Sunday 25 November 2012

Sinopsis May Queen Episode 17 Part 1

Chang Hee dan Hae Joo bertemu di tepi laut. Hae Joo menanyakan kenapa Chang Hee tak pernah menjawab teleponnya. Ia cemas kenapa Chang Hee mengundurkan dari dari kantor kejaksaan.

Chang Hee menunduk diam. Hae Joo makin khawatir, ia menyentuh wajah Chang Hee menanyakan kenapa terlihat muram, apa Chang Hee sakit.

Dengan suara berat Chang Hee mengajak Hae Joo berpisah dengannya. Hae Joo jelas terkejut dengan pernyataan yang tiba-tiba ini. Chang Hee berkata kalau Hae Joo benar bahwa ia tak bisa meninggalkan ayahnya, tak peduli betapa ia membenci ayahnya tetap orang yang membesarkannya sejak lahir. Ia minta maaf dan tetap mengajak Hae Joo berpisah darinya.
Mata Hae Joo berkaca-kaca. Chang Hee berkata kalau ia tak masalah jika Hae Joo membencinya, semua perkataan yang ia ucapkan selama 15 tahun ini bahwa ia adalah orang yang pantas dibunuh karena tak mampu mempertanggung jawabkan semua perkataan dan perbuatannya. Ia sebenarnya tak ingin menyakiti Hae Joo bagaimana pun ia ingin semuanya berjalan baik-baik saja. Chang Hee menangis.

Hae Joo mengerti perasaan Chang Hee, ia meminta Chang Hee menatapnya. Hae Joo berkata meskipun begitu bagaimana mungkin Chang Hee mengundurkan diri, bukankah Chang Hee tahu berapa sulitnya berada diposisi sekarang. Chang Hee mengatakan kalau posisi ini tak berguna tanpa Hae Joo di sisinya.

Hae Joo mengatakan kalau ia tak membenci Chang Hee. Ia tahu betapa Chang Hee bisa diandalkan selama ini. Ia mungkin tak akan bertahan ketika kecil kalau bukan karena Chang Hee. Ia meminta Chang Hee tak usah mengkhawatirkannya karena ia akan tetap hidup apapun yang terjadi meskipun ia harus berbohong kalau ia berkata bahwa perasaannya tak terluka.
Chang Hee tambah sedih setelah mendengar perkataan Hae Joo. Ia menarik Hae Joo ke pelukannya. Ia memeluk Hae Joo erat dan berkata kalau Hae Joo sudah bersikap bodoh, kalau Hae Joo terluka katakan saja terluka.
Sambil menitikan air mata Hae Joo berterima kasih karena Chang Hee sudah mencintainya untuk waktu yang sangat lama.
Hae Joo melepas pelukan Chang Hee dan berkata kalau ia harus kembali ke perusahaan. Ia berpesan pada Chang Hee untuk menjaga kesehatan dan selalu tersenyum betapapun beratnya hidup yang akan Chang Hee hadapi karena ia ingin mengenang wajah Chang Hee yang tersenyum. Hae Joo pergi meninggalkan Chang Hee seorang diri di tepi laut.
Hae Joo menyusuri jalan sendirian sambil melamun, tiba-tiba ada mobil yang mengklakson supaya Hae Joo minggir. Hae Joo menyingkir tapi naas kakinya terkilir. Hae Joo duduk di trotoar merasakan kakinya yang sakit, tapi bukan hanya kaki yang sakit tapi hatinya juga ikut sakit. Ia mengelus lembut kakinya.

