Apa yang sebenarnya
terjadi ?
Di tepi tebing tergeletak
pakaian dan sepatu milik Choi Go Bong. Di samping pakaian itu ada pula selembar
kertas yang ditindih batu, catatan bunuh diri.
Mr
Back Episode 4
Di kantor polisi, pakaian
Presdir Cho Go Bong sudah dibawa kesana sebagai barang bukti. Sekretaris Sung
berada di kantor polisi. Ia menangis dan terus-menerus membentur-benturkan
kepalanya ke meja. Ia membela diri bahwa dirinya tak kenal dengan Choi Shin Hyung.
Ia benar-benar berpikir bahwa Choi Shin Hyung itu pengantar makanan dari
restoran China.
Detektif bertanya jadi Sekretaris
Sung bilang orang yang masuk ke ruang cctv itu meminta pekerjaan dan Sekretaris
Sung membantunya. Sekretaris Sung membenarkan, berapa kali lagi Detektif harus
menanyakan itu padanya. Jika ia menerima uang dari Choi Shin Hyung, itu akan
membuatnya terlihat seperti bajingan. Ia tak memiliki apapun untuk dikatakan
lagi. Ia sendiri benar-benar tertipu oleh Choi Shin Hyung. Sekretaris Sung
terus menangis, apa yang dilakukannya disini ketika Presdir Choi baru saja
meninggal.
Dae Han datang ke kantor
polisi bersama Ji Yoon dan Yi Gun. Sekretaris Sung yang masih menangis memeluk
mereka satu persatu, ia sedih sekali. Ia tak mengerti bagaimana hal ini bisa
terjadi, sulit baginya untuk mempercayai bahwa Presdir Choi sudah meninggal.
Ji Yoon meminta Sekretaris
Sung tenang, tapi dalam keadaan begini bagaimana Sekretaris Sung bisa tenang
ketika dirinya dituduh merupakan kaki tangan dari seseorang yang dicurigai membunuh
Presdir Choi. Ia menilai ini tuduhan
yang omong kosong. Ia sudah bekerja untuk Presdir Choi selama 30 tahun. Ia
sudah mendedikasikan seluruh hidupnya untuk Presdir Choi jadi tak mungkin ia
melakukan hal sekeji itu.
Sekretaris Sung menangis
memeluk sepatu Presdir Choi. Dae Han menilai kematian ayahnya ini sungguh tak
masuk akal.
Yi Gun mengerti bagaimana
perasaan Sekretaris Sung. Ia akan mewakili Sekretaris Sung, jadi tak usah
khawatir. Ia percaya pada Sekretaris Sung tak akan bertindak seperti itu, itu
sebabnya ia, Dae Han dan Ji Yoon berada disini untuk Sekretaris Sung. Sekretaris
Sung yang menangis berkata memang seharusnya Yi Gun percaya padanya, bukankah Yi
Gun juga tahu betapa kerasnya ia bekerja untuk Presdir Choi selama bertahun-tahun
bahkan semua orang juga tahu.
Detektif bertanya pada Dae
Han, apa Dae Han putra Presdir Choi Go Bong. Dae Han yang masih shock
mengetahui ayahnya meninggal membenarkan bahwa ia putra Choi Go Bong. Detektif
mengatakan polisi masih mencari tubuh Presdir Choi tapi ia menyadari ini tidak
akan mudah. Bunuh dirinya sendiri belum bisa dikonfirmasi, tapi sidik jarinya
sudah diidentifikasi dan itu sesuai dengan sidik jari Presdir Choi Go Bong.
Namun Detektif juga tak bisa mengesampingkan kemungkinan Presdir Choi didorong
seseorang di tebing. Tapi di lokasi kejadian tak ditemukan sidik jari orang
lain. Maka untuk sekarang mereka bisa membawa Sekretaris Sung pulang.
Sekretaris Sung terus
menangis, tapi ya tangis pura-pura. Ia tahu persis apa yang terjadi, Choi Go Bong
belum meninggal.
Dae Han begitu terpukul
kehilangan ayahnya, air matanya menetes.
Ha Soo duduk menyendiri
mengenang Presdir Choi Go Bong. Ia mengingat pertama kali dirinya bertemu pria
tua itu di Silver Town. Ia tak menyangka hidup pria tua itu akan berakhir
dengan cara seperti ini.
