Sunday 2 June 2013

Sinopsis All About My Romance Episode 12 Part 1

Soo Young dan Min Young berteduh dari lebatnya hujan di sebuah gubuk. Min Young menanyakan bagaimana kalau rombongan tahu keduanya menghilang. Soo Young balik bertanya memangnya kenapa, apa Min Young mencemaskan itu. Min Young tersenyum menjawab tidak, karena baginya petak umpet seperti ini sangat mendebarkan.
Hee Sun yang tersesat di hutan menemukan sebuah gubuk dimana Soo Young dan Min Young berteduh. Ia senang karena menemukan tempat untuk berteduh, ia berlari kesana.
Soo Young menggenggam tangan Min Young dan berharap Min Young tak terkena flu karena kehujanan. Keduanya tersenyum saling menatap dengan tatapan dalam.

Wajah keduanya mendekat. Soo Young mencium Min Young, hangat. Dan apa yang keduanya lakukan ini dilihat oleh Hee Sun. Hee Sun jelas saja kaget dan tak menyangka. Ia merasa dikhianati. 
‘Aku telah berusaha mati-matian untuk tak menjadi gila. Tapi kalau ada yang berbohong padaku, aku akan menjadi gila. Bukan hanya sekedar gila, tapi gila segila-gilanya’

“Aku akan gila.” ucap Hee Sun menahan kecewa dan marah. Ia tak jadi berteduh dan segera meninggalkan tempat itu.
Dua sejoli ini tersenyum bahagia tanpa tahu kalau Hee Sun sudah mengetahui hubungan asmara keduanya.
Di rumah, Joon Ha menemani Bo Ri belajar. Ia teringat ucapan Min Young di malam itu. Saat itu Min Young sangat bahagia menyadari kalau dia wanita seutuhnya dan Min Young senang menjadi seorang wanita. Ya Joon Ha mengetahui kalau Min Young menjalin hubungan dengan Soo Yung, tapi ia diam saja.
“Samchoon, ada apa?” Bo Ri membuyarkan lamunan Joon Ha.

Joon Ha bilang tidak ada apa-apa. Ia melihat kalau Bo Ri sedang belajar bahasa inggris. Bo Ri mengiyakan dan tersenyum kalau belajar bahasa inggris itu menyenangkan.
Tangan Soo Young dan Min Young masih saling menggenggam. Soo Young bertanya apa Min Young kedinginan. Min Young bilang tidak, keduanya tersenyum. Soo Young ingin tahu kenapa Min Young membenci hujan. Min Young berkata kalau ia memiliki alasan kenapa membenci hujan.
Min Young : “Walaupun rasanya sudah tak seperti dulu tapi kalau hujan di jalanan biasanya penuh cacing. Aku benci cacing karena aku harus jalan berjinjit. Setiap kali aku pergi mengenakan baju baru ketika hujan, beberapa orang yang jorok memercikan lumpur ketika mereka lewat. Ujung celanaku, sepatuku dan kulitku basah semua. Kalau rambutku ku keringkan, rambutku akan jadi keriting. Dan juga... Eonni-ku meninggal ketika hujan.”

Soo Young terdiam menatap Min Young. Ia minta maaf karena sudah mengungkit hal yang Min Young benci. Min Young heran kenapa Soo Young minta maaf lagi pula penyebabnya bukan Soo Young kok. Soo Young merasa kalau seharusnya ia tak menanyakan tentang hujan. Ia menyesal karena sudah membuat Min Young jadi sedih.

Soo Young bertanya, “Itu kecelakaan kan?” Ia sudah mendengar beritanya. Min Young membenarkan itu sebuah kecelakaan biasa. Tapi... Min Young tak melanjutkan.

“Tapi apa?” Tanya Soo Young.
Min Young melihat sekeliling dan berkata kalau hujannya reda. Ia mengalihkan pembicaraan. Keduanya pergi meninggalkan gubuk.
Keduanya berjalan bergandengan tangan (hoho kenapa ini jadi mirip sama adegan San Oppa n Hae Joo ya haha)

