Ia menggapai tangan Ha Soo
dan menarik Ha Soo lari dari sana. (bikin ketawa sih ngajak larinya, wussss Presdir
Choi mengibaskan rambutnya dulu, dan pasang mimik memohon agar Ha Soo lari
dengannya hahaha)
Ha Soo yang tak mengerti
hanya bisa mengikuti arah lari Presdir Choi karena tangannya ditarik. Rombongan
reporter mengejar keduanya.
Presdir Choi dan Ha Soo
masuk ke gedung hotel. Yoo Nan Hee dan Kang Gi Chan heran melihat ada dua orang
yang berlarian.
Ha Soo yang masih ngos-ngosan
tanya siapa Presdir Choi ini karena ia memang belum pernah bertemu Presdir Choi
dengan wajah baru. Presdir Choi bingung mengatakannya bagaimana. Ketika ia
berpikir tiba-tiba reporter yang tadi menanyai Ha Soo sampai disana membuat
Presdir Choi dan Ha Soo berteriak kaget, bahkan si reporter pun ikut kaget mendengar
teriakan keduanya. Wakakaka.
Presdir Choi menarik
tangan Ha Soo lagi, lari lagi. Reporter itu mengejarnya. Ji Yoon yang juga
masuk ke gedung terheran-heran kenapa salah satu pegawainya berlarian dengan
orang asing di dalam hotel.
Presdir Choi dan Ha Soo
sembunyi dibalik tembok sambil ditutupi spanduk. Reporter yang melewati tempat
itu tak menyadari keduanya bersembunyi disana.
Tapi oh... jarak keduanya
berdiri sangatlah dekat. Mata keduanya bertemu, Ha Soo keluar dari
persembunyian lebih dulu. Ha Soo berkata sepertinya reporter itu sudah pergi.
Ha Soo sekali lagi
menanyakan siapa Presdir Choi ini. Presdir kembali bingung ditanyai begitu. Ha Soo
mengatakan ia ini memiliki ingatan yang sangat buruk, “Siapa namamu?”
“Namaku?” batin Presdir Choi.
Ia tak mungkin mengatakan nama yang sebenarnya pada Ha Soo karena pasti akan
ada kekacauan seperti ketika dirinya menemui dokter. Presdir berkata ia
membantu Ha Soo karena ia melihat sepertinya Ha Soo berada dalam situasi sulit
ketika bertemu reporter tadi. Ha Soo berterima kasih.
Presdir Choi menanyakan
kenapa Ha Soo berbicara dengan wartawan. Apa Ha Soo tak tahu motif apa yang
mereka lakukan untuk bicara dengan Ha Soo. Ha Soo tak mengerti apa yang pria di
depannya ini katakan.
Presdir berkata mereka
mengatakan mereka menemukan uang di dalam mobil itu. Bukankah itu alasan
mengapa mereka curiga, “kau ini dicurigai sebagai orang yang menjalankan
keuangan Presdir Choi, sebagai karyawannya. Kenapa kau menjawab semua
pertanyaan meraka? Memberi tahu mereka bahwa kau bertemu sekali dan mengenalnya.”
Ha Soo menahan kesal, “Memangnya
siapa kau yang bicara padaku seperti sekarang ini? menjalankan uang untuknya?
Kenapa aku harus membantu pria tua jahat mentransfer uang kotornya? Ini bukan
urusanmu jadi lanjutkan saja urusanmu.” Ha Soo benar-benar tak percaya pria di
depannya ini mengatakan omong kosong ketika ia mencoba untuk berterima kasih. Presdir
Choi hampir saja mengeluarkan umpatan karena Ha Soo tak bisa diberi tahu bahwa
seperti itulah anggapan diluar.
Presdir Choi memelankan
suara menanyakan bagaimana perasaan Ha Soo sekarang. “Kemarin kau mandi atau
tidak?” Ha Soo terkejut, ia langsung mencium badannya, memangnya sekarang ia
bau. Hahahaha.
Presdir Choi pun
menjelaskan lebih rinci maksud perkataannya, “ketika kau sedang mandi, kau tiba-tiba
merasa panas dan ada panas yang keluar dari tubuhmu. Kau tidak merasa seperti
dirimu dan tiba-tiba kau merasa lebih muda.”
Ha Soo yang tak mengerti
penjelasnnya itu, ia bengong ketika mendengarnya.
“Apa yang kau lakukan?” Ha
Soo mendorong presdir.
Presdir meraih tangan Ha Soo
untuk memastikan, ia menggenggamnya, “apa mungkin, kau yang meraih tanganku.”
Ha Soo menarik paksa
tangannya, ia benar-benar tak mengerti dengan pria asing yang kurang ajar ini, “siapa
kau sebenarnya?” Ia berlalu dari sana sambil mengerutu ada banyak orang aneh
dimana-mana.
Presdir Choi pun mencak-mencak,
“kau yang wanita kurang ajar.” Ia pun bertanya-tanya apa hanya dirinya saja
yang berubah. “Kenapa begitu?”
Dae Han berada di ruangan
ayahnya, ia tengah menghubungi seseorang menanyakan apa sudah memeriksa kartu
kreditnya. Ia pun mengerti.