“Jika aku tahu akan jadi
seperti ini, aku seharusnya bersikap lebih baik padanya di Silver Town.” sesal Ha
Soo dalam hati.
Saudara-saudara Choi Go Bong
berkumpul di rumah. Mereka menangis melihat berita tentang kematian Presdir Choi.
In Ja sungguh menyayangkan
tindakan yang diambil Presdir Choi untuk mengakhiri hidup, “Bahkan jika dia
dipaksa oleh penyelidik polisi bagaimana dia bisa berpikir untuk mengambil
jalan seperti ini?”
Mi Hye kesal, “Eonni, apa
kau tidak tahu orang seperti apa dia. Dia itu tidak akan pernah melakukan
sesuatu seperti ini. Opppaaaa....” tangis Mi Hye.
Young Dal meminta Mi Hye
jangan menangis terus, bukankah tubuh Presdir Choi belum ditemukan, jadi
kematian apa ini, ini hanya spekulasi. In Ja membenarkan, mungkin saja Presdir Choi
masih hidup, jadi kita tak boleh kehilangan harapan. Mi Hye tambah menangis, ia
minta kakak iparnya ini jangan memebrikan harapan yang palsu, karena itu akan
membuatnya tambah sedih.
Young Dal menyenggol
istrinya, ia mencibir Mi Hye yang menangis. Ia tahu pasti kalau tangisan Mi Hye
ini pasti pura-pura.
Dae Han dan Ji Yoon sampai
di rumah. Dae Han mematikan tayangan televisi yang memberitakan kematian ayahnya
yang katanya bunuh diri. Ji Yoon memberi tahu semuanya bahwa catatan bunuh diri
sudah dikonfirmasi dan benar itu tulisan Presdir Choi. Ia sudah membawa salinannya.
Mi Hye yang masih menangis
memeluk Dae Han. Sebagai Tantenya Dae Han, mulai sekarang ia akan bertindak
selaku orang tua bagi Dae Han. Sebagai Om-nya Dae Han juga, Young Dal tak mau
ketinggalan mencari perhatian, ia menilai Mi Hye itu terlalu sibuk dengan kehidupan
sendiri jadi tak akan bisa mengurus Dae Han. Bukankah Dae Han masih memiliki
dirinya. In Ja membenarkan ucapan suaminya, ia akan memperlakukan Dae Han seperti
putranya sendiri.
Dae Han tak merespon
ucapan mereka. Ia meminta Ji Yoon membacakan catatan bunuh diri ayahnya. Young Dal
dan yang lainnya langsung duduk siap mendengarkan. (semangat banget)
Ji Yoon mulai membacakan
catatan bunuh diri Presdir Choi, “Semuanya dengarkan. Terlambat untuk bertaubat
setelah kematian orang tuamu. Terlambat untuk menyesal jika kau jauh dari
keluargamu. Sebuah keluarga bahagia membuat segala sesuatu menjadi lebih baik.
Jangan biarkan rintangan apapun menghentikanmu untuk mencapai impianmu. Lakukan
apa yang perlu kalian lakukan sambil menunggu panggilan dari atas.”
“Tunggu sebentar...” sela Mi
Hye, “apa catatannya terus seperti itu?” tanya Mi Hye aneh karena catatan itu
seperti sebuah perumpamaan bukan pesan yang ditinggalkan. Ji Yoon menjawab
tidak, karena ada yang selanjutnya jadi harap didengarkan.
Ji Yoon melanjutkan, “Dalam
hal apapun aku sudah tua dan tidak akan hidup lebih lama lagi. Aku akan membawa
semua kesalahan dan mengucapkan selamat tinggal pada dunia ini. Aku harap
kalian melepaskan aku pergi.
Aku meninggal dalam
keadaan yang mencurigakan jadi jangan berpikir tentang otopsi atau
menyumbangkan tubuhku untuk ilmu pengetahuan. Aku harap kalian tidak akan
menambahkan nyeri di tubuh tua dan rapuh ini. Tidak jari, tidak pula rambut.
Aku meminta pada kalian untuk tidak melakukan apapun pada tubuhku sebagai
keinginan terakhirku. Aku tidak ingin menjadi pendonor organ tubuh. Aku ingin
membawa tubuhku persis seperti ini. Aku harap kalian mengingatnya.
Dan tentang warisan dan
perusahaan itu ada di bagian belakang. Aku berharap tidak akan ada perkelahian
atau perdebatan yang tak berguna diantara anggota keluarga karena hal ini. Aku
sekarang akan mengakhiri hidupku dan jatuh ke dalam tidur nyenyakku. Kalian semua.......”
