Beberapa anggota parlemen keluar dari ruang rapat. Dong Sook dan Moon Bong Shik keluar bersama. Bong Shik heran melihat wajah Dong Sook tampak tak semangat. “Wakil Go, apa kau mengkhawatirkan sesuatu?” Tanya Bong Shik.
Dong Sook berkata kalau kesejahteraan rakyat adalah masalah yang harus segera diselesaikan. Ia heran kenapa sulit sekali menuntaskan sesuatu. Menurutnya sungguh tak masuk akal kalau anggota perlemen seperti mereka tak bisa mengurus kesejahteraan rakyat. Bong Shik berkata kalau hal itu bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dalam semalam.
“Lalu berapa lama? seratus hari? Seribu hari?” Dong Sook menghela nafas kesal.
Bong Shik memperhatikannya, “Desahan nafasmu membuatmu tambah tua!” (wakakaka)
Dong Sook menatap kesal, ia menyuruh Bong Shik lebih baik menutup mulut saja. Ia sudah tak memiliki tenaga untuk marah pada Bong Shik. Bong Shik menawarkan apa Dong Sook mau minum vitamin.
Bong Shik mengajak Dong Sook ke kantornya. Ia menyediakan vitamin untuk Dong Sook. Mata Bong Shik tak perlah lepas dari Dong Sook nih. Dong Sook meminum vitamin itu dan menilai rasanya enak.
Dong Sook : “Moon Bong Shik, orang bilang cinta tak mengenal batas usia. Apa menurutmu kelemahan dan kekuatan juga tak ada tempat dalam cinta?”
Bong Shik tercengang Dong Sook menanyakan hal cinta yang tak pandang usia. Ia menelan ludah gugup. Menurut Dong Sook kalau hubungan itu dilarang bukankah akan membuat hubungan antara pria dan wanita tersebut menjadi lebih mmebara.
Bong Shik bengong, “Apa kau bicara tentang kita?” tanya Bong Shik lirih. Dong Sook tak mendengarnya. Ia malah melihat ke arah lain, “Apa itu?”
Dong Sook berdiri menuju rak tempat Bong Shik memajang fotonya. Dong Sook mengamati foto itu satu-persatu. Ia terkejut dan tertawa terbahak-bahak begitu melihat foto Bong Shik bersama beberapa tokoh dunia salah satunya Barrack Obama hahaha.
“Hei apa kau tak merasa malu dengan ini?” tanya Dong Sook tak bisa menahan tawanya. Bong Shik santai ia malah cemberut diketawain kayak gitu. Memangnya apa yang salah dnegan foto itu. Dong Sook masih tak bisa menghentikan tawanya.
Dong Sook kemudian melihat hiasan dinding yang terpasang disana. ‘Seafood bermuka pusat’ Dong Sook membaca tulisan di dinding (bunyi tulisannya ada kata go dong sook nya gitu)
“Itu.” teriak Bong Shik membuat Dong Sook kaget setengah mati. “Itu makanan favoritku, memangnya kenapa?”
Dong Sook heran dan menilai kalau Bong Shik ini memang unik, “Silakan kau nikmati seafood muka pucatmu.” ucap Dong Sook sambil meninggalkan ruangan Bong Shik.
Min Young berada di mobil Soo Young. Keduanya pergi bersama. Min Young tanya keduanya akan kemana. Soo Young berkata kalau ia sudah memesan tempat yang nyaman. Keduanya tersenyum.
Ternyata keduanya ke rumah Soo Young. Min Young heran apa disini tempat yang nyaman itu. Soo Young berkata bukankah ia sudah bilang kalau dirinya ini bisa memasak seperti chef. Min Young menggerutu kalau sekarang ini belum waktunya ia datang ke rumah Soo Young.
Soo Young membukakan pintu mobil untuk Min Young. Ia mengatakan kalau keduanya hanya akan makan malam. Soo Young menunjukan jalan menuju rumahnya.
Min Young melihat-lihat rumah besar yang tertata rapi. Soo Young menyarankan agar Min Young membaca baca buku dulu selagi ia menyiapkan makanannya. Min Young bertanya apa Soo Young tinggal di rumah ini sendirian. Soo Young mengiyakan.
Min Young menilai kalau gaji anggota dewan itu seharusnya dipotong. “Apa kau tahu apa yang dikatakan orang-orang tentang anggota parlemen? Mereka menyebut kita pencuri pajak.”
Soo Young berkata kalau hidupnya tak hanya dari uang para pembayar pajak. Ia punya uang warisan, kata Soo Young sambil mengenakan celemek bunga (celemek bunga nya kok kayak punya Om Yoon ya hahaha) Min Young menilai keluarga Soo Young pasti kaya raya.
