Monday 14 January 2013

Sinopsis May Queen Episode 29 Part 2

Jung Woo bertanya apa mungkin ibu pernah mendengar kalau Park Gi Chul yang menghilangkan Yoo Jin.
Mendengar itu ibu teringat sesuatu, Nyonya Cheon Ji yang memberitahunya karena itu ia berfikir kalau Park Gi Chul lah yang memberikan bayi itu pada suaminya. Ia hampir melupakan hal ini, ia berfikir kalau ini aneh. Ibu bertanya apa sebenarnya yang terjadi.
Hae Joo berlari keluar kantor disana Sek Kim sudah menunggu. Hae Joo bertanya apa Sek Kim melihat San. Sek Kim bilang kalau ia menemukan San. Hae Joo yang khawatir kembali bertanya dimana dia.
San memperhatikan dengan seksama cara kerja alat bor. Mandor kesal dan bertanya apa yang San lakukan bukankah seharusnya bekerja.
San senang mandornya datang. Ia heran bukankah garis pengeborannya jadi berubah. Mandor kesal lalu apa hubungannya dengan San. San minta izin bolehkah ia melihat mata bor-nya. Mandor tak mengerti mata bor apa. Tepat saat itu Hae Joo datang memanggil San.
Keduanya pun bicara. Hae Joo menanyakan apa yang San lakukan disini. San menghela nafas dan bergumam bagaimana Hae Joo bisa tahu. Ia pun menebak ini pasti Sek Kim. Ia bergumam kalau bertemu Hae Joo ia tak bisa bicara apa-apa.
Hae Joo kembali bertanya apa yang San lakukan disini. San balik bertanya memangnya apa yang salah dengan tempat ini. Ia berhenti dari restouran karena Hae Joo datang mencarinya. Kalau Hae Joo datang kesini lalu apa ia harus kelaparan.
Hae Joo kesal bukan itu yang ia katakan sekarang. “Apa kau akan membuang mimpimu dan hidup seperti ini? Kau bilang itu adalah mimpi ayahmu? dan itu juga mimpiku.”
San ingat kalau dulu Hae Joo pernah bilang padanya betapa menderitanya Hae Joo ketika mencari nafkah. Sekarang ia berusaha keras melakukan itu, jadi kenapa sekarang Hae Joo memperotes tentang mimpi. “Kau tahun ini karena kau memiliki hidup yang sulit. Sulit untuk bisa bermimpi kalau tak memiliki apa-apa!”
Hae Joo tak setuju pendapat San. Ia akan lebih menderita seandainya tak memiliki mimpi. Karena ia memiliki impian, ia bisa hidup penuh semangat. Ia tahu kalau San belajar di Amerika, “Orang bilang kalau kau ini jenius, tidak seperti aku. Lalu kenapa kau menyerah semudah itu?” Ia tahu kalau San memiliki kemampuan untuk bangkit.

San : Lalu apa hubungannya denganmu? Apa kau ini pacarku? Atau kau ini istriku?

Hae Joo : “Apa?”
San mengingatkan kalau sekarang ini Hae Joo adalah Ketua Tim bagian penelitian dan pengembangan di Cheon Ji. Kenapa Hae Joo mau berhubungan dengan orang seperti dirinya. Apa ini karena Hae Joo merasa kasihan padanya. Menurutnya itu sangat menyedihkan dan tak perlu bersimpati.

Hae Joo mengingatkan apa San sudah lupa apa yang dikatakan kakek padanya ketika berada di rumah sakit. San tertawa lalu apa salahnya, ia menghormati pesan terakhir kakek. Bukankah kakek bilang ia boleh hidup bebas. Apa ia perlu mengatakannya lagi.

Hae Joo : “Baiklah kalau begitu, meski tanpa pesan terakhirnya kau seharusnya menjadi partnerku. Kita akan membuat kapal pengebor bersama. Tapi kenapa kau seperti ini sekarang?”

San mulai kesal dengan ocehan Hae Joo. Ia tak mau mendengar ceramah Hae Joo, jadi ia harap Hae Joo berhenti. Kenapa Hae Joo tak berjalan di jalan sendiri. Sekarang ini ia sama sekali tak tertarik pada Hae Joo atau apapun, itu mengganggunya. Jadi ia minta Hae Joo pergi dari hadapannya.
San akan pergi tapi Hae Joo menahan tangannya. Hae Joo tak mengerti kenapa San jadi begini. Ia menilai kalau sikap San seperti seorang pecundang. Apa San senang sudah memperlakukannya sejahat ini. Hae Joo yang kesal campur menangis memukul-mukul San, “Apa kau senang?”
San meninggikan suaranya, “Gunakan saja apa yang sudah kau dapat dariku dan buat azimuth thruster dengan baik. Hiduplah yang baik dengan itu. Jangan khawatirkan aku!”
San berlalu meninggalkan Hae Joo. Hae Joo sedih San mengatakan ini padanya. Ia mengusap air matanya.
San yang juga marah membanting helm pelindungnya. Ia tertunduk menahan tangis dan menyembunyikan air matanya. Ia juga marah karena hidupnya sekarang kacau.
Tiba-tiba mandor datang dan marah karena San sudah mulai membolos kerja. San segera mengusap air matanya.
San yang tak mau memperlihatkan air matanya di depan orang berkata kalau mandornya ini keterlaluan bukankah orang harus beristirahat dan berfikir. Dengan begitu dia bisa menggerakan tubuhnya. Bukankah itu benar. Mandor berkata kalau San itu orang yang paling terlihat senang disini.
“Itulah aku!” sahut San sambil tertawa. Keduanya pun tertawa. Tapi sesaat kemudian mandor membentak, “Cepat kembali bekerja!”
“Yes, Sir!” jawab San sambil memberi hormat hehe. San mendorong troli dengan cepat dan mengambil helm yang tadi ia banting.
Geum Hee dan Jung Woo bertemu di restouran. Jung Woo sengaja menghubungi Geum Hee karena ia ingin memastikan sesuatu. Bukankah Geum Hee melakukan tes DNA terhadap Hae Joo. Geum Hee terkejut Jung Woo mengetahui ini, ia membenarkan.
Jung Woo ingin tahu alasan Geum Hee melakukannya. Geum Hee berkata ini karena Hae Joo memiliki luka leher seperti Yoo Jin. Baju kuning yang dikenakan Yoo Jin saat hilang ditemukan di rumah mereka dan juga tak tahu kenapa ia penasaran pada Hae Joo. Tapi hasil tes DNA-nya negatif.