Ji Yoon berhenti membaca. Mereka
penasaran apa selanjutnya. Ji Yoon yang tak kuasa menahan tangisnya mengatakan
kalau itu kalimat dibagian akhir dari catatan yang ditemukan, catatan
selanjutnya kemungkinan hilang tertiup angin dan polisi belum menemukannya.
Young Dal menggebrak meja,
ia marah sekali. (jih kok marah, apa saking penasaran siapa yang dapet warisan
gitu)
Dae Han yang menangis tak
ingin mempercayai apapun sampai tubuh ayahnya ditemukan. Jadi jangan pernah
berpikir untuk melakukan pemakaman terhadap ayahnya.
Young Dal kembali menangis
pura-pura, “Aigoo Hyung-nim...”
“Oppa...” Mi Hye juga ikutan
nangis.
(Halah nih dua saudara
palsu nangisnya. Nyebelin hahaha)
Di malam hari, Sekretaris Sung
bersama Dokter Kim mendatangi sebuah rumah. Keduanya menemui Choi Shin Hyung.
Di tempat persembunyiannya
ini Shin Hyung siap memberikan dua batang emas pada Dokter Kim sebagai imbalan.
Dokter Kim tanya apa Shin Hyung benar-benar mengharapkannya untuk mempercayai Shin
Hyung. Shin Hyung berkata apa lagi yang bisa ia katakan ia sendiri juga sulit
mempercayainya. Jika Dokter Kim percaya maka dua batang emas itu akan menjadi
miliki Dokter Kim dan bahkan jika Dokter Kim tak percaya, ia akan tetap
membiarkan dua batang emas itu menjadi milik Dokter Kim. Dokter Kim terus
menatap dua batang emas yang ada di depannya.
Shin Hyung ingin melihat
apa yang Dokter Kim bawa. Dokter Kim pun memperlihatkan apa yang dibawanya. Ia
membawa sebuah botol kecil berisi cairan, “ini obat yang sangat berbahaya.”
jelas Dokter Kim. Ia meminta Shin Hyung menyelesaikan semuanya dalam waktu 20
menit. Jika tidak maka Shin Hyung benar-benar bisa mati. “Kau akan mati dan aku
akan masuk penjara.” Sekretaris Sung mengingatkan bagaimana bisa Dokter Kim bicara
seperti itu di depan Presdir Choi.
Shin Hyung mengambil botol
kecil berisi cairan itu dari tangan dokter kim. Ia mengira-ngira, sepertinya 20
menit itu cukup.
Shin Hyung beralih
bertanya pada Sekretaris Sung apa sudah menyiapkan keperluan lainnya. Sekretaris
Sung membuka kotak yang dibawanya, isinya rambut palsu putih. Ia memakai rambut
palsu itu, “ini sample, lalu make up artis terbaik dari akan datang.”
“Takdirku tergantung pada
kalian berdua.” ucap Shin Hyung tajam.
Sekretaris Sung yang
tegang mengangguk mengerti. Dokter Kim menunduk cemas. Shin Hyung mengeluarkan
tiga batang emas lagi, jadi ia akan memberikan 5 batang emas pada Dokter Kim.
“Presdir, lalu bagaimana denganku?”
tanya Sekretaris Sung. Shin Hyung mendelik, Sekretaris Sung langsung diam.
Shin Hyung bertanya pada Dokter
Kim, “Bagaimana? Pertimbangkan ini sebagai pesangon karena sudah menjadi dokter
pribadiku selama 10 tahun.” Dokter Kim terus menatap 5 batang emas yang ada di
depannya, ia pun mengerti dan siap melakukannya.
Shin Hyung mengingatkan Dokter
Kim harus menghidupkannya kembali setelah 20 menit. Dokter Kim dengan tegas
menjawab kesanggupannya. Sekretaris Sung meminta Shin Hyung jangan khawatir
karena Shin Hyung juga memiliki dirinya.
Shin Hyung menatap tajam
botol berisi cairan berbahaya yang akan membuatnya terlihat seperti orang meninggal
selama 20 menit.
Ha Soo sampai di toko
jahit ibunya. Ia membawa beberapa gulungan kain. Ia melihat ibunya tengah
merapikan sebuah jas pesanan. Ia bertanya apa ibunya punya banyak pelanggan.