Min Young melihat foto-foto soo young ketika masih di kehakiman dan ketika mendapat piagam atas kejuaraan kendo. “Di foto ini dia terlihat seperti orang brengsek.” ucapnya lirih hehe.
“Tapi apa kau tak punya foto keluarga?” tanya Min Young menghampiri Soo Young yang menyiapkan bahan masakan. “Tidak. Karena aku tak punya keluarga.” jawab Soo Young santai.
Min Young terdiam, ia minta maaf. Soo Young berkata kalau Min Young tak perlu minta maaf.
“Sayurannya tampak segar ya. Apa ini sayuran organik?” ucap Min Young mengalihkan pembicaraan karena ia tak enak hati sudah menanyakan hal tentang keluarga Soo Young.
Soo Young tahu betul kalau Min Young mengalihkan pembicaraan, “Kalau kau penasaran, tak apa-apa kau bertanya.”
Min Young : “Jadi apa aku boleh bertanya?”
Soo Young pun mulai menceritakan perihal ia yang hidup sendiri. “Aku tak punya ayah. Ada, tapi hanya sekedar ayah biologis dan ibuku sudah lama meninggal.”
Min Young iba melihatnya, “Hidupmu pasti sulit.”
Soo Young tanya kenapa Min Young menilai hidupnya sulit, kenapa?
Min Young : “Hidupmu pasti sulit karena harus tinggal sendirian. Dan pasti sulit bagi ibumu harus meninggalkanmu.”
Soo Young menarik nafas, yah, siapa yang tahu?
Flash back
Kim Soo Young kecil berjalan mengikuti ibunya. Ibunya berbalik dengan tatapan terpaksa meninggalkan putra kecilnya.
Flash back end
Soo Young berkata kalau ia tak pernah berfikir seperti itu. “Bagi ibuku, kehadiranku bukanlah harapannya.”Min Young : “Kenapa?”
Soo Young : “Entahlah. Karena melihatku, mungkin akan mengingatkannya pada pria yang telah menghancurkan hidupnya.”
Min Young terdiam iba. Soo Young tahu kalau suasana hati Min Young jadi berubah iba padanya. Soo Young berkata kalau yang ia katakan itu bukan cerita sedih jadi Min Young tak perlu bersedih begitu.
Soo Young : “Benar. Karena itu, aku bisa mencintai diriku sendiri dan bisa memberikan banyak cinta pada hidupku. Aku juga tak pernah lupa untuk memberikan diriku sendiri hadiah ulang tahun. Untungnya, aku tumbuh menjadi seseorang yang memiliki penampilan dan kepribadian yang pantas untuk dicintai.”
Min Young tersenyum miris mengetahui hidup Soo Young yang sepi. Soo Young melanjutkan menyiapkan bahan makanannya.
Tiba-tiba Min Young memeluknya dari belakang. Soo Young tersenyum menatapnya dan berbalik memeluk Min Young. Soo Young berkata kalau biasanya ia selalu menolak ekspresi simpati dari seseorang tentang kehidupannya. Tapi simpati dari Min Young ia akan menerimanya. Min Young tersenyum berterima kasih.
Min Young menawarkan apa ada yang bisa ia bantu untuk memasaknya. Soo Young melingkarkan tangan Min Young di pinggangnya, ia ingin min young tetap seperti ini dan itu sudah membantunya. Keduanya tertawa.
“Ah itu sih maunya...” Min Young mendorong Soo Young. Keduanya tertawa dan bersenda gurau.
Beneran sama nih celemeknya... sama kayak punya Yoon. Nih lihat ya....
Sama kan ya... kangen sama mereka.... hahaha...
Asoy makan malamnya asyik, pake acara suap-suapan segala lagi haha.
Hee Sun berada di tempat kerjanya membaca beberapa artikel tentang Min Young. Ia membuka map-nya dan membaca sesuatu. Hee Sun teringat ucapan Ketua Go.
Ketua Go : “Setiap orang pasti memiliki debu yang tak terlihat. Tapi tak mudah menemukannya.” (Debu itu ibarat sebuah kesalahan atau dosa gitu kali ya)
Saat itu Hee Sun berkata kalau menemukan debu itu adalah pekerjaan seorang wartawan. Ketua Go mengingatkan kalau debu itu sangat kecil. “Bukankah wakil Noh itu memiliki seorang keponakan?”
Tiba-tiba rekan kerja Hee Sun datang dan bertanya apa artikel yang akan Hee Sun terbitkan sudah selesai. Hee Sun menyimpan map-nya dan bilang sudah. Rekan Hee Sun berkata kalau ia sendiri sangat kecewa dengan Wakil Noh Min Young. Ia akan segera mencetak artikelnya. Tapi Hee Sun masih ragu dan meminta tunggu sebentar ia akan memikirkannya lagi. Wow kira-kira artikel apa ya yang akan dimuat di media tentang Min Young.