Ia teringat ketika ia turun dari bis dan berlari ke arah Chang Hee ketika itu kakinya terkilir dan Chang Hee yang memijat mengelusnya. Hae Joo juga mengingat ketika Chang Hee memberinya sepatu dan ketika itu ia mengatakan kalau memberi hadiah sepatu seseorang itu akan pergi tapi ketika itu Chang Hee mengatakan kalau dia akan mengejarnya jika orang itu pergi. Hae Joo menangis mengingat kenangannya bersama Chang Hee.
Chang Hee sampai di depan rumah, ia ngamuk membanting kursi. Penjaga di rumah berusaha menghalangi tapi sia-sia malah penjaga itu sendiri yang terjatuh. Chang Hee akan membanting kursi lagi tapi ayahnya datang. Park Gi Chul menghalangi niat putranya ia bertanya apa yang Chang Hee lakukan. Chang Hee yang marah mendorong ayahnya tapi Park Gi Chul berusaha menahan putranya.
Geum Hee dan In Hwa keluar dari rumah. Keduanya melihat kekacauan itu, Park Gi Chul langsung menampar putranya. Ia meminta putranya sadar, apa Chang Hee sedah gila. Geum Hee dan In Hwa kaget melihat Gi Chul memukul Chang Hee.
Chang Hee membenarkan kalau ia memang gila, ia ingin sekali menjadi gila. “Ayah kau berhasil mendapatkan keinginanmu. Aku sudah putus dengan Hae Joo, apa ayah puas?” Chang Hee meninggikan suaranya, “Ayah menghancurkan hidupku, apa ayah puas?”
Geum Hee yang melihat Chang Hee bersikap tak sopan mempertanyakan kenapa Chang Hee bersikap seperti ini. Chang Hee tak menanggapinya ia belalu dari sana. Geum Hee bertanya pada Gi Chul kenapa Chang Hee bersikap seperti itu, apa yang terjadi. In Hwa juga bertanya apa Chang Hee putus dengan Hae Joo. Gi Chul tak menjawab ia mencemaskan putranya. Hae Joo berada di toilet perusahaan, ia membasuh wajahnya.
Hae Joo kembali ke kantor Disana ia ditegur ketua timnya, Jo Min Kyung. Min Kyung mempertanyakan apa makan siang Hae Joo lamanya 2 jam. Hae Joo menyadari kesalahannya ia minta maaf.
Staf yang lain mengatakan kalau pegawai baru akhir-akhir ini semakin mengerikan karena ketika ia masih baru dulu ia kembali lebih awal ketika istirahat dan menyiapkan kopi untuk semua orang.
Mendengar itu Hae Joo berkata kalau ia akan membuatkan kopi untuk semuanya. Tapi Min Kyung berkata kalau ia tak berniat memaksa Hae Joo untuk melayani mereka lebih baik Hae Joo temui saja Direktur karena Direktur mencari Hae Joo.
Hae Joo pun menemui Il Moon. Ia heran kenapa Il Moon memandangnya seperti itu. Il Moon penasaran sejak kapan Hae Joo mengenal ibunya.

Hae Joo bingung dengan pertanyaan Il Moon, ia pun menjawab kalau ia mengenal Geum Hee sejak kecil ketika ia baru pindah ke Ulsan untuk pertama kalinya.
Il Moon berkata ia tahu kalau Hae Joo berasal dari Hae Nam. Ia ingin tahu kenapa Hae Joo jauh-jauh datang ke Ulsan. Hae Joo menjelaskan kalau ayahnya yang memutuskan untuk pindah ke Ulsan. Il Moon tak percaya apa hanya itu saja.
Il Moon menilai kalau Hae Joo ini sangat mengagumkan karena ia merasa pada awalnya Hae Joo terlihat seperti menggoda Kang San tapi kemudian mengaku pacaran dengan Chang Hee. Ia penasaran siapa target Hae Joo selanjutnya. “Apa ayahku?” Karena setelah ia berfikir kenapa ayahnya tiba-tiba menyuruhnya untuk menempatkan Hae Joo di tim pengembangan baling-baling. Ia ingin tahu apa tujuan Hae Joo yang sebenarnya. Hae Joo berusaha menahan marah, ia bertanya lalu bagimana dengan Il Moon sendiri kenapa Il Moon memperlakukannya seperti ini.
Tiba-tiba San masuk ke ruangan Il Moon. Ia bertanya apa yang Hae Joo dan Il Moon lakukan. Keduanya diam. San bertanya pada Hae Joo apa Hae Joo tak bekerja. San kemudian menatap Il Moon dan mengingatkan bukankah Il Moon tak lupa dengan permintaannya pagi ini. Il Moon memberi kode agar Hae Joo keluar dari ruangannya. Hae Joo mengerti ia pun segera keluar. San mengikuti Hae Joo. Il Moon menahan emosi.
San meminta pegawai mendengarkan instruksinya. San berkata kalau Direktur Jang Il Moon mungkin sudah memberi tahu tapi mulai sekarang jangan lagi memberikan tanggung jawab pekerjaan kepada Hae Joo karena Hae Joo akan bekerja untuknya. Mereka semua terdiam.
Hae Joo dan San bicara berdua. Hae Joo tak mengerti kenapa San membuatnya terlihat separti orang bodoh. San tertawa tanpa beban memangnya apa yang ia lakukan. Hae Joo kesal memangnya San bisa melakukan apa saja padanya karena San telah memberikannya pekerjaan, kalau San bersikap seperti ini pada pegawai lain itu sama sekali tak membantunya. Ia tak perlu bantuan dari siapapun.