Ibu berkata apa Ha Soo
tahu betapa istimewanya jas ini. “Yang memesan jas ini adalah orang tua ini,”
ibu menunjukan foto Presdir Choi Go Bong di koran. Ha Soo penasaran, “siapa?
Apa dia seseorang yang terkenal?” Ha Soo terkejut ketika melihat foto yang
ditunjuk ibunya adalah Presdir Choi.
Ibu mengatakan beberapa
hari yang lalu Presdir Choi ingin mengambil foto jadi dia datang untuk mencoba
jas-nya. “Ketika dia masih muda, terkadang dia datang kesini. Aku tak bisa mengenalinya
ketika dia sudah menjadi tua. Bukankah kau bekerja di perusahannya?” Ha Soo
membenarkan.
Ibu menghela nafas panjang
karena sekarang Presdir Choi tak bisa mengambil jasnya. Ia sendiri tak tahu apa
yang akan ia lakukan dengan jas ini.
Yoo Nan Hee membantu Gong Gi
Chan membagikan majalah bulanan pada para pegawai. Namun ketika tiba di depan Ha
Soo, Gi Chan tersenyum memberikan majalah itu sendiri. Hehe. Gi Chan menilai
suasana di hotel sekarang berubah jadi muram setelah adanya kabar Presdir Choi meninggal
karena bunuh diri.
Direktur Jung Yi Gun
menghampiri mereka. Ia tahu kalau para pegawai pasti gelisah dan sedikit
bingung tentang berita Presdir Choi. Ia memastikan kalau semuanya akan baik-baik
saja, jadi tak usah khawatir dan teruslah bekerja dengan baik. Mereka mengerti.
Yi Gun melihat ada sesuatu
di baju Woo Young. Ia dengan gaya cool-nya mengambil sedikit kotoran di baju Woo
Young. Woo Young terpana melihat perhatian Yi Gun. Yi Gun tersenyum pada mereka
berharap hari mereka menyenangkan. Ia pun pergi dengan gaya cool-nya membuat Woo
Young semakin terpesona. (hahaha)
Woo Young memuji Yi Gun
sebagai pria yang tampan. “Bagaimana dia bisa memahami karyawannya dengan baik?
Dia begitu berbeda denngan Direktur Choi. Bukankah kau berpikir begitu?” tanyanya
pada Ha Soo.
Ha Soo membuka majalah
yang ia terima. Di dalam majalah tertulis artikel mengenai kunjungan Presdir Choi
ke Silver Town. Itu adalah saat dimana ia pertama kali bertemu dengan Presdir Choi
Go Bong.
Yi Gun masuk ke ruangan Ji
Yoon. Ia melihat Ji Yoon menerima telepon dan mencoba mengklarifikasi tentang
kematian Presdir Choi, “catatan bunuh dirinya memang ditulis dengan tulisan
tangan sendiri tapi itu masih spekulasi. Kami tidak akan mengakui kematiannya.
Aku harap kau tidak akan menarik kesimpulan begitu cepat tanpa ada tubuhnya.
Jadi cabut kembali artikelnya.”
Yi Gun menyajikan makanan
yang dibawanya untuk Ji Yoon. Ia meminta Ji Yoon makan terlebih dulu, kalau
tidak Ji Yoon bisa sakit. Ji Yoon berterima kasih namun ia tak nafsu makan, ia
minta maaf karena Yi Gun sudah repot-repot menyiapkan itu untuknya.
Yi Gun meminta Ji Yoon bersikap
tenang. “Apakah kau tahu betapa sulitnya kau sudah bekerja untuk Daehan? Membungkuk
di belakang untuk menyenangkan suasana hati pria tua itu.”
Ji Yoon menegaskan bahwa
ia akan tetap membantu Direktur Choi Dae Han untuk memimpin perusahaan Daehan
di masa depan. Pasti itu juga yang diinginkan Presdir Choi.
Yi Gun terkejut, “Choi Dae
Han? apa dengan memberikan harapan yang akan bermanfaat bagi perusahaan ini.”
Ji Yoon akan keluar dari
ruangannya namun langkahnya terhenti ketika Yi Gun mengingtkan dirinya untuk
memikirkan kembali. Ia dan Ji Yoon tak punya banyak waktu. Dengan kepercayaan yang
dimiliki Ji Yoon, ia dan Ji Yoon bisa melakukan ini bersama-sama. Ji Yoon diam
saja dan keluar dari ruangannya.