Dae Han memandang tongkat
milik ayahnya. Ia teringat ucapan ayahnya ketika baru sadar.
Flashback
Dae Han : “Bagaimana ayah
bisa mengatakan hal seperti itu?”
Presdir : “aku mungkin telah
hidup kembali karena dirimu.”
Flashback end
Dae Han menggenggam
tongkat ayahnya dan bertanya-tanya kira-kira kemana ayahnya ini kemungkinan
pergi dan uang apa yang ditemukan di dalam mobil.
Dae Han kemudian menatap
laptop disana ada artikel tentang pegawai magang hotel Dae Han yang jatuh ke
lubang dengan Presdir Choi. Ia heran siapa pria asing yang bersama Ha Soo ini.
Dae Han keluar dari lift. Ia
membawa tongkat ayahnya. Ketika ia keluar dari lift ada pria yang tanpa sengaja
menendang tongkat hingga terlempar ke lantai. Orang itu Presdir Choi Go Bong.
Dae Han tentu saja tak kenal dengan pria itu. Ia minta maaf. Presdir Choi
terkejut berpapasan dengan putranya.
Dae Han jongkok akan
mengambil tongkat ayahnya. Disaat yang sama Presdir Choi juga ikutan jongkok
untuk mengambil tongkat. Jadilah dua orang ini mengambil tongkat secara
bersamaan dimasing-masing ujungnya.
Dae Han akan pergi dengan
membawa tongkat itu namun Presdir Choi menahan ujung salah satunya. Ia terus
menatap Dae Han dengan wajah memelas. Dae Han heran kenapa pria ini tak
melepaskan pegangan tongkatnya. “Apa yang kau lakukan? Lepaskan!” perintah Dae Han.
Tarik-tarikan deh. Hahaha
Presdir Choi menarik
tongkat ke arahnya hingga membuat Dae Han tertarik mendekat ke arahnya. Dae Han
kaget sekali, apalagi wajah ia dengan pria yang baru ditemuinya itu sangat
dekat.
Presdir Choi menatap Dae Han
dan berkata dalam hati, “Jika aku mengatakan ‘aku ayahmu’ ‘Dasar gila’ itulah
yang akan kau katakan, kan?” Batinnya dengan wajah memelas. “Aku tidak gila,”
batinnya lagi seakan ingin berkata kalau aku ayahmu.
“Lepaskan!” seru Dae Han
menarik tongkatnya. Presdir Choi melepas tongkat itu hingga membuat Dae Han
terjengkang ke lantai. (Hahaha. Haduh pasti sakit banget) Presdir choi pergi
dari sana membuat Dae Han benar-benar heran ada apa dengan pria itu.
Dae Han masih berdiri di
depan lift memegangi punggungnya yang sakit. Ha Soo akan lewat disana tapi
ketika ia melihat Dae Han, ia terkejut karena Dae Han yang ia kenal adalah pria
cabul nan mesum hahaha. Ha Soo lansgung berbalik badan akan pergi tapi Dae Han memanggilnya.
Dae Han heran kenapa Ha Soo
melarikan diri darinya. Ha Soo bilang tidak, ia mengatakan kalau kemarin ia benar-benar
datang ke rumah Dae Han tapi ia kehilangan permata itu. Ia minta maaf.
Dae Han tentu saja marah, “Bagaimana
bisa kau kehilangan barang penting seperti itu?” bentaknya. Ia berjalan maju, sementara
Ha Soo yang merasa bersalah berjalan mundur, takut.
Dae Han menanyakan alasan Ha
Soo datang, kenapa Ha Soo malah datang untuk bekerja, bukankah ia mengatakan Ha
Soo akan dipecat jika Ha Soo tak menemukan permatanya.
Ha Soo mencoba tak gentar,
“apa kau mengancamku? Apa kau menikmatinya, mengancam orang dengan pekerjaan
mereka?” Ia membela diri itu bukanlah kesalahannya jika Dae Han menjatuhkan
benda itu. Ia juga bukan salah satu dari mereka yang menyuruh atau mengirim orang.
Ia sendiri hampir mati tapi ia berhasil datang ke rumah Dae Han.
Dae Han : “Jadi kau datang
bahkan setelah kau terluka dalam kecelakaan untuk memenuhi janjimu itu, apa
begitu?”
Ha Soo membenarkan, “aku
tak tahu betapa pentingnya kalung itu untukmu. Tapi aku tidak berpikir itu
adalah hak untuk menyalahkan dan memecatku.” Ia kesini karena Sekretaris Hong
meneleponnya. Ia tak tahu apakah Dae Han sudah menyelesaikan kesalahpahaman dengan
ayah Dae Han. Dae Han mengatakan ia belum menyelesaikan salah paham dirinya
karena kecelakaan itu. Ha Soo mengerti karena ia juga pagi ini dipanggil ke
kantor polisi terkait kecelakaan itu.