Hae Joo bertanya berapa lama San akan tinggal disini. Ketika kapal pengebor selesai dibangun bukankah San akan kembali ke Amerika. Ia ingin orang-orang mengakui kemampuannya tapi kalau San terus bersikap sebagai pahlawan baginya kapan ia bisa berdiri dengan penuh percaya diri di depan semua orang.
San : “Apa kau pikir kau punya pengetahuan yang cukup untuk berdiri dengan penuh percaya diri di depan pegawai lainnya?” San minta maaf tapi meskipun Hae Joo memiliki kemampuan di lapangan tapi Hae Joo tak memiliki kemampuan di sini.
Hae Joo : “Kalau begitu biarkan aku bekerja di lapangan sampai aku mati. Dengan begitu, setidaknya aku akan lelah secara fisik. Aku tak punya waktu memikirkan apapun juga.”

San melihat kalau ada yang tak beres dengan Hae Joo, “Apa terjadi sesuatu?” tanya San.

Hae Joo membuang mukanya agar San tak melihat air matanya. Hae Joo menjawab tak terjadi apa-apa. Tapi San tak percaya, kalau tak terjadi apa-apa kenapa Hae Joo bersikap seperti ini. Hae Joo meminta San cukup meninggalkannya sendiri dan biarkan ia bekerja. Hae Joo berlalu meninggalkannya membuat San terus berfikir apa yang terjadi dengan Hae Joo.
San naik ke bagian atas kapal menggunakan tangga. Seperti yang kita tahu kalau San ini phobia ketinggaian. Ia naik tangga berpegangan pada pembatas. Langkahnya gemetaran. San pun sampai di atas dan melihat Hae Joo ada disana sedang menangis.
Chang Hee duduk sendirian menatap lautan. In Hwa datang memarahinya dan menilai Chang Hee sudah bersikap bodoh. Chang Hee mengabaikan ucapan In Hwa, ia akan berlalu tapi In Hwa manahannya.
In Hwa : “Apa masuk akal kalau kau menyerah menikahi seseorang hanya karena ayahmu tak setuju? Kau bahkan sampai pergi dari rumah agar kau bisa menikahi Hae Joo. Waktu itu kau sangat hebat tapi kenapa kau sekarang bersikap seperti orang yang setengah gila?”

Chang Hee tak menanggapi ocehan In Hwa, ia kembali berlalu. In Hwa mengejarnya, “Hei apa kau tak dengar?”
In Hwa memukul-mukul Chang Hee menyuruh agar Chang Hee meneruskan niat menikahi Hae Joo. Chang Hee yang sedang menahan emosi menahan tangan In Hwa dan menepiskanny. Ia berlalu meninggalkan In Hwa yang kesal dengan sikapnya.
Presdir Jang menemui Jung Woo di kantor kejaksaan. Presdir Jang bersikap ramah pada Jung Woo, ia mengulurkan tangan ingin menjabat tangan Jung Woo. Tapi Jung Woo malas menyambutnya. Jung Woo bertanya apa yang dilakukan Presdir Jang disini.

