Guru Kang tahu siapa yang menerima hukuman, siapa yang melakukan pemukulan dan siapa yang melempar kursi. Ia tahu kalau si pelaku pelempar kursi adalah si nilai terendah di kelas 2-2, Han Young Woo. Tapi bagaimana Guru Kang bisa tahu?
Flash Back
Guru Kang yang berada di toilet terkejut mendengar sesuatu dan segera keluar untuk mencari tahu. Ia sampai di depan kelas 2-2 dan melihat Nam Soon dipukuli oleh Jung Ho. Ia juga melihat kalau Nam Soon emosi dan mengangkat kursi tapi di sebelah kedua pemuda yang tengah bersitegang itu munculah Young Woo yang juga mengangkat kursi dan melemparkan benda itu ke arah jendela.
Guru Kang terkejut tapi ia diam saja. Jung Ho segera meninggalkan kelas. Nam Soon menyuruh Young Woo lari setelah ia melihat situasi di bawah. Nam Soon melihat ke sisi jendela luar kelas dan terkejut melihat Guru Kang ada disana.
Flash Back End
Guru Jung tak mengerti kenapa Guru Kang diam saja tak menghentikan mereka. Bukankah sebagai guru, seharusnya Guru Kang menghentikan tindakan itu kalau memang Guru Kang berada disana. Guru Kang beralasan kalau waktu itu secara teknis ia belum resmi menjabat sebagai guru di SMA Seungri karena memang ia belum menandatangani kontrak.
Guru Jung tak habis pikir apa Guru Kang pikir itu masuk akal membiarkan tindakan brutal siswa di sekolah. Guru Kang membalas apa Guru Jung pikir itu masuk akal juga kalau sebagai wali kelas Guru Jung tak tahu bahwa Young Woo lah yang melemparkan kursi. Kalau Guru Jung benar-benar tak tahu berarti Guru Jung tidak kompeten. Tapi kalau Guru Jung tahu ini dan menutupinya itu membuatnya berfikir kalau Guru Jung itu pengecut.
Guru Kang pergi dari sana tapi Guru Jung belum selesai bicara dan keduanya pun melihat kalau kepala sekolah mendengar apa yang keduanya bicarakan.
Kepala sekolah bertanya pada Guru Jung siapa itu Han Young Woo. Guru Jung menghela nafas panjang, hal yang ingin ia tutupi akhirnya diketahui kepala sekolah.
Nam Soon dan Young Woo berada di atap sekolah. Young Woo bertanya apa Nam Soon pikir hal ini akan baik-baik saja karena ini pertama kalinya ia membolos kelas. Nam Soon menilai kalau Young Woo ini siswa yang baik karena tak pernah terlambat dan tak pernah membolos sekolah, apa Young Woo menyukai sekolah.
Dengan suara gagapnya Young Woo berkata kalau yang menyukai sekolah itu ibunya sedangkan dirinya sangat menyukai seragam sekolah. Setiap kali ia mengenakan seragam SMA Seungri, ia merasa seperti siswa biasa, seperti seorang siswa normal. Bahkan saat ia keluar ia merasa lebih percaya diri.
Kerena bel berbunyi Nam Soon mengajak Young Woo kembali ke kelas. Tapi langkah Nam Soon terhenti ketika ia melihat Guru Jung dan kepala sekolah sedang bicara berdua di tangga.
Nam Soon mendengar kalau kepala sekolah sudah tahu bahwa si pelaku pelemparan kursi itu Young Woo. Nam Soon menutup kedua telinga Young Soo agar tak mendengar. Young Woo yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata bingung kenapa telinganya ditutup.
Kepala Sekolah tahu kalau yang bernama Han Young Woo itu siswa dengan nilai terandah dan gagap kalau berbicara. Ia menyuruh Guru Jung agar memanggil orang tua Young Woo untuk datang ke sekolah.
Para siswa berebut menuliskan namanya di papan informasi. Mereka ingin masuk ke ‘Kelas Esai’ Guru Kang. Diantara mereka Lee Kang Joo juga menuliskan namanya. Ia ingin ikut kelas Guru Kang karena ketampanan sang guru hehe. Ia bertanya pada Ha Kyung apa temannya ini tak ikut Kelas Esai Guru Kang. Ha Kyung berkata kalau ia tak tertarik.