Jung Woo tanya dimana Geum Hee melakukan tes DNA. Geum Hee heran kenapa Jung Woo menanyakan itu. Jung Woo ingin tahu apa benar Park Gi Chul yang menghilangkan Yoo Jin di laut.
Geum Hee tak mengerti kenapa Jung Woo seperti ini. Kenapa terus bertanya padanya tapi tak menjawab pertanyaannya. Jung Woo berkata kalau ini karena ia belum bisa menjawab pertanyaan Geum Hee sekarang. Kalau ia sudah menemukan semuanya barulah ia akan mengatakannya pada Geum Hee.

Jung Woo mengungkapkan sebuah permintaan, ia minta sehelai rambut Geum Hee. Ia akan menyelidikinya secara pribadi.
Geum Hee sampai di rumah lemas dan bingung. Ia langsung mendapat pertanyaan dari adiknya. Bong Hee menayakan darimana saja kakaknya karena In Hwa dan Chang Hee sudah kembali ke rumah dan keduanya sedang menunggu. Wajah sedihnya langsung berubah ketika melihat In Hwa berhambur memeluknya. (In Hwa n Chang Hee pake hanbok hehe)

Melihat sikap ibu dan anak yang berpelukan seperti orang yang baru bertemu Bong Hee menilai kalau ini keterlaluan. Orang akan berfikir pengantin baru ini sudah berlibur selama berbulan-bulan.
In Hwa melihat wajah ibunya terlihat sedih. Kenapa wajah ibunya begitu, apa ibunya ini tak merindukannya. Apa ibunya ini sakit. Geum Hee menjawab tidak, ia bertanya bagaimana malam pertamanya.

In Hwa tersenyum malu. In Hwa merasa kalau ini aneh sekali. Ia lebih merindukan ibunya sekarang daripada ketika ia belajar di luar negeri.

Chang Hee berkata kalau ia dan In Hwa ingin memberikan penghormatan pada Geum Hee. Tapi Geum Hee bilang tak usah, ia tak bisa menerimanya jadi lebih baik duduk saja.
Geum Hee bertanya pada pasangan pengantin baru, apa mendapatkan mimpi yang bagus di malam pertama. In Hwa kembali tersenyum malu-malu.
Bong Hee menggoda keponakannya (hmm menggoda atau ingin tahu ya). Ia ingin In Hwa menceritakan malam pertama lebih detail padanya.
In Hwa malah menantang kenapa Bibinya ini tak merasakan sendiri. Setelah Bibinya merasakan itu barulah ia akan memberitahu (hahaha). Bong Hee kesal In Hwa menyindirnya, “Ya sudah tak usah bilang!” katanya kesal hehe.
Geum Hee menggenggam tangan Chang Hee dan menyebutnya menantu Park. Ia minta tolong agar Chang Hee menjaga In Hwa. Kebahagiaan In Hwa ia percayakan sepenuhnya pada Chang Hee. Chang Hee menyebut Geum Hee dengan sebutan Ibu mertua, ia mengerti dan berjanji akan melakukanya.
Mendengar suaminya memanggil Geum Hee denegan sebutan ibu mertua dan ibunya memanggil Chang Hee dengan sebutan menantu itu membuatnya merinding. In Hwa melingkarkan tangan ke lengan suaminya dan berkata kalau ia merasa sangat senang karena mereka semua sudah menjadi satu keluarga. Geum Hee bertanya apa In Hwa dan Chang Hee sudah memberi salam pada Presdir Jang. In Hwa bilang tentu saja sudah, Ayahnya sangat senang bertemu dengannya.

Geum Hee : “Benarkah? dimana dia sekarang?” Bong Hee memberi tahu kalau Presdir Jang sedang bicara dengan Il Moon. Keduanya berada di ruang kerja.
Presdir Jang ingin tahu apa yang sudah Il Moon lakukan pada adiknya Hae Joo. Il Moon yang takut-takut berkata kalau itu hanya salah paham. Presdir Jang terus bertanya salah paham bagaimana, lalu kenapa keluarga Hae Joo datang dan membuat keributan di rumah ini. “Kau, apa kau pernah melihat rumah yang berasap tanpa ada apinya?”
Il Moon menyarankan lebih baik ayahnya tanyakan saja pada ibunya. Ia sudah menjelaskan semua itu pada ibunya. Ia merasa kalau ia benar-benar difitnah. Presdir Jang berkata kalau sekarang Il Moon sudah menjadi Presdir Cheon Ji. Bagaimana bisa Il Moon melakukan hal semacam itu. Hanya dengan melihat wajah putranya saja amarahnya datang, ia tak tahan lagi.

