Saturday 15 November 2014

Sinopsis Mr Back Episode 2 Part 2

Presdir Choi tak ingin Ha Soo menjawab pertanyaan dari reporter. Ketika rombongan reporter berlari ke arah Ha Soo, Presdir Choi mendorong reporter yang tadi bertanya pada Ha Soo.
Ia menggapai tangan Ha Soo dan menarik Ha Soo lari dari sana. (bikin ketawa sih ngajak larinya, wussss Presdir Choi mengibaskan rambutnya dulu, dan pasang mimik memohon agar Ha Soo lari dengannya hahaha)

Ha Soo yang tak mengerti hanya bisa mengikuti arah lari Presdir Choi karena tangannya ditarik. Rombongan reporter mengejar keduanya.

Presdir Choi dan Ha Soo masuk ke gedung hotel. Yoo Nan Hee dan Kang Gi Chan heran melihat ada dua orang yang berlarian.
Ha Soo yang masih ngos-ngosan tanya siapa Presdir Choi ini karena ia memang belum pernah bertemu Presdir Choi dengan wajah baru. Presdir Choi bingung mengatakannya bagaimana. Ketika ia berpikir tiba-tiba reporter yang tadi menanyai Ha Soo sampai disana membuat Presdir Choi dan Ha Soo berteriak kaget, bahkan si reporter pun ikut kaget mendengar teriakan keduanya. Wakakaka.

Presdir Choi menarik tangan Ha Soo lagi, lari lagi. Reporter itu mengejarnya. Ji Yoon yang juga masuk ke gedung terheran-heran kenapa salah satu pegawainya berlarian dengan orang asing di dalam hotel.
Presdir Choi dan Ha Soo sembunyi dibalik tembok sambil ditutupi spanduk. Reporter yang melewati tempat itu tak menyadari keduanya bersembunyi disana.
Tapi oh... jarak keduanya berdiri sangatlah dekat. Mata keduanya bertemu, Ha Soo keluar dari persembunyian lebih dulu. Ha Soo berkata sepertinya reporter itu sudah pergi.
Ha Soo sekali lagi menanyakan siapa Presdir Choi ini. Presdir kembali bingung ditanyai begitu. Ha Soo mengatakan ia ini memiliki ingatan yang sangat buruk, “Siapa namamu?”

“Namaku?” batin Presdir Choi. Ia tak mungkin mengatakan nama yang sebenarnya pada Ha Soo karena pasti akan ada kekacauan seperti ketika dirinya menemui dokter. Presdir berkata ia membantu Ha Soo karena ia melihat sepertinya Ha Soo berada dalam situasi sulit ketika bertemu reporter tadi. Ha Soo berterima kasih.
Presdir Choi menanyakan kenapa Ha Soo berbicara dengan wartawan. Apa Ha Soo tak tahu motif apa yang mereka lakukan untuk bicara dengan Ha Soo. Ha Soo tak mengerti apa yang pria di depannya ini katakan.

Presdir berkata mereka mengatakan mereka menemukan uang di dalam mobil itu. Bukankah itu alasan mengapa mereka curiga, “kau ini dicurigai sebagai orang yang menjalankan keuangan Presdir Choi, sebagai karyawannya. Kenapa kau menjawab semua pertanyaan meraka? Memberi tahu mereka bahwa kau bertemu sekali dan mengenalnya.”

Ha Soo menahan kesal, “Memangnya siapa kau yang bicara padaku seperti sekarang ini? menjalankan uang untuknya? Kenapa aku harus membantu pria tua jahat mentransfer uang kotornya? Ini bukan urusanmu jadi lanjutkan saja urusanmu.” Ha Soo benar-benar tak percaya pria di depannya ini mengatakan omong kosong ketika ia mencoba untuk berterima kasih. Presdir Choi hampir saja mengeluarkan umpatan karena Ha Soo tak bisa diberi tahu bahwa seperti itulah anggapan diluar.
Presdir Choi memelankan suara menanyakan bagaimana perasaan Ha Soo sekarang. “Kemarin kau mandi atau tidak?” Ha Soo terkejut, ia langsung mencium badannya, memangnya sekarang ia bau. Hahahaha.

Presdir Choi pun menjelaskan lebih rinci maksud perkataannya, “ketika kau sedang mandi, kau tiba-tiba merasa panas dan ada panas yang keluar dari tubuhmu. Kau tidak merasa seperti dirimu dan tiba-tiba kau merasa lebih muda.”

Ha Soo yang tak mengerti penjelasnnya itu, ia bengong ketika mendengarnya.
Presdir Choi mellihat wajah Ha Soo lebih dekat, “apa wajahmu selalu terlihat seperti ini?”

“Apa yang kau lakukan?” Ha Soo mendorong presdir.
Presdir meraih tangan Ha Soo untuk memastikan, ia menggenggamnya, “apa mungkin, kau yang meraih tanganku.”

Ha Soo menarik paksa tangannya, ia benar-benar tak mengerti dengan pria asing yang kurang ajar ini, “siapa kau sebenarnya?” Ia berlalu dari sana sambil mengerutu ada banyak orang aneh dimana-mana.

