Usai menghubungi Bibi Hong karena mengkhawatirkan Eun Byul, Da Hae kembali ke ruangan dimana teman-temannya ngumpul. Tapi ia terkejut begitu membuka pintu, Ha Ryu ada disana bertelanjang dada menghibur temannya. Da Hae tak menyangka ternyata ini pekerjaan yang dilakukan Ha Ryu.
Da Hae tak ingin masuk ke dalam, ia segera pergi. Langkahnya sempoyongan ia pun menabrak pelayan dan pria lain, Taek Bae. Keduanya terkejut bukan main.
Keduanya bicara di luar. Da Hae menanyakan sejak kapan Ha Ryu bekerja di tempat ini. Dengan wajah cemas Taek Bae mengatakan itu sudah 5 tahun. Ketika itu Ha Ryu ingin membaayar biaya pendaftaran kuliah Da Hae. Ia lah yang mengenalkan tempat ini pada Ha Ryu.
Da Hae pun meminta agar Taek Bae merahasiakan kalau ia sudah mengetahui ini. “Aku tak melihat Ha Ryu oppa dan juga tak melihatmu disini.” Ia hanya akan terus berfikir kalau Ha Ryu bekerja di bar bukan tempat ini. Kalau Ha Ryu tahu ia melihatnya disini, diantara dirinya dengan Ha Ryu akan berakhir. Taek Bae berjanji tak akan memberi tahu Ha Ryu.
Ha Ryu cs mulai menari untuk menghibur tamunya. Manajer Yoon bertanya dimana Da Hae. Pegawai magang yang lain tak tahu karena Da Hae tak menjawab teleponnya.
Da Hae berada di jembatan penyebrangan mengingat apa yang dilihatnya di ruangan tadi. Ia juga mengingat ketika Ha Ryu pulang pagi-pagi. Ketika itu ia mengungkapkan keinginan dirinya untuk cuti kuliah dan ingin bekerja. Tapi Ha Ryu memberikan sejumlah uang untuk biaya kuliahnya dan mengatakan kalau boss nya memberikan bonus. Ha Ryu menyuruh Da Hae segera ke kampus membayar biaya kuliah. Dan sekarang Da Hae tahu darimana uang itu berasal.
Da Hae menjemput Eun Byul di rumah Bibi Hong. Sebelum Da Hae pulang, Bibi Hong memberikan sup tulang pada Da Hae. Bibi Hong melihat kalau Ha Ryu kelihatan sangat lelah ketika mengantarken Eun Byul kesini. Pasti sulit bagi Ha Ryu bekerja di malam hari.
Da Hae menggendong Eun Byul di punggungnya. Pluk... plastik yang isinya sup tulang terjatuh. Da Hae menurunkan Eun Byul dan akan mengambilnya tapi itu sudah tak bisa dimakan. Karena kesal ia pun membuangnya.
Eun Byul merengek ngantuk dan kedinginan. Da Hae menangis dan memeluk putrinya. Eun Byul menangis sesenggukan.
Di sebuah arena berkuda. Do Hoon dan Do Kyung latihan berkuda. Do Kyung meminta Do Hoon merasakan sensasi ketika berkuda tapi bagi Do Hoon semua kuda iu sama. Do Kyung memberi tahu kalau kuda yang sedang ditunggangi ini merupakan kuda yang paling mahal di peternakan mereka. Dan itu anaknya Smart Jones. Do Hoon menebak apa harganya lebih dari 10 miliar won. Do Kyung meralat kalau harganya lebih dari itu. Do Hoon heran kenapa kuda sangat mahal padahal makannya cuma rumput.
Do Kyung pun memberi Do Hoon hadiah sebuah mobil mewah (terlalu mewah untuk sebuah mobil tahun 2000-an haha dan katanya mobil jenis itu keluaran 2009. Ya ampun blunder ya tim Yawang salah pake produk mobil)
Do Kyung menyerahkan kunci mobil ia tahu kalau Do Hoon menyukai kuda yang makan minyak.
“Noona apa aku boleh menangis?” Do Hoon senang menerima hadiah mobil. Ia pun segera turun dari kuda menuju mobilnya.
Keduanya pun balapan. Do Hoon di dalam mobil dan Do Kyung menunggang kuda.
Seperti biasa sebelum pulang Ha Ryu selalu masuk dapur mengambil beberapa buah-buahan untuk dibawa pulang.
Eun Byul terbangun karena mendengar suara blender. Da Hae duduk diam di kamar. Eun Byul langsung menemui ayahnya. Ha Ryu memberikan jus buah yang baru saja dibuatnya. Tapi kali ini Da Hae melarang Ha Ryu memberikan jus buah itu pada Eun Byul. Dengan sikap dinginnnya Da Hae menyuruh Eun Byul segera mandi. Eun Byul mengerti dan mengembalikan jus buah yang belum sempat ia minum.
Ha Ryu mengerti suasana hati Da Hae sedang tak baik. Ia menebak kalau ini karena tekanan pekerjaan, ia akan memeluk Da Hae. Tapi Da Hae menghindar menolak dipeluk dan bersikap dingin.
Ha Ryu tentu saja heran kenapa tiba-tiba bersikap seperti ini. Bukankah jus buah bagus untuk Eun Byul. Tapi Da Hae tak mau memberikan makanan sisa dari orang-orang yang minum alkohol. Ha Ryu mengatakan kalau buah-buahan ini bersih bebas alkohol. Ia sengaja memilih dan mengambil buah-buahan yang tak disentuh oleh pelanggan.
Da Hae tak mengatakan kalau buahnya yang kotor tapi tempatnya lah yang kotor. Ha Ryu semakin heran kenapa Da Hae tiba-tiba menyinggung bar tempat bekerjanya. Apa Da Hae baru pertama kali minum jus buah ini. Da Hae berkata kalau ia tak tahu dari mana asal buah itu.
Ha Ryu menuntut alasan padahal sebelumnya Da Hae juga meminum jus buah ini. Da Hae berkata kalau ia hanya ingin memberikan Eun Byul yang terbaik walaupun harus mengemis makanan.
“Kapan aku memberimu makanan hasil mengemis?” suara Ha Ryu mulai meninggi. “Apa begitu buruk kalau aku membawa buah sisa dari sana?”
Da Hae yang kesal membuka tasnya dan menemukan beberapa mainan anaknya. Ia yang tengah emosi pun mengomeli Eun Byul, “Bukankah ibu sudah bilang jangan menaruh mainanmu di tas ibu?”
Karena dimarahi ibunya Eun Byul pun menangis mangaku salah. Da Hae keluar untuk berangkat kerja. Melihat putri kecilnya menangis Ha Ryu segera memeluk menghiburnya.
