Il Moon sampai di rumah. Geum Hee menanyakan dari mana saja putranya. Il Moon menjawab kalau ia pergi berlibur. Il Moon sadar ibunya mungkin sudah mendengar dari ayahnya apa yang sudah terjadi.
“Apa kau sudah makan?” Tanya Geum Hee membuat Il Moon heran dengan perhatian Geum Hee padanya apalagi setelah yang ia lakukan pada ayahnya.
Geum Hee menyiapkan banyak makanan untuk Il Moon. Ia menyuruh putranya cepat makan karena makanan di luar berbeda dengan makanan di rumah.
Il Moon meminta tolong pada ibunya untuk bicara dengan ayahnya agar mengembalikan dirinya ke perusahaan. Geum Hee berkata kalau ia tahu Il Moon selalu menyebutnya sebagai ibu monster tapi kenapa Il Moon mengajukan permintaan itu padanya. Ia sudah mendengar semua perbuatan Il Moon. Ia mendengar kalau Il Moon lah yang melaporkan ayah Il Moon ke kejaksaan. Il Moon berusaha menyangkal kalau itu semua hanya salah paham.
Brak, Geum Hee menyingkirkan semua makanan. Ia menjatuhkan semua piring yang berisi makanan itu ke lantai hingga semua berjatuhan dan pecah.
Geum Hee menatap Il Moon dengan tatapan marah. “Salah paham? Sampai kapan aku akan diperlakukan seperti orang bodoh? Apa aku ini orang bodoh? Keluar dari sini. Cepat!” bentak Geum Hee.
Il Moon terkejut mendengar kemarahan ibunya yang tiba-tiba dan tambah terkejut pula karena Geum Hee juga menamparnya.
“Apa kau tak mendengar perkataanku? Keluar!” Geum Hee kembali membentak.
“Apa kau gila?” Il Moon juga ikut membentak karena Geum Hee tiba-tiba menamparnya.
“Apa kau gila?” Il Moon juga ikut membentak karena Geum Hee tiba-tiba menamparnya.
Geum Hee memang tak tahu tentang bisnis tapi ia tahu dengan baik orang seperti apa Il Moon ini. “Setelah membesarkanmu selama 27 tahun, bagaimana bisa kau berbuat seperti ini padaku?” Kalau mengingat ia membesarkan Il Moon selama bertahun-tahun, ia merasa kalau dirinya diperalat.
Il Moon membentak kalau akhirnya Geum Hee menunjukan sifat yang sebenarnya. Ia memperingatkan akan membuka topeng Geum Hee. Geum Hee menantang silakan buka saja, sisi mana lagi yang ingin Il Moon ketahui darinya.
Geum Hee mengambil pecahan piring dan mengenggamnya erat hingga membuat tangannya berdarah. Il Moon ketakutan melihatnya, ia menilai kalau Geum Hee sudah gila.
Geum Hee yang menggengam erat pecahan piring berkata memangnya perkataan siapa yang membuatnya tersiksa begitu lama. “Kalau aku ibu kandungmu, apa kau akan memperlakukanku seperti ini? Seperti apa itu ibu monster, apa kau mau aku menunjukannya padamu?”
Il Moon yang ketakutan segara pergi dari sana. Geum Hee tertawa menangis, tubuhnya lemas.
Presdir Jang menerima telepon dari istrinya. Suara Geum Hee terdengar menangis. Tentu saja itu membuat Presdir Jang khawatir, apalagi Geum Hee mengatakan kalau Il Moon sudah pulang. Presdir Jang cemas dan segera pulang.
Sampai di rumah Presdir Jang terkejut melihat tangan istrinya gemetaran berlumuran darah. Ia bertanya apa yang terjadi. Sambil menangis Geum Hee mengaku kalau ia memarahi Il Moon atas apa yang dilakukan anak itu pada suaminya, “Tapi Il Moon... dia...” Geum Hee menangis.
Presdir Jang yang khawatir dengan luka di tangan istrinya segera membalut dengan sapu tangan. Ia marah atas apa yang dilakukan putranya pada Geum Hee. “Aku akan membunuhnya, aku akan membunuh anak itu.” Geum Hee yang menangis melarang suaminya melakukan itu. Ia mengaku kalau ini semua kesalahannya. Tapi Presdir Jang sangat mengkhawatirkan istrinya, ia segera menemui Il Moon.
Presdir Jang yang khawatir dengan luka di tangan istrinya segera membalut dengan sapu tangan. Ia marah atas apa yang dilakukan putranya pada Geum Hee. “Aku akan membunuhnya, aku akan membunuh anak itu.” Geum Hee yang menangis melarang suaminya melakukan itu. Ia mengaku kalau ini semua kesalahannya. Tapi Presdir Jang sangat mengkhawatirkan istrinya, ia segera menemui Il Moon.
Il Moon muncul, ia bertanya pada ayahnya apa ibunya menginginkan ia meninggalkan rumah. Ia mengatakan kalau ibunya melempar piring dan menamparnya dan tadi ibunya ini terlihat seperti orang gila. Ia merasa ibunya sudah tak waras.
