Hae Joo yang berada di dalam mobil bersama Sek Choi menuju bandara menerima telepon dari Chang Hee yang memberitahukan kalau Hae Joo berada dalam bahaya.
Sekretaris Choi dengan ekor matanya melirik dan bertanya siapa yang menelpon. Dengan suara bergetar Hae Joo mengatakan kalau ini telepon dari keluarganya.
Di dalam gudang San tersadar, ia merasakan sakit pada kepala bagian belakang yang dipukul. San celingukan mencari ponsel tapi ia tak menemukannya.
San berusaha keluar dari gudang, “Apa ada orang di luar?” Teriaknya sambil menggedor pintu gudang. Ia juga berusaha menarik pintu tapi tak bisa pintu itu digembok dari luar. Ia juga berusaha mendorong pintu dengan tubuhnya tapi pintu itu terlalu kokoh untuk dirobohkan.
San hampir frustasi bagaimana caranya ia keluar dari gudang ini. Ia melihat sekeliling dan diatas ada lorong kecil. Ia menarik tong agar bisa berdiri dan mencoba keluar tapi tak bisa. Tatapannya kemudian beralih ke benda-benda yang ada di gudang.
San menemukan Potasium Nitrat, salah satu bahan yang bisa digunakan sebagai bahan peledak. San melihat sekeliling lagi, ternyata ini gudang bahan-bahan kimia. Ia membuka tiap kardus yang ada di gudang dan menemukan sepertinya yang ia butuhkan.
Chang Hee yang panik bergegas akan menyelamatkan Hae Joo tapi ketika ia akan keluar dari ruangannya Presdir Jang datang. Presdir Jang menanyakan apa Chang Hee akan pergi. Chang Hee menjawab ya ia akan mengurus masalah tentang bor. Tapi Presdir Jang menyuruh Chang Hee melakukan itu nanti saja dan sekarang ikut dengannya.
Chang Hee ingin tahu Presdir Jang akan mengajaknya kemana. Presdir Jang ingin menemui orang penting di kantor kejaksaan. Chang Hee kembali bertanya apa ia harus ikut. Presdir Jang mengatakan kalau ini masalah penting, memangnya ada apa? Chang Hee menjawab tak ada. Ia pun ikut dengan Presdir Jang.
Chang Hee ingin tahu Presdir Jang akan mengajaknya kemana. Presdir Jang ingin menemui orang penting di kantor kejaksaan. Chang Hee kembali bertanya apa ia harus ikut. Presdir Jang mengatakan kalau ini masalah penting, memangnya ada apa? Chang Hee menjawab tak ada. Ia pun ikut dengan Presdir Jang.
San yang ingin keluar dari gudang mencoba membuat sesuatu dengan bahan-bahan yang ditemukannya di gudang. Ada arang kayu, bensin, oksigen. San memasukan potongan arang ke botol yang berisi bensin. Ia juga memasukan Potasium Nitrat ke dalamnya. Tapi sayangnya tak ada sulfur yang dibutuhkannya.
San menemukan pupuk. Biasanya dalam pupul terkandung sulfur. Ia pun mengambil pupuk secukupnya dan dimasukan ke botol. Kemudian San menyumbatnya mulut botol dengan spons yang ia temukan.
Chang Hee yang berada satu mobil dengan Presdir Jang was-was dengan keadaan Hae Joo. Beruntung ia tak duduk berdampingan dengan Presdir Jang di kursi belakang. Ia duduk di sebelah supir. Chang Hee melihat situasi dan mengirim SMS pada San, ‘San kau dimana sekarang?’
Di dalam gudang San menyalakan korek. Ia membakar apa yang dibuatnya tadi. Dengan penuh keyakinan kalau bom molotov racikannya akan berhasil, ia melemparkan itu ke arah pintu. Dan......
Bledar........ terdengarlah suara ledakan yang menghancurkan pintu. San tersenyum bangga dan segera keluar dari gudang.
San mencium syal-nya dan menarik nafas dalam-dalam. “Mereka belum kenal siapa itu kangGyver. Siapapun si brengsek ini, tunggu saja aku akan menangkap kalian!” (hahaha music pengiringnya juga ala McGyver hehe)
“Aish... kenapa mereka terus-terusan memukul kepalaku!” rintih San merasakan sakit di kepalanya.
Terdengar suara ponsel berdering (haha itu penjahat apa ga matiin ponsel-nya San ya) San celingukan mencari ponselnya. Ia menemukannya dan mendapat kiriman SMS dari Chang Hee, ‘San-ah kau dimana? Cepat pergi ke bandara sekarang. Hae Joo dalam bahaya!’
Setelah membaca SMS dari Chang Hee, San bergegas ke mobil pick up-nya menuju bandara.
Hae Joo dan Sek Choi sampai di bandara Ulsan. Keduanya disambut 2 orang anak buah Sek Choi yang sudah membereskan masalah tiket. Hae Joo bertanya apa kedua pria ini akan pergi bersamanya dan Sek Choi. Sek Choi membenarkan, kenapa Hae Joo menanyakannya. Apa Hae Joo cemas karena mereka semua laki-laki. Hae Joo bilang bukan itu, ia pun permisi akan ke toilet sebentar. Hae Joo menitipkan tasnya.
