Dae Han memberitahu
dokumen yang Ha Soo bawa itu adalah konsep untuk produk musim dingin perusahaan.
Ia menyuruh Ha Soo memahami dokumen-dokumen itu dan pilih mana yang terbaik,
kalau ada yang ditanyakan silakan tanyakan. Ha Soo terkejut kenapa ia yang harus
melakukannya. Dae Han tak menjawab dan itu membuat Ha Soo menahan jengkel.
Dae Han melihat Jung Yi Gun
keluar usai menerima tamu. Ia heran siapa tamu itu. Yi Gun yang melihat Dae Han
menghampirinya. Ia menyuruh sekretarisnya mengantar tamu sampai di luar.
Melihat kedatangan Yi Gun,
Ha Soo membungkuk memberi salam. Dae Han penasaran apa yang Yi Gun lakukan, ia
menebak pasti itu hal yang sangat penting.
Yi Gun tak menanggapi
ucapan Dae Han, ia malah berkata pada Ha Soo yang sepertinya kelelahan, jika Direktur
Choi membuat Ha Soo kesulitan ia berharap Ha Soo memahami dan membantu. Ha Soo
menjawab ya, ia mengerti.
Dae Han meminta pendapat Yi
Gun, bagaimana jika Ha Soo menjadi model perusahaan. Dia alami, jadi itu pasti
akan baik. Dia agak terlalu polos sih, tapi itu bisa menjadi ide yang bagus
bahwa hotel ini adalah tempat untuk siapapaun dan bisa menjadi nyaman. Ha Soo
tentu saja protes dengan usulan Dae Han itu.
Yi Gun menebak apa Dae Han
berhasil melakukannya lagi (main-main sama cewek gitu haha). Tapi menurutnya bukankah Dae Han
seharusnya memprioritaskan pekerjaan Dae Han, apakah memilih model itu lebih
penting atau ada sesuatu yang lain saat ini (hilangnya Presdir Choi gitu
maksudnya). Usai mengatakan itu Yi Gun berlalu dari sana membuat Dae Han
menggerutu kesal.
Ha Soo menilai Yi Gun
tidak mengucapkan ucapan yang salah. Bukankah Dae Han tidak tahu dimana
keberadaan Presdir Choi, ditambah lagi Presdir Choi akan diberhentikan dari
jabatannya. Apa sebenarnya yang Dae Han ingin ia lakukan.
Dae Han tanya apa sekarang
Ha Soo mengkhawatirkan ayahnya. Ha Soo bilang bagaimanapun juga Presdir Choi
itu ayah Dae Han. Dae Han tanya lagi apa yang Ha Soo ketahui tentang ayahnya.
Choi Shin Hyung beres-beres
di restoran hotel. Dari jauh ia melihat Choi Mi Hye datang ke restoran. Mi Hye
menemui Lee In Ja disana. Shin Hyung penasaran apa yang dilakukan Mi Hye dan In
Ja disini. Ia pun menguping pembicaraan dua wanita itu.
Lee In Ja heran melihat Mi
Hye membawa begitu banyak belanjaan. Ia menilai Mi Hye sungguh egois. Bagaimana
bisa Mi Hye pergi berbelanja sementara saudara Mi Hye hilang.
Mi Hye juga heran kenapa In
Ja malah memperlihatkan kejengkelan atas keterlambatan konstruksi Silver Town
padanya. Ia tak yakin apa In Ja ini serius menunggu kakaknya kembali. In Ja
terkejut bagaimana bisa Mi Hye berpikiran begitu. Mi Hye hanya ingin tahu, apa
benar Young Dal ingin menyingkirkan Choi Go Bong dari perusahaan ini. bukankah
In Ja juga tahu bahwa dalam keluarganya ada dua anak laki-laki. In Ja bertanya
apa Mi Hye yakin kali ini akan mendukung suaminya. Mi Hye tersenyum menjawab
tentu saja.
Shin Hyung marah sekali
mendengar pembicaraan dua wanita itu, “sangat tidak tahu berterima kasih.”
Ha Soo memilih salah satu konsep, ia tak tahu banyak tentang konsep ini tapi setelah ia lihat,
menurutnya yang ia pilih ini sepertinya yang terbaik. Dae Han pun memutuskan
akan menggunakan konsep pilihan Ha Soo. Ha Soo terkejut apa Dae Han akan
langsung memutuskan tanpa melihat dulu. Dae Han juga bilang kalau Ha Soo yang
akan menjadi modelnya. Ha Soo heran kenapa harus dirinya.
Dae Han mengaku ada beberapa
rumor buruk tentang dirinya, ya sesuatu tentang bagaimana ia tersangkut masalah
dengan model setiap tahun. Ia tahu jelas rumor itu dibuat buat oleh karyawan.
