Ketika gerhana bulan dan
hujan meteor terjadi, lubang tempat Ha Soo dan Presdir Choi terperosok mengeluarkan
cahaya berwarna biru. Ha Soo yang terluka dan melihat ada orang lain disana berusaha
untuk menggapai orang itu untuk meminta tolong.
Ha Soo akhirnya bisa menarik
jari Presdir Choi, ia minta tolong diselamatkan. Apa ini yang menyebabkan Presdir
Choi kembali lagi dari ajalnya? Bahwa ada seseorang yang menariknya kembali ke
dunia? (aneh ya. Ok lah ini drama fantasy hahaha)
Ada satu sms masuk ke ponsel
Presdir Choi. Mobil milik Presdir Choi mengeluarkan cairan yang kemungkinan itu
adalah bensin. Cairan itu terus-menerus keluar.
Sekretaris Sung yang juga
terluka berhasil keluar dari mobil. Ia sekuat tenaga berusaha untuk keluar dari
lubang. Ia pun langsung meminta bantuan dengan menghubungi 911.
Ambulans dan polisi
datang, ketiga korban pun segera diselamatkan. Sekretaris Sung mencemaskan
keadaan Presdir Choi Go Bong. Presdir Choi setengah sadar menoleh pada Ha Soo
yang tak sadarkan diri.
Namun sesuatu yang
mengejutkan terjadi, mobil Presdir Choi meledak. Ledakannya sangat keras dan
menimbulkan api yang membumbung tinggi. Bersamaan dengan itu beterbanganlah
lembaran-lembaran uang yang ikut terbakar. Presdir Choi setengah tidak sadar
melihat itu. Ketiga korban pun segera dilarikan ke rumah sakit.
Terdengar berita dari
televisi
Berita terkini, sekitar
jam 10 malam, sebuah lubang tiba-tiba muncul ditengah jalan di Seoul. Sebuah
mobil dagang dan mobil sedan jatuh ke lubang tersebut. Setelah itu mobil
meledak dan menimbulkan kekacauan. Untungnya ketiga korban telah diselamatkan
oleh petugas medis dan dibawa ke rumah sakit. Keadaan mereka dalam kondisi stabil.
Identitas mereka belum dikonfirmasi. Polisi yang sedang menyelidiki sumber uang
dan diesel yang ditemukan di dalam mobil.
Lubang itu kini ditutup
menggunakan garis polisi. Seorang detektif mengambil salah satu uang yang
terbakar di tanah. Ia tampak menyeringai.
Detektif itu menghubungi
seseorang, “Apa kau melihat beritanya?” tanya detektif. “Aku sedang menunggu
mobil Presdir Choi di persimpangan, sepertinya dia mengalami kecelakaan dalam
perjalanan ke sana. Sepertinya ini pekerjaan untuk kita ya? Sekarang polisi
sedang menyelidiki tempat kejadian. Mereka tampaknya mengalami kesulitan
menemukan kotak hitam kendaraan.”
Orang yang dihubungi oleh
detektif tengah menonton berita kecelakaan itu melalui televisi dan pria ini
tidak diperlihatkan wajahnya, jadi kita belum tahu siapa dia. (Penasaran siapa pria misterius ini. Jangan bilang
kalau pria ini Jung Yi Gun ya) (sepertinya Presdir Choi akan dijebak melalui
uang itu, tapi kejadian lain malah menghambatnya)
Dalam berita di televisi
disebutkan bahwa ada beberapa milyar won uang tunai ikut terbakar akibat
ledakan.
(Pria 71 tahun berubah
menjadi pria 34 tahun)
(Huwaaaa ini ahjussi cakep
haha)
Presdir Choi sudah dibawa
kembali ke rumah. Ia masih belum sadar, di samping tempat tidurnya ada Dae Han
dan dokter.
Choi Young Dal dan
istrinya bersama Mi Hye datang sambil menangis-nangis mengetahui kecelakaan
yang menimpa kakak mereka. Mereka mengira Presdir Choi meninggal.
“Aigoo Hyung-nim...”
tangis Young Dal. “Bagaimana mungkin ini terjadi?” Ujarnya dengan tangis palsu.
Tangisnya sejenak berhenti untuk melihat ke arah Presdir guna memastikan Presdir
Choi sudah meninggal apa belum. “Kau tak bisa pergi seperti ini, ini tidak adil.”
lanjutnya menangis.
Dokter akan memberi tahu
sesuatu tapi Young Dal mengatakan tidak peduli apapun yang terjadi ia akan bertanggung
jawab dan membangun Perusahaan Daehan menjadi perusahaan global.
“Oppa, ada banyak orang
lain yang bisa mengelola perusahaan.” sahut Mi Hye tak mau kalah.
“Oppaaaa....” tangis Mi Hye
mendekati Presdir Choi yang masih belum sadar. “Ini aku, Mi Hye, adikmu yang
paling kau pedulikan.” tangisnya.
Presdir Choi membuka
matanya. Dae Han yang melihat ayahnya sadar bertanya apa ayahnya ini baik-baik
saja. Tangis Young Dal dan Mi Hye pun terhenti, keduanya terkejut Presdir Choi
masih hidup.