Dae Han mendatangi tebing
dimana ayahnya melakukan bunuh diri. Tempat itu sudah dipasang garis polisi. Ia
berdiri disana mengenang masa kecilnya. Ia menangis.
Flashback
Dae Han kecil berdiri di
depan TV menirukan nyanyian yang ada di TV. Ibunya ada disana memberikan tepuk
tangan untuknya. Ibu memuji nyanyiannya. Ibu mengajak Dae Han menunjukan
nyanyian itu pada ayah ketika ayah pulang nanti. Tapi Dae Han tidak mau. Ibu
tanya kenapa.
Dae Han : “Dia bekerja sepanjang
waktu dan dia hanya mencintai uang. Dia tidak mau bermain denganku.”
Ibu memeluk Dae Han
berusaha memberikan pengertian bahwa yang ayah Dae Han lakukan itu karena dia
ingin membelikan Dae Han mainan yang banyak dan menyekolahkan Dae Han di sekolah
yang bagus.
Dae Han membuang mainan
yang ada di meja, “aku tak butuh mainan. Aku suka digendong ayah. Tapi dia
terus saja bicara tentang uang. Aku benci itu.”
Ketika ayahnya akan pergi bekerja
Dae Han menyerahkan uang celengan itu pada ayahnya. Choi Go Bong heran apa yang
Dae Han lakukan ini. Dae Han bilang ayahnya mendapatkan uang segitu dalam satu
hari. Choi Go Bong tanya siapa yang bilang begitu. Dae Han menjawab ibunya yang
bilang. Dae Han harap uang celengannya itu cukup untuk ayahnya supaya bisa
mengambil hari libur dan bermain dengannya.
Choi Go Bong jengkel
dengan tingkah putranya, “Kau ini seperti orang bodoh saja.” Ia membentak
istrinya, “apa kau yang mengajarinya?” Ia menyerahkan sekantong uang celengan
itu pada istrinya dan pergi bekerja.
Dae Han terdiam sedih.
Flashback end
Dae Han mengangis tersedu-sedu
mengingat masa lalunya yang begitu sulit bersama dengan ayahnya. Sejak kecil ia
merindukan kebersamnan dengan ayahnya. Namun sekarang ia harus mendapati
kenyataan bahwa ayahnya sudah pergi untuk selama-lamanya. Hikshiks...
Ternyata bukan hanya Dae Han
saja yang mendatangi tempat itu, Ha Soo juga sampai disana. Ha Soo menghampiri Dae
Han. Melihat ada orang lain yang datang, Dae Han mengusap air matanya.
Dae Han tanya apa yang lakukan
ditempat ini. Ha Soo berkata kalau ia hanya ingin mampir kesini sebelum pulang
karena ada yang sedikit mengganggu pikirannya. Dae Han heran kenapa Ha Soo
melewati jalan ini. Ia berpesan agar Ha Soo segera pulang sebelum malam tiba. Ia
akan pergi lebih dulu.
Belum jauh Dae Han pergi,
ponselnya berdering. Telepon dari Ji Yoon yang mengabarkan bahwa tubuh ayahnya
sudah ditemukan. Pupus sudah harapan Dae Han yang berharap ayahnya ditemukan dalam keadaan
hidup.
Young Dal dan istrinya
sampai di depan rumah sakit. Mi Hye yang juga sampai disana memanggilnya. Mi Hye
heran kenapa kakak tertuanya ada disini. Young Dal mengatakan ia mendapatkan
telepon dari Dokter Kim untuk memastikan apa benar itu tubuh kakaknya. In Ja
tanya bagaimana kalau itu benar-benar tubuh Presdir Choi Go Bong. Mi Hye merasa
lebih baik cepat menemukan tubuh kakaknya daripada nanti. Ketiganya pun
bergegas masuk.
Dokter Kim membuka kain
penutup yang menutupi tubuh Presdir Choi. Keluarga diminta mengidentifikasi
tubuh korban apa benar itu Presdir Choi. Dae Han terkejut melihat tubuh yang
terbujur kaku itu benar ayahnya.
In Ja pun turut menangis, “Bagaimana
anda bisa mengambil keputusan seperti ini?”
“Oppaaa... apa yang harus
kita lakukan tanpa dirimu?” tangis Mi Hye
yang air matanya menetes di atas wajah Presdir Choi.
