Saturday 5 January 2013

Sinopsis May Queen Episode 28 Part 1

Jung Woo segera menemui Hae Joo setelah ia mendengar dari Ibu kalau gadis itu adalah Yoo Jin. Hae Joo menanyakan kenapa Jung Woo datang menemuinya. Jung Woo bertanya kenapa Hae Joo tak memberitahunya.


Hae Joo tak mengerti, “Samchoon kenapa?”
“Ya. Aku Samchoon-mu!” mata Jung Woo berkaca kaca, “Yoo Jin-ah...!” Jung Woo menangis, “Kenapa kau tak mengatakannya padaku?”

Mendengar itu mata Hae Joo pun berkaca-kaca akhirnya Jung Woo mengetahui kalau dirinya adalah Yoo Jin. Ia menanyakan darimana Jung Woo mengetahui hal ini. Jung Woo berkata kalau ibu sudah mengatakan semuanya. Hae Joo menitikan air mata dan menilai ibunya ini sudah mengambil tindakan bodoh, seharusnya ibu tak memberitahukan ini pada Jung Woo.

Jung Woo tak mengerti apa maksud Hae Joo ia tak boleh mengetahui ini. Ia berfikir kalau ia-lah yang bodoh. Ketika ia melihat Hae Joo waktu kecil ia berfikir kalau Hae Joo itu Yoo Jin. Tak pernah terfikir olehnya kalau pikiran itu akibat ia memiliki hubungan darah dengan Hae Joo.

Jung Woo menangis minta maaf karena tak bisa mengenali Hae Joo sebagai keponakannya. Hae Joo bertanya kenapa Jung Woo minta maaf karena ia juga belum lama tahu tentang hal ini. Jung Woo berkata seharusnya Hae Joo langsung memberitahunya.
Hae Joo juga menangis minta maaf, memikirkan dirinya akan berpisah dengan keluarganya yang sekarang ia sangat ketakutan. Ia juga khawatir ibu akan mengirim dirinya ke ibu kandungnya tapi itu juga masih belum yakin.

Jung Woo meyakinkan kalau ibu masuk ke kamarnya dan melihat foto Yoo Jin dan ibu bilang kalau dia tak mungkin salah. Bekas luka di lehar Hae Joo dan tentang ibu kandung yang mencari Hae Joo hingga ke Geo Je ia sudah mendengarnya. Ia tak menyangka karena ia berfikir di dunia ini ia tak memiliki keluarga sedarah lagi dan ia tak tahu kalau Hae Joo berada disini bersamanya. Kalau saja kakaknya masih hidup pasti sangat bahagia.
Keduanya menangis dan saling memeluk. Hae Joo kembali minta maaf ia sama sekali tak bermaksud menyembunyikan ini. Jung Woo sangat berterima kasih karena Hae Joo tetap bertahan hidup.
Keduanya duduk dan berbincang banyak hal. Hae Joo berkata kalau ia tak tahu apa Jung Woo sudah mendengarnya dari ibu atau belum. Ia meyakinkan kalau ia tak mau ibunya In Hwa (Geum Hee) mengetahui hal ini.
Jung Woo mengerti ia juga tak ingin mereka tahu tentang hal ini. Alasannya bukan karena kondisi Hae Joo tapi ia merasa masih banyak hal yang aneh. Hae Joo tak mengerti apa maksudnya. Tepat saat itu ponsel Jung Woo berdering, sepertinya itu dari bawahannya yang mengatakan sesuatu hal penting dan Jung Woo harus segera kembali ke kantor kejaksaan.
Jung Woo minta maaf pada Hae Joo ia akan bicara lagi dengan Hae Joo nanti karena sekarang ia sedang sibuk. Hae Joo mengangguk mengerti. Jung Woo tersenyum, “Apa kau tahu kalau hari ini adalah hari yang paling bahagia dalam hidupku?”

Hae Joo juga merasa kalau ia sangat lega. Ia memang seharusnya memberi tahu Jung Woo sejak awal. Jung Woo membenarkan sambil mencubit pipi Hae Joo. Keduanya tersenyum.

Jung Woo yang akan kembali ke kantor berbalik tersenyum menatap Hae Joo dan melambaikan tangan agar Hae Joo segera pulang. Hae Joo membalasnya dengan senyuman.
Jung Woo sampai di kantor dan mendapat laporan dari bawahannya kalau sesuai dugaan perintah penangkapan itu sudah dicabut. Jung Woo tanya apa alasannya.