Il Moon merasa kalau ini karena Hae Joo ada di perusahaan makanya hal seperti ini terjadi. Ia minta ijin pada ayahnya untuk memecat Hae Joo.
Tentu saja Presdir Jang tak menyetujuinya. Il Moon mengatakan kalau sekarang Chang Hee dan In Hwa baru saja menikah. Ia merasa kalau Chang Hee pasti tak akan nyaman jikalau bertemu Hae Joo di kantor. Kalau ayahnya ingin azimuth thruster selesai lebih baik segera pecat Hae Joo.

Presdir Jang menilai kalau Il Moon masih saja bersikap terburu-buru. Yang namanya pekerjaan adalah pekerjaan dan Hae Joo sudah bekerja sampai sejauh ini. Hae Joo bisa saja berguna dimasa depan. “Kenapa kau tak bisa memakai otakmu?”
Chang Hee dan In Hwa berada di rumah Gi Chul. In Hwa merasa tak enak melihat wajah ayah mertuanya yang ngambek. Ia pun bertnya apa ada yang membuat ayah mertuanya ini kesal. Apa tak senang melihat dirinya dan Chang Hee. Dengan wajah ngambek Gi Chul berkata tidak.

Chang Hee menanyakan kenapa ayahnya begini, apa yang terjadi sampai membuat ayahnya jadi seperti ini. Gi Chul dengan kesal berkata bukankah ia sudah bilang kalau ia tak marah. In Hwa mendesak meminta Gi Chul mengatakannya. Karena ia melihat ada huruf yang sangat besar di wajah ayah mertuanya yang berkata ‘aku marah’
Gi Chul akhirnya mengatakan kalau ia bukannya meminta hal yang besar atau istimewa, cukup belikan saja gantungan kunci atau kaos kaki juga tak apa-apa, ia akan menerimanya. Chang Hee pun mengerti kalau ayahnya ini meminta oleh-oleh. Ia mengatakan kalau ia bukan dari pergi bulan madu. Ia dan In Hwa hanya menginap di hotel sehari.

Gi Chul menyahut kalau di hotel tempat Chang Hee menginap bukankah ada tempat perbelanjaan kecil. Ini bukan karena ia mengharapkan tapi untuk memberi tahu pada Chang Hee dan In Hwa kalau ini salah satu cara sopan santun pada orang tua.
Chang Hee dan In Hwa tersenyum. In Hwa merasa kalau ayah mertuanya ini lucu sekali. “Waktu berbicara di telepon kenapa ayah tak mengatakannya? Kenapa sekarang malah bertingkah kekanakan?” Ia berjanji akan ke mall besok dan akan membelikan semua yang ayah mertuanya inginkan, jadi sekarang jangan ngambek.

Gi Chul : “Aku belum bilang apa mauku. Apa kau tahu apa maunya aku?"

In Hwa jadi serba salah, Chang Hee tertawa. In Hwa menawarkan apa ayah mertuanya ini ingin ke mall bersama dengannya dan Chang Hee supaya bisa langsung memilih sendiri. Hahaha. Gi Chul cemberut ngambek hehe.
In Hwa dan Chang Hee berada di kamar. In Hwa mengamati kamar mereka, ia heran kenapa tak di dekorasi dan kenapa juga kamarnya terlihat sangat kecil. Chang Hee bertanya apa In Hwa tak suka. In Hwa berkata kalau ia menyukainya.
Chang Hee mengusulkan kalau In Hwa tak menyukai kamar ini sebaiknya ia dan In Hwa pindah kamar saja di rumah In Hwa, ia tak masalah kalau harus pindah kamar di rumah In Hwa.
Tapi In Hwa tak mau, ia akan tetap berada di rumah mertuanya. Ditambah lagi wajah ayah mertua yang ngambek karena tak dibelikan oleh-oleh. Kalau ia pindah bagaimana kalau ayah mertuanya itu tak suka padanya. “Aku ingin menjadi menantu terbaik bagi ayah. Karena kau, aku menjadi belajar kalau jatuh cinta adalah hal yang paling membahagiakan.”
Chang Hee memeluk In Hwa dan berterima kasih. In Hwa juga berterima kasih karena Chang Hee sudah ada di sisinya. Ke depannya ia akan berusaha sebaik mungkin menjadi seorang istri dan menantu.
Geum Hee menyendiri memikirkan perkataan Jung Woo. Jung Woo yang belum bisa menjawab semua pertanyaannya karena Jung Woo sendiri belum yakin dan Jung Woo akan segera memberi tahunya kalau semuanya sudah jelas. “Jangan-jangan...” Geum Hee mulai menebak. “Tidak mungkin!” Ia menggelengkan kepala berusaha menepis apa yang dipikirkannya.
Presdir Jang menghampiri istrinya menanyakan apa yang dilakukan istrinya sendirian disini. Geum Hee yang dari tadi melamun tersentak kaget. Presdir Jang berkata kalau ketika makan malam tadi ia merasa kalau Geum Hee sedang tak sehat, apa terjadi sesuatu.
Geum Hee mengatakan kalau dirinya tak ada apa-apa. Presdir Jang menebak mungkin ini karena In Hwa sudah menikah jadi istrinya merasa kehilangan. Tapi bukankah In Hwa tinggal di rumah sebelah. Ia meminta istrinya tak perlu khawatir, karena ia sudah mengatakan pada mereka, kalau tak bisa sarapan bersama paling tidak mereka bisa ikut makan malam bersama di rumah ini. Tapi yang Geum Hee pikirkan bukanlah hal itu, pikirannya masih berkecamuk.
Hae Joo berada di kamar mempelajari sesuatu. Ia teringat perbincangannya dengan San. Ketika itu San mengatakan kalau dia akan membuat Drill Rig (alat pengebor) dimana alat ini seharga setengah dari kapal pengebornya. Kalau bisa mengambil kesempatan ini, ia dan Hae Joo bisa membuat kapal pengebor. Hae Joo mengangguk penuh keyakinan. Ia kembali mempelajari buku tebal yang ada di depannya.
Di jam istirahat di tempat kerja, San mempelajari alat pengebor. Teman sekerjanya bertanya apa San tak pergi makan siang. San meminta mereka pergi duluan, ia mencatat hal-hal tentang alat pengebir yang ia perlukan.
Hae Joo berada di pabrik meneliti azimuth thruster yang hampir jadi. Ia sedang mengetesnya. Ia meminta bantuan pada pekerja untuk mengetes azimuth thruster, ia bertanya apa pekerja ini sudah memeriksa tingkat keamanannya. Ia akan mencoba memutar thruster-nya. Hae Joo sekuat tenaga mencoba memutar azimuth thruster dengan bantuan pekerja. Ia tersenyum senang karena thrusternya memutar dengan baik.
Setelah bekerja San membuat rancangan alat pngebor. Ia berusaha membuat gabungan model alat pengebor yang ia lihat di internet dengan alat bor yang ada di tempat kerjanya.