Takut kalau Hae Joo akan kabur, Sek Choi memerintahkan 2 anak buahnya untuk mengikuti Hae Joo. Hae Joo sadara kalau ia diikuti, langkahnya semakin lama semakin cepat dan lari.
Takut kalau Hae Joo akan kabur, Sek Choi memerintahkan 2 anak buahnya untuk mengikuti Hae Joo. Hae Joo sadara kalau ia diikuti, langkahnya semakin lama semakin cepat dan lari.
Ternyata anak buah Sek Choi bukan hanya mereka berdua. Ada beberapa pria yang mengejar Hae Joo. Ia berusaha minta tolong pada orang yang lewat tapi ia panik dan lari keluar bandara. Bahkan hampir saja Hae Joo tertabrak mobil yang melintas. Sek Choi juga ikut mengejar.
Hae Joo sembunyi di parkiran diantara mobil-mobil. Sek Choi memerintahkan anak buanya untuk menemukan Hae Joo karena ia yakin Hae Joo pasti disekitar parkiran. Anak buahnya mengatakan kalau sekarang mereka pasti ketinggalan pesawat. Sek Choi tak peduli pokoknya Hae Joo harus ditangkap dan mereka harus membawanya ke suatu tempat. Nanti katakan saja pada Presdir Jang kalau mereka sudah mengirimnya ke Filipina.
Hae Joo yang bersembunyi diantara mobil mendengarkan rencana mereka. Sek Choi dan anak buahnya kesulitan mencari Hae Joo. Padahal jumlah mereka tak sedikit tapi nyari 1 orang aja sulit banget.
Hae Joo yang bersembunyi diantara mobil mendengarkan rencana mereka. Sek Choi dan anak buahnya kesulitan mencari Hae Joo. Padahal jumlah mereka tak sedikit tapi nyari 1 orang aja sulit banget.
San mengemudi dengan kecepatan tinggi menuju bandara. Ia menghubungi Hae Joo dengan ponselnya.
Di parkiran Sek Choi mendengar suara ponsel berdering. Hae Joo yang bersembunyi di bawah mobil menjawab penggilan telepon dari San dengan suara lirih. Terdengar San bertanya dimana Hae Joo sekarang. Hae Joo mengatakan kalau ia berada di tempat parkir.
Sek Choi melongok ke bawah mobil mencari keberadaan Hae Joo. “Hei dia ada disini. Cepat!” teriaknya pada anak buahnya. Melihat persembunyiannya ketahuan Hae Joo segera keluar dari sana dan mencari tempat persembunyian lain.
San panik dan semakin menambah kecepatan laju mobilnya.
Hari semakin gelap, Hae Joo masih berputar-putar di area parkir menghindari kejaran Sek Choi dkk.
Hae Joo melihat disana ada petugas keamanan. Ia keluar dari persembunyian berteriak memanggil minta tolong tapi sayang petugas kemanan itu tak mendengar dan keburu pergi. Yang muncul malah Sek Choi dan anak buahnya.
Hae Joo sekuat tenaga melawan mereka. Tapi ia terkepung.
“Kalau kau tak ingin teluka, datang kesini baik-baik!” sahut Sek Choi. Hae Joo menebak apa Presdir Jang yang memerintahkan Sek Choi untuk melakukan ini. Hae Joo menendang kaki Sek Choi berusaha kabur. Tapi Sek Choi menggapai dan memukulnya.
Sek Choi menarik Hae Joo. Hae Joo menggigit tangan hingga membuat Sek Choi menjerit dan kembali memukul Hae Joo keras-keras. Sek Choi bahkan menendang dan menginjak tangan Hae Joo hingga membuatnya menjerit kesakitan.
Sek Choi memerintahkan anak buahnya memberdirikan Hae Joo. “Kau lihat, sudah kubilang kau akan terluka!” ucap Sek Choi dengan tatapan kejamnya.
Hae Joo berkata kalau ia sudah melihat dan mengenali wajah Sek Choi. “Kita lihat saja siapa yang pada akhirnya akan terluka.”
Sek Choi tertawa marah dan jleb... ia menjotos perut Hae Joo. Mereka pun akan membawa Hae Joo ke mobil.
Hae Joo berkata kalau ia sudah melihat dan mengenali wajah Sek Choi. “Kita lihat saja siapa yang pada akhirnya akan terluka.”
Sek Choi tertawa marah dan jleb... ia menjotos perut Hae Joo. Mereka pun akan membawa Hae Joo ke mobil.
Tepat saat itu mobil yang dikendarai San sampai di parkiran bandara. San menghajar mereka satu persatu. Melihat anak buahnya tak berdaya melawan San, Sek Choi maju melawannya. Keduanya saling berbalasan memukul.