Ha Soo mengembalikan uang
yang saat itu Dae Han tinggalkan. Dae Han bilang ia tak meninggalkan uang ini,
ia memberikannya untuk Ha Soo. Ha Soo tak mau menerimanya, Dae Han bisa memberikan
uang itu jika orang lain ingin menerimanya. Dae Han terkekeh, apa sekarang Ha Soo
sedang mengajarinya. Ha Soo diam saja.
Dae Han menghitung
lembaran uang yang diterimanya dari Ha Soo, ia bilang ada tiga lembar uang. Ha Soo
mengecek saku celananya kali aja ada lembaran uang yang tertinggal. Tapi sesaat
kemudian Dae Han bilang, uangnya benar kok jumlahnya. haha
Ha Soo permisi pergi
membuat Dae Han heran, kenapa wanita ini terus menghindarinya. Ia belum selesai
bicara. Ia mengejar Ha Soo. Dae Han melonggarkan dasinya. Tapi itu membuat
pikiran Ha Soo kemana-mana. Ia mulai takut Dae Han akan melakukan hal yang
aneh-aneh lagi, “ya ampun dia melepas pakaiannya lagi. Dia pasti cabul,
bagaimana ini?” Ha Soo lari ngibrit. Dae Han terus mengejarnya.
Hingga akhirnya Dae Han
berhasil menarik tas gendong Ha Soo. Ha Soo ketakutan, “kenapa kau melakukan
ini?” Dae Han menanyakan kenapa Ha Soo lari ketika ia menelepon, “Apakah melarikan
diri adalah keahlianmu? Kenapa kau lari kemarin?” Ha Soo diam tak berani mengatakannya.
“Kau mencuri sesuatu dari
rumahku kan?” Tuduh Dae Han.
Ha Soo jelas saja menolak
tuduhan itu. Dae Han bertanya lagi lalu kenapa Ha Soo melarikan diri. Ha Soo
menjelaskan kalau ia masuk ke dalam rumah dan melihat seseorang telanjang. Dae Han
tak menegrti apa yang Ha Soo bicarakan, apa Ha Soo ini sudah gila.
Ha Soo berkata kalau Dae Han
ini benar-benar pria cabul. Dae Han terkejut mendengar tuduhan Ha Soo. Ha Soo
berkata ketika Dae Han meminta seseorang untuk datang pada saat itu bagaimana
bisa Dae Han berdiri telanjang seperti itu disana. Ia tak mau membicarakan ini
lagi. Dae Han jelas saja heran karena ia sama sekali tak seperti itu kemarin.
Dae Han kemudian mengatakan
ia ingin Ha Soo sekarang mengerjakan tugasnya, ia bukan tipe pekerja tapi ada
banyak hal sepele. Ha Soo tanya kenapa harus dirinya. Dae Han mengatakan itu
karena Ha Soo menghilangkan barang miliknya ketika Ha Soo seharusnya membawakan
itu padanya. Ia berjanji akan memberi tahu Sekretaris Hong untuk tak memecat Ha
Soo. Jadi lakukan apa yang ia tugaskan sebagai imbalannya.
Ha Soo menolak, ia
menasehati sebaiknya Dae Han tidak menyalahgunakan posisi Dae Han sebagai
direktur untuk menganggu bawahan dan memaksa mereka melakukan sesuatu. Ia harap
Dae Han tak menyalahgunakan kekuasaan untuk melakukan hal semau sendiri.
Presdir Choi masuk ke
toilet, dia kebelet pipis. Di toilet sudah ada pria tua yang juga lagi pipis.
Itu lho pria tua yang kemarin jalan bareng sama cewek muda.
Presdir Choi melihat pipis
pria tua itu seperti tidak lancar, putus putus gitu wakakaka. Sementara ketika
dirinya pipis, langsung jos lancar jaya. Hahaha. Ia juga menarik nafas lega
gitu. Pria tua di samping hanya melihat ke arahnya saja.
Keduanya mencuci tangan, Presdir
Choi berkata kalau semuanya sudah selesai. “Bagaimana kau bisa memuaskan wanita
dengan itu? ah orang mengatakan kau adalah raja skandal. Sekarang terlihat
seperti kau punya perempuan yang mengikutimu karena uangmu.”
“Siapa
kau?” tanya pak tua.
“Itu
bukanlah cinta,” seru Presdir Choi. “Aigoo sangat menjijikan.” sambungnya sambil
berlalu dari sana membuat pria tua itu terheran-heran, “apa kau sedang bicara padaku?”
Ha
Soo berada di ruangan Hong Ji Yoon. Ji Yoon mengatakan bukankah Ha Soo tahu
bagaimana agar diterima di tempat kerja. Ha Soo berkata ia tahu. Ji Yoon
mengatakan kalau anggapan Presdir Choi terhadap Ha Soo sudah diselesaikan. Ia
merasa sudah cukup mempekerjakan pegawai magang, jika Ha Soo berhenti bekerja
itu akan sulit. Sampai Presdir Choi kembali untuk membuat keputusan, ia ingin Ha
Soo tetap bekerja. Ha Soo tersenyum senang, ia berterima kasih.
Ha
Soo akan keluar, tepat saat itu Dae Han masuk ke ruangan Ji Yoon. Ha Soo
membungkuk pada Dae Han lalu keluar ruangan.