Bawahannya mengatakan kalau menurut mereka Presdir Jang itu tak berbahaya dan kasus kriminal-nya bisa diputuskan melalui pengadilan. Karena penangkapan Presdir Jang ini bisa mempengaruhi perekonomian nasional.
Ah Samchoon gayamu udah cool kok hehe...
Jung Woo sudah menduganya ia mengingatkan bawahannya harus menang ketika benar-benar masuk pengadilan nanti. Ia berpesan agar bawahannya ini jangan memberitahu hal ini pada pembela karena ia harus menyelidiki surat perintah penangkapannya.
Presdir Jang dan Chang Hee masih berada di ruang introgasi. Chang Hee mengatakan kalau dilihat dari berbagai aspek, Presdir Jang tak akan segera ditangkap. Masalahnya adalah karena hukuman. Karena bukti yang terkumpul sangat solid, kemungkinan hukuman yang dijatuhkan sangat berat. Terlebih lagi opini publik yang kurang baik, ada kasus dimana kasus dana rahasia yang menjadi lebih kecil dibandingkan dengan kursi Presdir diputuskan ditahan oleh pengadilan.
Presdir Jang sepertinya lelah mendengar Chang Hee terus bicara, ia ingin Chang Hee segera memberinya saran. Menurut Chang Hee cara yang terbaik saat ini yaitu dengan cara meninggalkan posisi Presdir Jang.
Presdir Jang menggebrak meja ia tak bisa melakukan itu. Ia tak bisa menanggalkan kursi Presdir. Perusahaan sedang kacau, apa yang akan terjadi seandainya ia mengundurkan diri.
Chang Hee bilang bukan hanya itu saja karena kita juga mengeluaran dana yang cukup besar sebagai jaminan agar bisa membebaskan Presdir Jang dari hukuman. Presdir Jang menyahut apa Chang Hee tak tahu situasi keuangan perusahaan apa Chang Hee akan berencana menambahkan minyak ke dalam api.

Chang Hee sangat yakin Presdir Jang akan benar-benar masuk penjara kalau Presdir Jang tak melakukan apa sarannya. Apa Presdir Jang tak mempertimbangkan kerugian yang akan dialami Cheon Ji kalau Presdir Jang ditahan nanti.
Presdir Jang stres harus milih yang mana, ditahan atau mundur dari kursi Presdir. Chang Hee mengingatkan kalau Presdir Jang harus memikirkan masa depan. Kalau Presdir Jang ditahan itu akan menjadi akhir dari perusahaan Cheon Ji. (wakakaka seneng banget deh lihat Presdir Jang galau)
Hae Joo sampai di rumah ia langsung ke kamar ibunya. Melihat wajah Hae Joo yang tampak diam ibu menebak sepertinya Hae Joo sudah bertemu Jung Woo. Hae Joo sedikit kesal kenapa ibu memberi tahu Jung Woo bukankah ibu sudah berjanji untuk tak mengatakan ini. Ibu membela diri kalau ia sudah berjanji tak memberi tahu ibu kandung Hae Joo tapi ia memberi tahu Jung Woo karena dia memiliki hubungan darah dengan Hae Joo.
Hae Joo menarik nafas menyindir bahwa apa yang dilakukan ibunya ini sangat bagus dan kenapa ibunya ini tak sekalian pergi ke rumah In Hwa dan mengatakan lagi pada ibu kandungnya. Ia merasa lebih puas kalau Jung Woo saja yang tahu.

Hae Joo bertanya dimana San Oppa. Ibu menjawab kalau San sedang keluar. Hae Joo bertanya lagi pergi kemana. Ibu menjawab tak tahu kemana San pergi. Hae Joo akan menelepon San tapi ibu mencegahnya, “Kubilang dia itu sudah bangkrut kenapa kau masih menempel padanya?”
Hae Joo menebak apa mungkin ibu mengatakan sesuatu di depan San. Ibu bilang kalau orang keluar dengan dua kakinya sendiri, mana mungkin ia yang bicara. Hae Joo melirik tak percaya, ia tahu betul sifat ibunya yang blak-blakan. Hae Joo pun keluar kamar dan mencoba menghubungi San.
San berada di rumah abu. Suara dering ponsel mengagetkannya. Ia melihat kalau itu dari tukang las. San tak menjawab panggilan telepon Hae Joo. Ia menatap foto kakek.
Chang Hee mengundang Mario ke kantornya. Chang Hee berkata kalau ia sudah mendengar tentang reputasi Mario. Mario menanyakan jadi perbincangan ini tentang apa.
Chang Hee tahu kalau Mario mendukung penelitian yang dilakukan Ryan Kang. Ia tak yakin apa Mario sudah mendengar ini atau belum, tapi yang pasti sekarang ini Ryan Kang sudah bangkrut dan ia-lah yang mengambil alih pabrik Ryan Kang dan dia tak akan bisa membuat alat pengebor. “Jadi bagaimana kalau anda bekerja sama dengan kami?”
Mario ingin tahu apa di Cheon Ji ada orang yang berbakat seperti Ryan Kang. Dengan penuh keyakinan Chang Hee menjawab tentu saja dan ia juga memiliki proposal yang bisa memberi keuntungan pada Noble.
Keluarga Chun tengah makan bersama. Karena Sang Tae sekarang menganggur Hae Joo ingin tahu apa yang akan kakaknya rencanakan sekarang kakaknya ini tak bisa tinggal di rumah terus.
Sang Tae berkata kalau ia sudah menjadi pengangguran seumur hidup, tak ada masalah baginya kalau harus menjadi pengangguran lagi. I sudah menganggur selama 5 tahun dan pada saat orang menganggur orang itu bisa mengingat saat-saat mereka bekerja. (menghayal gitu kali ya)