Presdir Choi pun mencak-mencak, “kau yang wanita kurang ajar.” Ia pun bertanya-tanya apa hanya dirinya saja yang berubah. “Kenapa begitu?”
Dae Han berada di ruangan ayahnya, ia tengah menghubungi seseorang menanyakan apa sudah memeriksa kartu kreditnya. Ia pun mengerti.

Dae Han memandang tongkat milik ayahnya. Ia teringat ucapan ayahnya ketika baru sadar.

Flashback
Saat itu ayahnya bertanya apa Dae Han tidak senang melihat dirinya masih hidup.

Dae Han : “Bagaimana ayah bisa mengatakan hal seperti itu?”

Presdir : “aku mungkin telah hidup kembali karena dirimu.”

Flashback end
Dae Han menggenggam tongkat ayahnya dan bertanya-tanya kira-kira kemana ayahnya ini kemungkinan pergi dan uang apa yang ditemukan di dalam mobil.
Dae Han kemudian menatap laptop disana ada artikel tentang pegawai magang hotel Dae Han yang jatuh ke lubang dengan Presdir Choi. Ia heran siapa pria asing yang bersama Ha Soo ini.
Dae Han keluar dari lift. Ia membawa tongkat ayahnya. Ketika ia keluar dari lift ada pria yang tanpa sengaja menendang tongkat hingga terlempar ke lantai. Orang itu Presdir Choi Go Bong. Dae Han tentu saja tak kenal dengan pria itu. Ia minta maaf. Presdir Choi terkejut berpapasan dengan putranya.
Dae Han jongkok akan mengambil tongkat ayahnya. Disaat yang sama Presdir Choi juga ikutan jongkok untuk mengambil tongkat. Jadilah dua orang ini mengambil tongkat secara bersamaan dimasing-masing ujungnya.
Dae Han akan pergi dengan membawa tongkat itu namun Presdir Choi menahan ujung salah satunya. Ia terus menatap Dae Han dengan wajah memelas. Dae Han heran kenapa pria ini tak melepaskan pegangan tongkatnya. “Apa yang kau lakukan? Lepaskan!” perintah Dae Han.

Tarik-tarikan deh. Hahaha
Presdir Choi menarik tongkat ke arahnya hingga membuat Dae Han tertarik mendekat ke arahnya. Dae Han kaget sekali, apalagi wajah ia dengan pria yang baru ditemuinya itu sangat dekat.
Presdir Choi menatap Dae Han dan berkata dalam hati, “Jika aku mengatakan ‘aku ayahmu’ ‘Dasar gila’ itulah yang akan kau katakan, kan?” Batinnya dengan wajah memelas. “Aku tidak gila,” batinnya lagi seakan ingin berkata kalau aku ayahmu.
“Lepaskan!” seru Dae Han menarik tongkatnya. Presdir Choi melepas tongkat itu hingga membuat Dae Han terjengkang ke lantai. (Hahaha. Haduh pasti sakit banget) Presdir choi pergi dari sana membuat Dae Han benar-benar heran ada apa dengan pria itu.
Dae Han masih berdiri di depan lift memegangi punggungnya yang sakit. Ha Soo akan lewat disana tapi ketika ia melihat Dae Han, ia terkejut karena Dae Han yang ia kenal adalah pria cabul nan mesum hahaha. Ha Soo lansgung berbalik badan akan pergi tapi Dae Han memanggilnya.
Dae Han heran kenapa Ha Soo melarikan diri darinya. Ha Soo bilang tidak, ia mengatakan kalau kemarin ia benar-benar datang ke rumah Dae Han tapi ia kehilangan permata itu. Ia minta maaf.

Dae Han tentu saja marah, “Bagaimana bisa kau kehilangan barang penting seperti itu?” bentaknya. Ia berjalan maju, sementara Ha Soo yang merasa bersalah berjalan mundur, takut.

Dae Han menanyakan alasan Ha Soo datang, kenapa Ha Soo malah datang untuk bekerja, bukankah ia mengatakan Ha Soo akan dipecat jika Ha Soo tak menemukan permatanya.
Ha Soo mencoba tak gentar, “apa kau mengancamku? Apa kau menikmatinya, mengancam orang dengan pekerjaan mereka?” Ia membela diri itu bukanlah kesalahannya jika Dae Han menjatuhkan benda itu. Ia juga bukan salah satu dari mereka yang menyuruh atau mengirim orang. Ia sendiri hampir mati tapi ia berhasil datang ke rumah Dae Han.

Dae Han : “Jadi kau datang bahkan setelah kau terluka dalam kecelakaan untuk memenuhi janjimu itu, apa begitu?”

Ha Soo membenarkan, “aku tak tahu betapa pentingnya kalung itu untukmu. Tapi aku tidak berpikir itu adalah hak untuk menyalahkan dan memecatku.” Ia kesini karena Sekretaris Hong meneleponnya. Ia tak tahu apakah Dae Han sudah menyelesaikan kesalahpahaman dengan ayah Dae Han. Dae Han mengatakan ia belum menyelesaikan salah paham dirinya karena kecelakaan itu. Ha Soo mengerti karena ia juga pagi ini dipanggil ke kantor polisi terkait kecelakaan itu.
Ha Soo mengembalikan uang yang saat itu Dae Han tinggalkan. Dae Han bilang ia tak meninggalkan uang ini, ia memberikannya untuk Ha Soo. Ha Soo tak mau menerimanya, Dae Han bisa memberikan uang itu jika orang lain ingin menerimanya. Dae Han terkekeh, apa sekarang Ha Soo sedang mengajarinya. Ha Soo diam saja.