Dokter kesal kenapa Young
Dal dan Mi Hye tak mendengarkannya, bukankah
ia akan menjelaskannya tadi. Ia pun memberi tahu keduanya kalau Presdir Choi
tidak apa-apa. Hal ini sangat jarang. Ini seperti sebuah keajaiban.
Mi Hye langsung mengusap
air matanya. Young Dal terdiam tak suka melihat kakaknya masih hidup.
(hah beneran nih orang-orang
ngarep banget dapet warisan)
Presdir Choi teringat akan
Sekretaris Sung, bagaimana dengan dia. Dae Han mengatakan Sekretaris Sung baik-baik
saja, jadi ayahnya tak perlu khawatir. Presdir Choi menghela nafas lega.
Mi Hye, Young Dal dan In Ja
keluar dari kamar Presdir. Ketiganya melihat berita di televisi tentang
milyaran won uang yang ikut terbakar di mobil Presdir Choi.
Young Dal menilai
kecelakaan ini merupakan hal yang tak terduga. In Ja berkata kalau ini bisa
diibaratkan seperti hujan yang tiba-tiba, benar-benar percuma, sahutnya. (oh oh
apa maksudnya)
Mi Hye menyahut ini hal
yang memalukan untuk keluarga. “Oppa dari mana sih uang itu berasal?” tanya Mi Hye
kesal.
In Ja bertanya pada suaminya
apa yang akan terjadi pada Presdir Choi sekarang. Young Dal berkata tidak hanya
kakaknya tapi mereka bertiga juga akan dipanggil untuk ditanyai perihal uang
itu.
Ha Soo yang masih berada di
rumah sakit akhirnya sadar. Ia melihat di ponselnya sekarang pukul 11 malam. Ia
pun ingat untuk menghubungi Dae Han perihal permata itu.
Ha Soo sudah diperbolehkan
keluar dari rumah sakit. Ia menghubungi Dae Han dan mengatakan ia terlambat
karena sesuatu terjadi padanya. Dae Han tanya apa Ha Soo yakin sudah menemukan
kalung permata miliknya. Ha Soo menegaskan kalau ia sudah menemukannya. Ia tanya
apa Dae Han masih berada di tempat yang sama. Dae Han bilang tidak, sekarang ia
berada di rumah. Ia bilang sekarang tidak apa-apa permata itu ada di tangan Ha
Soo, yang pasti ia berpesan agar itu jangan hilang.
Tapi Ha Soo tidak mau
menundanya, ia akan membawakan permata itu sekarang pada Dae Han. “Kau mengatakan
padaku untuk membawanya padamu bahkan jika aku harus lari mengelilingi bumi
sepuluh kali.”
“Kalau begitu datanglah ke
rumahku!” ucap Dae Han, ia akan memberi alamat rumahnya pada Ha Soo.
Ha Soo naik taksi menuju
rumah Dae Han.
Presdir Choi berendam di bak
mandi. Ia teringat saat kecelakaan itu, dirinya merasakan ada yang menarik
tangannya. Ia bertanya dalam hati siapa yang meraih tangannya.
Ha Soo sampai di depan
rumah Dae Han. Ia terperangah begitu melihat rumah yang sangat besar, Gold
House. Di depan rumah itu ada 2 orang penjaga.
Kepala pelayan mengantar Ha
Soo menemui Dae Han.
Suatu keanehan terjadi ketika
Presidr Choi berada di dalam air. Luka di keningnya tiba-tiba menutup sempurna
tanpa bekas. Kulit keriputnya menjadi kencang. Tubuhnya lebih bertenaga. Rambut
putihnya pun menjadi hitam.
Presdir Choi Go Bong bangkit
dari dalam air. Ia mengibaskan rambut basahnya dan mengambil nafas. Ya inilah
dirinya dengan wujud baru, wujudnya yang kembali muda.
Kepala pelayan meminta Ha Soo
menunggu di dalam. Ia akan memanggil Dae Han. Ia pun meninggalkan Ha Soo. Ha Soo
melongo melihat rumah yang begitu besar dan bagus. Lampu kristal yang cantik
menghiasi ruangan itu.
Dalam keadaan telanjang Presdir
Choi keluar dari bak mandi. Ia belum menyadari perubahan di tubuhnya.
Presdir Choi masuk ke
ruangan pakaian. Ia merasa aneh ketika dirinya melewati cermin. Ia pun mundur
untuk melihat ke arah cermin. Ia sangat terkejut begitu melihat pantulan orang
asing.
Presdir Choi masih tak
percaya dengan apa yang dilihatnya di cermin. Ia yang terkejut memegang wajah
dan tubuhnya. Pantulan di cermin itu mengikuti apa yang ia lakukan.
Ha Soo mengeluarkan kalung
permata milik Dae Han. Ia kemudian menyentuh kursi di ruangan itu dan menebak
kalau benda-benda di ruangan itu semuanya pasti mahal.
Ha Soo menoleh ke arah
ruangan dimana Presdir Choi berada. Ia tak jelas melihat siapa yang ada didalam
ruangan itu, yang pasti dirinya melihat seorang pria yang sedang telanjang. Ha Soo
mengira itu Dae Han.
“Itu bukan seperti apa
yang kupikirkan, kan?” Gumam Ha Soo mulai cemas Dae Han akan bertindak yang
tidak-tidak. “Apa yang harus kulakukan?” Ha Soo mulai ketakutan. Tanpa sengaja
ia menjatuhkan kalung Dae Han ke lantai. Ia berteriak ketakutan dan lari dari
sana.