Soo Young berkata kalau keduanya masih memiliki sedikit waktu sebelum kembali ke Seoul. “Apa kau masih mau bermain lagi?” Min Young khawatir apa tak apa-apa kalau keduanya melakukan itu. 
Keduanya pergi ke sebuah galeri lukis. Kayak melukis pasir gitu. Keduanya melikis wajah pasangan. Hehehe. Min Young melihat hasil lukisan Soo Young aneh. Ia protes apa dirinya seperti itu. Soo Young bilang kalau Min Young itu lebih cantik dalam gambar. Min Young pun menunjukan hasil lukisannya.
Soo Young : “Apa itu? apa itu lukisan picasso? Kenapa kau melukis lukisan abstrak?”
Keduanya pun melukis lagi. Penuh keceriaan dan canda tawa. foto-foto juga hehe.
Selesai melukis wajah, keduanya pun pergi dari galeri tapi ternyata ada seseorang yang keduanya kenal berada di galeri itu. Moon Bong Shik. Soo young dan Min Young pun langsung menutupi wajah mereka.
Tapi untungnya Bong Shik tak memperhatikan. Dia lagi membuat lukisan tulisan sambil melamun. Dan lihat apa yang dia tulis, Go Dong Sook. Haha. Bong Shik jadi kaget sendiri kenapa dirinya nulis tulisan Dong Sook. Bong Shik pun membaharui tulisan lukisannya.
Bong Shik heran kenapa dirinya mikirin Dong Sook terus ya. Dan tulisan lukisannya pun berubah menjadi ‘Seafood berwajah pucat’ (ya ampun apa artinya coba)
Tiba saatnya para anggota parlemen ini kembali ke Seoul. Soo Young dan Min Young bertemu di parkiran. Min Young mencoba bersikap biasa dan mengangguk ramah. Tapi Soo Young malah memancing suasana agar terlihat keduanya selalu saja berperang ketika bertemu.

Soo Young : “Kenapa kau melotot padaku Wakil Noh?”

Min Young pun jadi cemberut. Dong Sook heran kenapa keduanya selalu saja perang mulut kalau bertemu. Ia pun masuk mobil lebih dulu.
Soo Young perlahan mendekat pada Mn Young. Ketika tak ada yang memperhatikan ia pun berbisik di telinga Min Young, “Sampai bertemu di Seoul Min Young-ah.”

Min Young tersipu malu tapi tak lama kemudian ia kembali bersikap normal. Soo Young kembali ke mobilnya.
Disaat yang sama Hee Sun datang dan menyapa Min Young. Ia berbasa-basi berpesan agar Min Young hati-hati di jalan dan sampai bertemu di Seoul nanti. Min Young menanggapinya santai dan masuk ke mobil rombongannya. Hee Sun menatap sinis. Ia pun akan kembali menumpang mobil Soo Young.

Hee Sun mengeluh tas yang dibawanya berat. Soo Young membantu mengangkatnya, tapi apa. Ga berat sama sekali kok. Hee Sun senyum-senyum aja.
Di dalam mobil di perjalanan menuju Seoul. Soo Young memandang ke luar, ia tersenyum-senyum mengingat hubungan asmaranya yang manis dengan Min Young. Hee Sun terus menmperhatikan Soo Young yang tersenyum.
Merasa dirinya diperhatikan Soo Young menoleh, “Apa?” Hee Sun tak menjawab apapun ia hanya tersenyum pahit.
Di mobil lain dimana Min Young dan rombongannya berada. Tak jauh berbeda dengan Soo Young yang tersenyum karena mabuk asmara, Min Young pun demikian. Dong Sook yang melihatnya heran penuh tanda tanya. Pikirannya mulai menebak-nebak.
Min Young menoleh bertanya ada apa Dong Sook melihatnya seperti itu. Dong Sook menarik nafas dan bilang ga ada apa-apa.
Min Young sampai di depan rumahnya. Di saat yang sama Joon Ha keluar rumah berniat pulang ke apartemennya. Melihat kedatangan Min Young, Joon Ha bertanya apa perjalanan kerjanya menyenangkan. Min Young tersenyum mengiyakan, ia membawakan oleh-oleh untuk Joon Ha, sesuatu yang khas dari daerah itu.

Min Young merogoh tas akan mengambilkan oleh-oleh untuk Joon Ha tapi ia ceroboh hingga isi tasnya pun berhamburan semua. Joon Ha membantu memungutinya, ia menyerahkan kembali oleh-oleh yang diterima dari Min Young. Kapan-kapan saja Min Young memberikan itu padanya. Ia tak akan lupa menagihnya.

Joon Ha melihat kalau Min Young terlihat bahagia. Ia menyuruh Min Young segera masuk dan beristirahat. Joon Ha akan pulang tapi Min Young memanggilnya.
Min Young yang penasaran memberanikan diri bertanya, “Ada apa? Apa aku telah berbuat salah? Katakan padaku.”

Joon Ha : “Melihatmu bahagia begitu, bagaimana bisa aku mengatakannya.”