Dae
Han merasa ada yang aneh dengan pegawai magang itu (Ha Soo) tapi ia ingin
melatih wanita itu. Ji Yoon terkejut Dae Han memperhatikan Ha Soo.
Dae
Han pun akhirnya tahu nama Ha Soo, “apa namanya Ha Soo? Bukan Go Soo, tapi Ha Soo?”
Dae Han terkekeh. (hahaha iya ada juga kok Go Soo, si abang yang drama barunya
saya tunggu haha)
Presdir
Choi masih keluyuran di hotel, ia mencari Sekretris Sung. Ia pun melihat sekretaris
pribadinya itu ada di luar gedung.
Sekretaris Sung menoleh malas, “siapa kau?”
Presdir
Choi sudah tak asing dengan pertanyaan itu. Ada sesuatu yang ingin ia bicarakan
tentang Presdir Choi Go Bong, bisakah Sekretaris Sung meluangkan waktu. Sekretaris
Sung curiga pria di sebelahnya ini reporter, ia melihat penampilan pria di
sebelahnya. Ia tak boleh gegabah dalam berkomentar. Sekretaris Sung berkata
kalau sekarang ia lelah. Ia sekali lagi bertanya, “siapa kau?”
“Kau
pasti tak akan mempercayai ini, tapi...” Presdir Choi menggenggam tangan Sekretaris
Sung, “aku... adalah Choi Go Bong.”
Sekretaris
Sung terdiam bengong, ia menilai pria di depannya ini gila. Ia tak mau
mendengar lagi karena ia ingin istirahat. Presdir Choi sudah bisa menebak
reaksi Sekretaris Sung yang akan menilainya orang gila.
Ketika
Sekretaris Sung beranjak pergi Presdir Choi berkata, “pada musim panas 2010 aku
minta maaf karena tidak mengirimmu langsung ke Kanada.” Langkah Sekretaris Sung
terhenti terkejut, ia berbalik memandang pria yang mengaku sebagai Presdir Choi
Go Bong.
“Itu
ulang tahun pernikahanmu yang ke sepuluh.” sambung Presdir Choi. “Dan kau akan
berpisah dengan keluargamu selama 5 tahun. Ketika kau menangis karena istrimu
yang berselingkuh.”
Sekretaris
Sung yang terkejut berlari ke arah pria yang tadi bicara dan menutup mulutnya. “Siapa
kau?” tanya Sekretaris Sung. Presdir Choi tersenyum.
Flashback
Sekretaris
Sung nangis-nangis ketika Presdir Choi makan. “Anda ini Choi Go Bong yang
tertinggi tapi aku yang terendah di perusahaan. Yang tertinggi, yang terendah.”
ungkapnya curhat. “Bagaimana anda bisa makan disaat seperti ini? aku akan
bercerai sekarang.” tangisnya. “Bisakah anda tahu bagaimana perasaanku, hah?”
Presdir
Choi santai saja mendengar ocehan Sekretaris Sung. Ia terus makan.
Sekretaris Sung melepas
ikat pinggangnya, “Baik. Aku akan bunuh diri.” Ia pun mulai mengikat leher
dengan ikat pinggangnya. “Kau bahkan tidak akan mengedipkan mata saat aku mencoba
untuk bunuh diri. Aku akan mati.” ucapnya sambil menarik ikat pinggang yang
sudah melingkar di lehernya.
Presdir Choi menuangkan minuman
ke mangkuk. Sekretaris Sung heran melihatnya, ikat pinggang masih melingkar di
lehernya. Presdir menyuruh Sekretaris
Sung meminum itu. Sekretaris Sung pun melakukannya, Presdir juga menuang
minuman itu untuk dirinya sendiri. keduanya terus minum.
(ya ampun sweetu banget)
hahaha
Flashback end
Presdir Choi menyingkirkan
tangan Sekretaris Sung yang membekap mulutnya. “Apa kau masih berpikir apa yang
kau miliki nanti adalah anggur beras kan?
“Lalu apa itu?” tanya Sekretaris
Sung.
Presdir Choi : “Itu obat
alkohol. Aku mengirimmu langsung ke Kanada lalu kau memiliki anak kedua.”
Sekretaris Sung membawa Presdir
Choi ke belakang gedung (mungkin) ia masih tak percaya kalau pria muda itu Presdir
Choi Go Bong. Ia memperhatikan pria dengan seksama dari kepala sampai kaki,
depan belakang.
“Choi Go Bong?” Sekretaris
Sung jelas tak percaya, “omong kosong apa yang kau bicarakan?” Ia mencekeram
dan siap akan memukul. “Jika kau Choi Go Bong aku adalah Obama, kau memang
pembual.”
“Kau Sung Gyung Bae,” ucap
Presdir Choi keras sambil melepas cengkeraman tangan Sekretaris Sung. Presdir Choi
minta maaf tentang uang yang di bagasi mobil. “Kau melewati banyak pertanyaan dari
wartawan tentang uang yang kau tidak tahu apapun tentang itu.” Ia sedang
mencari tahu siapa yang ada dibalik semua ini. Itulah sebabnya, Presdir Choi bergerak
maju membuat Sekretaris Sung bergerak mundur, “aku butuh bantuanmu.”
