Sunday 6 January 2013

Sinopsis May Queen Episode 28 Part 2

Note : Walaupun Jang Do Hyun sudah tidak menjabat Presdir Cheon Ji lagi tapi aku tetap menyebutnya Presdir Jang dan Il Moon yang menjabat Presdir Cheon Ji tetap kusebut Il Moon aja.
Sinopsis May Queen Episode 28 Part 2
Usai makan malam bersama di kediaman Presdir Jang, Chang Hee dan ayahnya kembali ke rumah mereka. Gi Chul tak mengerti kenapa Chang Hee merekomendasikan Il Moon menjadi Presdir Cheon Ji.
Chang Hee tak mempermasalahkan karena sebagai gantinya ia memperoleh sesuatu, pernikahannya dengan In Hwa. Tapi tetap saja Gi Chul tak bisa menerimanya.
Tepat saat keduanya sedang membahas ini, In Hwa masuk ke rumah. Gi Chul terkejut tapi In Hwa sepertinya tak mendengar apa yang keduanya perbincangkan. In Hwa menanyakan kenapa Chang Hee pergi begitu saja setelah makan malam.

Chang Hee berkata kalau ini sudah larut malam. Tapi menurut In Hwa sekarang belum terlalu larut karena masih jam 9 malam. In Hwa melingkarkan tangannya ke lengan Chang Hee, ada yang ingin ia bicarakan. Ia minta izin pada Gi Chul akan bicara dengan Chang Hee sebentar.

Gi Chul tentu saja membolehkan semalaman pun rasanya belum cukup untuk bicara hehe. In Hwa dan Chang Hee bicara berdua di kamar. Gi Chul tersenyum girang melihat kebersamaan keduanya.
Di dalam kamar In Hwa menyetujui usul ayahnya untuk melaksanakan pernikahan yang sederhana. Tapi ia tak mau kalau bulan madunya hanya sedarhana. Ia ingin mengingat saat-saat bulan madu seumur hidupnya. Jadi ia ingin bulan madu yang romantis dan mewah.
Tapi Chang Hee tak bisa pergi berbulan madu karena banyak pekerjaan di kantor. In Hwa tentu saja merengut karena ini tak adil untuknya. Chang Hee berkata kalau posisi Presdir Cheon Ji itu sangat berat dilakukan oleh Il Moon, ditambah lagi kondisi perusahaan yang tak begitu baik. Sampai suasana di perusahaan membaik akan sulit baginya untuk ambil cuti.
In Hwa kesal ini semua gara-gara kakaknya. Chang Hee berjanji sebagai gantinya ketika semuanya sudah membaik ia akan mengambil cuti dua bulan dan akan menghabiskan waktu bersama In Hwa. Tapi janji Chang Hee itu tak membuat In Hwa senang karena itu hanya sebuah liburan biasa bukanlah bulan madu.
Chang Hee duduk di samping In Hwa dan mengenggam tangannya. Chang Hee bertanya apakah sepenting itu berbulan madu. In Hwa menjawab tentu saja karena bulan madu hanya sekali seumur hidup.
Chang Hee menatap In Hwa penuh cinta dan berkata kalau ia hanya ingin In Hwa bahagia. In Hwa tersipu dan berkata kalau ia pun hanya ingin Chang Hee bahagia.
Chang Hee menyandarkan kepala In Hwa ke pundaknya. In Hwa tersenyum bahagia. Tapi Chang Hee.... hmmm entah bagaimana aku bisa mengartikan tatapan mata Chang Hee ya.
Melihat keponakannya sebentar lagi akan menikah Bong Hee menggalau. Ia minum wine sendirian. Ia bergumam, sepertinya menggumamkan puisi deh, aku kesepian. Kapan aku bisa kembali padamu? Bong Hee mengeluh ia merasa kalau malam semakin panjang kalau sendirian. Ia pun bersulang untuk orang-orang Korea yang masih jomblo hehe.
Geum Hee heran melihat adiknya minum, “Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"

“Misalnya apa?” tanya Bong Hee.