Joon Ha berkunjung ke tempat kerja Hee Sun. Hee Sun terkejut melihatnya. Joon Ha berkata kalau ia datang hanya untuk mengucapkan halo karena ia akan menuju kantor pengacaranya.
Min Young masih di rumah Soo Young membaca buku. Keduanya duduk berdampingan, Soo Young merangkul Min Young. Min Young melihat jam tangannya dan merasa kalau hari sudah malam. Ia harus segera pulang. Tapi Soo Young menilai ini belum terlalu malam ia melarang Min Young pulang.
“Baiklah lima menit lagi!” pinta Soo Young meminta tambahan waktu.
Soo Young mengatur timer di hape-nya 5 menit. Ia menyandarkan kepalanya ke bahu Min Young. Tapi lima menit itu bukan waktu yang lama, menyadarai kalau 5 menitnya hampir habis Soo Young diam-diam me-reset timer hape-nya.
Min Young melihatnya dan teringat ketika ia berulang kali me-reset 5 menit ketika Soo Young menyandarkan kepala ke bahunya dulu.
“Apa ini? apa dulu kau mengintipku?” Tanya Min Young kaget Soo Young menggunakan taktik me-reset timer. Soo Young tersenyum dan kembali menyandarkan kepalanya manja ke bahu Min Young.
Min Young tersenyum membiarkan dan mengutip kata-kata Wakil Go kalau Soo Young ini orang yang unik. Keduanya masih bersama berpegangan tangan membaca sambil memeluk oh so sweeeeet.
Hee Sun dan Joon Ha bicara berdua. Hee Sun berkata kalau akhir-akhir ini ia jarang melihat Joon Ha di gedung parlemen. Joon Ha berkata kalau akhir-akhir ini ia lebih sering ke firma hukumnya.
“Benarkah?” Hee Sun menebak apa itu bukan karena Joon Ha tak mau datang ke gedung parlemen. Misalnya ada seseorang yang tak ingin Joon Ha lihat. Joon Ha berkata kalau ada lebih dari seorang yang tak ingin ia lihat di gedung parlemen. Karena memang begitulah gedung parlemen. Hee Sun membenarkan, ia juga tak tahan melihat mereka. (Ya iyalah Hee Sun pasti ga akan tahan kalau ngeliat Min Young n Soo Young sama-sama)
Keesokan harinya di gedung parlemen. Min Young mengeluarkan pernyataan pers bahwa gaji yang diterima anggota perlemen termasuk gajinya adalah gaji yang besarnya ditentukan sendiri oleh anggota parlemen sendiri. Jika dibandingkan dengan profesi lain.......
Soo Young melihatnya dan memberikan tepuk tangan di balik tubuhnya atas apa yang diucapkan Min Young.
Bong Shik berdiri di belakang Soo Young, ia menilai kalau Wakil Noh Min Young benar-benar berjuang sendirian. Selain partai GKP kita, partai-partai lain semua sepakat untuk tak mempermasalahkannya.
Soo Young : “Kau sudah tahu hal ini belum? Semua anggota parlemen Amerika yang kau cintai itu menolak tawaran Presiden Amerika yang ingin menaikan gaji mereka.”
Bong Shik : “Benarkah? kenapa mereka melakukannya?”
Soo Young tak menjawab. Ia berlalu dari sana.
Soo Young dan Bong Shik makan malam bersama Ketua Go dan anggota GKP yang lain. Ketua Go bertanya apa ini wine yang dibawa dari seminar di daerah waktu itu. (untuk nama anggota GKP ini saya masih ragu tapi kalau nama Wakil Min saya sudah yakin hehe. Maklum ya karena nama mereka jarang disebut. Kalau ada kesalahan nanti saya edit)
Wakil Min Ki Chul membenarkan. Ia akan memberi tahu bagaimana membuat waine ini. Ia akan mengambilkan wine itu untuk Ketua Go tapi sudah keduluan Bong Shik yang mengambilnya.
“Ini dibuat dari anggur liar!” ucap Bong Shik menuangkan wine itu untuk Ketua Go. (Jelas sekali anggota GKP ini mau menjilat pimpinan partai mereka hahaha)
Satu botol, dua botol, tiga botol wine sudah habis mereka minum. Obrolan mereka pun beralih membicarakan anggota dewan lain, Noh Min Young.
Menurut Wakil Sung, Noh Min Young itu walaupun dia tak memupunyai kekuasaan tapi dia benar-benar mengganggu kita.