Sekretaris Sung terkejut mendengar
sebutan yang selalu ia ucapkan untuk Presdirnya. “Apa itu? apa kau benar-benar...”
ucapnya gemetaran. “Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?” Ia memukul-mukul
wajahnya. “Apa ini masuk akal?”
Presdir Choi berkata kalau
ia juga berpikir ini sungguh aneh, bagaimana mungkin ini bisa terjadi, ia
menebak mungkin obat itu ada hubungannya dengan ini.
Sekretaris Sung tak
mengerti, obat?
Presdir Choi : “Ketika aku
jatuh ke dalam lubang aku pikir aku akan mati, jadi aku mengambil obat itu. Obat
darurat yang Dokter Kim berikan untukku.”
Sekretaris Sung tanya apa
Dokter Kim tahu tentang hal ini. Ia masih belum percaya dan menuduh pria muda
di depannya ini penguntit Presdir Choi, hingga tahu semua yang Presdir lakukan.
“Kau sudah merencanakan ini selama bertahun-tahun untuk mendapatkan uang
darinya kan?” tuduhnya.
Presdir Choi kesal Sekretaris
Sung tak jua percaya padanya. Ia mencari sesuatu di tanah. Ia menemukan sebilah
tongkat kayu. Ia pun akan memukul Sekretaris Sung, mulai dari atas, kanan, kiri
dan yang terakhir menyodok bagian perut yang tongkat kayunya diputer-puter
persis seperti yang biasa Presdir Choi lakukan.
Presdir Choi tersenyum
hampir menangis. Sekretaris Sung pun akhirnya percaya bahwa pria muda yang di depannya
ini benar-benar Choi Go Bong.
Ji Yoon menerima telepon
dari Sekretaris Sung, ia menanyakan dimana Sekretaris Sung sekarang. Sekretaris
Sung meminta Ji Yoon mendengarkan baik-baik apa yang akan ia katakan. “Ini
tentang Presdir Choi, aku mendapat telepon dari Presdr Choi.”
“Benarkah? Dimana dia?” tanya
Ji Yoon.
Sekretaris Sung berkata ia
tak tahu dimana Presdir Choi sekarang, Presdir Choi mengatakan padanya bahwa
dia baik-baik saja. Dia akan kembali untuk mengurus apa yang telah terjadi. Dia
mengatakan kita tak usah terlalu khawatir. Ji Yoon lega mendengarnya.
Presdir Choi yang ada di
samping Sekretaris Sung mengatakan ada tempat yang perlu Sekretaris Sung
datangi dengannya.
Ternyata Choi Go Bong
minta dibeliin smartphone hahaha. Presdir Choi menyuruh Sekretaris Sung untuk
melihat ponsel itu apakah bekerja dengan baik atau tidak. Sekretaris Sung
kesal, apa presdir tidak bisa melakukannya sendiri.
Sekretaris Sung berharap
ini adalah mimpi, mimpi yang buruk, gerutunya sambil membuka kotak kardus
ponsel.
Presdir Choi yang mendengar
gerutuan Sekretaris Sung langsung mencubit mulut Sekretaris pribadinya itu. “Tutup
mulutmu dan lakukan apa yang aku katakan!” Presdir menarik mulut Sekretaris Sung
hahaha.
Presdir Choi menyuruh
Sekretaris Sung menyimpan nomor ponsel Sekretaris Sung ke dalam ponsel barunya.
“Ini sudah.” kata Sekretaris
Sung kesal dan cuek. Presdir melotot melihat sikap Sekretaris Sung yang tak
sopan padanya. Sekretaris Sung langsung berubah sikap menjadi lebih sopan,
hahaha.
“Tentu saja.” sahut Sekretaris
Sung.
Presdir Choi melihat
tulisan dari selebaran yang ditempel di dinding. ‘Choi Shin Hyung’ Ia pun
teringat akan pertanyaan Ha Soo yang menanyakan siapa namanya. Ia pun akhirnya
memutuskan kalau namanya sekarang adalah Choi Shin Hyung. Sekretaris Sung
terkejut campur heran.
Presdir Choi : “Mulai
sekarang namaku adalah Choi Shin Hyung.”
(ok, saya mulai menyebut Choi
Go Bong versi muda ini dengan nama Choi Shin Hyung ya)
Hong Ji Yoon menyerahkan pada
Dae Han daftar panggilan di ponsel Presdir Choi. Ia mengatakan ponsel Presdir
dimatikan jadi ia tak bisa melacaknya lagi. Dae Han menebak mungkin ponsel
ayahnya dicuri atau hilang.
Tiba-tiba Choi Young Dal
masuk, ia bertanya pada Ji Yoon apa yang terjadi, kenapa Ji Yoon tak bisa menghentikan
media. “Kau tidak harus terlibat dalam kota silver di Busan, bukankah kau tahu
betapa sulitnya itu untukku.” ungkapnya kesal. Ji Yoon minta maaf.