Presdir Choi yang
mendengar ada yang berteriak melihat dirinya ikut panik. Ia segera mengambil
handuk untuk menutupi sebagian tubuhnya.
Ha Soo lari secepat
mungkin keluar dari rumah itu, “apa dia gila? Dia memanggilku dan sekarang
berdiri disana telanjang. Dia pikir aku ini siapa? Dasar orang aneh.” omel Ha Soo
panik.
Ha Soo langsung masuk ke
taksi yang menunggunya, ia meminta supir taksi untuk segera pergi dari sana.
Dae Han yang mengejar keluar terlambat karena Ha Soo sudah pergi. Ia heran
kenapa wanita itu pergi begitu saja.
Presdir Choi yang masih
belum berpakaian dan mengenakan handuk masuk ke kamarnya. Begitu menatap cermin
ia terkejut melihat wajah barunya. Ia hampir saja berteriak. Namun ia kemudian
menyadari kalau suaranya pun berubah, tidak serak-serak seperti suara kakek-kakek.
Presdir Choi menyentuh
rambutnya yang hitam bukan putih lagi. Ia menjambak rambutnya untuk memastikan
apakah ini mimpi atau bukan. Ia kesakitan dan menilai ini bukanlah mimpi.
Ia benar-benar tak percaya
dengan apa yang terjadi padanya sekarang, ia meraba tubuhnya. Dadanya bidang
dengan perut berotot. Otot lengannya pun lebih kekar.
Untuk memastikan semuanya
berubah muda, Presdir Choi pun melepas handuknya dan ia pun melihat..... Ia terperangah
tak bisa mempercayai ini. Semuanya kembali muda. Ia benar-benar heran kenapa
bisa begini.
Dan oeng... ini senyum
yang paling bikin ngakak.. ahjussi ekspresinya ok banget hahahaha.
Dae Han kembali ke dalam
rumah berusaha menghubungi Ha Soo. Ha Soo yang berada di taksi terkejut mendengar
dering ponselnya. Melihat Dae Han yang menelepon ia tak menjawabnya. Ia benar-benar
takut pada pemuda yang di cap-nya cabul itu. Ia menyuruh supir taksi agar
cepat. Dae Han heran kenapa Ha Soo malah tak menjawab teleponnya.
Ponsel Dae Han bunyi ada
telepon dari Hong Ji Yoon yang sepertinya menanyakan kabar Presdir. Dae Han
mengatakan ayahnya baik dan kelihatannya Ji Yoon ingin bicara dengan Presdir.
Presdir Choi masih tak
percaya dengan apa yang terjadi pada tubuhnya. Lampu di kamarnya sekarang ia
nyalakan agar bisa melihat dengan jelas. Ia terus-menerus melihat dirinya di
cermin.
Suara pintu kamar diketuk
membuatnya terkejut dan panik. “Ayah...!” panggil Dae Han dari luar pintu
kamarnya.
Presdir Choi panik, ia tak
mungkin muncul di depan putranya dalam keadaan tubuh muda seperti ini. Ia pasti
akan dikira maling atau orang gila yang masuk ke kemar presdir. Ia lari kesana
kemari mencari tempat sembunyi. Ia bingung kemana ia harus bersembunyi.
Karena tak ada sahutan
dari ayahnya Dae Han pun membuka pintu. Presdir Choi yang bingung harus
bagaimana, akhirnya lompat ke tempat tidur. Ia menutupi seluruh tubuhnya
menggunakan selimut.
Dae Han membeeri tahu
ayahnya kalau Sekretaris Hong Ji Yoon menelepon, apa ayahnya ingin menjawab
telepon Ji Yoon. Presdir Choi diam saja dibalik selimut, ia sangat cemas.
“Ayah...?” Dae Han menarik
selimut ayahnya namun Presdir Choi menahan selimutnya agar tak tertarik. Dae Han
heran, “ayah apa kau tidur? Apa kau tak ingin mengangkat teleponnya?”
“Ada apa?” tanya Presdir
Choi galak dari balik selimut.
Dae Han bicara di telepon
pada Ji Yoon mengatakan kalau ayahnya sepertinya lelah. Apa hal yang akan Ji Yoon
samapaikan itu benar-benar mendesak. “Apa?” Dae Han terkejut mendengar sesuatu
dari Ji Yoon, “surat perintah pencarian?”
Presdir Choi yang berada
dibalik selimut terkejut mendengar itu. Ia tak mengerti apa maksudnya ada yang
akan melakukan pencarian. (Aduh mungkin maksudnya melakukan penggeledahan kali
ya)
“Kau bilang petugas akan
datang untuk melakukan pencarian di rumah besok pagi?” tanya Dae Han pada Ji Yoon.
Dalam hati Presdir Choi
bertanya-tanya apa sih yang Dae Han dan Ji Yoon bicarakan. Dae Han mengerti dan
menyudahi bicaranya di telepon dengan Ji Yoon.
Dae Han mengatakan pada
ayahnya kalau para wartawan mengajukan pertanyaan mengenai uang yang ada didalam
mobil. Presdir Choi terkejut terdiam, uang apa? Batinnya. Ia benar-benar tak mengerti
apa yang putranya bicarakan.