“Benar sekali,” sahut Wakil Min. “Seharusnya dia itu bicara dengan kata-kata yang lebih sopan. Tapi kalau diperhatikan dia itu sebenarnya cantik dan menawan. Dia itu tipe wanita yang kau ingin dia menemamanimu di tempat tidur.”
Mereka tertawa kecuali Ketua Go dan Soo Young. Soo Young menahan geram mendengarnya.
Wakil Cha : “Benar. Kulitnya begitu halus dan lembut. Apa kau pernah berjabat tangan dengan Wakil Noh? Berbeda sekali dengan gadis-gadis muda jaman dulu.”
Soo Young makin kesal mendengarnya. (hahaha cowok mana coba yang ceweknya diomongin kayak gitu hahaha)
“Kau benar. Aku pernah memegang tangannya.” Ucap Wakil Min cengingisan.
Wakil Sung : “Kenapa dengan kecantikannya dia malah membuang waktunya di dunia politik? Itu sama saja dengan menghancurkan hidupnya sendiri.”
Soo Young makin marah, dia benar-benar pengen menelan mereka bertiga.
Wakil Cha : “Tapi, aku juga menyukai wakil Go Dong Sook. Tubuhnya itu lho, ya ampun seksoi.”
Kini giliran Moon Bong Shik yang menahan amarah karena mereka ngomongin Dong Sook.
Wakil Min tambah semangat, “Apa kau lihat ketika dia berdansa denganku beberapa waktu lalu? Itu luar biasa!”
Wakil Sung : “Aku menyukai mereka berdua. Aku menyukai yang satu karena cantik dan yang satu karena seksi.”
Mereka cengingisan. Ketua Go melirik reaksi Soo Young yang terlihat menahan amarah. Bong Shik mencengkeram gelas wine-nya. Ingin sekali rasanya melempar gelas itu ke wajah mereka. Soo Young yang menahan marah mengepalkan tangannya. Ia juga berasa ingin meninju mulut lancang mereka.
Ketua Go yang melihat reaksi amarah Soo Young meminta mereka bertiga berhenti bercanda seperti itu. “Tak usah membicarakan itu lagi. apa kau tak tahu bagaimana dunia sekarang? bicara seperti itu bisa membuat kalian di penjara.”
Wakil Min cuek, “Kenapa harus peduli? Kita ini memiliki kekebalan diplomatik.” Ucapan Wakil Min ini benar-benar membuat amarah Soo Young dan Bong Shik berasa diubun-ubun, sudah mau meledak rasanya.
Wakil Min permisi harus ke toilet. Bong Shik pura-pura menerima telepon dari sekretarisnya, Park Bo. Ia pun permisi keluar untuk menerima telepon. Soo Young yang kesal dengan mereka pun ikut permisi keluar dengan alasan harus menelpon seseorang.
Wakil Min masuk ke kamar mandi. Begitu ia akan buang air kecil perutnya mulas, ia pun masuk ke toilet. Bong Shik mengintip masuk ke kamar mandi. Ia melihat sekeliling. Aman. Ia mengintip dari bawah untuk memastikan dimana Wakil Min berada.
Bong Shik menemukan air bekas pel di ember yang ada disana. Ia mengaduk aduk lap pel kotor itu. Ia mengangkat ember berisi air kotor itu perlahan. Ia mengangkatnya tinggi-tinggi dan tepat dimana Wakil Min berada ia menumpahkan air kotor itu. Byur wakakaka.
Wakil Min berteriak terkejut. “Apa ini? Siapa yang melakukan ini?”
Bong Shik puas banget, dia nari-nari kegirangan. Tepat saat itu Soo Young masuk ke kamar mandi dan melihat semuanya. Bong Shik langsung terdiam melihat Soo Young tiba-tiba ada di sampingnya.
Wakil Min keluar dari toilet dengan tubuh basah kuyup karena air siraman Bong Shik. Ia melihat Soo Young dan Bong Shik ada disana. “Apa kalian berdua yang melakukannya?” tuduh wakil Min.
Bong Shik gemetaran ketakutan. Soo Young tersenyum berkata kalau tadi seorang wanita datang dan melakukan itu pada Wakil Min. Bong Shik terkejut Soo Young berbohong pada Wakil Min. Wakil Min bingung, wanita?
Soo Young menoleh pada Bong Shik, “Benar kan, Wakil Moon?” Bong Shik yang tak menyangka Soo Young akan menolongnya membenarkan kalau tadi ada seorang wanita yang rambutnya panjang dan mengenakan rok.
Wakil Min tak mengerti kenapa ada seorang wanita yang marah dan menyiramnya seperti ini. Soo Young berkata itu dia makanya Wakil Moon harus memperlakukan wanita dengan baik. Ia menebak sepertinya Wakil Min ini punya musuh. Wakil Min berfikir dan merasa kalau ia tak punya musuh seorang wanita. Wakil Min mencium bau tak enak di tubuhnya akibat siraman air kotor. Ia yang kesal segera keluar dari sana.
