Dengan hadirnya Choi Shin
Hyung di rumah, saudara-saudara Presdir Choi pun jadi was-was. Mi Hye ingin
tahu apa yang akan Dae Han lakukan sekarang, apa Dae Han akan membiarkan Shin Hyung
tinggal di rumah ini.
Young Dal berkata saat ini
mereka tak ada pilihan lain selain membiarkan Shin Hyung tinggal. In Ja
mengatakan kalau kita harus merencanakan sesuatu, kita tak boleh tinggal diam
dan duduk saja seperti ini.
Pelayan Yoon melapor
memberi tahu Shin Hyung terus meminta untuk dibawakan sesuatu ke kamar, ia tak
tahu apa yang harus dilakukannya. Mi Hye tanya apa yang Shin Hyung minta.
Pelayan yoon berkata kalau Shin Hyung meminta teh hijau, jus bawang putih, jus
mugwort, seleranya sama persis seperti almarhum Presdir Choi. Nn Yum
menambahkan bahkan sekarang Shin Hyung menekan bel yang sering Presdir Choi
tekan.
Terdengar suara bel, dan
itu membuat Dae Han marah.
Dae Han masuk ke kamar Shin
Hyung mengambil bel itu. Ia memperingatkan Shin Hyung agar jangan lagi menekan
bel ini. Shin Hyung yang tengah membaca menanyakan alasan kenapa Dae Han
melarangnya. Dae Han berkata itu karena sangat berisik. Shin Hyung
menanggapinya santai bukankah Dae Han sudah terbiasa dengan itu selama
bertahun-tahun. Ia menyuruh Dae Han meletakan kembali bel itu ke meja.
Dae Han malah menjatuhkan
bel ke lantai dan menginjaknya kuat-kuat hingga bel itu rusak.
Shin Hyung mencoba
bersikap sabar melihat apa yang Dae Han lakukan, “ini jelas rumahku dan
kamarku. Kau harus berterima kasih padaku karena aku tak menendangmu keluar
dari rumah ini.”
“Ashhhh...” Dae Han marah sekali.
Shin Hyung : “Almahum ayah
kita mengatakan kalau adikku itu pemarah. Ternyata dia benar.”
Dae Han yang menatap marah
matanya berkaca-kaca, “Almarhum ayah kita? Bagaimana kau bisa memanggilnya
seperti itu setelah kau pergi ditinggalkannya? Apa dia tidak peduli tentang
kematian ibuku karena keluargamu? Apa kau tahu kenapa ibuku meninggal? ayah
kita yang hebat itu yang membunuhnya.”
Shin Hyung terkejut terdiam.
Air mata Dae Han menetes, “Dia
terlalu sibuk mencari uang, jadi dia tidak peduli. Dia bahkan tidak tahu ketika
ibu sakit. Dia tidak tahu apakah ibu pergi ke dokter atau tidak. Apa kau ingin
kuberi tahu, hal apa yang paling menyedihkan dalam hidupmu? Kenyataan bahwa Choi
Go Bong adalah ayahmu, itu adalah sebuah kemalangan.”
Shin Hyung kaget mendengar
perkataan itu dari mulut Dae Han sendiri. “Keluar!” Shin Hyung menyuruh Dae Han
keluar dari kamarnya. Dae Han diam saja menatapnya. “Keluar!” Sekali lagi Shin
Hyung menyuruh Dae Han keluar, namun Dae Han tetap diam saja.
“KELUAR...!” Shin Hyung
berteriak menyuruh Dae Han keluar dari kamarnya.
Shin Hyung duduk melamun
di bangku depan rumah. Ia mengingat apa yang Dae Han katakan tadi di kamar.
Sekretaris Sung melihat Shin
Hyung duduk sendirian di luar. Ia yang kedinginan duduk di samping Shin Hyung. Shin
Hyung menoleh padanya. Sekretaris Sung langsung tahu diri dan segera berdiri, “apa
kau sedang mengkhawatirkan sesuatu?” tanya Sekretaris Sung.
Shin Hyung tak menjawab ia
malah bertanya apa yang terjadi dengan hal yang ia perintahkan pada Sekretaris
Sung untuk memeriksanya. Sekretaris Sung menjelaskan ditengah situasi harga
saham yang terpuruk ternyata ada orang yang membeli saham. Shin Hyung memerintahkan
Sekretaris Sung untuk mencari tahu siapa yang membeli saham itu. Sekretaris Sung
mengerti ia akan mencari tahu. Ia bertanya memangnya apa yang akan Shin Hyung
lakukan.