Mendengar itu Presdir Jang yang marah bertambah geram. Ia langsung memukul putranya. “Kau benar-benar pantas mati. Apa menusuk ayahmu dari belakang tak cukup dan sekarang kau malah menyakiti ibumu? Mau menjadi orang serendah apa lagi kau ini!” bentak Presdir Jang.
Mendengar itu Presdir Jang yang marah bertambah geram. Ia langsung memukul putranya. “Kau benar-benar pantas mati. Apa menusuk ayahmu dari belakang tak cukup dan sekarang kau malah menyakiti ibumu? Mau menjadi orang serendah apa lagi kau ini!” bentak Presdir Jang.
Il Moon juga tak percaya dengan sikap ibunya tapi inilah yang sebenarnya terjadi. Presdir Jang mencengkeram putranya. “Kau, bukankau aku sudah memperingatkan, aku tak akan tinggal diam kalau ada yang menyakiti wanitaku.”
Presdir Jang mengusir putranya, ia tak butuh orang seperti Il Moon. Presdir Jang membentak sambil mendorong Il Moon hingga membuat putranya ini tersungkur.
Geum Hee datang dan menghalangi suaminya bertindak lebih brutal lagi. Presdir kembali berteriak mengusir Il Moon agar keluar dari rumahnya.
Geum Hee terduduk lemas dan menangis. Presdir Jang menggenggam tangannya meminta maaf. Ia minta maaf karena memiliki anak seburuk Il Moon dan membuat Geum Hee terluka seperti ini. Ia merasa cemas dan terlihat merasa bersalah.
Geum Hee yang menangis tiba-tiba tatapan matanya berubah garang. Ia berhasil memecah belah ayah dan anak. (Hah, seandainya Geum Hee ini peran antagonis pasti bikin kita emosi ya, tapi untungnya ini untuk memperalat Presdir Jang hehe)
Hae Joo di pabrik melakukan percobaan terhadap alat bor. San juga menemaninya melakukan uji coba.
San merasa kalau tanpa berlian ini tak akan berhasil. “Kalau kita tak mampu membelinya maka kita tetap tak akan bisa menahan tekanan air pada kedalaman 200 meter di bawah laut.”
Hae Joo memberi tahu kalau mereka tak memiliki dana yang cukup untuk membeli berlian. Dana yang mereka miliki sudah dihabiskan untuk mendapatkan pabrik. Ia juga tak enak kalau harus meminta uang lagi pada ibunya.
San mengatakan kalau bergabung dengan Cheon Ji adalah salah satu alternatif pilihan. Ia memberi tahu kalau Cheon Ji memberikan penawarann baru padanya. Chang Hee menghubunginya secara langsung dan memberikan penawaran. Chang Hee mengatakan padanya kalau dia akan mendukung apa yang ia dan Hae Joo buat dan meminta menjual hasil teknologi itu pada Cheon Ji.
Hae Joo bertanya San tak berencana menerima penawaran Chang Hee kan. Apa mengambil azimuth thruster masih belum cukup dan bahkan mereka juga membodohi dan mengambil pabrik.
Hae Joo bertanya San tak berencana menerima penawaran Chang Hee kan. Apa mengambil azimuth thruster masih belum cukup dan bahkan mereka juga membodohi dan mengambil pabrik.
San tertawa apa menurut Hae Joo ia akan melakukan hal sebodoh itu. Ia tak akan terjebak 2 kali di lubang yang sama. San meminta Hae Joo tak perlu khawatir, untuk menangkap harimau kita harus datang ke gua harimau. Karena ini juga bisa menjadi kesempatan baginya dan Hae Joo. “Mereka sudah mencuri thruster kita, dan kita mungkin bisa melakukan serangan balik pada mereka.” (Hmm San akan menerima tawaran Chang Hee tapi ia tetap siaga jangan sampai apa yang dibuatnya kembali diambil Cheon Ji)
Hae Joo menerima telepon dari ibunya. Bersama geum Hee, ia berziarah ke makam Hak Soo. Hae Joo melakukan upacara penghormatan di makam ayahnya.
Hae Joo menangis, “Ayah ini aku Hae Joo... Aku Yoo Jin. Ayah, aku datang terlambat, maaafkan aku. Tapi meskipun aku tak melihatmu, Samchoon menunjukan padaku surat yang ayah tulis untukku. Ayah ingin aku menjadi ratu di bulan Mei. Hatimu, cintamu. Ayah, aku pasti akan mewujudkan impianmu yang tak bisa kau capai. Aku janji.”
Guem Hee ikut menangis dan berkata di depan nisan Hak Soo kalau ia ini orang yang jahat. Ia tak tahu kalau orang itu (Jang Do Hyun) sudah membunuh Hak Soo. Selama ini ia sudah hidup dengan orang itu. Selama ini, ia berfikir kalau Yoo Jin yang malang sudah berada di samping Hak Soo. Ia bahkan meminta Hak Soo untuk menjaga Yoo Jin. Ia tak tahu kalau putri kandungnya ternyata hidup tak jauh darinya. Ia sudah banyak berbuat dosa pada Hak Soo.
Hae Joo memeluk ibunya. Keduanya menangis saling menguatkan.