Menurut Hae Joo tetap saja kakaknya sudah bekerja sebagai asisten pengelas dalam waktu hampir satu bulan, akan sangat disayangkan kalau kemampuan itu tak digunakan. Sang Tae berkata meskipun ia berusaha sangat keras tapi tetap saja yang ia kerjakan hanya menghabiskan tenaga saja (bilang aja males kerja)
Hae Joo mulai kesal apa kakaknya ini hanya akan di rumah saja dan menjaga pintu depan. Sang Tae menyahut meskipun begitu tetap ada gunanya. Hae Joo makin kesal, Sang Tae mengusulkan kalau ia akan membantu ibu bekerja di warung tenda.

Ibu ikutan kesal mendengarnya karena ia berfikir kalau pada akhirnya ia bisa melihat Sang Tae seperti manusia tapi kenapa Sang Tae malah mengatakan hal yang tak berguna, buang-buang waktu saja memberinya harapan palsu.

Hae Joo tahu kalau ibunya ini sedang menyindir San. Apa ibunya pikir San mengharapkan hal ini terjadi. Kalau boleh jujur bukan hanya kali ini saja kakaknya berbuat begini. Jin Joo membenarkan apa yang Hae Joo katakan. Tapi Sang Tae malah memarahi adik.
Young Joo menerima telepon dari seseorang, Bankir Tampan (hmm apa itu Il Moon) Young Joo melirik sebentar ke kakaknya dan menjawab telepon itu sambil menyapa dengan nama temannya Jin Soo. Young Joo langsung keluar menjawab telepon. Hae Joo melihatnya heran kenapa harus keluar segala, mungkin Hae Joo mikirnya gitu.
Young Joo menemui Il Moon. Ia melihat kalau Il Moon sudah tergeletak mabuk di meja makan. Young Joo kesal, “Apa ini? Setelah meneleponku lusinan kali kau malah seperti ini?”
Mendengar suara Young Joo, Il Moon langsung bangun dan tersenyum. “Gadis cantik-ku.. Kau sudah datang ya?? (wekekeke) Il Moon meminta Young Joo segera duduk.
Dengan sikap jutek Young Joo menanyakan kenapa Il Moon bersikap begini lagi. Il Moon berkata ini karena hatinya sedang sakit. Ia juga merasa bersalah pada Young Joo.

Young Joo kesal karena Il Moon selalu saja bicara seperti itu, “Apa yang membuatmu sakit hati?”

“Apa kau menyukai ayahmu?” Tanya Il Moon. Young Joo tak mengerti apa yang Il Moon bicarakan ia bahkan tak bisa mengingat wajah ayahnya.
Il Moon berkata kalau sebenarnya ia iri pada Young Joo, “Aku sangat menyukai ayahku. Karena dia orang yang dinamis dan sangat hebat. Tapi sekarang aku benar-benar membencinya. Aku berharap dia tak akan pernah keluar dari penjara. Akan lebih baik kalau dia mati saja!”

Il Moon merasa kalau dirinya ini orang yang jahat. Young Joo yang dari tadi kesal mendengarkan curhatan Il Moon menilai kalau Il Moon sungguh keterlaluan, kalau mabuk lebih baik pulang saja.
Young Joo akan membantu memapah Il Moon, tapi Il Moon malah memeluknya. Young Joo melihat sekeliling ia tak enak dipeluk seperti itu takut kalau ada yang melihat.

“Tak bisakah kau tetap bersamaku hari ini?” pinta Il Moon
“Apa kau gila?” Young Joo berusaha melepas pelukan Il Moon.
Il Moon memeluk erat dan berkata kalau ia seperti ini karena sedang berada dalam masa yang sulit. Ia memohon agar Young Joo tinggal bersamanya sebantar saja. Hati Young Joo pun trenyuh ia mengerti situasi yang dialami Il Moon. Ia menepuk punggung Il Moon perlahan, menenangkan dan menyemangati Il Moon yang menangis.
Kang San dan Mario bertemu di bar. San berterima kasih karena Mario menunda keberangkatan pulang karena dirinya. Mario berkata ini karena ada masalah yang harus ia dan San selesaikan.