Tapi pada satu kesempatan San berhasil menjatuhkan Sek Choi membuat ponsel milik Sek Choi jatuh. San langsung memungutnya. Bersamaan dengan itu Hae Joo menggigit tangan orang yang memeganginya.
Tapi pada satu kesempatan San berhasil menjatuhkan Sek Choi membuat ponsel milik Sek Choi jatuh. San langsung memungutnya. Bersamaan dengan itu Hae Joo menggigit tangan orang yang memeganginya.
San menarik tangan Hae Joo. keduanya lari. Sek Choi memerintahkan semuanya untuk mengejar. Beruntung datang beberapa petugaas kemanan dan itu membuat Sek Choi dan anak buahnya kabur.
Petugas keamanan betanya apa San dan Hae Joo baik-baik saja. San yang mencemaskan Hae Joo juga bertanya apa Hae Joo baik-baik saja. Hae Joo lemas dan langsung terduduk. San tambah khawatir, “Apa kau tak apa-apa?”
Hae Joo menangis lega San datang menyelamatkannya. Ia langsung memeluk San. Ia hampir saja kahilangan nyawanya. San yang khawatir menenangkan mengatakan kalau Hae Joo sudah aman sekarang.
Gagalnya Sek Choi membuat Presdir Jang tentu saja marah. Presdir Jang berkata kalau Hae Joo lari seharusnya Sek Choi membiarkan saja kenapa malah mengejarnya. Bukankah yang harus dilakukan Sek Choi hanya mengirim Hae Joo ke Filipina, bukan menculiknya.
Sek Choi minta maaf atas kecerobohannya. Presdir Jang menyarankan sebaiknya Sek Choi sembunyi untuk sementara, karena ini hanya menunggu waktu sebelum Yoon Jung Woo mengetahuinya. Ditambah lagi Hae Joo sudah mengenali Sek Choi.
Sek Choi minta maaf atas kecerobohannya. Presdir Jang menyarankan sebaiknya Sek Choi sembunyi untuk sementara, karena ini hanya menunggu waktu sebelum Yoon Jung Woo mengetahuinya. Ditambah lagi Hae Joo sudah mengenali Sek Choi.
Sek Choi meyakinkanh kalau masalah ini menyulitkannya, ia berjanji tak akan berakibat pada Presdir Jang. Tapi Presdir Jang tetap memerintahkan agar Sek Choi sembunyi dulu. Sek Choi yang tak setuju terpaksa mengikuti Saran Presdir Jang. Presdir Jang kesal karena ini di luar kendali.
Chang Hee tiba-tiba masuk dan terkejut melihat Sek Choi ada disana. Ia heran dan bertanya pada Presdir Jang apa ada masalah. Presdir Jang bilang tak ada. Ia kemudian bertanya apa Chang Hee sudah mengatasi situasi orang-orang itu. Chang Hee bilang sudah. Presdir Jang menyarankan agar Chang Hee segera pulang. Bagaimanapun juga Chang Hee ini masih pengantin baru, mungkin saja di rumah In Hwa sedang menunggu.
Chang Hee melirik ke arah Sek Choi yang tampak kesal. Ia pun mengambil kesimpulan kalau apa yang dilakukan Sek Choi itu gagal total.
San menemani Hae Joo menemui Jung Woo di kantor kejaksaan. Jung Woo bertanya apa Hae Joo yakin kalau yang melakukan itu Sek Choi. Hae Joo sangat yakin karena ia sering melihat orang itu selalu bersama Presdir Jang. Jung Woo menunjukan gambar Sek Choi, apa orang ini. Hae Joo membenarkan.
Jung Woo tentu saja marah. San yakin kalau Sek Choi sengaja akan membawa Hae Joo ke Filipina. Ia mengatakan kalau disana banyak orang Korea yang dibunuh (oh ya) kalau bukan itu niat Sek Choi, untuk apa mereka mengurungnya di gudang.
Mendengar itu Jung Woo semakin marah, “Jang Do Hyun, sekarang dia sudah benar-benar menjadi iblis.” San menebak sepertinya Presdir Jang sudah menyadari kalau Hae Joo itu Yoo Jin. Menculik Hae Joo untuk sebuah alat pengebor adalah tindakan gegabah. Hae Joo cemas kalau memang Presdir Jang sudah tahu berarti ibu kandungnya berada dalam bahaya.
Mendengar itu Jung Woo semakin marah, “Jang Do Hyun, sekarang dia sudah benar-benar menjadi iblis.” San menebak sepertinya Presdir Jang sudah menyadari kalau Hae Joo itu Yoo Jin. Menculik Hae Joo untuk sebuah alat pengebor adalah tindakan gegabah. Hae Joo cemas kalau memang Presdir Jang sudah tahu berarti ibu kandungnya berada dalam bahaya.
San menunjukan ponsel yang diambilnya ketika melawan Sek Choi. Jung Woo memeriksanya dan terkejut kalau inilah ponsel yang selama ini ia cari. “Dasar Choi Wook Jin brengsek, akhirnya aku bisa menangkap ekormu.”