Ha Soo menebak apa Dae Han sekarang memintanya untuk menjadi kambing hitam. Dae
Han bilang kalau Ha Soo mau melakukannya, maka Ha Soo akan mendapatkan uang
ekstra dan itu juga akan mengakhiri rumor jelek tentang dirinya.
Ha Soo akan memprotes
namun Dae Han yang menatap wajahnya lebih dekat memintanya untuk memakai masker
di wajah mulai sekarang (perawatan wajah gitu) dan belajar berjalan seperti
seorang model. Dae Han mengeluarkan kartu diskon salon (kayaknya) ia menyuruh Ha
Soo membayar biaya perawatan tubuh menggunakan kartu ini. Dae Han pun pergi dari
sana. Ha Soo tak percaya ini, ia tertawa kesal Dae Han memutuskan hal seenak
sendiri.
Ha Soo yang membawa
tumpukan dokumen bertabrakan dengan Shin Hyung yang membawa peralatan bersih-bersih.
Dokumen yang dibawa Ha Soo pun berjatuhan. Shin Hyung membantu mengambilnya. Ia
terkejut begitu melihat Ha Soo. Ha Soo pun sama terkejutnya, ia menatap curiga
apa Shin Hyung seorang penguntit yang menguntit dirinya.
Ha Soo ingat Shin Hyung
bilang sedang mencari pekerjaan, apa Shin Hyung disini untuk bekerja paruh
waktu. Shin Hyung membenarkan.
Ha Soo ingin tahu apa yang
kakek Shin Hyung lakukan sekarang. Apa Shin Hyung berhasil menangkap pengemudi
yang melakukan tabrak lari itu. Shin Hyung terbata-bata mengatakan kalau ia
masih menyelidikinya.
Shin Hyung heran begitu
melihat tumpukan dokumen, “siapa yang membuatmu bekerja sebanyak ini?” Ha Soo
bilang bukankah ia sudah mengatakannya kemarin ketika ia dan Shin Hyung minum, “aku
memiliki bos yang jahat. Dia itu salah satu dari mereka yang sombong.”
“Choi Dae Han?” tebak Shin
Hyung.
Ha Soo terkejut bagaimana Shin
Hyung tahu. Shin Hyung bilang bukankah Choi Dae Han itu putra Presdir Choi,
semua orang tahu kalau dia terkenal.
Ha Soo penasaran apa Shin Hyung
melakukan kesalahan pada Dae Han. Shin Hyung heran memangnya kenapa. Ha Soo
mengatakan Dae Han bilang padanya untuk segera menghubungi Dae Han jika ia
bertemu Shin Hyung lagi.
Shin Hyung kaget, siapa?
Aku?
Ha Soo membenarkan. Shin
Hyung pun teringat ucapan Sekretaris Sung yang mengatakan Dae Han mengira bahwa
ia lah yang menculik Presdir Choi.
Shin Hyung bingung menjelaskannya
bagaimana pada Ha Soo. “Hmmm itu... ayahku dulu bekerja disini dan dipecat. Dia
lah yang memecatnya. Karena shock, ayahku sakit parah dan akhirnya meninggal
dunia.”
Ha Soo : “Benarkah?”
Shin Hyung mewek mewek, “Dia
mungkin berpikir aku disini untuk balas dendam. Itu salah paham.”
“Oh jadi itu yang terjadi.”
Ha Soo pun jadi kasihan pada Shin Hyung.
(Hahaha kena deh si Ha Soo
dibohongin)
Di ruangan Presdir, Young Dal
bersama istrinya mencari sesuatu di meja kerja Presdir Choi. Young Dal panik
karena tak menemukan yang ia cari. Ia kesal dimana saudaranya itu menyimpan
yang ia cari ini. Ia benar-benar melihat Presdir Choi meletakan itu di meja. In
Ja menyuruh suaminya cepat mencari, sebelum orang lain datang ke ruangan ini.
Dan benar saja, ada yang
membuka pintu ruangan presdir. Young Dal dan istrinya sembunyi di bawah meja.
Yang masuk ternyata Choi Shin Hyung, ia membawa alat penyemprot guna menyemprot
ruangan. Hmm rupanya ini yang dimaksud Sekretaris Sung dengan mensterilkan ruangan
kantor.
Young Dal dan In Ja yang
tadinya cemas ada yang masuk ruangan sedikit lega karena yang masuk ternyata
seorang yang ditugaskan menyemprot ruangan (Mereka ga tahu aja kalau itu Choi Go
Bong) Young Dal malah marah pada Shin Young beraninya masuk kesini tanpa
mengetuk pintu terlebih dahulu.