Dae Han heran kenapa
pamannya ini begitu gugup. Young Dal mengatakan itu karena kita baru
menandatangani dengan kota silver di Busan hari ini, Presdir tak ada disini dan
ada begitu banyak panggilan, ia mencoba untuk menangani semuanya.
Dae Han berkata apa itu begitu
penting ketika ayahnya menghilang. Young Dal terbata-bata mengatakan kalau ia
juga mengkhawatirkan kakaknya. Tapi bukankah Dae Han tahu yang namanya
pekerjaan tetaplah pekerjaan. Dae Han melihat tingkah pamannya ini benar-benar
aneh.
Jung Yi Gun yang baru saja
masuk menyahut kalau apa yang dikhawatirkan Choi Young Dal tidaklah aneh,
Presdir kebetulan menghilang disaat seperti ini, ini hanya akan menyebabkan
lebih banyak kecurigaan.
Dae Han kesal, “Jadi apa
kau mengatakan kalau ayahku sedang bersembunyi dengan uang yang diberikan
seperti yang pers katakan?”
Yi Gun tahu presdir Choi
bukanlah seseorang yang akan melakukan itu, karena putra presdir lebih mampu
melakukan itu. Dae Han marah Yi Gun menyindirnya, ia menarik kerah baju Yi Gun.
Choi Young Dal memisah
keduanya. Yi Gun tetap bersikap tenang dan mengatakan kalau ia baru bertemu
pengacara lain dan menjelaskan situasinya pada mereka. Ia bahkan sudah menyuap kantor
kejaksaan. Ia mengatakan pada mereka Presdir Choi dirawat karena kecelakaan, kita
harus meminta pertemuan dewan darurat dan menghadiri itu dengan sebuah langkah.
(Nah tuh, saya jadi makin
curiga sama Yi Gun deh, kayaknya dia ada main sama Choi Young Dal, kerjasama
gitu)
Young Dal kesal karena
kakaknya menghilang disaat dia seharusnya menandatangi dokumen, kalau sudah
menandatangi dokumen, baru deh silakan menghilang.
In Ja berkata bukankah ia
dan suaminya ini sudah mengambil semua uang tapi malah uangnya habis terbakar,
jadi ia dan suaminya ini tak bisa kembali sekarang. “Jika kita tidak
menandatangani kontraknya kita bisa dibunuh. Diperas.” ucapnya keras.
Flashback
Ketika perayaan ulang
tahun Presdir Choi. Saat Presdir melakukan sambutan diatas panggung, Choi Young
Dal menghubungi seseorang.
Seorang pria memasukan dua
tas ke dalam bagasi mobil. (Orang yang naroh dua tas ke mobil Young Dal pakaian yang dipakai rapi, pakai jas segala)
Usai perayaan ulang tahun,
Young Dal mengucapkan selamat ulang tahun pada kakakanya. Presdir ingat dengan
proyek kota silver di Busan, ia tanya pada Young Dal bagaimana perkembangannya. Young Dal menjawab baik jadi kaaknya tak perlu khawatir.
In Ja menambahkan jika
konstruksinya dimulai minggu depan, maka kota silver akan dibuka pada musim
semi berikutnya. Presdir mengangguk mengerti dan meminta adiknya melakukan pekerjaan
ini dengan baik.
Young Dal dan istrinya
menuju mobil yang ada di parkiran sambil tertawa-tawa. Ia membuka bagasi mobil
dan disana tak ada dua tas itu.
Flashback end
Young Dal tak menegrti
bagaimana dia bisa tahu tentang hal itu dan mengeluarkan uang itu dari sana.
Dia adalah bagian dari pekerjaan kan? In Ja kesal sekali. (kira-kira siapa ya
yang mindahin uangnya dari bagasi mobil Young Dal ke bagasi mobil Presdir)
Sekretaris Sung masuk ke
ruang kontrol CCTV. Pegawai disana heran melihat Sekretaris pribadi Presdir
mendatangi mereka. Sekretaris Sung berkata kalau ia ingin memeriksa CCTV di
parkir eksekutif. Ia akan memeriksanya sendiri.
Sekretaris Sung melihat
makanan yang dimakan pegawai ini hanya jajangmyun. Ia pun mengeluarkan sejumlah
uang dari dompetnya meminta mereka membeli makanan yang enak. Mereka jelas saja
bingung. Sekretaris Sung berkata kita itu akan bekerja dengan baik ketika makan
sesuatu yang enak. “bagaimana kau bisa hanya makan mie itu saat kau sedang
melakukan pekerjaan penting.” Mereka pun pergi. (haha disuap disuruh pergi
hahaha)
Setelah pegawai pergi, Shin
Hyung masuk ke ruang kontrol CCTV. Sekretaris Sung tak tahu apa yang akan Shin
Hyung cari, tapi ia bisa membantu Shin Hyung memriksa rekaman CCTV. Shin Hyung
kesal mendengar Sekretrsi sung yng cerewet, ia menyruuh seketarsisnya berhenti
bicara dan tunjukan itu padanya.
Sekretaris Sung melihat
rekaman di parkir eksekutif ketika ulang tahun Presdir Choi ke 70 kemarin. Shin
Hyung tak sabar, “cepat!”