Nam Soon melintas di depan papan informasi dan membaca pengumuman yang tertera disana tentang dikeluarkannya siswa kelas 2 yang bernama Han Young Woo. Nam Soon tentu saja terkejut.
Ibu Young Woo minta maaf pada kepala sekolah atas perilaku putranya. Kepala sekolah langsung pergi setelah memutuskan hukuman untuk Young Woo. Ibu Young Woo juga meminta maaf pada Guru Jung, ia ingin tahu apa ada cara lain supaya Young Woo tetap sekolah disini. Ia melihat kalau putranya sangat menyukai sekolah ini. Ia menjamin kalau hal seperti ini tak akan terjadi lagi. Ia meminta putranya diberi kesempatan, ia memohon agar Guru Jung membicarakan ini dengan kepala sekolah. Guru Jung berkata kalau ia akan mencobanya. Mendengar itu ibu Young Woo tampak senang dan berterima kasih. Nam Soon lewat dan menatap kesal Guru Jung.
Hukuman yang diterima Young Woo membuat siswa kelas 2-2 bertanya-tanya. Bukankah Nam Soon yang dihukum melakukan pelayanan masyarakat tapi kenapa Young Woo yang dikeluarkan dari sekolah dan harus pindah ke sekolah lain.
Mereka mendengar gosip kalau saat Young Woo diterima di sekolah ini, Young Woo harus menandatangani perjanjian. Kalau Young Woo menyebabkan masalah maka Young Woo harus kembali ke sekolah khusus. Itulah sebabnya wali kelas yang dulu selalu mengancam.
Nam Soon diam saja mendengar ocehan teman sekelasnya tentang Young Woo.
Jung Ho bertanya pada temannya kira-kira siapa yang mengadukan Young Woo. Ji Hoon melirik ke arah Nam Soon dan ia sangat yakin kalau Nam Soon lah yang mengadukan Young Woo. Karena menurutnya, Nam Soon itu bersikap baik di depan orang tapi di belakang dia mengkhianatinya.
Guru Jung tak tenang karena Young Woo harus dikeluarkan dan pindah sekolah. Guru Yoo meminta Guru Jung tak perlu marah karena ini mungkin yang terbaik untuk Young Woo. Kalau anak itu tetap disini, dia hanya akan diganggu oleh anak-anak lain dan ini tak akan terjadi lagi pada Young Woo di sekolah lain.
Guru Jung pun bertanya pada Guru Uhm selaku guru senior disana, kalau seorang siswa sudah diputuskan untuk pindah sekolah disidang komite sekolah apa mereka benar-benar harus pindah sekolah, apa ada cara lain agar mereka tak pindah sekolah. Guru Uhm berkata kalau orang tua menolak maka siswa itu tak perlu pindah bahkan kalau sudah menandatangani kontrak pun mereka masih bisa menolaknya.
Guru Jung seperti mendapatkan angin segar. Guru Yoo menariknya dan mengingatkan agar Guru Jung jangan terlibat terlalu jauh. Bukankah Guru Jung disini hanya guru sementara, bagaimana kalau Guru Jung dipecat. Ia minta maaf karena selalu menyebut Guru Jung dengan sebutan guru sementara tapi bukankah Guru Jung tahu kalau dipecat dari Seungri Guru Jung tak akan bisa kembali ke sekolah selamanya. Tak peduli Guru Jung disebut pembuat onar di sekolah sebelumnya atau tidak karena semua kepala sekolah saling berhubungan dan membicarakan hal ini. Jadi lebih baik Guru Jung bertindak seolah tidak tahu saja.
Guru Kwon berkata kalau tak ada orang tua yang ingin meninggalkan anaknya di sekolah yang tak menginginkan mereka. Jadi ia harap Guru Jung berfikir positif. Ah Guru Jung jadi bingung nih, stres deh.
Guru Jung akan menemui kepala sekolah tapi ia ragu untuk mengetuk pintunya. Tiba-tiba dari ruangan kepala sekolah keluar Ibu Min Ki. Keduanya hanya saling tersenyum tanpa sapaan.
Guru Jung pun menemui kepala sekolah. Ia mengatakan kalau Ibu Young Woo tak ingin putranya pindah sekolah. Ibu Young Woo bahkan bilang kalau Young Woo benar-benar menyukai sekolah ini. Ia juga setuju dengan permintaan Ibu Young Woo yang tak ingin Young Woo pindah sekolah. Guru Jung memohon agar kepala sekolah membatalkan keputusan untuk memindahkan Young Woo ke sekolah lain.