Hae Joo pun tak kalah dengan San. Ia terus mempelajari buku yang tentu saja tentang pembuatan kapal beserta baling-balingnya. Ia sampai menyiapkan kopi untuk menahan kantuknya.
Bawahan Jung Woo menyerahkan sebuah surat pada Jung Woo. Jung Woo segera membukanya dan itu hasil tes DNA. Hasilnya 99,87% Hae Joo dan Geum Hee memiliki hubungan sebagai ibu dan anak. Jung Woo sudah menduganya.
Di pabrik mereka melakukan pengetesan terhadap azimuth thruster. Pengetesan dilakukan di depan Presdir Jang. Azimuth thruster berputar sempurna. Hal ini tentu saja membuat Presdir Jang senang dan berbangga diri mengagungkan azimuth thruster.
Presdir Jang memuji kinerja Ketua Tim Chun Hae Joo. Ia memeluk dan menilai Hae Joo adalah sebuah permata karena sudah bekerja keras. Hae Joo mengatakan kalau ini hasil kerja seluruh tim. Semua orang sudah melakukan pekerjaan yang bagus.

Presdir Jang pun berterima kasih pada semua yang ikut ambil bagian dalam pembuatan azimuth thruster. Ia memberikan tepuk tangan untuk semuanya.
Presdir Jang memerintahkan Il Moon selaku Presdir Cheon Ji untuk menyiapkan perintah terhadap semua staf teknik perminyakan. Ia meminta Il Moon melakukannya dengan sempurna tak boleh ada kesalahan. Presdir Jang meninggalkan pabrik sambil terus melirik thuuster dan bergumam ‘azimuth thruster’
Mereka semua meninggalkan lokasi tapi Hae Joo memanggil Jo Min Kyung. Ia ingin tahu apa maksud perkataan Presdir Jang tadi, apa itu perintah pada staf teknik perminyakan. Dengan sinis Jo Min Kyung menjawab kalau ia tak tahu. Jo Min Kyung pun berlalu membuat Hae Joo bertanya-tanya apa maksud perintah Presdir Jang terhadap Il Moon barusan.
Jung Woo berada di ruang introgasi kejaksaan. Di ruangan itu sudah ada seseorang yang membuat surat hasil tes DNA palsu yang terdahulu. Ia membawa dua surat hasil tes DNA yang dulu dilakukan Geum Hee dan yang ia lakukan sendiri.
Jung Woo bertanya pada dokter itu, apa yang membuat hasil tes DNA Geum Hee dan Chun Hae Joo adalah si dokter. Dengan suara terbata-bata Dokter itu menjawab ya. Jung Woo mempertanyakan kenapa kedua hasil tes ini berbeda. Dokter itu tak mengerti apa maksud perkataan Jung Woo.

Jung Woo menunjukan dua hasil tes DNA yang berbeda. Wajah si dokter mulai pucat cemas dan panik. Jung Woo mengatakan kalau Geum Hee melakukan tes DNA lagi dan hasilnya sudah dipastikan kalau mereka berdua ibu dan anak.
Dokter itu mengambil dua hasil tes DNA dengan tangan gemetaran. Ia menilai itu tak mungkin. Jung Woo pun menantang apa ia perlu memanggil dua orang itu dan melakukan tes ulang. Dokter mengaku kalau itu kesalahannya. Jung Woo berkata kalau bukan dokterlah yang melakukan kesalahan. Dengan suara gugup dokter bertanya apa maksud Jung Woo.
Jung Woo bertanya apa dokter tahu sudah berapa lama ia menjadi jaksa. Dokter yang cemas tak berani menatap Jung Woo. Jung Woo pun membentak meminta si dokter untuk menatap matanya.

