Chang Hee berjalan tegap, ia memberi hormat pada pastur yang akan memimpin jalannya pernikahan. Ia berbalik dan menatap para tamu undangan sambil memberi hormat.
Disalah satu sudut tempat duduk Hae Joo menatapnya berusaha tersenyum. Chang Hee pun menatap Hae Joo dengan mata berkaca-kaca.
Presdir Jang menggandeng putrinya. Senyum bahagia terpancar di wajah In Hwa. Chang Hee menjemput calon istrinya. Ia memberi hormat telebih dahulu pada Presdir Jang dan manjabat tangan Presdir Jang. Presdir Jang berpesan, “Jagalah istrimu!” Chang Hee menyambut tangan In Hwa. Park Gi Chul menitikan air mata terharu.
Pendeta atau pastur (ah ga tahu deh) ia meminta kedua mempelai untuk saling berhadapan dan memberi hormat satu sama lain. Menjawab kesediaan hidup bersama meskipun menghadapi penderitaan dan tantangan. Kemudian keduanya berbalik untuk memberi hormat pada orang tua. Geum Hee menitikan air mata bahagianya.
And then mempelai pria mencium mempelai wanita.
kedua mempelai tersenyum bahagia.
Air mata Hae Joo menetes. Perlahan, ia mengusapnya dan kembali berusaha ikut tersenyum bahagia. Ia melihat ibu kandungnya yang menitikan air mata bahagia. Karena upacara pernikahan selesai Hae Joo pun segera pergi dari sana.
Acara selanjutnya mungkin ini adat ya hehe. In Hwa dan Chang Hee mengenakan pakaian kayak pakaian kerajaan gitu. Memberi hormat pada orang tua juga dengan tata cara ala kerajaan.
Tapi In Hwa tak begitu anggun untuk perlahan memberi hormat, jatuh terduduk deh hahaha... Tante Bong Hee ketawanya sampai ngakak. In Hwa sendiri cengingisan.
Gi Chul melempar (ga tahu apa) “Apapun bayi kalian, laki laki atau perempuan selama kalian melahirkan 12 anak, tak masalah!” katanya hehe.
Bruk... yang dilempar Gi Chul bisa ditangkap semua oleh In Hwa dan Chang Hee (wah bakalan punya anak banyak nih) semuanya tertawa hahaha.
Chang Hee menerima sepasang (boneka kayu) bebek dari Geum Hee, “Aku dengar kalau satu bebek mati maka yang lain akan mengikuti. Hiduplah dengan cara berfikir seperti itu!”
Geum Hee menangis harus melepaskan putrinya untuk ikut bersama sang suami. Bong Hee menyahut kalau keduanya tak akan berjauhan kenapa kakaknya menangis begitu. “Ini karena aku bahagia!” ucap Geum Hee.
Semuanya kembali ke rumah kecuali In Hwa dan Chang Hee. Geum Hee melamun menatap sedih rumahnya. Presdir Jang bertanya kenapa istrinya tak segara masuk. Bong Hee juga bertanya kenapa wajah kakaknya seperti itu. Geum Hee berkata memikirkan kalau ia tak bisa lagi melihat In Hwa di rumah itu membuat hatinya terasa tak enak.
Pelayan datang, Gi Chul memarahinya kenapa lama sekali menjemput menyambutnya. Pelayan minta maaf karena mereka tak mendengar suara mobil. Gi Chul seolahi majikan, ia memarahi pelayan itu, “Masih muda sudah tuli, dasar!”
Presdir Jang menyahut Gi Chul jangan merusak hari yang baik ini. “Gi Chul, ayo minum bersama!” ajak presdir Jang. Gi Chul heran kenapa Presdir Jang bersikap begini. Presdir malah bingung, memangnya kenapa dengan dirinya.
Geum Hee mengingatkan kalau suaminya tak boleh memanggil besan seperti itu. Presdir Jang tertawa, “Aigoo ayo masuk dan minum bersama!” Mereka pun masuk bersama.
