Ha Ryu yang melihat Da Hae membunuh orang segera membalikan tubuh orang itu untuk melihat apa dia sudah meninggal atau belum dan sepertinya sudah meninggal. Da Hae semakin gemetaran.
Ha Ryu mengambil pisau yang dipegang Da Hae dan membersihkan noda darah menggunakan jaketnya.
Ha Ryu meminta Da Hae mendengarkan apa yang dikatakannya, “Orang ini aku yang membunuhnya.” Ia akan ke kantor polisi dan mengatakan kalau ia-ah yang membunuhnya. Jadi kalau ada polisi datang dan bertanya jawablah seperti yang ia katakan pada Da Hae.
Tapi Da Hae mengatakan kalau ia-lah yang membunuh. Ia-lah yang seharusnya ke kantor polisi. Ha Ryu tak bisa membiarkannya apalagi bulan depan perkuliahan Da Hae sudah dimulai. Tapi Da Hae tak bisa membiarkannya kalau Ha Ryu masuk penjara, apa yang harus dilakukannya. Ia akan ikut ke penjara bersama Ha Ryu.
Tapi Da Hae mengatakan kalau ia-lah yang membunuh. Ia-lah yang seharusnya ke kantor polisi. Ha Ryu tak bisa membiarkannya apalagi bulan depan perkuliahan Da Hae sudah dimulai. Tapi Da Hae tak bisa membiarkannya kalau Ha Ryu masuk penjara, apa yang harus dilakukannya. Ia akan ikut ke penjara bersama Ha Ryu.
Da Hae dan Ha Ryu pun menguburkan mayat ayah tiri Da Hae di sebuah hutan. Tubuh Da Hae masih tegang ketakutan. Ketakutannya semakin menjadi ketika ada angin bertiup dan membuka penutup mayat itu.
Ha Ryu mendorong mayat ayah tiri Da Hae ke lubang. Ia segera menimbun mayat itu dengan tanah.
Dan oh... bukankah ayah tiri Da Hae ini menyimpan ponsel Ha Ryu di sakunya, bagaimana kalau ada yang menemukannya. ha Ryu dan Da Hae tak mengetahui ini. Da Hae belum bisa tenang, ia masih ketakutan dan gemetaran. Ha Ryu pun demikian, ia telah membiarkan kejahatan terjadi di matanya bahkan ia ikut menutupinya.
Dan oh... bukankah ayah tiri Da Hae ini menyimpan ponsel Ha Ryu di sakunya, bagaimana kalau ada yang menemukannya. ha Ryu dan Da Hae tak mengetahui ini. Da Hae belum bisa tenang, ia masih ketakutan dan gemetaran. Ha Ryu pun demikian, ia telah membiarkan kejahatan terjadi di matanya bahkan ia ikut menutupinya.
Ha Ryu menemui Taek Bae di bar. Ia melihat temannya ini tersenyum manis pada Noona-noona pelanggan bar. Kedatangan Ha Ryu ke bar tentu saja ingin mendapatkan pekerjaan dari Dir Park.
Dir Park tahu kalau Ha Ryu sedang membutuhkan uang banyak. Tapi cepat atau lambat Ha Ryu pasti akan meninggalkan tempat ini begitu sudah melunasi uang. Ia tahu kalau Ha Ryu merencanakan itu karena ia sudah pengalaman di bisnis ini selama 20 tahun. Tapi ia tak pernah melihat pria bodoh yang mau melakukan ini, karena begitu Ha Ryu mendapatkan uang maka Ha Ryu akan terikat di tempat ini dan kalau Ha Ryu tak mengikuti perintahnya maka ikatan itu akan semakin ketat.
“Bahkan kalau aku tercekik, aku membutuhkan tempat untuk bekerja sekarang.” Ha Ryu berjanji ia akan bekerja keras.
Dir Park pun melempar amplop berisi uang 10 juta won. “Aku tak begitu menyukaimu, kau tahu itu kan?” kata Dir Park sambil menyentuh wajah Ha Ryu. Ia menyuruh Ha Ryu datang ke bar besok jam 7 malam. Ha Ryu tersenyum miris menatap amplop berisi uang.
Ha Ryu kembali ke mobil, ia melihat Da Hae tengah minum di luar mobil. Da Hae ketakutan dari mana saja Ha Ryu, jangan meninggalkannya sendirian. Ha Ryu mengajaknya masuk ke mobil. Ha Ryu mengingatkan bukankah ia mendapat pekerjaan di bar. Ia baru saja mendapatkan uang dari bosnya. Besok pagi ia akan mengajak Da Hae pindah rumah. Keduanya harus segera meninggalkan peternakan dan apa yang terjadi hari ini Da Hae tak boleh memikirkannya lagi. Lupakan semuanya.
Tapi Da Hae berkata seandainya mayat itu ditemukan, itu semua karena dirinya dan akan memberitahu polisi kalau itu perbuatannya. Karena dengan begitu, setidaknya ia bisa melihat wajah Ha Ryu. Ia minta Ha Ryu berjanji padanya, “Kalau terjadi sesuatu akulah yang melakukannya. Kalau tidak, aku tak akan bisa hidup.”
Kepindahan Ha Ryu dan Da Hae yang tiba-tiba tentu saja membuat Bibi Hong kecewa. Ha Ryu pindah tak mengatakan apapun padanya, padahal ia sudah membesarkan Ha Ryu selama 10 tahun seperti keponakannya sendiri. Ha Ryu beralasan ini karena Da Hae sebentar lagi akan kuliah jadi ia ikut pindah. Ia lupa mengatakan ini dan minta maaf.
Yang Hoon tiba di peternakan kuda. Da Hae melihat kedatangan kakaknya minta izin akan pergi sebentar. Yang Heon menanyakan apa ayahnya menemui Da Hae. Mendengar pertanyaan tentang ayah tirinya tubuh Da Hae langsung menegang dan teringat kejadian pembunuhan yang dilakukannya. Ia pun berbohong kalau ayah tirinya tak kesini.
Yang Hoon mengatakan kalau ia ke tempat tinggal ayahnya tapi tak menemukannya. Ia malah menemukan alamat klub penunggang kuda Bo Wol yang ditulis ayahnya. Ia penasaran dan datang kesini, ternyata Da Hae juga ada disini. Da Hae kembali mengatakan kalau ayah tirinya tak datang kesini.