Shin Hyung berkata ada
orang yang menginginkan Daehan, orang biasanya akan menjual saham mereka ketika
harga saham turun. Seseorang sedang mencoba untuk menunggu dan mengambil alih
perusahaan. Orang itu cepat atau lambat akan muncul.
Sekretaris Sung sedikit
khawatir bagaimana jika harga saham terus turun dan kita tak bisa mendapatkan saham
itu kembali.
“Tentu saja kau yang harus
merawatku, bertanggung jawab untukku. Kau harus melakukannya.” ucapnya sambil
menendang-nendang Sekretaris Sung. “Memangnya siapa lagi yang akan bertanggung
jawab untukku, hah?” (hahaha)
Dae Han menggerutu kesal, “Bagaimana
aku bisa hidup dengan pria itu di rumah yang sama?” Ia pun membalikan foto
ayahnya dan pergi tidur.
Ketika Shin Hyung
merebahkan tubuhnya, ia hampir menindih kacamata dan permen mint yang ia simpan
di saku jaketnya. Ia teringat ucapan Ha Soo padanya bahwa Ha Soo tak memiliki
hak mengatakan sesuatu pada Shin Hyung ataupaun Dae Han dan sekarang sepertinya
Dae Han sedang mengalami kesulitan. Shin Hyung bertanya-tanya apakah ia begitu
keterlaluan.
Aku bahkan tak bisa tidur
karena ini sangat tidak adil.
Memang benar aku pergi
berbelanja dengan Direktur Choi
Dia tidak mengatakan
apapun jadi kupikir itu tentang pekerjaan.
Aku harap kau jangan
terlalu cepat mengambil kesimpulan.
Shin Hyung terdiam membaca
pesan yang Ha Soo kirimkan. Ia nampak berpikir, apa dirinya sudah salah menuduh
yang tidak-tidak.
Ha Soo gelisah karena tak
mendapatkan balasan pesan dari Shin Hyung. Ia melihat pesan yang dikirimnya ini
dibaca oleh Shin Hyung. Ia pun mengirim pesan lagi.
Kenapa kau tak menjawabnya
jika kau sudah membacanya?
Shin Hyung terkejut
bagaimana Ha Soo bisa tahu kalau ia sudah membaca pesan Ha Soo (haha nih kakek
katro). Ia celingukan melihat sekeliling kamarnya, apa ada kamera pengintainya
gitu, kok Ha Soo bisa tahu ia sudah baca pesannya.
Karena ga begitu ahli
menggunakan smartphone, jadi Shin Hyung mencoba membalas pesannya tapi lama
banget ngetiknya, ga tahu deh ngetik apaan. Sampai Ha Soo pun ngirim pesan
lagi.
Apa kau pikir aku yang
membujuknya untuk pergi berbelanja?
Shin Hyung kesal sendiri
dengan tulisan yang ia ketik dan ia kirim ke Ha Soo. Kok ia nulis gitu ya. Ha Soo
juga bingung apa maksud balasan pesan dari Shin Hyung ini. Ia pun membalas pesan
menggunakan emot, gambar orang bingung gitu [confused] Shin Hyung terkejut
ternyata ngirim pesannya bisa pake gambar juga.
Shin Hyung pun mencoba damak-dumuk
mencari gambar juga, ketemu. Shin Hyung seneng banget berasa kayak anak-anak
nemu mainan baru. Ia pun milih-milih gambarnya. Ia asal memasukan gambar ke
pesan yang dikirim ke Ha Soo. Jadilah gambar orang marah-marah hahaha. (ini
pake aplikasi chat apa ya?)
Ha Soo mengira Shin Hyung beneran marah padanya.
Aku mengerti, aku tak akan
mengirim pesan padamu lagi.
Shin Hyung mewek-mewek
bukan begitu maksudnya hahaha. Ia bingung sendiri karena ga bisa menggunakan
smartphone ini. Ia bingung apa yang harus dilakukannya. Akhirnya ia melempar
tubuhnya ke kasur hahaha.
Melalui Sekretaris Sung, Shin
Hyung meminta Ha Soo menemuinya disebuah kedai. Ha Soo menanyakan alasan Shin Hyung
memintanya datang kesini. Shin Hyung tak tahu menjelaskannya bagaimana, ia
menyadari kalau kemarin ia sudah melakukan kesalahan. Ha Soo tanya apa tentang
pesan itu. Shin Hyung membenarkan, ia tak sengaja menulis pesan itu dan salah
mengetiknya.