(Hahaha udah kayak petani
aja nih) Shin Hyung bahkan mengarahkan semprotan itu ke Young Dal dan In Ja. In
Ja heran apa gedung ini dijadwalkan akan didisinfeksi hari ini. Ia menilai
semprotan itu sungguh bau.
Young Dal merasa dirinya
harus mencari apa yang ia cari itu di rumah kakaknya. Periksa ruang belajar
atau kamar tidur. Shin Hyung mendengarkan apa yang diucapkan Young Dal. Young Dal
dan In Ja akan keluar ruangan namun Shin Hyung kembali mengarahkan semprotan ke
dua orang itu hahaha.
In Ja tanya apa menurut
suaminya kemungkinan Dae Han sudah mendapatkan itu. young Dal menilai jika Dae Han
yang membawa itu, kakaknya tak akan pernah khawatir tentang warisannya. In Ja
pensaran sekali nama Dae Han ditambahkan dalam wasiat Choi Go Bong belum ya. Keduanya
pun keluar dari ruangan Presdir. (jadi yang keduanya cari itu surat warisan
toh)
Shin Hyung mengamati Dae Han
yang berada di luar gedung. Dae Han sepertinya akan pergi, Shin Hyung
membuntutinya. Terlihat Hong Ji Yoon mengejar Dae Han. Shin Hyung mendengarkan
apa yang dua orang ini bicarakan.
Ji Yoon memberi tahu malam
ini Dae Han memiliki janji makan malam dengan direksi. Dae Han tak mau datang,
ia ingin Ji Yoon saja yang menghadiri makan malam itu menggantikannya. Tapi Ji
Yoon ingin Dae Han datang bersama dirinya.
Dae Han tak suka ini, “kenapa
aku yang harus disalahkan untuk semuanya karena nama ayahku? Dia seharusnya
muncul dan mengurus kekacauannya sendiri.”
Shin Hyung mengumpat pelan
mendengar ucapan Dae Han.
Ji Yoon tak mengerti dengan
sikap Dae Han yang tak peduli, bagaimana Dae Han bisa menilai keluarga
berdasarkan apa yang benar dan yang salah.
Dae Han : “Kelaurga?
Ayahku percaya bahwa dia selalu benar tapi aku tak pernah merasa bahwa dia itu
benar. Siapa yang tahu coba, apa dia masih berpikir bahwa dia berada dipihak
yang benar saat seluruh dunia menyalahkannya.”
Shin Hyung terdiam kaget
mendengar ucapan Dae Han.
Ji Yoon melihat ada orang
lain di sebelahnya. Shin Hyung pun pergi dari sana sambil mendorong troli alat
kebersihan.
Dae Han mengatakan ia sudah
memilih konsep produk musim dingin dan meminta Ji Yoon mengiklankan itu. Ji Yoon
tanya apa Dae Han sendiri yang memilih. Dae Han menjawab tidak, Eun Ha Soo yang
memilihnya dan ia setuju dengan pilihan Ha Soo. Ji Yoon terkejut Dae Han
menyerahkan pilihan itu pada Ha Soo, bukankah setidaknya Dae Han memeriksa itu
bersama dengannya.
Shin Hyung duduk
menyendiri, ia teringat ucapan Ha Soo ketika mabuk bahwa yang dipikirkan Choi Go
Bong semuanya hanyalah uang. Ia juga memikirkan ucapan anggota keluarganya, saudaranya
yang ingin menyingkirkan dirinya dari kedudukannya. Ia juga memikirkan ucapan Dae
Han yang tadi ia dengar. Hati Shin Hyung sedih, kenapa mereka sampai berpikiran
seperti itu, ia pun akhirnya tahu apa yang mereka pikirkan tentang dirinya.
Ha Soo dan Woo Young sudah
akan pulang namun Ha Soo menerima telepon dari Dae Han. Dae Han berkata
bukankah Ha Soo tahu dimana rumahnya. Semua jendela kamar tidur di rumahnya masih
terbuka, bisakah Ha Soo mampir ke rumahnya untuk menutup jendela.
Ha Soo kaget mendapatkan
perintah seperti itu. Dae Han bilang kemungkinan hujan segera turun, jadi ia
harap Ha Soo cepat menutup jendela kamar di rumahnya (hahaha) Ha Soo kesal
sekali, ia benar-benar tak percaya mendapat perintah seperti ini.
Woo Young tanya apa tadi
yang menelepon itu Direktur Choi, apa yang dia katakan. Ha Soo bilang kalau ia
sangat marah, “dia ingin aku pergi ke rumahnya dan menutup jendela kamar
tidurnya.”
Mulut Woo Young menganga
karena kaget, “itu konyol sekali.”
Ha Soo juga tak mengerti
orang macam apa coba yang melakukan itu. “Dia terlalu baik karena keluarga dan
gajinya.”