Yang Hoon menyayangkan ketika Da Hae memutuskan untuk pindah kesini seharusnya memberitahunya. Ia khawatir karena ayahnya mengetahui tempat tinggal Da Hae. Da Hae tak masalah karena tempat tinggalnya ada banyak orang, ia juga mengucapkan terima kasih karena Yang Hoon sudah datang menemuinya. “Dia hanya ayah tiri bagimu, tapi dia ayah kandungku.” Yang Hoon berkata kalau ia hanya mencoba mencegah terjadinya hal buruk. Ia pun berpesan, kalau Da Hae bertemu ayahnya ia harap Da Hae segera menghubunginya. (ah gimana kalau Yang Hoon tahu kalau ayah kandungnya dibunuh sama Da Hae ya)
Yang Hoon menyayangkan ketika Da Hae memutuskan untuk pindah kesini seharusnya memberitahunya. Ia khawatir karena ayahnya mengetahui tempat tinggal Da Hae. Da Hae tak masalah karena tempat tinggalnya ada banyak orang, ia juga mengucapkan terima kasih karena Yang Hoon sudah datang menemuinya. “Dia hanya ayah tiri bagimu, tapi dia ayah kandungku.” Yang Hoon berkata kalau ia hanya mencoba mencegah terjadinya hal buruk. Ia pun berpesan, kalau Da Hae bertemu ayahnya ia harap Da Hae segera menghubunginya. (ah gimana kalau Yang Hoon tahu kalau ayah kandungnya dibunuh sama Da Hae ya)
Da Hae melihat rumah baru tempat tinggalnya. Ha Ryu minta maaf karena rumah ini jauh dari kampus. Ia berjanji akan segera mendapatkan uang dan akan mendapatkan tempat tinggal yang baik di dekat kampus.
Da Hae memeluk Ha Ryu, ia berjanji kalau ia akan belajar dengan baik dan akan mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang penghasilannya bagus. Ia juga akan mengganti semua biaya yang sudah dikeluarkan Ha Ryu.
Ha Ryu melihat kalau Da Hae menangis tapi Da Hae mengatakan kalau sekarang ia merasa aman dan tak akan menangis lagi. “Aku akan berhasil, kalau aku berhasil aku akan melupakan masa laluku yang buruk. Aku akan keluar dari semua ini.” Ha Ryu juga memastikan kalau Da Hae tak akan menangis lagi, “Aku akan menjagamu agar tetap aman.”
Ha Ryu memperhatikan wajah Da Hae terlihat sangat cantik, “Kau seperti malaikat!” Da Hae tersipu mengatakan apa semua malaikat mati membeku. Tapi Ha Ryu berkata kalau malaikatnya ini tak akan pernah membeku itu karena ia akan memeluk erat-erat dengan hatinya yang hangat. “Kau adalah malaikatku!”
Ha Ryu memperhatikan wajah Da Hae terlihat sangat cantik, “Kau seperti malaikat!” Da Hae tersipu mengatakan apa semua malaikat mati membeku. Tapi Ha Ryu berkata kalau malaikatnya ini tak akan pernah membeku itu karena ia akan memeluk erat-erat dengan hatinya yang hangat. “Kau adalah malaikatku!”
Hari pertama Ha Ryu bekerja di bar sebagai penghibur para wanita yang mencari kesenangan (haduh susah banget ya menyebut Gigolo hehe) Dir Park meminta Ha Ryu berkenalan dengan tamu VIP bar-nya yang bernama Ny Oh. Ia harap Ha Ryu tak membuat kekacauan. Dir Park mencibir setelan jas yang dipakai Ha Ryu, ia pun menyuruh Ha Ryu untuk membeli yang baru.
Dan inilah Ny Oh. Ha Ryu memperkenalkan dirinya. Ny Oh mengganti nama Ha Ryu menjadi Seung Yoon. Ha Ryu protes karena itu bukan namanya. Ny Oh ini orangnya tak suka berkata dua kali, ia tak suka Ha Ryu membantah. Pokoknya di depan tamu nama Ha Ryu adalah Seung Yoon.
Ny Oh menyuruh Ha Ryu melepaskan pakaian tapi ketika Ha Ryu akan melepas kancing baju Ny Oh menolak. Karena menurutnya membosankan jika hanya melihat Ha Ryu membuka kancing baju. Ny Oh ingin Ha Ryu melepas sabuk celana. Nyonya-nyonya yang ada di ruangan itu pun menunggu.
Ha Ryu tertawa dan menepuk Ny Oh. Ia sadar kalau ia ini baru pertama kali bekerja dan menganggap ini seperti perpeloncoan. Ia menilai Ny Oh terlalu kejam menyuruhnya membuka sabuk celana. Ha Ryu pun akan menyanyikan sebuah lagu dan menari untuk menghibur para Nyonya ini.
Ny Oh marah dan menampar Ha Ryu. 1 kali, 2 kali dan ketika Ny Oh akan menampar lagi Ha Ryu menangkap tangannya. Ny Oh yang marah memanggil Dir Park untuk masuk. Dir Park yang melihat kekacauan ini menatap Ha Ryu penuh kemarahan.
Karena tak bekerja dengan baik Dir Park memberi pelajaran pada Ha Ryu dengan cara dipukuli. Ia mengatakan kalau di dunia ini ada 2 macam wanita, mereka yang hanya wanita dan mereka yang tamu. Dan wanita yang datang ke tempatnya adalah tamu. Ia harap Ha Ryu tak melupakan itu dan melakukan apapun yang tamu inginkan. Dan juga Ha Ryu dilarang menyentuh (berbuat kasar) pada tamu.
Ha Ryu ambruk lemas matanya menitikan air mata. Inilah hari-hari yang ia lalui bekerja sebagai penghibur di bar.
5 tahun kemudian
Ha Ryu atau lebih akrab dipanggil Seung Yoon dan tim nya akan melayani beberapa tamu bar mereka. Taek Bae namanya menjadi Sang Min. Seung Yoon melancarkan aksinya dengan membuka baju dan memperlihatkan otot tubuhnya (KSW memperlihatkan ABS nya nih) Para wanita tentu saja terhibur pesta mereka pun meriah.
Da Hae yang tengah belajar terkejut karena ada yang mengetuk pintu. Yang datang ternyata polisi yang ingin menangkapnya atas kasus pembunuhan 5 tahun lalu. Mereka memiliki saksi matanya, siapa itu.