Dae Han menghitung lembaran uang yang diterimanya dari Ha Soo, ia bilang ada tiga lembar uang. Ha Soo mengecek saku celananya kali aja ada lembaran uang yang tertinggal. Tapi sesaat kemudian Dae Han bilang, uangnya benar kok jumlahnya. haha
Ha Soo permisi pergi membuat Dae Han heran, kenapa wanita ini terus menghindarinya. Ia belum selesai bicara. Ia mengejar Ha Soo. Dae Han melonggarkan dasinya. Tapi itu membuat pikiran Ha Soo kemana-mana. Ia mulai takut Dae Han akan melakukan hal yang aneh-aneh lagi, “ya ampun dia melepas pakaiannya lagi. Dia pasti cabul, bagaimana ini?” Ha Soo lari ngibrit. Dae Han terus mengejarnya.
Hingga akhirnya Dae Han berhasil menarik tas gendong Ha Soo. Ha Soo ketakutan, “kenapa kau melakukan ini?” Dae Han menanyakan kenapa Ha Soo lari ketika ia menelepon, “Apakah melarikan diri adalah keahlianmu? Kenapa kau lari kemarin?” Ha Soo diam tak berani mengatakannya.

“Kau mencuri sesuatu dari rumahku kan?” Tuduh Dae Han.

Ha Soo jelas saja menolak tuduhan itu. Dae Han bertanya lagi lalu kenapa Ha Soo melarikan diri. Ha Soo menjelaskan kalau ia masuk ke dalam rumah dan melihat seseorang telanjang. Dae Han tak menegrti apa yang Ha Soo bicarakan, apa Ha Soo ini sudah gila.

Ha Soo berkata kalau Dae Han ini benar-benar pria cabul. Dae Han terkejut mendengar tuduhan Ha Soo. Ha Soo berkata ketika Dae Han meminta seseorang untuk datang pada saat itu bagaimana bisa Dae Han berdiri telanjang seperti itu disana. Ia tak mau membicarakan ini lagi. Dae Han jelas saja heran karena ia sama sekali tak seperti itu kemarin.

Dae Han kemudian mengatakan ia ingin Ha Soo sekarang mengerjakan tugasnya, ia bukan tipe pekerja tapi ada banyak hal sepele. Ha Soo tanya kenapa harus dirinya. Dae Han mengatakan itu karena Ha Soo menghilangkan barang miliknya ketika Ha Soo seharusnya membawakan itu padanya. Ia berjanji akan memberi tahu Sekretaris Hong untuk tak memecat Ha Soo. Jadi lakukan apa yang ia tugaskan sebagai imbalannya.

Ha Soo menolak, ia menasehati sebaiknya Dae Han tidak menyalahgunakan posisi Dae Han sebagai direktur untuk menganggu bawahan dan memaksa mereka melakukan sesuatu. Ia harap Dae Han tak menyalahgunakan kekuasaan untuk melakukan hal semau sendiri.
Presdir Choi masuk ke toilet, dia kebelet pipis. Di toilet sudah ada pria tua yang juga lagi pipis. Itu lho pria tua yang kemarin jalan bareng sama cewek muda.

Presdir Choi melihat pipis pria tua itu seperti tidak lancar, putus putus gitu wakakaka. Sementara ketika dirinya pipis, langsung jos lancar jaya. Hahaha. Ia juga menarik nafas lega gitu. Pria tua di samping hanya melihat ke arahnya saja.
Keduanya mencuci tangan, Presdir Choi berkata kalau semuanya sudah selesai. “Bagaimana kau bisa memuaskan wanita dengan itu? ah orang mengatakan kau adalah raja skandal. Sekarang terlihat seperti kau punya perempuan yang mengikutimu karena uangmu.”

“Siapa kau?” tanya pak tua.

“Itu bukanlah cinta,” seru Presdir Choi. “Aigoo sangat menjijikan.” sambungnya sambil berlalu dari sana membuat pria tua itu terheran-heran, “apa kau sedang bicara padaku?”
Ha Soo berada di ruangan Hong Ji Yoon. Ji Yoon mengatakan bukankah Ha Soo tahu bagaimana agar diterima di tempat kerja. Ha Soo berkata ia tahu. Ji Yoon mengatakan kalau anggapan Presdir Choi terhadap Ha Soo sudah diselesaikan. Ia merasa sudah cukup mempekerjakan pegawai magang, jika Ha Soo berhenti bekerja itu akan sulit. Sampai Presdir Choi kembali untuk membuat keputusan, ia ingin Ha Soo tetap bekerja. Ha Soo tersenyum senang, ia berterima kasih.