Bong Shik bengong tak mengerti kenapa Soo Young membantunya membohongi Wakil Min. Soo Young malah bertanya kenapa Bong Shik melakukan itu pada Wakil Min.
Bong Shik : “Itu karena aku seorang pria gentleman. Aku tak tahan melihat seorang wanita diperlakukan seperti itu. Aku ini pria satu-satunya di keluargaku.”
Soo Young berkata kalau ia juga begitu. “Tapi, apa kau sudah merasa puas hanya dengan melakukan itu tadi?”
Bong Shik semangat mengatakan ia tak puas kalau hanya menyiram Wakil Min dengan air kotor.
“Benarkah?” tanya Soo Young.
Bong Shik mengangguk yakin. Soo Young dan Bong Shik tersenyum. Apa yang akan keduanya rencanakan untuk orang-orang yang sudah melecehkan wanitanya.
Di hari sabtu, huwaaaa akhir pekan. Para anggota parlemen ini melakukan pertandingan sepak bola. Orang-orang GKP pake kaos kuning, disana ada Soo Young, Bong Shik dan anggota GKP lain. Lawan mereka dari partai pesaing tentunya. Hehehe. Kedua tim memberi hormat dan bersalaman untuk mengingatkan kalau mereka harus bermain jujur, ga boleh curang hahaha.
Soo Young dan Bong Shik saling melirik tersenyum licik dengan rencana keduanya. Haha.
Yoon Hee dan Yoon Ki mengajak Min Young dan Dong Sook untuk melihat pertandingan sepak bola. Yoon Ki berkomentar kalau Min Young dan Dong Sook ini sangat menyedihkan kenapa diakhir pekan masih saja sibuk bekerja. Yoon Ki menyarankan bagaimana kalau keduanya mencari udara segar sedikit.
Min Young menilai kalau yang di lapangan itu bukan sepak bola melainkan sekumpulan anak TK yang saling menendang kaki. Dong Sook terkekeh, kenapa bukankah anggota parlemen juga butuh menendang. Bahkan sebagian dari mereka tergabung dalam tim sepak bola di kampung rumah mereka. Yoon Hee dan Yoon Ki pun menarik paksa keduanya untuk ikut menonton.
Pertandingan dimulai. Seru nih pertandingannya, Bong Shik sempet protes karena tim lawan yang handball, haha. Ngakak liat kiper GKP ga bisa nangkep bola dengan erat, lepas bolanya hahaha.
Pergerakan Moon Bong Shik bagus, meliuk kanan kiri dribbing bolanya haha. Keren. Daaaaaannnnn gol untuk tim GKP hahaha......
Soo Young juga sama kerennya nih, dia meliuk kanan meliuk kiri dalam men-dribbling bola. Wakil Min minta bola di oper ke arahnya. Soo Young menatap tajam Wakil Min.
Seperti sebuah senapan yang siap membidik arah. Dan bakkk....
Soo Young menendang bolanya tinggi dan itu tepat mengenai wajah Wakil Min wakakaka. Penonton yang di pingggir lapangan kaget.
“Aigoo... Aku minta maaf...!!!” seru Soo Young yang memang sengaja melakukan itu pada Wakil Min. Wakil Min sewot bukankah ia bilang suruh oper bola-nya kenapa malah menendang tinggi. Soo Young langsung lari haha.
Sang Soo yang berada di pinggir lapangan dengan Aide Maeng heran kenapa Soo Young melakukan itu. Aide Maeng juga heran karena setahunya belakangan ini Soo Young terlihat lembut tapi kenapa sekarang jadi sangar hahaha.
Kembali ke lapangan.
Wakil Cha meminta Bong Shik agar mengoper bola padanya. Tapi Bong Shik malah menendang tinggi dan buk... tepat mengenai dada Wakil Cha hahaha. Wakil Cha meringis kesakitan.
“Wakil Cha apa kau tak apa-apa?” Tanya Bong Shik yang memang sengaja nendang kayak gitu.
Min Young dan Dong Sook terkekeh melihatnya. Dong Sook heran kenapa dengan permainan sepak bola mereka.
“Wakil Kim, oper bolanya kesini!” pinta Wakil Min pada Soo Young. Tapi kembali Soo Young menendang tinggi dan mengenai wajah Wakil Min wahaha.