Da Hae terlambat sampai kantor. Tapi menurutnya ia tak terlambat. Ternyata semalam Manajer Yoon menyuruh pagawai magang hadir 30 menit lebih awal. Da Hae pun minta maaf karena semalam ia pulang tanpa pamit karena ada hal yang mendesak di rumah. Manajer Yoon tak mengerti ia tak pernah melihat seseorang seperti Da Hae padahal ia sudah bekerja selama 15 tahun. “Pegawai magang seperti apa yang mengabaikan manajer dan melakukan sesukamu? Apa kau memandang rendah aku karena aku membawamu ke bar seperti itu?” Suara Manajer Yoon yang tadinya tinggi akhirnya memelan karena ia menyebut kata bar. Da Hae pun tak diperkenankan mengikuti rapat.
Ha Ryu harus mengikat rambut Eun Byul padahal ia sudah beberapa kali menguap. Ia melihat kalau Eun Byul pagi-pagi sudah makan permen cacing (permen yang empuk tuh bentuknya mirip cacing hehe). Eun Byul menawarkan apa ayahnya mau. Eun Byul menyuapkan permen ke mulut ayahnya. Ha Ryu mengingatkan putrinya agar jangan terlalu banyak makan permen karena bisa merusak gigi. Selesai mengikat rambut Eun Byul, Ha Ryu pun akan mengatarkannya ke tempat penitipan anak. Eun Byul melihat kalau ponsel ibunya tertinggal.
Da Hae ke meja reseptionis karena ada yang mencarinya, siapa? Ha Ryu. Da Hae tentu saja terkejut apalagi rombongan Manajer Yoon juga lewat disana. Da Hae segera menghampiri Ha Ryu meminta jangan berbalik badan dan ikut dengannya. hmm takut kalau Ha Ryu ketahuan sama Manajer Yoon.
Keduanya berada di tempat yang tak terlihat oleh orang. Da Hae menanyakan kenapa Ha Ryu datang ke kantor. Ha Ryu mengatakan kalau ia hanya ingin mengantar ponsel. Dengan dingin Da Hae meminta ponsel itu diberikan padanya dan meminta Ha Ryu segera meninggalkan kantor. Da Hae tak mau ada orang yang melihat keduanya bersama. Ia akan bicara lagi dengan Ha Ryu nanti.
Ha Ryu yang tahu Da Hae bekerja disana dengan status single menyarankan kalau ada yang bertanya siapa dirinya Da Hae bisa mengatakan kalau ia ini sepupu Da Hae. Da Hae meminta Ha Ryu melihat pakaian apa yang dipakai, apa Ha Ryu pikir orang tak akan mengatakan apa-apa. Mereka akan membicarakan dirinya di belakangnya. Da Hae mengingatkan kalau lain kali mau datang lagi Ha Ryu harus memberitahunya dulu.
Ha Ryu pulang menuju rumahnya tapi ia terkejut melihat di depan rumahnya ada seorang pria, Yang Hoon, kakak tirinya Da Hae. Ia pun cemas dan mengingat kejadian 5 tahun lalu dimana Da Hae menusuk orang dan ia ikut terlibat menguburkannya.
Ha Ryu mencoba bersikap tenang berjalan sambil menunduk. Yang Hoon yang penasaran dengan tempat tinggal Da Hae memberanikan diri bertanya. Yang Hoon ternyata masih mengenali wajah Ha Ryu tapi Ha Ryu pura-pura tak ingat. Yang Hoon mengatakan kalau ia dulu melihat Ha Ryu di paternakan kuda.
Ha Ryu pun menanyakan keperluan Yang Hoon datang kesini. Yang Hoon ingin tahu dimana Da Hae tinggal sekarang. Ha Ryu menjawab tak tahu. Yang Hoon merasa heran bagimana bisa tak tahu karena ia mendengar Ha Ryu datang ke daerah ini dengan Da Hae 5 tahun lalu. Ia tahu ini karena beberapa hari yang lalu ia mampir ke peternakan tapi tempatnya sudah ditutup. Ia bertanya pada orang disana dan mereka bilang kalau Ha Ryu pindah kesini, apa Ha Ryu tak pindah kesini bersama Da Hae. Ha Ryu berbohong kalau ia kehilangan kontak dengan Da Hae. Yang Hoon berkata kalau ia mampir ke peternakan berharap bertemu dengan Da Hae. tapi ia merasa adik tirinya ini sulit dicari.
Ha Ryu panik tempat tinggalnya sudah diketahui kakak tiri Da Hae. Ia pun membereskan baju dan barang-barang lain ke tas.
Do Kyung menyiapkan makanan untuk dibawa ke apartemen Do Hoon. Bibi Ji Mi yang melihat itu menanyakan keadaan Do Hoon yang tinggal sendirian di apartemen. Do Kyung menyahut bukankah Bibinya ini tahu bagaimana kehidupan pria yang tinggal sendirian. Ia perlu membawakan makanan seperti ini kesana. Ji Mi menilai karena Do Hoon tak tinggal bersama jadi Do Hoon dan Presdir Baek mungkin hubungannya akan semakin menjauh. Do Kyung berkata kalau ayahnya tak tahu bagaimana cara menjalin hubungan dengan Do Hoon. Karena bagi Do Hoon memberi harapan lebih baik daripada memberi kekecewaan.
Mendengar itu Ji Mi menilai Do Kyung terdengar seperti seorang ibu. Do Kyung terdiam menatap tajam Bibinya. Bibi Ji Mi merasa keceplosan bicara dan berkata kalau ia tak mengatakan apapun pada orang lain jadi Do Kyung jangan khawatir. (wow ada rahasia apa ini)
Di apartemen Do Hoon. Do Kyung memberi tahu kalau ayah masih marah jadi untuk saat ini Do Hoon tinggal di apartemen dulu. Do Kyung meletakan ramuan herbal ke kulkas ia menyarankan adiknya untuk meminum itu kalau merasa haus.
Do Hoon merasa kalau ia lebih baik pindah. Do Kyung menyindir apa Do Hoon bisa hidup tanpa dirinya. Do Hoon meralat maksudnya ia sudah hidup dengan mudah karena kakaknya.
Do Kyung berpesan jangan pesan makanan dari restouran hanya karena lapar, panaskan saja makanan yang ia bawa atau kalau tidak Do Hoon bisa menelponnya ia akan memasakan sesuatu yang enak.
Do Hoon bertanya apa ini alasan kakaknya memberi apartemen yang dekat dengan perusahaan supaya kakaknya bisa memiliki dirinya di telapak tangan kakaknya. Do Kyung berkata walaupun Do Hoon berada di sisi lain dunia, Do Hoon akan tetap berada di telapak tangannya.