Ha Soo akan keluar, tepat saat itu Dae Han masuk ke ruangan Ji Yoon. Ha Soo membungkuk pada Dae Han lalu keluar ruangan.
Dae Han merasa ada yang aneh dengan pegawai magang itu (Ha Soo) tapi ia ingin melatih wanita itu. Ji Yoon terkejut Dae Han memperhatikan Ha Soo.

Dae Han pun akhirnya tahu nama Ha Soo, “apa namanya Ha Soo? Bukan Go Soo, tapi Ha Soo?” Dae Han terkekeh. (hahaha iya ada juga kok Go Soo, si abang yang drama barunya saya tunggu haha)
Presdir Choi masih keluyuran di hotel, ia mencari Sekretris Sung. Ia pun melihat sekretaris pribadinya itu ada di luar gedung.
Presdir Choi duduk disamping Sekretaris Sung yang nampak sedih. “Sekretaris Sung!” panggilnya.

Sekretaris Sung menoleh malas, “siapa kau?”

Presdir Choi sudah tak asing dengan pertanyaan itu. Ada sesuatu yang ingin ia bicarakan tentang Presdir Choi Go Bong, bisakah Sekretaris Sung meluangkan waktu. Sekretaris Sung curiga pria di sebelahnya ini reporter, ia melihat penampilan pria di sebelahnya. Ia tak boleh gegabah dalam berkomentar. Sekretaris Sung berkata kalau sekarang ia lelah. Ia sekali lagi bertanya, “siapa kau?”
“Kau pasti tak akan mempercayai ini, tapi...” Presdir Choi menggenggam tangan Sekretaris Sung, “aku... adalah Choi Go Bong.”

Sekretaris Sung terdiam bengong, ia menilai pria di depannya ini gila. Ia tak mau mendengar lagi karena ia ingin istirahat. Presdir Choi sudah bisa menebak reaksi Sekretaris Sung yang akan menilainya orang gila.
Ketika Sekretaris Sung beranjak pergi Presdir Choi berkata, “pada musim panas 2010 aku minta maaf karena tidak mengirimmu langsung ke Kanada.” Langkah Sekretaris Sung terhenti terkejut, ia berbalik memandang pria yang mengaku sebagai Presdir Choi Go Bong.

“Itu ulang tahun pernikahanmu yang ke sepuluh.” sambung Presdir Choi. “Dan kau akan berpisah dengan keluargamu selama 5 tahun. Ketika kau menangis karena istrimu yang berselingkuh.”

Sekretaris Sung yang terkejut berlari ke arah pria yang tadi bicara dan menutup mulutnya. “Siapa kau?” tanya Sekretaris Sung. Presdir Choi tersenyum.

Flashback
Sekretaris Sung nangis-nangis ketika Presdir Choi makan. “Anda ini Choi Go Bong yang tertinggi tapi aku yang terendah di perusahaan. Yang tertinggi, yang terendah.” ungkapnya curhat. “Bagaimana anda bisa makan disaat seperti ini? aku akan bercerai sekarang.” tangisnya. “Bisakah anda tahu bagaimana perasaanku, hah?”

Presdir Choi santai saja mendengar ocehan Sekretaris Sung. Ia terus makan.
Sekretaris Sung melepas ikat pinggangnya, “Baik. Aku akan bunuh diri.” Ia pun mulai mengikat leher dengan ikat pinggangnya. “Kau bahkan tidak akan mengedipkan mata saat aku mencoba untuk bunuh diri. Aku akan mati.” ucapnya sambil menarik ikat pinggang yang sudah melingkar di lehernya.
Presdir Choi menuangkan minuman ke mangkuk. Sekretaris Sung heran melihatnya, ikat pinggang masih melingkar di lehernya. Presdir menyuruh Sekretaris  Sung meminum itu. Sekretaris Sung pun melakukannya, Presdir juga menuang minuman itu untuk dirinya sendiri. keduanya terus minum.
“Presdir.....” tangis Sekretaris Sung. Ia menangis di pangkuan Presdir Choi.

(ya ampun sweetu banget) hahaha

Flashback end
Presdir Choi menyingkirkan tangan Sekretaris Sung yang membekap mulutnya. “Apa kau masih berpikir apa yang kau miliki nanti adalah anggur beras kan?

“Lalu apa itu?” tanya Sekretaris Sung.

Presdir Choi : “Itu obat alkohol. Aku mengirimmu langsung ke Kanada lalu kau memiliki anak kedua.”
Sekretaris Sung membawa Presdir Choi ke belakang gedung (mungkin) ia masih tak percaya kalau pria muda itu Presdir Choi Go Bong. Ia memperhatikan pria dengan seksama dari kepala sampai kaki, depan belakang.
“Choi Go Bong?” Sekretaris Sung jelas tak percaya, “omong kosong apa yang kau bicarakan?” Ia mencekeram dan siap akan memukul. “Jika kau Choi Go Bong aku adalah Obama, kau memang pembual.”
“Kau Sung Gyung Bae,” ucap Presdir Choi keras sambil melepas cengkeraman tangan Sekretaris Sung. Presdir Choi minta maaf tentang uang yang di bagasi mobil. “Kau melewati banyak pertanyaan dari wartawan tentang uang yang kau tidak tahu apapun tentang itu.” Ia sedang mencari tahu siapa yang ada dibalik semua ini. Itulah sebabnya, Presdir Choi bergerak maju membuat Sekretaris Sung bergerak mundur, “aku butuh bantuanmu.”
Sekretaris Sung masih belum percaya dan mendorong Presdir Choi pelan. Presdir Choi tak marah ia meminta Sekretaris Sung memperhatikan wajahnya baik-baik, “apa pandapatmu? Apa ini lebih baik dari Alain Delon?”