“Seperti keponakanmu yang muda akan menikah lebih dulu jadi kau merasa sedih.” Ucap Geum Hee. Bong Hee menyahut kalau kakaknya sudah tahu itu jadi tak usah membahasnya lagi.
In Hwa sampai di rumah dan memanggil ibunya. Melihat Bibinya minum wine ia juga ingin minum. Bong Hee kesal melihat In Hwa, kenapa minum disini seharusnya pergi minum dengan pasangan In Hwa. In Hwa juga kesal karena Bibinya marah-marah tanpa alasan. Ia mengambil gelas wine milik Bong Hee dan meminumnya. Bong Hee jelas sewot karena itu minumannya kenapa In Hwa mengambilnya.
Geum Hee bertanya apa In Hwa sangat menyukainya. In Hwa menjawab kalau ia sangat menyukainya. Ia memeluk ibunya dan berterima kasih, tanpa ibunya ia pasti akan sedih sekali. Ibuku yang paling hebat.
Bong Hee yang kesal menatap tak peduli, “Nikmati saja waktu kalian. Nikmati saja selama masih bisa.” Geum Hee berkata misalkan In Hwa ingin memiliki rumah baru bukankah mereka harus menyiapkan beberapa hal. In Hwa tanya untuk apa, bukankah ia akan pindah ke rumah Chang Hee.
Ibunya dan Bong Hee kaget mendengar keputusan In Hwa kalau setelah menikah akan tinggal di rumah Chang Hee. In Hwa berkata bukankah tugas seorang istri itu menjaga ayah mertuanya. Ia berharap setidaknya ia bisa menjadi menantu yang baik selama beberapa bulan tinggal bersama ayah mertuanya sebelum memiliki rumah sendiri.

Bong Hee tak yakin apa In Hwa mempu melakukan hal seperti itu. Geum Hee membenarkan, “Kalau kau sadar beratnya merawat orang tua, kau akan kuat menahan apapun yang tak ingin kau sampaikan pada suamimu.” In Hwa berjanji kalau ia akan hidup bahagia sampai mati. Bong Hee yang iri dirinya belum bisa menikah tertawa. Apa In Hwa pikir hidup itu bisa dikendalikan. “Kau akan menyadari bagaimana hidup setelah kau menjalani kesulitan hidup bersama mertuamu.”
Bong Hee yakin kalau In Hwa akan pulang ke rumah setelah mengalaminya sendiri nanti.
In Hwa cemberut Bibinya rese. Ia mengajak ibunya bicara berdua di kamar. Ia kesal karena Bibinya marah-marah tanpa sebab dan ia pun menyindir Bibinya yang masih nge-jomblo.
Bong Hee tambah kesal, “Hei akan kupastikan kau tak akan pernah mengucapkan kata seperti itu lagi. Kau tak punya perasaan, apa kau sedang menertawakanku sekarang?” Bong Hee meminta Kakaknya tak perlu mengikuti In Hwa ke kamar. Apa Kakaknya akan mencampakannya juga dan pergi. Geum Hee tertawa kenapa Bong Hee tak menikmati wine sendirian saja. Geum Hee dan In Hwa bergegas ke kamar.
Bong Hee tentu saja jengkel. Ia kembali meminum wine-nya dan bertanya-tanya haruskan ia kembali ke rumah Jung Woo. Tapi sesaat kemudian ia berusaha menghilangkan pikiran itu, “Lee Bong Hee kau mungkin membuang harga dirimu tapi kau harus tetap mempertahankan gayamu!” Ia harus bertahan setidaknya seminggu untuk mendapatkan harga diri dan gayanya kembali.
Ternyata bukan hanya Bong Hee saja yang galau. Ternyata Samchoon juga galau nih. Jung Woo menatap fotonya bersama Bong Hee. tapi tiba-tiba terdengar suara panggilan Hae Joo yang mencarinya. Jung Woo segera menyimpan foto itu di rak diantara buku-bukunya.
Hae Joo yang khawatir menanyakan apa Jung Woo mendengar kabar dari San. Jung Woo heran bukankah San itu selalu bersama Hae Joo. Hae Joo berkata kalau ia tak bisa menghubungi San. Jung Woo menyahut kalau ia melihat San ia juga ingin mengatakan sesuatu pada pemuda itu. Ia sangat mengerti kondisi yang dialami oleh San karena dia sedang mengalami masa yang sulit.
Jung Woo bertanya apa Hae Joo pernah mendengar bagaimana almarhum ayah Hae Joo (Chun Hong Chul) membawa Hae Joo ke rumah. Hae Joo balik bertanya apa ibu tak memberi tahu Jung Woo. Ibu mengatakan padanya bahwa menurut ayahnya ia terlahir dari seorang wanita yang dikenal ayahnya di sebuah pulau. Jung Woo bertanya-tanya kenapa Hong Chul berkata seperti itu karena hal itu bukanlah kebenaran yang sesungguhnya.
Hae Joo mengatakan kalau ibunya menyebutkan tentang hasil tes DNA. Geum Hee melakuka tes DNA terhadapnya tapi hasil tes menunjukan kalau Geum Hee bukanlah ibu kandunganya. Jadi ia juga tak begitu yakin dengan hubungan kekeluargaannya dengan Jung Woo. Tapi ia akan sangat bahagia kalau Jung Woo memang Samchoon-nya.
Jung Woo mengambil fotonya dan berkata kalau ibu sudah beberapa kali memastikan kalau yang di dalam foto ini adalah Hae Joo kecil. Tapi Hae Joo heran bagaimana bisa hasil tes DNA nya begitu. Jung Woo menilai kalau hasil tes itu bisa saja salah. Tapi bukan hanya itu yang menjadi pertanyaannya. Hae Joo tanya apa maksud perkataan Jung Woo. Jung Woo tak mengatakannya ia hanya berkata kalau ia harus mencari tahu sesuatu.
Jung Woo menggenggam kedua tangan Hae Joo. Ia sangat bahagia dan rasanya seperti mimpi. Hae Joo juga demikian ia bahagia bisa bertemu dengan Jung Woo.
Chang Hee dan In Hwa ditemani Geum Hee membeli perlengkapan untuk pernikahan keduanya. In Hwa melihat-lihat peralatan rumah tangga. Chang Hee heran apa In Hwa akan memasak lagi (masakan In Hwa ga enak haha) In Hwa berkata kalau ia berfikir bisa melakukan pekerjaan memasak dengan baik. Geum Hee tersenyum melihat keduanya.
Selanjutanya mereka memilih kain untuk membuat hanbok.
Sementara di pabrik Hae Joo bekerja sangat rajin. Ia mengawasi tiap pekerja yang tengah membuat azimuth truster. Bukan hanya mengawasi, ia juga memeriksa dan memberi pengarahan pada pekerja.
Kedua pasangan yang akan menikah ke toko perhiasan. Mereka memilih cincin pernikahan. In Hwa dan Chang Hee tersenyum bahagia.
Di restouran Italia. San menjadi Koki. Ia memamerkan kebolehannya dalam hal membuat masakan Italia (ahay San Oppa bikin pasta) San tersenyum menyajikan masakannya ke pelanggan.
In Hwa mencoba gaun pengantin. Geum Hee tersenyum melihat putrinya begitu cantik. Chang Hee? Apa dia terpana melihat kecantikan In Hwa. Ah.. bingung aku menjelaskan apa yang ada dipikiran Chang Hee. Tapi tatapan matanya seolah ia memuji kecantikan calon istrinya.
Bagaimanakah dengan Presdir baru Cheon Ji, Jang Il Moon. Dia duduk santai di ruangannya menerima laporan dari Chang Hee yang harus ditandatanganinya.
Il Moon menyinggung tentang pernikahan Chang Hee yang akan dilaksanakan besok. Ia berpesan agar Chang Hee memperlakukan adiknya dengan baik. Bukankah Chang Hee tahu kalau ia sangat mengkhawatirkan itu. Chang Hee mengerti ia tahu itu. Il Moon meminta Chang Hee memecat Hae Joo. Tapi bukankah Presdir Cheon Ji itu dirinya jadi ia juga bisa memecat Hae Joo ditambah lagi bukankah thruster-nya juga hampir selesai.
Chang Hee mengingatkan kalau Hae Joo itu mendapat perintah khusus dari Presdir sebelumnya. Jadi Il Moon tak bisa memecat Hae Joo begitu saja. Il Moon menggebrak meja, memangnya siapa yang menjadi Presdir Cheon Ji sekarang, aku Jang Il Moon katanya. “Apa kau masih memanggil orang tua itu sebagai Presdir di belakangku?”