Dae Han mengatakan kalau Sekretaris
Hong Ji Yoon ingin menghubungi pengacara untuk mengambil langkah selanjutnya. Karena
tak mau ketahuan walaupun ia belum mengerti benar maksudnya Presdir pun bilang
dengan suara galak kalau ia mengerti dan menyuruh Dae Han keluar dari kamarnya.
Dae Han yang heran dengan sikap ayahnya pun mengerti, bahwa sekarang ayahnya
tak ingin diganggu dan akan beristirahat.
Eun Myung Soo tiduran
santai di depan televisi sambil memainkan ponselnya. Lampu di ruangan itu tak
dinyalakan, jadi agak gelap, hanya sedikit cahaya dari pantulan televisi.
Ibunya datang bertanya apa yang membuat Ha Soo tidak pulang-pulang. Myung Soo
meminta ibunya jangan khawatir.
Ibu melihat berita di TV
tentang lubang di jalan raya itu, ia mengatakan kalau kita harus berhati-hati. Ibu
akan pergi tapi Myung Soo yang melihat berita di TV mengatakan bukankah mobil
yang diangkat dari lubang itu mobil milik toko mereka. Ibu memperhatikan dengan
seksama dan membenarkan. Ibu pun cemas sekali jangan-jangan Ha Soo mengalami
kecelakaan.
Bersamaan dengan itu Ha Soo
muncul memanggil ibunya. Ibu menoleh ke arah sumber suara. Karena saat itu
ruangan gelap, ibu dan Myung Soo menjerit ketakutan mengira Ha Soo adalah
hantu.
Dari arah dapur juga
muncul sosok lain, Woo Young yang mengenakan baju putih dan wajahnya tertutup
masker putih. Woo Young terkejut melihat sosok Ha Soo. Ibu dan Myung Soo yang
menoleh ke arah Woo Young menjerit ketakutan lagi.
Ha Soo segera menyalakan
lampu. Ia heran apa yang dilakukan ibu dan adiknya sampai menjerit ketakutan
begitu. Hahaha.
Woo Young penasaran apa Ha
Soo benar-benar baru saja mengalami kecelakaan. Ia mengangkat tangan kiri Ha
Soo. Ha Soo mengaduh mengatakan jika Woo Young mengangkat tangannya itu sedikit
menyakitkan. Woo Young tak menyangka Ha Soo bahkan sampai dibawa ke UGD segala
tapi masih terlihat baik-baik saja. Ha Soo membenarkan bukankah itu
menakjubkan, ia baik-baik saja. Dokter mengatakan itu sebuah keajaiban.
Myung Soo melihat di
internet mengenai akibat pasca operasi. Ia memberi tahu kalau efek samping
kecelakaan mobil itulah yang harus mereka khawatirkan.
Ibu khawatir apa Ha Soo benar-benar
baik-baik saja. Ha Soo meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja. ibu pun mencibit
pipi Ha Soo. Ha Soo yang merasakan sakit dicubit bertanya apa yang ibunya
lakukan. Ibu hanya memastikan bahwa Ha Soo ini bukan hantu. Hahaha mereka
tertawa. Ibu lega karena yang di depan dirinya benar-benar Ha Soo, putrinya.
Ha Soo dan Woo Young ke kamar.
Ha Soo benar-benar ingin tidur. Woo Young tanya apa Ha Soo pergi ke rumah Direktur
Choi Dae Han. Ha Soo malas membahasnya ia meminta Woo Young jangan membahas
itu. Ia memeriksa jaketnya dan akan mengambil kalung milik Dae Han, tapi kalung
itu tak ada di saku jaketnya. Ia panik, kemana kalungnya kok tidak ada. Ia pun
cemas apa yang harus dilakukannya sekarang karena kalung permata itu hilang,
apa ia benar-benar dipecat.
Woo Young ikutan panik apa
saja yang Ha Soo lakukan, kenapa tidak menyerahkan itu pada Dae Han. Ha Soo
akan menjelaskan yang terjadi di rumah Dae Han, tapi begitu ia mengingat Dae Han
yang telanjang, ia pun tak sanggup menceritakannya.
Di kamar Presdir Choi,
Choi Go Bong benar-benar tak mengerti dengan perubahan yang terjadi pada
tubuhnya. “Apa yang terjadi padaku?” Ditambah lagi siapa yang akan datang ke
rumahnya besok. Ia juga tak mengerti tentang uang itu, terus apa maksudnya
surat perintah penggeledahan.
Presdir Choi pun berusaha
mencari tahu melalui televisi. Ketika ia menyalakan televisi volumenya sangat
keras, ia pun kaget sendiri hahaha. Ia memelankan volumenya. Ia terkejut ada
uang tunai milyaran won yang ikut terbakar ketika ledakan mobilnya di lubang
itu. “Jadi itu bukan mimpi? Itu benar-benar uang?” gumamnya mengira ketika
dirinya setengah sadar melihat uang terbakar itu mimpi.
Terdengar suara pelayan
yang bertanya pada kepala pelayan apa mendengar sesuatu. Presdir Choi panik dan
akan mematikan tv sebelum sembunyi. Belum sempat ia sembunyi lampu di ruangan
itu sudah dinyalakan. Ia pun akhirnya
sembunyi dibalik kursi.