Sekretaris Sung terkejut mendengar sebutan yang selalu ia ucapkan untuk Presdirnya. “Apa itu? apa kau benar-benar...” ucapnya gemetaran. “Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?” Ia memukul-mukul wajahnya. “Apa ini masuk akal?”

Presdir Choi berkata kalau ia juga berpikir ini sungguh aneh, bagaimana mungkin ini bisa terjadi, ia menebak mungkin obat itu ada hubungannya dengan ini.
Sekretaris Sung tak mengerti, obat?

Presdir Choi : “Ketika aku jatuh ke dalam lubang aku pikir aku akan mati, jadi aku mengambil obat itu. Obat darurat yang Dokter Kim berikan untukku.”
Sekretaris Sung tanya apa Dokter Kim tahu tentang hal ini. Ia masih belum percaya dan menuduh pria muda di depannya ini penguntit Presdir Choi, hingga tahu semua yang Presdir lakukan. “Kau sudah merencanakan ini selama bertahun-tahun untuk mendapatkan uang darinya kan?” tuduhnya.
Presdir Choi kesal Sekretaris Sung tak jua percaya padanya. Ia mencari sesuatu di tanah. Ia menemukan sebilah tongkat kayu. Ia pun akan memukul Sekretaris Sung, mulai dari atas, kanan, kiri dan yang terakhir menyodok bagian perut yang tongkat kayunya diputer-puter persis seperti yang biasa Presdir Choi lakukan.
Presdir Choi tersenyum hampir menangis. Sekretaris Sung pun akhirnya percaya bahwa pria muda yang di depannya ini benar-benar Choi Go Bong.
Ji Yoon menerima telepon dari Sekretaris Sung, ia menanyakan dimana Sekretaris Sung sekarang. Sekretaris Sung meminta Ji Yoon mendengarkan baik-baik apa yang akan ia katakan. “Ini tentang Presdir Choi, aku mendapat telepon dari Presdr Choi.”

“Benarkah? Dimana dia?” tanya Ji Yoon.

Sekretaris Sung berkata ia tak tahu dimana Presdir Choi sekarang, Presdir Choi mengatakan padanya bahwa dia baik-baik saja. Dia akan kembali untuk mengurus apa yang telah terjadi. Dia mengatakan kita tak usah terlalu khawatir. Ji Yoon lega mendengarnya.

Presdir Choi yang ada di samping Sekretaris Sung mengatakan ada tempat yang perlu Sekretaris Sung datangi dengannya.
Ternyata Choi Go Bong minta dibeliin smartphone hahaha. Presdir Choi menyuruh Sekretaris Sung untuk melihat ponsel itu apakah bekerja dengan baik atau tidak. Sekretaris Sung kesal, apa presdir tidak bisa melakukannya sendiri.

Sekretaris Sung berharap ini adalah mimpi, mimpi yang buruk, gerutunya sambil membuka kotak kardus ponsel.
Presdir Choi yang mendengar gerutuan Sekretaris Sung langsung mencubit mulut Sekretaris pribadinya itu. “Tutup mulutmu dan lakukan apa yang aku katakan!” Presdir menarik mulut Sekretaris Sung hahaha.

Presdir Choi menyuruh Sekretaris Sung menyimpan nomor ponsel Sekretaris Sung ke dalam ponsel barunya.
“Ini sudah.” kata Sekretaris Sung kesal dan cuek. Presdir melotot melihat sikap Sekretaris Sung yang tak sopan padanya. Sekretaris Sung langsung berubah sikap menjadi lebih sopan, hahaha.
Presdir Choi menilai ponsel barunya ini bagus, “ini model terbaru kan?”

“Tentu saja.” sahut Sekretaris Sung.
Presdir Choi melihat tulisan dari selebaran yang ditempel di dinding. ‘Choi Shin Hyung’ Ia pun teringat akan pertanyaan Ha Soo yang menanyakan siapa namanya. Ia pun akhirnya memutuskan kalau namanya sekarang adalah Choi Shin Hyung. Sekretaris Sung terkejut campur heran.

Presdir Choi : “Mulai sekarang namaku adalah Choi Shin Hyung.”

(ok, saya mulai menyebut Choi Go Bong versi muda ini dengan nama Choi Shin Hyung ya)
Hong Ji Yoon menyerahkan pada Dae Han daftar panggilan di ponsel Presdir Choi. Ia mengatakan ponsel Presdir dimatikan jadi ia tak bisa melacaknya lagi. Dae Han menebak mungkin ponsel ayahnya dicuri atau hilang.
Tiba-tiba Choi Young Dal masuk, ia bertanya pada Ji Yoon apa yang terjadi, kenapa Ji Yoon tak bisa menghentikan media. “Kau tidak harus terlibat dalam kota silver di Busan, bukankah kau tahu betapa sulitnya itu untukku.” ungkapnya kesal. Ji Yoon minta maaf.
Dae Han heran kenapa pamannya ini begitu gugup. Young Dal mengatakan itu karena kita baru menandatangani dengan kota silver di Busan hari ini, Presdir tak ada disini dan ada begitu banyak panggilan, ia mencoba untuk menangani semuanya.