Do Hoon kemudian menanyakan kenapa kakaknya ini tak menikah. Kalau ia bukan adik kakaknya ia pasti akan segera menikahi orang seperti kakaknya. Raut wajah Do Kyung berubah, ia pun mengambil tas dan berpesan kalau Do Hoon memiliki pacar segera bawa wanita itu padanya. Ia ingin melihatnya seperti apa dia.
Karena tempat tinggalnya sudah diketahui Yang Hoon, Ha Ryu berencana memindahkan Da Hae ke tempat lain. Ia memilih sebuah apartemen. Ia bertanya pada petugas disana apa aman kalau seorang wanita tinggal sendirian. Petugas bilang itu aman.
Hiyaaaa ternyata Ha Ryu memilih apartemen yang dekat dengan Do Hoon. Ya ampun keduanya berpapasan tapi karena tak saling mengenal ya jalan terus aja.
Ha Ryu dan Taek Bae berada di salon. Taek Bae merapikan kukunya. Ia heran kenapa Ha Ryu hanya diam kenapa tak merawat kuku seperti dirinya. Ia kemudian bertanya berapa banyak uang yang Ha Ryu butuhkan. Ha Ryu menjawab 10 juta won, apa Taek Bae bisa membantu mendapatkannya.
Taek Bae menyuruh Ha Ryu melihat keluar, disana ada mobil. Ha Ryu menebak apa Taek Bae membeli mobil baru. Taek Bae berkata kalau ia bisa memberi Ha Ryu uang itu seminggu yang lalu. Ha Ryu mengeluh ia tak bisa meminta uang pada Bos-nya karena ia berniat segera berhenti. Ini membuatnya pusing.
Taek Bae yang sudah tahu Da Hae mengetahui pekerjaan Ha Ryu bertanya apa terjadi sesuatu pada Da Hae. Ha Ryu balik bertanya apa maksud Taek Bae. Taek Bae tak mengatakannya ia hanya penasaran kenapa Ha Ryu mencarikan Da Hae apartemen. Ia ingin tahu alasan Ha Ryu ingin pisah rumah. Plok.. Ha Ryu menabok meminta Taek Bae mengaja ucapan.
Ada yang menelpon Taek Bae, seorang wanita yang ia panggil Sae Hee. Ia berbicara manis di telepon.
Presdir Baek di kantornya, ya ampun dia pake celana pendek sambil mengipas-ngipas tubuhnya dengan koran. Do Kyung masuk ke ruangan ayahnya. Melihat ayahnya memakai celana pendek Do Kyung meminta ayahnya memakai celana panjang. Apa ayahnya ini marah lagi. Presdir Baek membenarkan ia menunjukan koran yang membuatnya marah.
Di koran menyebutkan kalau pewaris grup Baek Hak memilih mundur dari perusahaan dan memilih berolahraga. Presdir Baek menilai itu memalukan. Bahkan di forum rapat para pemimpin ekonomi mereka membuat lelucon dengan berita itu. Do Kyung menghibur ayahnya kalau artikel ini hanya untuk hiburan semata.
Presdir Baek pun menyuruh Do Kyung untuk membubarkan Tim Hockey perusahaan. Ia tahu Do Hoon tak akan mendengarkan omongannya dan caranya ia harus membubarkan tim Hockey supaya Do Hoon mau berhenti. Do Kyung tak setuju dengan cara yang akan ditempuh ayahnya, ia akan mengurus adiknya. Presdir Baak kesal karena sikap Do Kyung yang seperti ini makanya Do Hoon jadi seperti itu, apa membuat Do Hoon tinggal di luar rumah adalah cara Do Kyung menangani masalah ini.
Do Kyung berkata ini karena ayahnya selalu marah-marah setiap kali melihat Do Hoon. Presdir Baek berkata setiap kali ia melihat Do Hoon ia jadi teringat si brengsek itu. Do Kyung yang mendengarnya marah, ia mencengkeram koran yang dipegangnya. Presdir Baek tak akan membiarkan Do Kyung melakukannya dengan cara Do Kyung sendiri. Bagaimana bisa ia diam saja melihat keluarganya jatuh.
Do Kyung meletakan kembali koran dan berkata kalau ia akan terlambat dengan penerbangannya. Ia menyarankan ayahnya jangan membubarkan tim hockey sesuka hati tanpa membicarakan ini dengannya. Ia akan bicara lagi dengan ayahnya setelah ia kembali dari Jepang.
Do Kyung akan pergi tapi ayahnya mengingtakan bahwa hanya dengan melindungi Do Hoon bukan berarti Do Kyung membantu anak itu.
Sebelum pergi Do Kyung bertanya pada bawahannya apa sudah mengirimkan pesan ke Jepang. Manajer Kang (yang pake kacamata) mengatakan kalau ia sudah mengirimnya. Ia menyerahkan dokumen asli yang sudah distempel. Do Kyung memuji bawahannya sudah bekerja dengan bagus.
Ternyata ada masalah. Manejer yang tadi menyerahkan dokumen ke Do Kyung, ia salah memberikan dokumen aslinya. Ia bertanya pada Manajer Yoon dimana dokumen aslinya karena baru saja Do Kyung menelepon kalau itu bukan dokumen yang asli. Manajer Yoon bergegas ke mesin foto copy dan disana dokumen aslinya masih tersimpan. Manajer Yoon panik, bagaimana ini.
Do Kyung yang berada di dalam mobil menuju bandara tentu saja marah. Manajer Yoon berkata kalau mereka harus sampai bandara dalam waktu 20 menit. Kalau tidak mereka semua akan mati. Manajer segera meminta menghubungi supir. Tapi tak peduli bagaimana cepatnya ke bandara 20 menit itu tak akan cukup untuk sampai disana dan supir sendiri akan sampai di kantor 10 menit lagi. Da Hae menawarkan diri akan kesana, kalau hanya duduk dan menunggu kita tak akan sampai disana tepat wkatu.
Da Hae pun meminta bantuan seseorang mengantarnya ke bandara menggunkan motor.
Do Kyung diruang tunggu bandara menunggu dengan kesal. Pramugari mengingatkan kalau pesawatnya sebentar lagi berangkat, tapi Do Kyung meminta untuk menunggunya sebentar lagi. Sek Moon mengatakan pada Do Kyung kalau seseorang sedang menuju bandara untuk mengantarkan dokumennya tapi ia tak bisa menghubungi orang itu. Do Kyung tak bisa ke Jepang tanpa dokumen asli, ia pun meminta Sek Moon untuk memberi tahu kantor Jepang bahwa pertemuannya dibatalkan.