Min Young tak mengerti apa maksudnya. Joon Ha tersenyum, “Maksudku aku senang melihatmu bahagia. Kesalahan-kesalahanmu itu terlalu banyak untuk diceritakan. Suatu saat nanti, akan kuberikan daftarnya padamu.” Joon Ha pun berlalu dari sana.
Di dalam rumah, Bo Ri langsung laporan pada Min Young. Ia memberi tahu kalau Samchoon-nya langsung melarikan diri ketika Nenek datang. (Yang dipanggil Nenek oleh Bo Ri itu Bibinya Min Young)
Min Young tanya kenapa melarikan diri. Bo Ri mengatakan kalau Nenek marah karena Samchoon tak sopan ketika kencan buta. Keduanya tertawa. Min Young memberikan oleh-oleh yang di bawanya untuk Bo Ri.
Min Young ke dapur, tepat saat itu ponselnya bunyi. Ada SMS masuk, Bo Ri yang membacanya. Dari

Myung Ran : Ada yang ketinggalan ku letakan di depan pagar.

Bo Ri yang tak tahu siapa Myung Ran memberi tahu Min Young bahwa orang yang bernama Myung Ran mengirim SMS kalau ada yang ketinggalan dan dia meletakannya di depan pagar.
Mendengar nama Myung Ran, Min Young langsung panik dan merebut ponselnya. Ia mengingatkan bukankah ia sudah bilang jangan melihat isi ponselnya. Min Young membaca SMS Myung Ran yang tak lain adalah Soo Young, ia tersenyum membaca SMS itu.
Soo Young dalam perjalanan menuju rumah Min Young. Ia membawa dua lukisan yang mereka buat di galeri. Soo Young tampak tersenyum sumringah.
Soo Young melihat Joon Ha berjalan sendirian. Takut ketahuan, Soo Young pun menyembunyikan wajahnya sambil menyetir. Joon Ha melirik untuk melihat siapa yang di dalam mobil. Setelah tahu kalau itu Soo Young ia pun tak mempedulikannya dan melanjutkan jalannya.
Soo Young heran kenapa Joon Ha diam dan cuek begitu. Ia pun menepikan mobilnya. Keluar dan menyusul Joon Ha.
“Penasehat Song!” Panggil Soo Young. Tapi Joon Ha tak merespon, ia melanjutkan jalannya. “Apa kau tak mendengar aku memanggilmu?”

Soo Young mengikuti Joon Ha dari belakang. “Kenapa kau tak membalikan badanmu?” Joon Ha berkata kalau ini demi kebaikan Soo Young. Ia tak mau melihat wajah Soo Young, “Karena dengan melihat wajahmu, aku ingin memukulmu.”
Soo Young mengajak Joon Ha minum dengannya. Joon Ha berhenti dan kembali mengingatkan apa Soo Young tak mendengar ucapannya tadi. “Melihatmu aku tak bisa menahan emosiku. Aku tak akan bisa mengontrol diriku.”
Soo Young meminta Joon Ha jangan bicara konyol seperti itu, bagaimana kalau ia dan Joon Ha bicara baik-baik. Tiba-tiba Joon Ha memukul wajah Soo Young. Soo Young sempoyongan.

Soo Young tertawa kesal, “Kalau pukulan pertamamu kubiarkan mengenaiku, tapi yang kedua tak akan kubiarkan.” kata Soo Young gantian memukul wajah Joon Ha.
Joon Ha pun sempoyongan, ia melepas kaca matanya dan kembali siap melawan Soo Young. Keduanya terus adu jotos. Bergiliran saling memukul.
Soo Young berteriak kenapa sikap Joon Ha seperti ini. Joon Ha bilang kalau ia tak ada alasan melakukannya. Keduanya terus berkelahi saling pukul. Hingga petugas keamanan kompleks itu pun datang melerai keduanya.
Pak satpam heran ternyata yang berkelahi di jalanan ini adalah dua orang dewasa. “Apa yang kalian lakukan? apa kalian tak malu dengan usia kalian?”
Joon Ha memberi tahu Pak satpam kalau Soo Young ini anggota parlemen. Soo Young pun mengatakan pada Pak satpam kalau Joon Ha ini seorang pengacara. Pak satpam pun terbengong-bengong. (Ya ampun anggota dewan dan pengacara kok adu jotos mungkin gitu yang ada dipikiran pak satpam)
Soo Young duduk di bangku taman menyentuh wajahnya yang terluka. Joon Ha datang membawa dua kaleng minuman. Kaleng yang satu ia kocok-kocok.
Joon Ha memberikan minuman kaleng yang ia kocok pada Soo Young. Ia duduk di samping Soo Young. Ketika Soo Young membuka minuman kalengnya, apa yang terjadi? muncrat tuh air di dalam kaleng, hahaha. Soo Young jadi kesel, dia tahu kalau Joon Ha pasti sengaja melakukannya. Ia pun mengambil sapu tangannya. (nih orang cinta kebersihan banget ya hahaha)
Soo Young bertanya apa Joon Ha sudah merasa lebih baik. Joon Ha tersenyum miris mengatakan kalau ia belum merasa cukup baik. Soo Young tahu kalau Joon Ha sudah mengetahui hubungannya dengan Min Young. Ia berterima kasih karena Joon Ha tak memberi tahu Min Young kalau Joon Ha sudah tahu.
Joon Ha : “Hanya karena aku membiarkannya bukan berati aku tak memaaafkannya. Aku hanya masih berfikir bagaimana harus bersikap.”