San berkata sesuai yang ia katakan sebelumnya bahwa bagian utama dari sebuah kapal pengebor adalah alat pengebor-nya dan ia akan membuatkan itu untuk Mario. Tapi untuk masalah ini ia membutuhkan dukungan dana.
Raut wajah Mario mulai terlihat serius dan nada suaranya pun lain. Ia mengatakan kalau ia (Noble) memutuskan untuk menarik proyek pembuatan alat pengebor dari San. San tentu saja terkejut. Mario mengatakan kalau Direktur Park Chang Hee dari perusahaan Cheon Ji sudah mengajukan proposal pada Noble.
San makin terkejut mendengar nama Chang Hee. Mario tahu kalau San sangat berbakat tapi Noble sudah memutuskan bekerja sama dengan Cheon Ji untuk memenangkan hak atas pengeboran. Ia merasa Noble akan bekerja sama dengan San dilain waktu. San terdiam, runtuh sudah harapannya untuk membuat alat pengebor.
San menyusuri jalanan malam yang ramai. Udara dingin menusuk hingga ke tulang-tulangnya. Ia berjalan menunduk dan tanpa sengaja menabrak pengguna jalan lain.
Pria itu marah, “Hei ahjussi buka matamu kalau berjalan!” San minta maaf.
San mendengarkan pesan suara yang dikirimkan Hae Joo. Terdengar pesan Hae Joo yang sangat mengkhawatirkannya.
Hae Joo berada di kamar, ponselnya berdering dari San. Ia pun segera menjawabnya. Ia langsung bertanya, “Kau dimana? Apa kau tak apa-apa? Apa kau Sudah makan? Kapan pulang? Malam ini cuacanya akan dingin sekali. Pulanglah dulu!”
San terharu Hae Joo mengkhawatirkannya, ia terlihat sedih. Tapi kesedihan ini tak boleh ia tunjukan pada Hae Joo. Ia harus bersikap seolah ia baik-baik saja. Ia terdiam mendengar perkataan Hae Joo yang terus mengkhawatirkannya.
Begrgrgrgrgr..... San bersuara seperti kuda yang kedinginan. Ia berusaha tersenyum dan nada suaranya dibuat seolah tak terjadi apa-apa. Hae Joo heran, apa itu?

San : “Kau bilang katakan sesuatu. Apa kau tak mendengar suara kuda tadi?”

Hae Joo sedang tak ingin bercanda. Ia bertanya dimana San, ia akan kesana. Tapi San malah mengungkapkan sebuah teka-teki dan meminta Hae Joo mendengarkannya, “Ada anak kembar naik bus tapi hanya satu dari mereka yang membayar. Supir bus-nya marah dan bertanya, kenapa hanya salah satu dari kalian yang membayar? Tebak apa jawaban si kembar?”

“Ya itu, apa beli satu gratis satu?” tebak Hae Joo.
“Salah!” sahut San. Jawabannya adalah ‘ya ampun kami akan membayarnya’ (dengan suara imut)

San tertawa tapi tidak bagi Hae Joo.

“Ah keterlaluan aku sudah kedinginan, apa kau mau melihatku kedinginan setengah mati? Kau dimana?” tanya Hae Joo.
San terdiam dan berkata kalau sekarang ia juga tak bisa membuat Hae Joo tertawa. San memutus teleponnya. Hae Joo semakin khawatir.
San duduk menyendiri dimana ini ya (di lapangan atau tepi pantai) pokoknya San melamun sendirian dengan suasana malam yang ceria tapi hatinya tidak. Ia tak punya tujuan pulang.
Presdir Jang dan Chang Hee masih berada di ruang introgasi kejaksaan. Presdir Jang menghubungi seseorang (sepertinya dewan direksi) ia minta maaf karena sudah merepotkan orang itu. Sepertinya Presdir Jang meminta pendapat dewan direksi apa yang harus dilakukannya dan sepertinya orang itu menyarankan hal yang sama seperti yang disarankan Chang Hee, turun dari kursi Presdir Cheon Ji.
Presdir Jang berkata kalau apa yang Chang Hee katakan benar, kalau ia tak turun dan tak muncul sendiri mereka bilang akan sulit baginya untuk melewati pengadilan. Chang Hee pun kembali menyarankan untuk mengambil langkah itu.
Chang Hee meminta Presdir Jang memikirkan kalau ini hanyalah rintangan kecil untuk jalan yang panjang. Karena Presdir Jang bisa memperoleh jabatan kembali setelah pengadilannya selesai.
Presdir Jang bertanya kira-kira siapa yang tepat menggantikannya. Ia menyarankan bagimana kalau Direktur Hwang. Chang Hee merasa kalau posisi itu tak bisa diisi oleh para Direktur atau pegawai lain karena kalau mereka tahu tentang Presdir Jang itu akan menimbulkan kecurigaan. “Lalu siapa yang bisa menggantikanku? Apakah aku harus merekrut dari luar negeri?” tanya Presdir Jang.
Cheng Hee pun mengusulkan, “Bagaimana kalau Il Moon?”

