Apa yang terjadi setelah insiden kursi yang meluncur dari jendela. Wakasek, Guru Uhm dan Guru Jung bergegas ke kelas 2-2. Ketiganya melihat Nam Soon berada di kelas itu sendirian. Guru Uhm jelas murka.
Ibu kepsek tak bisa menjelaskan apa yang terjadi pada wali murid yang hadir. Mereka tahu kalau kursi itu keluar dari kelas Min Ki. Tapi kepsek mengatakan dengan yakin kalau tak terjadi apa-apa ia akan memeriksanya langsung. Jadi lebih baik para wali murid pulang saja.
Mereka pun bertanya-tanya apa telah terjadi perkelahian diantara para siswa, tapi mereka akan tahu setelah bertanya pada anak-anak mereka nanti.
Nam Soon pun dibawa ke ruang BP. Guru Uhm mengintrogasi apa yang Nam Soon lakukan di dalam kelas dan tak mengikuti kelas musik. Apa berkelahi, Nam Soon menjawab pendek ya. Guru Jung yang juga berada di ruangan itu ingin tahu Nam Soon berkelahi dengan siapa. Tapi Nam Soon tak mengatakannya. Guru Uhm bertanya apa Nam Soon yang melempar kursi itu. Nam Soon menjawab bukan. Guru Uhm ingin Nam Soon mengatakan siapa yang melempar kursi itu, tapi Nam Soon tak menjawabnya.
Kepsek datang ke ruang BP ia ingin tahu apa yang Nam Soon katakan. Guru Uhm berkata kalau ada beberapa siswa yang berkelahi hingga situasinya tak terkendali. Tapi Nam Soon belum mengatakan berkelahi dengan siapa. Ibu Kepsek khawatir apa Nam Soon terluka, tapi menurut Guru Uhm Nam Soon tak terluka karena terlihat jelas dari penampilan luarnya.
Ibu kepsek pun memutuskan untuk menutupi masalah ini. Anggap saja tak pernah terjadi. Tapi Guru Uhm tak bisa membiarkan masalah ini begitu saja. Ibu kepsek meinginginkan agar tak ada rumor yang menyebar bahwa telah terjadi kekerasan di SMA Seungri. Ia khawatir bagaimana kalau hal ini sampai tersebar ke internet. Ia menekankah kalau ini bukan kekerasan di sekolah tapi hanya sebuah tindakan pengrusakan sarana sekolah.
Nam Soon yang berada di ruang BP was-was menatap kedua tangannya. Ia teringat ketika dirinya mengangkat kursi yang akan ia hantamkan pada Jung Ho. Guru Jung duduk di sebelahnya mengkhawatirkan apa Nam Doon terluka. Nam Soon tak menjawab.
Guru Jung mengatakan kalau pihak sekolah akan menutupi masalah ini sebagai tindakan pengrusakan terhadap sarana sekolah. Tapi ia perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia ingin tahu dengan siapa dan kenapa Nam Soon berkelahi. Nam Soon diam saja. Guru Jung pun tak memaksa ia menyuruh Nam Soon kembali ke kelas.
Guru Kang menandatangi apa ya kontrak kah? atas kesediaannya menjadi pengajar di SMA Seungri. Ibu Kepsek minta maaf karena Guru Kang harus menyaksikan kejadian yang tak menyenangkan di hari pertama berada di sekolah. Tapi itu tak masalah bagi Guru Kang karena disemua sekolah kejadian ini bisa saja terjadi.
Ibu Kepsek mengatakan kalau yang ia butuhkan hanya Guru Kang mampu menaikkan nilai rata-rata siswa di sekolah ini.