Presdir Jang merasa kalau Jung Woo masih tak menyukainya. Jung Woo meralat bukannya ia tak suka pada Presdir Jang ia hanya tak suka pada orang yang melanggar hukum. Presdir Jang mengerti, “Apa kau tak menyuguhku secangkir teh padahal aku sudah jauh-jauh datang kemari?” Jung Woo berkata kalau ia sedang sibuk. Bukankah diluar ada mesin kopi.
Presdir Jang ingin Jung Woo tak bersikap begini karena ia dan Jung Woo akan semakin menua dan juga bukankah keduanya tumbuh besar di lingkungan yang sama. “Kalau kau memikirkan tentang Hak Soo kau seharusnya tak bersikap begini padaku.”
Jung Woo tertawa karena Presdir Jang selau saja membawa nama kakaknya ketika Presdir Jang sedang terpojok. Presdir Jang mengelak kalau ia tak perlu merasa terpojok karena hatinya sangat jernih. Ia tak perlu merasa malu terhadap apapun karena surga saksinya. (huek bersikap kayak orang ga berdosa aja nih orang)
Jung Woo tak tahu bagaimana caranya Presdir Jang bisa memenangkan Chang Hee tapi kalau ia ini orang yang berbeda. Ia tak akan menyerah karena ia masih memiliki banyak informasi mengenai Il Moon. Mendengar itu Presdir Jang menahan marah.
Il Moon sampai di rumah lebih awal. Geum Hee mempertanyakan kenapa Il Moon pulang cepat, apa Il Moon sakit. Ia akan mengambilkan obat untuk Il Moon karena belakangan ini Il Moon terlihat....
Belum sempat Geum Hee melanjutkan kata-katanya Il Moon sudah memotong ucapannya meminta Geum Hee berhenti pura-pura bersikap baik padanya karena ia tahu apa yang Geum Hee pikirkan. Geum Hee tak mengerti apa yang Il Moon bicarakan.

Il Moon berkata setelah Geum Hee menggoda ayahnya supaya mengusirnya keluar dari rumah, Geum Hee berencana mengambil posisinya sebagai pewaris Cheon Ji. “Apa kau benar-benar menginginkan posisi itu? Atau kau ingin memberikan posisi itu pada seseorang?”

Il Moon muak dengan Geum Hee yang selalu berpura-pura baik dan lembut di depan keluarganya, tapi apa Geum Hee sungguh-sungguh berfikir ia tak tahu kalau Geum Hee berencana mengkhianati dirinya dan adiknya. “Akan kuperjelas, aku pasti akan membuka topengmu!”
Geum Hee tak tahu lagi harus menjelaskan apa pada Il Moon yang sudah salah menilainya. Tiba-tiba terdengar suara Bong Hee yang mendengar perkataan Il Moon tadi. “Apa yang kau katakan tadi?” tanya Bong Hee memarahi Il Moon. Il Moon diam. Bong Hee yang sudah kesal memukul Il Moon dengan tas-nya berkali-kali. Il Moon jelas marah menyuruh Bong Hee menggunakan kata-kata jangan menggunakan kekerasan.
Bong Hee terus memarahi Il Moon, “Anak seperti apa yang berbicara pada ibunya dengan kata-kata seperti itu? Apa kau tahu bagaiman ibumu membesarkanmu?” Bong Hee kembali memukulkan tas-nya pada Il Moon.
Bukan hanya memukul Bong Hee juga memiting kepala Il Moon. Il Moon menjerit. Geum Hee berusaha menghentikan tindakan adiknya. Il Moon jelas marah dan meninggalkan kedua wanita ini. Geum Hee memarahi adiknya kenapa bersikap begini.
Bong Hee : “Kakak bagaimana aku bisa berhenti. Anak itu, dia sangat kasar. Beraninya dia pada ibunya sendiri.” Bong Hee bertanya sejak kapan Il Moon bersikap begitu pada Geum Hee, ia tak bisa membiarkan ini ia akan mengadukannya pada Presdir Jang. Tapi Geum Hee melarangnya.
Geum Hee bicara jujur kalau Il Moon sudah tahu semuanya. Bong Hee tanya tahu tentang apa. Geum Hee berkata kalau Il Moon sudah tahu kalau ia bukan ibu kandungnya. Geum Hee terduduk lemas, Bong Hee heran bagaimana Il Moon bisa tahu. Geum Hee duduk lemas menahan tangis.
Dengan langkah lemas Hae Joo sampai di rumah dan ter.... ia langsung mendapatkan pesta kejutan ulang tahun. Dari ibu, kakak, dan adik-adiknya. Mereka semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Hae Joo. Hae Joo tentu saja kaget karena ia sendiri tak menyadari hari ulang tahunnya. Ibu menyuruh Hae Joo meniup lilin dan mebuat permohonan. Sang Tae mengusulkan bagaimana kalau memakan kue ketika kue itu penuh dengan lilin.
Young Joo berharap semoga kakaknya bisa menghasilkan banyak uang. Jin Joo heran kenapa Young Joo yang mengatur permohonan Hae Joo. Young Joo mengatakan kalau Hae Joo menghasilkan banyak uang bukankah itu bagus untuk keluarga mereka.
Hae Joo memejamkan mata membuat permohonan dan meniup lilinnya.
Mereka pun makan bersama. Jin Joo berkata bukankah mereka selalu merayakan ulang tahun mereka tapi kenapa mereka belum pernah sekalipun merayakan ulang tahun Hae Joo. Ibu berkata ini karena Hae Joo sangat sibuk bahkan untuk makan saja juga tak ada waktu.
Young Joo teringat dengan cerita bahwa ibu bilang ketika melahirkan Sang Tae membutuhkan waktu berjam-jam. Ibu membenarkan dan berkata kalau ia membutuhkan waktu setengah hari untuk melahirkan Sang Tae.
Young Joo kembali berkata kalau ibunya pernah bilang ketika melahirkan ia dan Jin Joo sangat mudah lalu bagaimana dengan Hae Joo. Ibu dan Hae Joo terdiam saling menatap.