Chang Hee berkata seandainya ditemukan permasalahan pada thruster-nya maka Cheon Ji akan terkena masalah. Kadi lebih baik biarkan saja Hae Joo di perusahaan ini sampai pengujiannya selesai. Il Moon jelas tak suka karena meskipun ia Presdir Cheon Ji tetap saja tak ada yang bisa ia lakukan sesuai kehendak hatinya.
Il Moon mengunjungi kantor Reseach and Development (Penelitian dan pengembangan) Disana Hae Joo tengah memberikan pengarahan ke beberapa pegawai. Melihat kedatangan Il Moon semuanya memberi hormat.
Il Moon menatap Hae Joo dan bertanya apa Hae Joo masih belum menyelesaikan azimuth thruster-nya. Hae Joo berkata kalau ia sedang berusaha bekerja dengan cepat sesuai intrusksi Il Moon. Itu sebabnya semua pegawai bekerja lembur bahkan dihari libur. Il Moon tak suka alasan yang dibuat Hae Joo. Ia meminta segera percepat proses pembuatannya. “Aku dengar tanganmu itu tangan dewa. Kenapa kerjamu lambat sekali?”
Hae Joo berkata memang penting bekerja dengan cepat tapi menyelesaikan pekerjaan dengan baik itu jauh lebih penting. Il Moon kesal apa Hae Joo sedang membuat barang untuk dipajang. Apa Hae Joo akan memajang thruster itu disuatu tempat. “Apa itu, menyelesaikan dengan baik. Kita harus bisa menjualnya untuk menyelamatkan perusahaan.”
Il Moon beralih menatap Jo Min Kyung, “Ketua Tim Jo kalau Hae Joo tak bisa melakukannya kenapa bukan kau saja yang melakukannya?”
Jo Min Kyung bingung Il Moon menyebutnya Ketua Tim. Ia mengatakan kalau ia ini hanya Asisten Ketua Tim. Il Moon berkata sebagai Presdir kalau ia memanggil Jo Min Kyung dengan sebutan ketua tim maka Jo Min Kyung lah ketua timnya, apa ada masalah. Jo Min Kyung menjawab kalau itu tak ada masalah, ia tentu saja senang.
Il Moon juga mengumumkan tentang acara pernikahan adiknya yang akan dilangsungkan besok. Ia memerintahkan seluruh pegawai yang ada disini untuk hadir terutama Hae Joo. “Kau punya baju resmi kan?” Il Moon nyindir nih.
Dengan gayanya yang sok Il Moon menerima banyak sapaan penghormatan dari beberapa pegawai Cheon Ji (haha sombong banget nih orang) Il Moon berkata pada Sek Choi kalau sekarang ia merasa senang. Ia bertanya apa Sek Choi melihat wajah Hae Joo tadi. Menurutnya Hae Joo tadi sedang setengah mati menahan emosi. Ponselnya berdering, dari Young Joo.