Tanpa berlama-lama Jung Woo dan bawahannya mendatangi Presdir Jang di kantor Cheon Ji. Presdir Jang menanyakan alasan Jung Woo datang malam-malam begini.
Jung Woo mencari Sek Choi, “Dimana Choi Wook Jin?” Presdir Jang menawab tak tahu, “Dia mungkin sudah pulang kerja kenapa?” Tapi Jung Woo sudah mengirim orang ke rumah Sek Choi dan disana tak ada siapa siapa.
Jung Woo mencari Sek Choi, “Dimana Choi Wook Jin?” Presdir Jang menawab tak tahu, “Dia mungkin sudah pulang kerja kenapa?” Tapi Jung Woo sudah mengirim orang ke rumah Sek Choi dan disana tak ada siapa siapa.
Jung Woo menanyakan kenapa presdri jang tak bicara jujur saja dimana presdri jang menyembunyikan sek choi. Presdri jang menilai ini keterlaluan memangnay dia ini hong gil dong kenapa jung woo memintanya mmeberitahukan dimana sek choi. Ia sendiri berada di kantor bukan sedang bekerja.
Jung Woo pun meninggikan suara mempertanyakan kalau begitu apa yang Presdir Jang lakukan di kantor malam-malam begini. Presdir Jang berkata ini karena ia sedang bosan makanya ia datang ke kantor untuk melihat-lihat. “Kau seharusnya mencoba sepertiku, maka kau akan tahu apakah kau masih mau mengerjakan pekerjaanmu atau tidak.” Presdir Jang heran sebenarnya kenapa Jung Woo bersikap begini.
Chang Hee sampai di rumah dan heran melihat apa yang dilakukan In Hwa. In Hwa lagi ngintip. “Apa yang kau lakukan?” tanya Chang Hee membuat In Hwa tersentak kaget.
In Hwa memberi tahu kalau ayah mertuanya terlihat aneh. Ia mengatakan bukankah Chang Hee tahu kalau akhir-akhir ini ayah mertuanya tak makan dengan baik. Ayah mertuanya selalu duduk seperti orang yang tidak sadar. Dia hanya menghela nafas.
Chang Hee duduk di depan ayahnya yang tengah minum. In Hwa mengamati dari kejauhan. Chang Hee menenyakan apa yang terjadi. Gi Chul bilang tak ada apa-apa. Chang Hee meminta ayahnya jangan mengatakan tak ada apa-apa dan sebaiknya katakan padanya karena akhir-akhir ini sikap ayahnya aneh.
In Hwa yang mencemaskan ayah mertuanya mendekat dan minta maaf takut kalau kalau ayah mertuanya ini marah padanya. Gi Chul bilang tidak ada yang membuatnya marah. Untuk menghindari pertanyaan anak-anaknya Gi Chul ke kemarnya untuk pergi tidur. Ia beralasan kalau ia pasti sudah terlalu banyak minum.
In Hwa yang mencemaskan ayah mertuanya mendekat dan minta maaf takut kalau kalau ayah mertuanya ini marah padanya. Gi Chul bilang tidak ada yang membuatnya marah. Untuk menghindari pertanyaan anak-anaknya Gi Chul ke kemarnya untuk pergi tidur. Ia beralasan kalau ia pasti sudah terlalu banyak minum.
Setelah ayah mertuanya masuk kamar In Hwa berkata pada Chang Hee bukankah ayah mertuanya ini bertingkah aneh. In Hwa menebak kalau ayah mertuanya ini kesepian setelah melihat ia dan Chang Hee. In Hwa pun mengusulkan apa perlu ia dan Chang Hee mengenalkan ayah mertuanya pada seseorang.
Chang Hee berkata kalau selama ini ayahnya selalu sendirian. In Hwa meminta Chang Hee mempertimbangkan ini, apa mungkin ayah mertuanya berfikir kalau hidup sendiri itu sangat menyedihkan. Sebelum usia semakin tua ayah mertuanya mungkin ingin bertemu dengan seseorang. (In Hwa ngira Gi Chul pengen kawin lagi haha)
Chang Hee menebak kalau sepertinya bukan itu masalahnya. Chang Hee akan masuk kamar tapi In Hwa menahannya dan akan bertanya apa Chang Hee sudah makan. Tapi pertanyaannya ia ungkapkan dengan mesra, “Sayang, apa kau sudah makan?” Chang Hee menjawab sudah dan itu membuat In Hwa merengut. Hehe.
In Hwa masuk ke kamar mengenakan baju tidur seksi. Chang Hee belum tidur, dia tengah membaca dokumen kantor. In Hwa mengambil sedikit lotion dan memoleskan pada kakinya. Ia mengatakan kalau cuacanya dingin dan membuat kulitnya kering. In Hwa sengaja melakukannya untuk merayu suaminya nih hehe tapi Chang Hee diam saja dan tetap membaca tugas kantornya.