Bentakan Jung Woo tentu saja membuat si dokter tersentak kaget dan berusaha menatap Jung Woo dengan tatapan takut, cemas dan panik. Jung Woo terus bertanya apa yang sudah dokter lakukan, apa dokter memalsukan hasil tes yang terdahulu.

“Ti... ti tidak!” Dokter berusaha menyangkal.
Jung Woo mengancam kalau ia bukan hanya bisa mencabut kualifikasi sebagai dokter. Terlebih lagi kalau orang yang bersangkutan menuntut dokter ini akan berakhir di penjara.

“JADI KATAKAN YANG SEJUJURNYA!” bentak Jung Woo sambil menggebrak meja membuat si dokter tersentak kaget bukan main. Dokter ketakutan dan mengaku kalau yang memerintahkan untuk memalsukan hasil tes DNA adalah Jang Il Moon.
Young Joo nyelonong masuk ke ruang Presdir. Padahal sekretaris sudah melarangnya. Sekretaris minta maaf karena tak bisa menahan Young Joo. Il Moon menyuruh sekretarisnya pergi. Young Joo menatap Il Moon dengan tatapan penuh kemarahan. Il Moon berbasa-basi mengatakan kalau ia dan Young Joo sudah lama tak bertemu. Ada keperluan apa Young Joo menemuinya.
Young Joo yang marah menanyakan kenapa Il Moon tak menjawab teleponnya. Kenapa ketika ia ingin bertemu tapi Il Moon malah tak mau bertemu dengannya. Il Moon berkata apa Young Joo pikir ia kurang kerjaan seperti dulu sampai harus menyempatkan diri bertemu dengan Young Joo. Ia tak punya waktu bertemu dengan Young Joo.

Young Joo : Apa?

Il Moon : “Hei.. anak gadis sepertimu kenapa tak bisa sopan sedikit? Kalau tidak, apa karena otakmu tak begitu bagus?”

Young Joo : “Jadi maksudmu, kau sudah melakukan apa yang kau butuhkan dan sekarang kau sudah tak membutuhkanku lagi?”
Il Moon berkata bukankah ia juga memberikan sesuatu pada Young Joo. Tas bermerk dan jam tangan, itu bukan barang yang bisa diberikan ke semua orang. “Kalau aku ingat padamu, aku akan menghubungimu. Jadi sebaiknya kau tak usah datang kemari. Pergi sana!”

“Dasar brengsek!” Kemarahan Young Joo sudah memuncak.

Il Moon menatap marah meminta Young Joo menjaga ucapan. “Kau itu cantik kalau tak bicara. Kenapa bahasamu seperti kakakmu?”
Young Joo yang marah melempar Il Moon dengan buku-buku yang ada di meja. Setelah puas melampiaskan kemarahannya Young Joo keluar dari ruangan Presdir. Il Moon menghubungi sekretarisnya mengingatkan agar jangan mengizinkan Young Joo masuk lagi. Ia memarahi sekretarisnya, apa ini tempat yang bisa sembarangan didatangi orang luar.
Seperti yang terjadi pada Hae Joo ketika putus dari Chang Hee, Young Joo pun mengalami penurunan kesehatan. Ia terbaring lemah di kamarnya. Hae Joo cemas melihat adiknya sakit, apalagi suhu badan Young Joo tinggi. Young Joo hanya bisa manangis lemah.

Jin Joo juga khawatir apalagi rumah sakit dan apotek sudah tutup. Ia bingung apa yang harus dilakukannya. Hae Joo melihat jam tangan, sudah malam tapi ia akan berusaha mencarikan obat untuk Young Joo.
Hae Joo berlari mencari apotek yang masih buka. Beruntung, ternyata masih ada apotek yang buka. Ia mengambil dua obat penurun panas. Tapi petugas apotek mengatakan demi keamanan penggunaan obat-obatan dalam waktu bersamaan Hae Joo hanya diperbolehkan membeli salah satu obat. Hae Joo pun membeli satu obat.
Petugas apotek mengingatkan kalau Hae Joo harus memperhatian cara pemakaian obat ini. Hae Joo mengerti, ia minta petugas apotek cepat melayaninya karena ia terburu-buru.

(hmmm hal sepele kayak gini ada di drama Korea. Pesan dari seorang petugas apotek untuk semua kalangan agar memperhatikan dalam penggunaan obat-obatan. Thanks May Queen sudah mengingatkan hehe)
Hae Joo membantu Young Joo minum obat, Young Joo masih menangis menolak, ia tak mau minum obat. “Kakak, orang itu Jang Il Moon. Dia mencampakanku!” Young Joo menunduk menangis. Ia membenarkan perkataan kakaknya, setelah Il Moon tidur dengannya dia bilang kalau ia tak berguna lagi. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang.

Young Joo mengaku kalau ia sangat menyukai Il Moon. Awalnya memang karena uang tapi sekarang ia benar-benar menyukai Il Moon. Tapi pada akhirnya, Il Moon mencampakannya. Rasanya ia ingin mati saja. Ia merasa tersiksa.
Hae Joo menaboki Young Joo, “Dasar gadis bodoh. Mati? Mati apanya?”
Tak berapa lama kemudian Hae Joo memeluk adiknya yang terus menangis. Ia menghibur adiknya, “Tidak apa-apa. Anggap saja ada anjing gila yang menggigitmu. Kau bisa hidup tanpa dia. Orang jahat itu, suatu hari dia akan mendapat balasannya.”