Shin Hyung kemudian mengusulkan
bagaimana kalau ia dan Ha Soo makan lebih dulu. Ha Soo bilang ia sudah makan sebenarnya
apa yang ingin Shin Hyung bicarakan dengannya. Shin Hyung benar-benar bingung,
ia menoleh ke arah Sekretaris Sung yang duduk di meja sebelah. Sekretaris Sung
memberi kode.
Shin Hyung berkata kalau
ia tak mengambil kesimpulan seperti itu tentang Ha Soo dan Dae Han. Ha Soo
tanya apa itu sebabnya Shin Hyung mengajaknya kesini. Shin Hyung membenarkan.
Ha Soo heran bukankah Shin Hyung bisa mengirimkan pesan saja padanya, tak perlu
repot-repot begini.
Tapi Shin Hyung kan ga bisa
ngirim pesan di chat haha. Ia kembali menoleh pada Sekretaris Sung. Sekretaris Sung
memberikan kode padanya lagi. Shin Hyung berkata dengan mengajak Ha Soo kesini
mungkin ia bisa makan bersama-sama dengan Ha Soo.
Ha Soo minta ijin bisakah
ia mengatakan sesuatu. Shin Hyung membolehkan, apa itu. Ha Soo mengerti Shin
Hyung harus mengambil alih posisi Presdir tapi apakah Shin Hyung tahu betapa
sulitnya bagi kami para karyawan jika Shin Hyung cerewet seperti itu.
Shin Hyung kaget, cerewet?
Ha Soo mengatakan kalau ia dan rekan kerjanya dimarahi oleh atasan tanpa mengetahui
apa yang terjadi. Shin Hyung berubah bingung, kau dimarahi.
Ha Soo : “Hanya karena aku
bekerja di perusahaan Daehan, aku mendapat makian diluar tempat kerja. Kau
boleh mengatakan aku untuk berhenti jika itu terlalu kasar tapi orang-orang
seperti kita sangat menderita berhenti dari pekerjaan paruh waktu dan tidak
dibayar apa-apa. Ketika kami berpikir tentang sewa, biaya hidup, dan biaya tak
terduga, kebanyakan dari kita adalah salah satu yang harus menderita seperti
itu. Kau tak tahu akan hal itu, kan?”
Shin Hyung menarik nafas
mendengar keluhan Ha Soo sebagai seorang pekerja yang pernah kerja paruh waktu.
Ha Soo tak tahu alasan Shin
Hyung mencoba mencari uang dari kecelakaan itu. Ia tahu kalau Shin Hyung bahkan
tak segan-segan menuntut siapapun yang menginginkan uang itu kan. Shin Hyung
tanya lalu siapa yang Ha Soo pikir pemilik sah uang itu. Ha Soo tak peduli itu
dana gelap Presdir Choi atau bukan, “apakah uang memiliki pemilik yang jelas?”
Shin Hyung tak mengerti
maksud Ha Soo bukankah itu sudah jelas. “Kau adalah pemilik uang yang sudah kau
peroleh.” Ha Soo tak yakin dengan pendapat Shin Hyung, apa benar begitu. Ia
permisi pergi karena harus melanjutkan pekerjaannya.
Young Dal, In Ja dan Mi Hye
mengundang Shin Hyung ditempat mereka, mengundang untuk menyambut kedatangan Shin
Hyung begitu. Shin Hyung sebenarnya malas namun ia ikut bersulang juga.
In Ja berkata setelah
sesuatunya berubah seperti ini ia harap Shin Hyung bisa mempermudah menjalin hubungan
dengannya. Mi Hye setuju, “ah bagaimana kau bisa terlihat begitu mirip dengan
kakakku? Kau sangat tampan.” puji Mi Hye.
Young Dal berkata bahwa
apa yang ia katakan ini tidak melebih-lebihkan, tapi perlu Shin Hyung ketahui
kami bertiga (Young Dal, In Ja, Mi Hye) yang telah membangun Daehan.
Shin Hyung menatap mereka
dengan tatapan sinis, ia juga berpikir begitu. In Ja tersenyum bagaimana Shin Hyung
bisa berkata sesinis itu pada paman sendiri.
Shin Hyung berkata kalau
ayahnya menceritakan tentang In Ja padanya. “Setelah kau memohon dan menanngis,
dia memberikan uang padamu untuk bisnismu. Tapi pada akhirnya kau menggunakan
uang itu untuk mengirim anak-anakmu ke perguruan tinggi.”