Soo Young menyarankan lebih baik Joon Ha jangan memikirkannya, santai saja, akui dan terima. Joon Ha berkata kalau ia sudah banyak memikirkannya. “Aku tak ingin membuat Min Young bingung dan sedih karena dia memikirkan aku sebagai keluarganya. Lalu Bo Ri bagaimana? Dan Bibi? Aku memikirkannya sampai jauh dan jauh lagi dan selalu saja berakhir di dirimu yang tak memikirkan apa-apa.”
Soo Young jadi teringat ucapan Hee Sun bahwa Joon Ha dan Min Young, masing-masing adalah cinta pertama. Soo Young menoleh menatap Joon Ha. Joon Ha tahu kalau Soo Young menatapnya, “Kau lihat apa? Kau membuatku kesal, lihatlah ke arah lain.” Soo Young pun mengalihkan arah pandangnya.

Joon Ha berkata kalau sekarang ini ia masih memberi Soo Young kesempatan sampai kesadarannya kembali normal. “Tapi kalau suatu saat sesuatu terjadi karena kau, aku tak akan melepaskanmu!”
“Iya iya aku mengerti.” sahut Soo Young. “Ini bukan pertama kalinya aku mendengar ancamanmu.”
Joon Ha menarik nafas dan berdiri. Soo Young menyuruh lebih baik Joon Ha pulang saja. Ia pun meminum minuman kalengnya. Dan lihat karena saking keselnya, ketika Soo Young minum minuman kaleng Joon Ha memukul kalengnya. Muncrat deh, airnya membasahi wajah Soo Young. hahaha.

“Ah dasar kau ini brengsek.” Soo Young mengumpat kesal. Joon Ha santai menanggapinya, ia mengatakan kalau tangannya sudah reflek setiap kali melihat Soo Young (apa kemarin juga waktu nendang dari belakang kaki Joon Ha itu reflek hahaha)
Joon Ha meninggalkan tempat itu dengan perasaan sedih. Soo Young melihat Joon Ha yang berjalan menjauh.
Keesokan harinya di gedung parlemen. Yoon Hee melapor pada Min Young bahwa ada permintaan untuk membangun sekolah Internasional di daerah Nakwon. Yoon Hee mengira kalau isu itu sudah tak ada lagi tapi ternyata mereka mengajukannya lagi.
Min Young menyuruh Yoon Hee mengeluarkan pernyataan pers bahwa ia menentang pembangunan Sekolah Internasional. Ia sendiri akan bicara ke Kementrian Pendidikan.
Soo Young berada di ruangan Ketua Go. Ia membaca sebuah laporan. Melihat wajah Soo Young terluka, Ketua Go bertanya kenapa wajah Soo Young seperti itu. Soo Young tak menjawabnya dan meminta Ketua Go jangan bertanya tentang masalah pribadi.

Soo Young menyerahkan laporan yang tadi ia baca pada Ketua Go. Ketua Go bilang kalau ia akan membacanya nanti. Soo Young meminta tak perlu dibaca karena Ketua Go pasti hanya akan membacanya saja dan setelah itu ia bisa memastikan kalau Ketua Go tak akan melakukan apa-apa.
Ketua Go heran kenapa Soo Young berfikiran begitu. Soo Young menyahut itu karena begitulah niat Ketua Go. “Mengumpulkan semua anak muda yang tak memiliki arah tujuan. Lalu menyuruh mereka bicara tentang diri mereka sendiri dan membuat mereka bangga. Aku tahu seperti itulah niatmu dari awal.”

Ketua Go : “Lalu kenapa kau tak mengumumkan hasil pertemuan itu pada pers?”
Soo Young menilai kalau ia melakukannya itu hanya akan meningkatkan citra partai. Ia bisa menebak kalau alasan yang akan dipakai adalah demi reformasi. Di tambah lagi tak banyak orang di luar sana tahu kalau mereka sedang diamati atau tidak.