Tapi menurut Woo Young
mereka dengan uang bisa lebih buruk. “Apa dia mendapatkan sesuatu dengan
usahanya sendiri? menurut rumor dia dibesarkan sebagai anak manja yang tidak
ada yang tidak dia inginkan.”
Ha Soo heran apa Dae Han
tidak kekurangan apapun dalam segala hal, karena yang ia lihat Dae Han tidak
punya banyak karakter manusia (haha)
Woo Young berbisik, “mungkin
dia tidak cukup mendapatkan cinta.” Ha Soo paham itu karena Presdir Choi
sendiri bukan seseorang yang penuh dengan kasih sayang. Ia kesal pada dirinya
sendiri kenapa ia harus kehilangan kalung itu, ini benar-benar akan membuatnya
gila.
Shin Hyung menyampaikan
pada Sekretaris Sung bahwa ia akan ke rumahnya. Ia tanya apakah ada cara ia
masuk ke rumahnya dengan penampilannya yang sekarang. Sekretaris Sung bilang Shin
Hyung harus kesana dengan cara yang sama seperti Shin Hyung keluar dari rumah
itu. Ia juga memberi tahu kalau Dae Han sudah mengrim para pelayan untuk
berlibur.
Shin Hyung kaget di
rumahnya sama sekali tak ada pelayan (oh maka dari itu Dae Han menyuruh Ha Soo menutup
jendela rumah) Sekretaris Sung berkata apa Shin Hyung tahu bagaimana stresnya
para pelayan di rumah mengharapkan kesenangan dari orang tua jahat selama
bertahun-tahun, sungguh menakjubkan mereka masih bisa tetap tinggal disana.
Mereka pasti membutuhkan banyak kesabaran (hahaha nyindir nih ye) haruskah ia
juga pergi berlibur.
Shin Hyung yang semula
mendelik mengangguk-angguk, kalau begitu Sekretaris Sung juga bisa mengambil liburan
panjang kali ini, “silakan nikmati liburanmu.” ucapnya sambil meletakan seragam
kerjanya di loker. Ponsel jadul yang tadinya ia simpan di saku, ikut masuk ke
loker.
Sekretaris Sung buru-buru
meralat bukan itu maksudnya. “Aku hanya mengatakan bahwa tidak ada siapapun di
rumah sekarang.” Shin Hyung terdiam berpikir.
Malam hari di Gold House
yang nampak sepi. Diluar hujan deras dengan suara petir yang menyambar. Pria
bertopeng masuk ke rumah besar itu. Udah bisa nebak donk siapa ini, yup Choi Shin
Hyung. Tingkahnya udah kayak maling yang mau ngerampok rumah.
Shin Hyung masuk ke kamar Presdir
Choi. Ia membuka lemari pakaiannya. Ia melepas topengnya. Shin Hyung terkejut
melihat pakaian yang semula ia pakai ada di dalam lemarinya. (Pakaian yang pas
dia keluar dari rumah, yang terus dia beli baju baru. Eh itu baju kok bisa ada
di lemari ya) ia pun memasukan itu ke dalam tas besar yang sudah ia siapkan.
Shin Hyung membuka brankas
yang tersembunyi di dalam lemari. Ia mengambil beberapa batangan emas, uang dan
memasukannya ke dalam tas. Tak lupa ia juga mengamankan dokumen warisannya.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang datang. Shin Hyung kaget, kenapa ada orang yang datang, bukankah katanya nih rumah sepi. Shin Hyung segera menutup brankasnya. Ia memakai topengnya lagi
“Kelihatannya itu tidak
ada di ruang kerjanya.” Terdengar suara Choi Young Dal.
Shin Hyung panik, ia harus
sembunyi dimana. Ia pun memasukan tas ke dalam lemari dan ia sendiri juga
sembunyi di dalam lemari.
“Mengingat betapa
pentingnya itu, dia pasti menyimpannya di kamar tidurnya.” sahut Young Dal.
Young Dal dan In Ja masuk
ke kamar Presdir Choi. In Ja menyuruh suaminya cepat menemukan itu, ia membagi
tugas. Ia akan mencari di sebelah kanan dan suaminya mencari di sebelah kiri. Keduanya membuka setiap
laci meja.
Shin Hyung membuka sedikit pintu lemari dan melihat Young Dal membuka buka laci meja di kamarnya. Young Dal tak menemukan apapun yang dicari bahkan ia sampai mencarinya di bawah kasur, tapi tak ada.
Shin Hyung membuka sedikit pintu lemari dan melihat Young Dal membuka buka laci meja di kamarnya. Young Dal tak menemukan apapun yang dicari bahkan ia sampai mencarinya di bawah kasur, tapi tak ada.