In Ja terdiam, “Ah jadi
almarhum Presdir choi tahu tentang itu ya.” Mi Hye menyindir kalau In Ja itu
tak pernah melewatkan hari untuk mendapatkan uang.
Shin Hyung berkata ayahnya
juga menceritakan tentang Mi Hye padanya, “Kau tidak belajar, jadi dia
menyuruhmu untuk belajar di luar negeri. Tapi kau akhirnya menghancurkan kantor
cabang di New York. Kau sudah menyia-nyakakan bangunan di Nonhyung-dong dan
departemen store. Dia menentang pernikahamu, kemudian suamimu menipumu untuk
keluar dari biaya pajak dan bercerai denganmu.”
Mi Hye berusaha tertawa ia
tak menyangka Shin Hyung tahu tentang itu juga, ia merasa Shin Hyung tak perlu
tahu tentang itu secara rinci. In Ja dan Young Dal tersenyum mencibir Mi Hye.
Young Dal kemudian mengingatkan
bukankah sekarang mereka ini satu keluarga. Sudah tak ada rahasia lagi diantara
mereka. Ia pun mengajak Shin Hyung kembali minum.
Mi Hye menelepon Yoo Nan Hee,
bukankah ketika bertemu tadi siang ia sudah mengatakannya, ini tentang Presdir Choi
Shin Hyung, “kami sekarang sedang merayakan kedatangannya ke perusahaan. Apa
kau ingin datang untuk menyapanya?”
Shin Hyung berada disebuah
kamar dalam keadaan setengah sadar karena mabuk. Kepalanya pusing, ia
mengingat-ingat apa yang terjadi. Hmm ternyata mereka memaksanya minum banyak dan
mencampur salah satu gelasnya dengan obat tidur.
Shin Hyung yang
bertelanjang dada memanggil Sekretaris Sung. Ia mengambil ponselnya, karena tak
bisa melihat dengan jelas layar di ponsel ia pun salah menelepon orang, bukan Sekretaris
Sung yang ia telepon melainkan Ha Soo.
Ha Soo yang menjawab
telepon dari Shin Hyung heran kenapa nada bicara Shin Hyung seperti itu. Ia
benar-benar tak mengerti apa maksudnya. “Apa dia memintaku untuk membantunya?”
Diseberang gedung ada
seorang pria yang menyiapkan kamera siap memotret apa yang dilakukan Shin Hyung
di kamar itu.
Karena undangan dari Mi Hye,
Nan Hee pun sampai di kamar dimana Shin Hyung berada. Ia melihat sekeliling
kamar itu sepi. Ia membawa keranjang yang isinya bunga dan wine.
Nan Hee menyalakan lampu
kamar dimana Shin Hyung terkapar. Pria yang akan memotret pun telah siap. Nan Hee
terkejut begitu melihat Shin Hyung tidur bertelanjang dana. Ia berteriak dan
menjatuhkan bunga yang dibawanya. Ia menutupi wajahnya, malu.
Namun tak lama kemudian ia
malah tersenyum karena berada satu kamar dengan Shin Hyung. Ia heran kemana
anggota keluarga Shin Hyung pergi. Ia mendekati tempat tidur untuk mengecek apa Shin Hyung benar-benar
tidur atau tidak.
Nan Hee memberanikan diri
akan mencium Shin Hyung yang tak sadar itu. Namun tak jadi karena malu. Ia
melepas jaketnya dan merapikan bunga dan wine yang tadi jatuh.
Shin Hyung perlahan membuka
matanya dan melihat ada seorang wanita disana. Ia kaget sekali, siapa wanita
itu. Ia segera mengambil pakaian, sepatu dan ponselnya. Ia berteriak ketakutan
lari dari sana. Nan Hee yang terkejut juga ikutan berteriak.
Ha Soo berlarian di luar kamar
mencari keberadaan Shin Hyung. Ia bertabrakan dengan Shin Hyung yang lari sambil
berteriak. Kalung milik Dae Han yang Shin Hyung bawa jatuh ke lantai. Tas Ha Soo
juga jatuh ke lantai hingga isinya berhamburan. Ha Soo heran, siapa itu. Ia
merapikan isi tasnya dan tanpa ia sadari kalung itu masuk tersimpan ke dalam
tasnya.
“Presdir...” teriak Nan Hee
berlari keluar sambil membawa bunga dan wine. Ia terkejut begitu melihat Ha Soo
ada disana. Begitupun dengan Ha Soo yang sama terkejutnya melihat Nan Hee. Ha Soo
pun akhirnya tahu yang tadi lari itu Choi Shin Hyung.