Ketua Go tersenyum dengan pemikiran Soo Young. Ia menyadari kalau Soo Young memiliki kemampuan dan menilai apa yang Soo Young lakukan ini tak ada artinya. Soo Young mengerti itu sebabnya ia mencoba mengerti semuanya tapi jujur tak mudah ia menemukan jawabannya.

Ketua Go : “Kalau aku boleh jujur padamu dan kalau kau mendengar semua kata-kataku, aku bisa memberikanmu kekuasaan dan kekuatan untuk melakukan sesuatu.”
Soo Young : “Tapi bagiku, kekuasaan itu adalah beban. Dari kekuatan besar maka datang tanggung jawab yang besar. Apa kau tahu itu? itu pepatah terkenal.”

Ketua Go berfikir, “Pepatah siapa?”

Soo Young : “Spiderman samchoon....!!!” (hahaha pamannya Spiderman)

Ketua Go bengong. Soo Yung pun permisi keluar. hahaha.

(ingat sama film Spiderman 1 kan? Ingat sama pepatah yang diomongin Uncle Ben ke Peter Parker, kan hehe)
Soo Young berpapasan dengan Min Young di depan lift, ia tersenyum. Min Young yang melihat Soo Young terkejut, “Kenapa dengan wajahmu?” Soo Young tak mau mengatakannya. Min Young kembali bertanya lirih, “wajahmu kenapa?”
Tepat saat itu rombongan Bong Shik lewat. Supaya tak ketahuan kalau keduanya dekat Soo Young langsung pasang aksi bermusuhan dengan Min Young, “Bagaimana wajahku, apa urusannya denganmu?” Bong Shik dan yang lainnya diam memperhatikan.
Min Young heran tapi ia langsung mengerti kalau disekitar sana pasti ada orang lain. Ia langsung berakting mengikuti alur yang dibuat Soo Young. Ia pun bersikap galak, “Walaupun bukan urusanku tapi aku senang wajahmu dipukuli. Kau pasti dipukuli karena mulut kasarmu itu, kan?”

Soo Young meninggikan suaranya, “Lihat ini. Semua kesalahanmu.”

Min Young : “Kau bilang kesalahanku? Kenapa kau menyalahkanku? Apa kau pikir semua kesengsaraanmu itu kesalahanku.”
Bong Shik dan lainnya yang lewat melihat keributan ini. Masih dengan nada tinggi Soo Young bilang tentu saja. Kau biang keroknya. Keributan keduanya pun semakin menjadi ibarat Tom and Jerry hahaha.

“Ya ampun kalian ini, berdamai saja!” saran Bong Shik pada keduanya. “Apa kalian tidak malu dilihat orang?”
“Selalu saja bermusuhan.” gerutu yang lainnya sambil berlalu dari sana. Mereka juga menilai Soo Young dan Min Young ini seperti kucing dengan anjing. Yang lain bertanya lalu siapa kucinga dan siapa anjingnya hahaha.

Setelah mereka pergi Min Young menatap sinis Soo Young, “Bagaimana kalau kita bicara?” Soo Young setuju.
Keduanya ke tempat biasa. Min Young celingukan kesana kemari untuk memastikan bahwa disana sepi. Soo Young mengingatkan kalau Min Young celingukan seperti itu bisa-bisa leher Min Young terkilir.
Min Young kesal karena Soo Young menyebutnya sebagai biang kerok. Soo Young juga tak terima kalau Min Young bilang ia dipukuli karena mulut besarnya. Ia merasa ucapan Min Young itu terdengar tulus mengatakannya.

Min Young berkata kalau yang ia lakukan tadi hanya akting. Soo Young juga bilang kalau yang ia katakan hanya akting. Tapi tetap saja Min Young merasa tersinggung. Ia merasa kalau Soo Young mengatakan dirinya sebagai biang kerok dengan tulus. Keduanya tertawa, menertawakan akting masing-masing.
Soo Young mengajak Min Young membuat kode rahasia untuk keduanya. “Kalau kita terpaksa harus bersikap bermusuhan, kita bisa menggaruk hidung atau menggosok telinga. Atau mengedipkan sebelah mata.”

Min Young merasa kalau mengedipkan mata itu terlalu kekanak-kanakan.

Min Young : “Tapi kenapa wajahmu? Siapa yang melakukannya padamu?”

Soo Young tak mengatakan kalau ia adu jotos dengan Joon Ha, “Memangnya kalau kau tahu kau mau apa?”
Min Young : “Tidak. Karena aku yakin itu terjadi karena komentarmu yang kasar. Walaupun aku tak menyaksikannya aku yakin kau pantas menerimanya.”