Dae Han berkata apa itu begitu penting ketika ayahnya menghilang. Young Dal terbata-bata mengatakan kalau ia juga mengkhawatirkan kakaknya. Tapi bukankah Dae Han tahu yang namanya pekerjaan tetaplah pekerjaan. Dae Han melihat tingkah pamannya ini benar-benar aneh.
Jung Yi Gun yang baru saja masuk menyahut kalau apa yang dikhawatirkan Choi Young Dal tidaklah aneh, Presdir kebetulan menghilang disaat seperti ini, ini hanya akan menyebabkan lebih banyak kecurigaan.

Dae Han kesal, “Jadi apa kau mengatakan kalau ayahku sedang bersembunyi dengan uang yang diberikan seperti yang pers katakan?”
Yi Gun tahu presdir Choi bukanlah seseorang yang akan melakukan itu, karena putra presdir lebih mampu melakukan itu. Dae Han marah Yi Gun menyindirnya, ia menarik kerah baju Yi Gun.

Choi Young Dal memisah keduanya. Yi Gun tetap bersikap tenang dan mengatakan kalau ia baru bertemu pengacara lain dan menjelaskan situasinya pada mereka. Ia bahkan sudah menyuap kantor kejaksaan. Ia mengatakan pada mereka Presdir Choi dirawat karena kecelakaan, kita harus meminta pertemuan dewan darurat dan menghadiri itu dengan sebuah langkah.

(Nah tuh, saya jadi makin curiga sama Yi Gun deh, kayaknya dia ada main sama Choi Young Dal, kerjasama gitu)
Young Dal kesal karena kakaknya menghilang disaat dia seharusnya menandatangi dokumen, kalau sudah menandatangi dokumen, baru deh silakan menghilang.

In Ja berkata bukankah ia dan suaminya ini sudah mengambil semua uang tapi malah uangnya habis terbakar, jadi ia dan suaminya ini tak bisa kembali sekarang. “Jika kita tidak menandatangani kontraknya kita bisa dibunuh. Diperas.” ucapnya keras.

Flashback
Ketika perayaan ulang tahun Presdir Choi. Saat Presdir melakukan sambutan diatas panggung, Choi Young Dal menghubungi seseorang.
Seorang pria memasukan dua tas ke dalam bagasi mobil. (Orang yang naroh dua tas ke mobil Young Dal pakaian yang dipakai rapi, pakai jas segala)
Usai perayaan ulang tahun, Young Dal mengucapkan selamat ulang tahun pada kakakanya. Presdir ingat dengan proyek kota silver di Busan, ia tanya pada Young Dal bagaimana perkembangannya. Young Dal menjawab baik jadi kaaknya tak perlu khawatir.

In Ja menambahkan jika konstruksinya dimulai minggu depan, maka kota silver akan dibuka pada musim semi berikutnya. Presdir mengangguk mengerti dan meminta adiknya melakukan pekerjaan ini dengan baik.
Young Dal dan istrinya menuju mobil yang ada di parkiran sambil tertawa-tawa. Ia membuka bagasi mobil dan disana tak ada dua tas itu.

Flashback end
Young Dal tak menegrti bagaimana dia bisa tahu tentang hal itu dan mengeluarkan uang itu dari sana. Dia adalah bagian dari pekerjaan kan? In Ja kesal sekali. (kira-kira siapa ya yang mindahin uangnya dari bagasi mobil Young Dal ke bagasi mobil Presdir)
Sekretaris Sung masuk ke ruang kontrol CCTV. Pegawai disana heran melihat Sekretaris pribadi Presdir mendatangi mereka. Sekretaris Sung berkata kalau ia ingin memeriksa CCTV di parkir eksekutif. Ia akan memeriksanya sendiri.

Sekretaris Sung melihat makanan yang dimakan pegawai ini hanya jajangmyun. Ia pun mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya meminta mereka membeli makanan yang enak. Mereka jelas saja bingung. Sekretaris Sung berkata kita itu akan bekerja dengan baik ketika makan sesuatu yang enak. “bagaimana kau bisa hanya makan mie itu saat kau sedang melakukan pekerjaan penting.” Mereka pun pergi. (haha disuap disuruh pergi hahaha)
Setelah pegawai pergi, Shin Hyung masuk ke ruang kontrol CCTV. Sekretaris Sung tak tahu apa yang akan Shin Hyung cari, tapi ia bisa membantu Shin Hyung memriksa rekaman CCTV. Shin Hyung kesal mendengar Sekretrsi sung yng cerewet, ia menyruuh seketarsisnya berhenti bicara dan tunjukan itu padanya.

Sekretaris Sung melihat rekaman di parkir eksekutif ketika ulang tahun Presdir Choi ke 70 kemarin. Shin Hyung tak sabar, “cepat!”