Tapi menurut Guru Kang ini sedikit sulit, hanya karena nilai pelajaran sastra meningkat bukan berarti seluruh nilai anak-anak akan meningkat. Ia minta kepala sekolah mengumpulkan 10 siswa untuknya dan ia akan memastikan nilai mereka akan meningkat. Kepsek setuju ia pun akan mengatur untuk kelas tambahan dan memberi nama program ini dengan sebutan ‘Kelas Esai’
Guru-guru tak menyangka kalau anak itu (Nam Soon) melempar kursi. Mereka menilai hal ini tak akan terjadi kalau anak-anak nakal itu dipindahkan. Guru Yoo menebak kalau Nam Soon pasti berkelahi dengan Jung Ho. Tapi Guru Uhm mengatakan berdasarkan keterangan Guru Jung, Jung Ho hari ini tak ke sekolah.
Wakasek mengatakan bahwa sudah diputuskan kalau kerusakan jendela itu diakibatkan karena siswa yang sedang bermain jadi itu hanya sebuah kesalahan. Ia berharap para guru tak menyebarkan rumor yang berbeda tentang masalah ini.
Tapi menurut Guru Jo kalau anak itu bersalah seharusnya dihukum, kalau ditutupi maka ketidakpercayaan terhadap sekolah akan meningkat. Tapi wakasek mengatakan kalau siswa yang terlibat masalah ini diam menutup mulut, ditambah lagi tak ada saksi. Selama para guru tak mengatakan apapun maka siswa lain tak akan tahu apa yang terjadi.
Nam Soon sendirian di kelas. Beberapa saat kemudian terdengar riuh suara teman-temannya usai mengikuti pelajaran di kelas musik. Kang Joo memukul Nam Soon dengan buku karena tak mengikuti kelas musik. Nam Soon diam saja. Byun Ki Deok menunjuk ke jendela yang tak ada kacanya. Semua siswa terkejut apa kacanya pecah. Nam Soon tak mengatakan sepatah katapun.
Ibu kepsek memperkenalkan Guru Kang sebagai Guru baru di SMA Seungri. Ternyata Guru Kang sudah kenal dekat dengan Guru Jo karena Guru Jo ini guru ketika Kang Se Chan berada di bangku SMA. Ibu kepsek mengatakan kalau Guru Kang akan mulai mengajar sastra besok. Guru Kang memperkenalkan namanya dan tempat duduknya tepat berada di sebelah Guru Jung. Guru Kang mohon diri akan pulang karena jam mengajarnya dimulai besok. Sebelum kepsek pergi, ia berpesan pada semua guru terutama Guru Jung agar mengawasi siswa lebih baik lagi.
Nam Soon merasakan sakit di sekitar perutnya. Ia membuka sedikit bajunya dan terlihat luka memar. Ah... Guru Uhm salah ternyata Nam Soon terluka. Hmm dari manakah luka itu berasal.
Luka itu Nam Soon dapatkan ketika ia bersitegang dengan Jung Ho. Jung Hoo menendang dan menginjak perutnya beberapa kali. Nam Soon yang akan membasuh wajahnya berusaha menahan sakit.
Guru Kang lewat dan mengenali Nam Soon sebagai pengantar kue ketika ia mengajar les privat. Guru Kang berbasa-basi menanyakan pekerjaan Nam Soon. “Kau kelihatannya tahu bagaimana menangani pukulan fisik?” Nam Soon malah menyahut kalau lebih baik Guru Kang urus diri Guru Kang sendiri.
Guru Jung yang akan menelepon melihat Guru Uhm bersama Young Woo. Guru Uhm memperingatkan Young Woo agar menggunakan kamar mandi yang diperuntukan bagi siswa bukan ke kamar mandi untuk guru.
Guru Jung menghampiri Young Woo yang berjalan menunduk. Ia sepertinya tahu ada hal yang disembunyikan Young Woo. Keduanya pun bicara.
Guru Jung ingin tahu dimana Young Woo ketika kelas musik sedang berlangsung. Young Woo menjawab kalau ia berada di kamar mandi. Guru Jung terus mencari tahu apa Young Woo bersembunyi di kamar mandi. Young Woo mengangguk. Guru Jung tahu pasti itu sulit bagi Young Woo. Ia menebak apa ini karena kaca jendelanya pecah, Young Woo yang ketakutan kembali mengangguk.