Saksi mata itu masuk ke rumah Da Hae. Dia adalah si ayah tiri Da Hae, korban pembunuhan itu. Da Hae kaget setengah mati melihat ayah tirinya bangkit dari kubur dengan pakaian dan noda darah yang sama.
Ternyata Da Hae bermimpi. Gadis cilik di sebelahnya khawatir, melihat Da Hae bermimpi buruk ia juga takut. Ya gadis cilik ini putri Da Hae yang bernama Ha Eun Byul. Da Hae minta maaf karena sudah membuat putrinya takut.
Eun Byul berharap ayahnya ada bersama mereka di malam hari karena ayahnya cukup kuat untuk melawan monster dan hantu. Da Hae pun memeluk putrinya supaya segera tidur dan bisa melihat ayah besok pagi.
Ha Ryu dan tim nya masih bersama para wanita. Ha Ryu yang mendapat pasangan gemuk berkata kalau tamunya ini mempunyai pinggang seperti semut. Ia berbicara manis hingga membuat tamunya senang. Tapi ketika si tamu sudah bertingkah melebihi batas Ha Ryu mencoba menghindar hahaha... si tamu ngegrayangin tubuh Ha Ryu.
Ha Ryu dan tim nya menghibut tamu lain. Ia menyanyi untuk menghibur semuanya. Tapi si tamu wanita malah melemparnya dengan kulit buah-buahan.
Tamu wanita itu marah, “Hei kau terlihat sangat mirip suamiku. Keluar kau. Apa yang kau lihat? Keluar!” bentak wanita itu.
Ha Ryu berusaha mengingat-ingat siapa wanita ini. (Hahaha ini Son Tae Young istrinya Kwon Sang Woo, dia jadi cameo disini wakakaka)
Karena buah-buahannya masih banyak Ha Ryu pun membungkusnya untuk dibawa pulang. Dir Park menemui Ha Ryu dan akan memberikan bayaran untuk minggu ini. Dir Park terpaksa mengurangi gaji Ha Ryu dengan uang biasa (hutang) yang belum lunas dibayar. Ha Ryu menerima 47 lembar uang 10rb won jadi 470rb won ya hehe.
Dir Park memukul-mukul wajah Ha Ryu dengan uang karena Ha Ryu orang yang paling terakhir di tim. Ha Ryu minta maaf itu karena ia merasa tak enak badan. Dir Park menanyakan apa yang akan Ha Ryu lakukan dengan uang ini karena Ha Ryu itu terkenal paling pelit diantara yang lain. Ha Ryu hanya tersenyum-senyum.
Dir Park memukul-mukul wajah Ha Ryu dengan uang karena Ha Ryu orang yang paling terakhir di tim. Ha Ryu minta maaf itu karena ia merasa tak enak badan. Dir Park menanyakan apa yang akan Ha Ryu lakukan dengan uang ini karena Ha Ryu itu terkenal paling pelit diantara yang lain. Ha Ryu hanya tersenyum-senyum.
“Jangan tersenyum itu membuat sial.” Kata Dir Park. Plok.. plok... Dir Park memukul-mukul wajah Ha Ryu sambil menyarankan kalau Ha Ryu butuh uang seharusnya pergi ke ronde dua atau mendapatkan sponsor yang akan membelikan pakaian untuk Ha Ryu. Ha Ryu minta maaf ia berjanji akan bekerja keras lagi. Dir Park melempar uang itu hingga membuatnya berhamburan kesana kemari. Ha Ryu memungutinya satu persatu.
Di bis Ha Ryu tak bisa menahan kantuknya. Pagi-pagi buta ia sampai di rumah dan langsung membuatkan juas buah untuk putri tercintanya.
Mendengar suara berisik blender Eun Byul terbangun dan menemui ayahnya. Ha Ryu langsung memberikan jus buah pisang yang dibuatnya. Ia bertanya apa Eun Byul tidur nyenyak. Eun Byul mengatakan kalau tidurnya tak nyenyak karena ibunya bermimpi buruk dan berteriak lagi. Ha Ryu mengatakan kalau ibu Eun Byul pasti melihat monster lagi di mimpinya.
Da Hae sudah rapi ia akan ke perpustakaan kampus untuk menyiapkan wawancara besok. Ia mengatakan setelan yang dibelinya tahun lalu sudah tak pas lagi. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya, apa ia harus menaikan berat badannya. (wah itu artinya Da Hae tambah kurus ya) Ha Ryu meminta Da Hae ke perpustakaannya agak siangan aja, ia mengajak Da Hae dan Eun Byul mempersiapkan keperluan untuk wawancara besok.
Di sebuah turmanem Ice Hockey antar kampus. Teriakan penonton bergemuruh. Di bangku VIP penonton, Baek Do Kyung melihat permainan tim adiknya, Baek Do Hoon. Do Hoon sendiri duduk di bangku cadangan. (Univ Dong Hwa vs Kyungshin) Univ Dong Hwa timnya Do Hoon.
Do Kyung geram tim adiknya kebobolan, hehe. Reaksinya membuat penonton VIP yang lain menatapnya heran. Do Hoon sendiri kesal timnya kebobolan. Ia pun masuk ikut bertanding.
Ternyata Ha Ryu mengajak Da Hae ke mall untuk membeli setelan yang akan digunakan wawancara besok. Da Hae cocok dengan satu setelan tapi harganya mahal dan ia akan mengambil setelan yang pertama ia coba. Tapi Ha Ryu memaksa lebih baik mengambil setelan yang ini saja karena Da Hae harus memoles penampilan.
Pelayan menanyakan setelan itu mau langsung dipakai atau dibungkus. Ha Ryu menyuruh Da Hae untuk memakainya kalau tidak pasti Da Hae akan berfikiran untuk mengembalikannya. Ia akan ke kamar ganti untuk membungkus setelan Da Hae yang tadi dipakai.
Manajer toko menghampiri Da Hae dan melihat setelan itu terlihat cantik dikenakan oleh Da Hae. Ha Ryu akan keluar dari kamar ganti dan terkejut melihat si Manajer toko. Ternyata wanita itu salah satu pelanggan bar nya.