Soo Young pura-pura kesal karena tendangannya meleset. “Ah ya ampun, ada apa dengan tentanganku hari ini!” (hahaha)
Bukan hanya sekali dua kali para korban ini terkena bola. Berkali-kali kolaborasi Soo Young dan Bong Shik malah membuat mereka terkena bola. Di kepala, wajah, perut dll. Wakil Min tentu saja jengkel minta ampun hahaha.
Saking suksesnya dengan yang mereka lakukan, Soo Young dan Bong Shik melakkan tos. High five. Tapi setelah menyadari dengan siapa keduanya tos, langsung deh pasang aksi kesal haha. Bong Shik seolah-olah motong jarinya dan mencekik lehernya sendiri wakakaka.
Dong Sook dan Min Young semakin heran tertawa, apa yang mereka lakukan?
Tim GKP dapat tentangan bebas. Moon Bong Shik siap mengambil tendangan. Wakil Min dan Wakil Cha memberi kode kalau Bong Shik harus melakukan tentangan lurus keras lewat bawah mereka. Mereka akan siap melompat ketika Bong Shik menendang.
Tapi nyatanya bukannya menendang lurus menyusur tanah tapi Bong Shik malah mendang tinggi dan mengenai Mr. X-nya si Wakil Cha hahaha. Wakil Cha meringis kesakitan.
“Wakil Cha, apa kau tak apa-apa? Kenapa berdiri disana? aku jadi ga bisa buat gol nih!” gerutu Bong Shik. Wakil Min jelas marah, Bong Shik ngibrit kabur hahaha.
Soo Young melihat kalau di pinggir lapangan ada Min Young. Min Young tersenyum melihatnya. Soo Young juga tersenyum senang lari maju mundur bolak-balik.
Dong Sook menoleh ke arah Min Young yang tersenyum. Ya sepertinya dia bisa menebak dengan siapa Min Young kasmaran. Pertandingan pun usai.
Wakakaka puas saya ketawa nonton scene sepakbola hahaha. Sumpeh terpingkal-pingkal nontonnya.
Sang Soo memijat-mijat bahu Soo Young. Sang Soo berkata kalau ia mendengar para korban sepakbola sudah dibawa ke rumah sakit hahaha.
Soo Young melihat di halaman gedung parlemen ada yang mengenakan gaun pernikahan. Ia heran kenapa di halaman gedung ada yang mengenakan gaun pernikahan. Aide Maeng mengatakan kalau setiap akhir pekan banyak orang yang melakukan foto pernikahan di depan gedung parlemen. (kira-kira di gedung DPR senayan boleh ga ya hahaha)
Sang Soo meledek, apa Soo Young iri. Hihi.
Soo Young memperhatikan dengan seksama wanita yang mengenakan gaun pengantin itu. Ketika wanita itu berbalik tampaklah di mata Soo Young, Min Young yang mengenakan gaun pengantin tersenyum menatapnya. Soo Young juga tersenyum menatap wanita cantik yang berbalut gaun pengantin di depannya.
Sang Soo membuyarkan lamunannya, “Kau tidak sedang membayangkan Wakil Noh berdiri disana dengan gaun pengantin kan?” Tebak Sang Soo yang ternyata benar hahaha.
Soo Young menyangkal, bicara apa kau ini? Sang Soo dan Aide Maeng terkekeh melihatnya. Keduanya tahu donk kalau Soo Young pasti ngebayanginnya sampai kesana. Soo Young sendiri mesam-mesem aja.
Min Young duduk di bangku taman di belakang gedung parlemen sendirian sambil membaca dokumen. Soo Young tersenyum memperhatikan dari belakangnya. Min Young terkejut melihat Soo Young datang. Soo Young menyuruh Min Young melanjutkan apa yang Min Young kerjakan.
Keduanya duduk berdampingan. Min Young yang mengerti menyodorkan tangannya. Soo Young tersenyum meraih tangan Min Young dan mengecupnya lembut. Keduanya tersenyum dan membaca dokumen masing-masing sambil mengenggam tangan. Bener-bener nih adegan bikin ngiri.... hahaha...
Yoon Hee berada di kantor. Ketika menatap layar monitor ia terkejut membaca sebuah artikel di internet. Artikel berita mengenai Noh Min Young.
‘Wakil Noh Min Young yang menentang Internasionalisme mengirim keponakannya ke Sekolah Internasional’
Yoon Hee terperanjat membaca artikel itu. Yoon Ki buru-buru masuk ruangan, ia panik dan bertanya pada Yoon Hee apa sudah membaca artikel itu. Yoon Hee yang masih terkejut mengangguk.
Joon Ha yang berada di rumah juga langsung dihubungi terkait artikel berita tentang Min Young di internet.
Ketua Go juga membaca artikel berita itu. Ia bertanya pada orang di depannya apa hanya ini artikelnya. Orang di depannya bilang ya.