Young Dal mulai panik dan
tanpa sengaja kakinya kesandung kaki tempat tidur. In Ja heran apa yang
suaminya lakukan, kalau jalan lihat-lihat, jangan panik begitu. Young Dal yang
panik kesal, apa kita ini sedang di rumah orang asing, bukankah tempat ini akan
segera menjadi miliknya.
In Ja menebak bagaimana
seandainya jika Presdir Choi membuat rencana memberikan semuanya pada Dae Han. Young
Dal menilai itu tak mungkin, memangnya apa yang sudah Dae Han lakukan, apa kau
tahu betapa sulitnya aku bekerja bertahun-tahun?
In Ja mengerti itu, “berapa
lama lagi kita harus hidup sebagai penguasa kedua? Ayo kita coba hidup sebagai
nomor satu. Ini kesempatan kita. Bahkan jika kita harus mengubah dokumennya,
kita harus mengambilnya. Kita tak bisa membiarkan itu diambil dari kita.”
In Ja setuju, Presdir Choi
tak bisa kembali karena kekacauan sekarang. Presdir Choi kemungkinan akan
menghabiskan sisa hidup di penjara karena uang 5 milyar won yang ditemukan di
mobil. Keduanya tertawa-ketiwi kegirangan.
Shin Hyung yang mengintip
dan mendengar dari dalam lemari menahan geram dengan rencana jahat saudaranya
ini.
Young Dal dan In Ja akan mencari
dokumen di dalam lemari. Tapi ketika keduanya membuka lemari terdengar suara
mobil di luar. Keduanya tak sempat melihat ke dalam lemari. Keduanya bertanya-tanya
siapa yang datang itu. Padahal di dalam lemari Shin Hyung sudah menutup mata
karena takut ketahuan. Young Dal dan In Ja kembali menutup pintu lemari. Keduanya
keluar kamar untuk melihat siapa yang datang.
Ternyata Ha Soo yang
datang atas perintah Dae Han untuk menutup jendela kamar. Ha Soo menyalakan
lampu ruangan, ia menggerutu bagaimana bisa Dae Han memintanya melakukan ini.
Young dan In Ja akan
keluar dari rumah namun terkejut ketika melihat ada seorang wanita di rumah
itu. Keduanya pun sembunyi dan bertanya-tanya siapa wanita itu.
Ha Soo menelepon Dae Han
mengatakan ia sudah berada di rumah Dae Han. Bisakah ia langsung pulang setelah
menutup jendela.
Young Dal akan terus
melancarkan aksinya mencari dokumen warisan. Namun istrinya mengajak lebih baik
pergi saja, ia takut keduanya malah ketahuan. Kalau ketahuan nantinya malah
jadi kacau, “apa yang akan kau lakukan jika Dae Han melarang kita datang kesini
lagi jika kita tertangkap?” Keduanya pun pergi.
Shin Hyung yang
bersembunyi di dalam lemari merasakan kakinya sakit. Ia pun keluar dari lemari.
Namun terdengar seseorang mendekati kamar, ia pun sembunyi lagi di dalam
lemari.
Yang masuk ke kamar
ternyata Ha Soo. Ha Soo menyalakan lampu kamar. Ia segera menutup jendela agar
air hujan tak masuk. Ia yang melihat sekeliling menebak ini pasti kamar Presdir
Choi.
Shin Hyung membuka sedikit
pintu lemari dan melihat yang masuk ke dalam kamarnya adalah Ha Soo. Ia
meringis menahan kakinya yang sakit karena kram.
Ha Soo bertanya-tanya
kemana sebenarnya Presdri Choi. Shin Hyung yang kesal ada orang masuk ke kamar
bergumam dalam hati kalau ia ada disini, kenapa Ha Soo usil sekali, jangan
khawatir, cepat keluar saja sana.
Ha Soo merasa bersyukur
dan berterima kasih karena Presdir Choi mempekerjakannya kembali. Kelihatannya
Presdir Choi tidak seburuk yang diberitakan.
Shin Hyung tak tahan lagi,
kakinya benar-benar sakit karena terus nekuk di dalam lemari. Ia pun segera
keluar dari dalam lemari. Melihat ada seseorang yang keluar dari dalam lemari Ha
Soo kaget sekali, apalagi orang itu berpakaian hitam dan mengenakan topeng.
Ha Soo gemetaran ketakutan
dirinya berhadapan langsung dengan perampok. Shin Hyung berdiri sempoyongan dan
jatuh menindih Ha Soo. Ha Soo menjerit ketakutan. Apalagi wajah pria bertopeng
itu dekat sekali dengan wajahnya. Ha Soo yang ketakutan menyingkirkan si pria
bertopeng, ia segara keluar dari kamar untuk mencari pertolongan.