Tepat saat itu Da Hae sampai disana membawakan dokumen yang diminta Do Kyung. Hmm.. Do Kyung terkesan dengan kerja Da Hae. Penerbangan Do Kyung ke Jepang pun dilanjutkan.
Taek Bae kencan di restouran dengan teman wanitanya (atau mungkin salah satu pelanggannya) Sae Hee. Keduanya bersanda gurau dan Taek Bae menyuapi Sae Hee.
Tapi tiba-tiba brak... pintu terbuka, Ha Ryu masuk ke ruangan restouran dengan tampang marah. “Aku kan membunuhmu hari ini!” teriak Ha Ryu memukul Taek Bae keras.
Sae Hee tak ingin teman prianya dipukuli. Ia pun rela memberikan uangnya agar Taek Bae tak dipukuli. Ha Ryu berteriak bagaimana bisa Taek Bae mengambil uangnya yang 10 juta won yang sudah susah payah ia dapatkan. Taek Bae langsung memberi kode jangan 10 tambahin lagi. Ha Ryu pun kembali berteriak, apa 15 juta won tak berarti apa-apa untukmu.
Sae Hee pun bertanya berapa banyak hutang Taek Bae. Taek Bae bilang hutangnya 15 juta won. Dan Sae Hee pun membayarnya.
Ha Ryu dan Taek Bae ke warung soju. Taek Bae menatap marah dengan wajah babak belur, ia kesal Ha Ryu memukulnya betulan. Ha Ryu ingin tahu apa itu sakit. Dengan kesal Taek Bae menawarkan apa Ha Ryu mau melakukannya lagi dan berganti peran. Ha Ryu minta maaf. Taek Bae menyahut seharusnya mereka tadi mencari tukang pukul saja, apa Ha Ryu harus memukulnya dengan keras seperti itu. Apa Ha Ryu mencoba membunuhnya.
Taek Bae mengeluh karena wajahnya memar ia tak bisa menjual wajahnya untuk beberapa hari ke depan. Mereka pun membagi hasil uangnya. 10 juta untuk Ha Ryu dan 5 juta won bagian Taek Bae. Ha Ryu mengucapkan terima kasih tapi ia tak tahu, apa tak masalah keduanya melakukan itu. Taek Bae bilang tenang saja, Sae Hee itu punya banyak uang ditambah lagi Sae Hee senang mengeluarkan uang untuknya. Tapi Taek Bae ingin tahu apa semuanya baik-baik saja (Hmm takut terjadi pertengkaran hebat antara Ha Ryu dan Da Hae karena Da Hae tahu pekerjaan Ha Ryu)
Ha Ryu yang kesal mengatakan kalau ia dan Da Hae pasangan dari surga. Ia mengatakan kalau mencari tempat tinggal yang dekat dengan perusahaan akan memudahkan Da Hae. (hmm Taek Bae belum bilang nih kalau Da Hae sudah tahu pekerjaan Ha Ryu)
Ha Ryu menunggu kepulangan Da Hae. Ketika wanita itu turun dari bis, Ha Ryu mengajaknya berkencan. Tapi Da Hae mengkhawatirkan Eun Byul yang sendirian di rumah. Ha Ryu mengatakan kalau Eun Byul ada di rumah Bibi Hong. Ia mengajak Da Hae makan malam bersama. Tapi Da Hae bilang tak lapar, Ha Ryu pun mengajak Da Hae ke kafe hanya sekedar untuk minum kopi.
Ha Ryu ingin Da Hae pindah ke apartemen yang dekat dengan perusahaan. Tapi Da Hae tak mau karena tak akan sanggup membayar biayanya. Ha Ryu ngotot, ia tahu kalau sebagai pegawai magang pasti akan banyak tes yang dijalani jadi Da Hae bisa tinggal sendiri di apartemen, ya paling tidak untuk tiga bulan. Da Hae tetap tak mau karena ia tahu sewanya pasti mahal dari mana mendapatkan uangnya.
Ha Ryu menunjukan uang yang diperolehnya ia meminta Da Hae mendengarkan sarannya dan segera pindah ke apartemen. Da Hae yang sudah tahu pekerjaan Ha Ryu mempertanyakan dari mana uang ini. Apa Ha Ryu menyuruhnya pindah karena ia marah tadi pagi. Ia tak mau pindah ke apartemen.
Ha Ryu pun akhirnya mengatakan kalau ia bertemu dengan kakak tiri Da Hae, pria itu datang ke rumah hari ini. Mendengar itu tubuh Da Hae gemetaran. Ha Ryu langsung menggenggam tangannya untuk membuatnya tenang.
Da Hae pun pindah ke apartemen. Ha Ryu meyakinkan kalau tak akan ada lagi orang yang menemukan keberadaannya dan untuk sementara keduanya akan pisah rumah. Bahkan kalau Da Hae merindukan Eun Byul ia harap Da Hae jangan datang dulu. Ia juga tak akan datang menemui Da Hae walaupun ia ingin datang.
Da Hae yang masih khawatir dengan kakak tirinya bertanya apa Yang Hoon mengetahui sesuatu. Ha Ryu menebak sepertinya dia tak tahu. Ia kembali meyakinkan kalau setelah pindah ia yakin semuanya akan baik-baik saja.
“Karena kau dan aku tak menikah secara resmi, dia tak akan melacakmu meskipun dia menemukanku!” kata Ha Ryu.
Tapi Da Hae masih khawatir. Ha Ryu memeluk menenangkan dan kembali mengatakan kalau semua akan baik-baik saja.
Do Hoon latihan hockey dengan Tim hoceky perusahaan. Dalam perjalanann pulang ke apartemen ia berbincang dengan kakaknya di telepon. Ia melaporkan pada semua yang ia kerjakan. Ia kemudian bertanya kapan kakaknya kembali dari Jepang. Hmm ternyata besok. Do Hoon pun berjanji akan membuat masakan Tahu mapo untuk menyambut kepulangan kakaknya.
Do Hoon latihan hockey dengan Tim hoceky perusahaan. Dalam perjalanann pulang ke apartemen ia berbincang dengan kakaknya di telepon. Ia melaporkan pada semua yang ia kerjakan. Ia kemudian bertanya kapan kakaknya kembali dari Jepang. Hmm ternyata besok. Do Hoon pun berjanji akan membuat masakan Tahu mapo untuk menyambut kepulangan kakaknya.
Da Hae sibuk dengan tugas kantornya. Tapi ada yang menekan bel apartemennya. Ia melihat kalau di luar ada seorang pria yang menutupi wajahnya dengan topi. “Siapa itu?” tanya Da Hae. Tapi pria itu tak menjawab dan membuat tubuh Da Hae menegang. Pria itu tak menunjukan wajahnya dan segera pergi.