Disana ia menemukan kalung
milik Dae Han yang tak sengaja dijatuhkan Ha Soo tadi.
Kepala pelayan dan salah satu pelayan sampai di ruanan gitu, ternyata suara yang mereka dengar itu suara dari TV. Ia bertanya apa tadi tidak diperiksa dengan benar, kenapa masih ada tv yang menyala. Pelayan itu bilang kalau ia sudah melakukannya dengan benar.
Keesokan paginya, dua
orang polisi mendatangi rumah Ha Soo meminta Ha Soo ikut dengan mereka ke
kantor polisi. Ha Soo heran apa yang terjadi, kenapa dirinya diminta ke kantor
polisi.
Presdir Choi terbangun
tiba-tiba di tempat tidurnya. Ia melihat jam, sekarang pukul 8 pagi. Ia kesal
pada dirinya sendiri kenapa dalam keadaan seperti ini dirinya malah tertidur.
Presdir Choi melihat
keluar melalui kaca. Ia melihat begitu banyak orang yang datang. Ia heran siapa
mereka.
Kepala pelayan (Manajer
Yoon) memberi tahu pihak penyelidik bahwa Presdir Choi masih tidur. Dia tidak
bisa menemui mereka sekarang. Tapi detektif itu tak peduli dan tetap akan melakasanakan
tugasnya.
Presidr Choi masuk ke
ruangan pakaian. Ia menutup pintu ruangan tapi pintu bolak-balik terbuka terus
hahaha. Ia mencari pakaian untuk dikenakannya. Ia melepas handuk piyamanya.
Dan toeng.... ada yang
disensor. Hahaha. Pokoknya nih adegan bikin ketawa hahaha. Apalagi waktu pakai
celana panjang, Choi Go Bong sampai jatuh ke lantai segala hahaha karena saking
buru-buru.
Detektif menanyakan dimana
kamar tidur Presdir Choi. Manajer Yoon pun menunjukannya. Ketika detektif akan membuka
pintu kamar, suara Jung Yi Gun menghentikannya. Yi Gun tak terima ada orang
asing yang dengan sembarangan akan masuk ke kamar Presdir Choi.
Ji Yoon meminta
penjelaskan tentang hal ini. Detektif menunjukan surat perintahnya, pihak
penyelidik perlu menyelidiki tentang uang yang ada di mobil Presdir Choi.
Detektif pun membuka pintu
kamar, namun disana tak ada siapa-siapa. Mereka terkejut Presdir Choi tak ada disana.
Tanda tanya besar sama ekspresinya Yi Gun.
Presdir Choi berada di
kafe menikmati lezatnya kopi panas. Ia tak habis pikir bagaimana ia diberi tahu
untuk tidak memakan makanan yang enak seperti ini. Ketika tengah menikmati kopi
panas, ponselnya tiba-tiba berdering, ia kaget.
Telepon dari si brengsek.
Ia tak ingin menjawab telepon akan mematikan namun ia salah pencet malah
menekan tombol jawab. Terdengar dari seberang sana suara Dae Han. Presdir Choi panik
karena salah menekan tombol. Ia langsung mematikan ponselnya. (jadi si brengsek
itu Dae Han, anaknya sendiri hahaha. Ponselnya antik ya, ponsel jadul hahaha)
Walaupun sudah tahu dengan
perubahan di wajahnya namun Presdir Choi tetap saja terkejut begitu melihat
wajahnya yang sekarang di pantulan kaca. “Aku tak tahu bagaimana semua ini
dimulai.” batinnya. Ia teringat usai kecelakaan itu dirinya merasakan sakit di
jantung dan akan meminum obat namun obatnya berhamburan. Ia mengambil obat dan
meminumnya. Ia mengira-ngira apa jangan-jangan ini terjadi karena obat itu.
Presdir Choi terus
memperhatikan wajahnya di pantulan kaca. Ia mencibut kedua pipinya. Menarik kedua
telinganya dan bahkan menarik-narik lidahnya. Wakakakaka.
Seorang wanita muda seksi
yang duduk di depan Presdir Choi akan pergi tapi tanpa segaja wanita itu
menjatuhkan benda miliknya. Ia pun jongkok untuk mengambil benda itu, dan
terlihatlah oleh Presdir Choi belahan dada wanita seksi itu. Presdir Choi yang
melihat tu langsung mengalihkan pandangannya. Ia memejamkan mata sambil geleng-geleng
kepala menilai apa yang dilihatnya ini benar-benar tidak sopan hahaha.
Dae Han memberi tahu Hong
Ji Yoon kalau baru saja ayahnya menjawab telepon tapi panggilannya terputus. Ia
meminta Ji Yoon mencari tahu lokasi ponsel ayahnya tadi digunakan.
Disana sudah berkumpul dua
adik presdir Choi. Mi Hye berkata bukankah seharusnya mereka menghubungi polisi
dengan mengajukan laporan orang hilang. Young Dal melarang, tak baik membiarkan
orang lain tahu tentang hal ini karena itu akan menurunkan harga saham, melapor
ke polisi itu hanya akan membuat keributan yang tak perlu.
Dae Han kesal dengan
pamannya, apa saat seperti ini persahaan lebih penting daripada keselamatan
ayahnya karena ayahnya bisa saja pingsan dimana saja. Young Dal diam mendengar
kemarahan keponakannya.
