Wednesday 16 January 2013

Sinopsis May Queen Episode 30 Part 1

Geum Hee yang akhirnya tahu bahwa Hae Joo itu Yoo Jin segera menemui gadis itu. Hae Joo terkejut melihat kedatangan Geum Hee karena ia yakin yang menghubunginya tadi adalah Jung Woo.

Di hadapan Hae Joo, Geum Hee menangis. Hae Joo tak mengerti apa yang dilakukan Geum Hee disini menemuinya sambil menangis.

“Yoo Jin-ah...!” ucap Geum Hee menyebut Hae Joo dengan nama Yoo Jin sambil menangis. Hae Joo tentu saja tercengang Geum Hee tahu kalau Yoo Jin itu dirinya. Sambil menangis Geum Hee mengatakan kalau ia-lah ibu yang melahirkan Hae Joo dan di tempat ini ia kehilangan Hae Joo.
“I... I... I... Ibu...!” Hae Joo memanggil Geum Hee dengan sebutan ibu.
Geum Hee langsung memeluk putri yang selama ini ia anggap sudah tiada. Keduanya menangis melampiaskan kerinduan.
Geum Hee menggenggam tangan Hae Joo meminta maaf karena tak bisa mengenali Hae Joo, ditambah lagi ia melakukan banyak kesalahan terhadap Hae Joo. Ia kembali meminta maaf karena tak mengenali Hae Joo sebagai Yoo Jin meskipun ia dan Hae Joo sudah sangat dekat. Ia mengaku kalau ia selalu mencari Hae Joo.
Hae Joo meminta ibu kandungnya jangan menangis. Ia juga minta maaf karena meskipun ia tahu Geum Hee ibu kandungnya ia tak memberi tahu Geum Hee. Geum Hee tak menyalahkan Hae Joo. Kalau saja ia bisa mengenali ketika Hae Joo masih kecil, putrinya ini tak akan hidup menderita. Sebagai seorang ibu bagaimana mungkin ia tak menyadari ini. Ia mengaku kalau ini kesalahan dan dosanya.

Geum Hee mengajak Hae Joo pergi dengannya. Mulai saat ini ia ingin melakukan semuanya sebagai seorang ibu bagi Hae Joo. Ia mengajak Hae Joo pulang ke rumahnya. Tapi Hae Joo tak bisa ikut dengan ibu kandungnya. Geum Hee yang masih menangis berkata kalau ada banyak hal yang ingin ia ceritakan pada Hae Joo. Ia juga ingin mendengar cerita tentang kehidupan yang Hae Joo jalani selama ini.
Hae Joo akan ikut tapi terdengar teriakan Jung Woo memanggil Geum Hee. Jung Woo menghampiri keduanya. Ia bertanya apa Geum Hee sudah lupa apa yang tadi dibicarakan dengannya. Ia melarang keras Geum Hee membawa Hae Joo ke rumah besar itu.
Geum Hee berkata kalau ia dan Hae Joo sudah berpisah selama 27 tahun. Ia ingin melakukan banyak hal untuk Hae Joo. Walaupun ia tak mungkin melakukan segalanya tapi yang terpikirkan sekarang olehnya adalah ia hanya ingin membuatkan masakan yang hangat untuk Hae Joo.
Jung Woo tentu saja membolehkan itu tapi ia minta hal itu dilakukan lain kali, jangan sekarang. Geum Hee ngotot ia harus membawa Hae Joo pulang sekarang bersamanya. Jadi ia harap Jung Woo jangan menghalangi.

“Aku bilang tak bisa!” bentak Jung Woo membuat kedua wanita ini terkejut. Jung Woo memelankan suaranya menyuruh Hae Joo pulang lebih dulu dan Hae Joo bisa menemui Geum Hee lagi nanti. Ia akan bicara sebentar dengan Geum Hee. Geum Hee mengikuti Jung Woo pindah tempat untuk bicara berdua.
Jung Woo marah bukankah ia sudah memperingatkan agar Geum Hee tak bersikap berlebihan. Tapi kenapa Geum Hee tak bisa memisahkan mana yang masalah pribadi dan mana yang masalah penting.

Geum Hee berkata bukankah Jung Woo tinggal satu rumah dengan Hae Joo sedangkan dirinya sudah berpisah dengan putrinya selama 27 tahun. Meskipun hanya semalam ia ingin bersama putri kandungnya.
Jung Woo mengingatkan kalau kenyataan Hae Joo adalah putri kandung Geum Hee diketahui orang banyak itu akan membahayakan hidup Hae Joo. Geum Hee terkejut tak mengerti apa maksud perkataan Jung Woo. Jung Woo mengatakan kalau Hae Joo itu dibuang oleh Jang Do Hyun. Dan Park Gi Chul-lah yang melakukan perintah Jang Do Hyun. Ada kemungkinan kalau Jang Do Hyun juga menyuruh Gi Chul untuk membunuh Hae Joo dan itu dilakukan Presdir Jang demi menikahi Geum Hee.
Geum Hee tambah terkejut ia tak percaya kalau suaminya melakukan hal seburuk itu.