Ha Ryu tentu saja tak bisa keluar dari kamar ganti dan berpapasan dengan salah satu tamunya. Ia bingung apa yang harus dilakukannya agar tak ketahuan. Ha Ryu punya ide, ia membenturkan wajahnya ke kaca hingga hidungnya berdarah.
Ha Ryu keluar dari kamar ganti menutupi wajahnya. Ia menyerahkan kartu kredit dan segera keluar. Da Hae yang melihatnya khawatir dan bingung.
Kembali ke permaianan Hockey. Dengan tampilnya Do Hoon ternyata belum membantu menambah poin untuk tim Dong Hwa. Do Kyung yang menonton di bangku VIP terlihat tegang.
Tim lawan menjegal Do Hoon. Do Hoon yang tak terima terpancing emosi. Ia juga memarahi wasit yang tak meniup peluit pelanggaran. Tim lawan pun mengatakan hal yang membuat kemarahan Do Hoon semakin menjadi hingga terjadilah perkelahian diantara mereka di arena Hockey.
Ha Ryu dan keluarganya makan di restouran. Da Hae mengatakan seandainya ia berhasil wawancara besok ia hanya perlu menjadi pegawai magang 2 bulan. Dan kalau ia bisa menjadi pegawai magang yang baik, ia akan menjadi pegawai tetap. Ha Ryu yakin kalau Da Hae akan berhasil bukankah Da Hae selalu mendapatkan nilai tertinggi di kelas. Ditambah lagi Da Hae ini malaikat, jadi mana mungkin gagal.
Da Hae berkata kalau ia berhasil lulus wawancara dan bekerja ia akan menitipkan Eun Byul ke penitipan anak. Mendengar itu Ha Ryu berkata kalau ia akan mencari pekerjaan di pagi hari. Da Hae setuju, daripada bekerja malam hari di bar lebih baik bekerja pagi hari walaupun gajinya sedikit karena itu juga baik untuk pertumbuhan Eun Byul.
“Dan kita akan tidur bersama di malam hari. Dengan begitu kau tak akan bermimpi buruk lagi.” sahut Ha Ryu.
“Ibu, ayah bisa menghajar monster yang mengerikan.” sahut Eun Byul dengan wajah belepotan karena makanan.
“Hei kau sekarang lebih terlihat mengerikan.” sahut Ha Ryu membuat Eun Byul dan Da Hae tertawa.
Do Kyung menemui adiknya yang terlihat marah karena pertandingan tadi. Do Hoon berkata kalau ia bisa memenangkan pertandingan tadi kalau ia tak disuruh keluar. Do Kyung mengingatkan kalau ini permainan terakhir bagi Do Hoon jadi sekarang adiknya bisa berkemas untuk pulang ke rumah.
Do Hoon akan menepati janjinya untuk pulang. Do Kyung tanya jam berapa adiknya ini akan pulang. Do Hoon kesal dengan perhatian kakaknya ini, “Itulah kenapa orang memanggilku anak kakak bukan anak mami.”
Do Kyung mengerti ia menyuruh adiknya segera pulang setelah pesta perpisahan dengan tim. Ia menyuruh adiknya cepat menyusul yang lain, plok.. ia menepuk pantat adiknya membuat Do Hoon jengkel dan meminta kakaknya menghentikan semua itu karena ia udah gede. Tapi Do Kyung tetap menepuk pantat adiknya hehehe.
So Lovely Noona n Dongsaeng...
Da Hae melihat sepatu di salah satu toko. Eun Byul memanggil ayahnya dan melihat ibunya sedang melihat-lihat sepatu. Ha Ryu melepas gandengan tangan Eun Byul, ia menghampiri Da Hae.
Eun Byul melihat sesosok pria berjas rapi lewat, pria itu mirip dengan ayahnya. Ia terlihat bingung dan mengikuti pria yang dianggapnya Ha Ryu.
Da Hae heran apa yang dilakukan Ha Ryu. Ha Ryu menjawab tak ada, ia hanya melihat malaikatnya yang sedang memandangi sepatu. “Mana Eun Byul?” tanya Da Hae. keduanya celingukan mencari putri kecil mereka.
Keduanya melihat gadis kecil itu berlari mengikuti seorang pria. Da Hae dan Ha Ryu segera menyusul dan mengingatkan putrinya agar jangan pergi tanpa mereka. Tapi Eun Byul mengatakan kalau ayahnya barusan lewat kesana. Ha Ryu terlihat bingung dan melihat punggung seorang pria yang berjalan menjauh.
Ha Ryu mengatakan kalau ayah Eun Byul ada disini. Kalau Eun Byul menghilang lagi ia akan memakan Eun Byul, waw waw waw...
So cute father n daugther
Do Hoon mengucapkan salam perpisahan pada teman satu timnya. Mereka minum bersama. ia akan mengenang setiap momen bersama tim selama hidupnya.
Do Kyung cemas menunggu kepulangan adiknya. Sudah jam 1 malam tapi pesta perpisahan itu belum juga selesai. Ayahnya, Presdir Jang Do Hyun eh bukan hahaha Presdir Baek Chang Hak yang belum tidur mengatakan kalau Do Hoon tak akan pulang. Ia tahu kalau Do Hoon itu tak ada niat berhenti dari tim Hockey. Do Kyung mengatakan kalau adiknya sudah berjanji akan pulang.
Presdir Baek mengingatkan putrinya agar jangan membiarkan Do Hoon mempermainkan Do Kyung, itu sebabnya Do Hoon bersikap semaunya sendiri. Do Kyung mengingatkan ayahnya ini agar bersikap lembut pada Do Hoon. Tapi ada hal yang Presdir Baek tak suka dari putranya, sebagai seorang anak laki-laki Do Hoon seharusnya menjadi aset keluarga.
Presdir Baek mengingatkan putrinya agar jangan membiarkan Do Hoon mempermainkan Do Kyung, itu sebabnya Do Hoon bersikap semaunya sendiri. Do Kyung mengingatkan ayahnya ini agar bersikap lembut pada Do Hoon. Tapi ada hal yang Presdir Baek tak suka dari putranya, sebagai seorang anak laki-laki Do Hoon seharusnya menjadi aset keluarga.