Presdir Jang tertawa karena ia masih belum bisa percaya pada kemampuan putranya. Tapi Chang Hee berjanji kalau ia akan bekerja keras mendukungnya. Tapi menurut Presdir Jang kalau mengusulkan Il Moon, dewan direksi akan banyak yang menentang. Ditambah lagi kedudukan Il Moon di perusahaan sekarang ini sangat rendah.

“Dan anda akan khawatir tentang apa yang akan terjadi?” Tebak Chang Hee. Ia meyakinkah kalau pemilik perusahaan tetaplah Presdir Jang. Ia meminta Presdir Jang agar percaya pada anak sendiri. Karena yang namanya jabatan bisa mengubah seseorang. Kalau Jang Il Moon mendapatkan jabatan itu maka dia akan menjadi orang yang hebat.

Jaksa masuk ke ruang introgasi mengatakan kalau Jung Woo ingin bicara dengan Presdir Jang.
Presdir Jang berada di ruangan Jung Woo. Jung Woo tertawa karena ini seperti dugaannya, ia sangat terkesan dengan Presdir Jang. Kali ini ia benar-benar akan mengirim Presdir Jang ke tempat yang sepantasnya. Tapi ia menilai ini tak mudah.

Presdir Jang berkata kalau masa sidang untuknya belum-lah dimulai dan ini membuatnya kesal dengan sikap Jung Woo yang mengincarnya. Tapi baginya tidak benar kalau ia merasa gugup hanya karena masalah ini.
Jung Woo berkata kalau ia pasti akan menangkap Presdir Jang. Semua hal yang diketahui atau bahkan yang tak diketahui ia memastikan akan mengejar Presdir Jang meskipun harus sampai ke neraka.
Presdir Jang mengingatkan agar Jung Woo tidak terlalu berlebihan. “Kau seharusnya belajar bersenang-senang selama kau hidup. Apa enaknya mengejarku terus?” Jung Woo tertawa membenarkan dan mengucapkan sampai bertemu di pengadilan nanti.
Setelah Presdir Jang keluar dari ruangannya Jung Woo mengambil dua peluru yang ia simpan. Ia menggenggamnya erat.
Sang Tae terkejut mendengar kabar dari ibunya kalau Young Joo menginap di luar. Ibu membenarkan bahkan Young Joo tak menjawab teleponnya. Ia tak tahu dimana keberadaan gadis itu. Sang Tae heran bukankah Young Joo bilang akan bertemu dengan Jin Soo. Apa karena ujian masuk universitas sudah selesai Young Joo pergi minum-minum dengan temannya. Ibu bilang mungkin saja dan akan lebih membuatnya tenang kalau Young Joo segera pulang.
Ibu menyuruh Sang Tae membuang sampah. Sang Tae mengeluh karena membuang sampah akan merusak style-nya.
Ibu : “Kalau kau mau tetap bisa makan dan menghasilkan uang kau bisa menjaga style-mu. Kenapa? Apa kau mau kepalaran?”

Sang Tae kembali mengeluh karena ibu selalu tahu kelemahannya. Ia pun terpaksa keluar untuk membuang sampah.
Ketika Sang Tae akan membuang sampah ia melihat ada mobil bagus yang berhenti disana. Ia bertanya-tanya sedang apa mobil itu berhenti disini. Tapi sesaat kemudian ia terkejut begitu melihat siapa yang keluar dari mobil itu. Il Moon dan Young Joo.
Il Moon bertanya apa Young Joo akan baik-baik saja karena semalam tak pulang. Young Joo malah balik bertanya memangnya apa yang keduanya bisa lakukan sekarang. Il Moon berpesan kalau Young Joo diusir dari rumah lebih baik datang saja padanya.
Sang Tae kesal melihat keduanya bersama. Ia menghampiri keduanya dan marah-marah. Melihat kakaknya datang Young Joo terkejut dan langsung bersembunyi di belakang Il Moon.
“Hei Chun Young Joo apa kau bersamanya semalam?” Tanya Sang Tae.

Young Joo mengelak mengatakan tidak, ia baru saja bertemu Il Moon di depan jalan.

Sang Tae menatap marah Il Moon, “Kau bersama adikku semalam kan? Benar kan?”

“Memangnya kau tak bisa menebaknya ya?” Sahut Il Moon.
Sang Tae makin marah dan memukulkan sekantong sampah ke tubuh Il Moon hingga sampah itu berhamburan. Sang Tae juga mencengkeram baju Il Moon, “Hei kalau kau tak mau melihatku mengamuk sebaiknya kau bicara yang benar.”
Il Moon juga ikut marah meminta dilepaskan. Sang Tae menolak melepaskan sambil mencekik Il Moon. Young Joo berusaha memisahkan keduanya. Tapi Sang Tae masih mencekik Il Moon, “Aku tanya padamu, kau punya hubungan apa dengan adikku?”