Jung Woo berkata kalau itu belum semuanya ketika Hae Joo berusia 13 tahun Parl Gi Chul bahkan akan menjualnya ke sebuah pulau dan itu terjadi saat keluarga Hae Joo pulang ke Haenam setelah tinggal di rumah Keluarga Jang. Mereka saat itu tak dibawa ke Haenam melainkan ke Geo Je dan semua itu atas perintah Park Gi Chul. “Dan apa kau pikir Park Gi Chul akan melakukan hal seperti itu tanpa alasan?”
Hae Joo dari kejauhan mendengar perbincangan keduanya.

Geum Hee menebak apa yang memerintahkan itu suaminya. Ia masih belum percaya Presdir Jang akan sejahat itu. Jung Woo berkata kalau Geum Hee ini tak mengenal siapa Jang Do Hyun.
Jung Woo : “Dia itu iblis. Orang yang membunuh kakakku. Apa kau pikir dia tak bisa melakukan sesuatu yang lebih buruk?”
Hae Joo terkejut mendengar Jung Woo mengatakan kalau Yoon Hak Soo dibunuh oleh Presdir Jang. Ia memanggil Jung Woo dan menghampiri keduanya. Jung Woo terkejut Hae Joo belum pulang dan mendengar pembicaraannya dengan Geum Hee.
Hae Joo mempertanyakan apa maksud perkataan Jung Woo, apa Presdir Jang yang sudaha membunuh Dr Yoon Hak Soo. Jung Woo membenarkan Presdir Jang lah orang yang sudah membunuh kakaknya dan Park Gi Chul ikut terlibat di dalamnya. Hae Joo dan Geum Hee kaget ternyata Gi Chul juga terlibat.
Jung Woo mengatakan kalau peluru yang ada di tubuh kakaknya sama dengan peluru yang menembak kaki Park Gi Chul dan setelah itu Presdir Jang memerintahkan agar Hae Joo dibunuh dan itu dilakukan Presdir Jang supaya bisa menikahi ibu kandung Hae Joo.

Geum Hee yang masih belum percaya menilai ini tak masuk akal, bagaimana mungkin orang seperti Presdir Jang melakukan itu. Jung Woo menegaskan kalau Presdir Jang bukanlah manusia melainkan iblis.
Geum Hee lemas mengetahui nasib buruk yang menimpa Hae Joo dulu. Ia tak menyangka kalau Hae Joo akan dijual ke sebuah pulau.
Hae Joo membenarkan kalau waktu itu Park Gi Chul melakukannya, ia sendiri sudah memastikan hal itu pada Gi Chul dan saat itu Gi Chul bilang padanya bahwa Gi Chul melakukannya untuk memisahkan dirinya dengan Chang Hee. Tapi sekarang setelah ia berfikir lebih jauh ia sadar kalau Gi Chul melakukan ini karena takut terungkap kenyataan bahwa ia putri kandung Geum Hee.

Jung Woo berkata apa Geum Hee mengerti kenapa ia meminta agar Geum Hee tak berlebihan. “Kita harus melindungi Hae Joo dan kematian misterius kakakku harus diungkap!” Jung Woo meminta agar Geum Hee bersikap lebih tenang.