Di luar pagar ada seseorang yang mengamati menatap tajam dari kejauhan, siapa? Kang San. Ia mengingat perkataan Jung Woo waktu itu, bahwa kakek demi mencari tahu penyebab kematian orang tua San 28 tahun yang lalu. Dia pergi bertemu mantan agen rahasia/kemanan/intelegen di Seoul waktu itu.
San bertanya siapa dia. Jung Woo mengatakan kalau orang itu bernama Kim Jung Bo. “Kakekmu, semua yang dilakukannya adalah untuk mencari tahu rahasia Jang Do Hyun tentang pembunuhan ini.”
San masih menatap tajam rumah besar yang baru saja beberapa penghuninya masuk.
Jung Woo berada di kantornya berdiskusi dengan bawahannya, ia merasa kalau ia harus mencari tahu tentang mobil yang dikatakan Sang Tae (mobil yang malam-malam datang ke pabrik) Ia memerintahkan bawahannya untuk mengecek semua mobil yang mirip di Cheon Ji dan juga memastikan monitor CCTV terdekat.
Bawahannya menilai kalau Cheon Ji itu terlalu luas, disana kemungkinan ada ribuan mobil yang merk-nya sama.
“Hey teman, ini kasus pembunuhan!” bentak Jung Woo. Ia memerintahkan agar bawahannya bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk segera mancari tahu. Dan agen keamanan yang pergi ke singapura Kim Jung Bo pastikan dia aman dan segera konfirmasi keberadaannya.
Keluarga Chun makan bersama. Young Joo tak selera makan, ia hanya membolak-balikan makanannya. Sang Tae heran kenapa Young Joo tak makan.
Young Joo mengeluh lauk apa ini kenapa warnanya hijau. Ibu juga heran kenapa tiba-tiba Young Joo mengeluhkan lauknya.
Young Joo berkata kalau ia berhadap dirinya bisa makan steak dan minum wine, steak yang setengah matang katanya. Sang Tae menyahut kalau Young Joo tak mau makan lebih baik berikan saja padanya karena ia akan memakan semuanya.
Young Joo memberikan makanannya. Ia menilai kalau Kakaknya tak akan pernah tahu karena Kakaknya ini memakan semua apa yang ada di depan. Sang Tae kesal, “Sejak kau pergi keluar masuk hotel indera pengecapmu jadi beda ya?” Young Joo terkejut kakaknya membicarakan tentang hotel.
Hae Joo tak mengerti, “Hotel apa?” Ia bertanya apa yang kakaknya bicarakan.
Sang Tae pun akhirnya berkata jujur. Ia mengatakan ini karena ia ingin menjadi pria yang adil. “Dia ini, si Young Joo, dia menginap di hotel bersama Jang Il Moon!”
Seluruh keluarga kaget.
“Kakak apa kau menginap di luar semalaman?” tanya Jin Joo.
Ibu tak mengerti apa yang anak-anaknya bicarakan. Kalau itu Jang Il Moon bukankah dia itu putra Presdir Cheon Ji.
Hae Joo yang terkejut meminta penjelasan dari Young Joo apa benar adiknya ini pergi ke hotel bersama Il Moon. “Kenapa kau pergi apa alasannya?”
Young Joo malah menyahut memangnya untuk apa lagi, kalau pria dan wanita pergi ke hotel. Hae Joo marah apa Young Joo sudah gila. Ibu melerai dan berkata kalau yang harus disalahkan bukanlah Young Joo, ia ingin mendengar penjelasan lengkap dari Young Joo.
Young Joo berkata kalau ia akan menikah dengan Il Moon dan menjadi istri Presdir. Sang Tae menilai kalau Young Joo sudah gila karena Young Joo sama sekali tak tahu betapa jahatnya Il Moon itu.
Young Joo membela Il Moon, menurutnya Il Moon itu bukan orang yang seperti kakaknya pikirkan. “Dia menangis di depanku, apapun yang dikatakan tentang dia aku tahu kalau dia tulus!”
Young Joo ke kamarnya. Hae Joo menepuk dadanya berusaha bersikap sabar menahan marahnya. Ibu menanangkan Hae Joo.