Hae Joo berkata kalau Young Joo masih muda jadi jangan menangis. Ia juga ikut sedih melihat Young Joo seperti ini. ia merasa seharusnya ia bersikap lebih baik lagi pada Young Joo. Hae Joo ikut menangis dan minta maaf.
Sek Kim menemui Hae Joo di rumah. Keduanya berpapasan di depan rumah. Hae Joo terkejut melihat kedatangan Sek kim. Apa Sek Kim datang menemuinya karena San. Sek Kim membenarkan. Hae Joo bertanya apa San masih bekerja disana. Sek Kim mengatakan demi membuat mata bor untuk kapal pengebor, San sedang meneliti apakah bor disana bisa digunakan untuk kapal pengebor.
Hae Joo merasa heran bukankah itu tak benar. Bor yang disana dan bor yang akan digunakan untuk kapal pengebor tentu saja berbeda bagaimana mungkin bisa disamakan. Untuk itulah Sek Kim menemui Hae Joo. Ia meminta Hae Joo mengunjungi kembali San di tempat kerja dan yakinkan lagi.
Hae Joo masuk begitu saja ke ruang Presdir. Il Moon yang tengah menikmati minumannya kaget dan takut melihat Hae Joo. ia takut kalau-kalau Hae Joo akan menghajarnya lagi. Dengan wajah sedikit ketakutan Il Moon menanyakan untuk apa Hae Joo menemuinya.
Hae Joo bertanya apa kemarin Il Moon bertemu dengan adiknya. Il Moon balik bertanya memangnya sambil melirik telepon akan menghubungi keamanan. Tapi Hae Joo mengetahuinya dan menangkap tangan Il Moon. Hae Joo berkata kalau Il Moon tak perlu khawatir karena kedatangannya bukan untuk menghajar Il Moon.
Hae Joo : “Memikirkan perbuatanmu pada adikku sudah membuatku ingin membenamkan wajahmu ke lumpur. Benar, aku juga berfikir lebih baik menyingkir dari manusia yang tak manusiawi. Bukankah itu juga cara yang bagus. Jadi jangan pernah menemui adikku lagi!”
Il Moon berkata kalau itu yang ingin ia katakan. Tapi ia melihat kalau ucapan Hae Joo ini semakin didengar semakin tak menyenangkan. Beraninya Hae Joo bicara seperti itu padanya, ia ini Presdir Perusahaan Cheon Ji.
Hae Koo : “Kau bukan Presdir, kau hanya sampah!”

Il Moon tentu saja marah. Hae Joo mengeluarkan surat dan meletakannya di meja. Ia mengatakan kalau orang seperti Il Moon ada di perusahaan ini, ia juga tak ingin bekerja disini. Ia memperingatkan kalau Il Moon berani mendekati adiknya lagi, ia akan memuntir tubuh dan meremukan tulang-tulang Il Moon.
Brak... Hae Joo menggebrak meja dengan tangannya membuat Il Moon tersentak ketakutan. Hae Joo pun keluar dari ruangan Il Moon.

“Dasar wanita ini!” sahut Il Moon. (Haha beraninya di belakang doank. Kalau di depan orang nyalinya ciut)

Il Moon melihat surat yang ditinggalkan Hae Joo, surat pengunduran diri. Ia merasa kalau pengunduran diri ini ada bagusnya.
Presdir Jang berkunjung ke butik In Hwa. In Hwa tak menyangka kalau ayahnya akan datang ke butiknya, untuk apa ayahnya datang. Presdir Jang heran bukankah In Hwa baru menikah tapi kenapa sudah ada di butik.

In Hwa tersenyum berkata kalau ia mendengar sebaiknya pemilik butik juga harus berada di toko untuk meningkatkan penjualan. Presdir Jang menilai kalau In Hwa ternyata lebih baik dari Il Moon dalam mengelola bisnis.
In Hwa pun bercanda apa ayahnya ini mau mewariskan Cheon Ji padanya. Tapi In Hwa tak tertarik dengan Cheon Ji, ia lebih suka mendapatkan uang dengan kemampuannya sendiri. In Hwa kembali menanyakan untuk apa ayahnya datang.

Presdir Jang berkata kalau ia tak ke kantor karena disana membosankan. Jadi ia datang ke butik In Hwa untuk melihat-lihat. In Hwa senang ayahnya datang karena Chang Hee juga sebentar lagi datang. Ia mengajak ayahnya makan bersamanya. Presdir Jang setuju.
San dimarahi mandornya. Si mandor marah kenapa San membongkar mobil yang ada alat pengebornya. San berkata itu karena yang lain sedang istirahat dan mesin ini terlihat kesepian. Hahaha.