Hae Joo ingin tahu ayahnya ini orang seperti apa. Geum Hee mengatakan kalau ayah Hae Joo itu orang yang hangat dan periang. Hak Soo memiliki selera homur, keluarganya juga baik. Hak Soo selalu membuat orang merasa sangat nyaman.
Hae Joo tak mengerti kenapa ibu kandungnya ini mau menikah dengan orang seperti Presdir Jang. Geum Hee pun bicara jujur, kalau ia menjalin hubungan lebih dulu dengan Presdir Jang sebelum dengan ayah Hae Joo. Dulu, Jang Do Hyun bekerja pada keluarganya ketika ia masih kecil.
“Orang itu, dia tak seperti ayahmu. Dia memiliki banyak luka di hatinya. Dia memiliki amarah yang banyak. Kalau ayahmu sebuah cahaya, maka dia adalah kegelapan. Tapi, terkadang seorang wanita tertarik pada pria dengan sisi yang gelap seperti itu.” jelas Geum Hee.
Geum Hee sudah lama memperhatikan Hae Joo. Ia tahu bukankah Kang San menyukai Hae Joo. Tapi dengan jujur Hae Joo mengatakan ia masih takut jikalau ternyata ia mulai jatuh cinta pada San secara perlahan. Menurutnya San itu seperti Chang Hee, keduanya mengalami berbagai hal dalam kehidupan mereka. Ia tak ingin terluka lagi.
Geum Hee sudah lama memperhatikan Hae Joo. Ia tahu bukankah Kang San menyukai Hae Joo. Tapi dengan jujur Hae Joo mengatakan ia masih takut jikalau ternyata ia mulai jatuh cinta pada San secara perlahan. Menurutnya San itu seperti Chang Hee, keduanya mengalami berbagai hal dalam kehidupan mereka. Ia tak ingin terluka lagi.
Geum Hee menggenggam tangan putrinya, “Yoo Jin, dimataku Kang San itu mirip dengan ayahmu. Dan Chang Hee, dia hampir mirip dengan Jang Do Hyun.” Ia tak mengatakan kalau Chang Hee seburuk Jang Do Hyun tapi keduanya memiliki banyak kemiripan.
Geum Hee berpesan agar Hae Joo jangan takut pada cahaya. Menurutnya kalau itu adalah San, ia merasa kalau dia akan menjaga dan mencintai Hae Joo. “Kau harus hidup lebih baik dan lebih bahagia dari hidupku.” Keduanya menitikan air mata.
Geum Hee berpesan agar Hae Joo jangan takut pada cahaya. Menurutnya kalau itu adalah San, ia merasa kalau dia akan menjaga dan mencintai Hae Joo. “Kau harus hidup lebih baik dan lebih bahagia dari hidupku.” Keduanya menitikan air mata.
San berada di kantor pabrik konsentrasi membuat design bor. Ia tak menyadari kedatangan Hae Joo. Ya bisa dibilang Hae Joo masuk ke ruangannya juga mengendap-endap sih hehe.
“Wah kau benar-benar bekerja keras!” seru Hae Joo sambil tersenyum membawa bungkusan.
San yang kaget dengan kedatangan Hae Joo terbengong-bengong kayak orang blo’on hehe, kapan kau sampai.
“Sudah laaaamaaaaaaaaa sekali...” kata Hae Joo tapi San tak melihat sedikit pun dan terus fokus dengan design rancangan bor. San berkata seharusnya Hae Joo mengatakan sesuatu agar ia tahu kalau Hae Joo datang.
“Tak heran kalau aku merasa melihatmu terus. Aku sedang berusaha konsentrasi!” kata San.
Hae Joo tahu kalau San hanya menggombal.
San meyakinkan kalau itu benar, “Aku sangat ingin melihatmu bahkan di tengah malam. lihat lihat lingkaran hitam ini.” kata San sambil menunjukan matanya.
Hahaha lucu deh kayak orang lagi nakutin anak kecil.
Hae Joo tertawa dan meminta San mendekat ke arahnya. San tentu saja tertarik ingin tahu apa yang akan Hae Joo lakukan padanya. Ia penasaran.
Hae Joo mengeluarkan syal dan mengatakan kalau ketika ia melihat San bekerja tadi ia melihat leher San terbuka begitu saja dalam cuaca dingin. Ia melihat syal ini dalam perjalanan jadi ia membelikan ini untuk San. Ya walaupun harganya ga mahal. Hae Joo memakaikan syal ke leher San.
San tentu saja senang menerima hadiah dari Hae Joo. Ia menciumi syal itu.
San menggenggam tangan Hae Joo dan berkata kalau menghangatkan dirinya dengan tangan Hae Joo yang hangat itu akan lebih baik. (haha udah dikasih hati minta jantung mengambil kesempatan pula hahaha)
Plok... Hae Joo menabok tangan San. Keterlaluan, katanya sambil menarik kedua ujung syal hingga membuat San tercekik hahaha.