Ia kesal kenapa Young Joo terus-menerus meneleponnya, “Sungguh menyebalkan!” Il Moon menjauh dari Sek Choi dan menjawab telepon dari Young Joo.
Suara Young Joo terdengar kesal karena Il Moon sengaja menghidari telepon darinya. “Kenapa tak menjawab teleponku?” Il Moon beralasan kalau ia sangat sibuk, “Aku ini sekarang Presdir.”
“Apa kau sibuk hari ini?” Tanya Young Joo.
“Ya aku sibuk!”
“Besok?”

Il Moon mengatakan kalau adiknya akan menikah besok, bukankah Young Joo sudah tahu kalau Park Chang Hee lah yang akan menikah dengan adiknya. Setelah memutus telepon Il Moon bergumam kesal, “Huh dasar menyebalkan.”
Young Joo pun memberi tahu keluarganya kalau Chang Hee dan In Hwa akan menikah besok. Sang Tae bertanya bagaimana Young Joo tahu tentang ini. Young Joo berbohong mengatakan kalau ia mengetahui ini dari temannya dan berita tentang pernikahan ini sudah menyebar. Jin Joo merasa kasihan pada kakaknya, Hae Joo.
Ibu jelas emosi ternyata jadi juga si Chang Hee menikah dengan putri Cheon Ji. Sang Tae menilai ini karena Chang Hee itu sangat pintar jadi dia bisa mendapatkan hati putri Presdir bahkan sampai menikahinya segala dan Chang Hee itu sudah ditakdirkan sukses dengan cepat. Mendengar ocehan putranya tentang Chang Hee, ibu marah dan menaboknya. Ibu menebak kalau Hae Joo pasti sudah mengetahui hal ini dan saat ini mungkin hati Hae Joo sedang sedih.
Hae Joo pergi ke tempat yang pernah ia datangi bersama Chang Hee. Ia menatap gunung batu dari tepi sungai. Ia mengingat semua kenangannya saat ia membicarakan tentang ikan paus ketika ia, Chang Hee, In Hwa dan San hampir tenggelam di laut.
Saat itu Chang Hee mangatakan kalau dia ingat tentang ikan paus itu dan dia merasa seolah diberi harapan ketika sedang kelelahan. Saat itu Chang Hee berjanji mengajak Hae Joo hidup dengan ikan paus (harapan) dihati keduanya. Meskipun yang dihadapi sangat berat tapi dengan adanya ikan paus, itu akan memberi pengharapan bagi keduanya.
Ya ampun ternyata Chang Hee juga ke tempat yang sama. Chang Hee melihat Hae Joo berdiri sendirian menatap gunung batu. Ia menunduk sedih dan perlahan menghampiri Hae Joo.
Hae Joo merasa cukup dirinya berada disana. Ia pun memutuskan untuk pulang. Tapi ia terkejut ketika dirinya berbalik dan melihat Chang Hee ada disana. Chnag Hee berdiri terdiam kembali menunduk sedih, sesaat kemudian ia kembali menghampiri Hae Joo. “Apa kau akan menikah besok?” Tanya Hae Joo. “Selamat!” Hae Joo berusaha tersenyum memberikan ucapan selamat.
Hae Joo tak tahu harus mengatakan apa lagi. Ia pun bertanya apa Chang Hee ingat waktu itu, saat keduanya masih kecil Chang Hee mengatakan kalau Chang Hee akan mendapatkan Cheon Ji ketika besar nanti dan saat itu pertama kali baginya ia manyukai Chang Hee.