“Dasar bodoh, kau pikir apa yang kami lakukan semalaman?” Bentak Il Moon.
Sang Tae semakin emosi ia memukulkan kepalanya ke wajah Il Moon hingga membuat hidung Il Moon berdarah hahaha. Sang Tae sendiri merasakan sakit di kepalanya.

Sang Tae belum puas ia kembali mencengkeram baju Il Moon. Tapi Young Joo mendorongnya hingga terjengkang. Il Moon langsung lari menjauh. Young Joo mengejarnya tapi Sang Tae segera menarik adiknya.
Il Moon kesal seharusnya ia membiarkan Young Joo naik taksi saja. Sang Tae dari jauh mengancam memperingatkan kalau ia bertemu Il Moon lagi, ia memastikan kalau Il Moon akan mati ditangannya. Ancaman itu membuat Il Moon ngibrit. Wakaka mobilnya ditinggalin gitu aja.
Sang Tae tak mengerti tingkah laku apa yang sedang dilakukan oleh Young Joo. Apa Young Joo tak tahu kalau Il Moon itu brengsek. Dia sudah membuatnya menjadi pencuri. Tapi Young Joo menilai itu karena kakaknya bodoh kenapa mau saja disuruh seperti itu.

Sang Tae berusaha menahan sabar ia bertanya kemana saja Young Joo semalaman tak pulang. Young Joo menjawab kalau ia pergi ke tempat yang tak pernah Sang Tae kunjungi meskipun Sang Tae bangkit dari kematian.

Sang Tae tak mengerti, “Apa? Dimana itu?”
“Hotel!” jawab Young Joo.
Sang Tae jelas marah. Young Joo meyakinkan kalau ia tak akan dicampakaan oleh pria seperti Hae Joo atau mahasiswa DO seperti Sang Tae karena ia memiliki rencana. Ia akan bertemu dengan pria kaya yang akan merawat dirinya seumur hidupnya.

Sang Tae hanya bisa nyebut sambil menarik nafas panjang. Young Joo menilai kalau kakaknya ini iri padanya. Young Joo akan masuk ke rumah tapi Sang Tae menahannya. Sang Tae mengingatkan kalau apa yang terjadi pada Young Joo ini lebih buruk daripada yang ia alami. Sekali saja Hae Joo tahu tentang hal ini, maka Young Joo akan habis. Jadi lebih baik tutup mulut saja. Young Joo mengkerut mulai takut kalau Hae Joo akan ngamuk lagi. Ia mengerti ia akan tutup mulut.
Presdir Jang dan Chang Hee sampai di rumah. Geum Hee mencemaskan suaminya. Apa suaminya baik-baik saja, ia melihat wajah suaminya terlihat lebih kurus setelah menginap di kejaksaan. Presdir Jang berkata kalau ia baik-baik saja. Kalau ia gemetar ketakutan hanya karena masalah ini berarti ia bukanlah Jang Do Hyun. Ia akan ganti baju dan harus segera kembali ke perusahaan.

Geum Hee meminta suaminya lebih baik makan dulu tapi Presdir Jang bilang tak punya waktu. Ia bertanya dimana Il Moon. Geum Hee mengatakan kalau Il Moon juga baru pulang. Presdir Jang kaget dan kesal apa makssu istrinya Il moon itu berada di rumah bukannya di kantor.
Il Moon turun dari kamarnya. Melihat putranya ada di rumah Presdir Jang memarahinya. Kenapa masih di rumah dan kenapa dengan wajah Il Moon. Il Moon mengatakan kalau semalam ia terjatuh. Presdir Jang menebak pasti Il Moon semalam mabuk lagi. Ia kesal seakan ingin memukul putranya.

Chang Hee mengingatkan Presdir Jang kalau sekarang sudah tak memiliki waktu. Ia juga menyuruh Il Moon segera bersiap karena ketiganya harus ke perusahaan dan disana semua dewan direksi sudah siap.
Il Moon bertanya kenapa ia harus ikut kesana. Mendengar pertanyaan anaknya Presdir Jang kesal, kalau Chang Hee menyuruh cepat, Il Moon harus cepat laksanakan. Il Moon ke kamarnya dan segera mengganti pakaian. Presdir Jang berusaha menahan emosi, “Keterlaluan. Anak ini seharusnya kupukul!”

Rapat dewan direksi.
Presdir Jang mengungkapkan kalau sepertinya anggota dewan direksi sudah mengetahui berita tentang dirinya lewat surat kabar. Ia sedang menghadapi masalah untuk tetap berada di posisinya saat ini dan sepertinya ia harus meninggalkan jabatannya. Ia mengatakan kalau mimpi seumur hidupnya adalah membangun pondasi untuk masyarakat, menyumbangkan semua asetnya dan ia akan mendedikasikan dirinya untuk itu mulai dari sekarang.
Presdir Jang meminta pada dewan direksi untuk mengusulkan siapa yang kira-kira tepat menjadi penerusnya memimpin Cheon Ji. Dewan direksi saling memandang.
Chang Hee angkat bicara. Menurutnya orang yang paling paham tentang menjalankan perusahaan ini dan seharusnya menjadi pemimpin tak lain dan tak bukan adalah....