Presdir Jang masuk ke kamar dan melihat pakaian serta tas istrinya tergeletak di tempat tidur. Ia pun merapikannya tapi ketika akan meletakan tas ia malah menjatuhkan isinya. Ia pun kembali memasukan benda-benda itu ke dalam tas tapi ia menemukan tiket pesawat dari Seoul ke Ulsan. Presdir Jang heran untuk apa istrinya ke Seoul.
Geum Hee keluar dari kamar mandi dan melihat suamianya sudah pulang. Presdir Jang yang merasa curiga menanyakan apa Geum Hee pergi ke Seoul. Geum Hee kaget dan melihat kalau tiket pesawat itu ada di tangan suaminya, percuma ia mengelak. Ia pun mengatakan kalau ia menemui temannya disana.
Presdir Jang heran apa Geum Hee memiliki teman di Seoul. Geum Hee menjawab tentu saja ia punya. Ia mulai waspada atas tindakannya. Presdir Jang menatapnya curiga.
Park Gi Chul menonton acara humor di TV tapi ia sama sekali tak ikut tertawa. Ia melamun. Chang Hee melihat ayahnya melamun, ia menyapanya. Gi Chul terdiam tak mendengar panggilan anaknya. Chang Hee memanggilnya lagi dan membuyarkan lamunan ayahnya.
Chang Hee heran apa yang terjadi dengan ayahnya, apa sakit. Gi Chul dengan suara lemah mengatakan kalau ia tak sakit. Ia akan mengganti channel televisi tapi tepat saat itu Presdir Jang datang membuatnya terkejut dan panik.
Chang Hee heran apa yang terjadi dengan ayahnya, apa sakit. Gi Chul dengan suara lemah mengatakan kalau ia tak sakit. Ia akan mengganti channel televisi tapi tepat saat itu Presdir Jang datang membuatnya terkejut dan panik.
Gi Chul menyapa Presdir Jang dengan sebutan presdir dan menanyakan kenapa Presdir Jang datang ke tempatnya. Presdir Jang bersikap ramah kenapa Gi Chul menyapanya dengan sebutan presdir bukankah keduanya ini berbesanan. Ia mengajak Gi Chul minum bersama. Chang Hee menatap keduanya pergi dengan tatapan penuh tanda tanya.
Presdir Jang mengajak Gi Chul bicara berdua di ruang kerjanya. Ia memerintahkan Gi Chul agar mulai besok mengikuti istrinya kemanapun dia pergi. Gi Chul tak mengerti kenapa Presdir Jang jadi curiga seperti ini pada Geum Hee.
Presdir Jang tak peduli entah itu istrinya bertemu Hae Joo atau tidak Gi Chul harus bersiap-siap barangkali Geum Hee curiga. Tapi menurut Gi Chul mana mungkin Geum Hee mencurigai itu.
Presdir Jang marah mengatakan kalau ini semua terjadi karena kesalahan Gi Chul. mendengar kemarahan Presdir Jang, Gi Chul mengerti. Ia akan melakukan yang seperti Presdir Jang perintahkan padanya.
Presdir Jang mencengkeram baju Gi Chul, “Apa yang akan kulakukan kalau kau gemetaran dan ketakutan di depan Chang Hee? Apa kau mau dikubur bersama anakmu? Mempermainkanku selama 27 tahun, datang dari mana keberanian itu. Kalau kau tak bisa melakukan itu lalu kenapa kau tak masuk saja ke lubang yang kau gali?”
Presdir Jang mengancam akan memeri tahu Chang Hee tentang semuanya. Gi Chul memohon Presdir Jang tak mengatakan ini pada Cheng Hee. Ia berjanji akan melakukan yang terbaik semua perintah presdir Jang padanya. Presdir Jang memperingatkan kalau Gi Chul kembali melakukan kesalahan tak akan ada yang namanya peringatan bagi Gi Chul.
Presdir Jang mengancam akan memeri tahu Chang Hee tentang semuanya. Gi Chul memohon Presdir Jang tak mengatakan ini pada Cheng Hee. Ia berjanji akan melakukan yang terbaik semua perintah presdir Jang padanya. Presdir Jang memperingatkan kalau Gi Chul kembali melakukan kesalahan tak akan ada yang namanya peringatan bagi Gi Chul.
Keluarga Chun makan bersama, Bong Hee menyiapkan makanannya. San pun ikut makan bersama dan lihat syal pemberian Hae Joo selalu ia pakai. Hehe.
Sang Tae senang karena di meja makanannya banyak. Bong Hee berkata kalau ini karena ia orang yang baik jadi ia membeli semuanya. Ia sengaja membeli banyak karena takut tak akan cukup.
“Kalau itu ahjumma, aku menyambutmu dengan tangan terbuka.” kata Sang Tae.
Tapi Bong Hee tak suka Sang Tae menyebutnya ahjumma. Ia menggaplok kepala Sang Tae. “Siapa yang kau maksud ahjumma itu!” bentak Bong Hee. “Kau seharusnya memanggilku Noona. Tapi bagaimanapun kau bisa memanggilku Imoo.”
Jin Joo melihat San makan sambil mengenakan syal, “Ahjussi bukankah tak nyaman kalau makan dengan memakai syal? Kau seharusnya membuka syalnya sebelum makan.”