Keesokan harinya, ketika
berpapasan dengan Ha Soo, Nan Hee menjelaskan bahwa kejadian semalam itu hanya
salah paham, ia datang kesana karena keluarga Choi Shin Hyung yang mengundangnya.
Ia harap Ha Soo tak berpikiran yang macam-macam. Ha Soo mengerti.
Sekretaris Sung memberikan
obat penghilang mabuk pada Shin Hyung. Ia heran kenapa Shin Hyung bau alkohol
sekali, “Janhan minum terlalu banyak. 70 tahun itu tidaklah muda, kau tahu kan?
Tapi tunggu, kau kan lebih muda ya.” (haha)
Shin Hyung tanya apa Sekretaris
Sung menemukan sesuatu. Sekretaris Sung menunjukan apa yang ditemukannya, “Jika
kau melihat ini, pada hari setelah kecelakaan di lubang dan hari kau meminta
uang kembali, ada puncak dalam penjualan saham.
“Ketika semua orang
mencoba menjual saham, seseorang mulai membelinya.” Shin Hyung bertanya-tanya siapa seseorang yang melakukan
itu.
Sekretaris Sung berkata
seseoang yang membeli 30% saham kita pada waktu itu ada di Jerman. Shin Hyung
terkejut.
Jung Yi Gun mengetuk pintu
dan masuk ke ruangan Presdir. Yi Gun memberikan daftar nama-nama yang ia
temukan siapa saja yang membeli saham berdasarkan sumber uang dan transaksinya.
Shin Hyung tertawa ia pun
akhirnya tahu siapa orangnya, ternyata yang melakukan permainan ini masih
kerabat jauhnya. “Nama Lee Min Woo disini, dia itu adiknya Lee In Ja.”
Sekretaris Sung terkejut, jadi yang melakukan ini Direktur Lee In Ja.
Yi Gun tanya dana yang
digunakan untuk Silver Town apa ada hubungannya juga dengan Lee In Ja. Shin
Hyung berkata Lee In Ja sedang mentransfer dana ke keluarganya di Jerman.
Sekretaris Sung menilai Lee In Ja ini sangat menakutkan. Shin Hyung menyuruh Sekretaris
Sung mengawasi Lee In Ja mulai sekarang. Ia juga meminta Yi Gun melaporkan
padanya setiap dana dari Lee In Ja. (apa ini yang dinamakan pencucian uang ya?)
Shin Hyung akan masuk ke
lift, di dalam lift sudah ada Young Dal. Young Dal terkejut melihat Shin Hyung,
Shin Hyung tersenyum sinis dan masuk ke dalam lift.
Young Dal tanya apa Shin Hyung
masih mabuk. “Karena kau bagian dari keluarga kami dan kau anak kakakku, aku
tak bisa berpura-pura tak mengenalmu. Jika ada apa-apa, katakan padaku.”
Shin Hyung bersuara keras,
“haruskah begitu?”
Young Dal terkejut mendengarnya,
ia mengingatkan di perusahaan keduanya memiliki jabatan masing-masing jadi ia
akan menjaga nada bicaranya dengan Shin Hyung disini. Shin Hyung tak peduli
lakukan saja apa yang menyenangkan bagi Young Dal.
Shin Hyung bertanya apa Young
Dal tahu apa yang dilakukan mertua Young Dal sampai hari ini. Young Dal heran
kenapa Shin Hyung menanyakan perihal mertuanya, ia tak yakin tak ada kabar dari
mertuanya dan itu adalah kabar bagusnya karena mereka harus melakukannya dengan
baik. Kenapa tiba-tiba Shin Hyung menanyakan itu.
Shin Hyung tanya lagi apa
Young Dal tahu bagaimana dana Silver Town digunakan. Young Dal berkata istrinya
lah yang bertanggung jawab terhadap dana itu, ia heran bukankah ia tadi bertanya
pada Shin Hyung kenapa menanyakan itu padanya.
Pintu lift terbuka, Shin Hyung
keluar lebih dulu. Ia menoleh, “kita itu cenderung mengabaikan apa yang tepat
berada di bawah hidung kita.” Young Dal tak mengerti apa yang Shin Hyung
katakan.
Shin Hyung menemui Ha Soo
yang tengah duduk beristirahat sambil minum. Shin Hyung juga bawa minuman, yoghurt.