Da Hae dan ibu-ibu penghuni apartemen lain pun melaporkannya ke petugas keamanan. Mereka cemas dan mengatakan kalau beberapa hari yang lalu salah satu dari mereka juga mengalami hal sama seperti yang dialami Da Hae hari ini. Petugas keamanan pun menyarankan agar jangan membuka pintu pada seseorang yang tak dikenal.
Do Hoon sampai disana dan melihat ibu-ibu ini ngumpul. Salah satu Ibu menyarankan agar Da Hae selalu mengunci pintu. Karena Da Hae termasuk penghuni baru kenali wajah setiap penghuni apartemen lain.
Do Hoon pun melihat kalau itu Da Hae. Ia tak menyangka ternyata Da Hae tinggal di apartemen ini. keduanya terkejut tak menyangka akan bertemu lagi bahkan tinggal di lingkungan apartemen yang sama.
Ha Ryu dan Taek Bae sampai di tempat kerja mereka. Dir Park melihat wajah Taek Bae yang bonyok, “Apa kau dipukuli suami orang?” Taek Bae beralasan kalau ia terjatuh, tapi Dir Park tahu itu bohong katanya sambil menggaplok kepala Taek Bae. “Bagaimana kau bisa bekerja dengan wajah seperti itu?”
Ha Ryu tentu saja tak terima temannya diperlakukan seperti itu. Pembelaan Ha Ryu tentu saja membuat Dir Park marah dan memukul-mukul wajahnya. Ha Ryu kesal bukankah ketika seorang karyawan terluka Dir Park seharusnya menyuruh mereka untuk istirahat, kenapa malah memukul lukanya lagi. “Apa kau tak malu pada dirimu sendiri?”
Dir Park tentu saja marah Ha Ryu berani bicara seperti itu padanya, “Apa kau sudah gila? Apa kau mau mati?” Ha Ryu pun mengatakan hal yang buruk tentang Dir Park. Dan tentu saja membuat Dir Park tambah marah dan akan memukul Ha Ryu. Tapi dengan sigap Ha Ryu menahan pukulan itu. Dir Park yang marah berkata kalau ia akan mengubur Ha Ryu hidup-hidup. Ha Ryu pun mengatakan kalau ia akan keluar dari tempat ini.
Dir Park mencibir, “Kalau kau seorang pria penghibur, apa orang akan berubah hanya karena kau mengganti pakaianmu?”
‘Pria penghibur’ Ha Ryu merasa kata-kata itu merendahkannya. Ia menyadari kalau ia bukan pria baik. Ia marah dan menghantamkan wajahnya ke wajah Dir Park hingga membuat wajah Dir Park terluka. Ha Ryu pun tak akan mengambil uangnya minggu ini, ia meminta Dir Park menggunakan uang itu untuk biaya dokter.
Karena tetanggaan Do Hoon pun berkunjung ke apartemen Da Hae. Tapi ini bukan untuk main ke tetangga sebelah. Do Hoon cuma ingin Da Hae mengeluarkan ponsel padanya. Da Hae pun memberikan ponselnya. Hmm sudah bisa ditebak kalau Do Hoon melakukan missed call ke ponselnya menggunakan ponsel Da Hae. Ia menyuruh Da Hae menyimpan nomornya dan ia sendiri akan menyimpan nomor Da Hae. Alasan Do Hoon menyuruh Da Hae menyimpan nomornya agar Da Hae bisa menghubunginya kalau-kalau pria misterius itu datang lagi.
Da Hae akan masuk tapi Do Hoon meminta menunggu sebentar. Do Hoon kembali ke apartemannya mengambilkan pemukul hockey. Ia ingin Da Hae menyimpan itu untuk berjaga-jaga. “Aku bukan memberikannya padamu aku hanya meminjamkannya.”
Ha Ryu seneng banget bisa bebas dari tempat itu. Ia ingin sekali mengungkapkan kegembiarannya pada Da Hae. Ia hanya bisa mengirim SMS memebritahukan kalau ia berhenti bekerja di bar.
‘Da Hae aku benar-benar ingin bicara denganmu malam ini. Tapi aku mengrim SMS padamu agar kau tak terbangun. Aku baru saja berhenti bekerja di bar. Aku akan mencari pekerjaan dimana aku bisa bekerja dari pagi sampai sore. Ayo kita bertiga tidur bersama dan bangun bersama. Ayo kita hidup bahagia. Da Hae, I Love You.’
Da Hae membaca SMS yang dikiirm Ha Ryu, ia ternyata belum tidur.
Ha Ryu senang bukan main dan berkali-kali mengatakan penderitaannya sudah berakhir, ‘Sudah berakhir rasanya menyenangkan,’ tapi ia menitikan air mata. Ia sendiri heran kenapa ia menangis.
Ha Ryu berlari seperti orang akan terbang dan meluncur menjatuhkan diri di jalanan dingin. Ia tiduran di jalanan berteriak mengatakan kalau semua sudah berakhir. Membuat pengguna jalan lain terheran-heran dengan kelakuannya.
Ya itu ungkapan Ha Ryu karena terbebas dari belenggu tempatnya bekerja. Ha Ryu menitikan air mata bahagianya.
Do Hoon bersiap akan latihan hockey, tapi ia dikejutkan dengan munculnya Da Hae yang tiba-tiba. Da Hae menjatuhkan seluruh isi tas bahkan permennya si Eun Byul pun berhamburan. Do Hoon membantu mengambilkannya dan menebak kalau Da Hae pasti terburu-buru karena takut terlambat.
Do Hoon memunguti permen bentuk cacing dan cengingisan ternyata Da Hae suka sama permen yang kayak gini. Da Hae tentu saja tak mengatakan kalau itu permen putrinya, ia hanya mengatakan ya kalau ia menyukai permen itu.
Di dalam lift, Do Hoon menanyakan apa Da Hae menyimpan nomornya karena ia sudah menyimpan nomor Da Hae. Da Hae menjawab pendek, ya. Tapi berhubung Do Hoon belum tahu nama Da Hae ia menyimpannya dengan kontak nama ‘gadis tetangga’. Ia pun bertanya Da Hae menyimpan nomornya dengan nama kontak apa. ‘pria tetangga’ kata Da Hae pendek. Do Hoon pun menyebutkan namanya, Baek Do Hoon. Da Hae juga mengatakan namanya.
Do Hoon melirik ke arah dinding lift untuk menatap Da Hae. Tapi ketika Da Hae melihatnya Do Hoon langsung mengalihkan pandangannya. Hehe. Keduanya pun berpisah di lantai dasar. Do Hoon sendiri menuju parkiran mobil.