Hae Joo tambah kesal bukankah ibu juga mendengar perkataan Young Joo tadi. Tapi Ibu menilai yang terjadi biarlah terjadi, karena sudah seperti ini lebih baik kita ke rumahnya saja dan meminta Il Moon menikahi Young Joo.
“Ibu...” Hae Joo kesal dengan ususl ibunya.
Ibu : “Lalu, kita mengatakan mereka sudah tidur bersama. Apa kita bisa melakukan itu? Apa ada cara lain?”
“Ibu.....” Hae Joo makin kesal. Ia kembali menepuk dadanya menahan kemarahannya. “Ah keterlaluan!”
Presdir Jang dan Gi Chul minum sampai mabuk. Gi Chul mabuk parah. Dalam mabuknya Gi Chul berkata kalau hari ini akhirnya datang juga. Bong Hee melihat kalau Gi Chul ini sudah terlalu banyak minum. Geum Hee yang menyebut Gi Chul dengan sebutan besan berpesan agar minumnya pelan-pelan saja.
Gi Chul tertawa dan menyebut Geum Hee dengan sebutan besan. Presdir Jang juga sama yang awalnya ia menyebut nama Gi Chul kemudian diralat menjadi besan. Ia juga melihat kalau Ci Chul hari ini sudah terlalu berlebihan minumnya.
Gi Chul bertanya-tanya hari seperti ini apa akan datang lagi. Ada sesuatu yang ingin ia katakan sejak awal, “Bolehkah aku mengatakannya besan?” Presdir Jang membolehkan karena hari ini hari yang baik.
“Do Hyun-Hyung....!” Gi Chul berani menyebut Presdir Jang dengan sebutan kakak.
Presdir Jang jelas kaget, “Apa? Hyung?”
“Do hyun-ah....!” sahut Gi Chul (wah kurang ajar nih orang haha)
Presdir Jang mulai naik pitam nih karena Gi Chul semakin ngelunjak menyebut namanya.
Gi Chul bertanya memangnya kenapa bukankah keduanya besar dari kampung yang sama. “Aku anak dari pelayan dan kau anak dari pembuat saus pasta. Kita berdua berasal dari keluarga miskin. Do Hyun, kau brengsek!” ucap Gi Chul sambil berdiri. Presdir Jang mulai emosi kenapa Gi Chul bersikap seperti ini.
“Kau sudah keterlaluan padaku!” sahut Gi Chul sambil menunjuk-nunjuk Presdir Jang. “Apa kau mau membandingkan siapa yang kuat? Sebelumnya kita menarik ternak dan memberi ternak makan rumput. Bukankah kita melakukannya bersama? Kau mau menyombongkan diri ya? Kau kalau kau seperti ini lagi, jangan terkejut kalau aku memukulmu!” (wakaka berani banget nih Gi Chul)
Presdir Jang membentak, “Apa kau gila?” Geum Hee menenangkan suaminya.
Gi Chul menyuruh Bong Hee menuangkan minuman untuknya. Meskipun ia sudah tua tapi kalau seorang wanita yang menuangkan rasanya pasti lebih enak. Dengan kesal Bong Hee menuangkan minuman itu ke gelas Gi Chul.
In Hwa dan Chang Hee menginap di hotel. In Hwa keluar dari kamar mandi dan segera mengambil ponsel, ia menelpon ibunya.
“Ibu apakah aku harus mandi dulu? Apa ibu yakin? Bukankah dia yang harusnya duluan. Tak tahu, aku yang mandi duluan.” (wakakaka)
Sepertinya Geum Hee menanyakan Chang Hee. In Hwa tak tahu dimana suaminya mungkin sedang keluar untuk mencari angin. Geum Hee sepertinya akan menutup telepon tapi In Hwa masih ingin bertanya, ahjussi? ayah mertua.
Ternyata Gi Chul juga ikut bicara di telepon menanyakan apakah akan ada bayi bulan madu (haha) In Hwa yang tersipu berkata kalau ia akan berusaha. Gi Chul dalam keadaan mabuk meminta In Hwa tak perlu memusingkan bayinya nanti laki-laki atau perempuan.