Hae Joo berkata meskipun ia menghadapi masa sulit, ia akan memikirkan Chang Hee yang memiliki impian besar. Jadi ia berfikir untuk hidup dengan berani dan berfikir kalau suatu saat nanti ia bisa membuatkan kapal untuk ayahnya. selama ini ia hidup dengan pemikiran seperti itu.

“Tapi, sejak kapan kita melakukan kesalahan?” Ia melihat kalau Chang Hee sudah banyak berubah. “Dirimu yang kusukai dulu, aku tak bisa lagi melihatnya. Kau adalah orang yang memberiku mimpi. Tapi saat ini, kau tenggelam dalam ambisimu!”

Hae Joo berpesan agar Chang Hee jangan menjadi orang yang buruk karena hal itu tak baik untuk In Hwa, “Aku ingin mengingatmu dalam ingatanku dirimu yang dulu!”
Chang Hee terdiam mendengar apa yang Hae Joo katakan. Hae Joo pun pamit setelah mengatakan semua yang ada di hatinya.
“Hae Joo-ya...!” panggil Chang Hee. Hae Joo terdiam sesaat dan berbalik menatap Chang Hee. Ia menunggu apa yang akan Chang Hee katakan padanya.
Chang Hee menatap sedih hampir menangis, tapi buru-buru Chang Hee memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan air matanya. Hae Joo pun merasa kalau Chang Hee tak akan menagatakan apapun padanya. Ia kembali berbalik dan meninggalkan tempat itu.
Ya Chang Hee menangis, tetes demi tetes air mata mengalir di pipinya. Sekarang ia harus benar-benar melepaskan Hae Joo.
Untuk menghilangkan kegalauan hatinya Chang Hee pergi minum-minum di bar. Ia mengingat kebersamaannya yang indah dengan Hae Joo. Tapi begitu mengetahui kalau sekarang semuanya berubah ia marah. Ia membuang gelas minumannya membuat pelayan dan pengunjung lain terkejut.
Hae Joo menyendiri di jembatan dekat menara. Matanya berkaca-kaca. Ya sekarang ia harus benar-benar menghapus Chang Hee dari hati dan pikirannnya. Ponselnya berdering, dari Sek Kim.
Di restouran Italia tempat San bekerja. Ia mendapat pujian dari pengunjung karena masakan yang dibuatnya sangat enak. San tersenyum menilai kalau pengunjung ini terlalu berlebihan. Pengunjung restouran pun ingin tahu apa rahasia masakannya sampai bisa enak begini. San tertawa kalau tak ada yang tahu tentang rahasia memasaknya.
Tepat saat itu Hae Joo tiba di restouran, “San-Oppa...!” panggil Hae Joo membuat San berbalik terkejut memandang Hae Joo yang sudah ada disana.
Keduanya pun bicara di luar restouran. Hae Joo tanya apa yang terjadi, apa San tahu kalau ia mencari San kemana-mana, apa yang San lakukan disini. San bertanya balik apa Hae Joo tak melihat, ia memasak disini dengan bahagia. Hae Joo mengingatkan bukankah tekad San itu membuat kapal pengebor. Bukankah mimpi San itu menyelamatkan Hae Poong, apa San sudah membuang semuanya.
San juga mengingatkan apa Hae Joo tak mendengar perkataan mendiang kakek sebelum meninggal. Kakek bilang ia tak perlu menyelamatkan Hae Poong. Kakek mengatakan supaya ia hidup nyaman dan sekarang ia sangat nyaman kata San bicara tanpa beban penuh senyuman. “Jadi kau sekarang hidup nyaman!” Ucap Hae Joo. San mengangguk.
Hae Joo bertanya kira-kira menurut San kenapa kakek mengatakan itu. San mengangkat bahu tak tahu. Hae Joo berkata itu karena kakek berfikir San akan kesulitan menghadapi hidup sendirian tanpa Kakek. Kakek emngatakan itu karena dia mengkhawatirkan cucunya. Hae Joo berkata kalau ia berbeda pendapat dengan kakek. Menurutnya San masih memiliki kemampuan untuk menghadapi hidup, ia percaya itu.
San tertawa meminta Hae Joo jangan percaya padanya. Menurutnya Hae Joo tak tahu banyak tentang dirinya. Ia bukan hanya bangkrut tapi ia juga memiliki banyak hutang. Ditambah lagi ia tak sehebat yang Hae Joo pikirkan. “Aku tak percaya diri!”