Dae Han dan Ji Yoon
tergesa-gesa karena menemukan keberadaan ponsel Presdir Choi. Dae Han tanya
dimana ponsel itu terakhir digunakan. Ji Yoon meminta Dae Han ikut dengannya,
keduanya berjalan cepat.
Dae Han dan Ji Yoon masuk
ke ruang ganti karyawan pria. Di ruangan itu ada Myung Soo yang berganti
pakaian. Myung Soo terkejut melihat dua orang masuk begitu saja. Dae Han langsung
membuka setiap loker sementara Ji Yoon mencoba menelepon ke nomor ponsel Presdir
Choi.
Ketika Dae Han membuka
loker Shin Hyung, ia menemukan ponsel jadul ayahnya. Myung Soo yang melihat
orang asing yang mengambil benda milik Shin Hyung mengingatkan Dae Han tidak boleh
mengambil barang milik orang lain. Melihat pria di depannya ini cerewet, Dae Han
langsung menjotosnya.
Dae Han mendengarkan
penjelasan Myung Soo. Myung Soo mengompres bagian matanya yang tadi kena pukul.
Ia mengatakan tak ada seseuatu yang mencurigakan tentang Shin Hyung. “Ah
lokernya.... seseorang menguncinya sebelum mereka keluar. Dia memukulnya dengan
kapak untuk membukanya.”
Shin Hyung ternyata membuka
loker benar-benar menggunakan kapak. Bak bak bak sampai kuncinya copot hahaha.
Myung Soo bilang kalau Shin
Hyung juga membawa tas yang besar.
Wakaka ini lucu lihatnya,
masa Shin Hyung sampai masuk ke dalam tas sih. Myung Soo heran untuk apa Shin Hyung
menyiapkan tas sebesar itu. Shin Hyung bilang ada sesuatu yang harus ia taruh
di dalam tas ini.
Dae Han kaget lagi, benarkah
itu apa yang Shin Hyung katakan. Trus apa lagi?
Myung Soo : “Dia bilang
dia butuh uang. Dia mengatakan dia merasa tidak nyaman menjadi miskin untuk
pertama kalinya.”
Dae Han mengeluarkan
ponselnya dan menunjukan gambar Shin Hyung, “apakah dia itu pria ini?” Myung Soo
membenarkan. Dae Han merasa sekarang ia harus segera menelepon polisi.
Dae Han menerima telepon
dari Ha Soo. Ha Soo yang masih di dalam rumah Dae Han ketakutan dan gemetaran
memberi tahu kalau di rumah ada orang, ia tidak tahu orang itu perampok atau
apa yang jelas ada orang lain yang masuk ke dalam rumah.
Tiba-tiba orang itu lewat
di depan Ha Soo tentu saja itu membuat Ha Soo menjerit ketakutan. Ha Soo
menyadari kalau ia tak boleh membiarkan perampok itu pergi, Ha Soo yang
ketakutan pun memberanikan diri untuk mengejarnya.
Shin Hyung lari keluar
rumah membawa tas besar penuh dengan bawaaan yang di dapatnya dari lemari. Ia
heran kenapa Ha Soo bisa ada disini. Kenapa Ha Soo ada dimana-mana hahaha. Shin
Hyung melempar tas-nya melewati pagar.
Ketika Shin Hyung akan
melompati pagar Ha Soo datang menahan kakinya. Ha Soo berteriak minta tolong sambil
memegangi kaki orang yang dianggapnya perampok ini agar tak kabur. “Ibu tolong
aku!” teriak Ha Soo yang walaupun ketakutan mencoba memberanikan diri.
Ha Soo berhasil
menjatuhkan pria bertopeng itu. Keduanya terjatuh terlentang ke tanah. Ha Soo
langsung menaboki sekuat tenaga. Shin Hyung berusaha menghindari dan mencoba
kabur namun Ha Soo berhasil menggapai dan melepas topengnya. Shin Hyung berteriak
dan menutupi wajahnya. Ia segera berdiri dan kabur melompati pagar.
Ha Soo yang ketakutan
masih blegedek tergeletak terlentang di tanah. Tubuhnya gemetaran karena
ketakutan.
Karena usaha nekatnya itu
kaki Ha Soo terluka. Dae Han merobek stoking Ha Soo untuk mengobati luka di
kaki wanita itu. Ha Soo kaget kenapa Dae Han melakukan ini. Dae Han memangku
kaki Ha Soo dan mengoleskan antiseptik di kaki Ha Soo yang terluka.
Dae Han marah pada Ha Soo,
“apa kau ini polisi? Wanita macam apa yang tidak kenal takut? Kenapa kau
mengejarnya? Aku bilang lihat wajahnya, apakah aku memintamu untuk mengejar
pencuri?” Ha Soo heran kenapa Dae Han
malah marah padanya. Ia menarik kakinya dari pangkuan Dae Han.