Terdengar suara pintu terbuka, Do Kyung mengira itu adiknya tapi bukan. Itu Bibinya, Baek Ji Mi (huwaa... tante Cha Hwa Yeon, salah satu tante favoritku hehe)
Baek Ji Mi pulang dalam keadaan mabuk. Presdir Baek ingin tahu bagaimana adiknya ini membayar tagihan minuman, apa menjual dompet lagi. Ji Mi memberi tahu kakaknya kalau ia memenangkan uang dari berjudi yang tak disukai kakaknya.
Ji Mi mengatakan hal lain yang membuatnya terlambat pulang ia mengemudi dengan sangat pelan karena ia mengemudi sambil mabuk. Ji Mi tertawa-tawa dalam mabuknya, alkohol berjudi dan mengemudi sambil mabuk ini seperti paket tiga set. “Oppa, bukankah itu menyebalkan?”
Do Kyung akan mengajak Bibi-nya istirahat tapi Ji Mi terus ngoceh. Ia menyanyikan lagu Korea dan tertawa-tawa. Ia kemudian menatap Do Kyung, “Do Kyung-ah, Ayah Do Hoon dulu juga seorang atlit.” sahut Ji Mi membuat kakaknya dan Do Kyung terkejut. Presdir Baek menilai adiknya ini sudah gila karena bicara omong kosong. Ia menarik Ji Mi untuk segera beristirahat.
Do Hoon menerima telepon dari kakaknya yang menanyakan apa pesta perpisahannya belum selesai. Do Hoon mengatakan kalau ia akan segera pulang begitu acara selesai. Do Kyung mendengar suara adiknya ini terdengar mabuk tapi Do Hoon menegaskan kalau ia tak mabuk jadi jangan khawatir dan lebih baik tidur duluan. Do Kyung mengingatkan adiknya agar mengirim SMS padanya kalau sudah mau pulang.
“Noona saranghe!” kata Do Hoon hihi...
Usai bicara dengan kakaknya di telapon Do Hoon berpapasan dengan tim lawan. Yang berkelahi dengannya bertanya alasan Do Hoon berhenti bermain hockey. Bukankah perusahaan ayah Do Hoon juga memiliki tim hockey. Do Hoon sedang malas berurusan dengan mereka. Mereka menebak apa ini karena Do Hoon dilarang bermain hockey oleh kakak Do Hoon.
Do Hoon yang marah langsung melayangkan pukulan berkali-kali. Teman se tim pun ikut terlibat perkelahian.
Da Hae membaca artikel salah satu Direktur di perusahaan Baek Hak, hmm direktur itu tak lain dan tak bukan Baek Do Kyung. Da Hae sangat mengagumi sosok wanita ini. Ia pun melatih cara menjawab pertanyaan. Ada dua alasan aku melamar pekerjaan di perusahaan Baek Hak. Baek Hak grup adalah perusahaan yang dikenal karena sejarah dan tradisi.
Pagi hari Ha Ryu sampai di rumah dan seperti biasa ia menyiapkan jus buah untuk Eun Byul dengan mata terkantuk-kantuk. Eun Byul terbangun dan menghampiri ayahnya.
Da Hae keluar dari kamar mandi. Ha Ryu menyuruh Da Hae makan buah apel tapi Da Hae mencium aroma alkohol. Ia tak mengerti bagaimana bisa manajer bar minum alkohol setiap malam. Ha Ryu beralasan kalau ia tak bisa menolak ketika pelanggan menawarkan minuman. Da Hae meminta Ha Ryu agar menolaknya dengan sopan.
Ha Ryu menakut-nakuti kalau Da Hae bicara sejudes itu saat wawancara pasti tak akan lolos. Ha Ryu akan menyuapi Da Hae apel, tapi ketika Da Hae membuka mulut Ha Ryu malah menciumnya hahaha.
Melihat itu Eun Byul ingin mencium ayahnya. Ha Ryu pun seperti biasa memberikan ciuman seperti akan memakan putrinya.. ah so cute father n daugther.
Do Hoon dan temannya keluar dari kantor polisi. Hmm sepertinya ini akibat perkelahian semalam. Seorang supir menjemput Do Hoon meminta agar Do Hoon langsung ke kantor karena perintah Presdir. Do Hoon menyuruh supir itu duluan aja, ia akan pamitan dulu dengan temannya.
“Hei haruskah kita pergi makan sup penghilang mabuk?” Tanya Do Hoon ke teman-temannya. Mereka pun setuju.
Eun Byul memberikan semangat untuk ibunya yang akan melakukan wawancara di perusahaan. Da Hae terkejut melihat ada sepatu yang tempo hari ia lihat di mal. Ia memakainya dan itu pas di kakinya. Ia berjanji akan melakukan yang terbaik selama wawancara. Ha Ryu akan ikut mengantar Da Hae sampai ke gedung perusahaan.
Di bis terlihat penuh sesak. Ha Ryu berusaha melindungi Da Hae atau lebih tepatnya melindungi penampilan Da Hae agar tak rusak. “Ey jangan dorong-dorong donk. Da Hae mau ikut wawancara nih...” kata Ha Ryu ke penumpang lain.
Ketika turun dari bis Da Hae meminta Ha Ryu pulang saja karena kasihan Eun Byul. Ia bisa pergi naik kereta sendiri.
Ternyata di dalam kereta tak ada bedanya dengan di bus tadi, penuh sesak. Da Hae melihat penampilannya di kaca, ia ingin memastikan kalau penampilannya tak rusak karena berdesak-desakan.
Ada seorang pemuda yang menyenggol Da Hae, siapa itu? Do Hoon. Da Hae terlihat cemberut, Do Hoon menunduk tanda minta maaf.
Da Hae akan turun tapi karena berdesak-desakan sepatunya pun terlepas. Da Hae panik, ia berusaha mendapatkan sepatunya tapi pintu kereta akan segera tertutup kembali. Ia pun bergegas keluar. Do Hoon yang melihat kepanikan Da Hae mengambilkan sepatu tapi sayang pintu tertutup dan kereta sudah kembali berangkat. Da Hae nyeker dengan sepatu sebelah.
Da Hae masuk ke ruang wawancara tanpa menggunakan alas kaki. Ternyata Do Kyung yang mewawancarainya langsung. Do Kyung melihat Da Hae tak memakai sepatu, ia pun menanyakan alasannya. Da Hae jujur mengatakan kalau ia kehilangan sepatu di kereta ketika dalam perjalanan ke perusahaan, ia minta maaf.