Dokter Kim berkata jika
keluarga sudah memastikan bahwa ini benar tubuh Presdir Choi maka ia akan
menempatkannya kembali. Mi Hye meminta tunggu sebentar dan berkata pada Dae Han
bukankah mereka seharusnya melakukan otopsi.
Sekretaris Sung tersentak
kaget. Yi Gun heran kenapa Sekretaris Sung kaget begitu. Sekretaris Sung pun
kemudian menangis. Young Dal berkata bukankah dalam catatan bunuh dirinya Presdir
Choi menginginkan tubuhnya tak diotopsi. Ia mengedipkan mata ke arah Mi Hye.
Dokter Kim merasa identifikasi
tubuh korban ini sudah cukup. Tapi Mi Hye ingin memegang tangan kakaknya untuk
yang terakhir kalinya. Ketika Mi Hye akan membuka kain penutup, Sekretaris Sung
kembali menangis dan memeluk tubuh Presdir Choi untuk menghalangi Mi Hye. Ia
kembali memberi kode pada Dokter agar mengatakan sesuatu yang melarang mereka
memegang tubuh Presdir.
Dokter memberi tahu kalau
tubuh Presdir Choi sudah dimandikan, jadi ia menyarankan pada mereka untuk tak
menyentuh tangannya. Sekretaris Sung melihat ponsel, waktu sudah berjalan
selama 16 menit. Ia cemas apalagi Lee In Ja ingin melihat wajah Presdir lebih
lama lagi. Sekretaris Sung menyahut sambil menangis bisakah kita membiarkan
beliau pergi ke tempat yang lebih baik sekarang. Mereka pun mengerti, Sekretaris
Sung mengajak mereka meninggalkan tempat itu.
Dae Han duduk menyendiri
dengan tatapan kosong. Ia begitu sedih dan terpukul ayahnya benar-benar telah
pergi meninggalkannya. Ha Soo duduk di sebelahnya, “Apa kau baik-baik saja?”
tanya Ha Soo.
“Bagaimana jika tidak?” ucap
Dae Han lirih.
Bagi Ha Soo kematian
Presdir Choi mengingatkan dirinya ketika ayahnya meninggal. “Tentang Presdir Choi,
aku pikir dia sangat kesepian. Ketika aku pertama kali bertemu dengannya di Silver
Town, dia tampaknya tak tahu bagaimana bergaul dengan orang lain disana.
Dimataku dia hanya seperti orang tua lainnya.”
Dae Han : “Dia tak punya
waktu untuk merasa kesepian. Dia terlalu sibuk mencari uang.”
Ha Soo tahu ini pasti
sulit bagi Dae Han tapi ia harap Hae Han menemukan kedamaian setelah kepergian Presdir
Choi. Ha Soo permisi pulang.
Dokter Kim dan Sekretaris Sung
berusaha sekuat tenaga mengambalikan Choi Shin Hyung untuk hidup kembali. Tapi Shin
Hyung tak juga bernafas ataupun jantungnya berdetak. Sekretaris Sung menangis
cemas Presdirnya akan benar-benar meninggal karena ini sudah lewat dari 25
menit.
Dokter Kim terus berusaha.
Hingga pada akhirnya mata Shin Hyung kembali terbuka. Ia terbatuk-batuk dan
bangun. “Apa kalian mencoba membunuhku?” bentak Shin Hyung.
Dokter Kim dan Sekretaris
Sung berpelukan saking senangnya presdir mereka kembali hidup. Shin Hyung yang
masih marah melempar Sekretaris Sung dengan sesuatu hahaha.
Pihak keluarga pun siap
melakukan pemakaman untuk Presdir Choi. Banyak tamu yang datang melayat,
diantaranya adalah dewan direksi perusahaan. Mereka turut berduka cita. Wajah Young
Dal pinter banget menujukkan kesedihannya. Mereka mengantar tamu keluar kecuali
Dae Han yang tetap berdiri dengan perasaan sedih.
Young Dal berkata pelan berterima
kasih pada dewan direksi yang sudah datang. Direksi mengatakan dengan
meninggalnya Presdir Choi maka Young Dal harus mengambil langkah untuk
menggantikan posisi Presdir. Ia menoleh pada Dae Han dan menilai putra Presdir Choi
itu tak tahu apa-apa mengenai perusahaan jadi Dae Han tak akan berhasil.