Ponsel Geum Hee berdering, dari Presdir Jang. Ia gemetaran dan bingung tak tahu apa yang harus diperbuatnya. Melihat sikap Geum Hee yang panik Jung Woo bisa menebaknya, apa itu telepon dari Presdir Jang. Geum Hee mengangguk. Jung Woo meminta Geum Hee menjawab telepon itu dengan tenang. Geum Hee pun menjawabnya.
Presdir Jang yang masih berada di butik In Hwa menanyakan dimana istrinya berada. Geum Hee diam, ia bingung harus berkata apa. Presdir Jang kembali bertanya dimana Geum Hee sekarang. Geum Hee menoleh ke arah Jung Woo. Jung Woo mengangguk memberi kode agar Geum Hee menjawab telepon dan bersikap tenang.
Dengan suara berat Geum Hee mengatakan pada Presdir Jang kalau ia tengah berada di mall. Presdir Jang memberi tahu kalau ia berada di butik In Hwa. Ia iri melihat pasangan suami istri disini (In Hwa - Chang Hee) ia berkata kalau Geum Hee tak ada rencana kemanapun ia meminta istrinya untuk segera pulang. Dengan berlinang air mata dan berusaha bersikap tenang Geum Hee bertanya kenapa ia harus segera pulang. Presdir Jang berkata kalau ia ingin pergi kencan dengan istrinya, “Cepatlah pulang Nyonya, aku akan menunggumu!”
In Hwa heran apa ayahnya akan pergi. Presdir Jang membenarkan, untuk apa ia berada disini sementara In Hwa hanya mengurusi suami sendiri. In Hwa berkata kalau ayahnya lah yang mengganggu makan siangnya dengan Chang Hee. Memangnya apa yang ia dan Chang Hee lakukan, kalau ayahnya iri lebih baik bersenang-senang dengan ibunya. Presdir Jang berkata kalau ia juga akan melakukan itu.
In Hwa mengusulkan kenapa ayahnya tak pergi hiking saja berdua dengan ibunya. Ia melihat kalau ibunya itu kurang berolah raga. Ia akan menunjukan baju hiking yang pantas untuk ibunya. Presdir Jang tertawa dan menilai kalau putrinya ini sedang berusaha menjual baju padanya. In Hwa ikut tertawa menyahut bagaimana ayahnya tahu. Keduanya tertawa.
Jung Woo berkata bukankah Geum Hee mengerti apa perkataannya. “Tolong jangan biarkan dia menyadari kalau kau sedang emosional. Bisakah kau melakukannya?”
Geum Hee mengangguk ia akan mencobanya. Tapi Hae Joo tak bisa membiarkan ibunya kembali ke rumah Presdir Jang. Kalau Presdir Jang benar-benar membunuh Dr Yoon Hak Soo bukankah ini sangat kejam untuk ibu kandungnya. Kenapa tak dilaporkan saja ke polisi atau bukankah Jung Woo bisa menangkapnya. Jung Woo mengingatkan bukankah ia sudah bilang kalau batas perundang-undangan untuk kasus ini sudah lama lewat.

(hmm yang aku ingat ketika menonton The Equator Man, batas sebuah kasus untuk dibuka kembali adalah kasus itu tak boleh melebihi 15 tahun)

Tapi Hae Joo tak bisa menerimanya bagaimana bisa Jung Woo membiarkan ibu kandungnya untuk kembali pada orang sekejam Presdir Jang dan ia tak bisa membiarkan ibunya berada disana.
Geum Hee meyakinkah Hae Joo, ia akan pergi menemui Presdir Jang dan meyakinkan kalau ia tak akan apa-apa. Hae Joo menyarankan kenapa ibunya ini tak keluar saja dari rumah itu dan hidup dengannya. Geum Hee berkata kalau kesempatan itu akan datang padanya dan juga Hae Joo, tapi sekarang ia harus pergi.
Geum Hee akan pergi tapi Hae Joo mengejar dan menahan ibunya. Ia berpesan kalau ibunya mengalami kesulitan ibunya harus segera menghubunginya. Geum Hee mengangguk mengerti dan segera pergi dari sana untuk menemui Presdir Jang. Hae Joo menangis menatap ibunya yang berlalu menjauh dari pandangannya.
Geum Hee panik, ia belum bisa menguasai dirinya. Di dalam mobil ia tak bisa memasukan kuncinya dengan benar. Ia berusaha menenangkan dan menguasai diri. Setelah dirasa sudah menguasai diri Geum Hee pun menjalankan mobilnya.
Hae Joo mengkhawatirkan ibu kandungnya. Ia merasa kasihan pada ibunya, “Setelah mengetahui suami yang dinikahi selama 27 tahun adalah pembunuh suaminya. Bagaimana dia bisa hidup dengannya?” Hae Joo meminta Jung Woo juga memikirkan tentang itu. Ia tak bisa membiarkan ini.
Jung Woo mengerti perasaan Hae Joo, ia berharap kalau Hae Joo tak mengetahui tentang ini. Karena masalah ini seharusnya ditangani oleh orang dewasa. Tapi karena Hae Joo sudah terlanjur tahu, ia ingin Hae Joo juga menjaga emosi. Ia juga merasa kalau Presdir Kang Dae Pyung juga dibunuh oleh Presdir Jang.
Hae Joo tentu saja keget, “Kakeknya San Oppa juga?”

Jung Woo berkata kalau bukan hanya itu saja, karena ada kemungkinan orang tuanya San juga dicelakai oleh Presdir Jang. Hae Joo bertanya apa San mengetahui tentang ini.

Jung Woo membenarkan karena ia yang memberitahukan hal ini pada San. Jung Woo menyarankan kalau Hae Joo tak perlu balas dendam. Tentang masalah ini biarkan ia dan ibu kandung Hae Joo saja yang menanganinya. Ia menebak masalah ini mungkin akan berakibat buruk bagi ibu kandung Hae Joo.