“Apa kau melihatnya? Apa kau melihat siapa yang melakukannya?” Tanya Guru Jung.
“Aku yang melakukannya!” jawab Young Woo terbata-bata.
Guru Jung terkejut kenapa Young Woo melakukannya.
Flash Back
Nam Soon dan Jung Ho bersitegang. Jung Ho menganggap Nam Soon sombong karena sudah merasa hebat bisa melawan dirinya di depan siswa lain. Jung Ho memukul-mukul wajah Nam Soon dan mendorong hingga terjatuh. Jung Ho menendang perut Nam Soon beberapa kali, Young Woo ada disana ingin menolong Nam Soon.
Nam Soon yang menahan sakit marah, ia mengambil kursi akan menghantamkan benda itu ke arah Jung Ho. Tapi belum sempat Nam Soon memukulkannya Young Woo melempar kursi ke arah jendela.
Nam Soon dan Jung Ho terkejut saat tahu siapa dan apa yang dilakukan Young Woo.
Remaja berkaca mata itu gemetaran. Nam Soon melongokkan kepalanya melihat situasi di luar tapi naas tepat di bawah sana kepala sekolah, guru dan beberapa wali murid melihatnya. Jung Ho segera pergi meninggalkan kelas.
Nam Soon panik menyuruh Young Woo lari. Young Woo yang gemetaran bingung. Nam Soon membentak menyuruh Young Woo cepat pergi.
Flash Back End
Guru Jung menilai Young Woo seharusnya memberitahunya tapi Young Woo takut Guru Jung akan menyuruhnya pindah ke sekolah lain. Ia tahu dengan kesalahannya ini sekolah pasti akan memindahkannya atau mungkin mengeluarkannya. Tapi Guru Jung meyakinkan kalau Young Woo tak perlu pergi. Ia berjanji akan mengurusnya. Ia meminta Young Woo tak usah khawatir dan kembali ke kelas.
Jung Ho di ruang guru lebih tepatnya ia duduk di kursi Guru Jung sambil membuka-buka buku milik wali kelasnya. Jung Ho lelah karena Guru Jung menyuruhnya menunggu disini, ia meminta ponselnya. Guru Jung akan memberikannya tapi ia bertanya kenapa sikap Jung Ho sangat kasar. Jung Ho malas mendengar ocehan gurunya, kalau Guru Jung ingin mengomel padanya ia akan mengambil ponselnya lain kali.
Guru Jung tahu kalau semua kekacauan di sekolah ini akibat ulah Jung Ho. Jung Ho marah mendengarnya ia meninggikan suara kalau begitu pukul saja dirinya. Ia menilai kalau gurunya ini sangat menjengkelkan. Jung Ho mengambil paksa ponselnya.
Guru Jung menghampiri Guru Jo yang tengah berdiri menatap siswa yang berhamburan keluar. Guru Jo meminta Guru Jung memperhatikan anak-anak yang berlari itu terlihat seperti orang yang keluar dari penjara. Ia menilai pasti anak-anak itu sangat membenci sekolah.
Guru Jung meminta pendapat Guru Jo, apa Guru Jo berfikir tak apa-apa menutupi masalah ini. Kalau masalah ini ditutupi siswa yang telah melakukan kesalahan akan disalahkan atas semuanya. Tapi kalau masalah ini tak ditutupi maka akan timbul masalah besar.
Guru Jo merasa kalau siswa yang bersalah akan mengingat hal ini selamanya karena biasanya kalau mereka dihukum karena bersalah mereka akan melupakannya dengan cepat. Tapi kalau mereka dihukum secara tak adil mereka tak akan pernah melupakan itu.
Nam Soon terbaring di kamarnya. Ia menahan sakit di perutnya dan bergumam kalau ini tak apa-apa. Tak apa-apa.