Tapi Hae Joo tak bisa menyerah begitu saja untuk kembali membangkitkan semangat San. Ia juga mengingatkan bukankah San dulu pernah berkata padanya, “Orang yang ingin membangun kapal pengebor darahnya mengalir dalam tubuhmu.”
San terdiam mengangkat wajahnya menatap Hae Joo. Hae Joo kembali berkata kalau ia kemungkinan seperti San. San tak mengerti apa maksud perkataan Hae Joo. Hae Joo berkata kalau kemungkinan ayah kandungnya adalah Dr Yoon Hak Soo. “Dia adalah teman ayahmu, Dr Yoon Hak Soo.”

“Apa katamu?” San kaget campur bingung.
“Jadi bagi kita, membuat kapal pengebor bukan hanya mimpiku dan mimpimu tapi bisa saja itu mimpi dari ayah-ayah kita yang tak bisa mereka capai.” Itu sebabnya ia dan San tak boleh menyerah begitu saja.
San makin tak mengerti apa yang Hae Joo katakan, “Dr Yoon Hak Soo ayahmu?” Hae Joo mengajak San menemui Jung Woo. Karena dia-lah yang tahu semuanya.
Sang Tae di rumah tengah latihan angkat barbel. Tepat saat itu San dan Hae Joo sampai di rumah. Sang Tae bertanya sambil tetap mengangkat barbel sedang apa San disini.

San melihat apa yang dilakukan Sang Tae dan berkomentar karena Sang Tae pernah bekerja menjadi asisten pengelas sekarang tangan Sang Tae sedikit kuat. Sang Tae kesal dan meminta San membayar gajinya dulu. Hae Joo bertanya pada kakaknya apa Jung Woo ada di dalam. Sang Tae menjawab kalau Jung Woo ada di dalam.
San dan Hae Joo pun segera menemui Jung Woo. Sang Tae tetap pada latihan angkat barbelnya dan mengeluh kenapa ia tak bisa memiliki otot hehe... sambil ngedumel ia sebel melihat San karena belum membayar gajinya.
Jung Woo yang juga khawatir menanyakan apa yang terjadi. Apa San tahu kalau ia dan Hae Joo mencari San kemana-mana. San menunduk tak enak hati karena semua orang mengkhawatirkannya, ia pun bertanya ada apa.
Ibu masuk ke kamar Jung Woo, ia ingin bicara dengan Hae Joo. Ibu menarik Hae Joo ke kamarnya. San semakin tak enak hati, ia tahu ibu keberatan dengan keberadaannya disini.
Di kamar, ibu marah kenapa Hae Joo membawa San kembali ke rumah ini. Hae Joo tak mengerti kenapa ibunya bersikap begini. Ia mengingatkan kalau saat San datang membawakan daging dan hadiah bukankah ibu menerimanya dengan senang hati. Tapi kenapa sekarang tiba-tiba bersikap dingin seperti ini. Ibu tak peduli memangnya siapa yang menyuruh San waktu itu membawa daging dan hadiah. Ia bisa apa kalau San waktu itu membawakannya.
Hae Joo harap kalau ibu menerima sesuatu seharusnya ibu tahu bagaimana cara membalasnya. Ibu mengerti ia akan membalas apa yang sudah San berikan, “Beri dia makan dan suruh dia pergi. Seperti itu, cukup kan.” Ibu berpesan agar Hae Joo jangan memiliki pikiran untuk bersama dengan San. Hae Joo makin kesal dengan tingkah ibunya. Ibu berkata kalau ia mendengar Chang Hee akan menikah besok. “Kau seharusnya bertemu dengan pria yang lebih baik darinya. Kenapa kau malah berhubungan dengan San?”