Mandor kembali bertanya untuk apa San membongkar mobilnya bukankah San tak punya sertifikat kualifikasi untuk membongkar-bongkar mesin. Ia tambah kesal karena San juga mengguakan alat bor untuk mengebor disana sini. San membela diri kalau ia ingin mengecek kekuatan bor-nya.
Mandor terkejut apa San mengeluarkan bor-nya, “Kalau iya kau akan mati!” ancam si mandor sambil mengepalkan tangannya. Mandor langsung mengecek bor yang tadi San gunakan untuk mengebor disana sini. Tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggil San, siapa? Hae Joo.
San kesal Hae Joo kembali menemuinya. Bukankah ia sudah mengatakan kalau Hae Joo jangan mencarinya. Kenapa Hae Joo datang ke tempat kerjanya lagi, apa Hae Joo ini seorang penguntit.
Hae Joo berkata kalau ia mendengar dari Sek Kim kalau San berada disini karena alat pengebor. San tambah kesal Sek Kim mengatakan ini pada Hae Joo. Hae Joo menanyakan kenapa San tak memberitahunya tentang hal ini. San bilang kalau ini tak ada hubungannya dengan Hae Joo.

“Kenapa tidak?” Sahut Hae Joo. Bukankah ia juga akan membangun kapal pengebor.

San menilai kalau Hae Joo ini bodoh, “Apa kau pikir bor yang ada disani bisa dipasang di kapal pengebor?”

“Lalu untuk apa kau disini?” Tanya Hae Joo.
“Karena tak ada lagi yang bisa kukerjakan!” bentak San. “Aku tak punya uang, pabrik dan tempat tujuan. Itu sebabnya aku memulainya dari bawah disini!”
Hae Joo tak peduli San mau memulainya dari bawah atau menemukan mata bor. Tapi bukankah seharusnya hal ini San lakukan bersama dengannya.

San tak mengerti sebenarnya kenapa Hae Joo seperti ini. Bukankah Hae Joo Ketua Tim di Cheon Ji. “Pergi. Kerjakan pekerjaanmu dan jangan ikut campur.”
Hae Joo mengatakan kalau ia sudah mengundurkan diri dari Cheon Ji. Dari awal San-lah yang memasukkannya ke Cheon Ji. Dan juga tentang azimuth thruster. Karena San semuanya bisa dibuat, mimpinya dan harapannya, semua San yang mengajarkan. Ditambah lagi ia dan San adalah satu tim. Apapun yang terjadi ia dan San harus bekerja bersama.
San yang masih meninggikan suara meminta Hae Joo berhenti bicara omong kosong dan lebih baik segera pulang. Bukankah Hae Joo harus menafkahi keluarga. Ia sudah menjadi beban untuk Hae Joo. Jadi lebih baik Hae Joo pergi darinya.
San meninggalkan Hae Joo sendirian. Hae Joo berteriak, “Meskipun aku sendiri, aku akan membuat kapal pengebor. Pergi ke pabrik bor untuk kerja, itu terserah kau. Aku juga ingin melakukan yang kau lakukan.” Hae Joo menahan kesal dengan sikap keras kepalanya San.
Chang hee sudah berada di butik istrinya. In Hwa menyuguhkan minuman untuk Chang Hee dan ayahnya. In Hwa meminta ayahnya jangan memberi Chang Hee pekerjaan yang menguras waktu. Karena waktu yang sangat singkat untuk makan siang, ia tak akan membiarkan ayahnya mengambilnya. Presdir Jang mengancam dengan nada bercanda kalau In Hwa seperti ini ia tak akan membiarkan Chang Hee pergi. In Hwa pun meninggalkan keduanya.
Presdir Jang menanyakan keadaan perusahaan apa baik-baik saja. Chang Hee memberi tahu kalau Ketua Tim Chun mengundurkan diri. Presdir Jang jelas terkejut dan menuduh Il Moon yang memecat Hae Joo. Chang Hee berkata kalau ini bukan kesalahan Il Moon, tapi Hae Joo sendiri yang mengundurkan diri dan ini karena masalah Young Joo.
Presdir Jang tampak kesal karena ia harus kehilangan bakat istimewa Hae Joo. Chang Hee berkata bukankah thrusternya sudah selesai jadi tak masalah kalau Hae Joo mengundurkan diri, karena sejujurnya ia sendiri merasa canggung kalau harus bekerja bersama Hae Joo. Tapi tetap saja menurut Presdir Jang sangat menyayangkan bakat yang dimiliki Hae Joo.

Presdir Jang kemudian bertanya bagaimana dengan kasus penyelidikan terhadap orang yang menuntutnya di kantor kejaksaan. Chang Hee berkata kalau ia masih belum mengetahui siapa pelakunya. Presdir Jang menyuruh Chang Hee menemukan orang itu, orang yang membuatnya menjadi seperti ini.

Presdir Jang : “Orang itu, bahkan kalau aku harus mencabik-cabik tubuhnya dan meremukkan tulangnya. Aku tetap tak bisa tenang,”
Chang Hee berkata kalau penyelidikan di dalam perusahaan sepertinya sulit maka dari itu ia akan melakukan penyelidikan melalui kantor kejaksaan dan hasilnya akan keluar dalam waktu singkat. Presdir Jang tentu saja masih marah terhadap orang yang berani menangkapnya. (haha itu putramu sendiri Presdir) Chang Hee menatap tajam Presdir Jang, ia tentu saja sudah tahu siapa pelakunya.
Geum Hee terkejut bukan main membaca hasil tes DNA yang diterimanya dari Jung Woo. Hasil tes itu menunjukan kalau ia dan Hae Joo memang ibu dan anak. Tangannya gemetaran, ia bertanya bagaimana mungkin ini bisa terjadi, dimana Hae Joo. Jung Woo meminta Geum Hee mendengarkan apa yang akan ia katakan.
“Dimana Yoo Jin?” Geum Hee yang panik meninggikan suara kembali bertanya. Jung Woo juga ikut meninggikan suara meminta Geum Hee untuk tetap tenang dan mendengarkan apa yang dikatakannya. Mata Geum Hee mulai berkaca-kaca dan siap mendengarkan apa yang akan Jung Woo katakan.
Jung Woo mengatakan kalau hasil tes DNA yang terdahulu itu palsu dan orang yang memalsukannya adalah Jang Il Moon. Geum Hee tentu saja kaget tak menyangka kalau pelaku pemalsuan hasil tes DNA adalah Il Moon.