Soo Young heran sebenarnya Min Young ini berada di pihak siapa. Min Young mengingatkan bukankah Soo Young juga tak suka berpihak pada siapapun.
Soo Young ingin Min Young membuat dirinya merasa lebih baik. Ia memonyongkan mulutnya hahaha. Min Young mendorongnya. Keduanya tertawa.
Min Young melihat dan mengelus luka di wajah Soo Young. Soo Young jelas mau banget di elus kayak gitu hehe. Min Young khawatir bagaimana kalau luka itu membekas. Setelah mengelus sebentar min young mendorong Soo Young, kau puas?
Soo Young meminta Min Young beristirahat di tempat ini sebelum kembali ke kantor. Ia menggenggam tangan Min Young dan duduk berdampingan disana. Min Young kemudian membicarakan masalah yang dihadapi keduanya sebagai wakil rakyat.

Min Young mengatakan kalau ada tunjangan yang diberikan pada anggota banyak yang disalahgunakan. Bahkan ada anggota parlemen yang meminjam menggunakan nama asistennya sendiri. Banyak yang memprotes bahwa anggota parlemen itu terlalu banyak menerima tunjangan tapi kerjanya hanya bicara tanpa hasil. Kita harus menghentikan orang-orang seperti mereka dipilih kembali. Tapi karena rakyat merasa tak punya kuasa mereka tak bisa berbuat apa-apa.
Min Young terus saja bicara semenatara Soo Young tersenyum menatapnya. Soo Young sangat betah melihat Min Young terus nyerocos hahaha. Tak bosan-bosan ia menatap Min Young yang terus saja bicara.

Min Young juga berfikir kalau sekarang ini dunia merupakan tempat yang kejam dan menakutkan untuk ditempat tinggali. Ia mengkhawatirkan kehidupan Bo Ri dimasa mendatang. Ia jadi khawatir. Keduanya tersenyum.
Min Young menyandarkan kepalanya ke bahu Soo Young. (aih nyamannya hehehe) Min Young melepas lelah sejenak. Soo Young menyeka rambut Min Young yang menutupi wajah cantiknya. 
Tiba-tiba terdengar suara beberapa orang yang akan lewat tempat itu. Keduanya terkejut dan panik, segera mencari tempat persembunyian.
Beruntung keduanya tak ketahuan siapapun. Mereka yang lewat ya hanya lewat saja. Keduanya meliaht situasi, sudah aman apa belum. Dirasa sudah aman, keduanya tersenyum lega.
Min Young akan pergi lebih dulu, tapi sebelum pergi ia memberikan bekal makan siang untuk Soo Young. Ia sengaja membuat makanan ini untuk Soo Young ketika mengemas makan siang untuk Bo Ri. Soo Young menerimanya. Min Young segara keluar dari sana. Soo Young tak menyangka kalau Min Young membuatkan makan siang khusus untuknya. Ia tersenyum bahagia.
Di kantornya Soo Young menatap penuh cinta kimbab yang dibuat oleh Min Young untuknya. Ia pun membayangkan betapa cantiknya Min Young ketika membuat kimbab.
“Oh ada kimbab.” seru Sang Soo membuyarkan lamunan Soo Young. Sang Soo langsung mengambil sepotong dan mengunyahnya. Ia memuji kalau kimbab yang ia makan rasanya enak.
Soo Young bengong melihat Sang Soo makan kimbabnya, “Muntahkan!”
“Muntahkan sekarang!” bentak Soo Young membuat Sang Soo kaget dan tersedak.
Soo Young jelas saja marah kimbab kesayangannya dimakan sembarangan orang. “Apa kau tak tahu kimbab apa ini? aku ingin menghargainya, tapi kau?”
Soo Young mewek mewek, “Kimbab ini dibuat hanya untukku, beraninya kau memakan ini?” huwaaaahahahaha...
Sementara Soo Young akan makan siang dengan kimbab, Sang Soo dan Aide Maeng makan siang dengan ramen haha. Soo Young senyum-senyum membawa kotak bekal kimbabnya. Sang Soo mengeluh kenapa harus makan siang dengan ramen padahal sangat menyenangkan kalau mereka makan siang di luar. Soo Young cuek bebek hahaha.
Ketiganya melewati kantor Min Young. Mereka melihat apa yang Min Young dan yang lain lakukan ketika istirahat makan siang. Mereka melihat Min Young, Dong Sook, Yoon Hee dan Yoon Ki makan siang kimbab yang Min Young bawa.