Ha Soo heran melihat Shin Hyung ada disana. Shin Hyung tersenyum menunjukan
yoghurt yang dibawanya dan mengatakan kalau ia sedang tak baik jadi yang ia
minum ini hehe. (Dalam pikiran Ha Soo mungkin ngomong #GaNanya gitu haha)
Shin Hyung duduk disebelah
Ha Soo. Keduanya nyedot minuman masing-masing. Shin Hyung bertanya-tanya apa
mungkin ia melakukan kesalahan lagi. Ia mengakui kalau semalam ia salah menekan
nomor. Ia ingin menelepon Ha Soo tapi waktunya tidak tepat, ini salah paham. Ha
Soo bilang tidak apa-apa, Shin Hyung tak harus menjelaskan itu. Shin Hyung
terkejut dengan sikap Ha Soo yang tak mempermasalahkan itu.
Ha Soo mengatakan almarhum
Presdir Choi pernah memecatnya sekali karena melakukan hal yang sama (salah
paham) dan pada saat itu hari pertamanya kerja. Ia benar-benar mengerti
bagaimana perasaan Shin Hyung. Shin Hyung senang Ha Soo bisa memahaminya.
Ha Soo kemudian bertanya
apa Shin Hyung sudah mengumpulkan semua uang yang ditemukan di dalam mobil dalam
kecelakaan itu. Shin Hyung menjawab belum. Ha Soo penasaran kenapa Shin Hyung
mencoba melakukan itu dengan keras, karena itu membuat Shin Hyung banyak
mendapatkan kritikan.
Shin Hyung tahu itu tapi
ia melakukannya karena memiliki alasan tersendiri. “Seperti yang kau bilang,
mungkin tidak ada pemilik untuk uang itu. Tapi karena itu adalah uang yang
bertahun-tahun aku hasilkan dengan kerja kerasku dan menjadi tak berguna dalam
sesaat.”
Ha Soo heran, “siapa yang
bekerja begitu keras?”
Shin Hyung menyadari kalau
ia sudah salah bicara di depan Ha Soo, “Bukan aku. Itu almarhum ayahku, Presdir
Choi Go Bong.”
Shin Hyung merasa ini
tidak adil, ayahnya akan merasa ini sangat tidak adil. “Dia tidak bisa mengurus
keluarganya. Dia terlalu sibuk bekerja dan menghasilkan uang sepanjang
hidupnya. Pada akhirnya dia akan diingat sebagai Presdir yang terlibat dalam
korupsi. Mungkin ini terasa seperti hidupmu benar-benar diambil olehnya.” (yah
baru nyadar nih kakek)
Ha Soo memiliki pemikiran
lain, ia tak pernah berpikir Presdir Choi Go Bong melakukan kejahatan korupsi.
Shin Hyung terkejut mendengar pendapat Ha Soo, benarkah Ha Soo tak pernah
berpikir seperti itu. Shin Hyung menggeser duduknya menjadi lebih dekat dengan Ha
Soo.
Ha Soo : “Dia melakukan
banyak perbuatan baik saat dia masih hidup.”
Shin Hyung jadi ge-er donk
ya dibilang pernah berbuat baik haha. “Kau pasti tahu bagaimana menilai orang.”
Ha Soo merasa bukankah Shin
Hyung seharusnya melupakan semuanya dan bangkit kembali tak perlu mengungkit
uang itu. “Jika kau terus memikirkan almarhum ayahmu, itu mungkin akan sulit
bagimu untuk memulai awal yang baru.”
Shin Hyung terdiam mendengar
ucapan Ha Soo. Ia menatap Ha Soo, “Apa sekarang kau mengkhawatirkanku?”
Ha Soo bilang bukan
begitu, itu karena Shin Hyung dikritik banyak orang. “Kau bahkan datang kesini
dan menyamar sebagai tukang bersih-bersih. Jadi kau harus melakukan pekerjaan dengan
baik.” Karena harus melanjutkan pekerjaannya, Ha Soo permisi lebih dulu.
Yi Gun yang berada di
parkiran akan masuk ke mobilnya tiba-tiba diserang sekelompok pria tak dikenal.
Ia yang sendirian dipukuli habis-habisan. Tujuan mereka adalah mengambil
dokumen yang ada di dalam tas Yi Gun. Yi Gun sekuat tenaga melawan mereka
mengamankan dokumennya. Namun sayang ia yang hanya sendirian tak bisa
mempertahankan dokumen itu.
Di kantor, Shin Hyung
bertanya pada Ji Yoon siapa pemilik gaji Ji Yoon. Ji Yoon terkejut apa maksudnya.