In Hwa kesal Chang Hee diam saja, ia pun melepas rompi baju tidurnya dan berbaring di samping Chang Hee. Tapi Chang Hee tetap diam. In Hwa melorotkan sedikit bajunya berharap Chang Hee terangsang kali ya. Tak berhasil. In Hwa pun menyilangkan kakinya menyenggol sengaja ke kaki Chang Hee.
Tak berhasil. In Hwa kembali merengut, “Apa membaca laporan itu menyenangkan?” Chang Hee menyahut siapa yang bekerja untuk bersenang-senang.
In Hwa duduk di depan suaminya dan berkata kalau Chang Hee ini sudah mendapatkan ikan. Apa Chang Hee tak akan memberi ikan itu air. Chang Hee menatap tak mengerti apa yang In Hwa bicarakan. Dengan kesal In Hwa mengatakan kalau seharian ini ia terus memikirkan Chang Hee tapi ketika sampai di rumah Chang Hee sama sekali tak memandangnya.
Chang Hee berkata bukankah In Hwa tahu kalau kondisi perusahaan sedang tak baik. In Hwa yang kesal merebut dokumen itu dan melemparnya. Ia tak mau tahu, ia bisa mendapatkan uang yang cukup untuk memberi makan semuanya kalau Chang Hee berhenti bekerja.
Chang Hee berkata bukankah In Hwa tahu kalau kondisi perusahaan sedang tak baik. In Hwa yang kesal merebut dokumen itu dan melemparnya. Ia tak mau tahu, ia bisa mendapatkan uang yang cukup untuk memberi makan semuanya kalau Chang Hee berhenti bekerja.
In Hwa yang sewot akan ke tempat ibunya. Chang Hee berusaha menghalangi. Ia minta maaf dan mengaku salah. In Hwa tak mau tahu, kalau ia tahu akan kesepian seperti ini ia tak akan mau menikah. Chang Hee mengatakan kalau ia sibuk dengan urusan kantor tapi In Hwa tak tahu betapa ia juga ingin selalu bersama In Hwa.
“Aku benci kau!” kata In Hwa hampir menangis sambil memukul-mukul Chang Hee.
Chang Hee minta maaf dan berharap In Hwa mengerti. Ia menarik In Hwa ke dalam pelukannya.
Geum Hee berada di kantor kejaksaan. Tangannya gemetaran ketika mengetahui hal yang baru saja dialami Hae Joo. Ditambah lagi mereka menebak sepertinya Presdir Jang sudah tahu kalau Hae Joo itu Yoo Jin. Ia khawatir apa suaminya benar-benar sudah menyadari kalau Hae Joo itu putri kandungnya.
Jung Woo berkata kalau kemungkinan seperti itu ada, kalau bukan karena alasan itu mereka tak perlu menukar Kang San dengan Hae Joo untuk berangkat ke Filipina. Geum Hee menebak apa ini artinya Presdir Jang akan mencoba membunuh Yoo Jin lagi. Jung Woo tak yakin apa mereka berniat membunuh Hae Joo atau tidak tapi yang ia yakini kalau mereka mencoba mengirim Hae Joo keluar negeri, itu supaya Hae Joo dan Geum Hee tak pernah bertemu lagi.
Geum Hee gemetaran ketakutan. Hae Joo menggenggam tangan ibunya, apa ibu tak apa-apa. Geum Hee yang khawatir bertanya apa Hae Joo terluka, apa sakit, dimana. Hae Joo mengatakan kalau ia tak apa-apa tapi kalau Presdir Jang tahu yang sebenarnya berarti ibunya sekarang dalam bahaya. Ia meminta ibunya keluar dari rumah itu.
Geum Hee berkata kalau ia akan mengatasinya sendiri. Ia berpesan mulai sekarang Hae Joo tak boleh pergi kemanapun sendirian. Ia meminta tolong pada Jung Woo dan San agar melindungi Yoo Jin. “San, kau bisa berada disisi Yoo Jin kan?”
Geum Hee berkata kalau ia akan mengatasinya sendiri. Ia berpesan mulai sekarang Hae Joo tak boleh pergi kemanapun sendirian. Ia meminta tolong pada Jung Woo dan San agar melindungi Yoo Jin. “San, kau bisa berada disisi Yoo Jin kan?”
San berjanji dan berharap Geum Hee tak perlu khawatir. Meskipun Hae Joo tak menyukai dan menyuruhnya untuk berhenti, ia tak akan meninggalkan Hae Joo.
San dan Hae joo dalam perjalanan menuju rumah. Hae Joo sangat mengkhawatirkan ibunya, apa ibunya akan baik-baik saja. San mengatakan kalau Ibu Hae Joo pasti baik-baik saja.
San kemudian berkata kalau ia sangat mengkhawatirkan Hae Joo. Ia pikir kalau Hae Joo akan benar-benar mati, “Bagaimana aku saat menyetir menuju bandara aku bahkan tak mengingatnya lagi. Kalau aku terlambat sedikit saja, kau mungkin akan menghilang selamanya. Bahkan sekarang kalau aku mengingatnya, kupikir aku tak akan bisa bernafas.”
“Tetap saja kau datang menyelamatkanku.” sahut Hae Joo.