Jang Il Moon
Il Moon jelas terkejut Chang Hee merekomendasikan dirinya. Ia tentu tersenyum senang. Dewan direksi langsung kasak-kusuk.
Salah satu dewan direksi tak setuju karena insiden ledakan di Indonesia, Il Moon sudah menyebabkan banyak kekacauan di perusahaan. Ditambah lagi Il Moon tidak berpengalaman untuk memimpin perusahaan ini. Dewan direksi yang lain juga setuju, karena saat ini Il Moon hanya pegawai biasa.
Chang Hee menggebrak meja. Jelas ini membuat semua peserta rapat terkejut. Chang Hee berdiri dan bertanya pada seluruh dewan direksi, siapa yang mendirikan perusahaan ini. Menurut Chang Hee yang namanya pengalaman itu bisa dibangun dan kesalahan bisa dilakukan oleh siapapun. “Apa kalian bisa membangun perusahaan ini dari awal? Kalau begitu kenapa kalian sangat keberatan?” Chang Hee meninggikan suaranya.

Presdir Jang menyela agar Chang Hee jangan bersikap begitu. Presdir Jang pun mengusulkan melakukan voting. Presdir Jang menyuruh Sek Choi untuk segera menyiapkan konfrensi pers dan jangan lupa beritahu pada wartawan kalau ia sendiri yang akan hadir secara pribadi.

Il Moon menatap Chang Hee yang sudah duduk terdiam. Ia tak menyangka ternyata Chang Hee yang mengusulkan dirinya untuk menduduki kursi Presdir Cheon Ji yang diincarnya.
Hae Joo ke pabrik memeriksa pembuatan azimuth thruster. Tapi pikirannya selalu tertuju pada San yang semalam tak pulang ke rumahnya. Ia khawatir.
Ia mengingat saat-saat kebersamaannya dengan San ketika berhasil melakukan penelitian terhadap azimuth thruster. Hari itu, saking senangnya ia sampai memeluk San. Ia mengeluh cemas, “Dia sebenarnya dimana?”
San ke kapal yacht. Disana ada dua orang yang menunggunya. Pria itu bertanya apa San pemilik yacht ini. San membenarkan dan menayakan ada apa mencarinya.
“Apa lagi? kalau kau berhutang seharusnya kau ingat pada siapa kau berhutang!” ucap pria itu. “Apa kau tahu berapa banyak yang kami investasikan ke perusahaanmu?” Tanya pria yang satunya.
San mengerti dan ia akan bicara lagi nanti. Ia harus ke kapal tapi dua orang itu mencegah masuk sambil mencengekram baju San. San tak boleh pergi sebelum hutangnya lunas karena ia takut San akan kabur dengan yacht ini.
San menyingkirkan tangan pria itu. Ia mengatakan kalau ia datang hanya untuk mengambil barang-barangnya. Pria yang satunya berkata sebelum San membayar hutang, yacht dan semua isinya adalah milik mereka. San marah kalau keduanya melihat gambar rancangan miliknya apa itu juga akan diakui oleh mereka.
Buk... Pria itu memukul San hingga ujung bibir San berdarah. Pria itu juga marah bukankah San yang berhutang kenapa berani bicara seperti itu padanya. San Oppa yang sabar ya.
Hae Joo melihat proses pambuatan kapal pengebor. Ia teringat ucapan San tentang takdir. Alasan San ingin membuat kapal Pengebor adalah takdir. Darah orang yang ingin membuat kapal pengebor mengalir dalam tubuhnya.
San menyusuri jalan tak tentu arah. Ia tak memiliki tujuan kemana ia akan pergi. Ia menyentuh ujung bibirnya yang sakit akibat dipukul tadi. Di depan sebuah restouran ia berdiri terdiam membaca papan pengumuman.
Dicari koki masakan Italia.
San masuk ke restouran itu. Hmmm Apa San akan melamar pekerjaan di restouran itu.
Makan malam di rumah keluarga Jang dan seperti biasa dua pria keluarga Park ikut makan malam bersama. Bong Hee yang sudah mendengar tentang pergantian kursi Presdir Cheon Ji menanyakan kebenarannya. Apa benar Il Moon yang menggantikan posisi kakak iparnya. Presdir Jang balik bertanya apa Bong Hee tak melihat laporannya, apa Bong Hee masih meragukan perkataannya.
Bong Hee berkata bukannya ia tak percaya pada kakak iparnya tapi ia tak percaya pada Il Moon. Ia khawatir Il Moon akan menghancurkan perusahaan.

“Memangnya aku kenapa?” tanya Il Moon. “Memangnya Bibi bisa?”