Young Dal berkata ia pun
terpaksa akan melakukan itu, ia mungkin harus maju sebagai Presdir Daehan dan
mengambil tanggung jawab itu. Ia sangat menghargai dukungan direksi.
In Ja berjanji, ia dan suaminya akan melakukan yang terbaik bagi perusahaan. Jadi ia harap mereka mendukung suaminya.
In Ja berjanji, ia dan suaminya akan melakukan yang terbaik bagi perusahaan. Jadi ia harap mereka mendukung suaminya.
Mi Hye minta ijin pada
dewan direksi itu bisakah ia bicara nanti. Ada sesuatu yang ingin ia
diskusikan.
Setelah tamu pergi In Ja
menarik Mi Hye, apa yang akan Mi Hye bahas dengan mereka, bukankah Mi Hye
bilang akan mendukung suaminya. Mi Hye menyahut tentu saja, In Ja tak perlu mengkhawatirkan
itu.
Mi Hye bertanya apa
catatan bunuh diri Presdir Choi belum ditemukan juga. In Ja menjawab belum, ia
tak tahu dengan pasti apa halaman selanjutnya itu ada. Young Dal berkata lirih
ia sudah menyuruh anak buahnya untuk mencari, jadi ia harap keduanya sedikit
bersabar. Ketiganya langsung memasang wajah sedih begitu melihat pelayat
datang.
Sekretaris Sung ngos-ngosan
karena harus menaiki tangga untuk menemui Shin Hyung. Ia memberi tahu kalau semuanya
sudah selesai. Shin Hyung tanya apa yang Sekretaris Sung masukan ke dalam peti
mati. Sekretaris Sung bilang ia memasukan kayu, tulang ayam dan semacamnya ke
dalam peti mati, ia hampir mempertaruhkan hidupnya melakukan ini. “Tak bisakah
aku memiliki beberapa batang emas juga?”
Sssshhhh... Shin Hyung
mendelik, “Bukankah aku sudah bilang aku akan memastikan kau akan diperhatikan untuk
sisa hidupmu ini?”
Shin Hyung tanya lagi
bagaimana dengan persiapakan peristirahatannya. Sekretaris Sung berkata semuanya
akan siap besok. Shin Hyung mengerti, ia menepuk pundak Sekretaris Sung dan
berkata Sekretaris Sung sudah melakukan pekerjaan bagus, sekarang percayakan semua
padanya.
Dae Han yang begitu
kehilangan ayahnya, berjalan dengan langkah gontai sambil membawa foto ayahnya.
Mereka siap membawa abu Presdir Choi menuju tempat peristirahatan. Isak tangis
mengiringi langkah mereka.
Shin Hyung melihat dari
jauh, “Jadi seperti itukah Choi Go Bong meninggalkan dunia ini? Sungguh
kehidupan yang tidak jelas.” Mata Shin Hyung berkaca-kaca, “Choi Go Bong,
selamat tinggal. Beristirahatlah dalam damai.”
Ha Soo mencoba menelepon Shin
Hyung. Shin Hyung yang berdiri tak jauh dari sana melihat layar ponselnya,
panggilan telepon dari si Galaxy Eun Ha Soo. Ia terkejut campur heran untuk apa
Ha Soo meneleponnya. Karena tak dijawab Ha Soo pun pergi dari sana.
Shin Hyung yang heran
bertanya-tanya, “Kenapa dia meneleponku? Apa yang akan dia katakan pada Choi Shin
Hyung?”
Keesokan harinya, reporter
mengerumuni Dae Han yang baru keluar dari gedung. Mereka mengatakan ada rumor
krisis mengenai manajemen perusahaan Daehan, mereka meminta pendapat Dae Han,
apakah pengganti Presdir Choi Go Bong sudah diputuskan. Apakah saudara Choi Go Bong
yang bernama Choi Young Dal yang menggantikannya.
Ji Yoon selaku perwakilan
perusahaan mengatakan kalau pihak perusahaan akan membuat pernyataan resmi
didepan para reporter setelah pertemuan dewan direksi pekan ini.
Reporter kembali bertanya
apa mungkin ada pihak ketiga yang mengambil alih. Sekretaris Sung meminta
reporter menyudahi pertanyaan mereka. Ia mempersilakan Dae Han dan Ji Yoon
masuk ke mobil. Reporter terus memberondong mereka dengan berbagai pertanyaan.