Do Kyung kembali bertanya Kenapa minta maaf. Da Hae berkata itu karena ia tak menunjukan sisi terbaiknya. Do Kyung tanya lagi menurut Da Hae itu salah siapa. Da Hae mengaku kalau itu karena kecerobohannya. Do Kyung terus bertanya apa itu bukan karena kereta atau penumpang lainnya. Da Hae berkata kalau ia selalu menyalahkan diri sendiri atas kemalangan yang terjadi dalam hidupnya. Ia bisa menyalahkan orang lain, tapi sangat mustahil bisa memindahkan kesialan pada orang lain. Maka dari itu ia percaya kalau ia lah yang bertangggung jawab atas semua kesialannya.
Direktur lain memberi catatan ke Do Kyung, sepertinya mengingatkan bahwa sekarang saatnya wawancara. Do Kyung pun mengajukan pertanyaan kepada calon pegawai Baek Hak. Kenapa melamar untuk posisi ini.
Da Hae menjawab ini semua karena Direktur Baek Do Kyung. Ia ingin menjadi seorang seperti Do Kyung, itu sebabnya ia mencoba untuk ikut wawncara ini. Do Kyung malah bertanya apa Da Hae tak pernah berfikir kalau ia mandapatkan posisi ini karena orang tuanya Presdir perusahaan ini. Kemudian Da Hae menjawab yang sepertinya Do Kyung kurang suka dengan jawaban yang diutarakan Da Hae yang terdengar umum. Tapi ia setuju pendapat Da Hae yang menyatakan kalau kita bertanggung jawab atas semua kesialan kita sendiri.
Langkah Da Hae tak semangat, ia merasa sepertinya wawancaranya tak berjalan baik. Sebagai pengganti sepatu ia menggunakan sendal. Do Hoon sampai di perusahaan Baek Hak dan melihat Da Hae yang berjalan menunduk. Do Hoon menghalangi laju jalannya sambil menunjukan sepatu yang ia ambil di kereta. Da Hae merebutnya paksa tapi Do Hoon merebut paksa juga.
Do Hoon heran bukankah seharusnya Da Hae berterima kasih. Da Hae bilang lebih baik berikan sepatunya dan segera pergi. Do Hoon memberi tahu gara-gara mengambil sepatu ini ia tak bisa turun dari kereta dan harus turun jauh di stasiun selanjutnya. Apa pantas Da Hae memperlakukannya atas semua yang sudah ia lakukan. ia ini bukan yang mencuri sepatu Da Hae.
Da Hae mengatakan kalau ia tak bisa mendapatkan pekerjaan hari ini karena sepatu itu. Jadi lebih baik berikan kemudian pergi. Do Hoon tak tahu itu. Da Hae yang sudah kesal karena wawancara yang tak sesuai rencana berkata kalau ia harus mengikuti wawancara dengan bertelanjang kaki jadi ia tak bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang selalu diinginkannya.
Da Hae akan merebut sepatunya tapi Do Hoon tak memerikannya. Karena sepatu ini ia yang menemukannya maka sepatu ini menjadi miliknya. “Kalau kau ingin mendapatkan pekerjaan disini pertama belajarlah sopan santun dulu.”
Da Hae yang sudah kesal pun berlalu meninggalkan sebelah sepatunya, mengabaikan panggilan Do Hoon. (Do Hoon buat apa dirimu nyimpen sepatu sebelah)
Do Kyung mengantar Do Hoon menemui ayahnya. Presdir Baek sudah tahu kalau Do Hoon
terlibat perkelahian dan bermalam di penjara. Ia tak habis pikir dengan sikap putranya bagaimana kalau berita itu sampai dimuat di koran karena itu akan membuat citra perusahaan menjadi buruk. Ia kemudian menatap Do Kyung, haruskah ia bersikap lembut pada anak seperti Do Hoon.
Do Kyung mengatakan kalau sesuai janji Do Hoon akan ke Amerika untuk belajar. Presdir Baek setuju, ia menyuruh Do Hoon belajar di Amerika untuk mendapatkan gelar MBA bagaimanapun caranya. Tapi Do Hoon ingin terus bermain Hockey. Ia akan bermain untuk tim Ice Hockey perusahaan.
Presdir Baek tentu saja marah. Do Kyung juga kecewa dengan keputusan adiknya. Presdir Baek sudah menduganya kalau Do Hoon akan seperti itu. Do Hoon mengatakan kalau bekerja di perusahaan itu tak cocok untuknya. Ia merasa kalau ia tak bisa melakukannya dengan baik jikalau bekerja di perusahaan. Presdir Baek menegaskan itu sebabnya ia meminta Do Hoon untuk belajar. Apa sekarang Do Hoon akan menarik kembali apa yang sudah dijanjikan padanya dan melakuakna apa yang Do Hoon suka. Presdir Baek pun tak peduli, lakukan saja apa yang Do Hoon suka. Ia membentak menyuruh putranya keluar dari ruangannya. Do Kyung mengajak adiknya keluar.
Untuk melampiaskan emosi Do Hoon melakukan latihan Ice Hockey sendirian.
Ha Ryu membacakan dongeng sambil melakukan push up dan di atas tubuhnyan Eun Byul mendengarkan dongeng yang dibacakan ayahnya. Ha Ryu bertanya jam berapa Da Hae seharusnya menerima SMS pemberitahuan dari perusahaan. Da Hae yang kecewa dengan wawancaranya bilang ga tahu, apalagi ia sudah mengacaukan wawancaranya jadi jangan mengharapkan kabar baik.
Yang wawancara si Da Hae yang gugup menunggu kabar malah si Ha Ryu hehe. Ha Ryu minta maaf pada Eun Byul ga bisa membacakan dongeng lagi, lain waktu ia akan membacakannya.
Ada SMS masuk, Ha Ryu berharap itu dari perusahaan yang menyebutkan Da Hae diterima tapi bukan itu dari orang lain. Da Hae mengambil ponsel dan kembali mengatakan kalau Ha Ryu jangan terlalu berharap kabar baik.
Ada SMS masuk lagi, Ha Ryu terlihat cemas. Da Hae mengatakan kalau itu SMS yang memberitahukan ia lolos wawancara. Da Hae tersenyum dan girang bukan main. Ha Ryu mengangkat Eun Byul tinggi-tinggi dan mememuk Da Hae.