Dae Han mendatangi kafe
tempat presdir Choi minum kopi. Ia celingukan disana mencari Presdie Choi namun
tidak ada. Ia mendapatkan informasi dari Ji Yoon kalau kafe itu tempat terakhir
Presdir Choi menggunakan ponselnya. Dae Han menilai tak mungkin ayahnya akan
datang ke tempat seperti ini.
Dae Han bertanya pada
pelayan apa melihat orang tua disini. Pelayan itu tidak ingat pasti, apa ada
orang tua yang mampir ke kafenya. Dae Han menanyakan tempat duduk yang
sepertinya baru ditinggalkan oleh seorang pelanggan, apa pelayan itu ingat
siapa orang yang duduk di kursi ini. Pelayan menjawab tentu saja ia ingat, “dia
memperlakukanku seperti seorang pembantu, menyuruh-nyuruh membawakan sesuatu
padanya.”
Dae Han terkejut itu mirip
dengan ayahnya, “dia terlihat seperti apa?” tanya Dae Han. Pelayan mengatakan kalau dia pemuda yang
tampan. (hahaha)
“Pemuda?” Dae Han bingung
itu sifat mirip ayahnya namun bukan orang tua melainkan pemuda hahaha
Dengan wajah mudanya Presdir
Choi menemui dokter pribadinya. Tentu saja si dokter tak mengenali wajah Presdir
Choi. Presdir Choi duduk santai menyilangkan kaki sambil melipat kedua
tangannya. Ia tersenyum membuat dokter terheran-heran.
“Ini aku.” sahut Presdir Choi.
“Aku?” Dokter semakin heran
dengan pemuda yang sok akrab yang tentu saja tak dikenalnya.
Presdir Choi bertanya obat
apa yang dokter berikan padanya, ia mungkin berubah seperti ini setelah minum
obat itu. Dokter semakin heran, sudah bertingkah sok akrab eh nanya masalah
obat yang dia ga tahu, obat apa?
Presdir Choi mendekat
menggenggam tangan dokter, “ini aku.... Choi Go Bong. Aku Presdir Choi. Kau tak
mengenaliku?”
Dokter terdiam
memperhatikan wajah Presdir Choi yang begitu asing baginya. Presdir Choi
sendiri senyum-senyum ga jelas hahaha.
Dokter kemudian tertawa
dikuti pula oleh Presdir Choi yang ikut tertawa. Presdir Choi mengira dokter
percaya pada ucapannya. Dokter menekan telepon meminta seseorang di luar
ruangannya untuk datang ke ruangannya.
Presdir Choi mengatakan
kalau dokter sudah membuatnya jadi seperti ini. Ia pun menunjukan perutnya.
Dua orang masuk ke ruangan
dokter. Dokter menyuruh mereka mengeluarkan Presdir Choi. Presdir Choi terkejut
dokter mengusir dirinya. Ia mencengkeram kerah baju dokter kim dan mengatakan kalau
ia ini benar-benar Choi Go Bong. “Kau sudah menjadi dokter utamaku selama
sepuluh tahun terakhir. Beraninya kau setelah semua uang yang telah kuberikan.”
Ya dokter mengira pria yang
ada di depannya ini orang gila yang megaku-ngaku Choi Go Bong. Ia menyuruh
lebih baik pergi ke psikiater. Presdir Choi pun diseret keluar drai ruangan
dokter.
Presdir Choi memberi tahu
dua orang yang menyeretnya bahwa ia tidak gila, ia hanya menjadi lebih muda.
Aku ini berusia tujuh puluh tahun. Tujuh puluh. Teriaknya.
Perawat kesal dengan
tingkah Presdir Choi, “anda tak bisa berbuat seperti ini disini.”
“Jika anda ingin bertemu
dokter, anda harus membuat janti terlebih dahulu.”
Presdir Choi mengatakan kalau
ia serius dengan apa yang dikatakannya. Ketika ia memegang tangan dokter itu
untuk memohon si dokter malah menarik tangannya membuat Presdir Choi terdorong.
Spontan Presdir Choi pun melakukan salto.
Presdir Choi terbengong-bengong
terkejut sendiri, “aku baru saja melakukan salto, kan?” (wakakaka sumpeh
ekspresinya Shin Ha Kyun bikin ngakak)
Ia menoleh pada dokter dan
perawat itu, “aku baru saja salto, kan?” Perawat dan dokter hanya bisa bengong
dengan tingkah Presdir Choi.
Dua orang pasien yang ada
disana mengomentari apa yang Presdir Choi lakukan, mereka tak menaynagka ada
orang gila di usia yang masih muda hahahaha.
Karena tak percaya bisa
melakukan salto, Presdir Choi pun bersalto lagi berkali-kali. Ia terkejut
bagaimana ia bisa melakukan salto dengan begitu mudah. Ia pun berteriak-teriak
tak karuan untuk melampaiskan kegembiraan karena ia memiliki tenaga anak muda.
Usai meluapkan
kegembirannya bisa bersalto, Presdir Choi melihat tayangan televisi disana. Di
dalam berita di TV menyebutkan bahwa Presdir Choi Go Bong yang merupakan kunci
utama untuk mengetahui perihal uang didalam mobil tidak bisa ditemui. Polisi
pun menanyakan pada Sekretaris Sung yang pada malam itu mengemudikan mobil.