Kepala sekolah bertanya apa Ibu Young Woo mengatakan kalau dia tak mau anaknya pindah sekolah. Guru Jung berkata kalau Ibu Young Woo tak mengatakannya secara langsung tapi bukankah Ibu Young Woo belum tahu kalau dia memiliki hak untuk menolak keputusan. (Hmmm kepala sekolah sepertinya mati kutu nih karena ada hak orang tua yang boleh menolak keputusan sekolah)
Ibu Kepsek pun mengalihkan ke pembicaraan lain. Ia menunjukan surat yang ia terima hari ini. Guru Jung membacanya, itu surat petisi untuk mengganti wali kelas di kelas 2. Guru Jung terdiam menunduk.
KepSek berkata kalau memang Young Woo tetap tinggal di sekolah ini tapi bukankah masih ada Jung Ho di kelas itu dan ketua kelas yang tak mau bicara banyak. Apa Guru Jung yakin kalau Guru Jung memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan mengurus mereka.
Guru Jung berkata dengan nada lemas kalau ia akan bekerja lebih keras lagi. Tapi kepala sekolah menyela kalau Guru Jung sudah bekerja terlalu keras, “Tapi apa kau tak berfikir kalau kau terlalu sering datang ke kantorku?”
Kepsek minta Guru Jung jangan memikirkan hal lain dan lakukan saja pekerjaan yang diberikan pada Guru Jung. Kalau Guru Jung menyebabkan masalah di sekolah atau kalau Guru Jung dianggap tak kompeten sebagai guru, bukankah Guru Jung tahu kalau kontraknya bisa dibatalkan. Dan lagi karena anak-anak itu anak didik Guru Jung ia berharap Guru Jung lebih berhati-hati.
Guru Jung melintas di depan kelasnya dan meminta Min Ki untuk menyuruh anak-anak yang lain agar membersihkan kelas dan pulang karena sudah tak ada pelajaran lagi.
Guru Jung ke ruang UKS ia heran karena UKS terlihat sepi. Perawat UKS bilang kalau jam pelajaran sudah berakhir karena anak-anak yang datang ke UKS bukan karena mereka sakit, mereka datang kesini karena tak ingin berada di kelas.
Guru Jung berbaring disana. Ia heran kenapa anak-anak sangat membenci kelas. Perawat UKS menilai kalau guru juga sama, membenci berada di kelas. Tapi menurut Guru Jung kalau guru tak suka berada di kelas untuk apa mereka menjadi guru.
Perawat UKS bertanya kenapa Guru Jung ingin menjadi guru. Guru Jung berkata ini karena ia masih menyukai sekolah. Perawat UKS menilai kalau Guru Jung ini unik. Guru Jung merasa kalau ini melelahkan, ia pun beristirahat di ruang UKS.
Keesokan harinya di kelas 2-2. Guru Jung melihat banyak kursi yang masih kosong. Ia meminta siswanya agar jangan datang terlambat. Ia bertanya pada ketua kelas apa sudah mengumpulkan denda terlambat. Nam Soon diam saja menatap gurunya.
Guru Jung kembali bertanya apa Nam Soon sudah mengumpulkan denda terlambat. Nam Soon menjawab kalau ia tak mau mengumpulkannya. Guru Jung ingin tahu alasannya tapi Nam Soon diam. Ki Deok menyahut kalau sekarang Nam Soon memiliki banyak musuh karena mangadukan Young Woo dan membuat Young Woo harus pindah sekolah.
Guru Jung menatap Nam Soon yang terdiam.
Terdengar suara protes Kang Joo yang membela Nam Soon, apa Ki Deok melihat Nam Soon yang mengadukan Young Woo. Guru Jung berkata kalau ia akan menindak keterlambatan mulai sekarang, jadi kalau siswanya tak ingin kehilangan uang maka jangan terlambat. Ia meminta ketua kelas menemuinya di ruang guru.
Guru Jung mengerti situasi ini pasti sulit bagi Nam Soon. Nam Soon diam menunduk. Guru Jung yang heran bertanya apa siswa lain mengucilkan Nam Soon. Nam Soon berkata kalau itu tak masalah baginya. Guru Jung ingin tahu alasan Nam Soon tak mau mengumpulkan denda terlambat. Nam Soon diam saja. Guru Jung menebak apa ini karena Young Woo.