Bong Hee juga ingin bicara dengan keponakannya tapi sayang Gi Chul sudah mematikan teleponnya. Bong Hee sewot kenapa Gi Chul memutus sambungan teleponnya. Gi Chul bertanya memangnya kenapa, apa Bong Hee ingin mengatakan sesuatu. Bong Hee menjawab tentu saja. Gi Chul bilang, sudahlah ga usah ikutan ngomong. Kalau perawan tua terlibat bayinya ga akan jadi kata Gi Chul haha. Bong Hee tentu saja emosi, dasar ahjussi ini keterlaluan.
Gi Chul : “Apa maksudmu ahjussi, kita ini besanan. Mulai sekarang tolong saling memanggil dengan benar!”
Bong Hee tambah kesal. Presdir Jang dan Geum Hee tertawa. Bruk... Gi Chul tak sadarkan diri.
Chang Hee berdiri di beranda kamar hotelnya. Ia melamun memikirkan Hae Joo. In Hwa melihat suaminya berdiri melamun. Ia bimbang apa ia harus menghampiri suaminya.
In Hwa pun memberanikan diri memeluk Chang Hee dari belakang. Chang Hee kaget lamunannya pun buyar.
“Benar, kau satu-satunya untukku!” Ucapn In Hwa.
Chang Hee berbalik menatap In Hwa yang tersenyum mengatakan kalau ini malam pertama untuk keduanya. In Hwa mengajak Chang Hee memikirkan apa yang akan mereka lakukan dimasa depan dan berapa anak yang bisa keduanya miliki ddan juga bagaimana membesarkannya. Ia mengajak Chang Hee membicarakan itu, ia juga akan mengambil lilin dan juga wine.
Belum sempat In Hwa mengatakan semuanya Chang Hee langsung membopong dan membaringkan In Hwa ke tempat tidur. Perlahan Chang Hee mengecup In Hwa dan keduanya pun memadu kasih bersama.
Hae Joo yang masih marah masuk ke kamar Young Joo. Young Joo yang tengah berusaha menghubungi Il Moon menyebunyikan ponselnya. Hae Joo bicara pelan pada adiknya tapi Young Joo tak mau membahasnya lagi. Ia sudah tahu apa yang akan Hae Joo katakan.
“Apa kau benar-benar menyukainya? Apa orang itu juga menyukaimu?” Tanya Hae Joo.
Young Joo menjawab tentu saja. Apa Hae Joo pikir ia bodoh sampai ia tak tahu itu. “Tak peduli betapa buruknya sifatnya, tapi dia menjadi domba yang lugu di depan wanita yang dia cintai.” Ia jelas melihat kalau Il Moon menyukainya.
Hae Joo berkata kalau ia pernah mencintai seseorang selama 15 tahun. Tapi ternyata itu tak berjalan baik dengan orang yang ia percaya mencintainya, “Bagaimana kau bisa menganggap kalau kau akan berhasil menjalaninya dengan baik?”
Young Joo bingung mengatakannya. Hae Joo mengingatkan kalau orang itu bisa berpisah hanya karena latar belakang pendidikan mereka. Young Joo tak peduli, mau orang itu terpelajar atau bukan, mereka sama seperti kita makan nasi 3 kali sehari. Jadi apa masalahnya.
Hae Joo berkata meskipun Il Moon seperti orang jahat di matanya tapi karena Young Joo menyukainya anggap saja Young Joo sudah berpacaran dengan Il Moon. Tapi sekarang Il Moon sudah menjadi Presdir Cheon Ji dan Young Joo masih pelajar yang harus mengulang ujian masuk universitas.
Young Joo bertanya memangnya kenapa toh Il Moon sudah tahu tentang itu. Hae Joo berkata kalau sekarang mungkin belum menjadi masalah tapi nanti bisa saja hal ini menjadi masalah. Young Joo berkata kalau ini menjadi masalah setelah ia menikah, ia akan langsung bercerai dari Il Moon dan akan mendapatkan harta gono gini yang besar.