Presdir Choi langsung
meninggalkan rumah sakit, ia berpapasan dengan beberapa wartawan. Ia mendengar
dari obrolan wartawan itu bahwa di rumah sakit ini tempat dokter pribadi Presdir
Choi. Mereka menebak mungkin Presdir Choi sembunyi disini karena luka-luka
akibat kecelakaan semalam.
Presdir Choi melihat di
luar ada polisi, ia menutupi wajahnya agar tak dikenali. (ya elah pasti tidak
dikenali lah lha wong wajahnya berubah hahaha) ia kesal bagaimana ini bisa
terjadi padanya. Siapa si brengsek yang memasukan uang itu ke mobilnya.
Presdir Choi melintas di
depan toko pakaian. Ia pun masuk ke toko itu dan membeli pakaian gaul, kaos,
jaket plus jeans hahaha. Tampilannya sekarang benar-benar mencerminkan anak muda,
ya walaupun ia agak ga nyaman memakai jeans-nya hahaha. Ia pun berjalan kayak
orang joget-joget hahaha. (Sepertinya ia meninggalkan baju lamanya di toko itu)
Tiba-tiba ada sepeda motor
yang melaju kencang. Presdir Choi spontan loncat ke belakang untuk menghindar.
Ia marah-marah pada pegngendara yang baru saja melintas itu, “kalau mengemudi
hati-hati!” bentaknya.
Presdir Choi tiba-tiba
terdiam, “apa aku baru saha menghindari itu?” tanyanya dalam hati. Karena
kejadian sebelumnya ia tak segesit ini ketika diserempet motor. Ia pun bertanya-tanya
apa dengan perubahan tubuhnya ini ia juga mendapatkan kekuatan lain.
Presdir Choi pun akan
membuktikannya, ia mulai melakukan gerakan jurus mengira dirinya memiliki
kekuatan kanuragan. Hahaha. Udah kayak Son Go Ku mengeluarkan jurus kameha-meha
untuk mematahkan pohon. Ketika ia melakukan itu ada ujung tanaman yang patah. Ia
mengira dirinya benar-benar memiliki kekuatan. Ia pun mencoba ke pohon lain.
Presdir Choi melakukan
gerakan jurus udah kayak anak boyband nari. Hahaha. Orang-orang yang melewati
jalan itu menatapnya dengan tatapan aneh. Karena tak bisa menggerakan atau
mematahkan pohon ia pun menilai dirinya tidak memiliki kekuatan seperti itu.
Dalam tubuh muda, ia pun
memiliki tenaga anak muda. Bukannya naik eskalator yang bergerak naik, ia malah
berlari ke atas menggunakan eskalator yang menurun. Saking semangatnya gitu. Ia
bahkan lompat-lompat tak karuan.
Presdir Choi menghalangi
pak tua yang akan turun menggunakan eskalator. Pak tua itu heran melihat ada
pemuda yang lelompatan tak karuan. “Apa pikiranmu ini sedang kacau?” tanya Pak Tua.
Presdir Choi marah disebuh
begitu, “apa kau bilang?” Presdir pun menyebut teman pada pria tua di depannya
karena pria itu kemungkinan seusia dengannya. Pak tua heran ada anak muda yang memanggilnya
teman, ia akan memukulkan tongkatnya pada Presdir Choi menilai anak muda itu
tak sopan padanya, “Hei... hati-hati kalau bicara anak muda.” omelnya.
Presdir Choi kesal dengan
pak tua itu, ia kemudian heran apa pak tua tadi baru saja memanggilnya dengan sebutan
anak muda. Wusss Presdir Choi pun mengibaskan rambutnya bak model iklan shampo
hahaha.
Apalagi kalau udah
ngibasin rambut, benar-benar berasa lagi iklan shampo hahaha.
Presdir Choi melihat peta
kota di halte bus. Ia bertanya pada pemuda yang ada disana, bisakah ia meminta
bantuan untuk menjelaskan petunjuk arah ini, ia mencoba pergi ke tempat tujuannya
dimana ia harus naik bus. Anak muda yang sibuk sendiri memainkan ponsel kesal,
apa Presdri Choi tak memiliki GPS, cari saja lewat situ. Anak muda itu pun
pergi dari sana karena terganggu.
Presdir Choi tak mengerti,
“apa anak muda itu baru saja memberitahu untuk bertanya pada ayahku atau apa?”
Ia menggerutu anak muda ini sangat tidak sopan.
Masih belum terbiasa
dengan wajahnya Presdir Choi agak terkejut begitu melihat wajahanya di kaca.
Namun tak lama kemudian ia tersenyum melihat wajah gantengnya hahaha. Tanpa
presdir ketahui, Ha Soo baru saja melintas di depannya.
Ha Soo menunggu bis, Presdir
Choi menoleh ke arah Ha Soo berdiri. Bis datang, Ha Soo segera naik. Presdir Choi
yang mengenali wajah Ha Soo, berusaha mengejar namun bis yang dinaiki Ha Soo sudah
pergi, presdir Choi pun mengejar menggunakan taksi.
Presdir meminta supir
taksi mengikuti bus yang di depan itu. Presdir heran kenapa dengan Ha Soo, kenapa
tidak ikut berubah seperti dirinya. Ia harus bertemu Ha Soo untuk
memastikannya.