Min Young yang masih bersama Soo Young di bangku taman membaca artikel itu. Min Young tampak bingung, ia tak mengerti dan akan segera pergi mencari tahu.
Soo Young menyusul dan berkata kalau ini bukanlah masalah besar. Tapi bagi Min Young ini tentu saja masalah besar. Soo Young berkata kalau artikel di berita itu hanya mengatakan kalau keponakan Min Young masuk ke Sekolah Internasional. “Memangnya keponakan anggota parlemen tak boleh masuk ke sekolah internasional?” tanya Soo Young.
Min Young berkata kalau Bo Ri masuk ke Sekolah Internasional maka itu adalah masalah besar baginya karena ia sendiri gigih menentang yang namanya Sekolah Internasional. Tapi menurut Soo Young masalah ini bukan apa-apa jika dibandingkan dengan masalah anggota parlemen lainnya.
Min Young : “Apa kau benar-benar tak mengerti? Rakyat lebih marah pada pejabat yang tidak mengirim anaknya ke wajib militer daripada kasus korupsi milyaran won. Semakin dekat masalah ke dalam rumah semakin mereka sakit hati. Masalah ini juga begitu, kekecewaan rakyat begitu besar.”
Min Young menyarankan agar Soo Young jangan mengikutinya. Kalau ada yang melihat Soo Young bersamanya maka masalahnya akan semakin rumit.
Min Young, Bibi dan Joon Ha menonton berita di TV, tentu saja berita tentang Min Young. Min Young bertanya pada Bibi, apa Bibi benar-benar tak tahu ketika mendaftarkan Bo Ri ke sekolah itu. Bibi bilang kalau ia tak tahu, ia mendaftarkan Bo Ri ke sekolah itu karena orang-orang bilang itu tempat kursus yang bagus. Kalau ia tahu ia pasti tak akan mendaftarkan Bo Ri kesana.
Bo Ri ternyata mendengarkan yang mereka perbincangkan. Ia yang tak tahu apa-apa jadi bingung dan ikut cemas. Min Young melihatnya dan menyuruh lebih baik Bo Ri ke kamar saja dan tak perlu mengkhawatirkan apapun. Bo Ri yang masih terlihat bingung pun kembali ke kamarnya. Joon Ha berkata kalau ia akan bicara dengan Bo Ri.
Bibi menyaradari kebodohannyaa, ia minta maaf. Min Young megingatkan Bibinya hangan pernah menyebut diri Bibi bodoh.
(haiyyya kenapa jadi masalah. Ingat di episode 12 part 1 disana Min Young dengan tegas menolak yang namanya Sekolah Internasional. Tapi ternyata Bibi membuat kesalahan karena dia ga tahu kalau itu sekolah internasional. Kalau di Indonesia mungkin sekolah yang SBI kali ya)
Pernyataan di TV pun menyebutkan kalau Min Young itu orang yang munafik. Mendustakan kata-katanya sendiri. Soo Young juga menonton berita ini di rumahnya.
Min Young membaca beberapa komentar pembaca di artikel yang memberitakan tentang dirinya. Komentar yang tentu saja negatif untuknya.
-Noh Min Young menakutkan-
-Pengkhianat, pembohong. Berbohong pada publik-
-Kukira kau jujur, ternyata sama saja dengan yang lain-
Min Young menatap sedih membaca komentar negatif tentang dirinya.
-Tak satu pun pejabat yang bisa dipercaya-
Soo Young pun sama duduk membaca beberapa komentar orang-orang tentang Min Young. Ia khawatir bagaimana kalau Min Young duduk di depan laptop dan membaca komentar-komentar ini seperti orang bodoh.
Joon Ha menemui Hee Sun, “Kenapa kau melakukannya?” Joon Ha menebak kalau yang menulis artikel itu pasti Hee Sun. Hee Sun mengatakan kalau namanya tak ada di artikel itu jadi kenapa Joon Ha menuduhnya. Joon Ha sangat yakin kalau Hee Sun yang menulis artikel itu.
Hee Sun : “Aku atau orang lain yang menulisnya, bukankah artikel itu bukan apa-apa? Tak ada yang rekaan. Semuanya fakta. Apa kau menyangkalnya?”
Joon Ha : “Tidak. Itu benar. Yang kenyataannya itu bukan seperti yang terlihat. Aku yakin kau sudah tahu itu.”
Ponsel Hee Sun bunyi, Soo Young meneleponnya. Hee Sun mencibir kalau sekarang ia jadi terkenal. Ia tak menjawab panggilan telepon Soo Young. Ia heran kenapa Joon Ha melakukan hal yang sia-sia seperti ini, padahal hanya setitik debu yang dimiliki Min Young yang diungkap pada publik.