Hae Joo merasa pembicaraan ini tak penting dan tak perlu dibahas. Ia bertanya apa ada lagi yang ingin ibu bicarakan dengannya. Ibu kembali berpesan, “Sebaiknya kau dengarkan baik-baik perkataanku. Masa mudamu tak akan bertahan selamanya. Yang namanya mempertahankan moral dan cinta itu tak akan memberimu makan. Sebelum kau bertambah tua, jaga dirimu. Kalau tidak aku akan membawamu pada ibumu!”
Jung Woo menunjukan foto Hae Joo kecil bersama dirinya, Hak Soo dan Geum Hee. San yang masih belum percaya bertanya apa benar Hae Joo itu putri Dr Yoon Hak Soo. Jung Woo membenarkan dan sepertinya kakek San meninggalnya karena dibunuh.
San belum paham apa maksud Jung Woo. Jung Woo menebak kalau ini pasti ulah Jang Do Hyun. Ada kemungkinana besar kalau ayah San dan kakaknya juga dibunuh Presdir Jang. San masih belum paham ia minta agar Jung Woo menjelaskannya lebih jelas lagi agar ia mengerti.
Jung Woo meminta apa yang akan ia sampaikan saat ini agar rahasiakan dari Hae Joo, “Ini adalah cara kakekmu berusaha melindungimu. Aku juga ingin melindungi keponakanku. Aku tak ingin melukai anak yang tak bersalah.”
San mengerti jadi katakan saja apa yang ingin Jung Woo sampaikan padanya. “Kenapa Jang Do Hyun membunuh orang tua dan kakekku?” San menatap penasaran.

Hari pernikahan In Hwa – Chang Hee pun tiba.
Il Moon mendampingi Presdir Jang menyalami tamu undangan. Gi Chul berada disana menantikan putranya yang belum juga tiba. Gi Chul celingukan cemas.
Gi Chul melihat Hae Joo datang, ia marah kenapa Hae Joo datang ke pesta ini. Apa ini tempat yang bisa Hae Joo datangi. Hae Joo berkata kalau kedatangannya sebagai pegawai perusahaan. Tapi Gi Chul tak peduli ia tak ingin Hae Joo ada di pesta pernikahan putranya. Ia mengusir Hae Joo. Dengan perasaan jengkel Hae Joo meninggalkan tempat itu.
Presdir Jang menghampiri Park Gi Chul menanyakan kenapa Chang Hee belum juga datang padahal acara sebentar lagi dimulai. Ia heran bukankah Chang Hee dan Gi Chul keluar rumah bersamaan. (Ya ampun jangan-jangan pengantennya kabur lagi)
In Hwa sudah siap dengan gaun pengantinnya yang cantik. Geum Hee dan Bong Hee menemaninya. Geum Hee melihat kalau putrinya ini cantik sekali. Bagaimana bisa ia menyerahkan putri secantik ini pada orang lain. Bong Hee bergumam kalau orang bilang landak juga mencintai keturunannya.
Bong Hee membenarkan kalau In Hwa terlihat sangat cantik. Bukankah gaun yang dikenakan In hWa itu mahal, “Kau memperlakukan tubuhmu dengan baik, kau terlihat sangat cantik!” In Hwa minta tolong pada ibunya untuk membawakan air. Geum Hee mengerti ia akan mengambilkannya.
Di pintu Geum Hee melihat Hae Joo lewat di depannya. Ia langsung memanggil gadi itu. Hae Joo menyapa Geum Hee dengan sebutan Nyonya. Geum Hee terkejut ternyata Hae Joo datang ke pernikahan In Hwa. Terdengar suara In Hwa memanggil Hae Joo. In Hwa meminta Bong Hee meninggalkannya bersama Hae Joo. Bong Hee pun meninggalkan keduanya.
In Hwa meminta pendapat Hae Joo bagaimana penampilannya. Hae Joo memuji In Hwa sangat cantik, “Kau seperti malaikat bersayap! In Hwa tersenyum senang. In Hwa merasa kalau Hae Joo pasti membencinya. Ia memahami perasaan itu tapi ia tak bisa berbuat apa-apa karena sekarang ini Park Chang Hee adalah pria miliknya. “Mulai hari ini aku ingin kau melupakan dia sepenuhnya.”
Hae Joo meminta In Hwa tak perlu khawatir ia menebak kalau In Hwa pasti sangat bahagia. In Hwa berkata kalau itu terlihat jelas dari penampilan betapa bahagia dirinya. Hae Joo membenarkan dan berpesan, “Dengan keceriaanmu lindungi dan berikan dia kenyamanan. Dia memiliki hidup yang berat,” In Hwa mengerti ia pun berterima kasih karena Hae Joo sudah memberinya selamat. “Kau juga akan bertemu dengan pria baik!” In Hwa bertanya apa menurut Hae Joo make-up nya tak terlalu tebal. Hae Joo menjawab tidak, In Hwa terlihat sangat cantik. Keduanya tersenyum.
Hae Joo keluar dari ruangan dimana ia ngobrok dengan In Hwa dan kembali ia berpapasan dengan Geum Hee yang baru kembali membawakan air minum untuk In Hwa.
Geum Hee yang merasa tak enak meminta maaf pada Hae Joo. Ia tahu kalau hati Hae Joo terluka karena pernikahan ini. Hae Joo meyakinkan kalau ia tak apa-apa. Geum Hee menyentuh lembut pipi Hae Joo. Ada kenyamanan dalam diri Hae Joo dengan sentuhan lembut itu. Geum Hee melihat kalau wajah Hae Joo kurus. “Aku pikir kau putriku.” Geum Hee berusaha menepis pikiran bodohnya ia tak tahu kenapa nasib ia dan Hae Joo seperti ini.
Il Moon lari-lari menemui ibunya mengatakan kalau Chang Hee sampai sekarang belum juga tiba. Hae Joo dan Geum Hee kaget, “Apa maksudmu memangnya sekarang jam berapa?” tanya Geum Hee. Il Moon berkata kalau acaranya 30 menit lagi akan segera dimulai, tapi mempelai pria belum datang. Geum Hee cemas.
Chang hee berada di jembatan dekat menara. Ia melamun sendirian memikirkan ulang atas jalan yang akan ia tempuh. Apa keputusannya?
In Hwa yang mengetahui Chang Hee belum datang khawatir kalau-kalau Chang Hee mengalami kecelakan disuatu tempat. Geum Hee yang juga cemas berusaha menenangkan In Hwa. Ia mengatakan kalau orang-orang sedang mencari Chang Hee. Ia memastikan kalau Chang Hee akan datang. Tapi In Hwa memiliki firasat buruk, “Dia tak melarikan diri kan, Bu?” Geum Hee mengingatkan agar In Hwa jangan bicara hal yang omong kosong.
Tepat saat itu sang calon pengantin pria pun datang. Chang Hee minta maaf beralasan ada masalah dengan ban mobilnya ketika perjalanan kesini. In Hwa yang dari tadi cemas dan panik langsung memeluk Chang Hee.
“Aku membencimu setengah mati!” In Hwa menangis. “Bisa-bisanya kau membuatku marah di hari pernikahan kita?”
Chang Hee kembali minta maaf. In Hwa khawatir apa Chang Hee baik-baik saja, apa terluka. Chang Hee berkata kalau ia tak apa-apa. Ia melihat wajah In Hwa penuh air mata, “Kau akan merusak dandananmu!”
In Hwa langsung panik dengan riasannya, “Oh bagaimana ini?” Ia menyuruh Bong Hee untuk memanggilkan perias-nya. Bong Hee bengong apa sekarang In Hwa menyuruhnya memanggilkan orang. “Ah keterlaluan!” sahut Bong Hee. Saatnya upacara pernikahan
Chang Hee yang sudah mengenakan setelan rapi berjalan tegap menuju pastur yang yang akan menikahkannya. Terdengar riuh tepuk tangan mengiri langkahnya.
Gi Chul senang sekali akhirnya Chang Hee menikah dengan putri Presdir.
Il Moon tepuk tangan malas.
Bong Hee tersenyum ikut memberikan tepuk tangan.
Chang Hee memberi hormat pada pastur dan berbalik memberi hormat pada tamu undangan.
Chang Hee melihat kalau disana juga ada Hae Joo. Tatapannya berubah sendu, matanya berkaca-kaca.
Mata Hae Joo pun berkaca-kaca, ia tersenyum tanda memberikan selamat pada Chang Hee.