Hae Joo tak paham, apa maksudnya. Jung Woo menatap lautan sementara Hae Joo menatapnya penuh rasa ingin tahu.
Geum Hee tak bisa konsentrasi menyetir, ia teringat hari dimana Presdir Jang membawa In Hwa dan Il Moon ketika ia berada di makam Hak Soo setelah kehilangan Yoo Jin.
Saat itu Presdir Jang berkata kalau In Hwa dan Il Moon membutuhkan seorang ibu. “Sebagai pengganti Yoo Jin bisakah kau membesarkan anak-anak ini di sampingku? Anak-anak ini, mereka bahkan belum bisa menyebut Ibu. Bisakah kau mengajarkan mereka apa arti seorang ibu?”
Geum Hee juga mengingat perkataan Gi Chul yang mengatakan kalau Gi Chul sudah beberapa kali kalau saat Ibu Hae Joo hamil ia lah yang membelikan makanan ketika Ibu Hae Joo mengidam.
Geum Hee menepikan mobilnya. Ia kembali menangis sejadi-jadinya menumpahkan semua perasaannya.
Hae Joo berjalan sendirian, tak berapa lama ia pun terduduk lemas mengetahui kematian yang menimpa Hak Soo dan juga keluarga San. “Ayah.... ayah....” sebut Hae Joo sambil menangis. Ia merasakan dadanya sesak.
Hae Joo kemudian menatap tajam dan mengepalkan tangannya.
San berada di tempat kerjanya mendorong troli. Ia merasakan punggungnya sakit dan beristirahat sejenak. Tepat saat itu ia melihat Hae Joo sudah berdiri di hadapannya.
Keduanya pun bicara. San kesal kenapa Hae Joo terus melakukan ini padanya. Bukankah ia sudah mengatakan kalau Hae Joo jangan mencarinya lagi.
Hae Joo berkata kalau ia sudah mendengar tentang kakek. Ia mendengar kalau kakek dibunuh oleh Jang Do Hyun. San heran dari mana Hae Joo bisa tahu, apa dari Samchoon. Hae Joo membenarkan, ia sudah mendengar semuanya bahkan tentang kematian ayahnya dan orang tua San.
“Oppa, ayo kita balas dendam. Kalau aku mau mengikuti keinginanku, rasanya aku ingin sekali menemuinya dan melakukan sesuatu padanya. Tapi kalau kita melakukan hal seperti itu berarti kita sama saja dengannya. Ayo kita membuat bor-nya. Setelah kita membuatnya, kita bekerja sama dengan perusahaan pembuatan kapal lain. Kita tunjukan dengan cara itu dan kita hancurkan Cheon Ji!” Hae Joo mengucapkannya berapi-api.
San menilai kalau itu tidaklah cukup. “Kita tidak saja akan menghancurkan Cheon Ji tapi kita juga harus merenggut mimpi Jang Do Hyun. Itu baru disebut balas dendam.”

Tapi menurut San, Hae Joo belum menyadari hal ini. “Demi memperoleh hak ekplorasi dari Perusahaan Minyak Nasional. Jang Do Hyun sedang mengembangkan sebuah teknologi. Perusahaan Minyak Nasional itu, demi mengembangkan teknologi pengeboran, maka yang bisa mengembangkan teknologi terbaiklah yang akan diberikan hak untuk mengekplorasi.”

(hmmm maksudnya barang siapa yang bisa mengembangkan teknologi dengan bagus maka dia-lah yang akan mendapatkan hak paten pengeboran minyak)

San tahu kalau tujuan Presdir Jang adalah mengekplorasi minyak negara ini. Itu sebabnya dia membunuh ayah kita.
Hae Joo bertanya apa San ingin memperoleh hak eksplorasi itu. San mengangguk karena hal itu lah cara ia dan Hae Joo mewujudkan impian ayah keduanya. Hae Joo mengerti ternyata ia dan San terhubung dalam keadaan seperti ini.
San menilai kalau ini adalah takdir, “Ayah kita yang sudah meninggal meninggalkan mimpi mereka pada kita.”
Geum Hee sampai di depan rumahnya, ia keluar dari mobil. Ia menatap rumah besar yang kini ia benci kenapa ia harus tinggal disini. Presdir Jang yang sudah sampai menghampiri istrinya. Ia tak menyangka ternyata istrinya cepat datang.
Geum Hee berusaha bersikap normal dan tersenyum. Ia menanyakan ada apa, kenapa menyuruhnya untuk cepat pulang. Ia tak ingin berkencan.

Presdir Jang bersikap manis, “Aigoo... Tolong jangan marah padaku!” Ia akan mengajak istrinya jalan-jalan.
Park Gi Chul keluar dari rumah dan melihat keduanya akan pergi. Geum Hee memberi tahu Gi Chul kalau Presdir Jang akan mengajaknya berkencan padahal mereka sudah tua. Gi Chul ikut senang mendengarnya. Keduanya menaiki mobil tak didampingi supir. Presdir Jang berkata kalau ia akan menyetir sendiri.
Presdir Jang bersikap ramah pada istrinya, ia membukakan pintu mobil dan memasangkan sabuk pengaman. Hal ini membuat Geum Hee jengah tapi ia berusaha menahan dan bersikap tenang. Ia tak menyangka ternyata orang yang ia nikahi selama 27 tahun orang sekejam itu.
Gi Chul senang melihat kedua besannya bersenang-senang. Ia menilai kalau besannya ini tak ada bedanya dengan pengantin baru. “Apa kau punya Bibi di suatu tempat?” Tanya Gi Chul ke pelayan yang ada di sebelahnya.