Young Joo berkata kalau ia sama sekali belum pernah mendengar cerita tentang lahirnya Hae Joo. Ibu berusaha bersikap tenang dan berkata coba lihat saja Hae Joo, dia sangat tinggi seperti Sang Tae jadi perlu waktu yang lama juga untuk melahirkannya. Young Joo pun tak bertanya lagi.
Jin Joo mengeluarkan kado untuk kakaknya. Ia mengaku kalau ia tak mempunyai uang jadi ia membuatkan hadiah ini untuk kakaknya. Hae Joo membuka hadiah dari Jin Joo, sebuah sulaman bermotif kapal yang dibuat sebagai gantungan kunci. Hae Joo tanya kapan Jin Joo membuatnya, bukankah Jin Joo tak memliki waktu yang cukup untuk belajar.
Young Joo juga punya hadiah untuk kakaknya. Ia mengaku kalau ia sudah bersusah payah membeli hadiah ini. Hae Joo membukanya, pakaian dalam (hahaha) Hae Joo ingin tahu dari mana Young Joo mendapatkan uang untuk membeli ini. Young Joo meyakinkan kalau ia tak mencurinya jadi kakaknya tak perlu khawatir.
Taraaa.... Sang Tae juga punya hadiah untuk adiknya, ia memberikan krim pemutih untuk Hae Joo. “Kau pasti sangat sedih karena aku lebih putih darimu. Walaupun kau tak lagi mengelas tapi kau selalu di luar setiap hari.” Hae Joo terharu menerima hadiah dan perhatian dari keluarganya.