Nam Soon bersikap dingin pada gurunya. Melihat sikap Nam Soon, Guru Jung menebak kalau Nam Soon marah padanya. Untuk kasus Young Woo ia benar-benar minta maaf tapi ia tak sengaja melakukannya karena ia juga tak punya pilihan lain.
Nam Soon : “Karena guru tak punya pilihan lain jadi guru bisa mengingkari janji. Dan karena guru tak punya pilihan lain, pelaku yang sebenarnya bisa bebas dari masalah karena menyembunyikan sesuatu bisa berubah menjadi masalah. Meminta uang kami sepanjang waktu dan mengancam kalau kami tak memberikannya. Bagaimana bisa seorang guru..... bukan... kalau begitu apa bedanya sekolah dengan Oh Jung Ho?”
Nam Soon keluar dari ruang guru. Guru Kang masuk ke ruang guru dan merasa kalau apa yang dikatakan Nam Soon ada benarnya. Ia bertanya apa nilai Nam Soon benar-benar rendah. Guru Jung mengabaikan pertanyaan Guru Kang dan meninggalkan ruang guru.
Esok harinya, Guru Jung menyuruh siswa yang datang terlambat untuk berdiri di depan kelas. Guru Jung menanyakan alasan mereka terlambat.
Ki Deok : “Aku tadi di kamar mandi. Aku tak bisa berhenti buang air. Ah.. aku ingin bung air lagi.” hahaha.
Min Kyung : “Aku tak sengaja tertidur!”
Na Ri : “Aku hanya tak ingin terburu-buru (ke sekolah)”
Guru Jung menahan kesal bertanya kenapa siswanya ini tak mau membayar denda terlambat. Salah satu dari mereka berkata kalau ia tak punya uang karena harus membeli kosmetik terbaru. Dan keluarga mereka tak mampu membayar denda terlambat ucap salah satu siswa dengan nada pura-pura sedih.
Kang Joo bertanya apa mereka benar-benar harus membayar denda terlambat. Karena hal itu tak mudah bagi orang yang mengumpulkannya dan Min Ki selaku ketua kelas yang terdahulu membayarkan denda mereka yang tak bayar.
Kim Dong Suk berkata kalau setiap ia harus membayar denda terlambat ia merasa seperti sedang ditipu. Guru Jung berkata kalau sekolah tak menipu siswanya, bukankah siswa yang terlambat itu harus membayar denda sebagai konsekuensi atas keterlambatan mereka.
Ki Deok menyahut kalau mereka juga harus membayar pada siswa tertentu agar mereka tak dipukuli. Guru Jung mengerti tapi tetap saja ia harap siswanya jangan terlambat lagi.
Guru Jung pun memutuskan kalau mulai hari ini tak akan ada denda terlambat lagi. Mereka bersorak senang tapi sebagai gantinya barang siapa yang masih datang terlambat mereka harus menghafal puisi. Ah.. mereka kecewa dengan keputusan Guru Jung.
Guru Jung mengingatkan kalau wali kelas 2-2 itu seorang guru sastra. Sebagai siswanya maka anak didiknya harus bisa membaca puisi. Keputusan ini mulai berlaku besok, siapa saja yang terlambat harus membacakan puisi diakhir pembelajaran.
Ki Deok mengeluh mereka bahkan tak bisa mengingat nomor ponsel bagaimana bisa mereka menghafal pusi. Mereka juga menanyakan apa gunanya menghafal puisi bukankah mereka bisa menemukannya di internet.
“Kalau begitu apa kau mau membayar denda terlambat?” tanya Guru Jung membuat siswanya menggerutu.
Ki Deok merasa kalau ia lebih suka membayar denda, bagaimana bisa ia menghafal puisi.
Min Ki berkata kalau ada banyak puisi pendek. Dong Suk menambahkan kalau mereka bisa membacakan puisi apapun karena Guru Jung juga tak akan tahu setiap puisi di dunia. Mereka kembali tertawa. Guru Jung menatap Nam Soon yang pandangannya tertuju ke luar.
Wakasek dan Guru Jo melihat papan informasi dan tak menyangka kalau banyak yang antusias ingin mengikuti ‘Kelas Esai’ Guru Kang. Wakasek menilai kalau Kang Se Chan benar-benar tahu bagaimana caranya mengajar karena anak-anak yang tak bisa mengikuti kelasnya banyak yang mengeluh dan protes mengatakan ini tak adil. Tapi menurut Guru Jo ini hanya karena anak-anak penasaran berhubung Guru Kang masih baru disini.