Pelayan bingung tak mengerti apa maksud Gi Chul. Gi Chul menyahut, “Lupakan saja memangnya kenapa kalau kau punya, statusnya juga berbeda!”

(hahaha Gi Chul pengen kawin lagi. tapi Gi Chul nganggep statusnya udah beda karena besanan sama Presdir)
Presdir Jang mengajak istrinya melihat pemandangan laut. Ia bertanya apa istrinya ini kedinginanan karena ia merasa udaranya terlalu dingin untuk jalan-jalan. Tapi ia beda, ia malah merasa hangat berjalan di samping istrinya.
Presdir Jang akan menggandengan tangan istrinya. Geum Hee yang berjalan melamun tersentak kaget dan menarik tangannya. Presdir Jang heran dan bertanya kenapa. Geum Hee menjawab bukan apa-apa. Ia merasa kalau ia sedikit kedinginan.
Geum Hee pun melingkarkan tangannya ke lengan suaminya dan tersenyum manis.
Keduanya duduk di bangku memandang indahnya pemandangan laut sore. Geum Hee bertanya-tanya sudah berapa lama ia tak menghabiskan waktu seperti ini dengan suaminya. Geum Hee mengatakannya dengan tatapan wajah sedih tanpa memandang suaminya. Presdir Jang berkata kalau melihat istrinya seperti ini, ia mengusulkan bagaimana kalau keduanya pergi berlibur. Hanya berdua saja.
Hmmm tak sudi mungkin itu yang ada dipikiran Geum Hee. Ia sama sekali tak memandang suaminya.
Presdir Jang bertanya apa ada yang ingin Geum Hee lakukan hari ini. Geum Hee tersenyum menatap suaminya dan berkata tidak ada, ia senang berada disini seperti ini dengan suaminya.

Presdir Jang juga sepandapat, karena sudah lama tak jalan-jalan seperti ini dengan istrinya jadi ketika melakukannya hal ini terasa lebih menyenangkan. “Hari ini aku sangat bahagia, sangat bahagia!” ucap Presdir Jang tertawa. “Apa kau tahu betapa aku sangat mencintaimu?”
Geum Hee berbalik tak ingin melihat wajah pria yang sudah membuat putri kandungnya menderita.
Presdir Jang meminta Geum Hee menunggu beberapa tahun lagi. “Setelah aku mencapai impianku, aku akan selalu berada di sampingmu!”
Presdir Jang meraih tangan istrinya. Tapi Geum Hee manarik diri menolak tangannya digenggam. Presdir Jang melihat gelagat aneh dari istrinya, ia bertanya ada apa. Geum Hee bilang bukan apa-apa. Ia merasa tiba-tiba disini dingin dan mengajak Presdir Jang untuk segera pulang.
Ketika Geum Hee akan berdiri Presdir Jang mengenggam tangannya, membenarkan kalau istrinya ini tak boleh masuk angin karena kedinginan. Presdir Jang mengecup tangan istrinya. Geum Hee jijik melihatnya. Keduanya pun segera pulang.
San dan Hae Joo berada disebuah kafe. Hae Joo melarutkan vitamin untuknya dan untuk San.
San memberi tahu kalau ada sebuah perusahaan yang bernama perusahaan Blue Ocean, perusahaan yang terkenal dengan sistem pengeboran. Mereka memegang hak eksklusif. San menilai lebih sulit mendapatkan bahan untuk membuat alat bor dibandingkan dengan membuat thruster. Ia merasa kalau ia dan Hae Joo harus tahu dasarnya dan mencari tahu sendiri bahan apa yang bagus diguakan untuk membuat alat bor. Karena itu satu-satunya cara.
Hae Joo mengerti dan karena teknologinya sulit maka peralatan yang dibutuhkan juga cukup mahal.
San berkata kalau ia sudah berusaha untuk memahami lebih jauh tentang mata bor di lokasi konstruksi tempatnya bekarja dan berbagai lokasi lain. Tapi kemampuannya terbatas karena ia kurang mahir tentang mesin.

Hae Joo tersenyum meminta San tak usah khawatir karena ia ada disini.