San berkata kalau pesona dalam dirinya itu terletak pada suaranya. Kalau tak berhati-hati ia bisa terkena flu dan saat ia kehilangan suaranya maka pesonanya juga akan jatuh hahaha
“Dengan berbuat begitu pesonamu sudah turun!” sahut Young Joo.
“Apa?” San sewot.
“Dengan berbuat begitu pesonamu sudah turun!” sahut Young Joo.
“Apa?” San sewot.
Ibu menyodorkan telur dadar gulung pada San. Ia ingin San makan yang banyak supaya mendapatkan tenaga agar bisa bekerja lebih keras dan berhasil. San tentu saja senang dengan perhatian ibu padanya, tapi bukankah telur dadar gulung ini hanya ada 5 potong apa itu untuknya semua.
Young Joo dan Jin Joo jelas ga mau kehabisan telur dadar gulungnya. Keduanya akan mengambil masing-masing sepotong tapi tangan Sang Tae menghalanginya. Sang Tae bilang kalau ia akan menahan nafsu makannya dan San boleh memakan telur dadar gulung itu semuanya, itu karena perusahaan baru mereka harus berjalan dengan baik supaya San bisa menjaga Hae Joo dan dirinya.
Young Joo dan Jin Joo jelas ga mau kehabisan telur dadar gulungnya. Keduanya akan mengambil masing-masing sepotong tapi tangan Sang Tae menghalanginya. Sang Tae bilang kalau ia akan menahan nafsu makannya dan San boleh memakan telur dadar gulung itu semuanya, itu karena perusahaan baru mereka harus berjalan dengan baik supaya San bisa menjaga Hae Joo dan dirinya.
Ibu juga meminta San harus lebih baik daripada Chang Hee supaya bisa bersama Hae Joo. Ibu mengambilkan dua potong telur dadar gulung ke mangkuk San.
San langsung memakan kedua telur dadar gulungnya. Tapi oh..oh salah satunya malah jatuh mengenai syal yang dipakainya. San panik dan menyemburkan telur dadar yang ada di mulutnya.
“Aish.. ini kan masih baru, bagaimana kalau noda minyaknya tidak hilang...” San panik mengkhawatirkan syalnya yang kotor.
Ibu menyahut bagaimana bisa San makan dengan benda yang menempel di leher itu. Ibu menarik syal akan melepaskannya.
San meronta menjauh dari meja makan, “Aku tak mau makan. Aku tak mau makan.” Katanya ngambek. San rela ga makan supaya syal nya ga kotor hehe. “Walupun aku tak makan aku sudah kenyang hanya dengan memakai syal ini.”
“Ya ampun, setelah satu kamar dengan Sang Tae, kondisinya malah semakin parah.” sahut ibu (haha)
Hae Joo melihat sikap San yang lebay karena takut syal kotor. Ia menabok San menyuruh cepat makan. “Berhenti berlebihan dan makan. Kau harus makan supaya bisa bekerja!”
San akan makan tapi terlebih dahulu ia merapikan syalnya supaya tak kotor terkena noda makanan hehehe.
Geum Hee sudah berpakaian rapi dan siap akan pergi. Park Gi Chul menyapanya dan bertanya apa Geum Hee akan bepergian. Geum Hee mengiyakan ia harus ke suatu tempat. Geum Hee pun mengendarai mobil sendiri. Gi Chul membuntutinya.
San menerima telepon dari Chang Hee yang memberitahukan kalau malam ini San harus ke Filipina untuk membeli berlian di pabrik Filipina. Ia akan meminta ketua Tim Jo Min Kyung untuk pergi dengan San ke Filipina. (waha setelah Hae Joo keluar ternyata Jo Min Kyung balik lagi jadi ketua tim)
San bertanya apa Cheon Ji akan menyediakan dana untuk pembelian berlian itu. Chang Hee meminta San tak perlu khawatir. Entah berlian itu nantinya akan berhasil atau tidak, Cheon Ji akan bertanggung jawab terhadap dananya. Ia berpesan agar San jangan terlambat naik pesawat.
Hae Joo bertanya apa San akan pergi malam ini. San mengagguk. Tapi Hae Joo memiliki perasaan tak enak dengan semua ini, ia khawatir.
“Don’t worry about it...” San meminta Hae Joo percaya padanya. Tapi Hae Joo masih tampak cemas.
San melihat wajah khawatir Hae Joo, “Kenapa? Kenapa?” Wajah San juga ikut cemas. “Memikirkan kalau kau tak bisa melihatku selama 4 hari 3 malam, apa itu akan membuatmu gila?” (hahaha)
Hae Joo sebel melihat San bercanda saat ia sedang khawatir. Ia akan menabok San tapi tentu saja San menghindar hehe, kejar-kejaran deh. Tepat saat itu Geum Hee tiba disana. San menyapa Geum Hee dengan sebutan ibu hehe.
Geum Hee tersenyum melihat kebersamaan Hae Joo dan San yang terlihat akrab. Hae Joo menanyakan keperluan ibunya datang. Geum Hee menyahut memangnya diperlukan alasan kenapa ia harus bertemu dengan putrinya. San yang mengerti situasi mempersilakan Hae Joo bersenang-senang dengan Geum Hee.