Sang Tae heran kenapa Hae Joo menangis, apa Hae Joo marah. Ibu menabok Sang Tae, “Kau seharusnya menjaganya dari awal.” Hae Joo tak tahan lagi, ia segera keluar. Sang Tae mencoba menerka kalau reaksi yang ditunjukan Hae Joo hanya terjadi saat seseorang benar-benar tersentuh dan mungkin ini akan berhasil untuk wanita lain juga.
Hae Joo masuk ke kamarnya dan menangis. Ibu menyusulnya dan bertanya kenapa Hae Joo menangis, apa Hae Joo marah karena ini pertama kalinya mereka merayakan ulang tahun Hae Joo. Hae Joo menjawab bukan itu.
Ibu berkata kalau Hae Joo terlalu sibuk mencari nafkah keluarga. Ia sadar kalau ini kesalahannya. Hae Joo meyakinkan kalau ia tak marah. Ibu heran melihat sikap Hae Joo yang tampak sedih ia bertanya apa ada yang salah. Hae Joo tak menjawab ia terus menangis.
Hae Joo tak tahan lagi dan menangis di pelukan ibunya. (huwaaa ketika ia dirundung kesedihan ternyata keluarganya menghibur dengan merayakan ulang tahunnya tapi Hae Joo tetep aja sedih)
Chang Hee manghilangkan kegundahan hatinya dengan minum-minum. Ia mendengar seorang pria meminta putus dari pacarnya tapi si wanita berkata bukankah si pria sudah sejak dulu mencintainya. Si pria marah, “Apa kau pikir aku dan kau cocok? Kau bahkan tak lulus SMA.”
Si wanita menangis, Chang Hee memperhatikan pasangan yang putus ini. Si pria yang tahu kalau Chang Hee memperhatikan bertanya, kenapa lihat-lihat? Pria itu menghampiri meja Chang Hee tapi Chang Hee terus menatap si wanita yang menangis (ah mirip Hae Joo kan nasibnya) pria itu marah dan menyingkirkan botol soju di meja Chang Hee hingga pecah berhamburan.
Chang Hee ikut marah, ia langsung melayangkan pukulannya berkali-kali. Chang Hee akan memukulkan kursi pada pria itu tapi ia berhenti tak jadi melakukannya.
Chang Hee dibawa ke kantor polisi. Polisi bertanya siapa nama Chang Hee tapi Chang Hee diam saja. Polisi kesal, apa Chang Hee tak tahu nama sendiri. Park Gi Chul datang. Polisi bertanya pada Gi Chul siapa Chang Hee, “Dia memukul orang tapi malah duduk disini dan membungkam mulutnya.” Gi Chul mengatakan kalau Chang Hee ini seorang jaksa. Polisi itu kaget dan menatap Chang Hee yang dari tadi hanya diam saja.
Gi Chul memapah putranya ke rumah tapi Chang Hee menyingkirkan tangan ayahnya. Gi Chul heran kenapa Chang Hee begitu kacau seperti ini, padahal ia tak seperti Chang Hee ketika ibu Chang Hee meninggalkannya. Chang Hee mengabaikan omongan ayahnya dan mengunci diri di kamar.
Park Gi Chul menerima kiriman barang-barang Chang Hee dari kantor kejaksaan.
San yang mengkhawatirkan Hae Joo mencoba manghubunginya tapi yang menjawab telepon Hae Joo adalah Sang Tae. Sang Tae bertanya siapa ‘pembohong’ ini. Hae Joo menamai nama kontak San dengan sebutan Kakak Pembohong.
San kaget kenapa yang menjawab telepon Hae Joo seorang pria. “Sang Tae?” Tebak San. Ia heran kenapa Sang Tae yang menjawab telepon Hae Joo. Sang Tae mengatakan kalau Hae Joo meninggalkan ponselnya sementara Hae Joo sendiri ada di kamar. Ia bertanya kenapa San menelepon Hae Joo.
San menanyakan keadaan Hae Joo, apa dia baik-baik saja. Sang Tae balik bertanya memangnya apa yang bisa membuat Hae Joo merasa buruk bukankah ini ulang tahunnya. San yang tak tahu ulang tahun Hae Joo jelas saja kaget.