“Tunggu.” sahut Sekretaris Sung panik. Ia sudah gemetaran ditambah lagi teriakan Shin Hyung itu tak akan membantu. Shin Hyung tak suka dibantah, ia menjewer telinga Sekretaris Sung,”jaga mulutmu itu.”
Keduanya pun melihat rekaman di parkiran eksekutif. Ketika melihat rekaman Shin Hyung meminta Sekretaris Sung memperlambatnya. Sekretaris Sung tanya apa Shin Hyung melihat sesuatu. Ia pun memundurkan rekamannya. Namun mundurnya terlalu jauh membuat Shin Hyung jengkel. Sekretaris Sung bilang seharusnya Shin Hyung ngomong stop.
“Disana stop.” seru Shin Hyung ketika melihat sesuatu yang mencurigakannya. Terlihatlah seorang pria membawa dua tas besar. (Orang yang beda  ya, kalau orang ini pake celana panjang ketat n jaket bukan yang pake setelan jas, siapa ya)

“Presdir, mobil anda ada disana.” ucap Sekretaris Sung. “Orang itu membawa sesuatu.”

Shin Hyung berpikir apa tas yang dibawa orang itu tas yang berisi uang yang ikut terbakar ketika mobilnya meledak.
Namun orang itu tidak terlihat jelas karena ada mobil yang menghalangi. Shin Hyung mengumpat kesal. Ia pun menyuruh sekretaris Sung untuk melihat rekaman CCTV dari sudut lain. Shin Hyung ngomel menyuruh Sekretaris Sung agar melakukannya dengan cepat. Sekretaris Sung yang gugup bilang ia melakukannya sudah secepat mungkin. Haha
Tapi sama saja dari sudut lain pun pria yang membawa dua tas itu tak bisa terlihat jelas karena lagi-lagi mobil itu menghalangi. Ia kesal dan heran kenapa mobil itu terus-menerus kembali. Sekretaris Sung menebak mungkin supir mobil itu kesulitan mencari pintu keluar. Shin Hyung menebak supir mobil pasti melihat apa yang orang itu lakukan. Ia menyuruh Sekretaris Sung untuk men-zoom supir mobil.

Shin Hyung terkejut melihat supir mobil itu seorang wanita, Eun Ha Soo.

Shin Hyung melihat berita di internet di laptop yang ada disampingnya. Ia melihat mobil yang dikeluarkan dari lubang adalah mobil yang sama yang dikendarai Ha Soo. Ia menunjukannya pada Sekretaris Sung, “bukankah ini mobil yang sama?” Sekretaris Sung membenarkan.
Shin Hyung akan mencari Ha Soo untuk mendapatkan penjelasan, namun ketika ia akan pergi Dae Han masuk ke ruang kontrol CCTV. Shin Hyung melengos berbalik tak jadi pergi, ia duduk disana sambil menutupi wajahnya.
Dae Han tanya apa yang Sekretaris Sung lakukan disini. Sekretaris Sung mencoba bersikap tenang mengatakan ia kesini untuk mencari Presdir Choi. Dae Han bilang ia juga akan melakukan itu. “siapa dia?” tanya Dae Han menunjuk pada Shin Hyung yang duduk sambil menutupi wajah.
Sekretaris Sung bingung mengatakannya bagaimana. Ia melihat di meja ada mangkuk jajangmyun, “hei kau.” bentak Sekretaris Sung pada Shin Hyung. Shin Hyung kaget dibentak begitu.

“Bukankah kau datang untuk mengumpulkan piring, kenapa kau duduk disana? Bawa sekarang. Pergi!” perintah Sekretaris Sung.
Shin Hyung menahan jengkel atas tingkah kurang ajar Sekretaris Sung. Ia pun mau tak mau melakukannya, mengumpulkan piring-piring kotor dan membawanya keluar. Keluar dari sana pun melengos dari Dae Han, ia sebisa mungkin Dae Han tak melihat wajahnya.
Dae Han melihat rekaman CCTV bersama Sekretaris Sung. Sekretaris Sung berkata dari rekaman apa yang dilihat Dae Han sepertinya tak ada yang spesial. Dae Han mendapat sms dari Ji Yoon.

Polisi menemukan video CCTV yang diambil di dekat rumah Presdir Choi.
Dae Han mendapatkan kiriman video itu di ponselnya. Ia terkejut melihat pria di rekaman itu pria yang tadi membawa piring. Ia menunjukan itu pada Sekretaris Sung, “Bukankah dia pria yang disini sebelumnya?”

“Aku tidak yakin, apa itu dia.” Sekretaris Sung mencoba menyangkal.

Dae Han curiga karena sebelumnya ia juga bertemu pria itu di depan lift. Kenapa pria itu berkeliaran disekitar sini. Ia teringat perkataan Ha Soo yang melihat seseorang telanjang di rumahnya.