Geum Hee mengajak Hae Joo makan di restouran. Dan Park Gi Chul melihatnya, ia melihat Hae Joo dan Geum Hee makan sambil tertawa-tawa. Gi Chul pun langsung menghubungi Presdir Jang atas apa yang dilihatnya.
Jung Woo mengamati foto yang ia dapatkan dari CCTV kejadian meninggalnya kakek Kang. Dan tersangka yang dicurigai adalah Sek Choi. Bawahannya melaporkan kalau mereka menemukan tempat tinggal keluarga Kim Jung Bo.
Jung Woo bertanya apa keluarganya itu masih berhubungan dengan Kim Jung Bo. Bawahannya mengatakan kalau keluarga itu tak mengaku, tapi itu terlihat dari tatapan mata mereka.
Jung Woo memerintahkan untuk menghubungi departemen keamanan untuk mengeluarkan perintah mendeportasi Kim Jung Bo dari Singapura.
Jung Woo juga memerintahkan bawahannya untuk mencari orang yang ada di gambar ini. “Malam itu di pabrik Kakek Kang mobilnya tertangkap CCTV. Namanya Choi Wook Jin, dia Sekretarisnya Jang Do Hyun. Cari tahu semuanya tentang dia!”
Jung Woo juga memerintahkan bawahannya untuk mencari orang yang ada di gambar ini. “Malam itu di pabrik Kakek Kang mobilnya tertangkap CCTV. Namanya Choi Wook Jin, dia Sekretarisnya Jang Do Hyun. Cari tahu semuanya tentang dia!”
“Jang Do Hyun, kau tunggu saja. Aku akan menangkapmu apapun yang terjadi.” Jung Woo marah menahan geram.
Geum Hee sampai di rumah dan terkejut melihat suaminya ada di rumah membaca koran. Ia heran bukankah suaminya ini akan keluar. Presdir Jang berkata kalau ia tak memiliki tempat tujuan (Ya iyalah di kantor ngapain toh sekarang Presdir-nya Chang Hee)
Presdir Jang merasa heran karena akhir-akhir ini Geum Hee sering keluar rumah, “Siapa yang kau temui di luar? Kau tak selingkuh kan?” Geum Hee menyadari kalau Presdir Jang mulai curiga padanya. Ia mengatakan kalau ia bertemu seseorang.
“Siapa?” tanya Presdir Jang menyelidiki.
“Hae Joo!” Geum Hee menjawab jujur kalau ia menemui Hae Joo.
Presdir Jang merasa heran karena akhir-akhir ini Geum Hee sering keluar rumah, “Siapa yang kau temui di luar? Kau tak selingkuh kan?” Geum Hee menyadari kalau Presdir Jang mulai curiga padanya. Ia mengatakan kalau ia bertemu seseorang.
“Siapa?” tanya Presdir Jang menyelidiki.
“Hae Joo!” Geum Hee menjawab jujur kalau ia menemui Hae Joo.
Presdir Jang yang sudah mengetahui dari Gi Chul terkejut istrinya bicara jujur. Ia pun bertanya kenapa Geum Hee menemui anak itu. Geum Hee berkata bukankah Hae Joo itu tinggal dengan Jung Woo, ia penasaran dengan Bong Hee dan pergi menemuinya. Tapi karena Jung Woo tak suka padanya jadi ia bertanya pada Hae Joo.
Presdir Jang bertanya apa Bong Hee baik-baik saja. Geum Hee mengiyakan dan berkata kalau Bong Hee bekerja bersama Hae Joo. Ia kemudian menanyakan apa suaminya ini sudah makan, Presdir Jang menjawab sudah dan sekarang ia harus pergi ke perusahaan. Huwaaaa mau main petak umpet nih ceritanya.
Presdir Jang bertanya apa Bong Hee baik-baik saja. Geum Hee mengiyakan dan berkata kalau Bong Hee bekerja bersama Hae Joo. Ia kemudian menanyakan apa suaminya ini sudah makan, Presdir Jang menjawab sudah dan sekarang ia harus pergi ke perusahaan. Huwaaaa mau main petak umpet nih ceritanya.
Presdir Jang di kamarnya bersiap-siap akan ke kantor. Dalam hati ia berkata, benar juga mana mungkin istrinya tahu Hae Joo itu Yoo Jin. Kalau istrinya tahu tak mungkin bersikap sesantai itu. Tapi tetap saja berbahaya, karena istrinya bahkan sudah melakukan tes DNA. Ia tak bisa membiarkan mereka bertemu. Siapa tahu mungkin saja Geum Hee melakukan tes DNA ulang lagi.
Presdir Jang pun memikrikan sebuah cara agar Geum Hee dan Hae Joo tak bertemu.
Presdir Jang menemui Chang Hee. Chang Hee mengatakan kalau ia mengajukan kerja sama dengan Kang San. Presdir Jang tak yakin apa San menerima tawaran itu. Chang Hee berkata walaupun ia masih belum tahu apa yang direncanakan San tapi untuk saat ini San menerima tawarannya. Hari ini ia mengatur waktu untuk pemberangkatan San dan Ketua Tim Joo ke pabrik berlian di Filipina.