Da Hae dan beberapa karyawan yang lolos wawancara diajak keliling menghafal tempat oleh manajer mereka. Ada bagian yang paling penting yang belum ia beritahukan... apa itu... kantin hehe. Manajer mengajak mereka makan di kantin.
Do Kyung dan Do Hoon lewat, mereka langsung memberi jalan pada keduanya sambil memberi hormat. Do Hoon dan Da Hae saling memandang tak menyangka kalau kaduanya akan bertemu lagi.
Pegawai magang bertanya siapa cowo di sebelah direktur itu. Manajer bilang kalau itu adiknya Direktur, anaknya Presdir. Da Hae tak menyangka kalau pemuda itu ternyata putra Presdir Perusahaan Baek Hak tempatnya bekerja.
Do Kyung memberikan kunci apartemen pada adiknya dan melarang tinggal di hotel. Ia menyarankan agar adiknya jangan berkecil hati dan seperti biasa ia menepuk pantat Do Hoon hahaha. Do Hoon ingin tahu dimana pegawai magang makan siang.
Ada salah satu pegawai magang bernama Pyo Eun Jung, manajer sudah mendengar tentang Eun Jung dari Direktur Pyo. Aha ternyata ada yang masuk melalui jalur koneksi ya hehe. Da Hae tanpa senagja mendengarnya. Mereka pun duduk ngumpul.
Do Hoon melihat Da Hae dan tersenyum menatapnya.
Do Hoon menghampiri meja pegawai magang dan menyapa semuanya. Mereka jelas saja kaget putra Presdir menyapa langsung. Do Hoon bicara dengan Da Hae, “Apa kau tak ingat atau kau pura-pura tak ingat? Ini aku si sepatu sebelah. Senang bertemu denganmu lagi!”
Do Hoon mengulurkan tangan dan Da Hae menjabat tangan dengan suasana canggung karena dilihat beberapa temannya. Do Hoon tak menyangka ternyata Da Hae lolos wawancara tapi kenapa ketika itu Da Hae menakutinya dengan mengatakan tidak diterima.
Do Hoon mengulurkan tangan dan Da Hae menjabat tangan dengan suasana canggung karena dilihat beberapa temannya. Do Hoon tak menyangka ternyata Da Hae lolos wawancara tapi kenapa ketika itu Da Hae menakutinya dengan mengatakan tidak diterima.
set... Do Hoon mendekatkan wajahnya sangat dekat dengan Da Hae, “Semangat!” katanya sambil tersenyum. Do Hoon pun permisi.
Manajer ingin tahu bagaimana Da Hae bisa kenal dengan putra Presdir. Da Hae mengatakan kalau ia dan Do Hoon pernah mengalami kecelakaan kecil di jalan. Manajer mengajak anak buahnya untuk kumpul-kumpul, mereka harus ikut karena ini bagian dari pekerjaan. Kalau mereka melewatkan acara kumpul-kumpul ini maka akan dipecat kata si manajer.
Da Hae terlihat bingung, ia menelepon Ha Ryu mengatakan kalau ia harus ikut kumpul-kumpul. Ia cemas bagaimana dengan Eun Byul karena sebentar lagi Ha Ryu juga akan berangkat kerja di bar, tak bisakah Ha Ryu libur malam ini saja. Ha Ryu tentu saja tak bisa, setelah menjemput Eun Byul di penitipan anak ia akan mengantarkan Eun Byul ke tempatnya Bibi Hong. (hmm sepertinya Da Hae menyembunyikan identitasnya ya, identitas kalau dia seorang istri dan ibu, istri? Kira2 Da Hae sama Ha Ryu kapan nikahnya ya hehe)
Taek Bae terkejut mendengar kalau Ha Ryu akan berhenti bekerja. Ha Ryu meminta Taek Bae diam. Ia mengatakan kalau Da Hae sekarang sudah mendapatkan pekerjaan dan ia juga akan mencari pekerjaan yang bisa dikerjakan di siang hari. Setelah minggu ini ia akan memberi tahu Dir Park kalau ia akan berhenti.
Taek Bae menilai itu bagus dan keputusan yang tepat. Ia tak menyangka ternyata Ha Ryu sudah bekerja disini selama 5 tahun. Kalau Da Hae tahu Ha Ryu bekerja seperti ini untuk membantu menyelesaikan kuliah, Da Hae seharusnya menjaga Ha Ryu selama sisa hidup Da Hae.
Tapi Ha Ryu tak perlu mengatakan itu, terakhir kali ia ke mal disana ia melihat salah satu pelanggannya dan hampir saja rahasianya terbongkar. Ia takut melakukan ini lagi. Kalau Da Hae tahu ia bekerja seperti ini, itu akan menjadi mimpi buruk.
Huwaaaaaa dan ternyata Manajer mengajak pegawai magang ke tempat kerjanya si Ha Ryu. Oh tidak...
Ketika rombongan Da Hae lewat, tim Ha Ryu baru saja keluar dari ruangan karena ditolak pelanggan. Dir Park kecewa dengan Tim Ha Ryu kenapa selalu ditolak pelanggan. Dir Park juga kecewa melihat setelan yang mereka kenakan. Karena tak ada pelanggan Taek Bae mengajak Ha Ryu dan yang lain keluar minum. Tapi Ha Ryu menolak lebih baik disini saja, kali aja ada pelanggan yang memanggil.
Manajer melihat juniornya ini terlihat kaku dan polos. Manajer ingin Da Hae terlihat santai malam ini kalau tidak Da Hae tak akan mendapatkan poin darinya. Da Hae mengerti ia akan melakukan yang terbaik karena ini bagian dari pekerjaan.
Karena tak ada kerjaan Ha Ryu dan timnya bemain kartu. Dir Park memanggil Ha Ryu dengan sebutan ‘pria berotot’ Mereka terkejut dan menyingkirkan kartunya. Ada panggilan pelanggan untuk Ha Ryu, Dir Park meminta agar Ha Ryu melakukannya dengan baik dan akan bertanggung jawab kalau pelanggan itu menyuruh keluar lagi.
Taek Bae mendapat panggilan khusus dari pelanggan yang bernama Ny Kim. Taek Bae telihat enggan tapi ia mau juga menemani pelanggannya ini. Temannya memberi Taek Bae semangat dan mengucapkan selamat bersenang-senang, hehe.