Shin Hyung : “Uang yang
kau peroleh. Uang siapa itu?”
“Itu milikku.” jawab Ji Yoon.
Ia berpikir sejenak, “aku tidak bisa mengatakan itu milikku,”
“Kenapa?” tanya Shin Hyung.
Ji Yoon : “Aku tak
mendapakan itu sendirian. Ketika seseorang datang untuk bekerja itu semua
terhubung dan semuanya membagi hasil akhirnya. Itulah sebabnya kami membayar
pajak.”
Shin Hyung mengangguk
mengerti.
Ji Yoon menerima telepon dan
terkejut mendapat kabar Yi Gun masuk rumah sakit karena dikeroyok.
Shin Hyung dan Ji Yoon pun
ke rumah sakit menjenguk Yi Gun yang terbaring disana. Shin Hyung cemas sekali apa
yang terjadi. Ji Yoon yang juga cemas tanya apa Yi Gun baik-baik saja, apa
benar tulang rusuk Yi Gun juga patah.
Yi Gun berkata kalau kita
harus menangkap pria itu secepatnya, “Mereka mengambil dokumennya. Mereka
mencuri dokumen penggantiaan ahli warisnya.” Mata Shin Hyung membesar terkejut.
Yi Gun minta maaf karena tanpa dokumen itu...
Shin Hyung yang cemas
tanya siapa saja yang tahu tentang hal ini. Yi Gun bilang hanya ia, Shin Hyung
dan Ji Yoon saja. Shin Hyung memerintahkan Ji Yoon untuk memeriksa cctv dan mencari
tahu siapa yang melakukan ini, “Untuk sekarang kita tak bisa membiarkan ada
yang tahu tentang dokumen yang hilang itu.”
Ji Yoon terdiam sambil
menoleh menatap Shin Hyung. Ia sepertinya punya rencana.
Dae Han duduk menunggu Ha Soo
yang tengah mencoba pakaian. Tirai dibuka, muncullah Ha Soo yang cantik dengan gaun merah nan cantik pula.
Ha Soo tersenyum sambil
memegang bunga mawar, “Apa pendapatmu?”
Ternyata tirai itu belum
dibuka. Ketika dibuka pakaian inilah yang dipakai Ha Soo. Sama sama sih
warnanya, merah. Tapi bukan gaun melainkan jaket musim dingin. Ha Soo tanya
bagaimana pendapat Dae Han.
Dae Han tak suka, “apa itu?”
“Kenapa? Apa ini aneh?”
tanya Ha Soo.
Dae Han bilang bukankah Ha
Soo diminta olehnya untuk membawa salah satu pakaian yang ia beli hari itu. Kenapa
tak membawanya dan malah memakai pakaian seperti itu. Ha Soo menarik nafas
kesal dan kembali ke balik tirai untuk mengambil semua barang yang dibeli Dae Han.
Ha Soo mengembalikan semua
itu pada Dae Han. Dae Han heran karena ia membeli semua itu untuk Ha Soo. Ha Soo
bilang ini terlalu banyak, akankah ia bisa membawanya, “dan pakaian ini aku yang
membuat pakaian ini sendiri. Kau akan mengetahuinya setelah melihat proposalku.”
Belum sempat Ha Soo
menjelaskannya lebih rinci Ji Yoon datang menemui Dae Han. Ji Yoon terkejut
melihat Ha Soo juga ada disana. Dae Han tanya ada apa, apa begitu penting
hingga Ji Yoon tidak menyampaikannya lewat telepon saja.
Ji Yoon tanya apa yang Dae
Han lakukan disini. Dae Han yang cuek berkata apa Ji Yoon tak melihatnya, ia dan
Ha Soo sedang bekerja. Ji Yoon meminta pada Ha Soo agar meninggalkannya bersama
Dae Han. Ha Soo mengerti dan segera keluar.
Ji Yoon mengingatkan kalau
sekarang bukan saatnya melakukan sesuatu ini. “Dokumen pergantian ahli warisnya
hilang. Kami masih belum tahu siapa yang melakukannya tapi Direktur Jung
dihajar preman dalam perjalanan menuju pengadilan.”
Dae Han terkejut apa maksud
Ji Yoon ceritakan padanya pelan-pelan.
Ji Yoon mengatakan
sekarang Dae Han memiliki kesempatan lagi. “Jika dokumen itu tidak terdaftar
maka penggantian warisan akan dilanjutkan sesuai dengan ketetapan tahun lalu.
Choi Shin Hyung tidak tertulis disana saat itu, tapi namamu ada. Kau tak boleh
membiarkan kesempatan ini pergi begitu saja.”