Hae Joo menasehati kalau kesempatan Young Joo itu masih besar karena Young Joo masih muda. Jadi kenapa harus memilih jalan seperti itu. Young Joo berkata apa kakaknya pikir kesempatan sebagus ini akan datang lagi dengan mudah, ia meyakinkan kakaknya tak perlu khawatir. Ia berjanji akan hidup lebih baik daripada yang kakaknya pikirkan.
In Hwa terbangun dan tak menemukan Chang Hee berada di sampingnya. In Hwa melihat kalau Chang Hee tengah minum-minum sendirian. In Hwa menatapnya penuh tanda tanya.
San berada di rumah abu kakek, dalam hati ia berkata kakek. “Tak peduli rintangan apapun yang kuhadapi. Aku pasti akan menjatuhkan Jang Do Hyun. Dia sudah merenggut orang tua dan kakek dariku. Aku akan membuatnya membayar atas semua itu. Aku akan melakukannya dengan kemampuanku.” San menatap tajam penuh keyakinan.
Keesokan harinya, Geum Hee menyuguhkan teh untuk Presdir Jang dan Gi Chul. Gi Chul yang lupa apa perkataannya semalan bertanya apakah semalam ia membuat kesalahan.
Gi Chul tertawa tak enak hati, ia akan meminum teh-nya tapi naas teh itu masih panas hahahaha.
Tiba-tiba terdengar suara teriakan ibu mencari Il Moon. Ibu datang bersama Sang Tae. Gi Chul marah, “Kau pikir kau siapa menerobos rumah ini?”
Ibu yang marah mendorong Gi Chul hingga terjengkang. Presdir Jang juga ikut marah atas tindakan brutal Ibu.
Ibu bekata kalau Presdir Jang ingin tahu apa yang akan ia lakukan maka sebaiknya Presdir Jang bertanya lebih dulu pada Il Moon. Karena Il Moon yang lebih dulu menghubungi putrinya.
Presdir Jang tak mengerti apa maksudnya.
Ibu bertanya bagaimana Presdir Jang akan bertanggung jawab. Geum hee menebak kalau mungkin ibu sudah salah paham.
Ibu tak peduli mau salah atau tidak pokoknya panggilkan Il Moon segera. Ia yakin Il Moon akan terkejut kalau ia tunjukan tiga huruf nama putrinya. Sang Tae membenarkan ia juga menebak kemungkinan Il Moon sedang mencoba melarikan diri.
Presdir Jang meminta ibu jangan bicara sembarangan, bicaralah yang masuk akal.
Ibu yang marah mengatakan kalau putra Presdir Jang membawa putrinya yang baru berusia 20 tahun ke hotel dan menyebabkan masalah. “Kau bisa membayangkan apa yang sebenarnya terjadi!”
Sang Tae kembali membenarkan, kalau dua orang dewasa menghabiskan semalam bersama di hotel dan kalau tak ada yang terjadi disana maka si brengesk Il Moon itu makhluk ghaib hehe.
Gi Chul merasa kalau ibu dan Sang Tae sudah berlebihan. Karena hubungan Hae Joo dan Chang Hee tak lancar sepertinya ibu mencoba menjebak putra Presdir Jang. Gi Chul mencibir kalau hal itu tak mungkin berhasil. Ibu juga mencibir kalau ia sudah lama tak tertarik dengan putra Gi Chul, jadi Gi Chul jangan ikut campur.
Sang Tae juga menyuruh Gi Chul jangan ikut campur, pergi pergi sana. Tapi kemudian Sang Tae buru-buru bersembunyi di belakang ibunya haha (ini orang Cuma menegaskan apa yang dikatakan ibunya tapi ga punya nyali)
Presdir Jang mengerti ia akan mengurusnya jadi lebih baik ibu dan Sang Tae pulang saja. Geum Hee juga menyarankan demikian, nanti keluarganya akan menghubungi ibu.
Ibu akan pulang tapi ia memberi peringatan, “Kalau kalian pura-pura tak terjadi apapun dan menusuk hati putriku. Aku akan mondar-mandir di depan kantor Cheon Ji setiap hari. Jadi lakukan apa yang seharusnya kau lakukan!”