Joon Ha : “Apa maksudmu?”
Hee Sun bilang tak tahu atau dia sendiri ga mau bilang. Joon Ha memaksa Hee Sun bicara lebih jelas. Hee Sun meninggikan suara kalau ia tak tahu. Ia mengatakan kalau ia juga kesal. Ia hanya kesal pada semuanya.
Min Young melihat kalau Bibi masih merasa bersalah. Ia menghibur dan mengatakan kalau Bibi tak perlu khawatir, karena hal seperti ini akan hilang dengan sendirinya begitu ada isu baru yang muncul.
Bibi berkata kalau kekhawatirannya bukan karena itu, “Aku hanya shock karena kemiripan situasi ini dengan masa lalu. Ketika kakakmu sedang membicarakan kampanye calon Presiden, mereka menggali privasi keluarga dan menyebabkan kekacauan. Aku teringat itu.”
Min Young menilai ketakutan Bibinya ini seperti seekor kucing yang takut akan air. Ia menyarankan Bibi tak usah berlebihan menaggapi masalah ini. Bibi juga mengingatkan bukankah Min Young tahu kalau ia ini orangnya sensitif. Bibi yang sedih berusaha tersenyum.
Di gedung parlemen tepatnya di kantor Min Young. Mereka berlima berkumpul. Dong Sook menilai akan percuma kalau menyumbunyikannya, banyak kritikan yang datang dari anggota partai bahkan ada yang ingin mengundurkan diri dari anggota mereka. Yoon Hee yakin kalau tak lama lagi situasi ini akan mereda. Yoon Ki tanya apa meraka akan duduk diam saja. Joon Ha menarik nafas kalau sekarang tak ada yang bisa dilakukan.
Ketua Go memberikan tugas pada Soo Young untuk melakukan konferensi pers. Soo Young heran untuk apa. Ketua Go berkata kalau semua juru bicara dari GKP sudah sibuk dengan masalah mereka sendiri-sendiri (masalah skandal gitu) Ia pun menunjuk Soo Young untuk mengeluarkan kemampuan menjadi juru bicara GKP atas kasus Min Young.
Soo Young harus mengeluarkan pernyataan pada pers nih terkait kasus Min Young. Soo Young bingung.
Soo Young pun melakukan konferensi pers menjadi juru bicara perwakilan partainya.
“Penyalahgunaan kekuasaan yang telah terjadi dan untuk janji-janji yang tak konsisten.....”
Soo Young berhenti bicara ketika rombongan Min Young masuk ke ruang konferensi pers. Semua reporter berbalik melihat siapa yang datang. Hee Sun ada di antara para reporter yang meliput.
Soo Young menatap tajam, “.....dan pembohongan pada publik dan semua peristiwa yang mengecewakan rakyat. Partai GKP kami dengan sungguh-sungguh menyampaikan maaf dan penyesalan yang sangat mendalam.”
Soo Young dan Min Young saling menatap tajam penuh ketegangan.
Komentar :
Nonton drama ini benar-benar banyak belajar tentang hukum n politik. Ya walaupun disajikan dalam komedi tapi tetep intrik dalam politik itu ada. Kasus politik yang diangkat di drama ini pun menarik, ya walaupun terkesan umum n banyak terjadi dimana-mana.
Ya (mungkin) ada wakil rakyat di parlemen kita yang seperti Noh Min Young, seorang wakil rakyat yang benar-benar bicara atas nama rakyat. Tapi keberadaan mereka dihimpit oleh anggota parlemen dari partai yang dominan. Jadi suara rakyat yang disuarakan hanya sebatas RUU saja yang belum disahkan cckckckckc.
Jadi benarkah Hee Sun yang menulis artikel berita itu. Apa Ketua Go ikut ambil bagian atas keluarnya artikel itu, hmm kayaknya sih iya...
Di antara berbagai isu politik, drama ini tetap menyuguhkan kesegarannya. Mulai dari adegan sweet Young-Young couple sampai adegan licik kolaborasi antara Soo Young dan Bong Shik pada mereka yang sudah lancang terhadap wanita yang mereka sukai. hahahaha.... adegan sepakbola benar-benar membuat saya ga bisa berhenti tertawa.
Ya Ampun... sweeeetttt banget Young Couple... bikin iri lihat piku2 n baca cerita nya... <3
ReplyDeletekaya scene di lapangan bola kocak 2 laki2 yg marah karna wanita yg di sukai delecehkan.. seru banget, balas dendam nya childish banget tapi kocak banget...hahahha :D
pengen cepet2 beli Dvd Nya... :)
Drama ini bagus cuma gw heran kenapa rating di sana rendah banget padahal chemistri antara shin ha kyun ama lee min jung dapet banget.
ReplyDelete