Nam Soon sampai di sekolah ia membaca pengumuman di papan pengumuman. Akan ada rapat komite sekolah tentang kasus yang melibatkan dirinya kemarin. Young Woo sampai disana. Nam Soon langsung memberi kode agar Young Woo tetap diam. Ia mengangguk tersenyum pada Young Woo kalau semuanya akan baik-baik saja.
Ketika masuk kelas semua siswa menatap Nam Soon. Lee Kang Joo menghampirinya memberikan cemilan dan meminta Nam Soon memakannya. Ia tak sempat mengunjungi Nam Soon karena terlalu sibuk. Ia sengaja memberikan makanan itu supaya Nam Soon tahu kalau ia peduli.
Byun Ki Deok penasaran apa Nam Soon benar-benar melempar kursi.
Kang Joo bertaruh 500 won kalau Nam Soon tak melempar kursi karena ia cukup mengenal Nam Soon dengan baik selama setahun ini. Ia yakin Nam Soon bukanlah seseorang yang akan melempar kursi seperti itu. Teman yang lain menebak apa Jung Ho yang melakukannya. Tapi kalau Jung Ho yang melakukannya kenapa Nam Soon mau menerima hukuman.
Min Ki menyampaikan kalau ia sudah memeriksa buku pegangan siswa. Disana tercantum hukuman bagi siswa yang merusak sarana sekolah, hukumannya adalah melakukan pelayanan masyarakat. Ia menilai kalau Nam Soon hanya ingin melewati ini dengan menerima hukumannya. Tapi menurut siswa lain Nam Soon menerima hukuman itu karena dia takut dipukuli oleh Jung Ho kalau mengadu.
Genk Jung Ho datang. Yi Kyung memberi tahu Min Ki kalau ia melihat ibu Min Ki ada di sekolah lagi. Jung Ho pun menebak kalau akan ada pertemuan komite sekolah yang akan memutuskan hukuman bagi Nam Soon. Bukankah Nam Soon itu orang yang menggeser posisi Min Ki sebagai ketua kelas. Ia sangat yakin kalau Ibu Min Ki pasti sangat marah. Min Ki diam saja. Salah satu siswa yang selalu dandan di kelas memberi tahu kalau Guru Jung menyuruh Nam Soon ke ruang BP.
Nam Soon akan kesana tapi Jung Ho mencegat dengan meja. Jung Ho mengacungkan kepalan tanda ancaman untuk Nam Soon. Nam Soon cuek ia akan keluar tapi Ji Hoon dan Yi Kyung juga mencegatnya. Nam Soon menyingkirkan keduanya.
Ha Kyung menyusul Nam Soon, ia ingin tahu apa Nam Soon benar-benar melakukan hal itu. Nam Soon tak menjawab dan berlalu dari hadapan Ha Kyung. Ha Kyung mencegatnya ia ingin Nam Soon mengatakan yang sebenarnya siapa yang melakukannya karena dengan begitu Nam Soon tak perlu ikut dalam sidang disipliner.
Nam Soon heran kenapa tiba-tiba Ha Kyung kawatir padanya. Ha Kyung dengan dingin meyakinkan kalau ia sama sekali tak mengkhawatirkan Nam Soon tapi ia mengkhawatirkan dirinya sendiri, “Karena aku takut semua tugas ketua kelas akan jatuh padaku. Karena itu sangat menjengkelkan. Jadi cepat selesaikan ini!”
Tapi Nam Soon tak mau karena ia juga ingin Ha Kyung ikut mengalami kesusahan bersamanya haha. Ha Kyung yang wajahnya selalu tampak dingin berkata kalau Nam Soon seperti ini lebih baik jangan menjadi ketua kelas.
Guru Jung ingin Nam Soon bicara jujur padanya. Tapi Nam Soon diam saja. Guru Jung ingin tahu alasan kenapa Nam Soon diam. Nam Soon berkata kalau ia tak ingin mengadukan seseorang. Kalau Guru Jung meminta dirinya menunjuk pelakunya sekarang ia tak akan mau melakukan itu.