Ibu yang marah mengajak Sang Tae pergi. Sang Tae ingat sesuatu, ia berkata kalau ia mendengar betul apa perkataan Il Moon. “Dia bilang mereka menghabiskan malam di hotel dengan gairah yang berapi-api. Sangat berapi-api.” Katanya hahaha.
Presdir Jang marah dengan sikap putranya. Geum Gee meminta suaminya tak usah ikut campur biar ia yang akan mencari tahu. Kalau suaminya ikut terlibat dalam masalah ini sudah terlihat jelas kalau suaminya nanti akan menyakiti Il Moon.
Hae Joo masuk ke ruang Presdir dengan kemarahannya. Il Moon duduk santai sambil meletakan kakinya di atas meja. Hae Joo menanyakan kebenaran Il Moon pergi ke hotel dengan Young Joo. Il Moon menanggapinya dengan santai dan berkata kalau hal itu bisa saja terjadi pada orang dewasa.
Hae Joo berusaha menahan sabar apa sebenarnya yang ada dalam otak Il Moon. Il Moon kembali berkata santai kalau pria dan wanita saling menyukai bukankah mereka bisa pergi ke hotel.
Hae Joo bertanya apa Il Moon ada niat untuk menikahi Young Joo.
Il Moon tertawa dan menilai apa yang Hae Joo katakan benar-benar membuatnya tertawa. “Apa aku gila, kecuali otakmu rusak karena kecelakaan. Apa kau akan menikah dengannya kalau kau menjadi aku?”
Hae Joo tahu kalau Il Moon hanya bermain-main dengan adiknya. Ia marah dan berdiri di atas meja Presdir brak.... sekuat tenaga Hae Joo menandang Il Moon hingga membuat Il Moon tersungkur.... hahaha...
Il Moon mulai cemas ketakutan apalagi Hae Joo mencengkeram bajunya. Hae Joo membentak apa Il Moon tahu bagaimana ia membesarkan Young Joo. Buk... Hae Joo memukul Il Moon keras.
Tepat saat itu Geum Hee masuk ke ruangan Presdir dan terkejut melihat apa yang terjadi, “Apa yang kau lakukan?” Melihat ibunya datang Il Moon langsung bersembunyi di belakang Geum Hee.
“Apa yang kau lakukan?” Geum Hee kembali bertanya pada Hae Joo karena ia melihat sikap Hae Joo yang kurang ajar pada Il Moon.
Hae Joo minta maaf tapi ia ada urusan yang harus dibereskan dengan Il Moon, jadi ia minta Geum Hee menyingkir. Hae Joo akan menghajar Il Moon lagi tapi Geum Hee mendorongnya, “Siapa sebenarnya yang akan kau pukul itu?” bentak Geum Hee.
Hae Joo berkata apa Geum Hee tak tahu apa yang Il Moon lakukan pada adiknya. Geum Hee menyahut kalau semua itu belum terbukti kebenarannya.
“Nyonya?” Hae Joo tak percaya kalau Geum Hee membela Il Moon.
Geum Hee memarahi Hae Joo meskipun begitu bukankah ini antara pria dan wanita. “Meskipun kau tak berpendidikan tetap saja bagaimana bisa kau memukulnya seperti ini? Apa kau ini preman? Bukankah kau pegawai perusahaan ini? Beraninya kau berbuat begitu?”
Il Moon tersenyum Geum Hee membelanya.
“Masalah adikmu adalah masalah pribadi, tak peduli bagaimana hasilnya selesaikan ini diluar perusahaan!” Geum Hee yang marah atas tindakan brutal Hae Joo menyuruh Hae Joo keluar dari ruangan Presdir.
Hae Joo menitikan air mata, “Baik. aku minta maaf!” Hae Joo segera keluar dari ruangan Presdir.
Setelah Hae Joo pergi Il Moon bergumam kalau ia bahkan tak bisa memukul wanita, “Benar-benar keterlaluan!” Geum Hee yang masih marah menatap tajam Il Moon. Il Moon menunduk diam.
Hae Joo yang keluar dari ruangan Presdir menitikan air mata karena ucapan Geum Hee yang begitu menusuknya, apalagi ucapan itu diucapkan langsung oleh Ibu kandungnya.