Bersambung di episode 29

Komentar :

Ah aku masih bingung untuk mengungkapkan senyum Hae Joo, sedihkah? Terlukakah? atau bahagia?

Wah aku pikir Chang Hee bakalan kabur dari pernikahannya. Hehe. ya ya ya masih ada perasaan yang terpendam dalam hati Chang Hee dan Hae Joo. Tapi Chang Hee memantapkan hatinya untuk mengambil jalan ini dan Hae Joo pun mulai memantapkan hatinya untuk benar-benar melepas Chang Hee. Apakah ini jalan terbuka untuk hubungan San dan Hae Joo.
San Oppa senyummu ketika membuat pasta sungguh, aku sudah kenyang dengan melihat senyummu daripada memakan pasta buatanmu hahaha....

6 comments:

  1. ayo.....
    kasih semangat terus buat mbak anis ,biar makin rajin buat sinopnya
    hehehehehehe
    semangat mbak.....:)

    ReplyDelete
  2. semangat. episode 29 jangan kelamaan ya!!!

    ReplyDelete
  3. Waw.. Waw
    Makin seru aja
    Smngat ya ;D

    ReplyDelete
  4. San Oppa jago bngt jd koki
    Hehe..
    Lanjut terus ya
    Smga lancer
    Semangat

    ReplyDelete
  5. terluka mbak anis,,:(
    salut buat hae joo yg masih bisa tegar dtng ke pernikahan chang hee.. :(

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.