Ha Ryu mengajak tim-nya untuk menemui pelanggan. Kemanakah Ha Ryu dan timnya masuk, ternyata masuk ke ruangan dimana Da Hae dan pegawai lainnya ngumpul. OMG. Tapi disana Da Hae tak ada, kemana dia. Manajer pun menyuruh Ha Ryu menunjukan kebolehannya.
Ha Ryu melapas baju dan memperlihatkan otot tubuhnya membuat si manajer berteriak kegirangan.
Ternyata Da Hae keluar ruangan untuk menghubungi Bibi Hong mengatakan kalau acara kumpul2nya belum selesai. Bibi Hong meminta Da Hae tak usah khawatir karena Eun Byul sudah tidur.
Da Hae akan kembali ke ruangan mereka. Ia membuka pintu dan melihat Ha Ryu bertelanjang dada. Ia kaget bukan main ternyata ini pekerjaan Ha Ryu.
Huwaaa huwaaa apa yang akan dilakukan Da Hae ya setelah tahu apa pekerjaan Ha Ryu.
Komentar :
Ga nyangka ternyata Ha Ryu menguburkan mayat ayah tiri Da Hae. Perlu diketahui kalau ayah tiri Da Hae ini mengantongi ponsel Ha Ryu. Bagaimana kalau ada yang menemukannya ya. Hmm Yang Hoon belum tahu kalau bapaknya dibunuh sama Da Hae, kalau dia tahu reaksinya bakal biasa aja atau bakal marahkah sama Da Hae, coz walau bagaimana pun itu kan bapak kandungnya Yang Hoon.
Ternyata langsung bergulir 5 tahun ya. Si Do Hoon langsung menyebarkan virus senyum nih. Hehe. Hubungan Noona - Dongsaeng so sweet. Tapi apa maksud Tante Ji Mi ketika mengatakan kalau ayah Do Hoon juga seorang atlit, apa jangan-jangan Do Hoon bukan anak Presdir Baek.
Ah siapa itu yang diikuti sama si Eun Byul. Kembarannya Ha Ryu kah? Siapa dia. Hmm ingat2 episode 1 ketika Ha Ryu memperlihatkan foto masa kecilnya, di foto itu ada tanda lahir sementara Ha Ryu ga ada. Jadi? Apa jangan-jangan ini Ha Do Ya.
Perlu diketahui Ha Do Ya adalah peran yang dimainkan oleh Kwon Sang Woo di drama Daemul, disini dia berperan sebagai jaksa Ha Do Ya. apa tebakan saya ini bener ya... Ha Do Ya itu termasuk tipe cowo yang awalnya selengehan tapi karena suatu kasus dengan pejabat yang mempermalukan ayahnya ia bertekad untuk menjadi seorang jaksa. Jangan2 bapaknya Ha Do Ya naruh salah satu anaknya di panti asuhan (Ha Ryu) wakaka tebakan yang ngaco ya. Trus kenapa di episode 1 Ha Ryu bertanya kenapa Da Hae membunuhnya, siapa yang yang dibunuh Da Hae, Ha Ryu atau cowo yang mirip itu haduhhhh....
Penasaran. Haha. Tangan saya sampai salah terus menulis nama Presdir Baek dengan Presdir Jang haha. Setelah menjadi Presdir Cheon Ji ternyata Lee Duk Hwa menjadi Presdir Baek Hak. Enak ya perannya jadi orang kaya mulu hahaha
piku Ha Do Ya diambil dari www.blogapni.blogspot.com
piku Ha Do Ya diambil dari www.blogapni.blogspot.com
siang...mb Anis, DAEBAK.....tengkyu sinopnya mb......hehe...cobain buka taunya udah ada eps 2....oh, jangan2 oppa Kwon disini maen kembar yah ????? kembaran ma Ha DO Ya ? ada2 aja mb Anis...hehe......eh, berarti yg dibunuh siapa ? kembarannya Ha Ryu gitu ? wah...ini mah bakalan pusing deh....jalan ceritanya ga ketebak......semangat yah mb , ditunggu eps 3-nya....n jangan lupa sinop may queen...hehe......FIGHTING !!!!!.......tengkyu mb
ReplyDeleteiya itu kayaknya kembarannya deh... tapi belum tahu siapa. banyak tebak2an yang ngaco nih...
Deleteini dia genre yg pas buat mba anis.. lanjut terus mba anis..
ReplyDeletekayaknya emang ha ryu punya kembaran deh mba.. tp bkn ha do ya jg kale haha mba anis ada2 aj..
klo ha do ya yg mati kesian seo hye rim dong.. udah keilangan ha do ya, turun tahta pl dr kursi presiden korsel hehe.. #daemul mode on
lanjut mba anis, ditunggu ep 3 nya :)
.tri.
hahaha nebak aja say... kali aja itu Ha Do Ya... kalau iya ada ha Do ya kira2 ibu presiden Seo Hye rim ada juga ga ya ckckck.
Deleteharus nonton Daemul lagi nih...
mb Anis, punya link yg bikin sinop cheongdam alice ga ? sy udah bc tapi semua mentok ampe eps 6 - 1. tolong yah mb.....ksh tau...tengkyu
ReplyDeleteyang nulis CDDA hanya Irfa. kemarin grace sempet nulis juga tapi blog nya di hapus sama pemiliknya...
Deleteso tungguin aja postingan sinopsisnya di
http://cakrawala-senja-1314.blogspot.com/
udah ke mb Irfa, tapi dr sinop CDDA eps 6 part 1 lgs ke eps 8 gitu ? udah tamat lom yah mb CDDA . kalo udah mau beli dvd-nya aja...soalnya kayaknya rada komedi deh.....hehe....tebgkyu infonya
DeleteIrfa emang baru nulis sampai episode 6 tapi dia selalu menulis review tiap episodenya kok.. Sabtu minggu besok episode terakhir.. Kemungkinan minggu depan udah komplit DVD nya.
Deletemasih banyak misteri yg menyelimuti drama ini...
ReplyDeleteyaa betulll banyak banget misteri....jadi penasaran apa yg di lakukan dang hae ya setelah melihat ha ryu seprti itu haduuhhh jadi penasaran
ReplyDeleteiya mba ini tayang setiap hari apa ya?? tx
setiap senin - selasa
DeleteDitunggu sinopsis episode 3.....
ReplyDeletesemangat mba anis
Wooooo
ReplyDelete