Geum Hee meminta penjelasan dari Il Moon tentang kebenarannya. Il Moon berkata kalau hal itu tak pantas untuk ditanyakan. Geum Hee kembali bertanya apa itu benar. Il Moon menjawab kalau itu tak benar. Ia benar-benar tak ingin mengatakan ini, adik Hae Joo yang lebih dulu merayunya untuk pergi ke hotel saat ia mabuk. “Dia tertangkap oleh polisi saat dia berusaha mencuri uangku dan melarikan diri.”
Il Moon minta maaf tak memberitahukan hal ini pada Geum Hee karena ia takut ibunya akan khawatir. Kalau Geum Hee tak percaya tanya saja pada polisi.
Geum Hee bertanya setelah kejadian itu apa Il Moon masih tetap bertemu dengan adik Hae Joo. Il Moon berbohong menjawab tidak, ia sama sekali tak ingin menemui wanita itu. Kalau bukan karena ayahnya ia sudah lama ingin memecat Hae Joo, untuk apa ia mau berhubungan dengan adik Hae Joo.
Tapi Geum Hee tak mengerti bagaimana hal seperti ini bisa terjadi. Il Moon meyakinkan apa ibunya tak melihat, ini karena mereka miskin. “Mereka berusaha mendapatkan orang kaya dengan segala cara. Mereka merencanakan mendapatkan uang dari kita. Apalagi sejak mereka mendengar aku menjadi Presdir. Ibu, apa kau benar-benar tak percaya pada putramu?”
Geum Hee tak habis pikir kenapa keluarga Hae Joo seperti itu. Il Moon menilai kalau Hae Joo juga tak ada bedanya. Bukankah ibunya melihat apa yang dilakukan Hae Joo terhadapnya tadi. Ini karena Hae Joo dibesarkan oleh keluarga seperti itu jadi tak ada bedanya. Geum Hee membenarkan sepertinya ia salah menilai orang. Il Moon tersenyum senang karena Geum Hee percaya pada ucapannya.
Jo Min Kyung menyerahkan laporan pada Hae Joo dengan sikap juteknya. Ia bertanya apa mereka sudah bisa memproses kelanjutannya. Hae Joo memeriksa laporan dan ingin penjelasan dari Jo Min Kyung karena ada beberapa laporan yang tak ia mengerti.
Jo Min Kyung menjelaskan itu karena cairan pada saat proses konversi atau proses pengalihan cairan total energinya memiliki premis yang sama. Jo Min Kyung menyindir apa Hae Joo tak mengerti bagian itu. Ini berlaku pada hukum Fluida Bernoulli (prinsip cairan Bernoulli)
“Apa kau tak tahu Bernoulli?” Jo Min Kyung menyindir kemampuan pengetahuan Hae Joo. Ia tahu meskipun Hae Joo menghabiskan banyak waktu di lapangan tapi kalau tak memiliki teori dasar apa Hae Joo bisa tetap berada diposisi Hae Joo sekarang. “Lalu kenapa kau tak meneliti lebih lanjut sendiri dan beritahu padaku apa keputusanmu?”
Jo Min Kyu berbalik dan mencibir Hae Joo, “Apa dia pikir membuat thruster hanya satu-satunya yang harus dilakukan oleh ketua tim Penelitian dan pengambangan?”
Hae Joo terdiam menyadari pengetahuannya yang pas-pasan.
San berada di (sepertinya) perpustakaan. Ia serius mengamati berbagai jenis model-model alat pengebor.
San mengunjungi tempat konstruksi (ga tahu nih konstruksi apa, pokoknya ada alat bor-nya gitu), ia melihat salah satu alat pengebor dan cara kerjanya. Pekerja disana melihat San yang sedang mengamati, “Apa yang kau lakukan? Disini berbahaya, pergi sana!”
San yang berusaha mencari tahu tentang alat pengebor berkata kalau ini benar-benar keren. Ia bertanya apa nama bor yang ada disana. Apa ia diizinkan untuk melihat alat itu setelah para pekerja selesai bekerja.