Di dalam mobil Do Hoon mengganti nama kontak yang tadinya gadis tetangga menjadi Joo Da Hae. Ia pun membayangkan Da Hae yang sedang sibuk bekerja sambil makan permen cacing.
Hahaha Do Hoon ketawa ngakak dengan khayalannya. “Ah.. So cute Joo Da Hae..!” katanya.
Do Kyung dan Sekretarisnya sampai di perusahaan dan disambut beberapa pegawai. Ia memanggil Manajer Kang menyuruh agar Da Hae datang ke kantornya. Padahal Joo Da Hae ada disitu berdiri bareng pegawai yang lain.
Da Hae pun berada di ruangan Do Kyung. Secara pribadi Do Kyung mengucapkan terima kasih atas apa yang dilakukan Da Kae kemarin ternyata bisa menyelesaikan semuanya dengan lancar.
Do Kyung ingat ketika Da Hae mengikuti wawancara dengan bertelanjang kaki. Semua yang mewawancarai tidak meloloskan Da Hae tapi ia bersikeras untuk meloloskan. Ia juga membaca CV milik Da Hae, ia pribadi menyukai kenyataan kalau Da Hae memiliki masa kanak-kanak yang kurang mampu. Sekarang bukankah Da Hae pasti tahu bagaimana cara untuk bertahan hidup.
Da Hae melihat foto Do Kyung bersama kuda. Ia menebak apa itu foto Do Kyung ketika menjadi anggota tim nasional. Do Kyung tak menyangka ternyata Da Hae tahu tentang itu. Ia memecahkan bingkai fotonya beberapa hari yang lalu.
Keluar dari ruangan Do Kyung, Da Hae tersenyum lebar. Ternyata direkturnya sangat menyukai kinerjanya.
Do Hoon ke mini market untuk membeli minuman. Tapi ia melihat disana dijual permen cacing, ia pun membelinya. Ya ampun hehe.
Da Hae terkejut melihat ada sekantong palstik permen cacing di pintu apartemannya. Ia menebak pasti Do Hoon yang membelikannya.
Untuk menyiapkan makan bersama dengan kakaknya Do Hoon belanja ke supermarket. Tanpa sengaja ia bertemu dengan Da Hae yang juga tengah berbelanja. Do Hoon mengeluhkan yang dijual di supermarket semuanya untuk dua orang, ga ada yang untuk satu orang.
Do Hoon langsung menawarkan haruskah ia dan Da Hae makan bersama malam ini. Bukankah ia dan Da Hae sama-sama baru pindah, jadi anggap saja makan malam ini pesta pindah rumah. Do Hoon melihat troli belanjaan Da Hae dan mengatakan kalau menunya lebih baik spagheti. Do Hoon akan meletakan kembali troli yang ia bawa. (hmm mungkin lebih baik satu troli belanjaan aja, barengan gitu)
Do Hoon teringat sesuatu, apa Da Hae sudah menerima permen cacingnya. Da Hae mengatakan sudah tapi ia sebenarnya tak begitu menyukai permen cacing. Ia menebak sepertinya Do Hoon tak percaya kalau ia tak suka permen cacing. Do Hoon bilang kalau ia percaya, mana mungkin wanita dewasa menyukai permen cacing.
Do Hoon menerima telepon dari kakaknya. Dan ternyata Do Kyung juga berbelanja di supermarket yang sama. Do Kyung ingin Do Hoon makan sesuatu selain tahu mapo yang dijanjikan kemarin. Ia akan memasakannya untuk Do Hoon.
Do Hoon minta maaf karena setelah pertandingan ia punya rencana makan malam dengan seluruh Tim Hockey. Ia tak bisa menepati janji makan malam dengan kakaknya malam ini. (hah Do Hoon bohong nih)
Sambil berbicara di telepon Do Hoon mengambil belanjaan yang dibutuhkan dan meletakannya di troli Da Hae. Dan oh tidak Do Kyung melihat keduanya. Da Hae meletakkan kembali apa yang diambil Do Hoon tadi. Do Kyung yang terkejut langsung sembunyi agar tak terlihat oleh Do Hoon.
Do Kyung bertanya dimana Do Hoon sekarang. Do Hoon berbohong mengatakan kalau ia di gelanggang es. Ia akan segera pergi makan malam dengan timnya. Do Hoon sekali lagi minta maaf karena tak bisa makan malam dengan kakaknya. Ia berjanji akan memasakan tahu mapo untuk kakaknya lain waktu.
Do Kyung terlihat marah dengan kebohongan ini. dan semakin terlihat marah Do Hoon berbohong padanya karena seorang Joo Da Hae. Do Kyung meninggalkan belanjaannya begitu saja dan kembali ke parkiran mobil. Ia sedih campur marah melihat Do Hoon bersama Da Hae.
Da Hae pun pulang ke apartemen bersama Do Hoon. Do Hoon hampir melupakan sesuatu, ia minta izin akan ke rumahnya dulu sebelum pulang ke apartemen. Da Hae tak masalah Do Hoon bisa menurunkannya di jalan depan. Tapi Do Hoon minta Da Hae tetap di mobilnya, ia hanya sebentar untuk mengambil sesuatu.
Huwaaaa rumahnya gede banget.... Da Hae terkesima melihatnya. Do Hoon meminta Da Hae menunggu sebentar ia hanya akan ke dalam selama 10 menit.
Untuk melihat rumah besar itu lebih jelas Da Hae keluar dari mobil. Ia benar-benar terkesan dengan rumah besar ini. Tak jauh dari sana Bibi Ji Mi melihat Da Hae, ia tengah mengajak anjingnya jalan-jalan.
Bibi Ji Mi menghampiri Da Hae. Melihat keheranan Da Hae yang melihat rumah besar Ji Mi menebak kalau Da Hae pasti baru pertama kali ke rumah ini. Ji Mi mencari keberadaan Do Hoon, ia mengenalkan diri kalau ia ini Bibinya Do Hoon. Ji Mi memperhatikan penampilan Da Hae.
Ji Mi menawarkan apa Da Hae ingin ia menunjukan sekitar rumah. Da Hae bilang tak usah. Ji Mi heran kenapa, karena yang ia lihat Da Hae begitu terpesona dengan rumah ini. Da Hae berkata kalau ia masuk ke dalam rumah, ia mungkin ingin tingggal disini.
Ji Mi pun permisi akan masuk ke rumahnya. Di pintu ia berpapasan dengan Do Hoon. Do Hoon menyapa anjing yang dibawa Bibinya, anjingnya namanya tarzan hehe.