San berkata kalau masalah utamanya adalah dana, “Aku harus memebeli bahan untuk membuat bor nya dan aku juga membutuhkan pabrik!”
Hae Joo punya ide, bagaimana kalau ia dan San melakukan sebuah presentasi. San tak paham dengan usul Hae Joo. Hae Joo menjelaskan bukankah Cheon Ji ingin memperloleh hak eksplorasi minyak dari perusahaan minyak nasional berdasarkan keberhasilannya membuat azimuth thruster. Yang pasti perusahaan pembuatan kapal lain juga akan tertarik dengan ini, “Kalau kita melakukan presentasi pada mereka tentang alat bor kita, bukankah dengan cara ini kita akan mendapatkan investor yang potensial.” Ditambah lagi kalau mereka mendengar nama San, mereka pasti akan mendengarkan.
San membenarkan dan juga Hae Joo memiliki pengalaman membuat azimuth thruster di Cheon Ji. San tersenyum menilai ini ide yang bagus untuk mendapatkan suntikan dana dari investor.
Presdir Jang dan Geum Hee sampai di rumah. Keduanya berpapasan dengan Il Moon di ruang tamu. Il Moon menanyakan dari mana saja ayah dan ibunya pergi. Presdir Jang berkata kalau ia dan ibu Il Moon pergi keluar untuk mencari udara segar. Il Moon tertawa ikut merasa senang.
Geum Hee yang tahu kalau Il Moon memalsukan hasil tes DNA menatapnya tajam. Il Moon heran kenapa ibunya menatapnya seperti itu. “Kau, ini pasti sangat berat bagimu kan?” sahut Geum Hee dengan tatapan tak pernah lepas dari Il Moon.
“Apa maksud ibu?” tanya Il Moon.

“Menjadi Presdir,” Geum Hee mendekat dan menyentuh wajah Il Moon. Ia melihat kalau Il Moon tak terlihat sehat. Il Moon berkata kalau pekerjaannya menjadi Presdir tak terlalu berat. Geum Hee berkata pada suaminya kalau ia akan mandi dulu.
Geum Hee langsung masuk kamar dan mengunci pintu. Ia sudah tak tahan berada dekat-dekat dengan kedua pria tadi. Di dalam kamar Geum Hee menangis sesenggukan tanpa suara.
Geum Hee berputar-putar di kamar mencari sesuatu. Ia melihat bantal dan mengambil benda itu. Ia melampiaskan emosinya dengan memukul-mukul bantal sambil menangis tanpa suara. Ia merasakan dadanya sakit mengetahui kenyataan bahwa ia hidup dengan seseorang seperti Jang Do Hyun, orang yang melakukan segala cara demi mencapai ambisi.
Suara tangisnya tak tertahankan lagi, ia ingin menjerit untuk melampiaskan segala emosinya. Tapi ia tak boleh memperlihatkan emosinya itu apalagi di depan suaminya. Untuk menahan diri ia menggigit tangannya agar suara jerit tangisnya tak keluar.
Hae Joo dan Jin Joo masuk ke kamar Young Joo. Di dalam kamar sudah ada ibu dan Sang Tae. Ibu menyuruh Young Joo untuk kembali mendapatkan Il Moon. Kenapa Young Joo hanya berdiam diri di rumah, kenapa Young Joo bersikap bodoh melepaskan Il Moon.

Ibu yang kesal memukul-mukul Young Joo yang hanya bisa menangis. Hae Joo meminta ibunya tenang, kenapa ibunya bersikap begini. Bukankah ibu tahu kalau sekarang ini Young Joo sedang kecewa. Sang Tae berkata kalau Il Moon mencampakan seseorang setelah bermain-main bukankah setidaknya Il Moon harus memberikan kompensasi.
Hae Joo tentu saja tak suka dengan ucapan kakaknya, memangnya kita ini pengemis. Untuk apa berusaha mencari uang dengan memanfaatkan situasi seperti ini. Tapi menurut ibu perkataan Sang Tae tak ada salahnya. Memangnya kita harus diam saja dan senang diperlakukan seperti ini.

Hae Joo meminta ibunya bisa mengambil hikmah dari kejadian ini dan berhenti bersikap seperti seorang manusia rendahan. “Ibu, kita mungkin saja miskin tapi kita tak boleh hidup seperti sampah!”

Ibu yang dari tadi kesal menyahut memangnya siapa yang memulai bersikap seperti ini, terlebih lagi pada putrinya yang berharga. Karena Young Joo jadi seperti ini apa Hae Joo pikir ia tak bisa gila.
Hae Joo sudah lelah dengan ocehan ibunya ditambah lagi kenyataan yang baru saja ia dengar. Ia membentak meminta semuanya berhenti. “Apa kalian pikir aku tak mau membunuh mereka? Dalam hati aku ingin membakar mereka sampai menjadi abu!”

Mereka terdiam mendengar kemarahan Hae Joo. Ibu heran kenapa Hae Joo tiba-tiba seperti ini.

Hae Joo meminta keluarganya mendengarkan baik-baik, “Mulai sekarang kita akan hidup lebih baik.” Hae Joo memberi tahu kalau ia sudah keluar dari perusahaan Cheon Ji.