Orang yang dibicarakan pun lewat. Wakasek mengatakan kalau disaat banyak siswa yang ingin mendaftar di Kelas Esai apa Guru Kang hanya memilih 10 siswa. Guru Kang membenarkan, wakasek terkesan dengan kesungguhan Guru Kang.
Guru Kang melihat papan informasi dan bertanya apa maksudnya kelas tambahan untuk siswa yang bernilai rendah. Bukankah itu seharusnya dilakukan melalui internet, ia menilai kalau sepertinya sekolah menunjukan nilai siswa tanpa persetujuan para siswa. Wakasek berkata kalau ini supaya anak-anak lebih giat belajar. Sebelum pergi wakasek berpesan semoga Guru Kang berhasil.
Guru Kang dan Guru Jo bicara berdua di bangku penonton lapangan. Guru Jo berkata kalau anak-anak hari ini menyembunyikan rokok mereka ditempat yang sama seperti yang dilakukan Guru Kang dulu. Guru Kang menilai kalau semua anak berfikir dengan cara yang sama. Guru Jo tak menyangka kalau Guru Kang akan kembali ke sekolah ini.
Guru Jo bertanya-tanya kenapa Guru Kang bersikeras menjadi seorang guru padahal memiliki nilai yang cukup untuk masuk ke sekolah hukum. Guru Kang berkata bukankah kalau Guru Jo sendiri juga seorang guru. Guru Jo tertawa dan berkata kalau Guru Kang membutuhkan siswa untuk menjadi seorang guru. Guru Kang menyahut kalau di kelas privat ia juga memiliki banyak siswa. Ia yakin kalau ia sudah mengajar lebih banyak siswa dibanding Guru Jo karena ada lebih dari 100rb siswa yang mengikuti kelasnya melalui internet.
Tapi menurut Guru Jo kalau mereka itu hanya pelanggan Guru Kang. “Tak peduli kau membenci atau mengasihani mereka. Kalian harus berinteraksi dalam waktu yang lama supaya bisa disebut sebagai siswamu.” Guru Kang tak peduli dengan siswa yang seperti.
Guru Jo : “Tapi tetap saja jangan pernah membuat siswamu berdiri di lorong selama kelas berlangsung. Kalau kau mengusir siswa keluar kelas ketika mereka datang ke sekolah kemana lagi mereka akan pergi?”
Nam Soon berada di luar kelas, ia masih tak mengikuti pelajaran Guru Kang karena alasan tak akan ke perguruan tinggi.
Jam pelajaran usai Guru Kang keluar kelas dan berpesan kalau Nam Soon jangan keras kepala jadi masuk saja ke kelasnya. Meskipun Nam Soon tak ingin ke perguruan tinggi tapi dengan mendengarkan pelajaran itu akan berguna untuk Nam Soon. Karena siapa tahu mungkin Nam Soon tiba-tiba berubah pikiran. Tapi Nam Soon merasa itu tak akan terjadi.
Guru Kang tersenyum berkata, “Kekuatan datang itu dari pengetahuan. Kau harus mempunyai kekuatan kalau tak ingin diperlakuakn secara tak adil.”
Guru Kang meminta Nam Soon melihat Young Woo sebagai contoh. Young Woo diperlakukan seperti itu karena dia tak memiliki kekuatan. Kalau bukan karena dirinya Nam Soon juga akan dikeluarkan dan sekarang Nam Soon pasti sedang dihukum melakukan pelayanan masyarakat Nam Soon jelas kaget, apa yang mengadukan Young Woo itu Guru Kang.
Guru Kang : “Kenapa? apa kau marah? Kau berusaha setia tapi aku mengacaukannya? Kau juga membutuhkan kekuatan supaya kau bisa tetap setia. Cobalah hidup hanya dengan ijazah SMA. Kesetiaan? Tak akan ada hal seperti itu.”
Guru Kang meminta mulai sekarang Nam Soon masuk ke kelasnya. Tapi Nam Soon tak mau, “Selama ini aku tak masuk kelas karena aku diusir. Tapi mulai sekarang, aku memilih untuk tak masuk kelas. Kelas yang diajarkan guru pribadi, aku tak mau melakukan itu.”
Di kelas Guru Jung dimana para siswanya tengah membacakan puisi.