“Tunggu.” sahut Sekretaris
Sung panik. Ia sudah gemetaran ditambah lagi teriakan Shin Hyung itu tak akan
membantu. Shin Hyung tak suka dibantah, ia menjewer telinga Sekretaris Sung,”jaga
mulutmu itu.”
Keduanya pun melihat
rekaman di parkiran eksekutif. Ketika melihat rekaman Shin Hyung meminta
Sekretaris Sung memperlambatnya. Sekretaris Sung tanya apa Shin Hyung melihat
sesuatu. Ia pun memundurkan rekamannya. Namun mundurnya terlalu jauh membuat Shin
Hyung jengkel. Sekretaris Sung bilang seharusnya Shin Hyung ngomong stop.
“Disana stop.” seru Shin Hyung
ketika melihat sesuatu yang mencurigakannya. Terlihatlah seorang pria membawa
dua tas besar. (Orang yang beda ya, kalau orang ini pake celana panjang ketat n jaket bukan yang pake setelan jas, siapa ya)
“Presdir, mobil anda ada
disana.” ucap Sekretaris Sung. “Orang itu membawa sesuatu.”
Shin Hyung berpikir apa
tas yang dibawa orang itu tas yang berisi uang yang ikut terbakar ketika
mobilnya meledak.
Namun orang itu tidak terlihat
jelas karena ada mobil yang menghalangi. Shin Hyung mengumpat kesal. Ia pun
menyuruh sekretaris Sung untuk melihat rekaman CCTV dari sudut lain. Shin Hyung
ngomel menyuruh Sekretaris Sung agar melakukannya dengan cepat. Sekretaris Sung
yang gugup bilang ia melakukannya sudah secepat mungkin. Haha
Tapi sama saja dari sudut
lain pun pria yang membawa dua tas itu tak bisa terlihat jelas karena lagi-lagi
mobil itu menghalangi. Ia kesal dan heran kenapa mobil itu terus-menerus
kembali. Sekretaris Sung menebak mungkin supir mobil itu kesulitan mencari
pintu keluar. Shin Hyung menebak supir mobil pasti melihat apa yang orang itu
lakukan. Ia menyuruh Sekretaris Sung untuk men-zoom supir mobil.
Shin Hyung terkejut
melihat supir mobil itu seorang wanita, Eun Ha Soo.
Shin Hyung melihat berita
di internet di laptop yang ada disampingnya. Ia melihat mobil yang dikeluarkan
dari lubang adalah mobil yang sama yang dikendarai Ha Soo. Ia menunjukannya
pada Sekretaris Sung, “bukankah ini mobil yang sama?” Sekretaris Sung
membenarkan.
Shin Hyung akan mencari Ha
Soo untuk mendapatkan penjelasan, namun ketika ia akan pergi Dae Han masuk ke
ruang kontrol CCTV. Shin Hyung melengos berbalik tak jadi pergi, ia duduk
disana sambil menutupi wajahnya.
Dae Han tanya apa yang Sekretaris
Sung lakukan disini. Sekretaris Sung mencoba bersikap tenang mengatakan ia
kesini untuk mencari Presdir Choi. Dae Han bilang ia juga akan melakukan itu. “siapa
dia?” tanya Dae Han menunjuk pada Shin Hyung yang duduk sambil menutupi wajah.
Sekretaris Sung bingung
mengatakannya bagaimana. Ia melihat di meja ada mangkuk jajangmyun, “hei kau.”
bentak Sekretaris Sung pada Shin Hyung. Shin Hyung kaget dibentak begitu.
“Bukankah kau datang untuk
mengumpulkan piring, kenapa kau duduk disana? Bawa sekarang. Pergi!” perintah Sekretaris
Sung.
Shin Hyung menahan jengkel
atas tingkah kurang ajar Sekretaris Sung. Ia pun mau tak mau melakukannya,
mengumpulkan piring-piring kotor dan membawanya keluar. Keluar dari sana pun
melengos dari Dae Han, ia sebisa mungkin Dae Han tak melihat wajahnya.
Dae Han melihat rekaman CCTV
bersama Sekretaris Sung. Sekretaris Sung berkata dari rekaman apa yang dilihat Dae
Han sepertinya tak ada yang spesial. Dae Han mendapat sms dari Ji Yoon.
Polisi menemukan video CCTV
yang diambil di dekat rumah Presdir Choi.
Dae Han mendapatkan
kiriman video itu di ponselnya. Ia terkejut melihat pria di rekaman itu pria
yang tadi membawa piring. Ia menunjukan itu pada Sekretaris Sung, “Bukankah dia
pria yang disini sebelumnya?”
“Aku tidak yakin, apa itu
dia.” Sekretaris Sung mencoba menyangkal.
Dae Han curiga karena
sebelumnya ia juga bertemu pria itu di depan lift. Kenapa pria itu berkeliaran
disekitar sini. Ia teringat perkataan Ha Soo yang melihat seseorang telanjang
di rumahnya.