Da Hae menatap tajam si Bibi Ji Mi. Ah seperti terpancar keinginan dalam hatinya untuk hidup seperti Ji Mi.
Di dalam mobil menuju apartemen Do Hoon mengembalikan sepatu sebelah milik Da Hae. Da Hae tak menyangka ternyata Do Hoon tak membuang sepatunya. Do Hoon menanyakan apa Da Hae masih menyimpan yang sebelahnya. Da Hae menjawab kalau ia masih menyimpannya. Do Hoon bersyukur karena ia khawatir Da Hae akan membuangnya.
Ada pertanyaan penting yang belum Do Hoon tanyakan pada Da Hae, “Joo Da Hae-ssi apa kau punya pacar?”
Da Hae terkejut dengan pertanyaan Do Hoon, “Tidak. Aku tak punya!” jawabnya.
Do Hoon merasa itu tak mengherankan karena Da Hae ini termasuk wanita yang cerewet jadi mana ada pria yang menyukai Da Hae. Ditambah lagi Da Hae juga menyukai permen cacing. Da Hae terdiam setelah mengatakan kalau ia tak punya pacar, sedangkan Do Hoon tersenyum-senyum.
Do Hoon memperlihatkan kemampuannya memasak spagheti lengkap dengan celemaknya (Jadi inget adegan San Oppa masak spagheti)
Da Hae yang hanya duduk saja merasa tak enak. Ia ingin membantu. Tapi Do Hoon melarang karena semuanya hampir selesai lebih baik Da Hae duduk saja.
Da Hae menerima telepon dari Ha Ryu, ia bicara menjauh dari Do Hoon. Ha Ryu mengajak Da Hae makan bersama karena Eun Byul ingin makan mie saus kacang hitam yang waktu itu. tapi Da Hae tak bisa ia beralasan kalau manajernya datang dan ia sedang makan malam dengan manajernya. Ha Ryu mengerti, ia akan menelepon Da Hae lain kali.
Ha Ryu mengatakan pada Eun Byul kalau ibu Eun Byul sedang sibuk jadi keduanya akan makan tanpa ibu. Eun Byul terlihat cemberut. Ha Ryu pun menghibur akan membuatkan mie saus kacang hitan yang enak. Mendengar itu Eun Byul tersenyum senang.
Spagheti-nya udah jadi. Da Hae mencobanya. Do Hoon harap-harap cemas menunggu Da Hae menilai masakannya. Da Hae tersenyum memuji kalau spagheti-nya enak. Do Hoon bernafas lega. Ia pun mencoba masakannya dan membenarkan kalau rasanya memang enak.
Do Kyung menemui Bibi Ji Mi di sebuah kafe. Ia melihat kalau Bibinya ini sudah terlihat mabuk. Ji Mi mengatakan kalau ia minum karena menunggu kedatangan Do Kyung. “Kau wanita yang kesepian kan? Apa aku satu-satunya orang yang bisa kau pikirkan ketika kau ingin minum?” Do Kyung pun ikut minum dan berkata bukankah Bibinya tahu kalau yang ia miliki hanya Bibi Ji Mi.
Bibi Ji Mi mengatakan kalau ia tak tahan ingin mengatakannya pada Do Kyung padahal Do Hoon bilang padanya jangan memberi tahu Do Kyung. Do Kyung penasaran memangnya kenapa dengan Do Hoon.
Ji Mi memberi tahu kalau tadi Do Hoon membawa seorang gadis pulang ke rumah di dalam mobilnya. “Apa kau tahu tentang gadis itu? Apa kau tahu wajahnya seperti apa?”
Do Kyung yang sudah tahu jelas saja menahan emosi. Ia menuangkan minuman dan bilang kalau ia tak tahu.
“Gadis itu... dia cantik!” kata Bibi Ji Mi. “Banyak gadis cantik akhir-akhir ini. Tapi dia tak melakukan apapun pada wajahnya. Tapi ada sesuatu pada dirinya yang menakutkan. Dia bertingkah malu-malu dengan wajah yang patuh. Tapi ada sesuatu dibalik wajah itu.”
Do Kyung mulai terlihat cemas dan marah.
Di kantor Do Kyung memanggil Manajer Yoon. Sambil membaca CV milik Da Hae ia bertanya bagaimana dengan perkembangan kerja Joo Da Hae. Manajer Yoon mengatakan kalau kinerja Da Hae berada di atas yang lain. Do Kyung ingin Manajer Yoon mengatakan semua tentang Da Hae. Ia ingin tahu semuanya tentang Da Hae yang tak tercantum di kertas CV milik Da Hae.
Manajer Yoon sendiri tak tahu karena Da Hae tak banyak menceritakan tentang kehidupan pribadi. Tapi kemudian Manajer Yoon teringat hari pertama Da Hae magang. Ketika itu Do Hoon menyapa Da Hae dan terlihat akrab.
Manajer Yoon pun mengatakan kalau sepertinya adik direkturnya ini menyukai Da Hae dan sepertinya keduanya sudah saling kenal sebelum Da Hae bekerja disini.
Do Kyung mulai terlihat marah, bukankah Da Hae bilang kalau dia tinggal sendirian tanpa keluarga. Manajer Yoon membenarkan dan beberapa hari yang lalu Da Hae pindah ke apartemen dekat perusahaan. Do Kyung semakin terkejut, di apartemen mana dia tinggal.
Do Kyung berada di dalam mobil di depan apartemen Do Hoon. Supir masuk ke mobilnya. Do Kyung bertanya apa supirnya ini sudah mencari tahu. Supir bilang ya bahwa Joo Da Hae tinggal di apartemen sebelah dengan Do Hoon. Do Kyung kembali bertanya kapan Da Hae pindah ke apartemen ini. Seminggu sebelum Do Hoon pindah kata si supir (kayaknya sesudah deh ya) Do Kyung berusaha tenang menahan amarahnya dan meminta supir untuk kembali ke kantor.
Dengan langkah penuh amarah Do Kyung akan kembali ke ruangannya. Dari lantai atas Da Hae melihat kedatangan Do Kyung. Ia segera ke meja kerjanya mengambil foto Do Kyung yang sudah ia beri bingkai. Ia ingin menunjukan itu pada direkturnya.
Da Hae meletakan foto itu di meja kerja Do Kyung. Do Kyung masuk ke ruangannya dan terkejut melihat Da Hae ada disana. Da Hae menyapa dengan sopan tapi tatapan Do Kyung memancarkan kebencian, apa yang Da Hae lakukan di ruangannya. Da Hae mengatakan kalau ia menaruh foto Do Kyung ke dalam bingkai.