Lee Kang Joo : ‘banyak orang yang sakit juga berarti ada banyak orang yang jatuh cinta’
Huuu.... terdengar suara riuh atas puisi yang dibacakan Kang Joo.
Selanjutnya Guru Jung meminta Ki Deok untuk membacakan puisi. Ki Deok mengatakan kalau puisi ini ia persembahkan khusus untuk Song Ha Kyung hehe.
Kenapa kau tak bisa lebih baik padaku?
Sikap dinginmu... sangat membuatku terluka.
Merasakan rasa sakit ini, aku benar-benar tak sanggup.
Ki Deok langsung nyanyi n nari-nari geje membuat Ha Kyung bete dan memasang earphone tak mau mendengar. Kelas jadi rame deh. Ah minggir loe, Ha Kyung menyingkirkan Ki Deok yang berusaha dekat-dekat dengannya. Hahaha.
Guru Jung tertawa dan menyuruh Ki Deok untuk menghafalkan puisi yang lain. Ki Deok protes yang ia bacakan tadi juga puisi, “Ini puisi cintaku untuk Song Ha Kyung!” katanya sambil memperagakan tanda love haha.
Guru Jung pun meminta siswa lain untuk membacakan puisi, Nam Soon. Tapi Nam Soon diam saja. Karena Nam Soon tak mau membacakan puisi, Guru Jung pun menyuruh Nam Soon berdiri di belakang menghadap tembok. Nam Soon lebih memilih berdiri menghadap tembok daripada membacakan puisi.
Guru Jung meminta Kye Na Ri untuk membacakan puisi yang selanjutnya.
Tapi tepat saat itu ibu Kepsek masuk ke kelas 2-2 bersama Young Woo dan ibunya. Ibu kepsek mengatakan kalau Young Woo ingin mengucapkan selamat tinggal sebelum pergi. Guru Jung jelas tak bisa menerima ini tapi kepala sekolah menahannya dan menyuruh Young Woo mengucapkan apa yang ingin Young Woo katakan.
Young Woo menatap teman-temannya satu persatu. “A.. a..ku ingin mengucapkan terima kasih. Itu yang ingin kukatakan!” kata Young Woo dengan suara gagapnya. “Kelas 2 semangat!” katanya tersenyum menunduk sambil mengangkat dan mengepalkan tangan tanda menyemangati.
Young Woo akan pergi tapi tiba-tiba ada yang mengungkapkan sebuah puisi.
Hanya akan terlihat indah kalau kau memperhatikannya.
Kau harus melihatnya untuk waktu yang cukup lama agar menyadari kalau itu indah.
Kau juga... seperti itu.
Nam Soon yang melantunkan puisi yang indah itu. Guru Jung tersenyum terharu, matanya berkaca-kaca. Nam Soon berlalu keluar kelas. Young Woo sekali lagi tersenyum. Sebelum pergi ia memberi hormat terlebih dulu pada gurunya.
Guru Jung tak bisa membiarkan ini ia menyusul Young Woo dan ibunya. Semua siswanya ikut berhambur keluar. Guru Jung mengatakan kalau Ibu Young Woo bisa menolak keputusan ini. Mendengar itu kepala sekolah marah.
Guru Jung melanjutkan kata-katanya, kalau ibu Young Woo tak ingin Young Woo pindah ke sekolah lain Ibu Young Woo bisa menolak kepindahannya.
Ibu Young Woo tak percaya, benarkah begitu ia menatap kepala sekolah, apa itu benar?
Ibu kepala sekolah tak bisa berkutik, ia malah menyahut sepertinya ibu Young Woo tak tahu tentang hak ini. Ibu Young Wooo tentu saja senang. Ia berterima kasih dan tak akan pernah melupakan kebaikan kepala sekolah. Ia akan menyuruh Young Woo kembali lagi ke sekolah ini mulai besok.
Guru Jung tersenyum menatap Young Woo dan berpesan kalau Young Woo jangan sampai terlambat. Young Woo tersenyum malu dan tentu saja senang. Siswa kelas 2-2 bersorak menyabut Young Woo yang tak jadi pindah. Young Woo dan ibunya mohon diri pulang. Kepala sekolah menyuruh anak-anak kelas 2-2 masuk ke kelas.
Ibu kepala sekolah tentu saja tak suka dengan tindakan Guru Jung. Guru Jung minta maaf, agar Young Woo bisa tetap bersekolah disini ia rela kalau kepala sekolah membatalkan kontraknya di sekolah ini, ia bersedia pergi dari sini.