Guru Jung tahu kalau Nam Soon tak melakukannya ia sudah bicara dengan Young Woo. Nam Soon kaget Young Woo sudah mengatakan semuanya.
Guru Jung meminta Nam Soon kembali ke kelas ia berjanji akan mengatasi masalah ini. Tapi Nam Soon cemas kalau sesuatu yang buruk akan terjadi pada Young Woo. Guru Jung tersenyum berharap Nam Soon tak perlu khawatir karena ia juga tak suka mengadukan seseorang.
Semuanya sudah berkumpul di ruang BP menunggu kedatangan Nam Soon tapi Guru Jung masuk ke ruangan itu sendirian. Ia mengatakan kalau Nam Soon tak akan datang karena ia yang menyuruh Nam Soon untuk tak datang. Menurutnya Nam Soon tak perlu mengikuti pertemuan ini karena bukan Nam Soon yang melempar kursinya.
Ibu Kepsek ingin tahu siapa pelaku sebenarnya. Tapi Guru Jung diam. Ibu kepsek memerintahkan Guru Jung agar membawa Nam Soon ke ruang BP. Menurutnya kalau Nam Soon sedang bermain dengan seseorang Nam Soon pasti tahu siapa yang melempar kursinya. Nam Soon harus datang dan memberitahu sendiri siapa yang melempar kursi dan menjelaskan padanya apa yang terjadi.
Guru Jung berkata itulah sebabnya ia datang ke ruang BP sendirian, karena anak-anak akan menganggap orang yang memberi tahu pelakukanya adalah pengadu. Mereka menganggap lebih baik dihukum daripada mengadukan seseorang. Guru Jo sepertinya sependapat dengan Guru Jung karena sekolah mengajarkan siswa bahwa mengadu itu hal yang buruk.
Ibu Min Ki yang ternyata anggota komite sekolah ikut bicara bukankah mengadukan seseorang dan menutupi kesalahan adalah dua hal yang berbeda.
Kepala sekolah ikut berpendapat kalau tetap diam dan menutupi insiden juga merupakan kesalahan. Kalau Nam Soon tak datang dan memberi tahu yang sebenarnya hal itu juga merupakan alasan tepat untuk menghukum Nam Soon. (Ah ibu kepsek bukankah yang ingin menutupi masalah itu dirimu)
Guru Kang melihat papan pengumuman, ia membaca hukuman yang dijatuhkan untuk Nam Soon. Nam Soon ditugaskan untuk melakukan kerja sukarela selama 7 hari.
Guru Kang akan ke kelas tapi ia dikejutkan dengan kedatangan Ha Kyung yang tiba-tiba sudah ada di depannya. Guru Kang tentu saja mengenali Ha Kyung sebagai salah satu anak didiknya di les privat di kawasan Gangnam. Ia tak menyangka ternyata Ha Kyung sekolah disini.
Ha Kyung ingin minta tolong pada Guru Kang, “Bisakah guru pura-pura tak mengenalku? Benar-benar tak mengenalku sama sekali.”
Ha Kyung akan pergi tapi guru kang memanggil namanya. Ha Kyung mengingatkan kalau Guru Kang juga tak boleh tahu namanya.
Guru Kang tanya siapa yang mengajarkan hal itu pada Ha Kyung, “Setelah kata mutlak seharusnya ada kata negatif. “Kau benar-benar ‘tak pernah’ mengenalku sama sekali!”
Guru Kang tersenyum setuju kalau ia akan berpura-pura baru bertemu ha kyung. Hm,... Ha Kyung ga ingin teman-temannya tahu kalau ia mengikuti les privat dikalangan elit.