Sang Tae mengatakan kalau Hae Joo mulai menangis ketika ia memberi hadiah. Ia bertanya kapan San akan mampir ke rumahnya. San mengerti ia akan mampir. San bingung campur heran, apa hari ini ulang tahun Hae Joo.
Gi Chul membuka kotak kiriman yang ditujukan untuk Chang Hee. Isinya berupa buku-buku dan barang pribadi milik Chang Hee yang semula disimpan di kantor kejaksaan. Gi Chul menemuka kotak yang berisi surat-surat. (saya nebak kalau ini surat-surat kiriman Hae Joo pada Chang Hee selama 15 tahun)
Gi Chul teringat kejadian di bukit itu dimana Jang Do Hyun mengancam akan membunuhnya setelah membunuh Hak Soo. Saat itu Jang Do Hyun menembak kakinya. Ia juga mengingat perlakukan buruk Presdir Jang dan Il Moon terhadap dirinya dan juga Chang Hee.
Ia juga teringat ucapan putranya yang mengatakan kalau Chang Hee tak lupa dengan perlakukan buruk mereka. Ia sangat ingin membalas dendam pada Presdir Jang dan Il Moon melebihi dendam ayahnya. Tapi kehidupannya bukan hanya untuk balas dendam karena ia juga ingin bahagia dan itu hanya bisa dilakukannya bersama Hae Joo. Gi Chul meratap sedih mengingat semuanya.
Keesokan harinya, Ibu bicara pada Hae Joo ia menebak pasti terjadi sesuatu antara Hae Joo dan Chang Hee karena ia mendengar dari Jin Joo katanya Hae Joo manangis semalaman. Ia ingin tahu apa yang terjadi, apa ayah Chang Hee menemui Hae Joo lagi. Hae Joo bilang bukan begitu.
Ibu mengingatkan kalau Hae Joo dan Chang Hee tak bisa bersama jadi kenapa Hae Joo harus menderita. Ibu menilai kalau Kang San seratus kali labih bahkan seribu kali lebih baik daripada Chang Hee.
Hae Joo menegaskan kalau ia dan San tak ada hubungan apa-apa kenapa ibunya terus mengungkit tentang San. Ibu meminta Hae Joo jangan bersikap jual mahal terlalu lama karena San bukan pria yang punya banyak waktu, dia bahkan datang ke rumah dengan semua hadiah itu. Kalau tidak ada pa-apa antara Hae Joo dan San jadi apa namanya. Terdengar teriakan Sang Tae yang mengatakan kalau San datang (haha panjang umur ya baru juga diomongin udah nongol aja orangnya)
Ibu dan Hae Joo langsung keluar menemui San. Ibu bertanya kenapa San datang. San berkata kalau ia ingin memanggang daging di tempat terbuka tapi saat ia memikirkan tentang angin dan orang-orang yang menyenangkan tiba-tiba ia teringat tempat ini (oh So sweet hehe)
Jrenggg.... San memberikan bunga mawar merah untuk Hae Joo. Hae Joo tak mengerti bertanya apa ini. San berkata kalau ia tak tahu kenapa Hae Joo lahir, tapi karena Hae Joo sudah terlanjur lahir maka Hae Joo harus hidup dengan baik.
San memberi kode tepuk tangan dan memanggil Sekertaris Kim. Sekertaris Kim membawa gambar sapi, Ibu heran apa ini. San mengatakan kalau ia ingin membawa sapi tapi mereka pasti akan kesulitan kalau harus memotongnya. Ia bertanya pada ibu bagian daging mana yang ibu inginkan.

Ibu bilang kalau ia ingin yang paling mahal, jadi dibagian mana yang paling mahal. San menunjukan bagian daging yang memiliki kualitas terbaik. Sekertaris Kim membuka kotak yang ia bawa dan isinya daging haha. San bertanya dimana adik Hae Joo si penyihir berambut putih (Young Joo) Hae Joo memberi tahu kalau Young Joo sedang di perpustakaan. Hae Joo heran untuk apa semua ini.
San : “Kau tak lihat ya? Kenikmatan memilah dan memilih langsung disajikan saat kau memilihnya. Keren kan?” Sang Tae meminta ibunya cepat menyiapakan perlengkapan pesta dagingnya. Ibu setuju mereka pun lekas menyiapkan perlengkapannya.
Pesta makan daging pun dimulai. Mereka makan lahap. Sekertaris Kim tetap memegang gambarnya dan pada saat Sang Tae menyebut bagian daging yang diinginkan Sekertaris Kim mengambilkannya. Haha.. San berpesan pada Jin Joo agar makan yang banyak.
Sang Tae yang sifatnya ceplas ceplos langsung bertanya apa San menyukai Hae Joo. San langsung berkata apa Sang Tae ini gila, dengan orang yang wujudnya seperti ini kata San akan memukul Hae Joo dengan sumpitnya tapi Hae Joo mendelik menepis pukulan sumpit San.