Tapi kepala sekolah tak akan melakukan itu. Ia takut akan ada keluhan yang datang kalau ia membatalkan kontrak Guru Jung atas kejadian seperti ini. Ia akan membatalkan kontrak saat ia melihat Guru Jung tak memenuhi syarat sebagai guru.
Tindakan Guru Jung tadi mendapat pujian dari siswanya. Ki Deok menilai kalau sikap Guru Jung tadi sangat hebat. Temannya bertanya apa Ki Deok senang kalau Young Woo tak jadi pindah. Tapi kesenangan Ki Deok bukan karena itu, ia senang Guru Jung berhadapan dengan kepala sekolah dan Guru Jung lah yang menang.
Kang Joo bertanya-tanya kemanakah Nam Soon pergi. Ki Deok juga heran apalagi dengan puisi yang dibacakan Nam Soon tadi. Ha Kyung menyahut kalau puisi yang dibacakan Nam Soon itu karangan penyair Na Tae Joo yang berjudul ‘Bunga Liar’
Ki Deok senang sekali Ha Kyung meresponnya. Sikap lebay-nya langsung keluar, “Song Ha Kyung bicara padaku!”
Min Ki merasa yakin kalau akibat kejadian tadi Guru Jung pasti akan mendapatkan masalah dari kepala sekolah. Ia menyarankan teman-temannya harus membantu Guru Jung dengan cara mendengarkan dan mematuhi perintah Guru Jung.
Guru Jung kembali ke kelasnya dan berkata kalau pelajaran hari ini cukup. Ia kemudian mengatakan kalau kelas tambahan akan diadakan di kelas 2-2. Untuk kelas tambahannya ia tak akan belajar seperti biasa tapi saling membantu satu sama lain. Siapa saja yang tertarik silakan bergabung di kelas tambahannya.
Kang Joo langsung mengangkat tangan tanda ia akan mengikuti kelas tambahan Guru Jung. Ha Kyung mengingatkan bukankah Kang Joo ikut mendaftar di Kelas Esai Guru Kang. Kang Joo berkata kalau anak-anak di kelas Esai itu belajar terlalu keras dan ia tak suka itu.
Ki Deok juga akan ikut kelas tambahan Guru Jung. Na Ri juga ikut, dan mereka pun banyak yang ikut kelas tambahan Guru Jung hingga membuat Guru Jung sendiri heran karena siswanya ini biasanya tak sabaran keluar dari kelas begitu bel berbunyi.
Kang Joo minta ijin ia tak bisa mengikuti kelas tambahan hari ini. Ia akan memulainya minggu depan karena ia ada janji. Guru Jung berkata kalau ia akan mencari bahan belajarnya, jadi siapa saja yang ingin datang silakan mendaftar.
Guru Kang berada di ruang kepala sekolah. Ibu kepala sekolah berharap Guru Kang bisa mengambil alih posisi wali kelas untuk kelas 2-2 tapi Guru Kang tak bisa melakukannya ia tak ingin terlalu dekat dengan para siswa. Tapi kepala sekolah berkata kalau Guru Kang tak bisa menolak permintaannya, “Aku tahu kau belum mengatakan sesuatu padaku alasan kau datang ke sekolah ini!”
(wow permintaan ibu kepsek ini terdengar seolah sebuah ancaman ya)
Nam Soon melewati kelas yang akan melaksanakan ujian saringan bagi 10 siswa yang akan mengikuti Kelas Esai Guru Kang. Nam Soon melihat papan tulis yang bertuliskan ujian tertulis.
Nam Soon masuk ke kelasnya yang sepi. Ia melihat di papan tulis terdapat nama beberapa teman sekelasnya. Bersamaan dengan itu Guru Jung masuk ke kelas dan senang melihat Nam Soon. Ia bertanya apa semuanya pergi, ia melihat nama-nama yang ada di papan tulis.
Guru Jung membuka daftar nama-nama siswa yang harus mengikuti kelas tambahannya. Ia bertanya apa Nam Soon kenal dengan anak-anak ini. Mereka berada di daftar asli untuk kelas tambahan. Ia sudah mencoba menghubungi mereka sejak kemarin tapi belum ada respon.
Nam Soon menunjukan nama-nama siswa yang dikenalnya, mulai dari siswa yang sudah lama tak datang ke sekolah, dan juga Ji Hoon, Yi Kyung dan Young Woo yang tadi sudah pulang dan sisanya ia tak begitu kenal.