Jung Woo mengerti betul kenapa Il Moon melakukan ini. Il Moon mungkin khawatir kedudukannya akan berubah. Tapi masalah yang lebih besar adalah kejadian sebelumnya. Kematian Yoo Jin yang disebabkan Park Gi Chul adalah kejadian yang salah (bukan yang sebenarnya terjadi) Dia (Yoon Jin/Hae Joo) dibesarkan di Haenam oleh senior Gi Chul ketika wamil. “Kenapa begitu? Sebenarnya kenapa bisa begitu? Kita harus mencari tahu alasannya. Itu sebabnya kau tak boleh terlalu senang dulu!”
Tapi Geum Hee ingin bertemu dengan Hae Joo, “Dimana dia?” Tanya Geum Hee sudah hampir menangis. “Ijinkan aku menemuinya!”

Jung Woo pun menghubungi Hae Joo. Geum Hee menangis menatap hasil tes DNA yang menyatakan kalau Hae Joo benar-benar putrinya, Yoo Jin.
Hae Joo berada di tepi pantai menunggu Jung Woo. Ia memandang indahnya pemandangan laut dan merasakan sejuknya udara disana.
Geum Hee mengedarai mobilnya menuju tempat dimana Hae Joo menunggu. Mobil Jung Woo berada di belakang mobilnya. Turun dari mobil Geum Hee langsung bergegas lari menemui Hae Joo. Jung Woo menatap membiarkannya.
“Yoo Jin...!” panggil Geum Hee dari kejauhan sambil berlari.

Hae Joo yang melihat-lihat pemandangan berbalik badan. Ia terkejut melihat Geum Hee berlari kearahnya padahal ia janjian bertemu dengan Jung Woo. Ditambah lagi Geum Hee menemuinya dalam keadaan menangis.
“Nyonya kenapa anda disini?” Tanya Hae Joo karena ia sangat yakin kalau Jung Woo lah yang menghubunginya.
“Yoo Jin-ah...!” sebut Geum Hee dengan wajah penuh air mata yang terus mengalir.

Hae Joo terkejut mendengar Geum Hee menyebutnya sebagai Yoo Jin.

“Yoo Jin-ah...!” Geum Hee kembali menyebut Hae Joo dan menangis..
“I... i... ibu...” sebut Hae Joo dengan suara gemetaran dan mata berkaca-kaca.

Bersambung ke episode 30

Komentar :
Akhirnya Geum Hee tahu kalau Hae Joo itu Yoo Jin. Kira-kira apa ya yang akan dilakukan Geum Hee setelah dia mengetahui ini. Apakah dia akan menunjukan pada semua orang. Bagaimana reaksi Presdir Jang kalau mengetahui ini. Semakin rame dan menegangkan.
San Oppa dia memang tak ingin merepotkan orang lain. Ia berusaha sendiri mewujudkan impian dengan memulainya dari nol. Tapi tentu saja bukan San namanya kalau dia ga keras kepala. Haha. Apa yang akan Hae Joo lakukan untuk meyakinkan San bahwa ia benar-benar bisa berkolaborasi dengan San dalam rangka membuat Drill Rig.
Il Moon bener-bener pengen aku gampar bolak-balik. Tapi seneng banget pas Hae Joo mengahajar dia. Sakitnya Young Joo bener2 ngingetin aku sama sakitnya Hae Joo pas putus dari Chang Hee, huwa nyesek deh liatnya. Semoga Young Joo segera bangkit.

11 comments:

  1. akhirnya keluar juga part 2 nya, semangat unnie !!

    ReplyDelete
  2. thanks mba...
    semangatttttttt

    ReplyDelete
  3. Thanks mbak sinopsisnya..ditunggu lanjutannya...

    ReplyDelete
  4. thanks sinopsisnya cemunguttt

    ReplyDelete
  5. bener mbak,,yuk samperin il moon bareng2.. :D

    ReplyDelete
  6. Il moon nyebeliiiiiin..........! Semangat trus sinopsisnya ya...!!

    ReplyDelete
  7. makasiih eonnie,,tapi kok satu episode keluarnya satu minggu kemudian ??
    meskipun saya tau eonni sibuk,,saya tetap berharap bisa 2 episode per minggu :)
    gomawu eonni,,, :)
    Yoshiie Srinita

    ReplyDelete
  8. Semangat mbak lanjutin sinopsisnya,,,heheee
    selalu d tunggu lanjutannya,,,;)

    ReplyDelete
  9. makin seru d'tunggu klanjutan ea

    ReplyDelete
  10. makasih sinopsisnya...tdk sabar nunggu kelanjutannya, mdh2an cepat...hehhehe

    ReplyDelete
  11. ayo smangat2...tuntasin...gak sabar nunggu episode trakhirnya pas presdir jang nya bunuh dini,,seeedddiiihhhh bgt pdhal dy jahat,,tp sedih,,hikshiks

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.