Sang Tae terkejut dan menebak apa Hae Joo dipecat. Hae Joo berkata kalau ia tak dipecat, ia sendiri yang mengundurkan diri. Ibu tak mengerti omong kosong apa yang Hae Joo katakan apa Chang Hee memecat Hae Joo. Hae Joo meninggikan suara berkata tidak, kenapa keluarganya tak bisa mengerti dirinya.
Hae Joo bicara pelan pada Young Joo, ia menyarankan adiknya tak perlu kuliah kalau memang tak ingin kuliah. Tapi sebagai gantinya ia minta Young Joo mempelajari keahlian entah itu memasak atau kosmetik (salon) dan juga carilah pekerjaan paruh waktu. “Kau perlu mencari nafkah untuk melihat bagaimana dunia ini.” Ia mengatakan hal ini demi kebaikan Young Joo. (Hae Joo menyarankan lebih baik adiknya mengikuti kursus ketrampilan nih)
Hae Joo beralih menatap kakaknya. Ia ingin Sang Tae mengikuti kursus untuk mendapatkan sertifikat tentang alat berat. Sang Tae tak mengerti bukankah Hae Joo menyarankan padanya untuk mempelajari tentang mobil daripada belajar tentang mengelas. Hae Joo menyahut bukankah Sang Tae tak bisa mengelas dengan benar. Ia meminta kakaknya mempelajari itu untuk membantunya. Sang Tae tak mengerti apa yang Hae Joo katakan, ia bingung. Hae Joo berkata kalau ia akan menjelaskan semuanya nanti.
“Dan mulai sekarang semua orang yang berhubungan dengan Jang Do Hyun. Lupakan mereka semua. Jangan menjalin hubungan apapun dengan mereka. Apa kalian mengerti? Kalau tidak aku yang akan gila!” Hae Joo kembali meninggikan suara membuat keluarganya terheran-heran.
Ibu sadar kalau sudah terjadi sesuatu pada Hae Joo, “Kau ini kenapa?” Hae Joo bicara pelan pada ibunya, ia perlu bicara empat mata dengan ibunya.
Keduanya bicara di kamar Hae Joo. Ibu terkejut mendengar Hae Joo bertemu dengan ibu kandung Hae Joo. Hae Joo menyampaikan kalau Jung Woo Samchoon melakukan tes DNA ulang dan hasilnya benar kalau Geum Hee ibu kandungnya. Dan itu sebabnya Geum Hee datang mencarinya.
Ibu tak mengerti bukankah pada awalnya Hae Joo bilang tak ingin bertemu dengan Geum Hee. Apa sekarang Hae Joo sudah berubah pikiran. Hae Joo menyahut maka dari itu ia minta ibunya jangan lagi datang ke rumah itu dan mmebuat masalah disana, sekarang ini ibu kandungnya sangat sedih.
Ibu merasa sepertinya Hae Joo sudah menjadi bagian dari mereka. Kenapa Hae Joo tak pindah saja ke rumah mereka. Hae Joo meyakinkan kalau bukan itu yang ia katakan sekarang. Ia minta maaf karena sekarang belum bisa menjelaskan semuanya. Tapi yang pasti saat ini adalah situasi yang sulit bagi ibu kandungnya. Ibu kandungnya mungkin suatu saat nanti akan datang kesini. Ia memohon pada ibunya agar bersikap baik pada ibu kandungnya.

Ibu cemberut karena sekarang Hae Joo lebih perhatian pada Geum Hee. Hae Joo menjelaskan, “Dia adalah orang yang hidup dengan aku dihatinya selama 27 tahun. Ibu, apa kau tak bisa sedikit pengertian?”
“Lalu bagaimana dengan perasaanku? Mendengar kau berkata terus tentang ibu kandungmu, itu mulai membuatku merasa kesal.” Ibu membenarkan sepertinya ia yang sudah gila. Ia yang selalu memaksa Hae Joo untuk pergi tapi Hae Joo menolak dan hanya ingin melihat Geum Hee tapi kenapa sekarang terasa sangat aneh.