Guru Jung berada di ruang kepala sekolah. Ibu kepsek tak mengerti bagaimana bisa Guru Jung menjauhkan siswa dari pertemuan saat siswa itu harus menerima hukuman. Guru Jung berkata kalau kepala sekolah ingin menutupi seharusnya ya menutupi semuanya atau melakuakan penyelidikan secara penuh terhadap kekerasan di sekolah.
“Lalu kenapa kau tak melakukan itu?” Tanya kepala sekolah. Ia tak peduli apakah itu perusakan sarana atau kekerasan di sekolah ia sangat yakin kalau semua ini berhubungan dengan siswa yang berada di kelas Guru Jung. Apa Guru Jung masih akan baik-baik saja kalau ada siswa Guru Jung yang terluka. Kalau hal itu untuk kepentingan siswa guru jung harus bisa melakukan kewajiban. Karena semua sekolah juga seperti itu.
Ibu kepsek berterima kasih atas kerja keras ibu Min Ki hari ini. Ibu Min Ki mendengar kalau wali kelas putranya yang dulu sudah pensiun dan penggantinya belum pernah menjadi wali kelas. Ia khawatir dengan pendidikan putranya karena di tahun kedua ini adalah waktu yang penting. Ia penasaran apa insiden ini dikarenakan ketidakmampuan si wali kelas.
Ibu Kepsek berusaha meyakinkan kalau ini masih awal, tahun pelajaran jadi ia harap Ibu Min Ki bisa memberi wali kelas baru itu sedikit waktu. Ibu Min Ki ingin tahu apa guru kang mengajar kelas lain selain ‘kelas esai’. Kepala sekolah menjawab tidak. Ibu Min Ki ingin Guru Kang menjadi pengganti guru Jung sebagai wali kelas. Dengan wali kelas yang cukup tua sebelumnya di semester pertama anak-anak menjadi liar dan tak disiplin. Ia merasa kalau wali kelasnya guru pria yang masih muda, dia akan bisa mengarahkan anak-anak.
Ibu Kepsek berkata kalau menentukan siapa wali kelas adalah tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah. Ibu Min Ki mengerti tapi ia harap ibu kepsek bisa mempertimbangkan usulnya. Ia berkata kalau wali murid lain bertanya-tanya apa insiden ini termasuk kasus kekerasan di sekolah, tapi ia harap kepsek tak perlu khawatir karena ia akan mencoba meyakinkan para wali murid.
Siswa di kelas 2-2 membicarakan tentang Guru Kang yang akan mengajar di kelas sastra. Salah satu dari mereka yakin kalau anak-anak yang mengikuti pembelajaran Guru Kang di Gangnam pasti sedikit cemburu karena Guru Kang mengajar di SMA Seungri dan Guru Kang tak akan mengajar di Gangnam dalam jangka waktu 6 bulan.
Guru Kang masuk ke kelas 2-2 ia menatap seluruh siswa yang macam-macam tingkahnya. Ada yang duduk tenang siap menerima pelajaran, tapi ada juga yang masih bercanda dengan teman lainnya. Siswa yang duduk di depan memperingatkan teman-temannya agar diam.
Guru Kang mengingatkan kalau mulai sekarang tak boleh ada yang bicara saat ia mengajar karena mereka hanya memiliki waktu selama 1 jam. Ia bertanya siapa ketua kelasnya. Nam Soon akan berdiri memberi aba-aba hormat tapi menurut Guru Kang itu tak perlu karena hanya membuang-buang waktu.
Guru Kang melihat buku milik siswanya yang berisi ringkasan catatan. Ia menyarankan mulai sekarang jangan membaca buku atau melakukan hal yang seperti di buku. Karena itu semua hanya sia-sia dan buang-bang waktu. Yang namanya jawaban ada di dalam pertanyaan dan sebuah permasalahan akan bisa dengan mudah dipecahkan selama kita memahami pertanyaannya. Kita cenderung salah dalam menjawab karena pendapat yang sudah diajarkan orang lain.