San memberanikan diri menyentuh lengan Hae Joo, “Aku kehilangan orang tuaku dan aku juga kehilangan kakekku. Sekarang hanya kau satu-satunya yang kumuliki. Aku tak bisa kalau harus kehilngan kau juga. Satu-satunya alasanku hidup hanyalah kau!”
Hae Joo tak tahu harus berkata apa, matanya berkaca-kaca.
San mendekat ke arah Hae Joo dengan tatapan sendu. Hae Joo memejamkan mata dan air matanya mengalir. San semakin dekat akan mencium Hae Joo.
“Apa yang kalian lakukan?” tiba-tiba Sang Tae bertanya.
Hae Joo dan San tentu saja terperanjat kaget apalagi ciumannya belum terlaksana. Keduanya panik.
San langsung meraih tubuh Hae Joo dan meniup-niup mataberalasan kalau mata Hae Joo kelilipan. Sang Tae menghampiri keduanya.
Hae Joo meronta melepaskan diri. Ia menabok San kesal, “Aku tak apa-apa, kau ini kenapa?” Hae Joo langsung meninggalkan San dan Sang Tae.
Sang Tae dengan polosnya bertanya apa yang terjadi, apa ada sesuatu yang masuk ke mata Hae Joo. San menahan kesal karena Sang Tae sudah merusak suasana yang sudah sangat bagus. Ia bilang tidak ada, ia bilang ia akan pulang.
“Oh begitu, aku keluar untuk buang sampah!” sahut Sang Tae tertawa-tawa tanpa beban.
Timpukin Sang Tae rame-rame yuk haha.
“Oh begitu, aku keluar untuk buang sampah!” sahut Sang Tae tertawa-tawa tanpa beban.
Timpukin Sang Tae rame-rame yuk haha.
San berjalan mengendap-endap. Ia melihat sekeliling untuk mengamati keadaan. Ia berdiri di depan kamar Hae Joo.
“Hae Joo-ya, Hae Joo-ya!” panggil San setengah berbisik.
Ibu melihat San memanggil Hae Joo pelan seperti berbisik, “Apa yang kau lakukan memanggil anak orang seperti itu?” tanya ibu dengan suara pelan setengah berbisik juga.
Kehadiran ibu ini tentu saja membuat San kaget setengah mati. Sampai-sampai saking kagetnya ia terduduk hampir jantungnya copot.
“Kenapa? Apa kau kaget karena aku melihatmu dengan kedua mataku ini?” tanya ibu. “Atau apa kau kecewa?” San berusaha tersenyum kalau itu pertanyaan yang sulit dijawab.
Ibu bilang meskipun ia sudah mengatakannya pada San tapi ia minta San mendengarkannya baik-baik, “Kalau kau ingin Hae Joo menikah denganmu meskipun kau punya triliyunan kapal itu akan sia-sia. 5 digit, kau harus punya setidaknya 5 digit. Supaya Hae Joo bisa hidup kenyang dengan punggung yang hangat.”
San mencoba berfikir, 5 digit. Ia pun kemdian mengerti, “Ah 5 digit yang itu. Ya aku akan mengingatnya!” sahut San. San pun akan masuk kamar tapi ia lupa kalau ia harus masuk kamar Sang Tae bukan Jung Woo.
Ibu pun melihat tangannya, “Apa ini terlau kecil?”
Hae Joo di dalam kamar was-was, hampir saja. Ia menenangkan jantungnya. Sesaat kemudian ia tersenyum tersipu malu-malu.
5 digit apa itu ya, apa itu pasword rumah hehe.
5 digit apa itu ya, apa itu pasword rumah hehe.
Esok harinya Geum Hee di rumah tengah merangkai bunga. Il Moon datang dengan wajah kesalnya karena Geum Hee membekukan rekeningnya. Geum Hee berkata kalau mungkin yang melakukan itu ayah Il Moon. Tapi Il Moon menebak itu mungkin karena Geum Hee yang membuatnya seperti itu. Ia ingin tahu apa sebenarnya tujuan Geum Hee.
Geum Hee menanggapinya dengan santai, apa Il Moon tak tahu. Tanyakan saja pada diri Il Moon sendiri. Il Moon menebak apa karena si Yoo Jin itu. Geum Hee mencoba bersikap tenang tak terpancing.
Il Moon kembali menebak sepertinya Geum Hee ingin menemukan anak yang hilang itu dan menggantikan posisi dirinya dan In Hwa di rumah ini. Tapi menurutnya lebih baik Geum Hee singkirkan impian bodoh itu karena ayahnya tak akan pernah menerimanya.
“Apa meksudmu?” Geum Hee mencoba bersikap tenang padahal sudah tahu arah pembicaraan Il Moon. Il Moon mengatakan kalau ayahnya sudah tahu semuanya kalau Geum Hee mencari Yoo Jin. “Memangnya kenapa?” Meskipun Presdir Jang tahu kalau iia mencari Yoo Jin itu tak masalah.
