya ga disemutin ya hahaha)
Shin Hyung akan masuk ke
kamar Dae Han. Pelayan Yoon akan melarang tapi Shin Hyung berkata kalau ini
adalah kamar adiknya jadi tak apa baginya masuk kesana.
Shin Hyung melihat
sekeliling kamar Dae Han. Ia terkejut begitu melihat foto tua dirinya terpajang
di meja samping tempat tidur Dae Han.
Bersambung ke part 2
Eh saya ga ngerti sama sms
yang masuk ke ponsel jadul Presdir Choi. ‘48 hari sebelum pembayaran’ apa maksudnya, siapa yang ngirim?
Hmmmm apa Choi Go Bong akan benar-benar mati setelah 48 hari. Hanya pemikiran
saya aja nih ya. Mungkin sebenarnya disaat jatuh ke lubang Choi Go Bong seharusnya
mati. Namun karena ada yang menariknya kembali maka ia diberi kesempatan selama
49 hari untuk memperbaiki semuanya. Jadi ia diberi waktu selama 49 hari gitu. Dan
misinya baru saja lewat satu hari. Gitu kah? Hahaha, bingung... eh eh tapi udah
lebih dari sehari kan ya kalau dihitung sama pas Choi Go Bong berubah muda. ngitungnya mulai kapan donk? Halah
tambah bingung... gini nih kalau drama fantasy hahaha.
Ceritanya bagus ^^
ReplyDeleteDitunggu part 2 nya :)
Daebak mba anis...
ReplyDeleteLanjut terus ya;-)
ceritanya bikin pensaran dan unik.
~yanti~
Ayahnya Dae Han egois bingit sehh dr daehan kecil mpe udh bongsor gitu gak ngerti2 kenapa anaknya bisa punya sikap kyak gtu....ku rasa tu 48 hari lg waktunya menikmati masa muda dan nanti setelah 48 hari dia bakal balik tua lagi...cuma pemikiranku saja...Thanks sinopnya
ReplyDeleteceritanya makin seru aja nih,,,
ReplyDeleteSuka banget sama Dae Han ,,, karakternya meskipun kekanak-kanakan gemez gitu hahhaha
ReplyDeleteOfie