Guru Kang menebak kalau yang ada dibuku itulah yang diajarkan guru sastra sebelumnya. Jadi ia minta siswanya melupakan semua yang sudah diberitahukan karena siswanya tak perlu semua itu. Salah satu siswa berkata kalau itu yang Guru Jung In Jae tugaskan pada mereka.
Guru Kang : “Kalian ingin masuk ke universitas yang bagus kan? Kalau begitu, menurut kalian apa yang harus kalian lakukan?”
Siswa serempak menjawab, Ujian (latihan)
Guru Kang membenarkan maka dari itu jangan melakukan hal-hal seperti yang di buku tadi dan mulai sekarang kita hanya akan mempelajari persiapan ujian masuk universitas.
Nam Soon menguap ia menyandarkan kepalanya ke meja. Guru Kang melihatnya dan menyuruh Nam Soon bangun. Apa menurut Nam Soon pembelajaran di kelasnya ini membosankan kenapa tidur ketika pembelajarannya. Nam Soon mengatakan kalau ia tak akan mengikuti ujian masuk universitas. Ia tak akan ke perguruan tinggi.
Guru Kang pun memutuskan siapa saja yang lebih suka tidur karena tak ingin masuk ke perguruan tinggi silakan keluar dari kelas ini. Ia tak akan menganggap dia yang keluar itu absen jadi tak usah repot-repot kembali ke kelasnya.
Jung Ho, Yi Kyung dan Ji Hoon segera bangkit dari kursi dan keluar. Nam Soon kemudian menyusul keluar. Guru Kang masih memberikan kesempatan bagi mereka untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Young Woo ikut berdiri dan keluar ruangan. Guru Kang bertanya pada semua siswa siapa dia (Young Woo). Salah satu siswa menjawab dengan lantang kalau Young Woo itu siswa yang nilainya paling rendah di kelas.
Young Woo menghampiri Nam Soon yang berdiri di depan kelas. Young Woo berkata Nam Soon akan merasa bosan kalau sendirian. Ia berterima kasih karena dirinya Nam Soon lah yang menerima hukuman. Nam Soon berkata kalau Young Woo tak melakukannya ia lah yang akan melakukannya. Jadi ia juga berterima kasih pada Young Woo. Tapi ia penasaran kenapa Young Woo melempar kursi itu. Young Woo berkata itu Karena Nam Soon juga melemparkan buku komik untuknya (ketika ia diganggu Yi Kyung). Keduanya tertawa, Nam Soon mengajak Young Woo mencari tempat untuk tidur.
Jam istirahat Guru Jung masuk kelasnya ia menyuruh ketua kelas agar mengumpulkan tugas darinya. Siswi yang selalu dandan mengatakan kalau ketua kelas tak ada disini, dia diusir keluar kelas karena tak mau masuk ke universitas. Guru Jung bertanya apa siswanya ini sudah membaca apa yang ia tugaskan. Salah satu siswanya berkata kalau menurut Guru Kang Se Chan mereka tak perlu membaca itu kalau ingin masuk ke perguruan tinggi.
Di ruang Guru, Guru Kang ingin tahu lebih banyak tentang Song Ha Kyung. Ia bertanya pada Guru Jung apa Ha Kyung pindah sekolah kesini. Guru Jung menjawab tidak dan memberi tahu kalau Ha Kyung itu diterima di sekolah ini sebagai siswa unggulan. Guru Jung mengela nafas ia ingin bicara berdua dengan Guru Kang.
Keduanya bicara di tangga, Guru Jung tak mengerti apa Guru Kang yang menyuruh anak-anak tak membaca buku. Guru Kang menebak apa Guru Jung yang menyuruh anak-anak membaca novel sebagai tugas. Guru Jung berkata kalau anak-anak perlu membaca untuk mendapatkan pengetahuan supaya bisa memecahkan pertanyaan atau permasalahan.