Soo Young kaget ternyata yang dapat kimbab buatan Min Young bukan hanya dirinya saja. Yoon Hee tanya kenapa Min Young membuat kimbab sebanyak ini. Min Young bilang bukan apa-apa, ia hanya ingin membuatnya saja.
Melihat itu, Soo Young jadi cemberut berarti kimbab yang dibuat Min Young bukan special untuknya. Sang Soo pun meledek, “Apa kimbab ini dibuat hanya untukmu?” Sang Soo dan Aide Maeng cengingisan. Soo Young sewot.
Min Young melihat Soo Young berdiri di depan kaca kantornya. Ia tersenyum tapi Soo Young yang sewot membuang mukanya berlalu dari sana. hahahaha.
Reporter Ahn Hee Sun menemui Ketua Go. Hee Sun berkata bukankah waktu itu Ketua Go bilang ingin membantunya. “Bagaimana anda akan menolongku?”

Ketua Go balik bertanya, “Bagaimana kau ingin aku menolongmu? Apa Wakil Kim tak tertarik padamu?” Hee Sun berkata itu karena Kim Soo Young sudah memiliki seorang wanita.
Ketua Go yang tak mengetahui ini tentu saja terkejut, “Jadi apa kau menginginkan aku menyingkirkan wanita itu?”
“Tentu saja. Aku ingin anda menyingkirkan dia.” ucap Hee Sun yakin. Tapi sesaat kemudian ia tertawa dan berkata kalau ia cuma bercanda. Ia tak akan sekejam itu. “Tapi aku juga heran kenapa hal itu terlintas dalam pikiranku? kalau aku tak bisa memilikinya maka mereka berdua juga tak bisa memilikinya juga. Aku tak akan tahan melihatnya. Kalau tidak, itu akan membuat darahku mendidih.”

Ketua Go : “Tapi Reporter Ahn, kalau kau menyakiti orang lain itu pasti akan menyakitimu juga. Aku tahu karena aku juga mengalaminya. Dan aku sering melakukannya.” (huwaaa apa Ketua Go petualang cinta haha)

Hee Sun berkata kalau ia tak berniat menyakiti Soo Toung. Tidak sekarang.
Soo Young melihat Hee Sun keluar dari ruangan Ketua Go. “Reporter Ahn!” sapa Soo Young membuat Hee Sun kaget. Soo Young heran apa yang Hee Sun lakukan di ruangan Ketua Go. Hee Sun berkata kalau ia mewawancarai Ketua Go.

“Tentang apa?” tanya Soo Young. Hee Sun mengatakan kalau ia melakukan tindak lanjut dari wawancara sebelumnya dan bukankah Soo Young tahu kalau Ketua Go juga berbisnis dengan ayahnya. Ia yakin Soo Young juga tahu kalau Ketua Go membutuhkan dukungan dan kekuatan dari ayahnya. Dan kalau ingin mencalonkan diri untuk pemilihan berikutnya, dia butuh dana.

Soo Young menatap curiga, “Apa itu saja?”

Hee Sun : “Tentu saja hanya itu, memangnya apa lagi?”
Soo Young sampai di kantornya. Ia meminta Sang Soo dan Aide Maeng ke ruangannya karena ada yang ingin ia bicarakan dengan keduanya. Soo Young ingin tahu perkembangan usaha keduanya dalam mengumpulkan rumor politikus yang ia minta.

Aide Maeng mengatakan bahwa yang namnya rumor tetaplah sebuah rumor.
Sang Soo berkata kalau ada beberapa yang ia dengar, “Kudengar Ketua Go memiliki anak yang dia sembunyikan dan rahasiakan.” (aha ya ampun kok bisa beredar rumornya ya)
Soo Young bersikap tenang, “Benarkah? laki-laki atau perempuan?” Sang Soo tak yakin yang ia dengar itu laki-laki atau perempuan. Soo Young pun menyuruh Sang Soo untuk mencoret rumor itu dari daftar. “Lalu apa lagi?”
Sang Soo : “Kudengar para anggota parlemen memonopoli lapangan tenis yang sebenarnya untuk umum dengan mendaftarkan di bawah berbagai nama dan organisasi.”
“Mereka dilarang menggunakan mobil dinas untuk penggunaan pribadi. Tapi mereka menggunakannya untuk bermain golf. Dan juga kudengar mereka menggunakan dana politik untuk taruhan main golf.”
“Dan wakil Moon Bong Shik, kudengar dia menulis biografi untuk mengumpulkan dukungan pada pemilu legistalitf mendatang tapi rumor mengatakan bahwa dia tak tahu apa yang ada di biografinya sendiri.”
Soo Young menilai kalau itu semua adalah korupsi umum yang selalu terjadi. Aide Maeng berkata kalau ada banyak sekali rumor dan belum sempat memverifikasi satu persatu kebenarannya. Soo Young meyakini ada satu dari sekian rumor yang 100% benar yaitu Wakil Moon Bong Shik tak tahu apa isi biografinya. Hahahaha.