“Apa meksudmu?” Geum Hee mencoba bersikap tenang padahal sudah tahu arah pembicaraan Il Moon. Il Moon mengatakan kalau ayahnya sudah tahu semuanya kalau Geum Hee mencari Yoo Jin. “Memangnya kenapa?” Meskipun Presdir Jang tahu kalau iia mencari Yoo Jin itu tak masalah.
Il Moon : “Yoo Jin adalah Hae Joo, dia sudah mengetahuinya. Gadis itu Chun Hae Joo yang kau tes DNA-nya adalah Yoo Jin yang kau cari selama ini.”
“Apa maksudmu itu?” Geum Hee pura-pura terkejut.
“Bagaimana aku bisa tahu?” Il Moon tertawa remeh memberitahukan kalau tes DNA itu ia yang memalsukannya tapi ayahnya senang dengan yang ia lakukan.
“Apa kau pikir aku mempercayainya?” bentak Geum Hee.
“Memangnya apa yang akan kau lakukan kalau kau tak percaya? Ayah sudah tahu tentang ini, tapi jangan berfikir untuk membawa anak itu kembali. Tapi dia tetap khawatir kau akan mencari putrimu. Bisakah kau berhasil?”
“Apa maksudmu itu?” Geum Hee pura-pura terkejut.
“Bagaimana aku bisa tahu?” Il Moon tertawa remeh memberitahukan kalau tes DNA itu ia yang memalsukannya tapi ayahnya senang dengan yang ia lakukan.
“Apa kau pikir aku mempercayainya?” bentak Geum Hee.
“Memangnya apa yang akan kau lakukan kalau kau tak percaya? Ayah sudah tahu tentang ini, tapi jangan berfikir untuk membawa anak itu kembali. Tapi dia tetap khawatir kau akan mencari putrimu. Bisakah kau berhasil?”
Geum Hee marah ia memukulkan tangkai mawar ke Il Moon, “Pergi kau. Keluar kau dari rumah ini!” Il Moon membentak kalau ia ini putra pemilik rumah ini. Il Moon terkena sabetan duri mawar hingga membuat wajahnya terluka. Geum Hee menatapnya marah. Melihat tatapan marah itu nyalinya ciut, ia segera keluar dari rumahnya.
Geum Hee gemetaran dan terduduk lemas, ternyata benar suaminya sudah tahu kalau Hae Joo itu Yoo Jin. Tatapan matanya terlihat marah.
Presdir Jang berada di rumah Gi Chul menanyakan apa masih belum ada perkembangan baru. Gi Chul mengatakan kalau Geum Hee tak pernah keluar jadi belum ada kabar apapun. Presdir Jang mengatakan kalau ia ada pekerjaan jadi pulang larut, ia bertanya dari mana saja Gi Chul karena ia melihat lampu kamar Gi Chul mati. “Apa kau mabuk dan ketiduran?”
“Dasar orang ini!” kata Presdir Jang sambil mendorong kepala Gi Chul dengan telunjuknya. “Sudah membuat masalah seperti ini, masih juga bisa minum? sepertinya kau ini tak peduli dengan hidupmu.”
Tiba-tiba Geum Hee datang ke rumah Gi Chul. melihat istrinya, Presdir Jang heran kenapa Geum Hee kesini. Geum Hee yang marah menampar suaminya. Presdir Jang tentu saja kaget tiba-tiba Geum Hee menamparnya. Geum Hee menatap marah dan bekata ternyata selama ini suaminya sudah tahu kalau Hae Joo itu Yoo Jin.
Presdir Jang pura-pura tak mengerti apa yang dikatakan Geum Hee. Geum Hee meminta sumianya jangan pura-pura tak tahu, Il Moon sudah memberitahu semuanya. Hasil tes DNA yang dipalsukan, pembicaraan antara ayah dan anak, Il Moon sudah memberi tahu semua padanya. “Teganya kau berbuat seperti ini padaku. Jelas-jelas anak itu masih hidup, teganya kau menyembunyikan ini dariku!” Geum Hee membentak sambil menangis.
Presdir Jang menyangkal kalau ini salah paham. Il Moon si brandal itu tak pernah bicara apapun padanya. Kalau memang hal itu benar ia tak mungkin tidak membawa anak itu pada Geum Hee. Geum Hee pun menuntut penjelasan dari Gi Chul. “Kenapa kau berbohong kalau Yoo Jin sudah meninggal?”
Presdir Jang menyangkal kalau ini salah paham. Il Moon si brandal itu tak pernah bicara apapun padanya. Kalau memang hal itu benar ia tak mungkin tidak membawa anak itu pada Geum Hee. Geum Hee pun menuntut penjelasan dari Gi Chul. “Kenapa kau berbohong kalau Yoo Jin sudah meninggal?”
Gi Chul tak bisa menjawabnya. Geum Hee yang menangis marah akan mengingat baik-baik apa yang sudah Gi Chul dan Presdir Jang lakukan padanya. “Aku tak akan pernah memaafkanmu!” bentak Geum Hee. “Meskipun langit runtuh aku tak akan memaafkan kalian berdua.”