“Apa aku menyuruhmu untuk menyentuh fotoku? Keluarlah!”
Da Hae terdiam ia mengira kalau Do Kyung akan menyukainya.
“Bukankah aku menyuruhmu untuk keluar?” Bentak Do Kyung.
Da Hae bingung dengan kemarahan pimpinannya yang tiba-tiba. Ia pun segera keluar dari ruangan Do Kyung. Da Hae berusaha berfikir apa kesalahannya hingga membuat Do Kyung begitu marah padanya.
Da Hae terkejut melihat meja kerjanya tengah dibereskan. Manajer Yoon minta maaf ia mengatakan kalau Direktur menolak mempekerjakan Da Hae sebagai pegawai magang. Ini begitu tiba-tiba bagi Da Hae, kenapa direktur menolaknya. Manajer Yoon mengatakan kalau setiap pegawai magang bisa ditolak dipertengahan mereka melakukan training.
Da Hae pun bergegas menemui Do Kyung, kenapa tiba-tiba ia ditolak bekerja di perusahaan padahal kinerjanya baik-baik saja. Ia melihat Do Kyung akan segera meninggalkan kantor. Da Hae mengejarnya hingga ke mobil menuntut penjelasan kenapa dirinya ditolak. Tapi Do Kyung mengabaikannya dan menyuruh supir untuk segera pergi.
Da Hae berteriak kenapa Do Kyung menolaknya.
Komentar :
Wah Da Hae pura-pura ga tahu Ha Ryu kerja dimana. Setelah tahu tempat kerjanya Ha Ryu sikapnya jadi dingin. Tapi untungnya si Ha Ryu memutuskan untuk keluar dari tempat kerjanya. Hubungan Ha Ryu – Da Hae mulai renggang nih kasihan liat Eun Byul nangis sesenggukan gitu.
ternyata Yang Hoon cepat munculnya ya, langsung nemuin rumah Ha Ryu pula. Ha Ryu tentu saja ga mau kasus 5 tahun lalu terbongkar dan membahayakan jiwa Da Hae. Sampai-sampai Ha Ryu minta bantuan Taek Bae nyari duit buat bayar sewa apartemen tempat tinggal Da Hae supaya jejaknya ga diketahui sama Yang Hoon. Padahal sepertinya Yang Hoon baik ya. Tapi ga tahu juga sih gimana coba kalau Yang Hoon tahu bapaknya terbunuh karena Da Hae.
Semakin yakin kalau Do Hoon bukan anaknya Presdir Baek. Dan kenapa reaksi Do Kyung begitu. Perhatian Do Kyung ke Do Hoon bukan seperti perhatian seorang kakak ke adik tapi lebih mengarah perlindungan seorang ibu ke anaknya. Apalagi pas tahu Do Hoon bohong ke dia hanya karena Da Hae. Jangan-jangan... Do Hoon anaknya Do Kyung, apalagi ini diperkuat sama ucapannya Bibi Ji Mi.
Hihi lucu juga pas Presdir Baek marah, ternyata kalau dia marah selalu melepas celana panjangnya dan cuma pake kolor hahaha.
mbak Anis..
ReplyDeleteabis baca sinopsis Yawang Ep 3 soal Do Hoon sama Do kyung jdi kepikiran sama satu drama yang punya cerita anaknya dianggep adek, kakek/neneknya jadi Ayah/Ibunya.. saya lupa drama apa itu.. tapi cerita keluarga Do Hoon keknya ngarah ke situ deh. Analisis saya sich Do Hoon anak Do Kyung & Atlet Hockey itu tapi berhubung Presdir ga setuju sama si atlet akhirnya Do Hoon dianggep anak #tsaaaah inajinasinyaaa..
Do Hoon suka sama Da Hae, lucu tingkahnya..
Do kyung takut Do Hoon dideketin sama cewek ambisi kyk Da Hae, ceritanya seru pengembangan dari nice guy hahahaha
miane imajinasi asal asalannya hehehe
semangat bikin sinopsisnya mbak Anis :)
Drama lovers in paris. Karakter park shin yang kan diaku anak sm kakeknya, pdhl dia tnyt anak yg dianggap kakaknya.
DeleteOhya mba anis, tw ga gmn cr spy qt tw kalo komen kita di blog org ud dibales?
Gomawoyo~^^
@gogokimmi : iya pemikiran saya juga gitu. Do Hoon itu anak diluar nikah sama di atlit n Presdir ga suka sama tuh atlit, nah anak diluar nikah itu kemungkinan aib baginya dan membuat citra keluarga n perusahaan jadi buruk dimata orang. So Do Hoon statusnya dijadikan anak deh. (ini analisan saya hehe)
Delete@melissa : Wah Mel aku ga tahu gimana tuh caranya. Hmm apa ada yang tahu? hmm kayaknya harus rajin2 buka email n blog deh hehe...
@mellisa : ah iyaaa... lover in paris :) Kamsa Melli... ^^
Delete@Mbak Anis : gAgokimmi mbak bukan gOgo hehehe aneh ya namanya? :D walopun aneh saya sukaaa.. *pdhl nama aslinya Indah, salam kenal mbak :)
msh penasaran siapa presidennya yg bkl jdi suami Da Hae.. Do Hoon keknya ga ya?
@Gagokimmi : aih maaf saya pikir huruf o semua hehe. iya namanya aneh apa tuh gago hehe.
Deletesalam kenal juga ya indah, padahal namanya indah lho kok jadi gago gitu hehe...
presidennya Do Hoon ? hmm bisa jadi... segala kemungkinan pasti ada...
maksih mbak sinopsis nya akhirnya keluar juga ..
ReplyDeleteduh ha ryu kok kerja nya jadi pria penghibur yaa ..dilema juga buat da hae kalo ternyata selama ini kerjaan ha ryu seprti itu ...saya juga mersakannya pasti maluu lahh..
ReplyDeletetp knp da hee diam aja yaa ???....
penasaran bangetttt kelanjutan nya nih
Ha Ryu kan butuh uang banyak yang cepet tuh, dia juga ngelakuinnya sampai tekanan batin. ikut sebel juga sih pas Da hae tahu eh sikapnya malah jadi dingin, ga nyadar tuh orang kalau Ha Ryu kayak gitu demi dirinya.
Delete#berasa pengen gaplok si Da Hae
ahaha itu direktur kl marah cuman pake kolor aja...pengen ngakak guling2 ...wkwkwk
ReplyDeleteoiya bener mba kemungkinan dohon hon anaknya dok kyung deh...ga mungkin perhatiannya berlebih seperti itu sama adiknya
makin seru aja nih, suka banget kata2 bibinya do hoon tentang da hae..^^
ReplyDelete