Supir menyalakan radio,
terdengarlah berita mengenai mobil yang masuk ke lubang semalam. Presdir Choi
bertanya-tanya uang apa itu. Supir mobil yang mendengar gumaman Presdir
menyahut itu sudah jelas kalau bukan uang penggelapan, itu pasti suap atau dana
tertentu. Ia menyebut Presdir Perusahaan Daehan adalah sampah yang melakukan
penggelapan atau suap. Ia mencibir tindakan baik yang Presdir Choi lakukan
seperti membangun kompleks Silver House gratis dan semuanya tapi ternyata Presdir
perusahaan itu hanya seorang sampah.
Dibilang begitu tentu saja
Presdir Choi tak terima, ia berusaha membela bukankah uang yang ditemukan itu
belum dikonfirmasi oleh polisi itu uang apa, kenapa pak supir sudah mengambil
kesimpulan begitu. Pak supir berkata memangnya orang seperti apa yang membawa 5
milyar won uang tunai kalau bukan uang suap atau penggelapan dana. Presdir Choi
kaget mendengar uang sebanyak itu.
Supir menebak sepertinya Presdir
Choi akan meminta karyawan wanita yang juga jatuh ke lubang yang sama untuk
menjalankan keuangan itu, Presdir perusahaan itu benar-benar brengsek.
Presdir Choi jelas saja
marah dibilang begitu, “Hei hati-hati kau,” namun ia berusaha menahan diri. Bahkan
jika tumpukan uang tunai ditemukan di dalam mobil kenapa Presdir Choi harus
melakukan sesuatu yang seperti itu. Supir membalas kalau tidak akan melakukan
itu kenapa salah satu karyawan wanita jatuh ke dalam lubang yang sama. Ia mengomentari
cara bicara penumpangnya yang menggunakan bahasa tidak sopan padanya, bukankah
ia ini lebih tua, “aku mungkin seusia dengan ayahmu.”
Presdir Choi melihat ke
depan, bis yang ia ikuti tak nampak. “Apa yang terjadi dengan busnya?” Supir taksi
pun jadi ingat akan bis yang seharusnya ia ikuti, bis-nya ga tahu kemana. Presdir
Choi kesal sekali.
Para reporter mengerumuni Hong
Ji Yoon untuk meminta konfirmasi. Mereka menanyakan keberadaan Presdir Choi,
apa Ji Yoon sudah berkomunikasi dengan Presdir Choi, bagaimana kesehatannya dan
mereka juga ingin konformasi tentang uang tunai yang ditemukan didalam mobil. Ji
Yoon mengatakan pihak perusahaan belum berhak membuat pernyataan apapun
sekarang. Ia akan segera membuat penyataan resmi.
Jung Yi Gun yang melihat Ji
Yoon dikerumuni wartawan tanya apa Ji Yoon baik-baik saja. Ji Yoon bilang
jangan khawatir ia meminta Yi Gun segera menemui pengacara. Yi Gun mengerti dan
berlalu dari sana.
Presdir Choi sampai di depan
hotelnya, ia terkejut begitu melihat banyak wartawan disana meminta konfirmasi
pada Ji Yoon. Ia juga melihat kedatangan Ha Soo.
Ha Soo dipanggil salah
satu reporter. Reporter bertanya bukankah Ha Soo adalah orang yang jatuh ke
lubang semalam. Ha Soo membenarkan. Reporter bertanya lagi, bagaimana Ha Soo
mengenal Presdir Choi, apa Ha Soo sudah kenal lama dengan Presdir Choi. Ha Soo menjawab
apa adanya, ia mengatakan kebetulan bertemu Presdir Choi di Silver House.
“Lalu apa kau mengalami
kecelakaan ketika mencoba membantu dia saat ini?” tanya Reporter lagi, (wah ini
pertnyaan menjebak nih)
Tiba-tiba rombongan
wartawan yang mewawancarai Ji Yoon berteriak ketika melihat Ha Soo, “Itu dia. Dia
adalah orang yang mengalami kecelakaan bersama Presdir Choi, kan?” Mereka pun
berlari ke arah Ha Soo untuk meminta konformasi.
Presdir Choi panik Ha Soo akan
ditanyai oleh wartawan yang bukan-bukan. Apa yang harus dilakukannya?
Bersambung ke part 2
Ini si aki-aki saking
senengnya berubah jadi muda tinggahnya benar-benar koplak, padahal Presdir Choi
versi tua ga sekoplak itu, hahaha. Apa karena dia tua jadi trus jaim gitu, nah
pas berubah jadi muda dia ngerasa ga perlu jaga image lagi hahaha.
Hahahaha bener2 bkin ngakak nih drama..
ReplyDeleteItu ko adiknya presdir choi kenapa namanya mesti young dal si -_-
whahahha bener2 ngakak apaan tuh sensornya pakek love kebalik,,,,beneran nih lama g liat RomCom jadi ketawa gaje hahahahah (tertawalah sebelum tertawa itu dilarang hahahahhaha)
ReplyDeleteOfie
Disensor, tp di cermin keliatan dia pke clana pndek wrna merah. Hahha
ReplyDeleteHahaha bner2 bkin ngakak ni drama ...seruu...
ReplyDelete