Bong Hee tertawa apa Il Moon lupa dengan semua masalah yang Il Moon timbulkan di perusahaan. Apa ia harus membacakan daftarnya satu persatu.
Chang Hee menyahut kalau itu tak masalah ia yang akan mengatasi semuanya. Meskipun Presdir Jang turun dari jabatannya Presdir Jang tetap akan memantau dari belakang. Bong Hee menyahut tentu saja kakak iparnya akan melakukan itu.
Presdir Jang berkata kalau berkat Chang Hee Il Moon bisa direkomendasikan sebagai Presdir Cheon Ji. Ia memuji Chang Hee sudah bekerja keras, “In Hwa dan Chang Hee... bagaimana kalau kalian segera menikah? Lakukan saja upacara pernikahannya bulan depan!”

In Hwa tentu saja senang. Apa ayahnya ini sungguh-sungguh. Presdir Jang meminta pendapat istrinya.
Geum Hee merasa kalau bulan depan itu terlalu cepat karena setidaknya memerlukan waktu berbulan-bulan untuk melakukan persiapan. Ditambah lagi ini adalah pengalaman pertamanya penyiapkan pernikahan untuk anaknya. Ia harus mencari tahu beberapa hal.

Presdir Jang tanya persiapan apa lagi, “Kita memiliki rumah dan segalanya. Untuk apa khawatir? Tak akan masalah kalau hanya melakukan resepsi pernikahan saja.”

In Hwa setuju pendapat ayahnya. Chang Hee pun demikian ia akan melakukan seperti keinginan Presdir Jang.
Presdir Jang meminta pendapat Gi Chul. Gi Chul berkata bukankah ia dan Presdir Jang seharusnya mulai mengganti cara memanggil masing-masing, kita akan menjadi besan katanya. Presdir Jang tertawa, Geum Hee membenarkan. Presdir Jang pun menyebut Gi Chul dengan sebutan besan hahaha. Gi Chul tertawa senang sekali.
Gi Chul meminta pendapat Il Moon. Il Moon hanya menyahut kalau itu bagus. Ia tak bisa protes apapun karena Chang Hee sudah membantunya untuk direkomendasikan sebagai Presdir Cheon Ji. Sepertinya Il Moon merasa itu sudah cukup, jadi ia tak memprotes keputusan pernikahan ini.

Presdir Jang mengingatkan kalau upacara pernikahannya dilakukan secara sederhana saja karena mengingat kondisi perusahaan yang tak baik.
In Hwa setuju-setuju saja. Selama Chang Hee ada maka upacara pernikahan itu pasti ada. In Hwa melingkarkan tangan ke Chang Hee, keduanya tersenyum.
Tapi Bong Hee terdiam menatap kedua pasangan yang akan menikah. (Yah masa gue keduluan sama keponakan. Mungkin dia mikirnya gitu kali ya... hahaha)

Komentar :

Wow Chang Hee apa maksudmu menjadikan Il Moon sebagai Presdir Cheon Ji. Apa dengan Il Moon menjadi pemimpin Cheon Ji ia akan lebih mudah menghancurkan Presdir Jang dan kemudian ia yang mengambil alih Cheon Ji.

Hmm bisa ditebak apa yang dilakukan Il Moon dan Young Joo di hotel. Dua pria dan wanita di hotel, hmmm...

San Oppa, sungguh dia luntang lantung di jalan. Huhu... Oppa kalau kau tak punya tujuan, rumahku terbuka untukmu hahaha....

9 comments:

  1. rumah wulan pun masih terbuka buat san oppa
    hehehehehehe
    semangat ya mbak....
    di tunggu terus kelanjutan sinopsisnya

    ReplyDelete
  2. Seruuu...
    Nggak sabar menunggu kelanjutannya..
    Dari semua blog yang menulis sinopsis drama Korea, saya paling suka tulisan di blog ini...
    Semangat ya menulis kelanjutan sinopsisnya :)

    ReplyDelete
  3. mb anis part 2 nya jgn lama2 ya,,,
    dtunggu mb n ttp smgat,, makasih....

    ReplyDelete
  4. Penasaran pengen lihat In Hwa & Chang Hee kawin
    Hehehe........
    Semangat terus ya nulis sinopsisnya

    ReplyDelete
  5. Makin seru nih ceritanya,,,
    Smgat y mbak

    ReplyDelete
  6. Seru bgt ceritanya....smngat mbk nglanjutin sinopsisnya....

    ReplyDelete
  7. Seruuuuuuu banget ^-^
    semangat!

    ReplyDelete
  8. kasian san oppa ! semangat ya sinopsis nya ! school 2013 nya juga di tunggu. wah... kebayang deh sibuknya, apalagi dah mulai masuk sekolah ya? pokoknya... semangat deh !

    ReplyDelete
  9. DituNggu kLnjutaNnya yA...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.