Hae Joo akan menggenggam tangan ibunya. Tapi ibu menyingkirkannya dan menilai kalau Hae Joo benar-benar aneh. “Pergilah, kalau kau tak bisa masuk ke rumah itu bukankah kalian berdua seharusnya menyewa ruangan untuk tinggal bersama.” Ibu hampir menangis dan segera keluar dari kamar Hae Joo.
Tengah malam Geum Hee terbangun (atau mungkin ia tak bisa tidur) sementara Presdir Jang terlelap di sampingnya. Geum Hee menatap Presdir Jang yang telelap penuh kebencian. Kedua Tangannya gemetaran mendekat ke Presdir Jang. Hmmm Geum Hee akan mencekik Presdir Jang.
Tapi sepertinya ia tak sanggup melakukannya. Ia hanya bisa menangis tak bersuara. Ia menutup mulutnya agar jerit tangisnya tak keluar.
Keesokan harinya. In Hwa bersih-bersih di rumah mertuanya. Ia mengelap meja. Gi Chul keluar dari kamar (kamar yang dulu punya Chang Hee tukeran sama kamarnya) Gi Chul terkejut karena ia hampir menginjak alat pel yang bergerak sendiri (itu alat pel bukan sih haha ga tahu saya) Gi Chul heran melihat menantunya sudah bangun dan bersih-bersih. In Hwa berkata kalau ini adalah pekerjaan seorang menantu.
Gi Chul melihat kain yang digunakan In Hwa untuk mengelap meja. Ia langsung merebut dan bertanya dari mana In Hwa mendapatkan ini, bagaimana bisa In Hwa menggunakan handuk wajah untuk mengelap meja. Apa In Hwa menyamakan meja itu dengan wajahnya (hahaha)
In Hwa bilang bukan begitu ini karena ia tak bisa menemukan lap meja. Gi Chul memarahi In Hwa bukankah alat kebersihan semuanya ada di kamar mandi, seharusnya In Hwa bertanya dulu kalau memang tidak tahu. In Hwa menunduk diam dimarahi mertuanya.

Gi Chul mencium aroma sesuatu, “Bau apa ini?”

In Hwa tersentak kaget, “Semur daging. Ya ampun, bagaimana ini?”
In Hwa dan Gi Chul langsung berlari ke dapur. In Hwa akan mengangkat pancinya tapi tangannya kepanasan. Gi Chul segera mematikan apinya. Ia kembali memarahi In Hwa, “Sebenarnya apa sih yang kau bisa?” In Hwa mengatakan kalau ia mengikuti resep memasak di buku.

Gi Chul membentak, “Apa kau tahu berapa harga daging ini?” In Hwa berkata kalau ia akan membuatnya lagi dan berjanji kalau hasil masakannya nanti akan lebih baik. Gi Chul masih marah, “Itulah masalahmu. Kau memiliki kebiasaan menyelesaikan semuanya dengan uang.”
In Hwa menunduk diam. Gi Chul kembali memarahinya kenapa In Hwa masih berdiri mematung di dapur cepat bantu Chang Hee siap-siap ke kantor. In Hwa mengerti ia segara ke kamarnya. Gi Chul melihat daging gosong dan menyayangkan daging mahalnya tak bisa dimakan.
In Hwa ke kamarnya dengan tampang cemberut. Ia mengatakan pada Chang Hee kalau ayah mertuanya keterlaluan. Ia mengaku kalau dirinya selau bangun terlambat tapi demi membuat ayah mertuanya senang ia bangun pagi-pagi. Ia bahkan membersihkan rumah dan menyiapkan makanan.
Chang Hee yang sedang bersiap-siap akan pergi ke kantor bertanya memangnya kenapa apa ayahnya mengatakan sesuatu. In Hwa merasa sepertinya ayah mertuanya tak puas dengan apapun yang ia kerjakan. Itu terlihat jelas karena ayah mertuanya selalu marah-marah padanya.
Chang Hee pamit ia harus berangkat sekarang. In Hwa mencegahnya bertanya memangnya mau kemana ditambah lagi Chang Hee belum sarapan. Chang Hee berkata memangnya ia mau kemana lagi tentu saja ia harus ke kantor.
In Hwa masih cemberut, “Apa kau tak mau makan dulu? Kenapa perginya pagi-pagi sekali?” Chang Hee : “Apa kau lupa kalau hari ini adalah jadwal pengadilan ayahmu?” In Hwa kecewa dan tetap cemberut, ia bertanya kapan Chang Hee akan pulang dari kantor.
In Hwa kemudian tersenyum mengusulkan bagaimana kalau ia dan Chang Hee makan malam di luar. Chang Hee memberi tahu kalau hari ini ia akan pulang larut karena ia harus menyiapkan presentasi untuk Perusahaan Seoul. Setelah Chang Hee keluar kamar untuk berangkat ke kantor, In Hwa kembali cemberut.

Bersambung ke Part 2

6 comments:

  1. Makasih ya nis buat sinopsisnya :-)....

    ReplyDelete
  2. PERTAMAX,,,makasi ya mba sinop nya.. :)

    ReplyDelete
  3. keduax makasi sinopsisnya

    ReplyDelete
  4. ketigax.. :D

    Akhirnya hae joo bisa diakui oleh ibu kandungnya..

    Spertinya Kang San sedikit demi sedikit bangkit dr keterpurukannya..

    Go Mba Aniiis...

    ReplyDelete
  5. Makasih banget sinop nya.....! kasian Gem Hee...!

    ReplyDelete
  6. Makasih mbak sinopnya,,,,,,
    SEMANGAT...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.