Dae Han sangat yakin pria yang tadi adalah pria yang ada di rekaman di ponselnya. Ia bertanya apa Sekretaris Sung tahu dari restoran mana pria itu berasal. Sekretaris Sung tidak tahu karena ia bukan yang memerintahkan mengirim kesini. Dae Han mencurigai pria itu, ia harus menangkap dan menyerahkannya ke polisi. Ia pun begegas keluar mencari pria tadi. Sekretaris Sung panik, apa yang harus dilakukannya sekarang.
Shin Hyung meletakan begitu saja piring kotor di samping tangga. Ponselnya berdering, panggilan telepon dari Sekretaris Sung, “Apa?” Bentaknya galak.

“Di depanmu!” ucap Sekretaris Sung yang melihat Shin Hyung dari CCTV.

Shin Hyung tak mengerti apa maksudnya, sampai ia melihat Dae Han sudah berdiri di depannya.
Shin Hyung langsung ambil langkah seribu, ia lari secepat mungkin. Dae Han menegjarnya. Sekretaris Sung panik melihat Shin Hyung dikejar Dae Han. Sambil terus berlari, Shin Hyung bertanya pada Sekretaris Sung di telepon kemana ia harus pergi. Sekretaris Sung bingung, “jika kau membuka pintu itu, itu adalah ruang cuci.” ucapnya menunjukan jalan.
Shin Hyung masuk ke ruang cuci, ia menahan pintu masuk menggunakan troli cucian. Tapi ia tak bisa keluar. Tak ada pintu keluar lain yang aman. Shin Hyung marah. Sekretaris Sung bingung karena tak melihat CCTV ruang cuci. Kemanakah Shin Hyung harus sembunyi?
Dae Han berhasil masuk ke ruang cuci. Namun ia tak menemukan Shin Hyung. Shin Hyung ternyata sembunyi di bawah tumpukan cucian di dalam troli.
Ha Soo mendorong troli cucian dan menyerahkannya pada seorang ahjussi. Ha Soo terkejut bukan main ketika ada kepala yang muncul dari balik cucian, itu Shin Hyung. “Apa yang kau lakukan?”
Shin Hyung juga terkejut melihat Ha Soo. Ia teringat sesuatu, “kamera?”
Ha Soo tak mengerti, Shin Hyung melihat dari jauh keberadaan Dae Han yang mencarinya. Ia yang tak ingin ketahuan menarik Ha Soo masuk ke dalam troli di bawah tumpukan cucian. Ahjussi tak tahu di bawah cucian ada orang yang sembunyi. Ia mengangkut troli itu ke truk.
Ha Soo meronta, apa yang kau lakukan? Tak ingin ketahuan Shin Hyung membekap mulut Ha Soo supaya diam. Ha Soo yang meronta menjambak rambut Shin Hyung.
Dae Han bertanya pada ahjussi apa melihat pria muda disekitar sini. Ahjussi menjawab tidak. Dae Han yang kesal mencari ke tempat lain. Ketika Dae Han pergi nampak kaki Ha Soo yang menendang-nendang keluar hahaha.
Ha Soo memiting Shin Hyung, kenapa melakukan ini padanya. Namun keduanya terkejut karena mobil bergerak. Ha Soo berdiri berteriak meminta ahjussi menghentikan mobil.
Dae Han keluar lagi dan melihat pria yang dicarinya. Shin Hyung yang menoleh ke belakang kaget. Ia berteriak pada ahjussi agar terus menjalankan mobil.

Dae Han lari sekuat tenaga mengejar mobil itu namun sayang ia gagal. Ia marah sekali.
Ha Soo marah, “apa yang akan kau lakukan sekarang? Apa kau sedang menculikku?” tuduh Ha Soo. Shin Hyung jelas saja menyangkalnya, bisakah ia bicara dengan Ha Soo. Ha Soo curiga, dalam hati ia menuduh apa pria di depannya ini seorang penguntit. Ia mengancam kalau Shin Hyung terus melakukan ini, ia akan memanggil polisi.
Shin Hyung tanya apa Ha Soo juga bekerja untuk seorang penjahit. (Shin Hyung tahu karena dia melihat mobil yang dikendarai Ha Soo) Ha Soo curiga pria di depannya ini benar-benar penguntit karena mengetahui itu.

“Dimana mobil van-nya?” tanya Shin Hyung.
Ha Soo tak mengerti apa yang Shin Hyung katakan, “siapa kau?”

Shin Hyung diam.

“Aku tanya siapa kau?” Bentak Ha Soo.
Tiba-tiba mobil berbelok membuat Ha Soo terdorong jatuh ke pelukan Shin Hyung. Ha Soo segera menarik diri.
Shin Hyung menatap Ha Soo, “Namaku Choi Shin Hyung.”


Bersambung ke episode 3

Ok diseling Mama dulu....

5 comments:

  1. Makasih
    Jangan lupa Mama-nya ya mbak

    ReplyDelete
  2. makasih mbak anis. dilanjut terus ya mbak. ditunggu juga sinop mama nothing fear. dua-duanya drama favoritku

    "Hana"

    ReplyDelete
  3. Thanx mbak buat sinopsisnya ditunggu kelanjutannya...thanx.

    Aling

    ReplyDelete
  4. ditunggu kelanjutanx mbak..

    Shanty

    ReplyDelete
  5. ngakak ga berhenti liat acting ha kyoon oppa....

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.