Dae Han sangat yakin pria
yang tadi adalah pria yang ada di rekaman di ponselnya. Ia bertanya apa Sekretaris
Sung tahu dari restoran mana pria itu berasal. Sekretaris Sung tidak tahu
karena ia bukan yang memerintahkan mengirim kesini. Dae Han mencurigai pria
itu, ia harus menangkap dan menyerahkannya ke polisi. Ia pun begegas keluar
mencari pria tadi. Sekretaris Sung panik, apa yang harus dilakukannya sekarang.
Shin Hyung meletakan begitu
saja piring kotor di samping tangga. Ponselnya berdering, panggilan telepon
dari Sekretaris Sung, “Apa?” Bentaknya galak.
“Di depanmu!” ucap Sekretaris
Sung yang melihat Shin Hyung dari CCTV.
Shin Hyung tak mengerti
apa maksudnya, sampai ia melihat Dae Han sudah berdiri di depannya.
Shin Hyung langsung ambil
langkah seribu, ia lari secepat mungkin. Dae Han menegjarnya. Sekretaris Sung
panik melihat Shin Hyung dikejar Dae Han. Sambil terus berlari, Shin Hyung
bertanya pada Sekretaris Sung di telepon kemana ia harus pergi. Sekretaris Sung
bingung, “jika kau membuka pintu itu, itu adalah ruang cuci.” ucapnya menunjukan
jalan.
Shin Hyung masuk ke ruang
cuci, ia menahan pintu masuk menggunakan troli cucian. Tapi ia tak bisa keluar.
Tak ada pintu keluar lain yang aman. Shin Hyung marah. Sekretaris Sung bingung
karena tak melihat CCTV ruang cuci. Kemanakah Shin Hyung harus sembunyi?
Dae Han berhasil masuk ke
ruang cuci. Namun ia tak menemukan Shin Hyung. Shin Hyung ternyata sembunyi di
bawah tumpukan cucian di dalam troli.
Ha Soo mendorong troli
cucian dan menyerahkannya pada seorang ahjussi. Ha Soo terkejut bukan main ketika
ada kepala yang muncul dari balik cucian, itu Shin Hyung. “Apa yang kau
lakukan?”
Shin Hyung juga terkejut
melihat Ha Soo. Ia teringat sesuatu, “kamera?”
Ha Soo tak mengerti, Shin Hyung
melihat dari jauh keberadaan Dae Han yang mencarinya. Ia yang tak ingin
ketahuan menarik Ha Soo masuk ke dalam troli di bawah tumpukan cucian. Ahjussi
tak tahu di bawah cucian ada orang yang sembunyi. Ia mengangkut troli itu ke
truk.
Ha Soo meronta, apa yang
kau lakukan? Tak ingin ketahuan Shin Hyung membekap mulut Ha Soo supaya diam.
Ha Soo yang meronta menjambak rambut Shin Hyung.
Dae Han bertanya pada
ahjussi apa melihat pria muda disekitar sini. Ahjussi menjawab tidak. Dae Han
yang kesal mencari ke tempat lain. Ketika Dae Han pergi nampak kaki Ha Soo yang
menendang-nendang keluar hahaha.
Ha Soo memiting Shin Hyung,
kenapa melakukan ini padanya. Namun keduanya terkejut karena mobil bergerak. Ha
Soo berdiri berteriak meminta ahjussi menghentikan mobil.
Dae Han keluar lagi dan
melihat pria yang dicarinya. Shin Hyung yang menoleh ke belakang kaget. Ia
berteriak pada ahjussi agar terus menjalankan mobil.
Dae Han lari sekuat tenaga
mengejar mobil itu namun sayang ia gagal. Ia marah sekali.
Ha Soo marah, “apa yang
akan kau lakukan sekarang? Apa kau sedang menculikku?” tuduh Ha Soo. Shin Hyung
jelas saja menyangkalnya, bisakah ia bicara dengan Ha Soo. Ha Soo curiga, dalam
hati ia menuduh apa pria di depannya ini seorang penguntit. Ia mengancam kalau Shin
Hyung terus melakukan ini, ia akan memanggil polisi.
Shin Hyung tanya apa Ha Soo
juga bekerja untuk seorang penjahit. (Shin Hyung tahu karena dia melihat mobil
yang dikendarai Ha Soo) Ha Soo curiga pria di depannya ini benar-benar penguntit
karena mengetahui itu.
“Dimana mobil van-nya?”
tanya Shin Hyung.
Shin Hyung diam.
“Aku tanya siapa kau?”
Bentak Ha Soo.
Tiba-tiba mobil berbelok
membuat Ha Soo terdorong jatuh ke pelukan Shin Hyung. Ha Soo segera menarik
diri.
Bersambung ke episode 3
Ok diseling Mama dulu....
Ok diseling Mama dulu....
Makasih
ReplyDeleteJangan lupa Mama-nya ya mbak
makasih mbak anis. dilanjut terus ya mbak. ditunggu juga sinop mama nothing fear. dua-duanya drama favoritku
ReplyDelete"Hana"
Thanx mbak buat sinopsisnya ditunggu kelanjutannya...thanx.
ReplyDeleteAling
ditunggu kelanjutanx mbak..
ReplyDeleteShanty
ngakak ga berhenti liat acting ha kyoon oppa....
ReplyDelete