Tapi menurut Guru Kang kalau anak-anak belajar banyak hal yang familiar saat akan mengambil ujian mereka akan menulis apa yang mereka ketahui bukannya menjawab pertanyaan. Kalau mereka melakukan itu mereka akan salah menjawab dan tak masuk ke universitas.
Guru Jung juga tak mengerti bagaimana bisa Guru Kang mengusir siswa hanya kerana mereka tak mau ke perguruan tinggi, “Ini adalah sekolah dimana kita membantu mereka untuk tumbuh menjadi orang dewasa. Ini bukanlah tempat dimana kita hanya mengajarkan cara masuk ke perguruan tinggi. Ini bukan sekolah yang mengajarkan cara mencari uang tapi sebuah fasilitas pendidikan yang membantu mereka tumbuh menjadi manusia.”
Guru Kang : “Kau memang mendidik mereka dengan sangat baik, ya?”
Guru Jung tak mengerti apa maksudnya.
Guru Kang berkata menutupi insiden tindakan perusakan sarana sekolah karena takut orang-orang tahu kalau itu tindak kekerasan apa itu yang Guru Jung sebut sebagai pendidikan. Orang yang melemparkan kursi, orang yang dihukum dan orang yang melakukan pemukulan, mereka orang yang berbeda. Apa itu yang Guru Jung sebut sebagai pendidikan.
Guru Jung terkejut bagiamana Guru Kang tahu itu.
Guru Kang berkata kalau ia melihat semuanya. “Aku melihat siapa yang melemparkan kursi itu. Kudengar dia si nilai terendah di kelas!”
Wow bagaimana Guru Kang Bisa tahu ya?
Bersambung di Part 2
Makin seru
ReplyDeleteseru seru seru !!! buat sinopsisny jgn brhenti d tngah jlan ya,gomawo !
ReplyDeleteMakasiiih sinopnya,,,,,,,,, sukaaaaaaaaaaaaaaaa bgt ma drama ini :)
ReplyDeletedan yg paling menarik disini tentu saja Nam son,,hee,, bikin penasaran
lanjut mbak.....^,^
ReplyDeletehafi
keren mbak.......
ReplyDeleteditunggu kelanjutannya..
semangat
Ditunggu kelanjutannya ba, ;-)
ReplyDeletepenasaran sama go nam son ih........siapa dia siapa dia? aktingnya kok miripkim hyun jun yaaa.......
ReplyDeletetapi aku sukaaaaaa......hiks'
mb anis lanjut donkkk sinopsis nyaa.......
iisshhh certanya mantap, lanjut ya thor jangan berenyi sii sinopsisnya..
ReplyDeletekaai setia baca dan coment kok..
hehehehe..
author hwaiting..!!
assiiikk, akhirnya da yg posting sinopsisinya..
ReplyDeletekerreeeennn, gak sabar buat nontonnya..
hehehe
Aih terharu emang pas denger Nam Soon baca puisi itu :( sampe dibahas juga waktu special kemaren >___<
ReplyDeleteDan mbak Anis pernah ditanyain hal yang sama ga, “Kenapa jadi guru?” ^^
Drama ini banyak yang suka mbak, tapi sampe sekarang dira sendiri belum ketemu sinop b.indonya
Seneng banget waktu mbak anis mau ngelanjutin nyinop, setelah mbak cha gak bisa.
Tapi ngeliat jadwal drama yang lagi-lagi harus membingungkan (karena bisa jadi semuanya selera mbak anis wkwkwk) kayaknya emang bakal lambat ya
But, stay FIGHTING! XD readernya mbak anis masih di sini…
itu puisi emang bikin merinding hihi.... sempet kaget juga lho ada puisinya di special kemarin hehe, si nam soon sampai hapal pula...
Deletesemenjak nonton ini jadi bertanya-tanya ke diri sendiri, kenapa jadi guru? jawaban ku ga tahu kenapa hahaha...
kayaknya kalau MQ selesai ada niat dilanjutin biar yawang ada yang menemin hahaha...