Guru Jung menatap nama-nama siswa yang tertera di papan tuli. Ia mengusulkan bagaimana kalau ia dan Nam Soon menghubungi anak-anak kelas 2-2.
Guru Jung pun berusaha menghubungi mereka dan berjanji kalau mereka datang ia akan mentraktir mereka semua. Nam Soon tertawa.
“Guru, aku minta maaf sudah bersikap kasar padamu!” ucap Nam Soon sambil tersenyum. Guru Jung membalas senyumnya dan mengajak Nam Soon menghubungi teman-teman yang lain.
Ibu Kepala sekolah masuk ke kelas 2-2. Ia heran bukankah sekarang waktunya kelas tambahan dibawah bimbingan Guru Jung, ia pun bertanya dimana siswa yang akan mengikuti kelas tambahan. Nam Soon terkejut kepala sekolah datang ke kelasnya.
Hal ini tentu saja membuat kepala sekolah kesal, “Terlepas dari pelajaran, apa kau bahkan tak mampu menyuruh siswamu untuk datang?”
Guru Jung minta maaf. Tapi kepala sekolah sudah tak suka dengan permintaan maaf dari Guru Jung. “Kau tak kompeten, apa lagi yang bisa kau lakukan? Aku berfikir kalau kau perlu... meninggalkan posisimu sekarang. Kau tak keberatan kan?”
Mau tak mau Guru Jung harus menerima keputusan ini tapi ia akan menunggu sampai kelas 2-2 mendapatkan wali kelas baru. Tapi ibu kepsek mengatakan kalau Guru Jung tak perlu melakukan itu.
“Aku yang akan mengambil alih. Aku wali kelas yang baru!” sahut Guru Kang tiba-tiba masuk ke kelas 2-2.
Pernyataan mengejutkan ini tentu saja membuat Guru Jung dan Nam Soon terkejut.
Omoooo.. Bener2 ni drama..baca sinopsis ini bikin gregetan.. :-|
ReplyDelete#jadi inget guru sekolah..apalg guru jaman skrang..pasti pd stres ngurusin anak di2k yg hiperaktif.. Tuing2
Makasih y cingu atas sinopsisny..
:)
emang stres deh... tapi dihibur dengan tontonan K drama hehe
DeleteBenar2 situasi yang selalu terjadi di sekolah.. Yg dialami oleh siswa maupun guru juga..
ReplyDeleteMba Aniiis... Semangat yooo...
teng kyu mbak... bagaimana anak2mu pembuat masalah ga hehe
Deleteyaa,, lanjutkaaaannn,,
ReplyDeleteKasian sama guru jung.. Apalagi mukanya jang nara imut2 gituu..
ReplyDeletemba lanjut yaaa ditunggu lohh
ReplyDeleteHadeuh. Ini serius deh, baca ini jadi inget suasana sekolah. Masih penasaran sama Guru Kang yang tiba tiba mau jadi wali kelas kelas 2-2. Apa sih hubungannya sama Guru Jung. Apa pas dulu mereka satu sekolah terus ada apaaaa gitu *mulai nebak nebak ngelantur.-.*
ReplyDeletePenasaran. Update terus ya chingu :D
Oiya, salam kenal juga ya *wink*
Satu hal yang cukup dira hargai adalah kejujuran Nam Soon di drama ini. Haha walau tidak semuanya dibuka :P
ReplyDeleteEm, reputasi sekolah emang penting ya! Gak di sini, gak di sana ^^”
Oh ya mbak, park se young itu keliatan muda… Umurnya berapa sih? Dia pernah main di faith jugakah?
makasih mbak anis :)
PSY kelahiran 1988 hehe... tuaan aku setahun hahah...
Deletedramanya PSY :
School 2013 (KBS2, 2012)
Faith @ The Great Doctor (SBS, 2012)
Love Rain (KBS2, 2012)
Man From the Equator (KBS2, 2012)
If Tomorrow Comes (SBS, 2011)
suka dengan drama ini daebakkkk.. btw ada yg tw gak judul lagu pas yeung woo gak jd pindah wktu gurur jung nyuruh ibu yeong woo nolak?
ReplyDeletekamu udah ktemu judul lagunya blm..?
Deleteaku juga lagi nyari nih..hehe
baru ngikutin. . .
ReplyDelete