Di dalam mobil, Ji Yoon
menyadari semuanya menjadi sulit sejak kematian Presdir Choi tapi Dae Han harus
segera membuat keputusan. Dae Han meminta Ji Yoon saja yang membuat keputusan
itu. Tapi menurut Ji Yoon itu bukanlah wewenangnya, mengambil keputusan apalagi
keputusan penting, bukanlah sesuatu yang bisa ia lakukan. Dae Han menyahut
kalau begitu biarkan direksi yang mengambil keputusan. Ji Yoon tanya apa Dae Han
yakin tak mau mengambil alih manajemen. Dae Han menjawab tak mau.
(Kelihatan ya kalau Dae Han
bukan seseorang yang ambisius)
Dae Han masuk ke kamar
ayahnya. Ia menuangkan minuman di altar ayahnya. Ia tahu ayahnya sangat
menyukai minuman ini tapi tak bisa menikmatinya ketika masih hidup.
Dae Han membaringkan
tubuhnya di tempat tidur. Ada sms masuk di ponselnya. Sms yang memberitahukan
bahwa akan ada pertemuan mendesak untuk memutuskan penerus Daehan grup. Dae Han
menarik nafas dalam-dalam, dari sudut matanya menetes air matanya.
Young Dal memanggil Jung Yi
Gun untuk menemuinya di sauna. Yi Gun tanya apa ada yang bisa ia bantu, kenapa Young
Dal memanggilnya. Young Dal tanya sudah berapa lama Yi Gun bekerja di
perusahaan Daehan. Yi Gun menjawab sudah sepuluh tahun.
Young
Dal terkesan dalam sepuluh tahun Yi Gun sudah menjadi direktur. Ketika semua
orang menentang proyek konstruksi di Pulau jeju, ia tahu Yi Gun lah yang
mendorong Presdir Choi melakukannya dan perusahaan kita mencapai tingkat
keberhasilan. “Kau lebih dari seorang anak untuk Presdir Choi Go Bong.”
Yi
Gun tersenyum ia merasa tersanjung atas ucapan Young Dal. Ia hanya melakukan
apa yang harus ia lakukan. Young Dal mengerti itu namun ia mengingatkan bukan
saatnya bagi Yi Gun untuk menjadi seseorang yang ambisuis. Yi Gun tanya apa
maksudnya.
Young
Dal : “Siapa menurutmu yang akan mengontrol perusahaan Daehan sekarang? Apa
sekarang kau ingin bekerja untukku?”
Yi
Gun berterima kasih ia menghargai tawaran Young Dal tapi ia sudah nyaman dengan
posisinya di perusahaan. “Namun katakan saja jika anda memerlukan bantuanku.”
Yi
Gun akan pergi, ia berpesan Young Dal jangan disini terlalu lama. “Anda harus
memikirkan usia anda sekarang.” Yi Gun permisi, Young Dal menahan jengkel mendengar
ucapan Yi Gun yang sok itu.
Bersambung
ke part 2
Wah keren ya rencana kematian
yang benar-benar dipersiapkan dengan baik. Tinggal menunggu langkah Shin Hyung
selanjutnya.
Sedih lihat Dae Han pas
nangis di tepi tebing saat dia mengingat masa kecilnya. Ia benar-benar ingin
merasakan belaian kasih sayang ayahnya. Saat kecil ia bahkan rela membeli waktu
ayahnya dengan uang celenagnnya. Ah ya ampun sedih banget itu.
Apa hubungan antara Ji Yoon
dan Yi Gun? Apa keduanya sengaja masuk ke perusahaan Daehan untuk menghancurkan
Choi Go Bong? Apakah ada dendam? Apa mungkin niat awal Ji Yoon itu demikian
namun seiring berjalannya waktu ia berubah pikiran setelah sekian lama bersama
Presdir Choi. Apa mungkin ia menyukai Dae Han?
Tisu mana Tisu hiks hiks hiks Choi Dae Han sedih banget sampek nangis lho aku, g nyangka keren banget Joon,,, Dae Han emang sepertinya g seperti ayahnya yg menyukai uang,,,scene flashbackya bener2 dech bikin sedih,,,,
ReplyDeleteFighting ya mbak recapnya !!!!
Ofie
Hiks hiks :'( saya nangis waktu liat Dae Han nangis, kasian liatnya.. Ternyata dia begitu menyayangi ayahnya :'(
ReplyDelete