Geum Hee yang menangis marah keluar dari rumah Gi Chul. Presdir Jang menyusul istrinya.
Bersambung ke part 2
Komentar :
Wahaha akhirnya Geum Hee tahu kalau Presdir Jang udah tahu, dan Presdir Jang pun tahu kalau Geum Hee sudah tahu identitas asli Hae Joo. Apa yang akan dilakukan Geum Hee selanjutnya, apa ia akan meninggalkan suaminya.
Sek Choi bener2 deh nih orang, dasar anak didiknya Jang Do Hyun kejamnya sama kayak majikannya.
Siapakah pahlawan Hae Joo kali ini, Chang Hee atau San. Hmm menurutku dua2nya ikut andil dalam menyelamatkan Hae Joo. Tanpa pemberitahuan dari Chang Hee, San tak akan tahu Hae Joo berada dimana.
Orang yang ngeselin di episode ini bukan Presdir Jang, Sek Choi atau Park Gi Chul melainkan Sang Tae haha. Itu kan momen yang pas banget hahaha. Timpukin Sang Tae rame-rame haha.
In Hwa so cute hehe. lucu pas dia mencoba merayu suaminya tapi Chang Hee yang emang lagi sibuk jadi diem aja. Sewot deh hahaha.
Semangat ya mbak buat sinopsisnya,,,
ReplyDeleteikutan donk..nimpuk Sang Tae..enaknya ditimpuk pake apa yak.. Mengganggu acara romantis org ... :D
ReplyDeleteRasanya buka cuma penGen nimPuk,,,, nendanggg juga,,,,, sang tae emang beNer Mengganguuuu
ReplyDeleteakhirnya...eps 32 keluar juga.....buat dulu sinop may queen yah mb. kan yawang eps 5 br keluar....hehe...jadi fans beratnya mb Anis nih.....
ReplyDelete"̮ ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ "̮ ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ "̮ timpukin sang tae ,,,
ReplyDeleteIn hwa ak mengerti perasaan mu,,,inget kl suami kerjaanya └åƍi ada yg dead line,,,
Zhe ~~^^
Smangat y mbak lnjutin sinop ny,,,
ReplyDelete\(•ˆ⌣ˆ•)/
Yuuuukkk,,,timpukin sang tae pake sndal,,,hahahha,,
Ksian in hwa,,brhrap nti chang hee bneran bs syg sm dy...
Bukan cuma pengen nimpuk...tp pengen nyekek Sang Tae >,< gemessssss >u< gangguin ajaaaa siiiihh >,< huh ("_ _)
ReplyDeletetp makin keren kok ^^
aku nebaknya abis ini si Il moon pasti bakalan didamprat ama bapaknya gara2 ngasih tau Geum Hee klo Hae Joo itu Yoo jin ... Kan setahu presdir Jang ,Geum Hee itu blom tau klo Hae joo itu anaknya.
Yowes lah~
Lanjut Kak! ^^
Fighting!
Fie ^^
Bukan cuma pengen nimpuk...tp pengen nyekek Sang Tae >,< gemessssss >u< gangguin ajaaaa siiiihh >,< huh ("_ _)
ReplyDeletetp makin keren kok ^^
aku nebaknya abis ini si Il moon pasti bakalan didamprat ama bapaknya gara2 ngasih tau Geum Hee klo Hae Joo itu Yoo jin ... Kan setahu presdir Jang ,Geum Hee itu blom tau klo Hae joo itu anaknya.
Yowes lah~
Lanjut Kak! ^^
Fighting!
Fie ^^
may queen dslsain dlu donk mbk anis,faighting
ReplyDeletebiz i2 lnjt drakor laen dech.,q nnggu tiap hrine buka blog mbk anis,lmaaa jg bru dpost.
next episod dtnggu y sc4ny^^
gomawo
#amre^^
Pengen toyor2 si sang tae ini,,bnar2 mrusak momen deg2an ny,,,
ReplyDeleteƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑ =))
Hahahaha scene romantis berubah jadi hancur gara2 Sang Tae... kasian tug KangGyver... biar dah nonton... tetep aja ketawa ngakak bacanya..
ReplyDeleteSabar San Oppa nanti ada waktunya kok hihihihihih :)
Semngat nis ...lanjut... ftghting....
ditunggu slalu sinop may queen nyaa,mba. Fightingggg !
ReplyDeletetmbh seru..lanjut trs mb anis.smgt mba
ReplyDeleteayo mba kejar sinopsisnya udh akhir bulan ^^
5 Digit??
ReplyDeletehahahahaaaaa
Ibunya Hae joo bener-bener Matre tingkat tinggi tu
kekekkekeekekeeee
(tpi sayangnya g pinter ngitung)
=)) =D Wa|«a|«a|«a|«a|«a|«.=)) =D ngakakkk liat momen2 si kanggyver.... Tetep aja momen2 nya kangsan tuh bikin guemeess n ngakaaakkk....... Semangat buat sinopsisnya ya anisss....
ReplyDelete-nova-