Ji Yoon yang
datang membawakan handuk dan minuman terkejut melihat apa yang Dae Han lakukan.
Ia memberikan minuman itu untuk Ha Soo dan memberikan handuk untuk mengeringkan
tubuh Ha Soo yang basah karena hujan ketika mengejar perampok tadi.
Dae Han tanya pada Ji Yoon
apa belum mendengar kabar dari polisi. Ji Yoon bilang belum, kelihatannya
rekaman cctv yang diterima itu sama seperti yang polisi miliki. Dae Han melihat
rekaman cctv ketika Ha Soo melawan perampok. Sayang sekali cctv tak bisa
menangkap wajah perampok itu dengan jelas hanya pria bertopeng saja.
Ha Soo tanya bisakah ia
pulang sekarang. Dae Han tentu saja melarang, memangnya Ha Soo pikir mau pergi
kemana. Ia menyuruh Ha Soo mengambar wajah perampok itu. Ha Soo bilang ia tak
ingat wajah si perampok. Dae Han meminta Ha Soo mencoba untuk menggambar
seingat Ha Soo saja. Ha Soo pun mencoba menggambar wajah si perampok seingatnya.
Ji Yoon bertanya-tanya apa
perampok ini seseorang yang berkaitan dengan Presdir Choi. Dae Han merasa
perampok ini mungkin seseorang yang tengah ia cari. Ji Yoon khawatir bagaimana
kalau Presdir Choi benar-benar diculik pria itu (Shin Hyung), dia bahkan
memiliki ponsel Presdir Choi juga. Dae Han belum sepenuhnya yakin jadi jangan
mengambil kesimpulan ayahnya diculik.
Dae Han bertanya pada Ha Soo
apa sudah selesai menggambarnya. Ha Soo menjawab sudah, ia pun menyerahkan
hasil gambarnya. Dan oeng... inilah gambar wajah perampok itu karya Eun Ha Soo.
Wakakakakaka....
Ha Soo tak terlalu ingat dengan
wajah si perampok tapi ia sudah melakukan yang terbaik untuk menggambarnya.
Ha Soo juga memberi tahu
kalau ia bertemu dengan pria yang sedang Dae Han cari tadi sore di lobi hotel.
Dae Han kaget kenapa Ha Soo baru mengatakannya sekarang. Ha Soo bilang Shin Hyung
menjadi pegawai cleaning service di hotel.
Dae Han mengeluarkan
ponselnya dan bertanya, apa pria ini (Shin Hyung) terlihat mirip dengan gambar
yang Ha Soo buat (haha). Ha Soo tak yakin apa itu mirip. Dae Han pun mengambil
kesimpulan kalau dia-lah orangnya, orang yang masuk ke rumahnya sebagai perampok
dan menculik ayahnya.
Dae Han tercengang dengan apa
yang dipikirkannya.
Dae Han membayangkan Shin Hyung
membawa kapak yang berlumuran darah di malam gelap di bawah hujan deras sambil
menyeret tas besar yang nampak berat. Tas itu bersisi potongan tubuh manusia,
tubuh manuia yang dimutilasi gitu. Shin Hyung melemparkan potongan tubuh
bersama tas ke dalam lubang dan menguburnya.
“Ayahhhhh...” terdengar
teriakan Dae Han. Dae Han mulai mengira yang tidak-tidak nih.
Ha Soo dan Woo Young
terkejut di depan hotel ada mobil polisi. Woo Young melihat di depan hotel ada
Myung Soo. Ha Soo tak percaya bagaimana mungkin adiknya ada disini.
Tapi benar itu adalah Myung
Soo. Ha Soo kaget melihat adiknya ada disini. Ditambah lagi ia melihat wajah
adiknya itu lebam. Ha Soo memegangi wajah adiknya, “apa yang terjadi?” Myung Soo
yang tengah memberikan keterangan pada polisi bilang bukan apa-apa.
Dae Han mengumpulkan dewan
direksi memberi tahu kalau Presdir Choi diculik. Ia memperlihatakan wajah penculiknya,
yang tak lain adalah Choi Shin Hyung. Ia mengatakan kalau pria ini sangat
berhati-hati dan teliti dalam melancarkana aksinya. Dia bekerja disini. Dia
juga tertangkap kamera cctv didekat rumah Presdir Choi. Kelihatannya dia masuk
ke rumah untuk mencuri barang-barang berharga.
Yoo Nan Hee berbisik pada Ji
Yoon mengatakan kalau Choi Shin Hyung bekerja disini atas rekomendari Sekretaris
Sung. Ji Yoon kaget mendengarnya.