Presdir Jang menebak ini pasti karena San kekurangan dana. Tapi sepertinya San tak akan menjual alat bor itu pada Cheon Ji. Chang Hee berkata kalau San tak mau menjualnya, ia akan mengambil lagi seperti ketika mengambil azimuth thruster. Ia sudah menyiapkan semuanya. Presdir Jang mengerti ia percaya pada kemampuan Chang Hee.
“Tunggu dulu, kau bilang ke Filipina?” Tanya Presdir Jang.
“Benar. Apa ada masalah?” Chang Hee balik bertanya.
“Tak ada!” sahut Presdir Jang yang sepertinya memiliki rencana. Ia bertanya apa Sek Choi masuk kantor. Chang Hee menjawab ya, dia ada di ruang sekretaris. Apa perlu ia panggilkan. Presdir Jang bilang tak usah ia akan bertemu dengan Sek Choi nanti.
“Tunggu dulu, kau bilang ke Filipina?” Tanya Presdir Jang.
“Benar. Apa ada masalah?” Chang Hee balik bertanya.
“Tak ada!” sahut Presdir Jang yang sepertinya memiliki rencana. Ia bertanya apa Sek Choi masuk kantor. Chang Hee menjawab ya, dia ada di ruang sekretaris. Apa perlu ia panggilkan. Presdir Jang bilang tak usah ia akan bertemu dengan Sek Choi nanti.
Setelah Presdir Jang meninggalkan ruangannya Chang Hee menatap curiga, apa yang direncanakan Presdir Jang yang tak ia ketahui.
Di salah satu sudut kantor Presdir Jang membicarakan rencananya dengan Sek Choi. “Kau mengerti perkataanku kan? Buatlah agar Hae Joo yang berangkat ke Filipina dan pastikan dia tak kembali ke negara ini.”
Sek Choi mengerti, kalau itu di Filipina ia bisa melakukannya. Presdir Jang melihat sekeliling dan mengingatkan Sek Choi agar jangan melakukan seperti yang dilakukan terhadap Kakek Kang karena yang namanya pembunuhan itu terlalu beresiko. Pokoknya buat saja agar Hae Joo tak bisa kembali ke Korea.
Chang Hee lewat tak jauh dari sana. Melihat Chang Hee datang Presdir Jang menyudahi obrolannya, ia menyuruh Sek Choi pergi.
Chang Hee merasa heran dan menghampiri Presdir Jang dan menanyakan kenapa ngobrol disini. Presdir Jang beralasan kalau ini hanya pembicaraan biasa. Ia pun segera pergi. Chang Hee makin heran menatapnya. Apa yang direncanakan Presdir Jang, apa yang diperintahkan Presdir Jang pada Sek Choi.
Ketika tengah membereskan rancangannya San menerima telepon dari seseorang. “Apa aku sedang bicara dengan Ryan Kang?” Tanya si penelepon misterius.
San membenarkan, “Siapa ini?”
“Apa kau bertanya-tanya kenapa Presdir Kang Dae Pyung, kakekmu terbunuh?” Ucap si penelepon.
San membenarkan, “Siapa ini?”
“Apa kau bertanya-tanya kenapa Presdir Kang Dae Pyung, kakekmu terbunuh?” Ucap si penelepon.
“Siapa ini?” San bertanya lagi.
“Kalau kau penasaran datanglah kesini dan jangan beritahu siapapun.”
“Kalau kau penasaran datanglah kesini dan jangan beritahu siapapun.”
San menaiki mobil pick up menuju ke tempat yang diminta si penelepon. Seperti pabrik kosong nih. San keluar dari mobil dan melihat sekeliling. Tak ada siapapun.
San masuk ke sebuah ruangan berharap bertemu dengan si penelepon. Tapi tiba-tiba di belakang San ada pria tak dikenal yang mengawasi. Pria itu mengenakan sarung tangan hitam.
San berada di sebuah ruangan yang sepertinya gudang. “Apa ada orang disini?” Ruangan itu terlihat sepi.
San mencoba menghubungi si penelepon. Tapi di belakangnya pria tadi masuk sambil membawa tongkat pemukul dan buk... Pria itu memukul hingga San pingsan dan kayu pemukulnya juga patah.
Pria itu mengambil ponsel San. Ia mengunci gudangnya dan membuang ponsel San di sekitar tempat itu (ah nih penjahat bodo banget kenapa buangnya disitu) Pria itu pun segera pergi. San tak sadarkan diri di gudang yang terkunci.
Sek Choi menemui Hae Joo di kantor pabrik. Sek Choi mengatakan kalau San berjanji akan pergi dengannya ke Filipina tapi sampai sekarang tak bisa dihubungi. Hae Joo tampak cemas, ia berusaha menghubungi San tapi ponselnya tak aktif.
Hae Joo bertanya kapan seharusnya Sek Choi berangkat ke Filipina bersama San. Sek Choi mengatakan kalau sekarang harus siap berangkat. Hae Joo bertanya apa keberangkatannya bisa diundur. Sek Choi bilang tak bisa karena mereka sudah mengatur jadwal pertemuan dengan orang di Filipina.