Ibu : “Tapi kenapa kau membawa barang mahal seperti ini setiap kali kau datang kemari?”
San mengatakan kalau ini adalah metode nomor 2 dalam daftar dari 101 cara agar murid yang tak patuh bisa mamatuhimu. Ibu tak mengerti apa yang San bicarakan.

San menjelaskan, “Ketika kau berinvestasi dalam pasar saham apa kau tahu kenapa orang berinvestasi untuk jangka pendek dan juga jangka panjang pada waktu bersamaan. Itu karena waktu dan uang yang kau investasikan saling menyeimbangkan satu sama lain sampai kau memperoleh keuntungan tertinggi.”
Mereka bengong mendengarkan penjelasan San hahaha. San mempermudah ucapannya, “Dengan kata lain, ada sapi yang kurus menurutmu lebih baik langsung memotongnya atau sebaiknya kau beri makan dulu sampai dia gemuk?” Sang Tae menjawab tentu saja diberi makan dulu sampai gemuk baru kemudian dimakan.
Ibu : “Kalau begitu kau akan menggemukkan putriku dan memakannya? Apa itu maksudmu?” Hahaha...

San bilang bukan begitu, “Aku akan memberikan kalian pelayanan spesial agar aku bisa mendapatkan murid terbaik.”

Ibu menilai sepertinya ini terdengar bagus tapi ini juga terdengar tak bagus, “Karena kau memiliki kedudukan yang tinggi bisakah kau mencarikan lowongan pekerjaan baru?” Ibu mengatakan kalau Sang Tae belum bekerja.
San menatap Sang Tae, “Apa kau masih main-main?” Sang Tae mengatakan kalau ia sudah jatuh bangun mencari lowongan pekerjaan di Ulsan. Mendengar itu ibu langsung menyikut putranya. Ibu tersenyum manis pada San dan bertanya apa ada lowongan pekerjaan untuk Sang Tae.
San menarik nafas mencoba mengingat, “Serahkan saja padaku.” Kata San. Sang Tae jelas senang apa San punya posisi untuk dirinya bekerja. San membenarkan ada posisi yang tepat untuk Sang Tae bekerja.

Bersambung di part 2

Dan kuputuskan untuk melanjutkan Sinopsis May Queen hehe. Lagi seru-serunya nih. Tapi kok langsung episode 17 episode 10-16 nya mana. Hmmm bagi yang sudah baca sinopsis mungkin tahu kalau di blog-nya hazuki sudah ada sampai episode 16. Kalau dipikir-pikir lebih baik kuteruskan saja dulu, ya walaupun episode 10 sudah setengah bagian kutulis. Kalau sempat episode itu akan di posting kok. Tapi untuk sementara link-nya saja dulu.

Yak Chang Hee sudah memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Hae Joo nih, bisa dipastikan kalau dia nanti akan menjadi pria yang dingin huuuuuu.... pasti banyak yang ga suka deh... Kesedihan Hae Joo sedikit terobati ketika keluarganya merayakan ulang tahun disaat hatinya sedang bersedih. San, setiap episode kau selau menggodaku hahaha... lihat ekspresi wajahnya yang setiap saat berubah membuatku semakin wahhhhh hahaha...

11 comments:

  1. Mbak anis, klo yg i miss u kpan dlnjutin lg...

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau I Miss You ga dalam waktu dekat ya. kalau mau ke kutudrama-nya mbak dee aja.

      Delete
  2. lanjutkan mb may queennya..

    ReplyDelete
  3. ayioo semangattt mbkkk

    ReplyDelete
  4. Lanjut part 2'nya dong ,,,
    truz d'truz'in smpe slesai ea ,,

    ReplyDelete
  5. dilanjutin sampe slsai ya mbak....semangat!!!

    ReplyDelete
  6. @all : mudah2an bisa sampai selesai ya...

    ReplyDelete
  7. mau tanya, ko skarang buku sinopsis ga bisa di buka dari hp ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. BUku sinopsis memakai tampilan dinamis yang memang tampilan itu belum bisa dibuka menggunakan hp

      Delete
  8. cepat di selesain ya sinop selanjutnya

    ReplyDelete
  9. akhirnya dilanjutin lagi sinopsisnya, maksih udah mau nulis lagi,, yang semngatt ya jangan sampai berhenti....

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.