Soo Young pun menyuruh Aide Maeng untuk mencarikan rumor yang lain. Aide Maeng mengerti ia pun keluar ruangan lebih dulu.
Sebelum keluar Sang Soo berbisik ke Soo Young kalau malam ini adalah jadwal Soo Young untuk pergi kencan.
Soo Young mengambil ponselnya akan mengirim SMS pada Chang Ran alias Min Young. Ia bingung menyusun kalimatnya bagaimana. Yang ia tulis pun dihapus lagi hehe.

‘Membalas kimbab yang kau buat untukku, malam ini kutraktir kau makan malam’

Sang Soo yang akan keluar geleng-geleng kepala, masa bunyi SMS nya kayak gitu. “Apa itu? Kau membuatku kecewa. Sini biar aku yang ngirim SMS.”
Sang Soo merebut ponsel Soo Young. Sang Soo mengetik sesuatu, Soo Young melihatnya. Soo Young tak setuju bunyi SMS seperti itu yang dikirim, “Kau ini jangan bercanda.”
Soo Young akan merebut ponselnya sebelum SMS itu dikirim. Tapi Sang Soo menjauhkan ponsel itu dari jangkauan Soo Young dan mengirim SMS yang ia ketik. Soo Young cuma bengong hahaha.
Di ruangan Min Young. Dong Sook berkata kalau ada begitu banyak RUU yang perlu dibahas tapi tak ada yang bisa ia dan Min Young lakukan. Kenapa bisa begitu? Karena jumlah kursi dari partai yang sedikit dan itulah yang menjadi musuh keduanya.
Dong Sook berkaca dan mengeluh bahwa yang namanya waktu berlalu juga musih bagi kita. haha. (tambah tua) Ponsel Min Young bunyi ada SMS masuk, dari Myung Ran.

Min Young sembunyi-sembunyi membacanya.
‘Ayo kita makan malam. [love] [love] [love] [love]’ (banyak banget tanda love nya hahaha)

Min Young kaget, “Apa-apaan ini? Kenapa banyak hatinya? Apa dia sudah gila?” ucap Min Young lirih.
Min young tersipu kipas-kipas hehe. Dong Sook menatap penuh tanya, “Chagiya, apa kau bahagia?”
Min Young tak mengerti kenapa tiba-tiba Dong Sook menanyakan itu. Dong Sook menarik nafas tak tahu apa yang harus dilakukannya, ia hanya tersenyum iba.

Huwaaa apa Go Dong Sook sudah tahu kalau pria itu Soo Young?

Bersambung di part 2

Komentar :

Apa yang bakal Hee Sun lakuin ya, apa dia akan diam saja. Ga mungkin. Dia terobsesi banget nih sama Soo Young. Takut kalau-kalau Hee Sun melakukan hal yang mengerikan buat ngerebut Soo Young.

Joon Ha sepertinya udah ikhlas melepas Min Young buat Soo Young. Tapi tentu saja dia ga akan tinggal diam kalau suatu saat nanti hubungan asmara mereka berdua terungkap dan itu menyudutkan Min Young. Joon Ha disini lebih banyak sebagai Guardian Angel bagi Min Young. Sweet banget pas dia ngomong, aku senang melihatmu bahagia. Tapi ikut sedih pas dia galau huhu.

Itu pak satpam kok ga bawa Joon Ha n Soo Young ke kantor polisi ya. Kalau di bawa ke kantor polisi kan jadi rame, ada kasus politikus yang berantem adu jotos hahaha.

Ekspresi Soo Young n The Kimbab sejak saya pertama nonton sampai diulang-ulang pun tetap ketawa. Dari mulai ekspresi senang mendapatkan Kimbab, mewek karena kImbab dimakan Sang Soo sampai sewot nya Soo Young karena Min Young bikin kimbab bukan hanya untuk dirinya saja hahah. Bener-bener deh ekspresinya ajaib. Hahaha.

2 comments:

  1. Lucuu... Ngakak bacanya.. Makasih ya anis. Cepet bgt recapnya. Hehehe cemungud trs yaa.. I love this blog!

    ReplyDelete
  2. indria purnawati3 June 2013 at 13:36

    sayang rasanya kalo ada adegan yg di"skip"ya nis..habis lucu semua..ha...ha..
    yg plg bikin ngakak waktu soo young n dayang2nya mau makan siang hi..hi.yg dua bw ramen n soo young dengan ekspresinya pegang kotak makan ha..ha...ha..
    * eeh setelah nonton aamr ini saya jd penasaran, suasana parlemen di senayan kyk gini gak ya? he..he..

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.