Sek Choi pun menyarankan lebih baik Hae Joo saja yang berangkat. Tapi Hae Joo bilang kalau ia tak bisa bahasa inggris. Sek Choi meminta Hae Joo tak perlu mengkhawatirkan itu karena pegawai yang bisa berbahasa inggris ada disana dan ia pun akan pergi kesana juga. Ia berkata kalau Hae Joo bisa menghubungi San setiba di Seoul nanti.
Chang Hee heran melihat Ketua Tim Jo masih di kantor bukannya bersiap-siap berangkat ke Filipina. Ketua Tim Jo mengatakan kalau yang berangkat ke Filipina adalah Sek Choi dan itu perintah Presdir Jang. Dan juga Chun Hae Joo yang akan pergi menggantikan Ryan Kang. Presdir Jang bahkan menyuruhnya membuatkan paspor supaya mereka bisa pergi begitu sampai di Seoul.
Chang Hee merasa ini aneh, Presdir Jang pasti merencanakan sesuatu terhadap Hae Joo. Ia mengingat ucapan Presdir Jang yang menginginkan Hae Joo dikirim ke luar negeri. Ia juga mengingat ucapan Sek Choi yang siap membunuh orang kalau memang orang itu harus mati. Chang Hee menyadari kalau Hae Joo dalam bahaya. Ia pun bergegas pergi.
Hae Joo bersama Sek Choi berada di dalam mobil menuju bandara Ulsan. Di dalam mobil Hae Joo mendapatkan panggilan telepon dari Chang Hee.
“Hae Joo, jangan katakan apapun dan dengarkan aku. Jawab saja dengan ya atau tidak. Apa kau sedang bersama Sek Choi?” tanya Chang Hee.
“Ya!” jawab Hae Joo sambil menatap Sek Choi yang tengah mengemudi.
“Apa kau dalam perjalanan menuju bandara?” tanya Chang Hee lagi.
“Ya!” Hae Joo mulai tegang.
“Dengarkan baik-baik. Begitu kau sampai di bandara, cepatlah kabur!”
“Ya!” jawab Hae Joo sambil menatap Sek Choi yang tengah mengemudi.
“Apa kau dalam perjalanan menuju bandara?” tanya Chang Hee lagi.
“Ya!” Hae Joo mulai tegang.
“Dengarkan baik-baik. Begitu kau sampai di bandara, cepatlah kabur!”
Hae Joo tentu saja kaget dengan saran yang dikatakan Chang Hee. Ia mulai cemas dan menatap Sek Choi yang duduk menyetir di kursi depan. Sek Choi melirik ke belakang menatap Hae Joo menggunakan kaca mobil.
Hae Joo gemetaran ketakutan mengetahui kalau ia berada dalam bahaya.
Bersambung di episode 32
Huwaaaa... semakin tegang apa yang akan dilakukan Hae Joo untuk melarikan diri. Apa Chang Hee akan datang menyelamatkannya. Lalu bagaimana dengan San yang terkurung di gudang, bisakah dia keluar dari sana dan menyelamatkan Hae Joo.
Mbaaa aq tunggu" ini sinopsisnya...
ReplyDeleteSemangattttttt yaaaa >̴̴̴̴̴͡.̮Æ ̴͡
Tatin :)
akhirnya kluar juga sinopsisnya.., kyak dah sminggu nunggu sinopsis may queen.,
ReplyDeletemb lanjut sinopsisnya.., udah greget nie.., pngen thu crita slanjutnya...,
FIGHTING!!!!
mbak, ketahuan kalau hee jou anak presdir jang episode berapa??
ReplyDeleteepisode 35.
Deletesemakin aja dech dramanya., ditunggu lanjutannya mbak.
ReplyDeleteHahahahahaha XD
ReplyDeleteSan emg bener2 deh, selaluuu bikin ketawa :D narsis tapi Lucu >u< ... Sukaaaaaaaaa ^^9
Lanjut kak :)
Fighting!
-Fie-
dr sepanjang bbrpa episode terakhir ini,,baru sekali ini aq suka dengan apa yg dilakukan chang hee,,terima kasih.. ^^
ReplyDeletemba anis semangat terus bikin sinopsisnya...makin seru aja...
ReplyDeleteMbak ditunggu sinopsis may queen yg episode 32 segera yh...lg seru abisss...semangat!!!
ReplyDeleteGomawo
Mba,,,figthing,,,,ditunggu kelanjutannya,,,
ReplyDeleteBener" bikin penasaran,,,
Makin greget sma kang san oppa,,,
Tambah seru
ReplyDeletesungguh menegangkan... huftttt
ReplyDeletedi tunggu selanjutnya... thnks'
kapan ya sinopsis ep 32 di update gak sabarrrrrr!!!
ReplyDeleteSmangat lanjut epds 32,,,gk sbar,,,
ReplyDeleteTiap hri aQ cek loh....
Smangat y,,,trmksh sdh mw mnuliskn sinop ny....
Kang san oppa bkin gmes... (˘▼˘)-c<˘_˘)
gimana akhirnya dg chang hee oppa??
ReplyDelete