Ha Soo mendatangi kedai
dimana ia pernah makan dan minum bersama Shin Hyung. Ia berniat membayar ganti
rugi, namun ahjuma bilang ganti ruginya sudah dibayarkan oleh pria yang datang
bersama Ha Soo pada malam itu.
Ha Soo keluar dari kedai,
ia heran kenapa Shin Hyung tak memberitahunya kalau sudah membayar kerugian
kaca pecah. Ia akan menelepon Shin Hyung tapi Shin Hyung tak menjawab panggilan
teleponnya.
Ha Soo melihat ada
selebaran yang ditempel di dinding mengenai Shin Hyung. Shin Hyung dicari
sebagai buronan. Ha Soo tak percaya ini.
Ha Soo tak bisa tidur, ia
terus-menerus memikirkan Shin Hyung. Ia menilai ini tidak mungkin, tidak
mungkin Shin Young yang menculik Presdir Choi. Ia pun mengingat awal
pertemuannya dengan Shin Hyung dan mengingat saat dirinya bersama Shin Hyung.
Orang yang Ha Soo pikirkan
ternyata berdiri di depan rumahnya. Shin Hyung berdiri menatap rumah Ha Soo.
Flashback
Malam dimana Ha Soo mabuk,
sebelum Shin Hyung menggendong Ha Soo di punggungnya, Shin Hyung duduk di
samping Ha Soo yang duduk sambil memejamkan mata.
Shin Hyung melihat tubuh Ha
Soo miring sana miring sini hampir ambruk, ia menyingkir tak mau Ha Soo
bersandar padanya. Namun ia kembali duduk di tempat semula.
Tubuh Ha Soo pun benar-benar ambruk dan bersandar padanya. Ia pun memegangi tubuh Ha Hoo. Shin Hyung jadi deg-degan ketika menatap wajah Ha Soo.
Tubuh Ha Soo pun benar-benar ambruk dan bersandar padanya. Ia pun memegangi tubuh Ha Hoo. Shin Hyung jadi deg-degan ketika menatap wajah Ha Soo.
Flashback end
Shin
Hyung merobek selebaran tentang dirinya yang dicari polisi. Ia pun pergi dari
sana.
Shin
Hyung berdiri di tepi tebing. Ia menatap foto keluarganya. Terngiang dalam
ingatannya ucapan Young Dal yang ingin menguasai hartanya. Ia merobek foto itu
dan membuangnya.
Shin
Hyung mengeluarkan kalung milik Dae Han yang ia temukan saat malam ia berubah
menjadi muda. Ia mengingat ucapan putranya bahwa menurut Dae Han, ia adalah
seorang ayah yang selalu berpikiran bahwa apa yang dilakukan itu benar tapi Dae
Han tidak pernah merasa bahwa ia ini benar. Hatinya sungguh sakit ketika
mengetahui dirinya tidak dipercayai oleh anaknya.
Shin
Hyung menatap ke dasar jurang. Matanya berkaca-kaca. Akankah ia melakukan
tindakan bodoh, bunuh diri.
Terjadi
keramaian disebuah tempat. Banyak reporter dan tamu yang hadir. Tamu yang hadir
tak nampak bahagia, mereka mennagis. Ya ada yang meninggal.
Di
dalam ruangan seorang pria yang merupakan anggota keluarga si almarhum berdiri
di depan altar. Dia adalah Choi Dae Han.
Dae
Han menoleh menatap foto yang ada di altar, itu adalah foto ayahnya, Choi Go Bong.
Dae Han tertunduk sedih, ia begitu terpukul kehilangan ayahnya.
Para
karyawan membaca berita di internet bahwa Presdir Choi Go Bong melakukan bunuh
diri. Ha Soo yang juga membaca berita itu terkejut. Mereka tak percaya ini, apa
Presdir Choi benar-benar melakukan bunuh diri, kenapa Presdir Choi sampai
melakukan tindakan nekat itu.
Tanpa
mereka ketahui, di belakang mereka, Choi Shin Hyung ada disana. Lho bagaimana
bisa? Jadi meninggal atau tidak ini?
Bersambung
ke episode 4
kocak banget gak tahan kalo ga ketawa malah sampe senyum" sendiri gak tahan juga kalo ga koment. suka banget lah nie drama.
ReplyDeleteHarapan Ha Soo sama Daehan aja yaaa
Makasih ya mbaa sinopnya d tunggu lanjutannya
Koplak bgt aih ni drama lucuuu...^_^
ReplyDeletemksh ya mba ...
Seru abizzz
ReplyDeletecepet banget mbak hihihi padahal sendirian nih nyinopnya...
ReplyDeleteFIGHTING mbak anis XD