Pekerja itu heran siapa sebenarnya San ini. San membuka kacamata dan menjabat tangan pekerja itu, “Aku akan bekerja disini!” kata San.
Pekerja itu menyingkirkan tangan San. Ia tak tahu kalau akan datang pegawai baru, San tersenyum segera meralat ucapannya kalau ia ingin bekerja disini. San tertawa sambil kembali menjabat tangan si pekerja. Si pekerja kembali menyingkirkan tangan San dan berkata kalau pekerjaan ini bukan untuk sembarangan orang.
San berkata kalau itu memang tepat. Dengan bangga San mengatakan kalau ia ini bukanlah sembarangan orang. “Aku ingin bekerja denganmu!” San tersenyum kembali menjabat kembali tangan si pekerja.
Ibu dan Sang Tae sampai di rumah. Ibu menilai kalau orang kaya itu memang menakutkan, bagaimana bisa mereka mencoba menghindar seperti ini. Mereka pikir kita ini apa?
Menurut Sang Tae mereka seperti itu karena mereka memiliki banyak uang. Ia pun mengajak ibunya mencari uang kalau hal ini tak berhasil.
Ibu yang sedang kesal manaboki Sang Tae, “Kita semua tak bisa hidup karena kau. Bagaimana bisa setiap kata yang kau ucapkan terdengar begitu bagus? Apa kau tak berpikir kalau Young Joo itu adikmu?”
Sang Tae berkata karena ia mengaggap Young Joo adiknya maka ia seperti ini. Ibu kembali menabok Sang Tae.
Jung Woo keluar dari kamarnya membuat ibu terheran-heran kenapa Jung Woo jam segini ada di rumah. Jung Woo berkata kalau ia ingin bicara dengan ibu sebentar.
Keduanya pun bicara di kamar. Jung Woo berkata kalau pembicaraan ini mengenai Hae Joo. Waktu itu bukankah Ibu bilang kalau suami Ibu pulang ke rumah sambil menggendong bayi di pelukannya, apa benar begitu?
Ibu membenarkan, memangnya kenapa?
Jung Woo ingin tahu bagaimana bisa Hong Chul membawa bayi yang hilang dari Ulsan ke Haenam. Ibu juga tak tahu tentang itu karena menurut suaminya bayi itu lahir dari wanita yang ditemui suaminya di pulau.
waktu itu ia sudah kalut, bahkan setelah ia tahu kalau ibu kandung Hae Joo adalah Nyonya Cheon Ji. Tadinya ia curiga kalau ada sesuatu antara suaminya dengan Nyonya Cheon Ji. Karena ia sudah tak bisa bertanya pada almarhum suaminya tentang hal itu, ia berfikir kalau ia hampir gila.
Jung Woo bertanya apa mungkin ibu pernah mendengar kalau Park Gi Chul yang menghilangkan Yoo Jin. Mendengar itu ibu teringat sesuatu, apa itu?
Bersambung di part 2
pagi liat blm ada siang liat udh ada..asyik..lanjut trs ya mb anis..smgt..^^
ReplyDeletemakin keren unnie.....
ReplyDeletesemangat,...
Tambah seru nih ceritanya. jadi ga sabar nunggu episode selanjutnya ;-)
ReplyDeletembakk,,,stelah menunggu hampir seminggu akhirnyA keluar jugga :) makasiih mbak,,
ReplyDeleteditunggu part 2 nya dan episode selanjutnya :)
Lucu bgt liat wjh il moon yg ketakutan sma hae joo.
ReplyDeleteHae joo bsa jg jdi sangar bgty xixixi
Lucu bgt liat wjh il moon yg ketakutan sma hae joo.
ReplyDeleteHae joo bsa jg jdi sangar bgty xixixi
WAW,,, semakin menegangkan,
ReplyDeleteMbk, tetep semangat ea nulis sinopsisnya,,,,
D tnggu tuk kelanjutannya,,,
:)
@ all : thanks ya...
ReplyDeletesemoga bisa cepat post episode selanjutnya. berhubung sekolah sudah masuk jadi waktu untuk menulis agak berkurang. tapi ditarget akhir bulan ini selesai sampai episode 38.