Dae Han tampak memikirkan
ucapan Ji Yoon. Ha Soo yang sudah berganti pakaian menghampirinya, ia
celingukan apa Ji Yoon sudah pergi. Dae Han menjawab pendek ya. Ha Soo heran, “apa
sesuatu yang buruk sedang terjadi?”
Dae Han menjawab tidak,
malah ini berita baik. Choi Shin Hyung tak akan ada lagi. Hak nya sebagai ahli
waris cukup sampai disini.
Ha Soo : “Benarkah?”
Dae Han : “Dia menjadi Cinderella
dalam semalam dan sekarang dia kembali menjadi seorang pangeran yang buruk.”
Shin Hyung terusir dari
rumahnya, ia tak diperbolehkan masuk ke rumah. Betapapun ia berteriak meminta
mereka membuka pintu mereka tak membukakannya.
“Buka pintunya, ini rumahku!”
teriak Shin Hyung. “Kalian tak tahu terima kasih. Buka pintu.” Shin Hyung berteriak
sambil menggedor-gedor pintu gerbang. Tubuh Shin Hyung basah karena hujan yang
deras.
Mi Hye berada di dalam
mobil melihat Shin Hyung masih diluar rumah. Ia memberi tahu In Ja kalau Shin Hyung
masih disini.
Mi Hye keluar dari
mobilnya, apa yang Shin Hyung lakukan. Ia mencibir Shin Hyung benar-benar
ditinggakan tanpa apa-apa sekarang.
Shin Hyung marah sekali, “apa
kau bilang?” Ia mencengkeram tubuh Mi Hye. Mi Hye berteriak mengancam akan
memanggil polisi.
Young Dal dan In Ja keluar
menyelamatkan Mi Hye. Ia mendorong Shin Hyung hingga tersungkur ke tanah, tangannya
pun terluka.
Mereka melarang Shin Hyung
masuk ke rumah. Ketiganya mengunci gerbang. Mereka mengabaikan Shin Hyung yang
berteriak meminta pintu dibuka. Ketiganya masuk ke dalam rumah membiarkan Shin Hyung
yang terus berteriak dan kehujanan.
Dae Han sampai disana,
dari dalam mobilnya ia melihat Shin Hyung terduduk lemas di depan pintu gerbang di bawah guyuran hujan
deras.
Bersambung ke episode 6
Ending episode kali ini
sumpeh menegangkan. Eh saya pikir setelah Shin Hyung memiliki dokumen ahli
waris dia sudah memiliki semuanya tapi ternyata harus didaftarkan dulu ke
pengadilan gitu. Dan setelah dokumen itu hilang Shin Hyung ga punya bukti apa-apa
donk buat meng-klaim kalau harta Choi Go Bong itu diwariskan padanya. Nah kalau
begini bagaimana, akankah Dae Han yang memiliki semuanya. Hmm pasti Om sama
Tentenya itu ga bakal ngebiarin Dae Han yang mewarisi semuanya. Pasti ada cara
liciknya, terutama Lee In Ja nih. Trus Shin Hyung gimana, jadi gembel karena ga
punya tempat tinggal donk.
Ngakak liat imajinasi
liarnya Dae Han, ekspresi mukanya itu lho ga kuku...
Poor shinyung
ReplyDeleteDae Han i love u so muchh....keren banget aktingmu....mksih sinopsisnya
ReplyDeletembak anis.... seruuuu banget ceritanya. dilanjut ya mbak. Semangatttttt :)
ReplyDeleteHana
sinopnya keren, thankyu mb anis :)
ReplyDeletepoor Shin Hyung, apa dy bisa balek lagi ke rumah ya...secara meski bukan lagi penerus perusahaan, tapi dia udah kebukti sebagai keturunannya Choi Go Bong kan, jd mungkin bs tinggal disitu( ngarep)...please balek dong biar bisa deket sama Dae Han. agak aneh juga waktu dy kaget liat foto tuanya di kamar DH, apa gak pernah nengokin kamar anak 1 itu ya??wehehe...
penasaran bakal ngapain si Dae Han liat 'hyung' nya diusir. Trus apa dy mau ambil alih perusahaan n bersaing sama org2 yg siap nusuk dy dr belakang..
Penasaran.
Jgn2 isi fd nya yg dipegang In Ja itu bukti rekaman ttg ahli waris yg wktu dksh liat ke dewan direksi.. Kasian Shin Hyung ;(
ReplyDelete